Perkataan Yesus kepada Murid-Murid-Nya Setelah Kebangkitan-Nya

14 Mei 2019

Yohanes 20:26-29 Kemudian setelah delapan hari, murid-murid Yesus berkumpul kembali di dalam rumah itu dan Tomas bersama dengan mereka: lalu datanglah Yesus kepada mereka, sementara semua pintu terkunci dan Dia berdiri di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Damai sejahtera bagi engkau sekalian!" Lalu Dia berkata kepada Tomas: "Ulurkan jarimu dan lihatlah tangan-Ku, dan ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke lambung-Ku: dan jangan engkau tidak percaya lagi, tetapi percayalah." Lalu Tomas menjawab dan berkata kepada-Nya: "Ya, Tuhanku." Yesus berkata kepadanya: "Tomas, karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya: diberkatilah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Yohanes 21:16-17 Yesus berkata kepadanya lagi untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Petrus menjawab: "Ya, Tuhan, Engkau tahu aku mengasihi-Mu." Yesus berkata kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Yesus berkata kepadanya lagi untuk tiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka Petrus bersedih hati karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala hal; engkau tahu bahwa aku mengasihi-Mu." Yesus berkata kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Perikop-perikop ini menceritakan hal-hal tertentu yang Tuhan Yesus lakukan dan katakan kepada murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya. Pertama-tama, mari kita perhatikan apakah ada perbedaan antara Tuhan Yesus sebelum dan sesudah kebangkitan. Apakah Dia masih Tuhan Yesus yang sama dengan Tuhan Yesus dari hari-hari sebelumnya? Kitab suci memuat kalimat berikut yang menggambarkan Tuhan Yesus setelah kebangkitan: "Lalu datanglah Yesus kepada mereka, sementara semua pintu terkunci dan Dia berdiri di tengah-tengah mereka lalu berkata: 'Damai sejahtera bagi engkau sekalian.'" Sangatlah jelas bahwa Tuhan Yesus pada saat itu tidak lagi mendiami tubuh berdaging, melainkan bahwa Dia sekarang berada dalam tubuh spiritual. Ini karena Dia telah melampaui batasan daging; sekalipun pintu tertutup, Dia masih bisa hadir di tengah orang-orang dan memungkinkan mereka untuk melihat diri-Nya. Inilah perbedaan terbesar antara Tuhan Yesus setelah kebangkitan dengan Tuhan Yesus yang hidup di dalam daging sebelum kebangkitan. Meskipun tidak ada perbedaan antara penampilan tubuh spiritual pada saat itu dengan penampilan Tuhan Yesus sebelumnya, Tuhan Yesus pada waktu itu telah menjadi sosok Yesus yang terasa asing bagi orang-orang, karena Dia telah menjadi tubuh spiritual setelah bangkit dari kematian, dan dibandingkan dengan tubuh daging-Nya sebelumnya, tubuh spiritual ini lebih mengherankan dan membingungkan bagi orang-orang. Ini juga menciptakan jarak yang lebih besar antara Tuhan Yesus dan orang-orang, dan orang merasakan di dalam hati mereka bahwa Tuhan Yesus pada waktu itu telah menjadi lebih misterius. Pemahaman dan perasaan orang-orang ini serta-merta membuat mereka kembali ke zaman kepercayaan orang kepada sosok Tuhan yang tidak bisa dilihat atau disentuh. Jadi, hal pertama yang dilakukan oleh Tuhan Yesus setelah kebangkitan-Nya adalah mengizinkan setiap orang untuk melihat-Nya, menegaskan bahwa Dia ada, dan menegaskan fakta tentang kebangkitan-Nya. Selain itu, tindakan ini memulihkan hubungan-Nya dengan orang-orang kembali seperti ketika Dia bekerja dalam daging, ketika Dia adalah Kristus yang dapat mereka lihat dan sentuh. Salah satu hasil dari tindakan ini adalah orang-orang tidak lagi ragu sedikit pun bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dari kematian setelah disalibkan, dan mereka juga tidak memiliki keraguan terhadap pekerjaan Tuhan Yesus untuk menebus umat manusia. Dan hasil lainnya adalah fakta bahwa melalui penampakan Tuhan Yesus kepada orang-orang setelah kebangkitan-Nya dan dengan membiarkan orang melihat dan menyentuh-Nya, Dia dengan tegas mengokohkan umat manusia pada Zaman Kasih Karunia, memastikan bahwa, sejak saat itu dan seterusnya, manusia tidak akan kembali ke zaman sebelumnya, yaitu Zaman Hukum Taurat, atas dasar dugaan mereka bahwa Tuhan Yesus telah "menghilang" atau bahwa Dia telah "pergi tanpa sepatah kata pun." Dengan demikian, Dia memastikan bahwa mereka harus terus bergerak maju, mengikuti pengajaran Tuhan Yesus dan pekerjaan yang telah Dia lakukan. Dengan demikian, fase baru dalam pekerjaan di Zaman Kasih Karunia secara resmi dibuka, dan sejak saat itu, orang-orang yang telah hidup di bawah hukum Taurat secara resmi keluar dari hukum Taurat dan masuk ke dalam era yang baru, permulaan yang baru. Inilah berbagai segi makna penampakan Tuhan Yesus di hadapan umat manusia setelah kebangkitan.

Perkataan Yesus kepada Murid-murid-Nya Setelah Kebangkitan-Nya

Karena Tuhan Yesus sekarang mendiami tubuh spiritual, bagaimanakah orang-orang bisa menyentuh-Nya dan melihat-Nya? Pertanyaan ini menyentuh makna penting penampakan Tuhan Yesus bagi umat manusia. Apakah engkau semua memperhatikan sesuatu dalam perikop-perikop Kitab Suci yang baru saja kita baca? Secara umum, tubuh spiritual tidak dapat dilihat atau disentuh, dan setelah kebangkitan, pekerjaan yang Tuhan Yesus lakukan telah selesai. Jadi secara teori, Dia sama sekali tidak perlu untuk kembali ke tengah orang-orang dalam wujud semula-Nya untuk menemui mereka, tetapi kemunculan tubuh spiritual Tuhan Yesus di hadapan orang-orang seperti Tomas membuat makna penting penampakan-Nya menjadi lebih konkret, sehingga menembus lebih dalam ke dalam hati orang-orang. Ketika Dia menghampiri Tomas, Dia membiarkan Tomas yang ragu-ragu menyentuh tangan-Nya, dan berkata kepadanya: "Ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke lambung-Ku: dan jangan engkau tidak percaya lagi, tetapi percayalah." Perkataan dan tindakan ini bukanlah hal-hal yang ingin Tuhan Yesus katakan dan lakukan setelah Dia bangkit; sesungguhnya ini adalah hal yang ingin dikatakan dan dilakukan-Nya sebelum Dia disalibkan, karena keraguan Tomas bukan hal yang baru muncul pada saat itu, melainkan sudah ada dalam dirinya di sepanjang waktu dia mengikuti Tuhan Yesus. Jelas di sini bahwa, sebelum Dia disalibkan, Tuhan Yesus telah memiliki pemahaman mengenai orang-orang seperti Tomas. Jadi apa yang dapat kita lihat dari hal ini? Dia tetaplah Tuhan Yesus yang sama setelah kebangkitan-Nya. Esensi-Nya tidak berubah. Namun, di sinilah Tuhan Yesus yang telah bangkit dari kematian dan kembali dari alam roh ke dalam rupa-Nya yang semula, dengan watak-Nya yang semula, dan dengan pemahaman-Nya akan umat manusia dari sejak Dia masih berada dalam daging, sehingga Dia mencari Tomas terlebih dahulu dan membiarkan Tomas menyentuh lambung-Nya, tidak hanya membiarkan Tomas melihat tubuh roh-Nya setelah kebangkitan, tetapi juga membiarkannya menyentuh dan merasakan keberadaan tubuh roh-Nya, dan sepenuhnya melepaskan keraguannya. Sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Tomas selalu meragukan bahwa Dia adalah Kristus, dan dia tidak mampu untuk percaya. Imannya kepada Tuhan dibangun hanya di atas dasar apa yang bisa dilihatnya dengan matanya sendiri, apa yang bisa disentuhnya dengan tangannya sendiri. Tuhan Yesus sangat memahami iman manusia sejenis ini. Mereka hanya percaya kepada Tuhan yang di surga, dan tidak percaya sama sekali kepada Dia yang diutus oleh Tuhan, atau Kristus di dalam daging, dan mereka juga tidak mau menerima-Nya. Demi membuat Tomas mengakui dan percaya akan keberadaan Tuhan Yesus dan bahwa Dia benar-benar adalah Tuhan yang berinkarnasi, Tuhan membiarkan Tomas mengulurkan tangannya dan menyentuh lambung-Nya. Apakah ada perbedaan mengenai keraguan Tomas sebelum dan sesudah kebangkitan Tuhan Yesus? Tomas selalu merasa ragu, dan selain dari tubuh roh Tuhan Yesus yang secara pribadi menampakkan diri di hadapannya dan membiarkannya menyentuh bekas paku pada tubuh-Nya, tidak mungkin seorang pun mampu menghapuskan keraguannya, dan membuatnya melepaskan keraguan tersebut. Jadi, dari sejak Tuhan Yesus membiarkan Tomas menyentuh lambung-Nya dan membuatnya benar-benar merasakan adanya bekas paku, keraguan Tomas pun hilang, dan dia sungguh-sungguh menyadari bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dan dia mengakui dan percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus yang sejati, dan Tuhan yang berinkarnasi. Meskipun pada saat ini Tomas tidak lagi ragu, dia telah kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Kristus untuk selamanya. Dia telah selamanya kehilangan kesempatan untuk bersama dengan-Nya, untuk mengikuti-Nya, untuk mengenal-Nya. Dia telah selamanya kehilangan kesempatan untuk disempurnakan oleh Kristus. Penampakan diri Tuhan Yesus dan firman-Nya memberikan sebuah kesimpulan, dan sebuah putusan atas iman orang-orang yang dipenuhi keraguan. Dia menggunakan firman dan tindakan-Nya yang nyata untuk memberi tahu mereka yang ragu-ragu, memberi tahu mereka yang hanya percaya kepada Tuhan yang di surga tetapi tidak percaya kepada Kristus bahwa: Tuhan tidak memuji kepercayaan mereka, Dia juga tidak memuji cara mereka mengikuti-Nya sembari meragukan Dia. Hari ketika mereka sepenuhnya percaya kepada Tuhan dan Kristus hanya dapat merupakan hari ketika Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya yang besar. Tentu saja, hari itu juga merupakan hari ketika putusan hukuman diberikan oleh karena keraguan mereka. Sikap mereka terhadap Kristus menentukan nasib mereka, dan keraguan mereka yang keras menandakan bahwa iman mereka tidak membuahkan hasil, kekerasan hati mereka berarti bahwa pengharapan mereka sia-sia. Karena kepercayaan mereka kepada Tuhan yang di surga dibangun berdasarkan ilusi, dan keraguan mereka terhadap Kristus sebenarnya adalah sikap mereka yang sebenarnya terhadap Tuhan, meskipun mereka menyentuh bekas paku pada tubuh Kristus, iman mereka tetap tidak berguna dan kesudahan mereka dapat diumpamakan seperti memukul angin—semuanya sia-sia. Apa yang Tuhan Yesus katakan kepada Tomas juga sangat jelas merupakan cara-Nya memberitahukan kepada setiap orang bahwa: Tuhan Yesus yang bangkit adalah Tuhan Yesus yang telah menghabiskan tiga puluh tiga setengah tahun bekerja di antara umat manusia. Meskipun Dia telah disalibkan dan mengalami lembah kematian, dan meskipun Dia telah mengalami kebangkitan, setiap aspek diri-Nya tidak mengalami perubahan apa pun. Meskipun Dia sekarang memiliki bekas paku pada tubuh-Nya, dan meskipun Dia telah dibangkitkan dan berjalan keluar dari kubur, watak-Nya, dan pemahaman-Nya akan manusia, serta maksud-maksud-Nya terhadap umat manusia tidak berubah sedikit pun. Dia juga memberitahukan kepada manusia bahwa Dia telah turun dari salib, menang atas dosa, mengatasi kesukaran, dan menang atas maut. Bekas paku hanyalah bukti kemenangan-Nya atas Iblis, bukti bahwa Dia telah berhasil menjadi korban penghapus dosa untuk menebus seluruh umat manusia. Dia sedang memberitahukan kepada manusia bahwa Dia telah memikul dosa manusia dan bahwa Dia telah menyelesaikan pekerjaan penebusan-Nya. Pada saat Dia kembali untuk menemui murid-murid-Nya, Dia mengatakan pesan ini kepada mereka melalui penampakan-Nya: "Aku tetap hidup, Aku tetap ada; pada hari ini Aku benar-benar sedang berdiri di depanmu supaya engkau semua dapat melihat dan menyentuh-Ku. Aku akan selalu menyertaimu." Tuhan Yesus juga ingin menggunakan kasus Tomas sebagai peringatan bagi orang-orang di masa depan, yaitu bahwa: meskipun engkau tidak dapat melihat atau menyentuh Tuhan Yesus dalam imanmu kepada-Nya, engkau diberkati oleh karena imanmu yang sejati, dan engkau dapat melihat Tuhan Yesus karena imanmu yang sejati, dan orang semacam ini diberkati.

Perkataan yang tercatat dalam Alkitab yang Tuhan Yesus ucapkan ketika Dia menampakkan diri kepada Tomas, sangatlah membantu bagi semua orang pada Zaman Kasih Karunia. Penampakan-Nya kepada Tomas dan perkataan-yang Dia ucapkan kepadanya telah memberikan dampak mendalam bagi para generasi penerus; semua itu memiliki makna yang kekal. Tomas merepresentasikan jenis orang yang percaya kepada Tuhan namun meragukan Tuhan. Mereka memiliki natur curiga, hati mereka jahat, berbahaya, dan tidak percaya akan hal-hal yang dapat diselesaikan oleh Tuhan. Mereka tidak percaya pada kemahakuasaan dan kedaulatan-Nya, dan tidak percaya kepada Tuhan yang berinkarnasi. Akan tetapi, kebangkitan Tuhan Yesus menjadi tamparan di wajah mereka, dan juga memberikan kepada mereka peluang untuk menyadari dan mengenali keraguan mereka sendiri, dan mengakui kejahatan mereka sendiri, sehingga dengan demikian mereka pun sungguh-sungguh percaya akan keberadaan dan kebangkitan Tuhan Yesus. Yang terjadi dengan Tomas merupakan peringatan dan pengingat bagi generasi di masa depan sehingga lebih banyak orang dapat mengingatkan diri mereka untuk tidak ragu-ragu seperti Tomas, dan bahwa jika mereka memenuhi diri mereka sendiri dengan keraguan, mereka akan jatuh ke dalam kegelapan. Jika engkau mengikuti Tuhan, tetapi seperti halnya Tomas, engkau selalu ingin menyentuh lambung Tuhan dan merasakan bekas paku-Nya untuk meyakinkan, memastikan, berspekulasi tentang apakah Tuhan itu ada atau tidak, maka Tuhan akan meninggalkanmu. Jadi, Tuhan Yesus menuntut orang untuk tidak seperti Tomas, yang hanya percaya pada apa yang bisa dilihat dengan mata mereka sendiri, melainkan menjadi orang yang tulus, jujur, dan tidak menyimpan keraguan terhadap Tuhan, tetapi hanya percaya kepada-Nya dan mengikuti Dia. Orang yang seperti ini diberkati. Ini adalah tuntutan yang sangat kecil yang Tuhan Yesus ajukan kepada manusia, dan ini adalah sebuah peringatan bagi para pengikut-Nya.

Pembahasan di atas adalah sikap Tuhan Yesus terhadap mereka yang penuh keraguan. Jadi apa yang Tuhan Yesus katakan dan lakukan terhadap mereka yang mampu dengan jujur percaya dan mengikuti Dia? Inilah yang akan kita perhatikan selanjutnya, melalui dialog antara Tuhan Yesus dan Petrus.

Dalam percakapan ini, Tuhan Yesus berulang kali menanyakan satu hal kepada Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Ini adalah standar lebih tinggi yang dituntut Tuhan Yesus dari orang-orang seperti Petrus setelah kebangkitan-Nya, dari mereka yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus dan berusaha untuk mengasihi Tuhan. Pertanyaan ini adalah semacam investigasi, dan interogasi, tetapi lebih dari itu, merupakan sebuah tuntutan dan harapan terhadap orang-orang seperti Petrus. Tuhan Yesus menggunakan cara bertanya seperti ini agar orang-orang bisa merenungkan diri mereka dan melihat ke dalam diri mereka sendiri dan menanyakan: apakah yang Tuhan Yesus tuntut dari manusia? Apakah aku mengasihi Tuhan? Apakah aku orang yang mengasihi Tuhan? Bagaimanakah seharusnya aku mengasihi Tuhan? Meskipun Tuhan Yesus hanya menanyakan pertanyaan ini kepada Petrus, sebenarnya di dalam hati-Nya, dengan menanyakan pertanyaan ini kepada Petrus, Dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk menanyakan pertanyaan yang sama jenisnya kepada lebih banyak orang yang ingin mengasihi Tuhan. Hanya saja Petrus diberkati karena bertindak sebagai perwakilan orang-orang sejenis ini, untuk menerima pertanyaan dari mulut Tuhan Yesus sendiri.

Dibandingkan dengan perkataan berikut, yang Tuhan Yesus katakan kepada Tomas setelah kebangkitan-Nya, yakni "Ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke lambung-Ku: dan jangan engkau tidak percaya lagi, tetapi percayalah," pertanyaan yang tiga kali ditanyakan kepada Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" memungkinkan orang untuk semakin merasakan ketegasan sikap Tuhan Yesus, dan keterdesakan yang Dia rasakan selama menanyakan pertanyaan tersebut. Adapun kepada Tomas yang ragu-ragu dengan naturnya yang penuh tipu daya, Tuhan Yesus membiarkan Tomas mengulurkan tangannya dan menyentuh bekas paku di tubuh-Nya, yang membuatnya percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Manusia yang bangkit, dan yang membuatnya mengakui identitas Tuhan Yesus sebagai Kristus. Dan meskipun Tuhan Yesus tidak secara keras menegur Tomas, dan tidak secara lisan menyatakan dengan jelas penghakiman yang akan menimpanya, Dia, meskipun demikian, menggunakan tindakan nyata untuk membuat Tomas tahu bahwa Dia memahami dirinya, sembari juga menunjukkan sikap dan ketetapan-Nya mengenai jenis orang seperti itu. Tuntutan dan harapan Tuhan Yesus terhadap orang semacam itu tidak dapat dilihat dari apa yang Dia katakan, karena orang-orang seperti Tomas sama sekali tidak memiliki iman yang sejati. Tuntutan Tuhan Yesus terhadap mereka hanya sampai sejauh ini, tetapi sikap yang Dia ungkapkan terhadap orang-orang seperti Petrus sepenuhnya berbeda. Dia tidak meminta Petrus untuk mengulurkan tangannya dan menyentuh bekas paku-Nya, Dia juga tidak mengatakan kepada Petrus: "Jangan engkau tidak percaya lagi, tetapi percayalah." Sebaliknya, Dia berkali-kali menanyakan pertanyaan yang sama kepada Petrus. Pertanyaan yang menyebabkan orang berpikir dan penuh makna, pertanyaan yang mau tak mau menyebabkan setiap pengikut Kristus merasakan penyesalan, dan rasa takut, tetapi juga merasakan suasana hati Tuhan Yesus yang cemas dan sedih. Dan ketika mereka berada dalam penderitaan dan kepedihan yang hebat, mereka lebih mampu untuk memahami perhatian Tuhan Yesus Kristus dan kepedulian-Nya; mereka menyadari ajaran-Nya yang bersungguh-sungguh dan tuntutan-Nya yang tegas terhadap orang-orang yang murni dan jujur. Pertanyaan Tuhan Yesus memungkinkan orang merasakan bahwa pengharapan Tuhan akan orang-orang yang diungkapkan lewat kalimat sederhana ini bukan hanya agar mereka percaya atau mengikuti Dia, melainkan agar mereka memiliki kasih, agar engkau mengasihi Tuhanmu. Kasih semacam ini bersifat peduli dan tunduk. Kasih ini adalah soal manusia yang hidup demi Tuhan, mati demi Tuhan, mendedikasikan segalanya bagi Tuhan, dan mengorbankan serta memberikan segalanya bagi Tuhan. Kasih semacam ini juga memberi kepada Tuhan penghiburan, memungkinkan diri-Nya untuk menikmati kesaksian, dan merasakan ketenangan. Inilah balas budi manusia kepada Tuhan, inilah tanggung jawab, kewajiban dan tugas manusia, dan inilah jalan yang harus manusia ikuti di sepanjang hidup mereka. Ketiga pertanyaan ini merupakan tuntutan dan dorongan yang Tuhan Yesus berikan kepada Petrus dan semua orang yang hendak disempurnakan. Tiga pertanyaan inilah yang memimpin dan mendorong Petrus untuk menempuh jalan hidupnya hingga akhir, dan pertanyaan perpisahan Tuhan Yesus inilah yang menuntun Petrus untuk mulai menapaki jalan dirinya disempurnakan, yang menuntunnya, oleh karena kasihnya kepada Tuhan, untuk memedulikan hati Tuhan, untuk menaati Tuhan, untuk mempersembahkan penghiburan bagi Tuhan, dan memberikan seluruh hidupnya dan seluruh dirinya karena kasih ini.

Selama Zaman Kasih Karunia, pekerjaan Tuhan diperuntukkan terutama bagi dua tipe manusia. Yang pertama adalah tipe orang yang percaya dan mengikuti-Nya, yang mampu menaati perintah-Nya dan memikul salib, dan yang mampu mematuhi jalan Zaman Kasih Karunia. Tipe orang seperti ini akan memperoleh berkat Tuhan dan menikmati kasih karunia Tuhan. Tipe orang kedua adalah yang sama seperti Petrus, seseorang yang dapat disempurnakan. Jadi, setelah Tuhan Yesus bangkit, Dia pertama-tama melakukan dua hal yang paling berarti ini. Yang pertama dilakukan untuk Tomas, yang kedua untuk Petrus. Apakah yang direpresentasikan oleh kedua hal ini? Apakah kedua hal ini merepresentasikan maksud Tuhan yang sebenarnya untuk menyelamatkan umat manusia? Apakah kedua hal ini merepresentasikan ketulusan Tuhan terhadap umat manusia? Pekerjaan yang Dia lakukan dengan Tomas bertujuan memberi peringatan kepada manusia untuk tidak meragukan, melainkan untuk percaya. Pekerjaan yang Dia lakukan dengan Petrus bertujuan menguatkan iman orang-orang seperti Petrus, dan menjelaskan tuntutan-Nya terhadap tipe orang seperti ini, untuk menunjukkan tujuan apa yang harus mereka kejar.

Setelah Tuhan Yesus bangkit, Dia menampakkan diri kepada orang-orang yang Dia anggap perlu, berbicara kepada mereka, dan mengajukan tuntutan kepada mereka, menyampaikan maksud, dan harapan-Nya terhadap manusia. Dengan kata lain, sebagai Tuhan yang berinkarnasi, perhatian-Nya bagi manusia dan tuntutan-Nya terhadap mereka tidak pernah berubah; semua ini tetap sama baik ketika Dia dalam daging maupun ketika Dia dalam tubuh spiritual-Nya setelah disalibkan dan bangkit. Dia memedulikan murid-murid-Nya ini sebelum Dia disalibkan, dan di dalam hati-Nya, Dia mengerti dengan jelas tentang keadaan masing-masing orang dan Dia memahami kekurangan masing-masing orang, dan tentu saja pemahaman-Nya akan setiap orang ini tetaplah sama setelah Dia mati, bangkit, dan menjadi tubuh spiritual sebagaimana ketika Dia masih berada di dalam daging. Dia tahu bahwa orang-orang belum sepenuhnya yakin akan identitas-Nya sebagai Kristus, tetapi selama waktu diri-Nya di dalam daging, Dia tidak memberi tuntutan yang keras terhadap orang-orang. Namun, setelah dibangkitkan, Dia menampakkan diri di hadapan mereka, dan Dia membuat mereka sepenuhnya yakin bahwa Tuhan Yesus telah datang dari Tuhan, bahwa Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi, dan Dia menggunakan fakta penampakan-Nya dan kebangkitan-Nya sebagai visi dan motivasi terbesar bagi umat manusia untuk dikejar seumur hidup mereka. Kebangkitan-Nya dari kematian tidak hanya menguatkan semua orang yang mengikuti-Nya, tetapi juga sepenuhnya mengimplementasikan pekerjaan-Nya pada Zaman Kasih Karunia di antara umat manusia, dan dengan demikian Injil keselamatan Tuhan Yesus pada Zaman Kasih Karunia secara bertahap menyebar ke seluruh penjuru umat manusia. Akankah engkau mengatakan bahwa penampakan Tuhan Yesus setelah kebangkitan-Nya memiliki makna yang penting? Seandainya engkau adalah Tomas atau Petrus pada waktu itu, dan engkau mendapati satu hal ini dalam hidupmu yang sedemikian berharga, bagaimanakah hal itu akan berdampak dalam dirimu? Akankah engkau melihatnya sebagai visi terbaik dan terbesar dalam hidup imanmu kepada Tuhan? Akankah engkau melihat ini sebagai kekuatan yang mendorongmu pada saat engkau mengikuti Tuhan, untuk berusaha keras memuaskan-Nya, dan berusaha semakin mengasihi Tuhan seumur hidupmu? Akankah engkau seumur hidup mengerahkan upaya untuk menyebarkan visi terbesar ini? Akankah engkau menerima pengabaran keselamatan dari Tuhan Yesus ini sebagai sebuah amanat yang engkau terima dari Tuhan? Meskipun engkau semua belum mengalami ini, kedua contoh Tomas dan Petrus ini sudah cukup bagi manusia modern untuk memperoleh pemahaman yang jelas mengenai Tuhan dan maksud-Nya. Dapat dikatakan bahwa setelah Tuhan menjadi daging, setelah Dia secara pribadi mengalami kehidupan manusia di tengah umat manusia, dan setelah Dia menyaksikan kebejatan umat manusia dan situasi dalam hidup manusia pada waktu itu, Tuhan di dalam daging semakin merasakan ketidakberdayaan, kesedihan, dan kemalangan umat manusia. Tuhan lebih berempati melihat keadaan umat manusia oleh karena kemanusiaan-Nya yang Dia miliki ketika hidup dalam daging, oleh karena insting daging-Nya. Ini membuat-Nya memiliki kepedulian yang lebih besar terhadap para pengikut-Nya. Ini mungkin merupakan hal-hal yang tidak bisa engkau semua pahami, tetapi Aku dapat menggambarkan kekhawatiran dan kepedulian yang dirasakan Tuhan dalam daging bagi masing-masing pengikut-Nya dengan menggunakan hanya empat kata: "kepedulian yang sangat kuat." Meskipun istilah ini berasal dari bahasa manusia, dan meskipun sangat manusiawi, istilah ini benar-benar mengungkapkan dan menggambarkan perasaan Tuhan bagi para pengikut-Nya. Adapun mengenai kepedulian Tuhan yang sangat kuat terhadap umat manusia, di sepanjang pengalamanmu, engkau semua akan secara bertahap merasakan ini dan mengalaminya sendiri. Namun, ini hanya dapat tercapai dengan secara bertahap memahami watak Tuhan atas dasar engkau mengejar perubahan dalam watakmu sendiri. Ketika Tuhan Yesus menampakkan diri, ini menyebabkan kepedulian-Nya yang sangat kuat terhadap para pengikut-Nya terwujud dalam kemanusiaan dan diserahkan ke tubuh spiritual-Nya, atau bisa engkau katakan, ke keilahian-Nya. Penampakan-Nya memungkinkan orang untuk sekali lagi mengalami dan merasakan kepedulian dan pemeliharaan Tuhan, sembari membuktikan dengan sangat jelas bahwa Tuhan adalah Pribadi yang memulai zaman, yang mengembangkan zaman, dan yang juga mengakhiri zaman. Melalui penampakan-Nya, Dia menguatkan iman semua orang, dan membuktikan kepada dunia sebuah fakta bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri. Ini memberikan penegasan yang kekal bagi para pengikut-Nya, dan melalui penampakan-Nya Dia juga meluncurkan sebuah fase dari pekerjaan-Nya di zaman yang baru.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III"

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait