3. Syarat yang harus dipenuhi para pelaku pelayanan untuk menjadi umat Tuhan
Firman Tuhan yang Relevan:
Ketika orang memasuki rumah Tuhan dan mereka tidak memahami kebenaran, tetapi hanya memiliki berbagai keinginan atau membangun sedikit tekad untuk bekerja sama, peran yang dapat mereka penuhi selama periode ini hanyalah peran sebagai pelaku pelayanan. "Memberikan pelayanan" tentu saja bukanlah frasa yang terdengar sangat bagus. Dengan kata lain, itu berarti orang melayani dan bekerja keras untuk pekerjaan rencana pengelolaan Tuhan, yang berarti bahwa mereka mengerahkan diri mereka sendiri untuk pekerjaan itu. Mereka tidak memahami atau mengerti apa pun, tetapi memiliki sedikit keterampilan dan bakat, dan mampu belajar dan menyampaikan apa yang orang lain katakan dan mulai menangani beberapa pekerjaan umum, tetapi ketika itu menyangkut berbagai aspek dari pekerjaan khusus penyelamatan Tuhan dan pengelolaan manusia, serta berbagai aspek pekerjaan yang berkaitan dengan kebenaran, mereka sama sekali tidak dapat memberikan upaya atau bekerja sama; mereka hanya memberikan sedikit upaya dan mengatakan beberapa hal saat melakukan beberapa pekerjaan umum, dan melakukan beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan layanan periferal. Kalau beginilah esensi dari tugas orang, atau peran yang mereka mainkan dan pekerjaan yang mereka lakukan di rumah Tuhan, mereka akan kesulitan menyingkirkan sebutan "pelaku pelayanan". Mengapa mereka akan kesulitan menyingkirkannya? Bukankah itu ada hubungannya dengan apa yang Tuhan definisikan sebagai arti sebutan ini? Sangat mudah bagi orang untuk mengerahkan upaya dan melakukan segala sesuatu dengan kemampuan, bakat, dan kecerdasan bawaan mereka. Namun, hidup menurut kebenaran, memasuki kebenaran kenyataan, bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan—hal-hal ini sangat berat; semua ini membutuhkan waktu, semua ini membutuhkan orang untuk memimpin, semua ini membutuhkan pencerahan dari Tuhan, dan semua ini membutuhkan pendisiplinan Tuhan. Selain itu, semua ini membutuhkan datangnya firman penghakiman dan hajaran Tuhan. Jadi, selama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ini, apa yang kebanyakan orang mampu lakukan dan sediakan terbatas pada beberapa hal tersebut: memenuhi peran objek untuk diajak bicara oleh Tuhan; memiliki karunia tertentu dan berguna di rumah Tuhan; berpikir seperti cara berpikir kemanusiaan yang normal, dan mampu memahami dan melaksanakan pekerjaan apa pun yang diberikan kepadamu; diperlengkapi dengan keterampilan tertentu dan mampu menggunakan kekuatanmu dalam pekerjaan apa pun yang diberikan kepadamu untuk dilakukan di rumah Tuhan; dan, yang terpenting, memiliki keinginan untuk mendengarkan dan tunduk. Ketika melakukan pelayanan di rumah Tuhan, dan ketika mengerahkan upaya untuk pekerjaan Tuhan, jika engkau memiliki sedikit kecenderungan untuk mendengarkan dan tunduk, engkau tidak akan mampu melarikan diri atau menimbulkan masalah; sebaliknya, engkau akan melakukan yang terbaik untuk mengekang dirimu sendiri serta semakin sedikit melakukan perbuatan buruk dan semakin banyak melakukan perbuatan baik. Ini adalah keadaan dan kondisi kebanyakan orang, bukan? Tentu saja, dari antaramu, hanya sebagian kecil yang benar-benar meninggalkan kondisi dan kategori ini. Jadi, apa yang dimiliki oleh sebagian kecil orang itu? Mereka telah mulai memahami kebenaran, mereka memiliki kebenaran kenyataan dan ketika menghadapi masalah, mereka mampu berdoa dan mencari kehendak Tuhan, dan bertindak sesuai dengan kebenaran prinsip. Keinginan mereka untuk mendengarkan dan tunduk tidak lagi terbatas pada sekadar tekad untuk melakukannya; mereka telah mampu mengambil inisiatif untuk melakukan firman Tuhan dan bertindak sesuai dengan tuntutan-Nya. Ketika menghadapi suatu masalah, mereka memiliki rasa hormat akan Tuhan, mereka tidak berbicara atau bertindak dengan gegabah, tetapi berhati-hati dan bijaksana. Terutama ketika mereka menghadapi pemangkasan dan penanganan dengan cara yang tidak mereka setujui secara pribadi, mereka masih dapat menahan diri untuk tidak mengkritik Tuhan, dan penentangan tidak muncul di dalam diri mereka. Jauh di lubuk hati, mereka menyimpan penerimaan yang tulus dalam hal identitas, status, dan esensi Tuhan. Apakah ada perbedaan di antara orang-orang ini dan para pelaku pelayanan? (Ya.) Apa perbedaannya? Pertama, mereka memahami kebenaran; kedua, mereka dapat menerapkan sedikit kebenaran; ketiga, mereka memiliki sedikit pengetahuan akan Tuhan; keempat, cara mereka mendengar dan ketundukan mereka tidak lagi sekadar keinginan, tetapi telah berubah menjadi semacam sikap subjektif—yaitu mereka telah mencapai ketundukan sejati; dan kelima—dan inilah perbedaan yang paling penting, sekaligus yang paling berharga—mereka telah membangun rasa hormat akan Tuhan. Orang-orang yang memiliki hal-hal ini dapat dikatakan telah menyingkirkan sebutan para "pelaku pelayanan". Ketika melihat ke berbagai aspek jalan masuk mereka, serta sikap mereka terhadap kebenaran dan sejauh mana pengenalan mereka akan Tuhan, orang-orang ini tidak lagi hanya melakukan pelayanan untuk bagian tertentu dari urusan rumah Tuhan, dan telah lulus dari sekadar dipanggil untuk melakukan pekerjaan sederhana. Artinya, orang-orang ini tidak datang hanya untuk mendapatkan upah satu kali, dan tidak direkrut hanya untuk melakukan pekerjaan sementara sebagai percobaan sementara berada di bawah pengawasan untuk melihat apakah mereka dapat melakukan pekerjaan tersebut atau tidak dalam jangka panjang. Jadi, orang-orang ini telah menyingkirkan sebutan ini, panggilan "pelaku pelayanan" ini.
Dikutip dari "Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri ... (Bagian Sembilan)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"
Sebelum memahami firman Tuhan, kebenaran, dan kehendak Tuhan, dan sebelum mengembangkan sedikit saja rasa hormat kepada Tuhan, peran yang setiap orang mainkan hanyalah sebagai pelaku pelayanan, dan tidak lebih dari itu. Artinya, engkau menjadi pelaku pelayanan apakah engkau menginginkannya atau tidak; engkau tidak dapat melarikan diri dari sebutan tersebut. Ada orang-orang yang berkata, "Tetapi aku sudah percaya kepada Tuhan seumur hidupku; sudah puluhan tahun sejak aku pertama kali percaya kepada Yesus. Apakah aku benar-benar hanya seorang pelaku pelayanan?" Apa pendapatmu mengenai pertanyaan ini? Siapa yang sedang kautanyai? Engkau perlu menanyakan ini kepada dirimu sendiri: apakah engkau sudah memahami kehendak Tuhan? Apakah pada saat ini engkau hanya mengusahakan sedikit upaya, atau apakah engkau sedang menerapkan kebenaran? Sudahkah engkau menjejakkan kakimu di jalan untuk mengejar dan memahami kebenaran? Sudahkah engkau masuk ke dalam kebenaran kenyataan? Apakah engkau menghormati Tuhan di dalam hatimu? Jika engkau memiliki kualitas-kualitas ini, mampu berdiri teguh ketika menghadapi ujian Tuhan, dan mampu untuk takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, maka tentu saja engkau tidak lagi sebagai seorang pelaku pelayanan. Namun, jika engkau tidak memiliki kualitas-kualitas ini, maka tidak diragukan lagi engkau masih seorang pelaku pelayanan. Ini tak dapat dihindari, dan juga tak dapat dielakkan. Ada orang-orang yang berkata, "Aku percaya kepada Tuhan sudah lebih dari tiga puluh tahun; Aku menjadi salah seorang pengikut-Nya sejak Dia datang untuk melakukan pekerjaan sebagai Tuhan yang berinkarnasi dalam rupa manusia dan mengucapkan kata pertama. Aku adalah salah seorang dari antara orang pertama yang mengalami pekerjaan Tuhan dan juga di antara orang pertama yang secara pribadi mendengar Tuhan mengucapkan firman-Nya. Setelah bertahun-tahun, Aku tetap mengikut Tuhan dan percaya kepada Tuhan. Melewati semua penganiayaan yang sudah kualami, melalui penahananku beberapa kali dan semua bahaya yang telah kualami, Tuhan selalu melindungi aku dan menuntunku melalui semua itu. Dia tidak pernah meninggalkan aku. Sekarang aku masih melaksanakan tugasku, dan kondisiku semakin baik, imanku terus bertumbuh, dan aku tidak memiliki keraguan sedikit pun tentang Tuhan. Apakah aku benar-benar masih seorang pelaku pelayanan?" Kepada siapa engkau bertanya? Tidakkah menurutmu engkau sedang menanyai orang yang salah? Ini pertanyaan yang tidak seharusnya kautanyakan. Mengingat engkau sudah menjadi orang percaya selama bertahun-tahun, seharusnya engkau sudah benar-benar mengerti tentang siapa tepatnya dirimu saat ini. Karena engkau telah menjadi orang percaya selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin engkau tidak tahu apakah engkau masih seorang pelaku pelayanan atau bukan? Mengapa engkau tidak bertanya apakah engkau mempunyai kebenaran kenyataan atau tidak? Sudahkah engkau membangkitkan rasa hormat kepada Tuhan? Sudahkah engkau menunjukkan bukti apa pun tentang menjauhi kejahatan? Tuhan telah bekerja selama bertahun-tahun dan mengungkapkan begitu banyak firman; berapa banyak yang telah kauperoleh? Berapa banyak yang telah engkau masuki? Berapa banyak pemangkasan dan penanganan Tuhan atas dirimu yang telah engkau terima, dan berapa banyak ujian dan pemurnian yang telah Dia izinkan untuk engkau lalui? Ketika menerima hal-hal ini, sudahkah engkau berteguh dalam kesaksianmu? Dapatkah engkau bersaksi tentang Tuhan? Jika engkau menghadapi ujian semacam yang Ayub jalani, akankah engkau menyangkal Tuhan? Seberapa besarkah imanmu kepada Tuhan? Apakah imanmu hanya sekadar percaya, ataukah iman yang sejati? Tanyakan kepada dirimu pertanyaan-pertanyaan ini. Jika engkau bahkan tidak tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, maka engkau dungu. Menurut-Ku engkau hanyalah seseorang yang membeo kata-kata dan tindakan orang lain, dan tidak layak bahkan untuk disebut pelaku pelayanan.
Dikutip dari "Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri ... (Bagian Sembilan)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"
Melakukan sesuatu tanpa sama sekali melibatkan perubahan watak, tuntutan Tuhan, atau kebenaran prinsip berarti memberikan pelayanan. Berada pada tahap manakah engkau semua saat ini? Sering kali, engkau berada pada tahap memberikan pelayanan; terkadang, ada sedikit kenyataan ketika engkau melakukan tugas—tetapi saat-saat semacam itu jarang terjadi. Mengejar kebenaran berarti memecahkan masalah ini; itu berarti berusaha untuk membuatnya sedemikian rupa sehingga melakukan tugas menjadi bagian yang makin meningkat dari keseluruhan, dan memberikan pelayanan menjadi bagian yang makin berkurang dari keseluruhan, membuatnya sedemikian rupa sehingga bagian yang didedikasikan untuk memberikan pelayanan secara perlahan-lahan menjadi sepenuhnya didedikasikan untuk melakukan tugas. Jadi, apa perbedaan antara memberikan pelayanan dan melakukan tugas? Melakukan pelayanan berarti engkau melakukan apa pun yang kauinginkan, setidaknya, asalkan apa yang kaulakukan itu tidak menyinggung watak Tuhan. Selama tidak ada yang menyelidiki tindakanmu dan selama apa yang engkau lakukan bisa diterima, maka itu sudah cukup baik. Engkau tidak peduli tentang perubahan watak, tentang melakukan sesuatu sesuai dengan prinsip kebenaran, tentang memenuhi kehendak Tuhan, dan terlebih lagi tentang bagaimana tunduk pada pengelolaan dan pengaturan Tuhan, atau tentang bagaimana melakukan tugasmu dengan baik dan memberikan pertanggungjawaban kepada Tuhan. Engkau tidak memedulikan hal-hal ini, dan inilah yang disebut melakukan pelayanan. Melakukan pelayanan adalah tentang mengerahkan diri dengan semua yang kaumiliki dan bekerja seolah-olah engkau adalah seorang budak, dari pagi hingga malam. Jika engkau bertanya kepada orang seperti itu, "Selama bertahun-tahun kerja keras yang pahit yang telah engkau lakukan, untuk apa semuanya ini?" mereka akan menjawab, "Mengapa, itu adalah agar aku dapat memperoleh berkat." Jika engkau bertanya kepada mereka apakah watak mereka telah mengalami perubahan sebagai hasil dari bertahun-tahun mereka percaya kepada Tuhan, apakah mereka telah menjadi yakin akan keberadaan Tuhan, apakah mereka memiliki tingkat pemahaman yang benar atau pengalaman tentang pengelolaan dan pengaturan Sang Pencipta, jawaban untuk semua ini adalah mutlak "Tidak," dan mereka tidak akan mampu membicarakan apa pun tentang hal-hal ini. Ketika tidak ada perbaikan atau kemajuan dalam salah satu indikator yang berkaitan dengan perubahan watak, orang seperti itu hanya terus-menerus memberikan pelayanan. Sekiranya seseorang melakukan pelayanan selama bertahun-tahun dan, tanpa disadari, akhirnya memahami bahwa mereka memiliki watak yang rusak, bahwa mereka sering memberontak terhadap Tuhan, bahwa mereka sering mengeluh, bahwa mereka sering tidak dapat menaati Tuhan, bahwa mereka sangat rusak, sehingga dengan cara apa pun Tuhan mengatakan kepada mereka untuk tunduk kepada-Nya, mereka tidak mampu untuk melakukannya. Mereka mencoba untuk menahan diri tetapi ini tidak berhasil, dan tidak juga mengutuk diri sendiri atau bersumpah. Pada akhirnya, mereka menyadari: "Manusia benar-benar memiliki watak yang rusak, dan itulah sebabnya manusia bisa memberontak terhadap Tuhan. Setiap kali sesuatu terjadi, orang selalu menuruti keinginan mereka sendiri, dan mereka selalu menyelidiki pengelolaan dan pengaturan Tuhan. Meskipun mereka bersedia untuk mengerahkan diri mereka sendiri, pada saat sesuatu melibatkan watak mereka dan ambisi, keinginan, niat dan hasrat liar mereka, mereka tidak mampu meninggalkan atau melepaskan semua itu. Mereka selalu ingin melakukan sesuatu dengan cara yang memuaskan diri mereka. Inilah aku, dan aku benar-benar seorang yang susah diatur! Apa yang bisa dilakukan?" Jika mereka mulai merenungkan hal-hal ini, mereka sudah memiliki sedikit pemahaman tentang jalan manusia. Jika pada suatu saat orang-orang yang melakukan pelayanan mampu memulai pekerjaan yang nyata, mampu memfokuskan pikiran mereka pada perubahan watak, memperoleh pemahaman bahwa sebenarnya mereka juga memiliki watak yang rusak, bahwa mereka juga congkak dan tak dapat tunduk kepada Tuhan, dan bahwa tidak seharusnya mereka terus seperti ini; ketika saatnya tiba bahwa mereka dapat memikirkan hal-hal ini, maka mereka akan mulai berbalik dan ada harapan bahwa watak mereka dapat berubah dan mereka dapat memperoleh keselamatan. Jika seseorang tidak pernah memikirkan hal-hal ini, jika yang mereka tahu hanyalah bagaimana bekerja, berpikir bahwa menyelesaikan pekerjaan di tangan mereka adalah satu-satunya yang diperlukan untuk memenuhi amanat Tuhan, dan bahwa setelah mereka selesai mengerahkan diri mereka, mereka akan melaksanakan tugas mereka dengan benar, tidak pernah memikirkan tentang apa tuntutan Tuhan, tentang apa arti kebenaran, atau tentang apakah mereka dapat diperhitungkan sebagai seseorang yang menaati Tuhan. Mereka tidak pernah merenungkan hal-hal ini. Bisakah seseorang yang memperlakukan tugas dengan cara seperti ini memperoleh keselamatan? Jawabannya adalah tidak. Mereka belum menapaki jalan untuk memperoleh keselamatan atau berada di jalur yang benar dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, mereka juga belum membangun hubungan yang benar dengan Tuhan, tetapi mereka tetap mengerahkan diri dan terlibat dalam melakukan pelayanan di rumah Tuhan. Orang seperti ini melakukan pelayanan di rumah Tuhan, dan Tuhan menjaga dan melindungi mereka, tetapi Dia tidak berencana untuk menyelamatkan mereka, Dia juga tidak menangani dan memangkas mereka, juga tidak menghakimi dan menghajar mereka, juga tidak membuat mereka mengalami ujian atau pemurnian; Dia hanya mengizinkan mereka untuk memperoleh beberapa berkat dalam kehidupan ini, dan tidak lebih. Jika saatnya tiba ketika orang tahu untuk merenungkan hal-hal ini dan memahami khotbah yang mereka dengar, mereka akan menyadari: "Jadi, inilah sebenarnya yang dimaksud dengan memercayai Tuhan. Baiklah kalau begitu, aku harus berusaha untuk memperoleh keselamatan. Jika aku tidak melakukannya, dan malah memuaskan diriku dengan melakukan pelayanan, maka aku tidak akan bersangkut paut dengan Tuhan." Mereka kemudian merenungkan: "Aspek watak rusak apa yang kumiliki? Apa sebenarnya hal ini, yaitu watak yang rusak ini? Apa pun itu, pertama-tama aku harus tunduk kepada Tuhan!" Hal-hal ini berkaitan dengan kebenaran dan perubahan watak, dan ada harapan bagi mereka.
Dikutip dari "Hanya dengan Mencari Prinsip Kebenaran Orang Dapat Melaksanakan Tugas Mereka dengan Baik" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"
Jika engkau dapat menjadi pelaku pelayanan yang setia, dapat melayani sampai benar-benar akhir dan dapat memenuhi amanat yang dipercayakan kepadamu oleh Tuhan, engkau akan menjalani kehidupan yang bernilai. Jika engkau bisa melakukan ini, engkau akan dapat tinggal. Jika engkau mengerahkan sedikit lagi upaya, jika engkau berusaha lebih keras, dapat melipatgandakan usahamu untuk mengenal Tuhan, dapat berbicara sedikit tentang pengenalan akan Tuhan, dapat menjadi saksi bagi Tuhan, dan terlebih lagi, jika engkau dapat memahami sesuatu tentang kehendak Tuhan, dapat bekerja sama dalam pekerjaan Tuhan, dan cukup menyadari maksud Tuhan, maka engkau, sebagai pelaku pelayanan ini, akan memiliki perubahan keberuntungan. Dan akan seperti apakah perubahan keberuntungan ini? Engkau tidak bisa lagi tinggal. Tergantung pada perbuatan dan aspirasi serta pengejaran pribadimu, Tuhan akan menjadikanmu salah satu dari umat pilihan. Ini akan menjadi perubahan dalam keberuntunganmu. Bagi para pelaku pelayanan, apa yang terbaik tentang hal ini? Yang terbaik adalah bahwa mereka dapat menjadi salah satu umat pilihan Tuhan. Jika demikian, itu berarti mereka tidak lagi bereinkarnasi sebagai binatang layaknya orang tidak percaya. Apakah itu bagus? Ya, dan itu adalah kabar baik. Artinya, para pelaku pelayanan dapat dibentuk. Tidak demikian halnya bagi seorang pelaku pelayanan, ketika Tuhan menetapkan dia untuk melayani, bukan berarti dia akan melakukan hal itu untuk selamanya; belum tentu demikian. Tuhan akan menanganinya dan menanggapinya dengan cara yang sesuai perbuatan masing-masing individu.
Dikutip dari "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik X" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Ketika pekerjaan Tuhan selesai, jika seseorang telah menyingkirkan sebutan "pelaku pelayanan", mengabaikan sebutan ini, dan meninggalkan kondisi ini, ini alasan untuk perayaan, bukan? Apa artinya ini? Artinya orang ini, di mata Tuhan, bukan lagi orang awam atau orang tidak percaya; mereka sekarang adalah anggota keluarga dan kerajaan Tuhan. Seorang anggota keluarga dan kerajaan Tuhan—dari mana asalnya sebutan ini? Bagaimana orang mendapatkannya? Itu berasal dari telah membayar harga dan, melalui pemahaman akan kebenaran, engkau telah mengejar kebenaran dan sampai pada tingkat perubahan tertentu dalam watakmu; engkau sekarang dapat tunduk kepada Tuhan dan menghormati Dia, dan engkau telah menjadi anggota keluarga-Nya. Seperti Ayub dan Petrus, engkau tidak lagi harus mengalami penganiayaan dan perusakan Iblis. Engkau dapat hidup bebas dalam rumah Tuhan dan dalam kerajaan-Nya, dan engkau tidak perlu lagi melawan watakmu yang rusak; di mata Tuhan, engkau adalah objek ciptaan sejati dan manusia sejati. Ini berarti bahwa hari-hari kesusahan yang diderita oleh orang yang sudah dirusak oleh Iblis telah sepenuhnya berakhir; sekarang adalah waktu kedamaian, sukacita, dan kebahagiaan, di mana orang dapat hidup dalam terang wajah Sang Pencipta dan hidup berdampingan dengan Tuhan. Ini adalah sesuatu untuk dirayakan, bukan? Namun, orang-orang lain itu, pada akhirnya, masih belum menyingkirkan sebutan "pelaku pelayanan", dan pada waktu ketika pekerjaan Tuhan selesai, mereka masih belum melepaskan diri dari sebutan "pelaku pelayanan"—"mahkota kemenangan" yang mereka kenakan di atas kepala mereka itu. Apa artinya ini? Ini berarti mereka akan tetap menjadi orang awam; ini berarti di mata Tuhan, mereka akan tetap menjadi orang tidak percaya. Mengapa itu berarti kedua hal ini? Alasannya terletak pada kenyataan bahwa orang-orang itu tidak menerapkan kebenaran, belum mencapai perubahan watak, dan tidak dapat tunduk kepada Tuhan, apalagi menghormati-Nya; akibatnya, mereka tidak akan memiliki peran untuk dimainkan dalam keluarga dan kerajaan Tuhan. Karena tidak memiliki peran di sana, di mana mereka akan tinggal? Mereka akan tinggal di luar kerajaan Tuhan. Orang-orang semacam itu akan tetap disebut "pelaku pelayanan", yang berarti mereka tidak akan dipandang oleh Tuhan sebagai pengikut-Nya dan bahwa mereka belum menjadi anggota keluarga-Nya. Itu juga berarti mereka tidak akan pernah menjadi pengikut Tuhan, dan Dia tidak mengenal mereka; mereka tidak pernah bisa lagi mendapatkan berkat atau kasih karunia-Nya. Tentu saja, itu juga berarti mereka tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk mengambil bagian dalam berkat kerajaan Tuhan bersama-Nya atau mendapatkan kedamaian dan sukacita. Kesempatan seperti itu akan hilang. Jadi, bagi mereka, ini akan menjadi momen yang menggembirakan untuk dirayakan atau momen yang tragis? Ini akan menjadi momen yang tragis. Tentang bagaimana mereka akan diperlakukan di luar rumah dan kerajaan Tuhan sementara menyandang sebutan "pelaku pelayanan", itu adalah sesuatu yang akan datang setelahnya, dan kita tidak akan membicarakannya untuk saat ini. Pendek kata, cara mereka diperlakukan akan sangat berbeda dari bagaimana orang-orang dalam kerajaan Tuhan akan diperlakukan—itu akan berbeda dalam hal status dan perlakuan yang akan mereka terima, dan dalam semua aspek lainnya. Tidakkah fakta bahwa orang-orang ini belum mendapatkan kebenaran atau mencapai perubahan watak pada saat Tuhan telah bekerja dan membawa penyelamatan bagi umat manusia membuat mereka menyedihkan? Mereka sangat menyedihkan! Ini adalah beberapa hal yang telah dikatakan tentang sebutan "pelaku pelayanan". Sebagian orang telah berkata, "Segera setelah Engkau menyebut istilah 'pelaku pelayanan', aku menentang; itulah satu-satunya sikap yang kumiliki. Jika Engkau membuatku menjadi pelaku pelayanan, aku tidak akan bersedia dan aku tidak akan bahagia. Jika Engkau mengatakan aku bukan pelaku pelayanan, melainkan menyebutku sebagai salah satu umat Tuhan, maka sekalipun aku adalah yang terkecil dari mereka, itu tidak masalah. Aku akan baik-baik saja selama Engkau tidak menyebutku pelaku pelayanan. Sepanjang hidupku, inilah satu-satunya pengejaran yang pernah kumiliki, dan satu-satunya impian; yang kunantikan hanyalah menyingkirkan sebutan 'pelaku pelayanan.' Permintaanku ini tidak berlebihan." Apa pendapatmu tentang orang-orang seperti ini? Apakah ini sikap orang yang mengejar kebenaran? (Tidak) Sikap macam apakah ini? Ini adalah sikap negatif, bukan? (Ya.) Engkau tidak perlu berusaha keras untuk melepaskan dirimu dari sebutan "pelaku pelayanan", karena itu diberikan kepadamu berdasarkan pada sejauh mana engkau telah mengalami kemajuan dalam hidup. Engkau tidak dapat memutuskan hal ini sendiri berdasarkan pada apa yang kauinginkan; itu tidak tergantung pada apa yang diinginkan orang, tetapi tergantung pada jalan mana yang orang tempuh dan apakah orang tersebut telah mencapai perubahan watak atau belum. Jika tujuanmu hanya untuk berusaha melepaskan dirimu dari sebutan "pelaku pelayanan", engkau tidak akan pernah menyingkirkannya. Aku akan mengatakan yang sebenarnya kepadamu: engkau akan menyandang sebutan ini selama sisa hidupmu. Jika sebaliknya engkau berkonsentrasi untuk mengejar kebenaran, dan dapat mencapai perubahan dalam watak, sebutan ini secara berangsur akan hilang. Jadi, dilihat dari sudut pandang kedua hal ini, apakah Tuhan memaksakan sebutan "pelaku pelayanan" ini pada manusia? Sama sekali tidak! Ini bukanlah sebutan yang dipaksakan oleh Tuhan pada umat manusia, juga bukan kata sandi atau istilah panggilan atau gelar. Ini didasarkan pada sejauh mana orang telah berkembang dalam hidup selama proses perkembangan hidup mereka. Seberapa jauh kehidupanmu telah berkembang, dan seberapa banyak watakmu telah berubah, sebanyak itulah engkau telah melepaskan sebutan "pelaku pelayanan". Jika, suatu hari, engkau sampai pada titik di mana engkau dapat menghormati Tuhan dan tunduk kepada-Nya, engkau tidak akan lagi memakai sebutan itu sekalipun engkau menginginkannya. Ini didasarkan pada pengejaran orang, pada sikap mereka terhadap kebenaran, dan pada jalan yang mereka tempuh.
Dikutip dari "Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri ... (Bagian Sembilan)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"