Bab Enam: Mereka Berperilaku dengan Cara yang Licik, Mereka Bersikap Sewenang-wenang dan Diktatorial, Mereka Tidak Pernah Bersekutu dengan Orang Lain, dan Mereka Memaksa Orang Lain untuk Mematuhi Mereka

Lampiran: Kisah Daming dan Xiaoming

Sebelum masuk ke topik utama persekutuan kita, mari kita mulai dengan menceritakan sebuah kisah. Apa gunanya menceritakan kisah? (Kisah itu mudah diingat.) Sampai saat ini, ada berapa kisah mudah diingat yang sudah Kuceritakan? (The Story of Dabao and Xiaobao.) "The Story of Dabao and Xiaobao" adalah kisah yang terakhir kali Kuceritakan beberapa waktu lalu. (Ada juga "Hunting Rats" dan kisah para pemimpin perempuan.) Cukup banyak kisah yang sudah diceritakan. Mengapa Aku menceritakan kisah-kisah? Tujuan sebenarnya adalah untuk beralih ke bentuk persekutuan yang lebih santai dan lebih mudah dipahami tentang kebenaran-kebenaran yang harus diketahui orang. Jika engkau semua memahami kebenaran dari kisah-kisah yang Kuceritakan, dan jika kebenaran tersebut bermanfaat dalam berbagai aspek jalan yang kalian masuki dalam kehidupan sehari-hari, tidak sia-sialah kisah-kisah tersebut diceritakan. Itu menunjukkan bahwa engkau semua sungguh-sungguh memahami kebenaran yang terkandung dalam kisah-kisah tersebut, bahwa engkau memahami sisi nyata dari kebenaran-kebenaran tersebut, bukan hanya mendengarkannya sebagai cerita semata. Beberapa waktu lalu, Aku menceritakan kisah Dabao dan Xiaobao. Hari ini, Aku akan menceritakan kisah Daming dan Xiaoming. Sembari mendengarkan, pikirkanlah apa yang sesungguhnya diharapkan untuk engkau semua pahami dari kisah ini dan aspek kebenaran apa saja yang terkandung di dalamnya.

Daming dan Xiaoming adalah ayah dan anak laki-laki. Dahulu, Daming dan putranya, Xiaoming, menerima pekerjaan Tuhan yang baru. Apakah ini hal yang baik? (Ya.) Itu adalah hal yang baik. Xiaoming masih kecil dan baru bisa membaca sedikit-sedikit. Jadi, Daming membacakan firman-firman Tuhan untuknya setiap hari dan dengan sabar menjelaskan firman-firman yang Xiaoming tidak mengerti. Setelah beberapa waktu, Xiaoming mulai memahami cukup banyak doktrin mengenai cara bertingkah laku sebagai seorang manusia. Dia juga mulai memahami beberapa kosakata seperti ketundukan, iman, kejujuran, kelicikan, dan sebagainya, yang tadinya tidak pernah dia lihat sebelum percaya kepada Tuhan. Melihat perkembangan putranya, Daming sangat senang. Namun, akhir-akhir ini Daming memperhatikan bahwa sebanyak apa pun dia membacakan firman-firman Tuhan untuk Xiaoming, tidak ada banyak kemajuan dalam perilaku ataupun ucapan Xiaoming. Daming menjadi cemas dan mulai terbebani sehingga dia berpikir, "Bagaimana aku bisa membuat anakku memahami beberapa kebenaran dengan membacakan firman-firman Tuhan untuknya, membuat dia menunjukkan perubahan sehingga orang lain akan mengakuinya, mengacungkan jempol kepadanya, dan memujinya sebagai anak yang baik? Dan kemudian, karena prestasi Xiaoming, mereka bisa memuji bahwa percaya kepada Tuhan itu baik, dan Injil pun dapat tersebar kepada orang-orang lain melalui perubahan anakku—itu akan sangat hebat!" Karena terbebani dengan pikiran ini, Daming terus berpikir dalam hati: "Bagaimana aku bisa mendidik Xiaoming dengan semestinya agar lebih memahami tingkah laku diri agar tingkah lakunya lebih baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan? Pada akhirnya, kalau Xiaoming menjadi anak yang baik dan semua orang memujinya, semua kemuliaan ini akan ditujukan kepada Tuhan—betapa indahnya hal itu nanti! Pada saat itu, batu berat di dalam hatiku akan terlepas." Apakah beban yang dirasakan Daming itu masuk akal? Dapatkah hal itu dianggap sebagai Daming melakukan tugas yang semestinya? (Ya.) Dari perspektif ini, titik awal Daming itu benar—hal tersebut termasuk masuk akal dan merupakan tugas yang semestinya. Apakah jalan yang dipilihkan Daming untuk Xiaoming itu benar, atau salah? Apakah itu baik, atau buruk? Mari kita lihat sambil kita lanjutkan. Daming sering berdoa dan memohon kepada Tuhan tentang hal ini, dan akhirnya, pada suatu hari, dia mendapat "inspirasi". "Inspirasi" apa? Semacam "inspirasi" dalam tanda petik. Karena "inspirasi" ini dalam tanda petik, kira-kira jalan macam apa yang dimaksud oleh Daming? Dapatkah engkau semua membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam kisah ini? Tidak begitu jelas, bukan? Agaknya hal tersebut tidak diketahui.

Pada suatu hari, setelah membacakan firman-firman Tuhan untuk putranya, Daming dengan sangat serius bertanya kepada Xiaoming apakah percaya kepada Tuhan itu baik. Dengan serius Xiaoming menjawab, "Percaya kepada Tuhan itu baik. Orang yang percaya kepada Tuhan tidak merundung orang lain, tidak mengalami bencana, bisa masuk surga, dan tidak akan dimasukkan ke neraka setelah mati." Apakah Xiaoming benar? Mengingat usianya yang masih belia, kemampuan Xiaoming untuk mengatakan hal ini sudah cukup bagus. Pemahamannya tentang kepercayaan kepada Tuhan sangatlah sederhana. Pemahamannyamasih merupakan hal dasar dan sangat dangkal, tetapi bagi Xiaoming, pemahamannya itu sudah mendalam. Mendengar jawaban Xiaoming, Daming senang dan merasa lega, lalu berkata, "Bagus, kamu sudah membuat kemajuan, Xiaoming. Tampaknya kepercayaanmu kepada Tuhan memiliki pijakan. Ayah sangat senang dan lega. Namun, apakah percaya kepada Tuhan memang sesederhana itu?" Xiaoming merenung sesaat, lalu berkata, "Bukankah memang hanya itu yang dikatakan oleh firman Tuhan? Apakah ada yang lain?" Daming segera menanggapi, "Yang dikehendaki Tuhan bukan hanya itu. Kamu sudah lama percaya kepada Tuhan, dan saat saudara saudari datang berkunjung, kamu bahkan tidak tahu cara menyapa mereka. Mulai sekarang, kalau kamu bertemu orang yang sudah tua, panggillah mereka kakek atau nenek; kalau kamu bertemu orang dewasa yang masih muda, panggillah mereka paman, bibi, atau kakak. Dengan begitu, kamu akan menjadi anak yang disayangi semua orang—dan Tuhan hanya mengasihi anak-anak yang disayangi semua orang. Mulai sekarang, dengarkanlah ayah dan lakukan seperti apa yang ayah katakan; kalau ayah menyuruh kamu menyapa seseorang dengan sebutan tertentu, panggillah dengan sebutan itu." Xiaoming mencamkan perkataan ayahnya dan merasa bahwa yang dikatakan ayahnya itu benar. Dalam hati belianya, dia yakin bahwa ayahnya lebih tua, sudah lebih banyak membaca firman Tuhan, dan mengetahui lebih banyak hal daripada yang dia ketahui. Lagi pula, ayahnya selalu memikirkan yang terbaik untuk dirinya dan pasti tidak akan menyesatkannya, jadi apa pun yang dikatakan ayahnya pasti benar. Xiaoming tidak paham mana yang merupakan kebenaran dan mana yang doktrin, tetapi setidaknya dia tahu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Setelah ayahnya berbicara, Xiaoming juga mulai sedikit terbebani oleh persoalan ini. Setelah itu, setiap kali Xiaoming pergi ke luar rumah bersama ayahnya dan mereka bertemu seseorang, jika ayahnya menyuruhnya memanggil orang itu "bibi", dia pun menyapa "Halo, Bibi"; jika disuruh memanggil orang itu "paman", dia pun menyapa "Halo, Paman". Semua orang memuji Xiaoming sebagai anak baik yang sopan, dan mereka pun memuji Daming karena telah mengasuh anaknya dengan sepatutnya. Xiaoming sangat senang dan berkata dalam hati, "Yang diperintahkan ayah itu baik; aku disukai oleh siapa pun yang kutemui." Xiaoming merasa senang di dalam hatinya dan sangat bangga; dia mengira bahwa cara ayahnya membimbing dirinya itu sungguh baik dan benar.

Suatu hari, begitu sampai di rumah sepulang dari sekolah, Xiaoming segera menghampiri ayahnya dan berkata, "Ayah, coba tebak apa yang terjadi? Pak tua Zhang, tetangga kita, menangkap seekor—" Belum juga Xiaoming menyelesaikan kalimatnya, Daming langsung menyela, "'Pak tua Zhang'? Bisa-bisanya kamu berkata begitu, Xiaoming? Kamu ini masih orang percaya atau bukan? Bagaimana bisa kamu menyebut dia 'Pak tua Zhang'? Kamu sudah lupa apa yang ayah ajarkan kepadamu, kamu tidak benar-benar percaya kepada Tuhan, kamu bukan benar-benar orang beriman. Dengar, ayah ingat ini; ayah bisa membantu dan mengingatkanmu. Kamu harus memanggil dia Kakek Zhang, mengerti?" Xiaoming memikirkan perkataan ayahnya, "Memanggil dia Kakek Zhang boleh juga." Lalu dia melanjutkan, "Jadi, Kakek Zhang tetangga kita menangkap ikan sebesar ini! Nyonya Zhang gembira sekali!" "Apa kamu lupa lagi?" tanya Daming. "Kamu masih belum mengerti ya, nak. Ayah tadi mengatakan kepadamu, kamu harus memanggil pria itu Kakek Zhang. Itu berarti bahwa istrinya, yang sebaya dengan dia, harusnya dipanggil apa? Harusnya Nenek Zhang. Ingat ini, jangan pernah menyebut Pak tua Zhang atau Nyonya Zhang lagi, kalau tidak, orang-orang akan menertawakan kita. Bukankah itu akan membuat kita malu sebagai orang percaya? Mereka akan menyebut kita tidak sopan dan tidak pantas, tidak seperti orang percaya. Itu tidak akan mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan." Semula, Xiaoming bersemangat untuk menceritakan kepada ayahnya tentang ikan besar yang ditangkap Pak tua Zhang. Namun, setelah dikoreksi ayahnya, minatnya pun hilang dan tidak mau menceritakannya lagi. Dia pun berbalik badan, mengenakan ranselnya, dan berjalan menjauh sambil menggerutu, "Ayah pikir Ayah tahu segalanya tentang Kakek Zhang dan Nenek Zhang ini. Apa hubungannya dengan kita? Seolah hanya Ayah orang yang rohani!" Daming menjawab, "Ayah memang orang yang rohani! Untuk kebanyakan orang, tak peduli seberapa tua mereka, ayah bisa mengetahui senioritas mereka hanya dengan melihat umurnya, dan ayah tahu bagaimana mestinya mereka disapa. Ayah memangil orang yang lebih tua dengan sebutan paman dan bibi—mengapa kamu tidak bisa menyebut orang dengan panggilan yang benar? Sebagai orang beriman, kita tidak boleh lupa akan hal ini; kita tidak boleh mengacaukan sebutan-sebutan menyangkut generasi." Setelah dimarahi ayahnya, Xiaoming merasa tidak nyaman, tetapi di lubuk hatinya dia masih menganggap ayahnya benar. Apa pun yang dilakukan ayahnya itu benar, dan—meski tak mau menyatakannya—dia mengakui bahwa dirinya salah. Sejak saat itu, tiap kali bertemu pak tua Zhang atau nyonya Zhang, Xiaoming memanggil mereka Kakek Zhang dan Nenek Zhang. Segala yang diajarkan dan ditanamkan ayahnya kepada dirinya dia camkan di dalam hati. Apakah ini sesuatu yang baik atau buruk? Sejauh ini, hal tersebut tampaknya merupakan sesuatu yang baik, bukan?

Suatu hari, Xiaoming dan ayahnya berjalan-jalan dan melihat seekor induk babi tua yang sedang mengasuh sekelompok anak babi. Hubungan antara babi betina dan anak-anaknya itu sangat akrab. Xiaoming berpikir bahwa segala sesuatu yang diciptakan Tuhan itu baik; entah itu babi atau anjing, semuanya mempunyai naluri keibuan dan harus dihargai. Kali ini, Xiaoming tidak berbicara kasar ataupun gegabah dengan menyebutnya "babi tua". Takut membuat kesalahan dan membuat ayahnya marah, dia bertanya dengan lirih, "Ayah, berapa umur induk babi ini? Dia telah melahirkan begitu banyak anak babi, dia harus kupanggil apa?" Daming merenung sejenak, "Harus kita panggil apa dia? Dipanggil apa, ya?" Melihat ayahnya tenggelam dalam pikirannya tanpa menyebutkan jawaban, Xiaoming mengeluh, "Bukankah Ayah sudah membaca banyak firman Tuhan? Ayah juga lebih tua daripada aku; kenapa Ayah tidak tahu tentang hal ini?" Terpancing oleh perkataan Xiaoming, Daming menjadi agak resah dan berkata, "Bagaimana kalau kita panggil dia 'nenek'?" Sebelum Xiaoming berseru memanggil babi itu, Daming memikirkannya kembali dan berkata, "Kita tidak bisa memanggilnya nenek; itu akan memosisikan dia sebaya dengan nenek dari ibumu, bukan? Memanggilnya Nenek Babi malah lebih buruk lagi; itu akan memosisikan dia sebaya dengan ibuku. Karena dia telah melahirkan begitu banyak anak babi, kita tidak boleh mengabaikan identitas ataupun statusnya, dan kita tidak boleh salah memosisikan generasinya. Kita harus memanggil dia 'Bibi Babi'." Mendengar itu, Xiaoming membungkuk penuh hormat kepada si babi dan berseru, "Halo, Bibi Babi." Babi itu terkejut dan, dengan takutnya, dia dan dan semua anak babi itu langsung kabur. Melihat hal itu, Xiaoming bertanya-tanya, jangan-jangan dia memanggil babi itu dengan sapaan yang salah. Lalu Daming berkata, "Babi itu pasti senang dan gembira sehingga bereaksi seperti itu. Lain kali, kalau kita menjumpai situasi seperti tadi, tak peduli apa yang orang lain katakan atau lakukan, kita harus terus berlaku seperti ini. Bersikaplah sopan dan ikuti norma sosial; bahkan babi pun akan senang melihatnya." Dari persoalan ini, Xiaoming belajar hal baru. Apa yang dia pelajari? Dia berkata, "Tuhan menciptakan segala sesuatu. Selama semua mahluk menghormati satu sama lain, bersikap sopan, memahami senioritas, dan menghormati yang lebih tua serta menyayangi yang lebih muda, maka semua mahluk bisa hidup berdampingan dengan harmonis." Kini Xiaoming memahami doktrin ini. Mendengar hal itu, ayah Xiaoming memujinya sebagai anak kecil yang sungguh mudah diajari. Sejak saat itu, Xiaoming menjadi makin beradab dan sopan. Ke mana pun pergi, dia selalu berperilaku baik dan terlihat menonjol. Bukankah dia "anak yang baik"? Xiaoming memang "anak yang baik" (dalam tanda petik). Dan ini membawa kita ke akhir cerita.

Bagaimana pendapatmu tentang kisah ini? Cukup menghibur, bukan? Bagaimana munculnya kisah ini? Asalnya dari perkataan, perbuatan, perilaku, pikiran, dan sudut pandang orang-orang di kehidupan nyata—semuanya diringkas menjadi kisah kecil ini. Persoalan apa yang dibahas dalam kisah ini? Apa saja masalah Daming yang dapat engkau semua amati dalam kisah ini? Bagaimana dengan Xiaoming? Apa esensi dari masalah-masalah Daming? Pertama-tama, pikirkanlah: Apakah ada bagian yang dirangkum dan diterapkan oleh Daming yang sejalan dengan kebenaran? (Tidak ada.) Lalu apa yang dia terapkan? (Gagasan dan imajinasi.) Dari mana datangnya gagasan dan imajinasi itu? (Budaya tradisional.) Akarnya adalah budaya tradisional; gagasan dan imajinasi Daming adalah hasil pengaruh, pengondisian, dan didikan budaya tradisional. Dia mengambil apa yang dia yakini sebagai unsur-unsur paling baik, paling positif, dan paling mewakili budaya tradisional, lalu mengemasnya ulang dan mengubahnya menjadi apa yang dia yakini sebagai kebenaran untuk diterapkan oleh putranya. Apakah kisah ini bisa dianggap jelas dan mudah dipahami? (Ya.) Ceritakan apa yang kalian pahami dan apa yang bisa kalian tangkap dari mendengarkan kisah ini. (Setelah mendengarkan kisah ini, menurutku, masalah Daming adalah walaupun dia percaya kepada Tuhan, dia tidak pernah berupaya memahami firman Tuhan. Dia percaya kepada Tuhan berdasarkan gagasan tradisional masyarakat, dengan mengira bahwa jika dia mematuhi norma-norma yang dangkal itu, Tuhan akan berkenan. Dia tidak mencari ataupun merenung berdasarkan firman Tuhan mengenai apa sesungguhnya tuntutan Tuhan dari manusia dan bagaimana manusia semestinya menjalani kemanusiaan yang normal.) Apa yang menjadi pegangan hidup Daming? (Gagasan dan imajinasi.) Hidup berdasarkan gagasan dan imajinasi adalah perkataan kosong; Daming sebenarnya menjalani hidup berdasarkan budaya tradisional dan dia memperlakukan budaya tradisional sebagai kebenaran. Dia menjalani hidup berdasarkan budaya tradisional—apa saja yang termasuk di dalamnya? Mengapa dia menghendaki Xiaoming menyapa orang dengan gelar-gelar kehormatan tertentu? (Di luar, dia mengatakan bahwa hal tersebut dimaksudkan untuk membawa kemuliaan bagi Tuhan melalui perbuatan-perbuatan baik ini, tetapi sesungguhnya, dia hanya ingin memuaskan kesombongan pribadi, agar dipuji orang karena mampu mendidik anaknya dengan baik.) Ya, itu maksud dia. Pendidikan yang Daming berikan tidak bertujuan untuk membuat anaknya memahami firman Tuhan dan kebenaran; itu untuk membuat anaknya melakukan hal-hal yang dapat memuliakan Daming, untuk memuaskan keangkuhannya sendiri. Ini juga merupakan suatu masalah. Apakah selalu fokus untuk memperindah dan mengemas diri sendiri melalui perilaku merupakan masalah? (Ya.) Ini menunjukkan adanya masalah pada jalan yang dia tempuh dan ini masalah paling serius. Apa tujuan dari selalu fokus mengemas perilaku diri? Untuk mendapatkan rasa kagum dari orang lain, untuk membuat orang lain menyanjung dan memujinya. Apa natur dari hal ini? Naturnya adalah kemunafikan, itu adalah cara orang-orang Farisi. Orang yang berfokus pada perilaku baik secara lahiriah, yang berfokus mengemas perilaku mereka, yang mencurahkan banyak upaya untuk perilaku mereka—apakah mereka memahami kebenaran? (Tidak.) Mereka membaca banyak firman Tuhan dan berupaya cukup keras, lalu mengapa mereka tidak memahami kebenaran? Mereka tidak memahami bahwa pengelolaan Tuhan dan penyelamatan-Nya terhadap umat manusia bertujuan untuk membuat manusia memahami kebenaran, menyempurnakan mereka, dan mengalami perubahan watak—mereka tidak memahaminya. Mereka berpikir, "Seperti apa pun caraku membaca firman Tuhan, aku akan menyimpulkan ucapan, tindakan, dan perilaku tertentu yang lebih dapat diterima, dihargai, dan yang akan dipuji oleh orang lain, lalu aku akan menjalani dan berpegang teguh pada hal-hal tersebut dalam kehidupan nyata. Inilah yang akan dilakukan oleh orang percaya sejati."

Apakah engkau semua mempunyai persoalan yang mirip dengan persoalan-persoalan yang dihadapi Daming? Selain aspek-aspek nyata yang tadi dibahas, seperti mengikuti norma sosial, memperhatikan soal senioritas, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, dan menjaga ketertiban yang sepatutnya di antara orang tua dan orang muda, apakah ada perilaku, pikiran, sudut pandang, atau pemahaman lain yang serupa? Apakah kalian sendiri tahu bagaimana cara menyelami dan menganalisis persoalan-persoalan ini? Sebagai contoh, di gereja, jika ada orang yang lebih tua atau sudah beriman kepada Tuhan selama bertahun-tahun, engkau selalu ingin menunjukkan rasa hormat kepada mereka. Engkau membiarkan mereka menyelesaikan perkataannya, tidak menyela mereka kalaupun mereka berbicara omong kosong. Bahkan ketika mereka melakukan sesuatu yang salah dan perlu dipangkas, engkau masih mencoba menyelamatkan reputasi mereka dan berusaha tidak mengkritik mereka di hadapan orang lain, dengan berpikir bahwa tak peduli betapa tidak masuk akal atau parahnya perbuatan mereka, semua orang tetap harus memaafkan dan menoleransi mereka. Engkau juga sering mengajar kepada orang lain, "Kita harus menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua dan jangan meruntuhkan martabat mereka. Kita ini junior mereka." Dari mana munculnya istilah "junior" ini? (Budaya tradisional.) Istilah itu berasal dari pemikiran budaya tradisional. Selain itu, suasana tertentu telah terbentuk di gereja di mana orang-orang—ketika bertemu dengan saudara saudari yang lebih tua—dengan akrab menyapa mereka menggunakan sebutan "Kakak", "Tante", ataupun "Abang", seolah semua orang merupakan bagian dari sebuah keluarga besar. Orang-orang yang lebih tua tersebut diberi penghormatan ekstra yang tanpa disadarimeninggalkan kesan yang baik dari orang-orang yang lebih muda dalam benakorang-orang yang lebih tua itu. Unsur-unsur budaya tradisional ini mengakar kuat di dalam hati dan pikiran orang Tionghoa sehingga itu terus menyebar dan memengaruhi suasana kehidupan gereja. Karena sering dibatasi dan dikontrol oleh konsep-konsep ini, orang-orang tidak hanya menganjurkan konsep-konsep tersebut secara pribadi, berusaha keras untuk bertindak dan menerapkan hal tersebut, melainkan juga menyetujui jika orang lain melakukan hal yang sama dan memerintahkan orang lain untuk mengikutinya. Budaya tradisional bukanlah kebenaran; ini sudah pasti. Namun, apakah cukup kalau orang-orang sekadar mengetahui bahwa budaya tradisional bukanlah kebenaran? Bahwa itu bukan kebenaran adalah satu aspeknya; mengapa kita harus menganalisisnya? Apa akar dari budaya tradisional? Di mana letak esensi masalahnya? Bagaimana orang bisa melepaskan hal-hal ini? Maksud dari menganalisis budaya tradisional adalah menanamkan pemahaman yang sama sekali baru mengenai teori-teori, pemikiran-pemikiran, dan pandangan-pandangan tentang aspek ini ke dalam lubuk hatimu. Bagaimana pemahaman yang sama sekali baru ini bisa dicapai? Pertama, engkau harus tahu bahwa budaya tradisional berasal dari Iblis. Bagaimana Iblis menanamkan unsur-unsur budaya tradisional ini ke dalam diri manusia? Pada setiap masa, Iblis menggunakan tokoh-tokoh terkenal dan orang besar untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran tersebut, yang disebut-sebut sebagai pepatah dan teori-teori. Kemudian, perlahan-lahan, ide-ide itu tersistematisasi dan dikonkretkan, masuk makin dalam ke kehidupan manusia, dan akhirnya tersebar luas di tengah masyarakat. Sedikit demi sedikit pemikiran-pemikiran, pepatah-pepatah, dan teori-teori Iblis itu tertanam ke dalam benak manusia. Setelah terindoktrinasi, orang-orang menganggap pemikiran dan teori yang berasal dari Iblis itu sebagai hal-hal paling positif yang harus mereka terapkan dan ikuti. Iblis kemudian menggunakan hal-hal tersebut untuk menawan dan mengontrol pikiran manusia. Generasi demi generasi manusia telah dididik, dibiasakan, dan dikontrol dalam situasi seperti itu, sejak dahulu sampai sekarang. Semua generasi tersebut telah percaya bahwa budaya tradisional itu benar dan baik. Tak seorang pun menganalisis asal-usul hal-hal yang katanya baik dan benar itu—inilah yang membuat masalahnya menjadi parah. Bahkan sebagian orang percaya yang telah membaca firman Tuhan selama bertahun-tahun masih saja menganggap hal-hal tersebut benar dan positif, sampai-sampai mereka yakin bahwa hal-hal tersebut bisa menggantikan kebenaran, bisa menggantikan firman Tuhan. Lebih-lebih lagi, sebagian orang beriman berpikir, "Tak peduli berapa banyak pun firman Tuhan yang kita baca, berhubung kita hidup di tengah masyarakat, hal-hal yang disebut ide tradisional dan unsur budaya tradisional—seperti Tiga Kepatuhan dan Empat Kebaikan, maupun konsep-konsep seperti kebajikan, kebenaran, kesopanan, kebijaksanaan, dan kepercayaan—tidak bisa dicampakkan. Ini karena hal-hal tersebut diwariskan dari nenek moyang kita yang merupakan orang-orang bijak. Kita tidak boleh menentang ajaran nenek moyang kita hanya karena kita percaya kepada Tuhan, dan kita tidak boleh mengubah atau meninggalkan ajaran-ajaran nenek moyang kita serta orang-orang bijak dari masa lalu." Pikiran dan kesadaran seperti itu ada di hati semua orang. Tanpa disadari, mereka semua masih dikendalikan dan dikekang oleh unsur-unsur budaya tradisional ini. Sebagai contoh, apabila seorang anak bertemu engkau pada saat engkau berumur dua puluhan dan memanggilmu "paman", engkau merasa senang dan puas. Kalau anak itu memanggilmu langsung dengan namamu, engkau merasa tidak nyaman, engkau menganggap anak itu tidak sopan dan harus dimarahi, dan sikapmu pun berubah. Sebenarnya, apakah mereka memanggilmu om atau langsung menyebut namamu, hal itu tidak berpengaruh apa-apa terhadap integritasmu. Jadi, mengapa engkau merasa tidak senang ketika mereka tidak memanggilmu "paman"? Itu karena engkau didominasi dan dipengaruhi budaya tradisional; budaya tradisional telah terlebih dahulu berakar di dalam pikiranmu dan menjadi standarmu yang paling dasar dalam memperlakukan orang, peristiwa, dan berbagai hal, serta dalam menilai dan menghakimi segala sesuatu. Apabila standarmu itu salah, mungkinkah natur dari tindakan-tindakanmu itu benar? Tentu saja tidak mungkin. Jika diukur dengan kebenaran, bagaimana kira-kira engkau akan menyikapi persoalan ini? Apakah engkau akan peduli pada cara orang lain memanggilmu? (Tidak.) Kecuali jika mereka menghina atau mempermalukanmu—kalau seperti itu yang terjadi, jelas engkau akan merasa tidak nyaman; itu adalah ekspresi manusia yang normal. Namun, jika standar ukuranmu adalah firman Tuhan, kebenaran, ataupun budaya yang berasal dari Tuhan, tak peduli orang memanggilmu langsung dengan namamu, atau "paman", atau "kakak", engkau pasti tak akan bereaksi apa-apa. Untuk persoalan ini, engkau bisa mengikuti kebiasaan setempat. Misalnya, di Tiongkok, kalau seseorang memanggilmu "paman", engkau merasa bahwa dia bersikap hormat kepadamu. Namun, jika engkau berkunjung ke sebuah negara Barat dan seseorang memanggilmu "paman", engkau akan merasa janggal; engkau akan lebih suka dipanggil dengan namamu, bagimu inilah bentuk penghormatan. Di Tiongkok, kalau seseorang yang jauh lebih muda darimu memanggilmu langsung dengan namamu, engkau akan merasa sangat tidak senang, merasa bahwa orang itu tidak menghargai senioritas; engkau akan merasa sangat direndahkan, dan engkau akan marah, bahkan mengecam orang itu. Bukankah ini menunjukkan bahwa ada masalah dengan cara berpikir seperti itu? Inilah masalah yang hendak Kubahas.

Setiap negara dan etnis memiliki budaya tradisionalnya sendiri. Apakah kita mengkritik semua budaya tradisional? Ada satu budaya yang hendaknya jangan dikritik. Dapatkah kalian sebutkan budaya apa itu? Aku akan memberi kalian sebuah contoh. Tuhan menciptakan Adam; siapa yang menamai Adam? (Tuhan.) Jadi, Tuhan menciptakan umat manusia, dan ketika berinteraksi dengan manusia, bagaimana Tuhan menyapa manusia? (Dengan menyebut nama mereka.) Benar, Dia memanggil manusia dengan menyebut nama mereka. Tuhan memberimu sebuah nama, dan nama ini memiliki arti di mata Tuhan; nama itu berfungsi sebagai sebutan, sebuah panggilan. Saat Tuhan memberimu sebuah sebutan, Dia memanggilmu dengan sebutan itu. Bukankah ini suatu bentuk penghormatan? (Ya.) Ini adalah bentuk penghormatan terbaik, penghormatan yang paling selaras dengan kebenaran dan yang paling positif. Ini adalah standar untuk menghormati orang, dan itu berasal dari Tuhan. Apakah ini bukan suatu bentuk budaya? (Ya, itu merupakan suatu budaya.) Haruskah kita menganjurkan budaya ini? (Ya.) Itu berasal dari Tuhan; Tuhan memanggil seseorang langsung dengan namanya. Tuhan memberimu sebuah nama, memberimu sebuah sebutan, lalu menggunakan sebutan itu untuk merepresentasikan dirimu dan memanggilmu. Begitulah cara Tuhan memperlakukan manusia. Ketika Tuhan menciptakan manusia kedua, bagaimana cara-Nya memperlakukan manusia itu? Tuhan membiarkan Adam memberinya nama. Adam menamainya Hawa. Apakah Tuhan memanggil dia dengan nama itu? Ya. Jadi, inilah budaya yang berasal dari Tuhan. Tuhan memberi sebutan kepada setiap mahluk ciptaan-Nya, dan ketika Dia memanggil dengan sebutan itu, baik manusia maupun Tuhan tahu siapa yang dimaksud. Ini disebut penghormatan, ini disebut kesetaraan, ini adalah standar untuk mengukur seseorang itu sopan atau tidak, apakah ada etikadalam kemanusiaannya atau tidak. Apakah itu akurat? (Ya.) Standar itu memang akurat. Di dalam Alkitab, baik catatan peristiwa tertentu ataupun garis keturunan sebuah keluarga, semua tokoh memiliki nama, mereka memiliki sebutan. Namun, ada satu hal yang Aku tidak yakin apakah kalian memperhatikannya: Alkitab tidak menggunakan panggilan-panggilan seperti kakek, nenek, paman, bibi, om, tante, dan sebagainya; Alkitab hanya menggunakan nama orang. Apa yang dapat kalian simpulkan dari hal ini? Apa yang telah ditetapkan Tuhan untuk manusia, baik itu peraturan ataupun hukum, dalam istilah manusia merupakan semacam tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dan apa tradisi yang telah diturunkan dari Tuhan ini? Itu adalah sesuatu yang harus dipatuhi manusia. Tidak perlu ada sebutan-sebutan hierarkis. Di mata Tuhan, tidak ada sebutan-sebutan kekerabatan yang berbelat-belit seperti kakek, nenek, paman, bibi, om, tante, dan seterusnya. Mengapa manusia begitu peduli akan sebutan-sebutan dan panggilan-panggilan hierarkis itu? Apa arti semua itu? Tuhan paling membenci hal-hal itu. Sifat Iblis-lah yang selalu repot mengurusi hal-hal eperti itu. Terkait dengan budaya tradisional ini, ada satu fakta yang sangat nyata mengenai Tuhan: Tuhan menciptakan seluruh umat manusia, dan Dia mengetahui dengan jelas berapa banyak keluarga dan keturunan yang mungkin dimiliki seseorang; tidakperlu ada segala macam hierarki. Tuhan hanya berfirman agar manusia beranak cucu dan bertambah banyak, berusaha agar keluargamu sejahtera—itu saja yang perlu engkau ingat. Berapa banyak keturunan yang dimiliki setiap generasi, dan berapa banyak keturunan yang dimiliki oleh keturunannya itu—itu saja yang perlu, tidak perlu ada hierarki. Generasi-generasi berikutnya tidak perlu mengetahui siapa nenek moyang mereka, juga tidak perlu membangun ruangan ataupun kuil pemujaan nenek moyang, apalagi memberikan pengorbanan, atau menyembah mereka. Alkitab mencatat bahwa semua orang yang percaya kepada Tuhan dan mengikuti-Nya, orang-orang yang percaya kepada Yahweh, semuanya membawa persembahan ke depan altar. Seluruh anggota keluarga datang ke hadirat Tuhan dan membawa persembahan. Ini berbeda dengan orang-orang Tionghoa, di mana setiap keluarga memiliki sebuah ruangan pemujaan leluhur yang dipenuhi papan-papan arwah untuk mengenang ayah dari kakek buyut, kakek buyut, nenek buyut. Di tempat di mana Tuhan pertama kali memulai pekerjaan-Nya, hal-hal seperti itu tidak ada. Namun, tempat-tempat lain yang jauh dari pekerjaan Tuhan dikendalikan oleh Iblis dan roh-roh jahat. Di negara-negara Buddhis ini, penerapan-penerapan jahat itu bertumbuh subur. Di sana, orang-orang harus menyembah leluhur mereka, dan segala sesuatu harus dilaporkan kepada keluarga, segala sesuatu harus disampaikan kepada leluhur keluarga; kalaupun abu para leluhur sudah tidak ada, generasi-generasi berikutnya tetap harus mempersembahkan dupa dan membungkukkan kepala mereka. Di zaman modern, sebagian orang yang telah terpapar ide-ide yang lebih bersifat Barat dan lebih baru telah melepaskan diri dari ikatan tradisional keluarga tidak mau lagi berada dalam keluarga seperti itu. Mereka merasa dikontrol secara ketat dan kaku oleh keluarga seperti itu; para lansia dalam keluarga selalu campur tangan dalam hampir semua urusan, terutama dalam urusan perkawinan. Di Tiongkok, hal-hal seperti itu sudah lazim. Iblis membuat orang memusatkan perhatian pada senioritas, dan konsep ini tampaknya diterima dengan mudah oleh orang-orang yang meyakini: "Setiap generasi memiliki kedudukan masing-masing; orang-orang yang berada di tingkat paling atas adalah leluhur kita. Begitu kata 'leluhur' diucapkan, orang-orang harus berlutut dan menyembah mereka seperti dewa." Sejak masa kanak-kanak, orang dipengaruhi, dikondisikan, dan diasuh oleh keluarganya dengan cara ini; pikiran belia mereka dicekoki satu hal, bahwa seseorang tidak bisa hidup di dunia ini tanpa keluarga, dan meninggalkan keluarga atau melepaskan diri dari ikatan keluarga adalah pelanggaran yang tercela secara moral. Apa yang tersirat dalam pelanggaran yang tercela secara moral? Hal ini menyiratkan bahwa jika engkau tidak mendengarkan keluargamu, engkau adalah anak yang tak berbakti, dan tak berbakti berarti bahwa engkau bukanlah manusia. Oleh karena itu, kebanyakan orang tidak berani mematahkan belenggu keluarga ini. Orang-orang Tionghoa dikondisikan, dipengaruhi, dan dikontrol dengan sangat ketat oleh hierarki maupun oleh konsep-konsep seperti Tiga Kepatuhan dan Empat Kebaikan serta Tiga Ikatan Fundamental dan Lima Kebajikan Konstan. Orang-orang muda yang tidak menyapa anggota keluarga mereka yang lebih tua secara sepatutnya dengan sebutan paman, bibi, kakek, atau nenek sering dituduh tidak sopan dan tidak berbudaya. Apa arti dari hal ini? Itu berarti bahwa engkau dianggap lebih rendah dalam kelompok etnis ini, dalam masyarakat ini karena engkau tidak mengikuti norma sosial, engkau tidak berbudaya, dan engkau tidak berharga. Orang-orang lain berpakaian rapi, mahir berpura-pura, dan berbicara dengan tata krama maupun keanggunan; mereka bermulut manis, sedangkan engkau bahkan tidak tahu bagaimana memanggil orang dengan sebutan paman atau bibi. Orang-orang akan mengatakan bahwa engkau tidak berbudaya dan memandang rendah dirimu ke mana pun engkau pergi. Inilah jenis ideologi yang tertanam dalam masyarakat Tionghoa. Beberapa anak yang tidak tahu bagaimana menyapa orang lain akan dimarahi dengan kasar atau bahkan dipukul oleh orang tuanya. Sambil memukul mereka, beberapa orang tua akan berkata, "Kau ini tidak sopan, tidak berharga, tidak berbudaya. Mungkin kupukuli saja kau sampai mati! Yang kaulakukan hanya membuatku malu, membuatku kehilangan muka di depan orang-orang!" Hanya karena anak tidak tahu bagaimana menyapa orang lain, orang tua membesar-besarkan masalah itu demi reputasu mereka sendiri, sampai-sampai memukul anak dengan keras. Perilaku macam apa itu? Itu benar-benar omong kosong! Apakah engkau semua akan menyadari hal-hal itu jika Aku tidak mempersekutukannya dengan cara ini? Dapatkah engkau—melalui fenomena yang engkau amati dalam kehidupan sehari-hari, atau dengan membaca firman Tuhan, atau melalui pengalamanmu sendiri—perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit memahami persoalan-persoalan ini, dan kemudian mengubah arah hidupmu, mengubah arah jalan yang kini engkau tempuh? Kalau tidak bisa, wawasan kalian masih kurang. Dalam segala urusan, menggunakan firman Tuhan, pekerjaan Tuhan, dan tuntutan Tuhan sebagai standar adalah cara yang paling tepat, cara yang tidak salah sedikit pun—tak ada keraguan akan hal ini. Apa pun yang datang dari Iblis, tak peduli betapa dekatnya itu dengan gagasan atau selera manusia, tak peduli betapa pantas kelihatannya, itu bukanlah kebenaran, melainkan kepalsuan.

Tujuan diceritakannya kisah ini adalah untuk membantu kalian tidak bingung, membuat kalian memahami apa itu kebenaran, apa yang diperoleh manusia dari percaya kepada Tuhan, apa artinya membuat manusia mengubah wataknya dan mendapatkan kebenaran bagi Tuhan, dan apakah kebenaran yang diucapkan Tuhan serta tuntutan-tuntutan-Nya memiliki kaitan apa pun dengan apa yang mungkin dipikirkan oleh seseorang, atau dengan pemikiran, perspektif, dan berbagai pemahaman yang dihasilkan melalui pendidikan dan pengkondisian berdasarkan lingkungan nasional dan sosial seseorang. Engkau semua juga harus menganalisis sendiri masalah-masalah ini. Hari ini, contoh kita hanya mencakup satu aspek. Kenyataannya, dalam hati masing-masing orang, tidak ada kekurangan akan hal-hal dari budaya tradisional. Sebagian orang berkata, "Karena kita diminta menghapuskan hierarki, apakah itu berarti aku bisa memanggil orang tuaku langsung dengan namanya?" Apakah itu boleh? Jika engkau memanggil orang tuamu ibu dan ayah, apakah itu berarti engkau masih mematuhi hierarki dan telah terperosok kembali ke dalam budaya tradisional? Tidak. Orang tua masih harus dipanggil sebagaimana seharusnya; memanggil mereka ibu dan ayah adalah cara yang diperintahkan Tuhan kepada manusia untuk memanggil orang tuanya. Begitulah seharusnya mereka dipanggil, itu sama seperti orang tuamu memanggilmu "nak", "putraku", atau "putriku". Jadi, apa yang terutama diharapkan untuk kalian pahami dari kisah yang Kuceritakan ini? Persoalan apa yang terutama dibahas oleh hal ini? (Standar kita untuk menilai berbagai hal harus berubah; segala sesuatu harus dinilai menurut firman dan ketentuan Tuhan.) Itu benar. Jangan mengarang-ngarang sendiri segala hal secara asal-asalan. Manusia selalu ingin menciptakan "kebenaran"-nya sendiri. Setiap kali ingin melakukan sesuatu, mereka memunculkan seperangkat argumen dan teori, kemudian seperangkat metode, dan menjalankannya tanpa menghiraukan kebenarannya. Mereka menerapkan cara itu selama bertahun-tahun, tetap menjalankannya dengan keras kepala tanpa peduli apakah cara itu membawa hasil atau tidak, tetapi tetap merasa diri bajik, benar, dan baik hati. Mereka mengira bahwa hal-hal yang mereka jalani itu baik dan membuat mereka menuai pujian dan kekaguman, dan akhirnya mereka makin mengira bahwa diri mereka hebat. Manusia tidak pernah merenung, berusaha memahami, ataupun mencari tahu apa saja ketentuan Tuhan untuk setiap persoalan, apa saja dasar tindakan untuk melakukan setiap hal, dan apakah mereka telah menunjukkan loyalitas terhadap amanat Tuhan dalam proses pelaksanaan tugas mereka. Mereka tidak merenungkan hal-hal ini; mereka hanya merenungkan perkara yang berbelit-belit dan jahat—bukankah ini berarti terlibat dalam kejahatan? (Ya.) Siapa pun yang dari luar terlihat lemah lembut, berperilaku sepatutnya, terdidik, dan mematuhi norma sosial, sering berbicara tentang kebajikan, kebenaran, kesopanan, kebijaksanaan, dan kepercayaan, dan yang berbicara dengan keluwesan yang beradab serta mengatakan hal-hal yang terdengar menyenangkan—amatilah apakah orang seperti itu menerapkan kebenaran. Kalau mereka tidak pernah menerapkan kebenaran, mereka tak lain dari sekadar orang-orang munafik yang berpura-pura baik; mereka persis seperti Daming, dan tak ada bedanya sedikit pun. Orang macam apa yang hanya berfokus pada upaya untuk berperilaku baik dan menggunakannya untuk menipu orang lain agar memuji dan mengaguminya? (Orang munafik.) Apakah orang seperti ini memahami perkara rohani? (Tidak.) Bisakah orang yang tidak memahami perkara rohani menerapkan kebenaran? (Tidak.) Mengapa tidak bisa? (Mereka tidak memahami apa itu kebenaran, jadi mereka hanya mengambil beberapa perilaku dan hal-hal yang terlihat baik dari luar yang orang-orang pandang sama baiknya dengan kebenaran, lalu menerapkannya.) Itu bukan poin utamanya. Tak peduli seberapa mereka tidak memahami kebenaran, bukankah mereka masih mengetahui beberapa prinsip yang jelas untuk melakukan berbagai hal? Apabila engkau menyuruh mereka mengerjakan tugas mereka, bisakah mereka tidak mengerti? Orang-orang seperti itu punya satu sifat: Mereka tidak punya niat untuk menerapkan kebenaran. Tak peduli apa yang engkau katakan, mereka tidak akan mendengarkanmu; mereka hanya akan melakukan dan mengatakan hal-hal yang mereka senangi. Akhir-akhir ini kita sering berbicara tentang berbagai manifestasi antikristus. Perhatikanlah orang-orang di sekitarmu: Lihatlah siapa yang telah menunjukkan sejumlah perubahan, dan siapa yang perilaku dan prinsip-prinsipnya dalam melakukan berbagai hal belum berubah sama sekali, yang hatinya tetap tak berubah tak peduli bagaimana pun engkau bersekutu dengan mereka, dan siapa yang masih tidak berubah, atau berniat untuk berubah, dan terus melakukan berbagai hal sesuka mereka, kalaupun mereka bisa mengaitkan isi persekutuanmu dengan diri mereka. Pernahkah kalian menjumpai orang seperti itu? Pernah, bukan? Mengapa beberapa pemimpin dan pekerja dicopot dari posisi mereka? Itu karena mereka tidak menerapkan kebenaran, mereka tidak melakukan kerja yang sebenarnya. Mereka mengerti segala macam doktrin, tetapi mereka bersikeras dengan cara-cara mereka sendiri. Tak peduli bagaimana engkau mempersekutukan prinsip-prinsip kebenaran, mereka tetap saja punya seperangkat aturan mereka sendiri, berpegang teguh pada pandangan-pandangan mereka sendiri dan tidak mau mendengarkan orang lain. Mereka melakukan hal-hal semau mereka sendiri—engkau mengatakan satu hal, mereka melakukan hal lainnya. Para pemimpin dan pekerja seperti ini harus dicopot, bukan? (Benar.) Mereka memang harus dicopot. Jalan apa yang ditempuh orang-orang ini? (Jalan antikristus.) Dengan menempuh jalan antikristus, setelah sekian waktu, mereka akan menjadi antikristus itu sendiri. Ini hanya soal berapa lama sampai hal itu terjadi. Jika tak peduli bagaimana engkau mempersekutukan kebenaran dengan mereka, mereka masih tidak menerimanya dan tidak berubah sama sekali, itu sudah benar-benar mengganggu, dan mereka sudah menjadi antikristus.

Apa inspirasi terbesar yang engkau semua dapatkan dari kisah yang diceritakan hari ini? Inspirasi tersebut mestinya adalah bahwa manusia itu mudah menyimpang. Mengapa manusia mudah tersesat? Pertama, manusia memiliki watak yang rusak; kedua, tanpa pandang usianya, pikirannya dan lubuk hati manusia bukanlah papan tulis kosong. Jadi, petunjuk apa yang kisah ini berikan kepada kalian? Manusia itu mudah tersesat—itu yang pertama. Kedua, manusia cenderung mengikuti apa yang mereka yakini baik dan benar seolah itu adalah kebenaran, dengan memperlakukan pengetahuan tentang Alkitab dan doktrin-doktrin rohani selayaknya firman Tuhan untuk diterapkan. Setelah memahami dua persoalan ini, pemahaman, ide-ide, atau rencana-rencana baru apa yang kalian miliki mengenai jalan yang seharusnya kalian tempuh di masa mendatang dan mengenai tugas yang harus kalian laksanakan pada masa mendatang? (Apabila melakukan hal-hal di masa mendatang, kita seharusnya tidak bertindak berdasarkan apa yang kita yakini sebagai hal yang benar. Pertama, kita harus mempertimbangkan apakah pikiran kita selaras dengan apa yang Tuhan kehendaki, dan apakah pikiran kita sesuai dengan ketentuan Tuhan. Kita harus mencari prinsip-prinsip untuk diterapkan dalam firman-firman Tuhan, dan kemudian melangkah maju. Hanya dengan cara inilah kita bisa memastikan bahwa kita sedang menerapkan kebenaran dan bahwa jalan yang kita tempuh dalam kepercayaan kita kepada Tuhan itu tepat.) Engkau semua harus berupaya keras dalam hal yang berkaitan dengan firman Tuhan. Berhentilah membuat asumsi-asumsimu sendiri. Engkau tidak memahami perkara rohani; kualitasmu rendah; dan betapa besarnya pun ide-ide yang muncul di pikiranmu, itu bukanlah kebenaran. Kalaupun engkau merasa yakin bahwa apa yang telah engkau lakukan itu sempurna dan benar, engkau masih harus menyampaikannya kepada saudara-saudari untuk dipersekutukan dan diverifikasi, atau bandingkanlah hal tersebut dengan firman-firman Tuhan yang relevan. Bisakah engkau mencapai kesempurnaan mutlak dengan cara ini? Tidak juga, penerapanmu mungkin masih menyimpang, kecuali jika engkau memahami sepenuhnya prinsip-prinsip kebenaran dan sumber dari apa yang Tuhan katakan. Itu baru satu aspek. Apa aspek yang kedua? Jika orang menyimpang dari firman Tuhan, tak peduli betapa terlihat rasional atau masuk akalnya pun tindakan mereka, tetap saja tindakan mereka tidak bisa menggantikan kebenaran. Apa pun yang tidak bisa menggantikan kebenaran bukanlah kebenaran, bukan pula sesuatu yang positif. Kalau bukan sesuatu yang positif, lalu apakah itu? Itu tentunya bukan sesuatu yang menyenangkan Tuhan, bukan pula sesuatu yang selaras dengan kebenaran. Itu adalah sesuatu yang dikutuk Tuhan. Apa akibatnya jika engkau melakukan sesuatu yang dikutuk Tuhan? Engkau akan membuat Tuhan membencimu. Segala sesuatu yang tidak datang dari Tuhan adalah hal yang negatif, itu berasal dari Iblis. Sebagian orang mungkin tidak memahami hal ini; biarlah pemahaman itu datang perlahan seiring engkau mendapatkan pengalaman.

Hari ini, kita telah sungguh-sungguh mengkritisi satu hal; apa yang sedang kita kritisi? Perkara memanggil seekor babi betina tua dengan sebutan Bibi Babi, bukan? Apakah memalukan memanggil seekor babi dengan sebutan "Bibi Babi"? (Ya.) Itu adalah perkara yang memalukan. Orang selalu ingin mendapatkan gelar kehormatan. Dari mana datangnya "kehormatan" ini? "Kehormatan" mengacu ke makna apa? Apakah ia tentang senioritas? (Ya.) Selalu ingin dipandang sebagai tetua, selalu berfokus pada senioritas—apakah itu baik? (Tidak.) Mengapa berfokus pada senioritas itu tidak baik? Engkau harus menganalisis apa makna dari berfokus pada senioritas. Sebenarnya sangat sederhana kalau kita katakan seperti ini: "Tuhan tidak memperbolehkan manusia untuk berfokus pada senioritas, jadi mengapa engkau sia-sia membahasnya? Engkau berbicara omong kosong sambil berpura-pura beradab. Engkau tidak pernah mempertimbangkan kepentingan rumah Tuhan sambil melaksanakan tugas, selalu mengkhianatinya demi kepentinganmu sendiri. Apabila sesuatu melibatkan kepentinganmu sendiri, engkau tidak segan-segan mengkhianati kepentingan rumah Tuhan. Siapa yang engkau coba bodohi dengan bertindak seperti orang yang baik? Apakah engkau cukup berharga untuk dianggap baik?" Apakah mengatakannya seperti ini dapat diterima? (Ya.) Apa yang harus dikatakan untuk membuatnya terdengar lebih kasar? "Apa yang engkau ocehkan? Engkau hanyalah babi bodoh, orang dungu, yang tak punya pemahaman apa pun tentang kebenaran. Engkau sedang berpura-pura menjadi apa? Engkau berpendidikan, engkau beradab, dan engkau percaya kepada Tuhan. Engkau telah membaca begitu banyak firman Tuhan dan engkau masih menganggap dirimu percaya kepada Tuhan dengan sangat baik. Namun, ujung-ujungnya, engkau bahkan tidak tahu apa artinya menerapkan kebenaran. Bukankah engkau babi yang bodoh, seorang yang luar biasa tolol?" Demikianlah, cukup sekian kisah ini. Mari kini kita kembali ke topik utama persekutuan.

Analisis tentang Perilaku Antikristus yang Licik, Sewenang-wenang dan Diktatorial dan Bagaimana Mereka Memaksa Orang untuk Mematuhi Mereka

I. Analisis tentang Perilaku Antikristus yang Licik

Terakhir kali kita mempersekutukan poin kelima dari perwujudan antikristus—mereka menyesatkan, membujuk, mengancam, dan mengendalikan orang. Hari ini kita akan mempersekutukan poin keenam—mereka berperilaku dengan cara yang licik, mereka sewenang-wenang dan diktatorial, mereka tidak pernah bersekutu bersama orang lain, dan mereka memaksa orang lain untuk mematuhi mereka. Apakah ada perbedaan antara poin ini dan poin ke kelima? Dalam hal watak, tidak ada perbedaan besar; tindakan keduanya adalah tentang merebut kekuasaan dan bertindak secara sewenang-wenang dan diktatorial. Watak keduanya jahat, congkak, keras kepala, dan kejam; wataknya sama. Namun, poin keenam menyoroti perwujudan yang menonjol lainnya dari antikristus, yaitu tindakan mereka licik—ini berkaitan dengan natur tindakan antikristus. Jadi, pertama-tama mari kita bahas kata "licik". Sekilas, apakah "licik" adalah istilah yang merendahkan atau memuji? Jika seseorang melakukan sesuatu yang licik, apakah hal tersebut baik atau buruk? (Buruk.) Jika seseorang dikatakan bertindak secara licik, apakah orang tersebut baik atau buruk? Jelas sekali, kesan dan perasaan orang-orang adalah seseorang yang bertindak secara licik adalah orang yang tidak berguna dan tidak dapat dipercaya. Jika seseorang menghadapi sesuatu yang licik, apakah itu akan membuatnya senang atau justru membuat mereka merasa tidak nyaman? (Itu meresahkan.) Ini sama sekali bukan hal yang baik. Singkatnya, "licik" jelas merupakan istilah yang merendahkan, baik menggambarkan suatu tindakan itu sendiri atau cara seseorang bertindak, tidak ada yang positif dalam hal ini; sudah pasti negatif. Sekarang, mari kita terlebih dahulu menjelaskan apa saja perwujudan dari kelicikan. Mengapa disebut licik dan bukannya tipu daya? Apa implikasi khusus dari kata "licik" di sini? Kelicikan lebih dalam daripada tipu daya. Bukankah butuh waktu lebih lama dan bukankah lebih sulit untuk mengenali seseorang yang bertindak licik? (Ya.) Ini sudah jelas. Sekarang, mari kita gunakan kata-kata yang mudah dipahami untuk menjelaskan istilah "licik." Di sini, "terselubung" berarti jahat dan culas, dan mengacu pada perilaku yang tidak normal. Keabnormalan ini merujuk pada sifat yang sangat tersembunyi dan tidak dapat ditembus oleh orang kebanyakan, yang tidak dapat memahami apa yang dipikirkan atau dilakukan orang-orang seperti itu. Dengan kata lain, metode, motif, dan titik awal dari tindakan orang seperti ini sangat sulit untuk dipahami, dan terkadang perilaku mereka juga licik dan tersembunyi. Singkatnya, ada istilah yang dapat menggambarkan perwujudan dan keadaan sebenarnya dari keterselubungan seseorang, yaitu "ketiadaan transparansi", yang membuat mereka tidak dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Tindakan antikristus memiliki natur ini—yaitu, ketika engkau menyadari dan merasakan bahwa niat mereka untuk melakukan sesuatu tidaklah sederhana, engkau menganggap hal tersebut sangat menakutkan, tetapi dalam jangka pendek atau karena alasan tertentu, engkau tetap tidak mampu memahami motif dan maksud mereka, dan engkau secara tidak sadar merasa bahwa tindakan mereka terselubung. Mengapa antikristus memberimu perasaan seperti ini? Di satu sisi, hal itu terjadi karena tidak ada seorang pun yang dapat merasakan apa yang mereka katakan atau lakukan. Di sisi lain adalah mereka sering berbicara belat-belit sehingga menyesatkanmu, dan akhirnya membuatmu tidak yakin mana pernyataan mereka yang benar dan yang tidak, serta apa sebenarnya maksud dari perkataan mereka. Ketika antikristus berbohong, engkau mengira itu adalah kebenaran; engkau tidak tahu pernyataan mana yang benar atau keliru, dan engkau sering merasa bahwa engkau telah dibodohi dan ditipu. Mengapa perasaan ini muncul? Itu karena orang-orang tersebut tidak pernah bertindak secara terbuka; engkau tidak dapat melihat dengan jelas apa yang mereka lakukan atau yang mereka sibukkan, yang tentu saja membuatmu curiga kepada mereka. Pada akhirnya, engkau melihat bahwa watak mereka licik, berbahaya, dan juga jahat. Kata "licik" itu mungkin sulit dipahami dan terdengar asing bagi kebanyakan orang, jadi mengapa menggunakan frasa sederhana seperti "ketiadaan transparansi" untuk menjelaskannya? Ada makna tersirat dalam frasa ini. Apakah makna tersiratnya? Antikristus sering memperlihatkan kepadamu citra palsu ketika mereka ingin melakukan sesuatu sehingga sulit bagimu untuk mengenalinya. Sebagai contoh, jika seorang antikristus ingin menampar pipi kirimu, mereka akan mengarahkan pukulannya ke pipi kananmu. Ketika engkau menghindar untuk melindungi pipi kananmu, mereka berhasil mendaratkan tamparan di pipi kirimu, dengan begitu tujuan mereka tercapai. Ini adalah bentuk kelicikan, penuh dengan rencana jahat—setiap orang yang berinteraksi dan berurusan dengan antikristus berada dalam perhitungan mereka. Mengapa antikristus selalu penuh perhitungan? Selain ingin mengendalikan orang dan mendapat tempat di hati mereka, antikristus juga ingin memperoleh keuntungan dari semua orang. Selain itu, engkau juga dapat menemukan semacam watak jahat pada mereka: antikristus sangat senang mengeksploitasi atau memanfaatkan kekuatannya untuk mengolok-olok kelemahan orang lain dan senang mempermainkannya. Ini adalah perwujudan dari kejahatan antikristus. Dalam istilah duniawi, orang-orang seperti itu dianggap cerdik. Mereka yang awam akan beranggapan, "Hanya kaum tua yang bisa cerdik. Orang muda tidak memiliki pengalaman atau kebijaksanaan duniawi, jadi bagaimana mereka bisa cerdik?" Apakah pernyataan ini benar? Tidak. Watak jahat antikristus tidak bergantung pada usia; mereka dilahirkan dengan watak tersebut. Hanya saja ketika masih muda dan kurang berpengalaman, siasat yang mereka jalankan mungkin lebih sederhana dan kurang matang. Seiring bertambahnya usia, mereka menjadi makin licik, seperti raja-raja setan tua yang tindakannya disembunyikan dengan baik dan sama sekali tidak dapat dipahami oleh kebanyakan orang.

Aku baru saja memberikan penjelasan singkat tentang istilah "licik", jadi sekarang mari kita persekutukan keadaan dan perwujudan spesifik dari kelicikan. Bukankah ini layak dipersekutukan? Jika kita tidak mempersekutukannya, apakah engkau semua dapat mengenalinya? Dapatkah engkau memahaminya dengan jelas? (Tidak.) Bukannya engkau sama sekali tidak dapat membedakan atau memahaminya; terkadang engkau juga akan merasa bahwa ada orang-orang tertentu yang benar-benar licik—begitu liciknya sehingga engkau akhirnya menuruti perintahnya bahkan setelah mereka mengkhianatimu—dan engkau harus waspada terhadap mereka. Jadi, hal-hal apa sajakah yang dilakukan antikristus, dan ucapan serta tindakan apa yang mereka perlihatkan dalam perlakuan mereka terhadap saudara-saudari dan orang-orang di sekitarnya yang menunjukkan bahwa mereka melakukannya dengan cara yang licik dan watak yang jahat? Hal ini layak dipersekutukan. Ketika hanya istilah "licik" yang dijelaskan, orang-orang pada umumnya menganggapnya cukup sederhana, memeriksa kamus mungkin sudah cukup untuk memahami maknanya. Namun, jika menyangkut tindakan, perilaku, dan watak orang-orang yang terkait dengan kata ini, dan yang merupakan perwujudan serta keadaan konkret dari istilah ini, hal tersebut menjadi lebih rumit dan sulit untuk dipahami, bukan? Pertama, pikirkan tentang orang-orang atau antikristus tertentu yang engkau semua pernah temui dan jumpai. Tindakan apa yang mereka lakukan yang membuatmu merasa bahwa natur tindakan ini terkait dengan kelicikan, atau perkataan, tindakan, dan perilaku sehari-hari mereka yang terkait dengan hal tersebut? (Aku pernah bertemu dengan seorang antikristus yang jelas-jelas ingin bersaing untuk mendapatkan status dan menjadi pemimpin, tetapi dia berkata kepada saudara-saudari, "Kita perlu melaporkan para pemimpin palsu dan pekerja palsu. Hanya dengan melakukan ini kita dapat memiliki pekerjaan roh kudus. Jika kita tidak melaporkan dan menyingkapkan para pemimpin palsu, kita tidak akan dapat memperoleh pekerjaan roh kudus. Kita harus bertindak untuk bersama-sama menjaga pekerjaan gereja." Bertindak dengan kedok melindungi pekerjaan gereja, dia mencari cara untuk mendapatkan pengaruh atas para pemimpin dan pekerja, membuat keributan besar atas masalah-masalah sepele, dan menghasut saudara-saudari untuk melaporkan para pemimpin dan pekerja. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan para pemimpin dan pekerja sehingga dia sendiri memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin. Banyak saudara-saudari tidak membedakan hal ini dan disesatkan olehnya. Bukannya memahami masalah berdasarkan prinsip-prinsip, mereka justru memanfaatkan masalah-masalah sepele dan menyingkapkan kerusakan para pemimpin dan pekerja, mengutuk, dan melabeli mereka, serta membesar-besarkan masalah yang akhirnya membuat gereja menjadi kacau.) Katakan kepada-Ku, apakah ini kelicikan? (Ya.) Ini memang kelicikan. Mengapa itu disebut licik? Dia menggunakan kedok keadilan untuk mencapai tujuannya yang tersembunyi sekaligus mendorong orang lain untuk bertindak, sementara dia sendiri tetap di belakang layar untuk mengamati hasilnya tanpa memperlihatkan dirinya. Jika semuanya berjalan lancar, itu lebih baik, dan jika tidak, tak ada seorang pun yang akan mengetahuinya karena dia sangat tersembunyi. Ini adalah kelicikan—ini adalah salah satu bentuk perwujudannya. Dia tidak akan membiarkanmu mengetahui niatnya yang sebenarnya, dan jika engkau dapat menebaknya sedikit saja, dia akan segera mencari berbagai alasan dan argumen untuk menutupinya dan membela diri dengan segala cara karena takut orang lain akan mengetahui kebenarannya. Dia sengaja memperumit masalah; ini adalah kelicikan. Ada contoh yang lain? (Beberapa tahun yang lalu, sekelompok antikristus muncul di gereja kami dan mengambil alih kendali yang menyebabkan pekerjaan gereja menjadi kacau balau. Yang di Atas mengutus seseorang untuk mengambil alih pekerjaan itu, tetapi gerombolan antikristus ini bertindak dengan kepura-puraan, dan berkata, "Kami sudah memiliki pemimpin dan kami tidak menerima pemimpin yang dipindahtugaskan dari tempat lain; kami dapat menangani pekerjaan sendiri". Akibatnya, ada banyak orang yang disesatkan dan mendengarkan antikristus, tidak menerima pemimpin yang ditetapkan oleh Yang di Atas. Antikristus ini bahkan mengurung pemimpin yang diutus oleh Yang di Atas di suatu tempat dan melarangnya berinteraksi dengan saudara-saudari, serta membuatnya tidak mungkin membantu pekerjaan gereja atau melaksanakan pekerjaan apa pun.) Ini adalah tindakan antikristus yang sangat licik—apa motif tersembunyi mereka? Antikristus ingin mengendalikan gereja dan mendirikan kerajaan sendiri. Perilaku ini licik dan merupakan ciri khas dari apa yang dilakukan antikristus.

Apa sajakah perwujudan utama antikristus yang bertindak dengan licik? Salah satunya adalah ketiadaan transparansi, dan yang lainnya adalah mereka secara diam-diam memiliki rencana tersembunyi. Jika mereka mengungkapkan rencana dan maksudnya kepada semua orang, apakah mereka dapat mewujudkannya? Tentu saja tidak. Mengapa orang-orang yang menggunakan cara-cara licik melakukan hal-hal seperti ini? Apa tujuan di balik tindakan-tindakan tersebut? Sampai saat ini, yang engkau semua pikirkan hanyalah kendali atas gereja, tetapi ada beberapa hal yang tidak melibatkan kendali atas gereja atau kendali atas semua orang. Menyesatkan orang-orang di sebuah gereja atau suatu wilayah adalah masalah yang relatif besar, jadi apa tujuan di balik perilaku dan tindakan antikristus yang lebih kecil dalam situasi sehari-hari? Yaitu untuk mengeksploitasi orang lain dan memaksanya bekerja demi memuaskan kepentingan dan tujuan mereka sendiri. Sementara Tuhan mengatur manusia dan menentukan nasib mereka, antikristus juga ingin mengendalikan nasib orang-orang dan memanipulasinya. Namun, jika antikristus secara langsung mengatakan bahwa mereka ingin memanipulasimu, apakah engkau akan menyetujuinya? Jika antikristus berkata bahwa mereka ingin memerintahmu sebagai budak, apakah engkau akan setuju? Jika antikristus mengatakan bahwa mereka adalah pemimpin dan engkau harus mendengarkan mereka, apakah engkau akan setuju? Tentu saja engkau tidak akan setuju. Oleh karena itu, antikristus harus menggunakan cara-cara yang tidak lazim sehingga engkau tanpa disadari dieksploitasi oleh mereka; inilah yang disebut kelicikan. Misalnya, si naga merah yang sangat besar bertindak dengan cara yang licik, menggunakan sejumlah pembenaran untuk menyesatkan orang. Bagaimana caranya menyita aset tuan tanah dan kapitalis? Apakah si naga merah yang sangat besar menetapkan secara tertulis kebijakan yang menyatakan bahwa semua aset di atas jumlah tertentu harus diserahkan kepada negara? Apakah akan berhasil jika si naga merah yang sangat besar menyatakannya secara terbuka? (Tidak akan berhasil.) Karena hal itu tidak akan berhasil, apa yang dilakukannya? Si naga merah yang sangat besar harus menemukan cara yang diyakini semua orang sebagai hal yang benar untuk menyita dan merampas aset tuan tanah dan kapitalis secara wajar. Hal ini melemahkan tuan tanah dan kapitalis, memperkaya negara, dan memperkuat kekuasaannya. Bagaimana caranya si naga merah yang sangat besar itu melakukannya? (Dengan menyerang tuan tanah dan mendistribusikan kembali tanah.) Si naga merah yang sangat besar meneriakkan slogan-slogan seperti "menyerang tuan tanah dan mendistribusikan kembali tanah" dan "kesetaraan untuk semua", sambil mengarang cerita seperti "Gadis Berambut Uban" untuk menjebak serta mengutuk semua tuan tanah dan kapitalis. Si naga merah yang sangat besar menggunakan kekuatan opini publik dan propaganda untuk mengindoktrinasi orang-orang dengan gagasan-gagasan yang keliru ini, yang membuat semua orang yang tidak mendapat informasi berpikir bahwa tuan tanah dan kapitalis itu jahat dan tidak setara dengan massa pekerja. Si naga merah yang sangat besar juga menyebarkan gagasan bahwa rakyat telah menjadi tuan atas negaranya sendiri, negara adalah milik rakyat, segelintir individu ini tidak boleh memiliki begitu banyak kekayaan, dan kekayaan itu harus disita dan didistribusikan kembali kepada semua orang. Didorong oleh apa yang disebut ideologi dan teori yang baik, benar, serta pro-rakyat miskin ini, orang-orang disesatkan dan dibutakan, mereka mulai memerangi taipan lokal, serta menyerang tuan tanah dan kapitalis. Apa hasil akhirnya? Ada di antara tuan tanah dan kapitalis ini yang dipukuli sampai mati, ada yang menjadi cacat, dan ada juga yang melarikan diri ke tempat yang jauh. Singkatnya, hasil akhirnya adalah si naga merah yang sangat besar itu berhasil mencapai tujuannya. Massa yang bodoh dan tidak tahu apa-apa ini secara bertahap dibimbing di bawah penipuan seperti itu untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh setan-setan ini. Demikian pula, antikristus juga menggunakan metode licik tersebut ketika mereka melakukan sesuatu. Sebagai contoh, ketika antikristus dipasangkan dengan seseorang dalam peran kepemimpinan, dan ketika melihat bahwa orang tersebut memiliki rasa keadilan, memahami kebenaran, dan dapat membedakannya, mereka mulai merasa tidak yakin dengan berkata, "Mungkinkah orang ini diam-diam berkomplot melawanku? Apakah ada sesuatu yang terjadi di belakangku? Mengapa aku tidak bisa menemukan jawabannya? Apakah dia memihakku atau tidak? Mungkinkah dia akan melaporkanku kepada yang di atas"? Dengan pemikiran-pemikiran seperti ini, mereka mulai khawatir bahwa statusnya tidak aman, bukan? Jadi, apa yang mereka lakukan selanjutnya? Apakah mereka langsung menghukum orang tersebut? Sebagian antikristus akan mengambil tindakan terhadap orang seperti itu secara terbuka, tetapi mereka yang lebih licik tidak akan melakukannya secara langsung. Sebaliknya, mereka akan mulai dengan berbicara kepada beberapa saudara-saudari yang relatif lebih lemah, bingung, dan tidak mampu membedakan, lalu menanyai dan menyelidikinya secara diam-diam, "Si polan telah menjadi orang percaya selama lebih dari satu dekade, jadi imannya pasti memiliki dasar, bukan?" Seseorang mungkin menjawab, "Dia memang memiliki dasar yang kuat. Selama bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, dia telah meninggalkan keluarganya dan kariernya; imannya lebih besar daripada kita. Berpasangan dengannya seharusnya cukup baik untukmu". Antikristus akan berkata, "Ya, cukup baik, tetapi dia tidak pernah bergaul dengan saudara-saudari lainnya. Dia tampaknya tidak begitu ramah". Yang lain mungkin menambahkan dengan berkata, "Itu tidak benar—dia lebih banyak mengejar kebenaran daripada kita. Kami sering mengobrol bersama, tetapi dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca firman Tuhan, mendengarkan khotbah, mempelajari lagu pujian, dan ketika bersama kami, dia mempersekutukan firman Tuhan". Setelah mendengar komentar-komentar yang mendukung dan menyetujui tentang orang tersebut, antikristus merasa bahwa mereka tidak dapat berkata lebih banyak lagi, jadi mereka mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata, "Dia telah bertahun-tahun percaya kepada tuhan dan lebih berpengalaman daripada kita. Ke depannya, kita harus lebih banyak berinteraksi dengannya dan tidak mengucilkannya." Setelah mendengar ini, yang lain tetap tidak memahami maksudnya. Menyadari bahwa mayoritas orang memuji individu itu, antikristus yang tidak dapat mencapai tujuannya, tidak mengatakan apa pun lagi tentang masalah tersebut. Kemudian, antikristus mendekati kelompok lain dan bertanya, "Apakah engkau semua pernah melihat si polan membaca firman tuhan? Aku mendapat kesan bahwa dia selalu bersekutu bersama orang lain dan terlihat sibuk di luarnya; mengapa dia tidak pernah membaca firman Tuhan?" Kelompok ini lebih tanggap dan menangkap maksud tersirat, dan berpikir, "Sepertinya ada perselisihan di antara kedua orang ini; dia mencoba membuat kita menjatuhkan orang itu dan mengucilkannya". Jadi, mereka menjawab, "Ya, dia selalu sibuk dengan tugas-tugas yang tidak penting, terus-menerus menganalisis orang dan segala hal. Dia jarang membaca firman tuhan, dan pada saat melakukannya, dia akhirnya tertidur; aku telah memperhatikannya beberapa kali." Dari percakapan mereka dengan kelompok orang pertama dan kedua, watak seperti apa yang ada dalam perkataan antikristus? Bukankah itu jahat? (Ya.) Apa natur dan cara tindakan mereka? Memang licik. Kelompok pertama tidak menyadari apa yang ingin dilakukan oleh antikristus, sementara kelompok kedua memahami sekilas apa yang sedang terjadi, lalu menuruti perkatakan antikristus. Setelah melihat bahwa kelompok kedua mengikuti apa yang mereka katakan dan dapat dibujuk, antikristus ingin menggunakan kelompok ini untuk menyingkirkan rekan mereka. Alur pemikiran ini licik. Setelah dibujuk dengan berbagai cara, kelompok kedua akhirnya disesatkan dan terbujuk, lalu berkata, "Karena orang itu tidak memenuhi prinsip dan persyaratan untuk menjadi pemimpin gereja, aku rasa sebaiknya ke depannya kita tidak memilihnya sebagai pemimpin, bukan?" Kelompok ini cukup berbahaya, dan setelah berbicara, mereka mengamati sikap antikristus yang kemudian berkata, "Itu tidak akan berhasil; itu tidak adil. Ini adalah rumah tuhan, bukan rumah masyarakat!" Setelah mendengar ini, mereka bertanya, "Jadi, ini benar-benar tidak akan berhasil? Lalu apa yang harus kami lakukan? Kalau begitu kami akan memilihnya lain kali". Antikristus dengan cepat berkata, "Meskipun engkau memilihnya, itu juga tidak akan berhasil." Engkau lihat, 'kan? Apa pun yang mereka katakan, tidak akan pernah benar; itulah masalahnya. Sebenarnya, antikristus hanya ingin menuntun orang-orang ini ke jalan mereka, menggali lubang agar mereka jatuh ke dalamnya. Pada akhirnya, setelah mendengarkan semua perdebatan tersebut, orang-orang ini mengetahui maksud antikristus, "Mari kita adakan pemilihan yang adil. Toh, dia tidak begitu mengesankan, jadi dia mungkin tidak akan terpilih juga." Antikristus merasa senang. Coba perhatikan: di sini ada serigala dan beberapa rubah, mereka bersatu untuk bekerja sama. Ini adalah prinsip dan natur tindakan yang diambil oleh antikristus dan kekuatan yang mengikuti mereka di gereja; ini adalah perwujudannya. Orang-orang yang mengikuti antikristus berkata, "Jadi, mari kita melakukan pemilihan. Lagi pula, dia tidak begitu hebat; jika kita memberikan suara, dia mungkin tidak akan terpilih." Apakah ada yang mencurigakan di sini? Apakah mereka sedang merencanakan sesuatu? Mereka sudah menangkap petunjuk dalam perkataan masing-masing, tetapi tidak ada seorang pun yang secara langsung mengatakan apa yang harus dilakukan; ada pemahaman yang tak terucapkan di antara mereka dan semuanya mengerti. Di luarnya, antikristus tidak secara langsung menginstruksikan siapa pun untuk tidak memilih pasangannya, dan orang-orang di bawahnya juga tidak berkata, "Kami tidak akan memilihnya; kami akan memilihmu". Mengapa mereka tidak mengatakannya secara langsung? Itu karena tidak ada yang ingin memberi pengaruh apa pun kepada yang lain. Bukankah ini licik? Itu adalah murni kejahatan. Mereka mendengarkan nada bicara masing-masing, tetapi tidak ada seorang pun yang berbicara secara langsung, dan pada akhirnya, sebuah kesepakatan tercapai. Ini disebut dialog Iblis. Di antara mereka, ada satu "orang bodoh" yang setelah mendengar semuanya, tetap tidak mengerti dan kemudian bertanya kepada yang lain apakah mereka harus memilih orang itu atau tidak. Apa jawaban antikristus? Jika mereka mengatakan "lakukan apa yang menurutmu baik", itu akan terlalu jelas. Jawaban seperti itu mengandung natur ancaman dan bujukan; orang jahat tidak berbicara demikian. Sebaliknya, mereka berkata, "Bukankah rumah tuhan memiliki pengaturan kerja? Pilihlah siapa yang sebaiknya engkau pilih; jika orang tersebut tidak layak, jangan dipilih." Bukankah ini sengaja dibuat tidak jelas? Mereka menggunakan dalih yang tampaknya benar dengan berkata, "Engkau harus bertindak berdasarkan prinsip; jangan dengarkan aku. Apa yang kukatakan tidak penting. Aku bukanlah prinsipnya; firman tuhan adalah prinsipnya." Si "bodoh" mendengar ini dan berpikir, "Jika kita harus bertindak berdasarkan prinsip, berarti aku akan memilih dia." Menyadari bahwa orang ini bodoh dan dapat mengacaukan rencana mereka, kelompok itu secara kolektif mengusirnya, tidak mengizinkan si "bodoh" itu untuk berada di tengah-tengah mereka. Pada akhirnya, ketika si "bodoh" terus bertanya apakah dia harus memilih orang itu atau tidak, seseorang berkata, "Mari kita bicarakan itu nanti. Kita akan menentukannya berdasarkan kinerjanya." Apakah ada ketegasan dalam kata-kata ini? Adakah komponen kejujuran? (Tidak.) Lalu, apa sebenarnya yang terkandung dalam kata-kata tersebut? Perkataan itu menyatakan watak jahat mereka, serta motif, maksud, dan tujuan mereka yang tersembunyi. Kata-kata tersebut mengisyaratkan adanya konspirasi rahasia di antara mereka—serigala dan rubah—untuk menyingkirkan orang yang tidak disukai antikristus. Mengapa kelompok ini dapat berperilaku seperti ini? Selain didorong oleh watak jahatnya, alasan mereka melakukannya adalah karena atasannya, antikristus, tidak menyukai orang tersebut. Jika mereka memilihnya dan antikristus mengetahuinya, akibatnya akan buruk. Jadi, bagi mereka, hal yang paling mendesak, penting, dan paling menguntungkan untuk dilakukan adalah tidak memilih orang tersebut. Mereka semua mendengarkan antikristus; apa pun yang dikatakan antikristus, ke arah mana pun perkataan mereka ditujukan, orang-orang ini akan mengikutinya dengan mengesampingkan prinsip-prinsip kebenaran dan firman Tuhan. Seperti yang engkau lihat, setiap kali seorang antikristus muncul, pasti akan ada orang-orang yang mematuhinya. Setiap kali antikristus bertindak, akan ada sejumlah orang yang mendampingi dan mengikutinya—tidak ada antikristus yang bertindak sepenuhnya sendirian atau terisolasi.

Apa yang baru saja dibahas adalah salah satu perwujudan bagaimana antikristus bertindak dengan licik. Kelicikan yang disebutkan di sini mengacu pada antikristus yang memiliki tujuan dan motivasinya sendiri dalam apa yang dilakukan, tetapi mereka tidak akan memberitahumu atau membiarkanmu mengetahuinya. Ketika engkau mengetahuinya, mereka akan berusaha keras untuk menutupinya, menggunakan berbagai cara untuk menyesatkanmu dan mengubah persepsimu terhadap mereka. Ini adalah aspek licik dari antikristus. Jika motif mereka mudah diungkap, diketahui secara luas, dan diberitakan kepada semua orang sehingga orang-orang mengetahuinya, apakah itu akan dianggap licik? Itu tidak akan dianggap licik; lalu apa? (Bodoh.) Itu bukan bodoh—Hal tersebut merupakan bentuk kecongkakan hingga mengabaikan nalar. Antikristus itu licik dalam perilaku mereka. Mengapa mereka dikatakan licik? Mereka selalu berperilaku dengan cara yang bergantung pada tipu muslihat, dan perkataan mereka belat-belit, sehingga sulit bagi orang untuk memahami maksud dan tujuan mereka. Itulah arti licik. Tidak bisa menarik kesimpulan dengan mudah mengenai apa pun yang mereka katakan atau lakukan; mereka membuatnya sedemikian rupa sehingga bawahan dan pendengar mereka dapat memahami maksud mereka, dan orang-orang itu, setelah memahami antikristus, bertindak sesuai dengan agenda dan motivasi mereka dan melaksanakan perintah mereka. Jika sebuah tugas selesai, antikristus senang. Jika tidak, tak seorang pun dapat menemukan apa pun untuk menyalahkan mereka, atau memahami motivasi, niat, atau tujuan di balik apa yang mereka lakukan. Kelicikan dari apa yang dilakukan antikristus terletak pada rencana tersembunyi dan tujuan rahasia, semuanya dimaksudkan untuk menipu, mempermainkan, dan mengendalikan orang lain. Inilah esensi dari perilaku licik. Kelicikan bukanlah kebohongan sederhana atau melakukan sesuatu yang buruk; sebaliknya, kelicikan melibatkan maksud dan tujuan yang tak terpahami orang kebanyakan. Jika engkau telah melakukan sesuatu dan engkau tak ingin itu diketahui siapa pun, dan engkau berbohong, apakah itu termasuk kelicikan? (Tidak.) Itu hanyalah penipuan, dan itu tidak sama dengan kelicikan. Apa yang membuat kelicikan lebih dalam daripada penipuan? (Orang tidak dapat memahaminya.) Sulit bagi orang untuk memahaminya. Itu adalah salah satu aspeknya. Apa lagi? (Orang tidak memiliki apa pun untuk menyalahkan orang yang licik.) Benar. Intinya adalah, sulit bagi orang untuk menemukan apa pun untuk menyalahkan mereka. Meskipun ada orang-orang yang tahu bahwa orang itu telah melakukan hal-hal yang buruk, mereka tidak dapat meyakini apakah mereka sebenarnya orang baik atau orang buruk, orang jahat atau antikristus. Orang tidak dapat mengetahui diri mereka yang sebenarnya, tetapi mengira mereka baik, dan dapat disesatkan oleh mereka. Itulah kelicikan. Orang pada umumnya cenderung berbohong dan melakukan tipuan-tipuan kecil. Itu hanyalah penipuan. Namun, antikristus lebih berbahaya daripada orang yang suka menipu. Mereka seperti raja setan; tak ada seorang pun yang dapat memahami apa yang mereka lakukan. Mereka mampu melakukan banyak hal jahat atas nama keadilan, dan mereka merugikan orang, tetapi orang tetap memuji mereka. Ini disebut kelicikan.

Dahulu, ada suatu kejadian di mana seorang pemimpin diberi tahu tentang beberapa rencana kerja rumah Tuhan selama berkomunikasi dan bersekutu dengan Yang di Atas. Saat itu, pengaturan kerja belum dikeluarkan secara resmi. Setelah kembali, dia mulai memamerkan diri meskipun hal tersebut tidak langsung terlihat. Dia berbicara dengan sangat serius selama suatu pertemuan, dan tiba-tiba, di tengah persekutuannya, dia mengutarakan sesuatu yang belum pernah didengar siapa pun sebelumnya dengan berkata, "Sampai sekarang, setiap langkah pekerjaan tuhan telah selesai, dan orang-orang pada dasarnya telah stabil. Mulai bulan depan, kita akan memperluas pemberitaan Injil, jadi kita perlu membentuk tim penginjilan. Bagaimana seharusnya tim penginjilan dibentuk? Ada beberapa perincian dalam hal ini…." Ketika yang lain mendengar hal tersebut, mereka berpikir, "Dari mana dia mendapatkan informasi ini? Yang di Atas belum mengeluarkan pengaturan kerja apa pun. Bagaimana dia tahu? Dia pasti memiliki pandangan ke depan!" Mereka memujanya, bukan? Sikap orang-orang terhadapnya langsung berubah. Yang dia lakukan hanyalah menyebutkan pembentukan tim-tim penginjilan, tetapi dia tidak melakukan pekerjaan spesifik apa pun sesudahnya—dia hanya meneriakkan slogan-slogan tak bermakna. Tentu saja, dia memiliki tujuan untuk meneriakkan slogan-slogan tak bermakna; dia memamerkan dirinya, ingin orang-orang menghormati dan memujanya. Tidak lama kemudian, pengaturan kerja dari Yang di Atas dikeluarkan. Ketika saudara-saudari melihatnya, mereka kagum dan berkata, "Luar biasa! Bukankah ini nubuat? Bagaimana engkau tahu tentang ini? Engkau memahami kebenaran lebih baik daripada kami; tingkat pertumbuhanmu lebih tinggi. Tingkat pertumbuhan kami sangat rendah. Ketika saatnya untuk memperluas penginjilan, engkau telah memberi tahu kami, sementara kami mati rasa dan tidak menyadarinya. Lihat, bukankah apa yang engkau persekutukan selaras dengan pengaturan kerja dari Yang di Atas? Ini adalah kebetulan yang luar biasa dan sudah terbukti sekarang". Melalui kejadian ini, semua orang makin memujanya, dan bukan pemujaan biasa, melainkan dengan ketundukan sepenuhnya, hampir sampai pada titik berlutut dan bersimpuh di hadapannya. Kebanyakan orang tidak tahu tentang hal ini; jika dia tidak mengatakannya sendiri, tak seorang pun yang akan tahu, hanya Tuhan yang mengetahuinya. Itu adalah persoalan yang sangat jelas, dan dia tidak mengungkapkannya kepada siapa pun, justru memilih untuk menipu mereka dengan sangat berani. Apakah perilaku ini dianggap licik? (Ya.) Mengapa dia menipu orang lain seperti itu? Mengapa dia bisa bersikap dan bertindak demikian? Apa yang sebenarnya sedang dipikirkannya dalam hati? Dia ingin orang-orang menganggap dirinya berbeda, berpikir bahwa dia bukan orang biasa. Apakah ini sesuatu yang seharusnya ditemukan dalam manusia yang normal? (Tidak.) Tindakan orang seperti itu menjijikkan dan tidak tahu malu. Apakah engkau akan menganggapnya licik? (Ya.) Selain licik, itu juga agak menjijikkan.

Di antara para antikristus, ada tipe orang yang tidak pernah terdengar mengatakan atau melakukan sesuatu yang salah. Apa yang mereka lakukan dan cara mereka bertindak pada umumnya dianggap baik dan disetujui oleh semua orang. Mereka sering tersenyum dengan wajah seperti orang suci yang berbelas kasihan dan tidak pernah memangkas siapa pun. Kesalahan apa pun yang dilakukan orang lain, mereka selalu menoleransinya dengan hati yang memaafkan seperti seorang ibu yang penuh kasih. Mereka tidak pernah menangani orang-orang di gereja yang melanggar ketetapan administratif, menyebabkan gangguan, kekacauan, atau melakukan perbuatan jahat. Apakah itu karena antikristus tidak dapat melihat atau membedakannya? Tidak, bukan keduanya, justru mereka dapat melihat dan membedakannya. Namun, di dalam hati antikristus meyakini bahwa jika orang-orang ini dikeluarkan dan gereja menjadi damai, hanya dipenuhi dengan orang-orang jujur yang mengejar kebenaran dan dengan tulus mengorbankan diri untuk Tuhan, akan lebih mudah bagi orang lain untuk membedakannya dan mungkin mereka akan kehilangan kedudukannya di gereja. Oleh karena itu, antikristus mempertahankan orang-orang tersebut, membiarkan para pelaku kejahatan terus melakukan kejahatan, para pembohong melanjutkan kebohongannya, dan para pembuat onar terus menyebabkan kekacauan. Dengan membiarkan gangguan-gangguan ini terus berlanjut, mereka memastikan bahwa gereja tidak pernah damai sehingga mengamankan statusnya sendiri. Jadi, begitu ada seseorang yang harus dikeluarkan, ditangani, diasingkan, atau dicopot dari jabatannya, apa yang antikristus ucapakan? Mereka akan berkata, "Kita harus memberi orang kesempatan untuk bertobat. Siapa yang tidak memiliki kekurangan atau kerusakan? Siapa yang tidak pernah melakukan kesalahan? Kita harus belajar bertoleransi". Saudara-saudari merenungkan hal ini dan berkata, "Kita bersikap toleran terhadap mereka yang benar-benar percaya kepada Tuhan, melakukan pelanggaran, atau yang bodoh dan tidak tahu apa-apa, tetapi kita tidak menoleransi orang jahat. Dia adalah orang jahat". Antikristus menjawab, "Bagaimana mungkin dia menjadi orang jahat? Dia kadang-kadang saja mengucapkan kata-kata kasar; itu bukan kejahatan. Mereka yang melakukan pembunuhan dan pembakaran di dunia adalah orang jahat yang sesungguhnya." Namun, apa yang sebenarnya dipikirkan oleh antikristus? Mereka berpikir, "Menurutmu dia orang jahat? Apakah dia sejahat diriku? Engkau belum melihat apa yang telah aku lakukan, engkau tidak tahu apa yang ada dalam pikiranku. Jika engkau tahu, bukankah engkau semua akan mengeluarkanku juga? Engkau berpikir untuk mengeluarkannya? Tidak mungkin! Aku tidak akan membiarkanmu menanganinya. Siapa pun yang berusaha mengeluarkannya, aku akan marah kepadanya, aku akan membuat segalanya menjadi sangat sulit baginya! Siapa pun yang mencoba menanganinya, aku akan mengeluarkannya!" Namun, apakah antikristus akan mengatakan ini dengan lantang? Tidak, mereka tidak akan mengatakannya. Lalu apa yang akan mereka lakukan? Mereka terlebih dahulu menenangkan situasi dan menstabilkan keadaan, memberi kesan bahwa mereka tampak mampu memimpin gereja, mampu menyeimbangkan berbagai kekuatan, dan gereja tidak dapat melakukannya tanpa mereka. Dengan begitu, bukankah posisinya aman? Jika posisi mereka aman, bukankah penghidupan mereka juga terjaga? Inilah yang disebut bersikap licik. Itulah sebabnya kebanyakan orang tidak dapat memahami orang-orang seperti itu. Mengapa mereka tidak bisa memahaminya? Mereka tidak pernah mengatakan yang sebenarnya, mereka juga tidak bertindak gegabah. Apa pun yang diminta oleh Yang di Atas untuk dilakukan, mereka melakukannya secara asal-asalan; buku apa pun yang perlu didistribusikan, mereka mengirimkannya; mereka mengadakan beberapa pertemuan dalam seminggu, dan tidak memonopoli persekutuan selama pertemuan. Di luarnya, semuanya terlihat sempurna dan tanpa cela, tanpa ada peluang untuk dikritik. Namun, ada satu hal yang dapat engkau semua bedakan: antikristus tidak pernah menangani orang jahat. Sebaliknya, mereka melindungi orang jahat, terus-menerus menutupi dan membelanya. Bukankah ini licik? Apa aspek licik dari perilaku antikristus di sini, apa fokusnya? Ini harus diperjelas. Mereka tidak pernah mengatakan yang sebenarnya, selalu berbohong untuk menipu rumah Tuhan. Mereka melihat orang jahat melakukan kejahatan, tetapi tidak menanganinya, selalu memuluskan keadaan serta menerapkan kesabaran dan toleransi. Apa alasan antikristus melakukan semua itu? Apakah benar-benar untuk membantu orang-orang dalam meningkatkan kekuatan dan bersikap toleran satu sama lain? (Tidak.) Lalu apa tujuannya? Mereka ingin memperkuat pengaruh dan mengamankan statusnya. Antikristus tahu bahwa begitu orang jahat dikeluarkan, mereka akan menjadi orang berikutnya yang dikeluarkan; inilah yang mereka takutkan. Karena itu, mereka mempertahankan orang jahat; selama orang jahat masih ada, status antikristus tetap aman. Jika orang-orang jahat dikeluarkan, akan tamatlah riwayat antikristus. Orang-orang jahat adalah payung pelindung dan perisai mereka. Jadi, siapa pun yang menyingkapkan orang-orang jahat atau menyarankan agar mereka dikeluarkan, antikristus tidak setuju dengan berkata, "Mereka masih dapat melaksanakan tugas, mereka masih bisa mempersembahkan uang; setidaknya mereka masih dapat bekerja!" Antikristus menemukan alasan dan pembenaran untuk membela orang-orang jahat, dan biasanya, orang-orang yang tidak memiliki pemahaman tidak dapat membedakan niat jahat yang tersembunyi di balik tindakan mereka.

Apakah ada contoh lain di mana tindakan licik seorang antikristus meninggalkan kesan yang mendalam pada engkau semua? Silakan berbagi. (Ada seorang saudari yang menjadi pemimpin tim penginjilan, setiap bulan dia berhasil mendapatkan beberapa orang di mana beberapa di antaranya adalah orang-orang tidak percaya. Antikristus menafsirkan pengaturan kerja di luar konteks, mengatakan bahwa target pemberitaan Injil seharusnya mengutamakan kelompok denominasi, baru kemudian orang-orang tidak percaya. Jika target utamanya adalah orang-orang tidak percaya, itu merupakan pelanggaran serius terhadap pengaturan kerja. Dia bahkan menggunakan firman Tuhan yang berbunyi "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran" untuk menganalisis perilaku tersebut. Kemudian dia meminta semua orang untuk memberikan suara dengan bertanya, "Apakah orang seperti itu masih dapat memimpin?" Pada saat itu, banyak orang di gereja yang baru menjadi orang percaya selama satu atau dua tahun dan tidak memiliki kemampuan untuk membedakan. Mereka merasa bahwa melanggar pengaturan kerja adalah hal yang serius dan mereka pun setuju agar saudari itu diganti. Saudari itu menjadi sangat negatif pada saat itu; setelah dianalisis dan dihukum oleh antikristus ini, saudari itu merasa bahwa dirinya sendiri adalah seorang antikristus dan pasti akan disingkirkan oleh Tuhan, dia menjadi sangat negatif dan tidak ingin hidup. Selain itu, antikristus ini juga menahan beberapa khotbah dan persekutuan dari Yang di Atas dan tidak membiarkan kami mendengarkan. Dia mengeklaim bahwa persekutuan dari Yang di Atas sangat keras, dan kami sebagai orang percaya baru dengan tingkat pertumbuhan yang rendah, akan mengembangkan gagasan setelah mendengarnya. Di luarnya, tampaknya dia sedang memperhatikan kami, tetapi dia sebenarnya khawatir jika kami mendengarkan khotbah dari Yang di Atas, kami akan dapat membedakannya dan membuat dia tidak bisa mengendalikan kami. Dia menggunakan metode yang kelihatannya masuk akal ini untuk memanipulasi dan menipu orang, membuat apa yang dilakukannya tampak logis dan sesuai dengan pengaturan kerja rumah Tuhan.) Situasi ini tentu saja dapat digambarkan sebagai sesuatu yang licik. Perilaku siapa pun yang dianggap sebagai antikristus, secara konsisten sama, tidak berbeda sedikit pun, dengan maksud dan tujuan yang sama dalam apa pun yang mereka lakukan. Bukankah ini membuktikan bahwa antikristus memang merupakan setan dan roh jahat? (Ya.) Benar sekali. Menggambarkan tindakan antikristus—setan dan roh jahat ini—sebagai tindakan yang licik adalah sangat tepat dan sama sekali bukan suatu pernyataan yang berlebihan.

Setelah mendengarkan contoh-contoh tersebut, engkau semua seharusnya telah memperoleh sedikit wawasan; apakah engkau sudah mulai mengembangkan kemampuan untuk membedakan tindakan-tindakan antikristus yang licik? Segala sesuatu yang melibatkan perilaku yang licik dan maksud serta motif yang tersembunyi, bukanlah perilaku orang yang normal atau jujur, dan juga bukan perilaku orang yang mengejar kebenaran. Apakah hal-hal yang mereka lakukan merupakan penerapan kebenaran? Apakah mereka menegakkan kepentingan-kepentingan rumah Tuhan? (Tidak.) Jadi, apa yang mereka lakukan? Mereka mengganggu dan merusak pekerjaan gereja, serta melakukan kejahatan. Mereka tidak mengikuti jalan Tuhan, mereka juga tidak menegakkan pekerjaan rumah Tuhan. Apa yang mereka lakukan bukanlah pekerjaan gereja. Mereka hanya menggunakan kedok melakukan pekerjaan gereja untuk mengejar agendanya sendiri yang pada dasarnya melindungi kepentingan pribadinya dan kepentingan Iblis. Apakah ada contoh-contoh lainnya? (Pada tahun 2015, sebuah pengaturan kerja dikeluarkan dari Yang di Atas, yang menginstruksikan kami untuk menggunakan artikel dari "Yang Terbangun" untuk bersekutu tentang caranya membedakan pemimpin palsu, serta membedakan antara gereja yang benar dan yang palsu. Seorang pemimpin di gereja yang baru saja diganti, mengatakan bahwa kami baru percaya kepada Tuhan dan tingkat pertumbuhan kami rendah, dan kami memahami pengaturan kerja dari Yang di Atas dengan cara yang terlalu dangkal—tindakan Tuhan sulit dipahami, dan Yang di Atas mengeluarkan pengaturan ini dengan makna yang lebih dalam. Dia juga berkata, "Mengenai kebenaran tentang membedakan pemimpin palsu dan antikristus, yang di atas sebelumnya telah memberikan banyak persekutuan dan menjelaskannya dengan sangat gamblang. Jika itu hanya tentang membedakan pemimpin palsu dan antikristus, perlukah mengeluarkan pengaturan kerja yang lain?" Setelah itu, dia mengambil bagian-bagian di luar konteks dari pengaturan kerja, khotbah, dan persekutuan sebelumnya dari Yang di Atas, lalu menyusun materi dalam puluhan ribu kata untuk menyesatkan saudara-saudari dan mengarahkan kami untuk membedakan "Yang Terbangun" sebagai gantinya. Pada saat itu, kami disesatkan dan tidak fokus untuk membedakan pemimpin palsu dan antikristus. Kemudian, orang ini terungkap sebagai antikristus. Dia takut jika setiap orang mulai membedakan pemimpin palsu dan antikristus, mereka akan mengungkap perbuatan jahatnya dan mengenalinya, jadi dia dengan sengaja menyesatkan kami untuk membedakan "Yang Terbangun" sebagai gantinya.) Ini adalah salah satu bentuk sulap, taktik untuk mengalihkan perhatian dan menciptakan gangguan untuk mengalihkan fokusmu sehingga tidak ada yang akan memperhatikannya. Bukankah metode ini terdengar familier? Ketika si naga merah yang sangat besar menghadapi krisis, seperti gejolak internal dalam sistem politiknya, atau publik merencanakan pemogokan atau pemberontakan, naga merah yang sangat besar menggunakan taktik yang sama—mengalihkan perhatian, dan metode ini sering digunakannya. Setiap kali krisis muncul, si naga merah yang sangat besar memicu kepanikan tentang perang, menumbuhkan patriotisme, kemudian tanpa henti memutar film tentang perang perlawanan dan patriotisme, atau menyebarkan berita palsu untuk membangkitkan sentimen nasionalis guna mengalihkan perhatian. Naga merah yang sangat besar melakukan semua ini dengan motif dan tujuan yang tersembunyi—ini disebut perilaku yang licik. Siapakah leluhur antikristus? Naga merah yang sangat besar, si setan. Natur tindakan mereka persis sama seolah-olah mereka bersekongkol. Dari mana rencana dan metode antikristus berasal? Mereka diajari oleh leluhurnya, setan dan Iblis. Karena Iblis tinggal di dalam dirinya, berperilaku dengan cara yang licik menjadi hal yang wajar, dan ini sepenuhnya mengungkapkan bahwa mereka memiliki natur antikristus.

(Tuhan, aku ingin berbagi sebuah contoh. Kasus antikristus ini terjadi di daerah pastoral Jijin. Saat itu sekitar musim semi tahun 2012. Seorang antikristus bernama An menyebarkan banyak kekeliruan di berbagai gereja dan bahkan menulis sebuah buklet berjudul "Apa yang Paling Dipedulikan Tuhan Sebelum Meninggalkan Bumi", yang dia sebarkan secara pribadi ke semua gereja. Dia mengeklaim bahwa hal yang paling Tuhan pedulikan sebelum pergi adalah apakah umat pilihan-Nya akan mendengarkan orang yang digunakan oleh Roh Kudus setelah Dia pergi, jadi kita harus memahami maksud Tuhan; dan sekarang, hanya membaca khotbah, persekutuan, dan pengaturan kerja orang yang digunakan oleh Roh Kudus sudah cukup, sehingga menggantikan kebutuhan untuk makan dan minum firman Tuhan. Akibatnya, banyak saudara-saudari yang disesatkan; mereka berhenti makan dan minum firman Tuhan, yang merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh antikristus. Kelicikan antikristus terletak pada kenyataan bahwa dengan kedok menjadi kesaksian bagi orang yang digunakan oleh Roh Kudus, dia menjauhkan orang-orang dari firman Tuhan, meninggalkan kebiasaan makan dan minum firman Tuhan sekaligus membuat orang merasa bahwa dia sangat memahami hati Tuhan. Dia telah memikirkan apa yang Tuhan pedulikan sebelum pergi sehingga orang-orang menghormati dan memujanya.) Mengapa dia meninggikan orang yang digunakan oleh Roh Kudus? Orang yang digunakan oleh Roh Kudus adalah manusia, dan begitu juga dirinya. Dengan meninggikan orang yang dipakai oleh Roh Kudus, dia sebenarnya membuat orang memuja dan meninggikan dirinya; itulah tujuannya. Kita tidak bisa hanya menilai apakah yang dikatakannya itu benar atau keliru; kita perlu melihat konsekuensi dan tujuan yang dicapai oleh perkataannya; itulah yang penting. Jadi, tujuannya dalam meninggikan orang yang digunakan oleh Roh Kudus sebenarnya adalah untuk meninggikan dirinya sendiri; itulah tujuannya. Dia tahu bahwa meninggikan orang yang digunakan oleh Roh Kudus pasti tidak akan ditolak oleh siapa pun, orang-orang akan setuju dengannya dan meninggikannya. Namun, jika dia secara langsung meninggikan dan menjadi kesaksian bagi dirinya sendiri, orang-orang akan dapat menyingkapkan, membedakannya, dan menolaknya. Oleh karena itu, antikristus menggunakan taktik meninggikan orang yang digunakan oleh Roh Kudus untuk mencapai peninggian diri dan kesaksian bagi dirinya sendiri; inilah kelicikan antikristus. Tindakan antikristus An sangat licik, orang-orang mudah disesatkan oleh tindakannya—ini adalah contoh khas perilaku antikristus. Umat pilihan Tuhan harus belajar untuk membedakannya dari kasus antikristus ini, memahami aspek-aspek antikristus yang licik, serta metode dan cara yang biasa mereka gunakan untuk mencapai hasil dalam menyesatkan orang. Memperoleh pemahaman ini sangat membantu untuk membedakan antikristus. Siapa lagi yang punya contoh untuk dibagikan?

(Tuhan, aku juga punya kasus tentang antikristus untuk dibagikan. Peristiwa ini terjadi di daerah pastoral Henan. Sekitar tahun 2011, antikristus Yu, seorang pemimpin palsu yang telah diganti, ditugaskan oleh gereja untuk mengawasi pekerjaan pembersihan karena dia memiliki beberapa karunia dan pengalaman kerja. Pada saat itu, sebuah pengaturan kerja dikeluarkan dari Yang di Atas untuk secara menyeluruh menyingkapkan dan memberhentikan para pemimpin palsu dan antikristus. Yu, yang menyukai status, melihat ini sebagai kesempatan untuk bangkit kembali. Dengan kedok melaksanakan pengaturan kerja, dia selalu bersekutu bersama saudara-saudari untuk mengikuti aliran pekerjaan Roh Kudus dan berfokus untuk membedakan para pemimpin palsu dan antikristus. Namun, dia tidak mempersekutukan prinsip-prinsip untuk membedakannya, tetapi justru mengarahkan kami untuk memfokuskan perhatian pada para pemimpin dan pekerja. Di setiap pertemuan, dia selalu meminta saudara-saudari untuk membahas kinerja para pemimpin dan pekerja. Seusai kami berbagi, dia akan menyoroti beberapa penyimpangan dan watak rusak mereka yang terlihat dalam pekerjaan, membesar-besarkan masalah tersebut, langsung melabeli mereka sebagai pemimpin palsu, dan menggantinya. Setelah itu, dia selalu bersaksi kepada saudara-saudari tentang bagaimana dia memberhentikan para pemimpin dan pekerja palsu tersebut, membuat semua orang percaya bahwa dia memiliki kemampuan untuk membedakan dan mampu dalam pekerjaannya. Sebenarnya, dia bermaksud menggunakan pemecatan para pemimpin dan pekerja tersebut sebagai kesempatan untuk mendapatkan kembali posisinya dan melanjutkan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan disesatkan oleh Yu, dan setelah melihat kerusakan serta penyimpangan para pemimpin dan pekerja yang tersingkap dalam pekerjaannya, saudara-saudari mulai bertanya-tanya apakah mereka adalah pemimpin palsu. Mereka bahkan meragukan para pemimpin gereja di semua tingkatan yang mengakibatkan kurangnya kerja sama secara normal dalam pekerjaan para pemimpin dan pekerja. Banyak pemimpin dan pekerja dengan tingkat pertumbuhan yang rendah juga sangat dikekang, hidup dalam keadaan pasif dan waspada, tidak dapat melaksanakan tugas mereka secara normal yang menyebabkan kekacauan di gereja. Pada saat itu, banyak orang memuja antikristus tersebut, sekitar belasan gereja disesatkan dan dikendalikan olehnya. Bahkan setelah antikristus tersebut disingkapkan, ada orang-orang yang tetap tidak dapat membedakannya, meyakini bahwa dia menegakkan pekerjaan gereja, bahkan ada yang membelanya.) Apa yang terjadi kemudian pada saudara-saudari yang disesatkan? (Melalui persekutuan dan bantuan, beberapa dari mereka memperoleh kemampuan untuk membedakan antikristus dan diselamatkan, sementara yang lain, seperti apa pun persekutuan dengan mereka, orang-orang ini tetap keras kepala serta bertekad untuk mengikuti antikristus, dan akhirnya mereka disingkirkan.) Apakah kebanyakan orang sekarang mampu membedakan antikristus ini? (Mereka sekarang memang memiliki sedikit kemampuan untuk membedakan.) Orang-orang yang tetap keras kepala dan tidak berubah pantas untuk binasa; ini adalah hasil dari mengikuti antikristus.

Kita baru saja mempersekutukan berbagai perwujudan dari tindakan antikristus yang licik. Sekarang, mari kita rangkum: apa esensi dan watak yang diungkapkan oleh perilaku antikristus seperti itu? (Kejahatan.) Ini adalah watak yang terutama ditandai dengan kejahatan. Lalu, dapatkah kita mengatakan bahwa orang-orang dengan watak jahat biasanya bertindak dengan licik, dan mereka yang bertindak dengan licik memiliki watak yang sangat jahat? (Ya.) Apakah ini penalaran yang logis? Meskipun tampaknya agak seperti penalaran yang dangkal, sebenarnya, begitulah adanya—orang-orang dengan watak jahat sering bertindak dengan cara yang licik. Esensi natur antikristus yang bertindak dengan licik berasal dari Iblis; jelas sekali mereka mirip dengan setan dan Iblis. Dengan mengamati cara antikristus berperilaku, engkau dapat memahami cara setan dan Iblis bertindak. Setan dan Iblis yang sesungguhnya, naga merah yang sangat besar, bertindak bahkan lebih kejam daripada ini. Jika seorang antikristus saja dapat berperilaku dengan begitu licik, dengan taktik yang begitu cerdik, berbicara secara blak-blakan sehingga mustahil bagi siapa pun untuk menemukan kesalahan atau mengungkapnya, apalagi setan dan Iblis tua! Ketika dilihat dari sudut pandang perilaku antikristus yang licik, orang-orang biasa tanpa status, yang jarang berkomunikasi atau terbuka kepada orang lain, yang bertindak tanpa transparansi dan tidak ingin orang lain mengetahui apa yang mereka pikirkan atau pertimbangkan untuk dilakukan di dalam hati, juga maksud mereka dalam bertindak, yang menyembunyikan dirinya dengan sangat dalam dan rapat—bukankah ucapan dan tindakan mereka juga memiliki tanda-tanda kelicikan? Jika orang-orang seperti itu tidak tergolong antikristus, mereka pasti sedang menempuh jalan antikristus. Ini sudah pasti. Mereka yang menempuh jalan antikristus, jika mereka tidak mau dipangkas, tidak mengindahkan saran orang lain, dan terlebih lagi tidak menerima kebenaran, begitu mereka memperoleh status, niscaya mereka akan menjadi antikristus; itu hanya persoalan waktu. Jika ada orang-orang yang memiliki watak yang jahat dan pernah menempuh jalan antikristus, memperlihatkan beberapa kemiripan dengan antikristus, tetapi setelah menerima pemangkasan mereka bertobat, dapat menerima kebenaran, meninggalkan jalan mereka sebelumnya, dan dapat berbalik serta menerapkan kebenaran, akan seperti apa hasilnya? Perubahan seperti itu akan makin menjauhkan mereka dari jalan antikristus, memudahkan mereka untuk memasuki jalan yang benar dalam percaya kepada Tuhan, dan kemudian memberi mereka harapan untuk diselamatkan. Demikianlah persekutuan tentang perwujudan bagaimana antikristus bertindak secara licik; perwujudan berikutnya yang perlu dipersekutukan adalah bagaimana antikristus bersikap sewenang-wenang dan diktatorial.

II. Analisis tentang Perilaku Antikristus yang Sewenang-wenang dan Diktatorial, dan Bagaimana Mereka Memaksa Orang untuk Mematuhi Mereka

Antikristus bertindak dengan cara yang sewenang-wenang dan diktatorial, tidak pernah bersekutu atau berunding bersama orang lain, melakukan apa pun yang mereka inginkan, dan memaksa orang lain untuk mematuhi mereka. Dapat dikatakan bahwa apa pun yang dilakukan antikristus, apa pun pengaturan atau keputusan yang dibuat, mereka tidak bersekutu bersama orang lain, tidak mencapai kesepakatan, tidak mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah, dan tidak mencari prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu, antikristus tidak membiarkan orang lain memahami mengapa mereka melakukan sesuatu dengan cara tertentu, membuat orang bingung dan berkewajiban untuk mendengarkan mereka. Jika ada yang tidak paham dan bertanya kepada mereka tentang hal itu, antikristus tidak bersedia bersekutu atau menjelaskannya. Status apa yang ingin dipertahankan antikristus dalam hal ini? Tidak ada yang diizinkan untuk mengetahui detailnya; tak seorang pun yang berhak untuk diberi tahu. Mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan apa yang mereka anggap benar harus dilaksanakan sepenuhnya. Orang lain tidak berhak untuk mempertanyakan, apalagi mereka tidak dianggap layak untuk bekerja sama dengan antikristus; peran mereka hanyalah untuk patuh dan tunduk. Bagaimana antikristus memandang hal ini? Mereka beranggapan, "Karena engkau telah memilihku sebagai pemimpin, engkau semua berada di bawah kendaliku dan harus mematuhiku. Jika engkau semua tidak mau mematuhiku, engkau seharusnya tidak memilihku. Jika engkau memilihku, engkau harus mematuhiku. Akulah penentu keputusan dalam segala hal!" Di mata antikristus, apa hubungan antara mereka dan saudara-saudari? Antikristus adalah orang yang memberi perintah. Saudara-saudari tidak diperbolehkan untuk menganalisis mana yang benar dan mana yang salah, tidak boleh mengajukan pertanyaan, dan tidak diperbolehkan untuk menuduh, mengidentifikasi, mempertanyakan, atau meragukan mereka; semua hal tersebut dilarang. Antikristus hanya perlu mengemukakan rencana, pernyataan, dan metode, dan setiap orang harus menyambut dengan tepuk tangan dan menyetujuinya tanpa ada pertanyaan. Bukankah ini agak memaksa? Taktik macam apakah ini? Ini adalah tindakan sewenang-wenang dan diktatorial. Watak macam apakah ini? (Kejam.) Pada dasarnya, "sewenang-wenang" mengacu pada pengambilan keputusan sendiri, menjadi penentu keputusan; dan "diktatorial" berarti setelah membuat penilaian atau keputusan sendiri, setiap orang harus melaksanakannya tanpa hak untuk mengungkapkan pendapat atau pernyataan yang berbeda, atau bahkan untuk mengajukan pertanyaan. Menjadi sewenang-wenang dan diktatorial berarti ketika menghadapi suatu situasi, mereka memikirkan dan mempertimbangkannya sendiri sebelum membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan. Mereka membuat keputusan sendiri dan diam-diam tentang bagaimana melakukan sesuatu, tanpa masukan dari orang lain; bahkan rekan kerja, kolaborator, atau atatsan mereka sendiri tidak diizinkan untuk ikut campur—inilah artinya menjadi sewenang-wenang dan diktatorial. Apa pun situasi yang dihadapi, mereka yang bertindak dengan cara ini secara konsisten melanjutkan dengan merenungkan segala sesuatunya dan memikirkan segala kemungkinan tanpa pernah membicarakannya dengan yang lain. Mereka memikirkan berbagai pilihan dalam benaknya, tetapi apa yang sebenarnya mereka pikirkan, tidak ada yang tahu. Mengapa tidak ada yang tahu? Karena mereka tidak mengatakannya. Ada orang-orang yang mungkin berpikir itu hanya karena mereka tidak banyak bicara, tetapi apakah benar demikian? Ini bukan masalah kepribadian; ini adalah pilihan yang disengaja untuk membuat orang lain tidak mengetahui apa yang mereka pikirkan. Mereka ingin melakukan segalanya sendiri, mereka memiliki perhitungan sendiri. Apa yang sedang mereka perhitungkan? Perhitungan mereka berkisar pada kepentingan, status, ketenaran, keuntungan, dan gengsi. Mereka memikirkan cara bertindak yang menguntungkan diri sendiri, bagaimana melindungi status dan reputasinya dari bahaya, cara bertindak tanpa membiarkan orang lain mengetahui niat mereka yang sebenarnya, dan yang terpenting, bagaimana menyembunyikan tindakan mereka dari Yang di Atas, berharap pada akhirnya menerima keuntungan tanpa mengungkapkan kekurangan kepada siapa pun. Mereka berpikir, "Jika aku melakukan kesalahan sesaat dan mengatakan sesuatu yang salah, semua orang akan mengetahui yang sebenarnya tentang diriku. Kalau ada yang melampaui batas dan melaporkanku kepada yang di atas, yang di atas mungkin akan menggantiku dan aku akan kehilangan status. Selain itu, jika aku selalu bersekutu bersama orang lain, bukankah kemampuanku yang terbatas akan terlihat oleh semua orang? Mungkinkah orang lain akan merendahkanku?" Sekarang, katakan kepada-Ku, jika jati diri mereka terungkap, akankah itu baik atau buruk? Sebenarnya, bagi mereka yang mengejar kebenaran dan bagi orang-orang yang jujur, jati dirinya terungkap dan kehilangan muka atau reputasi bukanlah hal yang penting. Mereka tampaknya tidak terlalu peduli dengan hal-hal seperti itu dan tidak menganggapnya penting. Namun, antikristus justru sebaliknya; mereka tidak mengejar kebenaran dan menganggap statusnya, persepsi, serta sikap orang lain terhadap mereka lebih penting daripada kehidupan itu sendiri. Meminta antikristus untuk berbicara dengan jujur atau mengungkapkan kebenaran sangatlah sulit; bahkan menawarkan banyak keuntungan mungkin tidak cukup untuk mendorong mereka melakukannya. Jika mereka diminta untuk mengungkapkan rahasia atau masalah pribadinya, itu akan lebih sulit lagi—mereka mungkin tidak akan mau melakukannya sekalipun harus mengorbankan nyawanya. Natur macam apakah ini? Dapatkah orang seperti ini menerima kebenaran? Dapatkah mereka diselamatkan? Tentu saja tidak. Lagi pula, "Macan tutul tidak pernah mengubah bintik-bintiknya".

Hal yang paling penting bagi antikristus adalah harga diri, status, martabat, dan apa saja yang dapat mempertahankan kekuasaannya. Engkau bersekutu bersama mereka, dan berkata, "Dalam melakukan pekerjaan gereja, baik itu urusan eksternal maupun internal seperti administrasi, penyesuaian personel, atau apa pun, engkau harus bersekutu bersama saudara-saudari. Langkah pertama dalam belajar bekerja sama dengan orang lain adalah belajar bersekutu. Persekutuan bukanlah pembicaraan yang tak bermakna atau semata-mata mengungkapkan kenegatifan atau pemberontakanmu sendiri terhadap Tuhan. Engkau tidak boleh meluapkan keadaan negatif atau pemberontakanmu untuk memengaruhi orang lain. Poin utamanya adalah mempersekutukan bagaimana menemukan prinsip-prinsip dalam firman Tuhan dan memahami kebenaran." Namun, seperti apa pun engkau mempersekutukan kebenaran, itu tidak dapat menggugah mereka atau membuat mereka mengubah prinsip dan arah dalam caranya bertindak dan berperilaku. Watak macam apakah ini? Dalam istilah yang halus, ini adalah watak keras kepala; dalam istilah yang lebih tegas, ini adalah kekejaman. Sebenarnya, menyebutnya kejam adalah tepat. Bayangkan seekor serigala dengan domba yang ada di mulutnya, menikmati mangsanya; jika engkau bernegosiasi dengannya, dan berkata, "Aku akan memberimu seekor kelinci sebagai gantinya, lepaskan dombanya, bagaimana?" Serigala itu tidak akan setuju. Engkau berkata, "Bagaimana kalau aku akan memberimu seekor sapi?" Serigala itu sama sekali tidak akan setuju. Ia akan terlebih dahulu memangsa domba itu, lalu mengejar sapinya. Serigala itu tidak puas hanya dengan satu mangsa; ia menginginkan keduanya. Watak macam apakah ini? (Sangat serakah dan sangat kejam.) Benar-benar kejam! Demikian pula mengenai watak antikristus yang sangat kejam, mempersekutukan kebenaran, memangkas atau menasihati mereka tidak berhasil. Tidak ada yang dapat mengubah pengejaran akan status yang mengakar dalam dirinya atau keinginannya untuk mengendalikan orang lain, kecuali engkau menawarkan status yang lebih tinggi atau keuntungan yang lebih besar. Jika tidak, mangsa yang sudah ada di mulutnya, sama sekali tidak akan dilepaskannya. Apa arti penolakan untuk melepaskannya? Artinya, begitu mereka memiliki status tertentu, mereka akan menggunakan kesempatan ini untuk tampil dan memamerkan diri dengan penuh semangat. Memamerkan apa? Berbagai bakat dan karunia, latar belakang, pendidikan, nilai, dan status mereka di masyarakat, membanggakan dan memamerkan betapa cakap dan terampilnya mereka, bagaimana mereka dapat mempermainkan, memanipulasi, dan mengendalikan orang. Setelah mendengar ini, orang-orang yang tidak memiliki kebenaran atau kemampuan untuk mengidentifikasi, merasa bahwa antikristus tersebut sangat mengesankan; seementara mereka sendiri merasa rendah diri dan dengan sukarela tunduk pada kendali antikristus.

Sejumlah antikristus sangat licik dan lihai dalam rencana jahatnya. Mereka menganut falsafah Iblis yang tertinggi, yaitu jarang berbicara dan tidak dengan mudah mengungkapkan pendapat mereka dalam situasi apa pun yang dihadapi, hanya berbicara ketika benar-benar diperlukan. Mereka hanya mengamati tindakan setiap orang dengan saksama, seolah-olah tujuan mereka adalah untuk benar-benar memahami dan mengetahui yang sebenarnya dari orang-orang di sekitarnya sebelum berbicara atau bertindak. Antikristus terlebih dahulu mengidentifikasi siapa yang bisa menjadi mangsa, dan siapa yang menjadi pembantu mereka, serta siapa yang perlu diwaspadai sebagai "musuh politik" mereka. Terkadang, mereka tetap diam dan tidak berbicara atau mengambil sikap, tetapi dalam hati, mereka berpikir dan menyusun strategi; orang-orang ini berhati licik dan jarang menyuarakan pendapat. Apakah engkau semua akan mengatakan orang seperti itu cukup jahat? Jika mereka jarang menyuarakan pendapatnya, bagaimana engkau semua dapat mengidentifikasinya? Apakah mudah untuk mengetahui yang sebenarnya tentang mereka? Sangat sulit. Hati orang-orang seperti ini seluruhnya dipenuhi dengan falsafah Iblis. Bukankah ini licik? Antikristus meyakini bahwa jika mereka terlalu banyak bicara, selalu mengungkapkan pandangannya dan bersekutu bersama orang lain, semua orang akan mengetahui yang sebenarnya tentang dirinya; orang akan berpikir bahwa antikristus tidak memiliki wawasan yang mendalam, hanya orang biasa, dan tidak akan menghormatinya. Apa artinya kehilangan rasa hormat bagi antikristus? Itu berarti kehilangan status terhormatnya di hati orang lain, mereka akan terlihat biasa-biasa saja, bodoh, dan tidak penting. Inilah yang ingin dihindari oleh antikristus. Oleh karena itu, ketika antikristus melihat orang lain di gereja selalu terbuka dan mengakui kenegatifannya, pemberontakannya terhadap Tuhan, kesalahan masa lalu, atau penderitaan mendalam yang dirasakan saat ini karena tidak bersikap jujur, antikristus menganggap orang-orang ini bodoh dan naif karena mereka sendiri tidak pernah mengakui hal-hal seperti itu dan menyembunyikan pemikirannya. Ada orang-orang yang jarang berbicara karena kualitas yang buruk atau pemikiran yang sederhana, kurangnya pemikiran yang kompleks, tetapi ketika antikristus jarang berbicara, itu bukan karena alasan yang sama; justru itu adalah masalah watak. Mereka jarang berbicara ketika bertemu dengan orang lain dan tidak siap mengungkapkan pandangannya tentang berbagai hal. Mengapa mereka tidak mengungkapkan pandangannya? Pertama, mereka jelas tidak memiliki kebenaran dan tidak dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi. Jika berbicara, mereka mungkin akan membuat kesalahan dan memperlihatkan dirinya yang sebenarnya. Mereka takut diremehkan, jadi mereka berpura-pura diam dan berlagak memiliki wawasan yang mendalam sehingga sulit bagi orang lain untuk menilainya. Dengan begitu, mereka tampak bijaksana dan terhormat. Dengan kedok ini, orang lain tidak berani meremehkan antikristus, sikap mereka yang tampak tenang dan kalem membuat orang lain makin menghormatinya dan tidak berani menyepelekannya. Inilah aspek antikristus yang licik dan jahat. Mereka jarang mengungkapkan pandangannya karena sebagian besar pandangannya tidak sejalan dengan kebenaran, tetapi hanya gagasan dan imajinasi manusia yang tidak layak untuk diungkapkan ke publik. Jadi, mereka tetap diam. Di dalam hati, mereka berharap untuk mendapatkan sedikit wawasan yang bisa mereka sampaikan untuk mendapatkan kekaguman, tetapi karena mereka tidak memiliki pemahaman tersebut, mereka tetap diam dan bersembunyi selama persekutuan tentang kebenaran, mengintai dalam bayangan seperti hantu yang menunggu kesempatan. Ketika mereka mendapati orang lain yang menyampaikan wawasannya, mereka mencari cara untuk mengambil ide tersebut, mengungkapkannya dengan cara lain untuk memamerkan diri. Begitu liciknya antikristus. Apa pun yang dilakukan, mereka berusaha untuk menonjol dan menjadi lebih unggul, dan baru pada saat itulah mereka merasa senang. Jika tidak ada kesempatan, mereka menahan diri terlebih dahulu, dan menyimpan pandangannya untuk diri sendiri. Inilah kelicikan antikristus. Sebagai contoh, ketika sebuah khotbah dikeluarkan oleh rumah Tuhan, ada orang-orang yang mengatakan itu tampak seperti firman Tuhan, sementara yang lain berpikir itu lebih tampak seperti persekutuan dari Yang di Atas. Orang-orang yang berpikiran sederhana akan mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran mereka, tetapi antikristus, sekalipun mereka memiliki pendapat tentang hal tersebut, mereka tetap menyembunyikannya. Mereka mengamati dan siap untuk mengikuti pandangan mayoritas, tetapi sebenarnya mereka sendiri tidak sepenuhnya memahami. Dapatkah orang-orang yang curang dan licik seperti itu memahami kebenaran atau memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi yang sesungguhnya? Apa yang dapat diketahui oleh seseorang yang tidak memahami kebenaran? Mereka tidak dapat memahami apa pun. Ada orang-orang yang tidak dapat memahami apa pun, tetapi berpura-pura memiliki wawasan mendalam; sebenarnya, mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan takut orang lain akan mengetahui dirinya yang sebenarnya. Sikap yang benar dalam situasi seperti ini adalah dengan berkata, "Kita tidak dapat memahami masalah ini. Karena kita tidak tahu, kita tidak boleh berbicara sembarangan. Berbicara dengan tidak benar dapat berdampak negatif. Aku akan menunggu dan melihat apa yang dikatakan oleh Yang di Atas." Bukankah itu berbicara dengan jujur? Bahasanya begitu sederhana, tetapi mengapa antikristus tidak mengatakannya? Mereka tidak ingin orang lain mengetahui kelemahan dan keterbatasannya, tetapi di balik ini ada juga maksud yang tercela, yaitu untuk dikagumi. Bukankah ini yang paling menjijikkan? Setelah mendengar pendapat semua orang, dengan sebagian besar mengatakan itu adalah firman Tuhan dan hanya sedikit yang mengatakan bukan, antikristus juga merasa bahwa khotbah itu mungkin bukan firman Tuhan, tetapi mereka tidak menyatakannya secara langsung. Mereka berkata, "Aku tidak bisa terburu-buru menilai masalah ini, aku akan mengikuti mayoritas." Antikristus tidak mengakui bahwa mereka tidak memiliki wawasan, sebaliknya menggunakan cara ini untuk menyamarkan serta menyembunyikannya sambil berpikir bahwa mereka sangat bijaksana dan metode mereka brilian. Setelah itu, dua hari kemudian, ketika rumah Tuhan mengumumkan bahwa khotbah tersebut adalah firman Tuhan, antikristus langsung berkata, "Lihat, bukankah aku telah mengatakannya? Selama ini aku sudah tahu itu adalah firman tuhan, tetapi aku khawatir tentang kelemahan engkau semua yang tidak mengenalinya, jadi aku tidak dapat mengatakannya. Jika dari awal aku mengatakan itu adalah firman Tuhan, bukankah aku akan mengutuk engkau semua? Betapa sedihnya engkau semua! Bisakah aku merasa tenang mengetahui betapa lemahnya engkau semua? Lalu pemimpin macam apa aku ini?" Sungguh bermuka dua! Ada maksud dan tujuan di balik semua yang dikatakan antikristus; setiap kali mereka berbicara, itu adalah untuk menyombongkan diri, memamerkan prestasinya atau perbuatan baik dan kejayaannya di masa lalu. Hal-hal inilah yang mereka katakan setiap kali berbicara. Orang-orang yang tidak dapat mengetahui yang sebenarnya tentang antikristus, sangat mengidolakannya, sementara mereka yang dapat mengetahui yang sebenarnya tentang antikristus, menganggapnya sangat berbahaya dan suka menipu—antikristus tidak pernah mengakui kekurangannya. Mereka bertindak dengan diam-diam, berbicara dengan kalimat yang ambigu, dan kebanyakan melontarkan omong kosong. Antikristus tidak mampu mengenali apa pun atau memahami kebenaran. Lebih buruk lagi, mereka berpura-pura memahami kebenaran, padahal sebenarnya tidak tahu apa-apa, bersikeras terlibat dalam segala hal, ingin membuat keputusan dan menjadi penentu keputusan dalam berbagai persoalan sehingga orang-orang di sekitar mereka tidak memiliki hak untuk mengetahuinya. Situasi apa yang akhirnya terjadi? Setiap orang yang bekerja sama dengan antikristus atau melaksanakan tugas bersama mereka, merasa bahwa meskipun di luarnya mereka terlihat loyal dan bersedia membayar harga, sebenarnya tidak demikian. Bahkan orang-orang yang telah akrab dengan antikristus selama bertahun-tahun tidak dapat mengetahui yang sebenarnya tentang antikristus atau mengetahui apa yang benar-benar mampu mereka lakukan—kebanyakan orang tidak dapat mengetahui yang sebenarnya tentang antikristus. Apa yang mereka katakan hanyalah kepalsuan dan perkataan tak bermakna, munafik, dan menipu. Antikristus ingin terlibat dalam segala hal dan membuat semua keputusan, tetapi setelah membuat keputusan, mereka tidak bertanggung jawab atas akibat yang mungkin terjadi, dan mereka mencari-cari alasan untuk membenarkan perilaku tersebut. Setelah membuat keputusan, mereka membiarkan orang lain melakukan pekerjaan, sementara mereka sendiri mengalihkan perhatian untuk ikut campur dalam urusan lain. Mengenai masalah awal, mereka tidak peduli apakah sudah ditindaklanjuti, apakah dilaksanakan, bagaimana efektivitas pelaksanaannya, apakah kebanyakan orang lain memiliki keraguan tentang pendekatan yang diambil, apakah merugikan kepentingan rumah Tuhan, atau apakah saudara-saudari memiliki kemampuan untuk mengidentifikasinya. Mereka bertindak seolah-olah tidak satu pun dari masalah tersebut yang menjadi tanggung jawabnya—mereka tidak menunjukkan sedikit pun perhatian. Apa satu-satunya yang mereka pedulikan? Mereka hanya peduli dengan hal-hal di mana mereka dapat memamerkan diri dan mendapatkan kekaguman dari orang lain; mereka tidak pernah melewatkan kesempatan untuk melakukannya. Dalam pekerjaannya, mereka tidak melakukan apa pun kecuali memberi perintah dan menegakkan peraturan. Antikristus hanya mampu memainkan permainan kekuasaan dan memanipulasi orang sambil merasa puas diri dan berpikir bahwa mereka telah berhasil dalam pekerjaan. Mereka sama sekali tidak menyadari konsekuensi dari cara kerjanya—mereka merugikan umat pilihan Tuhan, menyebabkan gangguan dan kekacauan dalam pekerjaan gereja. Antikristus menghalangi pelaksanaan kehendak Tuhan dan berusaha mendirikan kerajaannya sendiri.

"Bersikap sewenang-wenang dan diktatorial, tidak pernah bersekutu bersama orang lain, dan memaksa orang lain untuk mematuhi mereka"—apa yang terutama ditunjukkan oleh perilaku antikristus ini? Watak mereka jahat dan kejam, mereka memiliki keinginan yang sangat kuat untuk mengendalikan orang lain, melampaui batas-batas rasionalitas manusia yang normal. Selain itu, apa pemahaman atau pandangan dan sikap antikristus terhadap tugas yang dilaksanakan? Bagaimana ini berbeda dari orang-orang yang benar-benar melaksanakan tugasnya? Mereka yang benar-benar melaksanakan tugasnya mencari prinsip-prinsip dari apa yang mereka lakukan, yang merupakan tuntutan mendasar. Namun, bagaimana antikristus memahami tugas yang mereka laksanakan? Watak dan esensi apa yang tersingkap melalui pelaksanaan tugasnya? Antikristus berdiri di posisi yang tinggi dan merendahkan mereka yang berada di bawahnya. Begitu mereka dipilih menjadi pemimpin, mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang berstatus dan beridentitas. Antikristus tidak menerima bahwa tugas mereka berasal dari Tuhan. Setelah memperoleh posisi tertentu, antikristus merasa statusnya penting, kekuatannya besar, dan identitasnya unik, yang memungkinkan mereka untuk memandang rendah orang lain dari posisinya yang tinggi. Pada saat yang sama, antikristus berpikir bahwa mereka dapat mengeluarkan perintah dan bertindak berdasarkan pemikirannya sendiri, dan mereka bahkan tidak perlu merasa khawatir untuk melakukan hal tersebut. Antikristus berpikir bahwa mereka dapat menggunakan kesempatan untuk melaksanakan tugas guna memuaskan keinginannya akan otoritas, memuaskan keinginan dan ambisinya untuk memerintah dan memimpin orang lain dengan kekuasaan. Dapat dikatakan bahwa mereka merasa akhirnya memiliki kesempatan untuk tidak tertandingi dalam otoritas mereka. Ada yang berkata, "Perwujudan antikristus adalah bersikap sewenang-wenang dan diktatorial, serta tidak pernah bersekutu bersama orang lain. Meskipun pemimpin kami juga memiliki watak dan memperlihatkan diri sebagai antikristus, mereka sering bersekutu bersama kami!" Apakah itu berarti mereka bukan antikristus? Antikristus terkadang dapat berpura-pura; setelah bersekutu dengan semua orang dan memahami serta menangkap pemikiran setiap orang—dengan mengidentifikasi siapa yang selaras dengannya dan siapa yang tidak—antikristus mengelompokkan mereka. Dalam urusan-urusan selanjutnya, mereka hanya berkomunikasi dengan orang-orang yang memiliki hubungan baik dan sesuai dengan dirinya. Mereka yang tidak selaras dengan antikristus sering kali tidak diberi tahu tentang sebagian besar persoalan, dan antikristus bahkan mungkin menahan buku-buku firman Tuhan dari orang-orang tersebut. Pernahkah engkau semua bertindak seperti ini, bersikap sewenang-wenang dan diktatorial, dan tidak pernah bersekutu dengan orang lain? Bersikap sewenang-wenang dan diktatorial tentu saja terjadi, tetapi itu bukan berarti tidak pernah bersekutu dengan orang lain; terkadang engkau mungkin bersekutu. Namun, setelah bersekutu, segala sesuatu tetap berjalan seperti yang kaukatakan. Ada orang-orang yang berpikir, "Meskipun kita bersekutu, aku sebenarnya sudah menetapkan rencana sejak lama. Aku bersekutu bersamamu hanya sebagai formalitas, hanya untuk memberitahumu bahwa aku memiliki prinsip dalam apa yang kulakukan. Apakah engkau pikir aku tidak tahu kemampuanmu? Pada akhirnya, engkau tetap harus mendengarkanku dan mengikuti jalanku." Sebenarnya, mereka telah memutuskan dalam hati sejak lama. Mereka meyakini, "Aku pandai bicara dan dapat memutarbalikkan argumen apa pun demi keuntunganku; tidak ada yang bisa mengalahkanku, jadi tentu saja, tren akan mengikuti jejakku." Antikristus telah membuat perhitungannya jauh sebelumnya. Apakah situasi seperti ini ada? Bersikap sewenang-wenang dan diktatorial bukanlah perilaku yang tersingkap secara tidak sengaja pada suatu kesempatan; perilaku ini dikendalikan oleh watak tertentu. Dari cara bicara atau tindakannya, mungkin tidak terlihat seperti bersikap sewenang-wenang dan diktatorial, tetapi dari watak dan natur tindakannya, mereka memang sewenang-wenang dan diktatorial. Antikristus menjalani formalitas dan "mendengarkan" pendapat orang lain dengan membiarkan orang lain berbicara, membuat mereka menyadari detail suatu situasi, membahas apa yang dituntut firman Tuhan—tetapi antikristus menggunakan retorika atau ungkapan tertentu untuk mengarahkan orang lain mencapai kesepakatan dengannya. Dan apa hasil akhirnya? Segala sesuatu berkembang sesuai dengan rencananya. Inilah aspek jahat antikristus; ini juga disebut memaksa orang lain untuk mematuhinya, ini adalah semacam paksaan "lembut". Mereka berpikir, "Engkau tidak mendengarkan, bukan? Engkau tidak paham, 'kan? Biar aku jelaskan." Ketika menjelaskannya, antikristus merangkai dan memutarbalikkan kata-kata, mengarahkan orang lain ke dalam logikanya. Setelah diarahkan oleh antikristus, orang-orang tersebut mendengarkan dan berpikir, "Apa yang engkau katakan benar; kami akan menerapkan seperti yang engkau katakan, tidak perlu terlalu bersungguh-sungguh lagi," dan antikristus pun merasa senang. Kebanyakan orang tidak dapat mengidentifikasi perkataan mereka. Apakah engkau semua dapat mengidentifikasinya? Apa yang harus kaulakukan ketika menghadapi situasi seperti itu? Sebagai contoh, ketika dihadapkan pada suatu persoalan, engkau merasa ada masalah; engkau tidak dapat menentukan dengan tepat permasalahan sebenarnya saat ini, tetapi engkau merasa dipaksa untuk patuh. Lalu apa yang harus kaulakukan? Engkau harus mencari prinsip-prinsip yang relevan, mencari bimbingan dari Yang di Atas, atau bersekutu bersama orang yang bersangkutan. Selain itu, mereka yang memahami kebenaran dapat berdiskusi dan mempersekutukan masalah ini bersama-sama. Terkadang, pekerjaan dan bimbingan Roh Kudus akan memungkinkanmu untuk memahami masalah dalam proposal atau teori yang diajukan oleh antikristus atau orang-orang yang menempuh jalan antikristus, dan motif tersembunyi mereka. Melalui persekutuan satu sama lain, engkau mungkin bisa mengerti. Namun, mungkin engkau tidak bersekutu, justru berpikir, "Ini bukan masalah besar, biarkan dia melakukan apa yang dia mau. Lagi pula, aku bukan penanggung jawab utama, aku tidak perlu repot-repot dengan masalah ini. Aku tidak mau bertanggung jawab jika ada sesuatu yang tidak beres; dia akan menanggungnya." Perilaku macam apakah ini? Ini adalah tidak setia pada tugasmu. Bukankah tidak setia pada tugasmu berarti mengkhianati kepentingan rumah Tuhan? Ini seperti Yudas! Banyak orang ketika berhadapan dengan kekuasaan yang menindas, akhirnya berkompromi dan mengikuti mereka yang memegang kekuasaan tersebut, yang merupakan perwujudan dari tidak setia pada tugasnya. Ketika engkau menghadapi antikristus atau seseorang yang bertindak gegabah dan memaksamu untuk mematuhinya, prinsip apa yang harus kaupilih untuk dijunjung tinggi? Jalan apa yang harus kauikuti? Jika engkau merasa bahwa apa yang kaulakukan tidak bertentangan atau menyimpang dari firman Tuhan dan pengaturan kerja, engkau harus berdiri teguh. Berpegang teguh pada kebenaran adalah hal yang benar dan diperkenan oleh Tuhan, tetapi tunduk dan berkompromi dengan Iblis, dengan kekuatan kejahatan, dengan orang-orang jahat adalah perilaku pengkhianatan, itu adalah perbuatan jahat yang dibenci dan dikutuk oleh Tuhan. Ketika antikristus menghadapi seseorang yang berdebat dengannya, mereka sering berkata, "Aku adalah penentu keputusan dalam masalah ini, dan itu harus dilakukan menurut caraku. Jika ada yang tidak beres, akulah yang akan bertanggung jawab!" Watak apa yang tercermin dari pernyataan ini? Dapatkah seseorang yang berbicara dan bertindak dengan cara seperti ini memiliki kemanusiaan yang normal? Mengapa mereka memaksa orang lain untuk mematuhinya? Mengapa mereka tidak mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah ketika masalah itu muncul? Mengapa mereka tidak dapat menentukan prinsip-prinsip dalam menerapkan kebenaran? Ini membuktikan bahwa mereka tidak memiliki kebenaran. Dapatkah engkau semua mengidentifikasi masalahnya dengan pernyataan ini? Mengatakan hal-hal seperti itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa mereka memiliki watak antikristus; ini adalah perilaku antikristus. Namun, antikristus yang lebih licik, khawatir akan terungkap, pertama-tama akan mengatakan hal-hal yang disetujui semua orang dan yang tampaknya benar untuk mencapai tujuannya menyesatkan orang dan mendapatkan kedudukan. Kemudian, mereka akan memikirkan cara untuk mengendalikan umat pilihan Tuhan.

Perwujudan antikristus yang sewenang-wenang dan diktatorial pasti banyak sekali karena perilaku, watak, dan kualitas seperti ini bisa terlihat pada setiap orang yang rusak, apalagi pada antikristus. Dapatkah engkau semua memikirkan beberapa contoh di mana engkau bersikap sewenang-wenang dan diktatorial? Sebagai contoh, jika seseorang mengatakan engkau terlihat bagus dengan rambut pendek, dan engkau menjawab, "Apa bagusnya rambut pendek? Aku lebih suka rambut panjang, dan aku akan melakukan sesuai keinginanku." Apakah ini sewenang-wenang dan diktatorial? (Tidak.) Itu hanya pilihan pribadi, bagian dari kemanusiaan yang normal. Ada orang-orang yang suka memakai kacamata meskipun mereka tidak rabun jauh. Jika ada orang-orang yang mengkritiknya, dengan berkata, "Engkau hanya berusaha terlihat keren, sebenarnya engkau tidak membutuhkan kacamata!" Mereka menjawab, "Memangnya ada masalah apa kalau aku memakainya? Aku akan tetap memakainya!"—apakah ini sewenang-wenang dan diktatorial? Tidak, ini adalah pilihan pribadi, mungkin sedikit disengaja, tetapi tidak ada kaitannya dengan masalah watak; mereka mungkin akan berhenti memakai kacamata setelah beberapa hari jika merasa tidak nyaman. Jadi, apa yang terutama merupakan sikap sewenang-wenang dan diktatorial? Hal ini terutama berkaitan dengan jalan yang ditempuh seseorang, wataknya, dan prinsip serta motivasi di balik tindakannya. Sebagai contoh, dalam sebuah pernikahan di mana sang suami menyukai mobil dan keluarga hanya memiliki 43 juta rupiah, dan sang suami meminjam uang dari mana saja yang bisa dia pinjam untuk membeli mobil seharga 430 juta rupiah sehingga membuat keluarga tidak mampu membeli makanan, sementara sang istri bahkan tidak tahu-menahu soal pembelian tersebut, apakah suami ini bersikap sewenang-wenang dan diktatorial? Ini memang bersikap sewenang-wenang dan diktatorial. Bersikap sewenang-wenang dan diktatorial berarti tidak mempertimbangkan perasaan, pikiran, pendapat, sikap, atau sudut pandang orang lain, hanya berfokus pada diri sendiri. Sederhananya, dalam kehidupan sehari-hari, bersikap seperti itu berarti memuaskan kesenangan dan keinginan daging seseorang, memuaskan keegoisannya. Ketika menyangkut tugas, itu mengacu pada pemuasan ambisi serta keinginan seseorang untuk mengejar status dan kekuasaan. Berikut ini sebuah contoh: gereja memiliki sebuah rumah, dan sebuah jalan perlu dibangun di sebelahnya. Lebar jalan yang sesuai harus ditentukan berdasarkan ukuran rumah dan halaman, dengan tujuan untuk estetika dan fungsionalitas. Mengingat luas dari rumah dan halaman tersebut, lebar jalan setidaknya harus dua meter. Orang yang bertanggung jawab berkata, "Aku sudah memutuskan, kita akan membuatnya selebar satu meter." Yang lain berkata, "Banyak orang keluar masuk setiap hari, dan terkadang kita harus membawa barang; satu meter tidak akan cukup, terlalu sempit." Namun, orang yang bertanggung jawab bersikeras pada pandangannya sendiri dan tidak terbuka untuk berdiskusi. Setelah selesai, semua orang melihat bahwa jalan itu terlalu sempit; tidak serasi dengan rumah dan halaman serta tidak praktis—memerlukan perbaikan yang menyebabkan pengerjaan ulang. Kemudian, semua orang mengeluh tentang orang ini. Sebenarnya, sebelum pembangunan jalan dimulai, beberapa orang telah mengajukan keberatan, tetapi orang ini tidak setuju dan bersikeras pada pandangannya sendiri, memaksa orang lain untuk melaksanakan sesuai dengan keinginannya, yang menimbulkan konsekuensi seperti itu. Mengapa orang tersebut tidak dapat menerima saran orang lain? Ketika ada perbedaan pendapat, mengapa dia tidak dapat mempertimbangkan semua aspek dan menemukan cara yang tepat? Jika tidak ada orang yang dapat diajak berunding, tidak apa-apa untuk membuat keputusan sendiri, tetapi sekarang karena ada orang yang dapat diajak berunding dan ada saran yang lebih baik, mengapa dia tidak dapat menerimanya? Watak macam apakah ini? Setidaknya ada dua kemungkinan: pertama adalah orang tersebut tidak berpikir panjang, orang yang bingung; yang kedua adalah watak orang tersebut terlalu congkak dan merasa diri benar, selalu merasa dirinya yang paling benar, tidak mau menerima pendapat orang lain betapa pun benarnya pendapat tersebut. Sikap ini sangat congkak sehingga menyebabkan hilangnya nalar. Masalah sesederhana tersebut menyingkapkan watak mereka. Kecongkakan yang berlebihan menyebabkan hilangnya rasionalitas. Apa artinya tidak memiliki rasionalitas? Apa yang tidak memiliki rasionalitas? Binatang tidak memiliki rasionalitas. Jika seseorang tidak memiliki rasionalitas, dia tidak ada bedanya dengan binatang; pikirannya tidak memiliki kapasitas untuk menilai dan tidak memiliki rasionalitas. Jika seseorang menjadi begitu congkak sehingga mereka kehilangan nalarnya dan tidak memiliki rasionalitas, bukankah mereka mirip dengan binatang? (Ya.) Itulah mereka; tidak memiliki rasionalitas manusia berarti mereka bukan manusia. Apakah antikristus memiliki rasionalitas seperti itu? (Tidak.) Antikristus bahkan lebih tidak memilikinya; mereka lebih buruk daripada binatang, mereka adalah setan. Seperti ketika Tuhan bertanya kepada Iblis, "Dari mana engkau?" Pertanyaan Tuhan sebenarnya sangat jelas; pesan apa yang Tuhan sampaikan? (Dia bertanya kepada Iblis dari mana asalnya.) Kalimat ini jelas diakhiri dengan tanda tanya; itu adalah pertanyaan, yang mengacu pada "Iblis" dengan subjek "engkau", "Dari mana engkau?" Tata bahasanya tepat dan pertanyaan Tuhan mudah dipahami. Apa jawaban Iblis? ("Dari berkeliling ke sana ke mari di bumi, dan dari menjelajahinya ke atas ke bawah" (Ayub 1:7).) Ini adalah kutipan terkenal dari Iblis. Apakah jawaban Iblis menunjukkan rasionalitas? (Tidak.) Jawabannya tidak mengandung rasionalitas. Ketika Tuhan bertanya lagi dari mana dia, Iblis mengulang jawaban yang sama, seolah-olah dia tidak dapat memahami perkataan Tuhan. Dapatkah manusia memahami apa yang Iblis katakan? Apakah ucapannya mengandung rasionalitas? (Tidak.) Ucapannya tidak mengandung rasionalitas—lalu dapatkah Iblis memahami kebenaran? Bahkan terhadap pertanyaan sederhana dari Tuhan, Iblis menjawab dengan cara seperti itu; Iblis bahkan tidak mampu memahami kebenaran yang Tuhan ucapkan. Dapat dikatakan bahwa antikristus juga tidak memiliki rasionalitas; mereka yang bertindak dengan licik, yang tidak dapat memahami firman Tuhan atau kebenaran semuanya tidak rasional. Sebanyak apa pun engkau berbicara tentang menerapkan kebenaran, bertindak berdasarkan prinsip, mencari prinsip dan bersekutu bersama orang lain saat melaksanakan tugas—prinsip yang mereka akui telah mereka pahami—ketika harus bertindak, mereka tidak mengindahkan perkataanmu dan melakukan apa saja yang mereka inginkan. Ini adalah natur Iblis! Mereka yang memiliki natur Iblis seperti itu tidak memahami kebenaran dan tidak memiliki rasionalitas. Apa aspek mereka yang paling tidak masuk akal dan tidak tahu malu? Manusia diciptakan oleh Tuhan, dan Dia memilih manusia dan membawa mereka ke hadapan-Nya untuk tujuan apa? Tujuannya agar manusia memperhatikan dan memahami firman Tuhan, untuk menempuh jalan yang benar dalam hidup sebagaimana yang Tuhan arahkan, dan akhirnya mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, hal-hal yang positif dan negatif. Inilah yang Tuhan maksudkan; dengan begitu, mereka yang mengikuti Tuhan menjadi makin baik. Sejauh mana antikristus tidak masuk akal? Mereka berpikir, "Tuhan, engkau membawa manusia ke hadapanmu, maka aku pun akan melakukan hal yang sama; engkau dapat memilih manusia, dan mengatur serta memerintah mereka, maka aku pun akan melakukan hal yang sama; engkau dapat membuat manusia tunduk dan mendengarkan-mu, engkau memberikan perintah langsung dan membuat mereka melakukan apa yang engkau katakan, maka aku pun akan melakukan hal yang sama." Bukankah ini tidak rasional? (Ya.) Bukankah menjadi tidak rasional berarti mereka tidak memiliki rasa malu? (Ya.) Apakah manusia adalah milikmu? Haruskah mereka mengikutimu? Mengapa mereka harus mendengarkanmu? Engkau hanyalah salah satu dari makhluk ciptaan yang sangat kecil, bagaimana mungkin engkau bercita-cita untuk berada di atas segalanya? Bukankah ini tidak rasional? (Ya.)

Ada orang-orang yang cukup beruntung dipilih menjadi pemimpin di gereja walaupun pada kenyataannya, kualitas dan tingkat pertumbuhan mereka tidak memenuhi syarat. Menjadi seorang pemimpin adalah kehormatan yang tinggi dari Tuhan, tetapi mereka tidak melihatnya seperti itu. Sebaliknya, mereka berpikir, "Sebagai seorang pemimpin, aku lebih baik dan lebih tinggi daripada orang lain; aku bukan lagi orang biasa. Sementara engkau semua perlu tunduk dan menyembah di hadirat tuhan dengan taat, aku tidak harus melakukannya karena aku berbeda dari engkau semua; engkau semua adalah makhluk ciptaan, sedangkan aku bukan." Lalu, engkau itu apa sebenarnya? Bukankah engkau juga darah dan daging? Apa bedanya dirimu dengan orang lain? Perbedaannya adalah engkau tidak tahu malu; engkau tidak memiliki rasa hormat dan rasionalitas, engkau bahkan lebih rendah daripada anjing. Engkau bertindak dengan sewenang-wenang dan diktatorial dan mengabaikan nasihat dari orang lain—itulah perbedaannya. Seburuk apa pun kualitas dirinya atau serendah apa pun efisiensinya dalam pekerjaan, mereka tetap menganggap dirinya lebih unggul dibandingkan orang lain, merasa memiliki kemampuan dan bakat. Akibatnya, apa pun yang dilakukan, mereka tidak mendiskusikannya dengan yang lain untuk mencapai kesepakatan, dan menganggap bahwa mereka memenuhi syarat atau sepenuhnya mampu untuk mengendalikan semuanya sendiri. Bukankah kecongkakan ini menyebabkan hilangnya nalar? Bukankah ini tidak tahu malu? (Ya.) Sebelum menjadi pemimpin, mereka bersikap rendah hati; mereka meyakini bahwa mereka memiliki bakat dan kemampuan, serta ambisi dalam melakukan sesuatu, tetapi tidak memiliki kesempatan. Begitu mereka menjadi pemimpin, mereka mulai memisahkan diri dari saudara-saudari, menganggap dirinya lebih unggul. Mereka mulai bertingkah sombong dan menunjukkan sifat aslinya; mereka mulai berpikir bahwa mereka dapat mencapai hal-hal yang besar dengan beranggapan, "Rumah tuhan memilih orang yang tepat; aku memang berbakat—emas sejati ditakdirkan untuk berkilau pada akhirnya. Lihatlah aku sekarang: tuhan sudah mengakuiku, bukan?" Bukankah ini menjijikkan? (Memang menjijikkan.) Engkau hanyalah satu di antara makhluk ciptaan biasa; sehebat apa pun karunia atau bakatmu, watakmu rusakmu sama seperti orang lain. Jika engkau menganggap dirimu berbeda dari orang biasa, merasa lebih unggul dari orang lain, ingin menguasai semua orang dan segala sesuatu, berarti engkau keliru. Karena salah persepsi ini, engkau bertindak dengan sewenang-wenang dan diktatorial, tanpa bersekutu atau berdiskusi dengan yang lain, dan engkau bahkan ingin menikmati ketaatan dan kepatuhan orang lain terhadapmu, yang merupakan suatu kesalahan. Di mana letak kesalahannya? (Salah dalam menempatkan diri.) Mengapa antikristus selalu berdiri di posisi yang salah? Ada satu hal yang pasti yang mungkin engkau semua tidak menyadarinya: ada sesuatu yang berbeda dalam kemanusiaannya dibandingkan dengan yang lain; mereka selalu memiliki semacam salah persepsi. Dari mana asal mula salah persepsi ini? Salah persepsi bukan diberikan oleh Tuhan, melainkan oleh Iblis. Semua yang mereka lakukan, semua yang mereka singkapkan dan ungkapkan, bukanlah naluri dalam batas-batas normal kemanusiaan, melainkan didorong oleh suatu kekuatan dari luar. Mengapa dikatakan bahwa tindakan mereka licik, dan ambisi serta keinginan mereka tidak terkendali? Keinginan mereka untuk mengendalikan orang lain telah melampaui batas. Apa yang dimaksud dengan melampaui batas? Itu berarti menggunakan segala cara, melampaui rasionalitas dan rasa malu; tidak bisa dikendalikan, seperti pegas yang jika ditekan sebentar, akan turun, tetapi begitu dilepaskan, akan kembali memantul. Bukankah ini dikuasai oleh nafsu dan terbakar oleh obsesi? Ini sama sekali tidak berlebihan.

Di mana pun antikristus berkuasa di gereja, gereja tersebut tidak bisa lagi disebut gereja. Mereka yang telah mengalaminya seharusnya dapat merasakannya. Suasana yang ada bukanlah ketenangan, sukacita, dan kebersamaan yang saling mendukung, melainkan suasana yang penuh kekacauan dan perselisihan. Setiap orang merasa sangat gelisah dan tidak tenang, tidak dapat merasakan kedamaian di hati, seolah-olah suatu bencana besar akan terjadi. Perkataan dan tindakan antikristus menimbulkan suasana di mana hati orang-orang menjadi keruh sehingga kehilangan kemampuan untuk mengidentifikasi mana hal yang positif dan mana yang negatif. Selain itu, setelah disesatkan oleh antikristus untuk waktu yang lama, hati orang-orang makin jauh dari Tuhan, hubungan mereka dengan-Nya menjadi tidak normal, sama seperti orang-orang dalam agama yang secara nama mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi tidak ada tempat bagi-Nya di dalam hati. Ada juga masalah nyata lainnya, yaitu ketika antikristus berkuasa, perpecahan dan kekacauan muncul di dalam gereja. Mereka yang mencintai kebenaran tidak merasakan kenikmatan atau kelegaan dalam pertemuan sehingga mereka ingin meninggalkan gereja untuk beribadah di rumah. Ketika Roh Kudus bekerja di gereja, entah orang-orang memahami kebenaran atau tidak, semua orang bersatu hati dan upaya, dengan menciptakan suasana yang lebih damai dan stabil, bebas dari keresahan. Namun, setiap kali antikristus bertindak, mereka mendatangkan suasana yang meresahkan dan menegangkan. Campur tangan mereka menyebabkan munculnya kelompok-kelompok, membuat orang-orang bersikap waspada, saling menghakimi, saling menyerang, dan diam-diam saling menjatuhkan. Apa sebenarnya peran antikristus? Mereka adalah antek-antek Iblis. Akibat dari tindakan antikristus adalah pertama, saudara-saudari saling menghakimi, curiga, dan bersikap waspada; kedua, batasan antara pria dan wanita menjadi kabur yang perlahan mengarah pada interaksi yang tidak pantas; dan ketiga, di dalam hatinya, orang-orang tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang visi dan tidak lagi berfokus pada penerapan kebenaran. Mereka tidak lagi tahu bagaimana bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran. Pemahaman yang sedikit yang pernah mereka miliki tentang doktrin pun lenyap, pikiran mereka menjadi kacau, dan tanpa pertimbangan, mereka mengikuti antikristus, hanya berfokus pada pelaksanaan tugas-tugas yang dangkal. Sejumlah orang bisa merasakan bahwa mengikuti antikristus tidak akan membawa hasil apa pun; andai saja mereka yang mengejar kebenaran dapat berkumpul dan melaksanakan tugas bersama-sama, betapa sukacitanya mereka! Begitu antikristus memegang kekuasaan di gereja, Roh Kudus pun berhenti bekerja, dan kegelapan menyelimuti saudara-saudari. Mereka tidak lagi termotivasi dalam iman mereka kepada Tuhan dan dalam melaksanakan tugas. Jika situasi ini berlangsung lama, bukankah sebagian besar saudara-saudari akan disingkirkan oleh Tuhan?

Hari ini, kita telah menganalisis perwujudan perilaku sewenang-wenang dan diktatorial dari para antikristus. Selain itu, dengan menganalisis perwujudan ini, setiap orang disadarkan bahwa sekalipun engkau bukan seorang antikristus, jika memiliki perwujudan tersebut, akan mengaitkanmu dengan sifat antikristus. Apakah bertindak dengan cara yang sewenang-wenang dan diktatorial merupakan perwujudan dari kemanusiaan yang normal? Sama sekali bukan; ini jelas mencerminkan watak yang rusak. Setinggi apa pun statusmu, atau sebanyak apa pun tugas yang dapat kaulaksanakan, jika engkau dapat belajar untuk bersekutu dengan orang lain, engkau telah menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebenaran, yang merupakan persyaratan mendasar. Mengapa dikatakan bahwa belajar untuk bersekutu dengan orang lain sama dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip? Karena jika engkau dapat belajar untuk bersekutu, itu membuktikan bahwa engkau tidak memperlakukan statusmu sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan atau menganggapnya penting. Setinggi apa pun statusmu, engkau tetap melaksanakan tugasmu. Tindakanmu dilakukan demi melaksanakan tugasmu, bukan demi mengejar status. Demikian pula halnya ketika menghadapi masalah, jika engkau dapat belajar bersekutu, baik itu dengan saudara-saudari biasa atau mereka yang bekerja bersamamu, engkau mampu mencari dan bersekutu dengan mereka, apa yang dibuktikan oleh hal ini? Itu membuktikan bahwa engkau memiliki sikap mencari dan tunduk pada kebenaran yang terutama mencerminkan sikapmu terhadap Tuhan dan kebenaran. Terlebih lagi, melaksanakan tugas adalah tanggung jawabmu, dan mencari kebenaran dalam pekerjaanmu adalah jalan yang harus kauambil. Mengenai bagaimana orang lain menanggapi keputusanmu, apakah mereka memilih untuk tunduk atau bagaimana mereka melakukannya, itu adalah urusan mereka; tetapi apakah engkau dapat melaksanakan tugasmu dengan baik dan memenuhi standar adalah urusanmu. Engkau harus memahami prinsip-prinsip dalam pelaksanaan tugas; ini bukan tentang tunduk kepada individu tertentu, melainkan tunduk pada prinsip-prinsip kebenaran. Jika engkau merasa telah memahami prinsip-prinsip kebenaran dan melalui persekutuan dengan semua orang mencapai kesepakatan yang dianggap tepat oleh semua pihak, tetapi ada orang-orang yang tetap keras kepala dan berusaha mengganggu, apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu? Dalam kasus ini, yang minoritas harus mengikuti mayoritas. Jika sebagian besar telah mencapai kesepakatan, mengapa mereka justru menimbulkan masalah? Apakah mereka sengaja mencoba menciptakan perselisihan? Mereka dapat mengungkapkan pendapatnya agar semua orang bisa mempertimbangkannya, dan jika semua orang mengatakan bahwa pendapatnya tidak sesuai dengan prinsip dan tidak beralasan, berarti mereka harus meninggalkan sudut pandangnya dan tidak lagi berpegang teguh pada pandangan tersebut. Apa prinsip dalam menangani masalah ini? Seseorang harus menegakkan apa yang benar dan tidak memaksa orang lain untuk mematuhi apa yang salah. Apakah engkau mengerti? Sebenarnya, sebelum antikristus memperlihatkan perilaku dan praktik yang sewenang-wenang dan diktatorial ini, mereka sudah memiliki rencana tertentu dalam benaknya. Menjadi sewenang-wenang dan diktatorial jelas tidak mengacu pada melakukan hal yang benar atau menerapkan kebenaran. Ini tentu saja mengacu pada melakukan hal yang salah dan bertentangan dengan kebenaran, mengambil jalan yang salah dan membuat keputusan yang keliru sambil mengharapkan orang lain untuk mengindahkannya. Inilah yang disebut bersikap sewenang-wenang dan diktatorial. Jika sesuatu itu benar dan sesuai dengan kebenaran, artinya itu harus dipatuhi. Ini bukan bersikap sewenang-wenang dan diktatorial; ini adalah menegakkan prinsip. Kedua hal tersebut harus dibedakan. Apa yang terutama dimaksud dengan antikristus yang bersikap sewenang-wenang dan diktatorial? (Melakukan hal-hal yang tidak sejalan dengan prinsip atau kebenaran, dan tetap membuat orang lain mengikutinya.) Tepat sekali, situasi apa pun yang muncul atau masalah apa pun yang dihadapi, mereka tidak mencari prinsip-prinsip kebenaran, tetapi membuat keputusan berdasarkan gagasan dan imajinasinya sendiri. Dalam hatinya mereka tahu bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip, tetapi tetap menuntut orang lain untuk mendengarkan dan tunduk. Inilah cara yang konsisten dari antikristus.

Pada awal pekerjaan penyebarluasan Injil, ada orang-orang yang membawa Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia ke kalangan agama untuk memberitakan Injil. Orang-orang beragama itu, setelah membaca firman Tuhan yang menyingkapkan misteri, mempersekutukan visi, dan membahas jalan masuk kehidupan, semuanya mengatakan bahwa firman tersebut cukup bagus. Akan tetapi, mereka merasa beberapa firman penghakiman dan penyingkapan tentang manusia terlalu keras dalam pemilihan kata. Mereka merasa seolah-olah sedang dimaki-maki sehingga tidak bisa menerimanya, dan berkata, "Apakah tuhan berbicara dengan cara yang memaki-maki orang? Kata-kata ini paling-paling hanya ditulis oleh seorang tokoh." Orang yang bertanggung jawab untuk memberitakan Injil mengatakan bahwa dia memiliki solusi. Kemudian, dia mengubah semua bagian firman Tuhan yang tidak selaras dengan gagasan, imajinasi, dan selera orang-orang, serta kata-kata yang dia khawatirkan akan menyebabkan seseorang mengembangkan gagasan setelah membacanya. Misalnya, kata-kata yang Tuhan gunakan untuk menyingkapkan natur manusia, seperti "perempuan jalang," "pelacur," "bajingan," dan frasa seperti "dilemparkan ke neraka" dan "dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang", semuanya dihapus. Singkatnya, semua kata yang dapat dengan mudah menimbulkan gagasan atau kesalahpahaman seluruhnya dihapus. Katakan kepada-Ku, setelah menghapus kata-kata penghakiman, hukuman, dan kutukan dari firman Tuhan ini, apakah itu tetap menjadi firman Tuhan yang asli? (Tidak.) Apakah itu tetap merupakan firman yang diungkapkan oleh Tuhan dalam pekerjaan penghakiman-Nya? Si "orang tua" ini tidak berdiskusi dengan siapa pun dan secara sepihak menghapus banyak firman Tuhan yang sangat keras tentang pemurnian dan penyingkapan watak manusia yang rusak, khususnya yang berkaitan dengan masa ujian bagi para pelaku pelayanan. Kemudian, ketika orang-orang beragama membaca versi yang telah diubah, mereka berkata, "Ini bagus, kita bisa percaya kepada tuhan seperti itu," dan mereka menerimanya. Orang tua ini berpikir dalam hati, "Lihatlah betapa pintarnya aku! Tidaklah bijaksana jika firman tuhan terlalu keras. Dengan orang-orang ini, engkau perlu membujuknya—bagaimana bisa engkau mengucapkan kata-kata yang mungkin disalahartikan sebagai makian? Itu tidak bijaksana! Aku membuat beberapa perubahan, dan lihat hasilnya: bahkan para pendeta agama pun mau percaya, dan makin banyak orang yang menerimanya. Bagaimana menurutmu? Bukankah aku bijak? Bukankah aku pintar? Bukankah itu cukup mengesankan?" Hasil perubahan tersebut, membuatnya sangat bangga pada dirinya sendiri. Namun, ada orang-orang beragama yang bergabung dengan gereja mendapati bahwa firman Tuhan yang mereka baca sebelumnya telah diubah dan berbeda dari teks asli di gereja, dan masalah ini pun diangkat. Belakangan terungkap bahwa orang tua ini telah mengubah isi firman Tuhan. Apa pendapatmu tentang tindakan orang tua tersebut? Mari kita kesampingkan masalah lain dan katakan: firman ini bukan milikmu, engkau tidak berhak untuk mengubahnya. Sekalipun itu adalah artikel atau buku hasil karya manusia, jika engkau ingin mengubahnya, engkau harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari penulis aslinya. Jika penulisnya mengizinkan, engkau bisa mengubahnya. Jika penulis tidak mengizinkannya, engkau sama sekali tidak boleh mengubah satu kata pun. Ini disebut menghormati penulis dan pembaca. Jika penulis tidak punya waktu untuk memperbaikinya, kemudian memberikan wewenang kepadamu dengan syarat tetap setia pada makna asli dan mencapai hasil yang diinginkan, apakah dalam situasi seperti ini engkau bisa mengubahnya? (Ya.) Jika penulis telah memberikan izin atau wewenang, engkau boleh mengubahnya. Apa sebutan untuk tindakan seperti ini? Tindakan tersebut dapat dibenarkan, sah, dan pantas, bukan? Namun, jika penulis tidak memberikan izin dan engkau mengubahnya tanpa wewenang darinya, apa namanya? (Tindakan sembrono dan disengaja.) Itu disebut tindakan sembrono, disengaja, sewenang-wenang dan diktatorial. Sekarang, apa yang diubah oleh orang tua tersebut? (Firman Tuhan.) Firman asli Tuhan, yang menyampaikan suasana hati, watak, dan maksud Tuhan terhadap umat manusia. Firman Tuhan memiliki makna dalam cara penyampaiannya. Apakah engkau tahu suasana hati, tujuan, dan dampak yang diharapkan di balik setiap firman yang diucapkan oleh Tuhan? Jika engkau tidak dapat memahaminya, mengapa engkau mengubahnya tanpa berpikir panjang? Setiap kalimat yang diucapkan Tuhan, pemilihan kata, nada, rasa, suasana hati, dan perasaan yang ditimbulkannya dalam diri manusia, telah disusun dan direnungkan dengan cermat dan bijaksana. Tuhan memiliki pertimbangan dan hikmat. Apa yang dipikirkan oleh orang tua ini? Dia menganggap cara Tuhan berbicara tidak bijaksana. Begitulah cara dia memandang pekerjaan Tuhan. Dia beranggapan, "Orang-orang dalam agama yang hanya ingin makan roti sampai kenyang perlu dibujuk dan diperlakukan dengan kasih dan belas kasihan. Firman tidak bisa terlalu keras. Jika terlalu keras, bagaimana Injil dapat diberitakan? Apakah Injil masih dapat disebarluaskan jika kita berbicara seperti itu?" Bukankah Tuhan tahu tentang ini? (Ya.) Tuhan sepenuhnya mengetahuinya. Lalu mengapa Dia tetap berbicara dengan cara seperti ini? Ini adalah watak Tuhan. Apakah watak Tuhan itu? Watak Tuhan adalah berbicara dengan cara-Nya, terlepas dari apakah engkau percaya atau tidak. Jika engkau percaya, engkau adalah salah satu dari domba Tuhan; jika tidak, engkau adalah serigala. Ketika firman Tuhan menyingkapkanmu dan sedikit memarahimu, dan kemudian engkau menolak untuk mengakui bahwa engkau adalah orang yang percaya kepada Tuhan, apakah itu berarti engkau bukan lagi makhluk ciptaan-Nya? Apakah Dia berhenti menjadi Tuhan? Jika engkau menyangkal-Nya karena alasan ini, itu menunjukkan engkau adalah orang jahat, setan. Tuhan tidak menyelamatkan orang-orang seperti itu, jadi gereja tidak boleh memaksa atau mencoba membujuk mereka untuk menerimanya. Ada yang berkata, "Sekalipun Tuhan memarahiku, aku rela menerimanya. Jika Dia adalah Tuhan, Dia dapat menyelamatkanku. Jika Dia menghukumku, aku pantas menerimanya. Jika Dia menyebutku orang yang bingung, berarti aku memang bingung, bahkan mungkin lebih bingung dari itu; jika Dia menyebutku pelacur meskipun aku merasa tidak melakukan apa yang dilakukan pelacur, karena Tuhan yang mengatakannya, aku mengakui dan menerimanya." Orang-orang tersebut memiliki iman yang bersahaja, pengakuan, penerimaan, dan hati yang takut akan Tuhan yang paling sederhana. Tuhan ingin mendapatkan orang-orang seperti itu. Sebagian ada yang menganggap firman Tuhan terlalu keras dan menyakitkan, merasa mereka tidak akan mendapatkan berkat, dan karena itu, tidak ingin percaya lagi. Mereka berpikir, "Sekalipun engkau adalah tuhan, aku tidak akan percaya kepadamu. Jika engkau berbicara seperti ini, aku tidak akan mengikutimu." Kalau begitu, pergilah! Jika engkau bahkan tidak mengakui Tuhan, bagaimana Dia dapat mengakuimu sebagai makhluk ciptaan-Nya? Itu tidak mungkin! Firman Tuhan sudah dipaparkan di sini; percaya atau tidak, itu keputusanmu. Jika engkau tidak percaya, pergilah. Engkau akan kehilangan kesempatan. Jika engkau percaya, engkau akan memiliki secercah harapan untuk diselamatkan. Bukankah ini adil? (Ya.) Namun, apakah orang tua tersebut berpikir seperti itu? Apakah dia bisa memahami pikiran Tuhan? (Tidak.) Bukankah dia bodoh? Orang-orang yang tidak memiliki pemahaman rohani akan melakukan tindakan bodoh seperti itu. Dia memandang Tuhan sebagai sesuatu yang sangat tidak penting dan sederhana, dengan menganggap bahwa pemikiran Tuhan tidak jauh lebih tinggi daripada pemikiran manusia. Meskipun dia sering berbicara tentang pemikiran Tuhan yang lebih tinggi daripada pemikiran manusia, menyampaikan doktrin-doktrin agung ini di saat-saat normal, ketika menghadapi situasi nyata, dia menyingkirkan firman ini dari pikirannya, dan merasa bahwa firman Tuhan tersebut sepertinya bukan sesuatu yang akan Tuhan ucapkan. Dalam hatinya, dia tidak mengakui firman Tuhan itu, jadi dia tidak bisa menerimanya. Tepat ketika Injil sedang diberitakan, dia memanfaatkan kesempatan ini untuk mengubah firman Tuhan, bahkan dengan dalih "memberitakan Injil secara efektif dan mendapatkan lebih banyak orang." Bagaimana Aku akhirnya menggambarkan tindakannya? Mengubah firman Tuhan. Apa artinya mengubah? Itu berarti menambahkan, mengurangi, atau mengubah makna asli secara sewenang-wenang, mengubah pesan yang dimaksudkan penulis, mengabaikan maksud dan tujuan awal penulis, dan kemudian mengubahnya sesuka hati. Inilah yang dimaksud dengan mengubah. Apakah dia memiliki hati yang takut akan Tuhan? (Tidak.) Betapa lancangnya! Apakah ini perbuatan manusia? (Bukan.) Itu adalah pekerjaan setan, bukan manusia. Bahkan, engkau tidak bisa seenaknya mengubah perkataan orang biasa; engkau harus menghormati pandangan penulis. Jika engkau ingin mengubahnya, engkau harus memberi tahu dan mendapatkan izinnya terlebih dahulu, dan hanya setelah menerima izinnya, barulah engkau boleh mengubahnya sesuai dengan makna aslinya. Inilah yang disebut penghormatan. Jika menyangkut Tuhan, yang dibutuhkan lebih dari sekadar penghormatan! Jika terdapat kesalahan cetak bahkan dalam satu kalimat saja dari firman Tuhan, atau jika ada satu artikel tata bahasa saja yang hilang, engkau harus bertanya apakah itu dapat diterima; jika tidak, engkau harus mencetak ulang halaman tersebut. Hal ini menuntut sikap yang serius dan bertanggung jawab; inilah yang disebut memiliki hati yang takut akan Tuhan. Apakah orang tua tersebut memiliki hati seperti itu? (Tidak.) Dia tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Dia menganggap Tuhan lebih rendah daripada dirinya; dia benar-benar lancang. Orang seperti ini harus dikeluarkan.

Baru-baru ini, kejadian serupa terjadi lagi. Sejumlah orang sekali lagi menggunakan dalih memberitakan Injil dan mendapatkan lebih banyak orang sebagai alasan untuk mengubah firman Tuhan secara sembrono. Kali ini sedikit lebih baik daripada sebelumnya; pada kejadian sebelumnya, hal itu dilakukan secara sewenang-wenang dan diktatorial, tanpa bersekutu bersama orang lain, bertindak gegabah dan mengubah firman Tuhan dengan sesuka hati. Kali ini, mereka terlebih dahulu bertanya kepada Yang di Atas, dengan berucap, "Orang-orang dari kelompok etnis tertentu tidak dapat menerima beberapa istilah dalam firman tuhan. Kami telah merancang strategi untuk menghapus atau mengubah istilah-istilah tersebut, dan perkataan atau bagian-bagian yang tidak dapat mereka terima, dan kemudian menyampaikan kepada mereka versi firman tuhan yang disesuaikan. Dengan begitu, bukankah mereka akan percaya?" Lihatlah itu; mereka benar-benar lancang. Perilaku macam apa ini? Jika diperlakukan dengan lunak, orang-orang seperti itu hanya bisa dianggap bodoh dan tidak tahu apa-apa, dan terlalu muda; mereka bisa saja diberi tahu untuk tidak melakukannya lagi. Namun, jika kita menilai natur dari tindakannya, mereka dengan seenaknya mengubah firman Tuhan untuk menyenangkan Iblis. Apa sebutan untuk ini? Ini adalah perilaku Yudas, pengkhianat dan pemberontak, yang mengkhianati Tuhan demi keuntungan. Mereka merombak firman Tuhan, mengubahnya menjadikan kata-kata yang manusia sukai dan mudah diterima untuk menyenangkannya dan membuat mereka menerima Injil—apa hasilnya? Sekalipun tidak ada orang di dunia yang percaya, apakah firman Tuhan tidak lagi menjadi firman-Nya? Apakah natur firman Tuhan berubah? (Tidak.) Apakah firman Tuhan hanya akan menjadi kebenaran jika mereka menerimanya, dan jika mereka tidak menerimanya, firman Tuhan bukanlah kebenaran? Dapatkah natur firman Tuhan berubah karena ini? Sama sekali tidak. Kebenaran adalah kebenaran; jika engkau tidak menerimanya, engkau akan binasa! Sebagian orang yang memberitakan Injil berpikir, "Betapa malangnya mereka jika tidak menerimanya! Betapa hebat dan mulianya orang-orang itu. Tuhan sangat mengasihi dan berbelaskasihan kepada mereka, bagaimana mungkin kita tidak menunjukkan sedikit kasih kepada mereka? Mari kita ubah firman tuhan agar mereka dapat menerimanya. Betapa hebatnya orang-orang itu, dan betapa baik dan penuh belas kasihannya tuhan terhadap mereka. Kita harus memikirkan maksud tuhan!" Bukankah ini kepura-puraan? (Ya.) Ini adalah kepura-puraan lain—mereka yang tidak memahami kebenaran hanya bisa melakukan hal-hal bodoh! Bukankah telah dikatakan bahwa seseorang yang merombak firman Tuhan telah ditangani dan dikeluarkan, dan sekarang ada orang yang ingin merombaknya lagi. Apa yang ingin mereka capai? Bukankah ini mengkhianati Tuhan demi keuntungan? (Ya.) Ini berati mengkhianati Tuhan demi keuntungan dan menyenangkan Iblis. Bukankah firman Tuhan itu nyata? Bukankah firman itu dapat diungkapkan secara terbuka? Bukankah engkau mengakuinya sebagai kebenaran? Jika engkau tidak mengakuinya, mengapa engkau tetap percaya? Jika engkau tidak dapat menerima kebenaran, apa gunanya percaya kepada Tuhan? Mustahil untuk memperoleh keselamatan dengan cara seperti itu. Seperti apa pun Tuhan berbicara, kata-kata apa pun yang Dia gunakan yang mungkin tidak sesuai dengan gagasanmu, Dia tetaplah Tuhan, dan esensi-Nya tidak berubah. Betapa pun menyenangkannya engkau berbicara, apa pun yang kaulakukan, tidak peduli seberapa baik, murah hati, atau betapa pun pengasihnya engkau menganggap dirimu sendiri, engkau tetaplah manusia yang rusak. Engkau menolak untuk mengakui firman Tuhan sebagai kebenaran dan berusaha mengubah firman Tuhan untuk menyenangkan Iblis. Perilaku macam apakah ini? Perilaku yang sangat tercela! Aku pikir setelah persekutuan sebelumnya tentang natur merusak firman Tuhan, masalah ini tidak akan muncul lagi dalam memberitakan Injil. Namun ternyata, masih ada orang yang berani merombak dan memiliki pemikiran seperti itu. Bagaimana sikap orang-orang ini terhadap firman Tuhan? (Meremehkan.) Mereka benar-benar gegabah! Dalam hatinya, firman Tuhan begitu ringan seperti bulu, tidak memiliki bobot. Mereka beranggapan, "Firman tuhan bisa disampaikan dengan cara apa saja; aku dapat mengubah firmannya sesuka hati. Lebih baik membuatnya sesuai dengan gagasan dan selera manusia. Itulah seharusnya firman tuhan!" Orang-orang yang melakukan tindakan merombak firman Tuhan seperti ini, bisa disebut sebagai antikristus. Mereka bertindak dengan gegabah dan tanpa berpikir, mengubah firman Tuhan seenaknya; mereka sewenang-wenang dan diktatorial, dan memiliki watak dan kualitas yang sama dengan antikristus lainnya. Ada satu hal lagi: apa pemikiran dan tindakan pertama mereka ketika menghadapi bahaya atau ketika kepentingannya dirugikan? Apa yang mereka pilih? Mereka memilih untuk mengkhianati kepentingan Tuhan dan kepentingan rumah Tuhan demi melindungi dirinya sendiri. Orang-orang yang merombak firman Tuhan ini, apakah mereka benar-benar melakukannya untuk memberitakan Injil dan mencapai hasil yang efektif? Apa tujuan mereka di balik alasan tersebut? Mereka ingin memamerkan bakat dan kemampuannya, membuat orang berkomentar, "Lihatlah betapa cakapnya diriku! Lihat betapa efektifnya penyebaran Injil setelah aku mengubahnya? Engkau semua tidak memiliki keterampilan seperti ini, engkau semua bahkan tidak akan berani memikirkannya. Lihatlah, dengan pemikiran dan tindakanku, lihat hasil yang telah aku capai?" Orang-orang seperti ini mengabaikan firman Tuhan dan merombaknya untuk memuaskan ambisi dan keinginannya sendiri demi mengejar ketenaran dan status. Bukankah mereka memiliki karakter antikristus? Menyebut mereka sebagai antikristus sangatlah pantas.

Apa perwujudan lain dari kesewenang-wenangan dan kediktatoran antikristus? Mereka tidak pernah mempersekutukan kebenaran bersama saudara-saudari dan juga tidak menyelesaikan masalah-masalah nyata orang lain. Sebaliknya, mereka hanya mengkhotbahkan kata-kata dan doktrin untuk menceramahi orang, bahkan memaksanya untuk mematuhi mereka. Bagaimana dengan sikap dan tindakan mereka terhadap Yang di Atas dan terhadap Tuhan? Tidak lain hanyalah tipu daya dan kepura-puraan. Apa pun masalah di dalam gereja, mereka tidak pernah melaporkannya kepada Yang di Atas. Apa pun yang dilakukan, mereka tidak pernah bertanya kepada Yang di Atas. Seolah-olah mereka tidak memiliki masalah yang memerlukan persekutuan atau bimbingan dari Yang di Atas—semua yang mereka lakukan adalah sembunyi-sembunyi, rahasia, dan diam-diam. Ini disebut manipulasi licik di mana mereka ingin menjadi penentu dan pembuat keputusan. Namun, terkadang mereka juga berpura-pura, mengemukakan hal-hal sepele untuk ditanyakan kepada Yang di Atas, berpura-pura sebagai seseorang yang mengejar kebenaran sehingga membuat Yang di Atas secara keliru meyakini bahwa mereka mencari kebenaran dalam segala hal dengan sangat teliti. Sebenarnya, mereka tidak pernah mencari bimbingan dalam masalah-masalah penting, membuat keputusan sepihak dan menyembunyikan segala hal dari Yang di Atas. Jika ada masalah yang muncul, mereka bahkan cenderung tidak melaporkannya karena takut itu akan memengaruhi kekuasaan, status, atau reputasinya. Antikristus bertindak secara sewenang-wenang dan diktatorial; mereka tidak pernah bersekutu bersama orang lain, antikristus memaksa orang untuk mematuhinya. Sederhananya, perwujudan utama dari perilaku ini adalah menggunakan kendali pribadi; menumbuhkan kekuatan sendiri, kelompok, dan jaringan, serta menjalankan agenda pribadinya, dan kemudian melakukan apa pun yang mereka inginkan, melakukan hal-hal yang menguntungkan dirinya sendiri, serta bertindak tanpa transparansi. Keinginan dan ambisi antikristus agar orang lain tunduk kepadanya sangatlah kuat; mereka menghendaki orang-orang mematuhinya seperti anjing pemburu yang mengikuti perintah tuannya, tidak mengizinkan adanya kemampuan untuk mengidentifikasi mana yang benar atau mana yang salah, dan menuntut kepatuhan dan ketundukan mutlak.

Perwujudan lain dari kesewenang-wenangan dan kediktatoran antikristus dapat diamati dalam skenario berikut. Sebagai contoh, jika pemimpin gereja tertentu adalah seorang antikristus, apakah dia akan setuju jika pemimpin dan pekerja tingkat tinggi bermaksud untuk mempelajari dan campur tangan dalam pekerjaan gereja tersebut? Sama sekali tidak. Sejauh mana dia mengendalikan gereja? Seperti benteng yang tidak dapat ditembus, di mana tidak ada jarum yang dapat menembus atau air yang meresap ke dalamnya, dia tidak mengizinkan orang lain untuk terlibat atau menyelidikinya. Ketika dia mengetahui bahwa pemimpin dan pekerja datang untuk mempelajari tentang pekerjaan tersebut, dia berkata kepada saudara-saudari, "Aku tidak tahu apa tujuan orang-orang ini datang. Mereka tidak memahami situasi sebenarnya dari gereja kita. Jika mereka ikut campur, mereka bisa mengganggu pekerjaan gereja kita." Dengan cara inilah dia menyesatkan saudara-saudari. Begitu para pemimpin dan pekerja tiba, dia mencari-cari alasan dan dalih untuk menghalangi saudara-saudari bertemu dengan mereka. Dia berpura-pura menjamu para pemimpin dan pekerja, mengurung mereka di suatu tempat dengan dalih untuk memastikan keselamatannya, padahal sebenarnya untuk mencegah mereka bertemu dengan saudara-saudari dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Ketika para pemimpin dan pekerja menanyakan tentang situasi pekerjaan, antikristus menggunakan penipuan dengan menampilkan citra palsu; dia menipu orang-orang di atasnya dan menyembunyikan kebenaran dari orang-orang di bawahnya, membumbui pernyataannya, dan membesar-besarkan keefektifan pekerjaan untuk menipu mereka. Ketika para pemimpin dan pekerja menyarankan untuk bertemu dengan saudara-saudari di gereja, dia menjawab, "Aku belum membuat pengaturan apa pun! Engkau tidak memberitahuku sebelum datang. Jika engkau memberitahuku, aku akan mengatur agar beberapa saudara-saudari bertemu denganmu. Namun, mengingat lingkungan yang tidak bersahabat saat ini, demi alasan keselamatan, lebih baik engkau tidak bertemu dengan saudara-saudari." Meskipun perkataannya terdengar masuk akal, orang yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dapat menemukan masalahnya: dia tidak ingin para pemimpin dan pekerja bertemu dengan saudara-saudari karena takut dirinya disingkapkan, khawatir kalau kekurangan dan penyimpangan dalam pekerjaannya tersingkap. Antikristus mengendalikan saudara-saudari di gereja dengan sangat ketat. Jika para pemimpin dan pekerja tidak bertanggung jawab, mereka dapat dengan mudah ditipu dan dikelabui oleh antikristus. Situasi sebenarnya dari saudara-saudari di gereja, kesulitan-kesulitan mereka yang masih belum terselesaikan, apakah persekutuan, khotbah dan buku-buku firman Tuhan dari Yang di Atas disampaikan tepat waktu kepada saudara-saudari, bagaimana kemajuan berbagai proyek pekerjaan gereja, apakah ada penyimpangan atau masalah—semua hal ini tidak akan diketahui oleh pemimpin dan pekerja. Saudara-saudari juga tidak menyadari adanya pengaturan pekerjaan baru di rumah Tuhan; dengan demikian, antikristus sepenuhnya mengendalikan gereja, memonopoli kekuasaan, dan menjadi penentu keputusan dalam berbagai hal. Saudara-saudari di gereja tidak memiliki kesempatan untuk menghubungi pemimpin dan pekerja tingkat atas, tidak mengetahui kenyataan yang sebenarnya, dan akhirnya disesatkan dan dikendalikan oleh antikristus. Pemimpin dan pekerja yang datang untuk memeriksa pekerjaan, terlepas dari bagaimana antikristus bekerja, tidak memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan masih menganggap bahwa antikristus melakukan pekerjaan yang baik, dan menaruh kepercayaan penuh kepadanya. Ini sama saja dengan memercayakan umat pilihan Tuhan ke tangan antikristus. Jika pemimpin dan pekerja tidak dapat mengidentifikasi, tidak bertanggung jawab, dan tidak tahu bagaimana menanganinya ketika antikristus melakukan tipu daya, bukankah ini menghalangi pekerjaan gereja dan merugikan umat pilihan Tuhan? Bukankah pemimpin dan pekerja seperti itu merupakan pemimpin dan pekerja palsu? Mengenai gereja yang dikendalikan oleh antikristus, pemimpin dan pekerja harus turun tangan dan melakukan penyelidikan, dan mereka perlu segera menangani dan menyingkirkan antikristus—ini tidak perlu dipertanyakan lagi. Jika ada pemimpin palsu yang tidak melakukan pekerjaan nyata dan mengabaikan penyesatan antikristus terhadap umat pilihan Tuhan, umat pilihan itu harus menyingkapkan pemimpin dan pekerja palsu tersebut, kemudian melaporkannya, menyingkirkan mereka dari jabatannya, dan menggantinya dengan pemimpin yang lebih baik. Inilah satu-satunya cara untuk secara tuntas menyelesaikan masalah antikristus yang menyesatkan orang. Ada yang mungkin berkata, "Pemimpin dan pekerja seperti itu mungkin memiliki kualitas yang buruk dan tidak memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, itulah sebabnya mereka gagal menangani dan menyelesaikan masalah antikristus. Mereka tidak melakukannya dengan sengaja; bukankah seharusnya mereka diberi kesempatan lagi?" Bagi pemimpin yang bingung seperti itu, tidak boleh lagi diberi kesempatan. Jika diberi kesempatan lagi, mereka hanya akan terus merugikan umat pilihan Tuhan. Ini karena mereka bukanlah orang yang mengejar kebenaran; mereka tidak memiliki hati nurani dan nalar, dan tidak berprinsip dalam tindakannya—mereka adalah orang tercela yang harus disingkirkan! Dalam dua tahun terakhir, ada saudara-saudari di gereja-gereja tertentu telah bersatu untuk memberhentikan, mengganti, dan menyingkirkan pemimpin palsu dan antikristus yang tidak melakukan pekerjaan nyata. Bukankah itu hal yang baik? (Ya.) Aku senang mendengar kabar baik seperti ini; itu adalah bukti terbaik tentang umat pilihan Tuhan yang bertumbuh dalam kehidupan dan memasuki jalan yang benar dalam percaya kepada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa orang-orang telah memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan memiliki tingkat pertumbuhan, serta tidak lagi dikendalikan oleh pemimpin palsu dan setan antikristus. Pemimpin palsu biasa dan antikristus tidak dapat lagi menyesatkan atau mengendalikan umat pilihan Tuhan, yang kini tidak dikekang oleh status atau kekuasaan. Mereka memiliki keberanian untuk mengidentifikasi dan menyingkapkan pemimpin palsu dan antikristus, berani mengusir dan memberhentikan mereka. Sebenarnya, baik pemimpin dan pekerja atau orang biasa di antara umat pilihan Tuhan, mereka semua memiliki status yang sama di hadirat Tuhan, hanya berbeda dalam tugas. Di rumah Tuhan, tidak ada perbedaan dalam status, hanya perbedaan dalam tugas dan tanggung jawab. Bilamana berhadapan dengan pemimpin palsu dan antikristus yang mengganggu pekerjaan gereja, baik pemimpin maupun pekerja, umat pilihan Tuhan harus menyingkapkan dan melaporkannya, menangani mereka dengan segera, dan mengeluarkan antikristus dari gereja. Ini adalah tanggung jawab bersama bagi semua orang.

Antikristus bersikap sewenang-wenang dan diktatorial, tidak pernah bersekutu bersama orang lain, dan harus menjadi penentu keputusan dalam segala hal—bukankah semua masalah ini terlihat jelas? Bersekutu bersama orang lain dan mencari prinsip bukanlah formalitas atau proses yang dangkal; apa tujuannya? (Tujuannya adalah untuk melaksanakan tugas seseorang berdasarkan prinsip dan memiliki jalan dalam melaksanakannya.) Tepat sekali; tujuannya adalah untuk dapat memiliki prinsip dan jalan dalam melaksanakan tugas seseorang. Apa yang dituntut oleh Tuhan dan bagaimana peraturan rumah Tuhan? Seseorang hanya dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dengan mencari kebenaran dalam firman Tuhan dan memahami prinsip-prinsipnya. Ketika engkau mempersekutukan kebenaran untuk menyelesaikan masalah, langkah apa yang harus kauambil? Siapa sajakah yang perlu dilibatkan? Individu yang tepat harus dipilih; engkau harus bersekutu terutama dengan orang-orang yang memiliki kualitas baik, yang mampu memahami kebenaran agar membuahkan hasil yang efektif. Ini penting. Jika engkau memilih orang-orang yang bingung dan yang berkualitas buruk, tidak memiliki nalar, tidak mampu memahami atau memperoleh kebenaran sebanyak apa pun diskusi yang dilakukan, kebenaran yang dipersekutukan sama sekali tidak akan membuahkan hasil. Apa pun masalah yang muncul dalam gereja, umat pilihan Tuhan berhak untuk mendapatkan informasi dan harus mengetahui situasi pekerjaan gereja dan permasalahan yang ada. Jika pemimpin dan pekerja menipu atasannya dan menyembunyikan kebenaran dari bawahannya dengan menggunakan metode-metode yang membingungkan orang lain, umat pilihan Tuhan berhak untuk menyingkapkan dan melaporkan mereka, atau menyampaikan masalah tersebut ke atasan. Ini juga merupakan tugas dan kewajiban umat pilihan Tuhan. Ada pemimpin-pemimpin palsu yang bertindak secara sewenang-wenang dan diktatorial dengan mengendalikan umat pilihan Tuhan di gereja. Ini adalah perlawanan dan penentangan terhadap Tuhan, ini adalah cara yang selalu diambil oleh antikristus. Jika umat pilihan Tuhan tidak menyingkapkan dan melaporkan hal tersebut, dan pekerjaan gereja terhambat atau terhenti, bukan hanya para pemimpin dan pekerja yang memikul tanggung jawab, melainkan juga umat pilihan Tuhan. Hal ini karena umat pilihan Tuhanlah yang menderita ketika para pemimpin palsu dan antikristus memegang kekuasaan di gereja, yang berpotensi membahayakan kesempatan mereka untuk memperoleh keselamatan. Oleh karena itu, umat pilihan Tuhan memiliki hak dan tanggung jawab untuk melaporkan dan menyingkapkan pemimpin palsu dan antikristus, yang bermanfaat bagi pekerjaan gereja dan jalan masuk kehidupan dari umat pilihan Tuhan. Ada pemimpin dan pekerja yang berkata, "Engkau semua mengatakan aku sewenang-wenang dan diktatorial, kan? Kali ini, aku tidak akan bersikap seperti itu. Aku akan membiarkan semua orang mengemukakan pendapatnya. Satu hari, dua hari—aku akan menunggu berapa pun lamanya waktu yang dibutuhkan sampai engkau menyampaikannya." Terkadang, ketika menghadapi masalah tertentu, perselisihan berlangsung selama berhari-hari tanpa penyelesaian, dan mereka hanya menunggu. Mereka menunggu sampai semua orang mencapai kesepakatan sebelum melanjutkan pekerjaan, yang dapat menyebabkan penundaan yang signifikan. Itu sangat menghambat pekerjaan dan jelas merupakan perwujudan dari sikap tidak bertanggung jawab. Bagaimana seorang pemimpin atau pekerja dapat mengelola pekerjaan gereja secara efektif jika mereka tidak dapat membuat keputusan? Dalam pekerjaan gereja, pemimpin dan pekerja memiliki otoritas untuk membuat keputusan, dan saudara-saudari berhak untuk mengetahuinya. Namun, pada akhirnya, pemimpin dan pekerjalah yang harus membuat keputusan. Jika seorang pemimpin atau pekerja tidak dapat membuat keputusan, artinya kualitas mereka sangat buruk, dan mereka tidak pantas untuk menjadi pemimpin. Sekalipun mereka memegang jabatan sebagai pemimpin, mereka tidak mampu melakukan pekerjaan nyata atau melaksanakan tugas dengan baik. Ada pemimpin dan pekerja yang berdebat lama tentang suatu masalah, tetapi tidak dapat membuat keputusan, dan pada akhirnya, hanya mengikuti siapa yang mereka lihat lebih berpengaruh. Apakah cara ini berprinsip? (Tidak.) Kepemimpinan macam apakah ini? Itu hanya sebuah kebingungan. Jika engkau berkata, "Antikristus itu sewenang-wenang dan diktatorial, dan aku takut menjadi salah satunya; aku tidak ingin menempuh jalan seorang antikristus. Aku akan menunggu semua orang untuk menyampaikan pendapatnya, dan kemudian aku akan menyimpulkannya untuk mengambil keputusan yang seimbang."—apakah itu dapat diterima? (Tidak.) Mengapa tidak? Jika hasilnya tidak sejalan dengan prinsip-prinsip kebenaran, sekalipun engkau melanjutkan dengan cara tersebut, apakah itu bisa efektif? Apakah itu akan memuaskan Tuhan? Jika tidak efektif dan tidak memuaskan Tuhan, berarti masalahnya serius. Tidak bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasmu, bersikap asal-asalan, dan melakukan segala sesuatu berdasarkan falsafah Iblis, ini adalah ketidaksetiaan kepada Tuhan dan menipu-Nya! Untuk menghindari kecurigaan atau dihakimi sebagai antikristus, engkau mengabaikan tanggung jawab yang seharusnya kaupenuhi dan menggunakan cara "kompromi" dari falsafah Iblis. Akibatnya, engkau merugikan umat pilihan Tuhan dan memengaruhi pekerjaan gereja. Bukankah ini tidak berprinsip? Bukankah itu egoistis dan tercela? Sebagai seorang pemimpin atau pekerja, engkau harus berbicara dan bertindak berdasarkan prinsip, melaksanakan tugasmu dengan hasil dan efisiensi. Engkau harus bertindak dengan cara apa pun yang menguntungkan pekerjaan rumah Tuhan dan selaras dengan prinsip-prinsip kebenaran. Sebagai contoh, barang-barang untuk gereja harus dibeli dengan mempertimbangkan efektivitasnya. Barang-barang tersebut harus memiliki harga yang wajar dan berguna. Jika engkau membelanjakan uang secara sembrono tanpa prinsip, itu dapat menyebabkan kerugian bagi kepentingan rumah Tuhan dan persembahan Tuhan. Bagaimana engkau semua akan menangani situasi seperti itu? (Kami akan mencari petunjuk dari Yang di Atas.) Mencari petunjuk dari Yang di Atas adalah salah satu caranya. Selain itu, jangan malas. Telitilah secara menyeluruh, tanyakan secara luas, lebih banyak bertanya, pahami detailnya, dan persiapkan dengan baik; mungkin dengan begitu, solusi yang relatif sesuai dapat ditemukan. Jika engkau tidak melakukan hal dasar ini, dan bertindak sembarangan tanpa memahami detailnya sehingga mengakibatkan pemborosan finansial yang besar, apa sebutannya? Itu disebut bersikap asal-asalan. Ada orang-orang yang melaksanakan tugasnya seperti ini, tidak ada transparansi dalam apa yang dilakukan. Mereka hanya melaporkan sebagian dari apa yang seharusnya dilaporkan, dan menyembunyikan sisanya. Mereka merasa jika bersikap sepenuhnya transparan, itu akan mendatangkan masalah bagi dirinya, mereka akan diminta untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan melakukan perbaikan. Jadi, mereka memilih untuk menyembunyikan situasi dan detail yang sebenarnya dari orang lain, menyelesaikan tugas dengan tergesa-gesa, dan kemudian meminta rumah Tuhan untuk membayarnya. Namun, ketika diperiksa, hasilnya tidak memenuhi standar dan harus diperbaiki, yang mengakibatkan pemborosan dana yang lebih besar. Bukankah ini merugikan rumah Tuhan? Bukankah ini perilaku seperti Yudas? (Ya.) Perilaku seperti Yudas secara khusus melibatkan pengkhianatan terhadap kepentingan rumah Tuhan. Ketika menghadapi masalah, orang seperti itu berpihak pada mereka yang di luar gereja, hanya memikirkan dagingnya sendiri dan sama sekali tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan. Apakah mereka memiliki kesetiaan kepada Tuhan? (Tidak.) Tidak ada sedikit pun kesetiaan. Mereka senang mengkhianati kepentingan rumah Tuhan dan merugikan pekerjaan gereja—ini adalah perilaku seperti Yudas. Ada juga situasi lain: ada beberapa tugas yang melibatkan pengetahuan atau keahlian khusus di bidang lain yang mungkin tidak diketahui semua orang. Dalam kasus seperti itu, engkau tidak boleh menghindar dari masalah. Di era informasi yang melimpah ini, engkau tidak boleh malas, tetapi secara aktif mencari data dan informasi yang relevan. Mulailah dengan mendapatkan informasi yang paling mendasar, kemudian secara bertahap memahami dasar tentang profesi atau bidang tersebut. Dari sana, pelajari lebih banyak aspek dalam lingkup bidang tersebut, baik itu data maupun berbagai istilah teknis sehingga secara umum engkau cukup memahaminya. Setelah mencapai tingkat ini, bukankah lebih bermanfaat untuk melaksanakan tugasmu dengan baik dan setia? (Ya.) Jadi, apa tujuan dari semua pekerjaan persiapan ini ketika melaksanakan tugasmu? Meneliti, memahami detail, dan kemudian menemukan solusi yang layak melalui persekutuan dan diskusi merupakan bagian dari persiapan untuk melaksanakan tugasmu dengan baik. Melakukan persiapan dengan baik menunjukkan loyalitas dalam melaksanakan tugas seseorang; itu juga menyingkapkan mereka yang bersikap asal-asalan. Bagaimana dengan sikap pengikut yang bukan orang percaya dan mereka yang tidak sungguh-sungguh mengorbankan dirinya untuk Tuhan ketika melaksanakan tugasnya? Mereka sepenuhnya bersikap asal-asalan; apa pun yang mereka beli untuk gereja, mereka mengeluarkan uang secara sembrono sesuai keinginannya sendiri, tanpa mencari petunjuk dari Yang di Atas, dan menganggap dirinya memahami segalanya. Akibatnya, mereka memboroskan uang rumah Tuhan. Bukankah mereka pemboros, pembawa bencana? Mereka menyebabkan kerugian pada persembahan Tuhan dan bahkan tidak menyadari bahwa mereka melakukan kejahatan dan menentang Tuhan; sama sekali tidak merasa menyesal. Hanya ketika umat pilihan Tuhan menyingkapkan dan mengidentifikasinya, dan pemungutan suara dilakukan untuk memberhentikan dan mengeluarkannya, barulah mereka memperoleh kesadaran dan mulai menyesal. Mereka tidak menyadari tindakannya akan memiliki konsekuensi yang begitu serius—sungguh, seperti pepatah, Tidak akan menangis sebelum melihat peti mati! Orang-orang seperti itu pada umumnya adalah orang bodoh yang tidak memiliki akal sehat, tetapi bercita-cita menjadi pemimpin dan pekerja serta melaksanakan tugas-tugas untuk rumah Tuhan. Mereka seperti babi yang berlipstik—sama sekali tidak tahu malu. Orang-orang ini adalah pengikut yang bukan orang percaya; selama apa pun mereka telah percaya, mereka tidak memahami kebenaran. Namun, mereka tetap selalu ingin menjadi pemimpin dan pekerja di rumah Tuhan, selalu ingin memegang kekuasaan dan menjadi penentu keputusan—bukankah mereka sangat tidak tahu malu? Mengapa orang-orang seperti itu dianggap pengikut yang bukan orang percaya? Itu karena meskipun telah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan dan mendengar begitu banyak khotbah, mereka sama sekali tidak memahami kebenaran dan tidak mampu menerapkannya, yang menjadikan mereka pengikut yang bukan orang percaya. Apakah ada di antara engkau semua yang memperlihatkan perilaku ini? Jika ada, angkat tangan. Engkau semua? Kalau begitu, engkau semua adalah pengikut yang bukan orang percaya dan itu masalah yang serius. Mereka yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, jika selalu mendengarkan khotbah, akan memahami sejumlah kebenaran dan membuat beberapa kemajuan sehingga menjadi lebih dapat diandalkan dalam ucapan dan tindakannya. Jika seseorang mendengarkan khotbah selama bertahun-tahun tanpa ada kemajuan, mereka adalah orang yang bingung, seperti binatang, pengikut yang bukan orang percaya. Ada orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan selama tiga hingga lima tahun, cukup memahami dan dapat mencari kebenaran dalam ucapan dan tindakannya. Jika mereka melihat kekurangan dalam melaksanakan tugasnya atau menyebabkan kerugian bagi rumah Tuhan, mereka merasa tertekan, mencela diri sendiri dan bahkan membenci dirinya sendiri; mereka menyesali bahwa kesalahan sesaatnya, kurangnya kesetiaan, kemalasan, atau pemanjaan diri dalam kenyamanan daging menyebabkan kesalahan dan kerugian yang begitu besar, dan ini membuatnya membenci dirinya sendiri. Orang-orang seperti itu dengan hati yang penuh penyesalan memiliki sedikit kemanusiaan dan dapat mencapai titik untuk menerima keselamatan. Jika setelah bertahun-tahun mendengarkan khotbah, seseorang sama sekali tidak memahami kebenaran, terus-menerus melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugasnya, selalu menciptakan masalah bagi rumah Tuhan serta menyebabkan kerugian bagi pekerjaan gereja, dan bahkan tidak memiliki hati yang menyesal, berarti orang seperti itu tidak memiliki kemanusiaan sama sekali, mereka lebih buruk daripada babi dan anjing. Apakah mereka masih bisa melaksanakan tugasnya dengan baik? Sekalipun mereka melaksanakan tugas, itu hanya asal-asalan dan tidak akan menerima perkenanan Tuhan.

Ada orang-orang yang selalu menyebut rumah Tuhan sebagai "keluarga kita" ketika mereka berbicara, selalu menyebut "keluarga kita" dalam percakapan. Betapa manisnya mereka mengatakannya! Apa sebenarnya yang mereka maksudkan dengan "keluarga kita"? Hanya ada rumah Tuhan, keluarga Tuhan, gereja. Apakah pantas untuk selalu mengatakan "keluarga kita"? Menurut-Ku, rasanya tidak pantas. Istilah "keluarga kita" dapat digunakan, tetapi harus sesuai dengan kenyataannya. Jika engkau bukan seseorang yang mengejar kebenaran, sering melaksanakan tugasmu dengan asal-asalan, sedikit pun tidak menjunjung tinggi pekerjaan gereja dan tidak menganggapnya serius, tetapi tetap saja sering mengatakan "keluarga kita", berarti itu tidak pantas. Itu terdengar palsu, penuh kepura-puraan, dan membuat orang merasa tidak suka dan muak; namun jika engkau adalah seseorang yang benar-benar memiliki kenyataan kebenaran dan menjunjung tinggi pekerjaan gereja, menyebut rumah Tuhan sebagai "keluarga kita", itu dapat diterima. Orang akan merasa itu tulus, tanpa kepalsuan, dan mereka akan memandangmu sebagai saudara atau saudari, bahkan menyukai dan mengagumimu. Jika dalam hati, engkau tidak mencintai kebenaran, tidak menerima kebenaran, dan tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasmu, janganlah engkau menyebut rumah Tuhan sebagai "keluarga kita". Engkau seharusnya sungguh-sungguh mengejar kebenaran, melaksanakan tugasmu dengan baik, dan mampu mempertahankan pekerjaan gereja sehingga umat pilihan Tuhan merasa bahwa engkau adalah bagian dari rumah Tuhan. Dengan demikian, ketika engkau mengatakan "keluarga kita", itu memberi orang lain rasa kedekatan tanpa ada perasaan muak. Karena di dalam hatimu, engkau benar-benar menganggap rumah Tuhan sebagai rumahmu sendiri, dan dalam melaksanakan tugasmu, engkau sungguh-sungguh bertanggung jawab dan mempertahankan pekerjaan gereja, maka ketika engkau mengatakan "keluarga kita", itu terdengar sangat pantas tanpa ada unsur kepalsuan. Jika seseorang tidak menunjukkan tanggung jawab terhadap pekerjaan gereja, melaksanakan tugas apa pun yang menjadi tanggung jawabnya dengan asal-asalan, bahkan tidak peduli untuk mengambil barang yang terjatuh, membersihkan ruangan yang kotor, atau membersihkan salju atau merapikan halaman di musim dingin, tidak tampak seperti anggota rumah Tuhan, tetapi seperti orang luar, apakah orang seperti itu memenuhi syarat untuk menyebut rumah Tuhan sebagai "keluarga kita"? Mereka hanyalah pelaku pelayanan, pekerja sementara, orang-orang tanpa kehidupan yang menjadi milik Iblis, sama sekali bukan milik rumah Tuhan. Namun, mereka masih sering dengan tidak tahu malu menyebut rumah Tuhan sebagai "keluarga kita", mengatakannya setiap kali berbicara, mengatakannya dengan sangat akrab, menyapa saudara-saudari dengan sangat hangat—tetapi mereka tidak menangani tugas-tugas yang nyata. Ketika mereka benar-benar melaksanakan tugas, mereka membuat kesalahan yang menyebabkan kerusakan pada rumah Tuhan. Bukankah mereka hanya orang-orang munafik? Orang-orang seperti itu sama sekali tidak bermoral, tidak memiliki hati nurani atau nalar. Kualitas paling dasar yang harus dimiliki seseorang sebagai orang percaya kepada Tuhan adalah hati nurani dan nalar, mereka juga harus mampu menerima kebenaran. Jika mereka bahkan tidak memiliki hati nurani dan nalar, serta sama sekali tidak menerima kebenaran, masih pantaskah mereka menyebut rumah Tuhan sebagai "keluarga kita"? Mereka hanyalah pekerja sementara, dan pelaku pelayanan; mereka milik Iblis dan hampir tidak ada kaitannya dengan rumah Tuhan. Dia tidak mengakui orang-orang seperti itu; di mata-Nya, mereka adalah orang-orang jahat. Ada banyak orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi sama sekali tidak mengejar kebenaran dan tidak menunjukkan kepedulian terhadap urusan rumah Tuhan. Mereka mengabaikan masalah yang dihadapi, mengabaikan tanggung jawabnya, menjauhi saudara-saudari yang sedang dalam kesulitan, dan tidak menunjukkan kebencian terhadap orang-orang yang melakukan hal-hal yang buruk dan merugikan kepentingan rumah Tuhan atau merusak pekerjaan gereja. Mereka tidak memiliki kesadaran dalam hal-hal yang benar dan salah; apa pun yang terjadi di rumah Tuhan tidak menjadi kepeduliannya. Apakah mereka memperlakukan rumah Tuhan sebagai rumahnya sendiri? Jelas tidak. Orang-orang seperti ini tidak pantas untuk menyebut rumah Tuhan sebagai "keluarga kita"; mereka yang melakukannya hanyalah orang-orang munafik. Lalu, siapa yang pantas mengatakan "keluarga kita"? Akhir-akhir ini, Aku melihat ada beberapa orang yang memang cukup baik meskipun jumlahnya sedikit. Sebanyak apa pun kebenaran yang mereka pahami, atau setinggi apa pun tingkat pertumbuhan atau iman mereka, orang-orang ini sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, dapat melaksanakan tugas-tugas nyata, dan benar-benar bertanggung jawab dalam tugas apa pun yang dilaksanakan—mereka menunjukkan kemanusiaan. Hanya orang-orang seperti itulah yang benar-benar dapat dianggap sebagai bagian dari rumah Tuhan. Ketika mereka mengatakan "keluarga kita", itu terasa hangat dan tulus. Misalnya, gereja membutuhkan sebuah meja, yang jika dibeli harganya enam atau tujuh ratus yuan, kemudian ada saudara-saudari yang berkomentar, "Itu terlalu mahal. Kita bisa menghemat banyak uang dengan membeli kayu dan membuatnya sendiri. Itu akan berfungsi sama baiknya, tidak ada bedanya." Bagaimana perasaan-Ku setelah mendengar hal ini? Aku merasa sedikit tersentuh, "Orang-orang ini tidak jahat; mereka tahu cara menghemat uang untuk rumah Tuhan." Orang-orang seperti itu jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang suka menghambur-hamburkan persembahan. Setidaknya, mereka memiliki sedikit hati nurani dan nalar, serta sedikit rasa kemanusiaan. Ada orang-orang yang menyebabkan kerugian ratusan atau ribuan yuan bagi rumah Tuhan tanpa menyadarinya, bahkan mengatakan itu bukanlah urusannya tanpa merasa bersalah sedikit pun. Sebaliknya, ada juga yang berkata, "Menghemat sepuluh atau delapan yuan pun berharga. Kita tidak perlu menghabiskan uang untuk hal-hal yang dapat kita selesaikan sendiri. Kita harus menghemat semampu kita. Tidak perlu mengeluarkan uang yang tidak perlu dikeluarkan. Sudah sepatutnya kita menanggung sedikit kesulitan dan kerja keras." Orang yang dapat mengatakan hal-hal seperti itu adalah mereka yang memiliki hati nurani dan nalar, memiliki kemanusiaan yang normal, dan benar-benar selaras dengan rumah Tuhan. Orang-orang inilah yang pantas menyebut rumah Tuhan sebagai "keluarga kita" karena mereka memikirkan kepentingan rumah Tuhan. Ada orang-orang yang sama sekali tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan. Apakah mereka tidak mampu memikirkannya? Ketika menyangkut kehidupannya sendiri, mereka sangat hemat, menyesalkan setiap sen yang dikeluarkan, selalu ingin membeli barang-barang yang termurah dan paling praktis, menghemat di mana pun mereka bisa, bahkan menawar harga, menghitung dengan cermat, jelas-jelas ahli dalam mengelola kehidupannya. Namun, ketika harus melakukan sesuatu untuk rumah Tuhan, mereka tidak bertindak seperti itu. Mereka menghamburkan uang rumah Tuhan secara sembarangan, membelanjakannya sesuka hati, seolah-olah tidak menghabiskannya akan sia-sia. Bukankah ini tanda sifat yang buruk? Orang-orang seperti itu sangat egoistis, tidak memikirkan rumah Tuhan sama sekali, hanya berusaha untuk memuaskan dirinya sendiri. Mereka berharap dapat masuk ke kerajaan surga dan memperoleh berkat besar dengan usaha yang seminimal mungkin. Orang-orang yang egoistis dan tercela seperti itu masih memiliki ambisi dan keinginan yang begitu besar; ini menunjukkan betapa buruknya sifat dan moral mereka!

Apakah pada dasarnya kita telah sepenuhnya membahas perwujudan antikristus yang berperilaku secara licik, serta bersikap sewenang-wenang dan diktatorial dalam persekutuan kita? (Ya.) Jika demikian, mari kita rangkum. Antikristus yang melakukan segala sesuatu secara licik, serta bertindak secara sewenang-wenang dan diktatorial adalah dua perilaku yang berbeda, tetapi sama-sama penting dan bersamaan, yang umum terlihat pada mereka. Perwujudan ini menyingkapkan dua watak utama antikristus—kejahatan dan kekejaman; keduanya jahat dan kejam. Terkadang, engkau mungkin tidak melihat sisi kejam mereka, tetapi engkau dapat melihat sisi jahatnya. Mereka mungkin bertindak lembut sehingga sulit untuk melihat perilakunya yang memaksa atau kasar. Di luarnya, mereka tidak terlihat garang, mereka juga tidak memaksamu untuk melakukan apa pun, tetapi mereka menjeratmu dengan berbagai cara jahat, perlahan menarikmu ke dalam kendalinya, membuatmu melayani tujuannya—dan dengan demikian, engkau pun dieksploitasi olehnya. Tanpa sadar, engkau terjebak dalam perangkapnya, dengan sukarela tunduk pada manipulasi dan permainannya. Bagaimana mereka dapat menimbulkan konsekuensi seperti itu? Antikristus sering kali menggunakan pernyataan dan argumen yang benar untuk mengarahkan, memengaruhimu, mendorongmu untuk melakukan sesuatu, membuatmu merasa bahwa semua yang mereka katakan benar, engkau harus melaksanakannya dan engkau harus melakukannya dengan cara tersebut, jika tidak, engkau akan merasa seperti menentang kebenaran, merasa bahwa tidak mematuhi mereka berarti memberontak terhadap Tuhan. Dengan demikian, engkau dengan sukarela mematuhi mereka. Apa hasil akhirnya? Meskipun orang-orang mengikuti perkataan mereka dan menerapkan apa yang dikatakan, apakah antikristus memahami kebenaran? Apakah hubungan mereka dengan Tuhan makin dekat atau makin jauh? Ketika menghadapi masalah, orang-orang itu tidak hanya gagal datang di hadirat Tuhan dan berdoa kepada-Nya, tetapi juga tidak tahu bagaimana mencari prinsip-prinsip kebenaran dalam firman Tuhan, dan juga tidak tahu bagaimana memahami maksud dan tuntutan-Nya. Sebaliknya, mereka justru membuat pernyataan yang tidak masuk akal dengan berkata, "Aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, dan terutama mengandalkan para pemimpin untuk dukungan dan perbekalan. Apa pun yang terjadi, selama para pemimpin memberikan persekutuan, pasti ada jalan ke depan. Tanpa pemimpin, aku tidak akan bisa melakukannya." Mereka telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun dan tingkat pertumbuhannya hanya seperti itu, masih tidak dapat berjalan tanpa pemimpin. Bukankah itu menyedihkan? Apa makna tersirat dari perkataan tersebut? Artinya mereka tidak tahu bagaimana berdoa kepada Tuhan, bergantung kepada-Nya, memandang kepada-Nya, atau makan dan minum firman-Nya. Semua hal tersebut harus didukung oleh para pemimpin agar mereka dapat mengerti; pemimpin menggantikan Tuhan dalam iman mereka. Dapat dikatakan bahwa kepercayaan orang seperti itu kepada Tuhan sebenarnya adalah kepercayaan kepada pemimpinnya. Mereka mendengarkan semua yang dikatakan pemimpin, dan memercayai apa pun yang dikatakan. Jadi, siapa yang sebenarnya mereka percayai, ikuti, dan taati—Tuhan atau pemimpin? Bukankah ini seperti orang-orang beragama yang mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi sebenarnya, memercayai, mengikuti, dan bergantung kepada pendeta mereka? Bukankah ini berarti mereka dikendalikan oleh manusia? Engkau memuja pemimpin, mendengarkan mereka dalam segala hal. Ini berarti memercayai dan mengikuti manusia, dikekang dan dikendalikan oleh manusia. Tuhan telah berbicara dengan sangat gamblang, tetapi engkau tidak dapat memahami firman-Nya dan juga tidak tahu bagaimana menerapkannya. Namun, ketika setan dan Iblis berbicara hanya beberapa patah kata, mengapa engkau bisa langsung mengerti? Apa yang sebenarnya kaupahami? Terkadang, engkau hanya memahami peraturan atau doktrin—apakah itu berarti engkau memahami kebenaran? (Tidak.) Itu bukanlah memahami kebenaran; itu artinya engkau telah disesatkan. Itulah yang sebenarnya terjadi.

Dalam perwujudan antikristus yang berperilaku licik serta bersikap sewenang-wenang dan diktatorial, watak utama mereka adalah kejahatan dan kekejaman. Di mana kejahatan mereka terwujud? Kejahatan itu terwujud dalam perilakunya yang licik. Di mana kekejaman mereka muncul? (Dalam bersikap sewenang-wenang dan diktatorial.) Kekejaman itu terutama tampak dalam sikap mereka yang sewenang-wenang dan diktatorial, serta dalam memaksa orang lain untuk mematuhinya; pemaksaannya menyiratkan watak yang kejam. Tuhan menuntut manusia untuk tunduk kepada-Nya dan kepada kebenaran. Bagaimana Tuhan bekerja? Setelah Tuhan mengungkapkan firman-Nya, Dia memberi tahu manusia bahwa hal terpenting dalam percaya kepada Tuhan adalah mereka harus tunduk pada kebenaran dan firman Tuhan. Engkau tahu kebenaran ini, tahu bahwa ungkapan ini benar, tetapi mengenai apakah engkau tunduk dan cara engkau tunduk, bagaimana sikap Tuhan? Engkau memiliki kehendak bebas, hak untuk memilih. Jika engkau ingin tunduk, engkau tunduk; jika engkau tidak ingin tunduk, engkau tidak harus tunduk. Namun, konsekuensi apa yang mungkin ditimbulkan karena tidak tunduk? Apa yang Tuhan periksa dalam diri manusia, dan apa kesimpulan-Nya tentang mereka? Dalam persoalan ini, Tuhan tidak melakukan hal-hal tambahan. Dia tidak memperingatkanmu, mengancammu, atau memaksamu sehingga membuatmu membayar harga atau menghukummu karenanya. Tuhan tidak bertindak dengan cara seperti itu. Selama periode ketika Tuhan menyelamatkan manusia, ketika Dia mengungkapkan firman untuk membekali manusia, Tuhan membiarkan manusia melakukan kesalahan, menempuh jalan yang salah, dan membiarkan manusia memberontak terhadap-Nya dan melakukan hal-hal yang bodoh. Namun, melalui firman-Nya dan beberapa metode kerja-Nya, Tuhan secara bertahap membuat manusia memahami apa saja tuntutan-Nya, apa itu kebenaran, dan apa yang benar dan apa yang salah—misalnya, melalui pemangkasan, hajaran, pendisiplinan, dan juga melalui nasihat. Terkadang, Dia memberimu sedikit kasih karunia, menggerakkan batinmu, atau memberimu sedikit penerangan dan pencerahan sehingga engkau mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, apa sebenarnya tuntutan Tuhan, posisi apa yang harus diambil manusia, dan apa yang harus diterapkan oleh manusia. Dengan membuatmu mengerti, Dia juga memberimu pilihan. Jika engkau berkata, "Aku akan memberontak, aku akan bersikap keras kepala, aku tidak ingin memilih apa yang benar, aku tidak ingin setia, aku hanya ingin bertindak seperti ini!" Itu berarti pada akhirnya, engkau bertanggung jawab atas tempat tujuan dan kesudahanmu sendiri. Engkau harus bertanggung jawab atas tindakanmu dan membayar harganya; Tuhan tidak melakukan apa pun dalam hal ini. Tuhan itu adil dan benar. Jika engkau bertindak sesuai dengan tuntutan-Nya dan menjadi orang yang tunduk kepada-Nya, atau sebaliknya, jika engkau tidak bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan dan bukan orang yang tunduk kepada-Nya, itu berarti dalam kedua kasus tersebut, ke mana pun tujuanmu, Tuhan telah menentukannya jauh sebelumnya. Tuhan tidak perlu melakukan hal tambahan. Bukan berarti jika engkau tidak bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan hari ini, Dia akan mendisiplinkan, menghajar, atau menghukummu, dan mendatangkan bencana atasmu—Tuhan tidak bekerja dengan cara seperti itu. Bagi Tuhan, Dia menuntut manusia untuk tunduk hanya untuk membuat mereka memahami kebenaran tentang ketundukan; tidak ada unsur "paksaan". Tuhan tidak memaksa manusia untuk tunduk atau menerapkan aspek kebenaran ini. Oleh karena itu, dengan cara Tuhan, baik saat Dia mengatur manusia, mengatur nasib mereka, memimpin mereka, maupun memberinya kebenaran, semua tindakan ini dilakukan tanpa paksaan dan juga bukan suatu keharusan. Jika engkau bertindak berdasarkan firman Tuhan, engkau akan secara bertahap makin memahami kebenaran, dan keadaan di hadirat Tuhan akan terus membaik—engkau akan mempertahankan keadaan yang baik, dan Tuhan juga akan mencerahkanmu dalam aspek-aspek kehidupan sehari-hari yang tidak kaupahami. Namun, jika engkau tidak menerapkan kebenaran, tidak tunduk kepada Tuhan, dan tidak bersedia mengejar kebenaran, apa yang kauperoleh akan sangat terbatas. Inilah perbedaan mencolok antara keduanya. Tuhan tidak memihak; Dia adil terhadap setiap orang. Ada orang-orang yang berkata, "Bukankah aku akan menerapkannya jika Tuhan memaksaku?" Tuhan tidak memaksa manusia; itu adalah tindakan Iblis. Tuhan tidak bekerja dengan cara seperti itu. Jika engkau hanya bisa tunduk kepada Tuhan saat dipaksa, lalu engkau itu apa? Apakah engkau benar-benar tunduk kepada Tuhan? Itu bukanlah jenis ketundukan yang Tuhan inginkan. Ketundukan yang Tuhan maksud adalah ketika seseorang, berdasarkan pemahamannya akan kebenaran, dengan sukarela menerapkan firman Tuhan berdasarkan hati nurani dan nalar. Inilah makna hakiki dari ketundukan. Ketundukan tidak melibatkan paksaan, pembatasan, ancaman, atau bentuk ikatan atau kendali apa pun. Oleh karena itu, ketika engkau merasa sangat terikat atau dikekang dalam suatu hal, itu tentu saja bukan pekerjaan Tuhan. Di satu sisi, itu mungkin berasal dari pemikiranmu sendiri atau pemahaman yang menyimpang dan kekangan yang engkau buat sendiri. Di sisi lain, bisa jadi ada orang yang berusaha mengekangmu dengan menggunakan peraturan, argumen, atau teori yang kedengarannya masuk akal untuk mengekangmu, yang menyebabkanmu penyimpangan dalam pemikiranmu. Ini menunjukkan adanya masalah dalam pemahamanmu. Jika engkau merasa rela dan dengan suka cita tunduk kepada Tuhan, itu berasal dari pekerjaan Roh Kudus, kemanusiaan sejati, serta hati nurani dan nalar.

Di rumah Tuhan, ada sebagian orang yang tidak tunduk pada kebenaran, tidak tunduk pada pengaturan kerja rumah Tuhan, dan tidak tunduk pada pengaturan gereja. Bagaimana rumah Tuhan menangani hal ini? Apakah ada metode penerapan paksa yang digunakan untuk menyelesaikannya? Sebagai contoh, jika seorang pemimpin tidak melakukan pekerjaan nyata, tidak bekerja sesuai dengan pengaturan kerja, tidak menerapkan kebenaran, atau tidak mampu melakukan pekerjaan nyata, bagaimana rumah Tuhan menanganinya? (Rumah Tuhan menggantinya.) Mereka langsung diganti, tetapi apakah mereka dikeluarkan? (Tidak.) Mereka yang tidak melakukan kejahatan, tidak akan dikeluarkan. Mengenai saudara-saudari biasa, jika mereka diatur untuk melaksanakan tugas tertentu dan mereka menolak, apakah ini dianggap tidak tunduk? Jika mereka menolak, orang lain bisa ditugaskan; apakah ada yang akan dipaksa untuk melaksanakan tugas? (Tidak.) Tidak ada paksaan. Jika setelah mempersekutukan kebenaran, mereka bersedia menerima dan tunduk, berarti itu tidak menjadi masalah. Itu tidak dianggap sebagai paksaan; ini adalah pengaturan bagi mereka untuk melaksanakan tugas tersebut berdasarkan persetujuan dan kemauannya sendiri. Sebagai contoh, ada orang-orang yang suka memasak, tetapi ditugaskan untuk membersihkan, lalu mereka berkata, "Jika aku diminta untuk membersihkan, aku akan membersihkan. Aku tunduk pada pengaturan rumah Tuhan." Apakah ada pemaksaan di sini? Apakah ada pemaksaan terhadap keinginan seseorang? (Tidak.) Ini diatur berdasarkan kesediaan dan ketundukan mereka tanpa menempatkan seseorang dalam situasi yang sulit atau memaksa siapa pun untuk melaksanakan sesuatu. Mungkin juga ada kasus di mana untuk tugas tertentu, tidak ada seorang pun yang dapat ditemukan, dan engkau diatur untuk mengisinya sementara; engkau secara pribadi mungkin tidak bersedia, tetapi ini adalah kebutuhan untuk pekerjaan tersebut, ini adalah kasus khusus. Engkau adalah anggota rumah Tuhan, engkau mengambil bagian dari makanan dari rumah Tuhan dan melaksanakan tugasmu di sana—karena engkau mengakui dirimu sebagai seseorang yang memercayai dan mengikuti Tuhan, tidak bisakah engkau memberontak terhadap dagingmu dalam hal kecil ini? Ini bahkan tidak benar-benar dianggap sebagai ketundukan atau kesulitan; ini hanya sementara, tidak memintamu untuk melaksanakan tugas tersebut dalam jangka panjang. Ada orang-orang yang mengeluh bahwa pekerjaan yang diberikan kepada mereka kotor dan melelahkan, dan mereka tidak bersedia melakukannya. Jika mereka mengungkapkan hal tersebut, mereka akan segera dipindahkan tugasnya. Namun, jika mereka hanya mengungkapkannya secara lisan, tetapi sebenarnya bersedia untuk tunduk dan rela menderita, berarti mereka harus terus melaksanakan tugasnya. Apakah cara ini tepat? (Ya.) Apakah prinsip ini benar? (Ya.) Rumah Tuhan tidak pernah memaksa siapa pun melawan keinginannya. Ada situasi lain di mana sebagian orang, dalam tugas apa pun yang mereka laksanakan, bersikap malas, tidak bertanggung jawab, dan tidak memiliki kesetiaan. Terkadang, mereka bahkan diam-diam melakukan hal-hal yang buruk. Ketika mereka tidak melaksanakan tugas dengan baik, mereka membuat alasan, mengeklaim bahwa tugas itu tidak cocok untuknya, bukan keahliannya, atau mereka tidak memahami bidang tersebut. Namun, sebenarnya, semua orang melihat dengan jelas bahwa kegagalan mereka untuk bekerja dengan baik bukan karena alasan-alasan tersebut. Bagaimana seharusnya orang-orang seperti ini ditangani? Jika mereka meminta untuk melaksanakan tugas di tempat lain, apakah ini harus disetujui? (Tidak.) Lalu apa yang harus dilakukan? Orang-orang seperti itu tidak pantas untuk melaksanakan tugas; mereka melaksanakannya dengan enggan dan tanpa sikap yang benar, jadi mereka harus diberhentikan. Ada tipe lain dari orang yang menjadi sulit dan menolak begitu mereka diminta untuk melaksanakan tugas. Mereka benar-benar tidak mau dan berkeberatan, hampir tidak bisa menyembunyikan rasa tidak puasnya, dan berpikir, "Aku akan tetap di sini dan bertahan selama beberapa tahun, dan entah di mana aku akan berakhir setelah itu!" Orang-orang dengan maksud seperti ini seharusnya tidak diizinkan untuk melaksanakan tugas, sekalipun mereka ingin melaksanakan tugas yang lain, itu pun tidak diperbolehkan. Kasus-kasus seperti itu harus ditangani dengan tegas. Mengapa demikian? Karena esensi mereka terlihat jelas—orang-orang yang memahaminya mengatakan mereka adalah pengikut yang bukan orang percaya; orang-orang di sekitarnya juga mengatakan mereka tidak pantas untuk melaksanakan tugas. Orang seperti itu adalah orang tidak percaya dan harus dikeluarkan. Jika tidak, mereka hanya akan menyebabkan gangguan, melakukan perbuatan jahat, dan merugikan umat pilihan Tuhan di dalam gereja, yang tentu saja tidak bisa diterima. Kasus-kasus seperti ini harus ditangani berdasarkan prinsip-prinsip tentang bagaimana memperlakukan mereka yang melaksanakan tugas di gereja; sikap tidak rela mereka bukanlah faktor penyebabnya. Apakah ini pemaksaan? Ini bukan pemaksaan; ini bertindak berdasarkan prinsip, menegakkan kepentingan dan pekerjaan rumah Tuhan. Ini tentang mengeluarkan para pengikut yang bukan orang percaya dan mereka yang hanya ada di sana untuk menumpang di rumah Tuhan. Jika engkau ingin menumpang, lakukanlah di tempat lain, bukan di sini. Rumah Tuhan bukanlah tempat untuk bermalas-malasan; rumah Tuhan tidak mendukung para pemalas. Mengerti?

Ada beberapa antikristus yang sangat pandai menyembunyikan dirinya, hanya tersenyum tanpa berbicara ketika mereka melihat sesuatu, tetap diam dalam banyak hal, berpura-pura memiliki wawasan yang mendalam, dan tidak menunjukkan sikap apa pun. Ketika engkau pertama kali berinteraksi dengan mereka, tidak mudah untuk mengetahui yang sebenarnya tentang mereka; engkau bahkan mungkin berpikir mereka mengesankan dan luar biasa. Bagaimana engkau mengidentifikasi antikristus seperti ini? Engkau harus memperhatikan dengan saksama dan mengamati apa yang benar-benar mereka sukai, apa yang menjadi fokusnya, apa yang menarik minat mereka, dan dengan siapa mereka berinteraksi. Dengan mengamati aspek-aspek tersebut, engkau bisa memperoleh pemahaman tentang mereka. Selain itu, ada satu hal yang perlu engkau semua ketahui: Apa pun tingkat seorang pemimpin atau pekerja, jika engkau memuja mereka karena mereka memahami sedikit kebenaran dan memiliki beberapa karunia dan yakin bahwa mereka memiliki kenyataan kebenaran, dan dapat membantumu, dan jika engkau mengagumi dan bergantung pada mereka dalam segala hal, dan melalui hal ini, engkau berusaha memperoleh keselamatan, ini berarti engkau bodoh dan tidak mengerti. Pada akhirnya, semuanya ini akan sia-sia, karena titik awalmu pada dasarnya salah. Sebanyak apa pun kebenaran yang seseorang pahami, dia tidak dapat menggantikan Kristus, dan sebanyak apa pun karunia seseorang, ini bukan berarti dia memiliki kebenaran—oleh karena itu, semua orang yang memuja, mengagumi, dan mengikuti manusia lainnya pada akhirnya akan disingkirkan dan dikutuk. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan hanya boleh mengagumi dan mengikuti Tuhan. Para pemimpin dan pekerja, apa pun tingkat jabatan mereka, tetaplah orang biasa. Jika engkau memandang mereka sebagai atasan langsungmu, jika engkau merasa bahwa mereka lebih tinggi darimu, bahwa mereka lebih hebat atau lebih cakap daripada dirimu, dan bahwa mereka seharusnya memimpinmu, bahwa mereka terlihat lebih unggul dalam segala sesuatu bila dibandingkan dengan orang lain, maka engkau keliru—itu adalah khayalanmu. Dan apa akibatnya jika inilah yang menjadi khayalanmu? Ini akan membuatmu secara tidak sadar mengukur pemimpinmu dengan menggunakan persyaratan yang tidak realistis, dan engkau tak akan mampu memperlakukan masalah dan kekurangan yang mereka miliki dengan benar; pada saat yang sama, tanpa kausadari, engkau juga akan sangat tertarik pada apa yang disebut gaya khas, karunia dan bakat mereka, sedemikian rupa hingga sebelum engkau menyadarinya, engkau memuja mereka, dan mereka menjadi tuhanmu. Jalan itu, dari sejak mereka mulai menjadi panutanmu, objek pemujaanmu, sampai saat engkau menjadi salah satu pengikut mereka, adalah jalan yang akan membuatmu secara tidak sadar menjauh dari Tuhan. Dan bahkan saat engkau secara berangsur-angsur menjauh dari Tuhan, engkau akan tetap merasa yakin bahwa engkau sedang mengikuti Tuhan, bahwa engkau sedang berada di rumah-Nya, bahwa engkau berada di hadirat-Nya, padahal sebenarnya, engkau telah ditarik menjauh oleh kaki tangan Iblis, oleh antikristus. Engkau bahkan tidak akan merasakannya. Ini adalah keadaan yang sangat berbahaya. Untuk menyelesaikan masalah ini, di satu sisi, engkau harus memiliki kemampuan untuk mengenali esensi natur antikristus, dan wajah buruk antikristus yang sebenarnya yang membenci kebenaran dan menentang Tuhan; selain itu, engkau juga harus mampu mengenali teknik yang lazim antikristus gunakan untuk menyesatkan dan menjerat orang, serta cara mereka melakukan segala sesuatu. Di sisi lain, engkau harus mengejar pengenalan akan watak dan esensi Tuhan. Engkau harus mengerti dengan jelas bahwa hanya Kristuslah kebenaran, jalan, dan hidup, bahwa memuja manusia mana pun akan mendatangkan malapetaka dan kemalangan atas dirimu. Engkau harus percaya bahwa hanya Kristus yang mampu menyelamatkan manusia, dan engkau harus mengikuti dan tunduk kepada Kristus dengan iman yang mutlak. Hanya ini yang adalah jalan yang benar dalam hidup manusia. Beberapa orang mungkin berkata: "Yah, aku memang punya alasanku sendiri untuk memuja para pemimpin—dalam hatiku, aku tentu saja memuja siapa pun yang berbakat. Aku memuja pemimpin mana pun yang sejalan dengan gagasanku." Mengapa engkau bersikeras memuja manusia meskipun engkau percaya kepada Tuhan? Pada akhirnya, siapakah yang akan menyelamatkanmu? Siapakah yang benar-benar mengasihimu dan melindungimu—tidak dapatkah engkau benar-benar menyadarinya? Jika engkau percaya kepada Tuhan dan mengikuti-Nya, engkau harus mengindahkan firman-Nya, dan jika seseorang berbicara dan bertindak dengan benar, dan itu sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, hanya tunduk pada kebenaran, bukankah sesederhana itu? Mengapa engkau begitu hina? Mengapa engkau bersikeras mencari seseorang yang kaupuja untuk diikuti? Mengapa engkau suka menjadi budak Iblis? Mengapa tidak menjadi hamba kebenaran saja? Dalam hal ini, dapat dilihat apakah seseorang itu memiliki nalar dan martabat atau tidak. Engkau harus memulai dengan dirimu sendiri: perlengkapilah dirimu dengan berbagai macam kebenaran, mampukanlah dirimu mengenali berbagai perwujudan dari berbagai hal dan orang, ketahuilah natur dari berbagai perilaku orang dan watak apa yang tersingkap dalam diri mereka, belajarlah membedakan esensi dari berbagai jenis orang, pahamilah dengan jelas orang seperti apa yang ada di sekitarmu, orang seperti apa dirimu, dan orang seperti apa pemimpinmu. Setelah engkau memahami semua ini dengan jelas, engkau akan mampu memperlakukan orang-orang ini dengan cara yang benar, sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran: jika mereka adalah saudara-saudari, engkau akan memperlakukan mereka dengan kasih; jika mereka bukan saudara-saudari, melainkan orang jahat, antikristus, atau pengikut yang bukan orang percaya, engkau akan menjaga jarak dan meninggalkan mereka. Dan jika mereka adalah orang-orang yang memiliki kenyataan kebenaran, meskipun engkau mungkin mengagumi mereka, engkau tidak akan memuja mereka. Tak seorang pun bisa menggantikan Kristus; hanya Kristuslah Tuhan yang nyata. Hanya Kristus yang dapat menyelamatkan manusia, dan hanya dengan mengikuti Kristus, barulah engkau dapat memperoleh kebenaran dan kehidupan. Jika engkau dapat memahami hal-hal ini dengan jelas, berarti engkau memiliki tingkat pertumbuhan dan kecil kemungkinan engkau akan disesatkan oleh antikristus, dan engkau juga tidak perlu takut disesatkan oleh antikristus.

Ada orang-orang yang menjadi khawatir ketika melihat antikristus tertentu disingkapkan dan disingkirkan, dengan berkata, "Meskipun di luarnya, antikristus tidak terlihat seperti orang jahat, mengapa setelah mengidentifikasi hal-hal yang mereka lakukan, antikristus ternyata sangat jahat? Tampaknya antikristus memang sangat licik. Namun, kualitasku buruk, dan jika aku bertemu dengan antikristus seperti itu lagi, aku khawatir aku tidak akan dapat mengidentifikasinya. Bagaimana aku harus bersikap waspada terhadap antikristus?" Sekalipun kualitasmu buruk, engkau tidak perlu selalu khawatir akan disesatkan atau selalu berpikir tentang cara untuk bersikap waspada terhadap mereka. Engkau hanya perlu fokus untuk memahami kebenaran, membaca lebih banyak firman Tuhan, dan ketika engkau punya waktu, renungkan dengan serius perbuatan jahat yang dilakukan oleh antikristus, tanyakan pada dirimu sendiri, "Di mana letak kejahatan mereka? Apa yang mendorong mereka untuk melakukan kejahatan seperti itu? Dapatkah orang biasa melakukan kejahatan seperti itu? Bagaimana mereka yang memahami kebenaran mengidentifikasinya? Bagaimana aku mengidentifikasinya?" Begitu engkau melihat dengan jelas esensi manusia melalui firman Tuhan, engkau akan memahami segalanya. Begitu engkau selalu memikirkan semua hal ini, engkau secara tidak sadar akan belajar untuk mengidentifikasi, dan dengan sendirinya, engkau akan mampu mengidentifikasinya ketika berhadapan lagi dengan antikristus yang berusaha menyesatkan orang. Ini memerlukan banyak pengalaman; itu bukan sesuatu yang dapat kaupelajari hanya dengan mendengarkan lebih banyak khotbah. Ini seperti mendapatkan pengalaman di masyarakat setelah terlalu banyak dimanfaatkan atau menderita begitu banyak kerugian—"jatuh ke dalam lubang, memperoleh keuntungan dalam kecerdasanmu". Itu ide yang sama. Dalam kepercayaan kita kepada Tuhan, yang penting adalah memahami kebenaran. Makin banyak kebenaran yang kaupahami, makin jelas pula engkau memahami segala sesuatu. Jika engkau tidak memahami kebenaran, bahkan memiliki pengetahuan pun tidak ada gunanya. Dengan pengetahuan saja, engkau tidak dapat mengetahui yang sebenarnya; pandanganmu sama dengan pandangan orang-orang sekuler, dan pendapatmu akan dipenuhi omong kosong dan kekeliruan. Jangan khawatir jika engkau tidak dapat mengetahui yang sebenarnya tentang beberapa orang saat ini. Setelah memahami kebenaran, dengan sendirinya engkau akan memperoleh kemampuan untuk mengidentifikasi. Untuk saat ini, fokuslah saja pada pelaksanaan tugasmu dengan baik, makan dan minum lebih banyak firman Tuhan, dan renungkan lebih banyak tentang kebenaran. Ketika tiba saatnya engkau memahami kebenaran, engkau akan mampu mengenali orang. Hanya dengan mengamati perilaku seseorang, engkau akan memiliki gambaran apa yang terjadi pada orang tersebut; hanya dengan mendengarkan seseorang melaporkan suatu masalah, engkau akan mampu memahami esensi dari masalah tersebut; dan hanya dengan mendengar pemikiran dan sudut pandang seseorang, engkau akan mengetahui tingkat pertumbuhannya. Tanpa banyak usaha, engkau akan mampu memahami seseorang atau segala permasalahan—ini adalah hasil dari memahami kebenaran. Namun, jika engkau tidak mengejar kebenaran, tetapi justru mengandalkan imajinasimu untuk menilai orang, memujanya, bergantung padanya, dan menyanjungnya tanpa pertimbangan, dan jika engkau tidak mengikuti jalan mengejar kebenaran, apa yang akan menjadi hasil akhirnya? Siapa saja bisa menyesatkanmu; engkau tidak akan mampu mengidentifikasi semua orang, bahkan antikristus yang paling jelas sekalipun. Mereka akan mempermainkanmu dan engkau akan tetap mengagumi kemampuannya, mengikutinya setiap hari. Dengan demikian, engkau benar-benar orang yang bingung, dan dapat dikatakan dengan pasti bahwa engkau percaya kepada tuhan yang samar, bukan Tuhan yang nyata, dan tentu engkau bukan orang yang mengejar kebenaran.

Ada orang-orang yang meskipun telah mendengarkan sejumlah khotbah tentang mengidentifikasi antikristus, tetap tidak mampu mengidentifikasinya. Mereka hanya memahami beberapa metode untuk mengidentifikasi, tetapi tidak memiliki pengalaman nyata. Ketika mereka benar-benar menghadapi perbuatan jahat antikristus, mereka gagal mengidentifikasinya lagi. Meskipun mereka tidak mampu mengidentifikasi antikristus setelah mendengarkan khotbah, mereka membandingkan dirinya dengan apa yang telah didengar dan makin mulai merasa menyerupai antikristus. Akhirnya, mereka mulai meyakini bahwa mereka sendiri adalah antikristus. Tidak ada yang salah dengan cara mengidentifikasi semacam ini. Mereka sepenuhnya memahami perincian dalam mengidentifikasi antikristus, tetapi mereka hanya kurang dalam prinsip untuk mendefinisikan dengan tepat. Ini bukan masalah besar; ini menunjukkan bahwa mendengarkan khotbah-khotbah itu sudah efektif. Meskipun mereka belum mengidentifikasi antikristus yang sesungguhnya, mereka telah mengidentifikasi diri sendiri, yang juga merupakan hal yang baik. Mereka terlebih dahulu menyelamatkan diri sendiri dan menghindari menjadi antikristus, yang merupakan hasil yang bermanfaat dari mendengarkan khotbah-khotbah yang menyingkapkan antikristus tersebut. Mampu mengidentifikasi diri sendiri sebagai antikristus tidaklah mudah; kemampuan untuk mengidentifikasi semacam itu melibatkan pengamatan yang cermat, dan Aku yakin ini sudah termasuk memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi. Mengidentifikasi diri sendiri mulai dari sekarang adalah hal yang baik; belum terlambat untuk melakukannya. Jika engkau telah melakukan kejahatan atau menyebabkan bencana dan kemudian didefinisikan sebagai antikristus, itu akan terlambat. Jika engkau saat ini mampu mengidentifikasi dirimu sendiri, paling-paling, itu berarti engkau menunjukkan sifat-sifat yang mirip dengan antikristus, engkau sedang menempuh jalan antikristus, dan engkau telah memilih jalan yang salah—engkau hanya bisa didefinisikan dengan cara ini. Masih ada waktu untuk mengubah arah, tetapi berbahaya jika engkau memilih untuk tidak melakukannya. Topik tentang mengidentifikasi antikristus telah dipersekutukan berkali-kali, dan sekarang ada orang-orang yang benar-benar mampu mengidentifikasinya. Mereka mampu mengidentifikasi watak antikristus yang mereka perlihatkan, yang merupakan sebuah kemajuan dan membuktikan bahwa mereka telah memperoleh kemampuan mengidentifikasi. Jika mereka mampu lebih jauh membedakan antara mereka yang memiliki esensi natur antikristus dan mereka yang hanya memiliki watak antikristus, itu artinya mereka akan sepenuhnya memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi. Ini adalah sesuatu yang akan segera tercapai, jadi tidak perlu merasa cemas. Jika orang dapat mengidentifikasinya watak antikristusnya sendiri, mengenali apakah mereka sedang menempuh jalan antikristus, dan memahami apa esensi natur antikristus, itu berarti mereka telah belajar cara mengidentifikasi antikristus. Mampu mengidentifikasi antikristus bukan bergantung pada berapa lama seseorang telah percaya kepada Tuhan, melainkan pada apakah seseorang dapat berusaha memperoleh kebenaran dan memahaminya. Ada orang-orang yang telah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan dan telah mendengarkan banyak khotbah tentang menyingkapkan antikristus, tetapi watak dan perwujudan antikristus mereka sama sekali tidak berubah. Seperti apa pun Aku mempersekutukan kebenaran, mereka tetap tidak menyadarinya. Mereka mungkin mengidentifikasi diri mereka dengan isi persekutuan saat itu, tetapi ketika tiba saatnya mengambil tindakan atau melaksanakan tugas, mereka kembali ke kebiasaan lamanya. Bukankah ini menyusahkan dan berbahaya bagi mereka? Sangat berbahaya! Seperti apa pun Aku bersekutu, betapa pun menyesal atau kesalnya perasaan mereka pada saat mendengarkan Aku, mereka tetap tidak berubah sesudahnya. Mereka tidak merenungkan mengapa mereka selalu mempromosikan dan membina orang-orang yang suka menyanjung dan memuji, mereka juga tidak merenungkan mengapa mereka memperlakukan orang lain bukan berdasarkan prinsip, melainkan menurut keinginannya sendiri. Mereka tidak merasa muak dengan orang-orang yang mereka sukai sekalipun mereka jahat atau buruk, dan terus mempromosikan dan memakainya. Terlebih lagi, mereka tidak merenungkan mengapa mereka sama sekali tidak mengejar kebenaran dan mulai menempuh jalan antikristus. Melakukan begitu banyak kejahatan tanpa perenungan atau perubahan yang nyata adalah berbahaya. Dalam beberapa pertemuan baru-baru ini, persekutuan telah membahas tentang mengungkap watak dan esensi antikristus. Watak antikristus lebih tersembunyi dan jahat daripada watak rusak yang umum terlihat. Antikristus menolak kebenaran, membenci kebenaran, sama sekali tidak dapat menerima kebenaran, atau penghakiman dan hajaran Tuhan. Lalu, bagaimana kesudahannya, akhir dari antikristus? Mereka pasti akan disingkirkan. Bagaimana Tuhan menggambarkan antikristus? Mereka adalah orang-orang yang membenci kebenaran dan menentang Tuhan—mereka adalah musuh Tuhan! Menentang kebenaran, membenci Tuhan, dan membenci semua hal yang positif—ini bukanlah kelemahan atau kebodohan sementara yang ditemukan pada orang biasa, juga bukan pengungkapan pemikiran dan sudut pandang yang keliru yang muncul dari kesalahpahaman sesaat; bukan itu persoalannya. Masalahnya, mereka adalah antikristus, musuh Tuhan, membenci semua hal yang positif dan semua kebenaran; mereka adalah orang-orang yang membenci dan menentang Tuhan. Bagaimana Tuhan memandang orang-orang seperti itu? Dia tidak menyelamatkan mereka! Orang-orang ini merendahkan dan membenci kebenaran, mereka memiliki esensi natur antikristus. Apakah engkau semua memahami hal ini? Apa yang sedang disingkapkan di sini adalah kejahatan, kekejaman, dan kebencian terhadap kebenaran. Itu adalah watak Iblis yang paling parah di antara watak-watak yang rusak, yang menggambarkan ciri Iblis yang paling khas dan utama, bukan watak-watak rusak yang diperlihatkan oleh manusia biasa yang rusak. Antikristus adalah kekuatan yang memusuhi Tuhan. Mereka dapat mengganggu dan mengendalikan gereja, serta berpotensi untuk merusak dan mengacaukan pekerjaan pengelolaan Tuhan. Ini bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh orang biasa yang memiliki watak yang rusak; hanya antikristuslah yang sanggup melakukan tindakan seperti itu. Jangan remehkan masalah ini.

Semua orang jahat memiliki watak yang jahat. Beberapa kejahatan terungkap melalui watak yang kejam, seperti sering menindas orang yang jujur, memperlakukan mereka dengan sikap yang menyindir atau mengejek, selalu menjadikan mereka bahan lelucon, dan memanfaatkan mereka. Orang jahat menjilat dengan sikap hormat ketika mereka melihat orang jahat lainnya, tetapi ketika mereka melihat orang yang lemah, mereka menginjak-injak mereka dan memperlakukan mereka dengan sewenang-wenang. Mereka adalah orang-orang yang sangat kejam dan sangat jahat. Siapa pun yang menindas atau menekan orang Kristen adalah setan yang menyamar sebagai manusia; mereka adalah binatang tanpa jiwa, dan reinkarnasi setan. Jika di antara kerumunan orang yang jahat ada orang-orang yang tidak menindas orang jujur, tidak menganiaya orang Kristen, yang hanya melampiaskan amarah mereka kepada orang yang merugikan kepentingan mereka, maka orang tersebut dapat dianggap orang yang baik di antara orang-orang tidak percaya. Namun, apa bedanya dengan kejahatan antikristus? Kejahatan antikristus terutama diwujudkan dalam kecenderungan khas mereka untuk bersaing. Mereka berani bersaing dengan Surga, bersaing dengan bumi, dan bersaing dengan orang lain. Mereka bukan saja tidak membiarkan orang lain menindas mereka, tetapi mereka juga menindas dan menghukum orang lain. Setiap hari, mereka memikirkan bagaimana cara menghukum orang. Jika mereka iri terhadap seseorang atau membenci seseorang, mereka tidak akan pernah melepaskan orang tersebut. Inilah kejahatan antikristus. Di mana lagi kejahatan ini dapat terwujud? Kejahatan ini dapat terlihat dari cara mereka yang licik dalam melakukan segala sesuatu, yang sulit dideteksi oleh orang biasa dengan sedikit kecerdasan, sedikit pengetahuan dan pengalaman sosial. Mereka melakukan berbagai hal dengan cara yang sangat licik, dan ini menimbulkan kejahatan; ini bukanlah kecurangan biasa. Mereka dapat berkomplot dan melakukan tipu daya, dan melakukannya dengan keahlian yang lebih tinggi daripada kebanyakan orang. Kebanyakan orang tak mampu bersaing dengan mereka dan tak mampu bertindak dan berbicara dengan efektif kepada mereka. Inilah antikristus itu. Mengapa Kukatakan bahwa orang biasa tak mampu menangani mereka? Karena kejahatan mereka begitu ekstrem sehingga mereka memiliki kemampuan yang hebat untuk menyesatkan orang. Mereka mampu memikirkan segala macam cara untuk membuat orang memuja dan mengikuti mereka. Mereka juga dapat memanfaatkan segala macam orang untuk mengganggu dan merusak pekerjaan gereja. Dalam keadaan seperti itu, rumah Tuhan telah berulang kali mempersekutukan tentang setiap jenis perwujudan, watak, dan esensi antikristus sehingga orang mampu mengenali mereka. Ini perlu dilakukan. Ada orang-orang yang tidak mengerti, dan berkata, "Mengapa kita selalu bersekutu tentang bagaimana mengenali antikristus?" Karena antikristus sangat mampu untuk menyesatkan orang. Mereka mampu menyesatkan banyak orang, seperti wabah mematikan, yang, melalui penularannya, dapat membahayakan dan membunuh banyak orang dalam satu wabah; antikristus sangat menular dan luas jangkauannya, dan tingkat penularan serta kematiannya sangat tinggi. Bukankah ini akibat yang parah? Jika Aku tidak bersekutu seperti ini bersama engkau semua, dapatkah engkau semua terbebas dari penyesatan dan kekangan antikristus? Dapatkah engkau semua benar-benar berpaling kepada Tuhan dan tunduk kepada-Nya? Ini sangat sulit. Ketika orang-orang biasa memperlihatkan watak yang congkak, paling tidak, itu menunjukkan sifat tidak menyenangkan dari kecongkakan mereka. Terkadang mereka membanggakan diri, menampilkan dan memamerkan dirinya, dan terkadang mereka suka memamerkan statusnya dan menceramahi orang lain. Namun, apakah ini yang terjadi dengan antikristus? Di luarnya, mereka mungkin tidak terlihat memamerkan statusnya atau menyukainya, mereka mungkin tidak pernah tampak tertarik pada status, tetapi di dalam hati, mereka memiliki keinginan yang kuat terhadap status. Ini seperti beberapa kaisar atau bangsawan bandit dari orang-orang tidak percaya: ketika berjuang untuk membela negerinya, mereka menderita kesulitan bersama dengan rekan-rekannya, tampak rendah hati dan tidak ambisius. Namun, pernahkah engkau melihat keinginan yang tersembunyi jauh di dalam hatinya? Mengapa mereka sanggup menanggung kesulitan seperti itu? Keinginan merekalah yang menguatkannya. Di dalam dirinya, mereka menyimpan ambisi yang besar, bersedia menanggung penderitaan atau menahan fitnah, pencemaran nama baik, penghinaan, dan cercaan apa pun sehingga suatu hari mereka dapat naik takhta. Bukankah ini licik? Apakah mereka akan memberitahukan ambisi ini kepada semua orang? (Tidak.) Mereka menyembunyikannya dan merahasiakannya. Yang terlihat di luarnya adalah orang yang dapat menanggung apa yang tidak dapat ditanggung orang lain, yang dapat menanggung kesulitan yang tak tertahankan, yang terlihat gigih, tidak ambisius, rendah hati, dan baik terhadap orang-orang di sekitarnya. Namun, pada hari mereka naik takhta dan mendapatkan kekuasaan yang nyata, untuk memperkuat otoritasnya dan mencegah perebutan kekuasaan, mereka membunuh semua orang yang menderita dan berjuang bersamanya. Hanya ketika kebenaran terungkap, barulah orang-orang menyadari betapa curangnya mereka. Ketika engkau memikirkan kembali dan melihat bahwa semua yang mereka lakukan didorong oleh ambisi, engkau mendapati watak mereka adalah watak kejahatan. Taktik apakah ini? Itu adalah kelicikan. Ini adalah watak bagaimana antikristus bertindak. Antikristus dan raja-raja setan yang memegang kekuasaan resmi adalah golongan yang sama; mereka sama sekali tidak akan menderita dan bertahan di gereja tanpa alasan jika tidak memperoleh kekuasaan dan status. Dengan kata lain, orang-orang ini sama sekali tidak puas dengan menjadi pengikut biasa, berkompromi di rumah Tuhan sebagai penyembah Tuhan yang biasa, atau melaksanakan suatu tugas secara diam-diam dan tanpa pamrih; mereka tentu tidak akan bersedia melakukannya. Jika seseorang yang berstatus digantikan karena menempuh jalan antikristus, dan dia berpikir, "Tanpa status sekarang, aku akan bertindak secara terang-terangan sebagai orang biasa, melaksanakan tugas apa pun semampuku; aku tetap dapat percaya kepada Tuhan dengan baik tanpa status." Apakah mereka antikristus? Bukan, orang ini pernah menempuh jalan seorang antikristus, pernah menempuh jalan yang salah karena kebodohan sesaat, tetapi dia bukanlah antikristus. Apa yang akan dilakukan seorang antikristus yang sesungguhnya? Jika kehilangan statusnya, mereka tidak akan percaya lagi. Bukan hanya itu, mereka juga akan memikirkan berbagai cara untuk menyesatkan orang lain, membuat orang lain memuja dan mengikutinya demi memenuhi ambisi dan keinginannya untuk memiliki kekuasaan. Inilah perbedaan antara mereka yang menempuh jalan antikristus dan antikristus yang sesungguhnya. Kita menganalisis dan menelaah esensi watak dan perwujudan antikristus ini karena natur masalah ini sangat serius. Kebanyakan orang tidak dapat mengidentifikasi antikristus. Jangankan saudara-saudari biasa, bahkan pemimpin dan pekerja yang merasa memahami suatu kebenaran pun belum sepenuhnya mampu mengidentifikasi antikristus. Sulit untuk mengatakan seberapa jauh kemampuan mereka untuk mengidentifikasinya, yang menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan mereka sangat kecil. Hanya mereka yang mampu secara akurat mengidentifikasi antikristuslah yang merupakan orang-orang yang memiliki tingkat pertumbuhan yang sejati.

Apa tantangan terbesar yang saat ini engkau semua hadapi? Kebanyakan orang tidak dapat mengidentifikasi dan mudah disesatkan oleh para pemimpin palsu dan antikristus, yang sangat berbahaya jika tidak diselesaikan. Oleh karena itu, Aku mengharuskan engkau semua untuk belajar membedakan berbagai tipe orang. Identifikasikan watak seperti apa yang ditunjukkan oleh berbagai perilaku dan pernyataan orang, dan berdasarkan hal tersebut, identifikasikan esensi orang tersebut. Selain itu, engkau semua harus mampu membedakan antara apa yang merupakan kenyataan kebenaran dan apa yang sekadar kata-kata dan doktrin. Jika engkau tidak mampu mengidentifikasinya, berarti engkau semua tidak akan mampu memasuki kenyataan kebenaran. Bagaimana engkau dapat memiliki jalan untuk memasuki kenyataan tanpa memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi? Ada pemimpin dan pekerja yang hanya melontarkan kata-kata dan doktrin dan menganggap bahwa memahami kata-kata dan doktrin berarti mereka memiliki kenyataan. Jadi, saat melontarkan kata-kata dan doktrin, mereka merasa puas dan yakin, serta makin bersemangat melakukannya. Namun, ketika menghadapi pencobaan, mereka menjadi goyah tanpa menyadari bagaimana hal itu terjadi, dan mereka masih bertanya, "Mengapa Tuhan tidak melindungiku?" Bukankah ini kegagalan yang memalukan? Jadi, ada pemimpin dan pekerja yang selalu berbicara tentang kata-kata dan doktrin—dapatkah engkau semua mengidentifikasinya? (Tidak.) Terkadang, Aku mendengar dari beberapa saudara-saudari bahwa sejumlah pemimpin hanya berbicara tentang kata-kata dan doktrin dan tidak cocok menjadi pemimpin, dan meminta agar mereka diganti. Namun, setelah saudara-saudari diminta untuk memilih pemimpin baru, kebanyakan orang tidak memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, dan para pemimpin dan pekerja yang terpilih juga adalah mereka yang hanya berbicara tentang kata-kata dan doktrin tanpa memiliki banyak kenyataan. Ini adalah masalah yang sangat serius dan sulit. Ketika engkau semua mendengarkan firman persekutuan-Ku tentang hal-hal tersebut, dapatkah engkau mengidentifikasi perbedaannya dari apa yang dikatakan para pemimpin biasa? Jika engkau dapat mengidentifikasi perbedaannya, berarti engkau tahu apa kenyataan kebenaran itu. Jika engkau tidak mampu mengidentifikasinya dan menganggap semuanya sama saja dengan berpikir, "Kami juga telah belajar untuk mengucapkan firman Tuhan, dan apa yang kami katakan sama dengan apa yang Tuhan katakan," berarti itu bermasalah. Ini membuktikan bahwa engkau sama sekali tidak memahami kebenaran, hanya tahu cara meniru firman Tuhan dan mengucapkannya sedikit saja tanpa benar-benar memahami kebenaran. Kebanyakan antikristus memiliki karunia dan kefasihan tertentu, yang memberi mereka modal untuk menyesatkan orang. Ditambah dengan watak jahat dan cara-cara manipulatif dalam ucapan dan tindakannya, mereka memang mampu menyesatkan orang. Jika engkau semua hanya mampu melontarkan kata-kata dan doktrin dan tidak bisa mengidentifikasi apa kenyataan kebenaran itu, engkau hanya dapat disesatkan oleh antikristus. Ini adalah sesuatu di luar kendalimu! Bagi mereka yang tidak memahami kebenaran, mustahil untuk tidak disesatkan oleh antikristus apa pun yang mungkin mereka inginkan. Membebaskan diri dari pengaruh Iblis bukanlah hal yang mudah, 'kan?

11 Juni 2019

Sebelumnya: Bab Lima: Mereka Menyesatkan, Membujuk, Mengancam, dan Mengendalikan Orang

Selanjutnya: Bab Tujuh: Mereka Jahat, Berbahaya, dan Licik (Bagian Satu)

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini