B. Firman tentang Penyingkapan Watak Jahat Manusia yang Rusak dan Esensi Natur Mereka

81. Sumber penentangan dan pemberontakan manusia terhadap Tuhan adalah perusakan dirinya oleh Iblis. Karena kerusakan yang Iblis lakukan, hati nurani manusia telah menjadi mati rasa; dia tidak bermoral, pikirannya bobrok, dan dia memiliki pandangan mental terbelakang. Sebelum dirinya dirusak oleh Iblis, manusia tentu saja mengikuti Tuhan dan menaati firman-Nya setelah mendengarkannya. Dia tentu saja memiliki akal dan hati nurani yang sehat, dan kemanusiaan yang normal. Setelah dirusak Iblis, akal, hati nurani, dan kemanusiaan manusia yang semula menjadi tumpul dan dilemahkan oleh Iblis. Dengan demikian, manusia telah kehilangan ketaatan dan kasihnya kepada Tuhan. Akal manusia telah menyimpang, wataknya telah menjadi sama seperti watak binatang, dan pemberontakannya terhadap Tuhan menjadi jauh lebih sering dan memilukan. Namun, manusia tetap saja tidak tahu, juga tidak mengakui hal ini, dan hanya menentang dan memberontak secara membabi buta. Watak manusia tersingkap melalui diungkapkannya akal, wawasan, dan hati nuraninya; dan karena akal dan wawasannya tidak sehat, dan hati nuraninya telah menjadi sangat tumpul, maka wataknya pun menjadi suka memberontak terhadap Tuhan. Jika akal dan wawasan manusia tidak dapat berubah, maka perubahan dalam wataknya tidak mungkin terjadi, juga tidak mungkin bagi dirinya untuk menjadi selaras dengan kehendak Tuhan. Jika akal manusia tidak sehat, dia tidak dapat melayani Tuhan dan tidak layak untuk dipakai oleh Tuhan. "Akal yang normal" mengacu pada taat dan setia kepada Tuhan, merindukan Tuhan, memberi diri secara mutlak kepada Tuhan, dan memiliki hati nurani terhadap Tuhan. Itu mengacu pada satu hati dan pikiran terhadap Tuhan, dan tidak dengan sengaja menentang Tuhan. Mereka yang memiliki akal menyimpang tidak seperti ini. Karena manusia telah dirusak oleh Iblis, mereka telah menciptakan gagasan tertentu tentang Tuhan, tidak memiliki kesetiaan kepada Tuhan ataupun kerinduan akan Dia, dan terlebih dari itu, mereka tidak memiliki hati nurani terhadap Tuhan. Manusia dengan sengaja menentang Tuhan dan menghakimi-Nya, dan lebih dari itu, mereka melontarkan makian terhadap-Nya di belakang-Nya. Manusia menghakimi Tuhan di belakang-Nya padahal mengetahui dengan jelas bahwa Dia adalah Tuhan; manusia tidak berniat menaati Tuhan, dan hanya mengajukan tuntutan dan permintaan yang membabi buta kepada-Nya. Orang-orang seperti itu—orang-orang yang memiliki akal menyimpang—tidak mampu mengetahui perilaku tercela mereka sendiri ataupun menyesali pemberontakan mereka. Jika orang mampu mengenal diri mereka sendiri, mereka telah mendapatkan kembali sedikit akal mereka; semakin orang yang tidak mengenal diri sendiri memberontak terhadap Tuhan, semakin mereka tidak memiliki akal sehat.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan"

82. Setelah kerusakan selama beberapa ribu tahun, manusia menjadi mati rasa dan dungu; manusia telah menjadi setan yang menentang Tuhan, sampai ke taraf pemberontakan manusia terhadap Tuhan telah didokumentasikan dalam buku-buku sejarah, dan bahkan manusia itu sendiri tidak mampu menceritakan dengan lengkap tentang perilakunya yang suka memberontak—karena manusia telah begitu dalam dirusak oleh Iblis, dan telah disesatkan oleh Iblis sampai sedemikian rupa hingga dia tidak tahu ke mana harus berpaling. Bahkan sekarang pun, manusia masih mengkhianati Tuhan: ketika manusia melihat Tuhan, dia mengkhianati-Nya, dan ketika dia tidak dapat melihat Tuhan, dia juga mengkhianati-Nya. Bahkan ada orang-orang yang, setelah menyaksikan kutukan Tuhan dan murka Tuhan, tetap saja mengkhianati-Nya. Jadi, Aku katakan bahwa akal manusia telah kehilangan fungsi aslinya, dan hati nurani manusia juga telah kehilangan fungsi aslinya. Manusia yang kulihat adalah binatang liar dalam wujud manusia, dia adalah ular berbisa, dan tidak peduli seberapa menyedihkan dia berusaha menampilkan dirinya di depan-Ku, Aku tidak akan pernah berbelas kasihan terhadapnya, karena manusia tidak memahami perbedaan antara hitam dan putih, perbedaan antara kebenaran dan yang bukan kebenaran. Akal manusia begitu kebas, tetapi dia masih ingin mendapatkan berkat; kemanusiaannya begitu rendah, tetapi dia masih ingin memiliki kedaulatan seorang raja. Dia akan menjadi raja untuk siapa, dengan akal seperti itu? Bagaimana mungkin manusia dengan kemanusiaan seperti itu duduk di atas takhta? Manusia benar-benar tidak punya rasa malu! Dia adalah makhluk celaka yang sombong! Bagi engkau semua yang ingin mendapatkan berkat, Kusarankan agar engkau semua mencari cermin terlebih dahulu dan memandang cerminan buruk dirimu sendiri—apakah engkau memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang raja? Apakah engkau memiliki wajah seorang yang bisa memperoleh berkat? Belum ada sedikit pun perubahan dalam watakmu dan engkau belum menerapkan kebenaran apa pun, tetapi engkau masih mengharapkan hari esok yang luar biasa. Engkau menipu dirimu sendiri! Terlahir di negeri yang najis seperti itu, manusia telah dirusak teramat parah oleh masyarakat, dia telah dipengaruhi oleh etika feodal, dan telah diajar di "institusi pendidikan tinggi." Pemikiran terbelakang, moralitas yang rusak, pandangan hidup yang jahat, falsafah hidup yang menjijikkan, keberadaan diri yang sepenuhnya tak berguna, dan adat-istiadat serta gaya hidup yang bejat—semua ini telah sedemikian parahnya memasuki hati manusia, dan telah sangat merusak dan menyerang hati nuraninya. Akibatnya, manusia menjadi semakin jauh dari Tuhan, dan semakin menentang-Nya. Watak manusia menjadi lebih jahat hari demi hari, dan tidak seorang pun yang akan rela mengorbankan segalanya untuk Tuhan, tidak seorang pun yang akan rela taat kepada Tuhan, dan terlebih lagi, tidak seorang pun yang akan rela mencari penampakan Tuhan. Sebaliknya, di bawah wilayah kekuasaan Iblis, manusia tidak melakukan apa pun selain mengejar kesenangan, menyerahkan diri mereka pada kerusakan daging dalam kubangan lumpur. Bahkan ketika mereka mendengar kebenaran, mereka yang hidup dalam kegelapan tidak berpikir untuk menerapkan kebenaran tersebut, mereka juga tidak ingin mencari Tuhan bahkan sekalipun mereka telah melihat penampakan-Nya. Bagaimana mungkin seorang manusia yang begitu bejat memiliki kesempatan untuk diselamatkan? Bagaimana mungkin seorang manusia yang begitu merosot martabatnya hidup dalam terang?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan"

83. Tersingkapnya watak rusak manusia bersumber tidak lain dari hati nuraninya yang tumpul, naturnya yang jahat, dan akalnya yang tidak sehat; jika hati nurani dan akal manusia dapat kembali normal, dia akan menjadi seseorang yang layak dipakai di hadapan Tuhan. Hanya karena hati nurani manusia selalu mati rasa, dan karena akal manusia tidak pernah sehat, dan semakin tumpul sehingga manusia semakin suka memberontak terhadap Tuhan, sampai sedemikian rupa hingga manusia bahkan menyalibkan Yesus dan menolak inkarnasi Tuhan pada akhir zaman untuk masuk ke dalam rumahnya, dan mengutuk daging inkarnasi Tuhan, dan memandang daging inkarnasi Tuhan sebagai sesuatu yang hina. Jika manusia memiliki sedikit saja kemanusiaan, dia tidak akan sedemikian kejamnya dalam memperlakukan daging inkarnasi Tuhan; jika dia memiliki sedikit saja akal, dia tidak akan sedemikian jahatnya dalam memperlakukan daging dari Tuhan yang berinkarnasi; jika dia memiliki sedikit saja hati nurani, dia tidak akan "berterima kasih" kepada Tuhan yang berinkarnasi dengan cara ini. Manusia hidup di zaman saat Tuhan menjadi manusia, tetapi manusia tidak mampu berterima kasih kepada Tuhan karena memberinya kesempatan yang begitu baik, malah mengutuk kedatangan Tuhan, atau sepenuhnya mengabaikan fakta tentang inkarnasi Tuhan, dan tampaknya menentang fakta tersebut dan jemu akan fakta tersebut. Terlepas dari bagaimana manusia menyikapi kedatangan Tuhan, singkatnya, Tuhan selalu melanjutkan pekerjaan-Nya dengan sabar—bahkan meskipun manusia belum sedikit pun bersikap ramah saat menyambut-Nya, dan secara membabi buta mengajukan permintaan kepada-Nya. Watak manusia telah menjadi sangat jahat, akalnya telah menjadi sangat tumpul, dan hati nuraninya telah sepenuhnya diinjak-injak oleh si jahat dan sudah sejak lama bukan lagi merupakan hati nurani manusia yang asli. Manusia bukan saja tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan yang berinkarnasi karena melimpahkan begitu banyak kasih karunia dan hidup kepada umat manusia, tetapi mereka bahkan merasa benci kepada Tuhan karena memberi kepada mereka kebenaran; itu karena manusia tidak memiliki sedikit pun ketertarikan pada kebenaran sehingga dia menjadi semakin membenci Tuhan. Manusia bukan saja tak mampu menyerahkan hidupnya bagi Tuhan yang berinkarnasi, tetapi mereka juga berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari-Nya, dan menuntut keuntungan yang puluhan kali lebih besar dari apa yang telah manusia berikan kepada Tuhan. Orang yang memiliki hati nurani dan akal seperti itu mengira bahwa ini bukan masalah besar, dan tetap saja percaya bahwa mereka telah berkorban begitu banyak untuk Tuhan, dan bahwa Tuhan telah memberi kepada mereka terlalu sedikit. Ada orang-orang yang setelah memberi-Ku semangkuk air, mengulurkan tangan mereka dan meminta-Ku membayar mereka seharga dua mangkuk susu, atau memberi-Ku sebuah kamar untuk satu malam, tetapi menuntut-Ku membayar sewa untuk beberapa malam. Dengan kemanusiaan seperti itu, dan hati nurani seperti itu, bagaimana mungkin engkau semua masih ingin mendapatkan kehidupan? Engkau sungguh makhluk celaka yang hina!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan"

84. Jika Aku tidak menyingkapkan keburukan di kedalaman hatimu, engkau masing-masing akan menaruh mahkota di atas kepalamu dan memberikan semua kemuliaan bagi dirimu sendiri. Naturmu yang congkak dan sombong mendorongmu untuk mengkhianati hati nuranimu sendiri, untuk memberontak dan menentang Kristus, dan menyingkapkan keburukanmu, sehingga dengan demikian menyingkapkan niat, gagasan, keinginanmu yang berlebihan, dan matamu yang penuh dengan keserakahan. Namun, engkau semua terus saja mengoceh tentang hasrat seumur hidupmu bagi pekerjaan Kristus, dan terus mengulang-ulang kebenaran yang dahulu kala diucapkan oleh Kristus. Inilah "iman"-mu—inilah "iman tanpa ketidakmurnian"-mu. Selama ini Aku telah menentukan standar yang ketat untuk manusia. Jika kesetiaanmu disertai niat dan persyaratan, Aku lebih baik tidak memiliki apa yang engkau sebut sebagai kesetiaan, karena Aku membenci mereka yang menipu-Ku melalui niat mereka dan memeras-Ku dengan persyaratan mereka. Aku hanya berharap agar manusia sepenuhnya setia kepada-Ku, dan melakukan segala sesuatu demi dan untuk membuktikan—satu kata ini: iman. Aku membenci penggunaan kata-kata manismu untuk berusaha membuat-Ku bersukacita, karena Aku selalu memperlakukanmu dengan penuh ketulusan, jadi Aku ingin engkau semua juga bertindak dengan iman yang sejati terhadap-Ku. Dalam soal iman, banyak orang mungkin berpikir bahwa mereka mengikuti Tuhan karena mereka memiliki iman, jika tidak, mereka tidak akan menanggung penderitaan semacam itu. Maka, Aku tanyakan ini kepadamu: jika engkau percaya akan keberadaan Tuhan, mengapa engkau tidak menghormati Dia? Jika engkau percaya akan keberadaan Tuhan, mengapa engkau tidak memiliki sedikit pun takut akan Tuhan di dalam hatimu? Engkau menerima bahwa Kristus adalah inkarnasi Tuhan, jadi mengapa engkau memandang rendah diri-Nya? Mengapa engkau bertindak begitu tidak hormat terhadap-Nya? Mengapa engkau secara terbuka menghakimi Dia? Mengapa engkau selalu mengintai gerak-gerik-Nya? Mengapa engkau tidak tunduk pada pengaturan-Nya? Mengapa engkau tidak bertindak sesuai dengan firman-Nya? Mengapa engkau berusaha memeras dan merampok persembahan bagi-Nya? Mengapa engkau berbicara mengatasnamakan Kristus? Mengapa engkau menilai apakah pekerjaan-Nya dan firman-Nya itu benar? Mengapa engkau berani menghujat Dia di belakang-Nya? Apakah hal-hal seperti inilah yang merupakan imanmu?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apakah Engkau Benar-benar Orang yang Percaya kepada Tuhan?"

85. Jika engkau menggunakan pemahamanmu sendiri untuk mengukur dan membatasi Tuhan, seolah-olah Tuhan adalah patung tanah liat yang tidak berubah, dan jika engkau sepenuhnya membatasi Tuhan dengan menggunakan batasan Alkitab dan menempatkan Dia dalam suatu lingkup kerja yang terbatas, ini membuktikan bahwa engkau semua telah mengutuk Tuhan. Karena orang Yahudi di zaman Perjanjian Lama menganggap Tuhan sebagai berhala, suatu wujud tak berubah yang mereka simpan di dalam hati mereka, seolah-olah Tuhan hanya bisa disebut Mesias, dan hanya Dia yang disebut Mesias yang bisa menjadi Tuhan, dan karena manusia melayani dan menyembah Tuhan seolah-olah Dia adalah patung tanah liat (tak bernyawa), mereka memaku Yesus saat itu di kayu salib, menjatuhkan hukuman mati kepada-Nya—dengan demikian Yesus yang tidak bersalah itu pun dihukum mati. Tuhan sama sekali tidak bersalah atas pelanggaran apa pun, tetapi manusia menolak mengampuni-Nya, dan bersikeras menjatuhkan hukuman mati kepada-Nya, sehingga Yesus pun disalibkan. Manusia selalu yakin bahwa Tuhan tidak berubah, dan membatasi Dia berdasarkan dari satu kitab saja, yaitu Alkitab, seolah-olah manusia memiliki pemahaman yang sempurna tentang pengelolaan Tuhan, seolah-olah manusia sudah memegang segala sesuatu yang Tuhan kerjakan dalam genggaman tangannya. Manusia sangat tidak masuk akal, sangat congkak, dan mereka semua ahli membesar-besarkan perkara. Betapapun hebatnya pengetahuanmu tentang Tuhan, Aku tetap berkata bahwa engkau tidak mengenal Dia, bahwa engkau adalah orang yang paling menentang Tuhan, dan bahwa engkau telah mengutuk Tuhan, karena engkau sama sekali tidak sanggup menaati pekerjaan Tuhan dan berjalan di jalan untuk disempurnakan Tuhan. Mengapa Tuhan tidak pernah puas dengan tindakan manusia? Karena manusia tidak mengenal Tuhan, karena manusia mempunyai terlalu banyak gagasan, dan karena pengetahuannya akan Tuhan sama sekali tidak selaras dengan kenyataan, melainkan secara membosankan mengulang-ulang tema yang sama tanpa variasi serta menggunakan pendekatan yang sama untuk setiap situasi. Karena itu, setelah turun ke bumi di zaman sekarang ini, Tuhan sekali lagi dipaku di kayu salib oleh manusia. Manusia sungguh kejam! Kelicikan dan intrik, perampasan dan perebutan satu sama lain, persaingan demi ketenaran dan kekayaan, pembantaian satu sama lain—kapankah semuanya ini akan berakhir? Sekalipun Tuhan telah mengucapkan ratusan ribu kata, tak seorang pun yang tersadar. Manusia bertindak hanya demi kepentingan keluarga dan putra-putri mereka, demi karier, prospek masa depan, kedudukan, kesombongan, dan uang, demi makanan, pakaian, dan kedagingan mereka. Namun adakah seorang pun yang tindakannya benar-benar demi kepentingan Tuhan? Bahkan di antara mereka yang bertindak demi Tuhan, hanya sedikit yang mengenal Tuhan. Berapa banyak orang yang tidak bertindak demi kepentingan diri mereka sendiri? Berapa banyak yang tidak menindas atau mengucilkan sesamanya untuk melindungi kedudukan mereka sendiri? Untuk alasan ini, Tuhan telah dijatuhi hukuman mati secara paksa berkali-kali, dan hakim kejam yang tak terhitung banyaknya telah menghukum Dia dan sekali lagi memakukan Dia di kayu salib. Berapa banyak yang bisa disebut orang benar karena mereka benar-benar bertindak demi Tuhan?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Orang Jahat Pasti akan Dihukum"

86. Bukankah banyak orang menentang Tuhan dan merintangi pekerjaan Roh Kudus karena mereka tidak mengetahui berbagai dan beragam pekerjaan Tuhan, dan lebih jauh lagi, karena mereka memiliki sedikit sekali pengetahuan dan doktrin yang mereka gunakan untuk mengukur pekerjaan Roh Kudus? Meskipun pengalaman orang-orang semacam ini dangkal, pada dasarnya, mereka congkak dan berpuas diri dan mereka memandang rendah pekerjaan Roh Kudus, mengabaikan pendisiplinan Roh Kudus, dan lebih dari itu, menggunakan argumen mereka yang usang dan remeh untuk "menegaskan" pekerjaan Roh Kudus. Mereka juga berlagak, dan sepenuhnya yakin akan pembelajaran dan pendidikan rohani mereka sendiri, dan yakin bahwa mereka bisa menjelajahi dunia. Bukankah orang-orang semacam ini adalah orang yang dipandang hina dan ditolak oleh Roh Kudus, dan bukankah mereka akan disingkirkan oleh zaman yang baru? Bukankah orang yang datang ke hadapan Tuhan dan menentang-Nya secara terbuka adalah orang-orang jahat yang bodoh dan tidak tahu apa-apa, yang hanya mencoba menunjukkan betapa pintarnya mereka? Dengan hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang Alkitab, mereka berusaha berperilaku liar di dunia "akademisi"; dengan hanya memiliki doktrin yang dangkal untuk mengajar orang, mereka berusaha memutarbalikkan pekerjaan Roh Kudus, dan berupaya membuat pekerjaan Roh Kudus itu hanya berkisar di sekitar proses berpikir mereka sendiri. Dengan pandangan mereka yang sempit, mereka berusaha melihat 6.000 tahun pekerjaan Tuhan dalam sekilas pandang saja. Orang-orang ini tidak punya akal sehat apa pun yang layak untuk disebutkan! Sebenarnya, semakin besar pengetahuan orang tentang Tuhan, semakin lambat mereka menghakimi pekerjaan-Nya. Selain itu, mereka hanya akan berbicara sedikit tentang pengetahuannya mengenai pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang, tetapi mereka tidak terburu-buru dalam menghakimi. Semakin sedikit pengetahuan orang tentang Tuhan, semakin mereka congkak dan terlalu percaya diri, dan semakin sembarangan mereka membuat pernyataan tentang wujud Tuhan—tetapi mereka hanya membicarakan teori, dan tidak menawarkan bukti nyata. Orang-orang semacam ini sama sekali tidak ada nilainya. Orang yang memandang pekerjaan Roh Kudus sebagai permainan adalah orang yang sembrono! Orang-orang yang tidak berhati-hati ketika mereka menghadapi pekerjaan baru Roh Kudus, yang terlalu banyak bicara, yang terlalu cepat menghakimi, yang memberi kebebasan pada temperamen mereka untuk menyangkal kebenaran pekerjaan Roh Kudus, dan yang juga menghina dan menghujatnya—bukankah orang-orang yang tidak hormat ini tidak tahu apa pun tentang pekerjaan Roh Kudus? Bukankah, lebih dari itu, mereka adalah orang-orang yang sangat congkak, yang pada dasarnya sombong dan tak dapat diatur? Bahkan jika tiba saatnya di mana orang-orang semacam ini menerima pekerjaan baru dari Roh Kudus, Tuhan tetap tidak akan menoleransi mereka. Mereka bukan saja memandang rendah orang-orang yang bekerja untuk Tuhan, tetapi mereka juga menghujat Tuhan itu sendiri. Orang-orang nekat seperti ini tidak akan diampuni, baik pada zaman ini maupun pada zaman yang akan datang, dan mereka akan selamanya binasa di neraka! Orang-orang yang kurang ajar dan manja ini berpura-pura percaya kepada Tuhan, dan semakin orang-orang bersikap seperti ini, semakin besar kemungkinan mereka untuk melanggar ketetapan administratif Tuhan. Bukankah semua orang congkak yang pada dasarnya tak terkendali, dan yang tidak pernah mematuhi siapa pun itu, semuanya menempuh jalan ini? Bukankah mereka menentang Tuhan hari demi hari, Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah usang?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenal Tiga Tahap Pekerjaan Tuhan adalah Jalan untuk Mengenal Tuhan"

87. Ketahuilah bahwa engkau semua menentang pekerjaan Tuhan, atau menggunakan gagasanmu sendiri untuk mengukur pekerjaan zaman sekarang, karena engkau semua tidak mengetahui prinsip pekerjaan Tuhan, dan karena perlakuanmu yang gegabah terhadap pekerjaan Roh Kudus. Penentanganmu terhadap Tuhan dan sikapmu yang merintangi pekerjaan Roh Kudus disebabkan oleh gagasanmu dan kecongkakan yang sudah melekat pada dirimu. Bukan karena pekerjaan Tuhan ini salah, tetapi karena pada dasarnya engkau semua terlalu tidak patuh. Setelah percaya kepada Tuhan, beberapa orang bahkan tidak bisa mengatakan dengan pasti dari mana manusia berasal, tetapi berani bicara di depan umum, menilai benar-salahnya pekerjaan Roh Kudus. Mereka bahkan menguliahi para rasulyang memiliki pekerjaan baru Roh Kudus, berkomentar dan bicara sembarangan; kemanusiaan mereka terlalu hina, dan tidak ada sedikit pun akal sehat dalam diri mereka. Tidakkah akan tiba hari ketika orang-orang semacam ini ditolak oleh pekerjaan Roh Kudus, dan dibakar oleh api neraka? Mereka tidak mengenal pekerjaan Tuhan, tetapi malah mengkritik pekerjaan-Nya, dan juga mencoba memberitahu Tuhan tentang bagaimana Dia seharusnya bekerja. Bagaimana orang-orang yang tak masuk akal itu bisa mengenal Tuhan? Manusia mengenal Tuhan selama proses mencari dan mengalami; bukan dengan mengkritik secara spontan manusia bisa mengenal Tuhan melalui pencerahan Roh Kudus. Semakin akurat pengetahuan orang tentang Tuhan, semakin sedikit mereka menentang-Nya. Sebaliknya, semakin sedikit orang mengenal Tuhan, semakin mereka cenderung untuk menentang Dia. Gagasanmu, natur lamamu, serta kemanusiaanmu, karakter dan pandangan moralmu adalah modal yang kaugunakan untuk menentang Tuhan, dan semakin rusak moralmu, menjijikkan kualitasmu, dan rendah kemanusiaanmu, semakin engkau menjadi musuh Tuhan. Orang yang memiliki gagasan kuat dan yang memiliki watak merasa diri paling benar, bahkan lebih lagi merupakan musuh Tuhan yang berinkarnasi; orang-orang semacam ini adalah antikristus. Jika gagasan-gagasanmu tidak diperbaiki, semua itu akan selalu bertentangan dengan Tuhan; engkau tidak akan pernah sesuai dengan Tuhan, dan akan selalu terpisah dari-Nya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenal Tiga Tahap Pekerjaan Tuhan adalah Jalan untuk Mengenal Tuhan"

88. Siapa pun yang tidak memahami tujuan pekerjaan Tuhan adalah orang yang menentang Tuhan, dan orang yang telah memahami tujuan pekerjaan Tuhan tetapi tetap tidak berupaya untuk memuaskan Tuhan adalah orang-orang yang bahkan lebih dianggap sebagai penentang Tuhan. Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tak seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selaras dengan kehendak Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja menghalangi mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Mereka mungkin tampak seperti "raga yang kuat", tetapi bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa mereka tidak lain adalah antikristus yang memimpin manusia untuk menentang Tuhan? Bagaimana para pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah setan-setan hidup yang didedikasikan untuk menelan jiwa manusia? Mereka yang memuliakan dirinya sendiri di hadirat Tuhan adalah orang-orang yang paling hina, sedangkan mereka yang merendahkan dirinya adalah orang-orang yang paling dihormati. Dan mereka yang berpikir bahwa mereka mengetahui pekerjaan Tuhan dan yang bahkan mampu menyatakan pekerjaan Tuhan kepada orang lain dengan gembar-gembor besar bahkan sementara mereka memandang langsung ke arah-Nya—mereka adalah orang-orang yang paling bodoh. Orang-orang semacam itu tidak memiliki kesaksian tentang Tuhan, congkak dan penuh kesombongan. Orang-orang yang percaya bahwa mereka memiliki pengenalan akan Tuhan yang terlalu sedikit, meskipun memiliki pengalaman aktual dan pengenalan yang nyata akan Tuhan, adalah mereka yang paling dikasihi-Nya. Hanya orang-orang semacam inilah yang benar-benar memiliki kesaksian dan benar-benar bisa disempurnakan Tuhan. Mereka yang tidak memahami kehendak Tuhan adalah para penentang Tuhan; mereka yang memahami kehendak Tuhan tetapi tidak melakukan kebenaran adalah para penentang Tuhan; mereka yang makan dan minum firman Tuhan tetapi menentang hakikat firman Tuhan adalah para penentang Tuhan; mereka yang memiliki gagasan tentang Tuhan yang berinkarnasi, dan bahkan memiliki pikiran untuk terlibat dalam pemberontakan adalah para penentang Tuhan; mereka yang menghakimi Tuhan adalah para penentang Tuhan; dan siapa pun yang tidak dapat mengenal Tuhan dan memberi kesaksian tentang-Nya adalah para penentang Tuhan. Jadi, Aku mendorong engkau semua: jika engkau semua benar-benar beriman bahwa engkau dapat menempuh jalan ini, teruslah berjalan mengikutinya. Namun jika engkau semua tidak dapat menahan diri untuk tidak menentang Tuhan, lebih baik tinggalkan jalan ini sebelum terlambat. Jika tidak, hal ini kemungkinan hal-hal menjadi buruk bagimu akan sangat besar, karena naturmu benar-benar sangat rusak. Tentang kesetiaan atau ketaatan, atau hati yang haus akan keadilan dan kebenaran, atau kasih kepada Tuhan, engkau tidak memilikinya bahkan sedikit pun. Dapat dikatakan bahwa kondisimu di hadapan Tuhan sama sekali kacau. Engkau tidak mampu mematuhi apa yang harus kaupatuhi, dan tidak dapat mengatakan apa yang harus kaukatakan. Apa yang seharusnya kauterapkan, gagal kau terapkan; dan fungsi yang seharusnya kaupenuhi, engkau tidak mampu memenuhinya. Engkau tidak memiliki kesetiaan, hati nurani, ketaatan, atau tekad yang seharusnya kaumiliki. Engkau belum menanggung penderitaan yang seharusnya kautanggung, dan engkau tidak memiliki iman yang seharusnya kaumiliki. Sederhananya, engkau sama sekali tidak memiliki jasa apa pun: apakah engkau tidak malu untuk terus hidup? Kuanjurkan kepadamu bahwa lebih baik engkau semua menutup mata untuk beristirahat selamanya, dengan demikian Tuhan tidak perlu mengkhawatirkanmu dan menderita demi dirimu. Engkau semua percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengetahui kehendak-Nya; engkau makan dan minum firman Tuhan tetapi tidak dapat memenuhi apa yang Tuhan tuntut dari manusia. Engkau percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengenal-Nya, dan terus hidup tanpa tujuan untuk diperjuangkan, tanpa nilai apa pun, tanpa makna apa pun. Engkau hidup sebagai manusia tetapi sama sekali tidak memiliki hati nurani, ketulusan, dan kejujuran—bisakah engkau semua masih menyebut dirimu manusia? Engkau percaya kepada Tuhan, tetapi menipu-Nya; bahkan, engkau mengambil uang Tuhan dan makan dari persembahan-Nya yang diberikan kepada-Nya. Namun, pada akhirnya engkau masih gagal untuk memperlihatkan kepedulian sedikit pun bagi perasaan Tuhan atau hati nurani yang paling lemah terhadap-Nya. Bahkan tuntutan Tuhan yang paling sepele pun tidak mampu kaupenuhi. Bisakah engkau semua masih menyebut dirimu manusia? Memakan makanan yang Tuhan sediakan untukmu dan menghirup oksigen yang Dia berikan kepadamu, menikmati kasih karunia-Nya, tetapi pada akhirnya, engkau tidak memiliki pengenalan akan Tuhan sedikit pun. Sebaliknya, engkau telah menjadi orang tidak berguna yang menentang Tuhan. Bukankah itu membuatmu menjadi binatang yang lebih rendah daripada anjing? Di antara binatang, adakah yang lebih jahat dari dirimu?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan"

89. Masalah terbesar dengan manusia adalah dia hanya mencintai hal-hal yang tidak dapat dilihat atau disentuhnya, hal-hal yang sangat misterius dan menakjubkan, dan hal-hal yang tidak terbayangkan oleh manusia dan tidak terjangkau oleh manusia biasa. Semakin tidak realistis hal-hal ini, semakin manusia menganalisisnya, bahkan mereka mengejarnya tanpa memedulikan yang lainnya, dan berusaha memperolehnya. Semakin tidak realistis hal-hal ini, semakin cermat manusia meneliti dan menganalisisnya, bahkan hingga menyusun gagasannya sendiri yang sangat lengkap tentang itu. Sebaliknya, semakin realistis sesuatu, semakin manusia meremehkannya; mereka hanya memandang rendah hal itu, dan bahkan menghinanya. Bukankah demikian sikapmu terhadap pekerjaan realistis yang Kulakukan saat ini? Semakin realistis pekerjaan itu, semakin engkau semua berprasangka buruk terhadapnya. Engkau tidak meluangkan waktu sedikit pun untuk memeriksanya, tetapi sama sekali mengabaikannya; engkau memandang rendah tuntutan yang berstandar rendah dan realistis ini, dan bahkan menyimpan banyak gagasan tentang Tuhan yang paling nyata ini, dan sama sekali tidak mampu menerima kenyataan dan kenormalan-Nya. Dengan demikian, bukankah engkau semua memiliki kepercayaan yang samar? Engkau semua memiliki kepercayaan yang tak tergoyahkan terhadap Tuhan yang samar pada zaman dahulu, dan tidak berminat pada Tuhan yang nyata di zaman sekarang. Bukankah ini karena Tuhan zaman dahulu dan Tuhan zaman sekarang berasal dari dua era yang berbeda? Bukankah ini juga karena Tuhan zaman dahulu adalah Tuhan yang agung dari surga, sedangkan Tuhan zaman sekarang adalah manusia yang kecil di bumi? Selain itu, bukankah ini karena Tuhan yang disembah oleh manusia pada zaman dahulu adalah Tuhan yang dilahirkan oleh gagasannya sendiri, sedangkan Tuhan zaman sekarang yang berwujud daging yang nyata, dihasilkan di bumi, dilahirkan di bumi? Akhirnya, bukankah ini karena Tuhan zaman sekarang terlalu nyata sehingga manusia tidak mengejar Dia? Karena apa yang dikehendaki Tuhan zaman sekarang dari manusia justru adalah hal-hal yang paling enggan dilakukan manusia, dan yang membuat mereka merasa malu. Bukankah hal ini membuat segalanya menjadi sulit bagi manusia? Bukankah hal ini menyingkapkan luka manusia? Dengan demikian, banyak dari mereka yang tidak mengejar kenyataan menjadi musuh Tuhan yang berinkarnasi, menjadi antikristus. Bukankah ini sebuah fakta yang jelas? Di masa lalu, ketika Tuhan belum menjadi daging, engkau mungkin adalah seorang pemuka agama, atau seorang percaya yang taat. Setelah Tuhan menjadi daging, banyak orang percaya yang taat itu tanpa sadar menjadi antikristus. Apakah engkau tahu apa yang sedang terjadi di sini? Dalam kepercayaanmu kepada Tuhan, engkau tidak berkonsentrasi pada kenyataan atau mengejar kebenaran, melainkan terobsesi dengan kebohongan—bukankah ini merupakan sumber yang paling jelas dari permusuhanmu kepada Tuhan yang berinkarnasi?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Orang yang Mengenal Tuhan dan Pekerjaan-Nya yang Dapat Memuaskan Tuhan"

90. Sebelum berhubungan dengan Kristus, engkau mungkin yakin bahwa watakmu telah berubah sepenuhnya, bahwa engkau adalah pengikut setia Kristus, bahwa tidak seorang pun lebih layak menerima berkat-berkat Kristus dibandingkan dirimu—dan bahwa, setelah menempuh perjalanan panjang, setelah melakukan banyak pekerjaan, dan menghasilkan banyak buah, engkau pasti akan menjadi salah seorang dari mereka yang pada akhirnya akan menerima mahkota. Namun ada satu kebenaran yang mungkin tidak engkau ketahui: watak manusia yang rusak dan pemberontakan serta penentangannya tersingkap ketika dia melihat Kristus, dan pemberontakan serta penentangan yang tersingkap kali ini akan disingkapkan secara lebih menyeluruh dan sepenuhnya dibandingkan pada saat lain apa pun. Karena Kristus adalah Anak Manusia—Anak Manusia yang memiliki kemanusiaan yang normal—maka manusia tidak menghargai ataupun menghormati-Nya. Oleh karena Tuhan hidup dalam daginglah, maka pemberontakan manusia tersingkap dengan sedemikian menyeluruhnya dan dengan kejelasan yang sedemikian terperincinya. Karena itulah Kukatakan bahwa kedatangan Kristus telah membongkar semua pemberontakan manusia dan telah membuat natur manusia terpapar dengan sangat jelas. Inilah yang disebut "mengumpan harimau turun gunung" dan "memancing serigala keluar dari gua." Beranikah engkau mengatakan bahwa engkau setia kepada Tuhan? Beranikah engkau mengatakan bahwa engkau telah menunjukkan ketaatan mutlak kepada Tuhan? Beranikah engkau mengatakan bahwa engkau tidak suka memberontak? Ada orang-orang yang berkata: "Kapan pun Tuhan menempatkan aku dalam suatu lingkungan baru, aku selalu taat tanpa bersungut-sungut, dan terlebih lagi aku tidak memiliki gagasan tentang Tuhan." Ada pula yang berkata: "Apa pun yang Tuhan tugaskan kepadaku, aku melakukannya sekuat kemampuanku dan tidak pernah lalai." Dalam hal ini, Aku menanyakan ini kepadamu: dapatkah engkau semua sesuai dengan Kristus saat engkau hidup berdampingan dengan-Nya? Dan berapa lama engkau semua dapat hidup sesuai dengan Dia? Satu hari? Dua hari? Satu jam? Dua jam? Imanmu memang patut dipuji, tetapi engkau semua tidak cukup teguh dalam hal ketekunan. Ketika engkau benar-benar hidup bersama Kristus, sikapmu yang merasa diri benar dan merasa diri penting akan tersingkap sedikit demi sedikit lewat ucapan dan tindakanmu, demikian pula hasratmu yang berlebihan, pola pikirmu yang tidak taat, dan ketidakpuasanmu secara alami akan tersingkap. Akhirnya, kecongkakanmu akan menjadi jauh lebih besar, sampai ketidakselarasanmu dengan Kristus sudah ibarat air dan api, dan setelah itulah, naturmu akan tersingkap sepenuhnya. Pada saat itu, gagasanmu tidak lagi terselubungi, keluhan-keluhanmu pun akan terucap spontan, dan kemanusiaanmu yang hina akan tersingkap sepenuhnya. Kendati demikian, engkau tetap saja menolak mengakui pemberontakanmu sendiri, yakin bahwa Kristus yang seperti ini tidak gampang diterima oleh manusia, bahwa Dia terlalu menuntut terhadap manusia, dan bahwa engkau akan tunduk sepenuhnya jikalau Dia adalah Kristus yang lebih ramah. Engkau semua percaya bahwa pemberontakanmu itu bisa dibenarkan, bahwa engkau semua hanya memberontak terhadap-Nya ketika Dia mendesakmu terlalu jauh. Tidak pernah satu kali pun engkau semua mempertimbangkan bahwa engkau tidak memandang Kristus sebagai Tuhan, bahwa engkau tidak punya niat untuk menaati Dia. Sebaliknya, dengan keras kepala engkau bersikeras bahwa Kristus harus bekerja sesuai dengan keinginanmu, dan begitu Dia melakukan satu hal saja yang tidak sesuai dengan pikiranmu sendiri, engkau yakin bahwa Dia bukanlah Tuhan, melainkan manusia. Bukankah banyak di antaramu yang telah menentang Dia dengan cara ini? Lagi pula, kepada siapa engkau percaya? Dan dengan cara bagaimana engkau mencari?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Tidak Sesuai dengan Kristus Pasti Merupakan Lawan Tuhan"

91. Engkau semua selalu ingin melihat Kristus, tetapi Aku mendesakmu untuk tidak menganggap dirimu setinggi itu; siapa pun boleh melihat Kristus, tetapi tidak ada yang benar-benar layak untuk melihat Kristus. Karena natur manusia sarat dengan kejahatan, kecongkakan dan pemberontakan, pada saat engkau melihat Kristus, naturmu akan menghancurkan dan membinasakanmu. Hubunganmu dengan seorang saudara (atau saudari) mungkin tidak memperlihatkan banyak tentang dirimu, tetapi tidak sesederhana itu ketika engkau berhubungan dengan Kristus. Kapan pun, gagasanmu bisa berakar, kecongkakanmu mulai bertunas, dan pemberontakanmu menghasilkan buah ara. Bagaimana mungkin engkau dengan kemanusiaan yang seperti itu layak untuk bersekutu dengan Kristus? Apakah engkau sungguh-sungguh mampu memperlakukan Dia sebagai Tuhan di setiap saat setiap harinya? Akankah engkau sungguh-sungguh memiliki kenyataan tunduk kepada Tuhan? Di dalam hatimu, engkau semua menyembah Tuhan yang tinggi luhur itu sebagai Yahweh, tetapi menganggap Kristus yang kelihatan itu sebagai manusia. Akalmu terlalu rendah dan kemanusiaanmu terlalu hina! Engkau semua tidak mampu untuk selalu memandang Kristus sebagai Tuhan; hanya kadang-kadang saja, saat engkau ingin melakukannya, barulah engkau semua berpegang kepada-Nya dan menyembah-Nya sebagai Tuhan. Inilah sebabnya Kukatakan bahwa engkau semua bukan orang yang percaya kepada Tuhan, melainkan komplotan orang-orang yang menentang Kristus. Bahkan manusia yang menunjukkan kebaikan kepada sesamanya menerima balasan, tetapi Kristus, yang telah melakukan pekerjaan seperti itu di tengah-tengahmu, tidak menerima baik kasih, maupun balasan ataupun ketundukan manusia. Bukankah ini hal yang sangat memilukan?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Tidak Sesuai dengan Kristus Pasti Merupakan Lawan Tuhan"

92. Mungkin saja selama bertahun-tahun beriman kepada Tuhan, engkau belum pernah mengutuki siapa pun atau melakukan sesuatu yang jahat, tetapi dalam persekutuanmu dengan Kristus, engkau tidak mampu mengatakan kebenaran, berlaku jujur, atau menaati firman Kristus; dalam hal itu, Kukatakan bahwa engkau orang paling jahat dan berbahaya sedunia. Engkau mungkin sangat ramah dan setia kepada keluarga, sahabat, isteri (atau suami), putra-putri, dan orang tuamu, dan tidak pernah memanfaatkan orang lain, tetapi jika engkau tidak mampu menjadi sesuai dengan Kristus, jika engkau tidak mampu berinteraksi secara harmonis dengan-Nya, maka sekalipun engkau menolong sesamamu dengan semua yang ada padamu atau merawat ayah, ibu, dan anggota keluargamu dengan cermat, Aku akan tetap menyebutmu jahat, dan terlebih lagi, menyebutmu penuh dengan tipu muslihat yang licik. Jangan merasa dirimu sesuai dengan Kristus hanya karena engkau bisa bergaul dengan orang lain atau melakukan beberapa perbuatan baik. Apa kau kira niat beramalmu bisa membuatmu menerima berkat-berkat Surgawi? Apa kau pikir melakukan beberapa perbuatan baik dapat menjadi pengganti ketaatanmu? Tidak seorang pun di antaramu mampu menerima penanganan dan pemangkasan, dan engkau semua merasa sulit menerima kemanusiaan normal Kristus, meskipun engkau terus menerus meneriakkan ketaatanmu kepada Tuhan. Imanmu yang seperti itu akan menyebabkanmu menerima balasan yang setimpal. Berhentilah memanjakan diri dalam ilusi khayalanmu dan berhentilah berharap melihat Kristus, karena tingkat pertumbuhanmu terlalu kecil, sedemikian kecilnya hingga engkau sama sekali tidak layak untuk melihat-Nya. Ketika engkau telah dibersihkan secara menyeluruh dari pemberontakanmu, dan mampu selaras dengan Kristus, pada saat itulah, Tuhan tentu saja akan menampakkan diri kepadamu. Jika engkau bermaksud melihat Tuhan tanpa mengalami pemangkasan atau penghakiman, maka engkau pasti akan menjadi lawan Tuhan dan ditetapkan untuk dibinasakan. Natur manusia pada dasarnya bermusuhan dengan Tuhan, karena semua manusia telah menjadi sasaran kerusakan Iblis yang paling mendalam. Jika manusia mencoba bersekutu dengan Tuhan dari tengah kerusakannya sendiri, sudah pasti tidak ada hal baik dapat muncul dari hal ini; tindakan dan perkataannya pasti akan setiap saat menyingkapkan kerusakannya, dan ketika bersekutu dengan Tuhan, pemberontakannya akan tersingkap di segala aspek. Tanpa sadar manusia kemudian menentang Kristus, menipu Kristus, dan meninggalkan Kristus; pada saat ini terjadi, manusia akan berada dalam keadaan yang lebih membahayakan, dan jika ini terus berlanjut, dia akan menjadi sasaran penghukuman.

Sebagian orang percaya apabila persekutuan dengan Tuhan sedemikian berbahayanya, maka akan lebih bijaksana jika menjaga jarak dengan Tuhan. Apa yang mungkin didapatkan oleh orang-orang seperti ini? Dapatkah mereka setia kepada Tuhan? Tentu saja, persekutuan dengan Tuhan itu sangat sulit—tetapi itu karena manusia sudah rusak, bukan karena Tuhan tidak mampu bersekutu dengan manusia. Sebaiknya engkau semua mencurahkan lebih banyak upaya untuk mengetahui kebenaran tentang mengenal dirimu sendiri. Mengapa engkau semua tidak berkenan bagi Tuhan? Mengapa watakmu adalah kejijikan bagi-Nya? Mengapa perkataanmu membangkitkan kebencian-Nya? Begitu engkau semua telah menunjukkan sedikit kesetiaan, engkau memuji dirimu sendiri dan menuntut upah untuk sumbangsih kecilmu; engkau memandang rendah orang lain ketika mampu memperlihatkan sedikit ketaatan, dan menjadi sombong di hadapan Tuhan setelah menyelesaikan tugas kecil. Karena menyambut Tuhan, engkau semua meminta uang, hadiah, dan pujian. Hatimu sakit ketika memberikan satu atau dua koin; lalu ketika memberi sepuluh koin, engkau semua berharap mendapat berkat dan diistimewakan dari yang lain. Kemanusiaan seperti itu benar-benar menjijikkan untuk dibicarakan atau didengarkan. Adakah yang layak dipuji dari perkataan dan tindakanmu? Mereka yang melakukan tugasnya dan yang tidak; mereka yang memimpin dan yang mengikuti; mereka yang menyambut Tuhan dan yang tidak; mereka yang memberi sumbangan dan yang tidak; mereka yang berkhotbah dan yang menerima firman, dan seterusnya: manusia-manusia seperti itu semuanya mencari pujian bagi diri mereka sendiri. Tidakkah menurutmu ini menggelikan? Sekalipun mengetahui sepenuhnya bahwa engkau percaya kepada Tuhan, engkau tidak dapat hidup sesuai dengan Tuhan. Sekalipun mengetahui sepenuhnya bahwa engkau sama sekali tidak layak, engkau tetap saja menyombong. Tidakkah engkau semua merasa bahwa akalmu sudah tumpul sedemikian rupa sampai-sampai engkau tidak lagi punya pengendalian diri? Dengan akal seperti ini, bagaimana mungkin engkau layak bersekutu dengan Tuhan? Di saat genting ini, tidakkah engkau semua cemas akan dirimu sendiri? Watakmu telah sedemikian merosot sampai-sampai engkau tidak mampu untuk sesuai dengan Tuhan. Dengan demikian, bukankah imanmu itu menggelikan? Bukankah imanmu itu tidak masuk akal? Bagaimana engkau akan menghadapi masa depanmu? Bagaimana engkau akan memilih jalan yang harus engkau lalui?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Tidak Sesuai dengan Kristus Pasti Merupakan Lawan Tuhan"

93. Sebagian orang tidak bersukacita dalam kebenaran, apalagi dalam penghakiman. Sebaliknya, mereka bersukacita dalam kekuasaan dan kekayaan; orang-orang seperti itu disebut para pencari kekuasaan. Mereka hanya mencari denominasi-denominasi di dunia yang berpengaruh dan mereka mencari para pendeta serta pengajar yang berasal dari seminari. Meskipun telah menerima jalan kebenaran, mereka hanya separuh percaya; mereka tidak mampu menyerahkan segenap hati dan pikiran mereka, mulut mereka mengatakan tentang mempersembahkan diri bagi Tuhan, tetapi mata mereka berfokus pada para pendeta dan pengajar yang termasyhur, dan mereka memandang Kristus sebelah mata. Hati mereka terpaku pada ketenaran, kemakmuran, dan kemuliaan. Mereka berpikir tidak mungkin orang yang sedemikian kecilnya mampu menaklukkan begitu banyak orang, orang yang sedemikian biasa-biasa saja mampu menyempurnakan manusia. Mereka berpikir tidak mungkin orang-orang ini yang bukan siapa-siapa di antara debu dan tumpukan kotoran adalah orang-orang Tuhan pilih. Mereka percaya jika orang-orang seperti itu adalah sasaran penyelamatan Tuhan, maka langit dan bumi akan jungkir balik dan semua orang akan tertawa terbahak-bahak. Mereka percaya jika Tuhan memilih orang-orang yang sedemikian tidak ada apa-apanya untuk disempurnakan, berarti orang-orang hebat itu akan menjadi Tuhan itu sendiri. Perspektif mereka tercemar oleh ketidakpercayaan; lebih dari sekadar tidak percaya, mereka sesungguhnya adalah binatang buas yang tidak masuk akal. Karena mereka hanya menghargai status, gengsi, dan kekuasaan, dan mereka hanya menjunjung tinggi kelompok dan denominasi yang besar. Mereka tidak sedikit pun menghargai orang-orang yang dipimpin oleh Kristus; mereka benar-benar pengkhianat yang telah berpaling dari Kristus, dari kebenaran, dan hidup.

Apa yang engkau kagumi bukanlah kerendahhatian Kristus, melainkan gembala-gembala palsu yang berkedudukan menonjol. Engkau tidak memuja keindahan ataupun hikmat Kristus, melainkan memuja orang-orang cabul yang bersekutu dengan dunia yang keji. Engkau menertawakan penderitaan Kristus yang tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya, tetapi mengagumi mayat-mayat yang berburu persembahan dan hidup dalam pesta pora. Engkau tidak bersedia menderita bersama Kristus, tetapi dengan senang hati pergi ke pelukan para antikristus yang sembrono itu, meskipun mereka hanya memberimu daging, kata-kata, dan kendali. Bahkan sekarang pun, hatimu masih mengarah kepada mereka, pada reputasi mereka, status mereka, dan pengaruh mereka. Dan lagi engkau terus memiliki sikap yang menganggap pekerjaan Kristus terlalu berat untuk dipahami dan engkau tidak bersedia menerimanya. Inilah mengapa Aku berkata bahwa engkau tidak memiliki iman untuk mengakui Kristus. Alasanmu mengikut Dia sampai hari ini hanyalah karena engkau tidak punya pilihan lain. Di dalam hatimu, selamanya menjulang banyak gambaran mulia; engkau tidak dapat melupakan setiap kata dan perbuatan mereka, juga perkataan serta tangan mereka yang berpengaruh. Di dalam hatimu, mereka selamanya agung dan selamanya pahlawan. Namun tidaklah demikian bagi Kristus zaman sekarang. Di dalam hatimu, Dia selamanya tidak penting, dan selamanya tidak layak untuk dihormati. Karena Dia terlalu biasa, pengaruhnya terlalu kecil, dan jauh dari mulia.

Bagaimanapun juga, Aku mengatakan bahwa semua orang yang tidak menghargai kebenaran adalah orang-orang tidak percaya dan pengkhianat kebenaran. Orang-orang seperti itu tidak akan pernah menerima perkenanan Kristus. Sudahkah engkau sekarang mengetahui seberapa banyak ketidakpercayaan yang ada dalam dirimu, dan seberapa banyak pengkhianatan terhadap Kristus yang ada dalam dirimu? Dengan demikian, Aku menasihatimu: karena engkau telah memilih jalan kebenaran, maka engkau harus mengabdikan dirimu sepenuh hati; jangan bimbang atau setengah hati. Engkau harus memahami bahwa Tuhan bukanlah milik dunia atau siapa pun, melainkan milik semua orang yang benar-benar percaya kepada-Nya, semua orang yang menyembah-Nya, dan semua orang yang mengabdikan diri serta setia kepada-Nya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apakah Engkau Benar-benar Orang yang Percaya kepada Tuhan?"

94. Banyak orang yang mengikut Tuhan hanya peduli dengan bagaimana memperoleh berkat atau menghindari bencana. Begitu pekerjaan dan pengaturan Tuhan disebut, mereka terdiam dan kehilangan minat. Mereka berpikir bahwa memahami perkara yang membosankan semacam itu tidak akan membantu kehidupan mereka untuk bertumbuh atau memberikan manfaat apa pun. Akibatnya, walaupun mereka telah mendengar tentang pengelolaan Tuhan, mereka tidak terlalu mengindahkannya. Mereka tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu yang berharga untuk diterima, apalagi menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka. Orang-orang semacam itu memiliki satu tujuan yang sangat sederhana dalam mengikut Tuhan, dan tujuan itu adalah untuk memperoleh berkat. Orang-orang semacam itu tidak bisa diminta untuk memperhatikan hal lain yang tidak melibatkan tujuan ini secara langsung. Bagi mereka, tidak ada tujuan yang lebih sah daripada percaya kepada Tuhan untuk memperoleh berkat—inilah inti dari iman mereka. Jika sesuatu tidak berkontribusi untuk tujuan ini, mereka tetap tidak tergerak olehnya. Inilah yang terjadi dengan kebanyakan orang yang percaya kepada Tuhan pada masa kini. Tujuan dan niat mereka kelihatannya benar, karena bersamaan dengan percaya kepada Tuhan, mereka juga mengorbankan diri untuk Tuhan, mempersembahkan diri mereka kepada Tuhan, dan melaksanakan tugas mereka. Mereka meninggalkan masa muda mereka, meninggalkan keluarga dan pekerjaan, dan bahkan menghabiskan waktu bertahun-tahun menyibukkan diri jauh dari rumah. Demi tujuan akhir mereka, mereka mengubah minat mereka, pandangan mereka tentang hidup, dan bahkan mengubah arah yang mereka tempuh, tetapi mereka tidak dapat mengubah tujuan kepercayaan mereka kepada Tuhan. Mereka sangat sibuk menggapai cita-cita mereka sendiri; sejauh apa pun jalannya, dan sebanyak apa pun kesulitan dan rintangan yang ada di sepanjang jalan, mereka tetap tekun dan tidak takut mati. Kekuatan apa yang mendorong mereka untuk terus mendedikasikan diri mereka seperti ini? Apakah hati nurani mereka? Apakah karakter mereka yang agung dan mulia? Apakah tekad mereka untuk melawan kekuatan jahat sampai pada akhirnya? Apakah iman mereka yang membuat mereka memberikan kesaksian tentang Tuhan tanpa mencari upah? Apakah kesetiaan mereka yang membuat mereka rela menyerahkan segalanya untuk melakukan kehendak Tuhan? Ataukah semangat pengabdian mereka yang membuat mereka selalu meninggalkan keinginan pribadi mereka yang berlebih-lebihan? Bagi seseorang yang tidak pernah memahami pekerjaan pengelolaan Tuhan, untuk tetap berkorban begitu banyak, sungguh sebuah keajaiban yang menakjubkan! Untuk saat ini, kita tidak perlu membahas berapa banyak yang telah diberikan oleh orang-orang ini. Meskipun demikian, perilaku mereka sangat layak untuk dianalisis. Selain dari keuntungan yang berhubungan sangat erat dengan mereka, mungkinkah ada alasan lain mengapa orang-orang yang tidak pernah memahami Tuhan mau berkorban begitu banyak bagi-Nya? Dalam hal ini, kita menemukan masalah yang sebelumnya tidak teridentifikasi: hubungan manusia dengan Tuhan semata-mata demi kepentingan diri sendiri. Hubungan ini adalah hubungan antara penerima dan pemberi berkat. Sederhananya, hubungan ini seperti hubungan antara karyawan dan majikan. Karyawan bekerja hanya untuk menerima upah yang diberikan oleh majikannya. Dalam hubungan semacam ini, tidak ada kasih sayang, hanya ada transaksi. Tidak ada tindakan mencintai dan dicintai, hanya ada derma dan belas kasihan. Tidak ada pengertian, hanya ada kemarahan terpendam dan tipu daya. Tidak ada keintiman, hanya ada jurang yang tak bisa diseberangi. Sekarang setelah segala sesuatunya telah sampai pada titik ini, siapakah yang mampu membalikkan arah semacam ini? Dan berapa banyakkah orang yang benar-benar mampu memahami betapa buruknya hubungan ini? Aku yakin bahwa ketika orang membenamkan diri dalam kegembiraan karena diberkati, tak seorang pun yang dapat membayangkan betapa memalukan dan tidak sedap dipandangnya hubungan dengan Tuhan yang seperti ini.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 3: Manusia Hanya Dapat Diselamatkan di Tengah Pengelolaan Tuhan"

95. Hal yang paling menyedihkan mengenai kepercayaan umat manusia kepada Tuhan adalah bahwa manusia melakukan pengelolaannya sendiri di tengah-tengah pekerjaan Tuhan dan tidak mengindahkan pengelolaan Tuhan. Kegagalan manusia yang terbesar terletak pada fakta bahwa, sementara mereka berusaha untuk tunduk kepada Tuhan dan menyembah Dia, manusia membangun tempat tujuannya sendiri dan merencanakan bagaimana menerima berkat terbesar dan tempat tujuan yang terbaik. Bahkan jika orang memahami betapa malang, menjijikkan, dan menyedihkannya keadaan mereka, berapa banyakkah yang rela meninggalkan cita-cita dan harapan mereka? Dan siapakah yang dapat menghentikan langkah mereka sendiri dan berhenti dari hanya memikirkan diri mereka sendiri? Tuhan membutuhkan orang-orang yang mau bekerja sama secara dekat dengan-Nya untuk menyelesaikan pengelolaan-Nya. Dia membutuhkan orang-orang yang mau tunduk kepada-Nya dengan mengabdikan seluruh pikiran dan tubuh mereka untuk pekerjaan pengelolaan-Nya. Dia tidak membutuhkan orang-orang yang mengulurkan tangan mereka untuk memohon kepada-Nya setiap hari, apalagi orang-orang yang hanya memberi sedikit dan kemudian menunggu untuk diberi upah. Tuhan memandang rendah orang-orang yang hanya memberikan kontribusi kecil dan kemudian berpuas diri dengan pencapaian mereka. Dia membenci orang-orang berdarah dingin yang tidak membenci pengelolaan-Nya dan hanya ingin berbicara tentang pergi ke surga dan mendapatkan berkat. Dia bahkan memiliki kebencian yang lebih besar terhadap mereka yang memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh pekerjaan yang dilakukan-Nya dalam menyelamatkan umat manusia. Itu karena orang-orang ini tidak pernah peduli tentang apa yang Tuhan ingin capai dan dapatkan melalui pekerjaan pengelolaan-Nya. Mereka hanya peduli dengan bagaimana mereka dapat memanfaatkan kesempatan yang disediakan oleh pekerjaan Tuhan untuk mendapatkan berkat. Mereka tidak memedulikan hati Tuhan, dan sepenuhnya disibukkan dengan prospek dan nasib mereka sendiri. Orang-orang yang membenci pekerjaan pengelolaan Tuhan dan sama sekali tidak memiliki minat pada bagaimana Tuhan menyelamatkan umat manusia serta kehendak-Nya, hanya melakukan apa yang menyenangkan mereka dengan cara yang terlepas dari pekerjaan pengelolaan Tuhan. Perilaku mereka tidak diingat atau diperkenan Tuhan, apalagi dipandang baik oleh Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 3: Manusia Hanya Dapat Diselamatkan di Tengah Pengelolaan Tuhan"

96. Perbuatan-perbuatan-Ku lebih banyak daripada butiran pasir di pantai, dan hikmat-Ku melampaui semua keturunan Salomo, tetapi manusia hanya menganggap-Ku sebagai tabib yang tak berarti dan guru manusia yang tak dikenal! Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya agar Aku dapat menyembuhkan mereka. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya agar Aku dapat menggunakan kuasa-Ku untuk mengusir roh-roh najis dari tubuh mereka, dan begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya supaya mereka dapat menerima damai dan sukacita dari-Ku. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya untuk menuntut lebih banyak kekayaan materi dari-Ku. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya untuk menjalani hidup ini dengan damai dan agar aman dan selamat di dunia yang akan datang. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku untuk menghindari penderitaan neraka dan menerima berkat-berkat surga. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya demi kenyamanan sementara, tetapi tidak berusaha memperoleh apa pun dari dunia yang akan datang. Saat Aku menjatuhkan murka-Ku ke atas manusia dan mengambil semua sukacita dan damai yang pernah mereka miliki, manusia menjadi bimbang. Saat Aku memberi kepada manusia penderitaan neraka dan menarik kembali berkat-berkat surga, rasa malu manusia berubah menjadi amarah. Saat manusia meminta-Ku untuk menyembuhkan mereka, Aku tidak memedulikan dan merasakan kebencian terhadap mereka; manusia meninggalkan-Ku untuk mencari cara pengobatan lewat perdukunan dan ilmu sihir. Saat Aku mengambil semua yang telah manusia tuntut dari-Ku, semua orang menghilang tanpa jejak. Maka dari itu, Aku berkata bahwa manusia beriman kepada-Ku karena Aku memberi terlalu banyak kasih karunia, dan ada terlalu banyak yang bisa didapatkan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apa yang Kauketahui tentang Iman?"

97. Engkau berharap bahwa imanmu kepada Tuhan tidak akan mendatangkan tantangan atau kesengsaraan, ataupun kesulitan sekecil apa pun. Engkau selalu mengejar hal-hal yang tidak berharga, dan tidak menghargai hidup, melainkan menempatkan pikiran yang terlalu muluk-muluk di atas kebenaran. Engkau sungguh tidak berharga! Engkau hidup seperti babi—apa bedanya antara engkau, babi, dan anjing? Bukankah mereka yang tidak mengejar kebenaran, melainkan mengasihi daging, adalah binatang buas? Bukankah mereka yang mati, tanpa roh, adalah mayat berjalan? Berapa banyak firman yang telah disampaikan di antara engkau sekalian? Apakah hanya sedikit pekerjaan yang dilakukan di antaramu? Berapa banyak yang telah Kuberikan di antaramu? Lalu mengapa engkau tidak mendapatkannya? Apa yang harus engkau keluhkan? Bukankah engkau tidak mendapatkan apa-apa karena engkau terlalu mengasihi daging? Dan bukankah ini karena pikiranmu yang terlalu muluk-muluk? Bukankah karena engkau terlalu bodoh? Jika engkau tidak mampu memperoleh berkat-berkat ini, dapatkah engkau menyalahkan Tuhan karena tidak menyelamatkanmu? Hal yang engkau kejar adalah agar bisa memperoleh kedamaian setelah percaya kepada Tuhan, agar anak-anakmu bebas dari penyakit, suamimu memiliki pekerjaan yang baik, putramu menemukan istri yang baik, putrimu mendapatkan suami yang layak, lembu dan kudamu dapat membajak tanah dengan baik, cuaca bagus selama satu tahun untuk hasil panenmu. Inilah yang engkau cari. Pengejaranmu hanyalah untuk hidup dalam kenyamanan, supaya tidak ada kecelakaan menimpa keluargamu, angin badai berlalu darimu, wajahmu tak tersentuh oleh debu pasir, hasil panen keluargamu tidak dilanda banjir, terhindar dari bencana, hidup dalam dekapan Tuhan, hidup dalam sarang yang nyaman. Seorang pengecut sepertimu, yang selalu mengejar daging—apa engkau punya hati, apa engkau punya roh? Bukankah engkau adalah binatang buas? Aku memberimu jalan yang benar tanpa meminta imbalan apa pun, tetapi engkau tidak mengejarnya. Apakah engkau salah satu dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan? Aku memberikan kehidupan manusia yang nyata kepadamu, tetapi engkau tidak mengejarnya. Apakah engkau tidak ada bedanya dari babi atau anjing? Babi tidak mengejar kehidupan manusia, mereka tidak berupaya supaya ditahirkan, dan mereka tidak mengerti makna hidup. Setiap hari, setelah makan sampai kenyang, mereka hanya tidur. Aku telah memberimu jalan yang benar, tetapi engkau belum mendapatkannya. Tanganmu kosong. Apakah engkau bersedia melanjutkan kehidupan ini, kehidupan seekor babi? Apa pentingnya orang-orang seperti itu hidup? Hidupmu hina dan tercela, engkau hidup di tengah-tengah kecemaran dan kecabulan, dan tidak mengejar tujuan apa pun; bukankah hidupmu paling tercela? Apakah engkau masih berani memandang Tuhan? Jika engkau terus mengalami dengan cara demikian, bukankah engkau tidak akan memperoleh apa-apa? Jalan yang benar telah diberikan kepadamu, tetapi apakah pada akhirnya engkau dapat memperolehnya, itu tergantung pada pengejaran pribadimu sendiri.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"

98. Dalam pengalaman hidup manusia, mereka sering memikirkan diri mereka sendiri, aku telah menyerahkan keluarga dan karierku untuk Tuhan, lalu, apa yang telah Dia berikan kepadaku? Aku harus menghitungnya, dan memastikan—sudahkah aku menerima berkat baru-baru ini? Aku telah memberikan banyak hal selama waktu ini, aku telah berlari dan berlari, dan telah banyak menderita—apakah Tuhan memberiku janji-janji sebagai imbalannya? Apakah Dia mengingat perbuatan baikku? Akan seperti apakah akhir hidupku? Bisakah aku menerima berkat-berkat Tuhan? ... Setiap orang selalu membuat perhitungan semacam itu dalam hati mereka, dan mereka mengajukan tuntutan kepada Tuhan yang mengandung motivasi, ambisi, dan mentalitas bertransaksi mereka. Dengan kata lain, dalam hatinya, manusia terus-menerus menguji Tuhan, selalu menyusun rencana tentang Tuhan, dan selalu memperdebatkan kasus untuk tujuan pribadinya sendiri dengan Tuhan, dan mencoba untuk mengeluarkan pernyataan dari Tuhan, melihat apakah Tuhan dapat memberikan kepadanya apa yang dia inginkan atau tidak. Pada saat yang sama ketika mengejar Tuhan, manusia tidak memperlakukan Tuhan sebagai Tuhan. Manusia telah selalu berusaha membuat kesepakatan dengan Tuhan, mengajukan tuntutan kepada-Nya tanpa henti, dan bahkan menekan-Nya di setiap langkah, berusaha meminta lebih banyak setelah diberi sedikit, seperti kata pepatah: diberi hati minta jantung. Pada saat bersamaan saat mencoba bertransaksi dengan Tuhan, manusia juga berdebat dengan-Nya, dan bahkan ada orang-orang yang, ketika ujian menimpa mereka atau mereka mendapati diri mereka berada dalam situasi tertentu, sering kali menjadi lemah, pasif serta kendur dalam pekerjaan mereka, dan penuh keluhan akan Tuhan. Dari waktu saat manusia pertama kali mulai percaya kepada Tuhan, dia telah menganggap Tuhan berlimpah ruah, sama seperti pisau Swiss Army, dan dia menganggap dirinya sendiri sebagai kreditur terbesar Tuhan, seolah-olah berusaha mendapatkan berkat dan janji dari Tuhan adalah hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya, sementara tanggung jawab Tuhan adalah melindungi dan memelihara manusia, serta membekalinya. Seperti inilah pemahaman dasar tentang "percaya kepada Tuhan" dari semua orang yang percaya kepada Tuhan, dan seperti inilah pemahaman terdalam mereka tentang konsep kepercayaan kepada Tuhan. Dari natur esensi manusia hingga pengejaran subjektifnya, tidak ada satu pun yang berhubungan dengan sikap takut akan Tuhan. Tujuan manusia percaya kepada Tuhan tidak mungkin ada kaitannya dengan penyembahan kepada Tuhan. Dengan kata lain, manusia tidak pernah mempertimbangkan atau memahami bahwa kepercayaan kepada Tuhan membutuhkan takut akan Tuhan dan menyembah Tuhan. Dalam kondisi seperti itu, hakikat manusia mudah terlihat. Apakah hakikat ini? Hati manusia itu jahat, menyimpan pengkhianatan dan kecurangan, tidak mencintai keadilan dan kebenaran, dan hal yang positif, dan hati manusia hina dan serakah. Hati manusia benar-benar tertutup bagi Tuhan; manusia sama sekali tidak memberikan hatinya kepada Tuhan. Tuhan tidak pernah melihat hati manusia yang sejati, dan Dia juga tidak pernah disembah oleh manusia. Seberapa pun besarnya harga yang Tuhan bayar, atau seberapa pun banyaknya pekerjaan yang Dia lakukan, atau seberapa pun banyaknya Dia membekali manusia, manusia tetap buta dan sama sekali tidak peduli terhadap semua itu. Manusia tidak pernah memberikan hatinya kepada Tuhan, dia hanya ingin memikirkan hatinya sendiri, membuat keputusannya sendiri—intinya adalah manusia tidak mau mengikuti jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, ataupun taat pada kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan dia juga tidak mau menyembah Tuhan sebagai Tuhan. Seperti itulah keadaan manusia saat ini.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"

99. Kapan pun tempat tujuan disebut-sebut, engkau semua menyikapinya dengan sangat serius; selain itu, tempat tujuan adalah sesuatu yang sangat sensitif bagimu. Beberapa orang langsung berlutut serendah mungkin, bersujud di hadapan Tuhan agar dapat memperoleh tempat tujuan yang baik. Aku bisa memahami keinginan kuatmu itu, yang tidak perlu diungkapkan dengan kata-kata. Engkau semua tentu tidak menginginkan tubuhmu jatuh ke dalam bencana, terlebih lagi, engkau tentu tidak ingin kelak jatuh ke dalam hukuman kekal. Engkau semua hanya berharap dapat hidup sedikit lebih bebas dan sedikit lebih mudah. Jadi engkau semua merasa sangat gelisah kapan pun tempat tujuan disebut-sebut, sangat takut bahwa, jika engkau kurang perhatian, engkau mungkin menyinggung Tuhan sehingga pantas untuk dihukum. Engkau semua tidak ragu untuk berkompromi demi tempat tujuanmu, dan bahkan banyak dari antaramu yang sebelumnya licik dan kurang ajar, tiba-tiba berubah menjadi lembut dan tulus; wujud ketulusanmu bahkan membuat orang-orang menjadi sangat takut. Meskipun demikian, engkau semua memiliki hati yang "jujur", dan engkau telah secara terus-menerus membuka rahasia-rahasia di hatimu kepada-Ku, entah itu keluhan, kecurangan, atau pengabdian. Secara keseluruhan, engkau semua telah dengan terus terang "mengakui" hal-hal substantif yang tersimpan jauh di kedalaman keberadaanmu. Tentu saja, Aku tidak pernah menghindari hal-hal seperti itu, semua itu sudah terlalu biasa bagi-Ku. Engkau semua lebih memilih masuk ke dalam lautan api demi mencapai tempat akhirmu daripada kehilangan sehelai rambut pun untuk mendapatkan perkenan Tuhan. Bukannya Aku bermaksud terlalu dogmatis kepadamu; hanya saja pengabdian hatimu sangat tidak memadai untuk menghadapi semua yang Kulakukan. Engkau semua mungkin tidak memahami apa yang baru saja Kukatakan, jadi perkenankan Aku memberikan penjelasan sederhana kepadamu: yang kaubutuhkan bukanlah kebenaran dan hidup, juga bukan prinsip-prinsip tentang caramu berperilaku, apalagi kerja keras-Ku. Sebaliknya, yang engkau butuhkan adalah apa pun yang engkau miliki di dalam daging—kekayaan, status, keluarga, pernikahan, dan sebagainya. Engkau semua benar-benar telah menyepelekan firman dan pekerjaan-Ku, sehingga Aku bisa meringkas imanmu dengan dua kata: setengah hati. Engkau mau berusaha sekuat tenaga untuk mencapai segala sesuatu yang sangat engkau dedikasikan, tetapi Aku telah mendapati bahwa engkau tidak mau melakukan hal yang sama demi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaanmu kepada Tuhan. Sebaliknya, engkau hanya setengah setia, dan setengah serius. Itulah sebabnya Aku mengatakan bahwa orang-orang yang tidak memiliki hati yang tulus sepenuhnya adalah orang gagal di dalam kepercayaannya kepada Tuhan. Pikirkanlah dengan saksama—berapa banyak orang gagal di antaramu?

Engkau harus tahu bahwa keberhasilan dalam kepercayaan kepada Tuhan dicapai sebagai akibat dari tindakan orang itu sendiri; ketika orang-orang tidak berhasil melainkan gagal, itu juga akibat dari tindakan mereka sendiri, bukan akibat dari faktor-faktor lain. Aku yakin engkau semua mau melakukan apa pun demi mencapai sesuatu yang lebih sulit dan melibatkan lebih banyak penderitaan daripada percaya kepada Tuhan, dan bahwa engkau mau melakukannya dengan sangat serius, sedemikian rupa sehingga engkau tidak mau menoleransi kesalahan apa pun; inilah jenis upaya tanpa henti yang engkau semua lakukan dalam hidupmu. Engkau bahkan sanggup mengelabui tubuh-Ku di dalam situasi di mana engkau tidak mau mengelabui anggota keluargamu sendiri. Inilah perilaku dan prinsip yang terus-menerus engkau semua terapkan di dalam hidupmu. Bukankah engkau tetap menonjolkan citra yang palsu untuk mengelabui-Ku, demi mencapai tempat tujuanmu, sehingga tempat tujuanmu dapat menjadi sangat indah dan seperti yang engkau inginkan? Aku menyadari bahwa pengabdianmu hanya sementara, sama seperti ketulusanmu. Bukankah tekadmu dan harga yang kaubayar hanya untuk saat ini dan bukan untuk masa depan? Engkau hanya ingin mencurahkan satu upaya akhir untuk memastikan sebuah tempat tujuan yang indah, dengan hanya satu tujuan, yaitu melakukan jual-beli. Engkau melakukan upaya ini bukan supaya engkau tidak berutang pada kebenaran, apalagi demi membalas-Ku untuk harga yang telah Kubayar. Pendek kata, engkau hanya bersedia menggunakan strategi yang cerdas untuk mendapatkan apa yang kauinginkan, tetapi engkau tidak bersedia memperjuangkannya. Bukankah ini adalah keinginanmu yang sesungguhnya? Jangan menipu dirimu sendiri, juga jangan menjejali otakmu dengan tempat tujuanmu sampai-sampai engkau tidak bisa makan atau tidur. Bukankah kesudahanmu telah ditentukan pada akhirnya?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Tempat Tujuan"

100. Engkau semua sudah mengikuti-Ku selama bertahun-tahun ini, tetapi tidak pernah memberikan sedikit pun kesetiaan kepada-Ku. Sebaliknya, engkau semua mengitari orang-orang yang engkau semua kasihi dan segala sesuatu yang menyenangkanmu—sedemikian rupa, sehingga setiap saat dan ke mana pun engkau pergi, engkau semua menyimpannya rapat-rapat di dalam hatimu dan tidak pernah meninggalkannya. Ketika engkau semua menjadi bersemangat atau berhasrat atas apa pun yang engkau sukai, hal itu terjadi di saat engkau sedang mengikuti-Ku, atau bahkan ketika engkau sedang mendengarkan firman-Ku. Oleh karena itu, Kukatakan engkau semua menggunakan kesetiaan yang Kuminta darimu justru untuk setia kepada "kesayanganmu" dan menghargainya. Sekalipun engkau semua mungkin mengorbankan sesuatu untuk-Ku, hal itu tidak mewakili keseluruhanmu, dan tidak menunjukkan bahwa kepada-Kulah engkau sungguh-sungguh setia. Engkau semua melibatkan diri sendiri dalam melakukan hal-hal yang menjadi hasratmu: beberapa orang setia kepada anak-anak lelaki dan perempuannya, yang lain kepada suami, istri, kekayaan, pekerjaan, atasan, status, atau kepada wanita-wanita. Engkau semua tidak pernah merasa letih atau jengkel terhadap hal-hal yang kepadanya engkau setia; sebaliknya, engkau semua justru semakin berhasrat untuk memiliki segala sesuatu itu dalam kuantitas yang lebih besar, dan dengan kualitas yang lebih tinggi, dan engkau semua tidak pernah menyerah. Aku dan firman-Ku selalu terdorong ke belakang dari segala sesuatu yang engkau gemari. Dan engkau semua tidak punya pilihan selain menaruh firman-Ku itu pada urutan terakhir. Bahkan ada yang menyiapkan tempat terakhir itu untuk hal-hal yang kepadanya mereka setia tetapi belum mereka temukan. Tidak pernah ada sedikit pun jejak diri-Ku di dalam hati mereka. Engkau semua mungkin berpikir bahwa Aku meminta terlalu banyak darimu atau Aku menuduhmu secara keliru—tetapi pernahkah engkau memikirkan fakta bahwa ketika engkau sedang menikmati waktu dengan gembira bersama keluarga, engkau tidak pernah satu kali pun setia kepada-Ku? Pada saat-saat seperti itu, tidakkah hal itu menyakitkan hatimu? Pada saat hatimu dipenuhi dengan sukacita, dan engkau semua mendapat upah untuk pekerjaanmu, tidakkah engkau merasa kecil hati karena tidak melengkapi dirimu sendiri dengan kebenaran yang cukup? Kapan engkau semua pernah mencucurkan air mata karena tidak mendapat perkenan-Ku? Engkau memeras otak dan bersusah payah demi anak-anak lelaki dan perempuanmu, tetapi engkau masih tidak puas; engkau masih percaya bahwa engkau belum rajin demi mereka, bahwa engkau belum melakukan segala yang dapat engkau lakukan untuk mereka. Namun demikian, terhadap Aku, engkau semua selalu sembrono dan ceroboh; Aku hanya ada di dalam ingatanmu, tetapi Aku tidak tetap berada di dalam hatimu. Pengabdian dan upaya-upaya-Ku tidak pernah engkau semua rasakan, dan engkau tidak pernah menghargainya. Engkau semua hanya melakukan perenungan singkat dan percaya bahwa hal itu sudah cukup. "Kesetiaan" seperti itu bukanlah kesetiaan yang sudah lama Kuinginkan, melainkan yang sudah lama Kupandang rendah.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kepada Siapakah Engkau Setia?"

101. Seandainya Aku menaruh sejumlah uang di hadapanmu sekarang ini dan memberimu kebebasan untuk memilih—dan seandainya Aku tidak menghukummu karena pilihanmu—maka sebagian besar darimu akan memilih uang dan meninggalkan kebenaran. Orang yang lebih baik di antaramu akan meninggalkan uang dan memilih kebenaran dengan enggan, sedangkan mereka yang berada di tengah-tengah akan merebut uang itu dengan satu tangan dan kebenaran dengan tangan yang lain. Bukankah dengan demikian karakter aslimu akan terbukti dengan sendirinya? Ketika memilih antara kebenaran dan apa pun yang kepadanya engkau semua setia, engkau akan membuat pilihan ini, dan sikapmu akan tetap sama. Bukankah demikian halnya? Bukankah banyak di antaramu yang maju mundur antara benar dan salah? Dalam pertandingan antara positif dan negatif, hitam dan putih, engkau semua tentu sadar akan pilihan-pilihan yang sudah engkau buat antara keluarga dan Tuhan, anak-anak dan Tuhan, perdamaian dan perpecahan, kekayaan dan kemiskinan, status tinggi dan status biasa, didukung dan disisihkan, dan sebagainya. Antara keluarga yang tenteram dan berantakan, engkau semua memilih yang pertama, dan engkau memilihnya tanpa keraguan; antara kekayaan dan tugas, lagi-lagi engkau memilih yang pertama, bahkan kurang keinginan untuk kembali ke pantai;[a] antara kemewahan dan kemiskinan, engkau semua memilih yang pertama; ketika memilih antara anak-anak lelaki, anak-anak perempuan, istri dan suami, dan Aku, engkau memilih yang pertama; dan antara gagasan dan kebenaran, sekali lagi engkau memilih yang pertama. Diperhadapkan pada segala macam perbuatanmu yang jahat, Aku sama sekali kehilangan kepercayaan kepadamu. Sungguh-sungguh mengejutkan bagi-Ku bahwa hatimu begitu melawan untuk dilembutkan. Tahun-tahun penuh dedikasi dan upaya tampaknya tidak membawa apa-apa bagi-Ku selain engkau semua meninggalkan-Ku dan sikap putus asamu, tetapi harapan-Ku terhadapmu semakin bertumbuh setiap hari, karena hari-Ku sudah sepenuhnya disingkapkan di hadapan semua orang. Namun, engkau semua berkeras hati mencari hal-hal yang gelap dan jahat, dan menolak untuk melepaskan hal-hal tersebut. Lalu, akan seperti apa kesudahanmu? Pernahkah engkau semua memperhatikan hal ini dengan saksama? Jika engkau semua diminta untuk memilih kembali, apa pendirianmu nanti? Akankah masih yang pertama? Apakah engkau semua masih akan mendatangkan kekecewaan dan kesedihan yang memilukan bagi-Ku? Apakah hatimu masih akan memiliki hanya sedikit kehangatan? Apakah engkau semua masih tidak sadar akan apa yang harus engkau semua lakukan untuk menghibur hati-Ku?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kepada Siapakah Engkau Setia?"

102. Setiap hari, perbuatan dan pemikiran semua orang diperhatikan oleh mata Yang Esa, dan, pada saat yang sama, sedang dalam persiapan untuk hari esok mereka sendiri. Inilah jalan yang harus ditempuh oleh semua yang hidup; ini adalah jalan yang telah Kutentukan dari semula bagi semua orang, dan tak seorang pun dapat meloloskan diri atau dikecualikan. Firman yang telah Kuucapkan tak terhitung banyaknya, dan, terlebih lagi, pekerjaan yang telah Kulakukan tak terhitung banyaknya. Setiap hari, Aku melihat setiap orang secara alami melakukan semua yang harus mereka lakukan sesuai dengan natur bawaan mereka dan perkembangan dari natur mereka. Tanpa sadar, banyak orang yang telah memulai di "jalan yang benar", yang telah Kupersiapkan untuk menjelaskan berbagai jenis orang. Berbagai jenis orang ini telah lama Kutempatkan dalam lingkungan yang berbeda dan, di tempat mereka masing-masing, telah mengungkapkan sifat-sifat bawaan mereka. Tak seorang pun yang mengikat mereka, tak seorang pun yang menggoda mereka. Mereka bebas secara keseluruhan dan apa yang mereka ungkapkan muncul secara alamiah. Hanya ada satu hal yang membuat mereka terkendali: firman-Ku. Demikianlah sebagian orang membaca firman-Ku dengan enggan, tanpa pernah menerapkannya, dan melakukannya hanya demi menghindari maut; sementara itu, orang lain merasa sulit menjalani hari-hari mereka tanpa firman-Ku untuk membimbing dan membekali mereka, dan karena itu mereka secara alami selalu berpegang teguh pada firman-Ku. Seiring berjalannya waktu, mereka menemukan rahasia kehidupan manusia, tempat tujuan umat manusia dan nilai menjadi manusia. Ini hanyalah bagaimana manusia berada di hadapan firman-Ku, dan Aku hanya membiarkan hal-hal terjadi. Aku tidak melakukan pekerjaan apa pun yang memaksa manusia membuat firman-Ku sebagai dasar keberadaan mereka. Jadi mereka yang tidak pernah memiliki hati nurani, dan yang keberadaannya tidak pernah memiliki nilai apa pun, dengan lancang menolak firman-Ku dan bertindak sesuka hati mereka setelah secara diam-diam mengamati bagaimana segala sesuatu terjadi. Mereka mulai membenci kebenaran dan segala sesuatu yang berasal dari-Ku. Selain itu, mereka benci tinggal di dalam rumah-Ku. Demi tempat tujuan mereka, dan untuk menghindari hukuman, orang-orang ini tinggal di rumah-Ku untuk sementara waktu, meskipun mereka sedang memberikan pelayanan. Namun, maksud dan tindakan mereka tidak pernah berubah. Ini meningkatkan keinginan mereka akan berkat, dan meningkatkan keinginan mereka untuk masuk ke dalam kerajaan satu kali dan tetap berada di sana selamanya sesudah itu—bahkan untuk masuk ke dalam surga yang abadi. Semakin mereka merindukan kedatangan-Ku dalam waktu dekat, semakin mereka merasa bahwa kebenaran telah menjadi hambatan, batu sandungan yang menghalangi mereka. Mereka hampir tidak sabar untuk melangkah masuk ke dalam kerajaan dan selama-lamanya menikmati berkat kerajaan surga—tanpa perlu mengejar kebenaran atau menerima penghakiman dan hajaran, dan terlebih lagi, tanpa perlu tinggal dengan sikap merendahkan diri di dalam rumah-Ku dan melakukan apa yang Kuperintahkan. Orang-orang ini memasuki rumah-Ku bukan untuk memuaskan keinginan mereka untuk mencari kebenaran ataupun bekerja sama dengan pengelolaan-Ku; tujuan mereka hanya untuk berada di antara mereka yang tidak dimusnahkan pada zaman yang akan datang. Oleh karena itu hati mereka tidak pernah tahu apa arti kebenaran atau bagaimana menerima kebenaran. Inilah alasan mengapa orang-orang semacam itu tidak pernah melakukan kebenaran atau menyadari kedalaman kerusakan mereka, tetapi tetap tinggal dalam rumah-Ku sebagai "pelayan" dari awal hingga akhir. Mereka "dengan sabar" menantikan kedatangan hari-Ku, dan tanpa kenal lelah sementara mereka terombang-ambing oleh cara-Ku bekerja. Namun sebesar apa pun upaya dan harga yang mereka bayar, tak seorang pun yang pernah melihat mereka menderita karena kebenaran atau memberi apa pun demi Aku. Di dalam hatinya, mereka tidak sabar ingin melihat hari di mana Aku mengakhiri zaman yang sudah usang, dan selain itu, tidak sabar untuk mengetahui betapa besarnya kuasa dan otoritas-Ku. Yang tidak pernah mereka lakukan dengan tergesa-gesa adalah mengubah diri mereka sendiri dan mengejar kebenaran. Mereka menyukai hal-hal yang membuat-Ku muak, dan tidak menyukai hal-hal yang Kusukai. Mereka merindukan segala sesuatu yang Kubenci, tetapi takut kehilangan hal-hal yang Kubenci. Mereka hidup di dunia yang jahat ini, tidak pernah membencinya, tetapi sangat takut jika aku akan memusnahkannya. Di tengah niat mereka yang saling bertentangan, mereka mencintai dunia yang Kubenci ini, tetapi juga merindukan untuk Aku memusnahkannya dengan segera agar mereka dapat terhindar dari penderitaan dan diubahkan menjadi para penguasa zaman berikutnya sebelum mereka telah menyimpang dari jalan yang benar. Ini karena mereka tidak mencintai kebenaran dan muak dengan semua yang berasal dari-Ku. Mereka bisa saja menjadi "orang yang taat" untuk waktu yang singkat agar tidak kehilangan berkat, tetapi keinginan mereka untuk diberkati, dan ketakutan mereka akan kebinasaan dan memasuki lautan api, tidak pernah bisa ditutup-tutupi. Saat hari-Ku semakin dekat, keingian mereka semakin kuat. Dan semakin besar bencananya, semakin membuat mereka merasa tidak berdaya, tidak tahu harus memulai dari mana untuk membuat-Ku bersukacita dan menghindari kehilangan berkat yang sudah lama mereka dambakan. Orang-orang semacam itu ingin segera mengambil tindakan untuk menjadi garda depan segera setelah tangan-Ku mulai bekerja. Mereka hanya berpikir untuk bergerak ke garis paling depan dari pasukan, sangat takut Aku tidak akan melihat mereka. Mereka melakukan dan mengatakan apa yang menurut mereka benar, tidak pernah mengetahui bahwa perbuatan dan tindakan mereka tidak pernah relevan dengan kebenaran, dan bahwa perbuatan mereka hanya mengganggu dan menghalangi rencana-Ku. Mereka mungkin telah berupaya keras, dan mungkin tulus dalam kehendak dan niat mereka untuk menanggung kesulitan, tetapi tidak ada yang mereka lakukan ada hubungannya dengan-Ku, karena Aku tidak pernah melihat bahwa perbuatan mereka berasal dari niat yang baik, apalagi pernah melihat mereka mempersembahkan apa pun di atas mezbah-Ku. Begitulah perbuatan mereka di hadapan-Ku selama bertahun-tahun.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Semua Harus Memikirkan Perbuatanmu"

103. Banyak orang bertekun membaca firman Tuhan hari demi hari, bahkan sampai pada tahap berkomitmen untuk menghafalkan dengan saksama semua nas klasik di dalamnya sebagai harta paling berharga, dan bahkan mengkhotbahkan firman Tuhan di mana-mana, membekali dan membantu orang lain dengan firman Tuhan. Mereka berpikir bahwa melakukan ini berarti bersaksi tentang Tuhan, bersaksi tentang firman-Nya, bahwa melakukan ini berarti mengikuti jalan Tuhan; mereka berpikir bahwa dengan melakukan ini berarti mereka hidup berdasarkan firman Tuhan, bahwa melakukan ini berarti menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan nyata, bahwa melakukan ini akan memungkinkan mereka untuk menerima pujian dari Tuhan, serta diselamatkan dan disempurnakan. Namun, bahkan pada saat mereka mengkhotbahkan firman Tuhan, mereka tidak pernah menaati firman Tuhan dalam penerapannya, atau mencoba bercermin dengan apa yang disingkapkan dalam firman Tuhan. Sebaliknya, mereka menggunakan firman Tuhan untuk mendapatkan kekaguman dan kepercayaan orang lain lewat tipu daya, untuk masuk ke dalam pengelolaan mereka sendiri, lalu menggelapkan dan mencuri kemuliaan Tuhan. Dengan sia-sia mereka berharap untuk menggunakan kesempatan yang datang melalui penyebaran firman Tuhan agar dianugerahi pekerjaan Tuhan dan pujian dari-Nya. Bertahun-tahun telah lewat, tetapi orang-orang ini bukan saja tak mampu mendapatkan pujian dari Tuhan selama proses mengkhotbahkan firman Tuhan, dan mereka bukan saja tak mampu menemukan jalan yang harus mereka ikuti selama proses memberikan kesaksian tentang firman Tuhan, dan mereka bukan saja tidak menunjang atau membekali diri mereka sendiri selama proses menunjang dan membekali orang lain dengan firman Tuhan, dan mereka bukan saja tak mampu mengenal Tuhan, atau membangkitkan dalam diri mereka penghormatan yang sejati kepada Tuhan, selama proses melakukan semua hal ini; tetapi sebaliknya, kesalahpahaman mereka tentang Tuhan menjadi semakin mendalam, ketidakpercayaan mereka terhadap-Nya menjadi semakin parah, dan imajinasi mereka tentang diri-Nya menjadi semakin dilebih-lebihkan. Dibekali dan dibimbing oleh teori-teori mereka sendiri tentang firman Tuhan, mereka tampak seolah-olah benar-benar piawai, seakan-akan menggunakan kecakapan mereka dengan mudahnya, seakan-akan mereka telah menemukan tujuan hidup mereka, misi mereka, dan seakan-akan mereka telah memenangkan hidup yang baru dan telah diselamatkan, seolah-olah jika firman Tuhan yang mereka hafalkan bisa dilafalkan dengan baik, mereka telah mendapatkan kebenaran, memahami maksud Tuhan, dan menemukan jalan untuk mengenal Tuhan, seolah-olah, selama proses mengkhotbahkan firman Tuhan, mereka telah sering berhadapan muka dengan Tuhan. Selain itu, mereka sering kali merasa "tergerak" untuk meratap, dan sering kali dipimpin oleh "Tuhan" dalam firman Tuhan, mereka tampak tak henti-hentinya mencoba mendapatkan perhatian tulus dan maksud baik Tuhan, dan pada saat yang sama telah memahami tentang penyelamatan manusia oleh Tuhan dan pengelolaan-Nya, dan telah mengetahui esensi-Nya, dan telah memahami watak-Nya yang benar. Berdasarkan landasan ini, mereka tampak semakin teguh percaya akan keberadaan Tuhan, tampak lebih sadar akan keadaan-Nya yang mulia, dan semakin dalam merasakan keagungan dan keluarbiasaan-Nya. Dipenuhi dengan pengetahuan dangkal akan firman Tuhan, iman mereka tampak seperti telah bertumbuh, ketetapan hati mereka untuk menanggung penderitaan tampak telah bertambah kuat, dan pengenalan mereka akan Tuhan tampak semakin mendalam. Mereka tidak tahu bahwa, sebelum mereka benar-benar mengalami firman Tuhan, semua pengenalan mereka akan Tuhan dan gagasan mereka tentang Dia hanya berasal dari angan-angan dan dugaan mereka sendiri. Iman mereka tidak akan bertahan terhadap jenis ujian apa pun dari Tuhan, yang mereka sebut sebagai kerohanian dan tingkat pertumbuhan sama sekali tidak akan bertahan dalam ujian dan pemeriksaan Tuhan, ketetapan hati mereka hanyalah istana yang dibangun di atas pasir, dan yang mereka sebut pengenalan akan Tuhan tak lebih dari isapan jempol dari imajinasi mereka. Sebenarnya, orang-orang ini, yang tampak telah mengerahkan segenap upaya mereka ke dalam firman Tuhan, tidak pernah sungguh-sungguh menyadari apa arti iman yang nyata, apa arti ketaatan yang nyata, apa arti kepedulian yang nyata, atau apa arti pengenalan yang nyata akan Tuhan. Mereka menggunakan teori, imajinasi, pengetahuan, karunia, tradisi, takhayul, dan bahkan nilai moral kemanusiaan, dan menjadikan hal-hal tersebut "modal" dan "persenjataan" dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan dan dalam mengikut Dia, bahkan menjadikan hal-hal tersebut landasan kepercayaan mereka kepada Tuhan dan landasan mereka mengikut Dia. Pada saat yang sama, mereka juga menggunakan modal dan persenjataan ini dan menjadikannya jimat ajaib untuk mengenal Tuhan, untuk menghadapi dan berurusan dengan pemeriksaan, ujian, hajaran, dan penghakiman Tuhan. Pada akhirnya, yang mereka kumpulkan tetap tak lebih dari kesimpulan tentang Tuhan yang dipenuhi dengan konotasi keagamaan, takhayul feodal, dan segala hal yang penuh fantasi, yang tidak masuk akal, dan penuh teka-teki. Cara mereka mengenal dan mendefinisikan Tuhan adalah dengan memakai cetakan yang sama dengan yang dipakai orang-orang yang hanya percaya kepada Surga yang di Atas Sana, atau Orang Tua di Langit, sedangkan mengenai kenyataan Tuhan, esensi-Nya, watak-Nya, kepunyaan dan wujud-Nya, dan hal lainnya—semua yang berkaitan dengan Tuhan yang nyata itu sendiri—adalah hal-hal yang gagal dipahami oleh pengetahuan mereka, sama sekali tak ada kaitannya bahkan bertentangan dengan pengetahuan mereka. Dengan demikian, walaupun orang-orang ini hidup dari perbekalan dan pemeliharaan firman Tuhan, mereka tetap tidak mampu benar-benar menapaki jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Alasan sebenarnya di balik ini adalah karena mereka tidak pernah kenal dengan Tuhan, dan mereka juga tidak pernah mempunyai hubungan maupun persekutuan yang sejati dengan-Nya, sehingga mustahil bagi mereka untuk mencapai saling pengertian dengan Tuhan, atau untuk membangkitkan dalam diri mereka kesungguhan untuk percaya kepada Tuhan, untuk mengikut dan menyembah Tuhan. Dalam hal bagaimana mereka seharusnya memandang firman Tuhan, dalam hal bagaimana mereka seharusnya memandang Tuhan—sudut pandang dan sikap ini telah menghancurkan mereka sehingga mereka kembali dengan tangan hampa dari usaha keras mereka, menghancurkan mereka sehingga mereka selamanya tak pernah mampu untuk menapaki jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Tujuan yang mereka capai, arah yang mereka tuju, menunjukkan bahwa mereka adalah musuh Tuhan untuk selamanya, dan bahwa mereka untuk selamanya tidak akan pernah bisa menerima keselamatan.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Kata Pengantar"

104. Selama bertahun-tahun pekerjaan-Ku, manusia sudah mendapatkan banyak, dan berkorban banyak, tetapi masih Aku katakan bahwa mereka tidak benar-benar percaya kepada-Ku. Karena manusia hanya mengakui bahwa Akulah Tuhan dengan bibir mereka, padahal mereka tidak setuju dengan kebenaran yang Aku katakan, dan terlebih lagi, mereka tidak melakukan kebenaran yang Aku minta dari mereka. Artinya, manusia mengakui hanya keberadaan Tuhan, tetapi tidak mengakui adanya kebenaran; manusia mengakui hanya keberadaan Tuhan, tetapi tidak mengakui adanya hidup; manusia mengakui hanya nama Tuhan, tetapi tidak mengakui hakikat-Nya. Aku memandang rendah semangat mereka, karena mereka hanya menggunakan kata-kata manis untuk menipu-Ku; tak seorang pun dari mereka yang sungguh-sungguh menyembah-Ku. Perkataanmu mengandung godaan si ular. Terlebih lagi, perkataanmu itu sangatsombong, sungguh pernyataan si penghulu malaikat. Terlebih lagi, perbuatan-perbuatanmu tercemar dan tercelahingga mendatangkan aib; hasrat-hasratmu yang melewati batas dan niat-niat tamakmumenyakitkan di telinga. Engkau semua telah menjadi ngengat dalam rumah-Ku, objek untuk dibuang dengan jijik. Karena tidak ada seorang pun dari engkau semua yang mencintai kebenaran; sebaliknya engkau ingin diberkati, naik ke surga, menyaksikan gambaran menakjubkan ketika Kristus menjalankan kekuasaan-Nya di bumi. Namun, pernahkah terpikir olehmu bagaimana mungkin seorang sepertimu, seorang yang begitu rusak, yang tidak punya gagasan tentang siapa Tuhan, bisa layak mengikut Tuhan? Bagaimana mungkin engkau bisa naik ke surga? Bagaimana mungkin engkau layak menyaksikan gambaran-gambaran menakjubkan seperti itu, gambaran-gambaran yang belum pernah ada sebelumnya, dalam segala kemegahannya? Mulutmu penuh dengan perkataan dusta dan cemar, pengkhianatan dan kesombongan. Belum pernah engkau mengucapkan perkataan tulus kepada-Ku, tak ada perkataan kudus, tak ada perkataan ketundukan kepada-Ku saat engkau mengalami firman-Ku. Jadi, pada akhirnya, seperti apakah imanmu itu? Tidak ada selain hasrat dan uang dalam hatimu, dan tidak ada selain hal-hal materiil dalam pikiranmu. Setiap hari engkau memperhitungkan bagaimana mendapatkan sesuatu dari-Ku. Setiap hari engkau menghitung berapa banyak kekayaan dan berapa banyak hal materiil yang telah engkau dapatkan dari-Ku. Setiap hari engkau semuamenantikan lebih banyak berkat turun atasmu, supaya engkau bisa menikmati, dalam jumlah yang lebih besar danstandar yang lebih tinggi, hal-hal yang mungkin bisa dinikmati. Bukan Aku yang ada dalam pikiranmu di setiapsaat, juga bukan kebenaran yang bersumber dari-Ku, melainkan suami atau istrimu, putra putrimu, dan apa yang engkau makan dan kenakan. Engkau semua memikirkan bagaimana engkau bisa mendapatkan kenikmatan dengan bahkan lebih banyak, bahkan lebih puas. Namun, bahkan ketika engkau semua sudah memenuhi perutmu hingga kenyang, bukankah engkau masih seperti mayat? Bahkan ketika, secara lahiriah engkau mendandani dirimu dengan pakaian yang begitu indah, bukankah engkau masih seperti mayat hidup yang tidak memiliki hidup? Engkau semua membanting tulang demi perutmu, hingga rambutmu beruban, tetapi tak seorang pun darimu yang mengorbankan sehelai rambut pun demi pekerjaan-Ku. Engkau semua terus-menerus sibuk, menempa tubuhmu dan memeras otakmu, demi kepentingan dagingmu, dan demi putra putrimu—tetapi tak seorang pun darimu menunjukkan kekhawatiran ataupun kepedulian terhadap kehendak-Ku. Apa lagi yang masih engkau harap dapatkan dari-Ku?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Banyak yang Dipanggil, Tetapi Sedikit yang Dipilih"

105. Aku telah mengungkapkan begitu banyak firman, dan telah pula mengungkapkan kehendak dan watak-Ku, meskipun demikian, manusia masih saja tidak dapat mengenal-Ku dan memercayai-Ku. Dengan kata lain, mereka tetap saja tidak mampu menaati-Ku. Orang-orang yang hidup dalam Alkitab, orang-orang yang hidup di dalam hukum Taurat, orang-orang yang hidup berdasarkan salib, orang-orang yang hidup menurut doktrin, orang-orang yang hidup di tengah pekerjaan yang Kulakukan sekarang—yang mana di antara mereka yang sesuai dengan-Ku? Engkau semua hanya berpikir tentang menerima berkat dan upah, tetapi tidak pernah memikirkan bagaimana sebenarnya dapat sesuai dengan-Ku, atau bagaimana mencegah dirimu dari melawan-Ku. Aku sangat kecewa kepadamu, sebab Aku telah memberi begitu banyak kepadamu, tetapi Aku mendapatkan begitu sedikit darimu. Tipu dayamu, kecongkakanmu, keserakahanmu, keinginanmu yang berlebihan, pengkhianatanmu, ketidaktaatanmu—yang mana di antara semua ini yang dapat luput dari perhatian-Ku? Engkau semua sembrono terhadap-Ku, membodohi-Ku, menghina-Ku, memperdayai-Ku, menuntut-Ku dan memeras-Ku dalam hal korban—bagaimana mungkin kejahatan seperti ini luput dari penghukuman-Ku? Semua kejahatanmu ini adalah bukti permusuhanmu terhadap-Ku dan adalah bukti ketidaksesuaianmu dengan-Ku. Setiap orang di antaramu yakin bahwa engkau semua sangat sesuai dengan-Ku, tetapi jika memang demikian adanya, lalu kepada siapakah bukti yang tak terbantahkan itu ditujukan? Engkau semua yakin dirimu memiliki ketulusan dan kesetiaan paling besar kepada-Ku. Engkau semua menganggap dirimu begitu baik hati, penuh belas kasihan, dan telah sangat berbakti kepada-Ku. Engkau semua berpikir bahwa engkau telah berbuat cukup banyak untuk-Ku. Namun pernahkah engkau semua membandingkan keyakinan ini dengan perilakumu sendiri? Kukatakan bahwa engkau sangat angkuh, sangat serakah, sangat asal-asalan; tipu daya yang kaupakai untuk membodohi-Ku sangat cerdik, dan engkau memiliki banyak niat dan cara yang keji. Kesetiaanmu terlalu kecil, kesungguhanmu terlalu remeh, dan hati nuranimu bahkan sangat kurang. Ada terlalu banyak kejahatan di dalam hatimu, dan tak seorang pun yang terluput dari kejahatanmu, bahkan Aku pun tidak. Engkau mengesampingkan-Ku demi kepentingan anak-anakmu, atau suamimu, atau demi kepentinganmu sendiri. Bukannya memedulikan Aku, engkau malah mengurusi keluargamu, anak-anakmu, statusmu, masa depanmu, dan kepuasanmu sendiri. Kapan engkau pernah memikirkan-Ku ketika engkau berbicara atau bertindak? Pada hari-hari yang dingin, pikiran engkau semua tertuju kepada anak-anak, suami, istri, atau orang tuamu. Pada hari-hari yang panas, Aku juga tidak mendapat tempat dalam pikiranmu. Saat melakukan tugasmu, engkau memikirkan kepentinganmu sendiri, keselamatanmu sendiri, anggota keluargamu. Apa yang pernah kaulakukan yang adalah untuk-Ku? Kapan engkau pernah memikirkan-Ku? Kapan engkau pernah mengabdikan dirimu, berapa pun harganya, untuk-Ku dan pekerjaan-Ku? Mana bukti kesesuaianmu dengan-Ku? Mana kenyataan kesetiaanmu kepada-Ku? Mana kenyataan ketaatanmu kepada-Ku? Kapan niatmu pernah bukan demi mendapatkan berkat-Ku? Engkau semua membodohi dan menipu-Ku, engkau semua bermain-main dengan kebenaran, engkau menutupi keberadaan kebenaran, dan mengkhianati hakikat kebenaran. Apa yang menantikanmu di masa depan dengan menentang-Ku seperti ini? Engkau hanya mencari kesesuaian dengan Tuhan yang samar, dan hanya mencari kepercayaan yang samar, tetapi engkau tidak sesuai dengan Kristus. Tidakkah kejahatanmu akan menerima pembalasan yang setimpal seperti yang selayaknya diterima orang fasik? Pada waktu itu, engkau semua akan menyadari bahwa tak seorang pun yang tidak sesuai dengan Kristus dapat luput pada hari kemurkaan, dan engkau semua akan melihat jenis pembalasan yang akan ditimpakan atas orang-orang yang bertentangan dengan Kristus.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mencari Cara agar Sesuai dengan Kristus"

106. Dalam upaya yang engkau semua lakukan, ada terlalu banyak gagasan, harapan dan cita-cita yang bersifat individual. Pekerjaan saat ini adalah untuk menangani keinginanmu memiliki status serta hasratmu yang muluk-muluk. Harapan, status, dan gagasan, semuanya itu merupakan representasi klasik dari watak Iblis. Alasan mengapa hal-hal semacam ini ada dalam hati manusia adalah sepenuhnya karena racun yang ditebarkan Iblis selalu merusak pikiran manusia, dan manusia selalu tidak mampu menepis godaan Iblis tersebut. Mereka hidup dalam dosa tetapi tidak menganggap hal itu sebagai dosa, bahkan mereka beranggapan: "Karena kami percaya kepada Tuhan, Dia harus mencurahkan berkat kepada kami dan mengatur segalanya bagi kami dengan sepantasnya. Karena kami percaya kepada Tuhan, maka kami harus lebih unggul daripada orang lain, dan kami harus memiliki status yang lebih tinggi serta masa depan yang lebih baik dari orang lain. Karena kami percaya kepada Tuhan, maka Dia harus memberi berkat yang tak terbatas kepada kami. Jika tidak, itu namanya bukan percaya kepada Tuhan." Selama bertahun-tahun, cara pikir yang diandalkan oleh orang-orang untuk bertahan hidup telah sedemikian merusak hati mereka hingga mencapai titik di mana mereka menjadi orang-orang yang tak bisa dipercaya, pengecut dan tercela. Bukan hanya tidak memiliki kemauan keras atau tekad, mereka juga telah menjadi tamak, congkak dan degil. Mereka sama sekali tidak memiliki tekad yang melampaui keakuannya, bahkan mereka tidak mempunyai keberanian sedikit pun untuk menepis tekanan pengaruh kegelapan ini. Pemikiran dan kehidupan orang-orang telah sedemikian rusaknya, sehingga perspektif mereka tentang percaya kepada Tuhan masih teramat menjijikkan, bahkan ketika orang-orang membicarakan perspektif mereka tentang percaya kepada Tuhan, itu benar-benar tak tertahankan untuk didengar. Orang-orang semuanya pengecut, tidak kompeten, hina dan rapuh. Mereka tidak merasa muak akan kuasa kegelapan dan mereka tidak menyukai terang dan kebenaran; sebaliknya mereka berusaha sekuat tenaga untuk mengenyahkannya. Bukankah cara berpikir dan perspektifmu saat ini pun seperti ini? "Karena aku percaya kepada Tuhan, aku haruslah diberkati, dan harus dipastikan bahwa statusku tidak pernah kandas; statusku itu harus tetap lebih tinggi dari status orang-orang yang tidak percaya." Perspektif semacam itu sudah ada pada dirimu selama bertahun-tahun, bukannya baru satu atau dua tahun saja. Pola pikirmu yang berbau bisnis sudah kebablasan. Meskipun hari ini engkau sudah sampai pada langkah ini, engkau masih belum melepas soal status, tetapi masih terus berupaya untuk menanyakannya dan menyelidikinya setiap hari sambil merasa was-was kalau-kalau pada suatu hari engkau akan kehilangan statusmu dan namamu akan terpuruk. Manusia tidak pernah mengesampingkan keinginan mereka untuk mengalami kemudahan. ... Semakin engkau mencari dengan cara seperti ini, semakin sedikit yang akan engkau tuai. Semakin kuat keinginan seseorang untuk meraih status, semakin serius dirinya harus ditangani dan semakin berat pemurnian yang harus mereka alami. Orang-orang semacam itu tidak layak! Mereka harus ditangani dan dihakimi sepantasnya supaya mereka mau melepaskan hasratnya akan hal-hal tersebut. Jika engkau semua mengejar dengan cara seperti ini sampai pada akhirnya, engkau tidak akan menuai apa pun. Mereka yang tidak mengejar kehidupan tidak dapat diubah, dan mereka yang tidak haus akan kebenaran tidak akan memperoleh kebenaran. Engkau tidak berfokus mengejar perubahan pribadi dan pada jalan masukmu, sebaliknya engkau selalu berfokus pada keinginan-keinginan yang berlebihan dan hal-hal yang menghalangi dirimu untuk mengasihi Tuhan serta menghalangimu untuk semakin dekat dengan Dia. Dapatkah semua hal itu mengubah dirimu? Dapatkah semua itu membawamu masuk ke dalam Kerajaan?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengapa Engkau Enggan Menjadi Sebuah Kontras?"

107. Manusia hidup di tengah terang, tetapi dia tidak menyadari betapa berharganya terang itu. Dia tidak mengetahui hakikat terang dan sumber terang itu, dan terlebih lagi, siapa pemilik terang itu. Ketika Aku menganugerahkan terang ke antara manusia, Aku segera menyelidiki keadaan di antara manusia: karena terang, mereka berubah, dan bertumbuh, dan telah meninggalkan kegelapan. Aku memandang ke setiap sudut alam semesta, dan melihat gunung-gunung ditutupi kabut, dan air telah membeku di suhu dingin, dan karena kedatangan terang, orang-orang memandang ke Timur, agar mereka dapat menemukan sesuatu yang lebih berharga—tetapi manusia tetap tidak bisa membedakan arah yang jelas di dalam kabut. Karena seluruh dunia diselimuti kabut, ketika Aku memandang dari balik awan, tak seorang pun yang pernah menemukan keberadaan-Ku. Manusia sedang mencari sesuatu di bumi; dia sepertinya mencari makanan, dia sepertinya berniat untuk menantikan kedatangan-Ku—tetapi dia tidak tahu hari-Ku, dan hanya bisa sering-sering memandangi kilauan terang di Timur. Di antara semua manusia, Aku mencari mereka yang benar-benar sesuai dengan hati-Ku. Aku berjalan di antara semua manusia, dan hidup di antara semua manusia, tetapi manusia di bumi merasa aman dan tenteram, sehingga tak seorang pun yang benar-benar sesuai dengan hati-Ku. Manusia tidak tahu cara melakukan kehendak-Ku, mereka tidak bisa melihat tindakan-Ku, dan mereka tidak bisa bergerak di dalam terang dan disinari oleh terang tersebut. Walaupun manusia menganggap firman-Ku berharga, dia tidak mampu melihat melampaui tipuan licik si Iblis; karena tingkat pertumbuhan manusia terlalu kecil, dia tidak bisa melakukan apa yang dikehendaki hatinya. Manusia tidak pernah mengasihi-Ku dengan tulus. Ketika Aku meninggikannya, dia merasa dirinya tidak layak, tetapi ini tidak membuatnya berusaha menyenangkan-Ku. Dia hanya memegang "posisi" yang telah Kuberikan di tangannya dan memeriksanya dengan teliti; tidak sadar akan keindahan-Ku, dia malah bersikeras melahap dengan rakus berkat-berkat posisinya. Bukankah ini adalah kelemahan manusia? Ketika gunung-gunung bergerak, bisakah mereka berputar demi posisimu? Ketika air mengalir, bisakah mereka berhenti demi posisi manusia? Bisakah langit dan bumi dibalikkan oleh posisi manusia? Aku dulu berulang-kali berbelas kasih terhadap manusia—tetapi tak seorang pun yang menghargai atau mensyukurinya. Mereka hanya mendengarkannya sebagai sebuah dongeng, atau membacanya sebagai sebuah novel. Apakah firman-Ku benar-benar tidak menjamah hati manusia? Apakah perkataan-Ku tidak memiliki dampak sama sekali? Mungkinkah tak seorang pun yang percaya pada keberadaan-Ku? Manusia tidak mengasihi dirinya sendiri; sebaliknya, dia bergabung dengan Iblis untuk menyerang-Ku dan menggunakan Iblis sebagai "aset" yang dipakai untuk melayani-Ku. Aku akan menerobos semua rencana curang Iblis dan menghentikan orang-orang bumi dari menerima tipuan Iblis, sehingga mereka tidak menentang-Ku karena keberadaan Iblis.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 22"

108. Banyak orang di belakang-Ku mendambakan berkat berupa status, mereka melahap makanan dengan rakus, mereka suka tidur dan memberi perhatian kepada daging, selalu takut bahwa tidak ada jalan keluar bagi daging. Mereka tidak melakukan fungsi normal mereka di gereja, melainkan menjadi pembonceng, atau menasihati saudara-saudari mereka dengan menggunakan firman-Ku, mereka memerintah orang lain dari posisi otoritas. Orang-orang ini terus berkata bahwa mereka sedang melakukan kehendak Tuhan, mereka selalu berkata bahwa mereka adalah sahabat karib Tuhan—bukankah ini menggelikan? Jika engkau memiliki niat yang benar, tetapi tidak mampu melayani sesuai dengan kehendak Tuhan, artinya engkau sedang bersikap bodoh; tetapi jika niatmu tidak benar, dan engkau tetap berkata bahwa engkau melayani Tuhan, artinya engkau adalah orang yang menentang Tuhan, dan engkau patut dihukum oleh Tuhan! Aku tidak punya simpati terhadap orang semacam itu! Di rumah Tuhan, mereka adalah pembonceng, selalu mendambakan kenyamanan daging, dan tidak memperhatikan kepentingan Tuhan. Mereka selalu mencari apa yang baik untuk mereka, dan mereka tidak menghiraukan kehendak Tuhan. Mereka tidak menerima pemeriksaan Roh Tuhan dalam apa pun yang mereka lakukan. Mereka selalu mengatur siasat dan memperdaya saudara-saudari mereka dan bermuka dua, seperti seekor rubah di kebun anggur, selalu mencuri anggur dan menginjak-injak kebun anggur. Mungkinkah orang seperti itu menjadi sahabat karib Tuhan? Apakah engkau layak menerima berkat Tuhan? Engkau tidak bertanggung jawab atas hidupmu dan gereja, apakah engkau layak menerima amanat Tuhan? Siapa berani memercayai seseorang sepertimu? Jika engkau melayani seperti ini, mungkinkah Tuhan berani memercayakan kepadamu tugas yang lebih besar? Bukankah ini menyebabkan penundaan pada pekerjaan?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Melayani dalam Keselarasan dengan Kehendak Tuhan"

109. Kebanyakan orang bahkan membicarakan tentang syarat dalam pelayanan mereka kepada Tuhan: mereka tidak peduli apakah Dia adalah Tuhan ataukah manusia, dan mereka hanya membicarakan tentang syarat mereka sendiri, dan hanya berusaha memuaskan keinginan mereka sendiri. Ketika engkau memasak untuk-Ku, engkau menagih biaya pelayanan, ketika engkau berlari untuk-Ku, engkau meminta upah lari, ketika engkau bekerja untuk-Ku, engkau menuntut upah kerja, ketika engkau mencuci pakaian-Ku, engkau menagih upah mencuci, ketika engkau menyediakan kebutuhan gereja engkau menuntut biaya pemulihan, ketika engkau berbicara, engkau menuntut upah pembicara, ketika engkau memberikan buku-buku, engkau menuntut biaya distribusi, dan ketika engkau menulis, engkau menuntut upah menulis. Mereka yang telah Aku tangani bahkan menuntut imbalan dari-Ku, sementara mereka yang telah dipulangkan menuntut ganti rugi atas kerusakan pada nama mereka; mereka yang belum menikah menuntut mas kawin, atau ganti rugi untuk masa muda mereka yang hilang; mereka yang membunuh ayam menuntut upah tukang daging, mereka yang menggoreng makanan menuntut upah menggoreng, dan mereka yang membuat sup menuntut pembayaran untuk itu juga .... Inilah kemanusiaanmu yang luhur dan kuat itu, dan inilah tindakan yang ditentukan oleh hati nuranimu yang hangat itu. Di manakah akalmu? Di manakah kemanusiaanmu? Biar Kuberitahukan kepadamu! Jika engkau terus seperti ini, Aku akan berhenti bekerja di antaramu. Aku tidak akan bekerja di antara kawanan binatang liar dalam wujud manusia, Aku tidak akan menderita demi sekelompok orang yang wajah lembutnya menyembunyikan hati yang liar, Aku tidak akan menanggung derita demi sekawanan hewan seperti itu yang sama sekali tidak memiliki sedikit pun kemungkinan untuk diselamatkan. Hari ketika Aku memalingkan diri-Ku darimu adalah hari ketika engkau semua mati, itu adalah hari ketika kegelapan mendatangimu, dan hari ketika engkau semua ditinggalkan oleh terang! Biar Kuberitahukan kepadamu! Aku tidak akan pernah berbaik hati kepada kelompok orang seperti dirimu, sekelompok orang yang bahkan lebih rendah dari binatang! Ada batas untuk firman dan tindakan-Ku, dan dengan kemanusiaan dan hati nuranimu yang seperti itu, Aku tidak akan melakukan lebih banyak pekerjaan, karena engkau semua terlalu kurang memiliki hati nurani, engkau semua telah membuat-Ku menanggung terlalu banyak rasa sakit, dan perilaku tercelamu terlalu menjijikkan bagi-Ku. Orang-orang yang begitu kurang dalam kemanusiaan dan hati nurani tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk diselamatkan; Aku tidak akan pernah menyelamatkan orang yang tidak berperasaan dan tidak tahu berterima kasih seperti itu. Ketika hari-Ku tiba, Aku akan selamanya menghujankan nyala api-Ku yang menghanguskan ke atas anak-anak ketidaktaatan yang pernah membangkitkan murka-Ku yang ganas, Aku akan menjatuhkan hukuman kekal-Ku kepada semua binatang tersebut yang pernah melontarkan makian kepada-Ku dan meninggalkan-Ku, dengan api amarah-Ku Aku akan terus-menerus membakar anak-anak ketidaktaatan yang pernah makan dan hidup bersama-Ku tetapi tidak percaya kepada-Ku, yang menghina dan mengkhianati Aku. Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku kepada semua orang yang membangkitkan kemarahan-Ku, Aku akan menghujankan seluruh amarah-Ku ke atas binatang-binatang tersebut yang pernah ingin berdiri setara di samping-Ku tetapi tidak menyembah atau menaati-Ku; tongkat yang Aku gunakan untuk memukul manusia akan dihantamkan kepada semua binatang itu yang pernah menikmati pemeliharaan-Ku dan pernah menikmati segala misteri yang Aku ucapkan, dan yang pernah berusaha mengambil kenikmatan materiel dari Aku. Aku tidak akan mengampuni siapa pun yang mencoba untuk mengambil tempat-Ku; Aku tidak akan mengampuni siapa pun yang berusaha merebut makanan dan pakaian dari-Ku.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan"

110. Apa yang engkau semua lihat hari ini hanyalah pedang tajam dari mulut-Ku. Engkau belum melihat tongkat di tangan-Ku atau api yang Kupakai untuk menghanguskan manusia, dan itulah sebabnya engkau semua masih tetap angkuh dan kelewat batas di hadirat-Ku. Itulah sebabnya engkau masih menentang-Ku di rumah-Ku, berbantah dengan lidah manusiamu tentang apa yang sudah Kuucapkan dengan mulut-Ku. Manusia tidak takut akan Aku, dan meskipun dia terus saja bermusuhan dengan-Ku hingga saat ini, dia tetap tidak merasa takut sama sekali. Engkau memiliki lidah dan gigi orang yang tidak benar di mulutmu. Perkataan dan perbuatanmu seperti perkataan dan perbuatan si ular yang menggoda Hawa hingga jatuh dalam dosa. Terhadap satu sama lain engkau menuntut mata ganti mata dan gigi ganti gigi, dan engkau bergumul di hadirat-Ku untuk memperebutkan kedudukan, kemasyhuran, dan keuntungan diri sendiri, tetapi engkau tidak tahu bahwa diam-diam Aku mengawasi kata-kata dan perbuatanmu. Bahkan sebelum engkau semua datang ke hadirat-Ku, Aku sudah mengetahui apa yang ada di dasar hatimu. Manusia selalu berharap untuk dapat lolos dari genggaman tangan-Ku dan menghindar dari pengamatan mata-Ku, tetapi kata-kata dan perbuatannya tak pernah luput dari-Ku. Justru, Aku sengaja membiarkan kata-kata dan perbuatan itu tertangkap mata-Ku, sehingga Aku bisa menghajar ketidakbenaran manusia dan menjatuhkan penghakiman atas pemberontakannya. Dengan demikian, kata-kata dan perbuatan manusia yang terselubung selalu tampak di hadapan takhta penghakiman-Ku, dan penghakiman-Ku tidak pernah meninggalkan manusia, sebab pemberontakannya sudah melampaui batas. Pekerjaan-Ku ialah membakar dan menyucikan segala perkataan dan perbuatan manusia yang diucapkan dan dilakukan di hadirat Roh-Ku. Dengan cara ini,[b] saat Aku meninggalkan bumi, manusia akan tetap mempertahankan kesetiaan mereka kepada-Ku, dan akan tetap melayani-Ku sebagai para pelayan-Ku yang kudus yang melaksanakan pekerjaan-Ku, membuat pekerjaan-Ku di bumi bisa terus berlanjut sampai kesudahannya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Menyebarkan Injil Juga Merupakan Pekerjaan Menyelamatkan Manusia"

111. Aku sangat menghargai orang-orang yang tidak menaruh curiga terhadap orang lain, dan Aku juga sangat menyukai mereka yang siap menerima kebenaran; terhadap kedua jenis manusia ini Aku menunjukkan perhatian yang besar, karena di mata-Ku mereka adalah orang-orang yang jujur. Jika engkau adalah orang yang curang, engkau akan selalu waspada dan curiga terhadap semua orang dan segala hal, dan dengan demikian imanmu kepada-Ku akan dibangun di atas dasar kecurigaan. Aku tidak pernah bisa membenarkan iman seperti ini. Tanpa memiliki iman yang sejati, engkau bahkan lebih tidak memiliki kasih sejati. Dan jika engkau cenderung meragukan Tuhan dan berspekulasi tentang diri-Nya sesuka hatimu, maka tak diragukan lagi, engkau adalah orang yang paling curang di antara manusia. Engkau memikirkan apakah Tuhan dapat menjadi seperti manusia atau tidak: penuh dosa yang tak terampuni, berpikiran picik, tak memliki kejujuran dan nalar, kurang memiliki rasa keadilan, penuh dengan taktik yang kejam, pengkhianat dan licik, serta senang dengan kejahatan dan kegelapan, dan sebagainya. Bukankah alasan manusia memiliki pemikiran seperti itu karena mereka sama sekali tidak memiliki pengenalan akan Tuhan? Iman seperti ini adalah sama dengan dosa! Bahkan ada beberapa orang yang meyakini bahwa orang-orang yang menyenangkan-Ku tidak lain adalah para penyanjung dan penjilat, dan bahwa mereka yang tidak memiliki kemampuan seperti ini tidak akan diterima di rumah Tuhan dan akan kehilangan tempat mereka di sana. Apakah hanya ini pengenalan yang telah kauperoleh selama bertahun-tahun? Apakah ini yang telah kauperoleh? Dan pengenalanmu tentang diri-Ku tidak berhenti pada kesalahpahaman ini; yang bahkan lebih buruk lagi adalah penghujatanmu terhadap Roh Tuhan dan fitnah terhadap surga. Inilah sebabnya Kukatakan bahwa iman seperti imanmu hanya akan menyebabkan engkau semua menyimpang lebih jauh dari-Ku dan semakin menentang-Ku. Selama bertahun-tahun bekerja, engkau semua telah melihat banyak kebenaran, tetapi apakah engkau tahu apa yang kedengaran di telinga-Ku? Berapa banyak di antaramu yang bersedia menerima kebenaran? Engkau semua percaya bahwa engkau bersedia membayar harga untuk kebenaran, tetapi berapa banyak dari antaramu yang telah benar-benar menderita bagi kebenaran? Tidak ada apa pun selain ketidakbenaran di dalam hatimu, yang membuat engkau semua percaya bahwa setiap orang, siapa pun mereka, sama curangnya dan bengkoknya—sampai pada titik di mana engkau bahkan percaya bahwa Tuhan yang berinkarnasi bisa, seperti manusia biasa, tidak memiliki hati yang baik atau kasih yang penuh kebajikan. Terlebih lagi, engkau semua percaya bahwa karakter yang mulia serta sifat yang penuh belas kasihan dan kemurahan hanya ada di dalam diri Tuhan yang di surga. Engkau semua percaya bahwa orang kudus semacam itu tidak ada, dan hanya kegelapan dan kejahatan yang menguasai bumi, sementara Tuhan adalah sosok yang dengannya manusia memercayakan kerinduan mereka untuk hal-hal yang baik dan indah, sosok legendaris yang direkayasa oleh mereka. Dalam pikiranmu, Tuhan yang di surga sangat layak dihormati, benar, dan agung, layak disembah dan dikagumi; sedangkan Tuhan yang di bumi ini hanyalah tokoh pengganti, dan alat, dari Tuhan yang di surga. Engkau percaya Tuhan ini tidak dapat disetarakan dengan Tuhan yang di surga, apalagi dibandingkan dengan-Nya. Dalam hal keagungan dan kehormatan Tuhan, itu adalah milik kemuliaan Tuhan yang di surga, tetapi dalam hal natur dan kerusakan manusia, itu adalah ciri-ciri yang menjadi bagian dari Tuhan yang di bumi. Tuhan yang di surga selamanya mulia, sedangkan Tuhan yang di bumi selamanya tidak penting, lemah, dan tidak kompeten. Tuhan yang di surga tidak dikuasai emosi, hanya dikuasai kebenaran, sedangkan Tuhan yang di bumi hanya memiliki motif yang egois dan sama sekali tidak memiliki keadilan atau nalar. Tuhan yang di surga tidak sedikit pun memiliki kebengkokan dan selamanya setia, sedangkan Tuhan yang di bumi selalu memiliki sisi tidak jujur. Tuhan yang di surga sangat mengasihi manusia, sedangkan Tuhan yang di bumi tidak memadai dalam menunjukkan kepedulian-Nya kepada manusia, bahkan mengabaikannya sepenuhnya. Pengenalan yang keliru ini telah lama tersimpan di dalam hatimu dan mungkin juga akan terus berlanjut di masa depan. Engkau semua memandang semua perbuatan Kristus dari sudut pandang orang jahat dan mengevaluasi semua pekerjaan-Nya, serta identitas dan hakikat-Nya, dari sudut pandang orang jahat. Engkau semua telah membuat kesalahan besar dan melakukan apa yang belum pernah dilakukan oleh mereka yang datang sebelum dirimu. Artinya, engkau semua hanya melayani Tuhan yang mulia di surga yang mengenakan mahkota di atas kepalan-Nya dan tidak pernah terlibat dengan Tuhan yang kauanggap remeh sehingga Dia tidak terlihat olehmu. Bukankah ini adalah dosamu? Bukankah ini adalah contoh klasik tentang pelanggaranmu terhadap watak Tuhan? Engkau semua menyembah Tuhan yang di surga. Engkau memuja pribadi-pribadi mulia dan menghormati orang-orang yang terkenal karena kefasihan bicara mereka. Engkau dengan senang hati diperintah oleh Tuhan yang memenuhi tanganmu dengan kekayaan, dan sangat mendambakan Tuhan yang dapat memenuhi setiap keinginanmu. Satu-satunya Pribadi yang tidak engkau sembah adalah Tuhan yang tidak mulia ini; satu-satunya hal yang kaubenci adalah bergaul dengan Tuhan ini yang tidak dapat dipandang oleh manusia mana pun. Satu-satunya hal yang tidak ingin kaulakukan adalah melayani Tuhan yang tidak pernah memberimu satu sen pun ini, dan satu-satunya Pribadi yang tidak mampu membuatmu merindukan-Nya adalah Tuhan yang tidak menyenangkan ini. Tuhan seperti ini tidak dapat membuatmu mampu memperluas wawasanmu, membuatmu merasa seolah-olah telah menemukan harta karun, apalagi memenuhi keinginanmu. Lalu, mengapa engkau mengikut Dia? Pernahkah engkau memikirkan pertanyaan seperti ini? Apa yang kaulakukan tidak hanya menyinggung Kristus ini; yang lebih penting lagi, itu menyinggung Tuhan yang di surga. Menurut-Ku, ini bukanlah tujuan imanmu kepada Tuhan!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Cara Mengenal Tuhan yang di Bumi"

112. Banyak orang lebih suka dihukum di neraka daripada berkata dan bertindak jujur. Tidak mengherankan bahwa Aku punya perlakuan lain yang menanti mereka yang tidak jujur. Tentu saja, Aku sepenuhnya tahu betapa sulitnya bagimu untuk jujur. Karena engkau begitu pintar, begitu hebat dalam mengukur orang dengan tongkat pengukurmu sendiri yang picik, ini membuat pekerjaan-Ku menjadi jauh lebih mudah. Dan karena engkau masing-masing menyimpan rahasiamu, baiklah, Aku akan mengirimmu, satu per satu, ke dalam bencana untuk "dididik" dengan api, sehingga sesudahnya engkau bisa berketetapan hati dalam kepercayaanmu pada firman-Ku. Pada akhirnya, Aku akan membuat mulutmu mengucapkan perkataan "Tuhan adalah Tuhan yang setia," lalu engkau akan menebah dadamu dan meratap, "Betapa liciknya hati manusia!" Akan seperti apakah keadaan pikiranmu pada saat itu? Aku bayangkan engkau tidak akan merasa sedemikian berjaya sebagaimana dirimu sekarang. Dan terlebih lagi, tidak akan merasa dirimu "semendalam dan sesulit itu untuk dipahami" sebagaimana dirimu sekarang. Di hadirat Tuhan, sebagian orang berperilaku sangat sempurna, mereka berusaha keras "berperilaku baik", tetapi mereka memperlihatkan taringnya dan mengacungkan cakarnya di hadirat Roh. Apakah engkau menganggap orang-orang seperti itu termasuk bilangan mereka yang jujur? Jika engkau seorang munafik, seorang yang cakap dalam "hubungan antarpribadi", maka Aku katakan bahwa engkau benar-benar seseorang yang berusaha meremehkan Tuhan. Jika kata-katamu dipenuhi dengan alasan dan pembenaran diri yang tidak ada nilainya, maka Aku katakan bahwa engkau adalah seseorang yang benci untuk melakukan kebenaran. Jika engkau memiliki banyak rahasia yang enggan engkau bagikan, jika engkau sama sekali menolak menyingkapkan rahasiamu—kesulitan-kesulitanmu—di depan orang lain untuk mencari jalan terang, maka Aku katakan bahwa engkau adalah seseorang yang tidak akan memperoleh keselamatan dengan mudah, dan yang tidak akan dengan mudah keluar dari kegelapan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tiga Peringatan"

113. Aku sangat paham tipu daya yang ada dalam hatimu; kebanyakan darimu mengikuti Aku karena rasa ingin tahu dan telah datang mencari-Ku karena kekosonganmu. Ketika keinginan ketigamu tak tercapai—yakni keinginanmu mendapatkan hidup yang damai dan bahagia—keingintahuanmu juga menghilang. Tipu daya yang ada di hati setiap orang di antaramu tersingkap lewat perkataan dan perbuatanmu. Sesungguhnya, engkau semua hanya ingin tahu tentang Aku, tetapi tidak takut kepada-Ku; engkau tidak menjaga lidahmu, bahkan lebih dari itu, engkau tidak menahan diri dalam perilakumu. Lalu, iman seperti apa sebenarnya yang engkau semua miliki? Apakah imanmu itu tulus? Engkau semua hanya menggunakan firman-Ku untuk mengusir kekhawatiranmu dan mengurangi kebosananmu, untuk mengisi ruang-ruang kosong yang tersisa dalam hidupmu. Siapakah di antaramu yang telah menerapkan firman-Ku? Siapakah yang memiliki iman yang tulus? Engkau semua terus berteriak bahwa Tuhan adalah Tuhan yang melihat ke kedalaman hati manusia, tetapi bagaimana Tuhan yang engkau teriakkan di dalam hatimu itu sesuai dengan-Ku? Jika engkau semua berteriak seperti ini, lalu mengapa engkau bertindak dengan cara seperti itu? Mungkinkah dengan kasih seperti inilah engkau ingin membalas-Ku? Tidak ada sedikit pun pengabdian di bibirmu, tetapi di manakah pengorbananmu, dan perbuatan baikmu? Jika bukan karena ucapanmu telah mencapai telinga-Ku, bagaimana mungkin Aku begitu membencimu? Jika engkau semua benar-benar percaya kepada-Ku, bagaimana engkau bisa jatuh ke dalam keadaan tertekan seperti itu? Wajahmu terlihat depresi seolah-olah engkau sedang diadili di dunia orang mati. Engkau bahkan tidak memiliki sedikit pun vitalitas, dan dengan suara lemah engkau berbicara tentang suara batinmu; engkau bahkan penuh dengan keluhan dan kutukan. Engkau semua sudah sejak lama kehilangan iman akan apa yang Kulakukan dan bahkan iman mula-mulamu telah hilang, jadi bagaimana mungkin engkau dapat mengikuti sampai akhir? Dengan demikian, bagaimana engkau bisa diselamatkan?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman bagi Orang-Orang Muda dan Orang-Orang Tua"

114. Meskipun manusia percaya kepada Tuhan, di hati manusia tidak ada Tuhan, dan dia tidak tahu bagaimana mengasihi Tuhan, dia juga tidak ingin mengasihi Tuhan, karena hatinya tidak pernah mendekat kepada Tuhan dan dia selalu menghindari Tuhan. Sebagai akibatnya, hati manusia jauh dari Tuhan. Jadi, di manakah hatinya berada? Sebenarnya, hati manusia tidak pergi ke mana-mana: alih-alih memberikan hatinya kepada Tuhan atau mengungkapkan hatinya kepada Tuhan untuk dilihat-Nya, dia menyimpannya bagi dirinya sendiri. Ini terlepas dari fakta bahwa sebagian orang sering berdoa kepada Tuhan dan berkata: "Oh Tuhan, lihatlah hatiku—Engkau tahu semua yang kupikirkan," dan sebagian orang bahkan bersumpah untuk membiarkan Tuhan melihat diri mereka, agar mereka boleh dihukum jika melanggar sumpah mereka. Meskipun manusia mengizinkan Tuhan melihat ke lubuk hatinya, bukan berarti manusia mampu menaati pengaturan dan rencana Tuhan, juga bukan berarti dia telah menyerahkan nasib, prospek hidup, dan segalanya di bawah kendali Tuhan. Jadi, terlepas dari sumpahmu kepada Tuhan atau apa yang kaunyatakan kepada-Nya, di mata Tuhan, hatimu masih tertutup bagi-Nya, karena engkau hanya mengizinkan Tuhan untuk melihat hatimu tetapi tidak mengizinkan Dia mengendalikannya. Dengan kata lain, engkau sama sekali belum memberikan hatimu kepada Tuhan, dan hanya mengucapkan kata-kata indah untuk didengar Tuhan, sementara itu, engkau menyembunyikan berbagai niatmu yang curang dari Tuhan, bersama dengan tipu daya, rencana kotor, dan rencanamu, serta engkau menggenggam erat prospek dan nasibmu di tanganmu, sangat takut semua itu diambil oleh Tuhan. Dengan demikian, Tuhan tidak pernah melihat ketulusan hati manusia terhadap-Nya. Meskipun Tuhan memang mengamati kedalaman hati manusia, dan dapat melihat apa yang sedang manusia pikirkan dan apa yang ingin Dia lakukan di hatinya, dan dapat melihat hal-hal apa yang tersimpan di dalam hatinya, hati manusia bukanlah milik Tuhan, dan manusia belum menyerahkan hatinya pada kendali Tuhan. Dengan kata lain, Tuhan punya hak untuk mengamati tetapi tidak punya hak untuk mengendalikan. Dalam kesadaran subjektifnya, manusia tidak ingin atau berniat menyerahkan dirinya pada pengaturan Tuhan. Manusia tidak hanya telah menutup dirinya sendiri dari Tuhan, tetapi ada orang-orang yang bahkan memikirkan cara untuk membungkus rapat hati mereka, menggunakan kata-kata pujian dan sanjungan untuk menciptakan kesan palsu dan mendapatkan kepercayaan dari Tuhan, dan menyembunyikan wajah asli mereka dari pandangan Tuhan. Tujuan mereka untuk tidak membiarkan Tuhan melihat adalah untuk tidak mengizinkan Tuhan mengetahui seperti apa diri mereka yang sebenarnya. Mereka tidak ingin memberikan hati mereka kepada Tuhan, tetapi menyimpannya untuk diri mereka sendiri. Maksud tersirat dari hal ini adalah bahwa apa yang manusia lakukan dan inginkan semuanya direncanakan, diperhitungkan, dan diputuskan oleh manusia itu sendiri; dia tidak membutuhkan partisipasi atau campur tangan Tuhan, apalagi rancangan dan pengaturan Tuhan. Jadi, baik dalam hal perintah Tuhan, amanat-Nya, maupun tuntutan yang Tuhan buat atas manusia, keputusan manusia didasarkan pada niat dan kepentingannya sendiri, pada kondisi dan keadaannya sendiri pada saat itu. Manusia selalu menggunakan pengetahuan dan wawasan yang terasa akrab dengannya, serta kecerdasannya sendiri untuk menilai dan memilih jalan yang harus ditempuhnya, dan tidak membiarkan adanya campur tangan dan kendali Tuhan. Inilah hati manusia yang Tuhan lihat.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"

115. Banyak orang ingin sungguh-sungguh mencintai-Ku, namun karena hati mereka bukan milik mereka sendiri, mereka tidak berkuasa atas diri mereka; banyak orang sungguh-sungguh mencintai-Ku ketika mereka mengalami berbagai ujian yang Kuberikan, namun mereka tidak mampu memahami bahwa Aku sungguh ada, dan hanya mencintai-Ku dalam kehampaan, dan bukan karena keberadaan-Ku yang nyata; banyak orang memberikan hati mereka kepada-Ku dan kemudian tidak memperhatikan hati mereka, sehingga karenanya hati mereka dirampas oleh Iblis setiap kali ada kesempatan, kemudian mereka meninggalkan-Ku; banyak orang mencintai-Ku dengan tulus saat Aku menyatakan firman-Ku, namun tidak menghargai firman-Ku dalam roh mereka, malahan dengan santai menggunakannya seperti milik bersama dan melemparkannya balik ke tempat asalnya kapan pun mereka suka. Manusia mencari-Ku di tengah-tengah derita, dan dia mencari-Ku di antara berbagai ujian. Selama masa kedamaian, dia menikmati-Ku, saat dalam bahaya, dia menolak-Ku, saat dia sibuk, dia melupakan-Ku, dan saat dia berpangku tangan dia berbuat sesuatu tanpa ketulusan untuk-Ku—namun belum pernah ada satu manusia pun yang mencintai-Ku sepanjang hidup mereka. Aku berharap manusia bersikap tulus di hadapan-Ku: Aku tidak meminta agar dia memberi-Ku apa pun, namun hanya meminta semua manusia menganggap serius diri-Ku, yang tidak menipu Aku, melainkan membiarkan Aku memunculkan kembali ketulusan manusia. Pencerahan, penerangan-Ku, dan harga dari upaya-Ku meliputi semua orang, namun fakta sebenarnya dari setiap tindakan manusia juga meliputi semua orang, demikian pula tipu daya mereka terhadap-Ku. Seolah-olah unsur-unsur tipu daya manusia sudah ada dalam diri mereka sejak dalam kandungan, seakan-akan dia memiliki keterampilan khusus dalam tipu muslihat ini sejak lahir. Lagi pula, dia tidak pernah memberitahunya; tidak seorang pun pernah membongkar sumber keterampilan tipu muslihat ini. Alhasil, manusia hidup di tengah tipu daya tanpa menyadarinya, dan seolah-olah dia memaafkan dirinya, seakan-akan ini adalah pengaturan Tuhan, bukan tipu dayanya yang terencana terhadap-Ku. Bukankah ini sumber utama tipu daya manusia terhadap-Ku? Bukankah ini skema liciknya? Aku belum pernah teperdaya oleh bujuk rayu dan kelicikan manusia, karena Aku sudah memahami esensinya sejak lama. Siapakah yang mengetahui seberapa banyak kecemaran dalam darahnya, dan seberapa banyak racun Iblis dalam sumsumnya? Manusia semakin terbiasa dengan itu dari hari ke hari, sehingga dia tidak merasakan kerugian yang ditimbulkan oleh Iblis, dan karena itu tidak tertarik menemukan "seni keberadaan sehat."

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 21"

116. Manusia adalah makhluk yang tidak memiliki pengetahuan diri, dan mereka tidak dapat mengenal diri mereka sendiri. Meskipun demikian, mereka mengenal orang lain seperti punggung tangan mereka, seolah-olah segala sesuatu yang telah dilakukan dan dikatakan orang lain telah "diperiksa" oleh mereka, tepat di hadapan mereka, dan menerima persetujuan mereka sebelum dilakukan. Sebagai akibatnya, mereka seolah-olah telah memahami semua orang sepenuhnya, sampai pada keadaan psikologis mereka. Semua manusia seperti ini. Meskipun mereka telah memasuki Zaman Kerajaan saat ini, natur mereka tetap tidak berubah. Mereka masih melakukan apa yang Kulakukan di hadapan-Ku, sedangkan di belakang-Ku mereka mulai mulai melakukan "urusan" khusus mereka sendiri. Namun, setelahnya, ketika mereka datang ke hadapan-Ku, mereka seperti orang yang sama sekali berbeda, tampak tenang dan tidak takut, dengan wajah yang tenang dan denyut nadi yang stabil. Bukankah inilah tepatnya yang membuat manusia begitu hina? Begitu banyak orang yang mengenakan dua wajah yang sama sekali berbeda—satu wajah saat berada di hadapan-Ku dan satu wajah lagi ketika di belakang-Ku. Begitu banyak dari antara mereka yang bertingkah seperti anak domba yang baru lahir saat berada di hadapan-Ku, tetapi ketika di belakang-Ku mereka berubah menjadi harimau buas dan kemudian bertingkah seperti burung-burung kecil yang beterbangan dengan riang di perbukitan. Begitu banyak yang menunjukkan tujuan dan tekadnya di depan-Ku. Begitu banyak yang datang di hadapan-Ku, mencari firman-Ku dengan rasa haus dan penuh kerinduan, tetapi ketika di belakang-Ku, mereka menjadi muak akan firman itu dan meninggalkannya, seolah-olah firman-Ku adalah sebuah beban. Berkali-kali, setelah melihat umat manusia dirusak oleh musuh-Ku, Aku telah berhenti berharap pada umat manusia. Berkali-kali, setelah melihat mereka datang ke hadapan-Ku dengan tetesan air mata untuk memohon pengampunan, tetapi karena kurangnya rasa harga diri serta sikap mereka yang keras kepala dan tidak dapat diperbaiki, Aku telah menutup mata-Ku terhadap perbuatan mereka dalam kemarahan, bahkan ketika hati mereka sungguh-sungguh dan niat mereka tulus. Berkali-kali, setelah melihat kepolosan, keaktifan, dan keindahan umat pilihan-Ku, bagaimana mungkin Aku tidak merasa senang karena hal-hal ini? Manusia tidak mengetahui bagaimana menikmati berkat di tangan-Ku yang telah Kutentukan dari semula bagi mereka, karena mereka tidak memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan "berkat" dan "penderitaan". Karena alasan ini, manusia sangat kurang memiliki ketulusan dalam pencarian mereka akan Aku. Jika hari esok tidak ada, maka siapakah di antara engkau semua yang berdiri di hadapan-Ku akan menjadi murni seperti salju yang terhembus dan tak bercacat seperti batu giok? Mungkinkah kasihmu kepada-Ku hanyalah sesuatu yang bisa ditukar dengan makanan yang lezat, pakaian berkelas, atau jabatan tinggi dengan gaji yang besar? Dapatkah kasih itu ditukar dengan kasih yang orang lain miliki untukmu? Mungkinkah sebenarnya menjalani ujian akan mendorong manusia untuk meninggalkan kasih mereka kepada-Ku? Akankah penderitaan dan kesengsaraan menyebabkan mereka mengeluh tentang pengaturan-Ku? Tak seorang pun yang pernah benar-benar menghargai pedang tajam yang berada di mulut-Ku: mereka hanya mengetahui maknanya yang dangkal tanpa benar-benar memahami apa yang ditimbulkannya. Jika manusia benar-benar bisa melihat ketajaman pedang-Ku, mereka pasti akan lari terbirit-birit seperti tikus ke dalam sarang mereka. Karena manusia mati rasa, mereka tidak memahami apa pun tentang makna yang sesungguhnya dari firman-Ku, dan karena itu mereka tidak tahu betapa hebatnya perkataan-Ku, atau seberapa banyak mereka menyingkapkan natur manusia dan seberapa banyak kerusakan mereka sendiri yang telah dihakimi oleh firman itu. Karena alasan ini, sebagai hasil dari ide-ide mereka yang setengah matang tentang apa yang Kukatakan, kebanyakan orang telah mengambil sikap suam-suam kuku.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 15"

117. Di sepanjang zaman, banyak orang telah meninggalkan dunia ini dalam kekecewaan, dengan berat hati, banyak yang datang ke dalam dunia dengan harapan dan keyakinan. Aku telah mengatur banyak orang untuk datang, dan telah mengirim banyak orang untuk pergi. Tak terhitung banyaknya orang telah melewati tangan-Ku. Banyak roh telah dilemparkan ke alam maut, banyak roh telah hidup dalam daging, dan banyak orang telah mati dan terlahir kembali di bumi. Namun tidak seorang pun di antara mereka memiliki kesempatan untuk menikmati berkat-berkat kerajaan saat ini. Aku telah memberi begitu banyak kepada manusia, tetapi dia hanya memperoleh sedikit, karena serangan gencar kekuatan Iblis telah membuatnya tidak dapat menikmati semua kekayaan-Ku. Manusia hanya beruntung untuk melihat kekayaan itu, tetapi tidak pernah dapat menikmatinya sepenuhnya. Manusia tidak pernah menemukan rumah perbendaharaan di dalam tubuhnya untuk menerima kekayaan surga, dan karena itu dia kehilangan berkat yang telah Kuanugerahkan kepadanya. Bukankah roh manusia merupakan pancaindra yang menghubungkan dirinya dengan Roh-Ku? Mengapa manusia tidak pernah menghubungkan-Ku dengan rohnya? Mengapa dia mendekat kepada-Ku dalam daging, tetapi tidak mampu melakukannya dalam roh? Apakah wajah-Ku yang sesungguhnya adalah wajah daging? Mengapa manusia tidak mengetahui esensi-Ku? Apakah tidak pernah ada jejak diri-Ku dalam roh manusia? Apakah Aku telah sama sekali lenyap dari roh manusia? Jika manusia tidak masuk ke dalam dunia roh, bagaimana dia bisa memahami maksud-maksud-Ku? Apakah ada sesuatu di mata manusia yang dapat secara langsung menembus dunia roh? Aku telah banyak kali memanggil manusia dengan Roh-Ku, tetapi manusia bersikap seolah-olah dia telah ditusuk oleh-Ku, memandang-Ku dari kejauhan, dengan ketakutan yang besar bahwa Aku akan membawanya ke dunia lain. Aku telah banyak kali menyelidiki roh manusia, tetapi dia tetap sama sekali tidak sadar, sangat takut Aku akan masuk ke dalam rumahnya dan mengambil kesempatan untuk merampas segala miliknya. Karena itu, dia menutup pintu dan membiarkan Aku di luar tanpa apa pun selain pintu yang dingin dan tertutup rapat. Manusia telah sering kali jatuh dan Aku telah menyelamatkannya, tetapi setelah bangun dia dengan segera meninggalkan-Ku dan, tak tersentuh oleh kasih-Ku, dia menatap-Ku dengan tatapan penuh kehati-hatian; tidak pernah Aku membuat hati manusia menjadi hangat. Manusia adalah hewan berdarah dingin yang tanpa emosi. Meskipun dia dihangatkan oleh pelukan-Ku, dia tidak pernah sangat tersentuh olehnya. Manusia itu seperti pegunungan liar. Dia tidak pernah menghargai semua penghargaan-Ku terhadap umat manusia. Dia tidak mau mendekati-Ku, lebih suka tinggal di antara gunung-gunung, di mana dia menghadapi ancaman binatang buas—tetapi tetap saja dia tidak mau berlindung kepada-Ku. Aku tidak memaksa siapa pun: Aku hanya melakukan pekerjaan-Ku. Akan tiba saatnya ketika manusia berenang ke sisi-Ku dari tengah samudra yang kuat, sehingga dia dapat menikmati semua kekayaan di bumi dan terlepas dari risiko tertelan oleh laut.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 20"

118. Imanmu sangat bagus; katamu, engkau bersedia mengorbankan seumur hidupmu demi pekerjaan-Ku, dan bahwa engkau bersedia berkorban nyawa untuk itu, tetapi watakmu tidak banyak berubah. Engkau hanya berbicara dengan arogan, padahal perilakumu yang sebenarnya sangat buruk. Seakan-akan, lidah dan bibir seseorang berada di surga tetapi kakinya berada jauh di bumi, dan sebagai akibatnya, kata-kata dan perbuatannya serta reputasinya tetap dalam kondisi buruk. Reputasimu telah hancur, sikapmu bejat, cara bicaramu hina, dan hidupmu tercela; bahkan seluruh kemanusiaanmu telah merosot begitu rendah. Engkau sekalian berpikiran sempit terhadap orang lain dan engkau tawar-menawar dalam setiap hal kecil. Engkau bertengkar karena reputasi dan statusmu sendiri, bahkan sampai bersedia turun ke neraka dan ke dalam lautan api. Perkataan dan perbuatanmu saat ini sudah cukup bagi-Ku untuk menentukan bahwa engkau sekalian berdosa. Sikapmu terhadap pekerjaan-Ku sudah cukup bagi-Ku untuk menentukan bahwa engkau sekalian adalah orang-orang fasik, dan semua watakmu sudah cukup untuk menyatakan bahwa engkau sekalian adalah jiwa-jiwa cemar yang penuh dengan kekejian. Manifestasimu dan apa yang engkau ungkapkan sudah cukup untuk menyatakan bahwa engkau semua adalah orang-orang yang telah banyak minum darah roh-roh najis. Ketika perkara memasuki kerajaan disampaikan, engkau sekalian tidak mengungkapkan perasaanmu. Apakah engkau semua yakin bahwa kondisimu sekarang sudah memadai bagimu untuk memasuki gerbang kerajaan surga-Ku? Apakah engkau semua yakin bahwa engkau dapat memperoleh jalan masuk ke tanah suci dari pekerjaan dan firman-Ku tanpa kata-kata dan perbuatanmu lebih dahulu menjalani pengujian-Ku? Siapa yang sanggup menipu kedua mata-Ku? Bagaimana bisa perilaku dan percakapanmu yang hina dan rendah luput dari pandangan-Ku? Hidupmu telah Kutentukan sebagai kehidupan yang meminum darah dan memakan daging dari roh-roh najis sebab engkau sekalian meniru rupa mereka di hadapan-Ku setiap hari. Di hadapan-Ku, perilakumu sangat buruk, jadi bagaimana mungkin Aku tidak mendapati dirimu menjijikkan? Perkataanmu mengandung kekotoran dari roh-roh najis: engkau membujuk, menutupi, dan menyanjung seperti orang-orang yang terlibat sihir dan seperti mereka yang khianat dan meminum darah orang yang tidak benar. Semua ungkapan manusia sangat fasik, jadi bagaimana mungkin semua orang dapat ditempatkan di tanah suci di tempat orang-orang benar berada? Apakah engkau berpikir bahwa perilakumu yang tercela dapat membedakan dirimu sebagai orang yang kudus dibandingkan orang-orang fasik itu? Lidahmu yang seperti ular itu akhirnya akan merusak dagingmu yang membawa kehancuran dan melakukan kekejian, dan tanganmu yang berlumuran dengan darah roh-roh najis itu juga akhirnya akan menarik jiwamu ke neraka. Jadi, mengapa engkau tidak menggapai kesempatan ini untuk mentahirkan tanganmu yang berlumuran kecemaran? Dan mengapa engkau tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk memotong lidahmu yang mengatakan kata-kata yang tidak benar? Mungkinkah engkau bersedia menderita dalam api neraka demi tangan, lidah, dan bibirmu? Aku mengawasi hati semua orang dengan kedua mata-Ku karena jauh sebelum Aku menciptakan manusia, Aku telah menggenggam hati mereka di dalam tangan-Ku. Aku sudah lama menyelami hati manusia, jadi bagaimana mungkin segala pikiran manusia luput dari mata-Ku? Bagaimana mungkin mereka bisa tepat pada waktunya lolos dari pembakaran Roh-Ku?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Sekalian Begitu Rendah dalam Akhlakmu!"

119. Bibirmu lebih manis dari burung merpati tetapi hatimu lebih jahat dari ular zaman purba. Bibirmu seindah perempuan Lebanon, tetapi hatimu tidak sebaik hati mereka, dan tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan kecantikan bangsa Kanaan. Hatimu begitu khianat! Yang Aku benci hanyalah bibir dan hati orang jahat, dan persyaratan-Ku atas manusia sama sekali tidak lebih tinggi dari apa yang Kuharapkan dari orang-orang kudus; hanya saja Aku merasa benci atas perbuatan durjana orang-orang fasik dan Aku berharap mereka dapat menyingkirkan kecemaran mereka dan menghindar dari kesulitan mereka saat ini sehingga mereka dapat dibedakan dari orang-orang fasik, lalu hidup bersama dan menjadi kudus bersama orang-orang benar. Engkau sekalian berada dalam keadaan yang sama seperti Aku, tetapi engkau diliputi oleh kecemaran; engkau bahkan tidak mengandung sedikit pun kesamaan dengan manusia yang diciptakan pada awalnya. Terlebih lagi, karena setiap hari engkau sekalian meniru rupa roh-roh najis itu, melakukan apa yang mereka perbuat dan mengatakan apa yang mereka ucapkan, seluruh bagian dari dirimu—bahkan lidah dan bibirmu—terbenam dalam air kotor mereka, sampai-sampai engkau sekalian diliputi noda itu seluruhnya, dan tak satu pun bagian dari dirimu yang dapat dipakai untuk pekerjaan-Ku. Sungguh memilukan! Engkau sekalian hidup di dunia seperti kuda dan ternak tetapi tidak merasa gelisah; engkau penuh dengan sukacita dan hidup bebas dan mudah. Engkau berenang di air kotor ini tetapi sebenarnya tidak tahu kalau engkau sekalian telah jatuh ke dalam situasi seperti ini. Setiap hari engkau bergaul dengan roh-roh najis dan berurusan dengan "kotoran." Hidupmu sangat hina, tetapi engkau benar-benar tidak tahu kalau engkau sama sekali tidak berada di dunia manusia dan engkau tidak berkuasa atas dirimu sendiri. Tidak tahukah engkau bahwa hidupmu telah lama diinjak-injak oleh roh-roh najis, atau bahwa akhlakmu telah lama tercemar oleh air kotor? Apakah pikirmu engkau tinggal di surga duniawi, bahwa engkau berada di tengah-tengah kebahagiaan? Tidak tahukah engkau bahwa engkau telah menjalani hidup dengan roh-roh najis, dan bahwa engkau telah menjalani hidup dengan segala yang telah dipersiapkan mereka bagimu? Bagaimana mungkin hidupmu punya arti? Bagaimana mungkin hidupmu memiliki nilai? Engkau telah sibuk berkeliling demi orang tuamu, yaitu orang tua roh najis, tetapi engkau sama sekali tidak tahu kalau mereka yang menjebakmu adalah orang tua roh-roh najis itu, yang melahirkan dan membesarkan engkau. Selain itu, engkau tidak menyadari bahwa seluruh kecemaranmu sebenarnya mereka berikan kepadamu; yang engkau tahu hanyalah bahwa mereka dapat memberimu "kesenangan," mereka tidak menghajarmu, juga tidak menghakimimu, dan terutama tidak mengutukmu. Mereka tidak pernah marah kepadamu, tetapi memperlakukan engkau dengan penuh kasih sayang dan kebaikan. Kata-kata mereka memelihara hatimu dan memikatmu sehingga engkau menjadi bingung dan tanpa menyadarinya, engkau terjerat dan bersedia melayani mereka, menjadi saluran serta pelayan mereka. Engkau tidak mengeluh sama sekali, malah bersedia bekerja bagi mereka layaknya anjing, layaknya kuda; engkau teperdaya oleh mereka. Karena alasan ini, engkau sama sekali tidak bereaksi terhadap pekerjaan yang Kulakukan. Pantas saja engkau selalu ingin diam-diam menyelinap keluar dari jemari-Ku, dan tidak mengherankan jika engkau selalu ingin menggunakan kata-kata manis untuk memperdaya kebaikan-Ku. Ternyata engkau sudah punya rencana lain, pengaturan lain. Engkau dapat melihat sedikit tindakan-Ku sebagai Yang Mahakuasa, tetapi engkau tidak tahu sedikit pun tentang penghakiman dan hajaran-Ku. Engkau tidak tahu kapan hajaran-Ku dimulai; engkau hanya tahu cara menipu-Ku, tetapi engkau tidak tahu bahwa Aku tidak akan menoleransi pelanggaran oleh manusia. Karena engkau telah membulatkan tekad untuk melayani-Ku, Aku tidak akan melepaskanmu. Aku adalah Tuhan yang cemburu, dan Akulah Tuhan yang cemburu pada manusia. Karena engkau telah mengutarakan janjimu di atas mezbah, Aku tidak akan membiarkan engkau melarikan diri di depan mata-Ku sendiri, dan Aku tidak akan membiarkan engkau melayani dua tuan. Apakah pikirmu engkau dapat memiliki cinta lain setelah engkau menyatakan janjimu di atas mezbah-Ku dan di depan mata-Ku? Bagaimana Aku bisa membiarkan manusia membodohi Aku seperti itu? Sangkamu engkau bisa seenaknya bersumpah dan berikrar kepada-Ku dengan lidahmu? Bagaimana engkau bisa bersumpah demi takhta-Ku, takhta Yang Mahatinggi? Apakah engkau berpikir bahwa sumpahmu sudah berlalu? Aku berkata kepadamu: andaipun dagingmu berlalu, sumpahmu tidak bisa berlalu. Pada akhirnya, Aku akan menghukum engkau sekalian berdasarkan sumpahmu. Namun, pikirmu engkau dapat mengatasi-Ku dengan mengungkapkan kata-katamu di hadapan-Ku, dan bahwa hatimu dapat melayani roh-roh najis dan roh-roh jahat. Bagaimana mungkin murka-Ku menoleransi orang-orang seperti anjing, seperti babi, yang menipu Aku? Aku harus melaksanakan ketetapan administratif-Ku, dan merebut kembali dari tangan roh-roh najis semua orang "saleh" dan munafik yang beriman kepada-Ku agar mereka dapat "melayani" Aku secara disiplin, menjadi lembu-Ku, menjadi kuda-Ku, dan mengikuti pengaturan-Ku. Aku akan menyuruhmu membulatkan tekadmu sebelumnya dan melayani-Ku sekali lagi. Aku tidak akan membiarkan ciptaan mana pun menipu Aku. Apakah pikirmu engkau bisa saja sembarangan mengajukan permintaan dan seenaknya berbohong di hadapan-Ku? Apakah pikirmu Aku belum mendengar atau melihat kata-kata dan perbuatanmu? Bagaimana mungkin kata-kata dan perbuatanmu tidak terlihat dalam pandangan-Ku? Bagaimana mungkin Aku membiarkan manusia menipu-Ku seperti itu?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Sekalian Begitu Rendah dalam Akhlakmu!"

120. Aku telah berada di antaramu, bergaul denganmu selama beberapa musim semi dan musim gugur; Aku telah tinggal di antaramu untuk waktu yang lama, telah hidup bersamamu. Berapa banyak perilaku tercelamu telah lolos di depan mata-Ku? Kata-kata tulusmu itu terus bergema di telinga-Ku; berjuta-juta aspirasimu telah engkau letakkan di atas mezbah-Ku—bahkan jumlahnya tak terhitung. Namun, dedikasimu dan apa yang engkau sekalian korbankan, sama sekali tidak engkau pedulikan. Engkau bahkan tidak memberikan setitik pun ketulusan di atas mezbah-Ku. Di manakah buah kepercayaanmu kepada-Ku? Engkau sekalian telah menerima kasih karunia yang tak berkesudahan dari-Ku dan engkau telah menyaksikan berbagai misteri yang tiada habisnya dari surga; Aku bahkan telah menunjukkan kepadamu nyala api surga, tetapi Aku tidak sampai hati membakarmu. Kendati demikian, berapa banyak yang telah engkau sekalian berikan kepada-Ku sebagai balasannya? Seberapa banyak engkau sekalian bersedia memberi bagi-Ku? Dengan makanan yang Kuberikan kepadamu, engkau berbalik dan mempersembahkannya kepada-Ku, bahkan mengatakan bahwa makanan itu adalah sesuatu yang engkau dapatkan sebagai imbalan atas keringat kerja kerasmu sendiri, dan bahwa engkau mempersembahkan segala yang engkau miliki kepada-Ku. Bagaimana mungkin engkau tidak tahu bahwa "kontribusimu" kepada-Ku hanyalah segala hal yang telah dicuri dari mezbah-Ku? Terlebih lagi, sekarang engkau mempersembahkan itu kepada-Ku, bukankah engkau menipu Aku? Bagaimana mungkin engkau tidak tahu bahwa apa yang Kunikmati saat ini adalah semua persembahan di mezbah-Ku, dan bukan apa yang telah engkau dapatkan sebagai imbalan atas kerja kerasmu dan kemudian engkau persembahkan kepada-Ku? Engkau sekalian sungguh berani menipu Aku dengan cara demikian, jadi bagaimana mungkin Aku bisa mengampunimu? Bagaimana mungkin engkau mengharapkan-Ku menahan ini lebih lama lagi? Aku telah memberikan segalanya untukmu. Aku telah membuka semuanya bagimu, menyediakan segala kebutuhanmu, dan membuka matamu, tetapi engkau sekalian menipu-Ku seperti ini, mengabaikan hati nuranimu. Tanpa pamrih Aku telah melimpahkan segalanya bagimu, sehingga meskipun engkau sekalian menderita, engkau tetap memperoleh dari-Ku segala yang Kubawa dari surga. Kendati demikian, engkau sekalian tidak memiliki dedikasi sama sekali, dan bahkan jika engkau memberikan sedikit kontribusi, engkau berusaha "menagih imbalan" dari-Ku setelah itu. Bukankah kontribusimu jadi tidak berarti? Yang telah engkau berikan kepada-Ku tidak lebih dari sebutir pasir, tetapi yang engkau minta dari-Ku adalah satu ton emas. Bukankah engkau sungguh keterlaluan? Aku bekerja di antaramu sekalian. Sama sekali tidak ada jejak sepuluh persen yang seharusnya Aku dapatkan, apalagi korban tambahan. Terlebih lagi, sepuluh persen yang disumbangkan oleh orang-orang yang saleh dirampas oleh orang jahat. Bukankah engkau sekalian tercerai-berai dari-Ku? Bukankah engkau sekalian menentang Aku? Bukankah engkau sekalian menghancurkan mezbah-Ku? Bagaimana mungkin jenis orang seperti ini bisa dipandang sebagai harta di mata-Ku? Bukankah mereka semua adalah babi dan anjing yang Kubenci? Bagaimana mungkin Aku bisa menyebut perbuatan jahatmu sebagai harta?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Sekalian Begitu Rendah dalam Akhlakmu!"

121. Ada banyak cara yang tidak engkau pahami, banyak hal yang tidak engkau ketahui. Engkau semua sangat bodoh; Aku tahu benar tingkat pertumbuhanmu dan kekuranganmu. Oleh karena itu, sekalipun ada banyak firman yang tidak sanggup engkau semua pahami, Aku masih bersedia memberitahukan kepadamu semua kebenaran yang belum pernah bersedia engkau terima sebelumnya, karena Aku terus merisaukan apakah, dengan tingkat pertumbuhanmu saat ini, engkau mampu berdiri teguh dalam kesaksianmu tentang Aku. Bukan berarti Aku meremehkanmu; engkau semua adalah binatang buas yang masih harus menjalani pelatihan resmi-Ku, dan Aku sama sekali tidak dapat melihat seberapa besar kemuliaan yang ada dalam dirimu. Sekalipun Aku telah menghabiskan banyak energi untuk bekerja dalam dirimu, unsur-unsur positif dalam dirimu tampaknya hampir tidak ada, dan unsur-unsur negatif dapat dihitung dengan jari dan berfungsi hanya sebagai kesaksian untuk mempermalukan Iblis. Hampir semua hal lain yang ada di dalam dirimu adalah racun Iblis. Bagi-Ku engkau semua sepertinya tidak dapat diselamatkan. Sebagaimana keadaan sekarang, Aku melihat berbagai ekspresi dan sikapmu, dan akhirnya, Aku tahu tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya. Itulah sebabnya Aku terus merisaukanmu: jika dibiarkan sendiri untuk menjalani hidup mereka, akankah keadaan manusia benar-benar menjadi lebih baik ataukah sama saja dengan keadaan mereka saat ini? Apakah tingkat pertumbuhanmu yang masih kanak-kanak tidak membuatmu cemas? Dapatkah engkau semua benar-benar menjadi seperti umat pilihan Israel—setia kepada-Ku, dan hanya kepada-Ku, setiapsaat? Apa yang tersingkap dalam dirimu bukanlah kenakalan anak-anak yang melarikan diri dari orang tua mereka, melainkan kebengisan yang menyembur dari binatang yang berada di luar jangkauan cambuk tuan mereka. Engkau semua harus mengetahui naturmu, yang juga merupakan kelemahan yang sama-sama engkau semua miliki; itu adalah penyakit yang umum bagi engkau semua. Jadi, satu-satunya nasihat-Ku kepadamu sekarang adalah agar engkau berdiri teguh dalam kesaksianmu tentang Aku. Dalam keadaan apa pun, jangan biarkan penyakit lama kambuh lagi. Memberi kesaksian adalah hal yang paling penting—itulah inti dari pekerjaan-Ku. Engkau semua harus menerima firman-Ku sama seperti Maria menerima wahyu Yahweh yang menampakkan diri kepadanya lewat mimpi; yaitu dengan percaya, dan kemudian taat. Hanya ini yang memenuhi syarat untuk menjadikudus. Karena engkau semua adalah orang-orang yang paling banyak mendengar firman-Ku, yang paling diberkati oleh-Ku. Aku telah memberikan kepadamu semua milik-Ku yang sangat berharga, Aku telah menganugerahkan segala sesuatu kepadamu, tetapi statusmu jauh berbeda dengan status umat Israel; benar-benar seperti langit dan bumi. Namun, dibandingkan dengan mereka, engkau semua telah menerima jauh lebih banyak; sementara mereka sangat menunggu penampakan-Ku, engkau semua melewatkan hari-hari yang menyenangkan bersama-Ku, berbagikekayaan-Ku. Dengan perbedaan seperti ini, apa hakmu bersungut-sungut dan berbantah dengan-Ku dan menuntut bagianmu atas milik-Ku? Apakah engkau semua belum menerima banyak? Aku sudah memberimu begitu banyak, tetapi yang engkau semua berikan kepada-Ku sebagai balasannya hanyalah kesedihan dan kecemasan yang menghancurkan hati, dan kebencian serta ketidakpuasan yang tak tertahankan. Engkau semua begitu menjijikkan—tetapi juga kasihan, jadi, Aku tidak punya pilihan selain menelan semua kebencian-Ku dan menyuarakan keberatan-Ku terhadapmu berulang kali. Selama ribuan tahun bekerja, Aku tidak pernah memprotes umat manusia karena Aku telah mendapati bahwa, sepanjang perkembangan umat manusia, hanya tipu dayalah yang menjadi paling terkenal di antara engkau semua, bagaikan warisan berharga yang ditinggalkan kepadamu oleh para leluhur yang termasyhur dari zaman dahulu. Betapa Aku membenci para babi dan anjing yang tidak manusiawi itu. Engkau semua terlalu tidak berhati nurani! Karaktermu terlalu hina! Hatimu terlalu keras! Jika Aku mengalihkan firman-Ku dan pekerjaan-Ku ini kepada orang-orang Israel, Aku sudah mendapatkan kemuliaan dari sejak lama. Namun, di antara engkau semua, ini tak mungkin tercapai; di antaramu, yang ada hanya pengabaian yang kejam, sikap dinginmu, dan dalih-dalihmu. Engkau semua terlalu tidak berperasaan dan benar-benar tidak berharga!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimanakah Pemahamanmu tentang Tuhan?"

122. Renungkan kembali masa lalu: kapan tatapan-Ku pernah marah dan suara-Ku pernah keras terhadapmu? Kapan Aku pernah berdebat denganmu? Kapan Aku pernah menegurmu tanpa alasan? Kapan Aku pernah menegurmu di depan mukamu? Bukankah demi pekerjaan-Ku, Aku memohon kepada Bapa-Ku agar menghindarkanmu dari setiap pencobaan? Mengapa engkau semua memperlakukan Aku seperti ini? Pernahkah Aku menggunakan otoritas-Ku untuk meremukkan dagingmu? Mengapa engkau semua membalas-Ku seperti ini? Setelah bersikap plin-plan terhadap-Ku, engkau tidak dingin atau panas, dan kemudian engkau mencoba membujuk-Ku dan menyembunyikan segala sesuatu dari-Ku, dan mulutmu penuh dengan ketidakbenaran. Apa menurutmu lidahmu bisa menipu Roh-Ku? Apa menurutmu lidahmu bisa luput dari murka-Ku? Apa menurutmu lidahmu dapat menjatuhkan penghakiman sesuka hatimu terhadap perbuatan-Ku, Aku yang adalah Yahweh? Apakah Aku adalah Tuhan yang dihakimi oleh manusia? Mungkinkah Aku membiarkan belatung kecil menghujat-Ku seperti itu? Bagaimana mungkin Aku menempatkan keturunan pembangkang seperti ini di tengah berkat-berkat-Ku yang kekal? Perkataan dan tindakanmu sudah sejak lama tersingkap dan mengutuk dirimu. Ketika Aku membentangkan langit dan menciptakan segala sesuatu, Aku tidak membiarkan makhluk apa pun ikut serta sekehendak mereka, apalagi membiarkan apa pun mengganggu pekerjaan-Ku dan pengelolaan-Ku sesuka hatinya. Aku tidak menoleransi manusia atau benda apa pun; bagaimana mungkin Aku membiarkan mereka yang kejam dan tidak manusiawi terhadap-Ku tetap hidup? Bagaimana mungkin Aku mengampuni mereka yang memberontak terhadap firman-Ku? Bagaimana mungkin Aku membiarkan mereka yang tidak taat kepada-Ku tetap hidup? Bukankah nasib manusia berada di tangan-Ku, yang adalah Yang Mahakuasa? Bagaimana mungkin Aku menganggap ketidakbenaran dan ketidaktaatanmu hal yang kudus? Bagaimana mungkin dosamu mengotori kekudusan-Ku? Aku tidak dikotori oleh kenajisan orang-orang tidak benar, Aku juga tidak menikmati persembahan orang-orang tidak benar. Jika engkau setia terhadap-Ku, yang adalah Yahweh, mungkinkah engkau akan mengambil persembahan korban untuk dirimu dari mezbah-Ku? Mungkinkah engkau akan menggunakan lidah berbisamu untuk menghujat nama-Ku yang kudus? Mungkinkah engkau memberontak terhadap firman-Ku dengan cara ini? Mungkinkah engkau akan memperlakukan kemuliaan dan nama-Ku yang kudus sebagai alat untuk melayani Iblis, si jahat? Hidup-Ku diberikan untuk kenikmatan orang-orang kudus. Bagaimana mungkin Aku membiarkanmu mempermainkan hidup-Ku sesuka hatimu, dan menggunakan hidup-Ku sebagai alat konflik di antara engkau semua? Bagaimana engkau bisa begitu tidak berperasaan, dan begitu kurang dalam hal kebaikan, dalam caramu bersikap terhadap-Ku? Tidak tahukah engkau bahwa Aku sudah menuliskan perbuatan jahatmu dalam firman kehidupan ini? Bagaimana mungkin engkau luput pada hari kemurkaan saat Aku menghajar Mesir? Bagaimana mungkin Aku membiarkanmu melawan dan menentang-Ku dengan cara ini, berulang kali? Kuberitahukan kepadamu dengan jelas, pada saat hari tersebut tiba, hajaranmu akan jauh lebih berat daripada hajaran Mesir! Bagaimana mungkin engkau luput dari hari murka-Ku?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tak Satu pun yang Berasal dari Daging Dapat Luput pada Hari Kemurkaan"

123. Manusia gagal untuk mendapatkan Tuhan bukan karena Tuhan memiliki emosi, atau karena Tuhan tidak ingin didapatkan oleh manusia, tetapi karena manusia tidak ingin mendapatkan Tuhan, dan karena manusia tidak memiliki keinginan yang mendesak untuk mencari Tuhan. Bagaimana mungkin seseorang di antara mereka yang benar-benar mencari Tuhan akan dikutuk oleh Tuhan? Bagaimana mungkin orang yang memiliki akal yang sehat dan hati nurani yang peka dikutuk oleh Tuhan? Bagaimana mungkin seseorang yang benar-benar menyembah dan melayani Tuhan ditelan oleh api murka-Nya? Bagaimana mungkin orang yang bersukacita karena menaati Tuhan ditendang dari rumah Tuhan? Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah merasa cukup dalam mengasihi Tuhan hidup dalam hukuman Tuhan? Bagaimana mungkin seseorang yang bersukacita karena meninggalkan segalanya untuk Tuhan ditinggalkan begitu saja? Manusia enggan mengejar Tuhan, enggan mengorbankan miliknya untuk Tuhan, dan enggan mencurahkan upaya seumur hidupnya untuk Tuhan; sebaliknya, mereka malah berkata bahwa Tuhan sudah pergi terlalu jauh, bahwa terlalu banyak hal tentang Tuhan yang bertentangan dengan gagasan manusia. Dengan kemanusiaan seperti ini, bahkan sekalipun engkau semua terus-menerus mengerahkan upayamu, engkau tetap tidak akan mampu memperoleh perkenanan Tuhan, apalagi pada kenyataannya engkau tidak mencari Tuhan. Tidak tahukah engkau bahwa engkau semua adalah produk gagal di antara umat manusia? Tidak tahukah engkau semua bahwa tidak ada kemanusiaan yang lebih rendah dari kemanusiaanmu? Tidak tahukah engkau semua apa sebutan yang orang lain gunakan untuk menghormatimu? Mereka yang benar-benar mengasihi Tuhan menyebutmu bapak serigala, ibu serigala, anak serigala, dan cucu serigala; engkau semua adalah keturunan serigala, manusia serigala, dan engkau semua harus tahu jati dirimu sendiri dan jangan pernah melupakannya. Jangan berpikir bahwa dirimu adalah sosok unggul: engkau semua adalah sekelompok makhluk bukan manusia yang paling jahat di antara umat manusia. Tidak tahukah engkau semua akan hal ini? Tahukah engkau semua berapa besarnya risiko yang harus Kuambil dengan bekerja di antaramu? Jika akalmu tidak bisa kembali normal, dan hati nuranimu tidak bisa bekerja secara normal, maka engkau semua tidak akan pernah bebas dari sebutan "serigala", engkau tidak akan pernah lolos dari hari pengutukan, tidak akan pernah lolos dari hari penghukumanmu. Engkau semua dilahirkan bermutu rendah, sesuatu yang tidak berharga. Engkau pada dasarnya adalah sekawanan serigala lapar, setumpukan puing dan sampah, dan, tidak sepertimu, Aku tidak bekerja dalam dirimu supaya disukai, melainkan karena kebutuhan pekerjaan. Jika engkau semua terus bersikap memberontak seperti ini, Aku akan menghentikan pekerjaan-Ku, dan tidak akan pernah bekerja lagi dalam dirimu; sebaliknya, Aku akan memindahkan pekerjaan-Ku ke kelompok lain yang menyenangkan diri-Ku, dan dengan cara ini, Aku akan meninggalkanmu untuk selamanya, karena Aku tidak mau memandang mereka yang memusuhi diri-Ku. Jadi, apakah engkau semua ingin sesuai dengan-Ku, atau memusuhi diri-Ku?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan"

124. Saat engkau menempuh jalanmu sekarang, pengejaran seperti apakah yang paling sesuai? Dalam pengejaranmu, menjadi orang seperti apa engkau harus mengusahakan dirimu? Engkau harus tahu bagaimana seharusnya engkau memahami semua hal yang menimpamu sekarang ini, baik itu ujian atau kesukaran, baik itu hajaran yang tak berbelas kasihan atau kutukan. Diperhadapkan dengan semua ini, engkau harus merenungkan semuanya dengan cermat apa pun yang terjadi. Mengapa Aku mengatakan ini? Aku mengatakan ini karena apa yang menimpamu saat ini, bagaimanapun juga, merupakan ujian singkat yang terjadi berulang kali; mungkin menurut pandanganmu, semua itu tidak terlalu membebani mental, sehingga engkau membiarkan hal-hal itu berlalu begitu saja, dan tidak menganggapnya sebagai aset yang berharga dalam mengejar kemajuan. Betapa cerobohnya dirimu! Sedemikian cerobohnya engkau sampai-sampai menganggap aset yang berharga ini seolah awan yang melayang-layang di depan matamu, dan engkau tidak menghargai pukulan keras yang menghantammu berulang kali ini—pukulan-pukulan singkat yang bagimu tampaknya ringan—tetapi sebaliknya engkau memandangnya dengan dingin, tidak menganggapnya serius, memperlakukannya sekadar pukulan yang sesekali saja. Engkau sungguh congkak! Terhadap serangan yang dahsyat ini, terhadap serangan serupa badai, yang datang berulang kali ini, engkau hanya menunjukkan sikap tak acuh; terkadang engkau bahkan hanya tersenyum dingin, memperlihatkan ekspresi yang sepenuhnya acuh tak acuh—karena engkau tidak pernah merenungkan mengapa engkau terus menderita "kemalangan" semacam itu. Mungkinkah Aku bersikap sangat tak adil terhadap manusia? Apakah Aku sedang mencari-cari kesalahanmu? Meskipun masalah dengan mentalitasmu mungkin tak separah seperti yang telah Kugambarkan, melalui sikap lahiriahmu yang tenang, engkau telah sejak lama menciptakan gambaran sempurna yang menggambarkan dunia batinmu. Tak ada gunanya Aku mengatakan kepadamu bahwa satu-satunya hal yang tersembunyi jauh di lubuk hatimu adalah umpatan kasar dan jejak kesedihan yang nyaris tak terlihat oleh orang lain. Karena engkau merasa sangat tidak adil bagimu untuk mengalami ujian seperti itu, engkau mengutuk; dan karena ujian-ujian ini membuatmu merasakan ketandusan dunia, engkau dipenuhi dengan kesedihan. Alih-alih menganggap pukulan dan tindakan pendisiplinan yang berulang ini sebagai perlindungan yang terbaik, engkau menganggapnya sebagai pembuat kekacauan dari surga yang tak ada gunanya, atau sebagai ganjaran yang sesuai terhadap dirimu. Engkau sungguh bodoh! Engkau tanpa belas kasihan memenjarakan saat-saat yang baik itu dalam kegelapan; dari waktu ke waktu, engkau memandang ujian dan tindakan pendisiplinan yang luar biasa sebagai serangan dari musuh-musuhmu. Engkau tidak tahu bagaimana beradaptasi dengan lingkunganmu, dan terlebih lagi engkau tak mau berusaha untuk melakukannya, karena engkau tidak mau mendapatkan apa pun dari hajaran yang berulang ini—dan yang bagimu adalah hajaran yang kejam. Engkau tidak berupaya mencari ataupun menyelidiki, dan sekadar pasrah pada nasibmu, dan menerima saja ke mana pun hajaran itu membawamu. Apa yang kauanggap sebagai didikan yang kejam belum mengubah hatimu, juga belum mengambil alih hatimu; sebaliknya, hal itu menikammu tepat di hatimu. Engkau memandang "hajaran yang kejam" ini hanya sebagai musuhmu dalam kehidupan ini, sehingga engkau tidak mendapatkan apa pun. Engkau merasa dirimu paling benar! Jarang engkau memercayai bahwa engkau menderita ujian seperti itu karena engkau begitu hina; sebaliknya, engkau menganggap dirimu sangat malang, dan lebih dari itu mengatakan bahwa Aku selalu mencari-cari kesalahan pada dirimu. Dan sekarang, setelah sampai sejauh ini, berapa banyak yang benar-benar engkau ketahui tentang apa yang Kukatakan dan Kulakukan? Jangan mengira bahwa engkau adalah orang yang berbakat alami, yang hanya sedikit lebih rendah dari surga tetapi jauh lebih tinggi dari bumi. Engkau tidak lebih pintar dari siapa pun juga—bahkan bisa dikatakan sungguh menggemaskan seberapa jauh lebih konyolnya dirimu daripada siapa pun di bumi yang memiliki akal, karena engkau memandang dirimu sendiri terlalu tinggi, dan tidak pernah memiliki perasaan rendah diri; seolah-olah engkau mengetahui tindakan-Ku hingga ke rincian yang terkecil. Kenyataannya, engkau adalah seseorang yang pada dasarnya tidak berakal, karena engkau sama sekali tidak tahu apa yang ingin Kulakukan, dan terlebih lagi engkau tidak menyadari apa yang sedang Kulakukan sekarang. Karena itu, Aku katakan bahwa engkau bahkan tidak sebanding dengan petani tua yang berjerih-payah mengerjakan ladangnya, seorang petani yang tidak memiliki persepsi sedikit pun tentang kehidupan manusia tetapi bergantung pada berkat dari surga ketika ia mengolah ladang. Engkau sama sekali tidak memikirkan tentang hidupmu, engkau tidak mengetahui apa pun tentang kemasyhuran, dan terlebih lagi engkau tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang dirimu sendiri. Engkau terlalu "meninggikan diri"!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Tidak Belajar dan Tetap Tidak Mengetahui Apa pun: Bukankah Mereka itu Binatang Buas?"

125. Beberapa orang mendandani diri mereka dengan indah, tetapi sekadar di luarnya saja: Yang perempuan merias diri mereka secantik bunga, dan yang laki-laki berpakaian laksana pangeran atau pemuda kaya raya. Mereka hanya memedulikan perkara lahiriah, seperti hal-hal yang mereka makan dan kenakan; sementara dalam batinnya, mereka miskin, dan tidak memiliki sedikit pun pengetahuan tentang Tuhan. Apa artinya ini? Lalu, ada juga orang-orang yang berpakaian bagaikan pengemis miskin—mereka benar-benar terlihat seperti para budak dari Asia Timur! Apakah engkau semua benar-benar tidak mengerti apa yang Kuminta darimu? Persekutukanlah hal ini di antaramu: Apa sesungguhnya yang telah engkau semua dapatkan? Engkau telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi hanya inilah yang telah engkau semua dapatkan—tidakkah engkau semua merasa malu? Apakah engkau semua tidak merasa malu? Engkau telah mengejar jalan yang benar selama bertahun-tahun ini, tetapi sampai sekarang tingkat pertumbuhanmu masih lebih rendah dari pertumbuhan burung gereja! Lihatlah gadis-gadis muda di antaramu, cantik bagai lukisan dalam pakaian dan riasan wajah, saling membandingkan diri satu sama lain—lalu apa yang engkau bandingkan? Kesenanganmukah? Tuntutanmukah? Apa kau pikir Aku datang untuk merekrut para model? Engkau tidak punya rasa malu! Di manakah kehidupanmu? Bukankah yang engkau semua kejar hanyalah hasratmu sendiri yang berlebih-lebihan? Kau pikir dirimu sangat cantik, tetapi meskipun engkau mungkin mengenakan segala macam perhiasan mewah, bukankah sebenarnya engkau adalah belatung yang mengeliat-geliat, yang lahir di tumpukan kotoran? Sekarang ini, engkau beruntung dapat menikmati berkat-berkat surgawi ini, dan itu bukan karena kecantikan wajahmu, tetapi karena Tuhan membuat pengecualian dengan meninggikan dirimu. Masih belum jelaskah bagimu dari mana engkau berasal? Ketika membicarakan tentang kehidupan, engkau menutup mulutmu dan tidak mengatakan apa-apa, engkau ini sebodoh patung, tetapi masih bernyali mendandani dirimu! Engkau tetap saja cekatan menaburkan pemerah pada pipimu dan bedak pada wajahmu! Dan lihatlah para lelaki pesolek di antaramu, lelaki banyak tingkah yang menghabiskan sepanjang hari berkeliaran, berperilaku buruk, dengan raut wajah petentengan. Seperti inikah seharusnya orang berperilaku? Masing-masing dari antaramu, baik laki-laki maupun perempuan, pada hal apakah engkau semua mencurahkan perhatianmu sepanjang hari? Tahukah engkau kepada siapa engkau semua bergantung untuk memberi makan dirimu? Lihatlah pakaianmu, lihatlah apa yang telah engkau tuai di tanganmu, gosoklah perutmu—apa yang telah engkau dapatkan dari harga darah dan keringat yang telah engkau bayarkan selama bertahun-tahun engkau percaya? Engkau masih berpikir untuk pergi jalan-jalan, masih berpikir untuk menghiasi tubuhmu yang berbau busuk—pengejaran yang sungguh tak berharga! Engkau diminta untuk menjadi orang yang normal, tetapi sekarang engkau bukan saja sama sekali tidak normal, engkau juga menyimpang. Bagaimana orang seperti itu bisa punya kelancangan untuk datang ke hadapan-Ku? Dengan kemanusiaan seperti ini, memamerkan pesonamu dan memperagakan dagingmu, selalu hidup dalam hawa nafsu daging—bukankah engkau adalah keturunan setan-setan cabul dan roh-roh jahat? Aku tidak akan membiarkan setan cabul seperti itu tetap ada untuk waktu yang lama! Dan jangan mengira Aku tidak tahu apa yang engkau pikirkan dalam hatimu. Engkau mungkin mengendalikan kuat-kuat hawa nafsu dan kedaginganmu, tetapi bagaimana mungkin Aku tidak tahu pikiran apa yang kausimpan dalam hatimu? Bagaimana mungkin Aku tidak tahu semua yang diinginkan matamu? Bukankah engkau semua, gadis-gadis muda, membuat dirimu secantik itu untuk memamerkan tubuhmu? Apa gunanya laki-laki bagimu? Dapatkah mereka benar-benar menyelamatkanmu dari lautan penderitaan? Adapun para lelaki pesolek di antaramu, engkau semua berpakaian demi membuat dirimu terlihat sopan dan terhormat, tetapi bukankah ini tipu muslihat yang kaurancang agar orang menaruh perhatian pada penampilan gagahmu? Untuk siapa engkau semua melakukan ini? Apa gunanya perempuan bagimu? Bukankah mereka adalah sumber dosamu? Engkau semua, laki-laki dan perempuan, Aku telah mengucapkan banyak firman kepadamu, tetapi engkau semua hanya menaati sedikit saja dari firman-Ku. Telingamu susah untuk mendengar, matamu telah menjadi redup, dan hatimu keras sehingga tak ada apa pun dalam tubuhmu selain hawa nafsu, sedemikian kerasnya sampai-sampai engkau terperangkap di dalamnya, tak mampu melepaskan dirimu. Siapa yang mau dekat-dekat denganmu, engkau semua belatung-belatung, engkau yang menggeliat dalam lumpur dan kotoran? Jangan lupa engkau semua tidak lebih dari orang-orang yang telah Kuangkat dari kubangan kotoran, bahwa engkau pada awalnya tidak memiliki kemanusiaan yang normal. Yang Kuminta dari engkau semua adalah kemanusiaan normal yang pada mulanya tidak engkau miliki, bukan agar engkau semua memamerkan hawa nafsumu, atau agar engkau memberi kebebasan pada dagingmu yang berbau anyir itu, yang telah dilatih Iblis selama bertahun-tahun. Ketika engkau semua berpakaian seperti itu, tidakkah engkau takut akan terjerat lebih dalam lagi? Tidak tahukah engkau bahwa engkau semua pada mulanya adalah orang-orang yang berdosa? Tidak tahukah engkau semua bahwa tubuhmu dipenuhi sedemikian saratnya dengan hawa nafsu bahkan sampai merembes dari pakaianmu, menyingkapkan keadaanmu sebagai setan-setan yang buruk dan cabul tak tertahankan? Bukankah dalam hal ini engkau semua mengetahui ini lebih jelas daripada siapa pun? Hatimu, matamu, bibirmu—bukankah semuanya itu telah dicemari oleh setan-setan cabul? Bukankah bagian-bagian dari dirimu ini cabul? Apa kau mengira asalkan engkau tidak bertindak, maka engkau adalah yang tersuci? Apa kau kira berpakaian indah dapat menutupi jiwamu yang keji? Itu tidak akan berhasil! Aku menasihatimu agar engkau semua lebih realistis: jangan bersifat penuh tipu daya dan penuh kepalsuan, dan jangan memamerkan diri. Engkau semua saling mengumbar hawa nafsu, tetapi yang akan engkau semua terima sebagai ganjarannya adalah penderitaan kekal dan hajaran tanpa ampun! Apa perlunya engkau semua main mata satu sama lain dan menikmati percintaan? Apakah ini ukuran integritasmu, apakah ini tingkat kejujuranmu? Aku membenci mereka di antaramu yang terlibat dalam perdukunan dan sihir; Aku membenci laki-laki dan perempuan muda di antaramu yang mencintai daging mereka sendiri. Engkau semua sebaiknya menahan diri, karena engkau sekarang dituntut untuk memiliki kemanusiaan yang normal, dan engkau tidak diperbolehkan memamerkan hawa nafsumu—tetapi engkau semua mengambil setiap kesempatan yang ada, karena kedaginganmu itu terlalu kuat, dan hawa nafsumu terlalu besar!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penerapan (7)"

126. Mereka yang hanya memikirkan dagingnya dan yang menikmati kenyamanan; mereka yang sepertinya percaya tetapi tidak benar-benar percaya; mereka yang terlibat dalam perdukunan dan sihir; mereka yang kacau balau, compang-camping dan lusuh; mereka yang mencuri persembahan bagi Yahweh dan harta milik-Nya; mereka yang menyukai suap; mereka yang bermimpi naik ke surga; mereka yang congkak dan sombong, yang berjuang hanya untuk ketenaran dan kekayaan pribadi; mereka yang menyebarkan kata-kata kurang ajar, mereka yang menghujat Tuhan itu sendiri; mereka yang tidak melakukan apa pun selain menghakimi dan menghujat Tuhan itu sendiri; mereka yang membentuk kelompok dan mencari kebebasan; mereka yang meninggikan dirinya di atas Tuhan; laki-laki dan perempuan muda, setengah baya, dan lebih tua yang sembrono yang terjerat dalam percabulan; laki-laki dan perempuan yang menikmati ketenaran dan kekayaan pribadi serta mengejar status pribadi di antara orang lain; orang-orang yang tidak bertobat yang terjerat dalam dosa—bukankah mereka semua tidak dapat diselamatkan? Percabulan, keadaan penuh dosa, perdukunan, sihir, kata-kata kotor, dan kata-kata kurang ajar, semuanya itu menimbulkan kerusuhan di antaramu; dan kebenaran serta kata-kata kehidupan diinjak-injak di tengah-tengahmu, bahasa yang kudus tercemar di antaramu. Engkau orang-orang kafir, penuh dengan kekotoran dan ketidaktaatan! Akan bagaimanakah kesudahan akhirmu? Bagaimana mereka yang mencintai daging, yang melakukan sihir dalam kedagingan, dan yang terjerat dalam dosa percabulan bisa memiliki keberanian untuk terus hidup! Tidakkah engkau tahu bahwa orang-orang sepertimu adalah belatung yang tak dapat diselamatkan? Apa hakmu menuntut ini dan itu? Sampai saat ini, tidak ada sedikit pun perubahan dalam diri mereka yang tidak mencintai kebenaran dan yang hanya mencintai daging—bagaimana orang-orang semacam ini dapat diselamatkan? Mereka yang tidak mencintai jalan kehidupan, yang tidak meninggikan Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya, yang membuat rencana licik demi status mereka sendiri, yang meninggikan diri sendiri—bukankah mereka masih tetap sama, bahkan sampai hari ini? Bernilaikah menyelamatkan mereka? Apakah engkau dapat diselamatkan atau tidak, bukanlah tergantung pada seberapa hebat senioritasmu atau berapa tahun engkau telah bekerja, apalagi tergantung pada berapa banyak kredensial yang telah engkau bangun. Sebaliknya, itu tergantung pada apakah pengejaranmu telah membuahkan hasil. Engkau harus tahu bahwa mereka yang diselamatkan adalah "pohon" yang berbuah, bukan pohon dengan dedaunan rimbun dan bunga berlimpah tetapi tidak menghasilkan buah. Bahkan seandainya engkau telah menghabiskan waktu bertahun-tahun berkeliaran di jalan, apa pentingnya itu? Di manakah kesaksianmu? Rasa hormatmu kepada Tuhan jauh lebih kecil daripada cintamu kepada dirimu sendiri dan hasratmu yang penuh nafsu—bukankah orang semacam ini adalah orang yang hina? Bagaimana mungkin mereka dapat menjadi contoh dan model keselamatan? Naturmu sulit untuk diubah, engkau terlalu pemberontak, engkau tidak dapat diselamatkan! Bukankah orang-orang semacam itu adalah mereka yang akan disingkirkan? Bukankah saat ketika pekerjaan-Ku selesai adalah saat tibanya hari terakhirmu? Aku telah melakukan begitu banyak pekerjaan dan mengucapkan begitu banyak firman di antaramu—berapa banyakkah dari semua itu yang sudah benar-benar masuk ke telingamu? Seberapa banyak dari semua itu yang pernah kautaati? Ketika pekerjaan-Ku berakhir, itu akan menjadi saat ketika engkau berhenti menentang-Ku, ketika engkau berhenti berdiri melawan Aku. Saat Aku bekerja, engkau semua terus-menerus bertindak melawan Aku; engkau semua tidak pernah menaati firman-Ku. Aku melakukan pekerjaan-Ku, dan engkau melakukan "pekerjaanmu" sendiri, mendirikan kerajaan kecilmu sendiri. Engkau semua tak lain hanyalah sekawanan rubah dan anjing, yang melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan-Ku! Engkau terus-menerus berusaha menarik ke dalam pelukanmu mereka yang menawarkan cinta tak terbagi kepadamu—di manakah rasa hormatmu? Semua yang engkau lakukan penuh tipu daya! Engkau tidak memiliki ketaatan ataupun rasa hormat, dan semua yang engkau lakukan menipu dan menghujat! Dapatkah orang-orang semacam itu diselamatkan? Laki-laki yang cabul dan penuh nafsu birahi selalu ingin menarik pelacur genit untuk kenikmatan mereka sendiri. Aku sama sekali tidak akan menyelamatkan setan-setan cabul seperti itu. Aku membencimu setan-setan najis, dan nafsu birahimu serta kegenitanmu itu akan menjerumuskanmu ke dalam neraka. Apa yang bisa engkau semua katakan untuk membela dirimu? Engkau semua adalah setan-setan najis dan roh-roh jahat yang sangat memuakkan! Engkau menjijikkan! Bagaimana mungkin sampah seperti itu diselamatkan? Dapatkah mereka yang terjerat dalam dosa tetap diselamatkan? Hari ini, kebenaran, jalan, dan kehidupan ini tidak menarik bagimu; sebaliknya, engkau semua tertarik pada keadaan penuh dosa; pada uang; pada kedudukan; pada ketenaran dan keuntungan; pada kenikmatan daging; pada ketampanan laki-laki dan pesona perempuan. Apa yang membuatmu memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan-Ku? Citramu bahkan lebih besar daripada citra Tuhan, statusmu bahkan lebih tinggi daripada status Tuhan, belum lagi prestisemu di antara manusia—engkau semua telah menjadi berhala yang disembah manusia. Bukankah engkau telah menjadi penghulu malaikat? Ketika kesudahan manusia disingkapkan, yang juga merupakan saat pekerjaan penyelamatan akan mendekati akhirnya, banyak orang di antaramu akan menjadi mayat-mayat yang tidak bisa diselamatkan dan harus disingkirkan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penerapan (7)"

127. Manusia adalah orang-orang yang tidak berguna karena mereka tidak menghargai diri mereka sendiri. Jika mereka bahkan tidak mengasihi diri mereka, tetapi menginjak-injak diri mereka sendiri, bukankah ini menunjukkan bahwa mereka tidak berharga? Manusia itu seperti wanita tak bermoral yang bermain-main dengan dirinya sendiri dan menyerahkan dirinya dengan rela kepada orang lain untuk dirusak. Meskipun demikian, mereka masih tidak mengetahui betapa rendahnya diri mereka. Mereka menemukan kesenangan dalam bekerja untuk orang lain, atau berbicara dengan orang lain, menempatkan diri di bawah kendali orang lain; bukankah ini benar-benar merupakan kenajisan umat manusia? Meskipun Aku belum menjalani kehidupan di antara umat manusia, belum benar-benar menjalani kehidupan sebagai manusia, Aku telah memperoleh pemahaman yang sangat jelas tentang setiap gerakan, setiap tindakan, setiap perkataan, dan setiap perbuatan yang manusia lakukan. Aku bahkan dapat menyingkapkan manusia hingga mereka merasa sangat malu, sampai-sampai mereka tidak lagi berani mengungkapkan tipu muslihat mereka sendiri atau menyerahkan diri pada hawa nafsu mereka. Seperti siput yang mundur ke dalam cangkangnya, mereka tidak lagi berani menyingkapkan keadaan mereka sendiri yang buruk. Karena manusia tidak mengenal diri mereka sendiri, kelemahan terbesar mereka adalah kesediaan mereka untuk memamerkan pesona mereka di hadapan orang lain, memamerkan wajah buruk mereka; ini adalah hal yang paling dibenci oleh Tuhan. Ini karena hubungan antar manusia itu tidak normal, dan tidak ada hubungan antar pribadi yang normal di antara manusia, apalagi hubungan yang normal antara mereka dengan Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penafsiran Rahasia 'Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta', Bab 14"

128. Sebelum manusia mengalami pekerjaan Tuhan dan beroleh kebenaran, natur Iblislah yang mengendalikan dan menguasai mereka dari dalam. Secara spesifik, apa yang terkandung dalam natur itu? Misalnya, mengapa engkau egois? Mengapa engkau mempertahankan posisimu? Mengapa memiliki emosi yang begitu kuat? Mengapa engkau menikmati hal-hal yang tidak benar? Mengapa engkau menyukai kejahatan? Apakah dasar kesukaanmu akan hal-hal seperti itu? Dari manakah asal hal-hal ini? Mengapa engkau begitu senang menerimanya? Saat ini, engkau semua telah memahami bahwa alasan utama di balik semua hal-hal ini adalah karena racun Iblis ada di dalam dirimu. Adapun apa yang dimaksud dengan racun Iblis, itu dapat dinyatakan sepenuhnya lewat perkataan. Misalnya, jika engkau bertanya kepada beberapa pelaku kejahatan mengapa mereka melakukan kejahatan, mereka akan menjawab: "Karena tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri." Satu frasa ini mengungkapkan sumber penyebab masalahnya. Logika Iblis telah menjadi kehidupan manusia. Mereka mungkin melakukan sesuatu untuk tujuan ini atau itu, tetapi mereka melakukannya hanya demi diri mereka sendiri. Semua orang berpikir bahwa karena tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri, orang harus hidup demi dirinya sendiri, dan berupaya sekuat tenaga untuk mengamankan kedudukan yang baik demi makanan dan pakaian yang bagus. "Tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri"—ini adalah kehidupan dan falsafah manusia dan ini juga mewakili natur manusia. Perkataan Iblis ini justru adalah racun Iblis, dan ketika diinternalisasi oleh manusia, itu menjadi natur mereka. Natur Iblis dinyatakan lewat perkataan ini; perkataan ini sepenuhnya mewakilinya. Racun ini menjadi kehidupan orang sekaligus dasar keberadaan mereka, dan umat manusia yang rusak telah terus-menerus dikuasai oleh racun ini selama ribuan tahun. Segala sesuatu yang Iblis lakukan adalah bagi dirinya sendiri. Dia berniat melampaui Tuhan, lepas dari Dia, menggunakan kuasa itu sendiri, dan ingin memiliki semua ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, natur manusia adalah natur Iblis. Bahkan, banyak semboyan manusia dapat merepresentasikan dan mencerminkan natur mereka. Bagaimanapun manusia berusaha menyembunyikan diri mereka sendiri, dalam segala sesuatu yang mereka lakukan dan dalam segala sesuatu yang mereka katakan, mereka tidak dapat menyembunyikan diri mereka yang sesungguhnya. Ada beberapa orang yang tidak pernah mengatakan kebenaran dan pandai berpura-pura, tetapi begitu orang lain telah berinteraksi dengan mereka selama beberapa waktu, natur mereka yang curang dan ketidakjujuran total mereka akan tersingkap. Pada akhirnya, orang lain menarik kesimpulan berikut ini: orang itu tidak pernah mengatakan kebenaran sepatah kata pun, dan adalah orang yang curang. Pernyataan ini merepresentasikan natur orang seperti itu; ini merupakan gambaran dan bukti terbaik dari natur esensi mereka. Falsafah hidup mereka adalah tidak mengatakan yang sebenarnya kepada siapa pun, serta tidak memercayai siapa pun. Natur jahat manusia mengandung banyak falsafah ini. Terkadang engkau sendiri bahkan tidak menyadari dan tidak memahaminya; meskipun demikian, setiap saat dalam hidupmu didasarkan atasnya. Selain itu, engkau berpikir falsafah ini cukup benar dan masuk akal, serta sama sekali tidak salah. Ini cukup untuk menunjukkan bahwa falsafah Iblis telah menjadi natur manusia, dan bahwa mereka sedang hidup sepenuhnya sesuai dengan falsafah Iblis, dan tanpa memberontak terhadapnya sedikit pun. Karena itu, mereka terus-menerus menyingkapkan sebuah natur jahat mereka, dan dalam segala aspek, mereka terus hidup berdasarkan falsafah Iblis. Natur Iblis adalah kehidupan umat manusia.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Cara Menempuh Jalan Petrus"

129. Natur manusia sangat berbeda dengan esensi-Ku, karena natur manusia yang rusak sepenuhnya berasal dari Iblis; natur manusia telah diproses dan dirusak oleh Iblis. Itu artinya, manusia hidup di bawah pengaruh kejahatan dan keburukan Iblis. Manusia tidak bertumbuh di dunia kebenaran atau di lingkungan yang kudus, dan manusia, terlebih lagi, tidak hidup dalam terang. Oleh karena itu, tidaklah mungkin bagi siapa pun untuk memiliki kebenaran di dalam natur mereka dari sejak mereka dilahirkan, dan terlebih dari itu, tidaklah mungkin bagi siapa pun untuk dilahirkan dengan memiliki esensi yang takut akan Tuhan dan menaati Tuhan. Sebaliknya, manusia memiliki natur yang menentang Tuhan, tidak menaati Tuhan, dan tidak mengasihi kebenaran. Natur ini adalah masalah yang ingin Aku bicarakan—pengkhianatan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Masalah yang Sangat Serius: Pengkhianatan (2)"

130. Perilaku yang tidak dapat menaati-Ku sepenuhnya adalah pengkhianatan. Perilaku yang tidak bisa setia kepada-Ku adalah pengkhianatan. Menipu-Ku dan menggunakan kebohongan untuk menipu-Ku adalah pengkhianatan. Memendam banyak gagasan dan menyebarkannya ke mana-mana adalah pengkhianatan. Tidak mampu menjunjung tinggi kesaksian-Ku dan kepentingan-Ku adalah pengkhianatan. Mempersembahkan senyuman palsu padahal hatinya jauh dari-Ku adalah pengkhianatan. Semua ini adalah tindakan pengkhianatan yang selalu mampu engkau semua lakukan, dan semua ini adalah hal yang lazim di antaramu. Mungkin tak seorang pun di antaramu menganggap ini sebagai masalah, tetapi bukan itu yang Kupikirkan. Aku tidak bisa menganggap pengkhianatan orang terhadap-Ku sebagai persoalan yang sepele, dan Aku tentu saja tidak bisa mengabaikannya. Sekarang ini, saat Aku bekerja di tengah-tengahmu, engkau semua berperilaku seperti ini—jika hari itu tiba saat tak ada yang mengawasimu, bukankah engkau semua akan menjadi para penjahat yang menyatakan diri mereka sendiri sebagai raja dari gunung-gunung kecil mereka? Ketika itu terjadi, dan engkau semua menyebabkan terjadinya bencana, siapa yang akan membereskan kekacauanmu? Engkau semua mungkin berpikir bahwa beberapa tindakan pengkhianatan hanyalah insiden yang sesekali dan bukan perilaku tetapmu, dan tidak pantas dibahas seserius ini, dengan cara yang melukai harga dirimu. Jika engkau semua benar-benar berpikir seperti itu, artinya engkau tidak punya kesadaran. Berpikir demikian berarti menjadi contoh atau tipe khas pengkhianatan. Natur manusia adalah hidupnya; natur manusia merupakan prinsip yang dia andalkan untuk bertahan hidup, dan dia tidak dapat mengubahnya. Misalnya, ambillah contoh natur pengkhianatan. Jika engkau dapat melakukan sesuatu untuk mengkhianati seorang kerabat atau teman, ini membuktikan bahwa natur pengkhianatan adalah bagian dari hidupmu dan merupakan natur yang kaumiliki sejak lahir. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa disangkal oleh siapa pun.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Masalah yang Sangat Serius: Pengkhianatan (1)"

131. Siapa pun dapat menggunakan perkataan dan tindakan mereka sendiri untuk menunjukkan wajah mereka yang sesungguhnya. Wajah yang sesungguhnya ini tentu saja adalah natur mereka. Jika engkau adalah orang yang bicara berbelit-belit, itu berarti engkau memiliki natur yang berbelit-belit. Jika naturmu licik, engkau bertindak dengan cara licik, dan orang lain akan dengan mudahnya kautipu. Jika naturmu jahat, kata-katamu mungkin sedap didengar, tetapi tindakanmu tidak dapat menutupi tipu muslihatmu yang jahat. Jika naturmu malas, semua perkataanmu dimaksudkan untuk melalaikan tanggung jawab atas keteledoran dan kemalasanmu, dan tindakanmu akan lamban dan asal-asalan, dan engkau cukup mahir menyembunyikan kebenaran. Jika naturmu berempati, kata-katamu akan masuk akal dan tindakanmu juga akan sesuai dengan kebenaran. Jika naturmu setia, tutur katamu pasti tulus dan caramu melakukan sesuatu pasti bersahaja, tanpa ada apa pun yang membuat tuanmu merasa gelisah. Jika naturmu penuh hawa nafsu atau tamak akan uang, hatimu akan sering dipenuhi dengan hal-hal ini, dan tanpa kausadari engkau akan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dan tidak bermoral yang akan membuat orang-orang sulit melupakannya, dan yang akan membuat orang merasa jijik. Seperti yang telah Kukatakan, jika engkau memiliki natur pengkhianat, engkau akan sulit melepaskan diri dari natur tersebut. Jangan percaya pada keberuntungan bahwa jika engkau memperlakukan orang lain secara tidak adil, maka engkau tidak memiliki natur pengkhianat. Jika itu yang kaukira, engkau benar-benar memuakkan. Semua firman-Ku, setiap kali Aku mengucapkannya, ditujukan kepada semua orang, bukan hanya kepada satu orang atau satu jenis orang. Hanya karena engkau belum mengkhianati-Ku dalam satu perkara tidak membuktikan bahwa engkau tidak dapat mengkhianati Aku dalam perkara apa pun. Beberapa orang, selama masa-masa sulit dalam pernikahan mereka, kehilangan keyakinan diri mereka dalam mencari kebenaran. Beberapa orang melalaikan kewajiban mereka untuk setia kepada-Ku selama mengalami kehancuran keluarga. Beberapa orang meninggalkan Aku demi mencari momen sukacita dan kegembiraan. Yang lain lebih suka jatuh ke dalam jurang yang gelap daripada hidup dalam terang dan memperoleh sukacita dari pekerjaan Roh Kudus. Beberapa orang mengabaikan nasihat teman-teman demi memuaskan hasrat mereka akan kekayaan, dan bahkan sekarang mereka tidak mampu mengakui kesalahan dan mengubah arah mereka. Beberapa orang hanya hidup sementara saja demi nama-Ku agar dapat menerima perlindungan-Ku, sementara yang lain hanya mengabdikan diri mereka sedikit saja kepada-Ku di bawah paksaan karena mereka sangat ingin hidup dan takut mati. Bukankah semua ini serta tindakan tak bermoral lainnya, yang terlebih lagi, tanpa integritas, hanyalah merupakan perilaku yang dengannya orang telah lama mengkhianati-Ku dalam hati mereka? Tentu saja, Aku tahu orang tidak berencana sebelumnya untuk mengkhianati-Ku; pengkhianatan mereka merupakan ungkapan alamiah dari natur mereka. Tak seorang pun mau mengkhianati-Ku, dan tak seorang pun merasa senang karena telah melakukan sesuatu untuk mengkhianati-Ku. Sebaliknya, mereka gemetar ketakutan, bukan? Jadi, apakah engkau semua memikirkan tentang bagaimana caranya agar dapat menebus pengkhianatan ini, dan bagaimana mengubah situasi saat ini?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Masalah yang Sangat Serius: Pengkhianatan (1)"

132. Engkau semua dipisahkan dari lumpur dan, apa pun yang terjadi, engkau berasal dari hal-hal yang diambil dari antara ampas, kotor dan dibenci oleh Tuhan. Engkau merupakan kepunyaan Iblis dan pernah diinjak-injak dan dicemari olehnya. Itulah sebabnya dikatakan bahwa engkau dipisahkan dari lumpur, dan, jauh dari kudus, engkau adalah objek non-manusia yang sudah lama menjadi objek tipu daya Iblis. Ini adalah penilaian yang paling cocok bagi engkau semua. Engkau perlu tahu bahwa engkau semua pada awalnya adalah kotoran yang ditemukan dalam genangan air dan lumpur, bukannya hasil tangkapan yang diinginkan seperti ikan dan udang, karena tidak ada apa pun yang memberikan kenikmatan yang bisa didapatkan darimu. Terus terang, engkau semua adalah binatang yang paling rendah derajatnya di tengah masyarakat rendahan, lebih rendah daripada babi dan anjing. Terus terang, menyebut engkau semua dengan sebutan seperti itu tidaklah berlebihan atau hiperbola; sebaliknya, ini menyederhanakan masalah. Menyebut engkau semua dengan sebutan seperti itu bahkan bisa dikatakan sebagai cara untuk memberikanmu penghormatan. Wawasan, perkataan, perilaku engkau semua sebagai manusia, dan setiap aspek hidupmu, termasuk statusmu di dalam lumpur, cukup untuk membuktikan bahwa identitas engkau semua adalah "aneh".

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Identitas yang Melekat pada Manusia dan Nilainya: Seperti Apakah itu Sesungguhnya?"

133. Umat manusia tidak lain adalah musuh-Ku. Umat manusia adalah si jahat yang menentang dan tidak taat kepada-Ku. Umat manusia tidak lain adalah keturunan si jahat yang Kukutuk. Umat manusia tidak lain adalah keturunan penghulu malaikat yang mengkhianati-Ku. Umat manusia tidak lain adalah warisan Iblis yang sejak dahulu Kutolak, dan sejak itu telah menjadi musuh-Ku yang tidak terdamaikan. Karena langit di atas seluruh umat manusia mendung dan gelap, tanpa ada kesan kejernihan sedikit pun, dan dunia manusia terjerumus ke dalam kegelapan yang pekat, sehingga dia yang tinggal di dalamnya bahkan tidak bisa melihat tangannya yang terjulur di depan wajahnya ataupun melihat matahari ketika dia menengadahkan kepalanya. Jalan yang dia lalui berlumpur dan penuh lubang, juga sangat berliku-liku; seluruh daratan bergelimang mayat. Sudut-sudut gelap dipenuhi dengan jasad manusia, dan di sudut-sudut yang dingin dan temaram, kerumunan setan telah tinggal di sana. Dan di mana-mana di dunia manusia, setan-setan datang dan pergi secara bergerombol. Keturunan dari segala macam binatang, berlumur kenajisan, sedang terjebak dalam peperangan sengit, dengan suara yang menimbulkan kengerian di hati. Pada saat seperti itu, dalam dunia yang demikian, seperti "surga duniawi", ke mana orang mencari kebahagiaan hidup? Ke mana orang dapat pergi untuk menemukan tempat tujuan hidupnya? Umat manusia, yang telah lama diinjak-injak oleh Iblis, sejak awal telah menjadi aktor yang menyandang gambar Iblis—bahkan, manusia adalah jelmaan Iblis, dan berfungsi sebagai bukti yang menjadi kesaksian untuk Iblis, dengan lantang dan jelas. Bagaimana bisa umat manusia yang sedemikian bobrok dan keturunan dari keluarga manusia yang sedemikian rusak menjadi saksi bagi Tuhan? Dari manakah asalnya kemuliaan-Ku? Di manakah orang dapat mulai menyuarakan kesaksian-Ku? Karena musuh yang, setelah merusak manusia, berdiri melawan-Ku, telah merebut umat manusia—umat manusia yang Kuciptakan dahulu kala dan yang dipenuhi dengan kemuliaan dan cara hidup-Ku—dan mengotori mereka. Dia telah merenggut kemuliaan-Ku, dan semua yang telah dia tanamkan kepada manusia adalah racun yang dipenuhi keburukan Iblis, dan esensi dari buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Makna Menjadi Seorang Pribadi Sejati"

134. Tingkah lakumu selama bertahun-tahun di hadapan-Ku telah memberi-Ku jawaban yang sebelumnya tidak pernah Kuterima, dan pertanyaan untuk jawaban ini adalah: "Bagaimana sikap manusia di hadapan kebenaran dan Tuhan yang benar?" Upaya-upaya yang telah Kucurahkan bagi manusia membuktikan hakikat kasih-Ku kepada manusia, dan setiap tindakan manusia di hadapan-Ku membuktikan hakikat kebenciannya terhadap kebenaran dan penentangan terhadap-Ku. Aku selalu memedulikan semua orang yang mengikuti-Ku, tetapi tidak ada di antara mereka yang mengikuti-Ku mampu menerima firman-Ku; mereka bahkan tidak mampu menerima saran-Ku. Inilah yang paling membuat-Ku sedih. Tak seorang pun yang pernah mampu memahami-Ku dan, terlebih lagi, tidak ada siapa pun yang pernah bisa menerima-Ku, meskipun sikap-Ku tulus, dan firman-Ku lembut. Semua orang berusaha melakukan pekerjaan yang telah Kupercayakan kepada mereka sesuai dengan gagasan mereka sendiri; mereka tidak mencari maksud-Ku, apalagi bertanya apa yang Kuinginkan dari mereka. Mereka masih mengaku melayani-Ku dengan setia, sementara mereka memberontak melawan-Ku. Banyak yang percaya bahwa kebenaran yang tidak dapat mereka terima atau yang tidak dapat mereka lakukan berarti bukanlah kebenaran. Bagi orang-orang seperti ini, kebenaran-Ku menjadi sesuatu yang ditolak dan dikesampingkan. Pada saat yang sama, manusia mengakui-Ku sebagai Tuhan, tetapi juga memercayai-Ku sebagai orang luar yang bukan merupakan jalan, kebenaran, atau hidup. Tak seorang pun tahu kebenaran ini: firman-Ku adalah kebenaran yang selamanya tidak berubah. Akulah sumber kehidupan bagi manusia dan satu-satunya penuntun bagi umat manusia. Nilai dan makna firman-Ku tidak ditentukan berdasarkan apakah firman itu diakui atau diterima umat manusia atau tidak, tetapi berdasarkan hakikat firman itu sendiri. Bahkan jika tak seorang pun di dunia ini yang dapat menerima firman-Ku, nilai-nilai firman-Ku dan pertolongannya bagi umat manusia tak ternilai bagi siapa pun. Oleh karena itu, saat dihadapkan dengan banyak orang yang memberontak, menyangkal, atau sangat menghina firman-Ku, pendirian-Ku hanyalah ini: biarkan waktu dan fakta menjadi saksi-Ku dan menunjukkan bahwa firman-Ku adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Biarkan waktu dan fakta menunjukkan bahwa dengan firman itulah manusia harus diperlengkapi, dan terlebih lagi, firman itulah yang harus diterima manusia. Aku akan membiarkan semua yang mengikuti-Ku mengetahui fakta ini: orang-orang yang tidak dapat sepenuhnya menerima firman-Ku, mereka yang tidak dapat melakukan firman-Ku, mereka yang tidak dapat menemukan tujuan dalam firman-Ku, dan mereka yang tidak dapat menerima keselamatan karena firman-Ku, adalah orang-orang yang telah dikutuk oleh firman-Ku dan, terlebih lagi, telah kehilangan keselamatan-Ku, dan tongkat-Ku tidak akan pernah berpaling dari mereka.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Semua Harus Memikirkan Perbuatanmu"

Catatan kaki:

a. Kembali ke pantai: ungkapan Tionghoa, yang berarti "berbalik dari jalan yang jahat."

b. Naskah asli tidak mengandung frasa "Dengan cara ini."

Sebelumnya: A. Firman tentang Penyingkapan Cara Iblis Merusak Manusia

Selanjutnya: C. Firman tentang Penyingkapan Gagasan Keagamaan, Bidat, dan Kekeliruan Umat Manusia yang Rusak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini