Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III

Bagian Satu

Beberapa persekutuan ini telah memberikan dampak yang hebat pada diri setiap orang. Sekarang ini, orang pada akhirnya dapat benar-benar merasakan keberadaan Tuhan yang nyata dan bahwa Tuhan sebenarnya sangat dekat dengan mereka. Meskipun orang telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, mereka belum pernah benar-benar memahami pikiran serta gagasan-Nya seperti mereka memahaminya sekarang, juga belum pernah benar-benar mengalami perbuatan-Nya yang nyata seperti mereka mengalaminya sekarang. Baik pengetahuan maupun tindakan nyata, kebanyakan orang telah mempelajari hal baru dan telah mencapai pengertian yang lebih tinggi, dan mereka telah menyadari kesalahan dari pengejaran mereka sendiri di masa lalu, menyadari kedangkalan pengalaman mereka dan bahwa ada terlalu banyak yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, dan juga menyadari bahwa kekurangan terbesar manusia adalah pengetahuan tentang watak Tuhan. Pengetahuan ini bagi orang-orang adalah sejenis pengetahuan perseptif. Untuk mencapai tingkat pengetahuan rasional dibutuhkan pendalaman bertahap dan penguatan melalui pengalaman mereka. Sebelum manusia benar-benar memahami Tuhan, secara subjektif dapat dikatakan bahwa mereka memang percaya akan keberadaan Tuhan dalam hati mereka, tetapi mereka tidak punya pemahaman nyata tentang pertanyaan-pertanyaan spesifik, seperti misalnya Tuhan macam apakah Dia itu sebenarnya, apa kehendak-Nya, dan seperti apa watak-Nya, dan bagaimanakah sikap-Nya yang sebenarnya terhadap umat manusia. Hal tersebut sangat melemahkan iman orang-orang kepada Tuhan—iman mereka sama sekali tidak dapat mencapai kemurnian atau kesempurnaan. Bahkan jika engkau berhadapan muka dengan firman Tuhan, atau merasa bahwa engkau telah berjumpa dengan Tuhan lewat pengalamanmu, tetap saja tidak dapat dikatakan bahwa engkau sepenuhnya memahami Dia. Karena engkau tidak mengetahui pikiran Tuhan, atau apa yang Ia sukai dan apa yang Ia benci, apa yang membuat-Nya marah dan apa yang membuat-Nya bersukacita, engkau tidak memiliki pemahaman yang benar akan Dia. Imanmu dibangun di atas fondasi kesamaran dan imajinasi, berdasarkan pada hasrat pribadimu yang subjektif. Hal yang demikian masihlah jauh dari kepercayaan yang autentik, dan engkau masih jauh dari menjadi seorang pengikut yang sejati. Penjelasan untuk contoh-contoh dari cerita Alkitab ini telah memungkinkan manusia untuk mengenal hati Tuhan, apa yang Ia pikirkan di setiap langkah pekerjaan-Nya dan mengapa Ia melakukan pekerjaan ini, apa kehendak-Nya yang semula dan apa rencana-Nya ketika Ia melakukannya, bagaimana Ia mencapai gagasan-gagasan-Nya, dan bagaimana Ia mempersiapkan dan mengembangkan rencana-Nya. Melalui cerita-cerita tersebut, kita bisa mendapatkan pemahaman mendetail dan spesifik akan setiap maksud Tuhan yang spesifik dan setiap pemikiran nyata selama enam ribu tahun pekerjaan pengelolaan-Nya, dan bagaimana sikap-Nya terhadap umat manusia pada waktu dan era yang berbeda. Memahami apa yang Tuhan pikirkan, bagaimana sikap-Nya, dan seperti apa watak-Nya yang Ia ungkapkan saat menghadapi setiap situasi, dapat membantu setiap orang untuk lebih dalam lagi menyadari keberadaan-Nya yang sebenarnya, lebih dalam lagi merasakan kenyataan-Nya serta autentisitas diri-Nya. Tujuan-Ku mengatakan cerita-cerita ini bukanlah supaya orang-orang dapat memahami sejarah Alkitabiah, juga bukan demi membantu mereka menjadi familier dengan kitab-kitab dalam Alkitab atau tokoh-tokoh di dalamnya, dan terutama bukan untuk membantu orang-orang memahami latar belakang tindakan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat. Tujuan-Ku adalah membantu orang-orang memahami kehendak Tuhan, watak-Nya, dan setiap bagian kecil dari diri-Nya, demi mendapatkan pemahaman dan pengenalan akan Tuhan yang lebih autentik dan akurat. Dengan cara ini, hati orang dapat sedikit demi sedikit terbuka bagi Tuhan, menjadi dekat dengan Tuhan, dan mereka bisa lebih baik dalam memahami Dia, watak-Nya, esensi-Nya, dan menjadi lebih kenal dengan Tuhan itu sendiri yang sebenarnya.

Pengetahuan tentang watak Tuhan serta apa yang Ia miliki dan siapa diri-Nya dapat memberi dampak yang positif kepada manusia. Pengetahuan ini dapat membantu mereka memiliki keyakinan yang lebih kuat kepada Tuhan, dan membantu mereka mencapai ketaatan dan rasa takut yang sejati terhadap-Nya. Sehingga, mereka tidak akan lagi menjadi pengikut yang buta, atau menyembah-Nya tanpa pemahaman sedikit pun. Tuhan tidak menginginkan orang-orang bodoh atau mereka yang hanya ikut-ikutan. Yang Ia inginkan adalah sekelompok orang yang di dalam hati mereka ada pemahaman dan pengetahuan yang jelas akan watak Tuhan dan dapat bertindak sebagai saksi Tuhan, orang-orang yang tidak akan pernah meninggalkan Tuhan oleh karena keindahan-Nya, oleh karena apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya, dan oleh karena watak-Nya yang benar. Sebagai pengikut Tuhan, jika di dalam hatimu masih ada ketidakjelasan, atau ambiguitas atau kebingungan mengenai keberadaan sejati Tuhan, watak-Nya, apa yang dimiliki-Nya dan siapa Ia, dan apa rencana-Nya untuk menyelamatkan umat manusia, maka imanmu tidak akan mendapatkan pujian dari Tuhan. Tuhan tidak menginginkan tipe orang seperti ini mengikuti-Nya, dan Ia tidak menyukai tipe orang seperti ini datang ke hadapan-Nya. Karena orang semacam ini tidak memahami Tuhan, mereka tidak dapat memberikan hati mereka kepada Tuhan—hati mereka tertutup bagi-Nya, sehingga iman mereka kepada Tuhan dipenuhi ketidakmurnian. Tindakan mereka mengikuti Tuhan hanya bisa dikatakan buta. Orang hanya bisa memperoleh kepercayaan sejati dan menjadi pengikut sejati apabila mereka memiliki pemahaman dan pengetahuan yang benar akan Tuhan, yang menciptakan ketaatan dan rasa takut yang sejati terhadap-Nya. Hanya dengan demikianlah mereka dapat memberikan hati mereka kepada Tuhan, membuka hati mereka bagi-Nya. Inilah yang Tuhan inginkan, karena semua yang mereka lakukan dan pikirkan akan dapat bertahan menghadapi ujian Tuhan, dan dapat menjadi kesaksian bagi Tuhan. Segala sesuatu yang Kusampaikan kepada engkau semua tentang watak Tuhan, atau apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya, atau kehendak dan pemikiran-Nya dalam segala tindakan yang Ia lakukan, dan dari perspektif mana pun, dari sudut pandang mana pun Aku berbicara mengenai ini, semuanya adalah demi menolong engkau semua menjadi lebih yakin akan keberadaan Tuhan yang nyata, dan membuat engkau semua sungguh-sungguh memahami dan menghargai kasih-Nya bagi umat manusia, dan membuat engkau semua semakin sungguh-sungguh memahami dan menghargai kepedulian Tuhan terhadap manusia, dan keinginan-Nya yang tulus untuk mengelola dan menyelamatkan umat manusia.

Saat ini kita akan pertama-tama merangkum pemikiran, gagasan, dan setiap gerakan Tuhan sejak penciptaan manusia, dan juga memperhatikan pekerjaan apa yang Ia kerjakan sejak penciptaan dunia sampai dimulainya secara resmi Zaman Kasih Karunia. Setelah itu, kita akan dapat menemukan mana sajakah dari pemikiran dan gagasan Tuhan yang tidak diketahui oleh manusia, dan dari situ kita dapat mengerti dengan jelas urutan rencana pengelolaan Tuhan, dan memahami secara menyeluruh konteks di mana Tuhan menciptakan pekerjaan pengelolaan-Nya, berikut sumber serta proses perkembangannya, dan juga dapat memahami secara menyeluruh hasil-hasil seperti apa yang Ia inginkan dari pekerjaan pengelolaan-Nya—yaitu, inti dan tujuan dari pekerjaan pengelolaan-Nya. Demi memahami hal-hal tersebut kita perlu kembali ke suatu saat yang hening dan tenang ketika belum ada manusia ...

Ketika Tuhan bangkit dari peristirahatan-Nya, yang terpikir oleh-Nya pertama kali adalah ini: menciptakan seseorang yang hidup, seorang manusia yang nyata dan hidup—seseorang yang akan hidup bersama dan menjadi pendamping-Nya terus-menerus. Orang ini dapat mendengarkan-Nya, dan Tuhan dapat mencurahkan isi hati serta berbicara kepadanya. Lalu, untuk pertama kalinya, Tuhan mengambil segenggam tanah dan menggunakannya untuk menciptakan manusia hidup pertama yang ada dalam bayangan-Nya, lalu memberi nama kepada makhluk hidup ini—Adam. Setelah Tuhan mendapatkan seorang yang hidup dan bernapas ini, bagaimanakah perasaan-Nya? Untuk pertama kalinya, Ia merasakan sukacita memiliki seseorang yang dikasihi, seorang pendamping. Ia juga merasakan untuk pertama kalinya tanggung jawab sebagai seorang Bapa serta kekhawatiran yang menyertai tanggung jawab tersebut. Orang yang hidup dan bernapas ini memberikan kebahagiaan dan sukacita bagi Tuhan; Ia merasa terhibur untuk pertama kalinya. Inilah hal pertama yang Tuhan lakukan yang tidak dikerjakan oleh pikiran atau bahkan oleh firman-Nya, melainkan oleh kedua tangan-Nya sendiri. Ketika makhluk semacam ini—seseorang yang hidup dan bernapas—berdiri di hadapan Tuhan, terbuat dari daging dan darah, memiliki tubuh dan wujud, dan dapat bercakap-cakap dengan Tuhan, Ia merasakan semacam sukacita yang belum pernah Ia rasakan sebelumnya. Ia benar-benar merasakan tanggung jawab-Nya dan makhluk hidup ini tidak hanya menarik hati-Nya, tapi setiap langkah kecilnya juga menyentuh dan menghangatkan hati-Nya. Jadi ketika makhluk hidup ini berdiri di hadapan Tuhan, ini merupakan pertama kalinya Ia berpikir untuk mendapatkan lebih banyak orang-orang seperti ini. Inilah rangkaian peristiwa yang dimulai dari pemikiran pertama yang dipikirkan-Nya tersebut. Bagi Tuhan, semua peristiwa ini terjadi untuk pertama kalinya, tapi dalam peristiwa-peristiwa pertama ini, apa pun yang Ia rasakan pada saat itu—sukacita, tanggung jawab, kepedulian—Ia tidak bisa membagikannya kepada siapa pun. Dimulai dari saat itu, Tuhan benar-benar merasakan kesepian dan kesedihan yang belum pernah Ia rasakan sebelumnya. Ia merasa bahwa umat manusia tidak dapat menerima ataupun memahami kasih dan kepedulian-Nya, ataupun maksud-Nya bagi umat manusia, sehingga Ia tetap merasakan kesedihan dan kepedihan di dalam hati-Nya. Walaupun Ia telah melakukan hal-hal ini bagi manusia, manusia tidak menyadarinya dan tidak memahaminya. Selain kebahagiaan, sukacita, dan penghiburan yang ditimbulkan manusia pada diri-Nya, segera untuk pertama kalinya Ia pun merasakan kesedihan dan kesepian. Inilah pemikiran dan perasaan Tuhan pada waktu itu. Sementara Tuhan sedang melakukan semua hal ini, di dalam hati-Nya Dia mengalami, dari sukacita menjadi kesedihan, dari kesedihan menjadi kepedihan, semuanya bercampur dengan kecemasan. Satu-satunya yang ingin Ia lakukan adalah secepatnya membuat orang ini, membuat ras manusia ini, tahu apa isi hati-Nya dan mengerti apa maksud-Nya. Kemudian, mereka dapat menjadi pengikut-Nya dan menjadi sesuai dengan-Nya. Mereka tidak akan lagi diam saja ketika mendengar Tuhan berbicara; mereka tidak akan lagi tidak tahu cara bergabung dengan Tuhan dalam pekerjaan-Nya; dan yang terutama, mereka tidak akan lagi menjadi orang-orang yang masa bodoh dengan persyaratan Tuhan. Hal-hal pertama yang Tuhan lengkapi ini sangatlah berarti dan mempunyai nilai yang besar bagi rencana pengelolaan-Nya, dan juga bagi umat manusia pada zaman sekarang.

Setelah menciptakan segala sesuatu dan manusia, Tuhan tidak beristirahat. Ia tidak sabar untuk mengerjakan pengelolaan-Nya, Ia juga tidak sabar untuk mendapatkan orang-orang yang sangat Ia kasihi di antara umat manusia.

Selanjutnya, tidak lama setelah Tuhan menciptakan manusia, kita melihat dari Alkitab bahwa air bah melanda seluruh dunia. Nuh disebutkan dalam catatan mengenai air bah ini, dan dapat dikatakan bahwa Nuh merupakan orang pertama yang menerima panggilan Tuhan untuk bekerja bersama-Nya demi menyelesaikan tugas dari Tuhan. Tentu saja, ini juga merupakan kali pertama Tuhan memanggil seseorang di bumi untuk melakukan sesuatu sesuai perintah-Nya. Setelah Nuh selesai membangun bahtera, Tuhan membanjiri bumi untuk pertama kalinya. Ketika Tuhan meratakan bumi oleh air bah tersebut, ini adalah pertama kalinya semenjak menciptakan manusia Tuhan dipenuhi rasa muak terhadap manusia; inilah yang memaksa Tuhan mengambil keputusan menyakitkan untuk menghancurkan ras manusia dengan air bah. Setelah air bah meratakan bumi, Tuhan membuat perjanjian pertama-Nya dengan manusia bahwa Ia tidak akan pernah melakukan hal ini lagi. Tanda dari perjanjian ini adalah pelangi. Inilah perjanjian pertama Tuhan dengan manusia, jadi pelangi merupakan tanda pertama dari perjanjian yang diberikan Tuhan. Pelangi ini adalah hal yang nyata, dan secara fisik benar-benar ada. Keberadaan pelangi inilah yang sering membuat Tuhan merasakan kesedihan karena kehilangan umat manusia sebelumnya, sekaligus menjadi pengingat untuk-Nya akan apa yang menimpa mereka .... Tuhan tidak akan memperlambat langkah-Nya—Ia tidak sabar untuk mengambil langkah selanjutnya dalam pengelolaan-Nya. Selanjutnya, Tuhan memilih Abraham sebagai pilihan utama untuk pekerjaan-Nya di seluruh Israel. Ini juga merupakan kali pertama Tuhan memilih kandidat yang demikian. Tuhan memutuskan untuk mulai melakukan pekerjaan-Nya menyelamatkan umat manusia melalui orang ini, dan untuk melanjutkan pekerjaan-Nya melalui keturunan orang tersebut. Kita dapat melihat di dalam Alkitab bahwa inilah yang Tuhan lakukan kepada Abraham. Tuhan kemudian menjadikan Israel tanah pilihan yang pertama, dan memulai pekerjaan-Nya pada Zaman Hukum Taurat melalui orang-orang pilihan-Nya, bangsa Israel. Sekali lagi untuk pertama kalinya, Tuhan memberikan kepada bangsa Israel aturan-aturan dan hukum-hukum yang tegas yang harus dipatuhi umat manusia, dan menjelaskan aturan-aturan tersebut dengan terperinci. Ini adalah kali pertama Tuhan membekali manusia dengan aturan-aturan standar yang sedemikian spesifik untuk mengatur perkara-perkara seperti bagaimana mereka harus mempersembahkan korban, bagaimana mereka harus hidup, apa yang patut dan tidak patut mereka lakukan, perayaan dan hari-hari besar apa yang harus mereka peringati, dan prinsip-prinsip apa yang harus mereka anut dalam melakukan apa pun. Inilah pertama kalinya Tuhan memberi kepada umat manusia peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip yang sedemikian standar dan terperinci bagi hidup mereka.

Ketika Aku mengatakan "kali pertama," ini artinya Tuhan belum pernah menyelesaikan pekerjaan seperti itu sebelumnya. Itu adalah hal yang tidak pernah ada sebelumnya, dan meskipun Tuhan telah menciptakan umat manusia dan Ia telah menciptakan segala jenis ciptaan dan makhluk hidup, Ia tidak pernah merampungkan pekerjaan sejenis itu. Semua pekerjaan ini melibatkan pengelolaan Tuhan terhadap manusia; semuanya berkaitan dengan manusia dan penyelamatan dan pengelolaan manusia oleh-Nya. Setelah Abraham, Tuhan mengambil pilihan sekali lagi untuk kali pertama—Ia memilih Ayub untuk menjadi seseorang di bawah hukum Taurat yang dapat bertahan dari cobaan Iblis, dengan tidak henti-hentinya takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan dan bersaksi bagi-Nya. Ini juga merupakan kali pertama Tuhan memperbolehkan Iblis mencobai manusia, dan juga merupakan kali pertama Ia bertaruh dengan Iblis. Pada akhirnya, untuk pertama kalinya, Tuhan mendapatkan seseorang yang mampu bersaksi bagi-Nya selagi menghadapi Iblis—seseorang yang dapat menjadi kesaksian bagi-Nya dan mempermalukan Iblis secara telak. Sejak Tuhan menciptakan umat manusia, inilah orang pertama yang Tuhan dapatkan yang mampu menjadi kesaksian bagi-Nya. Begitu Ia telah mendapatkan orang ini, Tuhan bahkan semakin tidak sabar untuk melanjutkan pengelolaan-Nya dan memulai tahapan selanjutnya dari pekerjaan-Nya, mempersiapkan pilihan dan tempat selanjutnya untuk melakukan pekerjaan-Nya.

Setelah melakukan persekutuan mengenai semua hal ini, apakah engkau semua memiliki pemahaman yang benar akan kehendak Tuhan? Tuhan memandang pengelolaan-Nya atas umat manusia ini, penyelamatan umat manusia, sebagai hal yang lebih penting dari segalanya. Ia melakukan hal-hal ini tidak hanya dengan pikiran-Nya, dan juga tidak hanya dengan firman-Nya, dan Ia terutama tidak melakukannya secara asal-asalan—Ia mengerjakan segalanya dengan perencanaan, dengan tujuan, dengan standar, dan dengan kehendak-Nya. Sangatlah jelas bahwa pekerjaan untuk menyelamatkan umat manusia ini mempunyai arti yang sangat penting baik bagi Tuhan maupun bagi manusia. Tidak peduli seberapa sulit pekerjaan itu, tidak peduli seberapa besar rintangannya, tidak peduli seberapa lemah manusia, atau seberapa dalam sifat pemberontakan manusia, tidak satu pun dari semua ini yang sulit bagi Tuhan. Tuhan menyibukkan diri-Nya, melakukan upaya-Nya yang sungguh-sungguh serta mengelola pekerjaan yang ingin Ia sendiri kerjakan. Ia juga mengatur segala hal, dan menguasai semua orang dan pekerjaan yang ingin Ia sempurnakan—tidak ada satu pun dari hal-hal ini pernah dikerjakan sebelumnya. Ini adalah kali pertama Tuhan menggunakan metode-metode ini dan membayar harga yang besar untuk proyek besar pengelolaan dan penyelamatan umat manusia. Sementara Tuhan melakukan pekerjaan ini, sedikit demi sedikit Ia menyatakan dan menyampaikan kepada manusia tentang jerih lelah-Nya, tanpa menyembunyikan apa pun, tentang siapa Dia dan apa yang Ia miliki, tentang hikmat dan kemahakuasaan-Nya, dan setiap aspek dari watak-Nya. Dengan terus terang, sedikit demi sedikit, Ia menyampaikan dan mengungkapkan hal-hal ini seperti yang belum pernah Ia lakukan sebelumnya. Dengan demikian, di seluruh alam semesta, selain orang-orang yang hendak Tuhan kelola dan selamatkan, tidak pernah ada lagi ciptaan lain yang demikian dekatnya dengan Tuhan, yang memiliki hubungan sedemikian intim dengan-Nya. Di dalam hati-Nya, umat manusia yang ingin Ia kelola dan selamatkan adalah yang paling penting, dan Ia memandang mereka berharga di atas segalanya; meskipun Ia telah membayar harga yang sangat mahal demi mereka, dan meskipun Ia terus-menerus disakiti dan tidak ditaati oleh mereka, Ia tidak pernah meninggalkan mereka dan melanjutkan pekerjaan-Nya tanpa mengenal lelah, tanpa keluhan ataupun penyesalan. Ini karena Ia tahu, cepat atau lambat, manusia pada suatu hari akan terbangun oleh panggilan-Nya, akan tergerak oleh firman-Nya, akan mengakui bahwa Ia adalah Tuhan atas ciptaan, lalu kembali ke sisi-Nya ...

Setelah mendengarkan semua hal ini sekarang, engkau semua mungkin merasa bahwa segala sesuatu yang Tuhan lakukan sangat biasa. Nampaknya manusia telah senantiasa merasakan sebagian dari kehendak Tuhan bagi mereka baik dari firman-Nya maupun dari pekerjaan-Nya, tapi selalu saja ada jarak tertentu di antara perasaan mereka atau pengetahuan mereka dengan apa yang sedang Tuhan pikirkan. Jadi, menurut-Ku adalah perlu untuk menyampaikan kepada semua orang tentang mengapa Tuhan menciptakan manusia, dan latar belakang di balik keinginan-Nya mendapatkan semua orang yang Ia harapkan. Sangatlah penting untuk membagikan tentang hal ini kepada semua orang, sehingga semua orang mengerti dengan jelas di dalam hati mereka. Karena setiap pemikiran dan gagasan Tuhan, dan setiap fase dan periode pekerjaan-Nya saling terhubung, dan terkait erat dengan seluruh pekerjaan pengelolaan-Nya, maka ketika engkau memahami pemikiran, gagasan, dan kehendak Tuhan dalam setiap langkah pekerjaan-Nya, ini sama dengan memahami sumber pekerjaan dari rencana pengelolaan-Nya. Di atas fondasi inilah pemahamanmu akan Tuhan diperdalam. Meskipun semua yang dilakukan Tuhan ketika Ia mula-mula menciptakan dunia, yang Kusebutkan sebelumnya, hanyalah sekadar informasi bagi orang di zaman sekarang dan nampak tidak ada kaitannya dengan pengejaran akan kebenaran, sepanjang pengalamanmu, akan datang hari ketika engkau tidak lagi mengganggap hal ini sepele seperti sekadar potongan-potongan informasi, ataupun menganggapnya sepele seperti suatu misteri. Seiring perjalanan hidupmu dan ketika Tuhan menempati sedikit tempat di hatimu, atau saat engkau memahami lebih menyeluruh dan lebih dalam akan kehendak-Nya, engkau akan benar-benar memahami betapa penting dan perlunya hal-hal yang Aku beritahukan kepadamu hari ini. Tidak peduli sejauh mana engkau semua telah menerima ini; sudah semestinya engkau semua mengerti dan mengetahui hal-hal ini. Ketika Tuhan melakukan sesuatu, ketika Ia mengerjakan pekerjaan-Nya, tidak peduli apakah oleh pemikiran-Nya atau oleh kedua tangan-Nya, tidak peduli apakah untuk pertama kali atau terakhir kali Ia mengerjakannya—pada akhirnya, Tuhan memiliki rencana, dan tujuan serta pemikiran-Nya itu ada dalam segala sesuatu yang Ia kerjakan. Tujuan dan pemikiran-pemikiran ini merepresentasikan watak Tuhan, dan mengungkapkan apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya. Kedua hal ini—watak Tuhan serta apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya—harus dimengerti oleh setiap orang. Setelah seseorang memahami watak-Nya dan apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya, mereka secara bertahap dapat memahami mengapa Tuhan melakukan apa yang Ia kerjakan dan mengapa Ia mengatakan apa yang Ia katakan. Dari situ, mereka kemudian dapat lebih beriman untuk mengikuti Tuhan, untuk mengejar kebenaran, dan untuk mengejar perubahan watak. Dengan kata lain, pengertian manusia akan Tuhan dan iman mereka kepada Tuhan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Meskipun apa yang didengar atau dipahami orang-orang adalah tentang watak Tuhan, apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya, apa yang mereka dapatkan adalah kehidupan yang berasal dari Tuhan. Begitu engkau telah dibentuk oleh kehidupan ini, ketakutanmu akan Tuhan akan menjadi semakin besar, dan penuaian ini terjadi dengan sangat alami. Jika engkau tidak ingin memahami atau mengetahui tentang watak Tuhan atau esensi-Nya, jika engkau bahkan tidak mau merenungkan atau memusatkan pikiranmu pada hal-hal ini, Aku dapat pastikan bahwa jalan iman kepada Tuhan yang sedang engkau kejar tidak akan pernah benar-benar memuaskan kehendak-Nya atau membuatmu mendapatkan pujian dari-Nya. Lebih dari itu, engkau tidak akan pernah benar-benar mencapai keselamatan—ini adalah konsekuensi akhir. Ketika orang tidak memahami Tuhan dan tidak mengenal watak-Nya, hati mereka tidak akan benar-benar terbuka bagi-Nya. Setelah mereka memahami Tuhan, mereka akan mulai menghargai dan mengecap apa yang ada di dalam hati-Nya dengan minat dan keyakinan. Ketika engkau menghargai dan mengecap apa yang ada di dalam hati Tuhan, hatimu akan secara bertahap, sedikit demi sedikit, terbuka bagi-Nya. Ketika hatimu terbuka bagi-Nya, engkau akan merasakan betapa memalukan dan hinanya caramu berurusan dengan Tuhan, tuntutanmu kepada Tuhan, dan hasrat mulukmu. Ketika hatimu sungguh-sungguh terbuka bagi Tuhan, engkau akan melihat bahwa hati-Nya adalah dunia tanpa batas, dan engkau akan memasuki alam yang tidak pernah engkau alami sebelumnya. Di alam ini tidak ada kecurangan, tidak ada penipuan, tidak ada kegelapan, dan tidak ada kejahatan. Hanya ada ketulusan dan kesetiaan; hanya ada terang dan kejujuran; hanya ada kebenaran dan kebaikan. Alam ini dipenuhi cinta dan kepedulian, dipenuhi belas kasihan dan toleransi, dan melaluinya engkau akan merasakan kebahagiaan dan sukacita hidup. Hal-hal inilah yang akan diungkapkan-Nya kepadamu saat engkau membuka hatimu bagi Tuhan. Dunia tanpa batas ini dipenuhi hikmat Tuhan, dan penuh oleh kemahakuasaan-Nya, juga dipenuhi kasih dan otoritas-Nya. Di sana engkau dapat melihat setiap aspek dari apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya, apa yang membuat-Nya bersukacita, mengapa Ia khawatir dan mengapa Ia menjadi sedih, mengapa Ia menjadi marah .... Ini adalah apa yang dapat dilihat setiap orang yang membuka hati mereka lalu mempersilakan Tuhan untuk masuk. Tuhan hanya dapat masuk ke dalam hatimu apabila engkau membukakan hatimu bagi-Nya. Engkau hanya dapat melihat apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya, dan engkau hanya dapat melihat kehendak-Nya bagimu apabila Ia telah masuk ke dalam hatimu. Pada saat itu, engkau akan menemukan bahwa segala hal mengenai Tuhan begitu berharga, bahwa apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya sangatlah pantas dihargai. Dibandingkan dengan hal itu, orang-orang di sekelilingmu, benda-benda dan peristiwa dalam hidupmu, dan bahkan orang-orang terkasihmu, pasanganmu, dan hal-hal yang engkau kasihi, tidaklah layak bahkan hanya untuk disebutkan. Semua itu begitu kecil, begitu rendah; engkau akan merasa bahwa tidak ada lagi benda materiel yang mampu membuatmu tertarik, dan semua itu tidak dapat membuatmu membayar harga apa pun demi mendapatkannya. Dalam kerendahhatian Tuhan engkau akan melihat keagungan-Nya dan keunggulan-Nya. Terlebih dari itu, dalam hal-hal yang telah Ia lakukan yang sebelumnya engkau pandang kecil, engkau akan melihat hikmat-Nya yang tak terhingga dan toleransi-Nya, dan engkau akan melihat kesabaran-Nya, ketabahan-Nya, dan pengertian-Nya akan engkau. Di dalam dirimu hal ini akan membuat engkau mengasihi-Nya. Pada hari itu, engkau akan merasa bahwa umat manusia hidup di tengah dunia yang begitu menjijikkan, bahwa orang-orang di sampingmu dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupmu, dan bahkan mereka yang engkau kasihi, kasih mereka terhadapmu, bahkan yang mereka sebut perlindungan dan kepedulian mereka terhadapmu tidak pantas lagi disebut-sebut—hanya Tuhanlah kekasihmu, dan hanya Tuhanlah yang paling berharga bagimu. Ketika hari itu tiba, Aku percaya akan ada beberapa orang yang berkata: kasih Tuhan sungguh luar biasa, dan esensi-Nya begitu kudus—di dalam Tuhan tidak ada muslihat, tidak ada kejahatan, tidak ada iri hati, dan tidak ada perselisihan, hanya ada kebenaran dan autentisitas, dan segala sesuatu yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya haruslah didambakan oleh manusia. Manusia harus berjuang dan mencita-citakan hal itu. Berdasarkan apakah kemampuan manusia untuk mencapai hal itu dibangun? Itu dibangun berdasarkan pemahaman manusia akan watak Tuhan, dan pemahaman mereka akan esensi Tuhan. Jadi, memahami watak Tuhan dan apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya, merupakan pelajaran seumur hidup bagi setiap orang, dan merupakan tujuan seumur hidup bagi setiap orang yang berusaha untuk mengubah watak mereka, dan berusaha mengenal Tuhan.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.