46. Kembali pada Kehidupan Dari Ambang Kematian

Oleh Saudari Yang Mei, Tiongkok

Pada tahun 2007 aku tiba-tiba jatuh sakit karena gagal ginjal kronis. Ketika ibu dan adik iparku yang beragama Kristen, serta beberapa teman Katolik mendengar berita itu, mereka semua datang untuk memberitakan Injil kepadaku. Mereka mengatakan kepadaku bahwa asalkan aku berpaling kepada Tuhan, penyakitku akan sembuh. Namun aku sama sekali tidak percaya kepada Tuhan. Menurutku, penyakit hanya dapat disembuhkan melalui perawatan medis ilmiah, dan penyakit apa pun yang tidak dapat disembuhkan oleh ilmu pengetahuan tidak akan dapat disembuhkan. Lagi pula, adakah kekuatan apa pun di bumi yang lebih besar daripada kekuatan ilmu pengetahuan? Kepercayaan kepada Tuhan hanyalah semacam penopang psikologis, dan aku adalah seorang guru sekolah negeri yang bermartabat, orang yang berpendidikan dan berbudaya, jadi tidak mungkin aku akan mulai percaya kepada Tuhan. Karena itu, aku menolak mereka dan mulai berkeliling mencari rumah sakit untuk perawatan medis. Dalam beberapa tahun, aku telah mengunjungi hampir setiap rumah sakit besar di daerah tempat tinggalku dan di seluruh provinsi, tetapi kondisiku tetap tidak membaik. Bahkan, kondisiku semakin memburuk, tetapi aku dengan keras kepala berpegang pada caraku sendiri dalam memandang situasi tersebut dan bersikeras bahwa ilmu pengetahuan dapat mengubah apa pun, bahwa menyembuhkan penyakit adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu.

Pada tahun 2010, seorang saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa berkunjung untuk memberitakan Injil Kerajaan Tuhan kepadaku. Dia berkata bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali ke dunia yang fana untuk melakukan pekerjaan yang baru, yang melibatkan pengungkapan kebenaran untuk menghakimi dan mentahirkan manusia. Ini adalah tahap pekerjaan Tuhan yang dirancang untuk sepenuhnya menyelamatkan umat manusia, dan juga merupakan kesempatan terakhir bagi umat manusia untuk diselamatkan oleh Tuhan. Aku tetap tidak mau menerima semua ini, tetapi karena semua kegagalan dan kefrustrasian yang kualami selama beberapa tahun sebelumnya dalam mencari perawatan medis, sikapku tidak sekeras seperti dahulu dan aku membiarkan diriku dibujuk untuk menerima buku firman Tuhan dari saudari itu. Namun, pada saat itu, aku tentu saja tidak percaya bahwa kata-kata dalam buku itu adalah kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan. Aku tetap berpendapat bahwa hanya ilmu pengetahuan yang dapat mengubah nasibku, dan dengan demikian terus memercayai bahwa hanya obat yang dapat memperbaiki kondisiku. Akhirnya, aku mengonsumsi lebih banyak obat setiap hari daripada mengonsumsi makanan, namun kondisiku tidak menunjukkan tanda perbaikan sedikit pun. Aku sudah tidak tahu lagi berapa kali saudari itu datang ke rumahku, tetapi aku tetap menolak untuk percaya kepada Tuhan. Ini berlangsung selama sekitar satu tahun.

Lalu suatu hari, secara tiba-tiba, penglihatan di kedua mataku menjadi kabur dan kedua kakiku menjadi mati rasa sehingga aku tidak mampu berjalan. Para dokter berkata bahwa gejala yang muncul ini adalah akibat keracunan obat karena mengonsumsi obat dalam jumlah banyak selama beberapa tahun. Awalnya aku dirawat selama satu minggu di rumah sakit daerah dan kemudian dipindahkan ke rumah sakit militer di Beijing di mana aku dirawat selama sebulan. Kemudian aku dipindahkan ke rumah sakit pengobatan Tiongkok tradisional (PTT) yang terkenal di Beijing untuk menerima perawatan PTT. Namun dua bulan perawatan ini tidak memperbaiki kondisiku. Dokter utamaku bahkan meminta mantan kepala departemen neurologi rumah sakit yang telah pensiun untuk datang dan memeriksaku, tetapi tidak ada perbaikan sedikit pun dalam kondisiku. Kemudian aku mendengar calon menantuku menyebut seorang dokter di Yunnan yang terkenal karena mampu mengobati penyakit yang parah dan rumit seperti kondisiku. Setelah melewati berbagai pergumulan, aku berhasil dibawa ke sana dengan kursi roda. Namun setelah dirawat selama hampir sebulan, kondisiku tidak hanya gagal membaik, tetapi obat-obatan yang aku konsumsi untuk mata dan kakiku benar-benar telah memperburuk penyakit ginjalku. Merasa tak bisa tertolong lagi, dan dalam keadaan yang sangat tidak nyaman, aku memutuskan untuk pulang. Setelah itu, aku menghentikan semua perawatan dan obat-obatan untuk mata dan kakiku agar dapat melindungi ginjalku.

Selama masa itu, aku merasa sama sekali tidak ada harapan untukku. Aku sering teringat tentang bagaimana aku telah menaruh semua keyakinanku pada ilmu pengetahuan tetapi itu telah terbukti sama sekali tidak efektif dalam pengobatan penyakitku. Setelah semua harapanku bahwa ilmu pengetahuan dapat menyembuhkanku dihancurkan, aku merasa sangat tertekan dan benar-benar depresi. Aku sama sekali tidak tahu bagaimana aku akan melanjutkan hidup. Dalam kekelaman rasa sakit dan penderitaan, pikiranku sering menjadi liar: "Mengapa aku menderita begitu banyak penyakit dan mengapa semuanya tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan? Aku yakin dan percaya pada ilmu pengetahuan, dan melakukan yang terbaik untuk mencari perawatan terbaik, namun tidak ada yang berhasil. Bahkan, kondisiku semakin memburuk. Mungkinkah ilmu pengetahuan benar-benar tidak bisa menyelamatkanku? Mungkinkah sebenarnya memang ada Tuhan di dunia ini? Apakah nasib setiap manusia benar-benar berada di tangan Tuhan?" Seberapa pun banyaknya aku memikirkan semua masalah ini, aku tidak dapat menemukan jawaban apa pun. Selama masa itu, aku hidup dalam kesakitan dan penderitaan yang besar setiap hari, dan setiap kali aku berpikir tentang betapa tidak bergunanya diriku, aku akan menangis secara diam-diam. Aku merasa bahwa aku terlalu banyak melibatkan keluargaku dan tidak ingin menjadi beban lagi bagi mereka. Lebih dari satu kali, aku ingin bunuh diri tetapi aku takut mati. Jadi aku hanya menjalani hari demi hari yang berlalu setiap hari dan menunggu kematian menjemputku ...

Suatu hari, suamiku melihat buku yang telah ditinggalkan saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untukku dan membukanya. Dia melihat judul berikut ini, "Sudah Tahukah Engkau? Tuhan Telah Melakukan Hal yang Hebat di antara Manusia," yang langsung menarik perhatiannya. Jadi dia membacakan bagian tersebut untukku: "Pekerjaan Tuhan adalah sesuatu yang tidak dapat kaupahami. Jika engkau tidak mampu sepenuhnya memahami apakah pilihanmu benar atau tidak, ataupun dapat mengetahui apakah pekerjaan Tuhan bisa berhasil atau tidak, lalu mengapa engkau tidak mencoba peruntunganmu dan melihat apakah orang biasa ini bisa menjadi pertolongan besar bagimu atau tidak, dan apakah Tuhan telah benar-benar melakukan pekerjaan yang hebat atau tidak" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan). Bagian singkat ini seperti sentakan di hatiku! Khususnya kalimat "lalu mengapa engkau tidak mencoba peruntunganmu," terus terngiang-ngiang di pikiranku. Itu seperti seberkas cahaya yang menyinari hatiku yang sedih, dan sepertinya aku dapat melihat secercah harapan untuk tetap hidup. Aku segera menyuruh suamiku membacakan dua bagian firman Tuhan lagi, yang berisi kebenaran tentang Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menghakimi dan mentahirkan manusia dan mengubah watak hidup mereka. Semua ini benar-benar baru bagiku, dan meskipun aku tidak benar-benar memahami sepenuhnya maksud dari apa yang dikatakan, aku dapat merasakan di dalam hatiku bahwa ajaran-ajaran ini berbeda dari Injil Tuhan Yesus yang kudengar dari orang lain. Mereka kebanyakan memberitahuku tentang cara mendapatkan anugerah, dan bahwa yang perlu kulakukan hanyalah percaya kepada Tuhan dan penyakitku akan disembuhkan, di mana aku tidak memercayainya. Namun firman Tuhan Yang Mahakuasa tampak jauh lebih praktis, dan semakin aku mendengar, semakin aku ingin mendengar.

Setelah itu, aku meminta suamiku membacakan beberapa firman Tuhan kepadaku setiap hari. Dalam buku itu dikatakan bahwa orang-orang beragama percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengenal Tuhan dan bahkan menentang Tuhan, dan mereka sering melakukan dosa di siang hari dan mengakuinya pada malam hari. Ini bahkan lebih meyakinkan bagiku karena ibu dan dua ipar perempuanku semuanya adalah orang Kristen dan cara mereka hidup sama seperti yang firman Tuhan jelaskan. Mereka benar-benar berbuat dosa dan kemudian mengakuinya dan kemudian melakukannya lagi. Itulah saatnya ketika aku mengalami kebangunan rohani: apakah ini benar-benar suara Tuhan? Jika ini bukan Tuhan, lalu mengapa penulisnya dapat memahami dunia keagamaan dengan sangat baik? Orang-orang yang tidak percaya tidak mengerti, orang-orang yang hebat dan terkenal sama sekali tidak tahu, dan bahkan orang-orang beragama sendiri pun tidak menyadari bahwa mereka percaya kepada Tuhan tetapi juga menentang Tuhan. Semakin aku merenungkannya, semakin aku merasa bahwa kata-kata dalam buku itu bukanlah hal-hal yang dapat diungkapkan manusia, dan mungkin itu adalah perkataan dari inkarnasi Tuhan di dunia yang fana.

Hanya beberapa hari kemudian, saudari yang semula memberitakan Injil Kerajaan Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku mendengar bahwa aku pulang ke rumah setelah dirawat di rumah sakit dan datang ke rumahku, ditemani oleh seorang saudari lainnya, untuk kembali memberitakan Injil kepadaku. Kali ini aku menyadari suara hati nuraniku mengatakan kepadaku: "Aku telah menjadi orang cacat tetapi saudari-saudari itu belum meninggalkanku dengan rasa muak dan bahkan datang untuk memberitakan Injil kepadaku berulang kali. Ini adalah sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh orang biasa. Orang lain pasti sudah melupakanku sejak lama." Dalam benakku, jelas sekali bahwa jenis kasih semacam ini pasti berasal dari Tuhan, karena kasih tidak akan pernah dapat ditemukan di dunia yang fana. Seperti kata pepatah, "teman yang membantu ketika dibutuhkan adalah teman sejati," dan hari itu aku mengalami ini secara mendalam. Keluargaku yang tetap berada di sisiku adalah sesuatu yang tidak dapat mereka hindari, tetapi bagi orang-orang ini, yang sama sekali tidak ada hubungan darah denganku dan yang tidak memiliki motif atau pamrih yang tersembunyi, berkunjung secara teratur selama lebih dari setahun demi memberitakan Injil kepadaku dan memberi diri mereka bagi orang cacat sepertiku, menunjukkan betapa menakjubkannya iman, kasih, dan kesabaran mereka! Aku benar-benar tersentuh oleh kasih Tuhan, dan sejak saat itu tidak ada alasan lagi untuk menolak Injil Tuhan. Hasilnya, aku dan suamiku sama-sama menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman.

Pada Juni 2011, aku dan suamiku secara resmi memulai kehidupan bergereja kami di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Karena penglihatanku tidak cukup baik untuk memungkinkanku membaca sendiri, suamiku biasanya membacakan firman Tuhan kepadaku, dan selama pertemuan gereja, saudara-saudari juga membacakan firman Tuhan kepadaku. Terkadang ketika aku sendirian, aku juga akan mendengarkan lagu-lagu pujian. Belakangan, aku menemukan alasan dari penyakit dan penderitaanku di dalam firman Tuhan: "Apa sumber penderitaan seumur hidup mulai dari melahirkan, kematian, penyakit, dan usia tua yang manusia alami? Apa yang menyebabkan manusia mengalami hal-hal ini Manusia tidak mengalami hal-hal ini ketika mereka pertama kali diciptakan, bukan? Jadi darimanakah datangnya semua itu? Semua ini terwujud setelah manusia dicobai Iblis dan daging mereka menjadi merosot. Rasa sakit daging manusia, penderitaannya, dan kehampaannya serta urusan dunia manusia yang sangat menyedihkan, hanya datang begitu Iblis telah merusak manusia. Setelah manusia dirusak oleh Iblis, ia mulai menyiksa mereka. Akibatnya, mereka menjadi semakin merosot. Penyakit mereka menjadi semakin parah, dan penderitaan mereka semakin lama menjadi semakin berat. Semakin banyak orang merasakan kekosongan dan tragedi dunia manusia, juga ketidakmampuan mereka untuk terus hidup di sana, dan mereka merasa semakin lama semakin kehilangan harapan untuk dunia. Jadi, penderitaan ini ditimpakan kepada manusia oleh Iblis, dan hal ini terjadi hanya setelah manusia dirusak Iblis dan daging manusia menjadi merosot. ... Inilah sebabnya engkau jatuh sakit dan menjadi gelisah, dan ada kemungkinan engkau ingin bunuh diri, dan terkadang engkau juga merasa bahwa dunia ini tandus, atau bahwa hidup tidak memiliki makna. Dengan kata lain, penderitaan manusia ini masih berada di bawah kekuasaan Iblis; itu merupakan salah satu kelemahan manusia yang fatal" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Makna dari Tuhan Mengecap Penderitaan Duniawi"). Firman Tuhan sangat tepat dalam menggambarkan betapa sangat besarnya penderitaan yang ditimbulkan oleh rasa sakit karena penyakit sehingga aku telah kehilangan semua keinginan untuk hidup dan ingin mengakhiri hidupku. Namun firman Tuhan mengatakan bahwa semua rasa sakit karena penyakit dan penderitaan itu disebabkan oleh perbuatan Iblis yang merusak. Awalnya, aku tidak terlalu mengerti alasan Tuhan mengatakan hal-hal ini, tetapi setelah membaca lebih banyak firman Tuhan, lambat laun aku mulai memahami kebenaran ini.

Suatu sore, suamiku seperti biasa membacakan firman Tuhan kepadaku, dan aku mendengar firman Tuhan ini: "Sejak manusia menemukan ilmu-ilmu sosial, pikiran manusia telah menjadi disibukkan dengan ilmu dan pengetahuan. Kemudian ilmu dan pengetahuan telah menjadi alat yang digunakan untuk memerintah umat manusia, dan tidak ada lagi ruang yang cukup bagi manusia untuk menyembah Tuhan, dan tidak ada lagi suasana yang mendukung penyembahan kepada Tuhan. Kedudukan Tuhan telah turun semakin rendah di hati manusia. Tanpa Tuhan di dalam hatinya, dunia batin manusia gelap, tanpa pengharapan dan hampa. ... Ilmu, pengetahuan, kebebasan, demokrasi, kesenangan, hiburan: semua ini hanya memberikan penghiburan yang sementara bagi manusia. Bahkan dengan hal-hal ini, manusia pasti tetap berbuat dosa dan meratapi ketidakadilan yang ada di masyarakat. Hal-hal ini tidak dapat mengekang keinginan dan hasrat manusia untuk mencari. Ini karena manusia diciptakan oleh Tuhan dan pengorbanan serta pencarian manusia yang sia-sia hanya dapat membawa manusia pada semakin banyak kesedihan dan hanya dapat menyebabkan manusia berada dalam keadaan ketakutan, tidak akan tahu cara menghadapi masa depan umat manusia, atau cara menghadapi perjalanan yang terbentang di depan. Manusia bahkan akhirnya menjadi takut terhadap ilmu pengetahuan dan pengetahuan, dan bahkan lebih takut lagi terhadap perasaan hampa" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 2: Tuhan Mengendalikan Nasib Seluruh Umat Manusia"). Saat aku mendengar firman inilah akhirnya aku mengerti mengapa Tuhan berkata bahwa semua penyakit dan penderitaan umat manusia berasal dari Iblis: Iblis menggunakan pengetahuan dan ilmu pengetahuan untuk merusak kita. Iblis memenuhi kita dengan gagasannya yang tidak masuk akal, seperti "Manusia berevolusi dari kera," "Belum pernah ada Juruselamat mana pun," "Pengetahuan bisa mengubah nasibmu," "Takdir seseorang berada di tangannya sendiri," "Ilmu pengetahuan menyelamatkan manusia," dan "Manusia bisa menaklukkan alam." Iblis telah mencuci otak manusia dengan falsafah, aturan, dan gagasan ini. Semua ini telah memenuhi hati dan jiwa manusia, dan memaksa manusia untuk secara membabi buta percaya kepada pengetahuan dan menyembah ilmu pengetahuan. Manusia memiliki khayalan bahwa mereka dapat mengubah nasib mereka dengan pengetahuan atau menggunakan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan setiap masalah yang sulit. Manusia telah mengambil gagasan Iblis yang tidak masuk akal untuk membentuk dasar kehidupan mereka, dan karenanya telah dibelenggu, diikat, dan dikendalikan oleh Iblis. Manusia mulai menyangkali semua yang berasal dari Tuhan, menjauhkan diri mereka dari pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Iblis memanipulasi mereka seperti seorang dalang yang bermain dengan bonekanya, dan aku hanyalah satu dari sekian juta orang yang dirugikan dengan cara ini. Ketika aku sakit, aku bersandar pada ilmu pengetahuan untuk menyembuhkanku; aku secara membabi buta percaya dan menyembah ilmu pengetahuan. Aku benar-benar mengira bahwa para spesialis di rumah sakit terkenal, dengan teknik yang canggih dan fasilitas medis modern, akan dapat menyembuhkan penyakitku. Namun kondisiku bukan saja tidak membaik, aku malah berakhir di ambang kematian. Satu-satunya hal yang diberikan ilmu pengetahuan kepadaku adalah harapan kosong dan rasa sakit yang tidak dapat disembuhkan. Ilmu pengetahuan membuatku tidak percaya kepada Tuhan, dan berkali-kali aku memberontak melawan Tuhan, menentang Dia, dan menolak keselamatan-Nya. Namun betapa pun memberontaknya diriku, Tuhan tidak pernah menyerah pada keselamatanku, dan telah menggunakan firman-Nya untuk membimbingku. Sedikit demi sedikit, Dia telah membangkitkan rohku, yang dahulu begitu dibutakan oleh pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Aku, yang tadinya pernah dekat dengan kematian, sekarang telah datang di hadapan Tuhan dan mendapatkan keselamatan Tuhan.

Suamiku terus membacakan firman Tuhan kepadaku setiap hari, dan suatu hari aku mendengar firman Tuhan ini: "Tuhan menciptakan dunia ini. Dialah yang menciptakan umat manusia, dan bahkan Dialah perancang kebudayaan Yunani kuno dan peradaban manusia. Hanya Tuhan yang menghibur umat manusia, dan hanya Tuhan yang peduli pada umat manusia ini siang dan malam. Perkembangan dan kemajuan manusia tidak dapat dipisahkan dari kedaulatan Tuhan, dan sejarah serta masa depan umat manusia berkaitan erat dengan rancangan-rancangan Tuhan. ... Jika umat manusia ingin mendapatkan nasib yang baik, jika suatu negara ingin mendapatkan nasib yang baik, manusia harus sujud menyembah kepada Tuhan, bertobat dan mengaku di hadapan Tuhan. Jika tidak, nasib dan tempat tujuan manusia akan menjadi malapetaka yang tidak terhindarkan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 2: Tuhan Mengendalikan Nasib Seluruh Umat Manusia"). Bagian ini membantuku menyadari bahwa nasib semua manusia berada di tangan Tuhan dan Tuhan adalah sumber kehidupan manusia. Hanya dengan datang di hadapan Tuhan, mengikuti Tuhan, dan menyembah Tuhan barulah manusia bisa memiliki nasib baik. Ketika manusia menjauh dari Tuhan, menentang dan meninggalkan Tuhan dan malah mengandalkan Iblis, artinya mereka sedang menyerahkan diri mereka kepada Iblis. Akibatnya, mereka akan dirugikan dan diinjak-injak oleh Iblis, dan akan menjadi korban malapetaka yang tak berkesudahan dan penderitaan yang tak terbatas. Beginilah cara manusia melukai diri mereka sendiri dan menyebabkan kematian mereka sendiri. Pada saat itu, aku menyadari betapa bodoh, buta, dan menyedihkannya diriku. Aku melihat bahwa pandanganku tentang pengetahuan dan ilmu pengetahuan semuanya hanyalah racun, hanya alat yang Iblis gunakan untuk merusakku. Selama bertahun-tahun aku telah diracuni oleh iblis, dan sekarang aku sangat menyesalinya. Dari lubuk hatiku, aku mengalami kerinduan sejati akan Tuhan. Aku bersedia bertindak seperti orang-orang Niniwe yang dicatat dalam Alkitab, berlutut ke tanah di hadapan Tuhan dan mengaku serta bertobat. Aku ingin meninggalkan semua jalanku yang jahat dan menerima bimbingan dan pemeliharaan yang Tuhan telah sediakan. Aku ingin mengikuti Tuhan dan menyembah-Nya, dan karena itu aku secara aktif meminta untuk diberikan tugas menjadi tuan rumah di gereja. Dalam hubunganku dengan saudara-saudari, tidak seorang pun yang memandangku rendah atau meremehkanku karena penyakitku. Bahkan, mereka memberiku banyak pertolongan dan dukungan dan aku selalu merasa dikelilingi oleh kasih mereka yang tulus.

Setelah beberapa waktu berlalu, penyakitku tetap belum membaik sehingga aku mulai menuntut Tuhan, memohon kepada Tuhan untuk membantuku menjadi lebih baik. Namun para saudari mempersekutukan firman ini denganku: "Tuhan adalah Pencipta segala sesuatu dan kita adalah makhluk ciptaan, jadi bagaimanapun Tuhan memperlakukan kita, kita harus menerima pengaturan dan rencana-Nya. Jika kita meminta sesuatu dari Tuhan, kita hanya menunjukkan ketidakrasionalan kita. Menyembuhkan penyakit, mengusir setan, dan melakukan mukjizat adalah bagian dari pekerjaan Tuhan selama Zaman Kasih Karunia, tetapi sekarang kita berada di Zaman Kerajaan, dan pekerjaan utama Tuhan sekarang adalah menyelesaikan segala sesuatu melalui firman-Nya, menggunakan firman untuk mentahirkan dan mengubah watak manusia yang rusak. Tuhan ingin mengubah kita menjadi orang yang taat kepada-Nya, setia kepada-Nya, mengenal dan mengasihi-Nya sehingga Dia dapat membawa sekelompok orang seperti itu ke zaman selanjutnya. Yang Tuhan inginkan adalah kasih dan ketaatan yang manusia tunjukkan secara alami begitu mereka telah mengenal Tuhan. Dia tidak ingin manusia mengikuti-Nya dari rasa syukur karena menyembuhkan penyakit mereka. Seperti yang firman Tuhan katakan: 'Manusia percaya bahwa ketika Tuhan menyelamatkan manusia, Dia melakukannya dengan menjamah mereka dan supaya mereka memberikan hati mereka kepada-Nya melalui berkat dan anugerah-Nya. Artinya, Tuhan menyelamatkan manusia dengan menjamah mereka. Keselamatan seperti ini diperoleh lewat kesepakatan. Hanya ketika Tuhan menganugerahkan seratus kali lipat kepada mereka, barulah manusia mau tunduk di hadapan nama Tuhan, dan berusaha melakukan yang terbaik bagi Dia dan memberi-Nya kemuliaan. Ini bukan kehendak Tuhan bagi umat manusia. Tuhan telah datang untuk bekerja di bumi demi menyelamatkan umat manusia yang sudah rusak—tidak ada kepalsuan dalam hal ini; jika tidak, Dia pasti tidak akan datang untuk melakukan pekerjaan-Nya secara pribadi. Di masa lalu, cara keselamatan-Nya adalah menunjukkan kasih dan belas kasihan yang sangat besar, sehingga Dia menyerahkan segala milik-Nya kepada Iblis untuk ditukar dengan seluruh umat manusia. Hari ini tidak seperti masa lalu: hari ini, keselamatanmu terjadi di akhir zaman, di saat masing-masing manusia dikelompokkan menurut jenisnya; cara keselamatanmu bukanlah kasih atau belas kasihan, tetapi hajaran dan penghakiman agar manusia dapat diselamatkan secara menyeluruh' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status dan Memahami Kehendak Tuhan untuk Memberikan Keselamatan kepada Manusia"). Jadi kita harus menganalisis dan memahami cara kita termotivasi oleh keinginan akan berkat dan cara hubungan kita dengan Tuhan yang bersifat transaksional. Kita juga harus membaca lebih banyak firman Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan kita, menerima penghakiman dan hajaran dalam firman Tuhan, menerima penanganan, pemangkasan, ujian, dan penyucian, dan berusaha untuk mencapai pemurnian dan perubahan dalam watak kita yang rusak. Apakah penyakitmu akan sembuh atau tidak semuanya berada di tangan Tuhan, dan kita harus tunduk pada pengaturan dan rencana Tuhan."

Melalui persekutuan saudari-saudari, aku memahami bahwa hanya menikmati anugerah Tuhan tidak cukup untuk mengubah watak jahat kita. Hanya dengan menerima penghakiman dan hajaran Tuhan pada akhir zaman barulah kita dapat membersihkan diri kita dari watak kita yang rusak, memulihkan hati nurani dan akal kita, dan dengan demikian memperoleh keselamatan Tuhan dan menjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Semua orang Kristen yang tidak menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman mungkin akan menerima anugerah Tuhan yang berlimpah, tetapi mereka tetap hidup dalam siklus melakukan dan mengakui dosa. Ini karena watak mereka yang rusak belum ditahirkan, dan karenanya mereka berkeliling dan mengorbankan diri mereka dengan tujuan untuk mendapatkan berkat dan anugerah Tuhan. Dengan kata lain, mereka ingin membuat kesepakatan dengan Tuhan dan, dengan demikian, mereka tidak akan pernah mendapatkan perkenanan-Nya. Setelah aku mengerti kehendak Tuhan, aku berhenti memohon kepada Tuhan untuk menyembuhkan penyakitku dan sebagai gantinya membuat komitmen yang teguh untuk percaya kepada Tuhan dan menyembah Tuhan bagaimanpun baik atau buruknya perubahan kondisiku. Aku berkomitmen untuk memenuhi tugasku sebagai salah satu mahkluk ciptaan, mengejar kebenaran, dan berusaha mengenal Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh, membebaskan diriku dari watakku yang rusak, dan hidup seperti manusia sejati agar dapat memuaskan Tuhan. Begitu aku mulai melakukan semua ini, aku merasakan pembebasan yang luar biasa di hatiku dan tidak lagi merasa terikat atau dibatasi oleh rasa sakit dari penyakitku, dan tidak lagi takut pada kematian. Yang kuinginkan hanyalah menyerahkan diriku sepenuhnya kepada Tuhan dan menaati perintah serta pengaturan-Nya.

Setelah itu, aku sering berkumpul dengan saudara-saudari untuk membaca firman Tuhan, mempersekutukan kebenaran, dan menyanyikan lagu pujian bagi Tuhan. Aku merasa bahwa hatiku telah sangat diperkaya, dan dengan pengayaan ini, penderitaanku semakin berkurang. Yang lebih anehnya adalah, hampir tanpa disadari, keadaan mati rasa di kakiku mulai menghilang dan aku lambat laun mulai mendapatkan kembali kemampuan untuk berjalan, akhirnya tidak harus bergantung pada kursi roda sama sekali. Yang bahkan lebih tidak terduga adalah suatu hari penglihatanku tiba-tiba kembali dan aku dapat melihat kata-kata dalam buku firman Tuhan. Akhirnya aku bisa melihat firman Tuhan! Aku tidak dapat memercayainya, tetapi aku benar-benar telah mengalami mukjizat. Sukacita yang kurasakan dalam hatiku adalah sesuatu yang tak terlukiskan, dan karenanya aku terus berdoa kepada Tuhan, bersyukur dan memuji Dia. Ketika aku dengan penuh semangat memberi tahu suamiku kabar baik ini, dia diliputi oleh rasa haru. Dengan berlinang air mata, dia berteriak berulang-ulang, "Terima kasih Tuhan, terima kasih Tuhan!" Ya, benar—aku hanya berserah sedikit saja kepada Tuhan dan Tuhan menganugerahkan berkat besar ini kepadaku. Aku sangat merasakan bagaimana meskipun pekerjaan Tuhan pada akhir zaman tidak melibatkan melakukan mukjizat, otoritas firman Tuhan jauh melampaui otoritas mukjizat Tuhan. Tuhan benar-benar adalah Tuhan Yang Mahakuasa, Tuhan yang mengasihi manusia!

Suatu hari, suamiku berada di rumah sakit daerah dan bertemu dengan dokter utama yang bertanggung jawab untuk merawatku. Dokter itu bertanya kepadanya bagaimana perkembangan pengobatan penyakit ginjalku dan apakah cuci darah sedang dilakukan. Suamiku menjawab: "Dia tidak melakukan cuci darah tetapi kondisinya sudah membaik. Dia bisa berjalan sekarang, dan dia juga bisa melihat!" Dokter itu sangat terkejut, dan berkata: "Yah, itu mukjizat. Kupikir dia sudah lama melakukan cuci carah."

Kini aku menjalani kehidupan yang normal. Kerabat, teman, dan tetanggaku selalu mengungkapkan keterkejutan mereka dan mengatakan hal-hal seperti: "Aku tidak pernah berpikir bahwa kondisimu akan membaik dengan cepat. Secara fisik dan mental kau tampak seperti orang normal!" Setiap kali aku mendengar perkataan seperti ini, dalam hati aku mengucapkan syukur kepada Tuhan: "Tuhan, aku tidak akan pernah melupakan, sepanjang hidupku, kasih yang telah Engkau tunjukkan kepadaku dan keselamatan-Mu. Meskipun tidak ada yang bisa kulakukan untuk-Mu, aku bertekad untuk mengikuti-Mu, menyembah-Mu dan melakukan tugasku sebagai salah satu makhluk ciptaan-Mu seumur hidupku untuk membalas kasihmu." Aku telah sangat rusak, awalnya aku tidak mengenali keberadaan Tuhan, dan berkali-kali aku menolak keselamatan Tuhan, tetapi Tuhan tidak hanya melupakan pelanggaranku, Dia bahkan menyelamatkanku dengan cara yang sangat luar biasa. Aku telah mendapatkan banyak sekali belas kasihan Tuhan, dan aku tahu aku sama sekali tidak layak menerima anugerah seperti itu. Semua pengalaman yang luar biasa dan tidak terlupakan ini telah menunjukkan kepadaku bahwa ilmu pengetahuan dan pengetahuan tidak sanggup menyelamatkan manusia, tetapi hanya akan membawa penderitaan, ketakutan, dan kematian yang tiada akhir kepada manusia. Hanya Sang Pencipta dan Penguasa segala sesuatu di alam semesta yang dapat memberi manusia kehidupan dan pemeliharaan yang mereka butuhkan. Tuhan adalah satu-satunya dasar bagi kelangsungan hidup umat manusia, serta satu-satunya harapan dan penebusan umat manusia. Satu-satunya harapan manusia untuk memiliki nasib baik adalah dengan menyembah Tuhan. Aku bersyukur kepada Tuhan karena menyelamatkanku—seseorang yang sangat ditipu oleh Iblis dan hampir mati—dari pengaruh Iblis. Tuhan menghidupkanku kembali dan membawaku kembali di hadapan-Nya, Sang Pencipta segala sesuatu. Sekarang aku berjalan di jalan kehidupan yang cemerlang!

Sebelumnya: 45. Diselamatkan Dari Ambang Kematian

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini