Firman Tuhan | "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II" (Bagian Tiga)
Beberapa materi dalam video ini berasal dari: 【All Bible quotations in this video are translated freely from English Bible.】...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Engkau juga seharusnya mengenal jenis watak rusak yang keenam ini: watak yang jahat. Mari kita mulai dengan ketika orang memberitakan Injil. Ada orang-orang yang memperlihatkan watak yang jahat ketika mereka memberitakan Injil. Mereka tidak memberitakan berdasarkan prinsip, dan mereka juga tidak tahu orang seperti apa yang mencintai kebenaran dan memiliki kemanusiaan; mereka hanya mencari lawan jenis yang cocok dengan mereka, yang mereka sukai dan yang dengannya mereka bisa bergaul. Mereka tidak memberitakan kepada orang-orang yang tidak mereka sukai atau yang dengannya mereka tak bisa bergaul. Tanpa peduli apakah seseorang itu sesuai dengan prinsip untuk Injil diberitakan kepadanya atau tidak, jika orang tersebut adalah orang yang kepadanya mereka merasa tertarik, mereka tidak akan menyerah terhadapnya. Orang lain mungkin telah memberi tahu mereka bahwa orang itu tidak sesuai dengan prinsip untuk Injil diberitakan kepadanya, tetapi mereka tetap bersikeras memberitakannya kepada orang tersebut. Ada sebuah watak dalam diri mereka yang mengendalikan tindakan mereka, yang membuat mereka ingin memuaskan hasrat cabul mereka dan mencapai tujuan mereka sendiri dengan mengatasnamakan pemberitaan Injil. Ini tak lain adalah watak yang jahat. Bahkan ada orang-orang yang tahu betul bahwa melakukannya adalah salah, dan bahwa melakukannya menyinggung Tuhan dan melanggar ketetapan administratif-Nya, tetapi mereka tidak berhenti melakukannya. Ini sejenis watak, bukan? (Ya.) Ini adalah salah satu perwujudan dari watak yang jahat, tetapi kita tidak boleh hanya menggambarkan penyingkapan hasrat cabul sebagai kejahatan; cakupan kejahatan lebih luas daripada sekadar nafsu daging. Coba pikirkan: apa sajakah perwujudan lain dari watak yang jahat? Karena ini adalah sebuah watak, ini lebih daripada sekadar cara bertindak, ini melibatkan banyak keadaan, perwujudan, dan penyingkapan berbeda, yang semuanya didefinisikan sebagai sebuah watak. (Mengikuti tren-tren duniawi, tidak melepaskan hal-hal yang berkaitan dengan tren-tren dunia.) Tidak melepaskan tren-tren jahat adalah salah satunya. Terikat dengan tren-tren jahat dunia, mengejar semua itu, disibukkan oleh semua itu, mengejar semua itu dengan semangat yang besar. Ada orang-orang yang tak pernah melepaskan hal-hal ini seperti apa pun kebenaran dipersekutukan kepada mereka, seperti apa pun diri mereka dipangkas; ini bahkan mencapai titik di mana mereka menjadi terobsesi. Ini adalah kejahatan. Jadi, ketika orang mengikuti tren-tren jahat, perwujudan apa yang menunjukkan bahwa mereka memiliki watak yang jahat? Mengapa mereka menyukai hal-hal ini? Apa yang ada dalam tren-tren duniawi yang jahat ini yang memberi mereka kepuasan psikologis, yang memuaskan kebutuhan mereka, serta memuaskan kegemaran dan keinginan mereka? Sebagai contoh, misalkan mereka menyukai bintang film: hal-hal apa dari para bintang film ini yang membuat mereka menjadi terobsesi dan membuat mereka mengikuti orang-orang ini? Gaya khas, bakat, penampilan, dan ketenaran, serta kehidupan mewah orang-orang inilah yang mereka dambakan. Semua hal yang mereka ikuti ini, apakah semua ini jahat? (Ya.) Mengapa dikatakan bahwa semua ini jahat? (Karena semua itu bertentangan dengan kebenaran dan hal-hal positif, dan semua itu tidak sesuai dengan tuntutan Tuhan.) Ini adalah doktrin. Silakan menelaah para selebritas dan bintang film ini: gaya hidup mereka, sikap mereka, bahkan kepribadian dan pakaian mereka yang sangat dipuja oleh semua orang. Mengapa mereka menjalani kehidupan yang seperti itu? Dan mengapa mereka menginspirasi orang lain untuk mengikuti mereka? Mereka mengerahkan banyak upaya untuk semua ini. Mereka memiliki penata rias dan penata gaya pribadi untuk menciptakan citra diri mereka ini. Jadi, apa tujuan mereka menciptakan citra diri seperti ini? Untuk menarik orang, menyesatkan orang, membuat orang mengikuti mereka, dan untuk mendapatkan keuntungan dari hal ini. Jadi, entah orang memuja ketenaran para bintang film ini, atau penampilan mereka, atau kehidupan mereka, semua ini adalah tindakan yang benar-benar bodoh dan tidak masuk akal. Jika orang memiliki rasionalitas, mengapa mereka justru memuja para setan? Setan adalah hal-hal yang menyesatkan, mengelabui, dan merugikan manusia. Setan-setan tidak percaya kepada Tuhan dan mereka sama sekali tidak menerima kebenaran. Semua setan mengikuti Iblis. Apa tujuan orang-orang yang mengikuti dan memuja setan dan Iblis? Mereka ingin meniru setan-setan ini, mencontoh setan-setan ini, dengan harapan bahwa suatu hari nanti, mereka pun akan menjadi setan, yang sama cantik atau tampan dan sama seksinya dengan para setan dan selebritas ini. Mereka senang menikmati perasaan ini. Siapa pun selebritas atau tokoh terkemuka yang orang puja, tujuan akhir dari para bintang atau selebritas ini sama, yaitu untuk menyesatkan orang, menarik orang, dan membuat orang memuja dan mengikuti mereka. Bukankah ini adalah watak yang jahat? Ini adalah watak yang jahat, dan ini terlihat dengan sangat jelas.
Watak yang jahat juga terwujud dengan cara lainnya. Ada orang-orang yang melihat bahwa pertemuan di rumah Tuhan selalu melibatkan pembacaan firman Tuhan, persekutuan kebenaran, dan diskusi tentang pengenalan diri sendiri, pelaksanaan tugas yang benar, caranya bertindak berdasarkan prinsip, caranya takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, caranya memahami dan menerapkan kebenaran, dan berbagai aspek kebenaran lainnya. Setelah mendengarkan selama bertahun-tahun, mereka mulai merasa, makin mereka mendengarkan, makin mereka merasa muak, dan mereka mulai mengeluh dengan berkata, "Bukankah tujuan beriman kepada tuhan adalah untuk memperoleh berkat? Mengapa kita selalu membahas tentang kebenaran dan mempersekutukan firman tuhan? Kapan ini akan berakhir? Aku sudah muak!" Namun, mereka tidak ingin kembali ke dunia sekuler. Mereka berpikir, "Beriman kepada tuhan begitu menjemukan, begitu membosankan. Bagaimana aku bisa membuatnya menjadi sedikit lebih menarik? Aku harus menemukan sesuatu yang menarik." Jadi mereka pun bertanya kepada orang-orang di sekitar mereka, "Ada berapa banyak orang yang percaya kepada tuhan di gereja? Ada berapa banyak pemimpin dan pekerja? Berapa banyak yang telah digantikan? Ada berapa banyak mahasiswa muda dan mahasiswa pascasarjana? Apakah ada yang tahu berapa jumlah mereka?" Mereka memperlakukan hal-hal ini dan data-data ini sebagai kebenaran. Watak apakah ini? Ini adalah watak yang jahat, yang biasa disebut sebagai "kekejian". Mereka telah mendengar begitu banyak kebenaran, tetapi tak satu pun dari semua itu yang cukup mengilhami perhatian atau fokus dalam diri mereka. Begitu seseorang menceritakan gosip atau berita internal tertentu, telinga mereka langsung naik, takut ketinggalan berita. Ini adalah kekejian, bukan? (Ya.) Apa ciri-ciri orang yang keji? Mereka sama sekali tidak tertarik akan kebenaran. Mereka hanya tertarik pada hal-hal eksternal, dan mereka tanpa lelah dan dengan rakus mencari gosip dan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan jalan masuk kehidupan mereka, atau dengan kebenaran. Mereka menganggap bahwa memahami hal-hal ini, semua informasi ini, dan mengingat semuanya, berarti mereka memiliki kenyataan kebenaran, bahwa mereka benar-benar merupakan anggota keluarga Tuhan, bahwa mereka pasti akan mendapat perkenan Tuhan dan dapat masuk ke dalam Kerajaan Tuhan. Menurutmu, inikah yang akan terjadi? (Tidak.) Engkau semua mampu memahami yang sebenarnya mengenai hal ini, tetapi banyak orang yang baru percaya kepada Tuhan tidak mampu memahaminya. Mereka terpaku pada informasi ini, mereka mengira bahwa mengetahui hal-hal ini akan membuat mereka menjadi anggota keluarga Tuhan, padahal sebenarnya, Tuhan membenci orang-orang semacam ini, mereka adalah orang-orang yang paling angkuh, dangkal dan bodoh. Tuhan telah menjadi daging pada akhir zaman untuk melakukan pekerjaan menghakimi dan menyucikan manusia, yang efeknya adalah untuk memberikan kebenaran kepada manusia sebagai hidup mereka. Namun, jika orang tidak berfokus untuk makan dan minum firman Tuhan serta selalu berusaha mencari gosip dan berusaha mencari tahu lebih banyak tentang urusan internal gereja, apakah mereka sedang mengejar kebenaran? Apakah mereka adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan benar? Bagi-Ku, mereka adalah orang-orang jahat. Mereka adalah pengikut yang bukan orang percaya. Orang-orang seperti ini juga dapat disebut keji. Mereka hanya pernah berfokus pada desas-desus. Ini memuaskan keingintahuan mereka, tetapi mereka dibenci oleh Tuhan. Mereka bukanlah orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan, apalagi orang yang mengejar kebenaran. Mereka hanyalah hamba Iblis, yang datang untuk mengganggu pekerjaan gereja. Terlebih dari itu, orang-orang yang selalu memeriksa dan menyelidiki Tuhan adalah hamba dan antek si naga merah yang sangat besar. Tuhan paling membenci dan jijik dengan orang-orang ini. Jika engkau percaya kepada Tuhan, mengapa engkau tidak memercayai Tuhan? Ketika engkau memeriksa dan menyelidiki Tuhan, apakah engkau sedang mencari kebenaran? Apakah mencari kebenaran ada hubungannya dengan keluarga tempat Kristus dilahirkan atau lingkungan tempat Dia dibesarkan? Bukankah orang-orang yang selalu menyelidiki Tuhan secara mendetail itu menjijikkan? Jika engkau selalu memiliki gagasan tentang hal-hal yang ada hubungannya dengan kemanusiaan Kristus, engkau seharusnya meluangkan lebih banyak waktu untuk mengejar pengetahuan tentang firman Tuhan; hanya jika engkau memahami kebenaran, barulah engkau akan mampu meluruskan masalah gagasanmu tersebut. Akankah memeriksa latar belakang keluarga Kristus atau keadaan kelahiran-Nya memungkinkanmu untuk mengenal Tuhan? Akankah ini memungkinkanmu untuk mengetahui esensi ilahi Kristus? Sama sekali tidak. Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan mengabdikan diri mereka untuk mengejar firman Tuhan dan kebenaran, hanya inilah cara yang kondusif untuk memahami esensi ilahi Kristus. Namun, mengapa mereka yang selalu memeriksa Tuhan terus-menerus melakukan hal yang keji seperti itu? Manusia sampah yang tidak memiliki pemahaman rohani ini harus segera keluar dari rumah Tuhan! Setelah begitu banyak kebenaran diungkapkan, begitu banyak persekutuan disampaikan selama pertemuan dan khotbah, mengapa engkau masih harus memeriksa Tuhan? Apa artinya jika engkau selalu memeriksa Tuhan? Artinya engkau sangat jahat! Selain itu, bahkan ada orang-orang yang mengira bahwa mempelajari semua informasi sepele ini memberi mereka modal, dan mereka pergi berkeliling memamerkannya kepada orang-orang. Lalu, apa yang akhirnya terjadi? Mereka memuakkan dan menjijikkan bagi Tuhan. Apakah mereka masih manusia? Bukankah mereka adalah setan-setan yang hidup? Bagaimana mungkin mereka adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan? Mereka mencurahkan segenap pikiran mereka untuk memikirkan cara-cara yang jahat dan bengkok ini. Mereka seolah-olah menganggap bahwa makin banyak desas-desus yang mereka ketahui, makin mereka adalah anggota keluarga Tuhan, dan makin mereka memahami kebenaran. Orang-orang seperti ini benar-benar tidak masuk akal. Di rumah Tuhan, tak seorang pun yang lebih menjijikkan daripada mereka.
Ada orang-orang yang selalu berfokus pada hal-hal yang tidak realistis dalam iman mereka. Sebagai contoh, ada orang-orang yang selalu menyelidiki seperti apa Kerajaan itu, di manakah tingkat yang ketiga dari surga itu, seperti apakah dunia orang mati itu, dan berada di manakah neraka itu. Mereka selalu menyelidiki misteri, bukannya berfokus pada jalan masuk kehidupan. Ini adalah kekejian, ini adalah kejahatan. Sebanyak apa pun khotbah dan persekutuan yang mereka dengar, masih ada orang-orang yang tidak memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan kebenaran, mereka juga tidak tahu bagaimana mereka harus menerapkannya. Setiap kali ada waktu, mereka menyelidiki firman Tuhan, meneliti susunan kata-katanya, mencari semacam sensasi tertentu, dan mereka juga selalu memeriksa apakah firman Tuhan telah digenapi atau belum. Jika sudah, mereka yakin bahwa ini adalah pekerjaan Tuhan, dan jika belum digenapi, mereka menyangkal bahwa ini adalah pekerjaan Tuhan. Bukankah mereka tidak masuk akal? Bukankah ini kekejian? Apakah manusia selalu dapat melihat kapan firman Tuhan telah digenapi? Manusia belum tentu dapat melihat kapan firman Tuhan tertentu telah digenapi. Bagi manusia, beberapa dari firman-Nya tampaknya belum digenapi, tetapi bagi Tuhan, itu telah digenapi. Manusia sama sekali tak mampu memahami hal-hal ini dengan jelas; adalah hak istimewa jika mereka mampu memahami 20 persennya saja. Ada orang-orang yang menghabiskan seluruh waktunya untuk mempelajari firman Tuhan tanpa menaruh perhatian untuk menerapkan kebenaran atau masuk ke dalam kenyataannya. Bukankah ini berarti mereka sedang melalaikan tugas mereka? Mereka telah mendengar begitu banyak firman Tuhan tetapi tetap tidak memahaminya, dan mereka selalu mencari bukti apakah nubuat tertentu telah digenapi atau belum, memperlakukan hal ini sebagai hidup dan motivasi mereka. Sebagai contoh, ada orang-orang, ketika berdoa, mengatakan hal-hal seperti, "Tuhan jika engkau ingin aku melakukan ini, bangunkan aku pada pukul enam pagi besok; jika engkau tidak ingin aku melakukannya, biarkan aku tidur sampai pukul tujuh." Ini sering kali merupakan cara mereka bertindak, mereka menggunakan ini sebagai prinsip mereka, menerapkannya seakan-akan itu adalah kebenaran. Ini disebut kekejian. Dalam tindakan mereka, mereka selalu mengandalkan perasaan, berfokus pada hal-hal supernatural, mengandalkan desas-desus, dan hal-hal tidak realistis lainnya; mereka selalu memfokuskan tenaga mereka untuk hal-hal keji ini. Ini adalah kejahatan. Seperti apa pun caramu mempersekutukan kebenaran kepada mereka, mereka menganggap kebenaran tidak ada gunanya, dan tidak seakurat mengandalkan perasaan atau validasi melalui perbandingan. Ini adalah kekejian. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan berdaulat atas nasib manusia, dan meskipun mereka berkata mereka mengakui bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, di dalam hatinya, mereka tetap tidak menerima kebenaran, mereka tak pernah memahami segala sesuatu melalui firman Tuhan. Jika seseorang yang terkenal mengatakan sesuatu, mereka yakin bahwa itu adalah kebenaran, dan mengikutinya. Jika seorang peramal atau ahli pembaca wajah mengatakan bahwa mereka akan dipromosikan menjadi manajer tahun depan, mereka memercayainya. Bukankah ini adalah kekejian? Mereka memercayai ramalan, nujum, dan hal-hal supernatural, dan hanya memercayai hal-hal keji ini. Itu sama seperti ketika orang berkata, "Aku memahami semua kebenaran, aku hanya tidak mampu menerapkannya. Aku tidak tahu apa masalahnya." Sekarang kita memiliki jawaban atas pertanyaan ini: karena mereka keji. Seperti apa pun caramu mempersekutukan kebenaran kepada orang-orang semacam itu, mereka tidak akan menerimanya, dan engkau juga tidak akan melihat efek apa pun dalam diri mereka. Orang-orang ini bukan saja muak akan kebenaran, tetapi mereka juga memiliki watak yang jahat. Apa perwujudan terpenting yang diperlihatkan orang yang muak akan kebenaran? Orang-orang tersebut memahami kebenaran tetapi mereka tidak menerapkannya. Mereka tidak ingin mendengarnya, mereka menentang dan membencinya. Mereka tahu bahwa kebenaran itu benar dan baik, tetapi mereka tidak menerapkannya, mereka tak mau menempuh jalan ini, mereka juga tak ingin menderita atau membayar harga, apalagi menderita kerugian. Orang-orang jahat tidak seperti ini. Mereka menganggap hal-hal yang jahat adalah kebenaran, bahwa itu adalah jalan yang benar, dan mereka mengejar hal-hal ini, serta berusaha menirunya, dan mereka selalu memfokuskan tenaga mereka pada hal-hal ini. Rumah Tuhan sering kali mempersekutukan prinsip-prinsip doa: orang dapat berdoa kapan pun atau di mana pun yang mereka inginkan, tanpa dibatasi oleh waktu, mereka hanya perlu datang ke hadapan Tuhan, mengatakan isi hati mereka, dan mencari kebenaran. Firman ini seharusnya sudah sering mereka dengar dan seharusnya mudah untuk dipahami, tetapi bagaimanakah cara orang jahat menerapkannya? Setiap pagi saat ayam jantan berkokok, mereka pasti menghadap ke selatan, berlutut, dan meletakkan kedua tangan mereka di lantai, bersujud serendah mungkin dalam doa di hadapan Tuhan. Mereka mengira bahwa hanya pada saat-saat seperti inilah Tuhan dapat mendengar doa mereka, karena ini adalah saat Tuhan tidak sibuk, Dia ada waktu, jadi Dia akan mendengarkan doa mereka. Bukankah ini tidak masuk akal? Bukankah ini jahat? Ada juga orang yang menganggap bahwa waktu paling efektif untuk berdoa adalah pada pukul satu atau pukul dua malam, saat semuanya hening. Mengapa mereka beranggapan demikian? Mereka juga punya alasan tersendiri. Mereka berkata bahwa pada saat seperti itu semua orang sedang tidur; Tuhan baru ada waktu untuk menangani urusan mereka ketika Dia sedang tidak sibuk. Bukankah ini tidak masuk akal? Bukankah ini jahat? Seperti apa pun caramu mempersekutukan kebenaran kepada mereka, mereka tidak mau menerimanya. Mereka adalah orang-orang yang paling tidak masuk akal dan mereka tidak mampu memahami kebenaran. Ada orang lainnya yang berkata, "Jika orang percaya kepada tuhan, mereka harus melakukan hal-hal yang baik dan menjadi orang yang baik, dan mereka tidak boleh membunuh atau makan daging. Makan daging berarti membunuh, berbuat dosa, dan tuhan tidak menginginkan orang yang melakukan hal ini." Apakah perkataan mereka ada dasarnya? Pernahkah Tuhan mengatakan hal-hal seperti itu? (Tidak.) Jadi, siapa yang mengatakan ini? Ini dikatakan oleh orang tidak percaya, oleh jenis orang yang tidak masuk akal. Sebenarnya, orang-orang yang mengatakan ini belum tentu tidak makan daging, atau mungkin mereka tidak makan daging di depan orang lain, tetapi makan banyak daging saat sedang sendirian. Orang-orang ini sangat pandai berpura-pura, dan menyebarkan kekeliruan di mana pun mereka berada. Ini adalah kejahatan. Orang-orang semacam itu sangat keji. Mereka memperlakukan kesesatan dan kekeliruan sebagai perintah dan aturan, dan bahkan menerapkan serta mematuhinya seakan-akan semua itu adalah kebenaran atau tuntutan Tuhan, dengan penuh semangat dan tanpa rasa malu mengajar orang lain untuk melakukan hal yang sama. Mengapa Kukatakan bahwa cara orang-orang ini melakukan segala sesuatu, cara mereka mengutarakan sesuatu, dan cara mereka mengejar adalah jahat? (Karena hal-hal ini tidak ada hubungannya dengan kebenaran.) Jadi, apakah semua yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran adalah jahat? Pemahaman seperti itu sangat bermasalah. Ada hal-hal dalam kehidupan orang sehari-hari yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran. Bukankah engkau memutarbalikkan fakta jika mengatakan bahwa semua itu jahat? Hal yang tidak dikutuk oleh Tuhan tidak bisa dikatakan sebagai hal yang jahat, hanya hal yang dikutuk oleh Tuhan yang bisa dianggap sebagai hal yang jahat. Menggolongkan semua yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran sebagai hal yang jahat adalah salah besar. Sebagai contoh, hal-hal mendetail dari kebutuhan hidup sehari-hari, yaitu makan, tidur, minum, beristirahat, apakah semua ini ada hubungannya dengan kebenaran? Apakah hal-hal ini jahat? Semua ini adalah kebutuhan normal, semua ini adalah bagian dari cara hidup orang sehari-hari, semua ini tidak jahat. Jadi, mengapa tindakan-tindakan yang baru saja Kusebutkan digolongkan sebagai kejahatan? Karena cara bertindak seperti itu membawa orang ke jalan yang salah dan tidak masuk akal. Itu membawa mereka ke jalan agama. Dengan melakukan penerapan seperti itu dan mengajar orang lain untuk bertindak dengan cara seperti ini, mereka sedang menuntun orang untuk menempuh jalan kejahatan. Ini adalah hasil yang tak terhindarkan. Jika orang memuja tren-tren duniawi yang jahat dan menempuh jalan kejahatan, bagaimanakah kesudahan mereka? Mereka akan menjadi bejat, mereka akan kehilangan nalar, mereka menjadi tak tahu malu, dan pada akhirnya, mereka akan sepenuhnya terbawa oleh tren-tren dunia, dan mereka akan menempuh jalan menuju kehancuran, tidak ada bedanya dengan orang tidak percaya. Ada orang-orang yang bukan saja menganggap kesesatan dan kekeliruan ini sebagai aturan yang harus mereka ikuti atau perintah yang harus mereka taati, tetapi mereka juga memegangnya sebagai kebenaran. Mereka adalah orang-orang tidak masuk akal yang sama sekali tidak memiliki pemahaman rohani. Pada akhirnya, mereka hanya bisa disingkirkan. Mungkinkah Roh Kudus bekerja dalam diri orang yang pemahamannya akan kebenaran sedemikian menyimpangnya? (Tidak.) Roh Kudus tidak bekerja dalam diri orang-orang ini, sebaliknya, roh-roh jahatlah yang bekerja, karena jalan yang ditempuh orang-orang ini adalah jalan kejahatan, mereka sedang bergegas menempuh jalan roh jahat, tepat seperti yang dibutuhkan oleh roh-roh jahat ini. Dan akibatnya? Orang-orang ini pun dirasuki roh jahat. Dahulu Aku berfirman "Setan-setan dan Iblis, seperti singa yang mengaum-aum, berjalan berkeliling mencari manusia untuk ditelannya." Jika orang menempuh jalan yang bengkok dan jahat, mereka pasti akan direnggut oleh roh-roh jahat. Tuhan tidak perlu menyerahkanmu kepada roh-roh jahat. Jika engkau tidak mengejar kebenaran, engkau tidak akan dilindungi, dan Tuhan tidak akan menyertaimu. Tuhan tidak peduli akan dirimu jika Dia tidak bisa mendapatkanmu, dan roh-roh jahat akan mengambil kesempatan ini untuk masuk dan merasukimu. Ini adalah akibatnya, bukan? Semua orang yang muak akan kebenaran dan yang selalu mengutuk pekerjaan inkarnasi Tuhan, dan yang mengikuti tren-tren duniawi, yang terang-terangan menafsirkan firman Tuhan dan Alkitab secara keliru, yang menyebarkan kesesatan dan kekeliruan, semua hal yang mereka lakukan ini lahir dari watak yang jahat. Ada orang-orang yang mengejar hal-hal rohani, dan karena pemahaman mereka menyimpang, mereka mengarang banyak kekeliruan untuk menyesatkan orang, dan mereka menjadi kaum utopia dan ahli teori, dan ini berarti mereka juga melakukan kekejian. Mereka adalah orang-orang jahat. Seperti halnya orang-orang Farisi, semua yang mereka lakukan munafik, mereka tidak menerapkan kebenaran dan menyesatkan orang agar mereka mengagumi dan memuja mereka. Saat Tuhan Yesus menampakkan diri untuk bekerja, mereka bahkan menyalibkan Dia. Ini adalah kejahatan dan pada akhirnya, mereka dikutuk oleh Tuhan. Pada zaman sekarang, dunia keagamaan bukan saja menghakimi dan mengutuk penampakan dan pekerjaan Tuhan, tetapi yang paling menjijikkan adalah, mereka juga berpihak pada si naga merah yang sangat besar, bergabung dengan kekuatan jahat untuk menganiaya umat pilihan Tuhan dan secara bersama-sama mereka mengambil sikap untuk menjadi musuh Tuhan. Ini jahat. Masyarakat beragama tidak pernah membenci kekuatan jahat Iblis, mereka tidak membenci kejahatan negeri si naga merah yang sangat besar, sebaliknya mereka justru mendoakan dan memberkati mereka. Ini jahat. Perilaku apa pun yang berkaitan atau bekerja sama dengan Iblis dan roh-roh jahat semuanya dapat disebut jahat. Cara-cara penerapan yang benar-benar menyimpang, jahat, ekstrem, dan tidak wajar, semua ini juga jahat. Ada orang-orang yang selalu salah paham terhadap Tuhan, dan kesalahpahaman ini tidak dapat diluruskan seperti apa pun caranya kebenaran dipersekutukan kepada mereka. Mereka selalu mengkhotbahkan penalaran mereka sendiri, bersikeras berpaut pada kekeliruan mereka sendiri. Dan, bukankah ada sedikit kejahatan dalam hal ini juga? Ada orang-orang yang memiliki gagasan tertentu tentang Tuhan; setelah kebenaran dipersekutukan kepada mereka berulang kali, mereka berkata bahwa mereka mengerti, dan bahwa gagasan mereka telah diluruskan, tetapi setelah itu, mereka tetap berpaut pada gagasan mereka, selalu negatif, dan dengan erat berpaut pada alasan mereka sendiri. Ini jahat, bukan? Ini juga adalah sejenis kejahatan. Singkatnya, siapa pun yang telah melakukan sesuatu yang tak masuk akal, dan yang tak mau menerima kebenaran, seperti apa pun caranya kebenaran dipersekutukan kepada mereka, adalah orang-orang yang keji, dan mereka agak jahat. Tidak mudah bagi orang-orang yang berwatak jahat ini untuk diselamatkan Tuhan, karena mereka tidak mampu menerima kebenaran dan tidak mau melepaskan kekeliruan jahat mereka; benar-benar tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk mereka.
Kita baru saja mempersekutukan keenam jenis watak: watak keras kepala, watak congkak, watak yang licik dan suka menipu, watak yang muak akan kebenaran, watak kejam, dan watak jahat. Apakah menganalisis keenam watak ini telah memberimu pengetahuan dan pemahaman yang baru tentang perubahan watak? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan perubahan watak? Apakah ini berarti menyingkirkan kekurangan tertentu, memperbaiki perilaku tertentu, ataukah mengubah ciri karakter tertentu? Sama sekali bukan. Jadi, apakah sekarang engkau semua sedikit lebih memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan watak? Dapatkah keenam watak ini digambarkan sebagai watak rusak manusia, sebagai esensi natur manusia? (Ya.) Apakah keenam watak ini adalah hal yang positif ataukah hal yang negatif? (Hal yang negatif.) Sederhananya, keenam watak ini adalah watak rusak manusia, keenamnya adalah segi utama dari watak rusak manusia. Semua watak rusak ini bertentangan dengan Tuhan dan kebenaran, dan tak satu pun darinya yang positif. Jadi, keenam watak ini adalah enam aspek, yang secara keseluruhannya disebut watak yang rusak. Watak rusak adalah esensi natur manusia. Apa yang dimaksud dengan "esensi"? Esensi mengacu pada natur manusia. Natur manusia adalah hal-hal yang manusia andalkan untuk keberadaannya, hal-hal yang mengatur cara mereka hidup. Orang hidup berdasarkan natur mereka. Kehidupan apa pun yang kaujalani, apa pun tujuan dan arah hidupmu, berdasarkan aturan apa pun engkau hidup, esensi naturmu tidak berubah—hal ini tak terbantahkan. Jadi, jika engkau tidak memiliki kebenaran, dan engkau hidup dengan mengandalkan watak-watak yang rusak ini, semua yang kaujalani akan bertentangan dengan Tuhan, bertentangan dengan kebenaran, dan bertentangan dengan maksud Tuhan. Engkau harus memahami hal ini sekarang: dapatkah orang memperoleh keselamatan jika watak mereka tidak berubah? (Tidak.) Tidak mungkin. Jadi, jika watak orang tidak berubah, dapatkah mereka sesuai dengan Tuhan? (Tidak.) Itu akan sangat sulit. Dalam hal keenam watak rusak ini, yang mana pun itu, dan sampai sejauh mana pun watak rusak itu kauwujudkan atau kauperlihatkan, jika engkau tak mampu membebaskan dirimu dari kekangan watak-watak rusak ini, maka apa pun motif dan tujuan tindakanmu dan entah engkau sengaja melakukannya atau tidak, natur dari semua yang kaulakukan pasti akan menentang Tuhan, dan pasti akan dikutuk oleh Tuhan—dan ini adalah akibat yang sangat serius. Apakah dikutuk oleh Tuhan adalah hal yang pada akhirnya diinginkan oleh semua orang yang percaya kepada Tuhan? (Tidak.) Dan, karena ini bukanlah kesudahan yang orang inginkan, hal terpenting apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus mengetahui watak rusak dan esensi rusak mereka sendiri, memahami kebenaran, dan kemudian mereka harus menerima kebenaran—secara bertahap, sedikit demi sedikit, menyingkirkan watak-watak rusak ini di lingkungan yang Tuhan atur bagi mereka, dan mencapai kesesuaian dengan Tuhan dan kebenaran. Inilah jalan untuk orang mengalami perubahan watak.
Sebelumnya, ada orang-orang yang mengira mengubah watak mereka sangatlah mudah dan tidak rumit. Mereka yakin, "Asalkan aku memaksa diri untuk tidak mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan atau melakukan apa pun yang akan mengacaukan atau mengganggu pekerjaan gereja, dan asalkan aku memiliki sudut pandang yang benar, hatiku lurus, dan aku memahami lebih banyak kebenaran, berupaya lebih keras, menderita dan membayar harga lebih banyak, maka setelah beberapa tahun, aku pasti akan mengalami perubahan dalam watakku." Benarkah perkataan seperti ini? (Tidak.) Di mana letak kesalahan mereka? (Mereka tidak mengetahui watak rusak mereka.) Apa tujuan mengetahui watak rusakmu? (Agar berubah.) Dan apa hasil perubahan ini? Hasilnya adalah engkau akan memperoleh kebenaran. Untuk mengukur apakah watakmu telah berubah atau belum, engkau harus melihat apakah tindakanmu sesuai dengan kebenaran ataukah melanggar kebenaran, apakah tindakanmu lahir dari kehendak manusia ataukah bertujuan untuk memenuhi tuntutan Tuhan. Untuk melihat sampai sejauh mana watakmu telah berubah adalah dengan melihat apakah engkau mampu merenungkan dirimu, dan memberontak terhadap daging, motif, ambisi liar dan keinginanmu saat engkau memperlihatkan watak rusakmu, dan melihat apakah engkau mampu melakukan penerapan berdasarkan kebenaran saat engkau melakukan hal ini. Tingkat kemampuanmu untuk melakukan penerapan berdasarkan kebenaran dan firman Tuhan dan apakah penerapanmu itu sepenuhnya sesuai dengan standar kebenaran atau tidak membuktikan seberapa besar watakmu telah berubah. Ini berlaku proporsional. Misalnya, watak keras kepala: pada awalnya, saat watakmu belum berubah, engkau tidak memahami kebenaran, juga tidak menyadari bahwa engkau memiliki watak keras kepala, dan ketika engkau mendengar kebenaran, engkau berpikir, "Mengapa kebenaran selalu mampu menyingkapkan bekas luka manusia?" Setelah mendengarnya, engkau merasa bahwa firman Tuhan itu benar, tetapi jika, setelah satu atau dua tahun, engkau belum menanggapinya dengan serius, jika engkau sama sekali tidak menerimanya, ini berarti engkau bersikap keras kepala, bukan? Jika, setelah dua atau tiga tahun, engkau belum menerimanya, jika keadaan dalam dirimu belum berubah, dan meskipun engkau tidak lalai dalam melaksanakan tugasmu, dan engkau telah banyak menderita, keadaanmu yang keras kepala sama sekali belum dibereskan atau belum berkurang sedikit pun, maka sudahkah terjadi perubahan dalam aspek watakmu ini? (Belum.) Lalu, mengapa engkau sibuk mengerjakan banyak hal dan bekerja? Apa pun alasanmu melakukannya, engkau hanya sibuk mengerjakan banyak hal dan bekerja secara membabi buta, karena setelah sibuk mengerjakan banyak hal sedemikian rupa dan bekerja sebanyak itu, belum terjadi sedikit pun perubahan dalam watakmu. Sampai suatu hari, ketika engkau tiba-tiba berpikir, "Mengapa aku tak mampu memberikan kesaksian sedikit pun? Watak hidupku sama sekali belum berubah." Pada saat inilah engkau merasakan betapa seriusnya masalah ini, dan engkau berpikir, "Aku benar-benar suka memberontak dan keras kepala! Aku bukan orang yang mengejar kebenaran! Aku tidak memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hatiku! Bagaimana ini bisa disebut percaya kepada Tuhan? Aku telah percaya kepada Tuhan selama beberapa tahun, tetapi aku masih tidak hidup dalam keserupaan dengan manusia, hatiku juga tidak dekat dengan Tuhan! Aku juga tidak merenungkan firman Tuhan; aku tidak merasa menyesal ataupun memiliki keinginan untuk bertobat saat aku melakukan sesuatu yang salah—bukankah ini berarti keras kepala? Bukankah aku orang yang suka memberontak?" Engkau merasa gelisah. Dan apa artinya jika engkau merasa gelisah? Itu berarti engkau ingin bertobat. Engkau sadar akan watakmu yang keras kepala dan suka memberontak. Dan pada saat inilah, watakmu mulai berubah. Tanpa kausadari, ada pemikiran dan keinginan tertentu dalam kesadaranmu yang ingin kauubah, dan engkau tidak lagi mendapati dirimu menemui jalan buntu dalam hubunganmu dengan Tuhan. Engkau mendapati dirimu ingin meningkatkan hubunganmu dengan Tuhan, tidak lagi begitu keras kepala, mampu menerapkan firman Tuhan dalam kehidupanmu sehari-hari, menerapkannya sebagai prinsip-prinsip kebenaran—engkau memiliki kesadaran ini. Menyadari hal-hal ini adalah baik, tetapi dengan menyadarinya, dapatkah engkau segera berubah? (Tidak.) Engkau harus menjalani beberapa tahun pengalaman, dan selama waktu tersebut engkau akan memiliki kesadaran yang jauh lebih jelas di dalam hatimu, dan engkau akan memiliki keinginan yang kuat, dan di dalam hatimu engkau akan berpikir, "Ini tidak benar—aku tak boleh lagi membuang-buang waktuku. Aku harus mengejar kebenaran, aku harus melakukan sesuatu yang benar. Dahulu, aku telah melalaikan tugasku, hanya memikirkan hal-hal materi seperti makanan dan pakaian, dan aku hanya mengejar ketenaran dan keuntungan. Akibatnya, aku sama sekali belum memperoleh kebenaran. Aku menyesalinya dan aku harus bertobat!" Pada saat ini, engkau telah memulai jalan yang benar dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Asalkan orang mulai berfokus untuk menerapkan kebenaran, bukankah ini akan membawa mereka selangkah lebih dekat menuju perubahan watak mereka? Seberapapun lamanya engkau telah percaya kepada Tuhan, jika engkau mampu merasakan kekacauanmu sendiri—bahwa engkau selalu hidup tanpa arah dan tujuan, dan engkau tidak memperoleh apa pun setelah hidup tanpa arah dan tujuan selama bertahun-tahun, dan engkau tetap merasa hampa—dan jika ini membuatmu merasa tak nyaman, dan engkau mulai merenungkan dirimu, dan merasa bahwa tidak mengejar kebenaran berarti membuang-buang waktu, maka pada saat seperti itu, engkau akan sadar bahwa nasihat firman Tuhan adalah kasih-Nya bagi manusia, dan engkau akan membenci dirimu sendiri karena tidak mendengarkan firman Tuhan dan karena begitu tidak berhati nurani dan tidak bernalar. Engkau akan merasa menyesal, dan kemudian ingin memulai dari awal, ingin sungguh-sungguh hidup di hadapan Tuhan, dan engkau akan berkata pada dirimu sendiri, "Aku tidak boleh lagi menyakiti hati Tuhan. Tuhan telah begitu banyak berfirman, dan setiap firman-Nya bermanfaat bagi manusia, dan mengarahkan manusia ke jalan yang benar. Tuhan itu begitu indah, dan begitu layak untuk dikasihi manusia!" Ini adalah awal dari perubahan yang orang alami. Memiliki pengalaman seperti ini adalah hal yang sangat baik! Jika engkau begitu mati rasa sehingga engkau bahkan tidak menyadari hal-hal ini, berarti engkau berada dalam masalah, bukan? Sekarang ini, orang menyadari bahwa kunci dalam beriman kepada Tuhan adalah membaca lebih banyak firman Tuhan, bahwa memahami kebenaran adalah hal yang terpenting, bahwa memahami kebenaran dan mengenal diri sendiri sangatlah penting, dan hanya jika orang mampu menerapkan kebenaran dan menjadikan kebenaran sebagai kenyataan mereka, barulah mereka dapat masuk ke jalur yang benar dalam iman mereka kepada Tuhan. Jadi menurutmu, berapa tahun pengalaman yang harus kaualami hingga engkau memiliki pemahaman dan perasaan seperti ini di dalam hatimu? Orang-orang yang cerdas, berwawasan luas, memiliki keinginan yang kuat akan Tuhan—orang-orang semacam ini mungkin mampu berbalik dalam satu atau dua tahun dan memulai jalan masuk mereka. Sedangkan orang-orang yang kacau, mati rasa dan bodoh, yang tidak berwawasan—akan melewati tiga atau lima tahun dalam keadaan linglung, tidak sadar bahwa mereka belum memperoleh apa pun. Jika mereka melaksanakan tugas mereka dengan bersemangat, mereka mungkin melewati lebih dari sepuluh tahun dalam keadaan linglung dan tetap tidak memperoleh sesuatu yang jelas atau tetap tak mampu menyampaikan kesaksian pengalaman mereka. Hanya setelah mereka dikeluarkan atau disingkirkan, barulah akhirnya mereka sadar dan berpikir, "Aku benar-benar tidak memiliki kenyataan kebenaran apa pun. Selama ini sebenarnya aku belum menjadi orang yang mengejar kebenaran!" Bukankah kesadaran mereka pada saat ini sudah sedikit terlambat? Ada orang-orang yang hidup dalam keadaan linglung tanpa arah dan tujuan, selalu mengharapkan datangnya hari Tuhan tetapi sama sekali tidak mengejar kebenaran. Akibatnya, lebih dari sepuluh tahun berlalu tanpa mereka memperoleh apa pun atau tanpa mereka mampu menyampaikan kesaksian apa pun. Hanya setelah mereka dipangkas dan diperingatkan dengan keras, barulah mereka akhirnya merasa bahwa firman Tuhan menghunjam hati mereka. Betapa kerasnya hati mereka! Apakah tidak mengapa jika mereka tidak dipangkas dan dihukum? Apakah tidak mengapa jika mereka tidak didisiplinkan dengan keras? Apa yang harus dilakukan untuk menyadarkan mereka, agar mereka bereaksi? Mereka yang tidak mengejar kebenaran tidak akan meneteskan air mata sampai mereka melihat peti mati. Hanya setelah mereka melakukan banyak hal jahat dan berbagai kejahatan, barulah kesadaran muncul dalam diri mereka, dan mereka berpikir, "Apakah imanku kepada Tuhan sudah berakhir? Apakah Tuhan tidak lagi menginginkanku? Apakah aku telah dihukum?" Mereka mulai merenung. Ketika mereka dalam keadaan negatif, mereka merasa kepercayaan mereka kepada Tuhan selama bertahun-tahun ini sia-sia, dan mereka menjadi penuh kebencian dan cenderung menganggap diri mereka sudah tidak ada harapan. Namun, saat kesadaran muncul dalam diri mereka, mereka sadar bahwa, "Bukankah aku sedang melukai diriku sendiri? Aku harus bangkit kembali. Aku diberi tahu bahwa aku tidak mencintai kebenaran. Mengapa aku diberi tahu hal ini? Dengan cara bagaimana aku tidak mencintai kebenaran? Oh Tidak! Aku bukan saja tidak mencintai kebenaran, aku bahkan tak mampu menerapkan kebenaran yang benar-benar kupahami! Ini adalah perwujudan watak yang muak akan kebenaran!" Setelah berpikir seperti ini, mereka merasa agak menyesal, dan juga agak takut: "Jika aku terus seperti ini, aku pasti akan dihukum. Tidak, aku harus segera bertobat—watak Tuhan tidak boleh disinggung." Pada saat ini, apakah tingkat sikap keras kepala mereka berkurang? Ini bagaikan sebuah jarum yang menghunjam hati mereka; mereka merasakan sesuatu. Dan ketika engkau memiliki perasaan seperti ini, hatimu akan tergerak, dan engkau mulai merasa tertarik akan kebenaran. Mengapa engkau memiliki ketertarikan ini? Karena engkau membutuhkan kebenaran. Tanpa kebenaran, saat engkau dipangkas, engkau tidak akan mampu tunduk ataupun menerima kebenaran, dan engkau tidak akan mampu tetap teguh saat engkau diuji. Jika engkau menjadi seorang pemimpin, akan mampukah engkau menahan diri untuk tidak menjadi pemimpin palsu dan menempuh jalan antikristus? Tidak. Akan mampukah engkau mengatasi keinginanmu untuk mendapatkan status dan dipuji oleh orang lain? Mampukah engkau mengatasi situasi atau pencobaan yang kauhadapi? Engkau tahu dan memahami dirimu sendiri dengan sangat baik, dan engkau akan berkata, "Jika aku tidak memahami kebenaran, aku tidak mampu mengatasi semua ini—aku ini sampah, aku tidak mampu melakukan apa pun." Mentalitas seperti apakah ini? Ini artinya membutuhkan kebenaran. Saat engkau sedang membutuhkan kebenaran, saat engkau paling tidak berdaya, engkau hanya ingin mengandalkan kebenaran. Engkau akan merasa tidak ada orang lain yang dapat kauandalkan, dan hanya dengan mengandalkan kebenaran, barulah engkau mampu menyelesaikan masalahmu, dan memampukan dirimu untuk melewati pemangkasan, ujian dan pencobaan, serta menolongmu untuk melewati situasi apa pun. Dan semakin engkau mengandalkan kebenaran, semakin engkau akan merasakan bahwa kebenaran itu baik, bermanfaat, dan sangat membantumu, dan bahwa kebenaran mampu mengatasi semua kesulitanmu. Pada saat-saat seperti itu, engkau akan mulai merindukan kebenaran. Ketika orang mencapai titik ini, apakah watak rusak mereka mulai berkurang atau berubah sedikit demi sedikit? Sejak orang mulai memahami dan menerima kebenaran, cara mereka memandang segala sesuatu mulai berubah, dan setelah itu watak mereka juga mulai berubah. Inilah adalah proses yang lambat. Pada tahap awal, orang tidak mampu merasakan perubahan kecil ini; tetapi setelah mereka benar-benar memahami kebenaran dan mampu menerapkannya, mulailah terjadi perubahan yang mendasar, dan mereka mampu merasakan perubahan tersebut. Sejak saat orang mulai memiliki kerinduan akan kebenaran dan kelaparan untuk memperoleh kebenaran, dan ingin mencari kebenaran, hingga saat sesuatu terjadi pada diri mereka, dan, berdasarkan pemahaman mereka akan kebenaran, mereka mampu menerapkan kebenaran dan memuaskan maksud Tuhan, serta tidak bertindak sekehendak mereka sendiri, dan mampu mengatasi motif mereka, mengatasi hati mereka yang congkak, memberontak, keras kepala, dan suka berkhianat, maka bukankah itu berarti kebenaran sedikit demi sedikit menjadi hidup mereka? Dan ketika kebenaran menjadi hidupmu, watak yang congkak, suka memberontak, keras kepala, dan berkhianat dalam dirimu tidak akan lagi menjadi hidupmu, dan tidak dapat lagi mengendalikan dirimu. Dan apa yang menuntunmu dalam bertindak pada saat seperti ini? Firman Tuhan. Ketika firman Tuhan telah menjadi hidupmu, apakah telah terjadi perubahan? (Ya.) Dan setelahnya, makin engkau berubah, keadaanmu menjadi makin baik. Seperti inilah proses yang melaluinya orang mengalami perubahan watak, dan mencapai efek ini membutuhkan waktu yang lama.
Mengenai berapa lama perubahan watak terjadi, itu tergantung orangnya; tidak ada kerangka waktu yang ditetapkan untuk hal ini. Jika seseorang adalah orang yang mencintai dan mengejar kebenaran, perubahan wataknya akan terlihat dalam tujuh, delapan, atau sepuluh tahun. Jika dia orang yang berkualitas rata-rata, dan juga mau mengejar kebenaran, mungkin diperlukan waktu sekitar lima belas atau dua puluh tahun, barulah terlihat ada perubahan dalam wataknya. Kuncinya adalah tekad orang tersebut untuk mengejar kebenaran dan tingkat pemahaman dalam dirinya, inilah faktor-faktor penentunya. Setiap watak rusak ada dalam diri setiap orang pada taraf berbeda, semua itu adalah natur manusia, dan semua itu telah berakar begitu dalam. Namun, dengan mengejar dan menerapkan kebenaran, dan dengan menerima penghakiman, hajaran, pemangkasan, ujian dan pemurnian dari Tuhan, berbagai tingkat perubahan dapat dicapai dalam setiap watak tersebut. Ada orang-orang yang berkata, "Jika demikian, bukankah perubahan watak hanyalah masalah waktu? Saat waktunya tiba, aku akan tahu apa yang dimaksud dengan perubahan watak, dan aku akan mampu mengalaminya." Benarkah ini hanya masalah waktu? (Tidak.) Sama sekali tidak. Jika hanya waktu yang diperlukan untuk mencapai perubahan watak, maka semua orang yang telah percaya kepada Tuhan seumur hidup mereka seharusnya telah mencapai perubahan watak secara alami. Namun seperti itukah yang sebenarnya terjadi? Apakah orang-orang ini telah memperoleh kebenaran? Apakah watak mereka telah berubah? Belum. Orang yang percaya kepada Tuhan jumlahnya sebanyak bulu lembu, tetapi orang yang wataknya telah berubah jumlahnya sejarang unicorn. Agar watak orang benar-benar berubah, mereka harus mengandalkan pengejaran mereka akan kebenaran untuk mencapainya; mereka disempurnakan dengan mengandalkan pekerjaan Roh Kudus. Perubahan watak dicapai dengan mengejar kebenaran. Di satu sisi, orang harus membayar harga, mereka harus membayar harga dalam hal mengejar kebenaran, dan tidak ada kesukaran yang terlalu kecil untuk memperoleh kebenaran. Selain itu, mereka harus disahkan oleh Tuhan sebagai jenis orang yang tepat, orang yang baik hatinya, dan orang yang benar-benar mengasihi Tuhan, agar Roh Kudus bekerja dalam diri mereka dan menyempurnakan mereka. Kerja sama orang sangat diperlukan tetapi mendapatkan pekerjaan Roh Kudus jauh lebih penting. Jika orang tidak mengejar atau mencintai kebenaran, jika mereka tidak pernah tahu untuk memperhatikan maksud Tuhan, dan terlebih lagi, harus mengasihi Tuhan, jika mereka tidak memiliki rasa terbeban terhadap pekerjaan gereja, dan tidak mengasihi orang lain—dan terutama, jika mereka tidak setia saat melaksanakan tugas mereka—maka mereka bukanlah orang-orang yang dikasihi Tuhan, dan mereka tidak akan pernah disempurnakan oleh Tuhan. Jadi, orang tidak boleh membuat pernyataan yang membabi buta, melainkan harus memahami maksud Tuhan. Apa pun yang Tuhan katakan dan lakukan, mereka harus mampu tunduk, dan melindungi pekerjaan gereja, hati mereka harus lurus, dan hanya dengan cara demikianlah Roh Kudus dapat bekerja. Jika orang ingin dirinya disempurnakan oleh Tuhan, mereka harus memiliki hati yang mengasihi Tuhan, hati yang tunduk kepada Tuhan, hati yang takut akan Tuhan, dan saat melaksanakan tugas, mereka harus setia kepada Tuhan, dan memuaskan hati Tuhan. Baru setelah itulah, mereka akan mampu mendapatkan pekerjaan Roh Kudus. Ketika orang memiliki pekerjaan Roh Kudus, mereka akan dicerahkan saat membaca firman Tuhan, mereka memiliki jalan untuk menerapkan kebenaran dan memiliki prinsip dalam pelaksanaan tugas mereka, Tuhan membimbing mereka ketika mereka berada dalam kesulitan, dan hati mereka terasa damai dan penuh sukacita sebanyak apa pun mereka menderita. Saat mengalami bimbingan Roh Kudus dengan cara seperti ini selama sepuluh atau dua puluh tahun, tanpa disadari, mereka akan berubah. Makin cepat perubahan terjadi, makin cepat mereka merasa damai; makin cepat perubahan terjadi, makin cepat mereka menjadi bahagia. Hanya jika orang mampu mengubah wataknya, barulah mereka memiliki damai dan sukacita sejati, barulah mereka dapat menjalani kehidupan yang benar-benar bahagia. Mereka yang tidak mengejar kebenaran tidak memiliki damai dan sukacita rohani, hari-hari mereka menjadi jauh lebih hampa dan jauh lebih berat untuk dijalani. Bagi mereka yang percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengejar kebenaran, hari-hari mereka akan dipenuhi rasa sakit dan penderitaan. Jadi, jika orang percaya kepada Tuhan, tidak ada yang lebih penting bagi mereka selain memperoleh kebenaran. Memperoleh kebenaran berarti memperoleh hidup, dan makin cepat kebenaran diperoleh, makin baik. Tanpa kebenaran, kehidupan orang hampa. Memperoleh kebenaran berarti menemukan damai dan sukacita, mampu hidup di hadapan Tuhan, dicerahkan, dibimbing, dan dipimpin oleh pekerjaan Roh Kudus, akan semakin ada terang di dalam hatinya, dan imannya kepada Tuhan akan jauh lebih kuat. Jadi sekarang, apakah kaitan kebenaran dengan perubahan watak menjadi lebih jelas bagimu? (Ya, kami memahaminya sekarang.) Jika hal ini benar-benar jelas bagimu, artinya engkau memiliki jalan untuk kautempuh, dan engkau tahu bagaimana cara mengejar kebenaran secara efektif.
28 April 2017
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Beberapa materi dalam video ini berasal dari: 【All Bible quotations in this video are translated freely from English Bible.】...