Hanya Dia yang dapat menciptakan dan memerintah surga, bumi, dan segala sesuatu yang adalah satu-satunya Tuhan yang benar, Tuhan atas ciptaan

09 Februari 2019

Firman Tuhan yang Relevan:

Tuhan adalah Pribadi yang berkuasa atas segala sesuatu dan memerintah segala sesuatu. Dia menciptakan segala sesuatu yang ada, Dia memerintah segala sesuatu yang ada, Dia berkuasa atas segala sesuatu yang ada, dan Dia menyediakan bagi segala sesuatu yang ada. Inilah status Tuhan, dan identitas Tuhan. Bagi segala sesuatu dan semua yang ada, identitas sejati dari Tuhan adalah Sang Pencipta dan Penguasa atas segala sesuatu. Demikianlah identitas yang dimiliki oleh Tuhan, dan Dia unik di antara segala sesuatu. Tidak satu pun dari makhluk ciptaan Tuhan—apakah mereka berada di antara umat manusia atau di dunia roh—dapat menggunakan cara atau alasan apa pun untuk menirukan atau menggantikan identitas dan status Tuhan, karena hanya ada Satu di antara segala sesuatu yang memiliki identitas, kekuasaan, otoritas, dan kemampuan untuk berkuasa atas segala sesuatu: Tuhan kita yang unik itu sendiri. Dia hidup dan bergerak di antara segala sesuatu; Dia bisa naik ke tempat tertinggi, di atas segalanya; Dia dapat merendahkan diri-Nya dengan menjadi manusia, menjadi salah satu di antara manusia yang terdiri dari daging dan darah, berhadapan muka dengan orang-orang dan berbagi kebahagiaan dan kesedihan bersama mereka. Pada saat yang bersamaan, Dia memerintah segala sesuatu yang ada, menentukan nasib dari segala sesuatu yang ada, dan menentukan ke arah mana segala sesuatu bergerak. Selain itu, Dia membimbing nasib seluruh umat manusia, dan mengendalikan arah tujuan umat manusia. Tuhan seperti ini harus disembah, ditaati, dan dikenal oleh semua makhluk hidup. Jadi, tidak peduli dari kelompok dan tipe mana engkau berasal, percaya kepada Tuhan, mengikuti Tuhan, menghormati Tuhan, menerima kekuasaan-Nya, dan menerima pengaturan Tuhan atas nasibmu merupakan satu-satunya pilihanmu—dan pilihan yang perlu—bagi siapa pun dan bagi makhluk hidup manapun. Dalam keunikan Tuhan, manusia melihat bahwa otoritas-Nya, watak-Nya yang benar, hakikat-Nya, dan cara-cara-Nya dalam menyediakan segala sesuatu semuanya unik; Keunikan ini menentukan identitas sejati dari Tuhan itu sendiri, dan itu menentukan status-Nya. Karena itu, di antara semua makhluk, jika ada makhluk hidup di dunia roh atau di antara umat manusia yang ingin menggantikan Tuhan, hal itu tidak mungkin, karena itu berarti mencoba menirukan Tuhan. Inilah kenyataannya.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik X"

Kuasa Tuhan mampu menciptakan sesuatu dalam bentuk apa pun yang bernyawa dan memiliki daya hidup, dan ini ditentukan oleh hidup Tuhan. Tuhan adalah hidup, jadi Dia adalah sumber dari semua makhluk hidup. Lebih jauh lagi, otoritas Tuhan dapat membuat semua makhluk hidup menaati setiap firman Tuhan, yaitu, menjadi terwujud sesuai dengan firman dari mulut Tuhan, dan hidup serta berkembang biak menurut perintah Tuhan, dan sesuai dengan otoritas-Nya itu Tuhan menguasai dan memerintah semua makhluk hidup, dan tidak akan pernah ada penyimpangan, selama-lamanya. Tidak ada orang atau objek apa pun yang memiliki hal-hal ini; hanya Sang Pencipta memiliki dan membawa kuasa semacam itu, sehingga itu disebut otoritas. Inilah keunikan Sang Pencipta. Dengan demikian, entah kata "otoritas" itu sendiri atau hakikat dari otoritas ini, masing-masing hanya dapat dikaitkan dengan Sang Pencipta, karena itu adalah simbol dari identitas dan hakikat unik Sang Pencipta, dan merepresentasikan identitas dan status Sang Pencipta; selain dari Sang Pencipta, tidak ada orang atau objek apa pun yang dapat dikaitkan dengan kata "otoritas." Inilah penjelasan mengenai otoritas unik Sang Pencipta.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"

Perbedaan terbesar antara Tuhan dan umat manusia adalah Tuhan memerintah dan menyediakan untuk semua ciptaan. Dia adalah sumber dari segala sesuatu, dan sementara Tuhan menyediakan untuk semua ciptaan, umat manusia menikmatinya. Itu artinya, manusia menikmati segala sesuatu ketika dia menerima hidup yang Tuhan anugerahkan atas segala sesuatu. Tuhan adalah Penguasa, dan umat manusia menikmati hasil dari penciptaan Tuhan atas segala sesuatu. Lalu, dari sudut pandang segala sesuatu yang diciptakan Tuhan, apakah perbedaan antara Tuhan dan umat manusia? Tuhan dapat melihat dengan jelas hukum-hukum pertumbuhan segala sesuatu, dan Dia mengendalikan serta menguasai hukum-hukum ini. Artinya, segala sesuatu ada dalam pengamatan Tuhan dan dalam lingkup pengawasan-Nya. Dapatkah umat manusia melihat segala sesuatu? Apa yang dapat dilihat umat manusia terbatas pada apa yang tepat di depan mereka. Jika engkau mendaki gunung, yang engkau lihat hanyalah gunung itu. Engkau tidak dapat melihat apa yang ada di sisi lain gunung itu. Jika engkau pergi ke pantai, apa yang engkau lihat hanya satu sisi lautan, dan engkau tidak dapat mengetahui seperti apa sisi lautan yang lain. Jika engkau ke hutan, engkau dapat melihat tanaman yang di depanmu dan di sekelilingmu, tetapi engkau tidak dapat melihat lebih jauh ke depan. Manusia tidak dapat melihat tempat-tempat yang lebih tinggi, lebih jauh, dan lebih dalam. Yang bisa mereka lihat hanyalah apa yang tepat berada di depan mereka, dalam bidang penglihatan mereka. Bahkan meskipun manusia mengetahui hukum yang mengatur empat musim dalam setahun, atau hukum pertumbuhan segala sesuatu, mereka tetap tidak mampu mengelola atau menguasai segala sesuatu. Sebaliknya, cara Tuhan melihat semua ciptaan adalah seperti Dia melihat sebuah mesin yang Dia buat sendiri. Dia sangat mengenal tiap-tiap komponen dan setiap hubungan, prinsip-prinsipnya, polanya, dan tujuannya—Tuhan mengenal semua ini dengan sangat jelas. Oleh karena itu, Tuhan adalah Tuhan, dan manusia adalah manusia! Meskipun manusia mungkin mendalami penelitiannya atas ilmu pengetahuan dan hukum yang mengatur segala sesuatu, penelitian itu lingkupnya terbatas, sedangkan Tuhan mengendalikan segalanya. Bagi manusia, kendali Tuhan tidak terbatas. Manusia dapat menghabiskan seluruh hidupnya meneliti perbuatan terkecil Tuhan tanpa mencapai hasil yang nyata. Inilah sebabnya, jika engkau hanya menggunakan pengetahuan dan apa yang telah engkau pelajari untuk mempelajari Tuhan, engkau tidak akan pernah mampu mengenal Tuhan atau memahami Dia. Namun, jika engkau memilih cara untuk mencari kebenaran dan mencari Tuhan, serta memandang Tuhan dari sudut pandang untuk mengenal Tuhan, maka, suatu hari, engkau akan mengakui bahwa perbuatan-perbuatan dan hikmat Tuhan ada di mana-mana, dan engkau akan mengetahui mengapa Tuhan disebut Penguasa segala sesuatu dan sumber kehidupan bagi segala sesuatu. Semakin engkau memperoleh pemahaman seperti itu, semakin engkau akan memahami mengapa Tuhan disebut Penguasa segala sesuatu. Segala sesuatu dan semuanya, termasuk dirimu, secara terus-menerus menerima aliran penyediaan Tuhan yang stabil. Engkau juga akan mampu dengan jelas merasakan bahwa di dunia ini, dan di antara umat manusia ini, tidak ada seorang pun selain Tuhan yang memiliki kemampuan dan esensi untuk memerintah, mengelola, dan memelihara keberadaan segala sesuatu.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VIII"

Tuhan akan selamanya menjadi perwujudan kebenaran, sedangkan Iblis, setan, dan penghulu malaikat akan selamanya menjadi perwujudan kejahatan dan arketipe kekuatan jahat. Tuhan akan selamanya benar; ini adalah fakta yang tidak dapat diubah, dan merupakan salah satu aspek dari keunggulan dan keluarbiasaan Tuhan. Bahkan seandainya manusia memperoleh seluruh keberadaan Tuhan, mereka tetap tidak pernah mampu melampaui Tuhan—yang merupakan perbedaan antara manusia dan Tuhan. Manusia hanya bisa hidup secara tertib di tengah-tengah hukum dan perintah yang ditetapkan oleh Tuhan, dan hanya bisa mengelola semua yang telah diciptakan Tuhan di tengah-tengah hukum dan perintah ini; mereka tidak bisa merumuskan atau menciptakan hukum dan perintah yang baru, apalagi dapat mengubah dunia ini—ini adalah fakta. Dan apa yang ditunjukkan fakta ini? Bahwa sebesar apa pun otoritas, kuasa, dan kemampuan yang Tuhan berikan kepada umat manusia, pada akhirnya tak seorang pun yang mampu melampaui otoritas Tuhan. Seberapa pun lamanya, sebanyak apa pun generasinya, sebesar apa pun populasi manusia, umat manusia hanya akan pernah bisa hidup di bawah otoritas dan kedaulatan Tuhan; ini adalah fakta yang tidak dapat diubah, hal ini tidak akan pernah bisa berubah!

Dikutip dari "Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri ... (I)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"

Ada beberapa agama besar di dunia, dan masing-masing memiliki pemuka, atau pemimpinnya sendiri, dan para pengikutnya tersebar di berbagai negara dan wilayah di seluruh dunia; hampir setiap negara, baik besar maupun kecil, memiliki berbagai agama di dalamnya. Namun, sebanyak apa pun agama di dunia, semua orang di alam semesta pada akhirnya akan berada di bawah tuntunan satu Tuhan, dan keberadaan mereka tidak dituntun oleh pemuka atau pemimpin agama. Ini berarti, umat manusia tidak dituntun oleh pemuka atau pemimpin agama tertentu; sebaliknya, seluruh umat manusia dipimpin oleh Sang Pencipta, yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, dan juga yang menciptakan umat manusia—ini adalah fakta. Meskipun dunia memiliki beberapa agama besar, sebesar apa pun agamaitu, semuanya berada di bawah kekuasaan Sang Pencipta, dan tidak satu pun dapat melampaui cakupan kekuasaan ini. Perkembangan manusia, perubahan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan alam—masing-masing tak terpisahkan dari pengaturan Sang Pencipta, dan pekerjaan ini bukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh pemimpin agama tertentu. Seorang pemimpin agama hanyalah pemimpin agama tertentu, dan tidak dapat merepresentasikan Tuhan, mereka juga tidak dapat merepresentasikan Dia yang yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Seorang pemimpin agama dapat memimpin semua orang yang berada dalam agama itu, tetapi tidak dapat memerintah semua makhluk ciptaan di kolong langit—ini adalah fakta yang diakui secara universal. Seorang pemimpin agama hanyalah sekadar seorang pemimpin dan tidak dapat disetarakan dengan Tuhan (Sang Pencipta). Segala sesuatu berada di tangan Sang Pencipta, dan pada akhirnya segalanya akan kembali ke tangan Sang Pencipta. Manusia diciptakan oleh Tuhan, dan apa pun agamanya, semua orang akan kembali di bawah kekuasaan Tuhan—ini tak terelakkan. Hanya Tuhan-lah yang Mahatinggi di antara segala sesuatu, dan para penguasa tertinggi di antara semua ciptaan pun harus kembali di bawah kekuasaan-Nya. Setinggi apa pun status seorang manusia, manusia tersebut tidak dapat membawa umat manusia ke tempat tujuan yang sesuai, dan tak seorang pun mampu mengelompokkan segala sesuatu menurut jenisnya. Yahweh itu sendiri yang menciptakan umat manusia dan mengelompokkan masing-masing menurut jenisnya, dan ketika akhir zaman tiba, Dia tetap akan melakukan pekerjaan-Nya sendiri, mengelompokkan segala sesuatu menurut jenisnya—pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh siapa pun selain Tuhan. Ketiga tahap pekerjaan yang telah dilaksanakan sejak awal hingga kini semuanya dilakukan oleh Tuhan itu sendiri, dan dilakukan oleh satu Tuhan. Fakta dari ketiga tahap pekerjaan ini merupakan fakta kepemimpinan Tuhan atas seluruh umat manusia, sebuah fakta yang tak dapat disangkal oleh siapa pun. Di akhir ketiga tahap pekerjaan ini, segala sesuatu akan dikelompokkan menurut jenisnya dan kembali ke bawah kekuasaan Tuhan, karena di seluruh alam semesta hanya ada satu Tuhan ini, dan tidak ada agama lain. Orang yang tidak mampu menciptakan dunia, tidak akan mampu mengakhirinya, sedangkan Dia yang menciptakan dunia, pasti akan mampu mengakhirinya. Oleh karena itu, jika orang tidak mampu mengakhiri zaman dan hanya mampu membantu manusia membina pikirannya, dia pasti bukan Tuhan dan pasti bukan Tuhan atas umat manusia. Dia tidak akan mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan besar seperti itu; hanya ada satu yang dapat melakukan pekerjaan seperti itu, dan semua orang yang tidak mampu melakukan pekerjaan ini pasti merupakan musuh, dan pasti bukan Tuhan. Semua agama yang jahat tidak sesuai dengan Tuhan, dan karena tidak sesuai dengan Tuhan, semua itu adalah musuh Tuhan. Semua pekerjaan dilakukan oleh satu-satunya Tuhan yang benar ini, dan seluruh alam semesta diperintah oleh satu Tuhan ini. Entah itu adalah pekerjaan-Nya yang di Israel atau di Tiongkok, entah pekerjaan itu dilakukan oleh Roh atau oleh daging, semuanya dilakukan oleh Tuhan itu sendiri, dan tidak dapat dilakukan oleh siapa pun yang lain. Justru karena Dia adalah Tuhan atas semua manusia, maka Dia bekerja dengan bebas, tidak terikat oleh kondisi apa pun—inilah yang terbesar dari semua visi.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenal Tiga Tahap Pekerjaan Tuhan adalah Jalan untuk Mengenal Tuhan"

Roh Tuhan dapat melakukan banyak pekerjaan. Dia mampu menciptakan dunia dan menghancurkannya dengan membanjiri bumi; Dia dapat menebus dosa seluruh umat manusia, dan lebih dari itu, Dia dapat menaklukkan dan menghancurkan seluruh umat manusia. Pekerjaan ini semuanya dilakukan oleh Tuhan itu sendiri dan tidak dapat dilakukan oleh pribadi Tuhan apa pun menggantikan diri-Nya. Roh-Nya dapat dipanggil dengan nama Yahweh dan Yesus, dan Yang Mahakuasa. Dia adalah Tuhan, dan Kristus. Dia juga bisa menjadi Anak manusia. Dia ada di surga dan juga di bumi; Dia berada di atas seluruh alam semesta dan di antara orang banyak. Dia adalah satu-satunya Penguasa langit dan bumi! Sejak zaman penciptaan hingga sekarang, pekerjaan ini telah dilakukan oleh Roh Tuhan itu sendiri. Baik itu pekerjaan di langit atau sebagai manusia, semuanya dilakukan oleh Roh-Nya sendiri. Semua makhluk, apakah di surga atau di bumi, berada di telapak tangan-Nya yang mahakuasa; semua ini adalah pekerjaan Tuhan itu sendiri dan tidak dapat dilakukan oleh yang lain sebagai pengganti-Nya. Di surga, Dia adalah Roh tetapi juga Tuhan itu sendiri; di antara manusia, Dia adalah manusia tetapi tetap merupakan Tuhan itu sendiri. Meskipun Dia mungkin dipanggil dengan ratusan ribu nama, Dia tetap adalah diri-Nya sendiri, yang adalah ungkapan langsung dari Roh-Nya. Penebusan dosa seluruh umat manusia melalui penyaliban-Nya adalah pekerjaan langsung dari Roh-Nya, dan juga merupakan proklamasi kepada semua bangsa dan semua negeri pada akhir zaman. Setiap saat, Tuhan hanya bisa disebut sebagai Tuhan yang mahakuasa dan satu-satunya Tuhan yang benar, Tuhan itu sendiri yang mencakup segalanya. Pribadi-pribadi berbeda itu tidak ada, apalagi gagasan tentang Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Hanya ada satu Tuhan di surga dan di bumi!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apakah Tritunggal Itu Ada?"

Jika yang engkau percayai bukanlah Tuhan yang unik itu sendiri, mungkin saja engkau percaya pada sebuah berhala, atau seorang yang hebat, atau Bodhisatwa, atau bahwa engkau menyembah Budha dalam hatimu. Selain itu, mungkin saja engkau percaya kepada orang biasa. Singkatnya, karena beragam bentuk kepercayaan dan sikap manusia terhadap Tuhan, manusia menempatkan Tuhan berdasarkan pemahaman mereka sendiri di dalam hati mereka, mereka memaksakan imajinasi mereka pada Tuhan, menempatkan sikap dan gambaran mereka tentang Tuhan berdampingan dengan Tuhan yang unik itu sendiri, dan setelah itu, mengangkat hal-hal tersebut untuk disucikan. Apa artinya ketika manusia memiliki sikap yang tidak pantas seperti itu terhadap Tuhan? Itu berarti bahwa mereka telah menolak Tuhan yang benar itu sendiri dan menyembah Tuhan yang palsu; dan itu berarti bahwa pada saat yang bersamaan dengan percaya kepada Tuhan, mereka menolak dan menentang Dia, dan mereka mengingkari keberadaan Tuhan yang benar. Jika manusia terus memegang kepercayaan semacam itu, apa konsekuensi yang akan mereka hadapi? Dengan bentuk kepercayaan seperti itu, apakah mereka mampu lebih mendekat untuk memenuhi semua persyaratan Tuhan? (Tidak, mereka tidak mampu.) Sebaliknya, karena gagasan dan gambaran mereka, manusia akan menjadi semakin jauh dari jalan Tuhan, karena arah yang mereka cari berlawanan dengan arah yang Tuhan kehendaki dari mereka. Pernahkah engkau semua mendengar kisah tentang "pergi ke selatan dengan mengendarai kereta ke utara"? Ini mungkin akan menjadi sebuah kasus pergi ke selatan dengan mengendarai kereta ke utara. Jika manusia percaya kepada Tuhan dengan cara yang menggelikan seperti itu, maka semakin keras engkau mencoba, semakin jauh engkau dari Tuhan. Karena itu Aku menasihatkan hal ini kepadamu: Sebelum engkau semua pergi, pertama-tama engkau harus mengetahui dengan jelas apakah engkau akan pergi ke arah yang benar. Berfokuslah pada upayamu, dan pastikan untuk bertanya pada dirimu sendiri, "Apakah Tuhan yang aku percaya adalah Penguasa atas segala sesuatu? Apakah Tuhan yang aku percaya ini hanyalah seseorang yang memberiku makanan rohani? Apakah Dia hanya berhala bagiku? Apa yang diminta oleh Tuhan yang kupercayai ini dariku? Apakah Tuhan menyetujui semua yang kulakukan? Apakah semua yang kulakukan dan kejar adalah upaya untuk mengenal Tuhan? Apakah itu semua sesuai dengan semua persyaratan yang Tuhan minta dariku? Apakah jalan yang kulalui diakui dan disetujui oleh Tuhan? Apakah Tuhan puas dengan imanku?" Engkau harus sering dan berulang kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada dirimu sendiri. Jika engkau ingin mencari pengetahuan tentang Tuhan, engkau harus memiliki kesadaran dan tujuan yang jelas sebelum engkau dapat memuaskan Tuhan.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik X"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Tinggalkan Balasan