Firman tentang Mengenal Pekerjaan dan Watak Tuhan

Kutipan 20

Semua manusia yang rusak memiliki natur Iblis dalam diri mereka. Mereka semua memiliki watak Iblis dan mampu mengkhianati Tuhan kapan pun, di mana pun. Ada orang-orang yang bertanya, "Tuhan menciptakan manusia, dan mereka ada dalam tangan Tuhan. Mengapa Tuhan bukannya melindungi manusia tetapi malah membiarkan mereka mengkhianati Tuhan? Bukankah Tuhan itu mahakuasa?" Ini sebuah pertanyaan yang patut dipertimbangkan. Masalah apa yang dapat kautemukan dalam hal ini? Tuhan memiliki sisi mahakuasa dan juga sisi praktis. Tanpa dirusak oleh Iblis pun, manusia mampu mengkhianati Tuhan. Manusia tidak memiliki kehendak subjektifnya sendiri, dalam hal bagaimana mereka seharusnya menyembah Tuhan, dan bagaimana meninggalkan Iblis, tidak berhubungan dengan Iblis dan menaati Tuhan. Tuhan memiliki kebenaran, hidup, dan jalan, Tuhan tidak dapat diganggu gugat .... Manusia tidak memiliki hal-hal ini di dalam diri mereka. Mereka tidak memahami yang sebenarnya tentang hal-hal dalam natur Iblis dan sama sekali tidak memahami kebenaran, jadi mereka mampu mengkhianati Tuhan kapan pun, di mana pun. Selain itu, setelah manusia dirusak oleh Iblis, mereka memiliki hal-hal dari Iblis dalam diri mereka, dan menjadi lebih mudah bagi mereka untuk mengkhianati Tuhan. Inilah masalahnya. Jika engkau hanya melihat sisi praktis Tuhan dan tidak melihat sisi kemahakuasaan Tuhan, akan mudah bagimu untuk mengkhianati Tuhan dan menganggap Kristus sebagai manusia biasa, dan engkau tidak akan mengerti bagaimana mungkin Dia mampu menyampaikan begitu banyak kebenaran untuk menyelamatkan manusia. Jika engkau hanya melihat sisi kemahakuasaan Tuhan dan tidak melihat sisi praktis Tuhan, akan mudah juga bagimu untuk menentang Tuhan. Jika engkau tidak melihat kedua sisi itu, kemungkinan besar engkau akan menentang Tuhan. Oleh karena itu, bukankah mengenal Tuhan adalah hal yang paling sulit di dunia ini? Makin orang mengenal Tuhan, mereka akan makin memahami maksud Tuhan, dan memahami bahwa semua yang Tuhan lakukan mempunyai makna. Jika orang memiliki pemahaman yang benar tentang Tuhan, mereka akan dapat mencapai hasil tersebut. Meskipun Tuhan memiliki sisi praktis, orang tidak akan pernah sepenuhnya mengenal Tuhan. Tuhan itu terlalu menakjubkan dan dahsyat tak terselami, sedangkan pemikiran manusia terlalu terbatas. Mengapa dikatakan bahwa manusia selamanya bayi di hadapan Tuhan? Inilah yang dimaksud.

Ketika Tuhan berfirman atau melakukan sesuatu, manusia selalu salah mengerti, "Bagaimana mungkin Tuhan melakukan hal itu? Tuhan itu mahakuasa!" Manusia selalu memiliki gagasan mereka sendiri. Dalam hal Tuhan merasakan penderitaan duniawi, ada orang-orang yang berpikir, "Bukankah Tuhan itu mahakuasa? Perlukah Dia merasakan penderitaan duniawi? Bukankah Tuhan tahu seperti apa penderitaan duniawi itu?" Ini adalah sisi praktis dari pekerjaan Tuhan. Pada Zaman Kasih Karunia, Yesus disalibkan untuk menebus manusia, tetapi manusia tidak memahami Tuhan dan selalu menyimpan gagasan tentang Tuhan, dengan berkata, "Untuk menebus semua manusia, Tuhan hanya perlu berkata kepada Iblis, 'Aku mahakuasa. Kau berani menahan manusia dari-Ku? Kau harus menyerahkan mereka kepada-Ku.' Dengan kalimat pendek ini, segala sesuatu dapat diselesaikan—bukankah Tuhan memiliki otoritas? Tuhan hanya perlu berfirman bahwa manusia telah ditebus dan dosa-dosa manusia telah diampuni, maka manusia pun menjadi tidak berdosa. Bukankah hal-hal ini dapat dijadikan oleh firman Tuhan? Jika langit dan bumi dan segala sesuatu tercipta oleh firman yang Tuhan ucapkan, bagaimana mungkin Tuhan tidak menyelesaikan masalah ini? Mengapa Tuhan itu sendiri harus disalibkan?" Tuhan menyatakan sisi kemahakuasaan-Nya dan sisi praktis diri-Nya. Sisi praktis diri-Nya adalah, Tuhan yang berinkarnasi menanggung banyak penderitaan dalam tiga puluh tiga setengah tahun hidup-Nya di dunia, dan pada akhirnya disalibkan. Dia menanggung penderitaan yang paling mengerikan. Kemudian Dia dibangkitkan dari kematian, dan kebangkitan-Nya adalah sisi kemahakuasaan Tuhan. Tuhan tidak memberi petunjuk apa pun, atau menumpahkan darah atau menurunkan hujan darah dan mengatakan ini adalah korban penghapus dosa. Dia tidak melakukan hal seperti itu, tetapi sebaliknya Dia sendiri menjadi daging untuk menebus manusia dan disalibkan, supaya manusia dapat mengetahui perbuatan ini. Melalui perbuatan ini, manusia akhirnya mengetahui bahwa Tuhan sesungguhnya telah menyelamatkan manusia dan ini adalah buktinya. Inkarnasi yang mana pun yang melakukan pekerjaan ini atau apakah Roh melakukan pekerjaan ini langsung, itu semua penting. Ini berarti bahwa, dengan melakukannya dengan cara ini, pekerjaan ini menjadi yang paling bernilai dan paling berarti, dan hanya dengan melakukannya dengan cara inilah manusia dapat memperoleh manfaatnya. Ini karena semua manusia adalah objek dari pengelolaan Tuhan. Telah dikatakan sebelumnya bahwa ini adalah untuk menyatakan perang melawan Iblis dan mempermalukannya. Dan sebenarnya, bukankah hal ini pada akhirnya baik bagi manusia? Bagi manusia, ini adalah hal yang perlu diperingati dan hal yang paling berharga dan berarti, karena yang Tuhan inginkan adalah orang-orang yang, setelah keluar dari kesengsaraan, memiliki pemahaman akan Tuhan, orang-orang yang telah disempurnakan oleh Tuhan dan yang telah mengalami perusakan Iblis. Oleh karena itu, pekerjaan ini harus dilakukan dengan cara ini. Keputusan tentang metode apa yang Tuhan gunakan dalam setiap tahap pekerjaan-Nya, itu didasarkan pada kebutuhan manusia. Pekerjaan Tuhan tentu tidak dilakukan dengan metode sembarangan. Namun, manusia memiliki pilihan dan gagasan mereka sendiri. Mengenai penyaliban Kristus, orang-orang berpikir, "Apa hubungannya penyaliban Tuhan dengan kita?" Mereka mengira tidak ada hubungannya, padahal Tuhan harus disalibkan untuk menyelamatkan manusia. Disalibkan adalah penderitaan terburuk pada masa itu, dapatkah Roh disalibkan? Roh tidak dapat disalibkan dan tidak dapat menjadi gambaran Tuhan, apalagi menumpahkan darah dan mati. Hanya inkarnasi yang dapat disalibkan, inilah bukti dari korban penghapus dosa. Daging-Nya mengambil wujud tubuh yang berdosa dan menanggung penderitaan bagi umat manusia. Roh tidak dapat menderita bagi umat manusia, juga tidak dapat menebus dosa manusia. Yesus disalibkan demi umat manusia. Ini adalah sisi praktis Tuhan. Tuhan dapat melakukannya dan mengasihi manusia dengan cara ini, sedangkan manusia tidak dapat melakukannya. Ini adalah sisi kemahakuasaan Tuhan.

Semua yang Tuhan lakukan melibatkan sisi kemahakuasaan-Nya dan sisi praktis diri-Nya. Kemahakuasaan Tuhan adalah esensi-Nya, dan kepraktisan-Nya juga adalah esensi-Nya; kedua aspek ini tak dapat dipisahkan. Perbuatan Tuhan yang dilakukan dengan cara yang nyata dan praktis adalah aspek praktis diri-Nya, dan bahwa Dia dapat bekerja dalam cara ini juga menunjukkan aspek kemahakuasaan-Nya. Engkau tidak dapat berkata, "Karena Tuhan bekerja secara nyata, itu artinya Dia praktis, hanya memiliki sisi praktis dan tidak memiliki sisi kemahakuasaan"; jika engkau berkata begitu, itu akan menjadi sebuah peraturan. Ini adalah aspek praktis, tetapi juga terdapat aspek kemahakuasaan di dalamnya. Semua yang Tuhan lakukan mengandung kedua aspek ini—kemahakuasaan-Nya dan kepraktisan-Nya—dan semua itu dilakukan atas dasar esensi-Nya; itu adalah ungkapan watak-Nya sekaligus pernyataan esensi-Nya dan siapa diri-Nya. Orang-orang berpikir bahwa, pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan adalah belas kasihan dan kasih; tetapi Dia masih memiliki murka dan penghakiman-Nya. Tuhan mengutuk orang Farisi dan semua orang Yahudi—bukankah ini adalah murka dan keadilan-Nya? Engkau tidak dapat mengatakan bahwa Tuhan hanya berbelas kasihan dan penuh kasih selama Zaman Kasih Karunia, bahwa Dia pada dasarnya tidak memiliki murka, tidak ada penghakiman atau kutukan—mengatakan ini menunjukkan kurangnya pemahaman orang akan pekerjaan Tuhan. Pekerjaan Tuhan pada Zaman Kasih Karunia semuanya adalah ungkapan watak-Nya. Semua yang Tuhan lakukan yang dapat dilihat manusia adalah untuk membuktikan bahwa Dia sendiri adalah Tuhan dan bahwa Dia mahakuasa, untuk membuktikan bahwa Dia sendiri memiliki esensi Tuhan. Apakah pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan selama tahap sekarang ini berarti Dia tidak memiliki belas kasihan atau kasih? Tidak. Jika engkau merangkum esensi Tuhan hanya dalam satu kalimat atau satu pernyataan, engkau sangatlah congkak dan merasa diri benar, bodoh dan bebal, dan itu menunjukkan bahwa engkau tidak mengenal Tuhan. Ada orang-orang yang berkata, "Katakan kepada kami kebenaran tentang mengenal Tuhan, jelaskan dengan gamblang." Apa yang seharusnya dikatakan oleh orang yang mengenal Tuhan? Mereka akan berkata, "Hal mengenal Tuhan sangatlah dalam sehingga aku tak dapat menjelaskannya dengan gamblang dalam beberapa kalimat. Aku tidak dapat membuatnya mudah dimengerti, bagaimanapun caraku menjelaskannya. Selama engkau menangkap intinya, itu cukup. Orang tidak dapat mengenal Tuhan sepenuhnya." Orang congkak yang tidak mengenal Tuhan akan berkata, "Aku tahu Tuhan seperti apa Dia itu, aku sangat memahami-Nya." Bukankah ini membual? Orang yang mengatakan ini congkak luar biasa! Ada hal-hal tertentu yang—jika orang tidak mengalami dan melihat faktanya—mereka tidak akan dapat mengetahui atau mengalaminya, sehingga mereka merasa bahwa pengenalan akan Tuhan itu cukup abstrak. Orang yang tidak mengetahui hanya mendengar semacam pernyataan, mereka mengerti logikanya, tetapi tidak memahaminya. Hanya karena engkau tidak memahaminya bukan berarti itu bukan kebenaran. Itu tampaknya abstrak bagi mereka yang tidak mengalami, tetapi hal ini, sebenarnya, tidak abstrak. Jika orang benar-benar mengalami, mereka akan mampu mencocokkan firman Tuhan dengan konteks yang tepat dan menerapkannya serta melakukannya. Inilah artinya memahami kebenaran. Dapatkah engkau memahami kebenaran jika engkau hanya mendengarkan kalimat-kalimat firman Tuhan tetapi tidak benar-benar memahaminya? Engkau harus melakukannya dan mengalaminya. Memahami kebenaran bukanlah hal yang mudah.

Tuhan menebus semua manusia pada Zaman Kasih Karunia. Ini adalah sisi kemahakuasaan Tuhan, dan kemahakuasaan-Nya mencakup semua pekerjaan praktis-Nya. Dengan melakukan pekerjaan-Nya untuk menaklukkan manusia, semua orang tersungkur di hadapan Tuhan dan dapat menerima Dia. Jika orang membicarakan kemahakuasaan dan kepraktisan Tuhan secara terpisah, mereka tidak akan mampu mengerti keduanya sepenuhnya. Untuk mengenal Tuhan, engkau harus menggabungkan pengetahuanmu akan kedua aspek kemahakuasaan dan kepraktisan-Nya; barulah setelah itu engkau akan dapat memperoleh hasil. Kemampuan Tuhan untuk melakukan pekerjaan-Nya secara nyata dan praktis, dan untuk mentahirkan dan menyelesaikan masalah kerusakan manusia dengan mengungkapkan kebenaran, juga kemampuan-Nya untuk memimpin manusia secara langsung—hal-hal ini menunjukkan sisi praktis Tuhan. Tuhan mengungkapkan watak-Nya sendiri serta siapa Dia, dan pekerjaan apa pun yang tak dapat manusia lakukan, Dia dapat melakukannya; dalam hal ini dapat dilihat sisi kemahakuasaan Tuhan. Tuhan berotoritas untuk mewujudkan firman-Nya, untuk meneguhkan perintah-Nya, dan untuk membuat firman-Nya terlaksana. Saat Tuhan berfirman, kemahakuasaan-Nya dinyatakan. Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, menggerakkan Iblis untuk melakukan pelayanan bagi-Nya, mengatur lingkungan untuk menguji dan memurnikan manusia, serta menyucikan dan mengubah watak mereka—semua ini adalah perwujudan dari sisi kemahakuasaan Tuhan. Esensi Tuhan adalah mahakuasa dan juga praktis, dan kedua aspek ini saling melengkapi. Semua yang Tuhan lakukan adalah ungkapan watak-Nya sendiri dan pernyataan tentang siapa diri-Nya. Siapa diri-Nya mencakup kemahakuasaan-Nya, kebenaran-Nya, dan keagungan-Nya. Pekerjaan Tuhan dari awal sampai akhir adalah pernyataan esensi-Nya sendiri dan ungkapan tentang siapa diri-Nya. Esensi-Nya memiliki dua aspek: aspek kemahakuasaan-Nya, dan aspek kepraktisan-Nya. Tahap pekerjaan Tuhan mana pun yang engkau lihat, terdapat kedua aspek ini, yang terdapat dalam segala sesuatu yang Tuhan lakukan. Ini adalah salah satu jalan untuk memahami Tuhan.

Kutipan 21

Baik Tuhan melakukan pekerjaan-Nya melalui inkarnasi maupun Roh-Nya, semua itu dilakukan berdasarkan rencana pengelolaan-Nya. Pekerjaan-Nya tidak dilakukan berdasarkan metode terbuka atau tertutup mana pun, ataupun berdasarkan kebutuhan manusia, tetapi sepenuhnya berdasarkan rencana pengelolaan-Nya. Ini bukan berarti seolah-olah Tuhan dapat melakukan pekerjaan pada akhir zaman dengan sesuka hati-Nya. Tahap ini dilakukan di atas dasar dua tahap pekerjaan-Nya yang sebelumnya. Pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia, tahap kedua dari pekerjaan-Nya, memungkinkan manusia untuk ditebus, dan ini dilakukan oleh inkarnasi. Bukanlah hal yang tidak mungkin bagi Roh untuk melakukan tahap pekerjaan Tuhan saat ini, Dia mampu melakukannya, tetapi lebih tepat jika inkarnasi yang melakukannya, inkarnasi dapat menyelamatkan manusia secara lebih efektif. Lagi pula, perkataan dari inkarnasi lebih baik daripada perkataan langsung dari Roh Kudus dalam menaklukkan manusia, dan lebih baik dalam memudahkan pengenalan manusia akan Tuhan. Ketika Roh bekerja, Dia tidak dapat selalu bersama manusia, tidaklah mungkin bagi Roh untuk hidup dan berbicara langsung dengan manusia secara berhadapan muka seperti yang dilakukan inkarnasi sekarang, dan ada kalanya tidak mungkin bagi Roh untuk menyingkapkan hal-hal yang ada di dalam diri manusia seperti yang dapat dilakukan oleh inkarnasi. Pada tahap ini, pekerjaan utama inkarnasi adalah menaklukkan manusia, dan setelah menaklukkan mereka, menyempurnakan mereka, sehingga mereka mengenal Tuhan dan dapat menyembah Dia. Ini adalah pekerjaan untuk mengakhiri zaman. Jika tahap ini bukan bertujuan untuk menaklukkan manusia, tetapi hanya untuk menunjukkan kepada mereka bahwa Tuhan itu memang ada, maka Roh dapat melakukannya. Engkau semua mungkin beranggapan jika tahap ini dilakukan oleh Roh, Dia dapat menggantikan inkarnasi, dan melakukan pekerjaan yang sama seperti inkarnasi, dan bahwa, karena Tuhan itu Mahakuasa, tak masalah apakah inkarnasi atau Roh yang bekerja, hasil yang sama dapat dicapai. Namun, engkau semua salah. Tuhan bekerja berdasarkan pengelolaan-Nya, dan berdasarkan rencana dan langkah-langkah-Nya untuk menyelamatkan manusia. Itu tidak seperti yang kaubayangkan, bahwa Roh Mahakuasa, inkarnasi Mahakuasa, dan Tuhan itu sendiri Mahakuasa, jadi Dia mampu melakukan apa pun yang ingin Dia lakukan. Tuhan bekerja berdasarkan rencana pengelolaan-Nya, dan ada langkah-langkah tertentu dalam setiap tahap pekerjaan-Nya. Bagaimana tahap ini harus dilakukan, dan detail-detail yang harus dilibatkan juga sudah direncanakan. Tahap pertama pekerjaan Tuhan dilakukan di Israel, dan tahap terakhir ini dilakukan di negara si naga merah yang sangat besar, Tiongkok. Ada orang-orang yang berkata, "Tak dapatkah Tuhan melakukannya di negara lain?" Berdasarkan rencana pengelolaan tahap ini, pekerjaan harus dilakukan di Tiongkok. Orang-orang Tionghoa terbelakang, hidup mereka merosot, dan tidak ada hak asasi manusia atau kebebasan. Negara ini adalah tempat Iblis dan setan-setan jahat berkuasa. Tujuan kehadiran dan pekerjaan di Tiongkok adalah untuk menyelamatkan orang-orang yang hidup di bagian dunia yang paling gelap dan yang telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis. Inilah satu-satunya cara untuk benar-benar mengalahkan Iblis dan benar-benar mendapatkan kemuliaan. Jika saja Tuhan menampakkan diri dan bekerja di negara lain, dampaknya tidak akan sesignifikan itu. Setiap tahap pekerjaan Tuhan itu penting, dan dilakukan oleh Tuhan dengan cara yang semestinya. Ada hal-hal yang dapat dicapai oleh pekerjaan inkarnasi dan ada hal-hal yang dapat dicapai oleh pekerjaan Roh. Tuhan memilih untuk bekerja melalui inkarnasi atau Roh berdasarkan metode mana yang akan mendapatkan hasil terbaik. Ini bukan seperti yang telah engkau semua katakan, bahwa cara kerja apa pun tidak menjadi masalah, bahwa Tuhan dapat melakukan pekerjaan-Nya dengan begitu saja mengambil wujud manusia, dan bahwa Roh juga dapat melakukannya tanpa bertemu orang berhadapan muka, dan bahwa kedua metode ini dapat mencapai hasil tertentu. Engkau semua tidak boleh salah memahami hal ini. Tuhan itu Mahakuasa, tetapi Dia juga memiliki sisi praktis, dan orang tidak dapat melihat hal ini. Orang melihat Tuhan sebagai pribadi yang sangat supernatural, dan mereka tidak mampu menyelami Dia, jadi mereka mengembangkan gagasan-gagasan dan segala macam ide yang tidak realistis tentang diri-Nya. Sangat sedikit orang memahami bahwa firman dan pekerjaan Tuhan adalah kebenaran, bahwa firman dan pekerjaan itu praktis, dan adalah hal yang sangat nyata, dan dapat disentuh serta dilihat oleh manusia. Jika orang benar-benar memiliki kualitas dan kemampuan untuk memahami, setelah mengalami pekerjaan Tuhan selama beberapa tahun, mereka seharusnya mampu memahami bahwa semua firman yang Tuhan ungkapkan adalah kenyataan kebenaran, bahwa ada kebenaran dan prinsip dalam semua pekerjaan dan hal-hal yang Dia lakukan, dan bahwa semua yang Dia lakukan sangat penting. Segala sesuatu yang Tuhan lakukan memiliki makna, penting, dan dapat mencapai hasil terbaik. Semuanya itu memiliki tujuan, rencana, dan makna penting yang pasti. Apakah menurutmu pekerjaan Tuhan dilakukan berdasarkan firman yang diucapkan secara sembarangan? Dia memiliki sisi kemahakuasaan, tetapi Dia juga memiliki sisi praktis. Pengetahuanmu tidak lengkap. Ada kekeliruan dalam pemahamanmu tentang sisi kemahakuasaan Tuhan, apalagi pemahamanmu tentang sisi praktis-Nya, di mana kekeliruanmu jauh lebih besar.

Dalam tiga tahap pekerjaan Tuhan, tahap pertama dilakukan oleh Roh, sedangkan dua tahap terakhir dilakukan oleh inkarnasi, dan setiap tahap pekerjaan-Nya itu sangat penting. Sebagai contoh, penyaliban, jika Roh disalibkan, itu tidak akan berarti, karena orang tidak dapat melihat atau menyentuh Roh, dan Roh tidak dapat merasakan apa pun atau menderita kesakitan. Akibatnya, penyaliban ini tidak akan memiliki arti. Tahap pekerjaan pada akhir zaman adalah untuk menaklukkan manusia, yaitu pekerjaan yang mampu dilakukan oleh inkarnasi—inkarnasi tidak dapat digantikan oleh Roh untuk pekerjaan ini, dan pekerjaan yang dilakukan Roh tidak dapat dilakukan oleh inkarnasi. Ketika Tuhan memilih inkarnasi atau Roh untuk melakukan tahap pekerjaan-Nya yang mana pun, ini adalah pilihan yang sangat penting, dan semua ini dilakukan demi mendapatkan hasil terbaik dan mencapai tujuan dari rencana pengelolaan-Nya. Tuhan memiliki sisi kemahakuasaan dan sisi praktis. Dia bekerja secara praktis dalam setiap tahap pekerjaan-Nya. Orang membayangkan bahwa Tuhan tidak berbicara, atau berpikir, dan bahwa Dia melakukan apa pun yang diinginkan-Nya, tetapi tidaklah demikian. Dia memiliki hikmat, Dia memiliki semua yang adalah diri-Nya, dan ini adalah esensi-Nya. Ketika Dia bekerja, Dia perlu menyatakan dan mengungkapkan watak-Nya, esensi-Nya, hikmat-Nya, dan semua yang dimiliki-Nya serta siapa diri-Nya, sehingga orang dapat memahami, mengenal, dan memperoleh hal-hal ini. Dia tidak bekerja tanpa dasar, dan Dia juga tidak bekerja berdasarkan imajinasi orang, Dia bekerja berdasarkan kebutuhan pekerjaan dan berdasarkan hasil yang perlu dicapai. Dia berfirman dengan cara yang nyata, Dia bekerja dan menderita hari demi hari, dan saat Dia menderita, Dia merasakan kesakitan. Ini bukan berarti seolah-olah Roh hadir selama inkarnasi bekerja dan berfirman, dan bahwa Roh pergi ketika inkarnasi tidak bekerja dan berfirman. Seandainya itu yang terjadi, Dia tidak perlu menderita, dan ini tidak akan menjadi inkarnasi. Orang tidak mampu melihat sisi praktis Tuhan, jadi, orang tidak mengenal Tuhan dengan baik, dan pemahaman mereka tentang Dia dangkal. Orang berkata bahwa Tuhan itu praktis dan normal, atau Tuhan itu Mahakuasa dan Mahadahsyat—semua perkataan ini adalah perkataan yang mereka dengar dari orang lain, karena mereka tidak memiliki pengenalan yang benar atau pengalaman yang nyata. Sehubungan dengan inkarnasi, mengapa ada penekanan pada esensi inkarnasi? Mengapa bukan Roh? Fokusnya adalah pada pekerjaan inkarnasi, pekerjaan Roh adalah membantu dan menolong, dan ini mencapai hasil dari pekerjaan inkarnasi. Dalam setiap tahap, orang dapat sedikit mengenal tentang Tuhan, tetapi mereka tidak mampu menerobos atau memperolehnya saat mereka ingin mengenal Tuhan sedikit lebih lagi; ketika Tuhan berfirman sedikit, orang memahami sedikit, tetapi pengenalan mereka tentang diri-Nya masih tidak terlalu jelas, dan mereka tidak mampu memahami bagian penting darinya. Jika engkau semua menganggap Roh mampu melakukan apa pun yang mampu dilakukan inkarnasi, dan bahwa Roh dapat menggantikan inkarnasi, engkau semua tidak akan pernah memahami makna penting inkarnasi, pekerjaan inkarnasi, dan tidak pernah mengetahui apa arti inkarnasi.

Kutipan 25

Beberapa tahun setelah tahap pekerjaan ini dimulai, ada seorang pria yang percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengejar kebenaran; yang dia inginkan hanyalah mendapatkan uang dan menemukan pasangan, menjalani kehidupan orang kaya, dan karenanya dia meninggalkan gereja. Setelah mengembara selama beberapa tahun, dia tiba-tiba kembali ke gereja. Di dalam hatinya dia merasa sangat menyesal dan menangis dengan penuh penyesalan. Ini membuktikan bahwa hatinya tidak sepenuhnya meninggalkan Tuhan, dan ini adalah hal yang baik; masih ada kesempatan dan harapan baginya untuk diselamatkan. Seandainya dia tidak lagi percaya, menjadi sama dengan orang tidak percaya, hidupnya tentu saja sudah sepenuhnya berakhir. Jika dia mampu sungguh-sungguh bertobat, maka masih ada harapan baginya; ini langka dan berharga. Bagaimanapun cara Tuhan bertindak, dan bagaimanapun cara Dia memperlakukan manusia—sekalipun Dia muak, benci atau mengutuk mereka—jika suatu hari mereka dapat berbalik, Aku akan sangat terhibur, karena ini berarti mereka masih memiliki sedikit ruang bagi Tuhan di dalam hati mereka, mereka belum sepenuhnya kehilangan nalar manusia atau kemanusiaan mereka, mereka masih mau percaya kepada Tuhan dan mereka setidaknya memiliki sedikit niat untuk mengakui Dia dan kembali kepada-Nya. Bagi orang yang benar-benar memiliki Tuhan di dalam hati mereka, kapan pun mereka meninggalkan rumah Tuhan, jika mereka kembali dan keluarga ini masih ada di hati mereka, Aku akan menjadi sedikit terikat secara perasaan dan akan merasakan sedikit kenyamanan. Namun, jika mereka tidak pernah kembali, menurut-Ku betapa kasihannya mereka. Jika mereka mampu untuk kembali dan benar-benar bertobat, hati-Ku akan sangat penuh dengan kepuasan dan penghiburan. Bahwa pria ini masih mampu kembali, itu menunjukkan bahwa dia belum melupakan Tuhan; dia kembali karena di dalam hatinya, dia masih merindukan Tuhan. Sangat mengharukan saat kami bertemu. Ketika dia pergi, dia pasti sedang bersikap sangat negatif dan keadaan dirinya buruk; tetapi, jika dia bisa kembali sekarang, itu membuktikan bahwa dia masih memiliki iman kepada Tuhan. Namun, apakah dia dapat terus maju atau tidak, itu adalah faktor yang tidak diketahui karena manusia berubah begitu cepat. Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus berbelas kasihan dan penuh kasih karunia kepada manusia. Jika satu domba hilang dari seratus, Dia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan untuk mencari yang satu itu. Kalimat ini tidak mewakili semacam tindakan mekanis, juga bukan sebuah aturan; melainkan menunjukkan maksud Tuhan yang mendesak untuk menyelamatkan manusia, serta kasih-Nya yang dalam bagi mereka. Ini bukanlah cara untuk melakukan segala sesuatu; ini adalah sejenis watak, sejenis mentalitas. Jadi, ada orang-orang yang meninggalkan gereja selama enam bulan atau satu tahun, atau memiliki banyak kelemahan atau memiliki banyak kesalahpahaman apa pun, tetapi kemampuan mereka untuk kemudian sadar akan kenyataan, mendapatkan pengetahuan dan berbalik, serta kembali ke jalur yang benar, itu membuat-Ku merasa sangat terhibur dan memberi-Ku sedikit kesenangan. Di dunia yang penuh kegembiraan dan kemegahan ini, dan pada zaman yang jahat ini, mampu mengakui Tuhan dan kembali ke jalur yang benar adalah hal yang membawa sedikit kenyamanan dan kegembiraan. Ambil contoh membesarkan anak, misalnya: entah mereka berbakti atau tidak, bagaimana perasaanmu jika mereka tidak mengakuimu dan meninggalkan rumah, tidak pernah kembali? Di lubuk hatimu, engkau akan selalu mengkhawatirkan mereka, dan engkau akan selalu bertanya-tanya, "Kapan anakku akan kembali? Aku ingin bertemu dengannya. Bagaimanapun juga, dia adalah anakku, dan bukannya tanpa alasan aku membesarkan dan mencintainya." Selama itulah engkau akan selalu berpikir seperti ini; selama itulah engkau akan selalu merindukan tibanya hari itu. Semua orang merasakan hal yang sama dalam hal ini, apalagi Tuhan—bukankah harapan-Nya jauh lebih besar agar manusia akan menemukan jalan pulang setelah tersesat, agar anak yang hilang akan kembali? Orang zaman sekarang memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah, tetapi harinya akan tiba ketika mereka memahami kehendak Tuhan—kecuali mereka tidak memiliki keinginan untuk memiliki iman yang benar, kecuali mereka adalah orang tidak percaya, yang mana dalam hal ini mereka berada di luar kepedulian Tuhan.

Kutipan 26

Ada berbagai jenis orang, dan mereka dibedakan berdasarkan jenis roh yang mereka miliki. Ada orang-orang yang memiliki roh manusia, dan mereka adalah orang-orang yang Tuhan pilih dan tentukan dari semula. Ada yang tidak memiliki roh manusia; mereka adalah setan-setan yang membaur dengan manusia. Orang-orang yang tidak dipilih dan ditentukan dari semula oleh Tuhan tidak dapat diselamatkan sekalipun mereka telah berhasil menyusup ke dalam rumah Tuhan, dan mereka, pada akhirnya, akan disingkapkan dan diusir. Apakah orang dapat menerima pekerjaan Tuhan atau tidak, dan, setelah mereka menerimanya, jalan seperti apa yang mereka tempuh dan apakah mereka dapat berubah atau tidak, semua itu tergantung pada roh dan natur dalam diri mereka. Ada orang-orang yang selalu saja tersesat; roh mereka menentukan mereka untuk menjadi orang semacam itu, dan mereka tidak dapat berubah. Dalam diri orang-orang tertentu, Roh Kudus tidak bekerja karena mereka tidak menempuh jalan yang benar; tetapi jika mereka mampu berbalik, Roh Kudus masih dapat bekerja. Jika mereka tidak berbalik, maka semuanya sudah berakhir bagi mereka. Ada berbagai jenis situasi, tetapi Tuhan adil dalam perlakuan-Nya kepada setiap orang. Bagaimana cara orang mengetahui dan memahami watak adil Tuhan? Orang benar menerima berkat-berkat-Nya dan orang jahat dikutuk oleh-Nya. Seperti inilah keadilan Tuhan. Tuhan memberi upah kepada orang yang baik dan menghukum orang yang jahat, dan Dia membalas kepada setiap orang menurut perbuatannya. Ini benar, tetapi sekarang ini ada beberapa peristiwa yang tidak sesuai dengan gagasan manusia, yaitu, ada orang-orang yang percaya kepada Tuhan dan menyembah-Nya yang dibunuh atau mengalami kutukan-Nya, atau orang-orang yang kepadanya Tuhan tidak pernah memberkati atau menaruh perhatian; betapapun banyaknya mereka menyembah Dia, Dia mengabaikan mereka. Ada orang-orang jahat yang kepadanya Tuhan tidak memberkati, juga tidak menghukum, tetapi mereka kaya dan memiliki banyak keturunan, dan semuanya berjalan seperti yang mereka rencanakan; mereka berhasil dalam segala hal. Apakah ini keadilan Tuhan? Sebagian orang berkata, "Kami menyembah Tuhan, namun belum mendapat berkat dari-Nya, sementara orang jahat yang tidak menyembah Tuhan dan bahkan menentang-Nya, justru hidup lebih baik dan lebih sejahtera daripada kami. Tuhan tidak adil!" Apa yang hal ini tunjukkan kepadamu? Aku baru saja memberimu dua contoh. Yang mana yang berbicara tentang keadilan Tuhan? Ada orang-orang yang berkata, "Keduanya adalah perwujudan dari keadilan Tuhan!" Mengapa menurut mereka demikian? Ada prinsip-prinsip dalam tindakan Tuhan—hanya saja orang tidak dapat melihatnya dengan jelas, dan karena tidak dapat melihatnya dengan jelas, mereka tidak bisa mengatakan bahwa Tuhan tidak adil. Manusia hanya bisa melihat apa yang ada di permukaan; mereka tidak mampu melihat yang sebenarnya mengenai hal-hal ini. Jadi, apa yang Tuhan lakukan itu adil, betapa pun tidak sesuainya hal itu dengan pemikiran dan imajinasi manusia. Ada banyak orang yang terus-menerus mengeluh bahwa Tuhan tidak adil. Ini karena mereka tidak mengerti situasi yang sebenarnya. Mereka akan mudah melakukan kesalahan jika mereka selalu melihat segala sesuatu berdasarkan gagasan dan imajinasi mereka. Pengetahuan orang ada di antara pemikiran dan sudut pandang mereka sendiri, di dalam gagasan mereka untuk bertransaksi, atau di dalam perspektif mereka tentang apa yang baik dan yang jahat, tentang apa yang benar dan yang salah, atau dalam cara berpikir mereka. Jika orang melihat segala sesuatu dari perspektif seperti itu, akan mudah bagi mereka untuk salah memahami Tuhan dan hal itu akan menimbulkan gagasan, dan orang itu akan menentang-Nya dan mengeluh tentang-Nya. Ada seorang miskin yang hanya tahu menyembah Tuhan, tetapi Tuhan mengabaikannya begitu saja, dan tidak memberkatinya. Mungkin engkau semua berpikir, "Meskipun Tuhan tidak memberkatinya dalam kehidupan ini, tentunya Tuhan akan memberkatinya dalam kekekalan dan mengupahinya sepuluh ribu kali lipat. Bukankah dengan melakukannya berarti Tuhan adil? Ada seorang kaya yang menikmati berkat seratus kali lipat di kehidupan ini, dan dalam kekekalan dia mengalami kehancuran. Bukankah ini juga adalah keadilan Tuhan?" Bagaimana seharusnya orang memahami keadilan Tuhan? Mari kita ambil contoh pemahaman tentang pekerjaan Tuhan: jika Tuhan sudah mengakhiri pekerjaan-Nya setelah menyelesaikan pekerjaan-Nya pada Zaman Kasih Karunia dan belum melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman, dan belum menyelamatkan manusia secara menyeluruh, sehingga manusia harus sepenuhnya dimusnahkan, dapatkah Dia dianggap memiliki kasih dan keadilan? Jika mereka yang menyembah Tuhan dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, sedangkan mereka yang tidak menyembah Tuhan dan bahkan tidak mengetahui keberadaan Tuhan dibiarkan Tuhan untuk hidup, bagaimana pendapatmu mengenai hal ini? Dalam konteks doktrin, orang biasanya selalu berkata Tuhan itu adil, tetapi jika diperhadapkan dengan situasi semacam ini, mereka mungkin tidak mampu memahaminya dengan benar, bahkan mungkin menyalahkan Tuhan dan mengkritik-Nya sebagai Tuhan yang tidak adil.

Kasih dan keadilan Tuhan harus dipahami secara menyeluruh dan harus dijelaskan serta dipahami berdasarkan firman Tuhan dan kebenaran. Selain itu, orang harus memiliki pengalaman nyata dan memperoleh pencerahan dari Tuhan agar mereka benar-benar memahami kasih dan keadilan Tuhan. Orang tidak boleh menilai kasih dan keadilan Tuhan berdasarkan gagasan dan imajinasi mereka. Menurut gagasan manusia, orang baik diupahi dan orang jahat dihukum, orang baik dibalas dengan kebaikan dan orang jahat dibalas dengan kejahatan, dan semua orang yang tidak melakukan kejahatan harus dibalas dengan kebaikan dan menerima berkat. Jadi menurut gagasan manusia, dalam semua kasus, jika orang tidak jahat, mereka harus dibalas dengan kebaikan; hanya seperti inilah keadilan Tuhan itu. Bukankah ini adalah gagasan manusia? Lalu, bagaimana jika mereka tidak dibalas dengan kebaikan? Apakah itu berarti engkau menganggap Tuhan tidak adil? Sebagai contoh, selama zaman Nuh, Tuhan berfirman kepada Nuh: "Akhir semua makhluk hidup sudah ada di hadapan-Ku; karena bumi penuh dengan kekerasan oleh mereka, maka Aku akan menghancurkan mereka bersama-sama dengan bumi" (Kejadian 6:13). Kemudian Tuhan memerintahkan Nuh untuk membangun bahtera. Setelah Nuh menerima amanat Tuhan dan membangun bahtera, curah hujan yang dahsyat melanda bumi selama empat puluh hari empat puluh malam, seluruh dunia tenggelam dalam air bah, kecuali Nuh dan ketujuh anggota keluarganya, Tuhan menghancurkan semua manusia pada zaman itu. Bagaimana pendapatmu mengenai peristiwa ini? Apakah menurutmu Tuhan tidak pengasih? Menurut manusia, serusak apa pun manusia, jika Tuhan sampai menghancurkan manusia, ini berarti Dia tidak pengasih—benarkah anggapan ini? Bukankah anggapan ini tidak masuk akal? Tuhan tidak mengasihi mereka yang Dia hancurkan, tetapi dapatkah engkau dengan jujur menganggap Dia tidak mengasihi mereka yang bertahan hidup dan memperoleh penyelamatan-Nya? Petrus sangat mengasihi Tuhan dan Tuhan mengasihi Petrus—dapatkah engkau menganggap bahwa Tuhan tidak pengasih? Tuhan mengasihi mereka yang sungguh-sungguh mengasihi-Nya dan Dia membenci serta mengutuk mereka yang menentang-Nya dan tidak mau bertobat. Tuhan memiliki kasih, juga kebencian, ini adalah kebenaran. Manusia tidak boleh membatasi atau mengkritik Tuhan berdasarkan gagasan dan imajinasi mereka, karena gagasan dan imajinasi manusia yang adalah cara pandang mereka, sama sekali tidak mengandung kebenaran. Tuhan harus dipahami berdasarkan sikap-Nya terhadap manusia, berdasarkan watak dan esensi diri-Nya. Orang sama sekali tidak boleh berusaha mendefinisikan esensi Tuhan berdasarkan hal-hal yang terlihat yang Dia lakukan dan tangani. Manusia telah dirusak Iblis sedemikian dalamnya; mereka tidak tahu seperti apa esensi natur manusia yang rusak, bahkan tidak tahu seperti apa manusia yang rusak di hadapan Tuhan, juga tidak tahu bagaimana mereka seharusnya diperlakukan sesuai dengan watak adil-Nya. Lihatlah Ayub, dia adalah orang yang saleh dan Tuhan memberkatinya. Ini adalah keadilan Tuhan. Iblis bertaruh dengan Yahweh: "Apakah Ayub takut kepada Tuhan begitu saja tanpa mendapat apa pun? Bukankah Engkau memagari dia dan rumahnya, dan semua yang dimilikinya? Engkau memberkati segala pekerjaan tangannya, dan semua miliknya bertambah banyak di negeri itu. Tetapi coba Engkau ulurkan tangan-Mu dan sentuhlah segala yang dimilikinya, dia pasti akan mengutuki Engkau di hadapan-Mu" (Ayub 1:9-11). Tuhan Yahweh berfirman: "Segala yang dipunyainya ada di tanganmu, hanya jangan ulurkan tanganmu terhadap dia" (Ayub 1:12). Jadi, Iblis menghampiri Ayub, dan menyerang serta mencobainya, dan Ayub pun menghadapi ujian. Semua yang dia miliki diambil dari padanya—dia kehilangan anak-anak dan harta bendanya, dan seluruh tubuhnya dipenuhi barah. Menurutmu, apakah terdapat watak adil Tuhan dalam ujian yang Ayub alami? Engkau semua tidak mengetahuinya dengan jelas, bukan? Sekalipun engkau adalah orang benar, Tuhan berhak membuatmu mengalami ujian dan membiarkanmu menjadi kesaksian bagi-Nya. Watak Tuhan adalah keadilan; Dia memperlakukan semua orang dengan setara. Bukan berarti bahwa orang benar tidak perlu mengalami ujian sekalipun mereka mampu menanggungnya atau bahwa mereka harus dilindungi; bukan berarti seperti itu. Tuhan berhak membuat orang-orang benar mengalami ujian. Ini adalah pengungkapan watak adil Tuhan. Akhirnya, setelah Ayub selesai menjalani ujian dan menjadi kesaksian bagi Yahweh, Yahweh memberkati Ayub jauh lebih banyak dan jauh lebih baik daripada sebelumnya, dan Yahweh mengaruniakan berkat kepadanya dua kali lebih banyak. Selain itu, Yahweh menampakkan diri kepadanya, dan berbicara kepadanya dari balik angin, dan Ayub melihat Dia seolah-olah berhadapan muka dengan-Nya. Ini adalah berkat yang Tuhan karuniakan kepadanya. Ini adalah keadilan Tuhan. Bagaimana jika setelah Ayub selesai menjalani ujiannya dan Yahweh melihat bagaimana Ayub menjadi kesaksian bagi Dia di hadapan Iblis dan mempermalukan Iblis, Yahweh kemudian berbalik dan pergi, mengabaikan dia, dan Ayub tidak menerima berkat sesudah menjalani ujiannya—apakah ada keadilan Tuhan dalam hal ini? Entah Ayub diberkati setelah ujian atau tidak, atau entah Yahweh menampakkan diri kepadanya atau tidak, semua ini mengandung maksud baik Tuhan. Menampakkan diri kepada Ayub adalah keadilan Tuhan, dan tidak menampakkan diri kepadanya juga merupakan keadilan Tuhan. Atas dasar apa engkau—makhluk ciptaan—mengajukan tuntutan terhadap Tuhan? Manusia tidak memenuhi syarat untuk mengajukan tuntutan terhadap Tuhan. Tidak ada yang lebih tak masuk akal selain manusia mengajukan tuntutan terhadap Tuhan. Dia akan melakukan apa yang harus Dia lakukan, dan watak-Nya adalah adil. Keadilan itu bukan berarti pantas atau masuk akal; keadilan bukanlah egalitarianisme, juga bukan perkara mengalokasikan kepadamu apa yang pantas engkau terima sesuai dengan berapa banyak pekerjaan yang telah kauselesaikan, atau memberimu upah untuk pekerjaan apa pun yang telah kaukerjakan, atau memberi kepadamu hakmu sesuai dengan upaya yang telah kaukeluarkan. Ini bukanlah keadilan. Itu hanyalah pantas dan masuk akal. Sangat sedikit orang yang mampu mengenal watak Tuhan yang adil. Seandainya Tuhan menyingkirkan Ayub setelah Ayub menjadi kesaksian bagi Dia: apakah ini adil? Sebenarnya, ini adil. Mengapa ini disebut adil? Bagaimana manusia memandang keadilan? Jika sesuatu selaras dengan gagasan-gagasan manusia, maka sangat mudah bagi mereka untuk mengatakan bahwa Tuhan itu adil; tetapi, jika mereka tidak melihat bahwa hal itu selaras dengan gagasan-gagasan mereka—jika hal itu adalah sesuatu yang tak mampu mereka pahami—maka menjadi sulit bagi mereka untuk mengatakan bahwa Tuhan itu adil. Andaikan Tuhan memusnahkan Ayub pada waktu itu, orang pasti tidak akan mengatakan bahwa Dia adil. Sebenarnya, entah manusia telah dirusak atau tidak, dan entah mereka telah dirusak sedemikian dalam atau tidak, apakah Tuhan harus membenarkan diri-Nya ketika Dia memusnahkan mereka? Haruskah Dia menjelaskan kepada manusia atas dasar apa Dia melakukannya? Haruskah Tuhan memberi tahu manusia aturan-aturan yang telah Dia tetapkan? Tidak perlu. Di mata Tuhan, orang yang rusak dan cenderung menentang Tuhan, sama sekali tidak layak; namun bagaimanapun cara Tuhan menangani mereka, itu akan tepat, dan semuanya adalah pengaturan Tuhan. Jika engkau tidak berkenan di mata Tuhan, dan jika Dia berkata bahwa engkau tidak lagi berguna bagi-Nya setelah kesaksianmu dan karena itu memusnahkanmu, apakah ini juga merupakan keadilan-Nya? Ya. Engkau mungkin tidak mampu mengenali hal ini sekarang dari faktanya, tetapi engkau harus memahami doktrinnya. Menurutmu, apakah pemusnahan Iblis oleh Tuhan merupakan ungkapan keadilan-Nya? (Ya.) Bagaimana jika Dia membiarkan Iblis tetap hidup? Engkau tidak berani berpendapat, bukan? Esensi Tuhan adalah keadilan. Walaupun tidak mudah untuk memahami apa yang Dia lakukan, semua yang Dia lakukan itu adil; hanya saja orang-orang tidak memahaminya. Ketika Tuhan menyerahkan Petrus kepada Iblis, bagaimana Petrus meresponinya? "Umat manusia tak mampu memahami apa yang Kaulakukan, tetapi semua yang Kaulakukan mengandung maksud baik-Mu; ada keadilan di dalam semua itu. Bagaimana mungkin aku tidak memuji kebijaksanaan dan perbuatan-Mu?" Engkau sekarang harus mengerti bahwa alasan Tuhan tidak menghancurkan Iblis pada saat penyelamatan-Nya bagi manusia adalah agar manusia dapat melihat dengan jelas bagaimana Iblis telah merusak mereka dan sejauh mana Iblis telah merusak mereka, serta bagaimana Tuhan memurnikan dan menyelamatkan mereka. Pada akhirnya, seelah orang memahami kebenaran dan dengan jelas menyadari wajah Iblis yang menjijikkan, serta menyadari dosa besar yang Iblis lakukan dengan merusak mereka, Tuhan akan menghancurkan Iblis, memperlihatkan keadilan-Nya kepada mereka. Waktu yang Tuhan tentukan untuk menghancurkan Iblis dipenuhi dengan watak dan kebijaksanaan Tuhan. Segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah adil. Walaupun manusia mungkin tidak mampu memahami keadilan Tuhan, mereka tak boleh membuat penilaian sesuka hati mereka. Jika sesuatu yang Dia lakukan tampak tidak masuk akal bagi manusia, atau jika mereka memiliki gagasan apa pun tentang hal itu, dan hal itu membuat mereka mengatakan bahwa Dia tidak adil, maka merekalah yang sangat tidak masuk akal. Engkau melihat bahwa Petrus mendapati beberapa hal tidak bisa dipahaminya, tetapi dia yakin bahwa ada hikmat Tuhan dan ada maksud baik-Nya di dalam hal-hal tersebut. Manusia tidak mampu memahami segala sesuatu; ada begitu banyak hal yang tidak dapat mereka pahami. Jadi, mengenal watak Tuhan bukanlah hal yang mudah. Sekalipun ada begitu banyak orang yang percaya kepada Tuhan di dunia keagamaan, hanya sedikit yang mampu mengenal watak-Nya. Ketika ada orang-orang yang berusaha mengabarkan Injil kepada orang-orang beragama dan menganjurkan mereka untuk membaca firman Tuhan, mereka bukan saja tidak mencari dan menyelidikinya, mereka bahkan membakar buku-buku firman Tuhan dan mereka pun dihukum. Ada orang-orang yang memercayai kabar bohong, menghujat Tuhan dan mereka pun dihukum. Sebenarnya, ada begitu banyak contoh kejadian semacam ini. Ada orang-orang percaya baru yang congkak dan sombong, sehingga ketika mendengar Injil, mereka tidak menerimanya—mereka mengembangkan gagasan mereka sendiri. Tuhan melihat bahwa engkau bodoh dan dungu, lalu mengabaikanmu, tetapi akan tiba waktunya Dia akan membuatmu mengerti. Jika setelah bertahun-tahun mengikut Tuhan, engkau masih berperilaku seperti ini, berpaut pada gagasanmu sebanyak apa pun itu, engkau bukan saja tidak mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah, tetapi bahkan menyebarkan gagasanmu ke mana-mana, mengejek serta bersikap sinis terhadap rumah Tuhan, engkau pasti akan mendapatkan balasannya. Dalam kasus-kasus tertentu, Tuhan mungkin mengampunimu karena engkau bodoh dan dungu, tetapi jika engkau sudah lebih banyak mengerti, tetapi masih dengan sengaja bertindak seperti itu, tidak mau mendengarkan sebanyak apa pun nasihat yang diberikan kepadamu, maka engkau harus dihukum oleh Tuhan. Engkau hanya tahu bahwa Tuhan memiliki sisi yang menoleransi manusia, tetapi ingatlah bahwa Dia juga memiliki sisi yang tidak boleh disinggung oleh manusia, dan inilah watak adil Tuhan.

Kutipan 27

"Menghujat dan memfitnah Tuhan adalah dosa yang tidak akan diampuni, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, dan mereka yang melakukan dosa ini tidak akan pernah bereinkarnasi." Ini berarti watak Tuhan sama sekali tidak boleh disinggung manusia. Adalah hal yang sudah pasti bahwa menghujat dan memfitnah Tuhan tidak akan diampuni, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Menghujat Tuhan, baik sengaja maupun tidak sengaja, adalah sesuatu yang menyinggung watak Tuhan, dan mengucapkan perkataan yang menghujat Tuhan, apa pun alasannya, pasti akan dikutuk. Namun, ada orang-orang yang mengucapkan perkataan yang patut dikutuk dan menghujat dalam keadaan mereka mereka tidak memahaminya, atau dalam keadaan mereka telah ditipu, dikendalikan, dan ditekan oleh orang lain. Setelah mengucapkan perkataan ini, mereka merasa gelisah, merasa tertuduh, dan merasa sangat menyesal. Setelah itu, mereka menyiapkan perbuatan baik yang cukup sembari memperoleh pengetahuan dan membuat perubahan dalam hal ini, dan dengan demikian Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran mereka sebelumnya. Engkau semua harus memahami firman Tuhan dengan tepat dan tidak sembarangan menerapkannya berdasarkan gagasan dan imajinasimu. Engkau harus memahami kepada siapa firman-Nya ditujukan, dan dalam konteks apa Dia mengucapkannya. Engkau tidak boleh sembarangan menerapkan firman Tuhan atau mendefinisikan firman Tuhan seenaknya. Orang yang tidak tahu cara mengalami tidak akan merenungkan diri mereka dalam hal apa pun, dan mereka tidak memeriksa diri mereka berdasarkan firman Tuhan. Sementara orang yang memiliki sedikit pengalaman dan wawasan cenderung terlalu peka, dengan sembarangan menganggap firman Tuhan yang mereka baca tentang Dia yang mengutuk atau tentang Dia yang membenci dan mengusir manusia ditujukan pada diri mereka. Orang-orang ini tidak memahami firman Tuhan dan selalu salah memahami Tuhan. Ada seseorang yang tidak membaca firman Tuhan zaman sekarang atau tidak menyelidiki pekerjaan-Nya pada zaman sekarang, apalagi memperoleh pencerahan Roh Kudus. Dia berbicara menghakimi Tuhan, lalu seseorang mengabarkan Injil kepadanya, yang diterima olehnya. Setelahnya, orang ini menyesali apa yang pernah dilakukannya dan mau bertobat, yang mana dalam hal ini kita akan melihat seperti apa perilaku dan perwujudan yang akan dia perlihatkan nantinya. Jika perilakunya sangat buruk setelah dia mulai percaya, dan dia memperburuknya dengan berpikir, "Memang aku pernah mengucapkan perkataan yang menghujat, memfitnah dan menghakimi Tuhan, dan jika Tuhan mengutuk orang yang melakukan hal semacam ini, berarti pengejaranku tidak ada gunanya", maka hidupnya sudah sepenuhnya tamat. Dia telah menghancurkan dirinya sendiri dan menggali kuburannya sendiri.

Kebanyakan orang pernah melanggar dan menodai diri mereka sendiri dengan cara-cara tertentu. Misalnya, ada orang-orang yang pernah menentang Tuhan dan mengatakan hal-hal yang menghujat; ada orang-orang yang pernah menolak amanat Tuhan dan tidak melaksanakan tugas mereka, dan akibatnya ditolak oleh Tuhan; ada orang-orang yang pernah mengkhianati Tuhan ketika mereka dihadapkan pada pencobaan; ada yang pernah mengkhianati Tuhan dengan menandatangani "Tiga Surat" ketika mereka ditahan; ada yang pernah mencuri uang persembahan; ada yang pernah menghambur-hamburkan uang persembahan; ada yang sering mengganggu kehidupan bergereja dan menyebabkan kerugian terhadap umat pilihan Tuhan; ada yang pernah membentuk geng dan menangani orang lain dengan kasar, mengacaukan gereja; ada yang sering menyebarkan gagasan dan kata-kata mematikan, menyakiti saudara-saudari; dan ada yang pernah terlibat dalam percabulan dan pergaulan bebas, dan menjadi pengaruh yang sangat buruk. Bisa dikatakan setiap orang memiliki pelanggaran dan noda mereka sendiri. Namun, ada orang-orang yang mampu menerima kebenaran dan bertobat, sementara yang lain tidak mampu melakukannya dan akan mati tanpa pernah bertobat. Jadi, orang harus diperlakukan sesuai dengan esensi natur mereka dan perilaku konsisten mereka. Orang yang mampu bertobat adalah orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan; sedangkan orang yang benar-benar tidak bertobat, orang yang sudah seharusnya diusir dan dikeluarkan, akan diusir dan dikeluarkan. Ada orang-orang yang jahat, ada yang bebal, ada yang bodoh, dan ada yang kejam. Setiap orang berbeda. Sebagian orang jahat dikuasai oleh roh-roh jahat, sementara yang lainnya adalah kaki tangan Iblis si setan. Ada orang-orang yang naturnya sangat jahat, ada yang sangat licik, ada yang sangat serakah dalam hal uang, dan ada yang senang melakukan percabulan. Perilaku setiap orang berbeda-beda, jadi semua orang harus dinilai berdasarkan natur dan perilaku konsisten mereka secara menyeluruh. Menurut naluri daging manusia yang fana, setiap orang memiliki kehendak bebas, tidak soal siapa mereka. Mereka bisa saja memikirkan segala sesuatu berdasarkan gagasan manusia, dan tidak memiliki kemampuan untuk memahami dunia roh secara langsung ataupun mengetahui yang sebenarnya tentang hal itu. Sebagai contoh, jika engkau percaya kepada Tuhan yang benar dan ingin menerima tahap baru pekerjaan-Nya, tetapi belum ada seorang pun yang datang untuk mengabarkan Injil kepadamu dan hanya pekerjaan Roh Kuduslah yang Apernah mencerahkanmu dan menuntunmu, maka pengetahuanmu akan sangat terbatas. Tidak mungkin bagimu untuk tahu pekerjaan apa yang sedang Tuhan lakukan sekarang ini dan apa yang akan Dia capai di masa mendatang. Manusia tidak dapat menyelami Tuhan; mereka tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya, juga tidak memiliki kemampuan untuk secara langsung memahami dunia roh atau secara menyeluruh memahami pekerjaan Tuhan, apalagi melayani Dia dengan segenap kerelaan seperti yang malaikat lakukan. Kecuali Tuhan terlebih dahulu menaklukkan, menyelamatkan, dan mengubah manusia melalui firman-Nya, atau menyirami mereka dan membekali mereka dengan kebenaran yang Dia ungkapkan, manusia tidak akan mampu menerima pekerjaan baru, memperoleh kebenaran dan hidup, ataupun mengenal Tuhan. Jika Tuhan tidak melakukan pekerjaan ini, mereka tidak akan memiliki hal-hal ini dalam diri mereka; ini ditentukan oleh naluri mereka. Oleh karena itu, ada orang-orang yang menentang atau memberontak, memicu kemarahan dan kebencian Tuhan, tetapi Tuhan memperlakukan setiap kasus secara berbeda dan berurusan dengan mereka masing-masing secara terpisah sesuai dengan naluri manusia. Pekerjaan apa pun yang Tuhan lakukan adalah tepat. Dia tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya, dan Dia pasti tidak akan menyuruh manusia melakukan apa pun yang tidak mampu mereka lakukan secara naluriah. Tuhan menangani setiap orang berdasarkan situasi aktual dari lingkungan dan latar belakang orang tersebut pada saat itu, berdasarkan tindakan serta perilaku orang tersebut, dan esensi natur dirinya. Tuhan tidak akan pernah memperlakukan orang secara tidak adil. Ini adalah satu sisi keadilan Tuhan. Sebagai contoh, Hawa digoda oleh ular untuk makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, tetapi Yahweh tidak menegur dia dengan berkata, "Sudah Kukatakan kepadamu untuk tidak memakannya, jadi mengapa engkau tetap memakannya? Engkau seharusnya memiliki kepekaan; engkau seharusnya tahu bahwa ular itu berbicara hanya untuk menggodamu." Yahweh tidak menegur Hawa seperti itu. Karena manusia adalah ciptaan Tuhan, Dia tahu seperti apa naluri mereka dan apa yang mampu manusia capai dengan nalurinya itu, sampai sejauh mana orang dapat mengendalikan diri mereka sendiri, dan seberapa jauh orang bisa pergi. Tuhan mengetahui semua ini dengan sangat jelas. Cara Tuhan menangani orang tidaklah sesederhana yang orang bayangkan. Ketika sikap-Nya terhadap seseorang adalah sikap yang benci atau jijik, atau konteks apa pun yang melatarbelakangi orang mengatakan hal tertentu, Dia memiliki pemahaman yang baik tentang keadaan mereka. Ini karena Tuhan memeriksa hati dan esensi manusia. Orang selalu berpikir, "Tuhan hanya memiliki keilahian-Nya. Dia adil dan tidak membiarkan manusia melanggar-Nya. Dia tidak mempertimbangkan kesulitan manusia atau menempatkan diri-Nya pada posisi manusia. Jika orang menentang Tuhan, Dia akan menghukum mereka." Sama sekali bukan seperti itu. Jika seperti itulah cara orang memahami keadilan-Nya, pekerjaan-Nya, dan perlakuan-Nya terhadap orang-orang, mereka salah besar. Tuhan menentukan kesudahan setiap orang tidak berdasarkan pada gagasan dan imajinasi manusia, tetapi berdasarkan watak adil Tuhan. Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan. Tuhan itu adil, dan cepat atau lambat, Dia akan memastikan bahwa semua orang akan sepenuhnya diyakinkan.

Sebelumnya: Firman tentang Mencari dan Menerapkan Kebenaran

Selanjutnya: Firman tentang Mengenal Inkarnasi Tuhan

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini