1. Alasan mengapa Tuhan memiliki nama yang berbeda pada zaman yang berbeda dan makna penting nama-nama-Nya
Ayat Alkitab untuk Referensi:
"Selanjutnya Tuhan berfirman kepada Musa: 'Inilah yang harus engkau katakan kepada anak-anak Israel: Yahweh, Tuhan nenek moyangmu, Tuhan Abraham, Tuhan Ishak, dan Tuhan Yakub, telah mengutus aku kepada engkau: inilah nama-Ku untuk selama-lamanya dan inilah pengingat tentang Aku kepada semua generasi'" (Keluaran 3:15).
"Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dalam mimpi, berkata, Wahai Yusuf, putra Daud, jangan takut menerima Maria sebagai istrimu: karena yang dikandung di dalam dirinya berasal dari Roh Kudus. Dan ia akan melahirkan seorang putra, dan hendalah engkau menamai-Nya YESUS: sebab Dia akan menyelamatkan bangsa-Nya dari dosa-dosa mereka" (Matius 1:20-21).
"Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir … yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:8).
"Kami bersyukur kepada-Mu, Oh TUHAN Tuhan yang Mahakuasa, yang ada sekarang, yang ada sejak mulanya, dan yang akan datang; karena Engkau telah mengambil bagi-Mu kuasa-Mu yang besar, dan Engkau memerintah" (Wahyu 11:17).
Firman Tuhan yang Relevan:
Pekerjaan Tuhan dalam keseluruhan pengelolaan-Nya sangat jelas: Zaman Kasih Karunia adalah Zaman Kasih Karunia, dan akhir zaman adalah akhir zaman. Ada perbedaan yang jelas antara setiap zaman karena di setiap zaman Tuhan melakukan pekerjaan yang mewakili zaman itu. Supaya pekerjaan pada akhir zaman dilakukan, harus ada siksa-api, penghakiman, hajaran, murka, dan penghancuran untuk mengakhiri zaman tersebut. Akhir zaman mengacu pada zaman terakhir. Selama zaman terakhir, apakah Tuhan tidak akan mengakhiri zaman tersebut? Untuk mengakhiri zaman, Tuhan harus membawa serta hajaran dan penghakiman bersama-Nya. Hanya dengan cara inilah Dia dapat mengakhiri zaman. Tujuan Yesus adalah supaya manusia dapat terus bertahan hidup, terus hidup, dan manusia boleh hidup dengan cara yang lebih baik. Dia menyelamatkan manusia dari dosa sehingga manusia dapat menghentikan kebobrokannya dan tidak lagi hidup dalam alam maut dan neraka, dan dengan menyelamatkan manusia dari alam maut dan neraka, Yesus mengizinkan manusia untuk terus hidup. Sekarang ini, akhir zaman telah tiba. Tuhan akan menghancurkan manusia dan memusnahkan umat manusia seluruhnya, artinya, Dia akan mengubah pemberontakan umat manusia. Karena alasan ini, mustahil bagi Tuhan dengan watak belas kasihan dan kasih masa lalu untuk mengakhiri zaman, atau membuat rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya berhasil. Setiap zaman ditandai dengan representasi khusus watak Tuhan dan di setiap zaman terdapat pekerjaan yang harus dilakukan Tuhan. Jadi, pekerjaan yang dilakukan Tuhan sendiri di setiap zaman mengandung pengungkapan watak sejati-Nya, dan baik nama-Nya maupun pekerjaan yang dilakukan-Nya berubah seiring zaman; semuanya baru. Selama Zaman Hukum Taurat, pekerjaan membimbing umat manusia dilakukan atas nama Yahweh dan tahap pertama pekerjaan dimulai di bumi. Pada tahap ini, pekerjaan itu terdiri dari membangun Bait Suci dan mezbah, menggunakan hukum Taurat untuk membimbing orang Israel, dan bekerja di tengah-tengah mereka. Dengan membimbing orang Israel, Dia membangun suatu pangkalan untuk pekerjaan-Nya di bumi. Dari pangkalan ini, Dia memperluas pekerjaan-Nya melampaui Israel, yang berarti bahwa dari Israel, Dia memperluas pekerjaan-Nya ke luar, sehingga generasi selanjutnya secara bertahap mengetahui bahwa Yahweh adalah Tuhan, dan bahwa adalah Yahweh yang menciptakan langit bumi dan segala sesuatunya, dan adalah Yahweh yang menjadikan segala makhluk. Dia menyebarluaskan pekerjaan-Nya melalui orang Israel kepada suku bangsa lain. Tanah Israel adalah tempat suci pertama pekerjaan Yahweh di bumi, dan di tanah Israel pula Tuhan pertama kali bekerja di bumi. Inilah pekerjaan Zaman Hukum Taurat. Selama Zaman Kasih Karunia, Yesus-lah Tuhan yang menyelamatkan manusia. Apa yang dimiliki-Nya dan siapa Dia adalah karunia, kasih, belas kasihan, kesabaran, ketabahan, kerendahan hati, perhatian, toleransi, dan karena itu, sangat banyak pekerjaan yang telah dilakukan-Nya adalah demi penebusan manusia. Watak-Nya penuh belas kasihan dan cinta kasih, dan karena berbelas kasih dan mengasihi, Dia harus dipaku pada kayu salib demi manusia, untuk menunjukkan bahwa Tuhan mengasihi manusia seperti diri-Nya sendiri, bahkan sedemikian besar kasih-Nya sampai-sampai Dia rela mengorbankan diri-Nya seutuhnya. Selama Zaman Kasih Karunia, nama Tuhan adalah Yesus, yang artinya, Tuhan adalah Tuhan yang menyelamatkan manusia, pengasih dan penyayang, Tuhan yang menyertai manusia. Cinta, belas kasihan, dan keselamatan-Nya menyertai setiap orang. Hanya dengan menerima nama Yesus dan kehadiran-Nya, orang bisa memperoleh damai dan sukacita untuk menerima berkat dan rahmat-Nya yang besar dan berlimpah, serta keselamatan-Nya. Melalui penyaliban Yesus, semua orang yang mengikuti-Nya memperoleh keselamatan dan diampuni dosa-dosanya. Selama Zaman Kasih Karunia, Yesus merupakan nama Tuhan. Dengan kata lain, pekerjaan Zaman Kasih Karunia dilakukan, terutama dalam nama Yesus. Selama Zaman Kasih Karunia, Tuhan disebut Yesus. Dia melakukan suatu tahap pekerjaan baru di luar Perjanjian Lama, dan pekerjaan-Nya berakhir dengan penyaliban. Inilah keseluruhan pekerjaan-Nya. Sebab itu, selama Zaman Hukum Taurat, Yahweh merupakan nama Tuhan, dan pada zaman Kasih Karunia nama Yesus merepresentasikan Tuhan. Selama akhir zaman, nama-Nya adalah Tuhan Yang Mahakuasa—Yang Mahakuasa, yang menggunakan kuasa-Nya untuk membimbing, menaklukkan, dan memperoleh manusia, dan pada akhirnya mengakhiri zaman. Di setiap zaman, di setiap tahap pekerjaan-Nya, watak Tuhan tampak nyata.
Dikutip dari "Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
"Yahweh" adalah nama yang Kupakai selama pekerjaan-Ku di Israel, dan yang artinya Tuhan orang Israel (umat pilihan Tuhan) yang dapat mengasihani manusia, mengutuk manusia, dan membimbing hidup manusia; Tuhan yang memiliki kuasa besar dan penuh hikmat. "Yesus" adalah Imanuel, yang artinya korban penghapus dosa yang penuh kasih, penuh belas kasihan, dan yang menebus manusia. Dia melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan Dia mewakili Zaman Kasih Karunia, dan hanya dapat mewakili satu bagian pekerjaan dari rencana pengelolaan. Dengan kata lain, hanya Yahweh-lah Tuhan atas umat pilihan Israel, Tuhan Abraham, Tuhan Ishak, Tuhan Yakub, Tuhan Musa, dan Tuhan seluruh orang Israel. Karena itu, pada zaman sekarang ini, semua orang Israel, selain orang Yahudi, menyembah Yahweh. Mereka mempersembahkan korban kepada-Nya di atas mezbah dan melayani-Nya di bait suci dengan mengenakan jubah imam. Yang mereka harapkan adalah penampakan kembali Yahweh. Hanya Yesus-lah Sang Penebus umat manusia, dan Dialah korban penghapus dosa yang menebus umat manusia dari dosa. Dengan kata lain, nama Yesus berasal dari Zaman Kasih Karunia, dan ada karena pekerjaan penebusan pada Zaman Kasih Karunia. Nama Yesus ada untuk memungkinkan orang-orang pada Zaman Kasih Karunia lahir baru dan diselamatkan, dan merupakan nama khusus bagi penebusan seluruh umat manusia. Dengan demikian, nama Yesus mewakili pekerjaan penebusan, dan menandai Zaman Kasih Karunia. Nama Yahweh adalah nama khusus bagi bangsa Israel yang hidup di bawah hukum Taurat. Di setiap zaman dan setiap tahap pekerjaan, nama-Ku bukan tanpa dasar, tetapi mengandung makna penting yang bersifat mewakili: setiap nama mewakili satu zaman. "Yahweh" mewakili Zaman Hukum Taurat, dan merupakan sebutan kehormatan yang dipakai bangsa Israel untuk memanggil Tuhan yang mereka sembah. "Yesus" mewakili Zaman Kasih Karunia, dan merupakan nama Tuhan bagi semua orang yang ditebus selama Zaman Kasih Karunia.
Dikutip dari "Juruselamat Telah Datang Kembali di Atas 'Awan Putih'" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Nama Yesus menandai permulaan zaman baru, yakni Zaman Kasih Karunia. Ketika Yesus mulai melakukan pelayanan-Nya, Roh Kudus pun mulai bersaksi tentang nama Yesus, tetapi nama Yahweh tidak lagi dibicarakan; sebaliknya, Roh Kudus melakukan pekerjaan yang baru, terutama dalam nama Yesus. Kesaksian mereka yang percaya kepada-Nya ditujukan kepada Yesus Kristus, dan demi Yesus Kristus pula pekerjaan mereka. Dengan berakhirnya Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama berarti bahwa pekerjaan yang dilakukan terutama atas nama Yahweh telah selesai. Sejak itu, nama Tuhan bukan lagi Yahweh, tetapi Dia disebut Yesus, dan dari sini Roh Kudus pun pada dasarnya memulai pekerjaan-Nya dalam nama Yesus. Jadi, orang-orang yang sekarang ini masih makan dan minum perkataan Yahweh dan masih melakukan semuanya sesuai dengan pekerjaan Zaman Hukum Taurat—bukankah engkau secara membabi buta mengikuti aturan-aturan belaka? Tidakkah engkau sedang terjebak dalam masa lalu? Engkau semua saat ini tahu bahwa akhir zaman telah tiba. Mungkinkah pada kedatangan-Nya nanti Dia masih akan disebut Yesus? Yahweh memberi tahu orang Israel bahwa Mesias akan datang, tetapi ketika Mesias itu datang, Dia tidak disebut Mesias, melainkan Yesus. Yesus berkata bahwa Dia akan kembali, dan bahwa Dia akan kembali dengan cara sebagaimana Dia telah pergi. Ini adalah perkataan Yesus sendiri, tetapi apakah engkau melihat bagaimana cara Yesus pergi? Yesus naik awan putih, tetapi mungkinkah Dia secara pribadi akan kembali di tengah-tengah manusia dengan awan putih itu juga? Kalau begitu, bukankah Dia akan tetap disebut Yesus? Ketika Yesus datang lagi, zaman sudah akan berubah, maka mungkinkah Dia tetap akan disebut Yesus? Apakah Tuhan dapat dikenali dengan nama Yesus saja? Tidak mungkinkah Dia disebut dengan nama yang baru pada zaman yang baru? Dapatkah gambar satu pribadi dan satu nama tertentu merepresentasikan Tuhan seutuhnya? Di setiap zaman, Tuhan melakukan pekerjaan baru dan disebut dengan nama baru; bagaimana mungkin Dia melakukan pekerjaan yang sama pada zaman yang berbeda? Bagaimana mungkin Dia melekat erat pada sesuatu yang lama? Nama Yesus dipakai demi pekerjaan penebusan, maka apakah Dia masih akan dipanggil dengan nama yang sama ketika Dia kembali pada akhir zaman? Apakah Dia akan tetap melakukan pekerjaan penebusan? Mengapa Yahweh dan Yesus adalah satu, tetapi dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda? Bukankah karena zaman pekerjaan Mereka berbeda? Mungkinkah satu nama merepresentasikan Tuhan seutuhnya? Jika demikian, Tuhan harus dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda, dan Dia harus pula menggunakan nama tersebut untuk mengubah dan merepresentasikan zaman tersebut. Karena tiada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan Tuhan dan setiap nama hanya dapat merepresentasikan aspek temporal dari watak Tuhan pada zaman tertentu, maka tiada lain kecuali nama-Nya mewakili pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan dapat memilih nama apa pun yang sesuai dengan watak-Nya untuk merepresentasikan seluruh zaman. Terlepas dari apakah suatu zaman merupakan zaman Yahweh atau zaman Yesus, masing-masing zaman direpresentasikan oleh sebuah nama.
Dikutip dari "Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Pekerjaan yang Yesus lakukan merepresentasikan nama Yesus dan merepresentasikan Zaman Kasih Karunia; sedangkan pekerjaan yang Yahweh lakukan merepresentasikan Yahweh dan merepresentasikan Zaman Hukum Taurat. Pekerjaan mereka adalah pekerjaan satu Roh di dua zaman yang berbeda. Pekerjaan yang Yesus lakukan hanya bisa merepresentasikan Zaman Kasih Karunia, dan pekerjaan yang Yahweh lakukan hanya bisa merepresentasikan Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama. Yahweh hanya membimbing orang Israel dan orang Mesir serta semua bangsa di luar Israel. Pekerjaan Yesus di Zaman Kasih Karunia Perjanjian Baru adalah pekerjaan Tuhan dalam nama Yesus sewaktu Dia menuntun zaman itu. ... Zaman yang baru hanya bisa ada jika Yesus datang untuk melakukan pekerjaan yang baru, memulai zaman yang baru, menerobos pekerjaan yang sebelumnya dilakukan di Israel; dan melakukan pekerjaan-Nya yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang Yahweh lakukan di Israel, atau hukum-hukum-Nya yang lama, atau menurut aturan apa pun, tetapi melakukan pekerjaan baru yang harus Dia lakukan. Tuhan itu sendiri datang untuk memulai zaman dan Tuhan itu sendiri datang untuk mengakhiri zaman. Manusia tidak mampu melakukan pekerjaan memulai zaman dan mengakhiri zaman. Kalau Yesus tidak mengakhiri pekerjaan Yahweh setelah Dia datang, akan terbukti bahwa Dia hanyalah manusia dan tidak mampu merepresentasikan Tuhan. Justru karena Yesus telah datang dan merampungkan pekerjaan Yahweh, meneruskan pekerjaan Yahweh, dan terlebih lagi, menjalankan pekerjaan-Nya sendiri, yakni pekerjaan yang baru, terbukti bahwa inilah zaman yang baru, dan bahwa memang Yesus adalah Tuhan itu sendiri. Mereka melakukan dua tahap pekerjaan yang jelas berbeda. Satu tahap dilakukan di Bait Suci, dan tahap lainnya dilakukan di luar Bait Suci. Satu tahap untuk memimpin kehidupan manusia menurut hukum Taurat, dan tahap lainnya untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Kedua tahap pekerjaan ini sangat berbeda; ini memisahkan zaman yang baru dari zaman yang lama, dan tepat sekali bila dikatakan bahwa kedua zaman itu berbeda. Lokasi pekerjaan Mereka berbeda, isi pekerjaan Mereka berbeda dan tujuan pekerjaan Mereka berbeda. Karena itu, pekerjaan Mereka dapat dibagi menjadi dua zaman: Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, yang berarti, zaman yang baru dan zaman yang lama. Ketika Yesus datang, Dia tidak pergi ke Bait Suci dan itu membuktikan bahwa zaman Yahweh telah berakhir. Dia tidak masuk ke Bait Suci karena pekerjaan Yahweh di Bait Suci telah selesai dan tidak perlu dilakukan lagi; melakukannya lagi berarti mengulanginya. Hanya dengan meninggalkan Bait Suci, memulai pekerjaan baru, dan jalan yang baru di luar Bait Suci barulah Dia dapat membawa pekerjaan Tuhan ke titik puncaknya. Kalau Dia tidak keluar dari Bait Suci untuk melakukan pekerjaan-Nya, pekerjaan Tuhan tentu akan stagnan di atas fondasi Bait Suci dan tidak akan pernah ada perubahan baru. Karena itu, ketika Yesus datang Dia tidak masuk ke Bait Suci, dan tidak melakukan pekerjaan-Nya di dalam Bait Suci. Dia melakukan pekerjaan-Nya di luar Bait Suci, dan dengan memimpin para murid, Dia mulai mengerjakan pekerjaan-Nya secara bebas. Kepergian Tuhan dari Bait Suci untuk melakukan pekerjaan-Nya mengandung arti bahwa Tuhan memiliki rencana baru. Pekerjaan-Nya harus dilakukan di luar Bait Suci, dan itulah pekerjaan baru yang cara penerapannya tidak dibatasi. Segera setelah Yesus datang, Dia mengakhiri pekerjaan Yahweh pada zaman Perjanjian Lama. Meskipun Mereka disebut dengan dua nama yang berbeda, Roh yang sama itulah yang menyelesaikan kedua tahap pekerjaan, dan pekerjaan yang sudah dilakukan terus berjalan. Karena nama berbeda dan isi pekerjaan berbeda, maka zamannya pun berbeda. Ketika Yahweh datang, itulah zaman Yahweh, dan ketika Yesus datang itulah zaman Yesus. Karena itu, pada setiap kedatangan-Nya, Tuhan disebut dengan satu nama, Dia merepresentasikan satu zaman, dan Dia memulai jalan yang baru; dan di setiap jalan yang baru, Dia menggunakan nama baru, yang menunjukkan bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang, dan bahwa pekerjaan-Nya tidak pernah berhenti bergerak maju. Sebagaimana sejarah selalu bergerak maju, pekerjaan Tuhan pun selalu bergerak maju. Supaya rencana pengelolaan enam ribu tahun mencapai akhirnya, pekerjaan-Nya harus terus maju. Setiap hari dan setiap tahun Dia harus melakukan pekerjaan baru; Dia harus memulai jalan yang baru, memulai zaman baru, memulai pekerjaan yang baru dan yang lebih besar, dan bersama semua ini, membawa nama-nama baru dan pekerjaan baru.
Dikutip dari "Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Seandainya pekerjaan Tuhan di setiap zaman selalu sama, dan Dia selalu disebut dengan nama yang sama, bagaimana manusia dapat mengenal-Nya? Tuhan harus disebut Yahweh; Selain Tuhan yang disebut Yahweh itu, siapa pun yang dipanggil dengan nama lain, bukanlah Tuhan. Atau, Tuhan hanya dapat Dia yang disebut Yesus, dan selain nama Yesus, Dia tidak mungkin dipanggil dengan nama lain. Selain Yesus, selain Yahweh bukan merupakan Tuhan, dan Tuhan Yang Mahakuasa pun bukan merupakan Tuhan. Manusia percaya bahwa memang benar bahwa Tuhan itu mahakuasa, tetapi Tuhan adalah Tuhan yang menyertai manusia, dan Dia harus disebut Yesus karena Tuhan menyertai manusia. Melakukan ini sama artinya dengan mengikuti doktrin dan membatasi Tuhan dalam ruang lingkup tertentu. Jadi, di setiap zaman, pekerjaan yang dilakukan Tuhan, nama panggilan-Nya, dan gambar yang dikenakan pada-Nya—termasuk pekerjaan yang dilakukan-Nya pada setiap tahap hingga sekarang ini—semua ini tidak mengikuti satu aturan pun dan tidak tunduk pada batasan apa pun. Dia adalah Yahweh, tetapi Dia juga adalah Yesus, Mesias, dan Tuhan Yang Mahakuasa. Pekerjaan-Nya dapat mengalami transformasi secara bertahap diiringi dengan perubahan nama-Nya pula. Tidak ada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan diri-Nya, tetapi semua nama panggilan-Nya dapat merepresentasikan diri-Nya, sementara pekerjaan yang dilakukan-Nya di setiap zaman merepresentasikan watak-Nya.
Dikutip dari "Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Mungkinkah nama Yesus—"Tuhan menyertai kita"—merepresentasikan watak Tuhan secara keseluruhannya? Mungkinkah itu sepenuhnya memperjelas Tuhan? Kalau manusia mengatakan bahwa Tuhan hanya dapat disebut Yesus dan mungkin tidak memiliki nama lain karena Tuhan tidak dapat mengubah watak-Nya, maka kata-kata ini benar-benar penghujatan! Apakah engkau percaya bahwa nama Yesus yang berarti Tuhan menyertai kita, cukup untuk merepresentasikan Tuhan secara keseluruhannya? Tuhan mungkin dipanggil dengan banyak nama, tetapi di antara banyak nama ini, tidak ada satu pun yang mampu merangkum semua nama Tuhan, tidak satu pun dapat merepresentasikan Tuhan sepenuhnya. Karena itu, Tuhan memiliki banyak nama, tetapi nama yang banyak ini tidak dapat sepenuhnya memperjelas watak Tuhan karena watak Tuhan sangat kaya sehingga melebihi kemampuan manusia untuk mengenal-Nya. Tidak ada cara bagi manusia selain menggunakan bahasa umat manusia untuk merangkum Tuhan seutuhnya. Umat manusia memiliki kosakata yang terbatas untuk merangkum semua yang diketahuinya tentang watak Tuhan: besar, terhormat, menakjubkan, tak terselami, tertinggi, kudus, benar, bijaksana, dan seterusnya. Begitu banyak kata! Keterbatasan kosakata ini tidak mampu menggambarkan watak Tuhan yang telah disaksikan sedikit oleh manusia. Seiring waktu, banyak orang menambahkan kata-kata yang dikiranya lebih tepat menggambarkan semangat dalam hatinya, tetapi Tuhan itu terlalu besar! Tuhan itu terlalu suci! Tuhan itu terlalu indah! Sekarang ini, ucapan manusia seperti ini telah mencapai puncaknya, namun manusia masih belum mampu mengungkapkan diri-Nya secara jelas. Jadi, bagi manusia, Tuhan memiliki banyak nama, bukan satu nama saja, karena Tuhan itu hakikat-Nya Maha Melimpah, sedangkan bahasa umat manusia teramat miskin. Satu kata atau nama tertentu saja tidak cukup untuk merepresentasikan Tuhan secara menyeluruh. Jadi, apakah menurutmu nama-Nya dapat ditentukan? Tuhan itu begitu agung dan begitu suci, tetapi engkau tidak mengizinkan-Nya untuk mengubah nama-Nya di setiap zaman yang baru? Oleh karena itu, di setiap zaman ketika Tuhan secara pribadi melakukan pekerjaan-Nya sendiri, Dia menggunakan nama yang cocok dengan zaman itu untuk merangkum pekerjaan yang ingin dilakukan-Nya. Dia menggunakan nama khusus yang memiliki makna temporal untuk merepresentasikan watak-Nya pada zaman tertentu. Inilah Tuhan yang menggunakan bahasa umat manusia untuk mengungkapkan watak-Nya sendiri. Walaupun demikian, banyak orang yang telah memiliki pengalaman spiritual dan secara pribadi telah melihat Tuhan, merasa bahwa satu nama saja tidak mampu merepresentasikan Tuhan dalam keseluruhan diri-Nya—ah, ini tak terhindarkan—maka, manusia tidak lagi memanggil Tuhan dengan nama apa pun, tetapi hanya memanggil-Nya "Tuhan." Seakan-akan hati manusia dipenuhi dengan kasih sekaligus diliputi kontradiksi karena tidak tahu bagaimana menjelaskan Tuhan. Siapa Tuhan itu sangat melimpah sehingga sama sekali tidak mungkin untuk melukiskannya. Tak ada satu nama pun yang mampu merangkum watak Tuhan, dan tiada satu nama pun mampu menggambarkan segala apa yang dimiliki-Nya dan siapa Dia. Kalau seseorang menanyai-Ku, "Tepatnya, nama apa yang Engkau gunakan?" Kepada mereka akan Kukatakan, "Tuhan adalah Tuhan!" Bukankah itu nama terbaik untuk Tuhan? Bukankah itu rangkuman terbaik dari watak Tuhan? Kalau begitu, mengapa engkau semua menghabiskan banyak tenaga untuk mencari nama Tuhan? Mengapa harus engkau gadaikan otakmu, tidak makan tidak tidur hanya demi nama? Harinya akan tiba ketika Tuhan tidak lagi disebut Yahweh, Yesus, atau Mesias, melainkan Dia akan disebut "Sang Pencipta" saja. Saat itu, semua nama yang telah dikenakan-Nya di bumi akan lekang sebab pekerjaan-Nya di bumi sudah akan berakhir. Setelah itu, lenyap sudah semua nama-Nya. Tatkala segala sesuatu sudah berada di bawah kekuasaan Sang Pencipta, masihkah Dia membutuhkan sebuah nama yang sangat tepat, tetapi tidak lengkap? Masihkah engkau mencari nama Tuhan saat ini? Masih beranikah engkau berkata bahwa Tuhan hanya disebut Yahweh? Masih beranikah engkau berkata bahwa Tuhan hanya dapat disebut Yesus? Sanggupkah engkau menanggung dosa hujat terhadap Tuhan? Engkau harus tahu bahwa awalnya Tuhan tidak bernama. Dia mengambil satu, dua, atau banyak nama hanya karena Dia memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, selain harus mengelola umat manusia. Nama panggilan apa pun, tidakkah Dia bebas memilih nama bagi diri-Nya sendiri? Apakah Dia membutuhkan salah satu makhluk ciptaan-Nya seperti dirimu untuk menentukan nama-Nya? Nama panggilan Tuhan adalah nama yang sesuai dengan apa yang sanggup dipahami manusia dengan bahasa umat manusia, tetapi nama ini mustahil dijangkau (akal budi) manusia. Engkau hanya bisa berkata bahwa ada Tuhan di surga, bahwa Dia disebut Tuhan, bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri dengan kuasa yang teramat besar, yang terlalu bijaksana, terlalu tinggi, terlalu menakjubkan, terlalu misterius, dan terlalu mahakuasa, lalu engkau kehabisan kata; seujung kuku saja yang bisa engkau ketahui. Kalau begitu, dapatkah sekadar nama Yesus merepresentasikan Tuhan itu sendiri? Ketika akhir zaman tiba, kendati Tuhan jua yang masih melakukan pekerjaan-Nya, nama-Nya pasti berubah, karena zamannya berbeda.
Dikutip dari "Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Jika manusia masih merindukan kedatangan Yesus Sang Juruselamat pada akhir zaman, dan masih berharap Dia datang dalam citra diri yang dikenakan-Nya di Yudea, maka seluruh rencana pengelolaan enam ribu tahun tentu akan terhenti pada Zaman Penebusan, dan tidak akan dapat bergerak maju lebih jauh. Selanjutnya, akhir zaman tidak akan pernah datang, dan zaman ini tidak akan pernah berakhir. Itu karena Yesus Sang Juruselamat hanya dimaksudkan untuk penebusan dan penyelamatan umat manusia. Aku memakai nama Yesus hanya demi semua orang berdosa di Zaman Kasih Karunia, tetapi itu bukan nama yang akan Kupakai untuk membawa seluruh umat manusia kepada kesudahannya. Meskipun Yahweh, Yesus, dan Mesias semuanya merepresentasikan Roh-Ku, nama-nama ini hanya menandai zaman-zaman yang berbeda dari rencana pengelolaan-Ku, dan tidak merepresentasikan-Ku seutuhnya. Nama-nama yang dipakai orang-orang di bumi untuk memanggil diri-Ku tidak dapat mengungkapkan watak-Ku secara utuh dan seluruh keberadaan-Ku. Nama-nama itu hanyalah berbagai nama panggilan-Ku selama zaman-zaman yang berbeda. Oleh karena itu, saat zaman terakhir—akhir zaman—tiba, nama-Ku akan berubah lagi. Aku tidak akan disebut Yahweh, atau Yesus, apalagi Mesias—Aku akan disebut Tuhan Yang Mahakuasa itu sendiri yang penuh kuasa, dan dengan nama inilah Aku akan mengakhiri seluruh zaman. Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus Sang Juruselamat dengan kasih dan penghormatan. Kendati demikian, saat ini Aku bukan lagi Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu; Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Akulah Tuhan itu sendiri yang bangkit dari ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Dia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan api yang berkobar-kobar, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan disucikan melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman akan melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, bahwa Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Dan semua orang akan melihat bahwa Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tetapi pada akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang menghanguskan segala sesuatu, dan juga Surya kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Inilah pekerjaan-Ku pada akhir zaman. Aku memakai nama ini dan memiliki watak ini supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, matahari yang menyala-nyala, dan api yang berkobar-kobar, supaya semua manusia dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat wajah-Ku yang sesungguhnya: Aku bukan saja Tuhan atas orang Israel, dan Aku bukan saja Sang Penebus; Akulah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan bumi dan lautan.
Dikutip dari "Juruselamat Telah Datang Kembali di Atas 'Awan Putih'" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"