15. Sekarang Aku Tahu Nama Baru Tuhan

Oleh Zhao Xin, Taiwan

Aku sudah percaya kepada Tuhan dan menghadiri pertemuan bersama orang tuaku sejak aku masih kecil, jadi aku masuk ke perguruan tinggi Kristen setamat SMA. Selama satu kelas, pendeta berkata kepada kami, "Pasal 13, ayat 8 dari kitab Ibrani menyatakan, 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya.' Tuhan Yesus adalah satu-satunya Juruselamat. Nama-Nya tidak akan pernah berubah, apa pun zamannya. Hanya dengan percaya kepada nama Tuhan Yesus kita bisa diselamatkan ...." Setelah mendengar ini, aku sangat percaya bahwa kita hanya bisa diselamatkan dengan memegang nama Tuhan Yesus, dan bahwa kita tidak pernah boleh menyangkal nama-Nya. Di luar kelas, aku aktif dalam persekutuan, pendalaman Alkitab dan kelompok-kelompok Injil. Aku tak pernah sekali pun melewatkan khotbah atau pertemuan. Namun, seiring waktu aku mendapati bahwa para pendeta dan penatua cenderung mengatakan hal-hal lama yang usang. Tidak pernah ada terang baru, dan rohku sama sekali tidak dibekali. Beberapa saudara-saudari menjadi lemah dan berhenti pergi ke pertemuan dan mereka menerima sangat sedikit bantuan atau dukungan. Beberapa bahkan tertidur saat pertemuan dan suka menjual asuransi atau barang dagangan kepada orang lain setelah ibadah. Melihat keadaan ini di gereja membuatku marah dan kecewa. Kupikir, "Jika seorang Kristen tidak mencari kemajuan dalam kehidupan rohani mereka tetapi selalu mendambakan hal-hal duniawi dan uang, masih bisakah mereka disebut orang Kristen? Dan para pendeta dan penatua melihat ini terjadi, tetapi mereka tidak peduli. Apakah itu sesuai dengan kehendak Tuhan? Bagaimana itu bisa disebut menyembah Tuhan?" Karena begitu lama tidak mendapat makanan dari pertemuan, rohku kering. Aku juga sibuk di tempat kerja, jadi akhirnya aku tidak lagi pergi ke pertemuan. Aku merasa tidak enak tentang ini, jadi aku membaca Alkitab di rumah dan berdoa kepada Tuhan, selalu merasa sepertinya aku kehilangan semua tujuan dan harapan, merasa tersesat dan tak berdaya.

Kemudian pada bulan Oktober 2017, aku bertemu Saudari Li dan Wang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa secara online. Aku mendapati persekutuan mereka tentang firman Tuhan praktis dan mencerahkan. Aku sudah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun dan tidak pernah mendengar siapa pun mempersekutukan firman-Nya dengan begitu jelas. Aku merasa bahwa mereka mendapat bimbingan Roh Kudus. Karena itu, aku sering bertemu dengan mereka secara online.

Pada suatu pertemuan, aku sedikit terlambat masuk, tetapi begitu masuk, aku mendengar Saudari Li berkata, "Rencana pengelolaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia dibagi menjadi tiga zaman dan Dia melakukan pekerjaan baru dan memakai nama baru pada setiap zaman. Tuhan menggunakan nama-Nya untuk mengubah zaman dan mewakili pekerjaan-Nya. Pekerjaannya bergerak maju dan nama-Nya berubah seiring berbagai pekerjaan yang dilakukan-Nya. Pada Zaman Hukum Taurat, Tuhan mengumumkan hukum Taurat dan perintah dengan nama Yahweh. Ketika Dia mengakhiri Zaman Hukum Taurat dan melakukan pekerjaan penebusan pada Zaman Kasih Karunia, nama-Nya bukan lagi Yahweh, tetapi Yesus. Sekarang pada akhir zaman, pekerjaan Tuhan bergerak maju lagi, dan Dia sedang melakukan pekerjaan penghakiman dimulai di rumah Tuhan berdasarkan pekerjaan penebusan Yesus. Dia mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan memulai Zaman Kerajaan, dan nama-Nya telah berubah seiring dengan itu. Bukan lagi Yesus, melainkan Tuhan Yang Mahakuasa." Ketika mendengar dia berkata bahwa nama Tuhan telah berubah, kupikir, "Tidak mungkin. Alkitab dengan jelas mengatakan, 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya' (Ibrani 13:8). Nama Tuhan Yesus tidak pernah bisa berubah, tetapi kau mengatakan nama Tuhan sekarang telah berubah? Jika kita tidak memanggil nama Yesus ketika berdoa melainkan memanggil nama Tuhan Yang Mahakuasa, apakah itu sesuai dengan Alkitab?" Kemudian Saudari Li menjelaskannya kepadaku dengan analogi: "Saudari Zhao, jika perusahaanmu menjadikanmu kepala perencanaan selama setahun, kemudian menjadikanmu manajer selama setahun, dan kemudian menjadikanmu direktur, gelarmu akan berubah sesuai dengan kebutuhan pekerjaanmu. Ketika pekerjaanmu berubah, gelarmu berubah. Sebelumnya, orang akan memanggilmu kepala perencanaan atau manajer, tetapi sekarang mereka akan memanggilmu direktur. Mereka akan memanggilmu berbeda-beda, tetapi apakah kau berubah? Bukankah kau tetap sama? Inilah bagaimana Tuhan memakai nama pada setiap zaman. Pekerjaan Tuhan berbeda dan nama-Nya berubah, tetapi Dia tetap satu Tuhan." Semuanya mulai masuk akal bagiku. Namun ketika memikirkan perubahan nama Yesus, aku sama sekali tidak bisa menerimanya. Kupikir, "Aku tidak peduli apa yang kaukatakan, aku akan memegang nama Tuhan Yesus. Aku tidak akan begitu mudah diyakinkan." Aku memblokir Saudari Li secara online setelah pertemuan itu.

Tetapi malam berikutnya dua saudari muncul di pintuku memberitakan Injil Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Menurutku nama Yesus tidak bisa berubah, jadi aku merasa sedikit enggan kepada mereka. Aku tidak ingin mendengarnya, apa pun yang mereka katakan. Saat akan pergi, mereka berkata: "Saudari, Tuhan berkata: 'Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu' (Matius 7:7). Kami tidak tahu mengapa kau tidak mau menerimanya, tetapi apakah kau pernah benar-benar menyelidikinya?" Setelah mereka pergi, aku tak bisa berhenti memikirkan perkataan mereka. Aku merasa gelisah. Aku teringat tentang semua persekutuan yang kudengar dari jemaat di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan betapa dibekalinya rohku. Aku tahu dalam hatiku bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa yang mereka baca adalah kebenaran dan perkataan Roh Kudus. Bagaimana aku bisa menjadi pencari kebenaran dengan menolak mereka seperti itu? Aku teringat sebuah pertemuan ketika Saudari Li berkata dalam persekutuan, "Domba-domba Tuhan mendengar suara-Nya. Jika kita ingin menyambut kedatangan Tuhan kembali, kita harus belajar mendengar suara-Nya. Gadis bijaksana mengikuti Tuhan karena mereka mendengar suara-Nya. Seperti halnya Petrus pada Zaman Kasih Karunia. Bukankah dia mengikuti Tuhan karena dia mendengar firman-Nya dan mengenali suara Tuhan?" Setelah menyadari hal ini, aku segera mengeluarkan Alkitabku dan membuka kitab Wahyu pasal 3, ayat 20–22, di mana dikatakan, "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku. ... Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja." Aku merenungkan kedua ayat ini dengan saksama. Tuhan berkata bahwa Roh Kudus akan berbicara pada akhir zaman, dan bahwa kita harus mendengarkan firman-Nya. Aku beruntung mendengar bahwa Tuhan telah datang kembali, jadi mengapa aku sangat ingin ditahan oleh gagasanku sendiri dan menutup telinga pada sesuatu yang tidak kupahami? Pikirku, "Jika aku tidak tahu nama Tuhan berubah sekarang, aku harus menyelidikinya dan memahaminya terlebih dahulu, baru memutuskan apa yang harus dilakukan." Kemudian aku membaca ini dalam Matius pasal 7, ayat 7: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Kupikir, "Jika Tuhan benar-benar telah datang kembali dan mengetuk pintuku dan aku membiarkan gagasanku membutakan dan menulikanku sehingga aku tidak bisa melihat atau mendengar apa pun dan aku tidak membuka pintu, bukankah Tuhan akan meninggalkanku?" Malam itu aku sama sekali tidak bisa tidur. Aku merasa resah karena menolak Injil. Aku bertanya-tanya, "Mungkinkah aku salah? Apakah Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar Tuhan Yesus yang datang kembali?" Dengan semua pemikiran ini, aku berdoa kepada Tuhan, memohon bimbingan dan pencerahan-Nya.

Kemudian, aku menjelajahi situs web resmi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, yang disebut Injil Turunnya Kerajaan. Kemudian aku membaca bagian tentang nama-nama Tuhan: "Sebagian orang mengatakan bahwa nama Tuhan tidak berubah. Lalu, mengapa nama Yahweh berubah menjadi Yesus? Dinubuatkan bahwa Mesias akan datang, lalu mengapa manusia bernama Yesus yang datang? Mengapa nama Tuhan berubah? Bukankah pekerjaan Tuhan yang itu sudah lama dilakukan? Mungkinkah Tuhan tidak melakukan pekerjaan baru pada zaman sekarang? Pekerjaan masa lampau dapat diubah, dan pekerjaan Yesus dapat menjadi lanjutan dari pekerjaan Yahweh. Lalu, tidak bisakah pekerjaan Yesus digantikan dengan pekerjaan lain? Jika nama Yahweh dapat diubah menjadi Yesus, maka tidak bisakah nama Yesus juga diubah? Semuanya ini tidak aneh; hanya saja manusia yang terlalu bodoh. Tuhan akan tetap menjadi Tuhan. Bagaimanapun pekerjaan-Nya berubah, dan bagaimanapun nama-Nya berubah, watak dan hikmat-Nya tidak akan pernah berubah. Jika engkau percaya bahwa Tuhan hanya dapat dipanggil dengan nama Yesus, maka pengetahuanmu terlalu terbatas" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Mungkin Manusia yang Telah Membatasi Tuhan dalam Gagasannya Dapat Menerima Penyingkapan Tuhan?"). Aku merasa sangat terharu setelah membaca bagian ini. Aku merenungkan bagaimana, pada Zaman Hukum Taurat, nama Tuhan adalah Yahweh, dan dengan nama ini Tuhan memimpin orang Israel. Namun, ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, bukankah nama Tuhan berubah dari Yahweh menjadi Yesus? Aku bertanya-tanya, "Apa yang sedang terjadi di sini? Mungkinkah Tuhan benar-benar memiliki nama baru pada akhir zaman? Jika Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar adalah penampakan Tuhan Yesus dan aku tidak mencari atau menyelidikinya, jika aku kehilangan kesempatan untuk menyambut Tuhan, betapa bodohnya aku!" Aku memutuskan saat itu juga untuk menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.

Aku menghubungi Saudari Chen dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa secara online. Pada suatu pertemuan, aku memberi tahu dia tentang kebingunganku. Aku berkata, "Alkitab mengatakan: 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya' (Ibrani 13:8). Nama Tuhan Yesus tidak bisa berubah. Jika Dia datang sekarang, Dia tetap harus dipanggil Yesus. Bagaimana mungkin Dia dipanggil Tuhan Yang Mahakuasa? Aku selalu berdoa dan memanggil nama Tuhan Yesus, jadi bagaimana aku bisa berdoa kepada nama lain?" Kemudian Saudara Chen mengirimiku dua bagian firman Tuhan: "Ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak berubah. Memang benar, tetapi ini mengacu pada ketidakberubahan watak Tuhan dan esensi-Nya. Perubahan nama dan pekerjaan-Nya tidak membuktikan bahwa esensi-Nya berubah. Dengan kata lain, Tuhan selamanya adalah Tuhan dan tidak akan pernah berubah. Jika engkau mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan tidak berubah, maka mungkinkah Dia akan dapat menyelesaikan rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya? Engkau sekadar tahu bahwa Tuhan selamanya tidak berubah, tetapi apakah engkau tahu bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang? Jika pekerjaan Tuhan tidak berubah, dapatkah Dia memimpin umat manusia hingga ke masa sekarang? Jika Tuhan tidak berubah, lalu mengapa Dia telah melakukan pekerjaan dua zaman? ... Firman 'Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang' mengacu pada pekerjaan-Nya, dan firman 'Tuhan itu tidak berubah' mengacu pada apa yang dimiliki-Nya dan siapa Dia. Terlepas dari itu, engkau tidak dapat membuat pekerjaan enam ribu tahun bergantung pada satu titik, atau membatasinya dengan kata-kata mati. Hal seperti itu merupakan kebodohan manusia. Tuhan tidak sesederhana yang dibayangkan manusia dan pekerjaan-Nya tidak dapat tinggal dalam satu zaman saja. Yahweh, misalnya, tidak dapat selalu merepresentasikan nama Tuhan; Tuhan dapat pula melakukan pekerjaan-Nya dalam nama Yesus. Ini menandakan bahwa pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)").

Setelah membacanya, Saudara Chen menyampaikan persekutuan ini: "Kata-kata 'Tuhan itu tidak berubah' merujuk pada watak dan esensi Tuhan. Itu bukan berarti bahwa nama-Nya tidak pernah dapat berubah. Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang, Pekerjaannya hanya bergerak maju, dan nama-Nya berubah seiring dengan pekerjaan-Nya. Namun apa pun perubahan nama Tuhan, watak dan esensi-Nya tidak pernah berubah. Tuhan itu selamanya Tuhan, dan inilah yang tidak berubah. Jika kita tidak mengerti apa maksud 'Tuhan itu tidak berubah', atau memahami bahwa pekerjaan Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang, kita cenderung membatasi pekerjaan Tuhan berdasarkan pada gagasan kita sendiri dan bahkan menentang dan menghakimi Tuhan. Orang Farisi berpegang teguh pada Kitab Suci, menantikan Mesias. Namun ketika Tuhan datang, nama-Nya bukanlah Mesias, tetapi Yesus, jadi mereka menolak dan mengutuk-Nya. Meskipun mereka tahu firman dan pekerjaan-Nya memiliki otoritas dan kuasa, mereka tak hanya tidak menyelidikinya, tetapi juga menentang dan mengutuknya. Pada akhirnya, mereka bersekongkol dengan orang Romawi untuk memaku Yesus di kayu salib, melakukan kekejaman yang mengerikan. Jika kita berpegang teguh pada Alkitab sekarang, percaya bahwa nama Yesus tidak pernah dapat berubah dan bahwa hanya Dialah Sang Juruselamat, dan karenanya menolak dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, bukankah kita akan menjadi seperti orang Farisi? Kemudian kita cenderung menentang Tuhan dan menyinggung watak-Nya."

Akhirnya aku memahami bahwa ketika dikatakan dalam Alkitab, "Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya," itu hanya merujuk pada watak dan esensi Tuhan, dan itu bukan berarti bahwa nama Tuhan tidak pernah dapat berubah. Aku menyadari bahwa khotbah para pendeta didasarkan pada gagasan dan imajinasi mereka sendiri, dan bahwa mereka juga sebenarnya tidak memahami Alkitab.

Kemudian Saudara Chen membacakan kepadaku beberapa bagian firman Tuhan: "Di setiap zaman, Tuhan melakukan pekerjaan baru dan disebut dengan nama baru; bagaimana mungkin Dia melakukan pekerjaan yang sama pada zaman yang berbeda? Bagaimana mungkin Dia melekat erat pada sesuatu yang lama? Nama Yesus dipakai demi pekerjaan penebusan, maka apakah Dia masih akan dipanggil dengan nama yang sama ketika Dia kembali pada akhir zaman? Apakah Dia akan tetap melakukan pekerjaan penebusan? Mengapa Yahweh dan Yesus adalah satu, tetapi dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda? Bukankah karena zaman pekerjaan Mereka berbeda? Mungkinkah satu nama merepresentasikan Tuhan seutuhnya? Jika demikian, Tuhan harus dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda, dan Dia harus pula menggunakan nama tersebut untuk mengubah dan merepresentasikan zaman tersebut. Karena tiada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan Tuhan dan setiap nama hanya dapat merepresentasikan aspek temporal dari watak Tuhan pada zaman tertentu, maka tiada lain kecuali nama-Nya mewakili pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan dapat memilih nama apa pun yang sesuai dengan watak-Nya untuk merepresentasikan seluruh zaman" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). "'Yahweh' adalah nama yang Kupakai selama pekerjaan-Ku di Israel, dan yang artinya Tuhan orang Israel (umat pilihan Tuhan) yang dapat mengasihani manusia, mengutuk manusia, dan membimbing hidup manusia; Tuhan yang memiliki kuasa besar dan penuh hikmat. 'Yesus' adalah Imanuel, yang artinya korban penghapus dosa yang penuh kasih, penuh belas kasihan, dan yang menebus manusia. Dia melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan Dia mewakili Zaman Kasih Karunia, dan hanya dapat mewakili satu bagian pekerjaan dari rencana pengelolaan. ... Nama Yesus ada untuk memungkinkan orang-orang pada Zaman Kasih Karunia lahir baru dan diselamatkan, dan merupakan nama khusus bagi penebusan seluruh umat manusia. Dengan demikian, nama Yesus mewakili pekerjaan penebusan, dan menandai Zaman Kasih Karunia. Nama Yahweh adalah nama khusus bagi bangsa Israel yang hidup di bawah hukum Taurat. Di setiap zaman dan setiap tahap pekerjaan, nama-Ku bukan tanpa dasar, tetapi mengandung makna penting yang bersifat mewakili: setiap nama mewakili satu zaman. 'Yahweh' mewakili Zaman Hukum Taurat, dan merupakan sebutan kehormatan yang dipakai bangsa Israel untuk memanggil Tuhan yang mereka sembah. 'Yesus' mewakili Zaman Kasih Karunia, dan merupakan nama Tuhan bagi semua orang yang ditebus selama Zaman Kasih Karunia. Jika manusia masih merindukan kedatangan Yesus Sang Juruselamat pada akhir zaman, dan masih berharap Dia datang dalam citra diri yang dikenakan-Nya di Yudea, maka seluruh rencana pengelolaan enam ribu tahun tentu akan terhenti pada Zaman Penebusan, dan tidak akan dapat bergerak maju lebih jauh. Selanjutnya, akhir zaman tidak akan pernah datang, dan zaman ini tidak akan pernah berakhir. Itu karena Yesus Sang Juruselamat hanya dimaksudkan untuk penebusan dan penyelamatan umat manusia. Aku memakai nama Yesus hanya demi semua orang berdosa di Zaman Kasih Karunia, tetapi itu bukan nama yang akan Kupakai untuk membawa seluruh umat manusia kepada kesudahannya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Juruselamat Telah Datang Kembali di atas 'Awan Putih'").

Kemudian Saudara Chen menyampaikan persekutuan: "Rencana pengelolaan Tuhan dibagi menjadi tiga zaman. Dia melakukan satu tahap pekerjaan dan mengungkapkan satu bagian dari watak-Nya pada setiap zaman. Nama yang Dia gunakan pada setiap zaman mewakili pekerjaan dan watak-Nya pada zaman itu, tetapi itu tidak bisa mewakili keseluruhan Tuhan. Pada Zaman Hukum Taurat, nama Tuhan adalah Yahweh. Nama ini mewakili pekerjaan Tuhan pada Zaman Hukum Taurat serta aspek wataknya yang megah, murka, penyayang, dan mengutuk. Tuhan menggunakan nama Yahweh untuk mengumumkan hukum Taurat dan perintah dan untuk memimpin kehidupan manusia di bumi. Perilaku manusia diatur dan semua orang tahu bagaimana menyembah Tuhan. Namun di penghujung zaman itu, orang-orang menjadi semakin dirusak oleh Iblis, dan tidak bisa mematuhi hukum Taurat dan perintah lagi. Semua orang dalam bahaya dikutuk dan dihukum mati. Untuk menyelamatkan manusia dari hukum Taurat, Tuhan menjadi daging dan melakukan pekerjaan penebusan dengan nama Yesus, memulai Zaman Kasih Karunia dan mengakhiri Zaman Hukum Taurat. Tuhan Yesus menyediakan jalan pertobatan, menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, dan mengampuni dosa manusia. Dia juga mengungkapkan watak Tuhan yang penyayang dan pengasih, dan akhirnya Dia disalibkan dan pekerjaan untuk menebus seluruh umat manusia selesai. Semua yang menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka, yang berdoa kepada nama-Nya, dan mengaku dosa serta bertobat, dapat diampuni dari dosa-dosa mereka dan mendapatkan kedamaian dan sukacita yang dianugerahkan oleh Tuhan. Karena Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan, bukan pekerjaan menghakimi dan mentahirkan manusia pada akhir zaman, meskipun iman kita berarti dosa kita diampuni, natur berdosa kita tetap ada. Kita masih hidup dalam lingkaran setan dari berbuat dosa dan mengaku dosa. Kita masih berbohong dan menipu sepanjang waktu. Kita mengejar tren duniawi, kita iri dan benci, dan lain-lain. Kita hidup dalam dosa, tidak berdaya untuk melepaskan diri. Jadi, untuk menyelamatkan kita sekali untuk selamanya dari ikatan dosa dan mentahirkan kita agar kita dapat masuk ke dalam kerajaan-Nya, Tuhan sekali lagi menjadi daging pada akhir zaman untuk melakukan pekerjaan penghakiman dan pentahiran. Dia telah memulai Zaman Kerajaan dan mengakhiri Zaman Kasih Karunia, dan nama-Nya juga telah berubah menjadi Tuhan Yang Mahakuasa. Ini tepat menggenapi nubuat ini dalam kitab Wahyu: 'Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, firman Tuhan, yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa' (Wahyu 1:8). 'Dia yang menang akan Kujadikan pilar di dalam bait Suci Tuhan-Ku dan ia tidak akan keluar lagi: dan Aku akan menuliskan padanya nama Tuhan-Ku, dan nama kota Tuhan-Ku, yaitu Yerusalem Baru, yang turun dari sorga dari Tuhan-Ku dan Aku akan menuliskan nama-Ku yang baru padanya' (Wahyu 3:12)."

Mataku terbuka dan aku memahami bahwa Tuhan mengubah nama-Nya pada akhir zaman! Aku telah membaca ayat-ayat ini sebelumnya, jadi mengapa aku tidak memahaminya? Ayat-ayat itu dengan jelas menubuatkan bahwa Tuhan akan memiliki nama baru—Yang Mahakuasa—ketika Dia datang kembali pada akhir zaman. Namun aku selalu percaya bahwa "Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya" (Ibrani 13:8), dan memutuskan bahwa nama Yesus tidak pernah bisa berubah. Aku selalu menolak dan menentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Aku sangat bodoh! Sekarang aku tahu bahwa Tuhan memakai nama baru setiap kali Dia memulai pekerjaan baru dan bahwa Dia menggunakan nama ini untuk mengubah zaman dan mewakili pekerjaan dan watak-Nya pada zaman itu. Aku menyadari bahwa nama yang dipakai Tuhan pada setiap zaman adalah sangat penting. Jika aku menuruti pemahamanku bahwa nama Tuhan tidak dapat berubah dan bahwa Dia akan datang sebagai Yesus pada akhir zaman, lalu bagaimana pekerjaan Tuhan akan bergerak maju? Bukankah ini akan selalu menjadi Zaman Kasih Karunia? Ketika menyadari hal ini, aku tidak lagi ragu tentang nama baru Tuhan pada akhir zaman—Tuhan Yang Mahakuasa.

Kemudian Saudara Chen membacakanku satu bagian firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus Sang Juruselamat dengan kasih dan penghormatan. Kendati demikian, saat ini Aku bukan lagi Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu; Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Akulah Tuhan itu sendiri yang bangkit dari ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Dia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan api yang berkobar-kobar, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan disucikan melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman akan melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, bahwa Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Dan semua orang akan melihat bahwa Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tetapi pada akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang menghanguskan segala sesuatu, dan juga Surya kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Inilah pekerjaan-Ku pada akhir zaman. Aku memakai nama ini dan memiliki watak ini supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, matahari yang menyala-nyala, dan api yang berkobar-kobar, supaya semua manusia dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat wajah-Ku yang sesungguhnya: Aku bukan saja Tuhan atas orang Israel, dan Aku bukan saja Sang Penebus; Akulah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan bumi dan lautan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Juruselamat Telah Datang Kembali di atas 'Awan Putih'").

Kemudian Saudara Chen menyampaikan persekutuan: "Pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa memulai pekerjaan penghakiman Zaman Kerajaan dan mengungkapkan semua kebenaran yang dibutuhkan untuk mentahirkan dan menyelamatkan umat manusia. Dia mengungkapkan misteri pekerjaan pengelolaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia, dan mengungkapkan kebenaran tentang kerusakan umat manusia oleh Iblis dan penyebab manusia berbuat dosa dan menentang Tuhan. Dia menghakimi pemberontakan dan ketidakbenaran umat manusia yang rusak, dan firman Tuhan Yang Mahakuasa menunjukkan kepada orang-orang cara untuk mengubah watak mereka. Semua orang yang menerima nama Tuhan Yang Mahakuasa dan menjalani penghakiman, hajaran, ujian, dan pemurnian firman Tuhan, yang menyingkirkan dosa dan ditahirkan, akan selamat dari malapetaka besar. Tuhan akan memimpin mereka ke dalam kerajaan-Nya untuk menikmati berkat dan janji-Nya. Orang-orang jahat, antikristus, dan orang-orang tidak percaya yang menolak menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, dan yang menentang, mengutuk, menghujat, dan memfitnah-Nya akan meratap dan menggertakkan gigi mereka dalam malapetaka besar, dan akan dimusnahkan oleh Tuhan. Tuhan telah memakai nama Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman untuk menampakkan diri kepada manusia dengan watak-Nya yang benar dan megah yang tidak menoleransi pelanggaran, untuk mentahirkan dan menyelamatkan manusia sekali untuk selamanya, untuk menyingkirkan watak jahat kita yang rusak dan membawa kita ke dalam kerajaan Tuhan. Tuhan juga memisahkan masing-masing orang menurut jenisnya dan mengakhiri zaman yang jahat ini, dengan demikian menyelesaikan seluruh 6.000 tahun pekerjaan-Nya mengelola dan menyelamatkan manusia. Ini juga agar semua orang memahami bahwa Tuhan tidak hanya menciptakan dan memerintah atas segala sesuatu, tetapi Dia juga dapat berbicara dan bekerja untuk membimbing umat manusia. Dia dapat menjadi korban penghapus dosa bagi manusia, dan dapat mentahirkan dan menyempurnakan manusia. Tuhan adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Tak seorang pun dapat memahami perbuatan-Nya yang menakjubkan, kemahakuasaan atau hikmat-Nya. Inilah makna dari Dia memakai nama Tuhan Yang Mahakuasa pada Zaman Kerajaan. Semua orang yang menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, yang berdoa kepada nama Tuhan Yang Mahakuasa dan membaca firman-Nya dapat memperoleh pekerjaan Roh Kudus dan makanan dari air hidup. Namun ketandusan saat ini di gereja-gereja Zaman Kasih Karunia belum pernah terjadi sebelumnya. Iman orang percaya menjadi dingin, pengkhotbah tak punya apa pun untuk disampaikan, dan tak seorang pun yang tergerak dalam doa. Makin banyak orang tertarik dengan tren duniawi. Ini karena mereka tidak mengikuti jejak langkah Anak Domba, mereka belum menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa, sehingga mereka tidak bisa mendapatkan makanan air hidup. Mereka justru jatuh ke dalam kegelapan tanpa tempat untuk berpaling."

Persekutuan Saudara Chen menunjukkan kepadaku bahwa Tuhan Yang Mahakuasa, Yahweh, dan Yesus adalah satu Tuhan. Hanya saja Tuhan memakai nama yang berbeda untuk melakukan pekerjaan yang berbeda pada zaman yang berbeda. Namun apa pun perubahan nama-Nya, identitas dan esensi-Nya tidak pernah berubah. Tuhan adalah Tuhan. Titik. Nama Tuhan pada setiap zaman adalah penting. Khususnya, Tuhan memakai nama Tuhan Yang Mahakuasa pada Zaman Kerajaan dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan sangat penting agar kita terbebas dari dosa dan diselamatkan oleh Tuhan! Aku teringat tentang bagaimana aku sangat tidak dibekali dalam pertemuan dan khotbah selama bertahun-tahun. Iman saudara-saudari telah melemah, dan para pengkhotbah tak punya apa pun untuk disampaikan. Semua itu karena pekerjaan Roh Kudus telah berlanjut. Kami tidak mengikuti jejak langkah Anak Domba, kami tidak dibekali oleh firman Tuhan saat ini, sehingga kami jatuh ke dalam kegelapan. Pada saat itu, aku menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali dan aku secara resmi menerima Tuhan Yang Mahakuasa. Sejak saat itu, aku berdoa dalam nama Tuhan Yang Mahakuasa dan membaca firman-Nya setiap hari. Aku disirami oleh air hidup dan menghadiri perjamuan Anak Domba. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!

Sebelumnya: 14. Tuhan Telah Menampakkan Diri di Timur

Selanjutnya: 16. Firman Tuhan Adalah Kekuatanku

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini