Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 52

Hubungan Antara Penyerahan Ayub oleh Tuhan kepada Iblis dan Tujuan Pekerjaan Tuhan

Meskipun kebanyakan orang sekarang mengakui bahwa Ayub itu tak bercela dan jujur, dan bahwa dia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, pengakuan ini tidak memberi mereka pemahaman yang lebih menyeluruh tentang maksud Tuhan. Pada saat yang sama mereka iri pada kemanusiaan dan pengejaran Ayub, mereka mengajukan pertanyaan berikut tentang Tuhan: Ayub begitu tak bercela dan jujur, orang sangat mengaguminya, jadi mengapa Tuhan menyerahkannya kepada Iblis dan membuatnya merasakan siksaan yang sedemikian dahsyatnya? Pertanyaan semacam itu pasti ada di hati banyak orang—atau lebih tepatnya, keraguan ini menjadi pertanyaan dalam hati banyak orang. Karena telah membingungkan banyak orang, kita harus membahas pertanyaan ini dan menjelaskannya dengan benar.

Segala sesuatu yang Tuhan lakukan itu perlu dan memiliki makna penting yang luar biasa karena semua yang Dia lakukan dalam diri manusia menyangkut pengelolaan-Nya dan penyelamatan umat manusia. Tentu saja, pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam diri Ayub juga demikian, meskipun Ayub tak bercela dan jujur di mata Tuhan. Dengan kata lain, terlepas dari apa yang Tuhan lakukan atau cara Dia melakukannya, terlepas dari biayanya atau tujuan-Nya, tujuan dari tindakan-Nya itu tidak berubah. Tujuan Tuhan adalah untuk mengerjakan firman Tuhan, tuntutan Tuhan, dan kehendak Tuhan dalam diri manusia. Dengan kata lain, tujuannya adalah mengerjakan dalam diri manusia semua yang Tuhan anggap positif sesuai dengan langkah-langkah-Nya, memampukan manusia untuk memahami hati Tuhan dan memahami hakikat Tuhan, dan memampukannya menaati kedaulatan dan pengaturan Tuhan, sehingga dengan demikian memungkinkan manusia untuk mencapai sikap yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan—yang kesemuanya merupakan salah satu aspek dari tujuan Tuhan dalam semua yang Dia lakukan. Aspek lainnya adalah bahwa karena Iblis adalah kontras dan objek yang melayani dalam pekerjaan Tuhan, manusia sering diserahkan kepada Iblis. Ini adalah cara yang Tuhan gunakan agar manusia dapat melihat kejahatan, keburukan, dan kebencian Iblis di tengah pencobaan dan serangan Iblis, sehingga menyebabkan manusia membenci Iblis dan mampu mengetahui dan mengenali apa yang negatif. Proses ini membuat mereka dapat secara bertahap membebaskan diri dari kendali Iblis dan dari tuduhan, campur tangan, dan serangan Iblis—sampai, oleh karena firman Tuhan, oleh karena pengetahuan dan ketaatan mereka kepada Tuhan, dan iman mereka kepada Tuhan serta sikap mereka yang takut akan Dia, mereka menang atas serangan Iblis dan menang atas tuduhan Iblis. Hanya setelah itulah, mereka akan benar-benar dilepaskan dari kekuasaan Iblis. Pembebasan manusia berarti bahwa Iblis telah dikalahkan, berarti bahwa mereka tidak lagi menjadi santapan di mulut Iblis—berarti bahwa alih-alih menelan mereka, Iblis telah melepaskan mereka. Ini karena orang-orang seperti ini jujur, karena mereka memiliki iman, ketaatan, dan sikap takut akan Tuhan, dan karena mereka sepenuhnya memutuskan hubungan dengan Iblis. Mereka mempermalukan Iblis, mereka membuat Iblis menjadi takut, dan mereka benar-benar mengalahkan Iblis. Keyakinan mereka dalam mengikuti Tuhan, dan ketaatan serta sikap mereka yang takut akan Tuhan mengalahkan Iblis, dan membuat Iblis sepenuhnya melepaskan mereka. Hanya orang-orang seperti inilah yang sudah benar-benar didapatkan oleh Tuhan, dan inilah yang merupakan tujuan utama Tuhan dalam menyelamatkan manusia. Jika mereka ingin diselamatkan dan ingin sepenuhnya didapatkan oleh Tuhan, maka semua orang yang mengikuti Tuhan harus menghadapi pencobaan dan serangan besar maupun kecil dari Iblis. Mereka yang keluar dari pencobaan dan serangan ini dan mampu mengalahkan Iblis sepenuhnya adalah mereka yang telah diselamatkan oleh Tuhan. Ini berarti, mereka yang telah diselamatkan bagi Tuhan adalah mereka yang telah mengalami ujian Tuhan, dan yang telah dicobai dan diserang oleh Iblis berulang kali. Mereka yang telah diselamatkan bagi Tuhan memahami kehendak dan tuntutan Tuhan, dan mampu menerima kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan mereka tidak meninggalkan jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan di tengah pencobaan Iblis. Mereka yang diselamatkan bagi Tuhan memiliki kejujuran, mereka baik hati, mereka bisa membedakan antara kasih dan kebencian, mereka memiliki rasa keadilan dan bersikap rasional, dan mereka mampu memedulikan Tuhan serta menghargai semua yang berasal dari Tuhan. Orang-orang semacam itu tidak diikat, dimata-matai, dituduh, ataupun disiksa oleh Iblis, mereka sepenuhnya bebas, mereka telah dibebaskan dan dilepaskan sepenuhnya. Ayub adalah orang dengan kebebasan seperti itu, dan inilah sesungguhnya makna penting mengapa Tuhan telah menyerahkannya kepada Iblis.

Ayub disiksa oleh Iblis, namun dia juga memperoleh kelepasan dan pembebasan abadi, juga memperoleh hak untuk tidak pernah lagi menerima perusakan, penyiksaan, dan tuduhan Iblis, sebaliknya akan hidup dalam terang wajah Tuhan dengan bebas dan tanpa beban, juga hidup di tengah berkat Tuhan bagi dirinya. Tidak seorang pun bisa mengambil, menghancurkan, atau mendapatkan hak ini. Itu diberikan kepada Ayub sebagai imbalan atas iman, tekad, ketaatan serta sikapnya yang takut akan Tuhan; Ayub membayar harga dalam hidupnya untuk menerima sukacita dan kebahagiaan di bumi, menerima hak dan kepemilikan, yang ditentukan oleh Surga dan diakui oleh bumi, untuk menyembah Sang Pencipta tanpa gangguan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sejati di bumi. Itu juga hasil paling baik dari pencobaan yang dilalui oleh Ayub.

Saat orang belum diselamatkan, hidup mereka sering diganggu, dan bahkan dikendalikan oleh Iblis. Dengan kata lain, orang yang belum diselamatkan adalah tawanan Iblis, mereka tidak memiliki kebebasan, mereka belum dilepaskan oleh Iblis, mereka tidak memenuhi syarat atau tidak berhak untuk menyembah Tuhan, dan mereka dikejar dengan gigih dan diserang secara kejam oleh Iblis. Orang-orang seperti itu tidak memiliki kebahagiaan untuk ditunjukkan, mereka tidak memiliki hak memiliki keberadaan yang normal untuk ditunjukkan, bahkan mereka tidak memiliki martabat untuk ditunjukkan. Hanya jika engkau berjuang dan berperang melawan Iblis, menggunakan imanmu kepada Tuhan serta ketaatanmu, dan takutmu akan Tuhan sebagai senjata yang digunakan dalam pertarungan hidup mati melawan Iblis, hanya dengan cara itu, engkau akan mengalahkan Iblis sepenuhnya dan membuatnya lari terbirit-birit dan menjadi ketakutan kapan pun ia melihatmu, sehingga ia menghentikan serangan dan tuduhannya terhadapmu—hanya setelah itulah, engkau akan diselamatkan dan menjadi bebas. Jika engkau bertekad untuk benar-benar putus dengan Iblis, namun tidak dibekali dengan senjata yang akan membantumu mengalahkan Iblis, maka engkau akan tetap berada dalam bahaya; seiring waktu berjalan, ketika engkau begitu tersiksa oleh Iblis hingga engkau tidak memiliki kekuatan lagi dalam dirimu, juga engkau tetap tidak mampu menjadi kesaksian, masih belum sepenuhnya membebaskan dirimu dari tuduhan dan serangan Iblis terhadapmu, maka engkau memiliki harapan yang sedikit untuk memperoleh keselamatan. Pada akhirnya, saat akhir pekerjaan Tuhan dikumandangkan, engkau akan tetap berada dalam cengkeraman Iblis, tidak mampu untuk membebaskan dirimu, dan kemudian engkau tidak akan pernah memiliki kesempatan atau harapan. Maka, implikasinya adalah orang tersebut akan sepenuhnya berada dalam penawanan Iblis.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait