Siklus Kehidupan dan Kematian Berbagai Orang Beriman

20 Mei 2019

Kita baru saja membahas siklus kehidupan dan kematian orang-orang di kategori pertama, orang-orang tidak percaya. Sekarang, marilah kita bahas siklus di kategori kedua, berbagai macam orang beriman. "Siklus kehidupan dan kematian berbagai macam orang beriman" juga merupakan topik yang sangat penting, dan engkau semua sangat perlu memiliki sedikit pemahaman tentang hal itu. Pertama, marilah kita bicara tentang mengacu pada iman manakah kata "iman" dalam "orang-orang beriman": itu mengacu pada kepercayaan Yudaisme, Kristen, Katolik, Islam, dan Buddha, kelima agama besar. Selain dari orang-orang tidak percaya, orang-orang yang percaya pada kelima agama ini memenuhi sebagian besar penduduk dunia. Di antara kelima agama ini, hanya sedikit orang yang benar-benar beriman, tetapi agama-agama ini memiliki banyak pengikut. Mereka akan pergi ke sebuah tempat yang berbeda ketika mereka meninggal. "Berbeda" dari siapa? Dari orang-orang tidak percaya—orang-orang yang tidak beriman—yang baru saja kita bicarakan. Setelah mereka meninggal, orang-orang percaya dari kelima agama ini pergi ke tempat lain, suatu tempat yang berbeda dari orang-orang tidak percaya. Namun, prosesnya sama; dunia roh juga akan membuat penilaian tentang mereka berdasarkan segala hal yang telah mereka lakukan sebelum mereka meninggal, yang sesudahnya mereka akan diproses sesuai dengan hal tersebut. Tetapi, mengapa orang-orang ini dikirim ke sebuah tempat yang berbeda untuk diproses? Ada alasan penting untuk hal ini. Apakah ini? Aku akan menjelaskannya padamu dengan menggunakan sebuah contoh. Tetapi sebelumnya, engkau semua mungkin berpikir sendiri: "Mungkin itu karena mereka punya sedikit kepercayaan kepada Tuhan! Mereka bukan sepenuhnya orang-orang tidak percaya." Namun, bukan ini alasannya. Ada alasan yang sangat penting mengapa mereka dipisahkan dari yang lain.

Ambillah contoh agama Buddha. Aku akan memberitahu engkau semua sebuah fakta. Seorang Budha adalah, pertama-tama, seseorang yang telah menganut agama Budha, dan ini adalah orang yang mengetahui kepercayaan mereka. Ketika seorang Budha memotong rambut mereka dan menjadi seorang biksu atau biksuni, ini artinya mereka telah memisahkan diri dari dunia sekuler, meninggalkan hiruk-pikuk dunia manusia. Setiap hari, mereka membaca sutra dan melantunkan nama-nama Budha, hanya makan makanan vegetarian, menjalani kehidupan bertapa, dan mereka melewati hari-hari mereka ditemani cahaya dingin dan remang-remang dari lampu minyak. Mereka menghabiskan seluruh hidup mereka dengan cara ini. Ketika kehidupan jasmani seorang Budha berakhir, mereka membuat rangkuman dari kehidupan mereka, tetapi di dalam hati mereka, mereka tidak tahu ke mana mereka akan pergi setelah mereka meninggal, siapa yang akan mereka jumpai, dan apa akhir yang akan mereka alami: Jauh di lubuk hati, mereka tidak paham tentang hal-hal ini. Mereka tidak melakukan apa-apa selain membabi buta membawa semacam iman sepanjang hidup mereka, setelah itu mereka berangkat dari dunia manusia disertai dengan harapan dan cita-cita mereka yang buta. Demikianlah berakhirnya kehidupan jasmani mereka ketika mereka meninggalkan dunia orang hidup; setelah itu, mereka kembali ke tempat asal mereka di dunia roh. Apakah orang ini akan bereinkarnasi untuk kembali ke dunia dan melanjutkan pembinaan diri mereka sendiri atau tidak tergantung pada perilaku dan kebiasaan mereka sebelum kematian mereka. Jika mereka tidak melakukan kesalahan selama masa hidup mereka, mereka akan segera bereinkarnasi dan dikirim kembali ke dunia, di mana mereka akan sekali lagi menjadi biksu atau biksuni. Artinya, mereka berlatih membina diri sendiri selama masa hidup jasmani mereka sebagaimana mereka pertama kali berlatih membina diri, lalu mereka mati dan kembali ke alam roh setelah kehidupan jasmani mereka selesai, di mana mereka diperiksa. Setelah itu, jika tidak ada masalah, mereka dapat kembali sekali lagi ke dunia manusia, dan sekali lagi menganut agama Buddha dan melanjutkan pembinaan diri mereka. Setelah bereinkarnasi tiga hingga tujuh kali, mereka sekali lagi akan kembali ke dunia roh, ke tempat mereka pergi setiap kali kehidupan jasmani mereka berakhir. Jika berbagai kualifikasi dan perilaku mereka di dunia manusia sesuai dengan maklumat surgawi dari dunia roh, maka mulai saat ini dan seterusnya mereka akan tetap tinggal di sana; mereka tidak akan lagi bereinkarnasi sebagai manusia, juga tidak akan ada risiko mereka dihukum karena melakukan kejahatan di dunia. Mereka tidak akan pernah lagi mengalami proses ini. Sebaliknya, sesuai keadaan mereka, mereka akan menduduki jabatan di dunia roh. Inilah yang disebut umat Budha sebagai "mencapai Kebudhaan". Pencapaian Kebudhaan terutama berarti mencapai hasil dengan menjadi pejabat dunia roh dan, setelah itu, tidak lagi bereinkarnasi atau berisiko dihukum. Bahkan, hal tersebut berarti tidak lagi menanggung situasi yang buruk sebagai manusia setelah bereinkarnasi. Jadi, apakah masih ada kemungkinan mereka bereinkarnasi sebagai binatang? (Tidak.) Ini berarti bahwa mereka tetap mengambil peran di dunia roh, dan tidak akan bereinkarnasi lagi. Ini adalah salah satu contoh mencapai hasil Kebudhaan dalam agama Budha. Sedangkan bagi mereka yang tidak mencapai hasil, setelah mereka kembali ke dunia roh, mereka menjadi sasaran pemeriksaan dan verifikasi pejabat terkait, yang mendapati bahwa saat masih hidup, mereka tidak dengan rajin membina diri atau bersungguh-sungguh dalam membaca sutra dan melantunkan nama-nama Budha seperti yang ditentukan oleh agama Budha, dan sebaliknya, mereka berbuat banyak kejahatan, dan terlibat dalam banyak perilaku yang jahat. Kemudian, di dunia roh dibuat suatu keputusan tentang kejahatan mereka, dan sesudah itu mereka pasti akan dihukum. Dalam hal ini, tidak ada pengecualian. Jika demikian, kapankah orang seperti ini akan memperoleh hasil? Pada suatu kehidupan ketika mereka tidak melakukan kejahatan—ketika, setelah kembali ke dunia roh, terlihat bahwa mereka tidak melakukan kesalahan apa pun sebelum mereka meninggal. Mereka kemudian terus bereinkarnasi, terus membaca sutra dan melantunkan nama-nama Budha, melewati hari-hari mereka dengan cahaya dingin dan remang-remang dari lampu minyak, mereka tidak membunuh makhluk hidup apa pun, tidak makan daging, dan tidak mengambil bagian dalam dunia manusia, meninggalkan segala persoalannya jauh di belakang, dan tidak memiliki perselisihan dengan orang lain. Selama proses ini, bila mereka tidak melakukan kejahatan, maka mereka kembali ke dunia roh, dan setelah semua tindakan dan perilaku mereka diselidiki, mereka sekali lagi dikirim ke dunia manusia, dalam siklus yang berlangsung selama tiga sampai tujuh kali. Jika tidak ada pelanggaran selama masa ini, maka pencapaian Kebudhaan mereka akan tetap tidak terpengaruh, dan tidak akan tertunda. Inilah ciri dari siklus kehidupan dan kematian semua orang beriman: mereka mampu "mencapai hasil", dan menduduki jabatan di dunia roh. Inilah yang membedakan mereka dengan orang-orang tidak percaya. Pertama-tama, selama mereka masih hidup di dunia, bagaimana perilaku orang-orang yang mampu menduduki jabatan di dunia roh? Mereka sama sekali tidak boleh melakukan kejahatan: Mereka tidak boleh melakukan pembunuhan, pembakaran, pemerkosaan, atau penjarahan; jika mereka melakukan kecurangan, penipuan, pencurian, atau perampokan, mereka tidak dapat mencapai hasil. Dengan kata lain, jika mereka memiliki sangkut paut atau kaitan dengan kejahatan, mereka tidak akan dapat lolos dari hukuman dunia roh. Dunia roh membuat pengaturan yang sesuai bagi orang-orang Budha yang mencapai Kebudhaan: mereka mungkin ditugaskan untuk mengurus orang-orang yang tampaknya percaya pada agama Buddha, dan pada Orang Tua di Langit—mereka mungkin akan diberi wewenang hukum. Mereka mungkin hanya diberi tanggung jawab mengurus orang-orang tidak percaya atau menduduki jabatan-jabatan yang sangat tidak penting. Alokasi tersebut sesuai dengan natur jiwa-jiwa mereka. Ini merupakan contoh dari agama Buddha.

Di antara kelima agama yang telah kita bicarakan, Kekristenan agak istimewa. Apa yang membuat orang-orang Kristen istimewa? Mereka adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan yang benar. Bagaimana mungkin mereka yang percaya kepada Tuhan yang benar itu termasuk di sini? Karena Kekristenan itu adalah semacam iman, maka tidak diragukan lagi, Kekristenan hanya terkait dengan iman; itu adalah semacam tata cara, semacam agama, dan sesuatu yang berbeda dari iman orang-orang yang benar-benar mengikuti Tuhan. Alasan mengapa Aku memasukkannya dalam daftar lima agama besar adalah karena Kekristenan itu telah diturunkan ke tingkat yang sama seperti Yudaisme, Buddha, dan Islam. Kebanyakan orang Kristen tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, atau bahwa Dia berkuasa atas segala hal, apalagi percaya pada keberadaan-Nya. Sebaliknya, mereka hanya menggunakan Alkitab untuk berbicara tentang teologi dan menggunakan teologi untuk mengajar orang-orang agar berbuat baik, bertahan dalam penderitaan, dan melakukan hal-hal yang baik. Kekristenan telah menjadi agama semacam itu: Agama itu hanya berkonsentrasi pada teori-teori teologi, sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Tuhan dalam mengelola dan menyelamatkan manusia. Itu telah menjadi agama dari orang-orang yang mengikuti Tuhan, tetapi sebenarnya tidak diakui oleh Tuhan. Namun, Tuhan juga memiliki sebuah prinsip dalam pendekatan-Nya kepada orang-orang seperti itu. Dia tidak secara sembarangan menangani dan mengurus mereka sesuka hati, dengan cara yang sama seperti pada orang-orang tidak percaya. Dia memperlakukan mereka sama seperti Dia memperlakukan umat Buddha: Jika, ketika masih hidup, seorang Kristen bisa berlatih disiplin diri, mampu secara ketat menaati Sepuluh Perintah Tuhan dan menaati hukum dan perintah-perintah itu serta menuntut diri mereka sendiri untuk berperilaku menurut hukum-hukum dan perintah-perintah, dan jika mereka dapat mengikuti semua itu seumur hidup mereka, maka mereka juga harus menghabiskan jumlah waktu yang sama melewati siklus kehidupan dan kematian sebelum mereka benar-benar dapat mencapai apa yang disebut "pengangkatan". Setelah mencapai pengangkatan ini, mereka tetap tinggal di dunia roh, di mana mereka menduduki jabatan dan menjadi salah satu dari petugasnya. Demikian pula, jika mereka melakukan kejahatan di dunia, jika mereka terlalu berdosa dan melakukan terlalu banyak dosa, tidak dapat dihindari mereka akan dihukum dan didisiplinkan dengan tingkat kekerasan yang berbeda-beda. Dalam agama Buddha, mencapai hasil berarti masuk ke Tanah Suci Kebahagiaan Tertinggi, tetapi disebut apakah ini dalam agama Kristen? Ini disebut "masuk surga" dan "diangkat". Mereka yang benar-benar diangkat juga menjalani siklus kehidupan dan kematian tiga sampai tujuh kali, kemudian, setelah meninggal, mereka datang ke dunia roh, seolah-olah mereka telah jatuh tertidur. Jika mereka mencapai standar, mereka dapat tetap tinggal untuk memegang sebuah jabatan dan, tidak seperti orang-orang di bumi, mereka tidak akan bereinkarnasi dengan cara yang sederhana, atau menurut ketentuan.

Dari antara semua agama ini, akhir yang mereka bicarakan dan tujuan yang mereka perjuangkan sama dengan pencapaian hasil dalam agama Buddha; hanya saja "hasil" tersebut dicapai dengan cara yang berbeda. Semua tujuan akhirnya serupa. Untuk sebagian orang dari agama-agama ini, yang mampu menaati ajaran-ajaran agama dalam perilaku mereka, Tuhan memberi mereka tempat tujuan yang sesuai, tempat yang sesuai untuk dituju, dan menangani mereka dengan tepat. Semua ini masuk akal, tetapi tidak seperti yang dibayangkan oleh orang-orang, kan? Sekarang, setelah mendengar tentang apa yang terjadi pada orang-orang dalam Kekristenan, bagaimana perasaanmu? Apakah engkau merasa bahwa penderitaan mereka tidak adil? Apakah engkau bersimpati terhadap mereka? (Sedikit.) Tidak ada yang bisa dilakukan; mereka hanya dapat menyalahkan diri mereka sendiri. Mengapa Aku berkata demikian? Pekerjaan Tuhan itu benar; Dia itu hidup dan nyata, dan pekerjaan-Nya ditujukan pada seluruh umat manusia dan setiap individu. Lalu, mengapa mereka tidak mau menerima hal ini? Mengapa mereka menentang dan menganiaya Tuhan dengan panik? Mereka seharusnya menganggap diri mereka beruntung, bahkan memiliki akhir seperti ini, jadi mengapa engkau semua merasa kasihan kepada mereka? Mereka ditangani dengan cara ini menunjukkan toleransi yang besar. Berdasarkan sejauh mana mereka menentang Tuhan, mereka seharusnya dihancurkan, namun Tuhan tidak melakukan hal ini; Dia justru menangani Kekristenan sama dengan agama biasa. Jadi, perlukah untuk membicarakan secara lebih rinci tentang agama-agama yang lain itu? Karakteristik yang khas dari semua agama ini adalah agar manusia dapat menahan lebih banyak penderitaan, tidak melakukan kejahatan, melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, tidak menyumpahi orang lain, tidak menghakimi orang lain, menjauhkan diri dari perselisihan, dan menjadi orang baik—kebanyakan ajaran agama seperti ini. Oleh karena itu, jika orang-orang beriman ini—orang-orang dari berbagai agama dan golongan ini—dapat dengan teguh menaati ajaran-ajaran agama, mereka tidak akan melakukan kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa besar sewaktu mereka berada di dunia; dan setelah bereinkarnasi tiga sampai tujuh kali, orang-orang ini, orang-orang yang mampu dengan teguh menaati ajaran-ajaran agama, akan tetap memegang jabatan di dunia roh. Apakah ada banyak orang seperti itu? (Tidak, tidak banyak.) Apakah dasar jawabanmu? Tidak mudah untuk berbuat baik, atau menaati aturan-aturan dan hukum-hukum agama itu. Agama Budha tidak mengizinkan manusia memakan daging—bisakah engkau melakukan itu? Jika engkau harus mengenakan jubah abu-abu dan membaca sutra dan melantunkan nama-nama Buddha di kuil Buddha sepanjang hari, bisakah engkau melakukannya? Itu tidak akan mudah. Kekristenan memiliki Sepuluh Perintah Tuhan, perintah-perintah dan hukum-hukum, apakah semua itu mudah untuk ditaati? Tidak! Ambillah contoh menyumpahi orang lain: Manusia tidak mampu menaati peraturan ini. Tidak mampu menahan diri, mereka mengumpat—dan setelah mengumpat mereka tidak dapat menariknya kembali, jadi apa yang mereka lakukan? Pada malam hari mereka mengakui dosa-dosa mereka. Terkadang setelah mereka menyumpahi orang lain, masih ada kebencian di dalam hati mereka, dan mereka bahkan sampai merencanakan kapan mereka akan menyakiti orang-orang itu lagi. Singkatnya, bagi mereka yang hidup di antara dogma-dogma yang mati ini, tidak mudah untuk tidak berdosa atau melakukan kejahatan. Oleh karena itu, di setiap agama, hanya sedikit orang yang benar-benar bisa mencapai hasil. Engkau mengira bahwa karena begitu banyaknya orang-orang yang menganut agama-agama ini, banyak yang akan dapat tetap tinggal dan memegang jabatan di alam roh. Namun, tidak sebanyak itu, hanya sedikit yang bisa mencapainya. Itulah gambaran secara umum siklus kehidupan dan kematian orang-orang beriman. Yang membedakan mereka adalah bahwa mereka dapat mencapai hasil, dan inilah yang membedakan mereka dengan orang-orang tidak percaya.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik X"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Apakah dunia roh itu?

Dalam dunia materi, kapanpun manusia tidak memahami hal-hal atau fenomena tertentu, mereka dapat mencari informasi yang relevan atau...

Tinggalkan Balasan