Firman Tuhan Harian: Inkarnasi | Kutipan 131

13 Maret 2021

Tuhan sebagai yang terbesar di seantero alam semesta dan dunia atas, dapatkah Dia menjelaskan diri-Nya sepenuhnya dengan menggunakan gambar manusia? Yahweh mengenakan daging ini untuk melakukan satu tahap pekerjaan-Nya. Tidak ada makna khusus dalam gambar manusia ini, tidak ada kaitannya dengan berlalunya zaman, juga tidak ada hubungannya dengan watak Tuhan. Mengapa Yesus tidak membiarkan gambar diri-Nya tetap ada? Mengapa tidak dibiarkan-Nya manusia melukis gambar diri-Nya sehingga dapat diteruskan ke generasi selanjutnya? Mengapa Dia tidak membiarkan orang mengakui bahwa gambar diri-Nya adalah gambar Tuhan? Meskipun manusia diciptakan menurut gambar Tuhan, mungkinkah rupa manusia merepresentasikan gambar Tuhan Yang Mahamulia? Ketika Tuhan menjadi daging, Dia hanya turun dari surga ke dalam daging tertentu. Adapun yang turun ke dalam daging tersebut ialah Roh-Nya, dan melalui daging itu, Dia melakukan pekerjaan Roh. Roh inilah yang diungkapkan dalam daging dan Roh inilah yang melakukan pekerjaan-Nya dalam daging. Pekerjaan yang dilakukan dalam daging sepenuhnya merepresentasikan Roh-Nya, dan daging tersebut adalah demi kepentingan pekerjaan itu. Namun demikian, bukan berarti bahwa gambar manusia itu menggantikan gambar sejati Tuhan sendiri; ini bukan tujuan atau makna penting dari Tuhan menjadi manusia. Dia menjadi daging hanya agar Roh dapat menemukan tempat tinggal yang sesuai dengan pekerjaan-Nya, tempat yang lebih baik untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya dalam daging, sehingga orang dapat melihat perbuatan-Nya, memahami watak-Nya, mendengarkan firman-Nya, dan mengetahui keajaiban pekerjaan-Nya. Nama-Nya merepresentasikan watak-Nya, pekerjaan-Nya merepresentasikan identitas-Nya, tetapi Dia tidak pernah mengatakan bahwa penampakan-Nya dalam daging merepresentasikan gambar-Nya. Itu semata-mata gagasan manusia. Karena itu, aspek penting dari inkarnasi Tuhan ialah nama-Nya, pekerjaan-Nya, watak-Nya, dan gender-Nya. Semua aspek ini digunakan untuk merepresentasikan pengelolaan-Nya di zaman ini. Penampakan-Nya dalam daging tidak ada kaitannya dengan pengelolaan-Nya, tetapi semata-mata demi pekerjaan-Nya saat itu. Namun, tidak mungkin Tuhan yang berinkarnasi tidak memiliki penampakan tertentu. Karena itu, Dia memilih keluarga yang tepat untuk menentukan penampakan-Nya. Seandainya penampakan Tuhan mempunyai makna penting yang representatif, semua orang yang berwajah mirip dengan-Nya juga akan merepresentasikan Tuhan. Bukankah itu kesalahan yang luar biasa? Potret Yesus dilukis oleh manusia agar manusia dapat menyembah-Nya. Pada saat itu, Roh Kudus tidak memberi arahan khusus, jadi manusia mengedarkan potret hasil imajinasi tersebut sampai hari ini. Padahal, menurut maksud Tuhan yang semula, manusia tidak boleh melakukan hal tersebut. Hanya karena semangat manusialah potret Yesus itu tetap ada sampai hari ini. Tuhan adalah Roh, dan karena itu, manusia tidak akan pernah mampu menangkap gambar-Nya. Gambar-Nya hanya bisa direpresentasikan oleh watak-Nya. Adapun penampakan hidung, mulut, mata, dan rambut-Nya, semua ini berada di luar kemampuanmu untuk menerimanya. Ketika pewahyuan sampai kepada Yohanes, ia melihat gambar Anak Manusia: dari mulut-Nya keluar pedang tajam bermata dua, mata-Nya bagaikan nyala api, kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu domba, kaki-Nya seperti dipoles perunggu, dan ada selempang emas di dada-Nya. Meskipun perkataan Yohanes sangat jelas, gambar Tuhan yang dijelaskannya itu bukan gambar makhluk ciptaan. Gambar yang dilihatnya hanyalah sebuah penglihatan, bukan gambar seseorang dari dunia materiel. Yohanes menyaksikan penglihatan, tetapi dia tidak melihat penampakan Tuhan yang sebenarnya. Gambar daging inkarnasi Tuhan, wujud gambar makhluk ciptaan, tidak mampu merepresentasikan watak Tuhan seluruhnya. Ketika Yahweh menciptakan umat manusia, Ia berkata bahwa menurut gambar-Nya Ia menciptakan laki-laki dan perempuan. Pada waktu itu, Ia berkata bahwa Ia menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar Tuhan. Meskipun gambar manusia menyerupai gambar Tuhan, tidak dapat ditafsirkan bahwa penampakan manusia adalah gambar Tuhan. Engkau pun tidak dapat menggunakan bahasa umat manusia untuk sepenuhnya menjelaskan gambar Tuhan, sebab Tuhan itu terlalu mulia, terlalu besar, terlalu menakjubkan, dan tak terselami!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan