Menyebarkan Injil adalah Tugas yang Wajib Semua Orang Percaya Laksanakan
Pada pertemuan sebelumnya, kita membahas tentang bagaimana melaksanakan tugasmu dengan memadai. Mencapai tujuan ini adalah yang pertama dan paling dasar dari keempat syarat mendasar yang harus manusia penuhi agar Tuhan menyempurnakan mereka. Sebelumnya, kita mempersekutukan definisi pelaksanaan tugas dan prinsip yang harus orang patuhi dalam melaksanakan tugasnya. Kita juga membahas beberapa contoh, mempersekutukan berbagai tanda lahiriah yang menunjukkan bahwa orang tidak sedang melaksanakan tugas mereka dengan memadai. Dengan melakukan ini, Aku memungkinkan umat pilihan Tuhan untuk mengerti dengan jelas bahwa masalah-masalah semacam ini harus dibereskan, dan untuk memahami bagaimana sikap Tuhan terhadap mereka yang melaksanakan tugas dengan cara seperti itu. Setelah mempersekutukan hal ini, engkau memperoleh pemahaman umum tentang cara melaksanakan tugasmu dengan memadai, apa yang harus kauperhatikan, hal-hal apa yang tidak boleh kaulakukan, dan tindakan apa yang mungkin akan menyinggung watak Tuhan dan menyebabkan kehancuran. Setelah mengikuti persekutuan tentang cara melaksanakan tugasmu dengan memadai, mampukah engkau semua secara konseptual menyadari dan memahami kebenaran hingga taraf tertentu mengenai hal ini? Ketika melaksanakan berbagai tugas, prinsip-prinsip apa yang harus dipatuhi oleh semua jenis orang, dan kebenaran apa yang harus mereka terapkan? Apakah engkau semua memahami dengan jelas hal-hal spesifik tersebut? (Kami belum memahaminya dengan jelas.) Jika demikian, kita perlu membahasnya secara lebih terperinci. Kita harus membuat penggolongan yang lebih terperinci untuk membahas apa artinya melaksanakan tugas dengan memadai.
Pekerjaan rumah Tuhan dibagi menjadi beberapa kategori utama. Pekerjaan yang berada di garis terdepan dari semua pekerjaan rumah Tuhan adalah pekerjaan menyebarkan Injil. Pekerjaan ini melibatkan begitu banyak orang, memiliki cakupan yang sangat luas, dan mencakup sejumlah besar pekerjaan. Pekerjaan ini adalah pekerjaan kategori pertama, dan merupakan tugas terpenting dalam keseluruhan pekerjaan gereja. Pekerjaan menyebarkan Injil adalah tugas penting pertama dalam rencana pengelolaan Tuhan. Itulah sebabnya pekerjaan ini harus digolongkan sebagai pekerjaan kategori pertama. Lalu, disebut apakah orang-orang yang melaksanakan tugas ini? Mereka disebut para penyebar Injil. Adapun kategori kedua, apa tugas terpenting dalam pekerjaan internal gereja? (Tugas sebagai pemimpin dan pekerja.) Benar, tugas sebagai pemimpin dan pekerja di semua tingkatan di gereja, termasuk para pengawas dan pemimpin tim dari berbagai kelompok. Tugas ini adalah tugas yang terpenting, dan semua pekerjaan yang dilakukan orang-orang ini adalah penting. Ini adalah kategori kedua. Adapun tugas-tugas kategori ketiga, tugas apa yang relatif penting dalam pekerjaan menyebarkan Injil? (Tugas-tugas khusus tertentu.) Ya, kategori ketiga mencakup orang-orang yang melaksanakan berbagai tugas khusus, termasuk menulis, penerjemahan, musik, pembuatan film, seni, dan pekerjaan urusan luar. Orang-orang yang termasuk kategori keempat terutama melaksanakan tugas-tugas biasa yang berkaitan dengan pekerjaan logistik, seperti penerimaan, memasak, dan pembelian. Klasifikasi terperinci mengenai tugas-tugas ini tidak diperlukan. Kategori kelima adalah orang-orang yang hanya mampu melaksanakan beberapa tugas selama waktu luang mereka karena keadaan keluarga, kondisi fisik, atau alasan-alasan lain semacam itu. Orang-orang ini melaksanakan tugas semampu mereka. Ini adalah kategori kelima. Orang-orang lainnya, yang tidak melaksanakan tugas, ditempatkan di kategori keenam. Orang-orang ini tidak ada kaitannya dengan pelaksanaan tugas, lalu mengapa mereka harus dimasukkan ke dalam suatu kategori? Karena mereka terhitung sebagai anggota gereja, mereka dimasukkan ke dalam kategori terakhir ini. Jika setelah mendengarkan banyak khotbah, mereka mampu memahami kebenaran, dan dengan sukarela meminta tugas untuk mereka laksanakan, kita harus mengizinkan orang-orang seperti ini untuk melaksanakan tugas dan memberi mereka kesempatan untuk bertobat, asalkan mereka sungguh-sungguh beriman dan bukan merupakan orang yang berkualitas sangat buruk atau bukan orang jahat, dan dengan syarat bahwa mereka berjanji untuk tidak menimbulkan gangguan. Semua anggota gereja pada dasarnya termasuk dalam keenam kategori yang baru saja disebutkan. Yang tersisa hanyalah para petobat baru. Tidak dapat dikatakan bahwa mereka tidak melaksanakan tugas. Sebaliknya, karena tingkat pertumbuhan mereka masih kecil dan pemahaman mereka akan kebenaran masih dangkal, mereka belum bisa melakukan apa pun. Sekalipun beberapa dari mereka memiliki kualitas yang baik, mereka tidak memahami kebenaran ataupun prinsip, sehingga mereka masih belum mampu melaksanakan tugas apa pun. Mereka bisa mulai melaksanakan tugas setelah percaya kepada Tuhan selama dua atau tiga tahun. Pada saat itu, kita dapat memasukkan mereka ke dalam salah satu dari berbagai kategori orang yang melaksanakan tugas. Kesimpulannya, kita sekarang telah dengan jelas mendefinisikan keenam kategori ini. Kategori pertama adalah bagi mereka yang menyebarkan Injil; kategori kedua adalah bagi para pemimpin dan pekerja di semua tingkatan di gereja; kategori ketiga adalah bagi mereka yang melaksanakan tugas-tugas khusus; kategori keempat adalah bagi mereka yang melaksanakan tugas-tugas biasa; kategori kelima adalah bagi mereka yang melaksanakan tugas jika waktunya memungkinkan; dan kategori keenam adalah bagi mereka yang tidak melaksanakan tugas. Prinsip-prinsip apa yang mendasari pembagian kategori tersebut? Kategori ini dibagi berdasarkan natur pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan, beban kerja, dan pentingnya suatu pekerjaan. Sebelumnya, ketika membahas tentang pelaksanaan tugas, pada dasarnya kita membahas berbagai aspek kebenaran tentang pelaksanaan tugas. Persekutuan kita berkaitan dengan prinsip-prinsip kebenaran yang harus semua orang ikuti dalam melaksanakan tugas mereka. Kita tidak membuat kategori apa pun dan kita tidak membahas secara terperinci prinsip-prinsip apa yang harus dipatuhi oleh masing-masing jenis orang, juga tidak membahas kebenaran spesifik yang harus menjadi fokus untuk mereka masuki. Selanjutnya, kita akan mempersekutukan aspek kebenaran ini secara lebih lengkap, membahas masing-masing kategori satu per satu agar dapat dipahami dengan jelas.
Aku akan terlebih dahulu membuka persekutuan kita dengan membahas kebenaran yang harus dipahami oleh mereka yang menyebarkan Injil. Apa kebenaran dasar yang harus dipahami dan memperlengkapi orang-orang yang menyebarkan Injil? Apa yang harus kaulakukan agar dapat melaksanakan tugas ini dengan baik? Engkau harus diperlengkapi dengan beberapa kebenaran tentang visi yang diperlukan untuk menyebarkan Injil, dan engkau harus menguasai prinsip-prinsip penyebaran Injil. Setelah engkau menguasai prinsip-prinsip penyebaran Injil, kebenaran apa lagi yang harus memperlengkapimu agar dapat membereskan gagasan dan masalah orang lain? Bagaimana seharusnya engkau memperlakukan mereka yang menyelidiki jalan yang benar? Hal yang terpenting adalah belajar membedakan orang. Siapa yang dapat kauinjili dan siapa yang tidak dapat kauinjili: ini adalah prinsip pertama yang harus kaupahami. Jika engkau memberitakan Injil kepada orang yang tidak dapat diinjili, itu bukan saja akan menjadi upaya yang sia-sia, melainkan juga dapat dengan mudah menimbulkan bahaya yang tersembunyi. Hal ini harus dipahami. Selain itu, bahkan orang-orang yang dapat diinjili pun tidak akan menerima Injil jika engkau hanya mengucapkan beberapa patah kata atau membicarakan beberapa doktrin yang mendalam. Tidak semudah itu. Mungkin saja engkau berbicara sampai mulutmu menjadi kering dan lidahmu kelu, dan kesabaranmu habis tak bersisa, ingin meninggalkan orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar tersebut. Dalam keadaan seperti itu, apa hal terpenting yang harus kaumiliki? (Kasih dan kesabaran.) Engkau harus memiliki kasih dan kesabaran. Jika sama sekali tidak ada perasaan kasih di dalam dirimu, engkau pasti tidak akan mampu bersabar. Selain memahami kebenaran dalam hal visi, menyebarkan Injil juga membutuhkan kasih dan kesabaran yang besar. Hanya dengan cara inilah engkau dapat melaksanakan tugas menyebarkan Injil dengan semestinya. Bagaimana tugas menyebarkan Injil didefinisikan? Bagaimana engkau memandang tugas menyebarkan Injil? Apa yang membedakan mereka yang menyebarkan Injil dan mereka yang melaksanakan tugas-tugas lainnya? Mereka memberikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan memberikan kesaksian tentang kedatangan Tuhan. Ada orang-orang yang menganggap diri mereka sebagai utusan Injil, bahwa mereka diutus untuk misi tertentu, bahwa mereka adalah malaikat yang turun dari atas. Dapatkah mereka didefinisikan dengan cara demikian? (Tidak.) Apa misi mereka yang menyebarkan Injil? Seperti apa citra yang mereka miliki di benak orang-orang? Apa peran mereka? (Pemberita Injil.) Pemberita Injil, utusan, apa lagi? (Saksi.) Kebanyakan orang akan mendefinisikan mereka seperti ini. Namun, apakah definisi ini benar-benar akurat? Istilah yang umum digunakan adalah "pemberita Injil" dan "saksi". "Utusan Injil" adalah sebutan yang lebih bergengsi. Ketiga istilah inilah yang sering terdengar. Seperti apa pun cara orang memahami dan mendefinisikan sebutan bagi mereka yang melaksanakan tugas ini, semua sebutan ini berkaitan erat dengan kata "Injil". Yang manakah dari ketiga istilah ini yang lebih relevan dan lebih tepat untuk tugas menyebarkan Injil, sehingga menjadikannya sebutan yang lebih rasional? (Pemberita Injil.) Kebanyakan orang menganggap sebutan pemberita Injil lebih tepat. Adakah yang setuju dengan sebutan saksi? (Ya.) Bagaimana dengan sebutan utusan Injil? (Tidak setuju.) Pada dasarnya, tak seorang pun setuju dengan sebutan utusan Injil. Mari kita terlebih dahulu membahas apakah sebutan pemberita Injil tepat atau tidak. "Memberitakan" berarti menyebarkan, menyebarluaskan, menyampaikan, dan memublikasikan sesuatu, dan "jalan" apa yang diberitakan oleh para pemberita Injil? (Jalan yang benar.) Jawaban yang bagus. "Jalan" itu adalah jalan yang benar, yaitu pekerjaan Tuhan dan penyelamatan Tuhan terhadap manusia. Inilah cara kita menjelaskan dan mendefinisikan istilah pemberita Injil. Selanjutnya, mari kita membahas tentang saksi. Apa yang seorang saksi persaksikan? (Pekerjaan Tuhan pada akhir zaman.) Tidak salah untuk mengatakan bahwa saksi memberikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Kedua istilah ini tampaknya relatif tepat. Bagaimana dengan utusan Injil? Apa yang dimaksud dengan "Injil"? Injil adalah kabar baik dan kabar gembira tentang pekerjaan Tuhan, penyelamatan Tuhan terhadap manusia, dan kedatangan Tuhan kembali. Bagaimana kita dapat menjelaskan istilah "utusan"? Penjelasan yang baik untuk "utusan" adalah seseorang yang diutus oleh Tuhan, orang yang secara langsung dikirim untuk menyebarkan Injil, atau orang tertentu yang Tuhan utus pada waktu tertentu untuk menyampaikan firman Tuhan atau pesan penting. Inilah yang dimaksud dengan utusan. Apakah mereka yang menyebarkan Injil memainkan peran semacam ini? Apakah mereka melakukan pekerjaan semacam ini? (Tidak.) Jadi, pekerjaan seperti apa yang mereka lakukan? (Mereka memberikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman.) Apakah kesaksian mereka tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman adalah misi yang telah mereka terima secara langsung dari Tuhan? (Bukan.) Lalu, bagaimana misi ini dapat dijelaskan? (Itu adalah tugas makhluk ciptaan.) Itu adalah tugas manusia. Entah Tuhan telah menugaskanmu, menyuruhmu, atau memercayakan kepadamu tugas untuk memberitakan pekerjaan baru-Nya dan menyebarluaskan Injil atau tidak, engkau bertanggung jawab dan berkewajiban untuk memberitahukan kepada lebih banyak orang tentang Injil, menyebarluaskannya, dan menyampaikannya kepada lebih banyak orang. Engkau bertanggung jawab dan berkewajiban untuk memungkinkan lebih banyak orang untuk mengetahui berita ini, datang ke hadapan Tuhan, dan kembali ke rumah Tuhan. Ini adalah tugas dan tanggung jawab manusia, jadi tidak dapat dikatakan bahwa mereka telah dikirim dan diutus oleh Tuhan. Jadi, kata "utusan" tidaklah tepat di sini. Apa natur dari kata ini? Kata ini salah, berlebihan, dan kosong. Kata "utusan" tidak tepat dan terlalu berlebihan. Sejak zaman Perjanjian Lama hingga sekarang, dari awal pekerjaan pengelolaan Tuhan hingga sekarang, peran utusan pada dasarnya tidak pernah ada. Artinya, tidak ada peran seperti itu yang ambil bagian dalam pekerjaan rencana pengelolaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia di sepanjang berlangsungnya keseluruhan pekerjaan tersebut. Bagaimana mungkin manusia biasa mampu menyandang peran seperti yang dimaksud dengan kata "utusan"? Tak seorang pun mampu melakukan pekerjaan semacam itu. Oleh karena itu, peran ini tidak terbuka bagi manusia, dan tak seorang pun dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan kata ini. Utusan, sebagaimana manusia memahaminya, adalah orang yang diutus Tuhan untuk melakukan sesuatu atau untuk menyampaikan pesan. Orang semacam ini tidak ada kaitannya dengan pekerjaan Tuhan yang agung dan menyeluruh dalam mengelola manusia. Artinya, peran sebagai utusan sama sekali tidak ada dalam ketiga tahap pekerjaan Tuhan. Oleh karena itu, kelak jangan lagi menggunakan kata ini. Engkau naif jika menggunakan kata tersebut. Dapatkah manusia menyandang sebutan "utusan Injil"? Tidak. Di satu sisi, karena mereka adalah daging dan darah. Selain itu, mereka adalah salah seorang dari antara manusia yang rusak. Jenis makhluk apakah seorang utusan itu? Tahukah engkau semua? (Kami tidak tahu.) Engkau tidak tahu, tetapi engkau masih berani menggunakan sebutan ini. Ini berarti meniru identitas. Dapat dikatakan dengan pasti bahwa utusan tidak ada kaitannya dengan manusia, dan manusia tidak ada kaitannya dengan kata "utusan". Manusia tidak dapat menyandangnya. Para utusan Injil, turunnya para utusan dari atas, dan pekerjaan para utusan, semua itu pada dasarnya telah berakhir pada zaman Abraham dalam Perjanjian Lama. Ini sudah selesai dan berakhir. Sejak Tuhan secara resmi melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia, manusia tidak boleh lagi menggunakan kata "utusan". Mengapa kata ini tidak boleh lagi digunakan? (Karena manusia tidak dapat menyandangnya.) Masalahnya bukanlah apakah manusia dapat menyandangnya atau tidak, melainkan karena utusan tidak ada kaitannya dengan manusia yang rusak. Di antara manusia yang rusak, tidak ada peran seperti itu, juga tidak ada sebutan seperti itu. Mari kita kembali ke kata "pemberita Injil". Jika kita harus memberikan definisi yang mendalam, akurat dan objektif untuk "jalan" yang mereka beritakan, bagaimana kita mendefinisikannya? ("Jalan" mengacu pada firman Tuhan.) Ini adalah istilah yang relatif umum. Secara spesifik, apakah "jalan" hanya mengacu pada Injil dan pesan tentang pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang? (Tidak.) Lalu, apa yang sebenarnya disampaikan oleh orang-orang yang menyebarkan Injil? Sampai sejauh mana pekerjaan mereka yang menyebarkan Injil berkaitan dengan "jalan"? Jenis pekerjaan apa sebenarnya yang termasuk dalam lingkup tugas mereka? Mereka hanya menyampaikan beberapa informasi dasar kepada para penerima Injil—seperti bahwa Tuhan telah datang pada akhir zaman, pekerjaan yang telah Dia lakukan, firman Tuhan, dan maksud-maksud Tuhan—agar orang dapat mendengar dan menerima informasi ini, kemudian kembali kepada Tuhan. Setelah mereka membawa orang ke hadapan Tuhan, tanggung jawab mereka untuk menyebarkan Injil telah terpenuhi. Apakah yang dimaksud dengan "jalan" terkandung dalam informasi yang mereka sampaikan? Di sini, istilah "informasi" dan "Injil" pada dasarnya setara. Jadi, apakah informasi itu ada kaitannya dengan "jalan"? (Tidak.) Mengapa tidak ada kaitannya? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan "jalan"? Kata paling sederhana yang dapat kita gunakan sebagai penjelasannya adalah jalur. Istilah "jalur" merangkum definisi "jalan", yang lebih spesifik. Secara lebih konkretnya, "jalan" adalah semua firman yang Tuhan berikan untuk menyelamatkan manusia, membebaskan manusia dari watak rusak Iblis dalam diri mereka, dan memungkinkan mereka untuk melepaskan diri dari belenggu Iblis serta pengaruh kegelapan. Apakah penjelasan ini akurat dan konkret? Berdasarkan penjelasan ini, apakah kata "pemberita Injil" merupakan definisi yang tepat untuk mereka yang melaksanakan tugas menyebarkan Injil? (Tidak sesuai.) Tugas pemberita Injil jauh melebihi tugas menyebarkan Injil. Hanya mereka yang mengenal Tuhan dan memberikan kesaksian tentang Tuhan-lah yang dapat menyandang sebutan ini. Dapatkah manusia biasa yang menyebarkan Injil memikul pekerjaan seorang pemberita Injil? Sama sekali tidak. Menyebarkan Injil tidak lebih dari menyampaikan kabar baik dan hanya memberikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan. Orang-orang ini sama sekali tidak mampu memikul pekerjaan pemberita Injil, mereka tidak mampu melaksanakan tugas pemberita Injil, jadi mereka tidak dapat disebut pemberita Injil. Sebutan pemberita Injil memberikan kedudukan yang lebih tinggi, dan mereka yang menyebarkan Injil tidak pantas menyandang sebutan ini. Sebutan ini tidak sesuai untuk mereka. Sekarang hanya tersisa istilah "saksi". Apa yang seorang saksi persaksikan? (Pekerjaan Tuhan pada akhir zaman.) Tepatkah mengatakan bahwa mereka menyampaikan dan memberikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman? Jika arti dari saksi harus didefinisikan secara akurat, maka yang dimaksud dengan saksi adalah orang yang memberikan kesaksian tentang Tuhan, bukan orang yang memberikan kesaksian tentang Injil. Bagaimana jika kita menyebut orang-orang yang menyebarkan Injil ini para saksi Tuhan? Apakah mereka mampu memberi kesaksian tentang Tuhan? (Tidak.) Bagaimana kita dapat menjelaskan istilah "saksi" yang digunakan di sini? Jika diselidiki dengan saksama, kata "saksi" juga tidaklah tepat. Karena mereka yang menyebarkan Injil hanya menyampaikan firman yang Tuhan ucapkan kepada semua orang yang haus akan firman Tuhan dan memberitahukan firman Tuhan kepada orang-orang yang menyambut penampakan Tuhan, ini tidak mencapai makna penting yang sebenarnya dari kata "saksi". Mengapa Kukatakan bahwa ini bukanlah apa yang dimaksud dengan memberikan kesaksian? Memberikan kesaksian mencakup apa yang orang persekutukan dan sampaikan untuk memungkinkan orang-orang mengenal Tuhan dan untuk membawa orang-orang ini ke hadapan-Nya. Sekarang ini, mereka yang menyebarkan Injil hanya membawa orang-orang ke dalam gereja, ke tempat kerja Tuhan di bumi. Mereka tidak memberikan kesaksian tentang watak Tuhan, tentang apa yang Tuhan miliki dan siapa Dia, atau tentang pekerjaan Tuhan. Apakah sebutan saksi cocok untuk mereka? Jadi tepatnya, gelar itu tidak cocok atau tidak tepat untuk mereka. Kini, kita telah menyelidiki dan merenungkan ketiga istilah ini—utusan Injil, pemberita Injil, dan saksi—dan mendapati bahwa semua istilah ini sama sekali tidak cocok untuk mereka yang menyebarkan Injil. Entah istilah-istilah ini berasal dari agama atau biasa digunakan oleh para anggota rumah Tuhan, sebutan-sebutan ini tidak cocok atau tidak tepat. Jadi, pertanyaannya adalah: apakah sebutan-sebutan ini penting? (Penting.) Apakah benar-benar penting? Sebagai contoh, jika nama aslimu adalah John Smith, tetapi sekarang engkau dipanggil James Clark, apakah engkau sudah berubah? Bukankah engkau tetaplah dirimu? Ini berarti sebutan atau nama yang kaugunakan tidaklah penting. Jika tidak penting, mengapa menelaah kata-kata ini? Aku menelaah kata-kata ini agar orang dapat memperoleh pandangan yang akurat tentang tugas menyebarkan Injil, secara akurat mendefinisikan apa sebenarnya yang dimaksud dengan tugas ini, dan tahu bagaimana seharusnya mereka melaksanakan serta memperlakukan tugas ini dengan semestinya. Penting bagimu untuk terlebih dahulu menentukan posisimu sendiri dalam tugas ini. Ini sangat penting. Jadi, sebutan ini harus tepat.
Aku baru saja menelaah secara singkat beberapa sebutan atau istilah yang mengacu pada mereka yang melaksanakan tugas menyebarkan Injil. Sebutan dan definisi saksi, pemberita Injil, dan utusan Injil, semuanya tidaklah tepat. Mengapa tidak tepat? Karena orang-orang yang sekadar menyebarkan Injil tidak melakukan pekerjaan substantif apa pun yang membuat mereka layak untuk menyandang sebutan ini. Mereka tidak memberikan kesaksian tentang perbuatan Tuhan, pekerjaan Tuhan, ataupun esensi Tuhan. Ini bukanlah pekerjaan yang mereka lakukan, juga bukan tugas yang mereka laksanakan. Oleh karena itu, mereka tidak layak disebut saksi. Sama halnya dengan sebutan pemberita Injil, apalagi sebutan utusan Injil. Sebutan terakhir ini sama sekali tidak ada artinya, tidak didasarkan pada apa pun. Sebutan ini hanyalah sebutan yang terdengar muluk-muluk yang orang berikan pada diri mereka sendiri. Berasal dari manakah sebutan utusan? Bukankah sebutan ini ditimbulkan oleh peningkatan watak congkak manusia? (Ya.) Bukankah ini hanyalah keinginan orang untuk memberikan sebutan yang luhur kepada diri mereka sendiri? Ketika seseorang memberikan sebutan semacam ini kepada dirinya sendiri, perilaku ini bukanlah perwujudan dari memiliki nalar. Sebutan lain jauh lebih tidak sesuai dan tidak cocok, jadi kita tidak akan mencantumkan dan tidak akan menelaahnya satu per satu. Karena sebutan-sebutan ini tidak tepat, mari kita telaah apa sebenarnya yang merupakan esensi dari tugas menyebarkan Injil. Dalam agama, disebut apakah memenangkan orang dengan menyebarkan Injil? (Menghasilkan buah.) Ketika orang-orang yang menyebarkan Injil memenangkan seseorang, mereka berkata bahwa mereka telah menghasilkan buah. Ketika orang-orang ini bertemu dan berbincang, mereka selalu membahas tentang berapa banyak buah yang telah mereka hasilkan saat menyebarkan Injil di tempat ini dan di tempat itu. Mereka membandingkan satu sama lain untuk melihat siapa yang telah menghasilkan lebih banyak buah dan buah macam apa yang mereka hasilkan. Mengapa mereka membuat perbandingan seperti itu? Di luarnya mereka terdengar membandingkan jumlah buah mereka, tetapi apa sebenarnya yang mereka bandingkan? Mereka membandingkan kelayakan dan kualifikasi mereka untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Jika mereka membuat perbandingan seperti itu di antara mereka, apakah mereka menganggap pekerjaan menyebarkan Injil sebagai tugas mereka? Mengapa mereka sangat mementingkan buah yang mereka hasilkan? Mereka percaya bahwa buah yang mereka hasilkan ada kaitannya dengan masuk ke dalam surga, menerima berkat, dan mendapatkan upah. Jika buah ini tidak ada kaitannya dengan hal-hal tersebut, apakah mereka akan membuat perbandingan ini setiap kali mereka bertemu? Mereka akan membandingkan diri mereka dalam hal-hal lainnya. Mereka akan membandingkan diri mereka dalam hal apa pun yang berkaitan dengan menerima upah dan masuk ke dalam kerajaan surga. Karena memenangkan orang dan menghasilkan buah ketika menyebarkan Injil berkaitan dengan masuk ke surga dan menerima upah, agar dapat mencapai hal-hal ini, orang tidak pernah bosan untuk membandingkan siapa yang telah memenangkan lebih banyak orang dan menghasilkan lebih banyak buah ketika menyebarkan Injil. Kemudian, di dalam hatinya, mereka memperhitungkan cara untuk memenangkan lebih banyak orang dan menghasilkan lebih banyak buah agar dapat meningkatkan kualifikasi dan keyakinan mereka dalam hal masuk ke dalam surga dan memperoleh upah. Dalam hal ini, sikap berbagai macam orang mengenai penyebaran Injil menjadi jelas. Apakah sikap dan motivasi mereka mengenai penyebaran Injil merupakan hasrat mereka untuk melaksanakan tugas mereka sebagai makhluk ciptaan? (Tidak.) Ini adalah sudut pandang yang keliru. Tujuan mereka bukanlah untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik, bukan untuk melaksanakan amanat Tuhan, melainkan untuk memperoleh upah. Melaksanakan tugas dengan cara bertransaksi seperti ini jelas tidak sesuai dengan kebenaran, tetapi melanggar kebenaran. Ini tidak sesuai dengan maksud Tuhan, tetapi menjijikkan bagi-Nya. Berapa pun banyaknya buah yang orang-orang ini hasilkan, itu tidak ada pengaruhnya pada tempat tujuan akhir mereka. Mereka menganggap penyebaran Injil sebagai profesi, sebagai cara atau jembatan untuk memperoleh berkat dan upah. Niat orang-orang semacam itu dalam melaksanakan tugas mereka dan menerima amanat ini bukanlah untuk melaksanakan amanat Tuhan atau untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik, melainkan hanya untuk memperoleh berkat dan upah. Oleh karena itu, mengenai orang-orang semacam ini, berapa pun buah yang mereka hasilkan, mereka bukanlah saksi ataupun pemberita Injil. Pekerjaan yang mereka lakukan bukanlah pelaksanaan tugas, melainkan sekadar kerja keras dan jerih payah yang dilakukan untuk memperoleh berkat bagi diri mereka sendiri. Masalah paling serius di sini bukan sekadar bahwa tujuan mereka menyebarkan Injil adalah untuk memperoleh berkat dan upah, melainkan karena mereka menggunakan fakta bahwa mereka memenangkan orang melalui penyebaran Injil sebagai alat tukar untuk Tuhan bayarkan dengan memberi mereka upah dan memberkati mereka dengan jalan masuk ke dalam surga. Bukankah ini adalah masalah yang sangat serius? Apa esensi dari masalah ini? Mereka sedang menjual Injil, "menjualnya" untuk ditukarkan dengan berkat. Bukankah dalam hal ini ada sedikit natur yang mencoba bertransaksi dengan Tuhan? Inilah esensi dari niat, penerapan mereka, dan natur dari perbuatan mereka. Menjual Injil untuk ditukarkan dengan upah tampaknya merupakan masalah yang ditemukan di antara mereka yang disebut "pemberita Injil" di dunia keagamaan. Lalu, apakah mereka yang sekarang ini melaksanakan tugas menyebarkan Injil di rumah Tuhan memiliki masalah yang sama? (Ya.) Apa masalah mendasar yang sama-sama mereka miliki? Yaitu mereka sedang menjual Injil untuk ditukarkan dengan kepuasan dan perkenanan Tuhan demi mencapai tujuan mereka memperoleh berkat dan memiliki tempat tujuan yang indah. Setelah dikemukakan dengan cara seperti ini, beberapa dari antaramu mungkin merasa tidak yakin, tetapi ada banyak orang yang benar-benar berperilaku seperti ini.
Setelah memenangkan orang, banyak di antara mereka yang menyebarkan Injil merasa bahwa mereka mampu menyelamatkan orang, bahwa mereka telah melakukan pelayanan yang besar, dan mereka sering berkata kepada orang-orang yang telah menerima Injil dari mereka: "Seandainya aku tidak memberitakan Injil kepadamu, kau tidak akan pernah bisa percaya kepada Tuhan. Karena hatiku yang penuh kasihlah kau cukup beruntung untuk dapat menerima Injil." Dan setelah orang-orang itu menerima Injil dari mereka, orang yang sama semacam ini akan selalu berpikir untuk bertanya kepada orang-orang itu, "Siapa yang telah menyebarkan Injil kepadamu?" Orang-orang itu akan merenungkan pertanyaan ini dan berpikir, "Memang benar kaulah yang memberitakan Injil kepadaku, tetapi ini adalah pekerjaan Roh Kudus. Aku tidak bisa memujimu karena hal ini." Dan mereka tidak akan mau menjawabnya. Karena mereka tidak menjawab, para penanya itu akan menjadi marah dan terus menanyai mereka. Apa niat di balik pertanyaan mereka yang terus-menerus itu? Mereka ingin dipuji. Di antara mereka yang menyebarkan Injil, ada juga orang-orang yang menyebarkan Injil kepada seseorang, tetapi tidak mau menyerahkan orang itu ke gereja padahal orang itu memenuhi syarat untuk masuk ke dalam gereja. Ada penyebar Injil yang menyebarkan Injil kepada beberapa orang dan tidak menyerahkan orang-orang ini, dan ada yang menyebarkan Injil kepada 20 atau 30 orang—jumlah yang cukup untuk mendirikan sebuah gereja—dan mereka juga tidak mau menyerahkan orang-orang ini. Mengapa mereka tidak menyerahkan orang-orang ini ke gereja? Mereka berkata, "Orang-orang ini masih belum memiliki landasan yang sangat kokoh. Mari kita tunggu sampai mereka memiliki landasan yang kokoh, sampai mereka tidak lagi memiliki keraguan, sampai mereka tidak dapat dengan mudah disesatkan, baru setelah itulah aku akan menyerahkan mereka ke gereja." Setengah tahun kemudian, orang-orang ini telah memiliki landasan hingga taraf tertentu dan memenuhi prinsip untuk masuk ke dalam gereja, tetapi para penyebar Injil ini tetap tidak mau menyerahkan mereka. Mereka ingin memimpin sendiri orang-orang ini. Apa niat di balik hal ini? Jika tidak ada keuntungan yang bisa diperoleh dari hal ini, apakah mereka akan mau memimpin orang-orang ini? Keuntungan apa yang mereka cari? Mereka berusaha memperoleh keuntungan dan manfaat pribadi dari orang-orang ini. Jika mereka menyerahkan orang-orang ini ke gereja, mereka tidak akan dapat memperoleh manfaat tersebut. Jadi, engkau harus mampu mengetahui yang sebenarnya tentang masalah ini. Ini sama halnya dengan banyak pendeta dan penatua di dunia keagamaan yang tahu betul apa yang dimaksud dengan jalan yang benar, tetapi tidak mau menerimanya dan tidak mengizinkan orang-orang percaya untuk menerimanya. Sebenarnya, mereka melakukan ini demi prestise dan keuntungan mereka sendiri. Jika orang-orang percaya menerima jalan yang benar, para pendeta dan penatua itu tidak akan dapat memperoleh keuntungan dari iman mereka. Para penyebar Injil seperti ini takut bahwa setelah para penerima Injil mereka bergabung dengan gereja, mereka akan dilupakan dan karenanya tidak dapat lagi memperoleh keuntungan dari iman mereka. Itulah sebabnya mereka tidak menyerahkan orang-orang ini ke gereja. Kapan para penyebar Injil seperti ini akan menyerahkan orang-orang ini? Setelah semua orang itu mendengarkan dan mematuhi mereka, barulah mereka akan menyerahkan orang-orang itu ke gereja. Setelah orang-orang ini masuk ke dalam gereja, beberapa dari mereka yang memiliki kemanusiaan yang cukup baik, pemahaman yang murni, dan mencintai kebenaran akan sering mendengarkan khotbah dan mulai memahami beberapa kebenaran, sehingga mereka mampu mengetahui yang sebenarnya tentang orang-orang yang menyebarkan Injil kepada mereka. Mereka kemudian akan berkata, "Orang itu tampaknya adalah seorang antikristus, seperti Paulus." Ketika mereka bertemu kembali, mereka tidak akan mengindahkan penyebar Injil tersebut. Karena diabaikan, penyebar Injil ini akan menjadi marah dan berkata, "Kau tidak tahu berterima kasih! Jika aku tidak menyebarkan Injil kepadamu, akankah kau percaya kepada tuhan? Akankah kau menemukan jalan yang benar? Apakah engkau telah melupakan aku, ibumu, setelah sekarang ada orang lain yang memimpinmu?" Mereka ingin dianggap sebagai ibu. Apakah orang-orang yang berkata seperti ini memiliki nalar? (Tidak.) Jika seseorang mampu berkata seperti ini, dia pasti bukanlah orang yang baik. Mengapa Kukatakan demikian? Ketika mereka menyebarkan Injil Tuhan, milik siapakah orang-orang yang mereka menangkan? (Tuhan.) Meskipun mereka mungkin bekerja keras untuk menyebarkan Injil, orang-orang yang mereka menangkan bukanlah milik mereka, melainkan milik Tuhan. Mereka yang menerima Injil ingin mengikuti Tuhan, bukan percaya kepada orang-orang yang menyebarkan Injil kepada mereka, tetapi para penyebar Injil semacam ini tidak mengizinkan mereka untuk bergabung dengan gereja dan mengikuti Tuhan. Sebaliknya, mereka ingin menahan orang-orang ini dalam genggaman dan kendali mereka, dan membuat orang-orang ini mengikuti mereka. Bukankah ini adalah perampokan yang terang-terangan dalam penyebaran Injil? Para penyebar Injil semacam ini menghalangi orang-orang agar tidak bisa datang ke hadapan Tuhan, sehingga orang-orang tersebut harus melalui mereka agar bisa datang ke hadapan Tuhan, dan segala sesuatu harus disampaikan melalui mereka. Bukankah mereka sedang mencoba memperoleh keuntungan dari iman mereka? Bukankah mereka ingin mengendalikan orang-orang ini? (Ya.) Perilaku macam apa ini? Ini murni perilaku Iblis! Ini berarti seorang antikristus telah memperlihatkan dirinya yang sebenarnya, dan dia ingin mengendalikan gereja serta umat pilihan Tuhan. Orang-orang semacam ini dapat ditemukan di banyak gereja di mana-mana. Dalam kasus yang serius, mereka mungkin mengendalikan puluhan atau bahkan ratusan orang. Dalam kasus yang lebih ringan, setelah memberitakan Injil kepada beberapa orang, mereka hanya akan terus-menerus menuntut orang untuk berterima kasih kepada mereka, mengungkit betapa berutangnya orang-orang ini kepada mereka setiap kali mereka bertemu, dan selalu menyebutkan hal-hal yang terjadi ketika orang-orang ini pertama kali mulai percaya. Mengapa mereka selalu menyebutkan hal-hal seperti ini? Agar orang-orang itu tidak melupakan kebaikan mereka dan tidak melupakan siapa yang telah memberitakan Injil sehingga memungkinkan orang-orang itu masuk ke rumah Tuhan, dan siapa yang patut mendapatkan pujian. Mereka menyebutkan hal-hal seperti ini untuk mencapai tujuan tertentu, dan jika tujuan ini tidak tercapai, mereka memarahi orang-orang itu. Apa hal pertama yang mereka katakan untuk memarahi orang-orang itu? (Bahwa orang-orang itu tidak tahu berterima kasih.) Apakah perkataan mereka ini masuk akal? (Tidak.) Mengapa menurutmu perkataan mereka tidak masuk akal? (Karena para penyebar Injil ini tidak berada di tempat mereka yang seharusnya. Menyebarkan Injil adalah tugas mereka, sesuatu yang sudah seharusnya mereka lakukan. Namun, setelah menyebarkan Injil kepada orang-orang, mereka menganggapnya sebagai kontribusi mereka, dan bukan sebagai tugas mereka.) Mereka selalu beranggapan bahwa dengan menyebarkan Injil, mereka telah berkontribusi. Ini salah. Di satu sisi, mereka tidak berada di tempat mereka yang seharusnya. Tuhan-lah yang menyelamatkan manusia, dan manusia hanya dapat bekerja sama dalam hal ini. Apa yang dapat manusia capai jika Tuhan tidak bekerja? Di sisi lain, menyebarkan Injil kepada orang lain bukanlah kontribusi mereka. Mereka tidak memberikan kontribusi yang besar, itu adalah tugas mereka. Tuhan-lah yang ingin mendapatkan manusia, para penyebar Injil hanya sedikit bekerja sama dengan-Nya. Menyelamatkan dan mendapatkan manusia adalah urusan Tuhan, dan itu tidak ada kaitannya dengan para penyebar Injil. Mereka tidak dapat melakukan hal-hal ini. Dalam menyebarkan Injil, mereka hanya melaksanakan tugas untuk menyebarluaskannya, mereka hanya membagikan Injil Tuhan pada akhir zaman kepada orang lain. Ini tidak dapat dianggap sebagai suatu kebaikan yang mereka berikan kepada orang-orang, jadi jika tidak mengindahkan mereka, orang-orang ini bukannya tidak tahu berterima kasih. Bukankah hal-hal seperti ini sering terjadi ketika orang melaksanakan tugas menyebarkan Injil? Pernahkah engkau semua memperlihatkan watak rusak semacam ini? (Ya.) Apakah watak rusakmu itu parah? Pernahkah engkau bahkan sampai memarahi orang lain? Pernahkah engkau bahkan sampai membenci orang lain? Pernahkah engkau bahkan sampai ingin mengutuk dan mengendalikan orang? Engkau ingin mendominasi dan mengendalikan siapa pun yang menerima Injil darimu. Engkau ingin menjadikan orang-orang itu milikmu sendiri, bukannya menyerahkan mereka kepada Tuhan. Engkau berharap bahwa siapa pun yang menerima Injil darimu akan menjadi keturunanmu yang setia. Apakah engkau semua memiliki pemikiran seperti ini? Banyak orang memperlakukan pemberitaan Injil seperti menghasilkan buah. Mereka beranggapan bahwa siapa pun yang menerima Injil dari mereka telah menjadi buah mereka dan pengikut mereka, serta harus mengikuti mereka dengan patuh dan memperlakukan mereka sebagai Tuhan dan penguasa mereka. Apakah engkau berpikir seperti ini? Sekalipun engkau tidak sampai ekstrem dan mencolok seperti ini, masih terdapat aspek watak rusak ini di dalam dirimu. Mengapa? Pada dasarnya, karena dua penyebab berikut: di satu sisi, orang-orang tidak berada di tempat mereka yang seharusnya dan tidak mengenal diri mereka sendiri. Di sisi lain, mereka tidak menganggap penyebaran Injil sebagai tugas mereka. Jika engkau menganggap penyebaran Injil sebagai tugasmu, engkau akan memahami bahwa apa pun yang kaulakukan, berapa pun banyaknya orang yang kauinjili atau berapa pun banyaknya orang yang kaumenangkan, ini hanya berarti bahwa engkau sedang melaksanakan tugasmu sebagai makhluk ciptaan, dan ini adalah tanggung jawab serta kewajiban yang harus kaupenuhi, dan ini bukanlah kontribusi yang besar yang perlu dibicarakan. Memahami hal ini dengan cara seperti ini sesuai dengan kebenaran. Namun, mengapa sebagian orang yang memberitakan Injil mampu mengendalikan orang-orang yang menerima Injil dari mereka dan menjadikan orang-orang tersebut milik mereka sendiri? Karena natur mereka terlalu congkak dan merasa diri benar, dan mereka sama sekali tidak bernalar. Selain itu, karena mereka tidak memahami kebenaran dan belum membereskan aspek watak rusak mereka tersebut. Itulah sebabnya mereka mampu melakukan hal-hal yang bodoh, congkak dan biadab seperti itu yang membuat orang lain merasa jijik dan membuat Tuhan merasa muak.
Ketika orang melakukan sesuatu, ketika mereka memiliki sedikit modal atau berkontribusi, mereka ingin memamerkannya, mereka ingin mengendalikan orang, mereka ingin menukarkan apa yang telah mereka lakukan dengan upah atau untuk mendapatkan tempat tujuan yang baik. Ada orang-orang yang bahkan sampai berusaha berdagang dengan menggunakan Injil Tuhan. Apa yang ingin mereka perdagangkan? Berikut adalah sebuah contoh. Ketika orang seperti ini tiba di rumah calon penerima Injil dan melihat bahwa keluarganya miskin, dia pikir mungkin tak ada manfaat yang akan dia peroleh dengan menyebarkan Injil kepada orang tersebut. Akibatnya, dia merasa tidak tertarik atau bahkan mendiskriminasi orang tersebut. Setiap kali bertemu dengan orang itu, dia merasa tidak senang, dan dia berkata kepada pemimpinnya, "Orang itu tidak akan dapat percaya kepada Tuhan. Dan sekalipun dia percaya, dia tidak akan dapat memperoleh kebenaran." Ini adalah dalih yang digunakannya agar tidak perlu menyebarkan Injil kepada orang itu. Tak lama kemudian, ada orang lain yang pergi menyebarkan Injil kepada orang ini, dan orang ini menerimanya. Bagaimana penyebar Injil yang pertama dapat menjelaskan hal ini? Bagaimana dia bisa berkata bahwa orang ini tidak akan percaya kepada Tuhan? Bagaimana dia bisa bertindak begitu sewenang-wenang? Bagaimana mungkin dia bisa mengetahui apakah seseorang akan percaya atau tidak jika dia tidak menyebarkan Injil kepada orang itu? Dia tidak mungkin mengetahuinya. Mengapa dia tidak memenangkan orang ini? Karena dia berprasangka terhadap orang ini, dia memandang rendah dan tidak memperlihatkan hati yang penuh kasih kepada orang ini sehingga dia tidak dapat memenangkan orang ini. Dengan melaksanakan tugasnya dengan cara seperti itu, dia telah bersikap lalai. Dia tidak memperlihatkan hati yang penuh kasih dan dia gagal memenuhi tanggung jawabnya. Apakah ini hal yang terpuji atau hal yang tercela di mata Tuhan? (Hal yang tercela.) Ini sepenuhnya pelanggaran. Mengapa pelanggaran seperti ini terjadi? Bukankah karena dia tidak bisa mendapatkan manfaat apa pun dari penerima Injil tersebut? Ketika dia melihat bahwa menyebarkan Injil kepada orang itu tidak akan menguntungkan, dia merasa muak terhadapnya dan membalas dendam kepadanya, tidak mau membiarkannya memperoleh keselamatan, kemudian mencari segala macam alasan serta dalih agar tidak perlu menyebarkan Injil kepadanya. Ini adalah kelalaian serius terhadap tugas dan pelanggaran yang serius! Tidak mau menyebarkan Injil kepada seseorang karena tidak ada keuntungan yang dapat diperoleh. Sikap macam apa ini? Bukankah ini adalah perwujudan khas orang yang menjual Injil? (Ya.) Dengan cara apa mereka menjual Injil? Jelaskanlah detail dan prosesnya. (Penyebar Injil itu memutuskan apakah dia mau menyebarkan Injil kepada seseorang berdasarkan apakah dia bisa memperoleh manfaat dari orang tersebut atau tidak. Ini sama saja dengan memperlakukan Injil Tuhan sebagai komoditas dan menjualnya untuk memperoleh manfaat yang dia inginkan. Ketika dia melihat bahwa tidak ada manfaat yang bisa didapatkannya, dia tidak mau menyebarkan Injil.) Dia menganggap Injil Tuhan sebagai aset pribadinya sendiri. Jika dia melihat seseorang yang berasal dari keluarga kaya dan berkuasa, yang cukup makan dan berpakaian indah, dia berpikir, "Jika aku menyebarkan Injil kepadanya, aku bisa tinggal di rumahnya, dan aku juga bisa makan enak serta berpakaian bagus," dan kemudian dia memutuskan untuk menyebarkan Injil kepada orang itu. Perilaku macam apa ini? Ini adalah contoh khas orang yang menjual Injil. Penyebar Injil ini memperlakukan Injil Tuhan dan kabar baik tentang pekerjaan baru Tuhan sebagai komoditas dan aset pribadinya sendiri, menipu dan mengelabui orang lain di setiap kesempatan agar dapat memperoleh keuntungan dan hal apa pun yang dia perlukan untuk dirinya sendiri. Apakah orang seperti ini sedang melaksanakan tugasnya? Ini disebut berbisnis dan mencari keuntungan dengan menjajakan Injil. Menjajakan berarti menjual hal-hal yang orang miliki dengan cara memperdagangkannya, dan memperoleh uang ataupun barang-barang materiel yang orang inginkan sebagai bayarannya. Jadi, bagaimana caranya menjajakan Injil? Ini tergantung pada apakah dia dapat memperoleh manfaat dari para calon penerima Injil atau tidak. Artinya, "Aku akan menyebarkan Injil kepadamu jika ada manfaatnya bagiku. Jika tidak ada manfaatnya bagiku, aku akan mencari alasan agar tidak perlu menyebarkannya kepadamu. Itu hanya akan menjadi transaksi yang tidak berhasil." Mengapa transaksi ini tidak berhasil? Transaksi ini tidak berhasil karena penyebar Injil tersebut tidak dapat memperoleh keuntungan darinya. Kita sebut apa jenis orang seperti ini? Mereka disebut "penipu keliling". Mereka tidak memiliki apa pun yang nyata untuk ditawarkan, tetapi pergi ke mana-mana untuk menipu dan mengelabui orang, mengandalkan kata-kata mereka untuk menghasilkan uang dan memperoleh keuntungan. Dengan memberitakan Injil dengan cara seperti ini, apakah mereka sedang melaksanakan tugas mereka? Mereka sepenuhnya sedang melakukan kejahatan. Tindakan mereka tidak ada kaitannya dengan pelaksanaan tugas, karena mereka tidak menganggap penyebaran Injil sebagai tugas mereka, dan mereka tidak menganggapnya sebagai tanggung jawab ataupun kewajiban mereka, atau amanat yang Tuhan percayakan kepada mereka. Sebaliknya, mereka menganggapnya sebagai pekerjaan, profesi yang dilakukan untuk ditukarkan dengan hal-hal yang mereka butuhkan, untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri, dan untuk memenuhi tuntutan mereka sendiri. Bahkan ada orang-orang yang ketika pergi ke daerah-daerah kaya untuk memberitakan Injil, mereka tidak mau meninggalkan daerah tersebut karena di sana mereka makan enak, berpakaian bagus, dan tinggal di tempat-tempat yang bagus. Mereka mulai menangis di depan para penerima Injil, bercerita tentang betapa miskinnya mereka, "Lihatlah betapa kasih karunia dan berkat Tuhan mengelilingi kalian di sini. Masing-masing keluarga memiliki mobil pribadi, tinggal di vila kecilnya masing-masing, dan mengenakan pakaian yang bagus. Kalian bahkan makan daging setiap hari. Itu tidak mungkin terjadi di tempat asal kami." Setelah mendengarnya, para penerima Injil itu berkata, "Karena tempat tinggal kalian begitu miskin, sering-seringlah datang dan tinggal bersama kami di sini," lalu, mereka memberikan beberapa barang kepada para penyebar Injil tersebut. Ini adalah bentuk terselubung dari meminta dan memeras uang serta barang dari orang-orang. Atas dasar apa mereka memeras orang? "Kami telah memberitakan Injil Tuhan kepada kalian, dan belum mendapatkan apa pun sebagai imbalannya. Kami telah melaksanakan amanat Tuhan. Kalian telah menerima berkat yang sedemikian besarnya, jadi kalian harus membalas kasih Tuhan dan sedikit beramal kepada kami. Bukankah itulah yang pantas kami terima?" Dengan demikian, mereka menggunakan berbagai cara untuk secara terselubung, secara langsung maupun tidak langsung memeras orang untuk mendapatkan barang serta uang darinya. Mereka menggunakan penyebaran Injil sebagai kesempatan untuk memperoleh manfaat pribadi. Perwujudan pertama dari hal ini adalah mereka menjual Injil, yang naturnya paling serius. Perwujudan kedua adalah mereka melakukan pemerasan secara terselubung. Oleh karena itu, di antara orang-orang yang melaksanakan tugas menyebarkan Injil, ada orang-orang yang tanpa disadari dompetnya mulai menggembung ketika mereka memberitakan Injil, dan mereka menjadi kaya. Ada orang-orang yang berkata, "Bukankah menjadi kaya itu bagus? Bukankah ini adalah berkat Tuhan?" Benar-benar sampah! Engkau mengandalkan tipu muslihat dan caramu sendiri untuk memeras serta menipu orang, lalu mengeklaim bahwa itu adalah berkat Tuhan. Apa natur dari perkataan semacam ini? Perkataan ini adalah penghujatan terhadap Tuhan. Ini bukanlah berkat Tuhan. Tuhan tidak memberkati manusia dengan cara seperti ini. Jadi, mengapa pemikiran seperti ini muncul dalam diri seseorang? Ini adalah akibat dari ambisi mereka dan natur serakah Iblis dalam diri mereka.
Mereka semua yang menyebarkan Injil menanggung penderitaan yang sangat besar. Terkadang mereka dianiaya dan dikepung oleh orang-orang beragama, atau bahkan diserahkan kepada rezim Iblis. Jika mereka sedikit lengah, kemungkinan besar mereka akan ditangkap oleh naga merah yang sangat besar. Namun, mereka yang mencintai kebenaran mampu memperlakukan hal-hal seperti ini dengan benar, sedangkan mereka yang tidak mencintai kebenaran akan sering mengeluh tentang penderitaan terkecil sekalipun. Ada di antara mereka yang menyebarkan Injil telah mengatakan hal-hal seperti ini: "Aku memberitakan Injil kepada seseorang, dan setelah berbicara begitu lama, dia bahkan tidak memberiku segelas air. Aku tidak mau menginjili dia." Apakah menjadi masalah jika orang tidak memberi mereka segelas air? Ada semacam watak yang tersembunyi dalam perkataan para penyebar Injil ini. Maksud mereka sebenarnya adalah bahwa menyebarkan Injil hanya layak untuk dilakukan jika itu menyenangkan dan menguntungkan. Jika itu berarti harus menderita, atau jika mereka bahkan tidak mendapatkan segelas air untuk diminum, berarti itu tidak layak untuk dilakukan. Dalam perkataan ini, terdapat niat untuk meminta sesuatu dan untuk bertransaksi. Jika cara orang menyebarkan Injil selalu bersifat transaksional, apakah mereka sungguh-sungguh mengorbankan diri bagi Tuhan? Jika mereka bahkan tidak mampu menanggung penderitaan sekecil ini saat melaksanakan tugas mereka, dan satu hal kecil mampu menyebabkan mereka menjadi negatif, dapatkah mereka melaksanakan tugas mereka dengan memadai? Mereka juga akan berkata, "Aku bukan saja tidak diberi minum, mereka juga sama sekali tidak memberiku makanan di jam makan siang." Apakah menjadi masalah jika orang tidak mengizinkan para penyebar Injil ini tinggal dan makan bersama mereka? Mereka telah menyebarkan Injil selama beberapa tahun dan mereka selalu memperhatikan cara orang menjamu mereka, apa yang orang-orang berikan untuk dimakan dan diminum, dan hadiah apa yang mereka terima. Mengapa mereka seperti ini? Bukankah mereka tahu bagaimana cara memperlakukan orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar? Ini adalah masalah dengan karakter mereka. Apakah mereka memiliki sedikit saja kasih terhadap orang-orang ini di dalam hati mereka? Dan mengapa mereka masih belum memahami penderitaan seperti apa yang harus ditanggung oleh orang-orang yang menyebarkan Injil dan bagaimana seharusnya mereka menerapkan kebenaran? Mengapa mereka belum menerapkannya sama sekali? Apakah menjadi masalah jika orang yang mereka injili tidak memberi mereka minuman ataupun makanan? Ini tidak menjadi masalah. Menyebarkan Injil kepada orang-orang berarti memenuhi kewajiban kita; ini adalah tugas kita. Tidak ada syarat tambahan. Orang-orang yang kauinjili tidak berkewajiban untuk memberimu makan, melayanimu, atau tersenyum kepadamu. Mereka tidak harus mendengarkan semua yang kaukatakan dan menaatimu. Mereka tidak memiliki kewajiban seperti itu. Jika engkau mampu berpikir seperti ini, berarti engkau objektif dan rasional. Dengan demikian, engkau akan mampu memandang hal-hal ini dengan benar. Jadi, bagaimana seharusnya memperlakukan orang yang sedang menyelidiki cara yang benar? Selama mereka sesuai dengan prinsip-prinsip rumah Tuhan dalam hal penyebaran Injil, kita berkewajiban memberitakan Injil kepada mereka; dan sekalipun sikap mereka saat ini buruk dan tidak mau menerimanya, kita harus bersabar terhadap mereka. Sampai berapa lama dan sampai sejauh mana kita harus bersabar? Sampai mereka menolakmu, tidak mengizinkanmu masuk ke rumah mereka, sampai tidak ada diskusi yang berhasil, sampai engkau tidak dapat lagi menelepon mereka, atau tidak dapat meminta orang lain untuk mengundang mereka, dan sampai mereka tidak mengakuimu. Jika inilah yang terjadi, tidak mungkin lagi untuk menyebarkan Injil kepada mereka. Pada saat itulah engkau telah memenuhi tanggung jawabmu. Itu berarti engkau telah melaksanakan tugasmu. Namun, selama masih ada secercah harapan, engkau harus memikirkan segala cara dan berusaha semaksimal mungkin untuk membacakan firman Tuhan dan memberikan kesaksian tentang pekerjaan-Nya kepada mereka. Sebagai contoh, engkau berelasi dengan seseorang selama dua atau tiga tahun. Engkau telah berkali-kali mencoba menyebarkan Injil dan bersaksi bagi Tuhan kepadanya, tetapi dia tidak berniat untuk menerimanya. Namun, pemahaman orang itu cukup baik, dan dia benar-benar seorang calon penerima Injil. Apa yang harus kaulakukan? Pertama-tama, engkau sama sekali tidak boleh menyerah terhadapnya, sebaliknya engkau harus terus berinteraksi dengannya seperti biasa, terus membacakan firman Tuhan kepadanya, dan memberikan kesaksian tentang pekerjaan-Nya. Jangan menyerah terhadapnya; bersabarlah sampai akhir. Mungkin suatu hari nanti, dia akan tersadar dan merasa bahwa sudah waktunya untuk menyelidiki jalan yang benar. Itulah sebabnya bersabar dan bertekun sampai akhir adalah aspek yang sangat penting dalam menyebarkan Injil. Dan mengapa melakukan hal ini? Karena ini adalah tugas makhluk ciptaan. Karena engkau berelasi dengannya, engkau berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberitakan Injil Tuhan kepadanya. Terdapat banyak proses di antara pertama kalinya dia mendengar firman Tuhan dan Injil sampai dia berbalik, dan ini membutuhkan waktu. Periode ini mengharuskanmu untuk bersabar dan menunggu, sampai tiba saatnya dia berbalik dan engkau membawanya ke hadapan Tuhan, kembali ke rumah-Nya. Ini adalah kewajibanmu. Apa yang dimaksud dengan kewajiban? Kewajiban adalah tanggung jawab yang tidak dapat diabaikan, yang wajib orang lakukan. Sama seperti bagaimana seorang ibu memperlakukan anaknya. Betapapun tidak patuh atau nakalnya anak itu, atau jika dia sakit dan tidak mau makan, apa kewajiban ibu itu? Karena tahu bahwa ini adalah anaknya, dia menyayangi, mencintai, dan dengan penuh perhatian memedulikannya. Tidak ada bedanya apakah anak itu mengakuinya sebagai ibunya atau tidak, dan bagaimanapun anak itu memperlakukannya—dia tetap berada di sisinya, melindunginya, tanpa meninggalkannya sesaat pun, terus-menerus menunggunya untuk percaya bahwa dia adalah ibunya dan menunggunya untuk kembali ke pelukannya. Dengan cara inilah, dia terus-menerus mengawasi dan menjaganya. Inilah yang dimaksud dengan tanggung jawab; inilah yang dimaksud dengan kewajiban. Jika orang-orang yang terlibat dalam penyebaran Injil menerapkan cara ini, memiliki hati yang mengasihi sesama seperti ini, mereka pasti akan menaati prinsip-prinsip penyebaran Injil, dan akan sepenuhnya mampu mencapai hasil. Jika mereka selalu membuat alasan dan membicarakan keadaan mereka, mereka tidak akan mampu menyebarkan Injil, dan mereka tidak akan melaksanakan tugas mereka. Ada orang-orang yang menyebarkan Injil yang selalu pilih-pilih tentang calon penerima Injil yang memiliki terlalu banyak pertanyaan dan kesulitan serta berkualitas buruk, dan akibatnya, mereka tidak mau menanggung penderitaan dan membayar harga untuk memenangkan orang-orang itu. Namun, jika orang tua dan kerabat mereka sendiri yang memiliki banyak kesulitan dan berkualitas buruk, mereka tetap mampu memperlakukan orang tua dan kerabat mereka dengan hati yang penuh kasih. Bukankah ini berarti mereka tidak memperlakukan orang dengan adil? Apakah orang-orang ini memiliki hati yang penuh kasih? Apakah mereka adalah orang-orang yang memikirkan maksud-maksud Tuhan? Sama sekali tidak. Ketika menyebarkan Injil, mereka selalu mencari alasan dan dalih berdasarkan keadaan objektif agar tidak perlu memberitakan Injil kepada orang-orang, atau siapa pun yang mereka temui, mereka menganggap orang itu tidak menyenangkan dan menganggap orang itu lebih rendah daripada mereka sendiri, dan mereka selalu merasa bahwa tidak ada seorang pun yang cocok untuk diinjili. Akibatnya, mereka akhirnya tidak menyebarkan Injil kepada satu orang pun. Adakah prinsip penyebaran Injil yang seperti ini? Orang seperti ini sama sekali tidak memikirkan maksud-maksud Tuhan ataupun tuntutan Tuhan. Siapa pun yang mampu mengakui bahwa firman Tuhan adalah kebenaran dan siapa pun yang mampu menerima kebenaran adalah calon penerima Injil, kecuali mereka jelas-jelas orang jahat atau jenis orang yang tidak masuk akal. Jika orang benar-benar memikirkan maksud-maksud Tuhan, mereka akan melaksanakan tugasnya dan memperlakukan orang-orang berdasarkan prinsip. Apa pun masalah yang dihadapi orang yang mencari jalan yang benar atau sebanyak apa pun mereka memperlihatkan watak rusaknya, selama mereka mampu mengakui dan menerima kebenaran, engkau harus membacakan firman Tuhan tanpa lelah kepada mereka dan bersaksi tentang pekerjaan Tuhan. Inilah prinsip yang harus diikuti dalam menyebarkan Injil.
Aku telah mendengar bahwa beberapa orang di antara mereka yang menyebarkan Injil sama sekali tidak memiliki kasih di dalam hatinya. Ketika menangani gagasan dan pertanyaan dari mereka yang sedang menyelidiki jalan yang benar, para penyebar Injil ini menyampaikan persekutuan berkali-kali. Namun, karena orang-orang itu tetap tidak mengerti dan terus mengajukan pertanyaan berulang kali, para penyebar Injil ini tidak tahan lagi dan mulai menceramahi mereka. "Kalian mengajukan terlalu banyak pertanyaan. Kalian tidak memahami kebenaran sebanyak apa pun aku mempersekutukannya kepada kalian. Kualitas kalian terlalu buruk, kalian tidak memiliki kemampuan untuk memahami, dan kalian tidak bisa memperoleh kebenaran dan hidup. Kalian semua adalah orang-orang yang berjerih payah." Ada orang-orang yang tidak tahan mendengar perkataan seperti itu dan menjadi negatif selama beberapa waktu. Manusia berbeda satu sama lain. Ada orang-orang yang memahami bahwa firman Tuhan adalah kebenaran saat mereka menyelidiki jalan yang benar. Sekalipun mereka memiliki beberapa gagasan dan masalah, hal-hal ini dapat diatasi saat mereka membaca firman Tuhan. Orang-orang ini begitu murni sehingga mereka dapat dengan mudah menerima kebenaran. Mereka membaca sendiri firman Tuhan, mencari serta menyelidiki, dan kemudian ketika seseorang menyampaikan persekutuan kepada mereka, mereka bersedia menerima jalan yang benar dan bergabung dengan gereja. Namun, ada orang-orang yang memiliki banyak pertanyaan. Mereka harus menyelidiki sampai mereka memahami dengan jelas segala sesuatunya. Jika ada satu hal saja yang belum mereka selidiki sampai mereka memahaminya, mereka tidak akan menerima jalan yang benar. Orang-orang ini bersikap hati-hati dan saksama dalam segala hal yang mereka lakukan. Ada di antara mereka yang menyebarkan Injil tidak memiliki kasih di dalam hati mereka bagi orang-orang semacam ini. Bagaimana sikap mereka? "Kau boleh percaya, boleh tidak! Kau tidak akan menjadi kerugian besar bagi rumah Tuhan, juga tidak akan menjadi keuntungan besar. Jika kau tidak percaya, silakan pergi! Mengapa kau memiliki begitu banyak pertanyaan? Semua ini sudah dijawab untukmu." Sebenarnya, para penyebar Injil ini tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para calon penerima Injil dengan jelas, mereka tidak mempersekutukan kebenaran dengan jelas, mereka tidak sepenuhnya menyingkirkan keraguan di dalam hati orang-orang ini, tetapi mereka ingin agar orang-orang ini meninggalkan gagasan mereka dan menerima Injil sesegera mungkin. Apakah ini adalah sesuatu yang dapat dipaksakan untuk orang lakukan sekalipun mereka tidak bersedia melakukannya? Jika seseorang berkata dengan jujur bahwa dia tidak mengerti, engkau seharusnya membacakan kepadanya beberapa bagian firman Tuhan tentang masalah dan gagasannya, kemudian mempersekutukan kebenaran yang memungkinkannya untuk mengerti. Ada calon penerima Injil yang ingin memahami segala sesuatunya dengan jelas. Orang-orang seperti ini ingin mencari tahu segala sesuatunya. Mereka bukan sedang mempersulit dirimu, mereka bukan sedang mencari-cari kesalahan, mereka sekadar menganggap serius segala sesuatunya. Ketika menghadapi orang-orang yang serius semacam ini, ada di antara mereka yang menyebarkan Injil tidak mampu menjawab pertanyaan mereka dan merasa telah mempermalukan diri sendiri. Akibatnya, mereka tidak mau menyampaikan persekutuan kepada orang-orang tersebut dengan berkata, "Aku telah bertahun-tahun menyebarkan Injil, tetapi belum pernah memiliki duri dalam daging yang seperti ini!" Para penyebar Injil ini menyebut orang-orang itu duri dalam daging. Sebenarnya, para penyebar Injil ini hanya memiliki separuh pemahaman tentang aspek kebenaran apa pun, mereka membicarakan beberapa doktrin yang muluk-muluk dan kata-kata kosong serta berusaha membuat orang menerimanya sebagai kebenaran. Bukankah ini mempersulit orang lain? Jika orang lain tidak mengerti dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terperinci, mereka merasa tidak senang dan berkata, "Aku telah menjelaskan ketiga tahap pekerjaan Tuhan kepadamu, dan aku sudah menerangkannya dengan jelas. Jika kau masih belum bisa memahaminya setelah aku berbicara begitu banyak, kau seharusnya membaca sendiri firman Tuhan untuk membereskan gagasanmu. Firman Tuhan ada di sana. Jika kau membaca dan memahaminya, maka percayalah. Jika kau tidak mampu memahaminya, maka jangan percaya!" Setelah mendengar perkataan ini, calon penerima Injil itu berpikir, "Jika aku terus mengajukan pertanyaan, aku mungkin akan kehilangan kesempatanku untuk diselamatkan dan tidak akan dapat memperoleh berkat. Kalau begitu, aku tidak akan bertanya lagi, aku akan setuju saja dengannya dan percaya!" Setelah itu, orang-orang ini terus menghadiri persekutuan dan mendengarkan khotbah dengan penuh perhatian, dan lambat laun mereka mulai memahami beberapa kebenaran dan lambat laun membereskan gagasan mereka. Seperti apa pun keadaan kepercayaan mereka sekarang, apakah ini adalah cara yang tepat untuk menyebarkan Injil? Dapatkah dikatakan bahwa para penyebar Injil ini telah memenuhi tanggung jawab mereka? (Tidak.) Dalam menyebarkan Injil, engkau harus terlebih dahulu memenuhi tanggung jawabmu. Engkau harus mengikuti hati nurani dan nalarmu dalam melakukan semua yang mampu kaulakukan dan semua yang harus kaulakukan. Engkau harus dengan penuh kasih memberikan solusi untuk gagasan apa pun yang mungkin dimiliki orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar atau pertanyaan apa pun yang mereka ajukan. Jika engkau benar-benar tidak mampu memberikan solusi, engkau dapat menemukan beberapa bagian firman Tuhan yang relevan untuk dibacakan kepada mereka, atau video-video yang relevan tentang kesaksian pengalaman, atau beberapa film kesaksian penginjilan yang relevan untuk kautunjukkan kepada mereka. Sangatlah mungkin bahwa ini akan efektif; setidaknya engkau akan memenuhi tanggung jawabmu, dan tidak akan merasa tertuduh oleh hati nuranimu. Namun, jika engkau acuh tak acuh dan bingung dalam melakukannya, engkau akan cenderung menunda segala sesuatu, dan tidak akan mudah untuk memenangkan orang itu. Dalam menyebarkan Injil kepada orang lain, orang harus memenuhi tanggung jawab mereka. Bagaimana seharusnya memahami kata "tanggung jawab" ini? Bagaimana seharusnya orang melakukan dan menerapkan tanggung jawabnya? Engkau harus mengerti bahwa setelah menyambut Tuhan dan mengalami pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, engkau berkewajiban untuk memberikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan kepada mereka yang haus akan penampakan-Nya. Jadi, bagaimana caramu menyebarkan Injil kepada mereka? Baik secara daring ataupun dalam kehidupan nyata, engkau harus menyebarkan Injil dengan cara apa pun untuk memenangkan orang dan dengan cara yang efektif. Penyebaran Injil bukanlah sesuatu yang kaulakukan ketika engkau merasa ingin melakukannya, ketika suasana hatimu baik dan tidak kaulakukan ketika suasana hatimu buruk. Itu juga bukan sesuatu yang kaulakukan sesuai dengan preferensimu, bukan engkau memutuskan siapa yang menerima perlakuan istimewa, memberitakan Injil kepada orang-orang yang kausukai dan tidak memberitakannya kepada orang-orang yang tidak kausukai. Injil harus dikabarkan sesuai dengan tuntutan Tuhan dan prinsip-prinsip rumah-Nya. Engkau harus memenuhi tanggung jawab dan tugasmu sebagai makhluk ciptaan, melakukan semua yang mampu kaulakukan untuk bersaksi tentang kebenaran yang kaupahami, tentang firman Tuhan, dan tentang pekerjaan Tuhan kepada mereka yang sedang menyelidiki jalan yang benar. Dengan cara itulah engkau harus memenuhi tanggung jawab dan tugasmu sebagai makhluk ciptaan. Apa yang harus orang lakukan saat mereka menyebarkan Injil? Mereka harus memenuhi tanggung jawab mereka, melakukan apa pun yang mampu mereka lakukan, dan selalu rela membayar harga. Mungkin saja engkau masih belum lama memberitakan Injil, belum cukup berpengalaman, tidak terlalu fasih, dan tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Sebenarnya, hal-hal ini bukanlah hal yang terpenting. Hal yang terpenting adalah engkau memilih bagian yang sesuai dari firman Tuhan dan mempersekutukan kebenaran yang tepat sasaran serta mampu menyelesaikan masalah. Sikapmu harus tulus dan memungkinkanmu untuk menyentuh hati orang, sehingga apa pun yang kaukatakan, semua calon penerima Injil bersedia untuk mendengarkanmu, terutama ketika engkau membicarakan pengalaman nyatamu dan berbicara dari hatimu. Jika engkau mampu membuat para calon penerima Injil menyukaimu sehingga mereka mau bergaul denganmu, mau bersekutu denganmu, dan mau mendengarkan kesaksianmu, berarti itu adalah suatu keberhasilan. Kemudian mereka akan memperlakukanmu sebagai orang kepercayaan, dan mau mendengarkan semua yang kaukatakan. Mereka akan mendapati bahwa semua aspek kebenaran yang kaupilih untuk kaupersekutukan itu baik dan sangat nyata, serta mampu menerima semua itu. Dengan cara ini, engkau dapat dengan mudah memenangkan mereka. Ini adalah hikmat yang harus kaumiliki jika engkau menyebarkan Injil. Jika engkau tidak mampu menolong orang-orang dengan hati yang penuh kasih dan tidak dapat menjadi orang kepercayaan bagi orang lain, engkau akan mendapati bahwa menyebarkan Injil dan memenangkan orang adalah upaya yang terlalu berat. Mengapa mereka yang berbicara dengan sederhana dan terbuka, serta mereka yang berterus-terang dan ramah begitu efektif dalam menyebarkan Injil? Karena semua orang menyukai para penyebar Injil yang seperti ini, dan semua orang mau berinteraksi dan menjalin pertemanan dengan mereka. Jika para penyebar Injil yang seperti ini memahami kebenaran dan mempersekutukan kebenaran dengan cara yang sangat nyata dan jelas, jika mereka mampu dengan sabar mempersekutukan kebenaran kepada orang lain, menyelesaikan berbagai masalah, kesulitan, dan kebingungan yang orang miliki, mencerahkan hati orang lain, serta menjadi penghiburan besar bagi orang lain, orang-orang akan menyukai dan memercayai mereka di dalam hatinya, menjadikan mereka orang kepercayaan, dan mau mendengarkan apa pun yang mereka katakan. Jika penyebar Injil selalu menempatkan diri mereka lebih tinggi daripada orang lain dan menceramahi orang lain, memperlakukan orang lain seperti anak kecil dan murid, kemungkinan besar orang-orang akan menganggap mereka menyebalkan dan memuakkan. Oleh karena itu, hikmat yang harus kaumiliki dalam menyebarkan Injil adalah: pertama, buatlah orang lain memiliki kesan yang baik tentangmu, berbicaralah dengan ramah kepada para pendengarmu. Setelah mendengarkanmu, mereka seharusnya mampu memperoleh sesuatu dan menerima manfaat. Dengan cara ini, penyebaran Injilmu akan berjalan lancar, tidak menemui hambatan, dan mencapai hasil yang baik. Meskipun ada orang-orang yang mungkin tidak menerima Injil, mereka akan menganggapmu orang yang baik dan mau bergaul denganmu. Mereka yang menyebarkan Injil harus mampu bersosialisasi dengan orang lain. Berteman dengan banyak orang adalah jalan yang baik untuk kautempuh. Selain itu, masih ada satu hal yang paling penting. Siapa pun yang kauinjili, engkau harus terlebih dahulu melakukan banyak persiapan. Engkau harus memperlengkapi dirimu dengan kebenaran, menguasai prinsip-prinsipnya, memiliki kemampuan untuk membedakan orang, dan menggunakan cara-cara yang bijaksana. Engkau harus terus-menerus berlatih melakukan persiapan ini. Pertama-tama, saat bercakap-cakap dengan orang-orang yang sedang menyelidiki, engkau harus mengerti dan memahami latar belakang mereka, berasal dari denominasi apa mereka, apa gagasan utama mereka, apakah mereka introvert atau ekstrovert, bagaimana kemampuan pemahaman mereka, dan bagaimana karakter mereka. Ini adalah hal yang terpenting. Setelah engkau memiliki pemahaman yang kuat tentang para calon penerima Injil dalam segala hal, pemberitaan Injilmu akan menjadi jauh lebih efektif, dan engkau akan tahu cara mengambil langkah yang tepat untuk membereskan gagasan dan masalah mereka. Jika engkau menghadapi pencobaan dari orang-orang jahat, para ateis, atau para setan, engkau akan mampu merasakannya, mengenali diri mereka yang sebenarnya, dan segera meninggalkan mereka. Membaca firman Tuhan dapat menyingkapkan semua jenis orang. Orang jahat dan ateis akan muak ketika mendengarnya, dan para setan benci mendengarkan firman Tuhan. Hanya mereka yang haus akan kebenaran yang akan tertarik. Mereka akan mencari kebenaran dan mengajukan pertanyaan. Dengan cara ini, engkau dapat memastikan bahwa mereka adalah calon penerima Injil. Setelah memastikan hal ini, kita dapat mempersekutukan kebenaran kepada mereka secara sistematis. Ketika mempersekutukan kebenaran, kita dapat sepenuhnya memahami kualitas para calon penerima Injil tersebut, seberapa baik mereka mampu memahami kebenaran, dan bagaimana keadaan karakter mereka. Dengan cara ini, kita akan mengetahui siapa orang-orang yang harus kita upayakan dan bagaimana cara kita mempersekutukan kebenaran. Sebanyak apa pun upaya yang kita kerahkan, itu tidak akan sia-sia. Selama proses menyebarkan Injil, jika engkau tidak mengerti dan memahami situasi pihak lainnya dan tidak mengambil langkah yang tepat, tidak akan mudah untuk memenangkan orang. Sekalipun engkau kebetulan memenangkan beberapa orang, itu hanyalah kebetulan. Orang-orang yang memahami kebenaran dan memahami segala sesuatunya dengan jelas akan mampu lebih sedikit melakukan kesalahan saat menyebarkan Injil atau sepenuhnya menghindari kesalahan. Mereka menginjili orang-orang yang seharusnya mereka injili dan tidak menginjili orang-orang yang tidak seharusnya mereka injili. Mereka membuat penilaian yang akurat sebelum menginjili dan menghindarkan diri agar tidak melakukan pekerjaan yang tidak berguna. Dengan cara ini, mereka melaksanakan tugas dengan jauh lebih efisien dan dengan lebih sedikit upaya yang sia-sia, sehingga mencapai hasil yang baik. Jadi, jika engkau ingin menyebarkan Injil secara efektif, perlengkapi dirimu dengan kebenaran dan lakukan persiapan yang cukup. Bagaimana jika engkau bertemu dengan orang beragama yang mengerti Alkitab dengan baik, tetapi engkau belum membaca Alkitab? Apa yang dapat kaulakukan? Pada saat itu, sudah terlambat bagimu untuk memperlengkapi diri dengan kebenaran dari Alkitab, jadi engkau harus segera memperkenalkan orang itu kepada seorang penyebar Injil yang memahami Alkitab. Serahkan orang ini kepada siapa pun yang memahami Alkitab. Ini sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran. Jika engkau mencoba untuk pamer secara membabi buta dengan menyebarkan Injil kepadanya, orang ini tidak akan menerima Injil. Akibat seperti ini akan disebabkan oleh sikapmu yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, engkau harus meluangkan waktu untuk memperlengkapi dirimu dengan pengetahuan tentang Alkitab saat engkau sedang tidak bekerja. Menyebarkan Injil tanpa mengetahui apa pun tentang Alkitab tidak dapat dilakukan. Banyak pertanyaan yang diajukan para penyelidik berkaitan dengan kata-kata di dalam Alkitab. Jika engkau memahami Alkitab, engkau dapat menggunakan kebenaran dari Alkitab untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Gagasan apa pun yang dimiliki para calon penerima Injil, engkau dapat menemukan ayat-ayat Alkitab dan firman Tuhan yang sesuai untuk membereskan gagasan mereka. Hasil yang diinginkan hanya dapat dicapai dengan cara ini. Oleh karena itu, penyebaran Injil membutuhkan pengetahuan tentang Alkitab. Sebagai contoh, engkau harus mengetahui nubuat mana dalam Perjanjian Lama dan ayat-ayat mana dalam Perjanjian Baru yang memberi kesaksian tentang kedatangan Tuhan kembali dan tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Engkau harus lebih banyak membaca ayat-ayat ini, lebih banyak merenungkannya, dan menyimpannya di dalam hatimu. Selain itu, engkau harus mengerti bagaimana orang-orang beragama memahami ayat-ayat Alkitab tersebut, merenungkan bagaimana cara menyampaikan persekutuan agar dapat menuntun mereka untuk memiliki pemahaman yang akurat dan murni tentang ayat-ayat ini, dan kemudian menggabungkan ayat-ayat Alkitab ini untuk membimbing mereka agar memiliki pemahaman tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Inikah yang dimaksud dengan melakukan persiapan? Inilah tepatnya yang dimaksud dengan melakukan persiapan. Engkau harus memahami kebutuhan berbagai jenis orang yang menyelidiki jalan yang benar, dan kemudian melakukan beberapa persiapan sesuai dengan situasinya. Hanya dengan cara inilah engkau akan mampu melakukan semua yang dapat kaulakukan dan memenuhi tanggung jawabmu. Ini adalah tanggung jawabmu. Ada orang-orang yang akan berkata, "Aku tidak perlu melakukan semua itu. Aku hanya perlu membaca Alkitab beberapa kali. Kepada siapa pun aku menyebarkan Injil, aku selalu mengatakan hal yang sama. Kata-kata yang kugunakan dalam memberitakan Injil selalu sama dan tidak berubah. Aku akan menggunakan kata-kata ini dan terserah mereka apakah mau percaya atau tidak. Orang-orang yang tidak percaya tidak akan menerima berkat. Mereka tidak bisa menyalahkan aku. Bagaimanapun juga, aku telah memenuhi tanggung jawabku." Apakah mereka telah memenuhi tanggung jawab mereka? Bagaimana keadaan orang yang sedang menyelidiki tersebut, berapa umurnya, tingkat pendidikannya, status pernikahannya, hobinya, kepribadiannya, kemanusiaannya, keadaan keluarganya, dan sebagainya? Engkau tidak mengetahui apa pun dari hal-hal ini, tetapi engkau tetap pergi dan menginjili mereka. Engkau belum melakukan persiapan apa pun dan sama sekali belum berupaya. Dan engkau masih mengaku telah memenuhi tanggung jawabmu? Bukankah ini hanya mengelabui orang? Memperlakukan tugasmu dengan cara seperti ini memperlihatkan sikap yang asal-asalan dan tidak bertanggung jawab. Ini adalah sikap yang sembarangan. Engkau memberitakan Injil dengan sikap seperti ini, dan ketika engkau tidak memenangkan seseorang, engkau berkata, "Jika dia tidak percaya, itu berarti nasibnya buruk. Selain itu, dia tidak memiliki pemahaman rohani, jadi sekalipun dia percaya, dia tidak akan mampu memperoleh kebenaran ataupun diselamatkan!" Ini tidak bertanggung jawab. Engkau sedang melalaikan tanggung jawabmu. Engkau jelas-jelas tidak melakukan persiapan dengan baik. Engkau jelas-jelas tidak memenuhi tanggung jawabmu, dan engkau tidak melaksanakan tugasmu dengan setia. Dan engkau masih berdalih dengan memberikan segala macam alasan, berusaha melalaikan tanggung jawabmu dengan kata-kata. Perilaku macam apa ini? Ini disebut penipuan. Untuk melalaikan tanggung jawabmu, engkau membuat penilaian dan menarik kesimpulan tentang orang-orang serta mengatakan omong kosong yang tidak bertanggung jawab. Ini disebut kecongkakan dan sikap merasa diri benar, bahaya dan kekejaman. Ini juga disebut penipuan. Ini berarti mencoba menipu Tuhan.
Jika Tuhan telah memercayakan kepadamu tugas untuk menyebarkan Injil, engkau harus menerima amanat Tuhan ini dengan hormat dan sikap yang tunduk. Engkau harus berusaha memperlakukan setiap orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar dengan kasih dan kesabaran, dan engkau harus mampu menanggung kesukaran dan bekerja keras. Rajin dan bertanggung jawablah dalam menyebarkan Injil, sampaikanlah persekutuan yang jelas tentang kebenaran, capailah titik di mana engkau dapat mempertanggungjawabkan tindakanmu kepada Tuhan. Inilah sikap yang harus orang miliki dalam melaksanakan tugas mereka. Jika seseorang yang sedang menyelidiki jalan yang benar mencari kebenaran darimu, dan engkau mengabaikannya, tidak mampu dengan sungguh-sungguh mempersekutukan kebenaran kepadanya dan menyelesaikan masalahnya, dan bahkan mencari-cari alasan dengan berkata, "Aku sedang tak ingin melakukannya sekarang. Siapa pun dia, sekalipun dia sangat haus akan kebenaran atau akan penampakan dan pekerjaan Tuhan, itu bukan urusanku. Bukan karenaku apakah dia bisa percaya atau tidak. Jika Roh Kudus tidak bekerja, sebanyak apa pun persiapan yang kulakukan, itu tidak akan ada gunanya—jadi aku tidak akan berusaha! Bagaimanapun juga, aku sudah mengatakan semua kebenaran yang kupahami. Apakah dia mampu atau tidak menerima jalan yang benar, itu urusan Tuhan. Itu tidak ada hubungannya denganku," lalu sikap macam apa ini? Ini adalah sikap yang tidak bertanggung jawab, sikap yang kejam. Bukankah ada banyak orang yang menyebarkan Injil dengan cara seperti ini? Dapatkah menyebarkan Injil dengan cara seperti ini memenuhi standar yang memadai? Bisakah ini meninggikan Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya? Sama sekali tidak. Menyebarkan Injil dengan cara seperti itu hanyalah melakukan sedikit jerih payah; itu sama sekali bukan pelaksanaan tugas. Jadi, bagaimana agar orang dapat menyebarkan Injil dengan cara yang memadai? Siapa pun yang sedang menyelidiki jalan yang benar, engkau harus terlebih dahulu melakukan persiapan dan memperlengkapi dirimu dengan kebenaran, kemudian dengan mengandalkan kasih, kesabaran, toleransi, dan rasa tanggung jawab, laksanakan tugasmu ini dengan baik. Jadilah murni dan lakukan semua yang mampu dan yang harus kaulakukan. Menyebarkan Injil dengan cara seperti ini adalah memadai. Jika keadaan tidak memungkinkanmu untuk menyebarkan Injil, atau jika orang yang sedang menyelidiki itu tidak mau mendengarkanmu dan meninggalkanmu, ini bukanlah kesalahanmu. Engkau telah melakukan apa yang seharusnya kaulakukan, dan hati nuranimu tidak akan menuduhmu. Ini berarti bahwa engkau telah memenuhi tanggung jawabmu. Ada orang-orang yang mungkin memenuhi prinsip untuk diinjili, tetapi waktunya mungkin tidak tepat. Itu belum waktunya Tuhan. Jika keadaannya seperti ini, pekerjaan menyebarkan Injil harus dikesampingkan untuk sementara waktu. Apakah mengesampingkan pekerjaan berarti bahwa engkau tidak menyebarkan Injil kepada orang itu? Ini bukan berarti engkau tidak menyebarkan Injil, hanya saja engkau menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Orang-orang seperti apa lagi yang tidak perlu diinjili? Sebagai contoh, ketika ada seseorang yang berbicara dalam bahasa lidah—bukan selama satu atau dua hari, atau bahkan selama satu atau dua tahun—melainkan untuk waktu yang lama, dan dia dapat berbicara dengan cara seperti ini kapan pun dan di mana pun, berarti orang tersebut adalah roh jahat, dan Injil tidak boleh dikabarkan kepadanya. Ada juga orang yang di luarnya terlihat baik, tetapi setelah diselidiki dan dikenali lebih jauh, engkau mendapati bahwa dia pernah melakukan perzinaan dengan banyak orang. Jika Injil dikabarkan kepada orang-orang semacam ini, itu akan menimbulkan banyak masalah. Mereka kemungkinan besar akan menimbulkan gangguan bagi umat pilihan Tuhan, jadi Injil tidak boleh diberitakan kepada mereka. Juga ada beberapa pendeta agamawi yang menuntut terlalu banyak upaya untuk menerima kebenaran. Sekalipun mereka bersedia menerimanya, mereka masih memiliki syarat. Mereka hanya puas jika melayani sebagai pemimpin dan pekerja. Kebanyakan orang semacam ini adalah antikristus. Berdasarkan prinsip, Injil tidak perlu dikabarkan kepada mereka. Hanya jika mereka bersedia untuk berjerih payah menyebarkan Injil dan mampu membawa banyak orang, barulah diperbolehkan untuk menyebarkan Injil kepada orang-orang seperti ini. Jika kemanusiaan seseorang terlalu jahat, dan engkau bisa mengetahui bahwa dia adalah orang jahat hanya dari penampilannya, orang-orang semacam ini tidak akan pernah menerima kebenaran dan tidak akan pernah bertobat. Sekalipun seseorang semacam ini masuk ke gereja, dia akan diusir, jadi jangan pernah mengabarkan Injil kepada mereka. Menginjili orang seperti ini sama dengan membawa Iblis, membawa setan masuk ke dalam gereja. Terdapat situasi lain di mana ada anak-anak di bawah umur yang bersedia percaya kepada Tuhan. Namun, di beberapa negara demokratis, anak di bawah umur harus mendapatkan persetujuan dari wali mereka jika ingin ambil bagian dalam kehidupan bergereja dan melaksanakan tugas mereka. Jangan abaikan persyaratan ini. Hal seperti ini membutuhkan solusi yang masuk akal dan juga hikmat. Di Tiongkok, asalkan salah satu dari orang tua anak di bawah umur ini membimbing mereka untuk percaya kepada Tuhan, tidak ada masalah sama sekali. Jika orang muda yang bukan lagi anak di bawah umur mampu memahami kebenaran dan ingin percaya kepada Tuhan, tetapi orang tua mereka menentang dan membatasi mereka, orang muda tersebut dapat meninggalkan keluarganya dan datang ke gereja untuk percaya kepada Tuhan dan mengikuti-Nya dengan bebas dari pembatasan dan rintangan dari keluarga mereka. Ini sepenuhnya benar. Ini sama dengan situasi yang Petrus alami ketika dia mulai percaya kepada Tuhan. Kesimpulannya, seperti apa pun situasinya, diperbolehkan untuk menyebarkan Injil selama keadaan objektifnya memungkinkan dan selama itu tidak melanggar hukum. Hal ini perlu diperlakukan berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran dan membutuhkan hikmat.
Ketika menyebarkan Injil, bagaimana orang dapat melaksanakan tugasnya dengan memadai? Pertama, mereka harus mampu mengerti dan memahami kebenaran mengenai penyebaran Injil. Hanya setelah mereka memahami kebenaran, barulah mereka akan mampu memiliki pandangan yang benar, tahu cara menangani pandangan yang keliru dan tidak masuk akal, serta tahu cara menangani urusan dan menangani masalah sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran. Dengan demikian, mereka akan mampu mengenali berbagai tindakan yang tidak benar dan tindakan para antikristus yang melanggar prinsip-prinsip kebenaran. Dengan demikian, mereka dengan sendirinya akan memahami prinsip kebenaran mana yang harus dipahami agar dapat melaksanakan tugas penyebaran Injil. Untuk melaksanakan tugas ini, kebenaran apa yang paling penting untuk dipahami terlebih dahulu? Engkau harus memahami bahwa menyebarkan pesan tentang pekerjaan Tuhan adalah tanggung jawab dan kewajiban setiap umat pilihan Tuhan. Itu adalah amanat yang telah Tuhan percayakan kepada semua orang. Itu adalah sumber dari tugas ini. Ada orang-orang yang berkata, "Aku bukanlah bagian dari kelompok penginjilan, jadi apakah aku memiliki tanggung jawab dan kewajiban ini?" Mereka semua memiliki tanggung jawab dan kewajiban ini. Kebenaran tentang aspek tugas ini berguna untuk semua orang. Aku tidak tahu apakah engkau semua pernah memperhatikan fenomena tertentu dalam pengalokasian berbagai personel di gereja. Ada orang-orang yang sebelumnya menjadi pemimpin, tetapi mereka kemudian diganti karena tidak mampu melakukan pekerjaan yang nyata. Setelah diganti, karena tidak memiliki keterampilan atau keahlian apa pun, mereka tidak dapat melaksanakan tugas-tugas khusus. Jadi, mereka akhirnya ditugaskan di kelompok penginjilan untuk menyebarkan Injil, atau menyirami para petobat baru, atau melaksanakan beberapa tugas biasa. Jika mereka juga gagal melaksanakan tugas apa pun di gereja, apa yang seharusnya terjadi pada mereka? Orang-orang semacam itu adalah sampah dan harus disingkirkan. Jadi, jika engkau diberhentikan sebagai pemimpin gereja karena tidak kompeten dan engkau tidak memiliki bakat ataupun keterampilan khusus, engkau harus bersiap untuk menyebarkan Injil. Jika engkau mampu menyebarkan Injil dan melaksanakan tugasmu sebagai bagian dari kelompok penginjilan, kebenaran tentang melaksanakan tugas dengan memadai relevan untukmu. Jika engkau gagal melaksanakan tugasmu untuk menyebarkan Injil, berarti kebenaran tentang melaksanakan tugas dengan memadai tidak relevan untukmu, dan di rumah Tuhan, selama masa pekerjaan Tuhan, pekerjaan melaksanakan tugas tidak ada kaitannya dengan dirimu. Di dalam hatimu, engkau harus tahu dengan jelas semua implikasinya. Jika engkau tidak melaksanakan tugas apa pun, apa hubunganmu dengan pekerjaan Tuhan? Oleh karena itu, apa pun jenis tugas yang orang laksanakan, tentu saja yang terbaik adalah jika mereka mampu bertekun sampai akhir dan melaksanakan tugas mereka dengan baik. Ada orang-orang yang berkata, "Aku tidak ingin menyebarkan Injil karena ini selalu mengharuskanku berhubungan dengan orang asing. Ada segala macam orang jahat yang mampu melakukan segala macam hal jahat. Khususnya, orang-orang beragama memperlakukan mereka yang menyebarkan Injil Tuhan pada akhir zaman sebagai musuh dan cukup mampu untuk menyerahkan mereka kepada rezim Iblis. Mereka lebih buruk daripada orang-orang tidak percaya. Aku tidak sanggup menanggung penderitaan ini. Mereka mungkin akan memukuliku sampai mati, membuatku cacat, atau menyerahkanku kepada si naga merah yang sangat besar. Akan tamatlah hidupku." Karena engkau tidak sanggup menanggung kesukaran dan tingkat pertumbuhanmu begitu kecil, engkau harus melaksanakan pekerjaanmu saat ini dengan baik. Itu akan menjadi pilihan yang bijak. Tentu saja, akan jauh lebih baik jika engkau mampu melaksanakan berbagai tugas dan juga menyebarkan Injil. Menyebarkan Injil bukan hanya merupakan tanggung jawab anggota kelompok penginjilan, itu adalah tanggung jawab semua orang. Karena setiap orang telah mendengar dari Tuhan kabar baik dan kabar gembira tentang pekerjaan baru Tuhan, setiap orang bertanggung jawab dan berkewajiban untuk menyampaikan Injil ini agar ada lebih banyak orang yang akan datang ke rumah Tuhan setelah mendengar kabar baik itu dan datang ke hadapan Tuhan untuk menerima keselamatan dari-Nya. Ini akan memungkinkan pekerjaan Tuhan untuk mencapai penyelesaiannya sesegera mungkin. Inilah amanat Tuhan, inilah maksud-Nya.
Ada dari mereka yang menyebarkan Injil sibuk memberitakan Injil sepanjang hari, tetapi gagal memenangkan satu orang pun setelah bertahun-tahun menginjili. Apa yang telah terjadi? Mereka terlihat sangat sibuk, dan tampaknya mereka melaksanakan tugas mereka dengan sangat saksama. Lalu, mengapa mereka tidak memenangkan satu orang pun? Kebenaran yang harus dipahami untuk tugas menyebarkan Injil sebenarnya serupa dengan kebenaran yang harus dipahami untuk tugas-tugas lainnya. Jika seseorang memberitakan Injil selama beberapa tahun tanpa memenangkan satu orang pun, itu berarti ada masalah dengan orang ini. Apa saja masalahnya? Masalah yang utama adalah dia tidak mempersekutukan kebenaran tentang visi dengan jelas dalam menyebarkan Injil. Mengapa persekutuannya tidak jelas? Entah karena kualitasnya terlalu buruk untuk hal ini, atau karena dia menyibukkan diri sepanjang hari tanpa alasan yang baik sehingga tidak punya waktu untuk membaca firman Tuhan atau untuk merenungkan kebenaran, dan dia tidak memahami kebenaran apa pun, serta tidak mampu membereskan gagasan, kesesatan, atau kekeliruan apa pun. Jika kedua hal ini adalah penyebabnya, dapatkah orang ini melaksanakan tugasnya untuk menyebarkan Injil? Aku khawatir akan sangat sulit baginya untuk memenangkan orang. Sekalipun dia bekerja menyebarkan Injil selama bertahun-tahun, dia tidak akan memperoleh hasil yang nyata. Agar dapat menyebarkan Injil, engkau harus terlebih dahulu memahami kebenaran tentang visi. Pertanyaan apa pun yang orang ajukan, selama engkau mempersekutukan kebenaran sehingga itu menjadi jelas, engkau akan mampu menjawab pertanyaan mereka. Jika engkau tidak memahami kebenaran tentang visi dan tidak mampu berbicara dengan jelas bagaimanapun caramu mempersekutukannya, maka bagaimanapun caramu menyebarkan Injil, engkau tidak akan memperoleh hasil. Jika engkau tidak memahami kebenaran, engkau harus berfokus mencari kebenaran dan mempersekutukan kebenaran. Jika engkau membaca lebih banyak firman Tuhan, mendengarkan lebih banyak khotbah, mempersekutukan lebih banyak kebenaran tentang menyebarkan Injil, dan selalu bekerja keras dalam mempersekutukan kebenaran tentang visi agar benar-benar memahami kebenaran tentang visi, dan agar mampu membereskan gagasan serta masalah paling umum yang dihadapi orang-orang beragama, engkau akan mampu memperoleh beberapa hasil, bukannya sama sekali tidak memperoleh hasil. Oleh karena itu, kegagalan memahami kebenaran tentang visi pekerjaan Tuhan adalah salah satu alasan mengapa orang tidak dapat memperoleh hasil ketika menyebarkan Injil. Selain itu, engkau tidak mampu mengerti atau memahami pertanyaan yang diajukan oleh mereka yang sedang menyelidiki jalan yang benar, dan engkau tidak mampu menyelidiki hati mereka untuk menemukan letak masalah terbesar mereka dan memastikan masalah utama yang menghalangi mereka untuk menerima jalan yang benar. Jika engkau tidak bisa yakin tentang masalah-masalah ini, engkau tidak akan mampu menyebarkan Injil atau bersaksi bagi Tuhan kepada orang lain. Jika engkau hanya memberitakan Injil dengan menggunakan teori-teori kosong, itu tidak akan berhasil. Begitu orang yang sedang menyelidiki itu mulai mengajukan pertanyaan, engkau tidak akan mampu menjawabnya. Engkau hanya bisa mengabaikannya begitu saja dengan berbicara tentang beberapa doktrin. Apakah menyebarkan Injil dengan cara seperti ini akan memenangkan orang? Tentu saja tidak. Sering kali, ketika mereka yang sedang menyelidiki tidak dapat langsung menerima jalan yang benar, itu karena engkau tidak memberikan jawaban yang jelas atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Jika inilah yang terjadi, mereka akan bertanya-tanya mengapa engkau, yang telah percaya begitu lama, tidak mampu menerangkan pertanyaan-pertanyaan ini dengan jelas. Di dalam hatinya, mereka akan ragu apakah ini adalah jalan yang benar atau bukan, sehingga mereka tidak berani memercayainya ataupun menerimanya. Bukankah seperti inilah keadaan yang sebenarnya? Ini adalah alasan kedua mengapa orang tidak dapat memperoleh hasil ketika menyebarkan Injil. Jika engkau ingin menyebarkan Injil tetapi tidak mampu menyelesaikan masalah yang sebenarnya, engkau tidak mungkin mampu menyebarkan Injil kepada orang-orang. Jika engkau tidak memahami kebenaran, bagaimana engkau mampu menyelesaikan masalah mereka? Oleh karena itu, jika engkau ingin memperoleh hasil dalam menyebarkan Injil, engkau harus bekerja keras mencari kebenaran dan secara menyeluruh memahami semua pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang yang sedang menyelidiki tersebut. Dengan cara ini, engkau akan mampu menjawab pertanyaan mereka dengan menyampaikan persekutuan tentang kebenaran kepada mereka. Ada para penyebar Injil yang selalu mencari alasan objektif yang dapat dijadikan dalih, dengan berkata, "Orang-orang ini sangat sulit untuk dihadapi. Setiap orang cenderung lebih menyimpang daripada orang sebelumnya, dan tak seorang pun dari mereka menerima kebenaran. Mereka itu pemberontak dan keras kepala, dan mereka selalu berpaut pada gagasan agamawi." Para penyebar Injil semacam itu tidak akan bekerja keras untuk mengatasi kesulitan dan masalah orang-orang ini, sehingga mereka akan gagal setiap kali mereka berusaha menyebarkan Injil. Mereka sama sekali tidak memiliki kasih dan tidak dapat bertekun terlalu lama dalam tugas ini. Dari luar, mereka terlihat sangat sibuk, padahal sebenarnya, mereka belum mengerahkan upaya yang cukup untuk setiap orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar. Mereka tidak memperlakukan pertanyaan yang orang-orang ini ajukan dengan sikap yang serius dan bertanggung jawab. Mereka tidak mencari kebenaran untuk mendapatkan solusinya, untuk menjawab pertanyaan ini selangkah demi selangkah, dan agar akhirnya memenangkan orang-orang tersebut. Sebaliknya, mereka hanya bertindak asal-asalan. Sebanyak apa pun orang yang telah mereka lewatkan, mereka tetap menggunakan pendekatan yang sama. Mereka bekerja selama beberapa hari, lalu mengambil cuti selama beberapa hari. Mereka menganggap penyebaran Injil sebagai apa? Mereka menganggapnya sebagai sebuah permainan, sejenis interaksi sosial. Mereka berpikir, "Hari ini, aku akan bertemu dengan orang-orang tertentu dan bersenang-senang. Besok, aku akan bertemu orang-orang tertentu lainnya, dan itu akan menjadi hal yang baru dan menarik." Pada akhirnya, mereka tidak akan pernah memenangkan siapa pun. Mereka sama sekali tidak pernah merasa tertegur atau terbeban karena kegagalan mereka memenangkan seorang pun. Dengan menyebarkan Injil seperti ini, dapatkah mereka melaksanakan tugasnya? Bukankah mereka sedang bersikap asal-asalan dan berusaha menipu Tuhan? Orang yang selalu menyebarkan Injil dengan cara seperti ini tidak benar-benar melaksanakan tugasnya karena mereka sama sekali belum memenuhi tanggung jawabnya. Mereka bersikap asal-asalan dalam segala sesuatu. Alasan apa lagi yang menyebabkan kegagalan memenangkan orang ketika menyebarkan Injil? Katakan kepada-Ku. (Tidak menyebarkan Injil berdasarkan prinsip.) Memang ada orang-orang yang hanya memedulikan jumlah ketika menyebarkan Injil. Orang-orang seperti ini tidak menginjili berdasarkan prinsip dan sering kali gagal memenangkan orang. Juga ada orang-orang di kelompok penginjilan yang dengan penuh semangat berebut calon penerima Injil, mengira bahwa orang yang menyebarkan Injil kepada lebih banyak orang akan mendapatkan lebih banyak pujian. Ketika para calon penerima Injil melihat mereka bersaing dengan cara seperti ini, kerohanian mereka tidak akan terbangun. Sebaliknya, akan muncul gagasan di benak mereka, "Kalian orang-orang yang percaya kepada Tuhan tidak bersatu, ada kecemburuan dan perselisihan di antara kalian." Dengan demikian, mereka tidak akan mau percaya. Ini adalah batu sandungan. Apakah ini juga merupakan salah satu alasan mengapa mereka gagal memenangkan orang ketika menyebarkan Injil? (Ya.) Ada calon penerima Injil yang telah lama hidup di tengah masyarakat dan bersikap waspada terhadap segala macam orang, terutama orang asing. Jika tidak ada perantara yang memperkenalkan mereka, mereka akan bersikap waspada ketika bertemu seseorang untuk pertama kalinya. Sebagai contoh, jika engkau baru saja bertemu orang asing, engkau tentu tidak akan memberitahukan nama, alamat, dan nomor teleponmu kepadanya begitu saja. Setelah engkau menjadi akrab dengannya, setelah engkau dan dia saling mengenal, setelah engkau tahu bahwa dia tidak berniat buruk terhadapmu, barulah engkau dan dia akan berteman. Hanya dengan cara itu, barulah engkau akan memberinya informasi ini. Namun, beberapa dari mereka yang menyebarkan Injil tidak dapat memahami orang lain, sehingga ketika orang bersikap waspada terhadap mereka, mereka menyebut orang-orang ini licik dan jahat. Mereka mengutuk pola pikir defensif orang-orang ini, mengalihkan tanggung jawab mereka kepada orang lain. Bukankah para penyebar Injil ini juga bersikap waspada terhadap orang asing? Mengapa mereka tidak mengutuk diri mereka sendiri, tetapi menganggap diri mereka bijaksana dengan bersikap waspada? Tidak adil memperlakukan orang lain dengan cara seperti ini. Beberapa dari mereka yang menyebarkan Injil meminta calon penerima Injil untuk memberikan informasi pribadi segera setelah mereka bertemu. Jika seseorang tidak mau memberikannya, penyebar Injil semacam ini tidak akan mau menginjili orang ini. Watak macam apa ini? Ini adalah watak yang kejam. Dia menjadi marah dan tidak mau memberitakan Injil hanya karena orang itu tidak menuruti permintaannya dalam hal sepele seperti itu. Betapa tercelanya! Mengapa engkau ingin menyebarkan Injil kepada orang lain? Bukankah ini melaksanakan tugasmu? Jika engkau berbuat sekehendak hatimu, apakah ini masih melaksanakan tugasmu? Bukankah ini murni berjerih payah? Bagaimana seharusnya engkau memberikan pertanggungjawabanmu kepada Tuhan? Jika engkau tidak pernah bertobat, Tuhan akan menghukummu dan menyingkirkanmu. Engkau membuat dirimu sendiri mendapat masalah.
Aku pernah mendengar sebuah kasus di mana anggota dari dua kelompok penginjilan bertemu dengan seorang calon penerima Injil. Lalu, mereka bertengkar, dan keduanya menyatakan bahwa merekalah yang pertama kali menghubungi orang ini. Apa gunanya memperebutkan hal ini? Apakah ini adalah masalah ketidaktahuan? Ini adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Jadi, hal apa yang seharusnya dilakukan? Semua orang harus mendiskusikan masalah ini bersama-sama. Tidak masalah siapa yang pertama kali menghubungi. Ketika engkau mendapati bahwa kalian telah menghubungi orang yang sama, kabarkanlah Injil bersama-sama, bagilah pekerjaan dan bekerja samalah. Jika pada awalnya engkau berencana menghabiskan dua bulan untuk menginjili orang ini, cobalah untuk melakukannya hanya dalam satu bulan karena ada lebih banyak orang yang akan melakukannya. Lalu, semua orang harus mempersekutukan masalah dan kesulitan yang dihadapi calon penerima Injil tersebut, tentang aspek kebenaran mana yang harus dicari masing-masing orang untuk menyelesaikan masalah-masalah ini, tentang bagaimana cara kedua tim harus berkoordinasi, dan sebagainya. Apa tujuan melakukan hal ini? Tujuannya adalah untuk memenangkan orang ini dan melaksanakan tugasmu. Ketika semua orang sehati dan sepikir, bersekutu bersama, dan mengarahkan segenap upaya mereka untuk tujuan yang sama, Roh Kudus akan mencerahkan dan memimpin mereka. Ketika orang-orang bersatu, mereka akan dapat dengan mudah mencapai berbagai hal, dan mereka akan menerima berkat serta bimbingan Tuhan. Namun, jika engkau tidak bertindak dengan cara seperti ini, jika engkau selalu bersaing dengan orang lain, jika engkau selalu mengelola urusanmu sendiri, jika engkau selalu menarik batas yang jelas antara dirimu dan orang lain, dan jika yang kaupedulikan hanyalah memenangkan sendiri orang-orang ketika menyebarkan Injil—engkau sendiri menginjili untukmu, dan aku sendiri akan memenangkan orang—dapatkah engkau melaksanakan tugasmu dengan sehati dan sepikir? Terkadang orang-orang mampu melaksanakan tugas mereka seorang diri, tetapi di lain waktu setiap orang perlu bekerja sama secara harmonis agar dapat melaksanakan pekerjaan gereja dengan baik. Jika setiap orang bertindak seorang diri dan tidak bekerja sama secara harmonis, ini akan mengacaukan pekerjaan gereja. Siapa yang akan bertanggung jawab atas hal ini? Setiap orang bertanggung jawab atas hal ini, dan pengawas utama memikul tanggung jawab yang lebih besar. Ketika engkau mengacaukan pekerjaan gereja, engkau bukan saja gagal melaksanakan tugasmu dengan semestinya, melainkan engkau juga melakukan kejahatan besar, sehingga membuat Tuhan benci dan muak terhadapmu. Dengan demikian, engkau akan mendapat masalah. Jika Tuhan menganggapmu orang jahat atau antikristus yang mengganggu pekerjaan gereja, itu akan jauh lebih buruk. Engkau pasti akan disingkapkan serta disingkirkan, dan engkau bahkan harus menerima hukuman. Jika engkau meninggalkan tugasmu, ini setara dengan apa? Engkau tidak akan mendapat bagian dalam pekerjaan Tuhan dan tidak akan menerima keselamatan dari Tuhan. Engkau akan menjadi salah satu dari orang-orang tidak percaya, dan hidupmu akan kehilangan maknanya. Untuk apa engkau hidup hari ini? Apa nilai dirimu di tengah kelompok penginjilan? Bagaimana engkau dapat mencerminkan nilai dirimu sebagai individu? Engkau harus memenuhi tanggung jawabmu dengan cara yang praktis dan realistis, melaksanakan tugasmu dengan baik, dan mampu memberikan kepastian kepada Tuhan, dengan berkata, "Aku telah memenangkan beberapa orang dengan menyebarkan Injil. Aku telah melakukan semua yang mampu kulakukan. Meskipun kualitasku buruk dan aku hanya memiliki sedikit kenyataan kebenaran, aku telah melakukan yang terbaik yang mampu kulakukan. Aku telah melaksanakan tugasku tanpa menyerah, tanpa merasa kesal, merasa negatif dan bermalas-malasan, atau berusaha memperoleh ketenaran ataupun keuntungan. Sebaliknya, aku telah mengalami banyak penghinaan dalam memberitakan Injil, mengalami diriku dihina serta diusir oleh kalangan keagamaan, dan tidur di jalanan. Meskipun aku telah mengalami kenegatifan dan kelemahan, aku tidak meninggalkan tugasku, tetapi tetap tekun menyebarkan Injil setiap saat. Aku bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan dan bimbingan-Nya terhadapku." Inilah yang dimaksud dengan benar-benar memenuhi tanggung jawabmu. Ketika saatnya tiba, engkau akan mampu datang ke hadapan Tuhan dengan hati nurani yang bersih seperti ini dan memberi pertanggungjawaban mengenai dirimu sendiri. Mungkin engkau telah bertemu dengan banyak calon penerima Injil, tetapi tidak memenangkan banyak orang. Namun, berdasarkan kualitas dan tindakanmu, engkau telah memenangkan semua orang yang dapat kaumenangkan itu dengan mengerahkan kemampuan terbaikmu. Dalam hal ini, bagaimana Tuhan akan menilaimu? Engkau telah melaksanakan tugasmu dengan memadai. Engkau telah berusaha sebaik mungkin dan mencurahkan segenap hatimu dalam melakukannya. Agar mampu menyebarkan Injil kepada calon penerima Injil, engkau telah bekerja keras memperlengkapi dirimu dengan kebenaran tentang visi, dan membiasakan dirimu dengan ayat-ayat yang relevan dari Alkitab. Engkau telah menghafalkan apa yang perlu kauhafalkan dan menulis apa yang tak mampu kauhafalkan. Ketika menyebarkan Injil, siapa pun yang kautemui dan pertanyaan apa pun yang mereka ajukan, engkau mampu memberikan solusinya. Dengan cara seperti ini, pekerjaanmu menyebarkan Injil menjadi makin efektif dan engkau mampu memenangkan lebih banyak orang. Agar dapat memenangkan lebih banyak orang ketika menyebarkan Injil, dan agar dapat melaksanakan tugas ini dengan baik serta memenuhi tanggung jawabmu, engkau telah mengatasi banyak kesulitan dalam dirimu sendiri, termasuk kekurangan, kelemahan, dan emosi negatifmu sendiri. Semua ini telah kauatasi, dan engkau telah meluangkan banyak waktu untuk tugas ini. Bukankah penting untuk mengatasi kesulitan-kesulitan seperti itu agar dapat melaksanakan tugasmu dengan baik? (Ya.) Selain itu, agar mereka yang sedang menyelidiki jalan yang benar dapat mendengarkan suara Tuhan, memahami dan mengetahui tentang pekerjaan Tuhan, serta menerima jalan yang benar, engkau perlu memahami lebih banyak kebenaran sehingga engkau mampu bersaksi tentang pekerjaan Tuhan dengan lebih baik. Sedangkal atau sedalam apa pun persekutuanmu tentang kebenaran, engkau harus memiliki kasih dan kesabaran. Mungkin para pendengarmu mengejek, menghina, menolak, atau tidak memahamimu, itu tidak masalah. Jika engkau mampu menghadapinya dengan benar dan dengan sabar mempersekutukan kebenaran kepada mereka, dan engkau telah mengerahkan banyak upaya serta membayar harga yang mahal untuk melakukannya, itu berarti engkau telah memenuhi tanggung jawabmu. Melaksanakan tugasmu dengan cara seperti ini adalah memadai.
Ada seorang penyebar Injil bertemu dengan seorang calon penerima Injil yang congkak karena kekayaan dan status sosial keluarganya, dia selalu merasa rendah diri dan tidak nyaman saat berdiri di depan orang itu. Apakah ketidaknyamanan seperti ini akan memengaruhi pelaksanaan tugasmu? Jika itu memengaruhimu sehingga engkau tidak mampu melaksanakan tugasmu dengan baik dan tidak mampu memenuhi tanggung jawabmu, berarti engkau tidak sedang melaksanakan tugasmu. Jika itu hanya memengaruhi kerangka berpikirmu—membuatmu merasa tidak senang dan tidak nyaman—tetapi engkau tidak meninggalkan tugasmu atau melupakan tanggung jawab dan kewajibanmu, sehingga pada akhirnya engkau menuntaskan pekerjaanmu dan melakukannya dengan baik, berarti engkau telah benar-benar melaksanakan tugasmu. Apakah ini adalah kebenaran? (Ya.) Ini adalah kebenaran, dan setiap orang harus menerimanya. Apakah ini adalah situasi yang mungkin akan kaualami? Sebagai contoh, beberapa penerima Injil mungkin memandang rendah dirimu karena engkau berasal dari pedesaan. Bahkan dia mungkin meremehkan dirimu. Bagaimana engkau harus menghadapi hal ini? Engkau berkata, "Aku dilahirkan di keluarga miskin di pedesaan, sedangkan engkau dilahirkan di keluarga yang berkecukupan di kota. Ini telah ditetapkan oleh Tuhan. Namun, Tuhan itu penuh kasih karunia di mana pun kita dilahirkan. Kita hidup di era ini, dan kita semua diberkati karena bisa mengikuti pekerjaan Tuhan pada akhir zaman." Perkataan ini adalah nyata, dan bukan merupakan upaya untuk mengambil hati. Penerima Injil itu akan berkata, "Berarti engkau tidak diberkati sebanyak kami. Kami menikmati berkat kehidupan ini dan berkat dunia yang akan datang, sedangkan kalian hanya dapat menikmati berkat dunia yang akan datang. Jadi, kami menikmati lebih banyak berkat dibandingkan kalian." Engkau berkata, "Semua ini adalah kasih karunia Tuhan." Karena mereka tidak tahu tentang pekerjaan Tuhan, perlukah bertengkar dengan mereka? Jika engkau tidak menghargai hal-hal seperti ini, engkau tidak akan berdebat dengan mereka. Di dalam hatimu, engkau harus memahami dengan jelas bahwa "Aku memiliki tugas di dalam hatiku, beban di pundakku, memiliki misi dan kewajiban. Aku tidak akan berdebat dengannya tentang hal itu. Harinya akan tiba setelah dia percaya dan kembali ke rumah Tuhan, setelah dia mendengar lebih banyak khotbah dan memahami kebenaran hingga taraf tertentu, dia akan teringat perilaku dan tindakannya pada hari ini dan merasa malu." Jika engkau berpikir seperti ini, hatimu akan terbuka. Inilah yang sebenarnya terjadi. Jika engkau benar-benar memenangkan orang itu, dan dia benar-benar mengejar kebenaran, maka setelah percaya selama tiga atau lima tahun, dia akan menyadari bahwa sikapnya tidak pantas, tidak memiliki kemanusiaan, dan tidak sesuai dengan kebenaran ketika memperlakukanmu seperti itu saat pertama kali bertemu denganmu. Dia kemudian akan meminta maaf ketika bertemu kembali denganmu. Selama proses menyebarkan Injil, engkau akan sering mengalami situasi seperti ini. Ketika hal seperti ini terjadi, bagaimana Aku menghadapinya? Aku tidak terlalu memperhatikannya. Ini bukanlah masalah besar. Jika engkau tidak menganggapnya sebagai masalah besar, perkataan mereka tidak akan mengganggumu. Ini disebut memiliki tingkat pertumbuhan. Jika engkau memahami kebenaran dan memiliki kenyataan kebenaran, engkau akan mampu memahami banyak perkataan atau tindakan yang dianggap dapat menyakiti orang. Engkau akan mampu mengatasinya. Namun, jika engkau tidak mampu memahami hal-hal ini, engkau akan mengingat perkataan dan tindakan semacam ini seumur hidupmu, dan dengan satu kedipan mata, sepatah kata, ataupun satu tindakan, siapa pun dapat melukai dirimu. Seberapa parah luka semacam itu? Itu akan meninggalkan bekas di hatimu. Ketika engkau bertemu dengan orang-orang kaya, orang yang berstatus lebih tinggi daripadamu, atau orang-orang seperti mereka yang pernah memandang rendah dirimu dan menyerangmu, engkau akan merasa takut dan malu. Bagaimana engkau dapat mengatasi perasaan takut dan malu ini? Engkau harus mengetahui esensi mereka yang sebenarnya. Sehebat apa pun mereka, setinggi apa pun status dan kedudukan mereka, mereka hanyalah manusia yang rusak. Tidak ada yang istimewa mengenai mereka. Jika engkau memahami hal ini, hatimu tidak akan terkekang. Dalam pekerjaan penyebaran Injil, engkau pasti akan mengalami masalah seperti ini. Semua itu adalah masalah yang biasa terjadi. Ada orang-orang yang tidak akan memahamimu atau akan berprasangka buruk terhadapmu, atau bahkan secara menyindir dan secara tidak langsung mengatakan hal-hal buruk untuk mengejekmu. Ada orang-orang yang akan berkata bahwa engkau memberitakan Injil untuk menghasilkan uang, untuk mencari keuntungan, atau mencari pasangan. Bagaimana caramu menangani situasi seperti ini? Perlukah engkau berdebat dengan orang-orang seperti itu? Terutama ketika calon penerima Injil berasal dari keluarga kaya, apa yang harus kaulakukan jika engkau sedang makan di rumahnya dan melihat tatapan seperti itu di wajahnya? Jika engkau tidak makan di rumahnya demi menjaga martabatmu, dapatkah engkau terus memberitakan Injil dengan perut kosong? Engkau harus berpikir seperti ini: "Hari ini, aku bisa makan di rumahnya dan menyebarkan Injil kepadanya. Dia bisa menerima orang yang menyebarkan Injil. Ini adalah keberuntungannya." Sebenarnya, memang inilah yang terjadi. Ini adalah keberuntungan orang itu. Dia tidak menyadarinya, tetapi engkau harus mengetahui hal ini di dalam hatimu. Saat menyebarkan Injil, orang akan sering menghadapi ejekan, cemooh, hinaan, dan fitnah, atau mendapati diri mereka berada dalam keadaan berbahaya. Sebagai contoh, ada saudara-saudari yang ditolak atau diculik oleh orang jahat, dan ada yang dilaporkan ke polisi, lalu diserahkan kepada pemerintah. Ada yang mungkin ditangkap dan dipenjara, bahkan ada yang dipukuli sampai mati. Semua ini adalah hal-hal yang terjadi. Namun sekarang, setelah kita mengetahui hal-hal ini, haruskah kita mengubah sikap kita terhadap pekerjaan menyebarkan Injil? (Tidak.) Menyebarkan Injil adalah tanggung jawab dan kewajiban semua orang. Kapan pun itu, apa pun yang kita dengar, atau apa pun yang kita lihat, atau perlakuan seperti apa pun yang kita hadapi, kita harus selalu menjunjung tinggi tanggung jawab untuk menyebarkan Injil ini. Dalam keadaan apa pun kita tidak boleh menyerah dalam melaksanakan tugas ini karena hal-hal negatif atau kelemahan. Tugas menyebarkan Injil bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi penuh dengan bahaya. Ketika engkau semua menyebarkan Injil, engkau tidak akan berhadapan dengan para malaikat, atau makhluk ruang angkasa, atau robot. Engkau semua hanya akan menghadapi manusia yang jahat dan rusak, setan-setan yang hidup, binatang buas—mereka semua adalah manusia yang bertahan hidup di alam semesta yang jahat ini, di dunia yang jahat ini, yang telah dirusak sedemikian dalam oleh Iblis, dan menentang Tuhan. Oleh karena itu, selama proses menyebarkan Injil, tentunya akan ada berbagai macam bahaya, apalagi fitnahan yang picik, ejekan, dan kesalahpahaman, yang biasa terjadi. Jika engkau sungguh-sungguh menganggap menyebarkan Injil sebagai suatu tanggung jawab, sebagai suatu kewajiban, dan sebagai tugasmu, maka engkau akan mampu memandang hal-hal ini dengan benar dan bahkan menanganinya dengan tepat. Engkau tidak akan melepaskan tanggung jawab dan kewajibanmu, engkau juga tidak akan menyimpang dari niat awalmu untuk menyebarkan Injil dan bersaksi bagi Tuhan karena hal-hal ini, dan engkau tidak akan pernah mengesampingkan tanggung jawab ini, karena ini adalah tugasmu. Bagaimana seharusnya tugas ini dipahami? Pahamilah tugas ini sebagai nilai dan kewajiban utama hidup manusia. Menyebarkan kabar baik tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan Injil tentang pekerjaan Tuhan adalah nilai hidup manusia.
Hari ini, kita mempersekutukan kebenaran tentang melaksanakan tugas penyebaran Injil. Sudahkah engkau semua memperoleh sesuatu dari persekutuan ini? (Ya.) Dahulu, persekutuan kita mengenai kebenaran tentang penyebaran Injil berfokus pada visi, yaitu kita secara khusus mempersekutukan kebenaran yang berkaitan dengan visi dan tidak membahas banyak masalah terperinci seperti yang kita lakukan hari ini. Karena kebanyakan orang tahu sesuatu mengenai garis besar kebenaran tentang visi secara umum, tetapi mereka mungkin tidak tahu dengan jelas tentang jalan penerapan yang terperinci dan prinsip-prinsip bagi masalah-masalah spesifik, sehingga pada hari ini Aku akan membahas masalah-masalah spesifik ini dalam persekutuan kita. Dengan mempersekutukan beberapa kasus dan perilaku orang—atau hal-hal yang benar dan salah yang orang lakukan ketika menghadapi keadaan-keadaan ini, sudut pandang yang orang gunakan, dan bagaimana seharusnya mereka memenuhi tanggung jawab ini, kewajiban ini—dengan mempersekutukan semua topik ini, apakah engkau mendapati bahwa kebenaran tentang penyebaran Injil menjadi lebih konkret dan mudah untuk kauterapkan dalam kehidupan nyata? Aku yakin setelah mendengarkan aspek kebenaran ini, hatimu akan menjadi jauh lebih tercerahkan. Ketika menghadapi masalah spesifik tertentu selama proses menyebarkan Injil, engkau akan mendapatkan manfaat dari firman ini karena firman ini nyata dan membahas tentang prinsip-prinsip kebenaran. Firman ini bukanlah kata-kata kosong. Dalam kehidupanmu sehari-hari, ketika engkau semua menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan penyebaran Injil dan hidup dalam keadaan yang salah, atau ketika engkau menghadapi beberapa masalah dalam pekerjaan penyebaran Injilmu, dapatkah engkau semua menggunakan kebenaran ini untuk memecahkan masalah yang kauhadapi? Jika engkau dapat memecahkan masalah-masalah semacam ini, berarti firman pada hari ini tidak diucapkan dengan sia-sia. Jika engkau masih belum mampu memecahkan masalah-masalah semacam ini, atau jika engkau melakukan segala sesuatu dengan caramu sendiri, mengambil keputusanmu sendiri dan berpaut padanya, melakukan apa pun yang kauinginkan, dan bertindak dengan keras kepala serta gegabah tanpa memikirkan tugas dan tanggung jawabmu, berarti bagimu kebenaran ini hanyalah perkataan kosong dan tidak ada gunanya. Kebenaran ini tidak ada gunanya bukan karena kebenaran ini tidak dapat menolongmu, bukan karena kebenaran ini tidak ada manfaatnya bagimu, melainkan karena engkau sama sekali tidak mencintai kebenaran dan tidak menerapkan kebenaran. Engkau menganggap tugas menyebarkan Injil hanya sebagai hobi atau cara untuk menghabiskan waktu. Jika engkau semua melaksanakan tugas menyebarkan Injil dengan sudut pandang seperti ini, apa yang akan terjadi? Akan mampukah engkau melaksanakan tugasmu dengan memadai? (Tidak.) Jika pembahasan tentang melaksanakan tugasmu dengan memadai tampak agak sulit bagimu, biar Kutanyakan hal ini terlebih dahulu: jika engkau melaksanakan tugas menyebarkan Injil dengan sudut pandang ini, dapatkah engkau memenuhi maksud Tuhan? (Tidak.) Engkau semua harus memahami hal ini dengan jelas di dalam hatimu. Ketika engkau melaksanakan tugas ini dengan sudut pandang dan sikap seperti ini, hatimu akan merasa gelisah. Engkau akan berpikir bahwa sikapmu bukanlah sikap yang Tuhan kehendaki. Jika engkau bertindak dengan cara seperti ini, sekalipun engkau memenangkan beberapa orang dan di luarnya engkau terlihat sedang melakukan perbuatan baik, niat dan motifmu dalam melaksanakan tugasmu bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Engkau sama seperti orang-orang beragama yang menyebarkan Injil untuk mendapatkan berkat dan bertransaksi dengan Tuhan. Niat dan sumber dari motivasi semacam itu salah. Ketika mempertimbangkan bagaimana manusia melaksanakan tugas mereka, Tuhan menilai niat dan motif manusia. Tuhan mengamati sikap dan pola pikir manusia yang berdasarkannya mereka melaksanakan tugas mereka. Berdasarkan hal ini, Tuhan bekerja mentahirkan manusia dari kerusakan dan menyelamatkan mereka sehingga mereka mampu melepaskan diri dari dosa. Oleh karena itu, bagaimanapun caramu menyebarkan Injil, engkau harus menerima pemeriksaan Tuhan. Orang seperti apa pun dirimu, bagaimanapun kualitasmu, tugas apa pun yang telah kaulaksanakan, dan apa pun tugasmu sebelum engkau bergabung dengan barisan orang-orang yang menyebarkan Injil, engkau harus mematuhi prinsip-prinsip kebenaran dalam hal menyebarkan Injil ini, engkau harus menganggap penyebaran Injil sebagai tugas dan tanggung jawabmu, serta memikulnya di pundakmu.
Ada pemimpin dan pekerja yang tidak mampu melakukan pekerjaan nyata atau menyelesaikan masalah nyata diganti dan ditugaskan untuk menyebarkan Injil sebagai bagian dari kelompok penginjilan. Mereka mungkin berkata kepada setiap orang yang mereka jumpai, "Aku adalah pemimpin. Aku diutus bergabung dengan kelompok penginjilan untuk menyebarkan Injil karena aku tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Mungkin Tuhan menyuruhku menyebarkan Injil untuk menempaku selama beberapa waktu, memperlengkapi aku dengan kebenaran, dan melatihku. Artinya, aku tidak perlu berupaya sebanyak itu untuk menyebarkan Injil. Apa pun yang kulakukan, itu tidak masalah. Bagaimanapun juga, aku ini berjiwa pemimpin. Begitu tingkat pertumbuhanku meningkat, aku pasti akan dijadikan pemimpin. Karena aku memiliki kualitas yang sangat baik, bakatku akan sia-sia jika aku tidak menjadi pemimpin. Sekarang ini gereja kekurangan pemimpin dan pekerja!" Perkataan mereka menyiratkan bahwa rumah Tuhan tidak dapat berjalan jika mereka tidak menjadi pemimpinnya. Mereka diutus menyebarkan Injil hanya agar mereka mempunyai kesempatan untuk melakukan penerapan, agar mereka diperlengkapi dengan kebenaran, dan agar mereka melakukan pekerjaan akar rumput sebagai bagian dari pembinaan dan pelatihan mereka. Oleh karena itu, mereka menganggap tugas penyebaran Injil mereka sebagai sesuatu yang sementara, mereka hanya melakukannya untuk melengkapi resume mereka, bersenang-senang, dan memperluas wawasan mereka. Mereka mengira, jika mereka mencapai hasil dalam menyebarkan Injil, memahami kebenaran, dan mampu melaksanakan pekerjaan tertentu, mereka akan dipromosikan untuk melayani sebagai pemimpin atau pekerja. Jika mereka menggunakan pola pikir seperti ini dalam melaksanakan tugas penyebaran Injil, dapatkah mereka mengalami pertobatan sejati? Mereka belum merenungkan ataupun mengenal diri mereka sendiri. Mereka sama sekali tidak memiliki kesadaran akan diri sendiri. Apakah orang-orang ini berada dalam masalah? Mereka tidak memiliki pemahaman yang benar tentang penyebaran Injil. Mereka terlalu menganggap tinggi diri mereka sendiri; mereka benar-benar tidak mengenal diri mereka sendiri sama sekali! Mereka sepenuhnya tidak menyadari apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sebenarnya, ini telah terjadi karena mereka bukanlah orang yang mengejar kebenaran dan mereka sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk memahami. Di luarnya, mereka terlihat fasih berbicara, mereka senang menangani berbagai urusan, dan mereka tampak memiliki kualitas tertentu, tetapi saat mereka melayani sebagai pemimpin dan pekerja, karakter serta kualitas mereka tidak memenuhi standar. Mereka tidak mampu memenuhi standar dan kriteria untuk menjadi pemimpin dan pekerja, sehingga mereka disingkirkan. Mereka tidak menyadari kemampuan mereka sendiri yang sepele, tetapi tanpa malu menyombongkan diri dan membual tentang diri mereka sendiri. Meskipun beberapa orang tidak akan pernah mengatakannya, mereka memiliki penilaian pribadi bahwa hanya orang-orang yang tidak mampu melakukan apa pun yang ditugaskan untuk menyebarkan Injil. Di dalam hatinya, mereka membagi semua tugas di rumah Tuhan menjadi tugas tingkat tinggi, menengah, dan rendah. Mereka menganggap tugas menyebarkan Injil sebagai tugas yang terendah di antara semua tugas di rumah Tuhan. Siapa pun yang melakukan kesalahan atau tidak melaksanakan tugas dengan memadai diutus untuk menyebarkan Injil. Dengan cara inilah orang-orang itu memahami tugas ini. Adakah perbedaan antara pemahaman ini dan menjadikan penyebaran Injil sebagai tanggung jawab serta kewajiban yang harus orang penuhi dalam hidupnya? Jika orang memahami tugas dengan cara seperti ini, dapatkah mereka melaksanakan tugas mereka dengan baik? (Tidak.) Di manakah letak kesalahan mereka? Mereka menganggap tanggung jawab dan kewajiban terbesar yang harus orang penuhi dalam hidup mereka—yaitu pekerjaan menyebarkan Injil—sebagai pekerjaan yang paling sederhana. Mereka tidak menganggapnya sebagai tanggung jawab serta kewajiban mereka sendiri, dan mereka tidak memahaminya sebagai sebuah tugas. Bagaimanapun cara rumah Tuhan bersekutu tentang perlunya orang untuk melaksanakan tugasnya dengan setia dan bahwa menyebarkan Injil adalah salah satu dari tugas-tugas tersebut, mereka tidak menyadari bahwa inilah yang seharusnya mereka yakini. Di dalam hatinya, mereka yakin bahwa berbagai tingkatan pemimpin, pekerja dan penanggung jawab di rumah Tuhan adalah tingkatan yang tertinggi. Mereka memiliki otoritas mutlak dan pada akhirnya akan menerima upah yang besar dan disempurnakan oleh Tuhan. Para pengikut di bawah mereka hanyalah prajurit rendahan, terutama para penyebar Injil yang selalu berinteraksi dengan orang-orang di luar gereja. Di antara semua pekerjaan, pekerjaan mereka mungkin adalah yang paling berat dan paling melelahkan. Pada akhirnya, tidak dapat dipastikan apakah orang-orang ini akan disempurnakan atau tidak. Apakah kesalahan mereka jika mereka memahami tugas penyebaran Injil dengan cara seperti ini? Adakah orang yang menganggap tanggung jawab dan kewajiban menyebarkan Injil yang sakral ini sebagai tugas yang paling sederhana serta menempatkannya di posisi terendah dalam tingkatan dan peringkat pekerjaan? Mereka memandang rendah tugas ini dan juga orang-orang yang melaksanakannya. Jadi, sudut pandang apa yang mereka gunakan ketika melaksanakan tugas ini? (Mereka memandangnya sebagai tugas sementara.) Ada lagi? Ketika memenangkan orang, mereka tidak terlalu memikirkannya, dan ketika gagal memenangkan orang, mereka tidak peduli. Mereka tidak menganggap penyebaran Injil sebagai bagian dari pekerjaan mereka sendiri dan tidak mengerahkan segenap upaya untuk melaksanakan tugas ini dengan baik. Di dalam hatinya, mereka memandang rendah tugas menyebarkan Injil, lalu bagaimana hasil pekerjaan penyebaran Injil yang mereka lakukan? Mampukah mereka memperlengkapi diri dengan semua aspek kebenaran agar dapat melaksanakan tugas penyebaran Injil mereka? Agar dapat memenangkan lebih banyak orang, apakah mereka menghafalkan kutipan firman Tuhan dan ayat-ayat Alkitab serta membiasakan diri dengan berbagai kesaksian pengalaman sehingga mereka mampu memecahkan berbagai masalah yang mereka hadapi ketika menyebarkan Injil? (Tidak.) Jika saat menyebarkan Injil, mereka diberi pertanyaan-pertanyaan yang sulit oleh orang-orang yang memiliki pemahaman yang menyimpang dan memiliki banyak gagasan, bagaimana mereka akan menghadapinya? (Mereka akan menyerah.) Ini adalah semacam sikap. Akankah mereka mengeluh kepada Tuhan dengan berkata, "Mengapa ketika sedang menyebarkan Injil, aku bertemu dengan orang yang tidak masuk akal seperti ini yang tidak memiliki pemahaman rohani? Sial sekali!"? Mereka tidak memiliki kasih bagi para penerima Injil, dan mereka berharap Tuhan tidak akan menyelamatkan orang semacam ini. Mengenai masalah ini, mereka tidak berdoa kepada Tuhan, juga tidak mencari maksud Tuhan, apalagi memikirkan maksud Tuhan. Mereka memilih cara memperlakukan para calon penerima Injil berdasarkan preferensi daging mereka, dan ketika menghadapi orang-orang yang memiliki banyak masalah serta gagasan yang serius, mereka menyerah. Mereka hanya memilih untuk menyebarkan Injil kepada orang-orang yang memiliki sedikit gagasan atau yang sama sekali tidak memiliki gagasan, dan mereka sama sekali tidak mau membayar harga. Setiap kali ada sesuatu yang merugikan kesombongan atau martabat mereka, reputasi atau status mereka, setiap kali ada sesuatu yang bertentangan dengan preferensi daging atau kenikmatan daging mereka, apa yang mereka pilih untuk dilakukan? Mereka memilih untuk menyerah, melarikan diri, tidak memenuhi tanggung jawab mereka, tetapi justru menolak tanggung jawab ini. Pada saat yang sama, mereka mengeluh kepada Tuhan di dalam hatinya, "Mengapa aku harus bertemu dengan orang yang tidak masuk akal seperti ini yang memiliki begitu banyak gagasan? Mengapa membuatku menderita seperti ini? Aku telah kehilangan muka, menyia-nyiakan upayaku, dan gagal memenangkan siapa pun." Diam-diam, hati mereka penuh dengan kebencian terhadap Tuhan. Oleh karena itu, mereka tidak mau menerima tugas menyebarkan Injil, dan mereka juga tidak mau memenuhi tanggung jawab untuk menyebarkan Injil; jika mereka bersikap seperti ini terhadap tugas menyebarkan Injil, mereka akan segera disingkirkan.
Selama proses menyebarkan Injil, banyak dari orang-orang yang menyebarkan Injil memperlakukan pekerjaan mereka dengan sikap yang asal-asalan dan sembrono. Mereka tidak pernah berubah. Mereka tidak pernah memperlakukannya dengan sikap yang penuh perhatian, bijaksana, dan takut akan Tuhan. Sebaliknya, mereka berpikir, "Bagaimanapun juga, aku sedang menganggur saat ini, jadi aku dapat melakukan apa pun. Kelompok penginjilan sepertinya menyenangkan, jadi aku akan bergabung." Lalu, mereka ikut serta dan menyebarkan Injil. Sebenarnya, kontribusi mereka selama proses ini sangatlah terbatas. Mereka hanya meluangkan sedikit waktu dan bepergian sebentar, tetapi mereka tidak benar-benar membayar harga. Mereka selalu memberitakan Injil berdasarkan preferensi daging mereka serta gagasan dan imajinasi mereka sendiri. Mereka tidak pernah mengikuti prinsip-prinsip kebenaran sedikit pun. Ada banyak orang yang senang menginjili orang kaya dan orang yang berduit, tetapi tidak mau menginjili orang miskin. Mereka senang memberitakan Injil kepada orang-orang yang penampilannya menarik, tetapi tidak kepada orang-orang yang penampilannya biasa-biasa saja. Mereka senang memberitakannya kepada orang-orang yang rukun dengan mereka, tetapi tidak kepada orang-orang yang tidak rukun dengan mereka. Mereka senang memberitakannya kepada orang-orang yang memiliki sedikit gagasan, tetapi tidak kepada orang-orang yang memiliki terlalu banyak gagasan. Mereka senang memberitakannya kepada orang-orang yang mudah diinjili, orang-orang yang akan menerima Injil tanpa harus mendengar mereka banyak berbicara. Mereka tidak mau memberitakannya kepada orang-orang jika itu berarti bahwa mereka harus kelelahan karena banyak berbicara. Sebagai contoh, katakanlah ada seorang wanita yang menyebarkan Injil dan bertemu dengan seorang pria yang berasal dari keluarga kaya, memiliki rumah dan mobil, merupakan anak tunggal, berwajah tampan, dan orang tuanya memiliki pekerjaan yang bagus. Wanita itu berpikir bahwa dia bisa hidup bergelimang harta jika bisa menikah dengan pria itu, jadi dia ingin memberitakan Injil kepada pria itu, dan berpikir bahwa akan sangat bagus jika pria itu menerimanya. Beberapa orang berusaha menghentikan wanita itu, memberitahunya bahwa pria itu bukanlah pencari kebenaran, bukan seseorang yang dapat diinjili, tetapi dia berkata, "Jika kita lebih banyak mempersekutukan kebenaran kepadanya, mungkin saja dia akan mulai menerimanya. Jika kita tidak menginjili orang baik seperti itu dan tidak menyelamatkannya, bukankah itu bertentangan dengan maksud tuhan?" Sebenarnya, dia memiliki tujuannya sendiri. Wanita itu bukan sedang berusaha memenangkan orang ini untuk membawanya ke hadapan Tuhan, melainkan ingin mengiklankan dan menjual diri kepadanya. Setelah banyak melakukan pemasaran, dia akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya dan mampu menjalin hubungan dengannya untuk mencapai tujuannya sendiri. Apa masalahnya di sini? Dalam semua hal yang dia lakukan, dia memiliki motifnya sendiri, yang melanggar prinsip-prinsip kebenaran. Pada akhirnya, wanita itu menggunakan berbagai cara untuk "menginjili" pria itu, dan bahkan menikah dengannya. Dia berkata, "Pencapaian terbesar dalam pekerjaanku menyebarkan Injil adalah menemukan seseorang yang sejiwa denganku seperti ini. Ini adalah sesuatu yang harus kuterima dari tuhan. Pernikahan ditetapkan oleh tuhan. Sepenuhnya oleh pengaturan tuhanlah aku bertemu dan menikah dengan orang ini. Ini adalah perkenanan dan berkat tuhan." Dia kemudian membentuk keluarga kecil dan menjalani kehidupan yang bahagia. Apakah dia masih mampu menyebarkan Injil? (Tidak.) Setelah satu atau dua tahun, dia sesekali pergi untuk menyebarkan Injil ketika sedang merasa bahagia, tetapi dia menghabiskan sebagian besar waktunya dalam kehidupan berkeluarga, dan hatinya menjadi makin hampa. Akhirnya, dia menyadari bahwa kehidupan berkeluarga tidak lain hanya berkutat pada panci dan wajan, makan, minum, bermain-main, dan keributan. Dia merasa bahwa semua itu tidak bermakna. Saat mengingat masa lalu, dia merenung dan berkata di dalam hatinya, "Percaya kepada tuhan, itu tetaplah hal yang bermakna. Aku akan kembali, percaya kepada Tuhan lagi seperti sebelumnya, dan terus menyebarkan Injil!" Pada akhirnya, dia menceritakan pengalamannya dengan cara yang muluk-muluk dengan berkata: "Manusia diciptakan oleh tuhan, jadi mereka tidak mampu meninggalkan tuhan. Tanpa tuhan, manusia tidak dapat hidup. Sama seperti ikan, yang pasti akan mati tanpa air, jika manusia meninggalkan tuhan, dia pasti tidak memiliki jalan ke depan dalam hidupnya. Itulah sebabnya aku kembali. Karena tuhan telah memanggilku." Benar-benar tidak tahu malu! Setelah kembali, dia menuntut untuk melaksanakan tugasnya, dengan berkata, "Semuanya hampa jika aku tidak melaksanakan tugasku. Setiap orang harus melaksanakan tugasnya." Perkataan orang yang tidak menerapkan kebenaran dan tidak mencintai kebenaran membuat orang yang mendengarnya merasa jijik. Engkau mengaku tidak dapat meninggalkan Tuhan, lalu mengapa engkau tidak bertanya kepada Tuhan apakah Dia menginginkanmu? Engkau menemukan pasangan selama proses melaksanakan tugas, kemudian engkau melepaskan tugasmu dan melarikan diri. Mengapa engkau tidak berdoa kepada Tuhan dan bertanya kepada-Nya apakah Dia menyetujui hal ini atau tidak, dan mencari tahu bagaimana sikap-Nya? Apakah engkau telah memenuhi tanggung jawabmu? Apakah engkau telah melaksanakan amanat yang Tuhan percayakan kepadamu? Apakah engkau telah memperlakukan Tuhan sebagai Tuhan? Apakah engkau telah menganggap tugasmu sebagai tugasmu? Jawaban atas semua pertanyaan ini adalah tidak. Apa arti Tuhan bagimu? Dia hanyalah seorang teman yang kautemui di pinggir jalan. Engkau menyapa-Nya dan langsung menganggap bahwa engkau dan Dia adalah teman. Jika Dia membantumu, engkau terus bersama-Nya, tetapi jika tidak membantumu, engkau mengucapkan selamat tinggal. Namun kemudian, engkau memikirkan-Nya lagi saat membutuhkan-Nya. Seperti inilah hubungan yang kaumiliki. Jika engkau menganggap Tuhan sebagai teman yang pernah kaukenal, bagaimana pendapat Tuhan tentangmu? Bagaimana Tuhan akan memperlakukan dirimu? Engkau merasa sedih, hari-harimu terasa hampa, jadi engkau membutuhkan Tuhan. Engkau kembali dan ingin melaksanakan tugasmu. Apakah Tuhan akan memberimu tugas begitu saja? (Tidak.) Mengapa tidak? Engkau tidak pantas mendapatkannya! Meskipun orang-orang seperti ini mampu melaksanakan tugasnya segera setelah mereka mulai percaya kepada Tuhan, sebelum menyelesaikan tugas tersebut, mereka akan meninggalkan Tuhan tanpa memberi peringatan, meninggalkan jabatan serta pekerjaan mereka. Bagaimana Tuhan memandang hal ini? Apa natur dari perilaku seperti ini? (Pengkhianatan.) Pengkhianatan bukanlah masalah kecil. Orang-orang seperti itu adalah para pembelot! Bagaimana para pembelot melaksanakan tugas mereka? Mereka mencari kepentingan diri mereka sendiri dengan berkedok melaksanakan tugas. Mereka membuat rencana untuk mengamankan masa depan dan penghidupan mereka sendiri serta melanggar niat awal mereka dalam melaksanakan tugas. Pada akhirnya, mereka melarikan diri di tengah pelaksanaan tugas mereka, sehingga mereka menjadi pembelot. Orang-orang semacam ini tidak mengorbankan diri bagi Tuhan dengan hati yang tulus. Sebaliknya, mereka memiliki niat dan tujuan pribadi mereka sendiri dan berupaya menipu Tuhan, sehingga pada akhirnya memperlihatkan diri mereka yang sebenarnya. Bukankah orang-orang seperti inilah yang mengkhianati Tuhan? Ada orang-orang yang berkata, "Bukankah ada kebebasan untuk datang dan pergi di rumah Tuhan?" Ada kebebasan untuk datang dan pergi, itu memang benar, tetapi orang harus menjalani pemeriksaan ketika masuk ke rumah Tuhan. Engkau bebas untuk meninggalkan rumah Tuhan, dan tak seorang pun akan menghalangimu. Namun, jika engkau ingin kembali ke rumah Tuhan, tidaklah semudah itu. Engkau harus diperiksa serta diuji oleh para pemimpin dan pekerja gereja di semua tingkatan untuk membuktikan bahwa engkau benar-benar telah bertobat. Baru setelah itulah engkau akan diterima. Jadi, mudah untuk keluar, tetapi sulit untuk kembali masuk. Aku pernah mendengar ada orang-orang yang mendapati bahwa menyebarkan Injil itu sangat sulit dan sangat menderita sehingga mereka melepaskan beban mereka dan melarikan diri. Apa masalahnya di sini? Masalahnya adalah karena mereka adalah pembelot. Apa yang terpenting ketika bekerja menyebarkan Injil? Setiap orang yang menyebarkan Injil, terutama orang-orang yang menduduki jabatan penting, memiliki peran yang penting di mata Tuhan. Jika engkau memiliki peran penting dalam penyebaran Injil dan meninggalkan tugasmu tanpa seizin Tuhan, tidak ada pelanggaran yang lebih besar daripada tindakan ini. Bukankah ini bisa dianggap tindakan pengkhianatan terhadap Tuhan? (Ya.) Jadi, menurut pandanganmu, bagaimana seharusnya Tuhan memperlakukan orang yang meninggalkan tugasnya? (Mereka harus dikesampingkan.) Dikesampingkan berarti diabaikan, dibiarkan melakukan apa pun yang mereka kehendaki. Jika orang yang dikesampingkan merasa ingin bertobat, ada kemungkinan Tuhan akan melihat apakah sikap mereka benar-benar mau bertobat dan masih menginginkan mereka untuk kembali. Namun, terhadap orang yang meninggalkan tugas mereka—dan hanya terhadap orang-orang ini—Tuhan tidak akan bersikap seperti ini. Bagaimana Tuhan memperlakukan orang-orang semacam itu? (Tuhan tidak akan menyelamatkan mereka. Tuhan membenci dan menolak mereka.) Benar sekali. Secara khusus, orang-orang yang melaksanakan tugas penting telah diberi amanat oleh Tuhan, dan jika mereka meninggalkan tugas mereka, maka sebaik apa pun kinerja mereka sebelumnya, atau setelahnya, di mata Tuhan, mereka adalah orang-orang yang telah mengkhianati-Nya, dan mereka tidak akan pernah lagi diberi kesempatan untuk melaksanakan tugas. Apa artinya tidak diberi lagi kesempatan? Jika engkau berkata, "Aku sangat menyesal. Aku berutang kepada Tuhan. Seharusnya aku tidak membuat pilihan tersebut sejak awal. Pada waktu itu, aku merasa terpesona dan tersesat, dan sekarang aku menyesalinya. Aku mohon agar Tuhan kembali memberiku kesempatan untuk melaksanakan tugasku sehingga aku berkesempatan untuk bertobat atas apa yang telah kulakukan dengan melakukan perbuatan baik dan menebus kesalahanku," bagaimana Tuhan akan menangani masalah ini? Karena Tuhan berkata bahwa engkau tidak memiliki kesempatan, Dia tidak akan pernah memperhatikanmu lagi. Inilah sikap Tuhan terhadap para pembelot. Ketika menangani orang-orang yang melakukan pelanggaran biasa, Tuhan mungkin akan berkata bahwa itu adalah pelanggaran sesaat, atau itu disebabkan oleh lingkungan yang penuh permusuhan, tingkat pertumbuhan yang kecil, kurangnya pemahaman akan kebenaran, dan alasan lainnya yang semacam itu. Dalam hal ini, Tuhan mungkin akan memberi mereka kesempatan untuk bertobat. Namun, hanya kepada para pembelot, Tuhan tidak memberi kesempatan kedua. Ada orang-orang yang berkata, "Apa artinya Tuhan tidak memberi kesempatan kedua? Jika mereka ingin melaksanakan tugas mereka, bukankah Tuhan akan mengizinkannya?" Engkau boleh melaksanakan tugasmu, engkau boleh menyebarkan Injil, engkau juga boleh mendengarkan khotbah dan bergabung dengan gereja. Gereja tidak akan menghapus namamu dari daftarnya, tetapi bagi Tuhan, bagaimanapun caramu melaksanakan tugasmu dan bagaimanapun engkau bertobat, Tuhan tidak membutuhkan ataupun memperkenan dirimu, meskipun engkau sedang berjerih payah bagi-Nya. Inilah sikap Tuhan. Mungkin saja ada orang-orang yang tidak mampu memahami masalah ini dan berkata, "Mengapa Tuhan begitu tidak berperasaan dan mutlak ketika menangani orang semacam ini?" Manusia tidak perlu memahaminya. Ini adalah watak Tuhan. Ini adalah sikap Tuhan. Engkau boleh berpikir sekehendak hatimu. Tuhan berkuasa untuk memutuskan. Dia berkuasa untuk bertindak dengan cara seperti ini dan menangani masalah dengan cara seperti ini. Apa yang dapat manusia lakukan? Dapatkah manusia mengajukan protes? Siapa yang menyuruhmu untuk tidak mengikuti jalan yang benar sejak awal, mengkhianati Tuhan, dan menjadi seorang pembelot? Pekerjaan penyebaran Injil tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, tetapi membutuhkan banyak orang. Jika engkau tidak mampu melaksanakan tugasmu, Tuhan akan memilih orang lain yang mampu. Jika engkau tidak bekerja sama dan tidak melaksanakan tugasmu, itu membuktikan bahwa engkau buta. Itu membuktikan bahwa engkau bingung dan bodoh. Engkau tidak tahu bahwa ini adalah berkat, jadi engkau tidak akan memiliki berkat ini. Sebaiknya engkau pergi saja! Jika engkau pergi tetapi kembali tak lama kemudian, apakah Tuhan tetap menginginkanmu? Tidak, Tuhan tidak peduli. Inilah sikap Tuhan terhadap para pembelot dan hanya terhadap para pembelot. Ada orang-orang yang berkata, "Setelah aku kembali dan melaksanakan tugasku, aku dicerahkan oleh Roh Kudus!" Ketika pertama kali melaksanakan tugasmu, engkau melarikan diri tanpa izin, dan Roh Kudus tidak menghalangimu. Kini setelah engkau kembali, apakah Roh Kudus akan tetap mencerahkanmu? Jangan terlalu membesar-besarkan perasaan sentimentalmu. Tuhan tidak akan melakukan apa pun yang bertentangan dengan keinginan-Nya, dan Dia memperlakukan semua orang berdasarkan prinsip. Apa peringatan bagi manusia di sini? Engkau harus bertekun dalam tugasmu, mempertahankan posisimu, dan memenuhi tanggung jawabmu. Apakah sikap Tuhan terhadap para pembelot semacam ini terlalu berlebihan? (Tidak.) Mengapa menurutmu tidak terlalu berlebihan? Bagaimana engkau memahami bahwa ini tidak berlebihan? Apa pun tugas yang orang laksanakan, pada periode sekarang ini, apakah setiap tugas yang dilakukan setiap orang ada kaitannya dengan apa yang telah Tuhan tetapkan? Semua itu berkaitan erat. Dengan melihatnya seperti ini, jika engkau mampu melaksanakan tugasmu, apakah itu berarti Tuhan telah melakukan banyak pekerjaan? Tuhan telah menentukanmu sejak dunia diciptakan. Dia telah menentukan sejak semula pada era dan zaman apa engkau dilahirkan, di keluarga seperti apa engkau dilahirkan, apa saja pengaruh keluarga terhadapmu, tugas yang Tuhan ingin untuk kaulaksanakan, dan hal-hal yang telah diizinkan untuk kaupelajari sebelumnya. Sebagai contoh, jika engkau telah mempelajari bahasa asing, sekarang engkau memiliki kualitas ini, bakat ini, yang memungkinkanmu untuk melaksanakan tugasmu dengan berhasil. Tuhan telah melakukan banyak pekerjaan dalam mempersiapkanmu. Untuk tujuan apa Tuhan melakukan persiapan seperti itu? Apakah agar engkau dapat terlihat menonjol? Apakah agar engkau mampu mengejar dunia dan melayani Iblis? Sama sekali tidak! Tuhan ingin engkau mempersembahkan hal-hal yang telah Tuhan karuniakan kepadamu di rumah Tuhan, dalam menyebarkan Injil Tuhan, dan dalam rencana pengelolaan Tuhan. Namun, jika engkau tidak mampu mempersembahkan apa yang telah Tuhan karuniakan kepadamu, tetapi engkau malah melayani Iblis, bagaimana perasaan Tuhan? Bagaimana Tuhan akan menangani hal ini? Bagaimana seharusnya Tuhan menangani hal ini berdasarkan watak-Nya? Tuhan akan mengusirmu menjauh dari-Nya dengan satu tendangan. Dia tidak menginginkanmu. Engkau telah melupakan kasih-Nya dan mengkhianati kepercayaan-Nya. Engkau tidak mengakui atau kembali kepada Penciptamu. Engkau tidak mengabdikan kepada Tuhan apa yang telah Dia karuniakan kepadamu, tetapi justru mempersembahkannya kepada Iblis. Ini adalah pengkhianatan yang serius, dan Tuhan tidak menginginkan pengkhianat seperti itu!
Dalam pekerjaan Tuhan menyelamatkan manusia, kualitas yang setiap orang miliki membuat mereka mampu melaksanakan tugas yang seharusnya mereka laksanakan. Selain itu, pengalaman dan pengetahuan yang mereka peroleh setelah percaya kepada Tuhan serta kebenaran yang mereka pahami, semuanya harus digunakan untuk melaksanakan tugas mereka. Hanya dengan cara inilah orang-orang mampu menyumbangkan upaya kecil mereka untuk pekerjaan menyebarkan Injil kerajaan. Apa upaya kecil ini? Ini adalah tugas yang harus orang laksanakan. Tuhan memungkinkanmu untuk memahami kebenaran dan memiliki kecerdasan serta hikmat agar engkau dapat melaksanakan tugasmu dengan baik. Inilah nilai dan makna hidupmu. Jika engkau tidak menghayati nilai dan makna ini, itu membuktikan bahwa engkau belum memperoleh apa pun dari kepercayaanmu kepada Tuhan. Engkau telah menjadi sampah yang tidak berguna di rumah Tuhan. Jika yang kauhayati adalah Iblis dan dagingmu, mungkinkah Tuhan akan tetap menginginkanmu? Nilai dan makna hidupmu telah hilang. Di mata Tuhan, engkau seharusnya lenyap saja dari rumah-Nya, lenyap untuk selamanya. Dia tidak lagi menginginkanmu. Selain itu, selama masa perluasan pekerjaan pengelolaan Tuhan, setiap orang yang mengikut Tuhan sedang melaksanakan tugas mereka masing-masing, dan mereka semua telah berulang kali mengalami penindasan dan penganiayaan kejam yang dilakukan si naga merah yang sangat besar. Jalan mengikut Tuhan itu berat dan tidak mulus, dan jalan itu sangat sulit. Siapa pun yang telah mengikut Tuhan selama lebih dari dua atau tiga tahun telah mengalaminya sendiri. Tugas yang dilaksanakan setiap orang, baik itu tugas tetap ataupun pengaturan sementara, berasal dari kedaulatan dan pengaturan Tuhan. Orang-orang mungkin sering ditangkap, dan pekerjaan gereja mungkin terganggu serta dirusak, dan jelas terdapat kekurangan orang yang mampu melaksanakan tugas, terutama mereka yang memiliki kualitas yang baik dan keahlian profesional, yang merupakan minoritas, tetapi karena kepemimpinan Tuhan, karena kekuatan serta otoritas-Nya, rumah Tuhan telah keluar dari masa-masa tersulit, dan semua pekerjaan rumah Tuhan telah berada di jalur yang tepat. Bagi manusia, ini sepertinya mustahil, tetapi bagi Tuhan, tidak ada yang sulit untuk dicapai. Tiga puluh tahun sejak Tuhan menampakkan diri dan mulai bekerja sampai sekarang telah ditandai dengan badai dan segala macam kesengsaraan. Jika bukan karena kepemimpinan Tuhan, dan firman-Nya yang memenuhi manusia dengan iman serta kekuatan, tak seorang pun akan sampai sejauh ini. Semua umat pilihan Tuhan telah mengalami hal ini secara pribadi. Tak satu pun pekerjaan rumah Tuhan berjalan dengan mulus, semua itu dimulai dari awal, dilakukan dengan susah payah, dan ditimpa banyak masalah. Mengapa? Karena kita diperhadapkan bukan hanya dengan penindasan dan penganiayaan gila-gilaan yang dilakukan oleh rezim si naga merah yang sangat besar, melainkan juga dengan diskriminasi, fitnah, dan kecaman dari seluruh komunitas keagamaan serta manusia yang rusak. Bahkan seluruh zaman meninggalkan dan menghalangi kita. Semua pekerjaan pengelolaan Tuhan diluncurkan dan berjalan di tengah lingkungan dan keadaan yang dipenuhi dengan tren jahat Iblis, di mana Iblis berkuasa. Ini sama sekali tidak mudah; ini sangat sulit. Oleh karena itu, setiap orang yang mampu melaksanakan tugas merupakan penghiburan bagi Tuhan, dan pelaksanaan tugas mereka adalah hal yang langka dan berharga. Kesungguhan, kesetiaan, dan pengorbanan yang mampu setiap orang persembahkan, serta sikap mereka yang tulus dan bertanggung jawab terhadap tugas mereka, ketundukan mereka terhadap amanat Tuhan, serta penghormatan mereka terhadap Tuhan dihargai oleh-Nya, dan Dia menganggap hal-hal ini sangat penting. Sebaliknya, Tuhan paling muak terhadap orang yang meninggalkan tugasnya atau yang menganggap tugas sebagai lelucon, dan paling muak terhadap berbagai perilaku, tindakan, dan perwujudan pengkhianatan terhadap Tuhan, karena di tengah berbagai konteks, orang, peristiwa, dan hal-hal yang diatur oleh Tuhan, peran orang-orang ini hanyalah menghambat, merugikan, menunda, mengganggu, atau memengaruhi kemajuan pekerjaan Tuhan. Dan, karena alasan ini, bagaimana perasaan dan reaksi Tuhan terhadap orang yang meninggalkan tugas mereka dan orang yang mengkhianati Tuhan? Bagaimana sikap Tuhan terhadap mereka? (Dia membenci mereka.) Dia hanya merasakan kemuakan dan kebencian terhadap mereka. Apakah Dia merasa kasihan? Tidak—Dia tidak pernah merasa kasihan. Ada orang yang berkata, "Bukankah Tuhan itu kasih?" Mengapa Tuhan tidak mengasihi orang-orang semacam itu? Orang-orang ini tidak layak untuk dikasihi. Jika engkau mengasihi mereka, maka kasihmu itu bodoh, dan hanya karena engkau mengasihi mereka, itu bukan berarti Tuhan mengasihi mereka; engkau mungkin menghargai mereka, tetapi Tuhan tidak, karena dalam diri orang-orang semacam itu tidak ada yang layak untuk dihargai. Jadi, Tuhan dengan tegas meninggalkan orang-orang semacam itu, dan tidak memberi mereka kesempatan kedua. Apakah ini masuk akal? Ini bukan saja masuk akal, tetapi terutama itu adalah salah satu aspek dari watak Tuhan, dan itu juga adalah kebenaran. Selama proses menyebarkan Injil, ada orang-orang yang sama sekali tidak menerima kebenaran. Mereka selalu bertindak sewenang-wenang dan ceroboh sesuai kehendak mereka sendiri. Mereka adalah batu sandungan dan penghalang dalam pekerjaan menyebarkan Injil. Mereka memainkan peran negatif dengan mengganggu, mengacaukan, dan merusak pekerjaan penginjilan, menghambat perluasannya. Oleh karena itu, sikap Tuhan terhadap orang-orang ini adalah sikap yang jijik dan benci. Mereka pasti akan disingkirkan. Dengan cara inilah Tuhan memperlihatkan watak benar-Nya. Ada orang-orang yang berkata, "Bukankah menangani orang-orang tersebut dengan cara seperti ini agak berlebihan?" Ini sama sekali tidak berlebihan. Menghadapi para setan semacam ini, Tuhan hanya bisa merasa jijik dan benci. Tuhan tidak berpura-pura. Watak Tuhan itu benar, dan watak Tuhan itu terlihat dengan jelas. Apakah dua aspek terpenting dari watak benar Tuhan? (Belas kasihan yang berlimpah dan murka yang mendalam.) Apa makna penting hal ini di sini? Siapa yang menanggung murka Tuhan yang mendalam? Itu akan menimpa orang-orang yang menentang Tuhan, menolak kebenaran, dan mengikut Iblis. Tuhan tidak menginginkan mereka yang bertekad untuk mengikut Iblis, Dia juga tidak menginginkan para pengkhianat dan pembelot. Ada orang-orang yang berkata, "Pada saat aku lemah, aku memilih untuk tidak melaksanakan tugasku, tetapi aku sebenarnya tidak ingin meninggalkan Tuhan atau kembali ke dunia dan kubu Iblis." Entah engkau lemah, atau ingin kembali ke dunia atau tidak, Tuhan mungkin akan memperlihatkan belas kasihan dan toleransi-Nya ketika menangani kelemahanmu, itu tergantung pada situasinya. Tuhan itu berlimpah dengan belas kasihan. Manusia hidup di tengah watak rusak mereka, dan dalam keadaan tertentu, tidak dapat dihindari bahwa mereka akan merasa lemah, negatif, atau malas. Tuhan memeriksa semua orang dan Dia akan menangani mereka sesuai dengan situasinya. Jika engkau bukan seorang pembelot, Dia tidak akan memperlakukanmu sebagai pembelot. Jika engkau lemah, Dia pasti akan menanganimu sesuai dengan kelemahanmu. Jika engkau hanya sesaat memperlihatkan kerusakanmu, jika engkau hanya sesaat lemah, atau jika engkau hanya sesaat kehilangan arahmu, Tuhan akan mencerahkanmu, membimbingmu, dan menyokongmu. Dia akan memperlakukanmu sebagai orang yang memiliki tingkat pertumbuhan yang kecil yang tidak memahami kebenaran karena masalah ini bukanlah masalah dengan esensi natur dirimu. Mengapa Tuhan tidak menangani orang-orang semacam itu dengan meninggalkan mereka? Itu karena mereka tidak ingin menolak Dia atau kebenaran, dan karena mereka tidak ingin mengikuti Iblis. Mereka hanya memperlihatkan kelemahan sesaat dan tidak mampu melangkah maju, jadi Tuhan memberi lagi mereka kesempatan. Lalu, bagaimana seharusnya menangani orang-orang yang mengalami kelemahan sesaat dan tidak mampu melaksanakan tugas mereka, tetapi yang kemudian kembali untuk melaksanakannya? Mereka harus diterima. Kasus ini pada dasarnya berbeda dengan kasus para pembelot, jadi engkau tidak boleh menerapkan aturan yang sama atau menggunakan pendekatan yang sama untuk menangani mereka. Ada orang-orang yang tidak mengalami kelemahan; mereka benar-benar adalah pembelot. Jika engkau menerima mereka kembali, mereka akan kembali membelot ketika mengalami situasi serupa. Orang semacam itu bukanlah pembelot sesaat; orang semacam itu akan selalu menjadi pembelot. Itulah sebabnya Tuhan mengusir orang semacam itu dan tidak pernah menerima mereka kembali. Ini sama sekali tidak berlebihan. Karena mereka tidak pernah diterima kembali, ini berarti dari antara semua orang yang mungkin akan Tuhan selamatkan, Dia tidak akan menyelamatkan orang-orang semacam itu. Ketika Tuhan melihat bahwa kelompok calon penerima keselamatan kekurangan satu orang, Dia mungkin akan menambahkan satu orang lainnya. Namun, orang semacam ini tidak diinginkan. Mereka akan disingkirkan untuk selamanya dan tidak diinginkan.
Ada lagi kategori orang yang sering mengganggu dan merusak pekerjaan penginjilan selama menyebarkan Injil, tetapi mereka juga telah melaksanakan beberapa pekerjaan dan memenangkan beberapa orang. Dapatkah mereka dianggap telah melakukan perbuatan baik? Untuk saat ini, mari kita kesampingkan pertanyaan tentang apakah mereka telah melakukan perbuatan baik atau belum. Mari kita terlebih dahulu katakan bahwa orang-orang seperti ini sering mengganggu dan merusak pekerjaan penginjilan saat menyebarkan Injil. Sebagai contoh, jika seseorang bertanggung jawab atas pekerjaan penginjilan dan selalu bersaing dengan orang lain demi mendapatkan status serta kekuasaan atau dia sering bertengkar dengan orang lain, mengganggu dan merusak pekerjaan penginjilan, bagaimana Tuhan akan memandang masalah ini? Akankah Tuhan menyeimbangkan pencapaian orang tersebut dengan kesalahannya ataukah Tuhan akan memperlakukannya dengan cara lain? (Tuhan akan mencelanya.) Mengapa Tuhan akan mencelanya? Meskipun dia telah menginjili beberapa orang, melakukan beberapa pekerjaan, dan memperoleh beberapa hasil, dia terus-menerus melakukan perbuatan jahat. Meskipun dia tidak melakukan kesalahan besar, dia sering melakukan kesalahan kecil. Apa artinya sering melakukan kesalahan kecil? Artinya, dia tidak menerapkan kebenaran, bersaing untuk memperoleh ketenaran, keuntungan, dan status, berbicara tanpa sedikit pun kesalehan, tidak pernah mencari prinsip-prinsip kebenaran, sering bertindak sewenang-wenang dan tanpa kendali, tidak pernah berubah sama sekali, dan menjadi seperti orang-orang tidak percaya, yang berdampak buruk bagi kehidupan bergereja dan umat pilihan Tuhan serta menyebabkan beberapa orang yang baru percaya tersandung. Bukankah ini adalah perbuatan jahat? (Ya.) Jika orang telah melakukan perbuatan jahat seperti ini, sekalipun mereka telah bekerja keras melaksanakan tugas, apakah mereka sudah benar-benar memenuhi tanggung jawab mereka? Apakah mereka sudah benar-benar melaksanakan tugas mereka dengan memadai? Bagaimana Tuhan memandang orang-orang seperti ini? Meskipun mereka telah melakukan beberapa pekerjaan, mereka masih mampu melakukan kejahatan dengan seenaknya, jadi apakah mereka sedang melaksanakan tugas mereka? (Tidak.) Lalu, mengapa mereka mampu melakukan kejahatan dengan seenaknya seperti itu? Di satu sisi, karena watak rusak mereka. Di sisi lain, karena orang-orang seperti ini memiliki mentalitas mencari kesempatan. Mereka berpikir, "Aku telah melakukan banyak kebaikan dengan menyebarkan Injil. Di gereja A, ratusan orang hadir di sana karena aku telah menginjili mereka. Jika orang-orang ini dapat diselamatkan, itu berarti pencapaian yang besar bagiku. Jadi, bagaimana mungkin Tuhan tidak mengingatku? Ketika Tuhan menjadikan orang-orang ini bahan pertimbangan, Dia tidak akan mungkin menghukumku." Bukankah mereka menilai diri mereka terlalu tinggi? Apakah mereka memiliki hati yang takut akan Tuhan? Apakah mereka orang-orang yang mengorbankan diri bagi Tuhan dengan hati yang tulus? Seperti Paulus, mereka berusaha memperoleh upah dan mahkota. Tidak ada tempat bagi Tuhan di hati mereka. Mereka tidak memahami watak Tuhan dan berani bertransaksi dengan Tuhan. Ini membuktikan bahwa mereka tidak memiliki kenyataan kebenaran sama sekali. Ada seseorang yang telah menyebarkan Injil selama bertahun-tahun dan berpengalaman dalam hal itu. Dia mengalami banyak kesukaran saat menyebarkan Injil, dan bahkan dijebloskan ke dalam penjara dan dijatuhi hukuman selama beberapa tahun. Setelah dibebaskan, dia terus menyebarkan Injil, dan memenangkan lebih dari beberapa ratus orang, beberapa di antaranya ternyata adalah orang-orang berbakat; beberapa di antaranya bahkan terpilih menjadi pemimpin atau pekerja. Akibatnya, orang ini yakin bahwa dirinya pantas mendapatkan penghargaan besar, dan menggunakan hal ini sebagai modal yang dia banggakan ke mana pun dia pergi, memamerkannya dan bersaksi tentang dirinya sendiri: "Aku pernah dipenjara selama delapan tahun, dan aku tetap teguh dalam kesaksianku. Aku pernah memenangkan banyak orang saat menyebarkan Injil, beberapa dari mereka sekarang menjadi pemimpin atau pekerja. Di rumah tuhan, aku pantas untuk dipuji, aku telah berkontribusi." Di mana pun dia menyebarkan Injil, dia pasti akan menyombongkan dirinya kepada para pemimpin dan pekerja setempat. Dia juga selalu berkata, "Kalian harus mendengar apa yang kukatakan; bahkan pemimpin senior kalian harus sopan ketika berbicara kepadaku. Siapa pun yang tidak melakukannya, akan kuberi pelajaran!" Bukankah orang ini seorang penindas? Jika orang seperti ini belum pernah menyebarkan Injil dan tidak memenangkan orang-orang itu, beranikah dia bersikap sedemikian sombongnya? Dia pasti akan tetap bersikap sombong. Bahwa dia bisa sesombong itu membuktikan bahwa ini sudah menjadi natur dirinya. Ini adalah esensi natur dirinya. Dia menjadi sedemikian congkaknya sampai-sampai telah kehilangan nalarnya. Setelah menyebarkan Injil dan memenangkan beberapa orang, natur congkaknya menjadi makin parah, dan dia menjadi jauh lebih sombong. Orang-orang semacam ini menyombongkan modal mereka ke mana pun mereka pergi, mereka berusaha mendapatkan pujian di mana pun mereka berada, dan bahkan menekan para pemimpin di berbagai tingkatan, berusaha menjadi setara dengan mereka, dan bahkan menganggap mereka sendirilah yang seharusnya menjadi pemimpin senior. Berdasarkan apa yang diwujudkan oleh perilaku orang semacam ini, kita semua harus mengerti natur semacam apa yang mereka miliki sebenarnya, dan akan seperti apa kesudahan mereka. Ketika setan menyusup ke dalam rumah Tuhan, mereka akan sedikit berjerih payah sebelum memperlihatkan diri mereka yang sebenarnya; mereka tidak mau mendengarkan siapa pun yang memangkas mereka, dan mereka bersikeras menentang rumah Tuhan. Apa natur dari tindakan mereka? Di mata Tuhan, mereka sedang mencari mati, dan mereka tidak akan beristirahat sampai akhirnya mereka membunuh diri mereka sendiri. Ini cara yang tepat untuk menggambarkannya. Istilah "mencari mati" memiliki makna yang nyata. Apa makna yang nyata itu? Merupakan hal yang baik jika orang mampu melaksanakan tugas mereka. Ada orang-orang yang terlahir dengan karunia tertentu, yang merupakan suatu berkat, tetapi jika mereka tidak menempuh jalan yang benar, mereka akan mendapat masalah. Sebagai contoh, ada orang-orang yang mampu berbicara dengan fasih. Mereka tahu cara berbicara kepada berbagai macam orang dan mampu berkomunikasi dengan mudah dengan siapa pun. Ini juga dapat dianggap sebagai semacam kemampuan bawaan. Daripada terlebih dahulu membahas apakah ini hal yang baik atau hal yang buruk, yang terpenting adalah melihat natur orang tersebut dan apakah dia sedang menempuh jalan yang benar atau jalan yang jahat. Selama masa pekerjaan menyebarkan Injil Tuhan, engkau telah mendedikasikan bakatmu, mencurahkan banyak pemikiran, dan memenangkan banyak orang. Ini sendiri bukanlah hal yang buruk. Engkau telah menyumbangkan upayamu bagi pekerjaan penginjilan, dan ini adalah hal yang layak untuk diingat oleh Tuhan. Jika engkau melaksanakan tugas ini dengan baik tanpa menggembar-gemborkannya, saudara-saudari akan menghormatimu ketika melihat pekerjaanmu, dan mereka yang tidak memahami sesuatu akan mencarimu dan meminta nasihat darimu mengenai hal itu. Jika engkau memiliki kemanusiaan dan mengejar kebenaran, orang akan menyukaimu, dan Tuhan akan memberkatimu. Namun, bisa saja yang terjadi adalah engkau tidak menempuh jalan yang benar. Engkau mungkin menganggap karunia kecil dari Tuhan ini sebagai modal dan bahkan sampai menyombongkan diri di mana-mana bahwa engkau pernah dipenjara. Sebenarnya, dipenjarakan bukanlah hal yang luar biasa. Di negeri si naga merah yang sangat besar, banyak orang telah ditangkap dan dipenjarakan karena menyebarkan Injil atau melaksanakan pekerjaan gereja. Ini tidak seharusnya dianggap sebagai modal, tetapi sebagai semacam penderitaan yang pantas ditanggung oleh manusia. Jika orang memiliki kesaksian untuk diberikan setelah menanggung penderitaan, mereka dapat bersaksi tentang perbuatan Tuhan, bersaksi tentang bagaimana mereka mengandalkan Tuhan untuk mengalahkan Iblis selama masa penganiayaan, penderitaan seperti apa yang telah mereka tanggung, dan apa yang telah mereka peroleh darinya. Inilah cara yang benar. Namun, mereka sengaja tidak menempuh jalan yang benar ini, tetapi pergi ke mana-mana untuk menyombongkan diri. "Aku dipenjara selama bertahun-tahun dan sangat menderita, jadi kalian seharusnya memperlakukanku seperti ini. Jika kalian tidak memperlakukanku seperti ini, berarti kalian buta, bodoh, dan tidak berperasaan." Bukankah mereka tidak menempuh jalan yang benar? Awalnya, merupakan hal yang baik bahwa mereka dipenjara dan menanggung penderitaan tanpa berkhianat serta memberikan kesaksian setelah dijatuhi hukuman. Ini layak untuk diingat oleh Tuhan. Namun, mereka sengaja tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Di mana pun mereka berada, mereka menyombongkan pencapaian mereka untuk mendapatkan rasa hormat dan simpati orang-orang. Mereka bahkan sampai meminta beberapa barang. Ini berarti mencari upah atas pencapaian mereka. Apa maksud tersirat mereka dengan meminta upah dari orang-orang dengan cara seperti ini? Mereka boleh saja meminta upah dari manusia, tetapi bolehkah mereka meminta upah dari Tuhan? Mereka mendatangi orang-orang dan meminta upah yang cukup, mereka meminta status, ketenaran serta keuntungan, meminta gengsi, serta kenikmatan daging, dan kemudian mereka menghadap Tuhan untuk meminta upah dari-Nya. Bukankah ini seperti Paulus? Selain itu, mereka telah memenangkan banyak orang dengan melaksanakan tugas ini. Di mata Tuhan, jika mereka mampu terus melaksanakan tugas berdasarkan pemahaman mereka akan kebenaran dan terus melaksanakan tanggung jawab ini dengan baik, Tuhan akan terus memercayakan tugas menyebarkan Injil kepada mereka. Namun, mereka memilih untuk tidak melakukan hal ini. Sebaliknya, mereka beranggapan sudah memiliki modal dan kualifikasi yang cukup untuk mereka beritahukan kepada semua orang. Oleh karena itu, mereka tidak melakukan pekerjaan sama sekali, tetapi mulai meminta upah. Di mana pun mereka berada, mereka menyombongkan diri, memamerkan modal mereka, membandingkan pencapaian mereka, dan memamerkan berapa ratus atau berapa ribu orang yang telah mereka injili. Dalam hal ini, mereka tidak memuliakan Tuhan dan tidak pernah bersaksi tentang kemahakuasaan serta hikmat Tuhan. Bukankah ini berarti mencari mati? Mereka percaya kepada Tuhan tetapi tidak menempuh jalan yang benar. Lalu, bagaimana sikap mereka terhadap mendengarkan khotbah dan persekutuan? Mereka berpikir, "Aku tidak perlu mendengarkan. Aku pernah dipenjara, aku belum pernah menjadi Yudas, dan aku memiliki kesaksian untuk kuberikan. Selain itu, aku telah memenangkan lebih banyak orang dibandingkan siapa pun, aku telah membayar harga tertinggi, bersembunyi di semak-semak, dan tidur di gua-gua. Tidak ada penderitaan yang tidak dapat kutanggung, dan tidak ada tempat yang belum kudatangi. Siapakah di antara kalian yang mampu menyamaiku? Oleh karena itu, aku tidak perlu sepenuhnya memahami khotbah yang kudengar. Bukankah mendengarkan khotbah hanyalah untuk menerapkan? Aku sudah melakukan semuanya, aku sudah menjalaninya. Tidak ada yang berkesan bagiku, bahkan tentang inkarnasi tuhan sekalipun." Jenis orang seperti apa yang mengucapkan perkataan serupa? (Paulus.) Ini adalah Paulus yang hidup kembali. Mereka juga berkata, "Kalian tidak seahli aku. Jika kalian seahli aku, kalian tidak perlu mendengarkan begitu banyak khotbah, dan tidak perlu dengan cermat menulis, menyalin, serta menghafalkan firman tuhan setiap hari. Lihatlah aku, aku telah memenangkan begitu banyak orang dengan memberitakan Injil. Kapan aku pernah belajar seperti kalian? Aku tidak perlu melakukannya. Begitu roh kudus melakukan pekerjaannya, aku memiliki segalanya." Bukankah ini adalah kebodohan yang luar biasa? Kecongkakan mereka tak ada batasnya. Mereka menganggap penerimaan akan pekerjaan Tuhan dan pengejaran akan keselamatan sebagai apa? Mereka menganggapnya sebagai permainan anak-anak. Mereka yakin, karena mereka telah memperlihatkan sedikit perilaku yang baik dan telah melakukan sedikit pekerjaan, karena mereka telah menyelesaikan pertandingan mereka dan menjalani perjuangan mereka, maka satu-satunya hal yang tersisa bagi mereka adalah menerima mahkota. Bagi mereka, Tuhan yang tidak memberikan mahkota sama sekali bukanlah Tuhan. Dalam hal ini, mereka memiliki pandangan yang sama dengan orang-orang beragama. Mereka juga berkata, "Kini aku telah menanggung segala macam penderitaan dan membayar setiap harga yang harus kubayarkan. Aku telah menanggung penderitaan hampir sebanyak yang telah tuhan tanggung. Seharusnya aku bisa menerima upah dari tuhan." Bukankah orang-orang ini seperti Paulus? Mereka selalu memeringkatkan orang berdasarkan kualifikasi dan senioritas. Mereka hampir berkata bahwa bagi mereka hidup adalah kristus. Jika mereka benar-benar ingin menjadi kristus, mereka akan mendapat masalah. Mereka adalah Paulus kedua. Apakah orang yang menempuh jalan ini masih mempunyai kemungkinan untuk berbalik? Sama sekali tidak. Jalan ini adalah jalan buntu antikristus.
Mengapa ada orang yang telah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan menempuh jalan antikristus? Ini ditentukan oleh esensi natur orang tersebut. Semua orang jahat, semua orang yang tidak berhati nurani dan tidak bernalar adalah orang-orang yang tidak mencintai kebenaran. Itulah sebabnya mereka dengan sendirinya memilih untuk menempuh jalan antikristus setelah mereka percaya kepada Tuhan. Semua orang percaya kepada Tuhan, membaca firman Tuhan, dan mendengarkan khotbah, lalu mengapa ada orang-orang yang memilih untuk menempuh jalan mengejar kebenaran? Mengapa ada orang-orang yang memilih untuk menempuh jalan mengejar ketenaran, keuntungan, status, dan berkat? Lingkungan objektif mereka serupa, tetapi kualitas kemanusiaan dan kesukaan pribadi mereka berbeda, sehingga mereka memilih jalan yang berbeda. Domba-domba Tuhan mendengarkan suara Tuhan. Tuhan telah mengucapkan begitu banyak firman pada akhir zaman, dan firman Tuhan telah diungkapkan selama hampir 30 tahun, tetapi orang-orang ini tidak memahaminya. Jadi, apakah mereka adalah domba-domba Tuhan? (Bukan.) Jika mereka bukan domba-domba Tuhan, mereka tidak layak disebut manusia. Apa yang menjadi pusat perhatian orang-orang yang tidak mencintai kebenaran dan tidak mengejar kebenaran? Apa yang mereka kejar? Seharusnya tampak jelas bahwa hasrat mereka untuk mengejar status serta berkat sangatlah kuat, dan mereka tidak akan mendengarkan kebenaran seperti apa pun caramu mempersekutukannya. Mereka bukan hanya tidak mampu menerima kebenaran, melainkan juga dengan keras kepala terus mengejar ketenaran, keuntungan, dan status. Mereka bukan hanya tidak mengenal diri sendiri, melainkan juga selalu membandingkan pencapaian dan menyombongkan modal mereka sendiri di mana-mana. Apa natur dari perilaku dan tindakan seperti ini? (Mencari mati.) Benar. Dengan cara seperti inilah Paulus mencari mati. Setelah mendengarkan khotbah selama bertahun-tahun, orang masih mampu menjadi seperti Paulus tanpa pernah bertobat. Mereka sama sekali tidak memahami dan tidak menerima kebenaran. Bukankah ini berarti mencari mati? Pada awalnya, ketika orang tidak memahami kebenaran, mereka memperlihatkan beberapa perilaku serta tindakan yang tercemar dan yang berasal dari kehendak manusia, atau mereka mungkin memperlihatkan sikap yang suka bertransaksi atau niat dan hasrat pribadi. Tuhan tidak melihat hal ini karena mereka tidak memahami kebenaran. Ketika firman Tuhan belum dipahami dengan sangat jelas oleh manusia, Tuhan membiarkan manusia memiliki kerusakan, kecemaran, kelemahan, dan sikap yang suka bertransaksi. Kini, Tuhan telah banyak berfirman dan telah mencapai taraf yang cukup, tetapi engkau masih bersikeras meyakini bahwa hal-hal yang kaupegang dan perilaku yang kauterapkan adalah benar. Engkau menyangkal firman Tuhan ini, atau bahkan meremehkan dan mengabaikan firman Tuhan, memiliki mata tetapi tidak melihat, dan memiliki telinga tetapi tidak mendengar. Bagaimana sikap Tuhan terhadap orang-orang seperti ini? Bagaimana Tuhan memandang hal-hal seperti ini? Tuhan akan menganggapmu tidak mencintai kebenaran, menganggapmu tidak mencintai hal-hal positif, dan menganggapmu sebagai pengikut yang bukan orang percaya. Orang-orang seperti ini tidak percaya bahwa kebenaran itu ada, bahwa semua yang telah Tuhan firmankan adalah kebenaran dan jalan bagi manusia untuk memperoleh keselamatan. Mereka tidak menerima fakta ini. Meskipun orang-orang seperti ini tidak menyangkal firman Tuhan ini, mereka juga tidak menerimanya. Dari perilaku mereka dan apa yang mereka perlihatkan, engkau dapat melihat bahwa mereka tidak sedang menempuh jalan mengejar kebenaran. Jalan apa yang sedang mereka tempuh? Dengan mengandalkan modal dan pencapaian mereka sendiri untuk mencari upah dari Tuhan, mereka sedang menempuh jalan Paulus. Seperti apa pun cara Paulus ditelaah, mereka tidak akan menemukan hal-hal yang sama dalam diri mereka. Seperti apa pun cara Paulus ditelaah, mereka tidak akan berbalik, bertobat, ataupun mengenal diri mereka sendiri. Mereka tetap yakin bahwa semua hal yang mereka lakukan itu benar dan sesuai dengan kebenaran. Sebanyak apa pun firman yang Tuhan ungkapkan, seperti apa pun cara-Nya menelaah dan mengutuk orang-orang semacam itu, mereka tidak akan pernah merenungkan diri mereka sendiri. Pandangan mereka tentang kepercayaan kepada Tuhan, niat mereka untuk mendapatkan berkat, dan tindakan mereka untuk bertransaksi dengan Tuhan tetap ada, tidak tergoyahkan dan tidak berubah. Mengapa mereka seperti ini? Karena mereka tidak mampu memahami dan mendengarkan suara Tuhan. Apa pun yang Tuhan firmankan, itu tidak terlalu penting bagi mereka, "Silakan saja kaukatakan apa yang ingin kaukatakan, tetapi biarkan aku menempuh jalanku sendiri. Engkau adalah engkau, aku adalah aku. Apa pun yang kaulakukan atau apa pun maksudmu, apa hubungannya itu denganku? Itu tidak ada hubungannya dengan hidup atau matiku." Orang macam apakah mereka? (Pengikut yang bukan orang percaya.) Siapakah yang mereka percaya? Mereka percaya pada diri mereka sendiri. Bukankah orang-orang seperti itu menjijikkan? (Mereka menjijikkan.) Mereka menjijikkan dan seharusnya binasa. Mereka bukanlah orang-orang yang akan Tuhan selamatkan. Oleh karena itu, di antara mereka yang menyebarkan Injil, jika ada banyak orang yang selalu berpuas diri, memamerkan senioritas mereka, dan meminta upah dari Tuhan atas pencapaian mereka di masa lalu, mereka akan mendapat masalah. Karena perilaku mereka, akan ditentukan bahwa kesudahan mereka adalah mencari mati. Jadi, ketika engkau bertemu dengan orang semacam ini, tepatkah bagimu untuk menegur mereka agar tidak mencari mati? Jika mereka masih mampu menyebarkan Injil, jangan katakan itu kepada mereka. Engkau dapat mengingatkan, memperingatkan, dan membimbing mereka dengan memberi petunjuk secara tidak langsung untuk membantu mereka semaksimal mungkin. Namun, jika esensi dan watak mereka benar-benar sama persis dengan esensi dan watak Paulus, bagaimana kita harus memperlakukan mereka? Mengetahui bahwa mereka sedang mencari mati, tetapi tidak memberi tahu mereka yang sebenarnya dan tetap mendorong mereka serta mengizinkan mereka untuk melakukan pelayanan: ini disebut mempermalukan Iblis. Tepatkah melakukan hal ini? (Tepat.) Memanfaatkan pelayanan Iblis merupakan hikmat dari Tuhan. Jika engkau memperlakukan saudara-saudarimu dengan cara seperti ini, ini adalah perbuatan jahat, dan Tuhan membencinya. Jika engkau memanfaatkan pelayanan Iblis, ini disebut mempermalukan Iblis. Ini disebut hikmat. Si naga merah yang sangat besar, Iblis, dan para setan melayani umat pilihan Tuhan. Apakah ini adalah pekerjaan Tuhan? (Ya.) Bagaimana seharusnya kita memandangnya? Ini adalah hikmat Tuhan. Hal ini tidak boleh dikutuk. Ini adalah kebenaran. Engkau harus memanfaatkan Iblis, memanfaatkan hal ini, demi keuntunganmu. Jika engkau tidak memanfaatkannya untuk tujuan pelayanan, beberapa pekerjaan tidak akan terselesaikan dengan baik, dan tidak akan mudah untuk memperoleh hasil. Orang-orang yang sedang menempuh jalan mengejar kebenaran dan keselamatan juga mengalami tahap melakukan pelayanan, tetapi ini tidak bersifat permanen. Tuhan tidak menggunakan hikmat untuk membuatmu melakukan pelayanan, tetapi engkau harus melewati tahap ini. Karena tidak memahami kebenaran, engkau melakukan banyak hal tanpa berdasarkan prinsip melainkan berdasarkan kehendakmu sendiri. Intinya, engkau tidak mau berjerih payah, tetapi pada kenyataannya, engkau sedang berjerih payah. Hanya ketika orang berjerih payah dengan baik dan secara bertahap memahami maksud Tuhan serta kebenaran, barulah mereka akan mampu berubah, selangkah demi selangkah, menjadi mengejar kebenaran, sungguh-sungguh melaksanakan tugas mereka, tunduk kepada Tuhan serta menjadi sesuai dengan maksud-Nya, dan selangkah demi selangkah, mulai menempuh jalan keselamatan. Namun, jerih payah ini sepenuhnya berbeda dengan memanfaatkan pelayanan Iblis. Natur kedua hal itu berbeda. Tuhan hanya memanfaatkan pelayanan Iblis; Tuhan tidak menyelamatkan Iblis. Orang-orang yang berjerih payah yang percaya kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan mampu mengejar kebenaran adalah para penerima keselamatan dari Tuhan. Mengenai sebagian orang yang berjerih payah, pelayanan mereka dimanfaatkan ketika itu berguna, tetapi jika mereka mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja, mereka harus diberi peringatan keras. Jika mereka tidak bertobat, mereka akan diusir dan dikeluarkan. Mereka harus diperlakukan dengan cara ini. Jika mereka mampu secara normal berjerih payah dengan jujur dan tidak mengganggu pekerjaan, biarkan mereka terus berjerih payah. Mungkin suatu hari nanti mereka akan memahami kebenaran dan dapat diselamatkan. Ini adalah hal yang baik, jadi bukankah tidak ada salahnya melakukan hal ini dengan sukacita? Engkau tidak boleh menghukum seseorang sebelum waktunya. Apa alasan orang-orang tertentu harus dihukum? Mereka dihukum karena gangguan yang mereka sebabkan terlalu parah. Sebanyak apa pun engkau mempersekutukan kebenaran kepada mereka, mereka tidak akan mampu menerimanya dan akan melaksanakan tugas mereka dengan buruk. Esensi natur mereka sama persis dengan esensi natur Paulus. Mereka dengan keras kepala tidak mau bertobat. Tanpa diragukan lagi, mereka sedang mencari mati. Orang-orang semacam itu pasti ada di dalam gereja. Mereka pasti ada di antara orang-orang yang menyebarkan Injil. Menurutmu, apakah membiarkan orang-orang semacam ini mengetahui yang sebenarnya adalah hal yang baik? Apakah engkau takut jika orang-orang semacam ini mengetahui yang sebenarnya? (Kami tidak takut.) Jika orang-orang seperti ini mampu mengenal diri mereka sendiri dalam hal ini dan bertobat, itu adalah hal yang baik. Engkau harus memberi orang-orang kesempatan. Jangan menganggap mereka sudah tidak punya harapan. Namun, jika mereka mengetahui yang sebenarnya, tetapi tidak mau mengubah jalan mereka dan terus menyebabkan gangguan, berarti ini benar-benar mencari mati. Ketika orang tidak menempuh jalan yang benar, tidak perlu memperlakukan mereka dengan hormat. Orang-orang seperti ini harus dikeluarkan dan disingkirkan.
Pada dasarnya, berikut ini adalah prinsip penerapan untuk menyebarkan Injil. Dalam menyebarkan Injil, orang harus memenuhi tanggung jawab mereka dan memperlakukan setiap calon penerima Injil dengan sungguh-sungguh. Tuhan menyelamatkan manusia semaksimal mungkin, dan manusia harus memperhatikan maksud-maksud Tuhan, mereka tidak boleh dengan sembarangan melewatkan siapa pun yang sedang mencari dan menyelidiki jalan yang benar. Terlebih dari itu, dalam menyebarkan Injil, engkau harus memahami prinsip-prinsipnya. Bagi setiap orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar, engkau harus mengamati, memahami, dan mengetahui dengan jelas hal-hal tertentu seperti latar belakang agama mereka, apakah kualitas mereka baik atau buruk, dan bagaimana kualitas kemanusiaan mereka. Jika engkau menemukan seseorang yang haus akan kebenaran, yang mampu memahami firman Tuhan, dan mampu menerima kebenaran, artinya orang itu telah ditentukan dari semula oleh Tuhan. Engkau harus berusaha dengan sekuat tenaga mempersekutukan kebenaran kepadanya dan memenangkannya. Namun, jika orang itu memiliki kemanusiaan dan karakter yang buruk, dan kehausannya hanyalah kepura-puraan, dan dia terus berdebat dan berpaut pada gagasannya, engkau harus mengesampingkan orang itu dan melepaskannya. Ada orang-orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar memiliki kemampuan untuk memahami dan berkualitas baik, tetapi mereka congkak dan merasa diri benar. Mereka sangat berpaut pada gagasan agamawi, jadi, engkau harus mempersekutukan kebenaran kepada mereka dengan penuh kasih dan kesabaran untuk membantu mereka mengatasi hal ini. Engkau baru boleh melepaskan mereka jika mereka tidak menerima kebenaran bagaimanapun caramu mempersekutukannya kepada mereka—itu berarti engkau telah melakukan semua yang mampu kaulakukan. Singkatnya, jangan dengan mudahnya melepaskan siapa pun yang mampu mengakui dan menerima kebenaran. Asalkan mereka mau menyelidiki jalan yang benar dan mampu mencari kebenaran, engkau harus berupaya sebaik mungkin untuk membacakan lebih banyak firman Tuhan dan mempersekutukan lebih banyak kebenaran kepada mereka, dan bersaksi tentang pekerjaan Tuhan serta meluruskan gagasan dan menjawab pertanyaan mereka, sehingga engkau bisa memenangkan mereka dan membawa mereka ke hadapan Tuhan. Ini sesuai dengan prinsip-prinsip penyebaran Injil. Jadi, bagaimana mereka bisa dimenangkan? Jika, selama proses menginjili mereka, engkau yakin bahwa orang ini memiliki kualitas yang baik dan kemanusiaan yang baik, engkau harus berupaya sebaik mungkin untuk memenuhi tanggung jawabmu; engkau harus membayar harga tertentu, dan menggunakan cara dan sarana tertentu, dan engkau boleh menggunakan cara serta sarana apa pun selama engkau menggunakannya untuk memenangkan orang itu. Singkatnya, untuk memenangkan mereka, engkau harus memenuhi tanggung jawabmu, dan menggunakan kasih, dan berupaya sebaik mungkin. Engkau harus mempersekutukan semua kebenaran yang kaupahami dan melakukan semua hal yang harus kaulakukan. Meskipun orang ini tidak dimenangkan, tidak akan ada perasaan bersalah di dalam hatimu. Engkau telah melakukan semua yang mampu dan harus kaulakukan. Jika engkau tidak mempersekutukan kebenaran dengan jelas, dan orang itu terus berpaut pada gagasan mereka, dan jika engkau kehilangan kesabaran, dan melepaskan orang ini atas kemauanmu sendiri, ini berarti engkau bersikap sembrono dalam tugasmu, dan bagimu, ini akan menjadi sebuah pelanggaran dan noda. Ada orang-orang yang berkata, "Apakah memiliki noda ini berarti aku telah dikutuk oleh Tuhan?" Perkara semacam itu tergantung pada apakah orang melakukan hal-hal ini dengan sengaja dan merupakan kebiasaannya atau tidak. Tuhan tidak menghukum orang karena pelanggaran sesekali; mereka hanya perlu bertobat. Namun, jika mereka secara sadar melakukan kesalahan dan tidak mau bertobat, mereka akan dihukum oleh Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan tidak menghukum mereka padahal mereka jelas-jelas tahu jalan yang benar tetapi dengan sengaja berbuat dosa? Dilihat berdasarkan prinsip kebenaran, ini artinya tidak bertanggung jawab dan asal-asalan, dan setidaknya, orang-orang ini belum memenuhi tanggung jawab mereka; dengan cara inilah Tuhan menilai kesalahan mereka. Jika mereka tidak mau bertobat, mereka akan dihukum. Jadi, untuk mengurangi atau menghindari kesalahan semacam itu, orang harus berupaya sebaik mungkin untuk memenuhi tanggung jawab mereka, secara aktif berusaha menjawab semua pertanyaan yang diajukan orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar, dan tentu saja tidak menunda menjawab pertanyaan-pertanyaan penting. Jika orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar berulang kali mengajukan satu pertanyaan, bagaimana engkau harus menanggapinya? Engkau tidak boleh merasa keberatan untuk meluangkan waktu dan upaya untuk menjawab mereka, dan harus mencari cara untuk mempersekutukan pertanyaan mereka dengan jelas, sampai mereka mengerti dan tidak menanyakannya lagi. Dengan demikian, engkau sudah memenuhi tanggung jawabmu, dan hatimu akan bebas dari rasa bersalah. Yang terpenting, engkau akan bebas dari rasa bersalah terhadap Tuhan dalam hal ini, karena tugas ini, tanggung jawab ini, dipercayakan kepadamu oleh Tuhan. Jika semua yang kaulakukan dilaksanakan di hadapan Tuhan, dilakukan dengan menghadap Tuhan, jika semua itu dilakukan berdasarkan firman Tuhan, dan dilakukan sesuai dengan prinsip kebenaran, maka tindakanmu akan sepenuhnya sesuai dengan kebenaran dan tuntutan Tuhan. Dengan demikian, semua yang kaulakukan dan katakan akan bermanfaat bagi orang-orang, dan mereka akan menyetujuinya dan mudah menerimanya. Jika perkataan yang kauucapkan mencerahkan, nyata dan jelas, engkau akan dapat menghindari pertengkaran dan konfrontasi, memampukan orang untuk memahami kebenaran dan mendidik kerohanian mereka. Jika perkataan yang kauucapkan kacau dan ambigu, dan persekutuanmu tentang kebenaran tidak jelas, tidak mencerahkan, dan tidak nyata, engkau tidak akan mampu meluruskan gagasan dan menyelesaikan masalah orang dan mereka akan cenderung memanfaatkan kesalahanmu, mengkritikmu, dan mengutukmu. Masalah-masalah ini akan membuatmu makin sulit untuk membereskannya; engkau mungkin harus mempersekutukan beberapa bagian firman Tuhan lagi sebelum orang dapat memahami kebenaran dan menerimanya. Jadi, orang harus bijaksana dalam berbicara ketika menyebarkan Injil, dan orang harus mempersekutukan kebenaran secara transparan, dengan cara yang dapat meluruskan gagasan dan imajinasi orang, membuat mereka kagum dan benar-benar diyakinkan. Hasil akan mudah diperoleh dengan melakukan hal ini; ini memungkinkan orang untuk menerima pekerjaan Tuhan dengan lancar, dan ini bermanfaat bagi penyebarluasan Injil.
Mengenai prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam menyebarkan Injil, di sisi lain, mereka yang menyebarkan Injil harus bermartabat dan baik dalam perilaku mereka, harus berbicara dan berperilaku seperti orang-orang kudus, harus mengendalikan diri sebagaimana mestinya dalam semua hal yang mereka lakukan selama proses menyebarkan Injil, dan harus berperilaku disiplin. Ada calon penerima Injil yang tidak suka diganggu oleh orang asing, jadi bagaimana seharusnya engkau menginjili mereka? Ada orang-orang yang memberitakan Injil dengan menelepon tiga kali sehari, segera mendatangi rumah orang-orang setelah mereka pulang kerja, dan membacakan firman Tuhan kepada calon penerima Injil begitu bertemu dengan mereka tanpa memedulikan seberapa sibuk para penerima Injil tersebut. Orang-orang ini tidak pernah memilih waktu yang tepat, sehingga mereka cenderung menjadi pengganggu. Ada orang-orang yang sangat bodoh sampai-sampai mereka berkata seperti ini kepada orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar: "Dunia ini sangat jahat, jadi lepaskan semua yang sedang kaulakukan, jangan pergi bekerja. Tahukah kau zaman apa sekarang? Bencana besar akan segera terjadi. Engkau harus segera percaya kepada Tuhan!" Pantaskah menyebarkan Injil dengan cara seperti ini? Apa akibat yang akan ditimbulkannya? Mereka adalah orang-orang tidak percaya yang belum menerima pekerjaan Tuhan. Perlukah berbicara kepada mereka dengan cara seperti ini? Selain itu, jangan ikut campur dalam kehidupan pribadi atau pandangan pribadi para calon penerima Injil. Sebagai contoh, ada orang-orang yang mengatakan hal berikut kepada orang-orang yang berusaha mereka menangkan, "Lihat, apakah kau masih percaya kepada Tuhan? Kami orang-orang percaya tidak mengenakan pakaian orang-orang tidak percaya yang seperti ini." "Orang yang percaya kepada Tuhan tidak makan makanan semacam ini, engkau harus makan ini dan itu." Bukankah ini berarti engkau sedang ikut campur dalam urusan orang lain? Ini disebut kebodohan. Jika perkataan dan tindakanmu pada saat tertentu tidak tepat, itu mungkin akan menyebabkan harga yang telah kaubayarkan dalam menyebarkan Injil menjadi sia-sia. Itulah sebabnya engkau harus bertindak hati-hati di setiap kesempatan, menahan diri, mengendalikan perilakumu, serta berperilaku disiplin. Berperilaku seperti apa yang kita sebut disiplin? Itu berarti melakukan segala sesuatu berdasarkan peraturan, memikirkan perkataan seperti apa yang tepat untuk tugas yang sedang kaulaksanakan, dan perkataan seperti apa yang akan bersedia didengar oleh calon penerima Injil. Jangan melakukan atau mengatakan hal-hal yang akan membuat mereka merasa benci atau jengkel, jangan mengajukan pertanyaan yang bersifat pribadi, dan jangan pernah ikut campur dalam urusan pribadi mereka. Misalkan seseorang memiliki dua putra dan engkau berkata kepadanya, "Memiliki dua putra adalah hal yang bagus, tetapi bukankah akan lebih bagus jika kau juga memiliki seorang putri?" Apa hubungan hal ini denganmu? Ketika seorang calon penerima Injil mampu berbahasa Inggris, engkau berkata, "Bahasa Inggrismu sangat bagus. Alangkah baiknya jika engkau percaya kepada Tuhan dan melaksanakan tugasmu di rumah Tuhan. Rumah Tuhan kekurangan orang-orang sepertimu." Pantaskah berbicara dengan cara seperti ini? Tidak ada dua orang yang sama. Setelah orang-orang ini percaya, mereka mungkin akan lebih aktif dan bersemangat daripadamu, tetapi mereka belum percaya dan belum menerima, jadi jangan memaksakan sesuatu sebelum waktunya, dan jangan pernah ikut campur dalam kehidupan orang lain. Apakah engkau mengerti?
Ada situasi lain yang bisa saja terjadi. Selama proses menyebarkan Injil, ada orang-orang yang menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan memahami beberapa kebenaran. Setelah itu, mereka menganggap diri mereka jauh di atas rata-rata orang biasa. Mereka meremehkan semua orang tidak percaya dan bahkan meremehkan serta memandang rendah siapa pun yang mereka temui yang sedang menyelidiki jalan yang benar. Mereka berpikir, "Kalian orang-orang, jika kalian tidak menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, berarti kalian itu buta, bodoh dan tidak mengerti, sesuatu yang hanya pantas untuk binasa, dan sama sekali tidak berharga. Hari ini, tugasku adalah memberitakan Injil kepadamu, tetapi jika tidak, aku akan mengabaikanmu!" Sikap macam apa ini? Engkau belum melakukan apa pun selain menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Kedudukanmu tidak lebih tinggi daripada siapa pun. Sekalipun engkau adalah seorang raja, bukankah engkau tetap hanyalah salah seorang dari umat manusia yang rusak? Dalam hal apa engkau lebih hebat daripada orang lain? Jangan meremehkan orang-orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar. Sekalipun engkau memberitakan Injil kepada mereka, engkau tidak lebih hebat atau lebih baik daripada mereka. Jangan lupa bahwa engkau adalah manusia yang rusak, sama seperti mereka. Engkau harus memahami hal ini dengan jelas di dalam hatimu. Jangan selalu memandang orang lain seolah-olah engkau sedang melakukan pelayanan yang besar bagi dunia ini atau sedang menuntun semua makhluk hidup menuju keselamatan mereka. Engkau selalu berpikir, "Kalian orang-orang yang belum menerima Injil sangatlah menyedihkan. Setiap hari, aku mencemaskan kalian." Apa yang kaucemaskan? Engkau belum menyelesaikan masalahmu sendiri, tetapi engkau mencemaskan urusan orang lain. Bukankah itu munafik? Bukankah engkau sedang menipu orang lain? Jangan bersembunyi di balik topeng kebajikan. Sebenarnya, engkau sama sekali bukan siapa-siapa. Sekalipun engkau telah menerima pekerjaan baru Tuhan selama 20 atau 30 tahun, engkau tetap bukanlah siapa-siapa. Sekalipun engkau hidup bersama Tuhan setiap hari dan berbicara dengan Tuhan secara tatap muka, engkau tetaplah manusia biasa. Esensimu tetap tidak berubah. Menyebarkan Injil kepada orang lain berarti melaksanakan tugasmu. Ini adalah kewajibanmu, tanggung jawabmu. Engkau harus mengerti bahwa sebanyak apa pun orang yang kaumenangkan, engkau tetaplah dirimu. Engkau belum menjadi orang lain, engkau tetaplah manusia yang rusak. Meskipun telah memenangkan banyak orang, engkau tidak boleh sombong, apalagi bersikap congkak. Jangan menyombongkan pencapaianmu dengan berkata, "Aku telah menyebarkan Injil selama bertahun-tahun, dan aku telah memiliki begitu banyak pengalaman serta memetik banyak pelajaran. Siapa pun yang sedang kuinjili, aku bisa langsung tahu apakah mereka itu orang baik atau orang jahat, dan aku tahu kapan aku harus menginjili mereka dan kapan sebaiknya aku tidak menginjili mereka. Ketika saatnya tepat untuk menyebarkan Injil, aku tahu apakah itu akan mudah atau memungkinkan. Aku selalu mampu menemukan cara untuk menginjili orang-orang yang memungkinkan untuk diinjili." Meskipun engkau berpengalaman dalam menyebarkan Injil, jalan masuk kehidupanmu masih sangat dangkal. Meskipun engkau memiliki beberapa pengalaman hidup dan engkau sudah agak berubah, terkadang engkau masih menyombongkan diri untuk pamer. Bukankah ini masalah? Orang-orang yang memiliki karunia adalah yang paling cenderung berbicara sombong dan kosong. Mereka selalu menganggap diri mereka lebih baik daripada orang lain, mereka selalu suka menceramahi para calon penerima Injil, dan selalu ingin dihormati serta dipuja orang-orang. Bukankah ini adalah masalah watak? Dapatkah orang menjadi kesaksian bagi Tuhan setelah mengubah perilaku mereka saja, dan bukan watak mereka? Jika engkau tidak mampu memberikan kesaksian tentang perubahan watakmu, jika engkau hanya mampu berbicara tentang kebenaran Injil untuk bersaksi bagi Tuhan, apakah engkau layak untuk digunakan Tuhan? Setelah menerima jalan yang benar, orang harus memahami kebenaran tentang jalan masuk kehidupan dan kebenaran tentang penerapan. Jika engkau tidak memiliki pengalaman nyata dan engkau tidak tahu cara menyampaikan kesaksian pengalamanmu, bukankah hal ini adalah kekurangan? Jika engkau selalu fokus membicarakan doktrin agar orang-orang menghormati dan menganggap tinggi dirimu, jika engkau selalu ingin menduduki posisi yang tinggi, apakah artinya engkau sedang bersaksi bagi Tuhan? Sama sekali tidak. Ini berarti engkau sedang bersaksi bagi dirimu sendiri. Ini berarti memiliki watak yang rusak. Jika engkau tidak mengalami penghakiman dan hajaran, bagaimana engkau dapat mencapai perubahan dalam watakmu? Beberapa orang yang menyebarkan Injil menyampaikan beberapa kesaksian berdasarkan pengalaman mereka, dan para pendengar mereka mendapat banyak manfaat darinya. Para pendengar itu terharu dan mengagumi para pembicara ini dari lubuk hatinya. Namun, para penyebar Injil ini masih memiliki hati yang takut akan Tuhan. Mereka tidak meremehkan siapa pun dari antara para calon penerima Injil. Mereka mampu berbicara dari hati mereka kepada orang-orang, bergaul dengan orang lain serta berteman secara normal, dan mereka benar-benar memiliki sedikit nalar kemanusiaan yang normal. Bagaimana mereka mencapainya? Ini membuktikan bahwa mereka telah memperoleh sesuatu dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan. Setidaknya, mereka memahami beberapa kebenaran, sedikit mengenal diri mereka sendiri, dan watak hidup mereka sudah sedikit berubah, sehingga mereka tidak lagi bersikap congkak. Ketika bertemu dengan orang-orang yang belum menerima Injil, mereka berpikir, "Dahulu aku pun seperti itu, jadi aku tidak boleh meremehkan mereka. Aku sendiri pun tidak begitu baik." Mentalitas mereka tidak lagi seperti sebelumnya. Setelah orang menyadari natur dirinya sendiri, mereka akan menganggap wajar jika calon penerima Injil yang mereka temui memperlihatkan sedikit ketidakpahaman, kebodohan, atau kelemahan. Jangan mengolok-olok orang lain, dan jangan memiliki perasaan atau sikap yang menganggap bahwa semua orang lain hanyalah bagian dari kebanyakan orang biasa. Jika engkau memiliki sikap seperti ini, itu akan menghalangi dan menghambat pekerjaan menyebarkan Injil yang kaulakukan. Namun, terkadang keadaan yang rusak semacam ini akan muncul di dalam hatimu ketika engkau bertemu banyak orang yang baru saja percaya kepada Tuhan. Sebagai contoh, katakanlah engkau telah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman selama 20 tahun, dan engkau telah menyebarkan Injil selama 10 tahun. Ketika engkau berada di antara calon penerima Injil, mereka akan selalu merasa bahwa engkau lebih unggul daripada mereka dengan berkata, "Kau telah percaya kepada Tuhan selama 20 tahun, sedangkan kami baru saja menerima-Nya. Tingkat pertumbuhan kami masih sangat kecil, dan jika dibandingkan, kami tentu jauh lebih rendah daripadamu. Kau adalah orang dewasa, dan kami hanyalah bayi yang baru lahir." Apa yang seharusnya kaupikirkan ketika mereka membuat perbandingan seperti itu? "Walaupun aku menerima Tuhan lebih awal daripada mereka dan telah percaya lebih lama daripada mereka, aku masih tertinggal jauh dalam hal jalan masuk kehidupan dan kebenaran. Aku belum menerima penghakiman serta hajaran yang sebenarnya dari Tuhan, dan aku masih sangat jauh dari diselamatkan dan disempurnakan." Engkau mengenal dirimu yang sebenarnya di dalam hatimu. Betapa pun orang mengagumimu atau betapa pun orang menghargaimu, bagaimana perasaanmu? "Aku hanyalah manusia biasa, jangan mengagumiku." Engkau akan merasa jijik dan tidak senang, karena di dalam hatimu, engkau tahu betul bahwa engkau bukanlah siapa-siapa, bahwa engkau tidak memahami kebenaran apa pun, dan bahwa engkau hanya mampu mengatakan beberapa kata dan doktrin. Manusia itu bodoh dan cenderung mengagumi manusia lainnya. Jika engkau dengan senang hati menikmati perasaan dikagumi dan menyukainya, engkau berada dalam masalah. Jika engkau kesal mendengarnya dan ingin meninggalkan situasi semacam itu, jika engkau tidak senang diperlakukan orang lain seperti ini, itu membuktikan bahwa engkau telah sedikit mengenal dirimu sendiri. Ini adalah keadaan yang benar, dan dalam keadaan ini, kecil kemungkinan bahwa engkau akan melakukan kesalahan atau melakukan hal-hal yang salah.
Situasi yang Kubicarakan pada dasarnya adalah situasi yang umumnya orang alami selama proses menyebarkan Injil. Di sisi negatif, engkau semua harus menghindarkan diri agar tidak berbicara, bertindak, dan berperilaku dengan cara-cara yang tidak pantas, serta memastikan agar dirimu tidak memperlihatkan watak tidak pantas yang tidak sesuai dengan kebenaran. Di sisi positif, saat melaksanakan tugas ini, engkau harus memiliki sikap yang setia terhadap tugasmu dan sikap yang memikul tanggung jawab hingga akhir. Dengan cara ini, engkau akan mampu melaksanakan tugasmu dengan memadai. Selama proses ini, engkau harus secara bertahap mencari kebenaran dan prinsip agar dapat memenuhi maksud Tuhan, dan berusaha untuk bertekun serta tetap setia hingga akhir dalam melaksanakan setiap tugas yang kaumiliki. Tugas macam apa pun yang kaulaksanakan, engkau harus mampu memuaskan Tuhan dan diingat oleh-Nya atas hal-hal yang telah kaulakukan dengan memadai serta patut dipuji. Selama periode menyebarkan Injil, engkau harus berusaha untuk makin sedikit melakukan pelanggaran dan makin sedikit melakukan kesalahan. Engkau juga harus makin jarang bertransaksi atau mencari upah, atau makin sedikit berambisi dan berkeinginan melakukan hal tersebut saat melaksanakan tugasmu. Pada saat yang sama, engkau harus secara aktif berusaha memenuhi tanggung jawabmu, memenuhinya secara mutlak, dan menganggap tugasmu sebagai hal yang menjadi tanggung jawabmu. Selain itu, engkau harus berusaha melaksanakan tugasmu agar ketika engkau mengingatnya kembali beberapa tahun kemudian, hati nuranimu akan bersih. Artinya, engkau harus berangsur-angsur mengurangi banyaknya hal yang akan membuatmu merasa berutang. Engkau tidak boleh terus-menerus tidak mengalami perubahan sama sekali. Misalkan engkau tidak melaksanakan tugasmu dengan baik ketika menyebarkan Injil kepada seorang calon penerima Injil, dan ini membuatmu tidak nyaman, seolah-olah engkau berutang, dan engkau merasa belum melakukan persiapan yang cukup. Namun, ketika engkau menyebarkan Injil lagi setelah itu, keadaanmu tetap sama, dan engkau tidak melakukan perubahan. Ini berarti engkau sama sekali tidak bertumbuh selama periode tersebut. Apa artinya jika engkau tidak memiliki pertumbuhan? Itu berarti engkau belum menerapkan atau memperoleh aspek kebenaran ini; itu berarti hal-hal yang sedang Kupersekutukan ini tidak lain hanyalah doktrin bagimu. Apa artinya jika engkau makin sedikit melakukan pelanggaran, makin sedikit melakukan kesalahan, makin sedikit merasa berutang dan makin sedikit hati nuranimu menuduhmu? Itu berarti engkau makin murni dalam melaksanakan tugasmu, dan rasa tanggung jawabmu menjadi makin kuat. Dengan kata lain, engkau menjadi makin setia dalam melaksanakan tugas ini. Sebagai contoh, di masa lalu, orang menyebarkan Injil dengan mengandalkan cara-cara manusia, bukan dengan cara mempersekutukan kebenaran atau menafsirkan ayat-ayat Alkitab. Sekarang, tampaknya cara-cara seperti itu tidaklah tepat, bukan merupakan cara yang seharusnya dilakukan oleh orang yang menerima amanat Tuhan, dan merupakan sesuatu yang tidak menghormati Tuhan. Pernahkah engkau semua merasa seperti ini? Mungkin engkau semua tidak merasa seperti ini sekarang, tetapi suatu hari nanti, setelah engkau makin memperlengkapi dirimu dengan berbagai macam kebenaran dan telah memiliki tingkat pertumbuhan tertentu, engkau akan memiliki sikap serta sudut pandang yang lebih akurat dan nyata ketika merenungkan kembali cara-caramu di masa lalu. Ini membuktikan bahwa keadaan batinmu telah menjadi normal. Sekarang ini, engkau tidak merasakan apa pun tentang cara-caramu yang sebelumnya, engkau tidak menganggapnya hina, dan engkau tidak memiliki pandangan dan penilaian yang benar mengenainya. Sebaliknya, engkau bersikap acuh tak acuh. Bukankah ini sangat bermasalah? Ini membuktikan bahwa engkau sama sekali tidak memiliki kebenaran yang relevan dengan hal-hal tersebut. Engkau bahkan bersikap mati rasa terhadap berbagai perbuatan jahat dan tipu muslihat manusia serta cara-cara mereka yang tidak sesuai dengan kebenaran, menerimanya, menyetujuinya, dan bahkan mengikuti hal-hal yang kotor tersebut. Lalu, seperti apakah keadaan batinmu? Engkau mencintai hal-hal yang tidak benar, hal-hal yang berkaitan dengan dosa, dan hal-hal yang tidak sesuai serta bertentangan dengan kebenaran. Ini sangat bermasalah. Jika engkau terus-menerus bertindak berdasarkan cara-cara ini, engkau akan menghadapi akibat yang sangat serius. Apa akibatnya? Engkau sedang terus-menerus mengumpulkan perbuatan jahat dan makin menyimpang dari jalan keselamatan. Mengapa Kukatakan bahwa engkau makin menyimpang? Karena selama proses melaksanakan tugasmu, engkau tidak mencari kebenaran dan tidak mematuhi prinsip dalam hal-hal yang kaulakukan. Engkau hanya mengikuti kehendak dan kesukaanmu sendiri. Dengan demikian, bagaimana mungkin engkau dapat melaksanakan tugasmu dengan memadai? Tujuanmu melaksanakan tugasmu bukanlah untuk masuk ke dalam kebenaran, melainkan untuk menyelesaikan suatu tugas dan setelah itu memberi pertanggungjawaban mengenai dirimu sendiri. Yang kauikuti bukanlah kehendak Tuhan, dan yang kauterima bukanlah amanat Tuhan. Natur dari hal-hal ini berbeda. Jadi, saat pergi menyebarkan Injil, engkau tidak sedang menempuh jalan menuju keselamatan, melainkan jalan berjerih payah, jalan Paulus, yang bertransaksi dengan Tuhan. Cepat atau lambat, berdasarkan semua yang kaulakukan, Tuhan akan menentukan bagimu kesudahan yang sama seperti kesudahan Paulus. Bukankah inilah yang akan menjadi akibatnya? Inilah yang pasti dan mutlak akan menjadi akibatnya. Sebaliknya, jika selama proses menyebarkan Injil, semua metode dan caramu itu nyata, titik awal dan niatmu adalah untuk memuaskan Tuhan serta membalas kasih Tuhan, dan prinsip yang mendasari tindakanmu serta jalan yang kautempuh sesuai dengan tuntutan Tuhan dan sepenuhnya sesuai dengan kebenaran, apa hasil yang akan diperoleh dengan melakukan cara seperti ini? Pemahamanmu tentang kebenaran akan menjadi makin mendalam, engkau akan makin sesuai dengan prinsip dalam menangani berbagai urusan, engkau akan makin bertumbuh dalam hidupmu, dan lambat laun iman, kasih, dan kesetiaanmu kepada Tuhan akan makin meningkat. Dengan cara ini, engkau akan mulai menempuh jalan keselamatan. Pada saat yang sama, selama proses melaksanakan tugasmu, engkau akan secara bertahap memeriksa pemberontakan dan kerusakanmu sendiri serta memeriksa berbagai watak rusakmu. Kemudian, selama proses melaksanakan tugasmu ini, engkau akan makin mampu menahan diri dan memiliki hati yang takut akan Tuhan serta ketundukan. Setelah itu, rasa tanggung jawabmu akan menjadi makin kuat dan engkau akan makin murni dalam kesetiaanmu. Rasa takutmu akan Tuhan juga akan makin mendalam. Pada saat yang sama, engkau akan memperoleh makin banyak pengalaman dan pengetahuan tentang kenyataan berbagai kebenaran. Dengan cara ini, jalan yang kautempuh akan sepenuhnya berlawanan dengan jalan yang Paulus tempuh. Ini adalah jalan mengejar kebenaran yang Petrus tempuh. Jalan ini adalah jalan keselamatan. Adapun hasil akhir ini, engkau akan mengalaminya sendiri. Tuhan akan memperkenan dirimu, dan hatimu akan makin merasakan kedamaian serta sukacita. Di mata Tuhan, tidaklah penting berapa pun banyaknya lika-liku jalan yang telah kautempuh, berapa pun banyaknya jalan memutar yang telah kaulalui, atau kenegatifan, kelemahan, atau bahkan kegagalan dan kejatuhan apa pun yang pernah kaualami. Ketika apa yang telah kaulakukan, apa yang telah kauperlihatkan, dan apa yang telah kauwujudkan dipandang secara keseluruhan, jalan yang kautempuh merupakan jalan keselamatan. Jadi, bagaimana Tuhan akan menentukan kesudahanmu? Tuhan tidak akan terburu-buru menentukan kesudahanmu. Secara teratur dan dengan penuh kesabaran, Tuhan akan mendukungmu, menolongmu, dan menuntunmu untuk menempuh jalan keselamatan. Dia akan memungkinkanmu untuk menerima penghakiman dan hajaran, ujian serta pemurnian-Nya, dan pada akhirnya akan menyempurnakanmu. Dengan cara ini, engkau akan diselamatkan sepenuhnya dan seutuhnya. Oleh karena itu, jika dilihat dari sudut pandang ini, dengan melaksanakan tugas menyebarkan Injil, bukankah orang memiliki kesempatan dan kemungkinan untuk mulai menempuh jalan keselamatan? (Ya.) Mereka memiliki kesempatan ini, dan ini sangatlah mungkin. Ini hanya tergantung pada apakah mereka mampu mengejar kebenaran dan menempuh jalan mengejar kebenaran atau tidak.
Hari ini, kita terutama telah mempersekutukan berbagai kebenaran tentang melaksanakan tugas menyebarkan Injil. Mari kita kembali ke topik awal persekutuan kita. Bagaimana seharusnya kita menyebut mereka yang melaksanakan tugas menyebarkan Injil? (Orang yang melaksanakan tugas menyebarkan Injil.) Benar. Mereka tidak dapat disebut saksi, pemberita Injil, dan tentu saja tidak dapat disebut utusan Injil. Kesimpulannya, mereka adalah orang-orang yang menyebarkan Injil. Jangan pernah menyebut dirimu saksi. Manusia tidak dapat mempersaksikan apa pun, dan cukuplah bagi manusia jika mereka tidak mempermalukan Tuhan. Menyebut dirimu pemberita Injil bahkan lebih buruk. Engkau lebih jauh dari sebutan ini. Apa yang kauberitakan bukanlah "jalan" itu dan hal-hal yang kauberitakan jauh dari "jalan" itu. Oleh karena itu, jika kita memilih sebutan "orang yang menyebarkan Injil", semua orang akan memiliki definisi yang akurat mengenai tugas ini, yaitu bahwa mereka hanyalah orang-orang yang melaksanakan tugas ini. Mereka sama sekali bukan saksi ataupun pemberita Injil. Mereka sangat berbeda dari sebutan-sebutan itu. Jika engkau menyebut mereka saksi atau pemberita Injil, bukankah mereka akan merasa lebih tinggi daripada orang lain? Manusia cenderung suka pamer dan menyombongkan diri mereka sendiri. Apakah pamer dan menyombongkan diri seperti ini adalah hal yang baik atau hal yang buruk? (Hal yang buruk.) Jika engkau tidak meninggikan dan mengagungkan orang, mereka selalu ingin menyombongkan diri. Jika engkau meninggikan mereka, menyebut mereka saksi, pemberita Injil, atau utusan Injil, dapatkah kaubayangkan akan menjadi seperti apa mereka setelah menerima pujian seperti ini? Mereka akan menyombongkan diri sedemikian rupa sampai-sampai mereka terhanyut. Sekarang, apakah engkau telah memiliki pemahaman dasar tentang berbagai kebenaran yang berkaitan dengan tugas menyebarkan Injil? (Ya.) Agar dapat melaksanakan tugas menyebarkan Injil dengan baik, engkau harus diperlengkapi dengan banyak kebenaran. Ada orang-orang yang berkata, "Aku tidak menyebarkan Injil, jadi perlukah aku memperlengkapi diriku dengan kebenaran?" Yang lain berkata, "Aku tidak tahu kapan aku akan mampu menyebarkan Injil. Aku tidak pernah menyebarkan Injil, dan aku adalah pembicara yang buruk, jadi bagaimana aku bisa menyebarkan Injil?" Engkau mungkin tidak mampu menyebarkan Injil, tetapi bukankah engkau mampu memperlengkapi dirimu dengan kebenaran tentang menyebarkan Injil? Bukankah engkau dapat berlatih berbicara dan bertemu orang-orang? Jika engkau memiliki rasa bermisi dan rasa tanggung jawab, jika engkau ingin melaksanakan tugasmu dengan baik dan bekerja sama dengan Tuhan, engkau harus memperlengkapi dirimu dengan kebenaran tentang menyebarkan Injil. Engkau harus memperlengkapi dirimu dengan kebenaran tentang visi dan tentang penerapan. Wajib bagi umat pilihan Tuhan untuk diperlengkapi dengan kebenaran mengenai kedua aspek ini karena akan selalu berguna bagimu untuk memperlengkapi diri dengan kebenaran ini. Kebenaran ini bukan hanya untuk menyebarkan Injil, melainkan juga merupakan kebenaran yang harus dipahami oleh manusia. Manfaat apa yang orang peroleh dengan memahami kebenaran ini? Berkat apa yang akan mereka peroleh darinya? Mungkin setiap orang mampu memahami pemikiran umumnya, tetapi seiring dengan terus berkembangnya dan makin mendalamnya pekerjaan Tuhan, orang akan terus mengalami pekerjaan Tuhan, dan pemahaman mereka akan kebenaran juga akan terus berkembang serta menjadi makin mendalam. Hubungan mereka dengan Tuhan akan menjadi makin dekat, dan interaksi mereka dengan-Nya akan menjadi lebih sering. Selangkah demi selangkah, orang akan membandingkan kebenaran yang berkaitan dengan visi dan pekerjaan Tuhan dengan perbuatan Tuhan dan sikap Tuhan terhadap setiap orang. Proses perbandingan selangkah demi selangkah ini adalah proses mengenal Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan, engkau sudah lama percaya kepada Tuhan, tetapi engkau tidak mengetahui siapa Tuhan itu atau bagaimana Dia menampakkan diri dan bekerja. Bukankah kepercayaan seperti itu terlalu kacau dan bingung? Engkau telah melaksanakan tugasmu selama bertahun-tahun. Namun, jika pada akhirnya, engkau masih belum mengetahui apa pun tentang Tuhan, berarti kepercayaanmu kepada Tuhan tidak ada gunanya. Jika engkau mendengar para setan menyebarkan kabar bohong tentang Tuhan, apakah engkau akan memercayainya? (Tidak.) Engkau berkata tidak akan memercayai hal-hal seperti itu sekarang, tetapi jika engkau benar-benar tidak mengenal Tuhan, dan suatu hari engkau mendengar kabar bohong ini, engkau akan ragu dan merenungkan perkataan itu di dalam hatimu, berpikir, "Mungkinkah itu benar? Mungkinkah Tuhan melakukan hal semacam itu?" Karena merasa tidak nyaman, engkau akan enggan melaksanakan tugasmu. Karena telah terpengaruh oleh kabar bohong, engkau akan merasa bahwa jalan di depanmu kabur dan suram, sehingga engkau akan menjadi tersesat dan bingung. Manusia selalu tersesat dan bingung. Mengapa mereka seperti itu? Mereka tidak tahu di mana Tuhan berada, atau bahkan apakah Tuhan itu ada, sehingga mereka selalu tersesat dan bingung. Dalam keadaan seperti apa kebingungan ini muncul? Orang menjadi bingung ketika ada banyak hal yang terkesan bertentangan, sehingga mereka tidak mampu melihat dengan jelas arah mana yang harus mereka ambil dan jalan mana yang harus mereka tempuh. Dengan demikian, mereka menjadi tersesat dan bingung. Mampukah engkau semua melihat dengan jelas dan mengetahui yang sebenarnya tentang banyak hal di depan matamu dan mengikuti jalan yang benar? Ini ada kaitannya dengan pemahamanmu akan Tuhan, pemahamanmu akan kebenaran, dan sampai sejauh mana engkau diperlengkapi dengan kebenaran. Apa artinya ketika orang selalu tersesat dan bingung? Apakah mereka sesungguhnya tidak benar-benar melihat jalan di depan? Apakah mereka yang tersesat dan bingung itu benar-benar buta? Tidak, itu karena kebutaan hati mereka dan mati rasanya mereka terhadap kebenaran, terhadap Tuhan, dan terhadap penilaian tentang semua orang, peristiwa, dan hal-hal. Mengapa mereka mati rasa? Karena mereka tidak memahami kebenaran, tidak tahu tentang perbuatan Tuhan, tidak tahu tentang watak Tuhan, dan tidak memiliki landasan yang dapat mereka gunakan untuk membuat penilaian yang akurat tentang segala sesuatu. Oleh karena itu, mereka tidak memiliki standar untuk menilai dan menggolongkan apa pun. Mereka bingung, mereka melihat segala sesuatu tanpa kejelasan ataupun pemahaman, dan tidak mampu membuat penilaian. Mereka juga tidak mampu mendefinisikan atau mengetahui yang sebenarnya tentang segala sesuatu. Ini disebut mati rasa. Mati rasa menyebabkan kebutaan, dan kebutaan menyebabkan orang merasa tersesat dan bingung. Seperti itulah prosesnya. Lalu, mengapa orang-orang yang telah mendengarkan khotbah selama bertahun-tahun masih belum mampu mengetahui yang sebenarnya tentang berbagai hal? Karena orang-orang seperti itu tidak memahami kebenaran. Mereka tidak mampu mengetahui yang sebenarnya tentang apa pun, tetapi malah secara membabi buta mengikuti peraturan dan langsung mengambil kesimpulan. Dapatkah ini dianggap sebagai kebutaan? Meskipun mereka tidak dapat dianggap buta total, mereka itu buta sebagian. Sebenarnya, jika engkau tidak memahami kebenaran, engkau tidak akan mampu mengetahui yang sebenarnya tentang apa pun. Tak peduli sudah berapa lama orang percaya kepada Tuhan atau sudah berapa banyak khotbah yang mereka dengarkan, jika mereka tidak pernah mampu memahami kebenaran, ini berarti ada masalah dengan kualitas mereka. Ini berkaitan langsung dengan apakah mereka memiliki pemahaman rohani atau tidak. Kebanyakan orang yang telah mendengarkan khotbah selama bertahun-tahun mampu memahami kebenaran hingga taraf tertentu, dan mungkin engkau semua sebenarnya memahami cukup banyak, hanya saja belum mengalami lingkungan yang sesuai, sehingga engkau belum dapat menggunakan kebenaran dan engkau masih merasa belum memahaminya. Ketika engkau benar-benar mengalaminya sendiri, ketika engkau harus mengambil keputusan atau perlu mempertimbangkan sesuatu secara serius, mungkin aspek kebenaran yang relevan akan secara berangsur menjadi jelas bagimu. Sekarang ini, kesanmu dipenuhi dengan garis besar yang kasar dan kosong, serta hal-hal doktrinal. Seiring bertambahnya pengalaman dan usiamu, banyak kebenaran akan berangsur menjadi lebih nyata dan realistis di dalam dirimu. Ini akan makin memungkinkanmu untuk memahami esensi kebenaran. Dengan cara ini, engkau akan mampu benar-benar memperoleh pemahaman akan kebenaran dan engkau akan memiliki kepekaan dalam memandang masalah. Sebanyak apa pun khotbah yang didengarkan oleh orang-orang yang tidak memahami kebenaran, mereka tidak akan mampu mengenali perwujudan kemanusiaan, watak yang rusak, berbagai keadaan manusia, serta esensi berbagai jenis orang, bahkan dengan kedua mata yang terbuka lebar. Mereka itu buta. Adapun orang-orang yang mengejar kebenaran, dari luar mereka terlihat tidak menaruh perhatian, tetapi di dalam hatinya, mereka memiliki reaksi tertentu terhadap perilaku serta sikap orang lain, dan tanpa disadari menciptakan kesan tertentu tentang hal tersebut. Berasal dari manakah kesan ini, perasaan ini? Kebenaran yang orang pahami memberi mereka kemampuan untuk mengetahui yang sebenarnya, membuat orang-orang seperti ini mampu mendefinisikan esensi dari perilaku, tindakan, atau perwujudan semacam itu. Dari manakah definisi ini berasal? Kebenaranlah yang membuat orang mampu memahami, dan kebenaranlah yang memberi orang kemampuan untuk mengetahui yang sebenarnya dan untuk menilai. Sekarang ini, engkau semua memahami beberapa kebenaran dan memiliki sedikit pemahaman tentang hal-hal tertentu. Namun, pemahamanmu tidak terlalu akurat, sehingga engkau masih belum merasa yakin, dan engkau masih dalam proses meraba-raba jalan di depanmu. Ada orang-orang yang berkata, "Kalau begitu, Engkau seharusnya mempersekutukan segala hal kepada kami." Ini tidak perlu. Manusia memiliki tanggung jawabnya sebagai manusia, dan Tuhan memiliki lingkup kerja-Nya sendiri. Aku telah memberitahumu setiap aspek kebenaran, dan selebihnya, engkau semua harus mengalami segala macam orang, peristiwa, dan hal-hal dalam kehidupanmu sehari-hari. Roh Kudus akan bertindak dan mengatur. Manusia dituntut untuk melakukan satu hal: melakukan kerja sama dan pengejaran sebagai manusia. Jika engkau tidak melakukan pengejaran ini, sejelas apa pun Aku menerangkannya, engkau tidak akan memperolehnya. Aku tidak akan secara paksa mengindoktrinasi dirimu, memaksamu untuk mengetahui, memahami, dan memperoleh jalan masuk. Aku tidak akan melakukannya, begitu pun dengan Roh Kudus. Hanya jika engkau bersedia, secara sukarela serta aktif menerapkan dan masuk ke dalam kebenaran, barulah tanpa kausadari kebenaran itu akan berbuah di dalam dirimu. Ketika kebenaran berbuah, hatimu akan dipenuhi dengan terang. Inilah yang dimaksud dengan memahami kebenaran. Sebaliknya, jika engkau tidak memahami kebenaran, engkau akan mati rasa terhadap segala sesuatu, lambat dalam merespons, dan tidak mampu mengetahui yang sebenarnya tentang apa pun. Sebagai contoh, ketika seseorang melakukan sesuatu, dan orang lain mengatakan bahwa itu adalah perbuatan jahat dan memiliki natur tertentu, engkau tidak akan memahaminya dan tidak mampu mengenalinya sendiri. Ketika seseorang memberitahumu jawabannya, engkau mungkin menerima dan mengakuinya berdasarkan doktrin, tetapi dalam hal esensi, engkau akan tetap tidak mampu memberikan persetujuanmu. Jika engkau tidak mampu memberikan persetujuanmu, apakah engkau benar-benar memahaminya? Engkau tidak memahaminya, sehingga engkau hanya mampu mengikuti peraturan ketika menangani berbagai hal yang kaujumpai. Ini terjadi karena engkau tidak memahami kebenaran.
Bagaimana cara agar engkau dapat melaksanakan tugas menyebarkan Injil dengan baik? Pertama-tama, engkau harus memahami berbagai kebenaran yang berkaitan dengan tugas menyebarkan Injil. Sebagai contoh, tentang definisi dan bagaimana menempatkan tugas menyebarkan Injil, serta sikap yang semestinya dimiliki, penderitaan yang sepantasnya ditanggung, harga yang semestinya dibayarkan, dan kebenaran yang semestinya diterapkan dan dimasuki saat melaksanakan tugas ini, jika kebenaran-kebenaran ini dipahami, akan mudah untuk melaksanakan tugas menyebarkan Injil dengan baik. Selain itu, di sisi negatifnya, pertanyaan tentang apa saja tindakan salah yang harus dihindari, apa saja tindakan yang tergolong sebagai niat baik manusia, dan apakah pemikiran serta tindakan orang pada akhirnya sesuai dengan prinsip-prinsip menyebarkan Injil atau tidak, semua ini harus direnungkan. Ini berarti setiap perilaku, setiap tindakan, setiap prinsip, dan setiap kesimpulan selama proses menyebarkan Injil harus diperiksa dengan jelas untuk melihat apakah pada akhirnya itu sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran atau tidak. Bertekunlah melakukan hanya hal-hal yang sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran. Hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran harus ditinggalkan. Hanya dengan cara ini, hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tugas menyebarkan Injil akan meningkat secara progresif. Selain itu, engkau harus bekerja sama secara harmonis, yang merupakan hal paling bermanfaat bagi pekerjaan penginjilan. Tanpa kerja sama yang harmonis, akan sulit untuk melakukan pekerjaan. Saudara-saudari harus saling bertoleransi dan bersabar serta saling mendukung. Agar dapat melaksanakan tugas mereka dengan baik, dibutuhkan kerja sama yang harmonis. Siapa pun yang mengatakan hal yang benar harus dipatuhi. Jangan selalu langsung menyimpulkan bahwa engkau benar dan orang lain salah. Engkau harus memutuskan segala hal berdasarkan firman Tuhan. Persekutukanlah kebenaran berdasarkan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh rumah Tuhan untuk mencapai kesepakatan. Selain itu, selama proses bekerja sama untuk melaksanakan tugasmu, engkau harus belajar dari satu sama lain, membiarkan kelebihan satu orang melengkapi kekurangan yang lainnya, dan tidak bersikap terlalu keras terhadap orang lain. Selain itu, engkau harus memiliki kepedulian dan kehati-hatian serta mengandalkan kasih dalam caramu memperlakukan orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar. Ini karena setiap orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar adalah orang tidak percaya—bahkan orang-orang beragama di antara mereka kurang lebih adalah orang-orang tidak percaya—dan mereka semua rapuh: jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan gagasan mereka, mereka cenderung akan menentangnya, dan jika ada frasa yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, mereka cenderung akan menyanggahnya. Oleh karena itu, menyebarkan Injil kepada mereka membutuhkan toleransi dan kesabaran kita, membutuhkan kasih yang luar biasa dari pihak kita, dan membutuhkan beberapa metode dan pendekatan. Namun, yang sangat penting adalah membacakan firman Tuhan kepada mereka, menyampaikan kepada mereka seluruh kebenaran yang Tuhan nyatakan untuk menyelamatkan manusia, dan membiarkan mereka mendengar suara Tuhan serta firman yang diucapkan Sang Pencipta. Dengan cara ini, mereka akan mendapatkan manfaatnya. Prinsip terpenting dalam menyebarkan Injil adalah membiarkan mereka yang haus akan penampakan Tuhan dan mencintai kebenaran untuk membaca firman Tuhan dan mendengar suara Tuhan. Oleh karena itu, lebih sedikitlah mengucapkan perkataan manusia dan lebih banyaklah membacakan firman Tuhan kepada mereka. Setelah engkau selesai membaca, persekutukanlah kebenaran sehingga mereka mampu mendengar suara Tuhan dan memahami kebenaran sampai taraf tertentu. Dengan demikian, kemungkinan besar mereka akan kembali kepada Tuhan. Menyebarkan Injil adalah tanggung jawab dan kewajiban semua orang. Siapa pun yang diminta untuk melaksanakan kewajiban ini, mereka tidak boleh melalaikannya atau menggunakan dalih atau alasan apa pun untuk menolaknya. Ada orang-orang yang berkata, "Aku tidak pandai berbicara, aku tidak memahami Alkitab, dan aku juga masih sangat muda. Apa yang harus kulakukan jika aku menghadapi pencobaan ataupun bahaya?" Perkataan seperti ini salah. Menyebarkan Injil bukan berarti engkau ditugaskan untuk melakukan hal-hal yang berbahaya. Rumah Tuhan tidak akan mengizinkanmu pergi ke tempat di mana terdapat bahaya. Gereja mengikuti prinsip dalam menugaskan orang untuk menyebarkan Injil. Ini bukan tentang menyuruh orang mengambil risiko, melainkan tentang membuat pengaturan yang masuk akal berdasarkan kondisi, kualitas, dan kelebihan masing-masing orang. Saudara-saudari saling bekerja sama, dan pekerjaan akan diberikan kepada mereka yang cocok untuk melaksanakannya. Tidak dapat dikatakan bahwa tidak akan ada risiko sama sekali. Siapa pun yang hidup akan sesekali menghadapi bahaya. Jika Tuhan mengutusmu secara langsung, engkau wajib menerimanya, sekalipun itu berarti engkau akan menghadapi pencobaan, penderitaan, atau bahaya. Mengapa engkau harus menganggap dirimu wajib menerimanya? (Karena ini adalah tanggung jawab manusia.) Benar, hanya dengan cara inilah engkau benar-benar menjadikan penyebaran Injil sebagai tanggung jawab dan tugasmu. Ini adalah sikap yang sepatutnya manusia miliki. Ini adalah kebenaran, dan karena ini adalah kebenaran, manusia harus menerimanya, dan menerimanya tanpa keberatan. Jika pada suatu hari tidaklah tepat bagimu untuk melaksanakan tugas lain, atau jika orang-orang dibutuhkan untuk menyebarkan Injil, sehingga engkau ditugaskan untuk menyebarkan Injil, apa yang akan kaulakukan? Engkau harus menerimanya sebagai sesuatu yang wajib kaulakukan, tanpa perlu adanya pertentangan emosi, analisis, ataupun pemeriksaan. Ini adalah amanat Tuhan. Ini adalah tanggung jawabmu; ini adalah tugasmu. Engkau tidak berhak untuk memilah dan memilih. Karena engkau mengikuti Tuhan, engkau tidak berhak untuk menentukan pilihanmu sendiri. Mengapa engkau tidak boleh menentukan pilihan? Karena menyebarkan Injil adalah amanat Tuhan, dan seluruh umat pilihan Tuhan memiliki bagian dalam pekerjaan ini. Ada orang-orang yang berkata, "Usiaku sudah lebih dari 80 tahun, aku bahkan tidak bisa pergi keluar rumah. Mungkinkah Tuhan tetap memercayakan amanat ini kepadaku?" Ada yang berkata, "Aku baru berusia 18 atau 19 tahun, aku belum banyak melihat dunia ini, dan aku tidak tahu cara berinteraksi dengan orang-orang. Aku sangat pemalu dan takut berbicara di depan umum. Mungkinkah Tuhan tetap memercayakan tugas ini kepadaku?" Tuhan memberikan amanat ini kepadamu seperti apa pun keadaanmu. Berapa pun usiamu, engkau harus melakukan semua yang mampu kaulakukan untuk melaksanakan tugasmu menyebarkan Injil. Sebarkanlah Injil semaksimal mungkin dan kepada sebanyak mungkin orang. Apa pun tugas yang sekarang ini sedang kaulaksanakan, engkau harus melakukan apa pun yang mampu kaulakukan untuk menyebarkan Injil. Jika suatu hari nanti engkau mendapat kesempatan untuk menyebarkan Injil kepada seseorang, haruskah engkau melakukannya? (Ya.) Benar. Ada banyak orang yang memiliki tugas mereka sendiri, tetapi mereka mampu menyebarkan Injil selama waktu luang mereka dan bahkan memperoleh beberapa hasil. Tuhan berkenan akan hal ini. Jadi, setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan Injil. Engkau tidak boleh menentukan pilihanmu sendiri atau melalaikan tanggung jawab ini, tetapi engkau harus bekerja sama dengan aktif dan sukarela. Jangan bersikap pasif atau negatif, jangan menolak, dan jangan mengarang alasan atau dalih apa pun agar tidak melaksanakan tugas ini. Ada orang-orang yang berkata, "Lingkungan tempatku berada terlalu berbahaya. Bolehkah aku tidak menyebarkan Injil?" Jika sekarang ini tingkat pertumbuhanmu masih rendah, jika ada orang lain yang menggantikanmu, dan engkau cocok untuk melaksanakan tugas lain, engkau boleh menukar tugas ini dengan tugas lainnya. Namun, apa yang harus kaulakukan jika engkaulah yang harus melaksanakan tugas ini? (Aku wajib menerimanya.) Benar. Engkau wajib menerimanya dan menerima bahwa tugas ini adalah dari Tuhan. Ini adalah tanggung jawab dan kewajiban setiap makhluk ciptaan. Ada orang-orang yang berkata, "Aku lemah secara fisik, jadi aku tidak sanggup menanggung kesukaran dengan pergi untuk menyebarkan Injil." Jika engkau tidak sanggup menanggung kesukaran yang besar ini, dapatkah engkau setidaknya menanggung kesukaran yang lebih kecil? Jika engkau sama sekali tidak sanggup menanggung kesukaran apa pun, bukankah engkau seharusnya menanggung kesukaran besar dari hukuman terhadapmu? Selama engkau hidup dan bernapas, engkau harus melaksanakan tugasmu, engkau harus menyebarkan Injil. Ini sepenuhnya wajar dan dapat dibenarkan. Jika engkau menolak tugasmu, tidak memberitakan Injil, dan memilih untuk menghindar serta melarikan diri dari tanggung jawabmu, ini bukanlah sikap yang semestinya manusia miliki, dan manusia tidak boleh bersikap menentang dan membela diri seperti ini. Orang harus siap untuk menjadikan penyebaran Injil sebagai kewajiban dan tugas mereka kapan pun dan di mana pun. Ada orang-orang yang berkata, "Aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi gereja tidak pernah menugaskanku untuk menyebarkan Injil." Apakah ini hal yang baik atau hal yang buruk? Ini bukan soal baik atau buruk. Mungkin Tuhan belum membutuhkanmu untuk menyebarkan Injil, tetapi Dia membutuhkanmu untuk melaksanakan tugas lainnya. Semua tugas adalah penting, jadi bagaimana seharusnya engkau memilih di antara tugas-tugas itu? Engkau harus tunduk pada pengaturan gereja, tanpa memiliki keinginan pribadi apa pun. Ketika Tuhan membutuhkanmu untuk menyebarkan Injil, Tuhan berkata, "Tidak tepat atau tidak penting bagimu untuk melaksanakan tugasmu saat ini. Tugas menyebarkan Injil lebih penting." Lalu, apa yang harus kaulakukan? Engkau harus menerimanya sebagai sesuatu yang wajib kaulaksanakan, tanpa menganalisis, menilai, atau memeriksa, dan terlebih lagi, tanpa menentang ataupun menolaknya. Inilah sikap yang benar yang harus makhluk ciptaan miliki terhadap Sang Pencipta. Jika orang memiliki sikap seperti ini, dapatkah dikatakan bahwa, dalam hal tertentu, hubungannya dengan Tuhan itu normal dan semestinya? Dalam hal apa hubungan antara manusia dan Tuhan diwujudkan? Itu diwujudkan dalam caramu memperlakukan hal-hal yang Tuhan perintahkan untuk kaulakukan. Jika Tuhan memercayakan sesuatu untuk kaulakukan dan engkau mempertimbangkan serta merenungkan hal itu, dengan bertanya, "Mengapa Engkau menginginkanku melakukan hal ini? Apakah ini akan bermanfaat bagiku?" Jika engkau bisa berpikir seperti ini, berarti hubunganmu dengan Tuhan tidak normal, dan engkau telah gagal untuk tunduk kepada Tuhan. Jika engkau berkata, "Ini adalah hal penting yang telah Tuhan perintahkan untuk kulakukan. Aku tidak boleh sembarangan mengenai apa yang Tuhan perintahkan untuk kulakukan. Aku harus melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Apa pun yang Tuhan minta untuk kulakukan, apa pun yang Tuhan percayakan kepadaku, itu adalah tugasku. Aku akan mendengarkan Tuhan dan melakukan apa pun yang Tuhan atur. Aku tidak boleh menolaknya. Jika aku tidak mampu tetap teguh dalam tugasku, jika aku menolak, jika aku tidak menganggapnya serius, jika aku tidak menyelesaikannya dengan baik, itu berarti mengkhianati Tuhan." Artinya, engkau memiliki nalar yang semestinya makhluk ciptaan miliki dan telah memiliki sikap yang benar yang seharusnya makhluk ciptaan miliki terhadap tugasnya. Jika engkau tahu betul bahwa itu adalah amanat Tuhan, tetapi engkau tetap tidak mau menerimanya dan membenarkan diri atas kelalaianmu terhadap tugasmu ini, berarti natur dari masalah ini serius. Ini bukan hanya memberontak terhadap Tuhan, melainkan juga mengkhianati Tuhan. Jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus memiliki pendirian dan status sebagai makhluk ciptaan, serta menerima dan tunduk pada amanat Sang Pencipta. Inilah sikap yang benar. Jika engkau tidak memiliki sikap yang benar terhadap tugasmu, natur dari masalah ini sangat serius. Jika engkau baru saja mulai percaya dan tidak memahami kebenaran, tidaklah perlu untuk bersikap serius terhadapmu. Jika engkau sudah beberapa tahun percaya kepada Tuhan dan memahami beberapa kebenaran, tetapi masih bisa menolak amanat Tuhan, jika engkau tidak menyebarkan Injil, dan tetap asal-asalan ketika melaksanakan tugasmu, apa natur dari masalah ini? Ini bukan hanya memperlihatkan tidak adanya hati nurani dan nalar, melainkan yang terpenting, ini juga merupakan pemberontakan dan penentangan terhadap Tuhan, ini berarti mengkhianati Tuhan. Dapat dikatakan bahwa ini adalah ketidaktaatan besar. Mengatakan seperti ini tidaklah berlebihan. Orang yang seperti ini tidak layak disebut manusia dan pasti akan mendapat hukuman. Karena engkau mengakui bahwa engkau adalah makhluk ciptaan, apa nalar yang semestinya makhluk ciptaan miliki? Melakukan apa pun yang Sang Pencipta perintahkan untuk kaulakukan, dan tunduk pada semua pengaturan Sang Pencipta. Ini adalah hati nurani dan nalar yang semestinya manusia miliki. Mereka yang memahami kebenaran bahkan lebih diharapkan untuk tunduk sepenuhnya pada pengaturan dan penataan Tuhan. Mereka tidak boleh memberontak sama sekali.
Kebenaran tentang penyebarluasan Injil berkaitan dengan banyak orang. Penyebarluasan Injil seharusnya melibatkan semua orang. Awalnya, ada orang-orang yang, ketika mendengar persekutuan tentang aspek kebenaran ini, menganggap bahwa penyebarluasan Injil tidak ada kaitannya dengan mereka. Namun sekarang ini, semua orang harus memiliki sikap yang menerima terhadap tugas menyebarluaskan Injil, dan semua orang harus memiliki pemahaman akan aspek kebenaran ini. Mereka juga harus memiliki definisi yang akurat tentang tugas ini. Jadi, pada posisi apakah orang harus menempatkan diri mereka? (Pada posisi sebagai makhluk ciptaan.) Engkau adalah makhluk ciptaan, jadi apakah prioritas utama dari makhluk ciptaan? (Tunduk kepada Sang Pencipta.) Apa wujud nyata utama ketundukanmu kepada Sang Pencipta? (Melaksanakan tugas kami sebagai makhluk ciptaan.) Jadi, apa tugas utama yang harus dilakukan oleh makhluk ciptaan? (Menyebarluaskan Injil dan bersaksi bagi Tuhan.) Benar. Itulah jawaban yang Kucari. Engkau semua telah menempuh jalan yang sangat berliku sebelum akhirnya memberikan jawaban yang benar. Prioritas utama setiap makhluk ciptaan adalah menyebarluaskan Injil, bersaksi bagi Tuhan dan menyebarluaskan pekerjaan Tuhan ke seluruh dunia dan sampai ke ujung bumi. Ini adalah tanggung jawab dan kewajiban semua orang yang menerima Injil Tuhan. Itu adalah sesuatu yang sudah menjadi kewajiban mereka. Mungkin saat ini engkau tidak sedang melaksanakan tugas ini, atau mungkin tugas ini jauh darimu, atau engkau tidak pernah berpikir bahwa ini adalah tugas yang harus kaulaksanakan. Namun, engkau harus tahu di dalam hatimu: tugas ini ada kaitannya dengan dirimu. Ini bukan saja tanggung jawab orang lain, ini juga adalah tanggung jawab dan tugasmu. Hanya karena saat ini engkau tidak ditugaskan untuk melaksanakan tugas ini, bukan berarti tugas ini tidak ada kaitannya dengan dirimu, bahwa ini bukan tugas yang harus kaulaksanakan, atau Tuhan tidak memercayakanmu untuk melaksanakan tugas ini. Jika pemahamanmu mampu mencapai taraf ini, bukankah itu berarti cara pandang yang kauyakini dalam hatimu tentang tugas penyebarluasan Injil sudah sesuai dengan kebenaran dan maksud Tuhan? Setelah pemahamanmu mencapai taraf ini, suatu hari, setelah engkau semua menyelesaikan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabmu, Tuhan akan mengeluarkan perintah untuk menyebarkanmu dan menyalurkanmu ke mana-mana, bahkan ke beberapa tempat yang menurutmu paling aneh, paling tidak menyenangkan, dan paling sulit. Lalu, apa yang akan kaulakukan? (Kami akan menerimanya sebagai kewajiban kami.) Itulah yang engkau semua katakan sekarang, tetapi ketika saatnya tiba, air mata mungkin akan memenuhi matamu. Jadi, engkau semua harus mempersiapkan diri dengan cara seperti ini: engkau harus memiliki pemahaman ini, "Ini adalah zaman di mana aku dilahirkan. Aku beruntung telah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan beruntung bisa mengambil bagian dalam pekerjaan yang merupakan rencana pengelolaan Tuhan. Oleh karena itu, nilai dan makna penting hidupku seharusnya adalah mendedikasikan seluruh tenagaku untuk perluasan pekerjaan penginjilan Tuhan. Aku tidak akan memikirkan hal lainnya." Apakah engkau semua memiliki tekad ini? (Ya.) Engkau seharusnya memiliki tekad ini dan telah membuat persiapan serta rencana ini. Hanya dengan cara inilah engkau dapat menjadi makhluk ciptaan sejati, makhluk ciptaan yang dikasihi oleh Tuhan dan layak bagi-Nya. Ada orang-orang yang berkata, "Aku belum siap, dan aku selalu takut jika diminta untuk mengabarkan Injil sekarang." Jangan takut, Tuhan tidak akan memaksamu untuk melakukannya sebelum engkau siap. Dan jika engkau berkata sudah siap, Tuhan mungkin saja belum akan memakaimu. Jadi, kapan engkau akan dipakai oleh-Nya? Itu terserah Tuhan, jadi engkau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Ketika Tuhan ingin memakaimu, Dia akan mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah engkau memiliki tingkat pertumbuhan dan pengalaman yang dibutuhkan serta memenuhi semua persyaratan lain yang diperlukan, Dia mungkin akan mengaturmu untuk mengabarkan Injil di berbagai tempat. Ketika saat itu tiba, dapatkah engkau disebut sebagai utusan Injil? (Tidak.) Mereka yang melaksanakan tugas ini tidak dapat disebut sebagai utusan Injil. Ini tidak akan pernah berubah. Apa sebutan untuk orang-orang semacam itu? (Orang yang menyebarluaskan Injil.) Itu lebih akurat. Apa pun sebutan untuk mereka, tugas inilah yang mereka laksanakan. Ini adalah kebenaran dan itu tidak akan pernah berubah. Jika sebutannya berubah dan identitas orang-orang ini berubah, maka esensi pekerjaan itu akan berubah. Setelah esensi pekerjaan itu berubah, pekerjaan itu akan menyimpang dari jalan kebenaran. Begitu pekerjaan itu menyimpang dari jalan kebenaran, itu akan menjadi aktivitas agamawi. Jika demikian, orang-orang akan makin menyimpang jauh dari jalan keselamatan, pergi ke selatan padahal mereka bermaksud pergi ke utara. Oleh karena itu, jangan pernah menempuh jalan yang salah. Kapan pun ketika mereka yang menyebarluaskan Injil diutus dan dikirim ke berbagai tempat, mereka tidak melakukan apa pun selain melaksanakan tugas mereka untuk menyebarkan Injil. Mereka bukan saksi, mereka bukan pemberita Injil, apalagi utusan Injil. Ini adalah kebenaran yang kekal dan tidak berubah.
Setelah mendengar apa yang Kufirmankan sejauh ini, sebagian besar orang pasti akan merasa hati mereka dicerahkan, dan banyak di antara mereka yang sudah tidak sabar lagi, berpikir dengan penuh harap, "Bagus sekali, masa depan terlihat sangat menjanjikan! Jalan yang telah Tuhan persiapkan bagi kita begitu terang!" Ini belum tentu demikian. Tuhan punya rencana bagi masing-masing pengikut-Nya. Masing-masing dari mereka akan mengalami lingkungan tertentu yang Tuhan persiapkan bagi manusia, yang di dalamnya mereka melaksanakan tugas mereka, dan mereka dapat menikmati kasih karunia dan kebaikan yang Tuhan karuniakan untuk manusia nikmati. Manusia juga mengalami keadaan-keadaan khusus, yang Tuhan aturkan baginya, dan ada banyak penderitaan yang harus dialaminya—bukan keadaan yang mudah dan tanpa masalah seperti yang manusia bayangkan. Selain itu, jika engkau mengakui bahwa engkau adalah makhluk ciptaan, engkau harus mempersiapkan dirimu untuk menderita dan membayar harga demi memenuhi tanggung jawabmu mengabarkan Injil dan demi melaksanakan tugasmu dengan benar. Harganya mungkin engkau akan menderita penyakit atau kesukaran jasmani, atau menderita penganiayaan si naga merah yang sangat besar atau kesalahpahaman orang-orang dunia terhadapmu, serta berbagai kesengsaraan yang orang alami ketika mengabarkan Injil: dikhianati, dipukul dan dicaci, dikutuk—bahkan diserang dan berada dalam bahaya maut. Mungkin saja, selama proses mengabarkan Injil, engkau akan mati sebelum pekerjaan Tuhan selesai, dan engkau tidak akan hidup untuk melihat hari kemuliaan Tuhan. Engkau harus siap untuk ini. Ini tidak dimaksudkan untuk menakut-nakutimu; ini adalah kenyataannya. Jadi, setelah Aku menjelaskan hal ini, dan setelah engkau memahaminya, jika engkau semua masih memiliki aspirasi ini, dan yakin aspirasimu itu tidak akan berubah, dan engkau akan tetap setia sampai mati, ini membuktikan bahwa engkau semua memiliki tingkat pertumbuhan tertentu. Jangan mengira bahwa mengabarkan Injil di negara-negara lain yang menjamin kebebasan beragama dan hak asasi manusia, engkau akan terbebas dari bahaya dan semua yang kaulakukan akan berjalan lancar, semuanya akan diberkati oleh Tuhan dan disertai dengan kuasa dan otoritas-Nya yang besar. Ini adalah hal-hal yang ada dalam gagasan dan imajinasi manusia. Orang-orang Farisi juga percaya kepada Tuhan, tetapi mereka menangkap Tuhan yang berinkarnasi dan menyalibkan-Nya. Jadi, hal-hal buruk apa yang mampu dilakukan oleh dunia keagamaan sekarang ini terhadap Tuhan yang berinkarnasi? Mereka telah melakukan sangat banyak hal buruk—mengkritik Tuhan, mengutuk Tuhan, menghujat Tuhan—mereka mampu melakukan segala macam hal buruk. Jangan lupa bahwa mereka yang menangkap Tuhan Yesus dan menyalibkan-Nya adalah orang-orang percaya. Hanya merekalah yang punya kesempatan untuk melakukan hal semacam itu. Orang-orang tidak percaya tidak peduli akan hal-hal itu. Orang-orang percaya inilah yang bersekongkol dengan pemerintah untuk menangkap Tuhan Yesus dan menyalibkan-Nya. Selain itu, bagaimanakah kematian para murid Tuhan Yesus? Di antara para murid, ada yang dirajam, diseret di belakang kuda, disalibkan terbalik, dikoyak-koyakkan oleh lima ekor kuda—berbagai jenis kematian menimpa mereka. Apakah alasan kematian mereka? Apakah mereka dihukum mati secara sah karena kejahatan mereka? Tidak. Mereka dikutuk, dipukuli, dicaci, dan dibunuh karena mereka mengabarkan Injil Tuhan dan ditolak oleh orang-orang dunia—dengan cara seperti itulah mereka menjadi martir. Mari kita tidak usah membicarakan kesudahan akhir dari para martir itu, atau definisi Tuhan tentang perilaku mereka, tetapi tanyakanlah ini: ketika mereka tiba pada akhir hidup mereka, apakah cara mereka sampai pada akhir hidup mereka sesuai dengan gagasan manusia? (Tidak.) Dari sudut pandang gagasan manusia, mereka sudah membayar harga sebesar itu untuk menyebarluaskan pekerjaan Tuhan, tetapi mereka pada akhirnya dibunuh oleh Iblis. Ini tidak sesuai dengan gagasan manusia, tetapi inilah justru yang terjadi pada mereka. Inilah yang Tuhan izinkan terjadi. Kebenaran apa yang bisa dicari dalam hal ini? Apakah Tuhan membiarkan mereka mati dengan cara ini adalah kutukan dan hukuman-Nya, atau apakah ini adalah rencana dan berkat-Nya? Bukan keduanya. Apakah itu? Kini orang-orang merenungkan kematian para martir itu dengan penuh kesedihan, tetapi memang itulah yang terjadi. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan mati dengan cara seperti itu, bagaimana ini bisa dijelaskan? Saat kita membahas topik ini, kau menempatkan dirimu pada posisi mereka, lalu apakah hatimu terasa sedih dan apakah engkau merasakan sakit yang tersembunyi? Engkau berpikir, "Orang-orang ini melaksanakan tugas mereka untuk mengabarkan Injil Tuhan dan seharusnya dianggap sebagai orang-orang baik, jadi bagaimana mereka bisa berakhir seperti itu dan mengalami kesudahan seperti itu?" Sesungguhnya, begitulah tubuh mereka mati dan berakhir; itu adalah cara mereka meninggalkan dunia manusia, tetapi bukan berarti kesudahan mereka sama. Bagaimanapun cara kematian dan kepergian mereka, bagaimanapun itu terjadi, itu bukanlah cara Tuhan mendefinisikan kesudahan akhir dari hidup mereka, kesudahan akhir dari makhluk ciptaan tersebut. Ini adalah sesuatu yang harus kaupahami dengan jelas. Sebaliknya, mereka justru menggunakan cara-cara itu untuk mengutuk dunia ini dan untuk bersaksi tentang perbuatan-perbuatan Tuhan. Makhluk ciptaan ini menggunakan hidup mereka yang paling berharga—mereka menggunakan saat-saat terakhir hidup mereka untuk bersaksi tentang perbuatan-perbuatan Tuhan, untuk bersaksi tentang kuasa Tuhan yang besar, dan untuk menyatakan kepada Iblis dan dunia bahwa perbuatan-perbuatan Tuhan benar, bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan, bahwa Dia adalah Tuhan, dan daging inkarnasi Tuhan. Bahkan hingga di saat terakhir hidup mereka, mereka tidak pernah menyangkal nama Tuhan Yesus. Bukankah ini suatu bentuk penghakiman terhadap dunia ini? Mereka menggunakan nyawa mereka untuk menyatakan kepada dunia, untuk menegaskan kepada manusia bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan, bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus, bahwa Dia adalah daging inkarnasi Tuhan, bahwa pekerjaan penebusan yang Dia lakukan bagi semua manusia memungkinkan manusia untuk terus hidup—fakta ini tidak akan berubah selamanya. Mengenai mereka yang menjadi martir karena mengabarkan Injil Tuhan Yesus, sampai sejauh mana mereka melaksanakan tugas mereka? Apakah sampai ke taraf tertinggi? Bagaimana taraf tertinggi itu diwujudkan? (Mereka mempersembahkan nyawa mereka.) Benar, mereka membayar harga dengan nyawa mereka. Keluarga, kekayaan, dan hal-hal material dari kehidupan ini semuanya adalah hal-hal lahiriah; satu-satunya hal yang berkaitan dengan diri mereka adalah nyawa mereka. Bagi setiap orang yang hidup, nyawa adalah hal yang paling bernilai untuk dihargai, hal yang paling berharga dan, yang terjadi adalah, orang-orang ini mampu mempersembahkan milik mereka yang paling berharga—nyawa—sebagai penegasan dan kesaksian tentang kasih Tuhan bagi manusia. Hingga saat wafatnya, mereka tidak menyangkal nama Tuhan, juga tidak menyangkal pekerjaan Tuhan, dan mereka menggunakan saat terakhir hidup mereka untuk bersaksi tentang keberadaan fakta ini—bukankah ini bentuk kesaksian tertinggi? Inilah cara terbaik orang dalam melaksanakan tugasnya; inilah yang artinya orang memenuhi tanggung jawabnya. Ketika Iblis mengancam dan meneror mereka, dan, pada akhirnya, bahkan ketika Iblis membuat mereka harus membayar harga dengan nyawa mereka, mereka tidak melalaikan tanggung jawab mereka. Ini artinya orang memenuhi tugasnya hingga taraf tertinggi. Apakah yang Kumaksud dengan ini? Apakah yang Kumaksudkan adalah agar engkau semua menggunakan metode yang sama untuk bersaksi tentang Tuhan dan mengabarkan Injil-Nya? Engkau tidak perlu melakukan hal yang seperti itu, tetapi engkau harus memahami bahwa ini adalah tanggung jawabmu, bahwa jika Tuhan memintamu untuk melakukannya, engkau harus menerimanya sebagai suatu kehormatan. Orang-orang sekarang ini memiliki ketakutan dan kekhawatiran dalam diri mereka, tetapi apa gunanya perasaan-perasaan itu? Jika Tuhan tidak memintamu untuk melakukan hal ini, apa gunanya mengkhawatirkannya? Jika Tuhan memintamu untuk melakukannya, janganlah engkau menghindari tanggung jawab ini atau menolak untuk melakukannya. Engkau harus bekerja sama secara proaktif dan menerimanya tanpa merasa khawatir. Bagaimanapun cara orang mati, mereka tidak boleh mati di hadapan Iblis, dan tidak boleh mati di tangan Iblis. Jika orang akan mati, mereka harus mati di tangan Tuhan. Manusia berasal dari Tuhan, dan kepada Tuhan-lah mereka kembali—itulah nalar dan sikap yang harus dimiliki oleh makhluk ciptaan. Ini adalah kebenaran utama yang harus orang pahami dalam mengabarkan Injil dan melaksanakan tugas mereka—orang harus membayar harga dengan nyawa mereka untuk mengabarkan dan bersaksi tentang Injil Tuhan yang berinkarnasi yang melakukan pekerjaan-Nya dan menyelamatkan manusia. Jika engkau memiliki aspirasi ini, jika engkau memberikan kesaksianmu dengan cara seperti ini, itu sangat baik. Jika engkau masih belum memiliki aspirasi seperti itu, setidaknya engkau harus melaksanakan tanggung jawab dan tugas yang ada di hadapanmu dengan benar, memercayakan sisanya kepada Tuhan. Mungkin kemudian, seiring berlalunya bulan dan tahun, seiring bertambahnya pengalaman serta usiamu, dan dengan makin mendalamnya pemahamanmu tentang kebenaran, engkau akan menyadari bahwa engkau memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk mempersembahkan hidupmu bagi pekerjaan Injil Tuhan, bahkan sampai saat terakhir hidupmu.
Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai membahas topik-topik ini karena penyebarluasan Injil Kerajaan telah dimulai. Sebelumnya, pada Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia, banyak nabi dan orang kudus zaman dahulu mempersembahkan nyawa mereka untuk menyebarluaskan Injil, jadi mereka yang lahir pada akhir zaman juga dapat mempersembahkan nyawa mereka untuk tujuan ini. Ini bukan sesuatu yang baru atau tiba-tiba, dan terlebih lagi, ini bukan tuntutan yang berlebihan. Inilah yang harus dilakukan makhluk ciptaan dan merupakan tugas yang harus mereka laksanakan. Ini adalah kebenaran; ini adalah kebenaran tertinggi. Jika yang kaulakukan hanyalah meneriakkan slogan tentang apa yang ingin kaulakukan bagi Tuhan, tentang bagaimana engkau ingin melaksanakan tugasmu, dan seberapa banyak engkau ingin mengorbankan dan mengerahkan diri bagi Tuhan, itu tidak ada gunanya. Ketika kenyataan benar-benar kaualami, ketika engkau diminta untuk mengorbankan nyawamu, apakah engkau mengeluh pada saat-saat terakhir, apakah engkau rela, dan apakah engkau benar-benar tunduk; ini adalah ujian dalam hal tingkat pertumbuhanmu. Jika pada saat nyawamu akan diambil darimu, engkau merasa tenang, rela, dan tunduk tanpa mengeluh, jika engkau merasa telah memenuhi tanggung jawab, kewajiban, dan tugasmu sampai akhir, jika hatimu bersukacita dan tenang—jika engkau mati dengan cara seperti ini, maka di mata Tuhan, engkau sama sekali belum mati. Sebaliknya, engkau hidup di alam lain dan dalam wujud yang lain. Engkau hanya hidup dengan cara yang berbeda. Engkau tidak benar-benar mati. Di mata manusia, "Orang ini meninggal pada usia yang sangat muda, sungguh menyedihkan!" Namun, di mata Tuhan, engkau belum mati atau pergi untuk menderita. Melainkan, engkau telah pergi untuk menikmati berkat dan menjadi makin dekat dengan Tuhan. Karena, sebagai makhluk ciptaan, engkau telah memenuhi standar dalam pelaksanaan tugasmu di mata Tuhan, engkau telah menyelesaikan tugasmu, Tuhan tidak lagi membutuhkanmu untuk melaksanakan tugas ini di antara jajaran makhluk ciptaan. Bagi Tuhan, "kepergianmu" bukan disebut "pergi", tetapi engkau "diambil", "dibawa pergi", atau "dituntun pergi", dan itu adalah hal yang baik. Apakah engkau semua ingin dituntun pergi oleh Tuhan? (Kami menginginkannya.) Jangan menginginkannya. Dalam hidup ini, ada banyak hal yang tidak dipahami manusia. Jangan terburu-buru untuk sampai pada tahap ini. Sebelum hari itu tiba, engkau harus berusaha memahami lebih banyak kebenaran dan mengenal lebih banyak tentang Sang Pencipta. Jangan meninggalkan penyesalan apa pun. Mengapa Kukatakan jangan meninggalkan penyesalan apa pun? Dalam hidup ini, orang benar-benar hanya memiliki waktu yang terbatas untuk beralih dari memahami sesuatu hingga memiliki kesempatan ini, memiliki kualitas ini, dan memenuhi syarat untuk berdialog dengan Sang Pencipta, sehingga mereka benar-benar memperoleh pemahaman, pengetahuan, dan rasa takut akan Sang Pencipta, dan menempuh jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Jika sekarang engkau ingin agar Tuhan segera mengangkatmu, berarti engkau tidak bertanggung jawab atas hidupmu sendiri. Jika engkau ingin bertanggung jawab, engkau harus bekerja lebih keras untuk memperlengkapi dirimu dengan kebenaran, makin sering merenungkan dirimu sendiri ketika sesuatu terjadi padamu, dan dengan segera melengkapi kekuranganmu sendiri. Engkau harus mulai menerapkan kebenaran, bertindak berdasarkan prinsip, masuk ke dalam kenyataan kebenaran, lebih mengenal Tuhan, mampu mengerti dan memahami maksud Tuhan, dan tidak menjalani hidupmu dengan sia-sia. Engkau harus mengetahui di mana Sang Pencipta berada, apa maksud Sang Pencipta, dan bagaimana Sang Pencipta mengungkapkan sukacita, kemarahan, kesedihan, dan kebahagiaan—meskipun engkau tidak mampu memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam atau pemahaman yang lengkap, setidaknya engkau harus memiliki pemahaman mendasar tentang Tuhan, tidak pernah mengkhianati Tuhan, pada dasarnya mampu menjadi sesuai dengan Tuhan, menunjukkan perhatianmu kepada Tuhan, mampu memberikan penghiburan dasar kepada Tuhan, dan melakukan apa yang seharusnya dan pada dasarnya mampu dilakukan dan dicapai oleh makhluk ciptaan. Ini bukanlah hal yang mudah. Dalam proses melaksanakan tugas mereka, orang mampu secara berangsur-angsur mengenal diri mereka sendiri, dan dengan demikian mengenal Tuhan. Proses ini sebenarnya merupakan interaksi antara Sang Pencipta dan makhluk ciptaan, dan seharusnya menjadi proses yang layak diingat orang di sepanjang hidup mereka. Proses ini adalah sesuatu yang seharusnya mampu orang nikmati, bukan proses yang menyakitkan dan sulit. Oleh karena itu, orang seharusnya menghargai siang dan malam, tahun dan bulan yang mereka habiskan ketika melaksanakan tugas mereka. Mereka seharusnya menghargai fase kehidupan ini dan tidak boleh menganggapnya sebagai penghalang atau beban. Mereka seharusnya menikmati dan memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman pada tahap kehidupan mereka ini. Setelah itu, mereka akan memahami kebenaran dan hidup dalam keserupaan dengan manusia, memiliki hati yang takut akan Tuhan, dan makin sedikit melakukan kejahatan. Engkau memahami banyak kebenaran, engkau tidak melakukan hal-hal yang mendukakan Tuhan atau yang membuat Dia muak. Ketika engkau datang ke hadapan Tuhan, engkau merasa bahwa Tuhan tidak lagi membencimu. Betapa indahnya! Setelah orang mencapai titik ini, bukankah mereka akan merasa tenang meskipun mereka harus mati? Jadi, mengapa ada orang-orang yang ingin mati sekarang? Mereka hanya ingin melarikan diri dan tidak mau menderita. Mereka hanya ingin segera mengakhiri hidup ini, agar bisa pergi dan menyerahkan diri mereka secara resmi kepada Tuhan. Engkau ingin menyerahkan dirimu kepada Tuhan, tetapi Tuhan belum menginginkanmu. Mengapa engkau menyerahkan dirimu kepada Tuhan padahal Dia belum memanggilmu? Jangan menyerahkan dirimu kepada-Nya sebelum tiba waktumu. Ini bukanlah hal yang baik. Jika engkau menjalani kehidupan yang bermakna dan berharga dan kemudian Tuhan mengangkatmu, itu adalah hal yang indah!
Apakah engkau semua memahami apa yang telah kita bahas hari ini? Kuharap firman ini tidak menambah bebanmu, dan kuharap isi persekutuan hari ini tidak membuatmu takut. Sebaliknya, Aku berharap persekutuan ini memampukanmu untuk memahami beberapa kebenaran yang seharusnya kaupahami, sehingga engkau akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hal kepercayaan kepada Tuhan, dan merasa lebih tenang dan lebih jelas tentang hal itu. Apakah firman-Ku sudah mencapai efek ini? (Sudah.) Jelaskan kepada-Ku. (Dahulu, aku tidak benar-benar menjadikan pengabaran Injil sebagai tugasku. Aku menyimpan banyak pandangan yang keliru dalam hatiku. Aku menganggap bahwa aku akan ditugaskan untuk mengabarkan Injil hanya jika aku melaksanakan tugas-tugasku yang lain dengan buruk. Bagiku, tampaknya mengabarkan Injil adalah tugas terburuk, dan aku tidak benar-benar menganggap pengabaran Injil sebagai tugas yang Tuhan percayakan kepada manusia. Hari ini, persekutuan Tuhan memberi tahu kami bahwa mengabarkan Injil dan bersaksi bagi Tuhan adalah tanggung jawab manusia dan orang harus merasa bahwa sudah menjadi kewajiban mereka untuk pergi dan memenuhi tanggung jawab ini. Setelah menyadari hal ini, barulah aku merasa bahwa pandanganku sangat tidak masuk akal, dan bahwa itu telah membuatku tidak benar-benar ingin melaksanakan tugas mengabarkan Injil dengan baik. Mendengarkan persekutuan Tuhan hari ini telah mengubah pandanganku.) Bagus sekali. Ada lagi yang ingin berbicara? (Dahulu aku menganggap bahwa aku hanyalah makhluk ciptaan kecil, dan aku tidak menganggap serius pelaksanaan tugasku. Aku merasa bahwa tugasku tidak penting dan tidak layak untuk diperhatikan. Namun, hari ini, aku mendengar Tuhan berkata bahwa tugas yang dilaksanakan oleh setiap orang yang telah ditentukan-Nya dari semula telah ditetapkan oleh-Nya, dan semua itu telah direncanakan dan diatur dengan matang oleh-Nya. Jika orang tidak melaksanakan tugas mereka dengan setia, itu berarti mereka sedang menghindari tanggung jawab dan kewajiban mereka. Khususnya, ketika kudengar dalam persekutuan Tuhan bahwa mengabarkan Injil dan bersaksi bagi Tuhan adalah amanat yang Tuhan percayakan kepada semua orang dan tanggung jawab makhluk ciptaan, perkataan itu memberiku iman yang besar dan tekad yang sangat kuat untuk menempuh jalan yang telah Tuhan tetapkan. Aku ingin bertanggung jawab atas hidupku, melaksanakan tugasku dengan baik, dan menyelesaikan misiku. Baru setelah itulah aku akan mampu sedikit menghiburkan hati Tuhan. Setelah mendengarkan persekutuan Tuhan, hatiku sangat terharu. Aku merasa aku tidak boleh lagi meremehkan amanat yang Tuhan berikan kepadaku.) Bagus sekali. Semua orang merasakan hal yang sama, bukan? (Ya.) Seperti yang kaulihat, jika orang tidak memahami kebenaran, mereka akan menjadi bingung dan bahkan mengabaikan hal besar seperti mengabarkan Injil. Namun, ketika kebenaran dipersekutukan dengan jelas, orang-orang menyadari pentingnya hal ini, mulai mengetahui posisi mereka sendiri, dan mengetahui nilai dari hidup mereka sendiri. Apakah ini berarti mereka memiliki arah? (Ya.) Kebenaran mampu mengubah hati orang. Selain kebenaran, adakah teori apa pun yang mampu menyentuh hatimu dan mengubah pandanganmu? Tidak ada, hanya jalan kebenaran yang mampu mengubah pandanganmu. Mengapa jalan kebenaran mampu mengubah pandanganmu? Itu karena kebenaran-kebenaran ini begitu nyata sehingga tak seorang pun dapat membantahnya. Kebenaran-kebenaran ini berkaitan dengan kehidupan manusia dan misi hidup manusia. Kebenaran ini berkaitan erat dengan manusia dan relevan bagi mereka. Kebenaran bukanlah sesuatu yang remeh, tetapi berkaitan dengan misi hidup manusia serta nilai dan makna hidup. Oleh karena itu, jika diucapkan dengan jelas, firman ini mampu mengubah hati manusia sehingga mereka akan menerima firman ini dan mengubah pandangan mereka. Persekutuan hari ini seharusnya telah memainkan peran tertentu dalam mengubah sikap orang terhadap tugas mereka. Jika kebenaran-kebenaran ini mampu mengubah hidup orang, cara mereka hidup, dan arah yang mereka tempuh dalam pengejaran mereka, itu tentu saja hal yang luar biasa. Itu berarti Aku tidak mengucapkan firman ini dengan sia-sia hari ini. Sekarang setelah Aku menyelesaikan persekutuan-Ku tentang kebenaran-kebenaran ini, engkau semua harus menerapkan, mengalami, dan mencernanya secara perlahan-lahan dalam kehidupanmu sehari-hari. Setelah kebenaran ini menjadi kenyataan dan hidupmu, Tuhan tidak akan menghapus sebutanmu sebagai makhluk ciptaan dan engkau akan benar-benar memetik pelajaran. Pada saat itu, jika Tuhan benar-benar memintamu untuk mempersembahkan hidupmu dan memakai hidupmu untuk menjadi saksi tentang perbuatan-Nya dan memberi kesaksian tentang Injil-Nya, engkau akan terbebas dari kekhawatiran dan ketakutan, dan engkau pasti tidak akan menolak. Engkau akan menerimanya dengan senang hati. Karena ini adalah amanat yang dipercayakan kepadamu oleh Sang Pencipta, engkau harus menerima bahwa amanat ini adalah dari Tuhan. Oleh karena itu, untuk menantikan dan menyambut hari itu, selain harus mampu memahami kebenaran ini, kini orang harus bekerja keras untuk memperlengkapi diri mereka dengan firman Tuhan dan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak dan lebih dalam tentang pekerjaan Tuhan dan watak Tuhan. Inilah yang terpenting.
25 Desember 2018