Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 422

20 Maret 2021

Pekerjaan dan firman Tuhan bertujuan untuk menghasilkan perubahan dalam watakmu; tujuan-Nya bukan hanya membuat engkau sekalian memahami atau mengenal pekerjaan dan firman-Nya. Itu tidak cukup. Sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk memahami, engkau seharusnya tidak mengalami kesulitan dalam memahami firman Tuhan, karena sebagian besar firman Tuhan ditulis dalam bahasa manusia, dan Dia bicara dengan sangat gamblang. Misalnya, engkau sepenuhnya mampu mempelajari apa yang Tuhan kehendaki untuk engkau pahami dan lakukan. Ini hal yang seharusnya dapat dilakukan oleh orang biasa yang memiliki kemampuan untuk mencerna. Pada khususnya, firman yang disampaikan Tuhan saat ini sangat jelas dan transparan, dan Tuhan menunjukkan banyak hal yang belum pernah diperhitungkan manusia dan berbagai kondisi manusia. Firman-Nya mencakup segalanya, seterang cahaya bulan purnama. Jadi sekarang, orang memahami banyak hal, tetapi masih ada yang kurang—yaitu menerapkan firman-Nya. Orang harus mengalami seluruh aspek kebenaran secara terperinci, dan menyelidiki serta menggalinya dengan lebih terperinci, bukan hanya menunggu untuk menyerap apa pun yang disediakan bagi mereka; jika tidak, mereka menjadi tidak lebih dari sekadar parasit. Mereka tahu firman Tuhan, tetapi tidak menerapkannya. Orang semacam ini tidak memiliki kasih akan kebenaran, dan akhirnya akan disingkirkan. Menjadi seperti Petrus di dekade 1990-an berarti masing-masing dari antaramu haruslah menerapkan firman Tuhan, memiliki jalan masuk yang benar dalam pengalamanmu, dan memperoleh pencerahan yang bahkan jauh lebih besar dalam bekerja sama dengan Tuhan, yang akan memberikan lebih banyak pertolongan dalam hidupmu. Jika engkau semua telah banyak membaca firman Tuhan tetapi hanya memahami makna teks dan tidak memiliki pengetahuan langsung tentang firman Tuhan melalui pengalaman praktismu, engkau sekalian tidak akan mengenal firman Tuhan. Menurutmu, firman Tuhan bukanlah kehidupan, melainkan hanya huruf-huruf tertulis yang mati. Dan jika hanya menaati huruf-huruf tertulis yang mati, engkau tidak dapat meresapi esensi dari firman Tuhan, dan juga tidak akan mengetahui kehendak-Nya. Hanya jika engkau mengalami firman-Nya dalam pengalaman nyatamu maka makna rohani dari firman Tuhan itu akan tersingkap dengan sendirinya bagimu, dan hanya melalui pengalamanlah engkau dapat memahami makna rohani dari berbagai kebenaran, dan membuka misteri firman Tuhan. Jika engkau tidak menerapkannya, maka tidak peduli segamblang apa pun firman-Nya, satu-satunya hal yang engkau resapi hanyalah huruf-huruf tertulis dan doktrin kosong, yang telah menjadi aturan agamawi bagimu. Bukankah ini yang dilakukan orang-orang Farisi? Jika engkau sekalian melakukan dan mengalami firman Tuhan, maka firman-Nya itu menjadi nyata bagimu; jika engkau tidak berusaha melakukannya, maka firman Tuhan tidak lebih dari sekadar legenda surga tingkat ketiga bagimu. Kenyataannya, proses memercayai Tuhan adalah proses mengalami firman-Nya dan juga didapatkan oleh-Nya, atau lebih jelas lagi, percaya kepada Tuhan berarti memiliki pengetahuan dan pemahaman akan firman-Nya dan mengalami dan hidup dalam firman-Nya; itulah realitas di balik keyakinanmu kepada Tuhan. Jika engkau sekalian percaya kepada Tuhan dan mengharapkan hidup yang kekal tanpa berusaha menerapkan firman Tuhan sebagai sesuatu yang mengakar dalam dirimu, maka betapa bebalnya engkau sekalian. Ini tak ubahnya seperti pergi ke sebuah pesta perjamuan dan hanya menatap hidangan dan mengingat makanan lezat itu baik-baik tanpa sungguh-sungguh mencicipinya. Bukankah orang seperti itu sungguh bodoh?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Setelah Engkau Memahami Kebenaran, Engkau Harus Mengamalkannya"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan