69. Kembali ke Jalan yang Benar
Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Melayani Tuhan bukan tugas yang sederhana. Mereka yang watak rusaknya tetap tidak berubah tidak akan pernah bisa melayani Tuhan. Jika watakmu belum dihakimi dan dihajar oleh firman Tuhan, watakmu masih merepresentasikan Iblis, yang membuktikan bahwa engkau melayani Tuhan karena niat baikmu sendiri, bahwa pelayananmu itu didasarkan pada natur Iblis dalam dirimu. Engkau melayani Tuhan dengan karakter alamimu dan berdasarkan pilihan pribadimu. Terlebih lagi, engkau selalu berpikir bahwa hal-hal yang engkau bersedia lakukan adalah hal yang menyenangkan Tuhan, dan hal-hal yang tidak ingin engkau lakukan adalah hal yang Tuhan benci; engkau bekerja sepenuhnya berdasarkan pilihanmu sendiri. Dapatkah ini disebut melayani Tuhan? Pada akhirnya, tidak akan ada sedikit pun perubahan dalam watak hidupmu; sebaliknya, pelayananmu akan membuatmu semakin keras kepala, jadi watak rusakmu akan semakin tertanam dalam dirimu, dan dengan demikian, di dalam dirimu akan terbentuk aturan-aturan mengenai pelayanan kepada Tuhan yang terutama didasarkan pada karaktermu sendiri, dan pengalaman yang diperoleh dari pelayananmu yang sesuai dengan watakmu sendiri. Ini adalah pengalaman dan pelajaran manusia. Ini adalah falsafah hidup manusia di dunia. Orang-orang seperti ini dapat digolongkan sebagai orang-orang Farisi dan tokoh agamawi. Jika mereka tidak pernah sadar dan bertobat, mereka pasti akan berubah menjadi Kristus-Kristus palsu dan antikristus yang memperdaya orang-orang pada akhir zaman" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pelayanan Rohani Harus Dibersihkan"). Ketika aku membaca bagian ini, "Melayani Tuhan bukan tugas yang sederhana. Mereka yang watak rusaknya tetap tidak berubah tidak akan pernah bisa melayani Tuhan. Jika watakmu belum dihakimi dan dihajar oleh firman Tuhan, watakmu masih merepresentasikan Iblis," aku merasa sangat tersentuh. Aku pernah mengalami kegagalan di masa lalu. Aku memenuhi tugasku berdasarkan watak yang congkak, dan sangat sombong. Aku suka pamer, menyampaikan firman dan doktrin yang dangkal untuk membuat orang menganggapku hebat dan mengagumiku, dan bahkan tanpa disadari, aku telah menginjakkan kaki di jalan yang menentang Tuhan. Setelah mengalami penghakiman dan penyingkapan firman Tuhan, barulah aku mulai mengenali sumber penentanganku terhadap Tuhan dan naturku yang jahat, dan mulai bertobat kepada Tuhan.
Pada tahun 2013 aku terpilih menjadi pemimpin gereja. Saat itu aku sangat antusias. Setiap kali aku melihat saudara-saudariku dalam kesulitan, aku selalu mempersekutukan firman Tuhan kepada mereka untuk membantu mereka menyelesaikan masalah-masalah mereka. Setelah kesulitan semua orang telah diselesaikan, mereka dapat memenuhi tugas mereka seperti biasa. Setelah beberapa bulan, pemimpinku berkata kepadaku, "Ada sebuah gereja yang memiliki cukup banyak saudara-saudari yang baru bergabung, dan rekan sekerjamu semuanya merekomendasikan agar kau pergi ke sana dan melayani sebagai pemimpin." Penuh kepercayaan diri, aku menerimanya. Aku hanya berpikir bahwa aku harus melakukan pekerjaan yang baik untuk menyirami saudara-saudari itu sehingga mereka mampu memahami kebenaran sesegera mungkin dan meletakkan dasar di jalan yang benar. Setelah aku tiba di gereja tersebut, aku mendapatkan pemahaman tentang situasi keseluruhan di sana, dan aku juga mencatat masalah dan kesulitan saudara-saudari, lalu berencana untuk mencari bagian-bagian firman Tuhan yang relevan untuk bersekutu dan menyelesaikan masalah-masalah mereka. Aku hanya merasa bahwa karena aku baru saja berada di gereja tersebut, banyak saudara-saudari yang tidak mengenalku, jadi aku harus bekerja lebih keras dan berkumpul dengan mereka untuk lebih banyak bersekutu. Jika aku mampu menjalankan pekerjaan gereja dengan baik dalam waktu singkat, saudara-saudari ini pasti merasa bahwa aku memiliki kenyataan kebenaran, dan cakap dalam pekerjaanku—dan ketika itu terjadi, maka para pemimpinku juga akan menganggap diriku hebat. Gereja kemudian mengeluarkan pemberitahuan tentang kebenaran yang harus disampaikan pada tahap itu, dan bahwa kami harus mencari bagian firman Tuhan yang relevan untuk dipersekutukan. Aku merasa sangat gembira karena ini adalah kesempatan yang sempurna untuk membuktikan diriku. Jadi aku menemukan beberapa perkataan Tuhan yang berhubungan dengan semua aspek kebenaran ini, dan kemudian menyusunnya dengan rapi dan teratur, sambil berpikir, "Kebetulan pertemuan rekan sekerja diadakan besok. Rekan-rekan sekerjaku akan melihat bahwa aku menghabiskan sepanjang malam mencari firman Tuhan ini, dan tentu saja mereka akan mengatakan aku rajin dan bertanggung jawab dalam tugasku." Jadi, aku selesai mempersiapkannya menjelang fajar. Benar saja, selama pertemuan itu, setelah melihat firman Tuhan yang telah kucari, semua rekan sekerjaku menatapku dengan kagum. Beberapa berkata, "Lihatlah Saudara Chen! Dia sangat teliti. Dia menghabiskan sepanjang malam mencari semua bagian firman Tuhan yang relevan ini." Beberapa berkata, "Benar sekali! Sepertinya Saudara Chen banyak membaca firman Tuhan." Saudara yang menjadi tuan rumah pertemuan itu berkata dengan prihatin, "Saudara Chen, berapa lama kau harus begadang sebelum menemukan semua bagian firman Tuhan ini?" Mendengar semua ini membuatku merasa senang. Perjuanganku sampai subuh tidak sia-sia, dan saudara-saudariku dapat melihat betapa besar upaya yang telah kulakukan. Menutupi kegembiraan yang kurasakan di dalam hatiku, aku berkata, "Sudah hampir fajar saat aku selesai mencarinya. Aku sering begadang semalaman untuk memenuhi tugasku dengan sebagaimana mestinya. Tak ada yang perlu dibanggakan. Aku harus memastikan saudara-saudariku tidak terhambat untuk dapat bersekutu di pertemuan." Saudara yang menjadi tuan rumah kemudian berkata bahwa aku teliti dalam tugasku, dan bahwa aku bisa begadang semalaman dan menanggung kesulitan. Hatiku sangat senang mendengar itu. Aku harus terus bekerja keras agar semua saudara-saudariku mengatakan bahwa aku adalah pemimpin yang cakap.
Kemudian, ketika pekerjaan penyebaran Injil semakin berkembang, kami mendirikan beberapa gereja lagi. Setiap hari, aku bekerja dari fajar hingga petang, berkeliling ke setiap gereja untuk menyirami saudara-saudariku. Aku selalu membacakan firman Tuhan kepada siapa saja yang berada dalam kesulitan, dengan sabar bersekutu untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka, dan pendapat orang-orang tentang kehebatanku semakin bertambah. Suatu kali, beberapa saudara-saudari mengalami masalah ketika menyebarkan Injil dan tidak dapat menyelesaikannya. Mereka semakin negatif dan lemah, jadi mereka datang kepadaku untuk mempersekutukannya. Aku membagikan kepada mereka pengalamanku saat menyebarkan Injil di masa lalu. Aku berkata, "Orang-orang yang kepadanya aku menyebarkan Injil memiliki gagasan mereka sendiri dan tidak mau menerimanya. Beberapa dari mereka mengusirku dari rumah mereka. Pada saat itu, kupikir tugas ini juga sangat sulit, jadi aku terus-menerus berdoa kepada Tuhan. Aku terjaga sepanjang malam mencari ayat-ayat terkait dari firman-Nya, dan berulang kali aku pergi bersekutu dengan orang-orang itu untuk menyelesaikan masalah mereka. Aku melakukannya agar mereka dapat mendengar suara Tuhan dan mendapatkan keselamatan-Nya pada akhir zaman. Betapa pun banyaknya penghinaan dan kesulitan yang kuhadapi, aku menolak untuk menyerah. Akhirnya, aku membawa mereka semua ke dalam gereja ...." Ketika aku selesai berbicara, seorang saudara berkata dengan kagum, "Lihatlah Saudara Chen kita ini. Dia benar-benar tahu bagaimana menanggung kesulitan. Dia benar-benar memikul beban." Beberapa berkata, "Kita semua harus memberitakan Injil seperti yang dilakukan Saudara Chen." Ketika aku melihat betapa besarnya kekaguman saudara-saudari ini terhadapku, aku merasa sangat senang. Setelah itu, orang lain yang mengalami kesulitan dalam tugas mereka selalu datang mencariku untuk meminta bantuan, dan sangat sedikit yang menemui saudara yang bekerja bersamaku. Sambil memenuhi tugas mereka, saudara-saudari selalu secara aktif melakukan apa pun yang kuminta dari mereka. Melihat betapa mereka sangat menganggapku hebat, aku mulai semakin menghargai diriku sendiri; aku merasa seperti menjadi tiang penopang gereja.
Di sebuah pertemuan, aku terus-menerus berbicara tentang berapa banyak aku telah menderita dan berapa harga yang telah kubayar dalam tugasku, dan apa hasil yang telah kuraih. Seorang saudari tiba-tiba berkata kepadaku, "Saudara Chen, sebagian besar persekutuan yang kudengar darimu adalah tentang seberapa banyak kau menderita dan berkorban saat memenuhi tugasmu, tetapi kau belum berbicara tentang kelemahan apa yang kau miliki ketika kau menghadapi kesulitan atau watak rusak apa yang kau singkapkan, atau pengetahuan apa yang kau dapatkan tentang dirimu sendiri, atau bagaimana kau mencari kebenaran untuk menyelesaikan kesulitanmu. Tampaknya seolah kau tidak memiliki kerusakan sama sekali ...." Setelah dia selesai mengatakan ini, semua yang lain hanya menatapku. Aku tertegun. Aku merasa disudutkan, dan wajahku memerah. Dalam hati, kupikir, "Berbicara kepadaku seperti itu telah membuatku terlihat bodoh di depan semua saudara-saudari ini. Apa yang akan mereka pikirkan tentang diriku?" Dalam upaya untuk menyelamatkan mukaku, aku segera berkata, "Saudari, apa yang telah kau persekutukan itu benar, dan aku dapat menerimanya. Namun, saudara-saudari kita sedang menghadapi kesulitan dalam tugas mereka, dan mereka semakin negatif dan lemah. Kita seharusnya tidak hanya membicarakan tentang kerusakan kita. Kita harus lebih banyak mempersekutukan penerapan yang positif; ini adalah satu-satunya cara agar saudara-saudari kita dapat memiliki jalan untuk maju dan menemukan iman mereka ...." Belakangan, beberapa saudara-saudari lainnya memberitahuku bahwa ketika berbicara tentang pengalaman dan pengetahuanku, aku telah melewatkan sebagian besar kerusakan yang telah tersingkap di dalam diriku, dan bahwa karena aku telah bicara begitu banyak tentang bagaimana aku menderita, berapa harga yang telah kubayar, dan bagaimana aku telah meninggalkan dagingku dalam tugasku, itu membuatku tampak sangat mahir menerapkan kebenaran. Diperhadapkan dengan teguran dari saudara-saudariku ini, aku merasa sedikit tidak nyaman. Apakah segala sesuatu yang telah kupersekutukan ini sebenarnya tidak cocok? Terkadang aku juga bersekutu tentang betapa congkak dan egoisnya diriku. Selain itu, aku selalu mencapai hasil yang sangat baik dalam tugasku, dan tidak menghambat pekerjaan gereja. Jadi itu artinya tidak ada yang salah dengan caraku bersekutu, bukan? Jadi, aku tidak merenungkan diriku sendiri dengan sungguh-sungguh.
Kemudian, karena tugasku mengharuskannya, aku dipindahkan ke gereja lain untuk melanjutkan pekerjaanku. Selama pertemuan dengan rekan sekerjaku, Saudara Zhang berkata kepadaku dengan nada serius, "Saudara Chen, sejak kau meninggalkan gereja lain itu, beberapa saudara-saudari di sana telah kehilangan minat untuk melakukan tugas mereka. Setiap kali mereka menghadapi kesulitan, mereka tidak membaca firman Tuhan atau mencari kebenaran; mereka hanya ingin kau yang menyelesaikan masalah mereka. Beberapa bahkan ingin berhenti menghadiri pertemuan. Ini menunjukkan bahwa kau belum meninggikan Tuhan atau memberikan kesaksian bagi-Nya dalam tugasmu. Kau hanya pamer sehingga orang lain akan menganggapmu hebat dan mengagumimu. Ini adalah perbuatan jahat, dan kau perlu meluangkan waktu untuk merenungkan dirimu sendiri!" Setelah mendengar apa yang dia katakan, aku terperanjat. Bagaimana ini bisa terjadi? Saudara-saudariku semua mengagumiku? Ini adalah masalah serius! Aku merasa sangat khawatir. Setelah itu, aku tidak mendengar apa pun yang dipersekutukan selama pertemuan itu; pikiranku bercampur aduk. Aku sama sekali tidak tahu bagaimana aku bisa mengatasi situasi ini. Setelah aku sampai di rumah, aku terus merenungkan perkataan Saudara Zhang. Awalnya, kupikir tugasku telah membuahkan beberapa hasil dan bahwa aku mampu mempersekutukan kebenaran untuk menyelesaikan beberapa masalah. Sama sekali tak pernah kuduga bahwa ini akan berakibat seperti ini. Sebenarnya, ini sangat membuatku kesal. Dalam ketidakberdayaanku, aku berdoa kepada Tuhan. Aku berkata, "Ya Tuhan, Kumohon cerahkanlah diriku agar aku dapat menemukan sumber masalahku dan memiliki pemahaman yang nyata tentang diriku."
Kemudian, aku membaca beberapa firman Tuhan, "Semua orang yang merosot mengagungkan diri mereka sendiri dan menjadi saksi bagi diri mereka sendiri, mereka berkeliling membual tentang diri mereka sendiri dan membesar-besarkan diri sendiri, dan mereka sama sekali tidak memedulikan Tuhan. Apakah engkau semua punya pengalaman tentang apa yang Aku sedang bicarakan? Banyak orang selalu memberikan kesaksian tentang diri mereka sendiri: 'Aku menderita seperti ini dan itu, aku telah melakukan pekerjaan ini dan itu, Tuhan telah memperlakukanku begini dan begitu; Dia memintaku untuk melakukan ini dan itu; Dia sangat menghargaiku; sekarang aku seperti ini dan itu.' Mereka sengaja berbicara dengan nada tertentu dan dengan sikap badan tertentu. Pada akhirnya, sebagian orang akhirnya mengira bahwa orang-orang ini adalah Tuhan. Begitu mereka sudah sampai sejauh itu, Roh Kudus sudah lama meninggalkan mereka. Sementara itu, walaupun mereka diabaikan dan tidak diusir, nasib mereka sudah ditetapkan, dan yang dapat mereka lakukan hanyalah menunggu datangnya hukuman mereka" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Manusia Mengajukan Terlalu Banyak Tuntutan Terhadap Tuhan"). "Beberapa orang menggunakan kedudukan mereka untuk berulang kali bersaksi tentang diri mereka sendiri, meninggikan diri mereka, dan bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan orang dan status. Mereka menggunakan berbagai metode dan cara untuk membuat orang-orang memuja mereka, terus-menerus mencoba memenangkan hati orang dan mengendalikan mereka. Beberapa orang bahkan dengan sengaja menyesatkan orang agar berpikir bahwa mereka adalah Tuhan, sehingga mereka dapat diperlakukan seperti Tuhan. Mereka tidak akan pernah memberitahu seseorang bahwa mereka telah rusak—bahwa mereka juga rusak dan sombong, dan orang-orang tidak perlu memuja mereka, dan sebaik apa pun mereka melakukan sesuatu, semuanya itu karena peninggian dari Tuhan dan toh mereka melakukan apa yang memang harus mereka lakukan. Mengapa mereka tidak mengatakan hal-hal ini? Karena mereka sangat takut kehilangan tempat mereka di hati orang-orang. Itulah sebabnya orang-orang semacam ini tidak pernah meninggikan Tuhan dan tidak pernah menjadi saksi bagi Tuhan" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri I"). Setelah membaca firman Tuhan, aku merasa sangat tertekan. Setelah merenungkan diriku sendiri barulah aku menyadari bahwa secara lahiriah tampaknya aku menderita dan membayar harga, dan bersekutu kepada saudara-saudaraku tentang firman Tuhan untuk menyelesaikan masalah mereka, padahal aku hanya melakukannya untuk membuat diriku menonjol dan untuk pamer sehingga orang lain akan menganggapku hebat dan mengagumiku. Mengingat kembali ketika rekan-rekan sekerjaku merekomendasikanku untuk menjadi pemimpin di sebuah gereja dengan jemaat baru, aku menyadari bahwa yang kupikirkan hanyalah bagaimana aku bisa mendapatkan beberapa prestasi yang akan membuat saudara-saudariku menganggapku hebat dan pemimpin menganggapku sebagai orang yang sangat cakap. Demi tujuan ini, aku bekerja lembur, begadang semalaman untuk menemukan bagian firman Tuhan yang relevan dan menyusun apa yang akan kami persekutukan dalam pertemuan. Saat saudara-saudariku mengalami kesulitan ketika menyebarkan Injil, aku tidak bersekutu kepada mereka tentang kehendak Tuhan untuk membimbing mereka ke dalam prinsip-prinsip kebenaran, melainkan telah menyombongkan diri dan memamerkan tentang seberapa banyak aku telah menderita dan berapa harga yang telah kubayar sementara menyebarkan Injil. Seiring pekerjaanku semakin maju, saudara-saudariku memujiku. Aku menikmati ini, dan telah mengambil penghargaan pribadi untuk hasil yang dicapai oleh pekerjaan Roh Kudus, tanpa tahu malu memamerkannya sebagai prestasiku sendiri. Saat bersekutu di pertemuan, aku sering menempatkan diriku menjadi pusat perhatian, hanya mempersekutukan penerapan positif sementara menghindari masalah watak rusak yang kusingkapkan. Jika pembahasan tentang itu akhirnya muncul, aku langsung menutup-nutupinya. Adapun terhadap motifku yang hina dalam memenuhi tugasku, aku bahkan lebih enggan untuk membedah atau membeberkannya. Dari waktu ke waktu, Tuhan telah memakai saudara-saudariku untuk menyinggung masalah-masalahku, tetapi demi melindungi kedudukan dan citraku, aku hanya mengatakan secara lisan bahwa aku menerima perkataan mereka, padahal sebenarnya aku belum merenungkan diriku sendiri. Selama bersekutu, aku hanya terus berbicara muluk-muluk untuk menipu saudara-saudariku. Dengan cara ini, aku menjadi percaya bahwa aku bertanggung jawab dalam tugasku dan dapat menanggung kesulitan serta membayar harganya. Apa pun masalah atau kesulitan yang dialami gereja, atau keadaan apa pun yang dialami saudara-saudariku, aku tidak akan mundur, tetapi akan selalu membantu mereka menemukan solusi. Tersingkap oleh fakta-fakta itu, aku menyadari bahwa ketika melakukan tugasku, aku sama sekali tidak menerapkan kebenaran, dan aku juga tidak pernah memikirkan kehendak Tuhan. Aku telah mengambil keuntungan dari kesempatan yang disediakan dengan memenuhi tugasku untuk pamer sehingga orang lain akan menganggapku hebat, dengan demikian memuaskan keinginanku untuk mendapatkan ketenaran dan kedudukan. Dengan melakukan ini, aku tidak membawa saudara-saudariku ke hadapan Tuhan; sebaliknya, aku membuat mereka memujaku. Ini berarti aku telah bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan perhatian orang-orang dan kedudukan. Baru setelah itulah aku menjadi sadar akan fakta bahwa aku telah menginjakkan kaki di jalan yang menentang Tuhan dan melakukan pelanggaran serius. Aku takut dan merasa sangat bersalah. Lalu aku bertanya kepada diriku sendiri: Bagaimana aku, tanpa menyadarinya, bisa sampai pada jalan untuk menentang Tuhan?
Kemudian, aku membaca satu bagian firman Tuhan: "Sejak umat manusia dirusak oleh Iblis, natur mereka mulai berubah dan mereka berangsur-angsur kehilangan rasionalitas yang dimiliki oleh manusia normal. Mereka sekarang tidak lagi bertindak layaknya manusia dalam posisinya sebagai manusia; sebaliknya, mereka ingin melampaui status sebagai manusia, dan mereka mendambakan sesuatu yang lebih tinggi dan lebih besar. Dan apakah sesuatu yang lebih tinggi ini? Mereka ingin melampaui Tuhan, melampaui surga, dan melampaui segala sesuatu. Apa akar penyebab yang membuat manusia telah menjadi seperti ini? Kesimpulannya, natur manusia terlalu congkak. ... Begitu manusia menjadi semakin congkak dalam natur dan esensi, mereka menjadi mampu melakukan hal-hal yang tidak menaati dan menentang Tuhan, hal-hal yang tidak mengindahkan firman-Nya, hal-hal yang menghasilkan gagasan-gagasan tentang Dia, hal-hal yang memberontak terhadap-Nya, dan hal-hal yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri. Engkau berkata engkau tidak congkak, tetapi seandainya kepadamu diberikan beberapa gereja dan engkau diizinkan untuk memimpinnya; seandainya Aku tidak menanganimu, dan tak seorang pun di keluarga Tuhan yang memangkasmu: setelah memimpin umat Tuhan selama beberapa saat, engkau pasti akan membawa mereka kepada dirimu sendiri dan membuat mereka tunduk di hadapanmu. Dan mengapa engkau bisa melakukan itu? Ini pasti ditentukan oleh naturmu; itu pasti tak lain adalah penyingkapan yang alami. Engkau tidak perlu berupaya keras untuk mempelajari hal ini, engkau juga tidak perlu membuat orang lain mengajarinya kepadamu secara khusus. Engkau tidak perlu dengan sengaja melakukan semua ini; keadaan semacam ini terjadi secara alami kepadamu: engkau membuat orang-orang tunduk di hadapanmu, memujamu, meninggikanmu, bersaksi tentang dirimu, dan mendengarkanmu dalam segala hal, dan engkau tidak mengizinkan mereka melampaui otoritasmu. Di bawah kepemimpinanmu, keadaan-keadaan semacam itu terjadi secara alami. Dan bagaimana keadaan-keadaan ini bisa terjadi? Semua ini ditentukan oleh natur manusia yang congkak" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Natur Congkak adalah Sumber Penentangan Manusia Terhadap Tuhan"). Membaca firman Tuhan membuatku memahami mengapa aku ingin memuaskan Tuhan dalam tugasku tetapi secara tidak sengaja menginjakkan kaki di jalan yang menentang Dia. Akar penyebabnya adalah natur jahat yang congkak di dalam diriku. Di bawah kendali naturku yang congkak, aku menganggap diriku hebat, dan telah sering berusaha pamer baik dalam perkataan maupun perbuatan sehingga orang lain akan menganggapku hebat dan mengagumiku. Ketika saudara-saudariku menghadapi masalah saat memenuhi tugas mereka, aku tidak mempersekutukan prinsip-prinsip kebenaran untuk membuat mereka memahami kebenaran dan memiliki jalan penerapan, tetapi hanya menyampaikan firman dan doktrin yang dangkal untuk membuat diriku terlihat baik, dan bahkan menggunakan pengalaman penderitaan dan pekerjaanku sendiri sebagai modal untuk pamer. Ini telah membuat saudara-saudariku mengagumiku dan percaya bahwa aku memahami kebenaran dan dapat menyelesaikan masalah mereka. Setiap kali mereka menghadapi kesulitan, mereka selalu menemuiku, tidak menyadari bahwa mereka seharusnya mengandalkan Tuhan dan mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah mereka. Mereka tidak memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hati mereka. Bahkan sampai saat setelah aku dipindahkan, beberapa saudara-saudari tidak mau lagi menghadiri pertemuan. Bagaimana itu bisa disebut memenuhi tugasku? Aku hanya melakukan kejahatan dan menentang Tuhan! Penyebab aku sanggup melakukan kejahatan semacam itu adalah karena kecongkakan dan kesombonganku. Yang kuinginkan adalah memerintah atas orang-orang sambil melindungi status dan citraku, membuat semua saudara-saudariku mengagumiku dan menjadikanku sebagai pusat perhatian. Aku sangat menginginkan berkat dari statusku. Aku dapat menyadari bahwa jauh di lubuk hati, aku tidak memiliki rasa hormat kepada Tuhan sedikit pun. Ketika hidup dengan natur yang congkak, menentang Tuhan terjadi tanpa disadari. Ini benar-benar sangat berbahaya. Aku teringat tentang para pendeta dan penatua di dunia keagamaan. Mereka tidak meninggikan Tuhan atau menjadi kesaksian bagi-Nya, juga tidak menuntun orang percaya untuk melakukan firman Tuhan. Sebaliknya, mereka secara membabi buta menjelaskan pengetahuan dan teori teologis Alkitab untuk menipu orang percaya, dan pamer tentang seberapa banyak mereka telah menderita, berapa banyak orang yang telah mereka tobatkan dan menjadi Kristen, dan berapa banyak gereja yang telah mereka dirikan. Ini menyebabkan orang-orang percaya memuja mereka, mengagumi mereka, dan melakukan apa pun yang mereka katakan. Beberapa orang telah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mendengar suara Tuhan, tetapi meskipun demikian, mereka pergi bertanya kepada para pendeta dan penatua dan menyelidikinya bersama mereka. Tanpa persetujuan para pendeta, mereka tidak berani menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa meskipun mereka tahu itu adalah jalan yang benar. Para pendeta dan penatua dunia keagamaan telah mengendalikan orang-orang dengan kuat. Mereka berjalan di jalan antikristus yang menentang Tuhan, dan berusaha membangun kerajaan mereka sendiri! Aku sering berusaha pamer dalam tugasku sehingga orang-orang akan menganggapku hebat dan mengagumiku. Apa bedanya aku dengan para pendeta dan penatua itu? Aku teringat akan saudara-saudari di gereja dengan jemaat baru itu: Mereka baru saja menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan masih ada banyak kebenaran yang belum mereka pahami. Tuhan telah membangkitkanku untuk memenuhi tugas memimpin gereja, jadi aku seharusnya bersekutu kepada mereka tentang firman Tuhan lebih banyak dan memberi kesaksian lebih banyak tentang pekerjaan-Nya sehingga mereka mampu memahami kebenaran dan memperoleh pengenalan akan Tuhan, dan meletakkan dasar di jalan yang benar. Namun apa yang kulakukan? Apa hasil dari upayaku memenuhi tugas itu? Aku membuat semua orang memujaku, dan menghalangi mereka memiliki pengenalan akan Tuhan. Dengan melakukan ini, aku telah membahayakan saudara-saudariku, dan menghambat serta mengganggu pekerjaan gereja. Jalan yang kutempuh tak lain adalah jalan antikristus yang menentang Tuhan! Semakin aku memikirkannya, aku semakin merasa khawatir dan tidak tenang. Aku menyadari betapa congkaknya diriku, betapa aku tidak memiliki rasa hormat kepada Tuhan, dan perbuatanku telah menyinggung watak-Nya sejak lama. Seandainya Dia tidak memakai saudara-saudariku untuk memangkas dan menanganiku seperti itu, aku tidak akan sadar untuk merenungkan perbuatanku. Jika aku terus menempuh jalan itu, tak ada yang tahu berapa banyak kejahatan yang bisa kulakukan yang mendatangkan kutukan dan hukuman Tuhan. Merasakan ketakutan yang masih ada, aku bersujud di hadapan Tuhan dan berdoa. Aku berkata, "Ya Tuhan! Aku telah sangat congkak. Aku selalu pamer dalam tugasku, dan ini telah menuntun saudara-saudariku untuk mengagumiku dan tidak memiliki tempat untuk-Mu di dalam hati mereka. Aku telah melakukan kejahatan dan menentang-Mu. Aku layak menerima hukuman-Mu. Tuhan! Aku ingin bertobat di hadapan-Mu, mengejar kebenaran dengan sungguh-sungguh, dan memulai lembaran baru."
Setelah itu, aku membaca firman Tuhan ini: "Sebagai salah satu makhluk ciptaan, manusia harus berperilaku sesuai dengan statusnya sendiri, dan berperilaku dengan penuh tanggung jawab. Dengan patuh menjaga apa yang dipercayakan kepadamu oleh Sang Pencipta. Jangan bertindak di luar batas, atau melakukan hal-hal di luar jangkauan kemampuanmu atau yang menjijikkan bagi Tuhan. Jangan berusaha menjadi orang hebat, atau menjadi manusia super, atau berada di atas orang lain, jangan berusaha menjadi Tuhan. Ini adalah hal-hal yang seharusnya tidak diinginkan oleh orang. Berusaha menjadi orang hebat atau manusia super itu tidak masuk akal. Berusaha untuk menjadi Tuhan lebih memalukan lagi; itu hal yang menjijikkan, dan tercela. Apa yang patut dipuji, dan apa yang harus terus dilakukan oleh makhluk ciptaan lebih dari apa pun, adalah menjadi makhluk ciptaan yang sejati; ini adalah satu-satunya tujuan yang harus dikejar oleh semua orang" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"). "Apa pun yang dicari manusia atau apa pun yang mereka inginkan, hanya orang-orang yang kembali ke hadapan Sang Pencipta serta dengan taat memenuhi dan menyelesaikan apa yang seharusnya mereka selesaikan, dan apa yang telah dipercayakan kepada mereka, yang akan hidup dengan hati nurani yang tenang dan dengan cara yang benar dan semestinya, tanpa penderitaan apa pun. Inilah makna dan nilai kehidupan" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Menjalankan Tugas sebagai Makhluk Ciptaan dengan Baik Ada Nilai dalam Hidup"). Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan, dan adalah benar dan layak—wajar—di mana manusia harus menyembah-Nya dan tunduk kepada-Nya. Selain itu, aku tahu bahwa aku hanyalah makhluk ciptaan yang sangat kecil, manusia yang rusak. Aku penuh dengan watak jahat—aku congkak, curang, dan jahat. Meskipun demikian, aku selalu berusaha pamer dan merebut hati orang. Aku benar-benar tidak tahu malu dan tidak masuk akal congkaknya! Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa malu. Aku membenci diriku sendiri karena buta dan tidak mengenal Tuhan. Aku tidak mengenal diriku sendiri. Aku bisa berada di sini hari ini untuk memenuhi tugasku adalah berkat anugerah dan peninggian dari Tuhan. Aku seharusnya menempatkan diri di posisi yang tepat sebagai makhluk ciptaan, dan menjadi orang yang jujur dan tulus, yang berfokus mengejar kebenaran, meninggikan Tuhan, dan menjadi kesaksian bagi-Nya, serta memenuhi tugas dengan baik—karena baru setelah itulah aku akan memiliki hati nurani dan akal makhluk ciptaan yang seharusnya.
Kemudian, aku mencari jalan penerapan dan jalan masuk melalui firman Tuhan. Aku membaca beberapa bagian firman Tuhan yang berkata, "Ketika menjadi kesaksian bagi Tuhan, engkau terutama harus berbicara lebih banyak tentang bagaimana Tuhan menghakimi dan menghajar orang, ujian apa yang Dia gunakan untuk memurnikan orang dan mengubah watak mereka. Engkau juga harus berbicara tentang berapa banyak kerusakan yang telah tersingkap dalam pengalamanmu, berapa banyak yang telah kautanggung, dan bagaimana engkau pada akhirnya ditaklukkan oleh Tuhan; berbicaralah tentang berapa banyak pengetahuan nyata tentang pekerjaan Tuhan yang kaumiliki, dan bagaimana engkau harus menjadi kesaksian bagi Tuhan dan membalas kasih-Nya. Engkau semua harus mengucapkan perkataan semacam ini secara lebih praktis, sambil menyampaikannya dengan cara yang sederhana. Jangan berbicara tentang teori-teori kosong. Berbicaralah dengan lebih rendah hati; berbicaralah dari hati. Inilah yang harus engkau alami. Jangan memperlengkapi dirimu dengan teori-teori kosong yang tampaknya mendalam dalam upaya memamerkan diri; melakukannya membuatmu tampak sangat congkak dan tidak bernalar. Berbicaralah lebih banyak tentang hal-hal yang nyata dari pengalaman nyatamu yang murni dan berasal dari hatimu; inilah yang paling bermanfaat bagi orang lain dan yang paling tepat untuk mereka pahami" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mengejar Kebenaran Orang Dapat Mencapai Perubahan dalam Wataknya"). Setelah membaca firman Tuhan, aku memahami sedikit tentang bagaimana aku harus menerapkan cara meninggikan Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya dalam tugasku. Untuk menjadi kesaksian bagi Tuhan, aku harus berbicara lebih banyak tentang bagaimana aku mengalami pekerjaan-Nya, watak rusak mana yang telah tersingkap dalam diriku, bagaimana aku telah memberontak dan menentang Dia, bagaimana aku telah merenungkan dan mulai mengenal diriku sendiri dengan membandingkan diriku dengan firman-Nya, serta bagaimana aku telah bertobat dan berubah. Melalui mempersekutukan kebenaran, aku harus membantu orang memahami kehendak dan tuntutan Tuhan, membantu mereka untuk memahami pekerjaan yang Dia lakukan untuk menyelamatkan manusia, serta watak-Nya, dan dapat menghormati dan tunduk kepada Tuhan dan memenuhi tugas makhluk ciptaan. Hanya dengan melakukan ini aku dapat benar-benar meninggikan Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya. Aku teringat ketika aku biasa bersekutu dengan saudara-saudariku. Sebagian besar waktu kuhabiskan hanya berbicara tentang seberapa banyak aku telah menderita dan berapa harga yang telah kubayar, dan bagaimana aku memberikan kesaksian tentang perbuatan Tuhan dan diberkati Tuhan. Ketika sampai pada watak rusak yang telah tersingkap dalam diriku atau motif hina seperti apa yang kumiliki, aku selalu menutupinya dan bahkan jarang menyebutkannya. Aku takut jika saudara-saudariku melihat kerusakanku, pendapat mereka tentang diriku akan berubah drastis. Aku memang benar-benar memiliki natur yang curang. Setelah mengenali hal-hal ini, aku mencari Saudara Zhang dan membuka diri kepadanya tentang perbuatan jahatku yang suka pamer untuk menipu orang-orang. Aku juga meminta Saudara Zhang untuk pergi ke gereja tempat aku sebelumnya melayani dan membedah perilakuku dengan saudara-saudari di sana, sehingga membuat setiap orang menjadi lebih peka. Selama pertemuan itu, aku juga membuka diri kepada saudara-saudari tentang perilaku jahatku, memberi kesaksian tentang watak benar Tuhan, dan mengatakan kepada semua orang untuk memakaiku sebagai contoh untuk belajar apa yang tidak boleh dilakukan sehingga mereka tidak akan menempuh jalan yang menentang Tuhan seperti diriku.
Dalam tugasku setelah itu, aku secara sadar meninggikan Tuhan dan bersaksi bagi-Nya serta mempersekutukan kehendak-Nya, tuntutan-Nya, dan kasih-Nya bagi manusia. Aku menyingkapkan kerusakanku sendiri, keburukanku, dan motif di balik tindakanku. Aku membuka diri dan bersekutu tentang bagaimana firman Tuhan membimbingku untuk mengenal diriku sendiri dan melakukan kebenaran. Dengan cara ini, saudara-saudariku akan tahu bahwa aku juga orang yang risak. Saat menyelesaikan masalah orang lain, terkadang aku masih ingin membual tentang pencapaianku di masa lalu, tetapi aku akan segera berdoa kepada Tuhan dan meninggalkan diriku sendiri. Aku akan mencari kebenaran dengan mereka dan bersekutu tentang prinsip-prinsip penerapan. Penerapan semacam ini memberiku perasaan damai di hati. Bertindak sesuai dengan firman Tuhan terasa menakjubkan. Mampu berubah dan kembali ke jalan yang benar semuanya berkat dihakimi, dihajar, dan dipangkas serta ditangani oleh Tuhan. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!