95. Aku Tidak Akan Lagi Membatasi Tuhan

Oleh Saudari Shi Qi, Taiwan

Aku beriman kepada Tuhan Yesus bersama ibuku sejak kecil dan menikmati limpahan kasih karunia-Nya. Ini membuatku merasakan betul rahmat dan kasih Tuhan Yesus yang mendalam bagi manusia. Aku sering mengulurkan tangan meminta kasih karunia-Nya. Setiap kali menghadapi masalah, aku berdoa kepada Tuhan dan saat berdosa, aku datang ke hadapan-Nya untuk mengaku. Karena Tuhan itu penyayang dan pengasih, Dia akan selalu mengampuni dosa-dosaku.

Suatu hari pada bulan Mei 2019, aku bertemu Saudari Zhang dan Saudari Li di Facebook. Kami ikut kelompok belajar Alkitab bersama dan menurutku persekutuan Saudari Li tentang Alkitab sangat berwawasan. Suatu kali dalam pertemuan, Saudari Li bilang: "Tuhan berkata akan datang lagi pada akhir zaman, jadi kapan kita bisa menyambut Dia? Tuhan Yesus berfirman: 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku' (Yohanes 10:27). 'Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku' (Wahyu 3:20). Juga, 'Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja' (Wahyu 2:7). Dari sini, kita tahu bahwa saat Tuhan datang pada akhir zaman, Dia akan mengungkapkan firman-Nya. Kunci untuk menyambut Tuhan pada akhir zaman adalah mendengarkan suara Tuhan dengan cermat. Saat kita mendengar suara Tuhan, kita bisa menyambut Tuhan seperti gadis bijaksana." Aku sangat terkejut saat mendengar persekutuan Saudari Li. Aku belum pernah mendengar kata-kata yang begitu mendalam. Dia telah mengidentifikasi kunci untuk menyambut Tuhan. Aku tak pernah menyadari ini. Setelah itu, Saudari Li menunjukkan video lagu pujian yang sangat bergelora. Di akhir video, kulihat tulisan, "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa," aku pun menjadi penasaran. Saat pelajaran Alkitab selesai, aku bergegas mencari di internet. Aku melihat banyak informasi negatif, jadi segera menghubungi Saudari Zhang untuk mencari tahu. Saudari Zhang bilang menyambut Tuhan adalah hal yang sangat penting dan mendorongku tak terpengaruh desas-desus. Aku harus kesampingkan kekhawatiranku dan dengan rendah hati mencari tahu apa ini jalan yang benar. Beberapa hari kemudian, Saudari Zhang mengundangku menghadiri pertemuan. Aku sangat bimbang: Apa sebaiknya hadir atau tidak? Persekutuan Saudari Li tentang Alkitab berwawasan luas dan aku ingin mendengar lebih banyak, tapi juga khawatir khotbah itu bukan jalan yang benar. Di tengah keragu-raguan, aku berdoa kepada Tuhan, meminta bimbingan-Nya. Setelahnya, aku menghadiri pertemuan itu.

Selama pertemuan, Saudari Li dengan bersemangat memberitahuku: "Tuhan Yesus telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan memulai Zaman Kerajaan, telah mengungkapkan jutaan kata dan, berdasarkan pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, Dia melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan, untuk sepenuhnya menyucikan dan menyelamatkan manusia. Fiman yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, menyingkap misteri inkarnasi Tuhan, tiga tahap pekerjaan-Nya, dan kisah di dalam Alkitab. Juga menceritakan sumber dosa manusia, bagaimana Iblis merusak manusia, cara Tuhan menyelamatkan manusia secara bertahap, dan arti pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman. Tuhan juga menunjukkan kepada kita cara orang percaya bisa mencapai penyelamatan. Misalnya, Tuhan menjelaskan cara mengalami penghakiman firman-Nya untuk memperbaiki kerusakan, cara menerapkan kebenaran dan menjadi orang jujur, cara menakuti Dia dan menjauhi kejahatan untuk menjadi orang yang melakukan kehendak-Nya, dan sebagainya. Firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa menggenapi nubuat Tuhan Yesus: 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu' (Yohanes 16:12-13). 'Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman' (Yohanes 12:48). 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan' (1 Petrus 4:17)." Saat mendengar saudari itu berkata Tuhan Yesus telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi, Aku tak berani percaya dan dalam hati berdoa kepada Tuhan, lalu teringat firman Tuhan: "Diberkatilah orang yang miskin dalam roh: karena kerajaan surga adalah milik mereka" (Matius 5:3). Kupikir: "Kedatangan Tuhan kembali adalah hal besar, aku tak boleh sembarangan menyimpulkan. Aku harus mencari dengan rendah hati dan terus mendengarkan."

Setelah itu, Saudari Li menyuruhku membaca sebuah kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Kristus akhir zaman membawa hidup, dan membawa jalan kebenaran yang abadi dan tidak berkesudahan. Kebenaran ini adalah jalan yang memungkinkan manusia memperoleh hidup, dan satu-satunya jalan untuk manusia mengenal Tuhan dan menjadi berkenan di hadapan Tuhan. Apabila engkau tidak mencari jalan hidup yang disediakan Kristus akhir zaman, engkau tidak akan pernah memperoleh perkenanan Yesus, dan tidak akan pernah memenuhi syarat untuk memasuki gerbang kerajaan surga, karena engkau adalah boneka dan tawanan sejarah. Mereka yang dikendalikan oleh peraturan-peraturan, oleh hukum yang tertulis, dan terbelenggu oleh sejarah, tidak akan pernah bisa memperoleh hidup maupun mendapatkan jalan hidup yang kekal. Ini karena satu-satunya yang mereka miliki hanyalah air keruh yang telah dipertahankan selama ribuan tahun, dan bukan air kehidupan yang mengalir dari takhta. Mereka yang tidak menerima air kehidupan akan selamanya tetap mayat, mainan Iblis, dan anak-anak neraka. Lalu, bagaimana mereka bisa melihat Tuhan? Jika engkau hanya mencoba untuk berpegang teguh pada masa lalu, hanya mencoba untuk mempertahankan hal-hal sebagaimana adanya dengan tidak berubah sama sekali, dan tidak mencoba untuk mengubah status quo dan menyingkirkan sejarah, bukankah engkau akan selalu menentang Tuhan? Langkah-langkah pekerjaan Tuhan sangat luas dan dahsyat, seperti ombak yang bergelora dan guruh yang menderu—tetapi engkau hanya duduk pasif dan menunggu kehancuran, mempertahankan kebodohanmu dan tidak melakukan apa pun. Dengan cara seperti ini, bagaimana engkau bisa dianggap sebagai seorang yang mengikut jejak langkah Anak Domba? Bagaimana engkau bisa menyatakan bahwa Tuhan yang engkau yakini dengan teguh adalah Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah usang? Bagaimana kata-kata dalam buku-bukumu yang sudah menguning termakan usia bisa mengantarkanmu ke zaman baru? Bagaimana kata-kata itu bisa menuntunmu mencari langkah-langkah pekerjaan Tuhan? Bagaimana kata-kata itu bisa membawamu ke surga? Yang engkau pegang di tanganmu adalah hukum yang tertulis yang hanya bisa memberikan penghiburan sementara, bukan kebenaran yang bisa memberikan hidup. Kitab suci yang engkau baca hanya bisa memperkaya lidahmu, bukan kata-kata falsafah yang bisa membantumu memahami hidup manusia, apalagi jalan yang bisa menuntunmu menuju kesempurnaan. Apakah kesenjangan ini tidak memberimu alasan untuk merenung? Tidakkah ini membantumu memahami misteri yang terkandung di dalamnya? Mampukah engkau membawa dirimu sendiri ke surga untuk bertemu Tuhan dengan caramu sendiri? Tanpa kedatangan Tuhan, bisakah engkau membawa dirimu sendiri ke surga untuk menikmati kebahagiaan keluarga bersama Tuhan? Apakah sekarang engkau masih bermimpi? Jika demikian, Aku menyarankan agar engkau berhenti bermimpi dan menyaksikan siapa yang sedang bekerja sekarang—lihatlah siapa yang sekarang sedang melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia pada akhir zaman. Kalau engkau tidak melakukan itu, engkau tidak akan pernah mendapatkan kebenaran, dan tidak akan pernah memperoleh hidup" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Kristus Akhir Zaman yang Bisa Memberi Manusia Jalan Hidup yang Kekal"). Saat membaca, aku mulai merasa ada yang berbeda dengan kata-kata ini dan tak bisa menahan rasa hormat kepadanya: Kata-kata ini terdengar sangat tegas, sangat memedihkan—tiap kata dan frasanya dipenuhi otoritas dan kuasa. Seperti bukan ucapan manusia biasa. Hanya Tuhan yang bisa berbicara seperti ini. Namun, aku juga berpikir, "Itu tak benar, Tuhan itu penyayang dan pengasih—firman-Nya penuh dengan penghiburan dan kelembutan. Namun, kata-kata ini sangat keras, seperti kutukan atau penghukuman bagi umat manusia." Aku sangat bimbang: "Apa ini benar-benar firman Tuhan? Mengingat betapa penuh otoritasnya kata-kata ini, itu pasti firman Tuhan, akan? Namun, jika Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar Tuhan Yesus yang datang kembali, cara bicaranya seharusnya sama dengan Dia. Dia seharusnya penyayang dan pengasih, firman-Nya pun harus lembut dan penuh perhatian. Namun, ucapan Tuhan Yang Mahakuasa begitu keras, mungkinkah Dia Tuhan Yesus yang datang kembali?" Aku sangat bingung.

Setelah itu, kuberi tahu Saudari Li tentang keraguanku dan dia dengan sabar bersekutu denganku: "Kita selalu percaya Tuhan itu pengasih dan penyayang, bicara kepada kita dengan cara yang lembut dan penuh perhatian, jadi jika kata-kata-Nya keras, itu bukan firman Tuhan. Namun, apa ide ini benar-benar sesuai dengan fakta dan kebenaran? Sebenarnya, di setiap zaman, Tuhan tak hanya mengucapkan kata-kata penuh perhatian dan menghibur, tapi juga yang menegur, menghakimi, dan mengutuk orang. Kita hanya kurang memperhatikan hal ini. Mari kita lihat bagaimana hal ini dicatat dalam Alkitab: Tuhan Yahweh berfirman: 'Penjaga umat-Ku adalah orang-orang buta: mereka semua tak tahu apa-apa, mereka semua adalah anjing dungu, yang tak bisa menyalak, hanya senang tidur, berbaring, dan melamun. Mereka adalah anjing-anjing rakus yang tak pernah kenyang; orang-orang itu adalah para gembala yang tak bisa mengerti: mereka semua berbuat sekehendak hatinya, masing-masing mencari keuntungannya sendiri' (Yesaya 56:10-11). Lalu, Tuhan Yesus berfirman, 'Hai engkau ular-ular, keturunan ular beludak, bagaimana engkau bisa luput dari kutukan neraka?' (Matius 23:33). 'Jangan kauberikan barang yang kudus kepada anjing, dan jangan kaulemparkan mutiaramu kepada babi, agar mereka jangan menginjak-injaknya, lalu berbalik dan menyerangmu' (Matius 7:6). Ada banyak lagi ayat seperti ini. Dari ayat-ayat ini, kita bisa lihat bahwa pada Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia, Tuhan menegur, menghukum, dan mengutuk orang. Meskipun firman-Nya terdengar keras dan memedihkan, semuanya benar serta menyingkap substansi penentang Tuhan dan pemberontak Tuhan. Pada kenyataannya, entah firman Tuhan lembut atau keras, semuanya adalah pengungkapan watak Tuhan. Jika kita tak memahami watak Tuhan serta membatasi Dia sebagai penyayang dan baik hati, kita akan punya opini saat Dia bicara dengan keras, berpikir Tuhan hanya bicara dengan cara lembut dan tak seharusnya bicara dengan nada keras, jadi, kata-kata itu tak mungkin berasal dari Tuhan. Menyimpulkan berdasarkan apa kata-kata itu lembut atau keras itu salah serta konsekuensi dari gagasan dan keyakinan kita sendiri. Contohnya, jika hanya mengenali orang tua sebagai orang tua kita saat mereka bicara lembut kepada kita, tapi tak mengenali sebagai orang tua saat mereka bicara dengan tegas atau memarahi kita karena melakukan kesalahan, bukankah itu konyol?" Setelah mendengar persekutuan saudari ini, aku merasa lebih memahami ini. Kupikir: "Benar, entah orang tua kita bicara kepada kita dengan lembut atau tegas, bukankah mereka tetap orang tua kita? Tuhan Yahweh dan Tuhan Yesus pernah bicara dengan keras, jadi kenapa aku tak menyadari ini? Kurasa memang salah menentukan apakah ini firman Tuhan berdasarkan apa itu lembut atau keras." Setelah menyadari ini, penentanganku berkurang. Namun, setiap kali membaca kutipan firman Tuhan yang mengungkap dan menghakimi umat manusia, aku merasa sangat tertekan, seolah-olah dikutuk. Aku terus maju-mundur: Tuhan Yesus itu penyayang dan pengasih, jadi kenapa Tuhan Yang Mahakuasa begitu keras dan selalu marah kepada manusia? Dalam suatu pertemuan, aku bertanya kepada seorang saudari: "Aku tak bisa melihat Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus sebagai Tuhan yang sama—watak mereka terlalu berbeda. Saat membayangkan Tuhan Yesus, aku berpikir tentang bagaimana Tuhan penyayang dan pengasih, tapi Tuhan Yang Mahakuasa tampak sangat keras, dan banyak dari firman-Nya menyingkap dan membedah orang-orang. Kenapa Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus sangat berbeda?"

Saudari itu bersekutu dengan mengatakan: "Orang sering bingung tentang ini terutama karena tak memahami watak Tuhan. Mari kita lihat kembali pekerjaan Tuhan sebelumnya. Begitu punya pemahaman tentang watak benar Tuhan, masalah ini akan teratasi sendiri. Kita semua tahu saat Tuhan mengetahui perbuatan jahat orang-orang Sodom dan Niniwe, wataknya murka dan Dia memutuskan untuk menghancurkan kedua kota ini. Sebelum menghancurkan mereka, Tuhan mengirim dua malaikat ke Sodom dan hanya Lot yang menjamu mereka. Penduduk lain bukan hanya tak menyambut para malaikat, tapi ingin membunuh mereka. Tuhan melihat kejahatan mereka dan murka. Setelah para malaikat menyelamatkan Lot dan keluarganya, Tuhan menurunkan hujan api dari langit, melenyapkan semua orang, ternak, dan tumbuhan di kota itu. Kini mari kita lihat Niniwe. Tuhan juga berencana menghancurkan kota ini, jadi Dia mengutus Yunus untuk menyampaikan pesan-Nya: 'Empat puluh hari lagi, dan Niniwe akan ditunggangbalikkan' (Yunus 3:4). Saat raja Niniwe mendengar kabar ini, dia memimpin rakyatnya mengenakan kain kabung, duduk di atas abu, berpuasa, berdoa, meninggalkan kejahatan yang mereka lakukan, dan bertobat kepada Tuhan. Saat Tuhan melihat ini, murka-Nya reda, dan dengan penuh belas kasih menyelamatkan mereka dari kehancuran. Dari sikap Tuhan yang berbeda terhadap Niniwe dan Sodom, kita bisa melihat bahwa watak Tuhan itu nyata dan jelas. Dia tak hanya pengasih dan penyayang, tapi juga megah dan murka. Saat orang berbuat dosa, Tuhan beri mereka kesempatan bertobat, menunjukkan kepada mereka watak-Nya yang pengasih dan penyayang. Saat orang-orang keras kepala dan tak mau bertobat, bahkan kukuh menentang Tuhan dan berseru melawan Dia, Tuhan melepaskan murka-Nya atas mereka, menunjukkan watak-Nya yang benar dan megah. Ini memungkinkan kita melihat watak benar Tuhan tak hanya pengasih dan penyayang, tapi juga megah dan murka. Kedua aspek ini terkandung dalam watak Tuhan.

Sekarang mari kita bahas Zaman Kasih Karunia tempat Tuhan Yesus melakukan pekerjaan-Nya. Saat orang berdosa dan datang ke hadapan Tuhan untuk mengaku dan bertobat, Dia akan membebaskan mereka dari dosa dan menganugerahkan kasih karunia yang berlimpah, maka dari itu banyak orang percaya bahwa watak Tuhan hanyalah pengasih dan penyayang, bukan murka dan mengutuk. Sesungguhnya, ini hanya gagasan dan imajinasi orang. Tentang orang Farisi yang mengutuk dan menentang Tuhan, bahkan secara terbuka memprotes Dia, Tuhan Yesus penuh dengan murka. Dia menghukum dan mengutuk, serta menyatakan tujuh celaka atas mereka. Dia tak punya sedikit pun belas kasihan untuk mereka. Dari sini, kita bisa lihat sejak penciptaan hingga saat ini, Tuhan selalu menunjukkan watak benar-Nya kepada manusia. Tuhan itu pengasih dan penyayang, tapi juga megah, murka, mengutuk, dan menghukum. Seperti firman Tuhan Yang Mahakuasa, 'Belas kasihan dan toleransi Tuhan memang ada, tetapi kekudusan dan keadilan Tuhan ketika Dia melepaskan murka-Nya juga memperlihatkan kepada manusia sisi dari Tuhan yang tidak menoleransi pelanggaran. Ketika manusia sepenuhnya mampu menaati perintah Tuhan dan bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan, Tuhan pun berlimpah dalam belas kasihan-Nya terhadap manusia; ketika manusia telah dipenuhi kerusakan, kebencian dan permusuhan terhadap-Nya, Tuhan sangat marah. Sampai sejauh manakah kemarahan-Nya yang sedemikian mendalam itu? Murka-Nya akan terus berlanjut sampai Tuhan tidak lagi melihat penentangan dan perbuatan jahat manusia, sampai semua itu tidak lagi ada di depan mata-Nya. Baru setelah itulah kemarahan Tuhan akan lenyap. ... Dia toleran dan penuh belas kasihan terhadap hal-hal yang baik, indah dan bagus; terhadap hal-hal yang buruk, berdosa dan jahat, Dia sangat murka, sedemikian murkanya sampai Dia tidak berhenti dalam kemurkaan-Nya. Inilah dua aspek utama dan yang paling menonjol dari watak Tuhan, dan terlebih dari itu, keduanya telah diungkapkan oleh Tuhan dari awal hingga akhir yaitu: belas kasihan yang berkelimpahan dan murka yang mendalam' (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"). Melalui firman Tuhan, kita bisa lihat 'belas kasihan yang berkelimpahan dan murka yang mendalam' adalah dua aspek watak Tuhan yang terus Dia tunjukkan kepada manusia. Kedua aspek watak-Nya ini tak bertentangan. Semuanya bagian dari watak dasar-Nya. Kita tak boleh membatasi Tuhan hanya mampu menganugerahkan belas kasih dan tak akan murka karena kita menikmati kasih karunia-Nya di masa lalu. Pemahaman semacam ini terlalu sepihak." Setelah mendengar ini, aku sadar Tuhan bukan hanya pengasih dan penyayang, tapi juga megah, murka, dan mengutuk. Semua ini adalah aspek dari watak dasar Tuhan. Karena terlalu sedikit memahami watak Tuhan, aku punya kepercayaan sepihak bahwa Tuhan hanya pengasih dan penyayang. Ini gagasan dan imajinasiku, serta tak sejalan dengan kenyataan. Aku sadar harus mendengarkan lebih banyak persekutuan untuk memperdalam pemahamanku.

Saudari itu lanjut bersekutu: "Watak yang Tuhan tunjukkan di tiap zaman didasarkan pada tuntutan pekerjaan penyelamatan Tuhan, serta kebutuhan umat manusia yang rusak. Dua kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa ini bisa membantu kita lebih paham: 'Pekerjaan yang Yesus lakukan sesuai dengan kebutuhan manusia pada zaman itu. Tugas-Nya adalah menebus manusia, mengampuni dosa-dosa mereka, dan karena itu, watak-Nya secara keseluruhan adalah kerendahhatian, kesabaran, kasih, ketaatan, kelapangan hati, belas kasihan, dan kasih setia. Dia memberi kepada manusia kasih karunia dan berkat yang melimpah, dan segala sesuatu yang dapat manusia nikmati, Dia memberikan hal berikut untuk mereka nikmati: kedamaian dan kebahagiaan, kesabaran dan kasih-Nya, belas kasihan dan kasih setia-Nya. Pada masa itu, kelimpahan segala sesuatu yang dapat manusia nikmati—perasaan damai dan aman di dalam hati mereka, perasaan jaminan kepastian dalam roh mereka, ketergantungan mereka kepada Yesus Sang Juruselamat—semua itu mereka dapatkan karena mereka hidup pada zaman itu' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Fakta Sebenarnya di Balik Pekerjaan pada Zaman Penebusan"). 'Dalam pekerjaan terakhir-Nya untuk mengakhiri zaman, salah satu watak Tuhan ialah menghajar dan menghakimi. Dengan watak ini Dia menyingkapkan segala sesuatu yang tidak benar untuk menghakimi semua orang secara terbuka dan menyempurnakan mereka yang mengasihi-Nya dengan hati yang tulus. Watak seperti inilah yang dapat mengakhiri zaman. Akhir zaman telah tiba. Semua makhluk ciptaan akan dipisahkan menurut jenis mereka, dan dibagi ke dalam kategori berbeda berdasarkan sifat mereka. Ini saat ketika Tuhan mengungkap kesudahan manusia dan tempat tujuan mereka. Jika manusia tidak mengalami hajaran dan penghakiman, tidak akan ada jalan untuk mengungkap ketidakpatuhan serta ketidakbenaran mereka. Hanya melalui hajaran dan penghakimanlah kesudahan semua makhluk ciptaan bisa diungkapkan. Manusia hanya menunjukkan watak aslinya ketika dia dihajar dan dihakimi. Yang jahat akan dikumpulkan bersama yang jahat, yang baik dengan yang baik, dan semua manusia akan dipisahkan berdasarkan jenis mereka. Melalui hajaran dan penghakiman, kesudahan semua ciptaan akan diungkap, sehingga yang jahat bisa dihukum dan yang baik diberikan upah, dan semua orang menjadi tunduk di bawah kekuasaan Tuhan. Semua pekerjaan ini harus dicapai melalui hajaran dan penghakiman yang benar. Karena kerusakan manusia telah mencapai puncaknya dan ketidakpatuhan mereka semakin parah, hanya watak Tuhan yang benar, yang pada prinsipnya adalah termasuk hajaran dan penghakiman serta diungkapkan di akhir zaman—yang bisa benar-benar mengubah dan menyempurnakan manusia. Hanya watak ini yang bisa menyingkap kejahatan dan menghukum semua yang tidak benar dengan keras. Oleh karena itu, watak seperti ini dijiwai dengan makna penting zaman, dan pengungkapan serta pergelaran watak-Nya dinyatakan demi kepentingan pekerjaan setiap zaman yang baru. Namun, tidak berarti bahwa Tuhan menyatakan watak-Nya secara sewenang-wenang dan tanpa makna. Andaikan dalam menyingkapkan kesudahan manusia selama akhir zaman, Tuhan masih menganugerahi manusia dengan belas kasihan dan kasih yang tak terhingga dan terus mengasihinya; tidak memperhadapkan manusia dengan penghakiman yang benar, melainkan menunjukkan toleransi, kesabaran, dan pengampunan kepadanya dan mengampuni manusia tanpa peduli betapa beratnya dosa mereka dan tanpa penghakiman yang benar sedikit pun: lalu kapankah semua pengelolaan Tuhan akan diakhiri? Kapankah watak seperti itu dapat menuntun orang ke tempat tujuan yang pantas bagi umat manusia? Misalkan saja, ada seorang hakim, yang selalu mengasihi, seorang hakim yang berwajah ramah dan berhati lembut. Dia panjang sabar dan selalu mengasihi orang tanpa memandang bulu dan tanpa memandang kejahatan yang mungkin dilakukannya. Dapatkah dia memberi putusan yang benar dalam penghakiman? Selama akhir zaman, hanya penghakiman yang benar yang dapat memisahkan manusia menurut jenisnya dan membawa manusia ke dalam dunia baru. Dengan kata lain, seluruh zaman diakhiri melalui watak Tuhan yang benar, yakni menghakimi penghakiman dan hajaran'" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)").

Saudari itu bersekutu, berkata: "Pada Zaman Hukum Taurat, Tuhan Yahweh menunjukkan diri dengan watak yang didominasi kutukan, pembakaran, dan murka. Selama masa itu, pemahaman orang-orang sangat kurang. Mereka tak tahu apa itu dosa, bagaimana harus hidup, atau cara menyembah Tuhan, jadi berdasarkan kebutuhan mereka saat itu, Tuhan mengeluarkan hukum dan perintah untuk membimbing orang-orang dalam hidup. Mereka yang menaati hukum Tuhan menerima belas kasih-Nya, tapi yang melanggarnya dibakar oleh api surgawi Tuhan atau dilempari batu sampai mati. Namun, menjelang akhir Zaman Hukum Taurat, karena orang-orang makin rusak, berbuat dosa dan melanggar hukum meskipun tak mau, mereka semua akan dihukum mati di bawah hukum jika tindakan mereka dinilai oleh hukum saat itu. Jadi, saat Zaman Kasih Karunia, Tuhan sendiri menjadi daging untuk menebus umat manusia sesuai kebutuhan mereka, menunjukkan watak-Nya yang pengasih dan penyayang, serta menganugerahkan manusia kasih karunia berlimpah. Memperlakukan mereka dengan belas kasih tak terbatas, menoleransi dan mengampuni dosa mereka, lalu akhirnya disalibkan untuk menebus semua orang dari dosa mereka. Dia mengampuni mereka dari hukuman dan membiarkan mereka terus hidup. Pada Zaman Kasih Karunia, jika Tuhan terus menunjukkan watak-Nya dalam bentuk kutukan, pembakaran, dan murka, dosa manusia tak akan pernah diampuni, orang-orang di bawah hukum tak akan pernah ditebus, umat manusia akan musnah dan tak akan ada di tempat sekarang. Jadi, Tuhan mengungkapkan watak-Nya yang pengasih dan penyayang pada Zaman Kasih Karunia. Selama orang-orang datang ke hadapan-Nya dan menerima penebusan-Nya, Dia akan mengampuni mereka dari dosa. Pada akhir zaman, orang-orang menjadi makin rusak. Meskipun telah menerima penebusan Tuhan Yesus dan diampuni dari dosa, natur berdosa kita, seperti kecongkakan, pengkhianatan, kejahatan, keras kepala, dan kekejaman, masih berakar jauh di dalam diri kita. Watak iblis kita masih belum sepenuhnya dimusnahkan, jadi kita masih sering berbohong, berbuat dosa, memberontak, dan menentang Tuhan. Kita belum memenuhi syarat untuk masuk ke kerajaan Tuhan. Untuk menyelamatkan umat manusia dan sepenuhnya membersihkan kita dari dosa, Tuhan telah berinkarnasi sekali lagi, melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian di atas dasar pekerjaan Tuhan Yesus untuk benar-benar menghilangkan watak iblis kita, menyucikan dari dosa, membuat kita benar-benar tunduk dan menghormati Tuhan, lalu akhirnya membawa kita ke kerajaan-Nya. Karena kebutuhan pekerjaan-Nya, Tuhan tak lagi mengungkapkan watak-Nya yang pengasih dan penyayang, sebaliknya memilih memanifestasikan watak-Nya yang benar, megah, dan murka untuk menghakimi dan menyingkap watak rusak manusia. Hanya dengan melakukan itu, Dia bisa mengubah dan menyucikan umat manusia. Meskipun watak yang Tuhan tunjukkan di tiap zaman berbeda, tapi esensi Tuhan tak pernah berubah. Tuhan melakukan pekerjaan dan menunjukkan watak-Nya sesuai kebutuhan manusia yang rusak, memungkinkan orang lebih memahami dan mengenal Tuhan, agar mereka tak membatasi Dia dan watak-Nya. Kita tak boleh berpikir Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus bukanlah Tuhan yang sama hanya karena menunjukkan watak yang berbeda."

Setelah mendengar persekutuan saudari itu, aku baru sadar bahwa Tuhan memutuskan watak apa yang akan dimanifestasikan di tiap zaman berdasarkan tuntutan pekerjaan penyelamatan-Nya dan kebutuhan manusia yang rusak. Dalam pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa memanifestasikan watak-Nya yang benar dan megah untuk menyucikan dan menyelamatkan umat manusia—meskipun watak yang Dia tunjukkan berbeda dengan watak Tuhan Yesus, itu tetap dimanifestasikan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang rusak. Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus adalah Tuhan yang sama. Persekutuan saudari ini sangat jelas dan menghilangkan semua kebingungaku.

Pada pertemuan berikutnya, Saudari Li membacakan kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa lain kepadaku: "Melalui apa penyempurnaan Tuhan atas manusia bisa dicapai? Ini dicapai melalui watak benar-Nya. Watak Tuhan terutama terdiri atas kebenaran, murka, kemegahan, penghakiman, dan kutuk, dan Dia menyempurnakan manusia terutama melalui penghakiman-Nya. Sebagian orang tidak paham, dan bertanya mengapa Tuhan hanya bisa menjadikan manusia sempurna melalui penghakiman dan kutuk. Mereka berkata, 'Jika Tuhan mengutuk manusia, bukankah manusia akan mati? Jika Tuhan menghakimi manusia, bukankah manusia akan terkutuk? Lalu bagaimana ia masih bisa disempurnakan?' Demikianlah perkataan orang yang tidak mengenal pekerjaan Tuhan. Yang Tuhan kutuk adalah ketidaktaatan manusia, dan yang dihakimi-Nya adalah dosa-dosa manusia. Walaupun Dia berbicara dengan keras dan tanpa belas kasihan, Dia mengungkapkan segala sesuatu yang ada di dalam diri manusia, mengungkapkan apa yang penting di dalam diri manusia melalui perkataan yang keras ini, kendati demikian, melalui penghakiman seperti itu, Dia memberi manusia pengetahuan yang mendalam tentang esensi daging, dan dengan demikian manusia tunduk di hadapan Tuhan. Daging manusia itu berdosa, berasal dari Iblis, tidak taat, dan merupakan sasaran hajaran Tuhan. Jadi, untuk memungkinkan manusia mengenal dirinya sendiri, firman penghakiman Tuhan harus dijatuhkan atasnya dan berbagai jenis pemurnian harus digunakan; baru saat itulah pekerjaan Tuhan bisa efektif" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Dengan Mengalami Ujian-Ujian yang Menyakitkan Engkau Semua Bisa Mengenal Keindahan Tuhan"). Itulah yang Saudari Li katakan dalam persekutuannya. Dia bilang: "Pada akhir zaman, pekerjaan penghakiman Tuhan adalah langkah terakhir dari pekerjaan penyelamatan umat manusia-Nya, juga akhir dari rencana pengelolaan 6.000 tahun-Nya. Seraya menunjukkan watak-Nya yang benar dan megah, Dia menutup seluruh zaman, serta memilah menurut jenisnya, yang baik dengan yang baik dan yang jahat dengan yang jahat. Jika Tuhan hanya menunjukkan watak-Nya yang pengasih dan penyayang, selalu menoleransi, memaklumi, dan memaafkan sebanyak apa pun dosa yang kita lakukan, kita tak akan pernah lepas dari dosa dan selamanya tunduk pada kekuasaan dan penghancuran Iblis. Pekerjaan penyelamatan Tuhan tak akan pernah selesai, yang baik dan yang jahat juga tak akan bisa dibedakan dengan benar. Jadi, pada akhir zaman, Tuhan mengungkapkan watak-Nya yang benar, megah, dan murka dalam pekerjaan-Nya, serta menyingkap natur jahat manusia dengan bahasa-Nya yang keras. Mereka yang mencintai kebenaran mengenal diri sendiri dan menerima penghakiman firman Tuhan, memahami watak Tuhan yang benar yang tak mentoleransi pelanggaran, dan dengan itu, menumbuhkan rasa hormat kepada Tuhan dan menjauhi kejahatan, akhirnya mencapai perubahan watak. Lalu, orang-orang yang muak dengan kebenaran, menolak penghakiman dan hajaran Tuhan, disingkap dan disingkirkan oleh Tuhan. Dengan cara ini, semua dikelompokkan menurut jenisnya."

Aku menyadari, jika Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman sama seperti Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan-Nya, hanya menunjukkan belas kasihan dan kasih, juga tidak tegas dan menghakimi, Dia tak akan bisa memilah menurut jenisnya, natur kita yang berdosa dan menentang Tuhan tak akan pernah terselesaikan, kita juga tak akan pernah diselamatkan atau masuk kerajaan Tuhan. Jadi, ada makna dalam dari Tuhan yang menunjukkan watak bercirikan kebenaran, kemegahan, penghakiman, serta hajaran pada akhir zaman!

Kemudian, kami membaca dua kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa, yang membuatku lebih memahami pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa dan watak yang Dia tunjukkan pada akhir zaman. "Hari ini Tuhan menghakimi, menghajar dan menghukum engkau, tetapi ketahuilah bahwa penghukuman atasmu bertujuan supaya engkau dapat mengenal dirimu sendiri. Penghukuman, kutukan, penghakiman, hajaran—semua ini bertujuan agar engkau dapat mengenal dirimu sendiri, sehingga watakmu bisa berubah, dan terlebih lagi, supaya engkau dapat mengetahui nilaimu, dan melihat bahwa semua tindakan Tuhan adalah benar, dan sesuai dengan watak-Nya dan kebutuhan pekerjaan-Nya, bahwa Dia bekerja sesuai dengan rencana-Nya untuk keselamatan manusia, dan bahwa Dia adalah Tuhan yang benar yang mengasihi dan menyelamatkan manusia, yang menghakimi dan menghajar manusia. ... Tuhan tidak datang untuk membunuh, atau membinasakan, tetapi menghakimi, mengutuk, menghajar, dan menyelamatkan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status dan Memahami Kehendak Tuhan untuk Memberikan Keselamatan kepada Manusia"). "Meskipun firman-Ku mungkin keras, semuanya disampaikan untuk keselamatan manusia, karena Aku hanya menyampaikan firman dan tidak menghukum daging manusia. Firman ini menyebabkan manusia hidup dalam terang, supaya mereka tahu bahwa terang itu ada, bahwa terang itu berharga, terlebih lagi supaya manusia tahu bahwa firman ini mendatangkan keuntungan baginya, dan mengetahui bahwa Tuhan adalah keselamatan. Meskipun Aku telah menyampaikan banyak perkataan tentang hajaran dan penghakiman, semua itu belum dinyatakan kepadamu dalam perbuatan. Aku datang untuk melakukan pekerjaan-Ku, untuk menyampaikan firman-Ku. Sekalipun firman-Ku mungkin keras, firman itu disampaikan untuk menghakimi kerusakan dan pemberontakanmu. Tujuan-Ku melakukan ini tetaplah untuk menyelamatkan manusia dari wilayah kekuasaan Iblis, menggunakan firman-Ku untuk menyelamatkan manusia. Tujuan-Ku bukanlah untuk menyakiti manusia dengan firman-Ku. Firman-Ku keras sehingga ada hasil yang didapat dicapai dari pekerjaan-Ku. Hanya melalui bekerja dengan cara demikian, manusia dapat mengenal diri mereka sendiri dan melepaskan diri dari watak mereka yang membangkang" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status dan Memahami Kehendak Tuhan untuk Memberikan Keselamatan kepada Manusia"). Saudari Li bersekutu: "Dari firman Tuhan, kita bisa lihat pada akhir zaman, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menghakimi dan menyucikan manusia. Betapa pun keras dan memedihkan firman-Nya, semuanya untuk membantu kita mengenali kebenaran dari kerusakan kita, membebaskan diri dari pengaruh gelap Iblis, dan menerima penyelamatan Tuhan. Kita semua tahu watak Tuhan itu benar dan kudus, sedangkan kita manusia, yang telah sangat dirusak oleh Iblis, mengejar tren duniawi yang jahat, bertarung dan saling menyerang dalam mengejar uang dan keuntungan individu, sama sekali tak punya keserupaan dengan manusia. Bahkan mereka yang percaya Tuhan tak bisa melakukan tuntutan Tuhan, sering menuntut kasih karunia dan berkat dari Tuhan. Setiap kontribusi mereka hanya dilakukan untuk masuk surga dan mendapatkan hidup kekal, bukan karena mengasihi Tuhan dan berusaha memuaskan Dia. Itu semua dilakukan hanya untuk menggunakan Tuhan demi mencapai tujuan tercela mereka. Beberapa pemimpin agama dari luar tampak seperti hamba Tuhan yang rendah hati, sabar, dan antusias, tapi sering meninggikan dan bersaksi untuk diri sendiri dalam khotbah mereka agar dikagumi dan dihormati orang. Saat Tuhan beinkarnasi lagi dan muncul untuk melakukan pekerjaan-Nya, tak ada yang menyambut Dia, lalu seluruh dunia keagamaan berkomplot dengan pemerintah ateis untuk mengutuk dan menolak kedatangan-Nya kembali, menyebarkan kebohongan untuk mendiskreditkan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan mencegah orang menyelidiki jalan yang benar. Artinya, seluruh umat manusia telah mengutuk dan menentang Tuhan, serta menolak kedatangan-Nya. Seperti yang dikatakan Alkitab, 'Dan seluruh dunia ada dalam kejahatan' (1 Yohanes 5:19). Umat manusia yang rusak menentang Tuhan dalam segala hal. Mereka semua serupa Iblis dan ular berbisa. Saat Tuhan mengungkapkan firman-Nya yang keras untuk menyingkap kenyataan kerusakan umat manusia, hanya mereka yang mencintai kebenaran bisa mengenali natur jahat mereka yang menentang dan mengkhianati Tuhan, mereka sadar tak berusaha mengenal Tuhan dalam iman serta hanya punya niat dasar seperti mendapatkan berkat dan membuat kesepakatan dengan Tuhan. Mereka dengan jelas melihat keburukan dari kerusakan mereka oleh Iblis, sungguh-sungguh bertobat kepada Tuhan, bersumpah untuk bertindak sesuai permintaan Tuhan, dan akhirnya mendapatkan keserupaan dengan manusia. Dari sini, kita bisa lihat betapa pun keras dan memedihkannya firman Tuhan, semua itu menyingkap kenyataan kerusakan kita dan bertujuan membantu menghidupkan kembali semangat kita yang tumpul, mengenali esensi rusak kita, sepenuhnya membebaskan diri dari belenggu dosa, dan disucikan. Firman penghakiman dan penyingkapan Tuhan yang keras sangat bermanfaat dalam proses mengenal diri sendiri dan diselamatkan!"

Setelah mendengar persekutuan Saudari Li, aku akhirnya sadar bahwa Tuhan mengungkapkan begitu banyak firman yang keras pada akhir zaman untuk menyingkap jati diri kita. Ini adalah penyelamatan-Nya, bukan hukuman. Aku memikirkan bagaimana aku hanya percaya Tuhan untuk mendapatkan berkat dan kasih karunia, bahkan membatasi Tuhan sebagai penyayang dan baik hati, juga gagal mengenali-Nya saat Dia bicara dengan keras. Aku sangat tak masuk akal! Sejak saat itu, aku bisa menerima firman Tuhan yang keras dan menghakimi, juga makin terpacu membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku menjadi yakin Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali.

Setelah memastikan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman itu benar, aku aktif menghadiri pertemuan dan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa setiap hari. Suatu hari, aku melihat kutipan firman Tuhan. "Jika orang tetap tinggal dalam Zaman Kasih Karunia, mereka tidak akan pernah terbebas dari watak mereka yang rusak, apalagi mengenal watak dasar Tuhan. Jika orang selalu hidup di tengah kelimpahan kasih karunia, tetapi tidak memiliki jalan hidup yang membuat mereka dapat mengenal dan memuaskan Dia, mereka tidak akan pernah benar-benar mendapatkan Dia dalam kepercayaan mereka kepada-Nya. Jenis kepercayaan ini sungguh menyedihkan. Setelah engkau selesai membaca buku ini, ketika engkau telah mengalami setiap langkah pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi pada Zaman Kerajaan, engkau akan merasa bahwa kerinduan yang telah kaumiliki selama bertahun-tahun akhirnya telah terwujud. Engkau akan merasa bahwa baru sekaranglah engkau benar-benar melihat Tuhan berhadapan muka. Baru sekaranglah engkau menatap wajah-Nya, mendengar perkataan pribadi-Nya, menghargai hikmat pekerjaan-Nya, dan benar-benar merasakan betapa nyata dan mahakuasanya Dia. Engkau akan merasa bahwa engkau telah mendapatkan banyak hal yang belum pernah dilihat atau dimiliki orang-orang di masa lampau. Pada saat ini, engkau akan dengan jelas memahami apa arti percaya kepada Tuhan dan apa arti sesuai dengan kehendak Tuhan. Tentu saja, jika engkau berpegang teguh pada pandangan masa lalu, dan menolak atau menyangkal fakta inkarnasi Tuhan yang kedua, engkau akan tetap bertangan kosong dan tidak mendapat apa pun, dan pada akhirnya, engkau akan dinyatakan bersalah karena menentang Tuhan. Mereka yang menaati kebenaran dan tunduk pada pekerjaan Tuhan akan diakui di bawah nama Tuhan yang berinkarnasi kedua kalinya—Yang Mahakuasa. Mereka akan dapat menerima tuntunan pribadi Tuhan, mendapatkan kebenaran yang lebih banyak dan lebih tinggi, serta kehidupan sejati. Mereka akan mendapat penglihatan yang belum pernah dilihat sebelumnya oleh orang-orang di masa lampau: 'Kemudian aku berbalik untuk melihat suara yang berbicara denganku. Dan ketika berpaling, aku melihat tujuh kaki dian dari emas; dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seseorang yang menyerupai Anak Manusia, berpakaian jubah sampai ke kaki, dan mengenakan ikat pinggang dari emas. Kepala dan rambut-Nya seputih bulu domba, putih seperti salju, dan mata-Nya seperti nyala api. Dan kaki-Nya seperti tembaga mengkilap, seakan-akan membara dalam perapian dan suara-Nya bagaikan gemuruh air bah. Dan di tangan kanan-Nya ada tujuh bintang: dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua; dan wajah-Nya bercahaya bagaikan matahari yang bersinar dengan terik' (Wahyu 1:12-16). Penglihatan ini merupakan pengungkapan seluruh watak Tuhan, dan pengungkapan seluruh watak-Nya juga merupakan pengungkapan pekerjaan Tuhan dalam inkarnasi-Nya saat ini. Dalam derasnya hajaran dan penghakiman, Anak Manusia mengungkapkan watak-dasar-Nya melalui perkataan-Nya, memungkinkan semua orang yang menerima hajaran dan penghakiman-Nya untuk melihat wajah Anak Manusia yang sesungguhnya, yang merupakan gambaran sebenarnya dari wajah Anak Manusia yang dilihat oleh Yohanes. (Tentu saja, semua ini tidak akan dapat dilihat oleh orang-orang yang tidak menerima pekerjaan Tuhan pada Zaman Kerajaan.) Wajah Tuhan yang sesungguhnya tidak dapat dilukiskan sepenuhnya menggunakan bahasa manusia, jadi Tuhan menggunakan cara itu yang Dia gunakan untuk mengungkapkan watak dasar-Nya untuk menunjukkan wajah-Nya yang sesungguhnya kepada manusia" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). Melalui firman Tuhan, aku sadar penglihatan yang dimiliki Yohanes dalam kitab Wahyu meramalkan bagaimana firman penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman seperti nyala api atau pedang yang tajam dan penuh dengan watak benar Tuhan. Hanya mereka yang menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman benar-benar bisa memahami watak benar Tuhan serta menghargai niat tulus-Nya memakai firman-Nya untuk menghakimi dan menyelamatkan manusia. Aku tak bisa menahan diri merasa sangat tersentuh oleh pemahaman ini: "Tuhan Yang Mahakuasa! Melalui penyingkapan dan penghakiman firman-Mu, aku bisa melihat bahwa Kau tak hanya pengasih dan penyayang, tapi juga megah dan murka. Ini semua adalah aspek dari watak dasar-Mu yang benar. Tuhan Yang Mahakuasa! Firman-Mu benar-benar berharga. Aku harus menerima penghakiman dan hajaran dari firman-Mu untuk mengenal diriku. Mulai sekarang, aku akan rajin minum dan makan firman-Mu, menerima penghakiman dan hajaran dari Firman-Mu, serta menempuh jalan mencari kebenaran!"

Sebelumnya: 93. Prosesku Melepaskan Pekerjaan yang Mapan

Selanjutnya: 97. Pilihan di Tengah Kemelut

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

84. Iman yang Tak Terhancurkan

Oleh Saudara Meng Yong, TiongkokPada Desember 2012, beberapa saudara-saudari dan aku naik mobil menuju suatu tempat untuk mengabarkan...

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini