Sebagaimana tertulis dalam Alkitab, "Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya" (Ibrani 13:8). Ini menunjukkan bahwa nama Tuhan tidak akan pernah berubah. Lalu mengapa Anda bersaksi bahwa Tuhan memiliki nama baru ketika Dia datang kembali pada akhir zaman, dan bahwa Dia disebut Tuhan Yang Mahakuasa?

23 Agustus 2020

Ayat Alkitab untuk Referensi:

"Dia yang menang akan Kujadikan pilar di dalam bait Suci Tuhan-Ku dan ia tidak akan keluar lagi: dan Aku akan menuliskan padanya nama Tuhan-Ku, dan nama kota Tuhan-Ku, yaitu Yerusalem Baru, yang turun dari sorga dari Tuhan-Ku dan Aku akan menuliskan nama–Ku yang baru padanya" (Wahyu 3:12).

"Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, firman Tuhan, yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:8).

"Lalu aku mendengar seperti suara kumpulan besar orang banyak dan seperti gemuruh air bah, dan seperti deru guntur yang keras, berkata, Haleluya: karena Tuhan yang mahakuasa memerintah" (Wahyu 19:6).

Firman Tuhan yang Relevan:

Sebagian orang mengatakan bahwa nama Tuhan tidak berubah. Lalu, mengapa nama Yahweh berubah menjadi Yesus? Dinubuatkan bahwa Mesias akan datang, lalu mengapa manusia bernama Yesus yang datang? Mengapa nama Tuhan berubah? Bukankah pekerjaan Tuhan yang itu sudah lama dilakukan? Apakah Tuhan tidak mampu melakukan pekerjaan baru pada zaman sekarang? Pekerjaan masa lampau dapat diubah, dan pekerjaan Yesus dapat menjadi lanjutan dari pekerjaan Yahweh. Lalu, tidak bisakah pekerjaan Yesus digantikan dengan pekerjaan lain? Jika nama Yahweh dapat diubah menjadi Yesus, maka tidak bisakah nama Yesus juga diubah? Semuanya ini tidak aneh; hanya saja manusia yang terlalu bodoh. Tuhan akan tetap menjadi Tuhan. Bagaimanapun pekerjaan-Nya berubah, dan bagaimanapun nama-Nya berubah, watak dan hikmat-Nya tidak akan pernah berubah. Jika engkau percaya bahwa Tuhan hanya dapat dipanggil dengan nama Yesus, maka pengetahuanmu terlalu terbatas. Beranikah engkau menyatakan bahwa Yesus akan selamanya menjadi nama Tuhan, bahwa Tuhan akan selamanya memakai nama Yesus, dan bahwa hal ini tak akan pernah berubah? Beranikah engkau menyatakan dengan pasti bahwa nama Yesuslah yang mengakhiri Zaman Hukum Taurat dan yang juga akan mengakhiri zaman terakhir? Siapa yang dapat mengatakan bahwa kasih karunia Yesus dapat mengakhiri zaman?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Mungkin Manusia yang Telah Membatasi Tuhan dalam Gagasannya Dapat Menerima Penyingkapan Tuhan?"

Setiap kali datang ke bumi, Tuhan mengubah nama-Nya, gender-Nya, gambar-Nya, dan pekerjaan-Nya. Dia tidak mengulangi pekerjaan-Nya. Dia adalah Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah tua. Ketika pertama kali datang, Dia dipanggil Yesus; dapatkah Dia tetap disebut Yesus apabila Dia datang lagi? Ketika pertama kali datang, Dia seorang laki-laki; mungkinkah ia menjadi laki-laki lagi kali ini? Pekerjaannya ketika Dia datang selama Zaman Kasih Karunia ialah untuk dipakukan pada kayu salib; ketika Dia datang lagi, mungkinkah Dia masih menebus umat manusia dari dosa? Mungkinkah Dia dipaku pada kayu salib lagi? Bukankah itu akan mengulangi pekerjaan-Nya? Tidak tahukah engkau bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua? Ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak berubah. Memang benar, tetapi ini mengacu pada ketidakberubahan watak Tuhan dan hakikat-Nya. Perubahan nama dan pekerjaan-Nya tidak membuktikan bahwa hakikat-Nya berubah. Dengan kata lain, Tuhan selamanya adalah Tuhan dan tidak akan pernah berubah. Jika engkau mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan tidak berubah, mungkinkah rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya akan dapat diselesaikan-Nya? Engkau sekadar tahu bahwa Tuhan selamanya tidak berubah, tetapi apakah engkau tahu bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua? Jika pekerjaan Tuhan tidak berubah, dapatkah Dia memimpin umat manusia hingga ke masa sekarang? Jika Tuhan tidak berubah, lalu mengapa Dia telah melakukan pekerjaan dua zaman? Pekerjaan-Nya tidak pernah berhenti bergerak maju, dalam artian bahwa tahap demi tahap Ia menyingkapkan watak-Nya kepada manusia, dan yang Dia ungkapkan adalah watak inheren-Nya. Pada mulanya, watak Tuhan tersembunyi dari manusia. Dia tidak pernah secara terbuka menyingkapkan watak-Nya kepada manusia, dan manusia sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang Dia. Karena itu, Dia secara bertahap menggunakan pekerjaan-Nya untuk menyingkapkan watak-Nya kepada manusia, tetapi bekerja dengan cara ini tidak berarti bahwa watak Tuhan berubah di setiap zaman. Tidak dapat diartikan bahwa watak Tuhan terus berubah karena kehendak-Nya selalu berubah. Sebaliknya, karena zaman dari pekerjaan-Nya berbeda, maka Tuhan mengambil watak dasar-Nya secara menyeluruh dan secara bertahap disingkapkan-Nya kepada manusia sehingga manusia dapat mengenal-Nya. Akan tetapi, ini sama sekali tidak membuktikan bahwa Tuhan pada mulanya tidak memiliki watak tertentu atau bahwa watak-Nya telah berangsur-angsur berubah seiring berjalannya waktu—pemahaman seperti ini keliru adanya. Tuhan menyatakan kepada manusia watak dasar dan watak khusus-Nya, yakni siapa diri-Nya sesuai dengan berlalunya zaman. Pekerjaan satu zaman tidak dapat mengungkapkan seluruh watak Tuhan. Karena itu, firman "Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua" merujuk pada pekerjaan-Nya, dan firman "Tuhan itu tidak berubah" merujuk pada apa yang dimiliki-Nya dan siapa Ia. Terlepas dari itu, engkau tidak dapat membuat pekerjaan enam ribu tahun bergantung pada satu titik, atau membatasinya dengan kata-kata mati. Hal seperti itu merupakan kebodohan manusia. Tuhan tidak sesederhana yang dibayangkan manusia dan pekerjaan-Nya tidak dapat tinggal dalam satu zaman saja. Yahweh, misalnya, tidak dapat selalu merepresentasikan nama Tuhan; Tuhan dapat pula melakukan pekerjaan-Nya dalam nama Yesus. Ini menandakan bahwa pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju.

Tuhan tetaplah Tuhan dan tidak akan pernah menjadi Iblis; Iblis tetaplah Iblis dan tidak akan pernah menjadi Tuhan. Hikmat dan keagungan Tuhan, kebenaran dan kemegahan Tuhan tidak akan pernah berubah. Esensi-Nya, apa yang dimiliki-Nya, dan siapa Ia tidak akan pernah berubah. Tetapi, pekerjaan-Nya selalu bergerak maju, selalu lebih mendalam, karena Dia selalu baru dan tidak pernah tua. Tuhan mengenakan nama baru dan melakukan pekerjaan baru di setiap zaman. Demikian pula di setiap zaman Dia mengizinkan makhluk-Nya melihat kehendak-Nya yang baru dan watak-Nya yang baru. Jika di zaman baru orang gagal melihat pengungkapan watak Tuhan yang baru, apakah mereka tidak akan memakukan Dia pada kayu salib untuk selamanya? Kalau begitu, apakah mereka tidak pula mematok batasan tentang Tuhan?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"

Nama Yesus menandai permulaan zaman baru, yakni Zaman Kasih Karunia. Ketika Yesus mulai melakukan pelayanan-Nya, Roh Kudus pun mulai bersaksi tentang nama Yesus, tetapi nama Yahweh tidak lagi dibicarakan; sebaliknya, Roh Kudus melakukan pekerjaan yang baru, terutama dalam nama Yesus. Kesaksian mereka yang percaya kepada-Nya ditujukan kepada Yesus Kristus, dan demi Yesus Kristus pula pekerjaan mereka. Dengan berakhirnya Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama berarti bahwa pekerjaan yang dilakukan terutama atas nama Yahweh telah selesai. Sejak itu, nama Tuhan bukan lagi Yahweh, tetapi Ia disebut Yesus, dan dari sini Roh Kudus pun pada dasarnya memulai pekerjaan-Nya dalam nama Yesus. Jadi, engkau yang sekarang ini masih makan dan minum perkataan Yahweh dan masih melakukan semuanya sesuai dengan pekerjaan Zaman Hukum Taurat—bukankah engkau secara membabi buta mengikuti aturan-aturan belaka? Tidakkah engkau sedang terjebak dalam masa lalu? Engkau semua saat ini tahu bahwa akhir zaman telah tiba. Mungkinkah pada kedatangan-Nya nanti Dia masih akan disebut Yesus? Yahweh memberi tahu orang Israel bahwa Mesias akan datang, tetapi ketika Mesias itu datang, Dia tidak disebut Mesias, melainkan Yesus. Yesus berkata bahwa Dia akan kembali, dan bahwa Dia akan kembali dengan cara sebagaimana Dia telah pergi. Ini adalah perkataan Yesus sendiri, tetapi apakah engkau melihat bagaimana cara Yesus pergi? Yesus naik awan putih, tetapi mungkinkah Dia secara pribadi akan kembali di tengah-tengah manusia dengan awan putih itu juga? Kalau begitu, bukankah Dia akan tetap disebut Yesus? Ketika Yesus datang lagi, zaman sudah akan berubah, maka mungkinkah Dia tetap akan disebut Yesus? Apakah Tuhan dapat dikenali dengan nama Yesus saja? Tidak mungkinkah Dia disebut dengan nama yang baru pada zaman yang baru? Dapatkah gambar satu pribadi dan satu nama tertentu merepresentasikan Tuhan seutuhnya? Di setiap zaman, Tuhan melakukan pekerjaan baru dan disebut dengan nama baru; bagaimana mungkin Dia melakukan pekerjaan yang sama pada zaman yang berbeda? Bagaimana mungkin Dia melekat erat pada sesuatu yang lama? Nama Yesus dipakai demi pekerjaan penebusan, maka apakah Dia masih akan dipanggil dengan nama yang sama ketika Dia kembali pada akhir zaman? Apakah Dia akan tetap melakukan pekerjaan penebusan? Mengapa Yahweh dan Yesus adalah satu, tetapi dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda? Bukankah karena zaman pekerjaan Mereka berbeda? Mungkinkah satu nama merepresentasikan Tuhan seutuhnya? Jika demikian, Tuhan harus dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda, dan harus pula menggunakan nama tersebut untuk mengubah dan merepresentasikan zaman tersebut. Karena tiada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan Tuhan dan setiap nama hanya dapat merepresentasikan aspek temporal dari watak Tuhan pada zaman tertentu, maka tiada lain kecuali nama-Nya mewakili pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan dapat memilih nama apa pun yang sesuai dengan watak-Nya untuk merepresentasikan seluruh zaman. Terlepas dari apakah suatu zaman merupakan zaman Yahweh atau zaman Yesus, masing-masing zaman direpresentasikan oleh sebuah nama.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"

Seandainya pekerjaan Tuhan di setiap zaman selalu sama, dan Ia selalu disebut dengan nama yang sama, bagaimana manusia dapat mengenal-Nya? Tuhan harus disebut Yahweh; Selain Tuhan yang disebut Yahweh itu, siapa pun yang dipanggil dengan nama lain, bukanlah Tuhan. Atau, Tuhan hanya dapat Dia yang disebut Yesus, dan selain nama Yesus, Dia tidak mungkin dipanggil dengan nama lain. Selain Yesus, selain Yahweh bukan merupakan Tuhan, dan Tuhan Yang Mahakuasa pun bukan merupakan Tuhan. Manusia percaya bahwa memang benar bahwa Tuhan itu mahakuasa, tetapi Tuhan adalah Tuhan yang menyertai manusia, dan Dia harus disebut Yesus karena Tuhan menyertai manusia. Melakukan ini sama artinya dengan mengikuti doktrin dan membatasi Tuhan dalam ruang lingkup tertentu. Jadi, di setiap zaman, pekerjaan yang dilakukan Tuhan, nama panggilan-Nya, dan gambar yang dikenakan pada-Nya—termasuk pekerjaan yang dilakukan-Nya pada setiap tahap sampai hari ini—semua ini tidak mengikuti satu aturan pun dan tidak tunduk pada batasan apa pun. Dia adalah Yahweh, tetapi Dia juga adalah Yesus, Mesias, dan Tuhan Yang Mahakuasa. Pekerjaan-Nya dapat mengalami transformasi secara bertahap diiringi dengan perubahan nama-Nya pula. Tidak ada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan diri-Nya, tetapi semua nama panggilan-Nya dapat merepresentasikan diri-Nya, sementara pekerjaan yang dilakukan-Nya di setiap zaman merepresentasikan watak-Nya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"

Jika manusia selalu memanggil-Ku Yesus Kristus, tetapi tidak menyadari bahwa Aku telah memulai zaman baru selama akhir zaman dan telah memulai pekerjaan baru, dan jika manusia terus terobsesi menantikan kedatangan Yesus Sang Juruselamat, Aku akan menyebut orang-orang semacam ini sebagai orang-orang yang tidak percaya kepada-Ku; mereka adalah orang-orang yang tidak mengenal-Ku, dan kepercayaan mereka kepada-Ku keliru. Mungkinkah orang-orang seperti ini menyaksikan kedatangan Yesus Sang Juruselamat dari surga? Yang mereka nantikan bukanlah kedatangan-Ku, tetapi kedatangan Raja Orang Yahudi. Mereka tidak mendambakan-Ku untuk memusnahkan dunia lama yang najis ini, melainkan merindukan kedatangan Yesus yang kedua kalinya, di mana mereka akan ditebus. Mereka menantikan Yesus sekali lagi menebus seluruh umat manusia dari negeri yang cemar dan fasik ini. Bagaimana mungkin orang-orang semacam itu menjadi mereka yang menyelesaikan pekerjaan-Ku pada akhir zaman? Hasrat manusia tidak mampu memenuhi keinginan-Ku maupun menyelesaikan pekerjaan-Ku, karena manusia hanya mengagumi atau menghargai pekerjaan yang telah Kulakukan dahulu, dan sama sekali tidak tahu bahwa Aku adalah Tuhan itu sendiri yang selalu baru dan tak pernah usang. Manusia hanya tahu bahwa Aku adalah Yahweh, dan Yesus, tanpa sedikit pun pemahaman bahwa Aku adalah Yang Terakhir, Pribadi yang akan membawa umat manusia menuju akhir. Segala yang didambakan dan diketahui manusia berasal dari gagasannya sendiri, dan hanyalah hal-hal yang dapat dilihat dengan mata mereka sendiri. Hal itu tidak sejalan dengan pekerjaan yang Kulakukan, justru bertentangan dengan pekerjaan-Ku.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Juruselamat Telah Datang Kembali di atas 'Awan Putih'"

Mungkinkah nama Yesus—"Tuhan menyertai kita"—merepresentasikan watak Tuhan secara keseluruhannya? Mungkinkah itu sepenuhnya memperjelas Tuhan? Kalau manusia mengatakan bahwa Tuhan hanya dapat disebut Yesus dan mungkin tidak memiliki nama lain karena Tuhan tidak dapat mengubah watak-Nya, maka kata-kata ini benar-benar penghujatan! Apakah engkau percaya bahwa nama Yesus yang berarti Tuhan menyertai kita, cukup untuk merepresentasikan Tuhan secara keseluruhannya? Tuhan mungkin dipanggil dengan banyak nama, tetapi di antara banyak nama ini, tidak ada satu pun yang mampu merangkum semua nama Tuhan, tidak satu pun dapat merepresentasikan Tuhan sepenuhnya. Karena itu, Tuhan memiliki banyak nama, tetapi nama yang banyak ini tidak dapat sepenuhnya memperjelas watak Tuhan karena watak Tuhan sangat kaya sehingga melebihi kemampuan manusia untuk mengenal-Nya. Tidak ada cara bagi manusia selain menggunakan bahasa umat manusia untuk merangkum Tuhan seutuhnya. Umat manusia memiliki kosakata yang terbatas untuk merangkum semua yang diketahuinya tentang watak Tuhan: besar, terhormat, menakjubkan, tak terselami, tertinggi, suci, benar, bijaksana, dan seterusnya. Terlalu banyak kata! Keterbatasan kosakata ini tidak mampu menggambarkan watak Tuhan yang telah disaksikan sedikit oleh manusia. Seiring waktu, banyak orang menambahkan kata-kata yang dikiranya lebih tepat menggambarkan semangat dalam hatinya, tetapi Tuhan itu terlalu besar! Tuhan itu terlalu suci! Tuhan itu terlalu indah! Sekarang ini, ucapan manusia seperti ini telah mencapai puncaknya, namun manusia masih belum mampu mengungkapkan diri-Nya secara jelas. Jadi, bagi manusia, Tuhan memiliki banyak nama, bukan satu nama saja, karena Tuhan itu hakikat-Nya Maha Melimpah, sedangkan bahasa umat manusia teramat miskin. Satu kata atau nama tertentu saja tidak cukup untuk merepresentasikan Tuhan secara menyeluruh. Jadi, apakah menurutmu nama-Nya dapat ditentukan? Tuhan itu begitu agung dan begitu suci, tetapi engkau tidak mengizinkan-Nya untuk mengubah nama-Nya di setiap zaman yang baru? Oleh karena itu, di setiap zaman ketika Tuhan secara pribadi melakukan pekerjaan-Nya sendiri, Dia menggunakan nama yang cocok dengan zaman itu untuk merangkum pekerjaan yang ingin dilakukan-Nya. Dia menggunakan nama khusus yang memiliki makna temporal untuk merepresentasikan watak-Nya pada zaman tertentu. Inilah Tuhan yang menggunakan bahasa umat manusia untuk mengungkapkan watak-Nya sendiri. Walaupun demikian, banyak orang yang telah memiliki pengalaman spiritual dan secara pribadi telah melihat Tuhan, merasa bahwa satu nama saja tidak mampu merepresentasikan Tuhan dalam keseluruhan diri-Nya—ah, ini tak terhindarkan—maka, manusia tidak lagi memanggil Tuhan dengan nama apa pun, tetapi hanya memanggil-Nya "Tuhan." Seakan-akan hati manusia dipenuhi dengan kasih sekaligus diliputi kontradiksi karena tidak tahu bagaimana menjelaskan Tuhan. Siapakah Tuhan itu, itu terlalu melimpah, tidak ada cara untuk melukiskannya. Tiada satu nama pun yang mampu merangkum watak Tuhan, dan tiada satu nama pun mampu menggambarkan segala apa yang dimiliki-Nya dan siapa Ia. Kalau seseorang menanyai-Ku, "Tepatnya, nama apa yang Engkau gunakan?" Kepada mereka akan Kukatakan, "Tuhan adalah Tuhan!" Bukankah itu nama terbaik untuk Tuhan? Bukankah itu rangkuman terbaik dari watak Tuhan? Kalau begitu, mengapa engkau semua menghabiskan banyak tenaga untuk mencari nama Tuhan? Mengapa harus engkau gadaikan otakmu, tidak makan tidak tidur hanya demi nama? Harinya akan tiba ketika Tuhan tidak lagi disebut Yahweh, Yesus, atau Mesias, melainkan Ia akan disebut "Sang Pencipta" saja. Saat itu, semua nama yang telah dikenakan-Nya di bumi akan lekang sebab pekerjaan-Nya di bumi sudah akan berakhir. Setelah itu, lenyap sudah semua nama-Nya. Tatkala segala sesuatu sudah berada di bawah kekuasaan Sang Pencipta, masihkah Dia membutuhkan sebuah nama yang sangat tepat, tetapi tidak lengkap? Masihkah engkau mencari nama Tuhan saat ini? Masih beranikah engkau berkata bahwa Tuhan hanya disebut Yahweh? Masih beranikah engkau berkata bahwa Tuhan hanya dapat disebut Yesus? Sanggupkah engkau menanggung dosa hujat terhadap Tuhan? Engkau harus tahu bahwa awalnya Tuhan tidak bernama. Dia mengambil satu, dua, atau banyak nama hanya karena Dia memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, selain harus mengelola umat manusia. Nama panggilan apa pun, tidakkah Dia bebas memilih nama bagi diri-Nya sendiri? Apakah Dia butuh salah satu makhluk-Nya seperti dirimu untuk menentukan nama-Nya? Nama panggilan Tuhan adalah nama yang sesuai dengan apa yang sanggup dipahami manusia dengan bahasa umat manusia, tetapi nama ini mustahil dijangkau (akal budi) manusia. Engkau hanya bisa berkata bahwa ada Tuhan di surga, bahwa Dia disebut Tuhan, bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri dengan kuasa yang teramat besar, yang terlalu bijaksana, terlalu tinggi, terlalu menakjubkan, terlalu misterius, dan terlalu mahakuasa, lalu engkau kehabisan kata; seujung kuku saja yang bisa engkau ketahui. Kalau begitu, dapatkah sekadar nama Yesus merepresentasikan Tuhan itu sendiri? Ketika akhir zaman tiba, kendati Tuhan jua yang masih melakukan pekerjaan-Nya, nama-Nya pasti berubah, karena zamannya berbeda.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"

Jika manusia masih merindukan kedatangan Yesus Sang Juruselamat pada akhir zaman, dan masih berharap Dia datang dalam citra diri yang dikenakan-Nya di Yudea, maka seluruh rencana pengelolaan enam ribu tahun tentu akan terhenti pada Zaman Penebusan, dan tidak akan dapat bergerak maju lebih jauh. Selanjutnya, akhir zaman tidak akan pernah datang, dan zaman ini tidak akan pernah berakhir. Itu karena Yesus Sang Juruselamat hanya dimaksudkan untuk penebusan dan penyelamatan umat manusia. Aku memakai nama Yesus hanya demi semua orang berdosa di Zaman Kasih Karunia, tetapi itu bukan nama yang akan Kupakai untuk membawa seluruh umat manusia kepada akhirnya. Meskipun Yahweh, Yesus, dan Mesias semuanya mewakili Roh-Ku, nama-nama ini hanya menandai zaman-zaman yang berbeda dari rencana pengelolaan-Ku, dan tidak mewakili-Ku seutuhnya. Nama-nama yang dipakai orang-orang di bumi untuk menyebut diri-Ku tidak dapat mengungkapkan watak-Ku secara utuh dan seluruh keberadaan-Ku. Nama-nama itu hanyalah berbagai nama panggilan-Ku selama zaman-zaman yang berbeda. Oleh karena itu, saat zaman terakhir—akhir zaman—tiba, nama-Ku akan berubah lagi. Aku tidak akan disebut Yahweh, atau Yesus, apalagi Mesias—Aku akan disebut Tuhan Yang Mahakuasa itu sendiri yang penuh kuasa, dan dengan nama inilah Aku akan mengakhiri seluruh zaman. Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus Sang Juruselamat dengan kasih dan penghormatan. Kendati demikian, saat ini Aku bukan lagi Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu; Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Akulah Tuhan itu sendiri yang bangkit dari ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Dia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan api yang berkobar-kobar, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan disucikan melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman akan melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, bahwa Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Dan semua orang akan melihat bahwa Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tetapi pada akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang menghanguskan segala sesuatu, dan juga Surya kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Inilah pekerjaan-Ku pada akhir zaman. Aku memakai nama ini dan memiliki watak ini supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, matahari yang menyala-nyala, dan api yang berkobar-kobar, supaya semua manusia dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat wajah-Ku yang sejati: Aku bukan saja Tuhan atas orang Israel, dan Aku bukan saja Sang Penebus; Akulah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan bumi dan lautan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Juruselamat Telah Datang Kembali di atas 'Awan Putih'"

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait