Siklus Kehidupan dan Kematian Orang-Orang Tidak Percaya

20 Mei 2019

Siklus Kehidupan dan Kematian Orang-Orang Tidak Percaya

Mari kita mulai dengan siklus kehidupan dan kematian orang-orang tidak percaya. Setelah meninggal, seseorang diambil oleh petugas dari dunia roh. Apa tepatnya yang diambil darinya? Bukan tubuh jasmaninya, tetapi rohnya. Ketika rohnya diambil, ia tiba di tempat yang merupakan kantor dunia roh, yang secara khusus menerima roh orang-orang yang baru saja meninggal. (Catatan: Tempat pertama yang didatangi oleh roh seseorang setelah ia meninggal itu asing bagi roh tersebut.) Ketika mereka dibawa ke tempat ini, seorang petugas melakukan pemeriksaan pertama, memastikan nama, alamat, usia, dan semua pengalaman mereka. Segala sesuatu yang mereka lakukan saat masih hidup dicatat dalam sebuah buku dan dipastikan ketepatannya. Setelah semuanya diperiksa, perilaku dan tindakan orang tersebut di sepanjang hidupnya digunakan untuk menentukan apakah ia akan dihukum atau terus bereinkarnasi sebagai seorang manusia, yang merupakan tahap pertama. Apakah tahap pertama ini menakutkan? Tahap ini tidak terlalu menakutkan, karena satu-satunya hal yang telah terjadi adalah orang tersebut telah tiba di sebuah tempat yang gelap dan asing.

Pada tahap kedua, jika orang ini telah melakukan banyak hal buruk sepanjang hidupnya dan melakukan banyak perbuatan jahat, maka ia akan dibawa ke tempat hukuman untuk dihukum. Itu akan menjadi tempat yang sengaja digunakan untuk menghukum orang. Seluk-beluk tentang bagaimana mereka dihukum tergantung pada dosa-dosa yang telah mereka lakukan, dan berapa banyak hal-hal jahat yang mereka lakukan sebelum mereka meninggal—ini adalah situasi pertama yang terjadi pada tahap kedua. Karena hal-hal buruk yang mereka perbuat dan kejahatan yang mereka lakukan sebelum mereka meninggal, ketika mereka bereinkarnasi setelah dihukum—ketika mereka sekali lagi terlahir ke dunia materi—beberapa orang akan tetap menjadi manusia, dan beberapa akan menjadi binatang. Artinya, setelah seseorang kembali ke dunia roh, ia dihukum karena kejahatan yang telah ia lakukan; terlebih lagi, karena hal-hal jahat yang telah ia perbuat, dalam reinkarnasi berikutnya ia mungkin tidak kembali sebagai seorang manusia, melainkan sebagai seekor binatang. Mereka mungkin bisa menjadi sapi, kuda, babi, dan anjing. Beberapa orang mungkin menjadi burung, atau bebek atau angsa .... Setelah mereka bereinkarnasi sebagai binatang, ketika mereka meninggal lagi, mereka akan kembali ke dunia roh. Di sana, sebagaimana sebelumnya, berdasarkan perilaku mereka sebelum mereka meninggal, dunia roh akan memutuskan apakah mereka akan bereinkarnasi sebagai manusia atau tidak. Sebagian besar orang melakukan terlalu banyak kejahatan, dan dosa-dosa mereka terlalu menyedihkan, sehingga ketika mereka harus bereinkarnasi menjadi binatang sebanyak tujuh hingga dua belas kali. Tujuh hingga dua belas kali—apakah itu tidak mengerikan? (Itu mengerikan.) Apa yang menakutkan bagi engkau semua? Seseorang menjadi seekor binatang—itu mengerikan. Dan bagi seseorang, apa yang paling menyakitkan dari menjadi seekor binatang? Tidak memiliki bahasa, hanya memiliki pemikiran yang sederhana, hanya mampu melakukan hal-hal yang dilakukan binatang dan makan apa yang dimakan binatang, memiliki pola pikir sederhana dan bahasa tubuh seekor binatang, tidak mampu berjalan tegak, tidak mampu berkomunikasi dengan manusia, dan fakta bahwa tidak satu pun perilaku dan aktivitas manusia berkaitan dengan binatang. Artinya, di antara segala hal, menjadi binatang membuatmu menjadi yang terendah dari semua makhluk hidup, dan jauh lebih menderita daripada menjadi manusia. Inilah salah satu aspek dari hukuman dunia roh terhadap mereka yang telah membuat banyak kejahatan dan melakukan dosa-dosa besar. Dalam hal beratnya hukuman, ini ditentukan dengan menjadi jenis binatang apakah mereka. Misalnya, apakah menjadi seekor babi lebih baik daripada menjadi seekor anjing? Apakah seekor babi memiliki kehidupan yang lebih baik atau lebih buruk daripada seekor anjing? Lebih buruk, bukan? Jika manusia menjadi seekor sapi atau seekor kuda, apakah mereka akan hidup lebih baik atau lebih buruk daripada menjadi seekor babi? (Lebih baik.) Akankah seseorang merasa lebih nyaman jika dilahirkan kembali sebagai seekor kucing? Dia tetap akan menjadi binatang, tetapi menjadi kucing lebih mudah daripada menjadi kuda atau sapi, karena kucing dapat bermalas-malasan dan melewatkan sebagian besar waktunya untuk tidur. Menjadi seekor sapi atau kuda lebih melelahkan. Oleh karena itu jika seseorang bereinkarnasi sebagai seekor sapi atau kuda, mereka harus bekerja keras—yang mirip seperti hukuman yang berat. Menjadi seekor anjing sedikit lebih baik daripada seekor sapi atau kuda, karena seekor anjing memiliki hubungan yang lebih dekat dengan tuannya. Beberapa anjing, setelah menjadi binatang kesayangan selama sekian tahun, mampu memahami banyak hal yang dikatakan oleh tuannya. Terkadang, anjing dapat menyesuaikan diri dengan suasana hati dan permintaan tuannya, sehingga tuannya memperlakukan anjing itu dengan lebih baik, dan anjing itu makan dan minum dengan lebih baik, dan ketika merasa kesakitan, anjing itu mendapatkan perawatan lebih—jadi tidakkah anjing itu menikmati hidup yang bahagia? Karena itu, menjadi anjing lebih baik daripada menjadi sapi atau kuda. Dalam hal ini, beratnya hukuman seseorang menentukan berapa kali mereka bereinkarnasi sebagai binatang, dan jenis yang mana.

Karena mereka melakukan begitu banyak dosa ketika mereka masih hidup, beberapa orang dihukum dengan bereinkarnasi sebagai binatang sebanyak tujuh hingga dua belas kali. Setelah dihukum berkali-kali, ketika mereka kembali ke dunia roh, mereka dibawa ke tempat lain—sebuah tempat di mana berbagai roh telah dihukum dan jarang ada jenis roh yang sedang mempersiapkan diri untuk bereinkarnasi sebagai manusia. Di lokasi ini, tiap roh dikelompokkan menurut jenis keluarga seperti apa tempat mereka akan dilahirkan, peran apa yang akan mereka mainkan setelah mereka bereinkarnasi, dan seterusnya. Sebagai contoh, beberapa orang akan menjadi penyanyi ketika mereka datang ke dunia ini, jadi mereka ditempatkan di antara para penyanyi; beberapa akan menjadi pebisnis ketika mereka datang ke dunia ini, jadi mereka ditempatkan di antara para pebisnis; dan jika seseorang akan menjadi peneliti ilmiah ketika mereka menjadi manusia, mereka ditempatkan di antara para peneliti ilmiah. Setelah mereka dikelompokkan, masing-masing dikirim sesuai dengan waktu dan tanggal yang ditentukan, sebagaimana orang mengirim e-mail saat ini. Dengan ini satu siklus kehidupan dan kematian akan menjadi lengkap. Dari hari ketika seseorang tiba di dunia roh sampai akhir hukuman mereka, atau sampai mereka telah bereinkarnasi sebagai binatang berkali-kali, dan bersiap untuk bereinkarnasi sebagai manusia, proses ini lengkap.

Sedangkan bagi mereka yang telah selesai dihukum dan tidak bereinkarnasi sebagai binatang, akankah mereka dengan cepat dikirim ke dunia materi untuk berinkarnasi menjadi manusia? Atau akan berapa lamakah waktunya sebelum mereka bisa tiba di antara manusia? Berapa seringkah hal ini dapat terjadi? Ada batasan waktu untuk hal ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia roh tunduk pada batasan dan aturan waktu yang tepat—yang, jika Kujelaskan dengan angka, engkau semua akan mengerti. Bagi mereka yang bereinkarnasi dalam jangka waktu singkat, ketika mereka meninggal, sudah akan ada persiapan bagi mereka untuk bereinkarnasi sebagai manusia. Waktu tersingkat untuk hal ini terjadi adalah tiga hari. Bagi beberapa orang, dibutuhkan waktu tiga bulan, bagi beberapa orang dibutuhkan waktu tiga tahun, bagi beberapa orang dibutuhkan waktu tiga puluh tahun, bagi beberapa orang dibutuhkan waktu tiga ratus tahun, dan seterusnya. Jadi, apa yang bisa dikatakan tentang aturan waktu ini, dan apa rinciannya? Semua itu didasarkan pada apa yang dunia materi—dunia manusia—butuhkan dari sebuah roh dan peran yang akan dimainkan oleh roh tersebut di dunia ini. Ketika seseorang bereinkarnasi sebagai manusia biasa, sebagian besar dari mereka bereinkarnasi dengan cepat, karena dunia manusia sangat membutuhkan orang-orang semacam itu—sehingga, tiga hari kemudian, mereka dikirim kembali ke sebuah keluarga yang sama sekali berbeda dengan keluarga tempat mereka tinggal sebelum mereka meninggal. Namun, ada beberapa orang yang memainkan sebuah peran istimewa di dunia ini. "Istimewa" berarti bahwa tidak ada banyak permintaan akan orang-orang ini di dunia manusia; tidak diperlukan banyak orang untuk memainkan peran semacam itu, sehingga mungkin perlu waktu tiga ratus tahun. Dengan kata lain, roh ini hanya akan datang sekali setiap tiga ratus tahun, atau bahkan sekali setiap tiga ribu tahun. Mengapa demikian? Karena nyatanya selama tiga ratus tahun atau tiga ribu tahun, peran semacam itu tidak diperlukan di dunia manusia, sehingga mereka ditahan di suatu tempat di dunia roh. Ambil saja Confusius sebagai contoh: Ia memiliki dampak yang mendalam pada budaya tradisional Tiongkok, dan kedatangannya sangat mempengaruhi budaya, pengetahuan, tradisi, dan pemikiran orang-orang pada waktu itu. Namun, seseorang seperti ini tidak diperlukan di setiap zaman, sehingga dia harus tetap di dunia roh, menunggu di sana selama tiga ratus atau tiga ribu tahun sebelum bereinkarnasi. Karena dunia manusia tidak sedang membutuhkan seseorang seperti ini, dia harus menunggu tanpa melakukan apa-apa, karena hanya ada sangat sedikit peran seperti itu, hanya sedikit yang perlu dilakukannya. Jadi dia harus ditahan di suatu tempat di dunia roh untuk waktu yang lama, tidak melakukan apa-apa, sampai ia perlu dikirim ketika dunia manusia membutuhkannya. Seperti itulah aturan waktu alam roh tentang seberapa sering kebanyakan orang bereinkarnasi. Apakah mereka orang biasa atau istimewa, dunia roh memiliki aturan yang sesuai dan praktik-praktik yang benar untuk memproses reinkarnasi mereka, dan aturan-aturan serta praktik-praktik ini diturunkan dari Tuhan, dan tidak ditentukan atau dikendalikan oleh para petugas atau makhluk apa pun di dunia roh. Sekarang engkau mengerti, bukan?

Bagi setiap roh, reinkarnasinya, apa perannya dalam kehidupan ini, dalam keluarga mana ia dilahirkan, dan seperti apa hidupnya terkait erat dengan masa hidup roh itu sebelumnya. Segala macam manusia datang ke dunia manusia, dan peran yang mereka mainkan berbeda-beda, demikian pula tugas-tugas yang mereka lakukan. Tugas-tugas apakah ini? Beberapa orang datang untuk membayar utang-utang: Jika mereka berutang uang terlalu banyak kepada orang lain di kehidupan sebelumnya, mereka datang untuk membayar kembali utang-itu dalam kehidupan ini. Sementara itu, beberapa orang datang untuk menagih utang-utang: Mereka ditipu dalam terlalu banyak perkara, dan sangat banyak uang dalam kehidupan mereka sebelumnya; akibatnya, setelah mereka tiba di dunia roh, dunia roh akan memberi mereka keadilan dan memperbolehkan mereka untuk menagih utang mereka dalam kehidupan ini. Beberapa orang datang untuk membayar utang budi: Selama kehidupan mereka sebelumnya—yakni reinkarnasi mereka sebelumnya—seseorang telah bersikap baik pada mereka, dan dalam kehidupan ini mereka diberi kesempatan yang besar untuk bereinkarnasi sehingga mereka terlahir kembali untuk membayar utang budi ini. Sementara itu, yang lainnya telah terlahir kembali dalam kehidupan ini untuk menuntut nyawa. Nyawa siapakah yang mereka tuntut? Orang yang membunuh mereka di kehidupan sebelumnya. Singkatnya, kehidupan setiap orang saat ini terkait erat dengan masa hidup mereka sebelumnya; kaitan ini dan tidak terpisahkan. Artinya, kehidupan setiap orang saat ini sangat dipengaruhi oleh kehidupan sebelumnya. Sebagai contohnya, sebelum meninggal, Zhang menipu Li sejumlah besar uang. Jadi apakah Zhang berutang kepada Li? Ya, jadi apakah wajar jika Li harus menagih utang itu dari Zhang? Akibatnya, setelah mereka meninggal, ada utang yang harus diselesaikan di antara mereka. Ketika mereka bereinkarnasi dan Zhang menjadi manusia, bagaimana Li menagih utangnya dari Zhang? Salah satu cara Li menagih utangnya itu adalah dengan dilahirkan kembali sebagai putra Zhang, Zhang menghasilkan banyak uang, dan uang itu dihambur-hamburkan oleh Li. Tidak peduli berapa banyak uang yang dihasilkan Zhang, putranya Li menghambur-hamburkannya. Tidak peduli berapa banyak yang dihasilkan Zhang, itu tidak pernah cukup, dan sementara itu, putranya, entah bagaimana selalu pada akhirnya menghabiskan uang ayahnya dengan berbagai cara dan sarana yang berbeda. Zhang sangat bingung dan bertanya-tanya: "Mengapa putraku selalu menjadi pembawa sial? Mengapa putra orang lain begitu baik? Mengapa putraku tidak memiliki ambisi, mengapa dia sangat tak berguna dan tidak mampu menghasilkan uang, mengapa aku harus selalu membiayainya? Karena aku harus membiayainya, aku akan melakukannya, tetapi mengapa tidak peduli berapa pun banyaknya uang yang kuberikan kepadanya, dia selalu membutuhkan lebih? Mengapa dia tidak bisa melakukan pekerjaan sehari-hari yang jujur, tetapi malah tidak melakukan apa-apa—bermalas-malasan, makan, minum, melacur, dan bertaruh? Apa sebenarnya yang sedang terjadi?" Zhang kemudian berpikir sejenak: "Bisa jadi aku memiliki utang kepadanya di kehidupan sebelumnya. Baiklah kalau begitu, aku akan melunasinya! Ini tidak akan berakhir sebelum aku membayarnya sampai lunas!" Harinya mungkin akan tiba ketika utang kepada Li benar-benar telah dibayar kembali, dan ketika dia berusia empat puluh atau lima puluh, akan tiba saatnya ketika dia tiba-tiba tersadar: "Aku belum melakukan satu pun hal yang baik selama separuh pertama hidupku! Aku telah menghambur-hamburkan semua uang yang dihasilkan ayahku—aku harus menjadi orang baik! Aku akan menguatkan diri: Aku akan menjadi orang yang jujur, dan hidup dengan baik, dan aku tidak akan pernah membawa kesedihan bagi ayahku lagi!" Mengapa dia berpikir demikian? Mengapa dia tiba-tiba berubah menjadi lebih baik? Apakah ada alasan untuk hal ini? Apa alasannya? (Karena Li telah menagih utangnya; Zhang telah membayar utangnya.) Dalam hal ini, ada sebab dan akibat. Kisah ini telah dimulai sejak lama, jauh sebelum mereka berdua dilahirkan, dan kisah tentang mereka di kehidupan yang lalu telah dibawa ke kehidupan mereka saat ini, dan tidak satu pun dari mereka dapat menyalahkan yang lainnya. Terlepas dari apa pun yang diajarkan Zhang kepada putranya, putranya tidak pernah mendengarkan, dan tidak pernah melakukan pekerjaan sehari-hari yang jujur—tetapi pada hari utang itu dilunasi, tidak perlu lagi untuk mengajarinya—putranya secara alami mengerti. Ini adalah sebuah contoh yang sederhana. Adakah banyak contoh lain semacam itu? (Ya.) Apa arti hal ini bagi manusia? (Bahwa mereka harus baik dan tidak boleh melakukan kejahatan.) Bahwa mereka tidak seharusnya melakukan kejahatan, dan akan ada pembalasan atas kejahatan mereka! Kebanyakan orang tidak percaya melakukan banyak kejahatan, dan kejahatan mereka telah memperoleh pembalasan, kan? Namun, apakah pembalasan ini terjadi secara sembarangan? Semua yang mendapatkan pembalasan memiliki latar belakang dan alasan. Apakah engkau pikir tidak akan terjadi apa pun kepadamu setelah engkau menipu uang seseorang? Apakah engkau pikir bahwa, setelah menipu uang mereka, tidak akan ada konsekuensi bagimu setelah engkau mengambil uang mereka? Itu tidak mungkin, akan ada konsekuensi! Terlepas dari siapa pun mereka, atau apakah mereka percaya bahwa Tuhan itu ada, setiap orang harus bertanggung jawab atas perilaku mereka, dan menanggung akibat dari tindakan mereka. Berkenaan dengan contoh sederhana ini—Zhang dihukum, dan Li dibayar kembali—bukankah ini adil? Ketika manusia melakukan perkara-perkara semacam itu, ada akibat semacam itu. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan dunia roh. Meskipun menjadi orang-orang tidak percaya, yakni orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan, keberadaan mereka tunduk pada maklumat dan ketetapan surgawi tersebut, tidak seorang pun dapat meloloskan diri darinya dan tidak seorang pun bisa menghindari kenyataan ini.

Mereka yang tidak beriman sering kali percaya bahwa segala sesuatu yang dapat dilihat oleh manusia itu ada, sedangkan segala sesuatu yang tidak dapat dilihat, atau sangat jauh dari manusia, tidak ada. Mereka lebih suka percaya bahwa tidak ada "siklus kehidupan dan kematian", dan tidak ada "hukuman"; sehingga mereka berdosa dan melakukan kejahatan tanpa penyesalan. Setelah itu, mereka dihukum, atau bereinkarnasi sebagai binatang. Kebanyakan dari beragam manusia di antara orang-orang tidak percaya terjatuh ke dalam lingkaran setan ini. Ini karena mereka tidak mengetahui bahwa dunia roh sangat ketat dalam pemerintahannya atas semua makhluk hidup. Apakah engkau percaya atau tidak, inilah faktanya, karena tidak satu orang atau objek pun yang dapat luput dari jangkauan pengamatan Tuhan, dan tidak satu orang atau objek pun yang dapat luput dari aturan-aturan dan batasan-batasan maklumat dan ketetapan surgawi-Nya. Jadi, contoh yang sederhana ini memberi tahu semua orang bahwa tidak peduli apakah engkau percaya kepada Tuhan atau tidak, berbuat dosa dan melakukan kejahatan itu tidak dapat diterima, dan ada konsekuensi untuk semua tindakan itu. Ketika seseorang yang menipu uang orang lain dihukum dengan cara demikian, hukuman semacam itu adil. Perilaku yang biasa terlihat semacam ini mendapat hukuman di dunia roh, dan hukuman seperti itu diberikan atas dasar ketetapan dan maklumat surgawi dari Tuhan. Oleh karena itu, perilaku kriminal yang menyedihkan dan perilaku jahat yang parah—pemerkosaan dan penjarahan, penggelapan dan penipuan, pencurian dan perampokan, pembunuhan dan pembakaran, dan seterusnya—terlebih lagi akan terkena serangkaian hukuman yang berbeda-beda beratnya. Apa sajakah yang termasuk hukuman yang berbeda-beda beratnya ini? Beberapa di antaranya menentukan tingkat beratnya hukuman dengan menggunakan waktu, beberapa menggunakan metodologi yang berbeda, dan yang lain dengan menentukan ke mana manusia pergi ketika mereka bereinkarnasi. Misalnya, beberapa orang bermulut kotor. Apakah arti "bermulut kotor" itu? Bermulut kotor berarti sering mengumpat pada orang lain dan menggunakan kata-kata jahat yang mengutuk orang. Apa artinya kata-kata jahat? Itu menunjukkan bahwa seseorang memiliki hati yang jahat. Kata-kata kotor yang mengutuk orang sering keluar dari mulut orang-orang seperti itu, dan kata-kata jahat semacam itu akan mendatangkan akibat yang berat. Setelah orang-orang ini meninggal dan menerima hukuman yang setimpal, mereka mungkin terlahir kembali sebagai orang bisu. Beberapa orang penuh perhitungan ketika mereka masih hidup; mereka sering memanfaatkan orang lain, maksud jahat mereka terencana dengan sangat baik, dan mereka melakukan banyak hal yang merugikan orang lain. Ketika mereka terlahir kembali, mereka mungkin menjadi orang yang bodoh atau cacat mental. Beberapa orang sering mengintip hal pribadi orang lain; mata mereka melihat banyak hal yang seharusnya rahasia, dan mereka mengetahui banyak hal yang seharusnya tidak mereka ketahui, jadi ketika mereka dilahirkan kembali, mereka mungkin menjadi buta. Beberapa orang sangat gesit ketika mereka masih hidup, mereka sering berkelahi, dan melakukan banyak hal yang jahat, karena itu ketika mereka terlahir kembali mereka mungkin cacat, lumpuh atau kehilangan sebuah lengan; kalau tidak mereka mungkin bungkuk, atau berkepala miring, mereka mungkin berjalan pincang, atau memiliki satu kaki yang lebih pendek dari lainnya, dan seterusnya. Dalam hal ini, mereka telah terkena hukuman yang berbeda berdasarkan tingkat kejahatan yang mereka lakukan saat masih hidup. Menurutmu, mengapa beberapa orang bermata juling? Apakah banyak orang seperti itu? Ada banyak dari mereka di sekitar kita saat ini. Beberapa orang bermata juling karena di kehidupan sebelumnya mereka terlalu banyak menggunakan mata mereka untuk terlalu banyak hal yang buruk, sehingga ketika mereka lahir dalam kehidupan sekarang ini mata mereka juling, dan dalam kasus-kasus yang parah mereka bahkan menjadi buta. Inilah ganjaran! Beberapa orang bergaul baik dengan orang lain sebelum mereka meninggal, mereka melakukan banyak hal baik untuk kerabat, teman-teman, rekan sekerja, atau orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Mereka memberi sedekah dan perhatian kepada orang lain, atau membantu mereka dalam hal keuangan, orang lain sangat memandang tinggi mereka, dan ketika orang-orang seperti itu kembali ke dunia roh mereka tidak dihukum. Bila ada orang tidak percaya yang tidak dihukum dengan cara apa pun, itu berarti mereka adalah orang yang sangat baik. Alih-alih memercayai keberadaan Tuhan, mereka hanya percaya pada Orang Tua di Langit. Mereka hanya percaya bahwa ada roh di atas mereka yang menyaksikan segala sesuatu yang mereka lakukan—hanya itulah yang mereka yakini. Dan hasilnya adalah mereka berperilaku jauh lebih baik. Orang-orang seperti itu baik hati dan dermawan, dan ketika mereka akhirnya kembali ke dunia roh, dunia roh akan memperlakukan mereka dengan sangat baik dan mereka akan segera bereinkarnasi. Ketika mereka terlahir kembali, keluarga seperti apakah yang akan mereka datangi? Meskipun keluarga itu tidak kaya, keluarga itu damai, akan ada keharmonisan di antara anggota keluarga, mereka akan melewati hari-hari yang tenang dan bahagia, semua orang akan bersukaria, dan mereka akan memiliki kehidupan yang baik. Ketika orang itu mencapai masa dewasa, mereka akan memiliki keluarga yang besar, anak-anak mereka akan berbakat dan menikmati kesuksesan, dan keluarga mereka akan menikmati keberuntungan—hasil semacam ini sangat terkait dengan kehidupan seseorang sebelumnya. Artinya, ke mana seseorang pergi setelah mereka meninggal dan bereinkarnasi, apakah mereka laki-laki atau perempuan, apa misi mereka, apa yang akan mereka jalani dalam kehidupan, rintangan-rintangan, berkat-berkat apa yang mereka nikmati, siapa yang akan mereka temui, apa yang akan terjadi pada mereka—tidak seorang pun dapat menduga hal ini, menghindarinya, atau pun bersembunyi darinya. Artinya, setelah kehidupanmu ditetapkan, apa pun yang terjadi padamu, bagaimanapun engkau mencoba dan menghindarinya, dengan cara apa pun engkau mencoba dan menghindarinya, engkau tidak memiliki cara untuk melanggar jalan hidup yang Tuhan tetapkan bagimu di dunia roh. Karena ketika engkau bereinkarnasi, nasib hidupmu telah ditetapkan. Apakah itu baik atau buruk, semua orang harus menghadapi hal itu, dan harus terus maju; ini adalah persoalan yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun yang hidup di dunia ini, dan tidak ada persoalan yang lebih nyata. Baiklah, engkau semua telah memahami segala sesuatu yang telah Aku katakan, bukan?

Setelah memahami hal ini, apakah engkau semua telah melihat bahwa Tuhan memeriksa dan mengatur siklus kehidupan dan kematian orang-orang tidak percaya dengan sangat saksama dan ketat? Pertama, Tuhan telah menetapkan berbagai maklumat, ketetapan, dan sistem di alam roh, dan setelah ketiganya dinyatakan, semua hal itu dilaksanakan dengan sangat ketat, sebagaimana ditetapkan oleh Tuhan, oleh makhluk-makhluk dengan berbagai jabatan resmi di dunia roh, dan tidak seorang pun berani melanggarnya. Karena itu, dalam siklus kehidupan dan kematian umat manusia di dunia manusia, apakah seseorang bereinkarnasi sebagai binatang atau manusia, ada hukum untuk keduanya. Karena hukum-hukum ini berasal dari Tuhan, tidak seorang pun berani melanggarnya, demikian pula tidak seorang pun bisa melanggarnya. Hanya karena kedaulatan Tuhan, dan karena ada hukum-hukum semacam itulah, dunia materi yang dilihat orang teratur dan tertib; hanya karena kedaulatan Tuhan inilah umat manusia dapat hidup berdampingan secara damai dengan dunia lain yang sama sekali tidak terlihat oleh mereka, dan mampu hidup secara harmonis dengannya—semua itu tidak dapat dipisahkan dari kedaulatan Tuhan. Setelah kehidupan jasmani seseorang berakhir, rohnya masih memiliki kehidupan, lalu apa yang akan terjadi jika roh itu tidak berada di bawah pemerintahan Tuhan? Roh itu akan berkeliaran ke mana-mana, menimbulkan gangguan di mana-mana, bahkan akan membahayakan makhluk hidup di dunia manusia. Bahaya tersebut tidak hanya terhadap umat manusia, melainkan juga bisa terhadap tumbuhan dan binatang—namun, yang pertama terancam bahaya adalah manusia. Seandainya hal ini terjadi—jika roh semacam itu tidak ada yang memerintah, betul-betul membahayakan manusia, dan benar-benar melakukan hal-hal yang jahat—maka roh ini akan ditangani dengan benar di dunia roh: Jika masalahnya serius, roh tersebut akan lenyap, dan akan dihancurkan; jika memungkinkan, roh itu akan ditampung di suatu tempat dan kemudian bereinkarnasi. Artinya, pemerintahan di dunia roh atas berbagai roh diatur, dan dilaksanakan menurut langkah-langkah dan aturan-aturan. Hanya karena pemerintahan seperti itulah dunia materi manusia tidak jatuh ke dalam kekacauan, umat manusia di dunia materi memiliki mentalitas yang normal, rasionalitas yang normal, dan kehidupan jasmani yang teratur. Hanya setelah manusia memiliki kehidupan yang normal semacam itulah mereka yang hidup secara jasmani dapat terus berkembang dan bereproduksi dari generasi ke generasi.

... Dalam hal orang-orang yang tidak percaya, apakah prinsip di balik tindakan-tindakan Tuhan adalah memberi imbalan kepada yang baik dan menghukum yang jahat? Apakah ada pengecualian? (Tidak.) Apakah engkau semua melihat bahwa ada sebuah prinsip di balik tindakan-tindakan Tuhan? Orang-orang tidak percaya sesungguhnya tidak percaya kepada Tuhan, mereka tidak tunduk pada pengaturan Tuhan. Selain itu, mereka tidak menyadari kedaulatan Tuhan, apalagi mengakui Tuhan. Lebih parah lagi, mereka menghina Tuhan, dan mengutuk-Nya, serta memusuhi orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Meskipun orang-orang ini memiliki sikap demikian terhadap Tuhan, pemerintahan Tuhan atas mereka tetap tidak menyimpang dari prinsip-prinsip-Nya; Dia memerintah mereka dengan cara yang teratur, sesuai dengan prinsip-prinsip dan watak-Nya. Bagaimana Tuhan memandang sikap permusuhan mereka? Sebagai kebodohan! Demikianlah Dia telah menyebabkan orang-orang ini—yakni sebagian besar orang tidak percaya—bereinkarnasi sebagai binatang. Jadi apakah tepatnya orang-orang tidak percaya itu di mata Tuhan? Mereka adalah binatang buas. Tuhan memerintah binatang buas dan umat manusia, dan untuk orang-orang semacam ini, Dia memiliki prinsip-prinsip yang sama. Bahkan dalam pemerintahan-Nya atas orang-orang ini, watak Tuhan tetap dapat terlihat, demikian juga hukum-hukum-Nya di balik kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. Jadi, apakah engkau semua melihat kedaulatan Tuhan dan prinsip-prinsip yang digunakan-Nya untuk memerintah orang-orang tidak percaya yang baru saja kubicarakan? Apakah engkau melihat watak Tuhan yang benar? (Kami melihatnya.) Dengan kata lain, tidak peduli yang mana dari segala hal yang ditangani-Nya, Tuhan bertindak sesuai dengan prinsip dan watak-Nya sendiri. Inilah intisari Tuhan; Dia tidak akan secara sembarangan melanggar ketetapan atau maklumat surgawi yang diatur-Nya karena Dia menganggap orang seperti ini sebagai binatang buas. Tuhan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip, tanpa penyimpangan sedikit pun, dan semua tindakan-Nya sama sekali tidak terpengaruh oleh faktor apa pun. Segala sesuatu yang dilakukan-Nya sejalan dengan prinsip-prinsip-Nya sendiri. Ini karena Tuhan memiliki intisari Tuhan sendiri; ini adalah aspek dari intisari-Nya yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan apa pun. Tuhan itu sangat cermat dan bertanggung jawab dalam menangani, mendekati, mengelola, memerintah, dan berkuasa atas setiap objek, orang, dan makhluk hidup di antara segala sesuatu yang diciptakan-Nya, dan Dia tidak pernah ceroboh dalam hal ini. Kepada mereka yang baik, Dia bermurah hati dan baik hati; kepada mereka yang jahat, Dia memberikan hukuman tanpa belas kasihan; dan untuk beraneka ragam makhluk hidup, Dia membuat pengaturan yang baik tepat waktu dan teratur, sesuai dengan persyaratan yang berbeda-beda dari dunia manusia pada waktu yang berbeda-beda, sehingga beraneka ragam makhluk hidup ini bereinkarnasi sesuai dengan peran yang mereka mainkan secara teratur, dan berpindah di antara dunia materi dan dunia roh dengan cara yang teratur.

Kematian makhluk hidup—berakhirnya kehidupan jasmani—menandakan bahwa makhluk hidup telah berlalu dari dunia materi ke dunia roh, sementara lahirnya kehidupan jasmani yang baru menandakan bahwa makhluk hidup telah datang dari dunia roh ke dunia materi dan mulai menjalankan dan memainkan perannya. Entah itu keberangkatan atau kedatangan suatu makhluk, keduanya tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan dunia roh. Ketika seseorang datang ke dunia materi, pengaturan dan batasan yang sesuai telah dibuat oleh Tuhan di dunia roh mengenai keluarga yang akan mereka tuju, zaman yang akan mereka datangi, jam kedatangan mereka, dan peran yang akan mereka mainkan. Jadi, seluruh kehidupan orang ini—hal-hal yang mereka lakukan, dan jalan yang mereka tempuh—berjalan sesuai dengan pengaturan dunia roh, tanpa penyimpangan sekecil apa pun. Lebih jauh lagi, waktu kehidupan jasmani berakhir dan cara dan tempat berakhirnya jelas dan dapat dipahami oleh dunia roh. Tuhan menguasai dunia materi, dan Dia juga menguasai dunia roh, dan Dia tidak akan menunda siklus kehidupan dan kematian yang normal dari suatu jiwa, demikian pula Dia tidak pernah melakukan kesalahan dalam mengatur siklus itu. Setiap petugas yang memegang jabatan resmi di dunia roh melaksanakan tugas-tugas mereka masing-masing, dan melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, sesuai dengan instruksi-instruksi dan aturan-aturan Tuhan. Karena itu, di dunia umat manusia, setiap fenomena materi yang dilihat oleh manusia itu teratur, dan tidak mengandung kekacauan. Semua ini karena aturan Tuhan yang tertib atas segala sesuatu, dan juga fakta bahwa otoritas-Nya berkuasa atas segalanya. Kekuasaan-Nya mencakup dunia materi tempat manusia tinggal dan, terlebih lagi, dunia roh yang tak terlihat di belakang umat manusia. Oleh sebab itu, jika manusia ingin memiliki kehidupan yang baik, dan berharap bisa hidup di lingkungan yang baik, selain diperlengkapi dengan seluruh dunia materi yang terlihat, manusia juga harus diperlengkapi dengan dunia roh, yang tidak dapat dilihat siapa pun, yang mengatur setiap makhluk hidup atas nama umat manusia, serta memiliki keteraturan. Jadi, ketika dikatakan bahwa Tuhan adalah sumber hidup atas segala sesuatu, bukankah kita telah meningkatkan kesadaran dan pemahaman kita tentang "segala sesuatu"? (Ya.)

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik X"

Sebelumnya: Apakah dunia roh itu?

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Apakah dunia roh itu?

Dalam dunia materi, kapanpun manusia tidak memahami hal-hal atau fenomena tertentu, mereka dapat mencari informasi yang relevan atau...

Tinggalkan Balasan