Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 436

11 Maret 2021

Untuk memulihkan keserupaan dengan manusia normal, yaitu untuk mencapai kemanusiaan yang normal, manusia tidak bisa sekadar menyenangkan Tuhan dengan kata-kata mereka. Mereka hanya merugikan diri mereka sendiri jika melakukannya, dan ini tidak membawa manfaat untuk jalan masuk atau perubahan mereka. Oleh karena itu, untuk mencapai perubahan, manusia harus melakukan penerapan sedikit demi sedikit. Mereka harus masuk perlahan-lahan, mencari dan mengeksplorasi sedikit demi sedikit, masuk dari segi positif, dan menjalani kehidupan kebenaran yang nyata; kehidupan orang-orang kudus. Setelah itu, hal-hal nyata, peristiwa nyata, dan lingkungan nyata, memungkinkan manusia menjalani pelatihan praktis. Manusia tidak diwajibkan memanjatkan kata-kata indah; sebaliknya, mereka harus berlatih dalam lingkungan nyata. Manusia pertama-tama menyadari bahwa mereka berkualitas rendah, lalu mereka makan dan minum firman Tuhan dengan normal, serta masuk dan melakukan penerapan dengan normal; hanya dengan cara inilah mereka dapat mencapai realitas, dan dengan cara inilah jalan masuk dapat berlangsung semakin pesat. Untuk mengubah manusia, harus ada kepraktisan; mereka harus berlatih dengan hal-hal nyata, peristiwa nyata, dan lingkungan nyata. Bisakah orang memperoleh pelatihan nyata hanya dengan mengandalkan kehidupan bergereja? Bisakah manusia memasuki realitas dengan cara seperti ini? Tidak! Jika manusia tidak bisa masuk ke kehidupan nyata, mereka tidak bisa mengubah gaya hidup dan cara-cara lamanya dalam melakukan segala sesuatu. Ini bukan sepenuhnya disebabkan oleh kemalasan manusia atau tingkat ketergantungannya yang tinggi, melainkan hanya karena manusia tidak memiliki kapasitas untuk hidup, dan lebih dari itu, mereka tidak memiliki pemahaman akan standar Tuhan tentang keserupaan dengan manusia yang normal. Di masa lalu, manusia selalu mengobrol, berbicara, berkomunikasi—dan mereka bahkan menjadi "ahli pidato"—kendati demikian, tidak ada dari mereka yang mencari perubahan watak hidup; mereka malah membabi buta mencari teori mendalam. Oleh karena itu, manusia zaman sekarang harus mengubah gaya beragama dalam kepercayaan kepada Tuhan dalam hidup mereka. Mereka harus memasuki penerapan dengan berfokus pada satu peristiwa, satu hal, satu orang. Mereka harus melakukannya dengan fokus—hanya dengan begitu mereka bisa memperoleh hasil. Perubahan manusia dimulai dengan perubahan dalam hakikat mereka. Pekerjaan ini harus diarahkan kepada hakikat mereka, hidup mereka, dan pada kemalasan, ketergantungan, dan perbudakan manusia—hanya dengan cara inilah mereka bisa berubah.

Meskipun kehidupan bergereja bisa memberikan hasil dalam beberapa bidang, kuncinya tetap bahwa kehidupan nyata bisa mengubah manusia. Natur lama manusia tidak bisa diubah tanpa kehidupan nyata. Mari kita lihat pekerjaan Yesus selama Zaman Kasih Karunia, sebagai contoh. Ketika Yesus menghapuskan hukum Taurat yang berlaku sebelumnya dan menetapkan perintah-perintah zaman baru, Ia berbicara menggunakan contoh nyata dari kehidupan nyata. Ketika Yesus memimpin murid-murid-Nya melewati ladang gandum pada suatu hari Sabat, murid-murid-Nya merasa lapar dan memetik bulir gandum untuk dimakan. Orang-orang Farisi melihat ini dan berkata bahwa mereka tidak menghormati hari Sabat. Mereka juga berkata bahwa orang tidak diperbolehkan menyelamatkan anak lembu yang terjatuh ke parit di hari Sabat, dengan mengatakan bahwa tidak ada pekerjaan yang boleh dilakukan di hari Sabat. Yesus menggunakan kejadian-kejadian ini untuk secara bertahap menyebarluaskan perintah-perintah zaman baru. Saat itu, Ia menggunakan beragam persoalan nyata untuk membantu manusia mengerti dan berubah. Inilah prinsip yang Roh Kudus gunakan untuk melakukan karya-Nya, dan hanya cara inilah yang bisa mengubah manusia. Tanpa hal-hal nyata, manusia hanya bisa memperoleh pemahaman teoretis dan intelektual—ini bukanlah cara yang efektif untuk berubah. Jadi, bagaimana manusia dapat memperoleh hikmat dan wawasan melalui pelatihan? Bisakah manusia memperoleh hikmat dan wawasan hanya dari mendengar, membaca, dan meningkatkan pengetahuannya? Bagaimana hal ini mungkin terjadi? Manusia harus berusaha memahami dan mengalami dalam kehidupan nyata! Oleh karena itu, orang harus berlatih dan tidak boleh menjauh dari kehidupan nyata. Manusia harus memperhatikan berbagai aspek yang berbeda dan memiliki jalan masuk dalam berbagai aspek: tingkat pendidikan, keekspresifan, kemampuan untuk melihat berbagai hal, kemampuan membedakan dan memahami berbagai hal, kemampuan untuk memahami firman Tuhan, akal sehat, dan aturan kemanusiaan, serta hal-hal lain terkait dengan kemanusiaan yang dengannya manusia harus diperlengkapi. Setelah pemahaman diperoleh, manusia harus berfokus pada jalan masuk, dan baru setelah inilah perubahan bisa diperoleh. Jika seseorang telah memperoleh pemahaman, tetapi mengabaikan penerapan, bagaimana perubahan bisa terjadi? Sekarang manusia telah memahami banyak hal, tetapi mereka tidak hidup dalam realitas; dengan demikian, mereka hanya memiliki sedikit pemahaman substantif akan firman Tuhan. Engkau baru mengalami sedikit pencerahan; engkau hanya menerima sedikit penerangan dari Roh Kudus, tetapi engkau tidak memiliki jalan masuk ke dalam kehidupan nyata—atau bahkan tidak peduli tentang jalan masuk—dengan demikian, perubahanmu kurang. Setelah lama berselang, manusia telah banyak mengerti. Mereka mampu berbicara banyak tentang pengetahuan teori mereka, tetapi watak lahiriah mereka tetap sama, dan kualitas asli mereka sama saja, tanpa peningkatan sedikit pun. Jika demikian halnya, kapan engkau akhirnya akan masuk?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Membahas Kehidupan Bergereja dan Kehidupan Nyata"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan