Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II

Watak Tuhan yang Benar (Bagian Satu)

Sekarang karena engkau semua sudah mendengarkan persekutuan sebelumnya tentang otoritas Tuhan, Aku yakin engkau semua diperlengkapi dengan cukup pemahaman tentang hal ini. Seberapa banyak engkau semua dapat menerima, mengerti, dan memahami, semuanya tergantung pada seberapa besar usaha yang engkau semua kerahkan. Harapan-Ku adalah engkau semua bisa mendekati hal ini dengan sungguh-sungguh dan jangan memperlakukannya dengan setengah hati! Sekarang, apakah mengenal otoritas Tuhan sama dengan mengenal seluruh keberadaan Tuhan? Orang bisa mengatakan mengenal otoritas Tuhan adalah awal dari mengenal Tuhan yang unik itu sendiri, dan orang juga bisa mengatakan bahwa mengenal otoritas Tuhan berarti orang itu sudah melangkah ke dalam pintu gerbang pengenalan hakikat Tuhan yang unik itu sendiri. Pemahaman ini adalah satu bagian dari mengenal Tuhan. Lalu apa bagian lainnya? Inilah topik yang ingin Kubahas pada hari ini—watak Tuhan yang benar.

Aku sudah memilih dua bagian dari Alkitab yang akan digunakan untuk persekutuan tentang topik hari ini: Bagian pertama berkaitan dengan penghancuran Sodom oleh Tuhan, yang bisa ditemukan di Kejadian 19:1-11 dan Kejadian 19:24-25. Bagian kedua berkaitan dengan pengampunan Tuhan terhadap Niniwe yang bisa ditemukan di Yunus 1:1-2, dan pasal ketiga dan keempat kitab Yunus. Aku rasa engkau semua menunggu-nunggu untuk mendengar apa yang akan Aku sampaikan mengenai kedua bagian ini. Apa yang Aku sampaikan secara alami tidak dapat menyimpang dari tema mengenal Tuhan itu sendiri dan mengenal hakikat-Nya, tetapi apa yang akan menjadi fokus persekutuan pada hari ini? Apakah ada di antaramu yang tahu? Bagian manakah dari persekutuan-Ku tentang "Otoritas Tuhan" yang menarik perhatianmu? Mengapa Aku katakan bahwa hanya Pribadi yang memiliki otoritas dan kuasalah yang adalah Tuhan itu sendiri? Apa yang Aku maksudkan dengan mengatakan hal itu? Apa yang ingin Kuberitahukan kepada engkau semua? Apakah otoritas dan kuasa Tuhan adalah salah satu aspek dari cara menampilkan hakikat-Nya? Apakah keduanya adalah bagian dari hakikat-Nya yang membuktikan identitas dan status-Nya? Apakah dari pertanyaan-pertanyaan ini engkau semua tahu apa yang akan Aku sampaikan? Apa yang Aku ingin engkau semua pahami? Pikirkan hal ini baik-baik.

Karena dengan Keras Menentang Tuhan, Manusia Dihancurkan oleh Murka Tuhan

Pertama, mari kita melihat beberapa perikop dari Alkitab yang menggambarkan "Penghancuran Sodom oleh Tuhan".

Kejadian 19:1-11 Dan datanglah dua malaikat ke Sodom saat petang hari, dan Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom: dan ketika Lot melihat mereka, ia bangkit untuk menyambut mereka; lalu bersujud sampai mukanya menyentuh tanah, dan berkata: "Silakan, tuan-tuan, mampirlah ke rumah hambamu ini, tinggallah semalam, lalu cucilah kakimu dan besok pagi tuan-tuan bisa bangun dan melanjutkan perjalanan." Dan mereka menjawab: "Tidak; kami akan di jalan saja sepanjang malam." Karena ia sangat mendesak mereka sehingga mereka pun menyerah, dan masuk ke rumahnya; lalu ia menjamu mereka dan memanggang roti tidak beragi dan mereka makan. Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang kota itu, para lelaki dari Sodom, mengepung rumah itu, baik tua maupun muda, semua orang dari setiap rumah di kota itu. Lalu mereka memanggil Lot, dan berkata kepadanya: "Di manakah orang-orang yang datang malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami bisa mengenal mereka." Lot pun keluar menemui mereka dan menutup pintu di belakangnya, dan berkata: "Saudara-saudara, aku mohon, janganlah berlaku jahat. Lihatlah, aku mempunyai dua anak perempuan yang belum pernah mengenal laki-laki; biarlah aku bawa mereka keluar kepadamu dan lakukan apa yang menurutmu pantas: hanya saja jangan lakukan apa pun kepada dua orang tadi; sebab mereka berada di bawah perlindunganku." Lalu mereka berkata: "Mundur." Dan mereka berkata lagi: "orang ini datang untuk tinggal sementara dan sekarang ia menjadi hakim bagi kita: sekarang kami akan bertindak lebih keras kepadamu daripada kepada mereka." Lalu mereka mendesak Lot bahkan hampir mendobrak pintu. Tetapi kedua orang itu mengulurkan tangan mereka, dan menarik Lot masuk, lalu menutup pintu. Dan mereka membuat orang-orang yang ada di depan pintu menjadi buta, baik yang tua maupun yang muda: sehingga mereka tidak bisa menemukan pintu.

Kejadian 19:24-25 Maka Yahweh menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, dari Yahweh dari langit; dan Dia menjungkirbalikkan kota-kota itu dan seluruh lembah dan penghuni kota-kota itu, dan semua yang tumbuh di tanah.

Dari kedua perikop di atas, tidak sulit untuk melihat bahwa kejahatan dan kerusakan Sodom sudah mencapai tahap yang menjijikkan baik bagi Tuhan maupun manusia, dan di mata Tuhan, kota itu layak dihancurkan. Tetapi apa yang terjadi di dalam kota itu sebelum dihancurkan? Apakah yang dapat manusia pelajari dari kejadian ini? Apakah yang bisa manusia pelajari tentang watak Tuhan, khususnya dari sikap-Nya terhadap kejadian ini? Untuk memahami seluruh kisahnya, mari kita baca dengan saksama apa yang dicatat di dalam Kitab Suci ...

Kerusakan Sodom: Membangkitkan Amarah Manusia, Menimbulkan Murka Tuhan

Malam itu, Lot menerima dua utusan Tuhan dan menyiapkan jamuan bagi mereka. Setelah makan, sebelum mereka berbaring, orang-orang dari seluruh kota mengepung rumah Lot dan menyuruh Lot keluar. Kitab Suci mencatat mereka berkata: "Di manakah orang-orang yang datang malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami bisa mengenal mereka." Siapa yang mengucapkan perkataan ini? Kepada siapakah mereka mengatakannya? Itu adalah perkataan penduduk Sodom, yang diteriakkan di luar rumah Lot dan ditujukan kepada Lot. Bagaimana rasanya mendengar perkataan seperti ini? Apakah engkau merasa marah? Apakah perkataan ini membuatmu muak? Apakah membuatmu dikuasai kemarahan? Bukankah perkataan ini berbau Iblis? Lewat perkataan-perkataan itu, dapatkah engkau merasakan kejahatan dan kegelapan dalam kota itu? Dapatkah engkau merasakan kekejaman dan kebiadaban dari perilaku orang-orang itu lewat perkataan mereka? Dapatkah engkau merasakan kedalaman kerusakan mereka lewat perilaku mereka? Melalui isi dari ucapan mereka, tidak sulit untuk melihat bahwa watak jahat dan kejam mereka telah mencapai tingkat di mana mereka sendiri tidak mampu mengendalikannya. Selain Lot, semua orang lain di kota itu tidak ada bedanya dengan Iblis; sekadar melihat orang lain sudah membuat mereka ingin mencelakakan dan memangsanya .... Hal ini tidak hanya membuat orang merasakan ada sesuatu yang menakutkan dan mengerikan dengan kota ini, tetapi juga ada aura kematian di sekelilingnya; dan juga membuat orang merasakan kejahatan dan haus darahnya.

Saat berhadapan dengan gerombolan tidak berperikemanusiaan ini, orang-orang yang penuh dengan ambisi untuk memangsa nyawa manusia, seperti apakah respons Lot? Menurut Kitab Suci: "Saudara-saudara, aku mohon, janganlah berlaku jahat. Lihatlah, aku mempunyai dua anak perempuan yang belum pernah mengenal laki-laki; biarlah aku bawa mereka keluar kepadamu dan lakukan apa yang menurutmu pantas: hanya saja jangan lakukan apa pun kepada dua orang tadi; sebab mereka berada di bawah perlindunganku." Lot bermaksud mengatakan: Ia rela memberikan dua anak perempuannya untuk melindungi utusan Tuhan. Seharusnya, orang-orang ini menerima persyaratan yang diajukan Lot dan meninggalkan kedua utusan Tuhan itu; lagi pula, kedua utusan Tuhan itu adalah orang asing bagi mereka, orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan mereka; kedua utusan Tuhan itu tidak pernah mengganggu kepentingan mereka. Akan tetapi, karena termotivasi oleh sifat jahatnya, mereka tidak mau tinggal diam. Sebaliknya, mereka malah meningkatkan usahanya. Dari kata-kata balasan mereka kita bisa dengan yakin melihat sifat jahat orang-orang ini; dan pada saat yang sama juga kita bisa tahu dan memahami alasan mengapa Tuhan ingin menghancurkan kota ini.

Jadi apa yang mereka katakan selanjutnya? Alkitab mencatat: "Mundur. Dan mereka berkata lagi, Orang ini datang untuk tinggal sementara dan sekarang ia menjadi hakim bagi kita: sekarang kami akan bertindak lebih keras kepadamu daripada kepada mereka. Lalu mereka mendesak Lot bahkan hampir mendobrak pintu." Mengapa mereka ingin mendobrak pintu? Alasannya adalah mereka begitu ingin mencelakai kedua utusan Tuhan tadi. Apa yang dilakukan kedua utusan Tuhan itu di Sodom? Tujuan mereka datang ke sana adalah menyelamatkan Lot dan keluarganya; tetapi orang-orang di kota itu salah mengira mereka datang ke sana untuk menempati posisi tertentu. Tanpa menanyakan tujuan mereka, seluruh kota ingin mencelakai kedua utusan Tuhan secara kejam hanya berdasarkan dugaan; mereka ingin mencelakai dua orang yang tidak ada urusannya dengan mereka. Jelaslah bahwa orang-orang di kota ini sudah sama sekali kehilangan kemanusiaan dan akal sehatnya. Tingkat kegilaan dan keliaran mereka tidak ada bedanya dengan sifat jahat Iblis yang suka mencelakai dan memangsa manusia.

Ketika mereka meminta orang-orang itu diserahkan oleh Lot, apa yang Lot lakukan? Dari ayat firman Tuhan, kita tahu Lot tidak menyerahkan mereka. Apakah Lot tahu kedua orang itu utusan Tuhan? Tentu saja tidak! Tetapi mengapa ia mampu menyelamatkan keduanya? Apakah ia tahu alasan mereka datang? Walau ia tidak tahu alasan kedatangan mereka, ia tahu bahwa mereka adalah hamba Tuhan jadi ia menerima mereka. Bahwa ia bisa menyebut hamba-hamba Tuhan itu tuan, menunjukkan bahwa Lot adalah seorang pengikut Tuhan, tidak seperti orang-orang lain di Sodom. Karena itulah, ketika utusan Tuhan datang kepadanya, ia merisikokan nyawanya sendiri untuk menerima kedua hamba Tuhan itu; dan lebih dari itu, ia juga mau memberikan kedua anak perempuannya demi melindungi kedua hamba Tuhan itu. Ini adalah perbuatan Lot yang benar; ini juga adalah ungkapan nyata dari sifat dan hakikat Lot dan ini juga alasan Tuhan mengutus hamba-hamba-Nya untuk menyelamatkan Lot. Ketika dihadapkan dengan bencana, Lot melindungi kedua hamba Tuhan itu tanpa memikirkan harganya; ia bahkan berusaha menukarkan dua anak perempuannya demi keselamatan hamba-hamba Tuhan itu. Selain Lot, apakah ada orang lain di kota yang melakukan hal seperti ini? Fakta membuktikan—tidak ada! Karena itulah, bisa dikatakan bahwa semua orang di Sodom, kecuali Lot, adalah target penghancuran, dan juga target yang layak dihancurkan.

Sodom Dihancurkan Karena Membuat Tuhan Murka

Ketika orang-orang Sodom melihat kedua hamba Tuhan itu, mereka tidak bertanya alasan mengapa mereka datang, tidak ada seorang pun yang bertanya apakah mereka datang untuk menyebarkan kehendak Tuhan. Sebaliknya, mereka membentuk komplotan dan tanpa menunggu penjelasan, mereka berusaha menangkap kedua hamba Tuhan itu seperti anjing liar atau serigala yang buas. Apakah Tuhan melihat hal itu saat terjadi? Apa yang Tuhan pikirkan dalam hati-Nya melihat perilaku manusia yang seperti ini? Tuhan memutuskan menghancurkan kota ini; Dia tidak ragu atau menunggu, atau terus menunjukkan kesabaran-Nya. Saat-Nya sudah tiba jadi Dia akan melakukan apa yang Dia ingin lakukan. Karena itulah Kejadian 19:24-25 mengatakan, "Maka Yahweh menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, dari Yahweh dari langit; dan Dia menjungkirbalikkan kota-kota itu dan seluruh lembah dan penghuni kota-kota itu, dan semua yang tumbuh di tanah." Dua ayat itu menceritakan kepada manusia cara Tuhan menghancurkan kota ini; ayat ini juga menceritakan kepada manusia apa yang Tuhan hancurkan. Pertama, Alkitab mencatat bahwa Tuhan membumihanguskan kota itu dengan api dan jangkauan api itu cukup untuk membinasakan semua orang dan apa yang tumbuh di tanah. Jadi, api yang turun dari langit, tidak hanya menghancurkan kota itu, tetapi juga semua orang dan makhluk hidup di dalamnya, tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Setelah kota itu dihancurkan, tanahnya menjadi tandus dan tidak ada yang bisa hidup di sana. Tidak ada kehidupan lagi ataupun tanda kehidupan. Kota itu menjadi kota mati, tempat kosong yang dipenuhi kesunyian. Tidak akan ada lagi perbuatan jahat melawan Tuhan di tempat ini, tidak akan ada lagi pembantaian atau penumpahan darah.

Mengapa Tuhan ingin membumihanguskan kota ini sedemikian menyeluruhnya? Apa yang bisa engkau semua pelajari di sini? Apakah Tuhan tahan melihat umat manusia dan alam, ciptaan-Nya sendiri, dihancurkan seperti itu? Jika engkau bisa memahami kemarahan Tuhan Yahweh dari api yang diturunkan dari langit, maka tidak sulit untuk melihat tingkat murka-Nya dari target penghancuran-Nya dan juga dari tingkat kehancuran kota itu. Ketika Tuhan membenci sebuah kota, Dia akan mengirimkan hukuman-Nya atas kota itu. Ketika Tuhan jijik dengan sebuah kota, Dia akan mengeluarkan peringatan berkali-kali memberitahu orang-orang akan kemarahan-Nya. Namun, ketika Tuhan memutuskan untuk mengakhiri dan menghancurkan sebuah kota—yaitu ketika murka dan kemegahan-Nya disinggung—Dia tidak akan mengirimkan hukuman atau peringatan lagi. Sebaliknya, Dia akan langsung menghancurkannya. Dia akan membuatnya benar-benar hancur. Ini adalah watak Tuhan yang benar.

Setelah Sodom Berulangkali Menentang dan Memusuhi Tuhan, Dia Membumihanguskannya Sepenuhnya

Begitu kita memiliki pemahaman umum tentang watak Tuhan yang benar, kita bisa kembali memusatkan perhatian pada kota Sodom—yang Tuhan pandang sebagai kota dosa. Dengan memahami hakikat kota ini, kita bisa mengerti mengapa Tuhan ingin menghancurkannya dan mengapa Dia menghancurkannya sampai habis. Dari sini, kita bisa belajar tentang watak Tuhan yang benar.

Dari sudut pandang manusia, Sodom adalah sebuah kota yang benar-benar bisa memuaskan keinginan dan kejahatan manusia. Kota itu menarik dan memikat dengan musik dan tarian, malam demi malam, kemakmurannya menarik orang sehingga menjadi gila dan terpikat. Kejahatannya merusak hati orang-orang dan menarik mereka ke dalam kemerosotan. Ini adalah kota di mana roh najis dan roh jahat mengamuk; kota ini penuh dengan dosa dan pembunuhan dan udaranya bau busuk darah. Ini adalah kota yang membuat orang gemetar sampai ke tulang-tulang, kota yang membuat orang membungkuk karena takut. Tidak ada orang di kota ini—pria atau wanita, tua atau muda—yang mencari jalan yang benar; tidak ada yang merindukan terang atau ingin menjauh dari dosa. Mereka hidup di bawah kendali, kerusakan, dan tipu daya si Iblis. Mereka sudah kehilangan kemanusiaan, akal sehat, dan tujuan semula keberadaan manusia. Mereka melakukan tak terhitung banyaknya dosa yang menentang Tuhan, mereka menolak bimbingan-Nya dan melawan kehendak-Nya. Perbuatan jahat merekalah, yang membuat orang-orang, kota tersebut, dan semua yang hidup di dalamnya, selangkah demi selangkah, menuju ke jalan kehancuran.

Walau kedua perikop ini tidak mencatat detail tentang sampai sejauh mana kerusakan orang-orang Sodom, sebaliknya mencatat tingkah laku mereka terhadap kedua hamba Tuhan yang baru tiba di kota itu, sebuah kebenaran sederhana dapat mengungkapkan sampai sejauh mana orang Sodom sudah rusak, jahat, dan menentang Tuhan. Karena ini, wajah asli dan hakikat orang-orang di kota itu disingkapkan. Tidak hanya mereka tidak menerima peringatan dari Tuhan, mereka juga tidak takut hukuman-Nya. Sebaliknya, mereka membenci kemarahan Tuhan. Mereka dengan membabi buta menentang Tuhan. Tidak peduli apa yang Dia lakukan atau bagaimana Dia melakukannya, sifat jahat mereka semakin meningkat dan mereka berkali-kali melawan Tuhan. Orang-orang Sodom tidak suka terhadap keberadaan Tuhan, kedatangan-Nya, hukuman-Nya, dan bahkan peringatan-Nya. Mereka tidak melihat apa pun yang berharga di sekelilingnya. Mereka memangsa dan mencelakai semua orang yang bisa dimangsa dan dicelakai dan mereka memperlakukan hamba-hamba Tuhan juga seperti itu. Dibandingkan dengan seluruh perbuatan jahat yang dilakukan oleh penduduk Sodom, mencelakai kedua hamba Tuhan itu hanyalah ujung gunung es dan sifat cemar mereka yang tersingkapkan sebenarnya banyaknya tidak lebih dari setetes air di tengah lautan luas. Oleh karena itulah, Tuhan memilih untuk menghancurkan mereka dengan api. Tuhan tidak menggunakan air bah atau badai, gempa bumi, tsunami, atau metode lain untuk menghancurkan kota itu. Apa yang bisa dipelajari dari cara Tuhan menggunakan api untuk menghancurkan kota ini? Ini berarti penghancuran total kota itu; ini berarti kota itu hilang sepenuhnya dari bumi dan dari keberadaan. Di sini "penghancuran" tidak hanya merujuk kepada penghilangan bentuk dan struktur atau penampakan luar kota; ini juga berarti jiwa orang-orang di dalam kota tidak ada lagi, sepenuhnya dimusnahkan. Secara sederhana, semua orang, kejadian, dan benda yang berkaitan dengan kota itu dihancurkan. Tidak akan ada kehidupan setelah kematian atau reinkarnasi bagi mereka; Tuhan telah menghapuskan mereka dari antara umat manusia, ciptaan-Nya, sekali dan selamanya. "Menggunakan api" di sini berarti menghentikan dosa dan ini artinya mengakhiri dosa; dosa ini tidak akan ada lagi dan tidak akan menyebar. Ini berarti kejahatan Iblis sudah kehilangan tanah subur dan juga kubur yang membuatnya memiliki tempat untuk tinggal dan hidup. Dalam perang antara Tuhan dan Iblis, penggunaan api oleh Tuhan adalah tanda kemenangan-Nya di mana Iblis pun ditandai. Kehancuran Sodom adalah kemunduran besar dalam ambisi Iblis untuk menentang Tuhan dengan cara merusak dan memangsa manusia dan itu juga adalah tanda memalukan yang akan bertahan seumur hidup di dalam perkembangan manusia ketika manusia menolak bimbingan Tuhan dan menyerahkan dirinya pada kejahatan. Terlebih lagi, ini adalah catatan pewahyuan sejati tentang watak Tuhan yang benar.

Ketika api yang Tuhan kirim dari langit telah membuat Sodom menjadi abu, itu berarti kota yang bernama "Sodom" tidak ada lagi, dan begitu juga semua yang ada di dalamnya. Semua dihancurkan oleh amarah Tuhan. Semua hilang di bawah murka dan kemegahan Tuhan. Karena watak Tuhan yang benar, Sodom menerima hukumannya yang adil. Karena watak Tuhan yang benar, Sodom menemui kesudahannya yang adil. Kesudahan keberadaan Sodom disebabkan karena kejahatannya dan itu juga karena keinginan Tuhan untuk tidak pernah memandang kota ini lagi dan juga orang-orang yang tinggal di dalamnya atau kehidupan yang bertumbuh di dalam kota itu. "Keinginan Tuhan untuk tidak pernah memandang kota itu lagi" adalah murka-Nya dan juga kemegahan-Nya. Tuhan membakar kota itu karena kejahatan dan dosanya membuat Tuhan merasa marah, jijik, dan muak dan tidak ingin melihatnya lagi atau orang-orangnya atau makhluk hidup di dalamnya. Begitu kota itu selesai dibakar, dan hanya menyisakan abu, kota itu benar-benar tidak ada lagi di mata Tuhan; bahkan ingatan tentangnya hilang, dihapuskan. Ini berarti bahwa api yang dikirim dari langit tidak hanya menghancurkan seluruh kota Sodom dan orang-orang yang penuh kejahatan di dalamnya, dan semua yang ada di dalamnya karena ternoda oleh dosa, tetapi api ini juga menghancurkan ingatan akan kejahatan dan perlawanan umat manusia terhadap Tuhan. Inilah tujuan Tuhan membumihanguskan kota itu.

Umat manusia sudah menjadi rusak sampai ke tahap ekstrem. Mereka tidak tahu siapa Tuhan atau dari mana asal mereka. Jika engkau menyebut-nyebut Tuhan, orang-orang ini akan menyerang, menghujat, dan memfitnah. Bahkan ketika dua hamba Tuhan datang untuk menyebarkan peringatan-Nya, orang-orang yang telah rusak ini tidak hanya tidak menunjukkan tanda-tanda pertobatan; mereka tidak meninggalkan perbuatan jahatnya. Sebaliknya, mereka dengan berani mencelakai hamba Tuhan. Apa yang mereka ungkapkan dan nyatakan adalah sifat dan hakikat permusuhan yang ekstrem terhadap Tuhan. Kita bisa melihat bahwa perlawanan orang-orang yang rusak ini terhadap Tuhan lebih daripada sekadar pernyataan watak mereka yang rusak, ini juga lebih dari sekadar peristiwa memfitnah atau mengejek sebagai akibat kurangnya pemahaman akan kebenaran. Ini juga bukan kebodohan atau kebebalan yang disebabkan oleh tingkah laku mereka yang jahat; ini bukanlah karena orang-orang ini telah ditipu, dan ini jelas bukan karena mereka telah salah jalan. Tingkah laku mereka telah sampai tingkat antagonisme, oposisi, dan kemarahan terhadap Tuhan yang sudah terlampau parah. Tidak diragukan lagi, perilaku manusia seperti ini akan membuat Tuhan murka dan itu akan membuat watak-Nya sangat marah—sebuah watak yang tidak boleh disinggung. Oleh karena itu, Tuhan secara langsung dan terbuka melepaskan murka dan kemegahan-Nya; inilah pernyataan sejati dari watak-Nya yang benar. Dihadapkan dengan kota yang penuh dengan dosa, Tuhan ingin menghancurkannya dengan cara yang paling cepat; Dia ingin memusnahkan orang-orang yang ada di dalamnya dan seluruh dosa mereka dengan cara yang paling lengkap, sehingga penduduk kota ini tidak ada lagi dan membuat dosa di tempat ini berhenti berlipat ganda. Cara paling cepat dan sempurna untuk melakukannya adalah dengan membakarnya. Sikap Tuhan terhadap orang-orang di Sodom bukanlah pengabaian atau ketidakpedulian, melainkan Dia menggunakan murka, kemegahan, dan otoritas-Nya untuk menghukum, memukul, dan sepenuhnya menghancurkan orang-orang itu. Sikap-Nya terhadap mereka bukan hanya sekadar penghancuran secara fisik tetapi juga penghancuran jiwa mereka, pemusnahan kekal. Ini adalah implikasi sejati dari keinginan Tuhan agar mereka "tidak lagi ada".

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait