23. Bagaimana tetap teguh dalam kesaksian selama ujian
Firman Tuhan Yang Mahakuasa pada Akhir Zaman
Kepercayaan kepada Tuhan menuntut ketundukan kepada-Nya dan mengalami pekerjaan-Nya. Tuhan sudah melakukan banyak sekali pekerjaan—bisa dikatakan bahwa bagi manusia semuanya itu adalah penyempurnaan, pemurnian, dan terlebih lagi, hajaran. Belum pernah ada satu langkah pun dari pekerjaan Tuhan yang sejalan dengan gagasan manusia; apa yang telah manusia nikmati adalah firman Tuhan yang keras. Saat Tuhan datang, manusia seharusnya menikmati kemegahan-Nya dan murka-Nya. Namun, sekeras apa pun firman-Nya, Dia datang untuk menyelamatkan dan menyempurnakan umat manusia. Sebagai makhluk ciptaan, manusia harus melakukan tugas yang seharusnya mereka lakukan, dan menjadi kesaksian bagi Tuhan di tengah pemurnian. Dalam setiap ujian, mereka harus menjunjung tinggi kesaksian yang harus mereka berikan, dan melakukannya dengan memberi kesaksian yang berkumandang bagi Tuhan. Orang yang melakukan ini adalah seorang pemenang. Bagaimanapun cara Tuhan memurnikanmu, engkau tetap penuh keyakinan dan tidak pernah kehilangan keyakinan kepada-Nya. Engkau melakukan apa yang seharusnya manusia lakukan. Inilah yang Tuhan tuntut dari manusia, dan hati manusia harus mampu sepenuhnya kembali kepada-Nya dan berpaling kepada-Nya di setiap saat yang berlalu. Inilah seorang pemenang. Mereka yang Tuhan sebut "para pemenang" adalah mereka yang tetap mampu menjadi kesaksian dan mempertahankan keyakinan dan pengabdian mereka kepada Tuhan ketika berada di bawah pengaruh Iblis dan dikepung oleh Iblis, yaitu saat mereka mendapati diri mereka berada di tengah kekuatan kegelapan. Jika engkau tetap mampu menjaga hati yang murni di hadapan Tuhan dan mempertahankan kasih yang tulus kepada Tuhan apa pun yang terjadi, engkau sedang menjadi kesaksian di hadapan Tuhan, dan inilah yang Tuhan maksudkan sebagai "pemenang". Jika pengejaranmu hebat ketika Tuhan memberkatimu, tetapi engkau mundur ketika tidak ada berkat-Nya, apakah ini kemurnian? Karena engkau yakin bahwa jalan ini benar, engkau harus mengikutinya hingga akhir; engkau harus mempertahankan pengabdianmu kepada Tuhan. Karena engkau sudah melihat bahwa Tuhan itu sendiri telah datang ke bumi untuk menyempurnakanmu, engkau harus memberikan hatimu seluruhnya kepada-Nya. Jika engkau tetap dapat mengikuti Dia apa pun yang Dia lakukan, bahkan sekalipun Dia menentukan kesudahan yang tidak menyenangkan bagimu pada akhirnya, inilah artinya mempertahankan kemurnianmu di hadapan Tuhan. Mempersembahkan tubuh rohani yang kudus dan perawan suci kepada Tuhan berarti menjaga ketulusan hati di hadapan Tuhan. Bagi umat manusia, ketulusan adalah kemurnian, dan kemampuan untuk bersikap tulus terhadap Tuhan adalah mempertahankan kemurnian. Inilah yang seharusnya engkau lakukan. Saat engkau harus berdoa, berdoalah; saat engkau harus berkumpul bersama dalam persekutuan, lakukanlah itu; saat engkau harus menyanyikan lagu pujian, nyanyikanlah lagu pujian; dan saat engkau harus memberontak melawan daging, berontaklah terhadap daging. Saat engkau melaksanakan tugasmu, jangan engkau kacau dalam melakukannya; saat engkau dihadapkan pada ujian, berdirilah teguh. Inilah pengabdian kepada Tuhan. Jika engkau tidak menjunjung apa yang seharusnya manusia lakukan, maka semua penderitaan dan tekadmu terdahulu sia-sia.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Kesetiaanmu kepada Tuhan"
Menjadi kesaksian yang berkumandang bagi Tuhan terutama berkaitan dengan apakah engkau memiliki pemahaman tentang Tuhan yang nyata atau tidak, dan apakah engkau mampu taat atau tidak di hadapan Pribadi ini yang bukan hanya biasa, tetapi juga normal ini, dan bahkan tunduk sampai mati. Jika melalui ketundukan ini, engkau sungguh-sungguh menjadi kesaksian bagi Tuhan, itu berarti engkau telah didapatkan oleh Tuhan. Jika engkau mampu tunduk sampai mati, dan di hadapan-Nya, engkau tidak mengeluh, tidak memfitnah, tidak memiliki gagasan sendiri, dan tidak memiliki motif lain, maka dalam hal inilah Tuhan akan memperoleh kemuliaan. Ketundukan di hadapan seseorang yang biasa, yang dipandang rendah oleh manusia, dan mampu tunduk sampai mati tanpa gagasan apa pun—inilah kesaksian yang sejati. Kenyataan yang Tuhan tuntut untuk orang masuki adalah bahwa engkau mampu tunduk pada firman-Nya, mampu melakukan firman-Nya, mampu tunduk di hadapan Tuhan yang nyata dan mengenali kerusakanmu sendiri, mampu membuka hatimu di hadapan-Nya, dan pada akhirnya didapatkan oleh-Nya melalui semua firman-Nya ini. Tuhan memperoleh kemuliaan ketika semua perkataan ini menaklukkan dirimu dan membuatmu sepenuhnya tunduk kepada-Nya; melalui ini, Dia mempermalukan Iblis dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Ketika engkau tidak memiliki gagasan apa pun tentang nyatanya diri Tuhan yang berinkarnasi—artinya, ketika engkau tetap teguh dalam ujian ini—engkau telah memberikan kesaksian yang baik. Jika suatu hari nanti saat engkau telah paham sepenuhnya tentang Tuhan yang nyata dan engkau mampu taat sampai mati seperti Petrus, engkau akan didapatkan dan disempurnakan oleh Tuhan. Apa pun yang Tuhan lakukan yang tidak sejalan dengan gagasanmu merupakan ujian bagimu. Seandainya pekerjaan Tuhan sejalan dengan gagasanmu, engkau tidak perlu menderita atau dimurnikan. Oleh karena pekerjaan-Nya sedemikian nyata dan juga tidak sejalan dengan gagasanmu, maka engkau dituntut untuk melepaskan gagasanmu. Ini sebabnya hal itu menjadi sebuah ujian bagimu. Oleh karena nyatanya diri Tuhan, semua orang berada di tengah ujian; pekerjaan-Nya nyata, bukan supernatural. Dengan sepenuhnya memahami firman-Nya yang nyata, perkataan-Nya yang nyata tanpa gagasan apa pun, dan dengan mampu sungguh-sungguh mengasihi-Nya saat pekerjaan-Nya menjadi semakin nyata, engkau akan didapatkan oleh-Nya. Sekelompok orang yang akan Tuhan dapatkan adalah mereka yang mengenal Tuhan; yaitu, mereka yang mengenal kenyataan diri-Nya. Lebih jauh lagi, mereka adalah orang-orang yang mampu tunduk pada pekerjaan Tuhan yang nyata.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Orang yang Sungguh-Sungguh Mengasihi Tuhan adalah Orang yang Mampu Sepenuhnya Tunduk pada Kenyataan Diri-Nya"
Apakah sebenarnya kesaksian yang benar? Kesaksian yang dibicarakan di sini memiliki dua bagian: salah satunya adalah kesaksian tentang ditaklukkan dan kesaksian lainnya adalah tentang disempurnakan (yang tentu saja adalah kesaksian setelah ujian yang lebih besar dan kesengsaraan di masa depan). Dengan kata lain, jika engkau mampu berdiri teguh selama kesengsaraan dan ujian, engkau telah memberikan langkah kesaksian kedua. Yang penting pada masa sekarang adalah langkah kesaksian pertama: mampu berdiri teguh selama setiap kejadian dari ujian hajaran dan penghakiman. Inilah kesaksian tentang ditaklukkan. Itu karena hari ini adalah waktu penaklukan. (Engkau harus tahu bahwa sekarang adalah waktu pekerjaan Tuhan di bumi; pekerjaan utama Tuhan yang berinkarnasi di bumi adalah penggunaan penghakiman dan hajaran untuk menaklukkan kelompok orang-orang di bumi yang mengikuti-Nya.) Apakah engkau mampu atau tidak mampu memberikan kesaksian tentang ditaklukkan tidak hanya tergantung pada apakah engkau mampu mengikut sampai akhir, tetapi, yang terlebih penting, apakah ketika engkau mengalami setiap langkah pekerjaan Tuhan, engkau mampu memiliki pengetahuan yang benar tentang hajaran dan penghakiman Tuhan, dan apakah engkau benar-benar memahami semua pekerjaan ini. Tidak benar bahwa engkau akan dapat mengatasinya semampumu jika engkau mengikut sampai akhir. Engkau harus bisa dengan rela menyerah dalam setiap peristiwa dari hajaran dan penghakiman, harus mampu memiliki pengetahuan yang benar tentang setiap langkah pekerjaan yang engkau alami, dan harus mampu mencapai pengetahuan, dan ketundukan pada watak Tuhan. Inilah kesaksian tertinggi tentang ditaklukkan yang dituntut darimu. Kesaksian tentang ditaklukkan terutama mengacu pada pengetahuanmu tentang inkarnasi Tuhan. Letak pentingnya langkah kesaksian ini adalah pada inkarnasi Tuhan. Tidak penting apa yang engkau lakukan atau katakan di hadapan orang-orang di dunia atau mereka yang memegang kekuasaan; yang terpenting di atas segalanya adalah apakah engkau mampu tunduk pada seluruh firman yang terucap dari mulut Tuhan dan semua pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, langkah kesaksian ini ditujukan kepada Iblis dan semua musuh Tuhan—roh-roh jahat dan musuh yang tidak percaya bahwa Tuhan akan mengambil rupa manusia untuk kedua kalinya dan datang untuk melakukan pekerjaan yang lebih besar, dan lebih jauh lagi, tidak percaya pada kenyataan tentang kedatangan Tuhan kembali menjadi daging. Dengan kata lain, kesaksian ini ditujukan kepada semua antikristus—semua musuh yang tidak percaya kepada inkarnasi Tuhan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penerapan (4)"
Langkah terakhir dari kesaksian adalah kesaksian tentang apakah engkau dapat disempurnakan—dengan kata lain, setelah memahami semua firman yang diucapkan dari mulut Tuhan yang berinkarnasi, engkau mulai memiliki pengetahuan tentang Tuhan dan menjadi yakin tentang Dia, engkau hidup dalam semua firman yang terucap dari mulut Tuhan, dan mencapai kondisi yang Tuhan kehendaki darimu—gaya Petrus dan iman Ayub—sedemikian rupa sehingga engkau bisa tunduk sampai mati, menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya, dan akhirnya mencapai gambar manusia yang sesuai dengan standar, yang berarti gambar seseorang yang telah ditaklukkan dan disempurnakan setelah mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan. Inilah kesaksian yang harus diberikan oleh seseorang yang pada akhirnya disempurnakan. Inilah dua langkah kesaksian yang harus engkau sekalian berikan, dan keduanya saling terkait, masing-masing sangat penting. Namun, ada satu hal yang harus engkau ketahui: kesaksian yang Aku kehendaki darimu hari ini tidak ditujukan kepada orang-orang di dunia, atau individu mana pun, tetapi pada apa yang Aku kehendaki darimu. Ini diukur dari apakah engkau mampu memuaskan Aku, dan apakah engkau dapat sepenuhnya memenuhi standar tuntutan-Ku terhadap masing-masing dari engkau sekalian. Inilah hal yang harus engkau mengerti.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penerapan (4)"
Engkau menjalani ujian Ayub, dan pada saat yang sama engkau menjalani ujian Petrus. Ketika Ayub diuji, ia menjadi kesaksian, dan pada akhirnya Yahweh dinyatakan kepadanya. Hanya setelah dia menjadi kesaksian, dia layak memandang wajah Tuhan. Mengapa dikatakan: "Aku menyembunyikan diri dari tanah najis, tetapi memperlihatkan diri-Ku pada kerajaan yang kudus"? Itu artinya bahwa hanya ketika engkau kudus dan menjadi kesaksian, engkau bisa memiliki martabat untuk memandang wajah Tuhan. Jika engkau tidak bisa menjadi kesaksian bagi-Nya, engkau tidak memiliki martabat untuk memandang wajah-Nya. Jika engkau mundur atau mengeluh kepada Tuhan saat menghadapi pemurnian, sehingga gagal menjadi kesaksian bagi-Nya, dan menjadi bahan tertawaan Iblis, maka engkau tidak akan mendapatkan penampakan Tuhan. Jika engkau seperti Ayub, yang di tengah ujian mengutuki dagingnya sendiri dan tidak mengeluh kepada Tuhan, dan mampu membenci dagingnya sendiri tanpa mengeluh atau berdosa dalam perkataannya, itulah artinya engkau akan menjadi kesaksian. Ketika engkau menjalani pemurnian sampai tahap tertentu dan masih bisa seperti Ayub, sepenuhnya tunduk di hadapan Tuhan, dan tanpa menuntut hal lain dari-Nya atau memiliki gagasanmu sendiri, Tuhan pun akan menampakkan diri kepadamu. Sekarang ini Tuhan tidak menampakkan diri kepadamu karena engkau telah memiliki begitu banyak gagasan pribadi, prasangka pribadi, pikiran yang egois, persyaratan pribadi, dan keinginan daging, sehingga engkau tidak layak melihat wajah-Nya. Kalaupun engkau melihat Tuhan, engkau akan mengukur-Nya berdasarkan gagasanmu sendiri dan dengan melakukannya, Dia dipakukan lagi ke kayu salib olehmu. Jika ada banyak hal yang terjadi pada dirimu tidak sesuai dengan gagasanmu tetapi engkau bisa mengesampingkannya dan memperoleh pengetahuan tentang tindakan Tuhan dari hal-hal ini, dan jika di tengah pemurnian engkau memperlihatkan hati yang mengasihi Tuhan, berarti engkau tetap teguh dalam kesaksian bagi-Nya.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"
Iman serta ketundukan Ayub, dan kesaksiannya dalam mengalahkan Iblis telah menjadi sumber pertolongan dan dorongan yang sangat besar bagi orang-orang. Dalam diri Ayub, mereka melihat harapan bagi keselamatan mereka sendiri, dan memahami bahwa melalui iman, dan ketundukan serta sikap takut akan Tuhan, sangatlah mungkin untuk mengalahkan Iblis, dan menang atas Iblis. Mereka memahami bahwa asalkan mereka tunduk terhadap kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan asalkan mereka memiliki tekad dan iman untuk tidak meninggalkan Tuhan setelah kehilangan segalanya, maka mereka bisa mempermalukan dan mengalahkan Iblis, dan mereka memahami bahwa mereka hanya perlu memiliki tekad dan kegigihan untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka—bahkan jika itu berarti kehilangan nyawa mereka—agar Iblis takut dan mundur dengan segera. Kesaksian Ayub merupakan sebuah peringatan bagi generasi berikutnya, dan peringatan ini memberitahukan kepada mereka bahwa jika mereka tidak mengalahkan Iblis, mereka tidak akan mampu membebaskan diri mereka dari tuduhan dan gangguan Iblis, juga mereka tidak akan pernah mampu untuk lolos dari siksaan dan serangan Iblis. Kesaksian Ayub telah mencerahkan generasi berikutnya. Pencerahan ini mengajar orang bahwa hanya jika mereka tak bercela dan jujur barulah mereka akan mampu untuk takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan; ini mengajar mereka bahwa hanya jika mereka takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan barulah mereka bisa menjadi kesaksian yang kuat dan berkumandang bagi Tuhan; hanya jika mereka menjadi kesaksian yang kuat dan berkumandang bagi Tuhan barulah mereka tidak akan pernah bisa dikendalikan oleh Iblis dan hidup di bawah bimbingan dan perlindungan Tuhan—baru pada saat itulah mereka telah benar-benar diselamatkan. Kepribadian Ayub dan pengejaran hidupnya patut ditiru oleh setiap orang yang mengejar keselamatan. Yang Ayub hidupi sepanjang hidupnya dan perilakunya selama ujiannya merupakan harta karun yang berharga bagi semua orang yang mengejar jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan.
—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"
Jika engkau ingin dapat berdiri teguh di masa depan, memuaskan Tuhan dengan lebih baik, dan mengikuti Dia sampai akhir, saat ini engkau harus membangun landasan yang kuat. Engkau harus memuaskan Tuhan dengan melakukan kebenaran dalam segala hal dan memperhatikan maksud-Nya. Jika engkau selalu melakukan penerapan seperti ini, akan terbentuk landasan di dalam dirimu, dan Tuhan akan membangkitkan di dalam dirimu hati yang mengasihi-Nya, dan Dia akan memberimu iman. Suatu hari, ketika ujian benar-benar menimpamu, engkau mungkin akan mengalami penderitaan dan merasa sedih sampai titik tertentu, dan merasakan dukacita yang menghancurkan, seolah-olah engkau hampir mati—tetapi hatimu yang mengasihi Tuhan tidak akan berubah, dan akan menjadi jauh makin dalam. Seperti itulah berkat Tuhan. Jika engkau dapat menerima semua yang Tuhan katakan dan melakukannya pada saat ini dengan hati yang tunduk, engkau pasti akan diberkati Tuhan, dan dengan demikian engkau akan menjadi orang yang diberkati Tuhan dan menerima janji-Nya. Jika, saat ini, engkau tidak melakukan penerapan, ketika suatu hari ujian menimpamu, engkau tidak akan memiliki iman atau hati yang mengasihi, dan pada saat itu, ujian akan menjadi pencobaan; engkau akan terjerumus di tengah godaan Iblis dan tidak memiliki cara untuk melepaskan diri. Saat ini, engkau mungkin dapat berdiri teguh ketika ujian kecil menimpamu, tetapi engkau belum tentu mampu berdiri teguh ketika ujian besar menimpamu kelak. Beberapa orang sombong dan berpikir bahwa mereka telah mendekati sempurna. Jika engkau tidak masuk lebih dalam pada saat itu, dan tetap berpuas diri, engkau akan berada dalam bahaya. Saat ini, Tuhan tidak memberimu ujian yang lebih besar dan semuanya terlihat baik-baik saja, tetapi ketika Tuhan mengujimu, engkau akan mendapati bahwa engkau masih memiliki terlalu banyak kekurangan, karena tingkat pertumbuhanmu masih terlalu rendah dan engkau tidak mampu menanggung ujian-ujian yang besar. Jika engkau tetap seperti keadaan dirimu saat ini dan berada dalam keadaan kelesuan rohani, maka saat ujian datang, engkau akan jatuh. Engkau semua harus sering menyadari betapa rendahnya tingkat pertumbuhanmu; hanya dengan cara inilah engkau semua akan mengalami kemajuan. Jika engkau baru melihat betapa rendahnya tingkat pertumbuhanmu pada saat mengalami ujian, betapa lemahnya tekadmu, betapa sedikitnya kenyataan kebenaran di dalam dirimu, dan betapa tidak memadainya dirimu untuk melakukan maksud Tuhan—jika engkau baru menyadari semua ini pada waktu ujian datang, semuanya akan terlambat.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"
Tanpa firman Tuhan sebagai realitasmu, engkau tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang nyata. Ketika saatnya tiba untuk diuji, engkau pasti akan gugur, dan kemudian tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya akan terungkap. Namun, mereka yang secara teratur berusaha masuk ke dalam realitas, ketika didera ujian, akan memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Seseorang yang memiliki hati nurani, dan yang haus akan Tuhan, harus mengambil tindakan praktis untuk membalas Tuhan atas kasih-Nya. Mereka yang tidak memiliki realitas tidak dapat berdiri teguh dalam menghadapi hal-hal yang sepele sekalipun. Demikianlah perbedaan antara orang-orang dengan tingkat pertumbuhan nyata dan yang tidak. Mengapa demikian: meskipun sama-sama makan dan minum firman Tuhan, ada yang mampu berdiri teguh di tengah ujian, sementara yang lainnya melarikan diri? Perbedaan yang jelas adalah bahwa beberapa orang tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang nyata; mereka tidak memiliki firman Tuhan yang berfungsi sebagai realitas mereka, dan firman-Nya belum berakar di dalam diri mereka. Begitu diuji, mereka mencapai penghujung jalan mereka. Lalu mengapa beberapa orang mampu berdiri teguh di tengah-tengah ujian? Itu karena mereka memahami kebenaran dan memiliki visi, dan mereka memahami maksud-maksud Tuhan dan tuntutan-tuntutan-Nya, dan dengan demikian mereka mampu berdiri teguh melalui ujian. Inilah tingkat pertumbuhan yang nyata, dan yang juga merupakan kehidupan. Beberapa orang mungkin juga membaca firman Tuhan, tetapi tidak melakukannya, tidak menganggapnya serius; mereka yang tidak menganggapnya serius tidak mementingkan penerapan. Mereka yang tidak memiliki firman Tuhan yang berfungsi sebagai realitas adalah orang-orang yang tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang nyata, dan orang-orang semacam itu tidak dapat berdiri teguh melalui ujian.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Zaman Kerajaan adalah Zaman Firman"
Karena engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus menyerahkan hatimu di hadapan Tuhan. Jika engkau mempersembahkan dan menempatkan hatimu di hadapan Tuhan, maka selama pemurnian engkau tidak akan mungkin menyangkal Tuhan, ataupun meninggalkan Tuhan. Dengan cara demikian, hubunganmu dengan Tuhan akan menjadi jauh lebih dekat dan jauh lebih normal, dan persekutuanmu dengan Tuhan akan menjadi jauh lebih sering. Jika engkau selalu melakukan seperti ini, engkau akan lebih sering hidup di dalam terang Tuhan, lebih sering hidup di bawah bimbingan firman-Nya. Juga akan terjadi semakin banyak perubahan dalam watakmu, dan pengetahuanmu akan bertambah hari demi hari. Bila hari itu tiba yaitu saat ujian dari Tuhan tiba-tiba menimpamu, engkau bukan saja akan mampu berdiri di pihak Tuhan, tetapi juga akan menjadi kesaksian bagi Tuhan. Pada saat itu, engkau akan seperti Ayub, dan seperti Petrus. Setelah menjadi kesaksian bagi Tuhan engkau akan sungguh-sungguh mengasihi Dia, dan akan dengan senang hati mengorbankan nyawamu untuk-Nya; engkau akan menjadi saksi Tuhan, dan seseorang yang dikasihi oleh Tuhan. Kasih yang telah mengalami pemurnian kuat, tidak lemah. Kapanpun dan bagaimanapun cara Tuhan mengujimu, engkau mampu untuk tidak memedulikan apakah engkau hidup atau mati, engkau akan dengan senang hati menyingkirkan segala sesuatu bagi Tuhan, dan dengan gembira menanggung apa pun juga bagi Tuhan—dengan demikian, kasihmu akan murni, dan imanmu akan memiliki kenyataan. Hanya setelah itulah, engkau akan menjadi seseorang yang sungguh-sungguh dikasihi oleh Tuhan, dan yang sungguh-sungguh telah disempurnakan oleh Tuhan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya dengan Mengalami Pemurnian, Manusia Dapat Memiliki Kasih Sejati"
Sementara mengalami ujian, normal bagi manusia untuk merasa lemah, atau memiliki kenegatifan dalam diri mereka, atau kurang memiliki kejelasan tentang maksud Tuhan atau jalan penerapan mereka. Namun dalam hal apa pun, engkau harus memiliki iman dalam pekerjaan Tuhan, dan seperti Ayub, jangan menyangkal Tuhan. Walaupun Ayub lemah dan mengutuki hari kelahirannya sendiri, dia tidak menyangkal bahwa segala sesuatu dalam hidup manusia dikaruniakan oleh Yahweh dan Yahweh-lah juga yang bisa mengambil semuanya itu. Apa pun ujian yang dihadapinya, dia tetap mempertahankan keyakinannya ini. Dalam pengalamanmu, pemurnian apa pun yang engkau alami melalui firman Tuhan, yang Tuhan kehendaki dari manusia, singkatnya, adalah iman mereka dan hati mereka yang mengasihi Tuhan. Yang Dia sempurnakan dengan bekerja dengan cara ini adalah iman, kasih dan aspirasi manusia. Tuhan melakukan pekerjaan penyempurnaan dalam diri manusia, dan mereka tidak bisa melihatnya, tidak bisa merasakannya; dalam situasi inilah imanmu dibutuhkan. Iman manusia dibutuhkan ketika sesuatu tidak bisa terlihat oleh mata telanjang, dan imanmu dibutuhkan ketika engkau tidak bisa melepaskan gagasanmu sendiri. Ketika engkau tidak mengerti pekerjaan Tuhan, yang dibutuhkan darimu adalah memiliki iman dan engkau harus berdiri teguh dan tetap teguh dalam kesaksianmu. Ketika Ayub mencapai titik ini, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berbicara kepadanya. Artinya, hanya dari dalam imanmulah, engkau akan bisa melihat Tuhan, dan ketika engkau memiliki iman, Tuhan akan menyempurnakanmu. Tanpa iman, Dia tidak bisa melakukan ini. Tuhan akan mengaruniakan kepadamu apa pun yang ingin engkau dapatkan. Jika engkau tidak memiliki iman, engkau tidak bisa disempurnakan dan engkau tidak akan mampu melihat perbuatan Tuhan, apalagi kemahakuasaan-Nya. Jika engkau memiliki iman bahwa engkau akan melihat tindakan-Nya dalam pengalaman praktismu, Tuhan akan menampakkan diri kepadamu dan Dia akan mencerahkan dan membimbingmu dari dalam batinmu. Tanpa iman itu, Tuhan tidak bisa melakukan hal itu. Jika engkau sudah kehilangan harapan kepada Tuhan, bagaimana engkau akan bisa mengalami pekerjaan-Nya? Karena itu, hanya jika engkau memiliki iman dan tidak memendam keraguan terhadap Tuhan, hanya jika engkau memiliki iman yang sejati kepada-Nya apa pun yang Dia lakukan, Dia akan menerangi dan mencerahkanmu melalui pengalamanmu, dan hanya setelah itulah engkau akan bisa melihat tindakan-tindakan-Nya. Semua ini dicapai melalui iman. Iman hanya diperoleh melalui pemurnian, dan tanpa pemurnian, iman tidak dapat berkembang. Apa maksud kata "iman"? Iman adalah kepercayaan yang sejati dan hati yang tulus yang harus manusia miliki ketika mereka tidak bisa melihat atau menyentuh sesuatu, ketika pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan manusia, ketika itu di luar jangkauan manusia. Inilah iman yang Aku maksudkan. Manusia membutuhkan iman selama masa-masa sulit dan selama pemurnian, dan iman adalah sesuatu yang diikuti oleh pemurnian; pemurnian dan iman tidak bisa terpisahkan. Bagaimana pun cara Tuhan bekerja, dan dalam lingkungan seperti apa pun engkau, engkau mampu mengejar kehidupan, dan mencari kebenaran, serta mencari pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan, dan memiliki pemahaman tentang tindakan-tindakan-Nya, dan engkau mampu bertindak sesuai kebenaran. Melakukan semua itu adalah arti memiliki iman yang sejati, dan menunjukkan bahwa engkau belum kehilangan iman kepada Tuhan. Engkau hanya dapat memiliki iman yang sejati kepada Tuhan jika engkau mampu untuk teguh mengejar kebenaran melalui pemurnian, jika engkau mampu benar-benar mengasihi Tuhan dan tidak mengembangkan keraguan tentang Dia, jika apa pun yang Dia lakukan, engkau tetap melakukan kebenaran untuk memuaskan-Nya, dan jika engkau mampu mencari maksud-Nya secara mendalam dan memikirkan maksud-Nya. Di masa lalu, ketika Tuhan berkata engkau akan memerintah sebagai raja, engkau mengasihi Dia, dan ketika Dia secara terbuka menunjukkan diri-Nya kepadamu, engkau mengejar-Nya. Namun sekarang Tuhan tersembunyi, engkau tidak bisa melihat-Nya, dan masalah telah datang menimpamu—sekarang di saat seperti ini, apakah engkau kehilangan harapan kepada Tuhan? Jadi, setiap saat engkau harus mengejar kehidupan dan berusaha memuaskan maksud Tuhan. Inilah yang disebut iman sejati, dan ini adalah kasih yang paling sejati dan jenis kasih yang paling indah.
Di masa lalu, orang-orang semuanya akan datang ke hadapan Tuhan untuk menyatakan tekad mereka, dan mereka berkata: "Bahkan seandainya tidak ada orang lain yang mengasihi Tuhan, aku harus mengasihi-Nya." Namun sekarang, pemurnian datang menimpamu, dan karena ini tidak sesuai dengan gagasanmu, engkau kehilangan iman kepada Tuhan. Apakah ini kasih yang murni? Engkau sudah membaca berulang kali tentang perbuatan Ayub—apakah engkau sudah lupa? Kasih sejati hanya bisa terbentuk dari dalam iman. Engkau mengembangkan kasih sejati kepada Tuhan lewat pemurnian yang engkau alami, dan melalui imanmu engkau mampu memikirkan maksud Tuhan dalam pengalaman praktismu, dan melalui iman engkau memberontak melawan dagingmu sendiri dan mengejar kehidupan; inilah yang seharusnya manusia lakukan. Jika engkau melakukan ini, engkau akan mampu melihat tindakan Tuhan, tetapi jika engkau kekurangan iman, engkau tidak akan bisa melihat tindakan Tuhan ataupun mengalami pekerjaan-Nya. Jika engkau ingin dipakai dan disempurnakan oleh Tuhan, engkau harus memiliki semuanya: kemauan untuk menderita, iman, daya tahan, ketundukan, dan kemampuan untuk mengalami pekerjaan Tuhan, memahami maksud-Nya, mau memikirkan kesedihan-Nya, dan lain sebagainya. Menyempurnakan seseorang tidaklah mudah, dan setiap pemurnian yang engkau alami membutuhkan iman dan kasihmu. Jika engkau ingin disempurnakan oleh Tuhan, tidaklah cukup untuk sekadar bergegas di jalan, juga tidak cukup sekadar mengorbankan diri bagi Tuhan. Engkau harus memiliki banyak hal supaya bisa menjadi seseorang yang disempurnakan oleh Tuhan. Ketika menghadapi penderitaan, engkau harus mampu untuk tidak memedulikan daging dan tidak mengeluh kepada Tuhan. Ketika Tuhan menyembunyikan diri-Nya darimu, engkau harus mampu memiliki iman untuk mengikuti-Nya, menjaga kasihmu kepada-Nya tanpa membiarkan kasih itu hilang atau berkurang. Apa pun yang Tuhan lakukan, engkau harus tunduk pada rancangan-Nya, dan siap untuk mengutuki dagingmu sendiri daripada mengeluh kepada-Nya. Ketika dihadapkan pada ujian, engkau harus memuaskan Tuhan, meskipun engkau mungkin menangis getir atau merasa enggan berpisah dengan beberapa objek yang engkau kasihi. Hanya inilah kasih dan iman yang sejati. Bagaimanapun tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya, engkau harus terlebih dahulu memiliki keinginan untuk menanggung kesukaran dan memiliki iman yang sejati, dan engkau juga harus memiliki keinginan untuk memberontak terhadap daging. Engkau harus mau menanggung kesukaran pribadi dan rela kepentingan pribadimu dirugikan demi memuaskan maksud Tuhan. Engkau juga harus mampu merasakan penyesalan tentang dirimu sendiri di dalam hatimu: di masa lalu, engkau tidak mampu memuaskan Tuhan dan sekarang, engkau dapat menyesali dirimu. Engkau tidak boleh kurang dalam satu pun dari hal-hal ini—melalui hal-hal inilah Tuhan akan menyempurnakanmu. Jika engkau tidak dapat memenuhi kriteria ini, engkau tidak bisa disempurnakan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"
Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, di luarnya pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah itu lahir karena pengaturan manusia atau dari gangguan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan gangguan manusia. Di balik setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam dirimu adalah pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada peperangan. Misalnya, jika engkau berprasangka terhadap saudara-saudarimu, tentu akan ada perkataan-perkataan yang ingin kauucapkan—perkataan yang kaurasa mungkin jahat di mata Tuhan—tetapi jika engkau tidak mengatakannya, engkau akan merasakan ketidaknyamanan di dalam hatimu, dan pada saat itulah, peperangan akan mulai terjadi di dalam dirimu: "Apakah aku harus bicara atau tidak?" Inilah peperangannya. Jadi, dalam segala sesuatu yang engkau hadapi selalu ada peperangan, dan ketika ada peperangan di dalam dirimu, berkat kerja sama dan penderitaanmu yang nyata, Tuhan bekerja di dalam dirimu. Akhirnya, engkau mampu mengesampingkan masalah di dalam dirimu dan kemarahanmu secara alami dipadamkan. Itulah dampak kerja samamu dengan Tuhan. Ada harga tertentu yang harus orang bayar untuk segala upaya yang mereka lakukan. Tanpa adanya penderitaan yang nyata, mereka tidak dapat memuaskan Tuhan; mereka bahkan jauh sekali dari memuaskan Tuhan, dan mereka hanya meneriakkan slogan kosong! Dapatkah slogan-slogan kosong ini memuaskan Tuhan? Ketika Tuhan dan Iblis berperang di alam roh, bagaimanakah seharusnya engkau memuaskan Tuhan, dan bagaimana engkau harus berdiri teguh dalam kesaksianmu bagi-Nya? Engkau harus tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirimu adalah ujian yang besar dan itulah saatnya Tuhan ingin engkau menjadi kesaksian. Meskipun dari luar semua itu kelihatannya tidak penting, ketika hal-hal ini terjadi, semua ini menunjukkan apakah engkau mengasihi Tuhan atau tidak. Jika engkau mengasihi-Nya, engkau akan mampu berdiri teguh dalam kesaksianmu bagi-Nya, dan jika engkau belum menerapkan kasih kepada-Nya, ini menunjukkan bahwa engkau bukan orang yang melakukan kebenaran, bahwa engkau tidak memiliki kebenaran, dan tidak memiliki hidup. Engkau hanyalah sekam! Segala sesuatu yang terjadi kepada orang-orang terlaksana saat Tuhan mengharuskan mereka untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Dia. Meskipun tidak ada hal besar yang terjadi kepadamu saat ini dan engkau tidak menjadi kesaksian yang besar, setiap detail kehidupanmu sehari-hari adalah kesaksian bagi Tuhan. Jika engkau dapat membuat saudara-saudari, anggota keluarga, dan semua orang di sekitarmu kagum; jika pada suatu hari orang tidak percaya datang, dan mengagumi semua hal yang kaulakukan, dan melihat bahwa semua yang Tuhan lakukan menakjubkan, berarti engkau telah menjadi kesaksian. Walaupun engkau tidak memiliki pengertian dan kualitasmu rendah, melalui penyempurnaan Tuhan atas dirimu, engkau akan mampu memuaskan Dia dan memperhatikan maksud-Nya, menunjukkan kepada orang lain pekerjaan besar apa yang telah Dia lakukan dalam diri orang-orang dengan kualitas terburuk. Ketika orang mulai mengenal Tuhan dan menjadi para pemenang di hadapan Iblis, luar biasa setia kepada Tuhan, maka tidak ada yang lebih pemberani daripada sekelompok orang ini, dan inilah kesaksian yang terbesar. Walaupun engkau tidak mampu melakukan pekerjaan yang besar, engkau mampu memuaskan Tuhan. Orang lain tidak mampu mengesampingkan gagasan mereka, tetapi engkau mampu; orang lain tidak mampu menjadi kesaksian bagi Tuhan melalui pengalaman nyata mereka, tetapi engkau mampu menggunakan tingkat pertumbuhan dan tindakan nyatamu untuk membalas kasih Tuhan dan menjadi kesaksian yang meyakinkan bagi-Nya. Hanya inilah yang bisa dianggap benar-benar mengasihi Tuhan. Jika engkau tidak mampu melakukan ini, artinya engkau tidak menjadi kesaksian di antara anggota keluargamu, saudara-saudarimu, atau di hadapan orang-orang dunia. Jika engkau tidak mampu menjadi kesaksian di hadapan Iblis, dia akan menertawakanmu. Iblis akan memperlakukanmu sebagai lelucon, sebagai mainan, dia juga akan sering membodohimu dan menganggumu. Di masa depan, ujian besar mungkin akan menimpamu—tetapi saat ini, jika engkau mengasihi Tuhan dengan hati yang tulus, dan jika, terlepas dari sebesar apa pun ujian yang akan datang, terlepas dari apa pun yang akan terjadi kepadamu, jika engkau mampu berdiri teguh dalam kesaksianmu, dan mampu memuaskan Tuhan, hatimu akan terhibur, dan engkau tidak akan takut menghadapi ujian sebesar apa pun di masa depan. Engkau semua tidak dapat melihat apa yang akan terjadi di masa depan; engkau semua hanya dapat memuaskan Tuhan dalam keadaan yang terjadi sekarang. Engkau semua tidak mampu melakukan pekerjaan besar apa pun dan harus berfokus untuk memuaskan Tuhan dengan mengalami firman-Nya dalam kehidupan nyata, serta menjadi kesaksian yang kuat dan meyakinkan yang mempermalukan Iblis. Walaupun dagingmu tidak akan terpuaskan dan akan menderita, engkau akan memuaskan Tuhan dan mempermalukan Iblis. Jika engkau selalu melakukan penerapan seperti ini, Tuhan akan membukakan jalan di hadapanmu. Ketika, suatu hari nanti, ujian yang besar datang, orang lain akan jatuh, tetapi engkau akan mampu berdiri teguh: karena harga yang telah kaubayar, Tuhan akan melindungimu sehingga engkau mampu berdiri teguh dan tidak jatuh. Jika, biasanya, engkau mampu menerapkan kebenaran dan memuaskan Tuhan dengan hati yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, Tuhan pasti akan melindungimu selama ujian di masa depan. Walaupun engkau bodoh dan memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah, serta berkualitas buruk, Tuhan tidak akan membedakan dirimu. Hal itu bergantung pada apakah niatmu benar atau tidak. Saat ini, engkau mampu memuaskan Tuhan, di mana engkau memperhatikan hingga detail terkecil, engkau memuaskan Tuhan dalam segala hal, engkau memiliki hati yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, engkau memberikan hatimu yang tulus kepada Tuhan, dan meskipun ada beberapa hal yang tidak dapat kaupahami, engkau dapat datang ke hadapan Tuhan untuk memperbaiki niatmu dan mencari maksud Tuhan, dan engkau melakukan segala sesuatu yang diperlukan demi memuaskan Tuhan. Mungkin saudara-saudarimu akan meninggalkanmu, tetapi hatimu akan memuaskan Tuhan, dan engkau tidak akan mengingini kesenangan daging. Jika engkau selalu melakukan penerapan seperti ini, engkau akan dilindungi ketika ujian besar menimpamu.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"
Agar manusia mengalami pekerjaan Tuhan, mereka pertama-tama harus memahami pekerjaan-Nya saat ini dan memahami bagaimana manusia seharusnya bekerja sama. Memang, ini adalah sesuatu yang harus dipahami oleh setiap manusia. Apa pun yang Tuhan lakukan, baik itu pemurnian atau bahkan seandainya Dia tidak berbicara, tidak ada satu pun dari langkah pekerjaan Tuhan yang sejalan dengan gagasan manusia. Setiap langkah pekerjaan-Nya menghancurkan dan mendobrak gagasan manusia. Inilah pekerjaan-Nya. Namun, engkau harus percaya bahwa, karena pekerjaan Tuhan telah mencapai tahap tertentu, Dia tidak akan menghukum mati seluruh umat manusia apa pun yang terjadi. Dia memberi janji dan berkat kepada umat manusia, dan semua orang yang mengejar-Nya akan dapat memperoleh berkat-Nya, tetapi mereka yang tidak melakukannya akan disingkirkan oleh Tuhan. Ini tergantung pada pengejaranmu. Apa pun yang terjadi, engkau harus percaya bahwa pada saat pekerjaan Tuhan selesai, setiap orang akan memiliki tempat tujuan yang sesuai. Tuhan telah memberikan kepada umat manusia aspirasi yang indah, tetapi jika mereka tidak mengejar, mereka tidak dapat meraihnya. Engkau seharusnya dapat melihat ini sekarang—pemurnian Tuhan dan hajaran-Nya terhadap manusia adalah pekerjaan-Nya, tetapi bagi manusia, bagian mereka adalah mereka harus mengejar perubahan dalam watak mereka setiap saat. Dalam pengalaman praktismu, engkau pertama-tama harus mengetahui cara makan dan minum firman Tuhan; engkau harus menemukan di dalam firman-Nya apa yang harus engkau masuki dan apa kekuranganmu sendiri, engkau harus mencari jalan masuk ke dalam pengalaman praktismu, dan mengambil bagian dari firman Tuhan yang harus diterapkan dan berusaha untuk menerapkannya. Makan dan minum firman Tuhan adalah satu aspek. Selain itu, kehidupan gereja juga harus dijaga, engkau harus memiliki kehidupan rohani yang normal, dan engkau harus mampu menyerahkan semua keadaanmu saat ini kepada Tuhan. Tidak peduli bagaimana pekerjaan-Nya berubah, kehidupan rohanimu harus tetap normal. Kehidupan rohani dapat mempertahankan masuknya dirimu dengan normal. Apa pun yang Tuhan lakukan, engkau harus melanjutkan kehidupan rohanimu tanpa gangguan dan melaksanakan tugasmu. Inilah yang harus dilakukan oleh manusia. Semua ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi bagi mereka yang berada dalam keadaan normal, ini adalah penyempurnaan, bagi mereka yang berada dalam keadaan tidak normal, ini adalah ujian. Pada tahap pekerjaan pemurnian Roh Kudus saat ini, sebagian orang mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan sungguh besar dan bahwa manusia benar-benar membutuhkan pemurnian, jika tidak, tingkat pertumbuhan mereka akan terlalu kecil, dan mereka tidak akan mungkin memperoleh maksud-maksud Tuhan. Akan tetapi, bagi mereka yang keadaannya tidak baik, itu menjadi alasan untuk tidak mengejar Tuhan, dan alasan untuk tidak menghadiri persekutuan atau makan dan minum firman Tuhan. Dalam pekerjaan Tuhan, apa pun yang Dia lakukan atau apa pun perubahan yang Dia sebabkan, manusia harus mempertahankan garis dasar kehidupan rohani yang normal. Engkau mungkin belum pernah kendur dalam tahap kehidupan rohanimu sekarang ini, tetapi engkau masih belum memperoleh banyak, dan engkau belum menuai panen yang banyak. Dalam keadaan semacam ini, bahkan jika engkau harus berpegang pada kehidupan rohanimu seperti engkau mematuhi peraturan, engkau harus tetap berpegang padanya; engkau harus mematuhi aturan ini agar engkau tidak menderita kerugian dalam hidupmu dan supaya engkau dapat memenuhi maksud-maksud Tuhan. Jika kehidupan rohanimu tidak normal, engkau tidak bisa memahami pekerjaan Tuhan saat ini, sebaliknya engkau selalu merasa bahwa ini sepenuhnya tidak sesuai dengan gagasanmu sendiri, dan meskipun engkau bersedia untuk mengikuti-Nya, engkau kurang memiliki dorongan batin. Jadi apa pun yang Tuhan sedang lakukan saat ini, manusia harus bekerja sama. Jika manusia tidak bekerja sama, Roh Kudus tidak bisa melakukan pekerjaan-Nya, dan jika manusia tidak memiliki hati untuk bekerja sama, mereka hampir tidak mungkin memperoleh pekerjaan Roh Kudus. Jika engkau ingin memiliki pekerjaan Roh Kudus dalam dirimu, dan jika engkau ingin memperoleh perkenan Tuhan, engkau harus mempertahankan pengabdianmu yang sejati di hadapan Tuhan. Sekarang, tidak perlu bagimu untuk memiliki pemahaman yang lebih dalam, teori yang lebih tinggi, atau hal-hal lain semacam itu—satu-satunya yang dituntut darimu adalah menjunjung tinggi firman Tuhan di atas fondasi yang sejati. Jika manusia tidak bekerja sama dengan Tuhan dan tidak mengejar jalan masuk yang lebih dalam, Tuhan akan mengambil semua hal yang semula mereka miliki. Dalam dirinya, manusia selalu tamak akan kemudahan dan lebih memilih menikmati apa yang sudah tersedia. Mereka ingin memperoleh janji Tuhan tanpa membayar harga sama sekali. Semua ini pemikiran berlebihan yang manusia pendam dalam dirinya. Memperoleh hidup itu sendiri tanpa membayar harga—tetapi pernahkah ada yang semudah ini? Saat seseorang percaya kepada Tuhan dan berusaha untuk memiliki jalan masuk kehidupan serta mengusahakan perubahan dalam wataknya, mereka harus membayar harga dan mencapai keadaan di mana mereka akan selalu mengikuti Tuhan apa pun yang Dia lakukan. Ini adalah sesuatu yang orang harus lakukan. Bahkan jika engkau mengikuti semua ini sebagai sebuah peraturan, engkau harus selalu menjunjung tinggi hal itu, dan sebesar apa pun ujiannya, engkau tidak boleh melepaskan hubungan normalmu dengan Tuhan. Engkau harus mampu berdoa, mempertahankan kehidupan bergerejamu, dan jangan pernah meninggalkan saudara-saudarimu. Pada saat Tuhan mengujimu, engkau harus tetap mencari kebenaran. Ini adalah persyaratan minimum untuk kehidupan rohani. Milikilah selalu hati yang berhasrat untuk mencari dan berusahalah untuk bekerja sama, gunakan semua energimu—bisakah ini dilakukan?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Kesetiaanmu kepada Tuhan"
Ujian apa pun yang menimpamu, engkau harus memperlakukannya sebagai beban yang diberikan Tuhan kepadamu. Misalkan beberapa orang diserang penyakit parah dan penderitaan yang tak tertahankan, beberapa orang bahkan menghadapi kematian. Bagaimana seharusnya mereka menangani situasi seperti ini? Dalam banyak kasus, ujian Tuhan adalah beban yang Dia berikan kepada manusia. Seberat apa pun beban yang Tuhan berikan kepadamu, engkau harus memikulnya karena Tuhan memahamimu, dan tahu bahwa engkau akan sanggup menanggungnya. Beban yang Tuhan berikan kepadamu tidak akan melebihi tingkat pertumbuhan atau batas ketahananmu, jadi tidak diragukan bahwa engkau pasti akan sanggup menanggungnya. Apa pun jenis beban atau ujian yang Tuhan berikan kepadamu, ingatlah satu hal: Setelah berdoa, entah engkau memahami maksud Tuhan atau tidak, entah engkau memperoleh pencerahan dan penerangan Roh Kudus atau tidak, dan apakah ujian ini adalah Tuhan yang sedang mendisiplinkan atau memberimu peringatan, tidak jadi masalah jika engkau tidak memahaminya. Selama engkau tidak menunda-nunda dalam melaksanakan tugasmu, dan dapat dengan loyal berpegang teguh pada tugasmu, Tuhan akan dipuaskan dan engkau akan berdiri teguh dalam kesaksianmu. Melihat bahwa mereka menderita penyakit yang serius dan akan mati, beberapa orang berpikir dalam hati: "Untuk menghindari kematianlah aku mulai percaya kepada Tuhan—tetapi ternyata, bahkan setelah bertahun-tahun melaksanakan tugasku, Dia akan membiarkanku mati. Aku harus melanjutkan urusanku sendiri, melakukan hal-hal yang selama ini selalu ingin kulakukan, dan menikmati hal-hal yang belum kunikmati dalam hidup ini. Aku dapat menundatugasku." Sikap apakah ini? Engkau telah melaksanakan tugasmu selama bertahun-tahun, engkau telah mendengarkan semua khotbah ini dan engkau masih belum memahami kebenaran. Satu ujian merobohkanmu, menundukkanmu, dan menyingkapkanmu. Apakah orang semacam itu layak diperhatikan oleh Tuhan? (Mereka tidak layak). Mereka sama sekali tidak memiliki kesetiaan. Jadi, disebut apakah tugas yang telah mereka lakukan selama bertahun-tahun ini? Ini disebut "jerih payah", dan mereka hanya telah mengerahkan tenaga mereka sendiri. Jika, dalam imanmu kepada Tuhan dan pengejaran kebenaran, engkau dapat berkata, "Apa pun penyakit atau kejadian tidak menyenangkan yang Tuhan ijinkan untuk menimpaku—apa pun yang Tuhan lakukan—aku harus tunduk dan tetap pada posisiku sebagai makhluk ciptaan. Pertama dan terutama, aku harus menerapkan aspek kebenaran ini—ketundukan—aku harus menerapkannya dan hidup dalam kenyataan ketundukan kepada Tuhan. Selain itu, aku tidak boleh mengesampingkan apa yang telah Tuhan amanatkan kepadaku dan tugas yang harus kulaksanakan. Bahkan di akhir napasku, aku harus berpaut pada tugasku," bukankah ini arti menjadi kesaksian? Ketika engkau memiliki jenis tekad dan keadaan seperti ini, masih bisakah engkau mengeluh terhadap Tuhan? Tidak. Pada saat seperti itu, engkau akan berpikir, "Tuhan memberiku napas ini, Dia telah membekali dan melindungiku selama ini, Dia telah mengambil banyak penderitaan dariku, memberiku banyak kasih karunia dan banyak kebenaran. Aku telah memahami kebenaran dan misteri yang tidak dipahami orang selama generasi ke generasi. Aku telah mendapatkan sangat banyak dari Tuhan, jadi aku harus membalas Tuhan! Sebelumnya, tingkat pertumbuhanku terlalu rendah, aku tidak memahami apa pun dan semua yang kulakukan menyakitkan bagi Tuhan. Aku mungkin tidak memiliki kesempatan lagi untuk membalas Tuhan di masa depan. Sebanyak apa pun waktu hidupku yang tersisa, aku harus memberikan sedikit kekuatan yang kumiliki dan melakukan apa yang bisa kulakukan untuk Tuhan sehingga Tuhan dapat melihat bahwa pembekalan-Nya untukku selama bertahun-tahun tidak sia-sia tetapi telah membuahkan hasil. Biarkan aku membawa penghiburan kepada Tuhan dan tidak lagi menyakiti atau mengecewakan-Nya." Bagaimana kalau engkau berpikir seperti ini? Jangan berpikir tentang bagaimana menyelamatkan dirimu sendiri atau melarikan diri, berpikir, "Kapan penyakit ini akan sembuh? Jika aku sembuh, aku akan melakukan yang terbaik untuk melaksanakan tugasku dan menjadi setia. Bagaimana aku bisa setia jika aku sakit? Bagaimana aku bisa melaksanakan tugas makhluk ciptaan?" Selama engkau memiliki napas, mampukah engkau melaksanakan tugasmu? Selama engkau memiliki napas, mampukah engkau untuk tidak mempermalukan Tuhan? Selama engkau memiliki napas, selama pikiranmu jernih, mampukah engkau untuk tidak mengeluh tentang Tuhan? (Ya.) Memang mudah untuk mengatakan "mampu" sekarang, tetapi tidak akan begitu mudah ketika hal ini benar-benar terjadi kepadamu. Jadi, engkau harus mengejar kebenaran, sering berusaha keras menerapkan kebenaran, dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berpikir, "Bagaimana aku bisa memuaskan maksud Tuhan? Bagaimana aku bisa membalas kasih Tuhan? Bagaimana aku bisa melaksanakan tugas makhluk ciptaan?" Apa arti makhluk ciptaan? Apakah tanggung jawab makhluk ciptaan hanyalah mendengarkan firman Tuhan? Tidak—tanggung jawabnya adalah menghidupi firman Tuhan. Tuhan telah memberimu begitu banyak kebenaran, begitu banyak jalan, dan begitu banyak hidup sehingga engkau dapat menghidupi hal-hal ini dan menjadi kesaksian bagi Dia. Inilah yang harus dilakukan oleh makhluk ciptaan, dan inilah tanggung jawab dan kewajibanmu.
—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Sering Membaca Firman Tuhan dan Merenungkan Kebenaran, Barulah Ada Jalan ke Depan"
Untuk setiap langkah pekerjaan Tuhan, ada cara manusia seharusnya bekerja sama. Tuhan memurnikan manusia sehingga mereka memiliki keyakinan saat mereka menjalani pemurnian. Tuhan menyempurnakan manusia sehingga mereka memiliki keyakinan untuk disempurnakan oleh Tuhan dan bersedia menerima pemurnian-Nya dan dipangkas oleh Tuhan. Roh Tuhan bekerja dalam diri manusia untuk membawa pencerahan serta penerangan kepada mereka, dan membuat mereka bekerja sama dengan-Nya dan bertindak. Tuhan tidak berbicara selama pemurnian. Dia tidak mengeluarkan suara-Nya, tetapi tetap ada pekerjaan yang harus manusia lakukan. Engkau harus menjunjung apa yang sudah engkau punyai, engkau harus tetap dapat berdoa kepada Tuhan, dekat dengan Tuhan, dan menjadi kesaksian di hadapan Tuhan; dengan cara ini engkau akan memenuhi tugasmu. Engkau semua harus melihat secara jelas dari pekerjaan Tuhan bahwa ujian-Nya terhadap keyakinan dan kasih manusia mengharuskan mereka untuk berdoa lebih banyak kepada Tuhan, dan agar mereka menikmati firman Tuhan di hadapan-Nya lebih sering lagi. Jika Tuhan mencerahkanmu dan membuatmu memahami maksud-maksud-Nya, tetapi engkau tidak menerapkannya sama sekali, engkau tidak akan mendapatkan apa pun. Saat engkau melakukan firman Tuhan, engkau tetap harus mampu berdoa kepada-Nya, dan saat engkau menikmati firman-Nya, engkau harus selalu datang ke hadapan-Nya dan mencari dan dipenuhi dengan keyakinan kepada-Nya, tanpa sedikit pun merasa berkecil hati atau dingin. Mereka yang tidak melakukan firman Tuhan berenergi penuh saat bersekutu, tetapi jatuh ke dalam kegelapan saat mereka kembali ke rumah. Ada beberapa orang yang bahkan tidak mau bersekutu bersama. Jadi, engkau harus melihat secara jelas tugas apa yang seharusnya manusia laksanakan. Engkau mungkin tidak mengetahui apa sebenarnya maksud-maksud Tuhan, tetapi engkau bisa melaksanakan tugasmu, engkau bisa berdoa saat engkau harus berdoa, engkau bisa mengamalkan kebenaran saat engkau harus melakukannya, dan engkau bisa melakukan apa yang seharusnya manusia lakukan. Engkau bisa menjunjung visimu yang sejati. Dengan cara ini, engkau akan lebih mampu menerima langkah selanjutnya dari pekerjaan Tuhan. Ketika Tuhan bekerja dengan cara tersembunyi akan menjadi masalah jika engkau tidak mencari. Saat Dia berbicara dan berkhotbah selama persekutuan, engkau mendengarkan dengan bersemangat, tetapi saat Dia tidak berbicara, engkau kehilangan energi dan mundur. Orang macam apa yang bertindak seperti ini? Ini adalah orang yang hanya mengikuti arus. Mereka tidak memiliki sikap, tanpa kesaksian, dan tanpa visi! Sebagian besar manusia seperti itu. Jika engkau terus seperti itu, suatu hari nanti, saat engkau menghadapi ujian besar, engkau akan jatuh dalam hukuman. Memiliki sikap sangatlah penting selama proses Tuhan menyempurnakan manusia. Jika engkau tidak meragukan satu langkah pun dari pekerjaan Tuhan, jika engkau memenuhi tugas manusia, jika engkau dengan tulus menjunjung tinggi apa yang Tuhan minta untuk engkau lakukan, yang berarti, engkau mengingat nasihat Tuhan, dan apa pun yang Dia lakukan sekarang, engkau tidak melupakan nasihat-Nya, jika engkau tidak meragukan pekerjaan-Nya, mempertahankan sikapmu, menegakkan kesaksianmu, dan menang di setiap langkah, pada akhirnya engkau akan disempurnakan oleh Tuhan dan dijadikan seorang pemenang. Jika engkau mampu berdiri teguh melewati setiap ujian Tuhan, dan engkau tetap bisa berdiri teguh sampai akhir, engkau adalah seorang pemenang, dan engkau adalah seseorang yang telah disempurnakan oleh Tuhan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Kesetiaanmu kepada Tuhan"
Waktu dihajar Tuhan, Petrus berdoa, "Ya, Tuhan! Dagingku suka memberontak, maka Engkau menghajar dan menghakimi aku. Aku bersukacita dalam hajaran dan penghakiman-Mu, bahkan seandainya Engkau tidak menginginkan aku, dalam penghakiman-Mu, aku melihat watak-Mu yang kudus dan benar. Saat Engkau menghakimi aku, sehingga orang lain dapat melihat watak-Mu yang benar dalam penghakiman-Mu, aku pun merasa puas. Jika itu dapat mengungkapkan watak-Mu dan memungkinkan watak-Mu yang benar itu terlihat oleh segala makhluk ciptaan, jika itu dapat membuat kasihku kepada-Mu lebih murni, sehingga aku dapat mencapai keserupaan dengan orang yang benar, maka penghakiman-Mu ini sungguh baik, karena demikianlah kehendak-Mu yang baik. Aku tahu, masih ada banyak hal dalam diriku yang memberontak, dan aku masih belum pantas menghadap Engkau. Aku berharap Engkau bahkan menghakimi aku lebih lagi, entah itu melalui lingkungan yang tidak bersahabat atau kesengsaraan besar; bagaimanapun Engkau menghakimi aku, bagiku itu sangat berharga. Kasih-Mu begitu mendalam, dan aku rela menyerahkan diri kepada belas kasih-Mu tanpa bersungut-sungut sedikit pun." Inilah pengetahuan Petrus setelah ia mengalami pekerjaan Tuhan, dan ini juga merupakan kesaksian akan kasihnya kepada Tuhan. ... Menjelang akhir hidupnya, setelah dia dijadikan sempurna, Petrus berkata, "Ya Tuhan! Andai saja aku hidup beberapa tahun lagi, aku ingin memperoleh kasih yang lebih murni dan lebih dalam dari-Mu." Ketika hendak disalibkan, di dalam hatinya dia berdoa, "Ya, Tuhan! Waktu-Mu telah tiba; waktu yang Engkau persiapkan bagiku telah tiba. Aku harus disalibkan bagi-Mu, aku harus menjadi kesaksian untuk Engkau, dan aku berharap agar kasihku dapat memenuhi tuntutan-Mu, sehingga menjadi lebih murni. Hari ini, bisa mati untuk-Mu dan disalibkan bagi-Mu, sangat menghibur dan meyakinkan aku, karena tidak ada yang lebih memuaskan bagiku selain dapat disalibkan bagi-Mu dan memenuhi kehendak-Mu, dan mampu menyerahkan diriku, mempersembahkan hidupku bagi-Mu. Ya, Tuhan! Engkau sangat indah! Seandainya Engkau mengizinkan aku tetap hidup, aku bahkan akan lebih rela mengasihi-Mu. Selama aku hidup, aku akan mengasihi-Mu. Aku ingin mengasihi-Mu lebih dalam lagi. Engkau menghakimi, menghajar, serta mengujiku karena aku tidak benar, sebab aku telah berdosa. Watak-Mu yang benar pun menjadi lebih jelas bagiku. Ini berkat bagiku, sebab aku dapat mengasihi-Mu lebih dalam lagi, dan aku rela mengasihi-Mu dengan cara demikian bahkan seandainya Engkau tidak mengasihiku. Aku bersedia melihat watak-Mu yang benar, karena ini membuat aku lebih mampu hidup dalam kehidupan yang bermakna. Aku merasa bahwa hidupku sekarang lebih berarti, sebab aku disalibkan demi Engkau, dan mati bagi-Mu sungguh bermakna. Namun tetap saja aku tidak merasa puas, karena aku terlalu sedikit mengenal tentang Engkau. Aku tahu bahwa aku tidak dapat sepenuhnya memenuhi kehendak-Mu dan terlalu sedikit membalas Engkau. Dalam hidupku, aku tidak mampu mengembalikan diriku seluruhnya kepada-Mu; aku masih jauh dari taraf itu. Saat merenungkan kembali pada saat ini, aku merasa berutang budi kepada-Mu, dan yang kumiliki hanyalah momen ini untuk menebus seluruh kesalahanku dan segenap kasih yang belum kubalaskan kepada-Mu."
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"
Di masa kini, engkau harus menyadari bagaimana agar ditaklukkan, dan bagaimana manusia berperilaku setelah mereka ditaklukkan. Engkau mungkin berkata bahwa engkau telah ditaklukkan, tetapi bisakah engkau tunduk sampai mati? Engkau harus mampu mengikut Dia sampai akhir terlepas dari apakah ada prospek atau tidak, dan engkau tidak boleh kehilangan iman kepada Tuhan dalam lingkungan apa pun. Pada akhirnya, engkau harus mencapai dua aspek kesaksian: kesaksian Ayub—ketundukan sampai mati; dan kesaksian Petrus—kasih yang tertinggi kepada Tuhan. Di satu sisi, engkau harus seperti Ayub: Dia kehilangan semua harta benda, dan sekujur tubuhnya ditimpa penyakit, kendati demikian, dia tidak meninggalkan nama Yahweh. Ini adalah kesaksian Ayub. Petrus mampu mengasihi Tuhan sampai mati; ketika dia menghadapi kematiannya, dia tetap mengasihi Tuhan, ketika dia disalib, dia tetap mengasihi Tuhan. Dia tidak memikirkan prospeknya sendiri atau mengejar harapan yang indah atau pikiran yang muluk-muluk, dan dia hanya berusaha untuk mengasihi Tuhan dan tunduk pada semua pengaturan Tuhan. Itulah standar yang harus kaucapai sebelum engkau dapat dianggap telah menjadi kesaksian, sebelum engkau menjadi orang yang telah disempurnakan setelah ditaklukkan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Fakta Sesungguhnya di Balik Pekerjaan Penaklukan (2)"
Kutipan Film Terkait
Setelah Mengetahui Putrinya Mengidap Kanker
Kesaksian Pengalaman Terkait
Panen yang Dituai melalui Penyakit
Setelah Kematian Istriku
Lagu Pujian Terkait
Ujian Memerlukan Iman
Engkau Harus Menjadi Saksi Bagi Tuhan dalam Segala Hal
Jadilah Saksi Seperti Ayub dan Petrus
Pemenang adalah Mereka yang Memberikan Kesaksian yang Baik untuk Tuhan