Firman Tuhan Harian: Inkarnasi | Kutipan 136

02 Desember 2022

Pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi mencakup dua bagian. Ketika Dia menjadi daging untuk pertama kalinya, manusia tidak percaya kepada-Nya atau mengenal Dia, dan mereka menyalibkan Yesus di kayu salib. Kemudian, ketika Dia menjadi daging untuk kedua kalinya, manusia tetap tidak percaya kepada-Nya, apalagi mengenal Dia, dan sekali lagi mereka menyalibkan Kristus di kayu salib. Bukankah manusia adalah musuh Tuhan? Jika manusia tidak mengenal Dia, bagaimana mungkin manusia bisa menjadi sahabat karib Tuhan? Bagaimana mungkin dia bisa memenuhi syarat untuk memberi kesaksian tentang Tuhan? Bukankah pernyataan manusia bahwa dia mengasihi Tuhan, melayani Tuhan, dan memuliakan Tuhan semuanya adalah kebohongan yang menyesatkan? Jika engkau mencurahkan hidupmu untuk hal-hal yang tidak realistis dan tidak praktis seperti ini, bukankah engkau melakukan pekerjaan yang sia-sia? Bagaimana mungkin engkau bisa menjadi sahabat karib Tuhan jika engkau bahkan tidak mengenal siapa Tuhan? Bukankah pengejaran semacam itu samar dan abstrak? Bukankah itu menyesatkan? Bagaimana orang bisa menjadi sahabat karib Tuhan? Apa signifikansi nyata dari menjadi sahabat karib Tuhan? Dapatkah engkau menjadi sahabat karib Roh Tuhan? Dapatkah engkau memahami betapa agung dan mulianya Roh? Menjadi sahabat karib dari Tuhan yang tak kelihatan dan tidak berwujud—bukankah itu samar dan abstrak? Apa signifikansi nyata dari pengejaran semacam itu? Bukankah semua itu adalah kebohongan yang menyesatkan? Yang kaukejar adalah menjadi sahabat karib Tuhan, tetapi sebenarnya engkau adalah pengikut Iblis, karena engkau tidak mengenal Tuhan, dan engkau mengejar "Tuhan atas segala sesuatu" yang tidak ada, tak kelihatan, tidak berwujud, dan yang merupakan hasil dari gagasanmu sendiri. Secara samar, "Tuhan" semacam itu adalah Iblis, dan secara nyata, "Tuhan" semacam itu adalah dirimu sendiri. Engkau berupaya untuk menjadi sahabat karib bagi dirimu sendiri, tetapi tetap mengatakan bahwa engkau berupaya untuk menjadi sahabat karib Tuhan—bukankah itu penghujatan? Apa nilai dari pengejaran semacam itu? Jika Roh Tuhan tidak menjadi daging, hakikat Tuhan hanyalah Roh kehidupan yang tak kelihatan dan tidak berwujud, tidak berbentuk dan amorf, tidak berfisik, tidak dapat didekati dan tidak dapat dipahami oleh manusia. Bagaimana mungkin manusia bisa menjadi sahabat karib dari Roh yang tidak berwujud, menakjubkan, dan yang tak terselami seperti ini? Bukankah ini sebuah lelucon? Penalaran yang tidak masuk akal semacam itu tidaklah benar dan tidak praktis. Manusia ciptaan pada dasarnya berbeda jenis dengan Roh Tuhan, jadi bagaimana keduanya bisa menjadi sahabat karib? Jika Roh Tuhan tidak berinkarnasi menjadi daging, jika Tuhan tidak menjadi daging dan merendahkan diri-Nya dengan menjadi makhluk ciptaan, manusia ciptaan tidak akan memenuhi syarat dan sekaligus tidak dapat menjadi sahabat karib-Nya, dan selain dari orang-orang percaya yang beriman yang mungkin memiliki kesempatan untuk menjadi sahabat karib Tuhan setelah jiwa mereka masuk ke dalam surga, kebanyakan orang tidak akan dapat menjadi sahabat karib Roh Tuhan. Dan jika manusia ingin menjadi sahabat karib dari Tuhan yang di surga di bawah bimbingan Tuhan yang berinkarnasi, bukankah mereka adalah makhluk bukan manusia yang sangat bodoh? Manusia hanya mengejar "kesetiaan" kepada Tuhan yang tak kelihatan, dan sedikit pun tidak memberi perhatian kepada Tuhan yang dapat dilihat, karena mengejar Tuhan yang tak kelihatan itu sangatlah mudah. Manusia dapat melakukannya dengan cara apa pun yang mereka suka, tetapi pengejaran akan Tuhan yang kelihatan tidaklah begitu mudah. Orang yang mencari Tuhan yang samar sama sekali tidak bisa mendapatkan Tuhan, karena segala sesuatu yang samar dan abstrak semuanya dibayangkan oleh manusia, dan tidak dapat diperoleh oleh manusia. Jika Tuhan yang datang di antaramu adalah Tuhan yang mulia dan agung yang tidak dapat engkau semua jangkau, lalu bagaimana engkau semua bisa memahami kehendak-Nya? Dan bagaimana engkau semua bisa mengenal dan memahami Dia? Jika Dia hanya melakukan pekerjaan-Nya, dan tidak memiliki hubungan yang normal dengan manusia, atau tidak memiliki kemanusiaan yang normal serta tidak dapat didekati oleh manusia biasa, meskipun Dia melakukan banyak pekerjaan untukmu, tetapi engkau semua tidak memiliki hubungan dengan Dia, dan tidak dapat melihat Dia, bagaimana engkau semua bisa mengenal Dia? Jika bukan karena daging ini yang memiliki kemanusiaan yang normal, manusia tidak akan mungkin mengenal Tuhan; hanya karena inkarnasi Tuhanlah, maka manusia memenuhi syarat untuk menjadi sahabat karib Tuhan dalam rupa manusia. Manusia menjadi sahabat karib Tuhan karena mereka berhubungan dengan Dia, karena manusia hidup bersama Dia dan menemani-Nya, dan karena itu mereka berangsur-angsur mulai mengenal Dia. Jika tidak demikian, bukankah pengejaran manusia akan sia-sia? Dengan kata lain, bukan semata-mata karena pekerjaan Tuhan manusia dapat menjadi sahabat karib Tuhan, tetapi karena kenyataan dan kenormalan Tuhan yang berinkarnasi. Hanya karena Tuhan menjadi daging, maka orang memiliki kesempatan untuk melakukan tugas mereka, dan kesempatan untuk menyembah Tuhan yang benar. Bukankah ini merupakan kebenaran yang paling nyata dan praktis? Nah, apakah sekarang engkau masih ingin menjadi sahabat karib dari Tuhan yang di surga? Hanya setelah Tuhan merendahkan diri-Nya sampai pada titik tertentu, artinya, setelah Tuhan menjadi daging, barulah manusia dapat menjadi sahabat karib dan orang kepercayaan-Nya. Tuhan adalah Roh: bagaimana manusia memenuhi syarat untuk menjadi sahabat karib Roh ini, yang maha mulia dan tak dapat dipahami? Setelah Roh Tuhan turun menjadi daging, dan menjadi makhluk dengan bentuk lahiriah yang sama seperti manusia, barulah manusia dapat memahami kehendak-Nya dan benar-benar didapatkan oleh-Nya. Dia berbicara dan bekerja di dalam daging, turut mengalami sukacita, dukacita, dan kesengsaraan manusia, hidup di dunia yang sama dengan manusia, melindungi manusia, dan membimbing mereka, dan melalui semua ini, Dia mentahirkan manusia dan memungkinkan mereka untuk memperoleh penyelamatan dan berkat-Nya. Setelah memperoleh hal-hal ini, manusia benar-benar memahami kehendak Tuhan, dan setelah itu, barulah mereka dapat menjadi sahabat karib Tuhan. Hanya inilah yang praktis. Jika Tuhan tak kelihatan dan tidak berwujud bagi manusia, lalu bagaimana mungkin manusia bisa menjadi sahabat karib-Nya? Bukankah ini adalah doktrin kosong?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Orang yang Mengenal Tuhan dan Pekerjaan-Nya yang Dapat Memuaskan Tuhan"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan