Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 454

21 Februari 2021

Yesus mampu menunaikan amanat Tuhan—pekerjaan penebusan semua umat manusia—karena Dia memberi setiap perhatian pada kehendak Tuhan, tanpa rencana dan pertimbangan pribadi-Nya. Jadi, Dia juga sahabat karib Tuhan—Tuhan Sendiri, sesuatu yang engkau semua pahami dengan sangat baik. (Sebenarnya, Dia adalah Tuhan Sendiri yang diberikan kesaksian oleh Tuhan; Aku menyinggungnya di sini untuk menggunakan kenyataan tentang Yesus guna mengilustrasikan persoalan tersebut.) Dia mampu menempatkan rencana pengelolaan Tuhan sebagai pusat hidup, dan senantiasa berdoa kepada Bapa Surgawi serta mencari kehendak Bapa Surgawi. Dia berdoa, dan berkata: "Bapa! Terjadilah apa yang menjadi kehendak-Mu, dan bertindaklah tidak sesuai niat-Ku; apakah Engkau bertindak sesuai rencana-Mu. Manusia mungkin lemah, namun mengapa Engkau harus peduli terhadapnya? Bagaimana bisa manusia menjadi pusat kekhawatiran-Mu, manusia yang seperti seekor semut di tangan-Mu? Dalam hatiku, aku hanya ingin memenuhi kehendak-Mu, dan aku ingin agar Engkau bisa melakukan apa yang akan Engkau lakukan pada-Ku sesuai dengan maksud-Mu sendiri." Dalam perjalanan menuju Yerusalem, Yesus merasakan kesakitan, seolah-olah pisau sedang dipilin dalam hati-Nya, namun Dia tidak memiliki niat sedikit pun untuk mengingkari firman-Nya; selalu ada kekuatan dahsyat yang mendorong-Nya menuju tempat Dia akan disalibkan. Pada akhirnya, Dia dipaku di kayu salib dan menjadi serupa dengan daging pendosa, menunaikan pekerjaan penebusan umat manusia, dan menaklukkan belenggu kematian dan dunia orang mati. Di hadapan-Nya, kematian, neraka, dan dunia orang mati kehilangan kekuatan mereka, dan ditaklukkan oleh-Nya. Dia hidup selama tiga puluh tiga tahun, dan sepanjang waktu tersebut Dia selalu melakukan yang terbaik untuk memenuhi kehendak Tuhan sesuai dengan pekerjaan Tuhan pada saat itu, tidak pernah mempertimbangkan keuntungan atau kerugian pribadi-Nya, dan selalu mengingat kehendak Bapa. Jadi, setelah Dia dibaptis, Tuhan berkata: "Inilah Anak-Ku yang kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan." Karena pelayanan-Nya di hadapan Tuhan yang selaras dengan kehendak Tuhan, Tuhan meletakkan beban berat menebus semua umat manusia di kedua bahu-Nya dan membuat-Nya terus melanjutkan demi mencapainya, dan Dia layak serta berhak untuk menyelesaikan tugas penting ini. Sepanjang hidup-Nya, Dia menanggung penderitaan tidak terkira untuk Tuhan, dan Dia dicobai oleh Iblis berkali-kali, namun Dia tidak pernah berkecil hati. Tuhan memberi-Nya tugas seperti itu karena Dia memercayai-Nya, dan mengasihi-Nya, sehingga Tuhan secara pribadi berkata: "Inilah Anak-Ku yang kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan." Pada waktu itu, hanya Yesus yang dapat menyelesaikan amanat ini, dan ini adalah satu bagian dari penyelesaian Tuhan atas pekerjaan-Nya dalam menebus semua umat manusia di Zaman Kasih Karunia.

Jika, seperti Yesus, engkau semua mampu memberikan setiap kepedulian pada beban Tuhan, dan menolak dagingmu, Tuhan akan mempercayakan segala tugas penting-Nya kepadamu, sehingga engkau semua akan memenuhi persyaratan melayani Tuhan. Hanya dalam keadaan seperti itu engkau akan berani berkata bahwa engkau semua melakukan kehendak Tuhan dan menyelesaikan amanat-Nya, hanya dengan begitu engkau semua akan berani mengatakan bahwa engkau semua benar-benar melayani Tuhan. Dibandingkan dengan teladan Yesus, apakah engkau berani mengatakan bahwa engkau adalah sahabat karib Tuhan? Beranikah engkau berkata bahwa engkau melakukan kehendak Tuhan? Beranikah engkau berkata bahwa engkau benar-benar melayani Tuhan? Jika, hari ini, engkau tidak memahami pelayanan seperti itu kepada Tuhan, beranikah engkau berkata bahwa engkau sahabat karib Tuhan? Jika engkau berkata bahwa engkau melayani Tuhan, tidakkah engkau menistakan-Nya? Pikirkan itu: Apakah engkau melayani Tuhan, atau dirimu sendiri? Engkau melayani Iblis, namun engkau dengan keras kepala berkata engkau melayani Tuhan—dalam hal ini tidakkah engkau menistakan Tuhan? Banyak orang di belakang-Ku mendambakan berkat status, mereka melahap makanan sendirian, mereka suka tidur dan memberi perhatian kepada daging, selalu takut bahwa tidak ada jalan keluar dari daging. Mereka tidak melakukan fungsi normal mereka di gereja, dan makan gratis, atau menegur saudara-saudari mereka dengan firman-Ku, mereka berdiri tinggi di atas dan mengatur orang lain. Semua orang ini terus berkata bahwa mereka melakukan kehendak Tuhan, mereka selalu berkata bahwa mereka adalah sahabat karib Tuhan—bukankah ini absurd? Jika engkau memiliki motivasi benar, tetapi tidak mampu melayani kehendak Tuhan, maka engkau bersikap bodoh; tetapi jika motivasimu tidak benar, dan engkau masih berkata engkau melayani Tuhan, maka engkau adalah orang yang menentang Tuhan, dan engkau patut dihukum oleh Tuhan! Aku tidak punya simpati terhadap orang semacam itu! Di rumah Tuhan, mereka makan gratis, dan selalu mendambakan kenyamanan daging, dan tidak mempertimbangkan kepentingan Tuhan; mereka selalu mencari apa yang baik untuk mereka, mereka tidak menghiraukan kehendak Tuhan, semua yang mereka lakukan tidak dipandang oleh Roh Tuhan, mereka selalu bermanuver dan berkomplot melawan saudara-saudari mereka, dan bermuka dua, seperti rubah di kebun anggur, selalu mencuri anggur dan menginjak-injak kebun anggur. Mungkinkah orang seperti itu sahabat karib Tuhan? Apakah engkau pantas menerima berkat Tuhan? Engkau tidak bertanggung jawab atas hidupmu dan gereja, apakah engkau pantas menerima amanat Tuhan? Siapa berani memercayai seseorang sepertimu? Jika engkau melayani seperti ini, mungkinkah Tuhan berani memercayakan kepadamu tugas yang lebih besar? Bukankah engkau menghambat segala hal?

Aku mengatakan ini agar engkau semua mengetahui persyaratan apa yang harus dipenuhi agar melayani selaras dengan kehendak Tuhan. Jika engkau semua tidak memberikan hatimu kepada Tuhan, jika engkau tidak peduli dengan kehendak Tuhan seperti Yesus, maka engkau semua tidak dapat dipercaya oleh Tuhan, dan akhirnya akan dihakimi oleh Tuhan. Mungkin sekarang, dalam pelayananmu untuk Tuhan, engkau selalu memendam niat mengelabui Tuhan—tetapi Tuhan masih tetap memperhatikanmu. Singkatnya, terlepas dari hal apa pun, jika engkau menipu Tuhan, penghakiman tanpa belas kasih akan menimpamu. Engkau semua seharusnya mengambil manfaat dengan baru saja memasuki jalur tepat dalam melayani Tuhan untuk pertama-tama memberikan hati engkau semua kepada Tuhan, tanpa loyalitas yang terbagi. Terlepas dari apakah engkau berada di hadapan Tuhan, atau di hadapan orang lain, hatimu harus selalu menghadap Tuhan, dan engkau harus bertekad untuk mengasihi Tuhan seperti Yesus. Dengan cara ini, Tuhan akan menyempurnakanmu, sehingga engkau menjadi pelayan Tuhan yang berkenan di hati-Nya. Jika engkau benar-benar ingin disempurnakan oleh Tuhan, dan agar pelayananmu selaras dengan kehendak-Nya, maka engkau harus mengubah pandanganmu terdahulu tentang iman kepada Tuhan, dan mengubah cara engkau biasa melayani Tuhan, sehingga lebih banyak dari engkau semua yang disempurnakan oleh Tuhan; dengan cara ini, Tuhan tidak akan meninggalkanmu, dan, seperti Petrus, engkau akan menjadi garda depan bagi mereka yang mengasihi Tuhan. Jika engkau tetap tidak bertobat, maka engkau akan menjumpai akhir yang sama seperti Yudas. Ini seharusnya dipahami oleh mereka semua yang percaya kepada Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Melayani dalam Keselarasan dengan Kehendak Tuhan"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan