Enam Indikator Pertumbuhan dalam Hidup (Bagian Tiga)
Ketika engkau mengalami pekerjaan Tuhan, engkau harus terlebih dahulu menerima firman-Nya yang mengungkapkan natur dan esensi manusia. Jika engkau mampu memahami dengan jelas watak rusak di dalam diri manusia dan kenyataan tentang kerusakan mereka, dan jika engkau benar-benar mengenal dirimu sendiri, maka bukankah ini akan menjadi jalan bagimu untuk memperoleh keselamatan? Caramu memperlakukan firman Tuhan yang menghakimi dan menyingkapkan manusia sangatlah penting. Pertama-tama, engkau harus merenungkan dan memahami firman Tuhan yang mengungkapkan natur manusia; jika engkau mampu memahami dengan jelas bahwa apa yang telah firman Tuhan ungkapkan sepenuhnya sesuai dengan keadaanmu yang sebenarnya, maka engkau akan menuai hasilnya. Ada orang-orang yang, setelah selesai membaca firman Tuhan, selalu membandingkannya dengan orang lain; mereka selalu menganggap bahwa firman itu ditujukan kepada orang lain, dan bahwa firman yang Tuhan ucapkan tidak ada hubungannya dengan diri mereka, sekeras apa pun firman itu. Ini menyusahkan—orang seperti ini tidak menerima kebenaran. Lalu bagaimana seharusnya engkau memperlakukan firman Tuhan? Setiap kali engkau membaca firman Tuhan, engkau harus membandingkan dirimu sendiri dengan firman tersebut, merujuk firman itu kepada keadaanmu sendiri, kepada pemikiran dan sudut pandangmu sendiri, dan merujuk firman itu kepada perilakumu sendiri. Jika engkau benar-benar selaras dengan firman itu dan mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalahmu sendiri, maka dengan cara ini, engkau akan menuai hasilnya. Engkau kemudian harus menggunakan kenyataan kebenaran yang kaupahami untuk membantu orang lain; membantu mereka untuk memahami kebenaran dan menyelesaikan masalah, membantu mereka untuk datang ke hadirat Tuhan, dan menerima firman-Nya dan kebenaran. Ini menunjukkan kasihmu kepada orang lain, dan engkau mampu menuai hasil darinya; itu akan bermanfaat bagimu dan bagi orang lain, hasilnya dua kali lipat. Bertindak seperti ini akan membuatmu menjadi orang yang berguna di rumah Tuhan; jika engkau memiliki kenyataan kebenaran seperti itu, engkau akan mampu menjadi saksi bagi Tuhan. Bukankah engkau kemudian diterima oleh Tuhan? Engkau harus menggunakan cara yang sama untuk menerima dan tunduk pada semua firman yang telah Tuhan ungkapkan kepada manusia, dan kemudian menganalisis dan mengenal dirimu sendiri. Tahukah engkau semua bagaimana membandingkan dirimu dengan cara seperti ini? (Sedikit.) Jika Tuhan berfirman bahwa engkau adalah Iblis, bahwa engkau adalah setan, bahwa engkau memiliki watak yang rusak, dan bahwa engkau menentang Dia, maka engkau mungkin mampu membandingkan dirimu sendiri dengan berbagai hal yang lebih besar ini; tetapi ketika firman-Nya menyentuh keadaan dan perwujudan tertentu lainnya untuk memastikan orang seperti apa dirimu, engkau tidak mampu membandingkan dirimu sendiri dengan firman itu, dan engkau tidak mampu menerima firman itu—ini sangat menyusahkan. Apa artinya? (Artinya, kami tidak benar-benar mengenal diri kami sendiri.) Engkau tidak benar-benar mengenal dirimu sendiri, dan engkau tidak menerima kebenaran, bukankah demikian? (Ya.) Orang perlu perlahan-lahan memahami perkataan yang Tuhan gunakan untuk menyingkapkan manusia, seperti "belatung", "setan najis", "tidak berharga", "sampah", dan "tidak berguna". Apakah tujuan Tuhan menyingkapkan manusia adalah untuk menghukum mereka? (Tidak.) Lalu apa tujuannya? (Agar orang mengenal diri mereka sendiri, dan membuang kerusakan di dalam diri mereka.) Benar. Tujuan Tuhan menyingkapkan berbagai hal ini adalah agar engkau mampu mengenal dirimu sendiri, memperoleh kebenaran dalam prosesnya, dan memahami maksud-Nya. Jika Tuhan menyingkapkanmu sebagai belatung, sebagai orang yang hina, sebagai orang yang tidak berguna, bagaimana engkau harus melakukan penerapannya? Engkau mungkin berkata, "Tuhan berfirman bahwa aku adalah belatung, jadi aku akan menjadi belatung. Tuhan berfirman aku tidak berguna, jadi aku akan menjadi orang yang tidak berguna. Tuhan berfirman aku sama sekali tidak berharga, jadi aku akan menjadi sampah yang tidak berharga. Tuhan berfirman bahwa aku adalah setan yang najis, bahwa aku adalah Iblis, jadi aku akan menjadi setan yang najis, aku akan menjadi Iblis." Inikah caranya untuk memperoleh kebenaran? (Tidak.) Tujuan Tuhan mengucapkan firman ini, tujuan akhir-Nya dalam semua penghakiman, hajaran, dan penyingkapan-Nya, adalah memungkinkan manusia untuk memahami maksud-Nya, memulai jalan menerapkan kebenaran, mengenal Tuhan, dan tunduk kepada-Nya. Jika orang selalu salah paham terhadap Tuhan saat mereka menempuh jalan ini, jika mereka sering tidak mampu untuk sepenuhnya menerima penghakiman dan hajaran-Nya, dan jika pemberontakan mereka terlalu besar, maka apa yang mampu mereka lakukan? Engkau harus sering datang ke hadapan Tuhan, menerima pemeriksaan-Nya, mengizinkan Dia untuk memimpinmu melewati ujian dan pemurnian berulang kali, dan mengizinkan Dia mengatur keadaan untuk menahirkanmu. Kerusakan di dalam diri manusia begitu dalam, mereka membutuhkan Tuhan untuk menahirkan mereka! Jika orang tidak memiliki kemauan untuk melakukan hal ini, jika mereka selalu memanjakan diri dalam menikmati kenyamanan, jika mereka selalu bingung, dan jika mereka sama sekali tidak mencari kebenaran, maka harapan mereka untuk memperoleh kebenaran akan sangat tipis. Ada banyak perwujudan nyata dari Tuhan yang memeriksa lubuk hati manusia, yang dapat dilihat dari banyak hal dalam watak rusak dalam diri manusia yang Tuhan singkapkan. Hanya Tuhanlah yang mampu memahami hal-hal di dalam natur dan esensi manusia. Jadi, jika engkau tidak mendengarkan firman Tuhan, tidak hidup seperti yang Tuhan perintahkan kepadamu, dan tidak percaya kepada-Nya atau tidak melaksanakan tugasmu seperti yang telah Dia perintahkan kepadamu, maka engkau tidak akan memiliki cara untuk menempuh jalan memenuhi kehendak Tuhan; engkau tidak akan memiliki cara untuk menempuh jalan yang benar dari kepercayaan kepada Tuhan, dan akan sangat sulit bagimu untuk memperoleh keselamatan. Apakah yang Kukatakan ini benar? (Ya.) Mampukah orang memuaskan maksud Tuhan dengan percaya kepada-Nya menurut cara mereka sendiri? (Tidak.) Metode, imajinasi, dan cara serta sarana yang manusia gunakan untuk mencapainya tidak sesuai dengan kebenaran, jadi kepercayaan kepada Tuhan semacam ini tidak akan pernah memuaskan Dia.
Aku baru saja membahas indikator keempat tentang bagaimana menilai apakah orang telah mengalami pertumbuhan atau belum dalam jalan masuk kehidupan mereka, yaitu sejauh mana orang mampu tunduk kepada Tuhan melalui orang, peristiwa, dan hal-hal yang mereka hadapi. Apa yang menentukan sejauh mana engkau mampu tunduk kepada Tuhan? Jika engkau tidak mampu mengerti atau memahami firman Tuhan, jika engkau sama sekali tidak mampu memahami berbagai hal yang Tuhan firmankan dan tuntut, akan mampukah engkau tunduk kepada-Nya? (Tidak.) Ini terlalu sulit. Jadi sebenarnya, apa yang orang butuhkan agar dapat mencapai ketundukan? (Pemahaman akan kebenaran.) Jika orang memahami kebenaran, bukankah itu setara dengan memahami maksud Tuhan? (Ya.) Hanya setelah mereka memahami maksud Tuhan, barulah mereka mampu secara berangsur-angsur mencapai ketundukan kepada Tuhan dan memenuhi maksud-Nya.
Dalam menilai apakah orang sudah mengalami pertumbuhan atau belum dalam jalan masuk kehidupan mereka, ada indikator penting lainnya, yaitu apakah engkau mampu memahami maksud Tuhan dan memperoleh kebenaran atau tidak di tengah berbagai hal yang kauhadapi. Jadi, ketika sebagian besar darimu menghadapi suatu masalah atau keadaan, seberapa banyak kebenaran yang mampu kaupahami darinya? Mampukah engkau memperoleh kebenaran darinya? Apakah engkau memperoleh kebenaran dalam sebagian besar masalah, atau sering kali engkau tidak mampu memperoleh kebenaran, selalu merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus kaulakukan? (Sering kali, kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan.) Inilah keadaanmu yang sebenarnya: sering kali engkau tidak mampu memperoleh kebenaran. Ini menunjukkan apa? Ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhanmu sangat rendah, dan ketika engkau menghadapi banyak masalah, engkau tidak memiliki tingkat pertumbuhan atau kenyataan kebenaran yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Entah engkau menghadapi ujian atau pencobaan, engkau tidak berdiri teguh dalam kesaksianmu, sehingga engkau tidak memiliki kenyataan kebenaran. Jika engkau tidak mampu memahami yang sebenarnya mengenai masalahmu sendiri, dan engkau tidak tahu bagaimana mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalahmu sendiri, maka engkau telah gagal sepenuhnya. Jika engkau kembali menghadapi ujian yang sama, engkau akan tetap merasa bingung, dan engkau akan menggunakan cara yang sama untuk menyelesaikannya dan memperlakukannya dengan sikap yang sama. Bukankah ini menunjukkan kurangnya pertumbuhan? (Ya.) Sejauh manakah tingkat pertumbuhanmu terhenti saat ini? Ketika sesuatu terjadi padamu, engkau menjadi bingung, dan kemudian engkau mencari firman Tuhan, lagu-lagu pujian, khotbah dan persekutuan, serta berbagai prinsip yang biasa kaugunakan, atau engkau pergi mencari orang untuk bersekutu dengan mereka—apakah ini tingkat pertumbuhanmu sekarang ini? (Ya.) Jadi, apakah tingkat pertumbuhanmu tinggi atau rendah? (Rendah.) Mampukah engkau hidup mandiri dengan tingkat pertumbuhan seperti ini? Mampukah engkau menyelesaikan masalahmu seorang diri? (Tidak.) Jika engkau semua saat ini berada pada tingkat pertumbuhan seperti ini, maka segera setelah engkau meninggalkan kehidupan bergereja, meninggalkan saudara-saudarimu, meninggalkan keadaan dan posisi di mana engkau melaksanakan tugasmu, masih mampukah engkau semua mengikuti Tuhan? Mampukah engkau benar-benar mengikuti-Nya sampai akhir? Ini belum bisa diketahui. Bisa saja setelah tiga atau lima tahun, engkau mungkin masih mengikuti Tuhan, tetapi perilaku dan tingkah lakumu, tujuan yang kaukejar, arah hidupmu, sudut pandangmu tentang berbagai hal, caramu bergaul dengan orang lain, dan sikapmu dalam menangani masalah, tak satu pun dari semua hal ini yang telah berubah, dan engkau tidak akan ada bedanya dengan orang tidak percaya. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa engkau hanya menyebut dirimu orang percaya, engkau masih percaya kepada Tuhan sekadar sebutan, dan engkau masih menyebut dirimu sebagai salah seorang pengikut-Nya. Intinya, bagaimanapun juga, Tuhan tidak lagi ada di hatimu, engkau tidak lagi mempertahankan jalan-Nya di dalam hatimu, dan engkau tidak ada hubungannya dengan Dia. Karena engkau sering datang ke hadapan Tuhan tanpa tahu apa yang harus kauucapkan dalam doa kepada-Nya atau apa yang harus kaucari, dan tidak punya apa pun untuk kaukatakan kepada-Nya di dalam hatimu, engkau mulai menjauh dari Tuhan. Ketika engkau menghadapi berbagai hal, engkau tidak menjadikan firman Tuhan sebagai penuntunmu, engkau juga tidak tahu bagaimana mencari kebenaran, dan engkau bertindak berdasarkan imajinasimu sendiri. Dengan demikian, bukankah engkau telah sepenuhnya menjadi pengikut yang bukan orang percaya? Apa yang Kumaksudkan dengan perkataan ini? Sebelum orang memperoleh kebenaran, mereka selalu merasa bingung ketika sesuatu terjadi pada mereka, mereka tidak tahu cara menerapkan kebenaran, dan mereka tidak tahu bagaimana menangani segala sesuatu sesuai dengan maksud Tuhan. Entah engkau berada dalam keadaan yang baik atau buruk, entah engkau sedang dicobai atau diuji, engkau selalu merasa bingung; engkau hanya secara pasif menanganinya, dan engkau tidak mampu menggunakan sikap positif atau kebenaran untuk menyelesaikan segala sesuatu. Apa pun keadaan yang kauhadapi, engkau sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menanggungnya, dan engkau tidak mampu berinisiatif menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan masalah. Meskipun engkau mencari kebenaran pada saat itu juga untuk menyelesaikannya dan berusaha memenuhi maksud Tuhan mengenai masalah ini, engkau tak akan mampu melakukannya. Jadi, berapa banyak dari tingkah laku dan kehidupanmu yang berkaitan dengan Tuhan, berkaitan dengan tingkah laku dan kehidupan yang seharusnya orang percaya miliki? Jika hanya satu persen dalam hal formalitas dan keinginan subjektif hatimu yang berkaitan dengan Tuhan, dan sembilan puluh sembilan persennya tidak berkaitan dengan kebenaran, maka engkau akan sama seperti yang telah Tuhan firmankan: "Engkau semua telah melakukan banyak hal yang tidak sesuai dengan kebenaran." Bukankah ini menakutkan dan berbahaya? (Ya.) Ini sangat menakutkan, dan sangat berbahaya. Jadi, masalah apakah yang orang hadapi? Jika orang meninggalkan keadaan yang telah Tuhan atur, mereka akan kehilangan kesempatan bagi Tuhan untuk menyempurnakan mereka, mereka menjadi tidak layak untuk mendapat pertimbangan Tuhan yang sungguh-sungguh, dan mereka kehilangan pelajaran yang dengan sengaja Tuhan atur untuk mereka. Ini adalah hal yang paling mendukakan Tuhan. Tuhan mengatur keadaan yang tepat bagi manusia agar mereka mampu mengejar kebenaran. Jika orang meninggalkan tugas mereka, menyerah dalam mengejar kebenaran, tidak membaca firman Tuhan, dan mampu meninggalkan Tuhan kapan pun dan di mana pun, apakah mereka adalah pengikut Tuhan yang tulus? Sama sekali bukan. Engkau semua mungkin mampu memahami hal ini dengan jelas—inilah tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya saat ini. Orang yang tidak mengejar kebenaran sama sekali tidak memahami maksud Tuhan. Jika orang sama sekali tidak memahami keadaan yang Tuhan atur bagi mereka, mereka juga tidak tahu cara berdoa atau bersekutu dengan Tuhan, tingkat pertumbuhan seperti apakah yang orang-orang ini miliki? Bukankah tingkat pertumbuhan mereka terlalu rendah, dan mereka tidak tahu cara mengejar kebenaran? Jika mereka tidak tahu cara mengejar kebenaran, bagaimana mereka akan mampu memperolehnya? Dari sudut pandang subjektif, engkau mungkin menganggap bahwa engkau telah membuang segalanya dan bahwa kepercayaanmu kepada Tuhan adalah benar, tetapi sebenarnya, engkau tidak menerima kebenaran, dan Tuhan belum mendapatkan hatimu—bukankah demikian? (Ya.) Tuhan belum mendapatkan hatimu, yang berarti bahwa dalam banyak hal, engkau masih mampu menentang dan mengkhianati Tuhan, dan meninggalkan-Nya, sampai pada titik di mana engkau bahkan akan menyangkal keberadaan Tuhan. Engkau tidak hanya tidak tunduk kepada Tuhan, tidak setia kepada-Nya, dan tidak takut pada-Nya, tetapi engkau juga mampu menentang dan mengkhianati Tuhan kapan pun dan di mana pun. Inilah keadaan orang sebelum mereka memperoleh kebenaran. Apa tujuan-Ku mengatakan semua ini kepadamu? Mengapa Aku mengucapkan firman ini? Apakah untuk mengkritikmu? (Tidak, ini bertujuan untuk memungkinkan kami mengetahui tingkat pertumbuhan kami yang sebenarnya.) Firman ini adalah peringatan bagimu dan akan bermanfaat bagimu. Sebagai orang percaya, jika engkau tidak memperoleh kebenaran, engkau tidak akan pernah mendapatkan Tuhan, dan Dia tidak akan memiliki cara untuk mendapatkanmu. Dengan demikian, mengejar kebenaran dalam kepercayaanmu kepada Tuhan adalah hal yang paling penting.
Untuk mengejar kebenaran, orang harus berfokus untuk menerapkan kebenaran, tetapi dari mana orang harus mulai menerapkan kebenaran? Tidak ada peraturan untuk hal ini. Engkau harus menerapkan aspek kebenaran mana pun yang kaupahami. Jika engkau telah memulai suatu tugas, maka engkau harus mulai menerapkan kebenaran dalam pelaksanaan tugasmu. Dalam melaksanakan tugasmu, ada banyak aspek kebenaran yang harus diterapkan, dan engkau harus menerapkan aspek kebenaran mana pun yang kaupahami. Misalnya, engkau bisa memulainya dengan menjadi orang yang jujur, berbicara dengan jujur, dan membuka hatimu. Jika ada sesuatu yang mengenainya engkau terlalu malu untuk membicarakannya dengan saudara-saudarimu, maka engkau harus berlutut dan menceritakannya kepada Tuhan melalui doa. Apa yang harus kaukatakan kepada Tuhan? Katakan kepada Tuhan apa yang ada di dalam hatimu; jangan mengatakan basa-basi kosong atau mencoba untuk menipu-Nya. Mulailah dengan bersikap jujur. Jika engkau lemah, katakanlah engkau lemah; jika engkau jahat, katakanlah engkau jahat; jika engkau licik, katakanlah engkau licik; jika engkau memiliki pikiran jahat dan berbahaya, katakanlah kepada Tuhan tentang hal itu. Jika engkau selalu bersaing untuk mendapatkan status, katakanlah juga kepada-Nya. Biarkan Tuhan mendisiplinkan dirimu; biarkan Dia mengatur lingkungan untukmu. Biarkan Tuhan membantumu melewati semua kesulitanmu dan membereskan semua masalahmu. Engkau harus membuka hatimu kepada Tuhan; jangan menutup hatimu. Sekalipun engkau menjauhkan Dia, Dia tetap bisa memeriksamu. Namun, jika engkau membuka hatimu kepada-Nya, engkau bisa mendapatkan kebenaran. Jadi, jalan mana yang harus kaupilih? Engkau harus membuka hatimu dan katakan kepada Tuhan apa yang terkandung di dalam hatimu. Engkau sama sekali tak boleh mengatakan sesuatu yang palsu atau menyamarkan dirimu. Engkau harus mulai dengan menjadi orang yang jujur. Selama bertahun-tahun, kita telah mempersekutukan kebenaran tentang menjadi orang yang jujur, tetapi saat ini masih banyak orang yang tetap acuh tak acuh, yang berbicara dan bertindak hanya menurut maksud, keinginan, dan tujuan mereka sendiri, dan yang tidak pernah terpikirkan untuk bertobat. Ini bukanlah sikap orang yang jujur. Mengapa Tuhan meminta orang untuk jujur? Apakah untuk mempermudah mereka menangani orang lain? Tentu saja tidak. Tuhan menuntut orang untuk jujur karena Tuhan mengasihi dan memberkati orang jujur. Menjadi orang jujur berarti menjadi orang yang memiliki hati nurani dan nalar. Itu berarti menjadi orang yang dapat dipercaya, orang yang Tuhan kasihi, dan orang yang mampu menerapkan kebenaran dan mengasihi Tuhan. Menjadi orang yang jujur adalah perwujudan paling mendasar dari orang yang memiliki kemanusiaan normal dan yang hidup dalam keserupaan dengan manusia sejati. Jika orang tidak pernah bersikap jujur, atau dianggap jujur, mereka tidak dapat memahami kebenaran, apalagi mendapatkan kebenaran. Jika engkau tidak percaya kepada-Ku, silakan engkau melihatnya sendiri, atau silakan engkau sendiri mengalaminya. Hanya dengan menjadi orang yang jujur, hatimu dapat terbuka kepada Tuhan, engkau dapat menerima kebenaran, kebenaran dapat menjadi hidupmu dalam hatimu, dan engkau dapat memahami dan memperoleh kebenaran. Jika hatimu selalu tertutup, jika engkau tidak membuka dirimu, atau tidak mengatakan siapa pun apa yang terkandung di dalam hatimu, sehingga tidak ada yang bisa memahamimu, maka tembokmu terlalu tebal, dan engkau adalah orang yang paling licik. Jika engkau percaya kepada Tuhan, tetapi tidak mampu secara murni membuka diri kepada Tuhan, jika engkau bisa berbohong kepada Tuhan atau melebih-lebihkan untuk menipu Tuhan, jika engkau tidak mampu membuka hatimu kepada Tuhan, dan masih bisa bicara berputar-putar dan menyembunyikan niatmu, maka engkau hanya akan merugikan dirimu sendiri, dan Tuhan akan mengabaikanmu dan tidak akan bekerja di dalam dirimu. Engkau tidak akan memahami kebenaran apa pun, dan tidak akan mendapatkan kebenaran apa pun. Jadi, mampukah engkau semua memahami pentingnya mengejar dan memperoleh kebenaran? Apa hal pertama yang harus kaulakukan untuk mengejar kebenaran? Engkau harus menjadi orang yang jujur. Hanya jika orang berusaha untuk jujur, barulah mereka dapat mengetahui betapa rusaknya mereka, entah mereka benar-benar memiliki keserupaan dengan manusia atau tidak, dan entah mereka mengenal diri mereka sendiri dengan jelas atau menyadari kekurangan mereka sendiri atau tidak. Hanya jika mereka menerapkan kejujuran, barulah mereka dapat menyadari seberapa banyak kebohongan yang mereka katakan dan sedalam apa tersembunyinya kelicikan dan ketidakjujuran mereka. Hanya ketika orang memiliki pengalaman menerapkan kejujuran, barulah mereka dapat secara berangsur-angsur mengetahui kebenaran tentang kerusakan mereka sendiri dan mengetahui esensi dari natur mereka sendiri, dan baru pada saat itulah watak rusak mereka akan terus-menerus disucikan. Hanya selama proses watak rusak mereka disucikan secara terus-menerus itulah, orang akan mampu memperoleh kebenaran. Luangkan waktumu untuk mengalami firman Tuhan ini. Tuhan tidak menyempurnakan orang yang licik. Jika hatimu tidak jujur—jika engkau bukan orang yang jujur—engkau tidak akan didapatkan oleh Tuhan. Demikian pula, engkau tidak akan mendapatkan kebenaran dan juga tak akan mampu mendapatkan Tuhan. Apa maksudnya engkau tidak mendapatkan Tuhan? Jika engkau tidak mendapatkan Tuhan dan engkau belum memahami kebenaran, engkau tidak akan mengenal Tuhan, dan karena itu engkau tidak mungkin bisa sesuai dengan Tuhan, di mana dalam hal ini, engkau adalah musuh Tuhan. Jika engkau tidak sesuai dengan Tuhan, dan Tuhan bukan Tuhanmu; dan jika Tuhan bukan Tuhanmu, engkau tidak dapat diselamatkan. Jika engkau tidak berusaha memperoleh keselamatan, mengapa engkau percaya kepada Tuhan? Jika engkau tidak dapat memperoleh keselamatan, engkau akan selamanya menjadi musuh sengit Tuhan, dan kesudahanmu akan ditetapkan. Jadi, jika orang ingin diselamatkan, mereka harus memulainya dengan bersikap jujur. Pada akhirnya, orang-orang yang didapatkan oleh Tuhan memiliki suatu ciri. Tahukah engkau semua apa ciri tersebut? Ada tertulis dalam kitab Wahyu, di Alkitab: "Dan di dalam mulut mereka tidak ditemukan dusta; mereka tidak bercacat" (Wahyu 14:5). Siapakah "mereka"? Mereka adalah orang-orang yang diselamatkan, disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan. Bagaimana Tuhan menggambarkan orang-orang ini? Apa karakteristik dan pengungkapan dari tingkah laku mereka? Mereka tidak bercacat. Mereka tidak berkata dusta. Engkau semua mungkin dapat mengerti dan memahami apa artinya tidak berkata dusta: itu artinya bersikap jujur. Apa yang dimaksud dengan "tidak bercacat"? Itu berarti tidak melakukan kejahatan. Dan di atas dasar apa tidak melakukan kejahatan dibangun? Tanpa ragu, itu dibangun di atas dasar takut akan Tuhan. Karena itu, tidak bercacat berarti takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Bagaimana Tuhan mendefinisikan orang yang tidak bercacat? Di mata Tuhan, hanya orang yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan yang sempurna; jadi, orang yang tidak bercacat adalah orang yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, dan hanya orang sempurna yang tidak bercacat. Ini sepenuhnya benar. Jika orang berdusta setiap hari, bukankah itu suatu cacat? Jika mereka berbicara dan bertindak sesuai dengan keinginan mereka sendiri, bukankah itu suatu cacat? Jika mereka selalu meminta pengakuan ketika mereka bertindak, selalu meminta upah dari Tuhan, bukankah itu suatu cacat? Jika mereka tidak pernah meninggikan Tuhan, selalu memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri, bukankah itu suatu cacat? Jika mereka melaksanakan tugas mereka dengan asal-asalan, bertindak demi keuntungan diri sendiri, memendam niat jahat, dan mengendur, bukankah itu suatu cacat? Semua penyingkapan dari watak yang rusak ini adalah cacat. Hanya saja, sebelum orang memahami kebenaran, mereka tidak mengetahuinya. Saat ini, engkau semua tahu bahwa penyingkapan dari kerusakan ini adalah cacat dan kecemaran; hanya setelah engkau memahami sedikit kebenaran, barulah engkau mampu memiliki pemahaman semacam ini. Semua yang berkaitan dengan penyingkapan kerusakan ini berkaitan dengan dusta; perkataan di dalam Alkitab, "tidak ditemukan perkataan dusta", adalah unsur penting untuk merenungkan apakah engkau memiliki cacat atau tidak. Jadi, dalam menilai apakah orang telah mengalami pertumbuhan dalam hidupnya atau belum, ada satu lagi indikator, yaitu: apakah engkau telah menjadi orang yang jujur atau belum, berapa banyak perkataan dusta yang dapat ditemukan dalam segala sesuatu yang kaukatakan, dan apakah perkataan dustamu berangsur-angsur berkurang atau masih sama seperti sebelumnya. Jika perkataan dustamu, termasuk perkataanmu yang penuh kepura-puraan dan tipu daya, berangsur-angsur berkurang, itu membuktikan bahwa engkau telah mulai masuk ke dalam kenyataan kebenaran, dan hidupmu sedang bertumbuh. Bukankah ini cara yang nyata untuk memandang segala sesuatu? (Ya.) Jika engkau merasa telah mengalami pertumbuhan, tetapi perkataan dustamu sama sekali belum berkurang, dan engkau pada dasarnya sama seperti orang tidak percaya, maka apakah ini perwujudan normal dari masuk ke dalam kenyataan kebenaran? (Tidak.) Setelah orang masuk ke dalam kenyataan kebenaran, mereka setidaknya akan makin sedikit berdusta; mereka pada dasarnya akan menjadi orang yang jujur. Jika engkau terlalu banyak berdusta dan perkataanmu terlalu banyak mengandung kepalsuan, ini membuktikan bahwa engkau sama sekali belum berubah, dan engkau belum menjadi orang yang jujur. Jika engkau bukan orang yang jujur, maka engkau tidak akan memiliki jalan masuk kehidupan, jadi pertumbuhan apa yang dapat kaualami? Watak rusak di dalam dirimu masih utuh, dan engkau adalah orang tidak percaya dan setan. Menjadi orang yang jujur merupakan indikator untuk menilai apakah orang telah mengalami pertumbuhan dalam hidupnya atau belum; orang harus tahu bagaimana membandingkan hal-hal ini terhadap diri mereka sendiri dan tahu bagaimana menilai diri mereka sendiri.
Secara keseluruhan, ada berapa indikator tentang apakah orang telah mengalami pertumbuhan dalam jalan masuk kehidupan mereka yang telah kita persekutukan? (Enam.) Sebutkan secara singkat keenam indikator ini. (Yang pertama adalah apakah orang percaya atau tidak dalam hati mereka bahwa memilih jalan kepercayaan kepada Tuhan itu benar, sangat alami, dan wajar, apakah mereka sudah meyakini bahwa jalan ini adalah jalan hidup yang benar, dan apakah mereka memiliki tekad dan kemauan untuk mengikuti Tuhan tanpa keraguan. Yang kedua adalah apakah mereka sudah mengubah sudut pandang mereka atau belum tentang orang, dunia, masyarakat ini, jalan hidup, tujuan, dan arah, serta makna dan nilai kehidupan. Yang ketiga adalah apakah manusia memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan atau tidak. Yang keempat adalah apakah mereka mampu tunduk kepada Tuhan atau tidak melalui orang, peristiwa, hal-hal, dan berbagai keadaan yang mereka hadapi, dan sejauh mana mereka mampu tunduk. Yang kelima adalah apakah orang mampu memahami maksud Tuhan dan memperoleh kebenaran atau tidak ketika sesuatu terjadi pada mereka. Yang keenam adalah apakah mereka sudah menjadi orang yang jujur atau belum.) Engkau semua harus sering memeriksa dirimu sendiri untuk melihat apakah engkau sudah masuk ke dalam hal-hal ini, dan mempersekutukannya dalam pertemuan atau belum. Jika engkau tidak selalu berfokus pada hal-hal ini, hidupmu tak akan bisa bertumbuh, dan watakmu tak akan bisa berubah. Orang mendapatkan hasil dalam hal apa pun yang mereka fokuskan, di mana pun mereka mengerahkan upaya. Jika engkau selalu berfokus pada doktrin, maka engkau hanya akan memperoleh doktrin; jika engkau berfokus untuk mendapatkan status dan kekuasaan, maka status dan kekuasaanmu mungkin stabil, tetapi engkau tidak akan memperoleh kebenaran, dan engkau akan disingkirkan. Tugas apa pun yang kaulaksanakan, jalan masuk kehidupan adalah hal yang penting. Engkau tidak boleh santai dalam hal ini, dan engkau juga tidak boleh lalai.
31 Januari 2017
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.