Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 425

26 Februari 2021

Pada praktiknya, mematuhi perintah harus dikaitkan dengan melakukan kebenaran. Sambil mematuhi perintah, orang harus melakukan kebenaran. Ketika melakukan kebenaran, orang tidak boleh melanggar prinsip-prinsip perintah atau melawan perintah tersebut; engkau harus mengerjakan apa pun yang dituntut Tuhan darimu. Mematuhi perintah dan melakukan kebenaran adalah hal yang saling berkaitan, bukan saling bertentangan. Semakin banyak engkau melakukan kebenaran, semakin mampu engkau mematuhi esensi perintah Tuhan. Semakin banyak engkau melakukan kebenaran, semakin dalam engkau bisa memahami firman Tuhan sebagaimana diungkapkan dalam perintah-Nya. Melakukan kebenaran dan mematuhi perintah bukanlah tindakan yang saling bertentangan—keduanya saling berkaitan. Pada mulanya, hanya setelah manusia mematuhi perintah Tuhan, barulah ia dapat melakukan kebenaran dan memperoleh pencerahan dari Roh Kudus, tetapi ini bukanlah maksud Tuhan pada awalnya. Tuhan mengharuskanmu menyembah-Nya dengan hati, bukan hanya berperilaku baik. Akan tetapi, engkau harus tetap mematuhi perintah Tuhan, meskipun hanya secara dangkal. Perlahan-lahan, melalui pengalaman, setelah memperoleh pemahaman yang lebih jelas akan Tuhan, manusia akan berhenti memberontak dan melawan Tuhan, dan tidak lagi menyangsikan pekerjaan-Nya. Inilah satu-satunya cara bagi manusia untuk dapat menaati esensi perintah Tuhan. Oleh karena itu, sekadar mematuhi perintah, tanpa melakukan kebenaran, tidaklah efektif, dan bukan merupakan ibadah yang sejati kepada Tuhan, sebab engkau belum mencapai tingkat pertumbuhan yang nyata. Mematuhi perintah tanpa melakukan kebenaran berarti hanya mematuhi peraturan secara kaku. Dengan berbuat begitu, perintah Tuhan menjadi hukum bagimu, yang tidak akan membantumu bertumbuh dalam kehidupan. Sebaliknya, perintah itu justru akan menjadi beban bagimu dan akan mengikatmu erat-erat seperti hukum Taurat Perjanjian Lama sehingga engkau kehilangan hadirat Roh Kudus. Oleh karena itu, hanya dengan melakukan kebenaranlah engkau dapat mematuhi perintah Tuhan secara efektif, dan engkau memegang perintah Tuhan agar dapat melakukan kebenaran. Dalam proses memegang perintah, engkau justru akan melakukan lebih banyak kebenaran, dan ketika melakukan kebenaran, engkau pun akan memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang makna perintah Tuhan yang sebenarnya. Maksud dan tujuan di balik tuntutan Tuhan agar manusia mematuhi perintah-Nya bukanlah agar manusia mengikuti aturan, sebagaimana yang mereka sangka; sebaliknya, ini berkaitan dengan jalan masuk manusia ke dalam kehidupan. Tingkat pertumbuhanmu dalam kehidupan menentukan tingkat kemampuanmu untuk mematuhi perintah. Kendati perintah Tuhan diberikan kepada manusia untuk dipatuhi, esensi perintah Tuhan hanya menjadi jelas melalui pengalaman hidup manusia. Sebagian besar orang berpikir bahwa mematuhi perintah Tuhan dengan baik berarti mereka "sudah siap sedia, tinggal menunggu kesempatan." Ini merupakan gagasan yang berlebihan dan tidak sejalan dengan kehendak Tuhan. Mereka yang berkata seperti itu tidak ingin maju dan mengingini daging. Ini omong kosong! Ini tidak sesuai dengan kenyataan! Bukanlah kehendak Tuhan untuk melakukan kebenaran belaka tanpa benar-benar mematuhi perintah Tuhan. Mereka yang melakukan ini adalah orang cacat; mereka seperti orang berkaki satu. Semata-mata mematuhi perintah seakan-akan mematuhi aturan, tetapi tidak memiliki kebenaran—ini juga tidak mampu memenuhi kehendak Tuhan; bagai orang bermata satu, mereka yang melakukan hal ini juga menderita sejenis kecacatan. Dapat dikatakan bahwa, jika engkau mematuhi perintah Tuhan dengan baik dan memperoleh pengertian yang jelas akan Tuhan yang nyata, engkau akan memiliki kebenaran; secara relatif, engkau sudah mencapai tingkat pertumbuhan nyata. Jika engkau melakukan kebenaran yang harus kaulakukan, engkau juga akan mematuhi perintah Tuhan, dan kedua hal ini tidak saling bertentangan. Melakukan kebenaran dan mematuhi perintah merupakan dua sistem, dan keduanya merupakan bagian tak terpisahkan dari pengalaman hidup manusia. Pengalaman manusia harus merupakan perpaduan, bukan pemisahan, antara mematuhi perintah dan melakukan kebenaran. Meski demikian, ada perbedaan dan keterkaitan di antara kedua hal ini.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mematuhi Perintah dan Melakukan Kebenaran"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan