Yang dimaksud dengan gereja Tuhan dan kelompok keagamaan
Firman Tuhan yang Relevan:
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan rumah Tuhan? Jika didefinisikan secara teoretis, rumah Tuhan adalah tempat di mana kebenaran berkuasa, kumpulan orang-orang yang prinsip penerapannya adalah firman Tuhan. ... Rumah Tuhan adalah tempat di mana Tuhan bekerja dan berfirman, di mana Tuhan menyelamatkan manusia, di mana firman Tuhan diterapkan dan dilaksanakan oleh orang-orang, di mana tujuan dan kehendak Tuhan dapat dilakukan tanpa halangan, dan di mana rencana pengelolaan Tuhan dilaksanakan dan diselesaikan. Singkatnya, rumah Tuhan adalah tempat di mana Tuhan memegang kekuasaan, di mana firman Tuhan dan kebenaran berkuasa; rumah Tuhan bukanlah tempat di mana setiap individu menjalankan otoritas, mengurus urusan mereka sendiri, atau mewujudkan keinginan, rencana, atau rancangan besar mereka sendiri.
Dikutip dari "Mereka Memperlakukan Rumah Tuhan Seperti Rumah Pribadi Mereka Sendiri" dalam "Menyingkapkan Antikristus"
Di setiap tahap pekerjaan Tuhan, terdapat pula tuntutan yang sesuai bagi manusia. Semua orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus memiliki kehadiran dan pendisiplinan Roh Kudus, sedangkan semua orang yang tidak berada di dalam aliran Roh Kudus berada di bawah kendali Iblis serta tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus. Orang-orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus adalah mereka yang menerima pekerjaan Tuhan yang baru, yang bekerja sama di dalam pekerjaan Tuhan yang baru. Jika orang-orang yang berada di dalam aliran ini tidak mampu bekerja sama dan tidak mampu melakukan kebenaran yang dituntut oleh Tuhan selama zaman sekarang ini, mereka akan didisiplinkan dan kemungkinan terburuknya mereka akan ditinggalkan oleh Roh Kudus. Mereka yang menerima pekerjaan Roh Kudus yang baru akan hidup di dalam aliran Roh Kudus, dan mereka akan menerima pemeliharaan dan perlindungan Roh Kudus. Mereka yang mau melakukan kebenaran akan dicerahkan oleh Roh Kudus sedangkan mereka yang tidak mau melakukan kebenaran akan didisiplinkan oleh Roh Kudus, dan bahkan mungkin akan dihukum. Terlepas dari orang jenis apa mereka, asalkan mereka berada di dalam aliran Roh Kudus, Tuhan akan bertanggung jawab bagi mereka yang menerima pekerjaan-Nya yang baru demi nama-Nya. Mereka yang memuliakan nama-Nya dan mau melakukan firman-Nya akan menerima berkat-Nya; mereka yang tidak taat kepada-Nya dan tidak melakukan firman-Nya akan menerima hukuman-Nya. Orang-orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus adalah mereka yang menerima pekerjaan yang baru, dan karena mereka telah menerima pekerjaan yang baru, mereka harus bekerja sama secara tepat dengan Tuhan dan tidak boleh berlaku sebagai pemberontak yang tidak melaksanakan tugasnya. Inilah satu-satunya tuntutan Tuhan bagi manusia. Tidak demikian halnya dengan orang-orang yang tidak mau menerima pekerjaan yang baru: mereka berada di luar aliran Roh Kudus, dan pendisiplinan serta teguran Roh Kudus tidak berlaku bagi mereka. Sepanjang hari, orang-orang semacam ini hidup di dalam daging, mereka hidup di dalam pikiran mereka, dan segala sesuatu yang mereka lakukan adalah berdasarkan pada doktrin yang dihasilkan oleh analisis dan penelitian otak mereka sendiri. Ini bukanlah apa yang dituntut dalam pekerjaan baru Roh Kudus, apalagi kerja sama dengan Tuhan. Mereka yang menolak pekerjaan Tuhan yang baru tidak memiliki hadirat Tuhan, dan terlebih lagi, tanpa berkat dan perlindungan Tuhan. Kebanyakan perkataan dan tindakan mereka berpegang pada tuntutan masa lalu dari pekerjaan Roh Kudus; semua itu adalah doktrin, bukan kebenaran. Doktrin dan peraturan semacam itu cukup membuktikan bahwa berkumpulnya orang-orang ini tidak lain adalah agama; mereka bukanlah orang-orang yang terpilih atau objek pekerjaan Tuhan. Persekutuan dari orang-orang yang ada di antara mereka hanya bisa disebut kongres besar agama, dan tidak bisa disebut gereja. Ini adalah fakta yang tidak bisa diubah. Mereka tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus yang baru; yang mereka lakukan tampaknya berbau agama, yang mereka hidupi seolah-olah penuh dengan agama; tetapi mereka tidak memiliki hadirat dan pekerjaan Roh Kudus, apalagi memenuhi syarat untuk menerima pendisiplinan atau pencerahan Roh Kudus. Orang-orang ini adalah mayat-mayat dan belatung yang sama sekali tanpa kerohanian. Mereka tidak memiliki pengetahuan akan sifat pemberontakan dan pertentangan manusia, tidak memiliki pengetahuan akan semua perbuatan jahat manusia, apalagi mengenal semua pekerjaan Tuhan dan kehendak Tuhan di masa kini. Mereka semua adalah orang-orang yang bodoh, orang-orang hina, dan mereka adalah sampah yang tidak pantas disebut orang percaya! Tidak ada apa pun yang mereka lakukan yang berhubungan dengan pengelolaan Tuhan, apalagi merusak rencana Tuhan. Perkataan dan tindakan mereka terlalu menjijikkan, terlalu menyedihkan, dan sama sekali tidak pantas disebutkan. Tidak ada hal apa pun yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak berada di dalam aliran Roh Kudus yang memiliki keterkaitan dengan pekerjaan Roh Kudus yang baru. Karena itu, apa pun yang mereka lakukan, mereka tidak memiliki pendisiplinan Roh Kudus, dan terlebih lagi, tidak memiliki pencerahan Roh Kudus. Karena mereka semua adalah orang-orang yang tidak mencintai kebenaran, yang telah dibenci dan ditolak oleh Roh Kudus. Mereka disebut para pelaku kejahatan karena mereka berjalan di dalam kedagingan dan melakukan apa pun yang mereka inginkan dengan membawa-bawa nama Tuhan. Ketika Tuhan bekerja, mereka sengaja memusuhi-Nya, dan berlari ke arah yang berlawanan dari-Nya. Kegagalan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan merupakan sikap yang sangat memberontak, jadi bukankah orang-orang itu yang secara sengaja melawan Tuhan adalah yang terutama harus menerima pembalasannya yang adil?
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
"Tetapi Aku berkata kepadamu, bahwa di tempat ini ada yang lebih besar daripada Bait Suci. Tetapi jika engkau mengerti apa artinya ini, Aku menghendaki belas kasihan dan bukan korban persembahan, tentu engkau tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan bahkan atas hari Sabat" (Matius 12:6-8). Apakah arti kata "Bait Suci" di sini? Sederhananya, "Bait Suci" merujuk pada sebuah bangunan yang tinggi dan megah, dan pada Zaman Hukum Taurat, Bait Suci merupakan tempat para imam menyembah Tuhan. Ketika Tuhan Yesus berkata "di tempat ini ada yang lebih besar daripada Bait Suci," siapakah yang Dia maksud dengan "ada yang lebih besar"? Jelas bahwa yang dimaksud adalah Tuhan Yesus dalam daging, karena hanya Dia yang lebih besar daripada Bait Suci. Apa yang firman itu sampaikan kepada orang-orang? Firman Tuhan mengatakan agar orang keluar dari Bait Suci—Tuhan telah meninggalkan Bait Suci dan tidak lagi bekerja di dalamnya, jadi orang harus mencari jejak langkah Tuhan di luar Bait Suci dan mengikuti langkah-langkah Tuhan dalam pekerjaan baru-Nya. Ketika Tuhan Yesus mengucapkan ini, ada dasar pemikiran di balik perkataan-Nya, yakni bahwa di bawah hukum Taurat, orang-orang telah memandang Bait Suci sebagai sesuatu yang lebih besar daripada Tuhan itu sendiri. Artinya, orang lebih menyembah Bait Suci ketimbang menyembah Tuhan, sehingga Tuhan Yesus memperingatkan mereka untuk tidak menyembah berhala, melainkan menyembah Tuhan karena Dialah yang tertinggi. Karena itu, Dia berkata: "Aku menghendaki belas kasihan dan bukan korban persembahan." Jelas bahwa di mata Tuhan Yesus, kebanyakan orang yang hidup di bawah hukum Taurat tidak lagi menyembah Tuhan Yahweh, melainkan hanya melakukan rutinitas mempersembahkan korban, dan Tuhan Yesus menganggap bahwa hal ini sama saja dengan penyembahan berhala. Para penyembah berhala ini memandang Bait Suci sebagai sesuatu yang lebih besar, lebih tinggi daripada Tuhan. Di dalam hati mereka hanya ada Bait Suci, bukan Tuhan, dan jika mereka kehilangan Bait Suci, berarti mereka kehilangan tempat kediaman. Tanpa Bait Suci tidak ada lagi tempat bagi mereka untuk beribadah dan mereka tidak dapat melakukan persembahan korban. Yang mereka sebut "tempat kediaman" adalah tempat mereka menggunakan kepura-puraan yang penuh kepalsuan untuk menyembah Tuhan Yahweh agar dapat tetap tinggal di Bait Suci dan melakukan urusan mereka sendiri. Yang mereka sebut "mempersembakan korban" hanyalah melakukan urusan pribadi mereka sendiri yang memalukan di balik kedok melakukan pelayanan mereka di Bait Suci. Inilah alasan mengapa orang-orang pada zaman itu memandang Bait Suci sebagai sesuatu yang lebih besar daripada Tuhan. Tuhan Yesus mengucapkan perkataan ini sebagai peringatan bagi orang-orang, karena mereka menggunakan Bait Suci sebagai topeng, dan persembahan korban sebagai kedok untuk mencurangi orang dan mencurangi Tuhan, Apabila engkau menerapkan firman ini pada masa sekarang, firman ini masih sama sahnya dan sama relevannya. Walaupun orang-orang pada zaman sekarang telah mengalami pekerjaan Tuhan yang berbeda dari yang dialami orang-orang pada Zaman Hukum Taurat, natur esensi mereka sama.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Sebanyak apa pun orang yang melaksanakan tugas mereka di sebuah gereja, apakah ada dua atau banyak orang, pada saat mereka kehilangan pekerjaan Roh Kudus, mereka tidak sedang mengalami pekerjaan Tuhan dan mereka tidak memiliki hubungan dengan Tuhan serta tidak memiliki bagian dalam pekerjaan Tuhan. Mereka telah menjadi kelompok agamawi. Bukankah orang-orang ini berada dalam bahaya besar? Mereka tidak pernah mencari kebenaran ketika menghadapi masalah dan mereka tidak bertindak sesuai dengan kebenaran prinsip, tetapi tunduk pada pengaturan dan manipulasi manusia. Bahkan ada banyak orang yang, saat melaksanakan tugasnya, tidak pernah berdoa atau mencari kebenaran prinsip; mereka hanya bertanya kepada orang lain dan melakukan apa yang orang lain katakan, bertindak berdasarkan petunjuk dari orang lain. Ke mana pun orang lain mungkin mengarahkan, ke sanalah mereka pergi. Dalam iman mereka, mereka merasa bahwa pencarian kebenaran itu samar dan merepotkan, sementara mengandalkan orang lain dan melakukan apa yang orang lain katakan itu mudah dan paling praktis sehingga mereka melakukan apa yang paling mudah dan tanpa penderitaan, bertanya kepada orang lain dan melakukan apa yang mereka katakan dalam segala hal. Akibatnya, bahkan setelah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, ketika menghadapi masalah, mereka tidak pernah sekali pun datang ke hadapan Tuhan, berdoa serta mencari kehendak-Nya dan kebenaran, dan kemudian memperoleh pemahaman akan kebenaran, dan bertindak serta berperilaku sesuai dengan kehendak Tuhan—mereka tidak pernah memiliki pengalaman seperti itu. Apakah orang-orang semacam itu benar-benar menerapkan iman kepada Tuhan? Aku bertanya-tanya: mengapa, begitu beberapa orang menjadi bagian dari suatu kelompok, mudah bagi mereka—secara lahiriah—untuk langsung berubah dari orang yang percaya kepada Tuhan menjadi orang yang percaya kepada manusia, dan dari orang yang mengikut Tuhan menjadi orang yang mengikut manusia? Mengapa mereka berubah begitu cepat? Mengapa mereka berperilaku seperti itu bahkan setelah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun? Mereka telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi anehnya, Tuhan tidak pernah memiliki tempat di hati mereka. Mereka tidak pernah memiliki hubungan apa pun dengan Tuhan. Tindakan, perkataan, kehidupan, perilaku dan cara menangani masalah, bahkan kinerja tugas dan pelayanan mereka kepada Tuhan—semua yang mereka lakukan, semua perilaku yang mereka singkapkan, semua yang mereka ungkapkan, dan bahkan setiap pemikiran atau ide mereka—tak satu pun dari hal ini yang berkaitan dengan kepercayaan kepada Tuhan. Jadi, apakah orang ini adalah salah satu dari orang percaya sejati? Dapatkah lamanya kepercayaan orang kepada Tuhan menyingkapkan seberapa besarnya tingkat pertumbuhan mereka dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan? Apakah lamanya kepercayaan orang kepada Tuhan adalah bukti apakah mereka memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan atau tidak? Sama sekali tidak.
Dikutip dari "Hanya Jika Engkau Selalu Hidup di Hadirat Tuhan, Engkau Dapat Menempuh Jalan Keselamatan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"
Jika, dalam iman mereka, manusia memperlakukan kebenaran sebagai seperangkat peraturan yang harus ditaati, bukankah iman mereka itu cenderung untuk berubah menjadi upacara keagamaan? Dan apa perbedaan antara upacara keagamaan semacam ini dengan kekristenan? Mereka mungkin lebih dalam dan lebih progresif dalam cara mereka mengatakan sesuatu, tetapi jika iman mereka telah menjadi hanya seperangkat peraturan dan sejenis upacara, apakah itu berarti itu telah berubah menjadi kekristenan? (Ya.) Ada perbedaan antara ajaran yang lama dan ajaran yang baru, tetapi jika ajaran itu tidak lebih dari semacam teori dan hanya menjadi suatu bentuk upacara, doktrin untuk orang-orang—dan juga, jika mereka tidak bisa mendapatkan kebenaran darinya atau tidak bisa masuk ke dalam kenyataan kebenaran, bukankah iman mereka sama saja dengan Kekristenan? Intinya, bukankah ini adalah kekristenan? (Ya.) Jadi, dalam perilakumu dan pelaksanaan tugasmu, dalam hal apa engkau memiliki pandangan dan keadaan yang sama atau serupa dengan orang percaya dalam kekristenan? (Dalam mematuhi peraturan, dan diperlengkapi dengan perkataan dan doktrin.) (Dalam berfokus pada penampilan sebagai seorang yang rohani dan memperlihatkan perilaku yang baik, dan dalam bersikap saleh dan rendah hati.) Engkau berusaha untuk memiliki perilaku lahiriah yang baik, melakukan yang terbaik untuk mengemas dirimu dalam semacam penampilan yang rohani, berbicara doktrin rohani, mengatakan hal-hal yang benar secara rohani, melakukan hal-hal yang relatif disetujui dalam gagasan dan imajinasi manusia, dan berpura-pura saleh. Engkau mengucapkan perkataan dan doktrin dari tempat tinggi, mengajar orang untuk berbuat baik, menjadi orang saleh, dan mengerti kebenaran; engkau menganggap dirimu lebih rohani dari orang lain, dan memancarkan spiritualitas yang dangkal dalam semua yang engkau katakan dan lakukan. Namun, dalam penerapannya, engkau tidak pernah mencari kebenaran; begitu menghadapi masalah, engkau bertindak sepenuhnya sesuai dengan kehendak manusia, mengesampingkan Tuhan. Engkau tidak pernah bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, engkau tidak pernah memahami apa yang dibicarakan dalam kebenaran, apa kehendak Tuhan, apa standar yang dituntut-Nya dari manusia—engkau tidak pernah menganggap serius atau membuat dirimu memikirkan tentang masalah-masalah ini. Apakah tindakan lahiriah dan keadaan batin manusia—artinya, jenis iman ini—merupakan rasa takut akan Tuhan dan usaha menjauhi kejahatan? Jika tidak ada hubungan antara iman manusia dan pengejaran mereka akan kebenaran, lalu apakah mereka percaya kepada Tuhan atau tidak? Tak peduli berapa tahun orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan pengejaran akan kebenaran ini percaya kepada Tuhan, dapatkah mereka benar-benar memiliki rasa hormat yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan? (Tidak, mereka tidak dapat.) Jadi apa artinya perilaku lahiriah orang-orang seperti itu? Jalan seperti apa yang dapat mereka tempuh? (Jalan orang Farisi.) Dengan apa mereka menghabiskan hari-hari mereka untuk memperlengkapi diri? Bukankah dengan perkataan dan teori? Bukankah mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan mempersenjatai diri, dengan membekali diri mereka dengan perkataan dan teori, untuk membuat diri mereka semakin seperti orang-orang Farisi, lebih rohani, dan lebih seperti orang-orang yang seharusnya melayani Tuhan? Sebenarnya apakah natur dari semua cara ini? Apakah menyembah Tuhan? Apakah iman yang tulus kepada-Nya? (Bukan.) Jadi apa yang sedang mereka lakukan? Mereka sedang menipu Tuhan; mereka hanya melakukan langkah-langkah suatu proses, dan terlibat dalam upacara keagamaan. Mereka mengibarkan bendera iman dan melakukan ritual keagamaan, berusaha menipu Tuhan untuk mencapai tujuan mereka agar diberkati. Mereka sama sekali tidak menyembah Tuhan. Pada akhirnya, bukankah sekelompok orang seperti ini akan berakhir seperti orang-orang di dalam gereja yang seharusnya melayani Tuhan, dan yang seharusnya percaya dan mengikuti Tuhan?
Dikutip dari "Hanya Jika Engkau Selalu Hidup di Hadirat Tuhan, Engkau Dapat Menempuh Jalan Keselamatan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"
Tuhan menyebut apa orang-orang yang percaya kepada Yahweh? Yudaisme. Mereka menjadi semacam kelompok agama. Dan bagaimana Tuhan mendefinisikan mereka yang percaya kepada Yesus? (Kekristenan.) Di mata Tuhan, Yudaisme dan Kekristenan adalah kelompok agama. Mengapa Tuhan mendefinisikan mereka demikian? Di antara semua yang merupakan anggota dari badan-badan keagamaan yang didefinisikan oleh Tuhan ini, adakah yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, melakukan kehendak Tuhan, dan mengikuti jalan Tuhan? (Tidak.) Ini membuatnya menjadi jelas. Di mata Tuhan, dapatkah mereka yang secara nama saja mengikuti Tuhan menjadi orang-orang yang Tuhan akui sebagai orang percaya? Apakah mereka semua memiliki hubungan dengan Tuhan? Dapatkah mereka semua menjadi sasaran penyelamatan Tuhan? (Tidak.) Jadi, akankah datang suatu hari ketika engkau hanya akan dilihat Tuhan sebagai kelompok agama? (Itu mungkin terjadi.) Dianggap hanya sebagai kelompok agama, itu tampaknya tak terbayangkan. Jika orang menjadi bagian dari kelompok agama di mata Tuhan, apakah mereka akan diselamatkan oleh-Nya? Apakah mereka anggota rumah Tuhan? (Tidak.) Jadi cobalah untuk menyimpulkan: orang-orang ini yang hanya secara nama saja percaya kepada Tuhan yang benar tetapi yang Tuhan anggap sebagai bagian dari kelompok agama—jalan apa yang mereka tempuh? Dapatkah dikatakan bahwa orang-orang ini menempuh jalan mengibarkan bendera iman tanpa pernah mengikuti jalan-Nya atau menyembah-Nya, dan sebaliknya meninggalkan Tuhan? Artinya, mereka menempuh jalan percaya kepada Tuhan tetapi menyembah Iblis, menjalankan pengelolaan mereka sendiri, dan mencoba membangun kerajaan mereka sendiri—apakah ini intinya? Apakah orang-orang seperti ini memiliki hubungan dengan rencana pengelolaan Tuhan untuk keselamatan manusia? (Tidak.) Tidak peduli berapa banyak orang yang percaya kepada Tuhan, begitu kepercayaan mereka didefinisikan oleh Tuhan sebagai agama atau kelompok, maka Tuhan telah menetapkan bahwa mereka tidak dapat diselamatkan. Mengapa Aku mengatakan ini? Dalam kelompok atau kerumunan orang yang tidak memiliki pekerjaan dan bimbingan Tuhan dan yang tidak menyembah Dia sama sekali, siapa yang mereka sembah? Siapa yang mereka ikuti? Di dalam hati mereka mengakui Tuhan, tetapi pada kenyataannya, mereka tunduk pada manipulasi dan kendali manusia. Kelihatannya, mereka mungkin mengikuti seseorang, tetapi pada dasarnya, mereka mengikuti Iblis, setan; mereka mengikuti kekuatan yang memusuhi Tuhan, yang berseteru dengan Tuhan. Akankah Tuhan menyelamatkan sekelompok orang seperti ini? (Tidak.) Mengapa? Apakah mereka mampu bertobat? (Tidak.) Mereka mengibarkan bendera iman, menjalankan usaha manusia, melakukan pengelolaan mereka sendiri, dan mereka bertentangan dengan rencana pengelolaan Tuhan untuk keselamatan umat manusia. Kesudahan akhir mereka adalah dibenci dan ditolak oleh Tuhan; Tuhan tidak mungkin menyelamatkan orang-orang ini, mereka tidak mungkin bertobat, mereka telah ditangkap oleh Iblis—mereka sepenuhnya berada di tangan Iblis.
Dikutip dari "Hanya Jika Engkau Selalu Hidup di Hadirat Tuhan, Engkau Dapat Menempuh Jalan Keselamatan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.