Firman Tuhan Harian: Penampakan dan Pekerjaan Tuhan | Kutipan 72

29 Juni 2020

Tanpa memandang apakah engkau berkebangsaan Amerika, Inggris, atau warga negara lainnya, engkau harus melangkah keluar dari batas-batasmu sendiri, harus melampaui dirimu sendiri, dan harus memandang pekerjaan Tuhan sebagai ciptaan Tuhan. Dengan cara ini, engkau tidak akan menghambat jejak langkah Tuhan. Sebab, sekarang ini, banyak orang menganggap bahwa tidak mungkin Tuhan akan menampakkan diri di negara atau bangsa tertentu. Betapa dalamnya makna pekerjaan Tuhan, dan betapa pentingnya penampakan Tuhan! Bagaimana mungkin semua itu diukur dengan gagasan dan pemikiran manusia? Jadi menurut hemat-Ku, engkau harus menghancurkan gagasanmu tentang kebangsaan atau kesukuan saat mencari penampakan Tuhan. Dengan cara ini, engkau tidak akan dihambat oleh gagasanmu sendiri; dengan cara ini, engkau akan dilayakkan untuk menyambut penampakan Tuhan. Jika tidak begitu, engkau akan selalu berada dalam kegelapan, dan tidak akan pernah berkenan di hadapan Tuhan.

Tuhan adalah Tuhan atas segenap umat manusia. Dia tidak menjadikan diri-Nya sebagai milik pribadi suatu negara atau bangsa tertentu, dan Ia melangsungkan pekerjaan yang direncanakan-Nya tanpa dihambat oleh bentuk, negara, atau bangsa mana pun. Mungkin engkau belum pernah membayangkan bentuk seperti ini, atau mungkin engkau menyangkal keberadaan-Nya, atau mungkin negara atau bangsa di mana Tuhan menampakkan diri justru terkucilkan dan merupakan yang paling tertinggal di bumi ini. Meski begitu, Tuhan memiliki hikmat-Nya sendiri. Dengan kuasa-Nya dan melalui kebenaran dan watak-Nya, Ia telah benar-benar memperoleh sekumpulan orang yang memiliki pikiran yang selaras dengan pikiran-Nya. Ia telah memperoleh sekumpulan orang yang ingin dibentuk-Nya: sekumpulan orang yang telah ditaklukkan-Nya, yang tahan menanggung ujian dan segala macam penganiayaan, dan sanggup mengikuti-Nya sampai pada akhirnya. Tujuan penampakan Tuhan yang bebas dari segala hambatan bentuk atau negara adalah supaya Ia dapat menunaikan pekerjaan yang direncanakan-Nya. Misalnya, saat Tuhan menjadi manusia di Yudea, tujuan-Nya adalah untuk menyelesaikan pekerjaan penyaliban demi menebus segenap umat manusia. Namun, bangsa Yahudi berpendapat bahwa mustahil Tuhan melakukan ini, dan mereka pikir mustahil Tuhan dapat menjadi daging dan mengambil rupa Tuhan Yesus. "Kemustahilan" yang mereka pikirkan menjadi dasar mengapa mereka mengutuk dan menentang Tuhan, dan pada akhirnya mendatangkan kehancuran bagi Israel. Sekarang ini, banyak orang telah melakukan kekeliruan serupa. Dengan gegabah mereka menyerukan penampakan Tuhan yang sudah dekat, tetapi juga mengutuk penampakan-Nya; "kemustahilan" yang mereka pikirkan sekali lagi membatasi penampakan Tuhan dalam batas-batas imajinasi mereka sendiri. Aku sudah menyaksikan banyak orang terjatuh dengan menertawakan perkataan Tuhan. Bukankah tawa seperti ini tak ada bedanya dengan kutukan dan hujatan bangsa Yahudi? Engkau tidak bersungguh-sungguh dalam menghadapi kebenaran, apalagi mendambakan kebenaran. Engkau hanya menelaah secara membabi-buta dan menanti saja dengan acuh tak acuh. Apa yang engkau dapatkan dengan penelaahan dan penantian seperti ini? Dapatkah engkau menerima arahan pribadi dari Tuhan? Jika engkau tidak dapat memahami perkataan-perkataan Tuhan, bagaimana mungkin engkau dilayakkan untuk menyaksikan penampakan Tuhan? Di mana Tuhan menampakkan diri, di situ ada pengungkapan kebenaran, dan di situ juga ada suara Tuhan. Hanya orang-orang yang dapat menerima kebenaran yang dapat mendengar suara Tuhan, dan hanya orang-orang seperti itu yang layak menyaksikan penampakan Tuhan. Kesampingkanlah gagasanmu! Berhentilah dan simaklah dengan baik kata-kata ini. Jika engkau mendambakan kebenaran, Tuhan akan memberimu pencerahan untuk dapat memahami kehendak dan perkataan-Nya. Kesampingkanlah pandangan "mustahil" mu! Semakin orang percaya bahwa sesuatu itu mustahil, justru semakin besar kemungkinan hal itu akan terjadi, karena hikmat Tuhan jauh lebih tinggi dari langit, pikiran Tuhan lebih tinggi dari pikiran manusia, dan pekerjaan Tuhan melampaui batas pemikiran dan gagasan manusia. Semakin besar kemustahilan terjadinya sesuatu, semakin banyak kebenaran yang harus dicari; semakin jauh sesuatu melampaui gagasan dan bayangan pikiran manusia, semakin banyak kehendak Tuhan yang terkandung di dalamnya. Sebab di mana pun Tuhan menyatakan diri-Nya, Ia tetaplah Tuhan, dan substansi-Nya tak akan pernah berubah karena lokasi atau cara penampakan-Nya. Watak Tuhan tetap sama di mana pun jejak langkah-Nya berada. Di mana pun jejak langkah Tuhan berada, Tuhan tetaplah Tuhan atas segenap umat manusia. Sebagai contoh, Tuhan Yesus bukan hanya Tuhannya bangsa Israel, tetapi Dia juga Tuhan atas semua orang di Asia, Eropa, dan Amerika, dan bahkan merupakan satu-satunya Tuhan di seluruh alam semesta. Jadi marilah kita mencari kehendak Tuhan dan menemukan penampakan-Nya melalui perkataan-perkataan-Nya, serta mengikuti jejak langkah-Nya! Tuhan adalah kebenaran, dan jalan, dan hidup. Firman dan penampakan-Nya ada dalam waktu bersamaan, dan watak serta jejak langkah-Nya akan selalu tersedia bagi umat manusia. Saudara-saudari yang terkasih, Aku berharap engkau dapat melihat penampakan Tuhan melalui firman-firman ini, dan akan mulai mengikuti jejak langkah-Nya menuju ke zaman yang baru, dan ke dalam langit baru dan bumi baru yang indah, yang sudah dipersiapkan bagi orang-orang yang menantikan penampakan Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 1: Penampakan Tuhan Telah Mengantarkan Zaman yang Baru"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan