30. Cara mengatasi masalah orang memberontak terhadap Tuhan dan menentang-Nya

Firman Tuhan Yang Mahakuasa pada Akhir Zaman

Setelah kerusakan selama beberapa ribu tahun, manusia menjadi mati rasa dan dungu; manusia telah menjadi setan yang menentang Tuhan, sampai ke taraf pemberontakan manusia terhadap Tuhan telah didokumentasikan dalam buku-buku sejarah, dan bahkan manusia itu sendiri tidak mampu menceritakan dengan lengkap tentang perilakunya yang suka memberontak—karena manusia telah begitu dalam dirusak oleh Iblis, dan telah disesatkan oleh Iblis sampai sedemikian rupa hingga dia tidak tahu ke mana harus berpaling. Bahkan sekarang pun, manusia masih mengkhianati Tuhan: ketika manusia melihat Tuhan, dia mengkhianati-Nya, dan ketika dia tidak dapat melihat Tuhan, dia juga mengkhianati-Nya. Bahkan ada orang-orang yang, setelah menyaksikan kutukan Tuhan dan murka Tuhan, tetap saja mengkhianati-Nya. Jadi, Aku katakan bahwa akal manusia telah kehilangan fungsi aslinya, dan hati nurani manusia juga telah kehilangan fungsi aslinya. Manusia yang kulihat adalah binatang liar dalam wujud manusia, dia adalah ular berbisa, dan tidak peduli seberapa menyedihkan dia berusaha menampilkan dirinya di depan-Ku, Aku tidak akan pernah berbelas kasihan terhadapnya, karena manusia tidak memahami perbedaan antara hitam dan putih, perbedaan antara kebenaran dan yang bukan kebenaran. Akal manusia begitu kebas, tetapi dia masih ingin mendapatkan berkat; kemanusiaannya begitu rendah, tetapi dia masih ingin memiliki kedaulatan seorang raja. Dia akan menjadi raja untuk siapa, dengan akal seperti itu? Bagaimana mungkin manusia dengan kemanusiaan seperti itu duduk di atas takhta? Manusia benar-benar tidak punya rasa malu! Dia adalah makhluk celaka yang sombong! Bagi engkau semua yang ingin mendapatkan berkat, Kusarankan agar engkau semua mencari cermin terlebih dahulu dan memandang cerminan buruk dirimu sendiri—apakah engkau memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang raja? Apakah engkau memiliki wajah seorang yang bisa memperoleh berkat? Belum ada sedikit pun perubahan dalam watakmu dan engkau belum menerapkan kebenaran apa pun, tetapi engkau masih mengharapkan hari esok yang luar biasa. Engkau menipu dirimu sendiri! Terlahir di negeri yang najis seperti itu, manusia telah dirusak teramat parah oleh masyarakat, dia telah dipengaruhi oleh etika feodal, dan telah diajar di "institusi pendidikan tinggi." Pemikiran terbelakang, moralitas yang rusak, pandangan hidup yang jahat, falsafah yang menjijikkan tentang cara berinteraksi dengan orang lain, keberadaan diri yang sepenuhnya tak berguna, dan adat-istiadat serta gaya hidup yang bejat—semua ini telah sedemikian parahnya memasuki hati manusia, dan telah sangat merusak dan menyerang hati nuraninya. Akibatnya, manusia menjadi semakin jauh dari Tuhan, dan semakin menentang-Nya. Watak manusia menjadi lebih jahat hari demi hari, dan tidak seorang pun yang akan rela mengorbankan segalanya untuk Tuhan, tidak ada seorang pun yang akan rela tunduk kepada Tuhan, dan terlebih lagi, tidak seorang pun yang akan rela mencari penampakan Tuhan. Sebaliknya, di bawah kuasa Iblis, manusia tidak melakukan apa pun selain mengejar kesenangan, menyerahkan diri mereka pada kerusakan daging dalam kubangan lumpur. Bahkan ketika mereka mendengar kebenaran, mereka yang hidup dalam kegelapan tidak berpikir untuk menerapkan kebenaran tersebut, mereka juga tidak ingin mencari Tuhan bahkan sekalipun mereka telah melihat penampakan-Nya. Bagaimana mungkin seorang manusia yang begitu bejat memiliki kesempatan untuk diselamatkan? Bagaimana mungkin seorang manusia yang begitu merosot martabatnya hidup dalam terang?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan"

Sumber penentangan dan pemberontakan manusia terhadap Tuhan adalah perusakan dirinya oleh Iblis. Karena kerusakan yang Iblis lakukan, hati nurani manusia telah menjadi mati rasa; dia tidak bermoral, pikirannya bobrok, dan dia memiliki pandangan mental terbelakang. Sebelum dirinya dirusak oleh Iblis, manusia tentu saja tunduk kepada Tuhan dan tunduk pada firman-Nya setelah mendengarnya. Dia tentu saja memiliki akal dan hati nurani yang sehat, dan kemanusiaan yang normal. Setelah dirusak Iblis, akal, hati nurani, dan kemanusiaan manusia yang semula menjadi tumpul dan dilemahkan oleh Iblis. Dengan demikian, manusia telah kehilangan ketundukan dan kasihnya kepada Tuhan. Akal manusia telah menyimpang, wataknya telah menjadi sama seperti watak binatang, dan pemberontakannya terhadap Tuhan menjadi jauh lebih sering dan memilukan. Namun, manusia tetap saja tidak tahu, juga tidak mengakui hal ini, dan hanya menentang dan memberontak secara terus menerus. Watak manusia tersingkap melalui diungkapkannya akal, wawasan, dan hati nuraninya; dan karena akal dan wawasannya tidak sehat, dan hati nuraninya telah menjadi sangat tumpul, maka wataknya pun menjadi suka memberontak terhadap Tuhan. Jika akal dan wawasan manusia tidak dapat berubah, maka perubahan dalam wataknya tidak mungkin terjadi, juga tidak mungkin bagi dirinya untuk menjadi selaras dengan maksud-maksud Tuhan. Jika akal manusia tidak sehat, dia tidak dapat melayani Tuhan dan tidak layak untuk dipakai oleh Tuhan. "Akal sehat" mengacu pada tunduk dan setia kepada Tuhan, merindukan Tuhan, memberi diri secara mutlak kepada Tuhan, dan memiliki hati nurani terhadap Tuhan. Itu mengacu pada satu hati dan pikiran terhadap Tuhan, dan tidak dengan sengaja menentang Tuhan. Mereka yang memiliki akal menyimpang tidak seperti ini. Karena manusia telah dirusak oleh Iblis, mereka telah menciptakan gagasan tertentu tentang Tuhan, tidak memiliki kesetiaan kepada Tuhan ataupun kerinduan akan Dia, dan terlebih dari itu, mereka tidak memiliki hati nurani terhadap Tuhan. Manusia dengan sengaja menentang Tuhan dan menghakimi-Nya, dan lebih dari itu, mereka melontarkan makian terhadap-Nya di belakang-Nya. Manusia menghakimi Tuhan di belakang-Nya padahal mengetahui dengan jelas bahwa Dia adalah Tuhan; manusia tidak berniat tunduk kepada Tuhan, dan hanya mengajukan tuntutan dan permintaan yang membabi buta kepada-Nya. Orang-orang seperti itu—orang-orang yang memiliki akal menyimpang—tidak mampu mengetahui perilaku tercela mereka sendiri ataupun menyesali pemberontakan mereka. Jika orang mampu mengenal diri mereka sendiri, mereka telah mendapatkan kembali sedikit akal mereka; semakin orang yang tidak mengenal diri sendiri memberontak terhadap Tuhan, semakin mereka tidak memiliki akal sehat.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan"

Para penentang Tuhan yang Kubicarakan mengacu pada mereka yang tidak mengenal Tuhan, mereka yang mengakui Tuhan dengan bibir mereka padahal sebenarnya tidak mengenal-Nya, mereka yang mengikuti Tuhan tetapi tidak tunduk kepada-Nya, dan mereka yang bersenang-senang dalam kasih karunia Tuhan tetapi tidak mampu menjadi kesaksian bagi-Nya. Tanpa pemahaman akan tujuan pekerjaan Tuhan atau pemahaman akan pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam diri manusia, dia tidak bisa selaras dengan maksud-maksud Tuhan, juga tidak bisa menjadi kesaksian bagi Tuhan. Alasan mengapa manusia menentang Tuhan, di satu sisi, dari wataknya yang rusak, dan di sisi lain, dari ketidaktahuan akan Tuhan dan kurangnya pemahaman akan prinsip-prinsip yang Tuhan pakai dalam pekerjaan-Nya dan maksud-maksud-Nya bagi manusia. Kedua aspek ini, jika digabungkan, membentuk sejarah penentangan manusia terhadap Tuhan. Para petobat baru menentang Tuhan karena penentangan seperti itu ada di dalam natur mereka, sedangkan penentangan terhadap Tuhan dari mereka yang sudah bertahun-tahun dalam iman adalah akibat dari ketidaktahuan mereka akan Tuhan, selain karena watak mereka yang rusak. Pada masa sebelum Tuhan menjadi manusia, ukuran apakah manusia menentang Tuhan didasarkan pada apakah dia menaati ketetapan-ketetapan yang ditetapkan Tuhan di surga. Misalnya, pada Zaman Hukum Taurat, siapa pun yang tidak mematuhi hukum Yahweh dianggap sebagai orang-orang yang menentang Tuhan; siapa pun yang mencuri persembahan kepada Yahweh, atau siapa pun yang menentang orang-orang yang diperkenan Yahweh, dianggap sebagai orang yang menentang Tuhan dan akan dirajam sampai mati; siapa pun yang tidak menghormati ayah dan ibunya, dan siapa pun yang memukul atau mengutuk orang lain, dianggap sebagai orang yang tidak mematuhi hukum Taurat. Dan semua orang yang tidak mematuhi hukum Yahweh dianggap sebagai orang yang menentang-Nya. Hal ini tidak berlaku lagi pada Zaman Kasih Karunia, di mana siapa pun yang menentang Yesus dianggap sebagai orang yang menentang Tuhan, dan siapa pun yang tidak tunduk kepada perkataan Yesus dianggap sebagai orang yang menentang Tuhan. Pada zaman ini, cara mendefinisikan penentangan terhadap Tuhan menjadi lebih akurat dan lebih nyata. Pada masa ketika Tuhan belum menjadi daging, ukuran apakah manusia menentang Tuhan atau tidak didasarkan pada apakah manusia menyembah dan memandang kepada Tuhan yang tidak kelihatan di surga. Cara di mana penentangan terhadap Tuhan didefinisikan pada waktu itu tidak terlalu nyata, karena manusia tidak bisa melihat Tuhan, juga tidak tahu seperti apa gambar Tuhan, atau bagaimana Dia bekerja dan berbicara. Manusia sama sekali tidak memiliki gagasan tentang Tuhan, dan dia percaya kepada Tuhan secara samar, karena Tuhan belum menampakkan diri kepada manusia. Oleh karena itu, bagaimanapun manusia memercayai Tuhan dalam imajinasinya, Tuhan tidak menghukum manusia atau membuat tuntutan yang terlalu tinggi dari manusia, karena manusia sama sekali tidak dapat melihat Tuhan. Ketika Tuhan menjadi daging dan datang untuk bekerja di antara manusia, semua orang melihat Dia dan mendengar firman-Nya, dan semua orang melihat perbuatan-perbuatan yang Tuhan lakukan dalam tubuh daging-Nya. Pada saat itu, semua gagasan manusia menjadi buih. Adapun mereka yang telah melihat Tuhan menampakkan diri dalam rupa manusia, mereka tidak akan dihukum jika mereka mau tunduk kepada-Nya, sedangkan orang-orang yang dengan sengaja menentang-Nya akan dianggap sebagai penentang Tuhan. Orang-orang seperti itu adalah antikristus, musuh-musuh yang dengan sengaja menentang Tuhan. Orang-orang yang menyimpan gagasan tentang Tuhan tetapi tetap siap dan mau tunduk kepada-Nya tidak akan dihukum. Tuhan menghukum manusia berdasarkan niat dan perbuatannya, tidak pernah berdasarkan pemikiran dan gagasannya. Jika manusia dihukum atas dasar pemikiran dan gagasannya, tak seorang pun akan dapat luput dari tangan Tuhan yang penuh murka. Mereka yang dengan sengaja menentang Tuhan yang berinkarnasi akan dihukum karena ketidaktundukan mereka. Berkenaan dengan orang-orang yang dengan sengaja menentang Tuhan ini, penentangan mereka berasal dari fakta bahwa mereka menyimpan gagasan tentang Tuhan, yang akhirnya membawa mereka melakukan tindakan yang mengganggu pekerjaan Tuhan. Orang-orang ini secara sadar menentang dan menghancurkan pekerjaan Tuhan. Mereka tidak hanya memiliki gagasan tentang Tuhan, tetapi mereka juga terlibat dalam aktivitas yang mengganggu pekerjaan-Nya, dan karena alasan inilah orang-orang semacam ini akan dihukum. Mereka yang tidak dengan sengaja mengganggu pekerjaan Tuhan tidak akan dihukum sebagai orang berdosa, karena mereka mampu dengan rela tunduk dan tidak terlibat dalam aktivitas yang menyebabkan kekacauan dan gangguan. Orang-orang semacam ini tidak akan dihukum. Namun, jika manusia telah mengalami pekerjaan Tuhan selama bertahun-tahun, jika mereka terus menyimpan gagasan tentang Tuhan dan tetap tak mampu memahami pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi, dan jika, berapa tahun pun mereka telah mengalami pekerjaan-Nya, mereka terus dipenuhi dengan gagasan tentang Tuhan dan tetap tidak mampu mengenal Tuhan, maka sekalipun mereka tidak terlibat dalam aktivitas yang mengganggu, hati mereka tetap dipenuhi dengan banyaknya gagasan tentang Tuhan, dan sekalipun gagasan-gagasan ini tidak menjadi nyata, orang-orang semacam ini sama sekali tidak berguna bagi pekerjaan Tuhan. Mereka tidak dapat memberitakan Injil atau memberi kesaksian tentang Tuhan. Orang-orang semacam ini adalah orang yang tidak berguna dan sangat dungu. Karena mereka tidak mengenal Tuhan dan juga tidak mampu membuang gagasan mereka tentang Tuhan, akibatnya mereka dihukum. Dapat dikatakan begini: adalah normal bagi para petobat baru untuk memiliki gagasan tertentu tentang Tuhan atau tidak mengetahui apa pun tentang Dia, tetapi bagi orang yang telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun dan mengalami banyak pekerjaan-Nya, adalah tidak normal bagi orang semacam itu untuk terus memiliki gagasan tentang Tuhan, dan akan lebih tidak normal lagi bagi orang semacam ini untuk tidak memiliki pengenalan akan Tuhan. Karena ini bukan keadaan yang normal, maka mereka dihukum. Orang-orang abnormal ini semuanya adalah sampah; merekalah orang-orang yang paling menentang Tuhan dan yang menikmati kasih karunia Tuhan dengan sia-sia. Semua orang semacam ini pada akhirnya akan disingkirkan!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan"

Ketahuilah bahwa engkau semua menentang pekerjaan Tuhan, atau menggunakan gagasanmu sendiri untuk mengukur pekerjaan zaman sekarang, karena engkau semua tidak mengetahui prinsip pekerjaan Tuhan, dan karena perlakuanmu yang gegabah terhadap pekerjaan Roh Kudus. Penentanganmu terhadap Tuhan dan sikapmu yang merintangi pekerjaan Roh Kudus disebabkan oleh gagasanmu dan kecongkakan yang sudah melekat pada dirimu. Bukan karena pekerjaan Tuhan ini salah, tetapi karena pada dasarnya engkau semua terlalu memberontak. Setelah percaya kepada Tuhan, beberapa orang bahkan tidak bisa mengatakan dengan pasti dari mana manusia berasal, tetapi berani bicara di depan umum, menilai benar-salahnya pekerjaan Roh Kudus. Mereka bahkan menguliahi para rasulyang memiliki pekerjaan baru Roh Kudus, berkomentar dan bicara sembarangan; kemanusiaan mereka terlalu hina, dan tidak ada sedikit pun akal sehat dalam diri mereka. Tidakkah akan tiba hari ketika orang-orang semacam ini dibenci dan ditolak oleh pekerjaan Roh Kudus, dan dibakar oleh api neraka? Mereka tidak mengenal pekerjaan Tuhan, tetapi malah mengkritik pekerjaan-Nya, dan juga mencoba memberitahu Tuhan tentang bagaimana Dia seharusnya bekerja. Bagaimana orang-orang yang tak masuk akal itu bisa mengenal Tuhan? Manusia mengenal Tuhan selama proses mencari dan mengalami; bukan dengan mengkritik secara spontan manusia bisa mengenal Tuhan melalui pencerahan Roh Kudus. Semakin akurat pengetahuan orang tentang Tuhan, semakin sedikit mereka menentang-Nya. Sebaliknya, semakin sedikit orang mengenal Tuhan, semakin mereka cenderung untuk menentang Dia. Gagasanmu, natur lamamu, serta kemanusiaanmu, karakter dan pandangan moralmu adalah modal yang kaugunakan untuk menentang Tuhan, dan semakin rusak moralmu, menjijikkan kualitasmu, dan rendah kemanusiaanmu, semakin engkau menjadi musuh Tuhan. Orang yang memiliki gagasan kuat dan yang memiliki watak merasa diri paling benar, bahkan lebih lagi merupakan musuh Tuhan yang berinkarnasi; orang-orang semacam ini adalah antikristus. Jika gagasan-gagasanmu tidak diperbaiki, semua itu akan selalu bertentangan dengan Tuhan; engkau tidak akan pernah sesuai dengan Tuhan, dan akan selalu terpisah dari-Nya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenal Tiga Tahap Pekerjaan Tuhan adalah Jalan untuk Mengenal Tuhan"

Siapa pun yang tidak memahami tujuan pekerjaan Tuhan adalah orang yang menentang Tuhan, dan orang yang telah memahami tujuan pekerjaan Tuhan tetapi tetap tidak berupaya untuk memuaskan Tuhan adalah orang-orang yang bahkan lebih dianggap sebagai penentang Tuhan. Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tak seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selaras dengan maksud-maksud Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja mengganggu mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Mereka mungkin tampak seperti "raga yang kuat", tetapi bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa mereka tidak lain adalah antikristus yang memimpin manusia untuk menentang Tuhan? Bagaimana para pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah setan-setan hidup yang berdedikasi untuk menelan jiwa manusia? Mereka yang memuliakan dirinya sendiri di hadirat Tuhan adalah orang-orang yang paling hina, sedangkan mereka yang menganggap dirinya hina adalah orang-orang yang paling dihormati. Dan mereka yang berpikir bahwa mereka mengetahui pekerjaan Tuhan dan yang bahkan mampu menyatakan pekerjaan Tuhan kepada orang lain dengan gembar-gembor besar bahkan sementara mereka memandang langsung ke arah-Nya—mereka adalah orang-orang yang paling bodoh. Orang-orang semacam itu tidak memiliki kesaksian tentang Tuhan, congkak dan penuh kesombongan. Orang-orang yang percaya bahwa mereka memiliki pengenalan akan Tuhan yang terlalu sedikit, meskipun memiliki pengalaman aktual dan pengenalan yang nyata akan Tuhan, adalah mereka yang paling dikasihi-Nya. Hanya orang-orang semacam inilah yang benar-benar memiliki kesaksian dan benar-benar bisa disempurnakan Tuhan. Mereka yang tidak memahami maksud-maksud Tuhan adalah para penentang Tuhan; mereka yang memahami maksud-maksud Tuhan tetapi tidak melakukan kebenaran adalah para penentang Tuhan; mereka yang makan dan minum firman Tuhan tetapi menentang hakikat firman Tuhan adalah para penentang Tuhan; mereka yang memiliki gagasan tentang Tuhan yang berinkarnasi, dan bahkan memiliki pikiran untuk terlibat dalam pemberontakan adalah para penentang Tuhan; mereka yang menghakimi Tuhan adalah para penentang Tuhan; dan siapa pun yang tidak dapat mengenal Tuhan dan memberi kesaksian tentang-Nya adalah para penentang Tuhan. Jadi, Aku mendorong engkau semua: jika engkau semua benar-benar beriman bahwa engkau dapat menempuh jalan ini, teruslah berjalan mengikutinya. Namun jika engkau semua tidak dapat menahan diri untuk tidak menentang Tuhan, lebih baik tinggalkan jalan ini sebelum terlambat. Jika tidak, hal ini kemungkinan hal-hal menjadi buruk bagimu akan sangat besar, karena naturmu benar-benar sangat rusak. Tentang kesetiaan atau ketundukan, atau hati yang haus akan keadilan dan kebenaran, atau kasih kepada Tuhan, engkau tidak memilikinya bahkan sedikit pun. Dapat dikatakan bahwa kondisimu di hadapan Tuhan sama sekali kacau. Engkau tidak mampu mematuhi apa yang harus kaupatuhi, dan tidak dapat mengatakan apa yang harus kaukatakan. Apa yang seharusnya kauterapkan, gagal kau terapkan; dan fungsi yang seharusnya kaupenuhi, engkau tidak mampu memenuhinya. Engkau tidak memiliki kesetiaan, hati nurani, ketundukan, atau tekad yang seharusnya kaumiliki. Engkau belum menanggung penderitaan yang seharusnya kautanggung, dan engkau tidak memiliki iman yang seharusnya kaumiliki. Sederhananya, engkau sama sekali tidak memiliki jasa apa pun: apakah engkau tidak malu untuk terus hidup? Kuanjurkan kepadamu bahwa lebih baik engkau semua menutup mata untuk beristirahat selamanya, dengan demikian Tuhan tidak perlu mengkhawatirkanmu dan menderita demi dirimu. Engkau semua percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengetahui maksud-maksud-Nya; engkau makan dan minum firman Tuhan tetapi tidak dapat memenuhi apa yang Tuhan tuntut dari manusia. Engkau percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengenal-Nya, dan terus hidup tanpa tujuan untuk diperjuangkan, tanpa nilai apa pun, tanpa makna apa pun. Engkau hidup sebagai manusia tetapi sama sekali tidak memiliki hati nurani, ketulusan, dan kejujuran—bisakah engkau semua masih menyebut dirimu manusia? Engkau percaya kepada Tuhan, tetapi menipu-Nya; bahkan, engkau mengambil uang Tuhan dan makan dari persembahan-Nya yang diberikan kepada-Nya. Namun, pada akhirnya engkau masih gagal untuk memperlihatkan kepedulian sedikit pun bagi perasaan Tuhan atau hati nurani yang paling lemah terhadap-Nya. Bahkan tuntutan Tuhan yang paling sepele pun tidak mampu kaupenuhi. Bisakah engkau semua masih menyebut dirimu manusia? Memakan makanan yang Tuhan sediakan untukmu dan menghirup oksigen yang Dia berikan kepadamu, menikmati kasih karunia-Nya, tetapi pada akhirnya, engkau tidak memiliki pengenalan akan Tuhan sedikit pun. Sebaliknya, engkau telah menjadi orang tidak berguna yang menentang Tuhan. Bukankah itu membuatmu menjadi binatang yang lebih rendah daripada anjing? Di antara binatang, adakah yang lebih jahat dari dirimu?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan"

Jika engkau sudah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, tetapi belum pernah tunduk kepada-Nya dan tidak menerima seluruh firman-Nya, melainkan meminta Tuhan untuk tunduk kepadamu dan bertindak sesuai dengan gagasan-gagasanmu, maka engkau adalah orang yang paling memberontak, dan engkau adalah pengikut yang bukan orang percaya. Bagaimana orang semacam ini dapat tunduk kepada pekerjaan dan firman Tuhan yang tidak selaras dengan gagasan-gagasan manusia? Orang yang paling suka memberontak adalah orang yang dengan sengaja membantah dan menentang Tuhan. Mereka adalah musuh Tuhan, antikristus. Sikap mereka selalu adalah sikap bermusuhan terhadap pekerjaan Tuhan yang baru; mereka tidak pernah memperlihatkan kecenderungan sedikit pun untuk tunduk, mereka juga tidak pernah dengan senang hati tunduk atau merendahkan diri. Mereka meninggikan dirinya sendiri di hadapan orang lain dan tidak pernah tunduk kepada siapa pun. Di hadapan Tuhan, mereka menganggap dirinya yang paling fasih dalam mengkhotbahkan firman, dan yang paling cakap dalam membentuk orang lain. Mereka tak pernah melepaskan "kekayaan" yang dimilikinya, tetapi memperlakukannya sebagai pusaka keluarga untuk dipuja, sebagai bahan khotbah kepada orang lain, dan menggunakannya untuk menceramahi orang-orang bodoh yang mengidolakan mereka. Memang ada beberapa orang seperti ini di gereja. Dapat dikatakan mereka ini adalah "pahlawan-pahlawan degil", dari generasi ke generasi tinggal di rumah Tuhan. Mereka menganggap mengkhotbahkan firman (doktrin) sebagai tugas tertinggi mereka. Tahun demi tahun, dari generasi ke generasi, mereka terus menjalankan tugas mereka yang "sakral dan tak bisa diganggu gugat". Tidak ada orang yang berani menyentuh mereka; dan tak seorang pun berani menegur mereka secara terbuka. Mereka menjadi "raja-raja" di rumah Tuhan, merajalela sementara mereka menindas orang lain dari masa ke masa. Gerombolan setan ini berusaha bekerja sama dan menghancurkan pekerjaan-Ku; mana mungkin Kubiarkan setan-setan yang hidup ini ada di depan mata-Ku? Bahkan orang-orang yang hanya setengah tunduk pun tidak dapat melanjutkan sampai akhir, apalagi para penindas ini, yang sama sekali tidak punya ketundukan dalam hati mereka! Pekerjaan Tuhan tidak mudah didapatkan oleh manusia. Bahkan dengan menggunakan seluruh kekuatan yang mereka miliki, orang hanya akan bisa mendapatkan sebagian saja darinya, yang akhirnya memungkinkan mereka untuk disempurnakan. Lalu, bagaimana dengan anak-anak penghulu malaikat yang berusaha menghancurkan pekerjaan Tuhan? Bukankah harapan mereka bahkan lebih kecil lagi untuk didapatkan oleh Tuhan? Tujuan-Ku melakukan pekerjaan penaklukan bukan semata-mata untuk menaklukkan demi penaklukan, tetapi untuk menaklukkan untuk mengungkapkan kebenaran dan kefasikan, untuk mendapatkan bukti untuk hukuman manusia, untuk menghukum orang jahat, dan terlebih lagi, menaklukkan untuk menyempurnakan orang-orang yang rela tunduk. Pada akhirnya, semua orang akan dipisahkan berdasarkan jenisnya, dan orang-orang yang disempurnakan adalah mereka yang pemikiran dan gagasannya dipenuhi dengan ketundukan. Inilah pekerjaan yang pada akhirnya akan diselesaikan. Sementara itu, mereka yang setiap tindakannya adalah memberontak akan dihukum dan dilemparkan ke dalam api untuk dibakar, menjadi objek kutukan yang abadi. Ketika saat itu tiba, "pahlawan-pahlawan besar dan degil" masa lalu itu akan menjadi "para pengecut yang lemah dan tak berdaya" yang paling rendah dan paling dijauhi. Hanya perkara inilah yang dapat menggambarkan setiap aspek kebenaran Tuhan, dan watak-Nya yang tidak dapat disinggung oleh manusia, dan hanya inilah yang dapat menenangkan kebencian di hati-Ku. Tidakkah engkau semua setuju bahwa hal ini sama sekali masuk akal?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Orang-Orang yang Tunduk kepada Tuhan dengan Hati yang Benar Pasti akan Didapatkan oleh Tuhan"

Semua orang yang tidak mengupayakan ketundukan kepada Tuhan dalam iman mereka, menentang-Nya. Tuhan meminta agar orang mencari kebenaran, agar mereka haus akan firman-Nya, makan dan minum firman-Nya, dan melakukan firman, sehingga mereka dapat mencapai ketundukan kepada Tuhan. Jika itu adalah niatmu yang sejati, maka Tuhan pasti akan meninggikan engkau, dan pasti akan bermurah hati kepadamu. Ini tak diragukan lagi dan tak bisa diubah. Jika niatmu bukan untuk tunduk kepada Tuhan, dan engkau memiliki tujuan-tujuan lain, maka semua yang engkau katakan dan lakukan—doa-doamu di hadapan Tuhan, dan bahkan setiap tindakanmu—akan bertentangan dengan-Nya. Engkau mungkin berbicara lemah-lembut dan berwatak santun, setiap tindakan dan ungkapanmu mungkin terlihat benar, dan engkau mungkin tampak seperti seorang yang tunduk, tetapi ketika menyangkut niatmu dan pandanganmu tentang iman kepada Tuhan, semua yang engkau lakukan bertentangan dengan Tuhan; semua yang engkau lakukan adalah jahat. Orang yang tampak setaat domba, tetapi yang hatinya memendam niat-niat jahat, adalah serigala berbulu domba. Mereka secara langsung menyinggung Tuhan, dan Tuhan tidak akan meluputkan seorang pun dari mereka. Roh Kudus akan menyingkapkan masing-masing dari mereka dan menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka semua yang munafik pasti akan ditolak dengan penuh kemuakan oleh Roh Kudus. Jangan khawatir: Tuhan akan membuat perhitungan dan membuang mereka semua pada gilirannya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Dalam Imanmu kepada Tuhan, Engkau Harus Tunduk kepada Tuhan"

Manusia memiliki watak yang rusak, dan bahkan jika mereka memiliki tekad untuk tunduk kepada Tuhan, ketundukan mereka terbatas. Ketundukan mereka bersifat relatif, sesekali, cepat berlalu, dan bersyarat. Ketundukan mereka tidak mutlak. Dengan watak yang rusak, pemberontakan mereka sangat besar. Mereka mengakui Tuhan, tetapi tidak mampu tunduk kepada-Nya. Mereka bersedia mendengarkan firman-Nya, tetapi tidak mampu tunduk kepada firman-Nya. Mereka tahu bahwa Tuhan itu baik dan ingin mengasihi-Nya, tetapi mereka tidak mampu. Mereka tidak mampu mendengarkan Tuhan sepenuhnya dan tidak mampu membiarkan Dia mengatur segalanya. Mereka masih memiliki pilihan sendiri, menyimpan niat sendiri, dan motif sendiri. Mereka juga memiliki rencana, gagasan, dan cara sendiri dalam melakukan segala sesuatu. Memiliki cara dan metode sendiri dalam melakukan segala sesuatu berarti mereka tidak mungkin mampu tunduk kepada Tuhan. Mereka hanya bisa bertindak sesuai dengan gagasan mereka sendiri dan memberontak terhadap Tuhan. Beginilah sifat manusia yang memberontak! Jadi, natur manusia bukan hanya watak rusak yang sederhana seperti sikap merasa diri benar yang dangkal, mementingkan diri sendiri, kesombongan, atau sesekali berbohong terhadap Tuhan dan menipu-Nya. Sebaliknya, esensi manusia telah menjadi esensi Iblis. Bagaimana penghulu malaikat mengkhianati Tuhan pada waktu itu? Bagaimana dengan manusia di zaman sekarang? Sejujurnya, entah engkau semua bisa menerimanya atau tidak, bukan hanya sepenuhnya mengkhianati Tuhan seperti yang dilakukan Iblis, tetapi manusia di zaman ini juga secara langsung memusuhi Tuhan di dalam hatinya, pemikiran, dan ideologi mereka. Beginilah Iblis merusak umat manusia menjadi setan-setan; manusia telah benar-benar menjadi keturunan Iblis. Mungkin engkau semua akan berkata, "Kami tidak memusuhi Tuhan, kami mendengarkan apa pun yang Tuhan katakan." Itu hanya dari luar; engkau semua seolah-olah memang mendengarkan apa pun yang Tuhan katakan. Kenyataannya, saat Aku menyampaikan persekutuan dan berbicara secara resmi, kebanyakan orang tidak memiliki gagasan, berperilaku baik, dan taat. Namun, ketika aku berbicara dan melakukan segala sesuatu dalam kemanusiaan yang normal, atau hidup dan bertindak dalam kemanusiaan yang normal, gagasan mereka muncul. Meski mereka ingin memberi ruang bagi-Ku di dalam hati, mereka tidak mampu menyediakan tempat bagi-Ku, dan tidak menjadi soal bagaimana caranya kebenaran dipersekutukan, mereka tidak mampu melepaskan gagasan mereka. Ini menunjukkan bahwa manusia hanya dapat tunduk kepada Tuhan secara relatif, tidak secara mutlak. Engkau semua tahu Dia adalah Tuhan, dan engkau tahu bahwa Tuhan yang berinkarnasi harus memiliki kemanusiaan yang normal, jadi, mengapa engkau semua tidak mampu tunduk kepada Tuhan secara mutlak? Tuhan yang menjadi daging adalah Kristus, Anak Manusia. Dia memiliki keilahian dan kemanusiaan yang normal. Secara lahiriah, Dia memiliki kemanusiaan yang normal, tetapi keilahian-Nya hidup dan bekerja di dalam kemanusiaan yang normal ini. Kini, Tuhan telah menjadi daging sebagai Kristus, memiliki keilahian dan kemanusiaan. Namun, ada orang yang hanya mampu tunduk pada sebagian dari firman dan pekerjaan ilahi-Nya, hanya menerima perkataan ilahi-Nya dan bahasa-Nya yang mendalam sebagai firman Tuhan, sambil mengabaikan sebagian firman dan pekerjaan-Nya dalam kemanusiaan yang normal. Bahkan ada orang yang memiliki beberapa ide dan gagasan di dalam hati mereka, percaya bahwa hanya bahasa ilahi-Nya yang merupakan firman Tuhan, sedangkan bahasa manusia-Nya bukanlah firman Tuhan. Mampukah orang-orang seperti ini menerima semua kebenaran yang Tuhan ungkapkan? Bisakah mereka disucikan dan disempurnakan oleh Tuhan? Tidak bisa, karena manusia seperti itu memahami dengan cara yang tidak masuk akal dan tidak mampu memperoleh kebenaran. Singkatnya, dunia batin manusia sangatlah kompleks, dan masalah-masalah pemberontakan ini begitu rumit—tidak perlu dijabarkan lagi.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"

Begitu manusia menjadi makin congkak dalam natur dan esensi, mereka sering kali mampu tidak menentang dan memberontak terhadap Tuhan, tidak mengindahkan firman-Nya, menghasilkan gagasan-gagasan tentang Dia, melakukan hal-hal yang mengkhianati-Nya, dan hal-hal yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri. Engkau berkata engkau tidak congkak, tetapi seandainya kepadamu diberikan sebuah gereja dan engkau diizinkan untuk memimpinnya; seandainya Aku tidak memangkasmu, dan tak seorang pun di keluarga Tuhan yang mengkritik atau membantumu: setelah memimpinnya selama beberapa waktu, engkau pasti akan membawa orang kepada dirimu sendiri dan membuat mereka menaatimu, bahkan sampai mengagumi dan menghormatimu. Dan mengapa engkau bisa melakukan itu? Ini pasti ditentukan oleh naturmu; itu pasti tak lain adalah perwujudan dari naturmu. Engkau tidak perlu mempelajari hal ini dari orang lain, dan mereka juga tidak perlu mengajarkannya kepadamu. Engkau tidak perlu orang lain untuk memerintahkanmu atau memaksamu untuk melakukan hal ini; keadaan seperti ini muncul secara alami. Segala sesuatu yang kaulakukan adalah tentang membuat orang-orang meninggikanmu, memujimu, memujamu, menaatimu, dan mendengarkanmu dalam segala hal. Membiarkanmu menjadi seorang pemimpin tentu saja akan memunculkan situasi seperti ini, dan itu tidak dapat diubah. Dan bagaimana keadaan ini bisa terjadi? Ini ditentukan oleh natur manusia yang congkak. Perwujudan dari kecongkakan adalah pemberontakan dan penentangan terhadap Tuhan. Ketika manusia congkak, sombong, dan merasa diri benar, mereka cenderung membangun kerajaan mereka sendiri dan melakukan hal-hal dengan cara apa pun yang mereka inginkan. Mereka juga membawa orang lain ke dalam tangan mereka sendiri dan menarik mereka ke dalam pelukan mereka. Bagi orang yang mampu melakukan hal-hal yang congkak seperti ini, itu hanya membuktikan bahwa esensi dari natur congkak mereka adalah sama dengan esensi Iblis; itu sama dengan esensi si penghulu malaikat. Ketika kecongkakan dan kesombongan mereka mencapai taraf tertentu, mereka tidak akan lagi memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hati mereka, dan Tuhan akan dikesampingkan. Lalu mereka ingin menjadi Tuhan, membuat orang menaati mereka, dan mereka menjadi penghulu malaikat. Jika engkau memiliki natur congkak Iblis seperti itu, Tuhan tidak akan memiliki tempat di hatimu. Meskipun engkau percaya kepada Tuhan, Tuhan tidak akan lagi mengakuimu, akan memandangmu sebagai orang jahat, dan akan menyingkirkanmu.

Kami telah mengkhotbahkan Injil berulang kali kepada banyak pemimpin di kalangan keagamaan, tetapi bagaimanapun cara kami mempersekutukan kebenaran kepada mereka, mereka tidak menerimanya. Mengapa? Itu karena kecongkakan mereka telah menjadi natur kedua mereka, dan Tuhan tidak lagi memiliki tempat di hati mereka. Ada orang-orang yang mungkin berkata, "Orang-orang yang berada di bawah kepemimpinan pendeta-pendeta tertentu di dunia keagamaan benar-benar penuh semangat; seolah-olah mereka memiliki Tuhan di tengah-tengah mereka." Apakah menurutmu memiliki antusiasme berarti memiliki semangat? Terdengar semuluk apa pun teori yang para pendeta itu kemukakan, apakah mereka mengenal Tuhan? Jika di lubuk hatinya, mereka benar-benar takut akan Tuhan, akankah mereka membuat orang-orang mengikuti mereka dan mengagungkan mereka? Akan mampukah mereka mengendalikan orang lain? Akan beranikah mereka menghalangi orang lain untuk mencari kebenaran dan menyelidiki jalan yang benar? Jika mereka yakin bahwa domba-domba Tuhan sesungguhnya adalah milik mereka, dan bahwa semua domba itu harus mendengarkan mereka, maka bukankah ini berarti mereka menganggap diri mereka sebagai Tuhan? Orang-orang semacam itu bahkan lebih buruk daripada orang Farisi. Bukankah mereka adalah antikristus yang sesungguhnya? Dengan demikian, kecongkakan mereka berakibat fatal, dan dapat menyebabkan mereka melakukan hal-hal yang berkhianat. Bukankah hal-hal seperti ini terjadi di antaramu? Bisakah engkau semua menjerat orang dengan cara seperti ini? Bisa, hanya saja belum ada kesempatan bagimu untuk melakukannya, dan engkau terus-menerus dipangkas, jadi engkau tidak berani melakukannya. Ada orang-orang yang juga meninggikan diri secara tidak langsung, tetapi mereka berbicara dengan sangat cerdik, sehingga orang biasa tidak dapat membedakannya. Ada orang-orang yang sedemikian congkaknya sampai-sampai berkata: "Siapa pun tidak pantas untuk memimpin gereja ini! Tuhan harus melalui aku untuk datang ke gereja ini, dan Dia hanya bisa berkhotbah kepadamu sesudah aku menjelaskan situasi gereja ini kepada-Nya. Selain aku, tidak seorang pun dapat datang ke sini dan menyiramimu." Apakah maksud di balik perkataannya? Watak macam apakah yang diperlihatkannya? Watak congkak. Ketika orang bertindak seperti ini, perilaku mereka menentang dan memberontak terhadap Tuhan. Jadi natur congkak orang menentukan bahwa mereka akan meninggikan diri mereka sendiri, memberontak dan mengkhianati Tuhan, menjerat orang lain, menghancurkan orang lain, dan menghancurkan diri mereka sendiri. Jika mereka mati tanpa bertobat, mereka akan disingkirkan pada akhirnya. Bukankah berbahaya jika orang memiliki watak congkak? Jika mereka memiliki watak congkak, tetapi mereka mampu menerima kebenaran, maka masih ada ruang untuk menyelamatkan mereka. Mereka harus mengalami penghakiman dan hajaran, dan membuang watak rusak mereka, untuk memperoleh keselamatan sejati.

Ada orang-orang yang selalu berkata: "Mengapa Tuhan menggunakan penghakiman dan hajaran untuk menyelamatkan manusia pada akhir zaman? Mengapa firman penghakiman begitu keras?" Ada perkataan yang mungkin engkau semua mengetahuinya: "Pekerjaan Tuhan berbeda-beda bagi setiap individu; pekerjaan Tuhan fleksibel, dan Dia tidak mematuhi aturan." Pekerjaan penghakiman dan hajaran pada akhir zaman terutama ditujukan pada natur congkak manusia. Kecongkakan mencakup banyak hal, mencakup banyak watak yang rusak; penghakiman dan hajaran ditujukan langsung pada kata "kecongkakan" ini, untuk sepenuhnya menghilangkan watak congkak manusia. Pada akhirnya, orang tidak akan memberontak terhadap Tuhan ataupun menentang-Nya, sehingga mereka tidak akan berupaya membangun kerajaan mereka sendiri, juga tidak akan meninggikan diri atau bersaksi tentang diri mereka sendiri, mereka juga tidak akan bertindak keji, juga tidak akan memiliki tuntutan yang berlebihan terhadap Tuhan—dengan demikian, mereka telah membuang watak congkak mereka.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Natur Congkak adalah Sumber Penentangan Manusia Terhadap Tuhan"

Meskipun, di luarnya, engkau tampak percaya kepada Tuhan dan melaksanakan tugasmu, tetapi pemikiran, pandangan, caramu dalam berinteraksi dengan orang-orang dan watak rusak Iblis di dalam dirimu yang merupakan milik Iblis dan dunia tidak pernah disingkirkan, dan engkau masih dipenuhi oleh hal-hal dari Iblis. Engkau masih hidup berdasarkan hal-hal itu, itulah sebabnya tingkat pertumbuhanmu tetap kecil. Engkau masih dalam tahap berbahaya; engkau belum terjamin atau belum aman. Selama watak Iblis masih ada dalam dirimu, engkau akan terus menentang dan mengkhianati Tuhan. Untuk menyelesaikan masalah ini, engkau harus terlebih dahulu memahami hal-hal apa saja yang jahat dan berasal dari Iblis, bagaimana hal-hal itu berbahaya, mengapa Iblis melakukan hal-hal ini, jenis racun apa yang diderita manusia ketika mereka menerima hal-hal itu, akan menjadi apa orang-orang itu, serta orang seperti apa yang Tuhan inginkan, hal-hal apa yang merupakan kemanusiaan yang normal, hal-hal yang positif, dan hal-hal yang negatif. Engkau hanya akan memiliki jalan jika engkau memiliki kemampuan memahami hal-hal ini dan mampu memahaminya dengan jelas. Selain itu, pada sisi yang positif, engkau juga harus melaksanakan tugasmu secara proaktif sambil mempersembahkan ketulusan dan kesetiaanmu. Jangan bersikap licin atau bermalas-malasan, jangan memperlakukan tugasmu atau apa yang telah Tuhan percayakan kepadamu berdasarkan sudut pandang orang tidak percaya atau berdasarkan falsafah Iblis. Engkau harus lebih banyak makan dan minum firman Tuhan, berusaha untuk memahami semua aspek kebenaran, dan memahami dengan jelas pentingnya melaksanakan tugas, lalu menerapkan dan masuk ke dalam semua aspek kebenaran pada saat melaksanakan tugasmu, dan secara bertahap makin mengenal Tuhan, pekerjaan-Nya, dan watak-Nya. Dengan cara seperti ini, tanpa kausadari, keadaan batinmu akan berubah, akan ada lebih banyak hal positif dan aktif dalam dirimu, dan lebih sedikit hal negatif dan pasif, dan kemampuanmu untuk mengenali yang sebenarnya mengenai sesuatu akan menjadi lebih kuat daripada sebelumnya. Ketika engkau bertumbuh hingga mencapai taraf ini, engkau akan memiliki kemampuan mengenali segala jenis orang, peristiwa, dan hal-hal di dunia ini, dan engkau akan mampu mengetahui esensi masalah yang sebenarnya. Ketika engkau menonton film yang dibuat oleh orang-orang tidak percaya, engkau akan mampu mengetahui racun apa yang mungkin akan orang derita setelah menontonnya, dan apa sebenarnya yang ingin Iblis tanamkan dalam diri manusia melalui cara dan tren ini, dan hal apa yang ingin Iblis gerus dalam diri manusia. Engkau akan secara bertahap mampu memahami yang sebenarnya mengenai hal-hal ini. Engkau tidak akan diracuni setelah menonton film tersebut, dan engkau akan mampu mengenali racun tersebut—pada saat itulah engkau telah benar-benar memiliki tingkat pertumbuhan.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Kepercayaan kepada Tuhan Harus Dimulai dengan Memahami yang Sebenarnya Mengenai Tren Jahat Dunia"

Banyak orang selalu mengikuti dan percaya dengan cara ini; mereka telah berperilaku baik selama mereka mengikut Tuhan, tetapi ini tidak menentukan apa yang akan terjadi di masa depan. Ini karena engkau tidak pernah menyadari kelemahan utama manusia, atau hal-hal apa saja yang ada dalam natur manusia yang menentang Tuhan, dan sebelum hal-hal ini mengakibatkanmu mengalami bencana, engkau tetap tidak mengetahui hal-hal ini. Karena masalah naturmu yang menentang Tuhan tidak terselesaikan, itu akan menghantarmu pada bencana, dan mungkin saja ketika perjalananmu berakhir dan pekerjaan Tuhan selesai, engkau akan melakukan apa yang paling menentang Tuhan dan mengatakan apa yang menghujat-Nya, dan dengan demikian engkau akan dihukum dan disingkirkan. Pada saat terakhir, pada saat yang paling berbahaya, Petrus mencoba melarikan diri. Ketika itu, dia tidak memahami maksud Tuhan, dan berencana untuk bertahan dan melaksanakan pekerjaan gereja. Kemudian, Yesus menampakkan diri kepadanya dan berkata: "Apakah engkau mau Aku disalibkan sekali lagi untukmu?" Petrus kemudian memahami maksud Tuhan, dan dengan cepat tunduk. Andaikan, pada saat itu, dia mengajukan tuntutannya sendiri dan berkata, "Aku tidak mau mati sekarang, aku takut merasakan sakit. Bukankah Engkau disalibkan demi kami? Mengapa Engkau meminta supaya aku disalibkan? Dapatkah aku dihindarkan dari penyaliban?" Andai dia mengajukan tuntutan seperti itu, maka jalan yang telah dilaluinya akan sia-sia. Namun Petrus selalu adalah orang yang tunduk kepada Tuhan dan mencari maksud-Nya, dan, pada akhirnya, dia memahami maksud Tuhan dan tunduk sepenuhnya. Andai Petrus tidak mencari maksud Tuhan dan bertindak menurut pemikirannya sendiri, maka dia akan mengambil jalan yang salah. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk memahami maksud-maksud Tuhan secara langsung, tetapi jika mereka tidak tunduk sesudah memahami kebenaran, mereka akan mengkhianati Tuhan.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Manusia Mengajukan Terlalu Banyak Tuntutan Terhadap Tuhan"

Orang tidak dapat mengubah watak mereka sendiri; mereka harus menjalani penghakiman dan hajaran, penderitaan dan pemurnian oleh firman Tuhan, atau didisiplinkan, dan dipangkas oleh firman-Nya. Hanya setelah itulah mereka dapat mencapai ketundukan dan kesetiaan kepada Tuhan, dan tidak lagi bersikap acuh tak acuh terhadap-Nya. Melalui pemurnian oleh firman Tuhan-lah, watak manusia berubah. Hanya melalui penyingkapan, penghakiman, pendisiplinan, dan pemangkasan oleh firman-Nya mereka tidak akan lagi berani bertindak gegabah, tetapi sebaliknya akan menjadi mantap dan tenang. Hal yang paling penting adalah mereka mampu untuk tunduk pada firman Tuhan zaman sekarang dan pekerjaan-Nya, bahkan sekalipun firman dan pekerjaan itu tidak sejalan dengan pemahaman manusia, mereka mampu menyingkirkan pemahaman tersebut dan dengan rela tunduk.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Orang-Orang yang Wataknya Telah Berubah adalah Orang yang Telah Masuk ke dalam Kenyataan Firman Tuhan"

Manusia dijadikan milik Tuhan melalui penghakiman dan hajaran oleh firman. Melalui penggunaan firman untuk memurnikan, menghakimi dan menyingkapkan, semua ketidakmurnian, gagasan, motif dan harapan pribadi dalam hati manusia akan sepenuhnya tersingkap. ... Misalnya, ketika manusia tahu bahwa mereka keturunan Moab, mereka mengeluh, tidak lagi mencari kehidupan, dan menjadi benar-benar negatif. Bukankah ini menunjukkan bahwa mereka masih tak mampu untuk sepenuhnya tunduk di bawah kekuasaan Tuhan? Bukankah tepat seperti inilah watak rusak Iblis? Jika engkau tidak ditundukkan dengan hajaran, tanganmu terangkat lebih tinggi dari semua orang lain, bahkan lebih tinggi dari Yesus. Dan engkau berteriak dengan suara nyaring: "Jadilah anak Tuhan yang terkasih! Milikilah hubungan yang intim dengan Tuhan! Lebih baik kita mati daripada tunduk kepada Iblis! Berontaklah kita berperang melawan si Iblis tua! Berontaklah melawan si naga merah yang sangat besar! Tumbangkan si naga merah yang sangat besar dari kekuasaannya! Biarlah Tuhan menjadikan kita sempurna!" Teriakanmu lebih keras dari teriakan semua orang. Tetapi kemudian, datanglah waktu hajaran dan sekali lagi, watak rusak manusia tersingkap. Lalu teriakan mereka pun berhenti dan mereka tidak lagi memiliki tekad. Inilah kerusakan manusia. Kerusakan itu lebih dalam daripada dosa, ditanam si Iblis dan berakar kuat dalam diri manusia. Tidak mudah bagi manusia untuk menyadari dosa-dosanya; manusia tidak dapat mengenali sifat dasarnya sendiri yang telah berakar begitu dalam. Hanya melalui penghakiman oleh firman, dampak seperti itu dapat dicapai. Hanya dengan demikian, manusia secara bertahap diubahkan dimulai dari titik tersebut hingga seterusnya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"

Mengubah watak manusia dimulai dengan mengetahui hakikat dirinya dan melalui perubahan dalam pemikiran, natur, dan pandangan mentalnya—yakni melalui perubahan-perubahan yang mendasar. Hanya dengan cara inilah, perubahan sejati akan tercapai dalam watak manusia. Sumber penyebab watak rusak yang muncul dalam diri manusia adalah penyesatan, perusakan, dan racun Iblis. Manusia telah diikat dan dikendalikan oleh Iblis, dan manusia mengalami kerugian yang mengerikan yang telah Iblis sebabkan pada pemikiran, moralitas, wawasan, dan akalnya. Justru karena semua hal mendasar manusia ini telah dirusak oleh Iblis, dan manusia menjadi sama sekali tidak sama seperti ketika Tuhan menciptakan mereka pada mulanya, maka manusia pun menentang Tuhan dan tidak mampu menerima kebenaran. Jadi, perubahan dalam watak manusia harus dimulai dengan perubahan dalam pemikiran, wawasan, dan akalnya yang akan mengubah pengetahuannya tentang Tuhan dan pengetahuannya tentang kebenaran.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan"

Jika engkau ingin berusaha mengubah watakmu, engkau harus mengenal naturmu. "Macan tutul tidak dapat mengubah bintiknya". Jangan berasumsi bahwa natur dapat diubah. Jika natur seseorang terlalu buruk, dia tidak akan pernah berubah, dan Tuhan tidak akan menyelamatkannya. Apa yang dimaksud dengan perubahan watak? Itu terjadi ketika orang yang mencintai kebenaran, sementara mengalami pekerjaan Tuhan, menerima penghakiman dan hajaran firman-Nya dan mengalami segala macam penderitaan dan pemurnian. Orang semacam itu ditahirkan dari racun-racun Iblis dalam dirinya, dan sepenuhnya menyingkirkan watak rusaknya, sehingga dia dapat tunduk pada firman Tuhan dan semua pengaturan dan penataan-Nya, tidak pernah lagi memberontak terhadap-Nya atau menentang-Nya. Inilah yang dimaksud dengan perubahan watak. Jika natur seseorang sangat buruk, dan jika dia adalah orang yang jahat, Tuhan tidak akan menyelamatkan dirinya, dan Roh Kudus tidak akan bekerja di dalam dirinya. Dengan kata lain, ini seperti seorang dokter yang menyembuhkan pasien: seseorang yang mengalami peradangan dapat diobati, tetapi seseorang yang menderita kanker tidak dapat diselamatkan. Perubahan watak berarti bahwa seseorang, karena dia mencintai dan mampu menerima kebenaran, akhirnya mengetahui natur dirinya, yang memberontak terhadap Tuhan dan menentang Tuhan. Dia memahami bahwa manusia telah dirusak sedemikian dalamnya, dia memahami kebodohan dan kecurangan manusia, dan keadaan manusia yang miskin dan menyedihkan, dan dia pada akhirnya mulai memahami esensi natur manusia. Dengan mengetahui semua ini, dia menjadi mampu untuk menyangkal dan memberontak terhadap dirinya sepenuhnya, hidup menurut firman Tuhan, dan menerapkan kebenaran dalam segala sesuatu. Inilah orang yang mengenal Tuhan, dan orang yang wataknya telah berubah.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Cara Mengenal Natur Manusia"

Ketika engkau menyingkapkan watakmu yang rusak, ketika engkau memiliki pemikiran dan gagasan yang menentang Tuhan, ketika engkau memiliki sikap dan sudut pandang yang melawan Tuhan, ketika engkau memiliki keadaan di mana engkau salah memahami Tuhan, atau menentang dan melawan-Nya, Tuhan akan menegurmu, menghakimimu, menghajarmu, dan bahkan Dia kadang akan mendisiplinkan serta menghukummu. Apa tujuan engkau didisiplinkan dan ditegur? (Agar kita bertobat dan berubah.) Ya, tujuan itu semua adalah agar engkau bertobat. Apa yang dicapai dengan mendisiplinkan dan menegurmu adalah agar engkau mengubah haluanmu. Ini demi membuatmu memahami bahwa pemikiranmu adalah gagasan manusia, dan itu salah; motivasimu lahir dari Iblis, berasal dari kehendak manusia, tidak sesuai dengan kebenaran, tidak sesuai dengan Tuhan, tidak dapat memuaskan maksud Tuhan, itu menjijikkan dan dibenci Tuhan, membangkitkan murka-Nya, dan bahkan membangkitkan kutukan-Nya. Setelah menyadari hal ini, engkau harus mengubah motivasi dan sikapmu. Dan bagaimana cara mengubahnya? Pertama-tama, engkau harus tunduk pada cara Tuhan memperlakukanmu, dan tunduk pada lingkungan, juga orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang Dia tetapkan bagimu. Jangan mencari celah, jangan memberikan alasan objektif, dan jangan melalaikan tanggung jawabmu. Kedua, carilah kebenaran yang harus orang praktikkan dan masuki ketika Tuhan melaksanakan kehendak-Nya. Tuhan memintamu untuk memahami hal-hal ini. Dia ingin engkau mengenali watakmu yang rusak dan esensi Iblismu, agar engkau dapat tunduk pada lingkungan yang Dia atur untukmu dan, pada akhirnya, agar engkau dapat bertindak sesuai dengan maksud dan tuntutan-Nya padamu. Maka engkau akan lulus ujian. Setelah engkau berhenti menentang dan melawan Tuhan, engkau tidak akan lagi berdebat dengan Tuhan dan akan dapat tunduk. Ketika Tuhan berkata, "Enyahlah kau, Iblis," engkau akan menjawab, "Jika Tuhan berkata aku adalah Iblis, aku adalah Iblis. Meskipun aku tidak mengerti apa kesalahan yang telah kulakukan, atau mengapa Tuhan mengatakan aku adalah Iblis, Dia memerintahkanku untuk enyah dari-Nya, jadi aku tidak boleh ragu. Aku harus menuruti keinginan Tuhan." Ketika Tuhan mengatakan bahwa natur dari tindakanmu adalah natur Iblis, engkau berkata, "Aku mengakui apa pun yang Tuhan katakan, aku menerima semuanya." Sikap apakah ini? Inilah ketundukan. Apakah bisa disebut tunduk ketika engkau dapat dengan berat hati menerima bahwa Tuhan menyebutmu Iblis dan setan, tetapi tidak dapat menerimanya—dan tidak mampu tunduk—ketika Dia mengatakan bahwa engkau adalah binatang buas? Ketundukan artinya kepatuhan dan penerimaan total, tidak berdebat atau menetapkan persyaratan. Ketundukan berarti tidak menganalisa sebab dan akibat, tidak soal alasannya objektif, dan hanya memedulikan soal penerimaan. Ketika orang telah mencapai ketundukan seperti ini, mereka sudah dekat dengan iman yang sejati kepada Tuhan. Semakin banyak Tuhan bertindak dan semakin banyak engkau mengalami, semakin nyata kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu bagimu, semakin besar kepercayaanmu kepada Tuhan dan semakin engkau akan merasa, "Segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah baik, tidak ada yang buruk. Aku tidak boleh memilih dan memilah, tetapi harus tunduk. Tanggung jawabku, kewajibanku, tugasku, adalah untuk tunduk. Inilah yang harus aku lakukan sebagai makhluk ciptaan. Jika aku bahkan tidak bisa tunduk kepada Tuhan, lalu siapakah aku ini? Aku ini binatang buas, aku ini setan!" Bukankah ini menunjukkan bahwa engkau sekarang memiliki iman yang sejati? Begitu engkau sampai di titik ini, engkau akan tidak bernoda, sehingga akan mudah bagi Tuhan untuk memakaimu, dan juga akan mudah bagimu untuk tunduk pada pengaturan Tuhan. Ketika engkau mendapatkan perkenan Tuhan, engkau akan bisa mendapatkan berkat-Nya.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya Dengan Ketundukan Sejati Orang Dapat Memiliki Iman yang Sejati"

Meskipun tidak mudah mengubah natur manusia, jika mereka mengenali dan memahami yang sebenarnya tentang watak rusak yang mereka perlihatkan, dan jika mereka mampu mencari kebenaran untuk membereskannya, maka mereka dapat secara berangsur mengubah watak mereka. Setelah orang mencapai perubahan dalam watak hidupnya, akan semakin sedikit hal dalam dirinya yang menentang Tuhan. Tujuan menganalisis natur manusia adalah untuk mengubah watak mereka. Engkau semua belum memahami tujuan ini, dan mengira bahwa hanya dengan menganalisis dan memahami naturmu, engkau dapat tunduk kepada Tuhan dan memperbaiki nalarmu. Yang engkau lakukan hanyalah menerapkan aturan secara membabi buta! Mengapakah Aku tidak sekadar menyingkapkan watak merasa diri benar dan watak congkak orang? Mengapa Aku juga harus menganalisis natur rusak mereka? Tidak akan menyelesaikan masalah jika Aku hanya menyingkapkan watak merasa diri benar dan watak congkak mereka. Namun, jika Aku menganalisis natur mereka, aspek yang dicakupnya sangat luas, dan mencakup semua watak yang rusak. Cakupan natur lebih dari sekadar watak merasa diri benar, watak merasa diri penting, dan watak congkak. Natur mencakup lebih dari ini. Jadi, alangkah baiknya jika orang dapat mengenali betapa banyak watak rusak yang mereka perlihatkan dalam semua tuntutan mereka yang beraneka ragam terhadap Tuhan, yaitu, dalam keinginan mereka yang berlebihan. Begitu orang memahami esensi natur mereka sendiri, mereka kemudian akan mampu membenci dan menyangkal diri mereka sendiri; akan lebih mudah bagi mereka untuk membereskan watak rusak mereka, dan mereka akan memiliki jalan. Jika tidak, engkau tidak akan pernah menganalisis sumber penyebabnya, dan hanya akan berkata bahwa ini adalah watakmu yang merasa diri benar, bahwa engkau congkak atau sombong, atau tidak memiliki kesetiaan sama sekali. Dapatkah hanya berbicara tentang hal-hal dangkal seperti itu menyelesaikan masalahmu? Perlukah membahas tentang natur manusia? Pada mulanya, seperti apakah natur Adam dan Hawa? Tidak ada penentangan yang disengaja di dalam diri mereka, apalagi pemberontakan secara terbuka. Mereka tidak tahu apa yang dimaksud dengan menentang Tuhan, apalagi apa yang dimaksud dengan tunduk kepada-Nya. Apa pun yang ditaburkan Iblis, mereka menerimanya dalam hati mereka. Sekarang Iblis sudah merusak umat manusia sedemikian dalamnya sampai-sampai manusia mampu memberontak dan menentang Tuhan dalam segala hal, dan mampu memikirkan segala macam cara untuk melawan-Nya. Jelaslah bahwa natur manusia sama dengan natur Iblis. Mengapa Kukatakan bahwa natur manusia adalah natur Iblis? Iblislah yang menentang Tuhan, dan karena orang memiliki natur Iblis, mereka berasal dari Iblis. Meskipun orang mungkin tidak dengan sengaja melakukan hal-hal untuk menentang Tuhan, tetapi karena natur Iblis dalam diri mereka, semua pemikiran mereka menentang Tuhan. Sekalipun orang tidak melakukan apa pun, mereka tetap menentang Tuhan, karena esensi batin manusia telah berubah menjadi sesuatu yang menentang Tuhan. Oleh karena itu, manusia zaman sekarang berbeda dengan manusia yang baru diciptakan. Tidak ada penentangan atau pengkhianatan di dalam diri manusia sebelumnya, mereka penuh dengan kehidupan, dan tidak dikendalikan oleh natur Iblis apa pun. Jika tidak ada kekuasaan atau gangguan dari natur Iblis dalam diri manusia, maka apa pun yang mereka lakukan, tidak dapat dianggap menentang Tuhan.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Manusia Mengajukan Terlalu Banyak Tuntutan Terhadap Tuhan"

Jika pengenalan manusia tentang dirinya sendiri terlalu dangkal, mereka akan mendapati bahwa mustahil bagi mereka untuk menyelesaikan masalah, dan watak hidup mereka sama sekali tidak akan berubah. Manusia perlu mengenal dirinya sendiri pada tingkat yang mendalam, yang berarti mengenal naturnya sendiri: unsur-unsur apa yang termasuk dalam natur tersebut, bagaimana hal-hal ini bermula, dan dari mana datangnya semua itu. Selain itu, apakah engkau benar-benar dapat membenci hal-hal ini? Sudahkah engkau melihat jiwamu yang buruk dan naturmu yang jahat? Jika engkau benar-benar dapat melihat kebenaran tentang dirimu, engkau akan membenci dirimu sendiri. Ketika engkau membenci dirimu sendiri dan kemudian menerapkan firman Tuhan, engkau akan dapat meninggalkan daging dan memiliki kekuatan untuk menerapkan kebenaran tanpa menganggapnya berat. Mengapa banyak orang mengikuti keinginan daging mereka? Karena mereka menganggap diri mereka cukup baik, merasa bahwa tindakan mereka benar dan dapat dibenarkan, bahwa mereka tidak memiliki kesalahan, dan bahkan merasa diri mereka sepenuhnya benar, oleh karena itulah, mereka mampu bertindak dengan asumsi bahwa keadilan ada di pihak mereka. Ketika seseorang mengenali seperti apa natur dirinya yang sebenarnya—betapa buruk, hina, dan menyedihkan naturnya—maka orang itu tidak terlalu bangga akan dirinya sendiri, tidak terlalu sombong, dan tidak begitu senang dengan dirinya sendiri seperti sebelumnya. Orang seperti itu merasa, "Aku harus bersungguh-sungguh dan rendah hati dalam menerapkan beberapa firman Tuhan. Jika tidak, aku tidak akan memenuhi standar menjadi manusia, dan akan malu untuk hidup di hadirat Tuhan." Dia kemudian benar-benar memandang dirinya sendiri tidak berharga, benar-benar tidak berarti. Pada saat ini, menjadi mudah baginya untuk melakukan kebenaran, dan dia akan tampak seperti manusia yang seharusnya. Hanya ketika manusia benar-benar membenci dirinya sendiri barulah mereka dapat meninggalkan daging. Jika mereka tidak membenci dirinya sendiri, mereka tidak akan dapat meninggalkan daging. Benar-benar membenci diri sendiri bukanlah perkara mudah. Ada beberapa hal yang harus ditemukan dalam diri mereka: pertama, mengenal naturnya sendiri; dan kedua, melihat dirinya sendiri miskin dan menyedihkan, melihat dirinya sendiri sangat kecil dan tidak penting, dan melihat jiwanya yang menyedihkan dan kotor. Ketika dia sepenuhnya melihat siapa dirinya yang sebenarnya, dan hasil ini dicapai, barulah dia benar-benar mendapatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri, dan dapat dikatakan bahwa dia telah mengenal dirinya sepenuhnya. Baru pada saat itulah, dia dapat benar-benar membenci dirinya sendiri, bahkan sampai mengutuk dirinya sendiri, dan benar-benar merasa bahwa dia telah sangat dirusak oleh Iblis, sedemikian rupa sampai-sampai dia bahkan tidak menyerupai manusia. Kemudian, suatu hari, ketika ancaman kematian muncul, orang seperti itu akan berpikir, "Ini adalah hukuman Tuhan yang adil. Tuhan memang adil; aku pantas mati!" Pada titik ini, dia tidak akan menyimpan keluhan, apalagi menyalahkan Tuhan, semata-mata merasa bahwa dirinya sangat membutuhkan dan memprihatinkan, sangat kotor dan rusak sehingga dia harus disingkirkan dan dimusnahkan oleh Tuhan, dan jiwa seperti jiwanya tidak layak untuk hidup di bumi. Oleh karena itu, orang ini tidak akan mengeluh atau menentang Tuhan, apalagi mengkhianati Tuhan.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"

Aku menasihatimu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang tercantum dalam ketetapan administratif, dan berupaya untuk mengenal watak Tuhan. Jika tidak, engkau akan kesulitan untuk menjaga bibirmu terkatup, lidahmu akan bergunjing terlalu bebas dengan perkataan yang terdengar mengesankan, dan engkau tanpa disadari akan menyinggung watak Tuhan dan jatuh ke dalam kegelapan, kehilangan hadirat Roh Kudus dan terang. Karena engkau semua tidak berprinsip dalam tindakan-tindakanmu, karena engkau melakukan dan mengatakan yang tidak seharusnya, engkau akan menerima ganjaran yang setimpal. Engkau harus tahu bahwa meskipun engkau tidak berprinsip dalam perkataan dan perbuatan, Tuhan sangat berprinsip dalam keduanya. Alasan engkau menerima ganjaran adalah karena engkau telah menyinggung Tuhan, bukan manusia. Jika, dalam hidupmu, engkau melakukan banyak pelanggaran terhadap watak Tuhan, engkau pasti masuk neraka. Bagi manusia, mungkin kelihatannya engkau hanya melakukan sedikit perbuatan yang tidak sesuai dengan kebenaran, dan tidak lebih dari itu. Namun, sadarkah engkau bahwa di mata Tuhan, engkau sudah menjadi seseorang yang baginya tidak ada lagi korban penghapus dosa? Karena engkau telah melanggar ketetapan administratif Tuhan lebih dari sekali dan, terlebih lagi, tidak menunjukkan tanda-tanda pertobatan, tidak ada pilihan lain selain engkau jatuh ke dalam neraka, tempat Tuhan menghukum manusia. Sejumlah kecil orang, sementara mengikut Tuhan, melakukan beberapa perbuatan yang melanggar prinsip, tapi setelah dipangkas dan diberikan bimbingan, mereka berangsur-angsur menyadari kerusakan mereka sendiri, dan setelah itu masuk ke jalur kenyataan yang benar, dan mereka terus berakar kuat hingga sekarang. Orang-orang seperti itu adalah mereka yang akan tetap bertahan sampai akhir. Bagaimanapun, orang-orang jujurlah yang Aku cari; jika engkau seorang yang jujur dan seorang yang bertindak sesuai prinsip, engkau bisa menjadi orang kepercayaan Tuhan. Jika dalam tindakan-tindakanmu engkau tidak menyinggung watak Tuhan, dan engkau mencari maksud-maksud Tuhan, serta memiliki hati yang takut akan Tuhan, maka imanmu sesuai standar. Siapa pun yang tidak takut akan Tuhan dan tidak memiliki hati yang gemetar ketakutan, sangatlah mungkin melanggar ketetapan administratif Tuhan. Banyak orang melayani Tuhan dengan kekuatan semangatnya, tetapi tidak memiliki pemahaman tentang ketetapan administratif Tuhan, terlebih dari itu, tidak memiliki sedikit pun pemahaman tentang implikasi dari firman-Nya. Jadi, dengan niat baiknya, mereka sering pada akhirnya melakukan hal-hal yang mengganggu pengelolaan Tuhan. Dalam kasus-kasus serius, mereka dicampakkan, dijauhkan dari kesempatan lebih lanjut untuk mengikuti-Nya, dan dibuang ke dalam neraka, semua hubungan dengan rumah Tuhan berakhir. Orang-orang ini bekerja di rumah Tuhan dengan kekuatan niat baik mereka yang bodoh, dan pada akhirnya menimbulkan kemarahan watak Tuhan. Orang-orang membawa cara-cara mereka melayani pejabat dan pembesar ke rumah Tuhan dan berusaha menerapkannya, dengan sia-sia berpikir bahwa cara-cara tersebut dapat diterapkan dengan amat mudah di sana. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa Tuhan tidak memiliki watak anak domba, melainkan watak singa. Karena itu, mereka yang berhubungan dengan Tuhan untuk pertama kalinya tidak mampu berkomunikasi dengan-Nya, karena hati Tuhan tidak seperti hati manusia. Hanya setelah engkau mengerti banyak kebenaran engkau dapat terus mengenal Tuhan. Pengetahuan ini tidak terdiri dari perkataan dan doktrin, tetapi bisa digunakan sebagai harta karun yang melaluinya engkau masuk ke dalam hubungan yang karib dengan Tuhan, dan sebagai bukti bahwa Dia berkenan akan engkau. Jika engkau tidak punya realitas pengetahuan dan tidak diperlengkapi dengan kebenaran, maka pelayananmu yang penuh semangat itu hanya dapat menimbulkan rasa muak dan kebencian Tuhan terhadap dirimu.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tiga Peringatan"

Lagu Pujian Terkait

Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan

Sebelumnya: 27. Cara mengatasi masalah watak yang muak akan kebenaran

Selanjutnya: 1. Apa artinya percaya kepada Tuhan, apa artinya mengikuti Tuhan

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini