Arti Dari Sungguh-sungguh Percaya Kepada Tuhan
Firman Tuhan yang Relevan: Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Ayat Alkitab untuk Referensi:
"Yesus berkata kepadanya: 'Akulah jalan, kebenaran, dan hidup: tidak ada manusia yang datang kepada Bapa, tanpa melalui Aku. Jika engkau telah mengenal Aku, engkau telah mengenal Bapa-Ku juga: dan dari sekarang engkau mengenal-Nya dan telah melihat-Nya.' Filipus berkata kepada-Nya, 'Tuhan, tunjukkan kepada kami Bapa itu, dan itu cukup untuk kami.' Yesus berkata kepadanya, 'Aku sudah begitu lama bersamamu, tetapi engkau belum mengenal Aku, Filipus? Ia yang sudah melihat Aku sudah melihat Bapa; lalu bagaimana engkau berkata, tunjukkan kepada kami Bapa itu? Tidakkah engkau percaya bahwa Aku ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Aku? Firman yang Aku katakan kepadamu bukanlah Kukatakan dari diri-Ku sendiri: tetapi Bapa yang ada di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan itu. Percayalah kepada-Ku bahwa Aku ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Aku: atau jika tidak, percayalah kepada-Ku karena pekerjaan-pekerjaan itu'" (Yohanes 14:6-11).
"Kemudian setelah delapan hari, murid-murid Yesus berkumpul kembali di dalam rumah itu dan Tomas bersama dengan mereka: lalu datanglah Yesus kepada mereka, sementara semua pintu terkunci dan Dia berdiri di tengah-tengah mereka lalu berkata: 'Damai sejahtera bagi engkau sekalian!' Lalu Dia berkata kepada Tomas: 'Ulurkan jarimu dan lihatlah tangan-Ku, dan ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke lambung-Ku: dan jangan engkau tidak percaya lagi, tetapi percayalah.' Lalu Tomas menjawab dan berkata kepada-Nya: 'Ya, Tuhanku.' Yesus berkata kepadanya: 'Tomas, karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya: diberkatilah mereka yang tidak melihat, namun percaya'" (Yohanes 20:26-29).
"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27).
"Demikianlah iman datang dengan mendengar, dan mendengar firman Tuhan" (Roma 10:17).
Firman Tuhan yang Relevan:
Yesus menyatakan bahwa Roh Kebenaran akan dicurahkan atas manusia pada akhir zaman. Akhir zaman sudah tiba sekarang; apakah kau mengerti bagaimana Roh Kebenaran mengucapkan firman? Di manakah Roh Kebenaran menampakkan diri dan bekerja? Dalam kitab nubuat Nabi Yesaya, tidak pernah disebutkan bahwa seorang anak bernama Yesus akan dilahirkan pada zaman Perjanjian Baru; hanya ditulis bahwa seorang bayi laki-laki bernama Imanuel akan dilahirkan. Mengapa nama "Yesus" tidak disebutkan? Tidak ada dalam Perjanjian Lama nama ini muncul, jadi mengapa engkau tetap percaya kepada Yesus? Tentunya engkau tidak baru mulai percaya kepada Yesus setelah melihat Dia dengan mata kepalamu sendiri, bukan? Atau apakah engkau mulai percaya setelah menerima pewahyuan? Akankah Tuhan benar-benar menunjukkan kasih karunia yang seperti itu kepadamu? Akankah Dia mengaruniakan berkat yang sedemikian besarnya kepadamu? Apa dasar kepercayaanmu kepada Yesus? Mengapa engkau tidak percaya bahwa Tuhan telah menjadi daging sekarang ini? Mengapa engkau berkata bahwa ketiadaan pewahyuan dari Tuhan kepadamu membuktikan bahwa Dia belum berinkarnasi dalam rupa manusia? Haruskah Tuhan memberi tahu manusia sebelum Dia memulai pekerjaan-Nya? Haruskah Dia terlebih dahulu menerima persetujuan manusia? Yesaya hanya menyatakan bahwa seorang bayi laki-laki akan dilahirkan di dalam palungan; dia tidak pernah menubuatkan bahwa Maria akan melahirkan Yesus. Apa sebenarnya dasar kepercayaanmu kepada Yesus yang dilahirkan Maria? Tentunya kepercayaanmu tidak kacau, bukan?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Mungkin Manusia yang Telah Membatasi Tuhan dalam Gagasannya Dapat Menerima Penyingkapan Tuhan?"
Dari awal hingga akhir, Tuhan telah melakukan pekerjaan-Nya mengelola manusia dan menyelamatkan manusia di antara umat manusia. Dari awal hingga akhir, hanya ada satu Tuhan yang bekerja, berfirman, mengajar, dan membimbing manusia. Tuhan ini ada. Sekarang ini, Tuhan telah mengucapkan banyak sekali firman, kita telah melihat-Nya dengan berhadapan muka, mendengarkan Dia berbicara, mengalami pekerjaan-Nya, serta makan dan minum firman-Nya, menerima firman-Nya ke dalam diri kita untuk menjadi hidup kita. Dan firman ini selalu membimbing dan mengubah kita. Tuhan ini memang ada. Oleh karena itu, kita harus percaya, sebagaimana Tuhan katakan, bahwa sebenarnya Tuhanlah yang menciptakan manusia, dan bahwa sebenarnya Tuhanlah yang menciptakan Adam dan Hawa pada mulanya. Karena engkau percaya bahwa Tuhan ini ada dan engkau kini telah datang ke hadapan-Nya, jadi apakah engkau masih perlu memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh Yahweh adalah pekerjaan Tuhan ini? Jika tak seorang pun dapat memastikannya dan tak seorang pun menyaksikannya, akankah engkau tidak memercayainya? Atau mengenai pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia, apakah engkau tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan yang berinkarnasi karena engkau tidak pernah melihat-Nya? Jika engkau tidak melihat sendiri Tuhan yang saat ini berfirman, bekerja, atau berinkarnasi dalam daging, maka akankah engkau tidak memercayainya? Jika engkau tidak melihat hal-hal ini atau tidak ada saksi yang memastikan hal-hal ini, apakah engkau tidak akan memercayai semuanya ini? Hal ini karena sudut pandang keliru yang tidak masuk akal yang orang miliki di dalam diri mereka. Ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh begitu banyak orang. Mereka harus melihat sendiri semuanya, dan jika tidak melihatnya sendiri, mereka tidak memercayainya. Ini salah. Jika orang benar-benar mengenal Tuhan, mampu memercayai firman-Nya meskipun tanpa melihat faktanya, dan mampu dengan tegas memercayai firman-Nya, barulah mereka termasuk jenis orang yang memahami kebenaran dan memiliki iman sejati. Sekarang ini, kita telah melihat firman Tuhan ini dan mendengar suara-Nya, itu sudah cukup untuk memberi kita iman yang sejati dan membuat kita mengikuti Dia dan membuat kita memercayai setiap firman dan semua pekerjaan yang berasal dari Tuhan. Kita tidak perlu terus-menerus menganalisis atau meneliti segala sesuatu. Bukankah nalar seperti itu yang seharusnya orang miliki? Tak seorang pun menyaksikan ketika Tuhan menciptakan manusia, tetapi sekarang Tuhan telah menjadi manusia untuk mengungkapkan kebenaran dan menyelamatkan manusia, untuk melakukan pekerjaan-Nya secara nyata, dan untuk berjalan di antara gereja-gereja dan bekerja di antara manusia. Bukankah ada banyak orang yang telah melihat hal ini? Tidak semua orang dapat melihatnya, tetapi engkau memercayainya. Mengapa engkau memercayainya? Bukankah engkau percaya hanya karena engkau merasa firman Tuhan adalah kebenaran dan ini adalah jalan yang benar dan pekerjaan Tuhan? Bolehkah engkau tetap berkata, "Pada tahap pekerjaan tuhan ini, aku mendengar dia berfirman, dan aku juga membaca firman tuhan. Memang benar firman ini berasal dari tuhan. Namun, mengenai pekerjaan penyaliban tuhan Yesus, aku tidak menyentuh bekas paku-Nya, jadi aku tidak percaya akan fakta bahwa dia disalibkan. Aku tidak menyaksikan pekerjaan yang dilakukan tuhan Yahweh selama Zaman Hukum Taurat, dan aku tidak mendengar hukum Taurat ketika dia menyatakannya. Hanya Musa yang mendengarnya dan menulis Lima Kitab Musa, tetapi aku tidak tahu bagaimana dia menulisnya"? Apakah orang yang mengatakan hal-hal ini berada dalam keadaan pikiran yang normal? Mereka adalah pengikut yang bukan orang percaya dan bukan orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Ini sama seperti ketika bangsa Israel berkata, "Sungguhkah Yahweh hanya berfirman melalui Musa? Bukankah Dia juga berfirman melalui kita?" (Bilangan 12:2). Maksud mereka adalah, "Kami tidak mau mendengarkan Musa, kami harus mendengarnya langsung dari Tuhan Yahweh." Sama seperti ketika orang berkata selama Zaman Kasih Karunia bahwa, karena mereka tidak melihatnya secara langsung dengan mata kepala mereka sendiri, mereka tidak percaya bahwa Yesus disalib atau bahwa Dia bangkit dari kematian. Ada seorang murid bernama Tomas yang bersikeras menyentuh bekas paku Yesus. Dan apa yang Tuhan Yesus katakan kepadanya? ("Tomas, karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya: diberkatilah mereka yang tidak melihat, namun percaya" (Yohanes 20:29).) "Diberkatilah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Apa maksud perkataan-Nya ini? Apakah mereka benar-benar tidak melihat apa pun? Sebenarnya, semua yang Yesus katakan dan semua pekerjaan yang Dia lakukan sudah membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, jadi orang-orang seharusnya telah memercayainya. Yesus tidak perlu mengadakan lebih banyak tanda dan mukjizat atau mengucapkan lebih banyak firman, dan orang-orang tidak perlu merasakan bekas paku-Nya untuk percaya. Iman yang sejati tidak hanya mengandalkan penglihatan, tetapi dengan mengandalkan penegasan dalam roh mereka, keyakinan dipegang teguh sampai akhir dan tidak pernah ada keraguan. Tomas adalah pengikut yang bukan orang percaya yang hanya mengandalkan penglihatan. Jangan menjadi seperti Tomas.
—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mengenali Pandangannya yang Keliru Barulah Orang Dapat Benar-Benar Berubah"
Tuhan Yesus berfirman: "Tomas, karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya: diberkatilah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Perkataan ini berarti bahwa dia telah dikutuk oleh Tuhan Yesus dan bahwa dia adalah pengikut yang bukan orang percaya. Jika engkau benar-benar percaya kepada Tuhan dan memercayai semua yang telah Dia firmankan, engkau akan diberkati. Jika engkau sudah lama mengikuti Tuhan tetapi tidak percaya akan kemampuan-Nya untuk bangkit dari kematian, atau tidak percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang mahakuasa, artinya engkau tidak memiliki iman yang sejati dan engkau tidak akan dapat memperoleh berkat. Hanya melalui imanlah berkat dapat diperoleh, dan jika engkau tidak percaya, engkau tidak akan memperoleh berkat. Apakah engkau hanya dapat memercayai apa pun jika Tuhan menampakkan diri kepadamu, membuatmu melihat-Nya, dan meyakinkanmu secara langsung? Sebagai seorang manusia, apakah engkau memenuhi syarat untuk meminta Tuhan agar menampakkan diri-Nya kepadamu secara pribadi? Apakah engkau memenuhi syarat untuk membuat Dia secara pribadi berbicara kepada manusia yang rusak seperti dirimu? Selain itu, apa yang membuatmu memenuhi syarat untuk mengharuskan-Nya menjelaskan segalanya dengan jelas kepadamu, barulah setelah itu engkau percaya? Jika engkau memiliki nalar, engkau akan percaya setelah hanya membaca firman yang Tuhan katakan ini. Jika engkau benar-benar percaya, tidak masalah apa yang Dia lakukan atau apa yang Dia katakan. Sebaliknya, setelah mengerti bahwa firman ini adalah kebenaran, engkau akan seratus persen diyakinkan bahwa semua itu diucapkan oleh Tuhan dan bahwa Dia melakukan hal-hal ini, dan engkau telah dipersiapkan untuk mengikuti Dia sampai akhir. Engkau tidak perlu meragukan hal ini. Orang yang penuh keraguan adalah orang yang licik. Mereka sama sekali tidak dapat percaya kepada Tuhan. Mereka selalu berusaha memahami misteri-misteri itu, dan baru akan percaya setelah mereka memahaminya secara menyeluruh. Prasyarat mereka untuk percaya kepada Tuhan adalah memiliki jawaban yang jelas atas pertanyaan berikut: Bagaimana Tuhan yang berinkarnasi datang? Kapan Dia tiba di bumi? Berapa lama Dia akan tinggal di bumi sebelum Dia harus pergi? Ke manakah Dia akan pergi setelah Dia meninggalkan bumi? Bagaimana proses kepergian-Nya? Bagaimana Tuhan yang berinkarnasi bekerja, dan bagaimana cara Dia pergi? ... Mereka ingin memahami beberapa misteri; mereka ada di sini untuk menyelidiki misteri, bukan untuk mencari kebenaran. Mereka berpikir bahwa mereka tidak akan dapat percaya kepada Tuhan kecuali mereka mampu memahami misteri-misteri ini; seolah-olah keyakinan mereka telah dihalangi. Sangat bermasalah jika orang-orang ini memiliki sudut pandang seperti ini. Begitu mereka memiliki keinginan untuk menyelidiki misteri, mereka tidak mau repot-repot memperhatikan kebenaran atau mengindahkan firman Tuhan. Dapatkah orang semacam itu mengenal diri mereka sendiri? Tidaklah mudah bagi mereka untuk mengenal diri mereka sendiri.
—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mengenali Pandangannya yang Keliru Barulah Orang Dapat Benar-Benar Berubah"
Sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Tomas selalu meragukan bahwa Dia adalah Kristus, dan dia tidak mampu untuk percaya. Imannya kepada Tuhan dibangun hanya di atas dasar apa yang bisa dilihatnya dengan matanya sendiri, apa yang bisa disentuhnya dengan tangannya sendiri. Tuhan Yesus sangat memahami iman manusia sejenis ini. Mereka hanya percaya kepada Tuhan yang di surga, dan tidak percaya sama sekali kepada Dia yang diutus oleh Tuhan, atau Kristus di dalam daging, dan mereka juga tidak mau menerima-Nya. Demi membuat Tomas mengakui dan percaya akan keberadaan Tuhan Yesus dan bahwa Dia benar-benar adalah Tuhan yang berinkarnasi, Tuhan membiarkan Tomas mengulurkan tangannya dan menyentuh lambung-Nya. Apakah ada perbedaan mengenai keraguan Tomas sebelum dan sesudah kebangkitan Tuhan Yesus? Tomas selalu merasa ragu, dan selain dari tubuh roh Tuhan Yesus yang secara pribadi menampakkan diri di hadapannya dan membiarkannya menyentuh bekas paku pada tubuh-Nya, tidak mungkin seorang pun mampu menghapuskan keraguannya, dan membuatnya melepaskan keraguan tersebut. Jadi, dari sejak Tuhan Yesus membiarkan Tomas menyentuh lambung-Nya dan membuatnya benar-benar merasakan adanya bekas paku, keraguan Tomas pun hilang, dan dia sungguh-sungguh menyadari bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dan dia mengakui dan percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus yang sejati, dan Tuhan yang berinkarnasi. Meskipun pada saat ini Tomas tidak lagi ragu, dia telah kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Kristus untuk selamanya. Dia telah selamanya kehilangan kesempatan untuk bersama dengan-Nya, untuk mengikuti-Nya, untuk mengenal-Nya. Dia telah selamanya kehilangan kesempatan untuk disempurnakan oleh Kristus. Penampakan diri Tuhan Yesus dan firman-Nya memberikan sebuah kesimpulan, dan sebuah putusan atas iman orang-orang yang dipenuhi keraguan. Dia menggunakan firman dan tindakan-Nya yang nyata untuk memberi tahu mereka yang ragu-ragu, memberi tahu mereka yang hanya percaya kepada Tuhan yang di surga tetapi tidak percaya kepada Kristus bahwa: Tuhan tidak memuji kepercayaan mereka, Dia juga tidak memuji cara mereka mengikuti-Nya sembari meragukan Dia. Hari ketika mereka sepenuhnya percaya kepada Tuhan dan Kristus hanya dapat merupakan hari ketika Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya yang besar. Tentu saja, hari itu juga merupakan hari ketika putusan hukuman diberikan oleh karena keraguan mereka. Sikap mereka terhadap Kristus menentukan nasib mereka, dan keraguan mereka yang keras menandakan bahwa iman mereka tidak membuahkan hasil, kekerasan hati mereka berarti bahwa pengharapan mereka sia-sia. Karena kepercayaan mereka kepada Tuhan yang di surga dibangun berdasarkan ilusi, dan keraguan mereka terhadap Kristus sebenarnya adalah sikap mereka yang sebenarnya terhadap Tuhan, meskipun mereka menyentuh bekas paku pada tubuh Kristus, iman mereka tetap tidak berguna dan kesudahan mereka dapat diumpamakan seperti memukul angin—semuanya sia-sia. Apa yang Tuhan Yesus katakan kepada Tomas juga sangat jelas merupakan cara-Nya memberitahukan kepada setiap orang bahwa: Tuhan Yesus yang bangkit adalah Tuhan Yesus yang telah menghabiskan tiga puluh tiga setengah tahun bekerja di antara umat manusia. Meskipun Dia telah disalibkan dan mengalami lembah kematian, dan meskipun Dia telah mengalami kebangkitan, setiap aspek diri-Nya tidak mengalami perubahan apa pun. Meskipun Dia sekarang memiliki bekas paku pada tubuh-Nya, dan meskipun Dia telah dibangkitkan dan berjalan keluar dari kubur, watak-Nya, dan pemahaman-Nya akan manusia, serta maksud-maksud-Nya terhadap umat manusia tidak berubah sedikit pun. Dia juga memberitahukan kepada manusia bahwa Dia telah turun dari salib, menang atas dosa, mengatasi kesukaran, dan menang atas maut. Bekas paku hanyalah bukti kemenangan-Nya atas Iblis, bukti bahwa Dia telah berhasil menjadi korban penghapus dosa untuk menebus seluruh umat manusia. Dia sedang memberitahukan kepada manusia bahwa Dia telah memikul dosa manusia dan bahwa Dia telah menyelesaikan pekerjaan penebusan-Nya. Pada saat Dia kembali untuk menemui murid-murid-Nya, Dia mengatakan pesan ini kepada mereka melalui penampakan-Nya: "Aku tetap hidup, Aku tetap ada; pada hari ini Aku benar-benar sedang berdiri di depanmu supaya engkau semua dapat melihat dan menyentuh-Ku. Aku akan selalu menyertaimu." Tuhan Yesus juga ingin menggunakan kasus Tomas sebagai peringatan bagi orang-orang di masa depan, yaitu bahwa: meskipun engkau tidak dapat melihat atau menyentuh Tuhan Yesus dalam imanmu kepada-Nya, engkau diberkati oleh karena imanmu yang sejati, dan engkau dapat melihat Tuhan Yesus karena imanmu yang sejati, dan orang semacam ini diberkati.
Perkataan yang tercatat dalam Alkitab yang Tuhan Yesus ucapkan ketika Dia menampakkan diri kepada Tomas, sangatlah membantu bagi semua orang pada Zaman Kasih Karunia. Penampakan-Nya kepada Tomas dan perkataan-yang Dia ucapkan kepadanya telah memberikan dampak mendalam bagi para generasi penerus; semua itu memiliki makna yang kekal. Tomas merepresentasikan jenis orang yang percaya kepada Tuhan namun meragukan Tuhan. Mereka memiliki natur curiga, hati mereka jahat, berbahaya, dan tidak percaya akan hal-hal yang dapat diselesaikan oleh Tuhan. Mereka tidak percaya pada kemahakuasaan dan kedaulatan-Nya, dan tidak percaya kepada Tuhan yang berinkarnasi. Akan tetapi, kebangkitan Tuhan Yesus menjadi tamparan di wajah mereka, dan juga memberikan kepada mereka peluang untuk menyadari dan mengenali keraguan mereka sendiri, dan mengakui kejahatan mereka sendiri, sehingga dengan demikian mereka pun sungguh-sungguh percaya akan keberadaan dan kebangkitan Tuhan Yesus. Yang terjadi dengan Tomas merupakan peringatan dan pengingat bagi generasi di masa depan sehingga lebih banyak orang dapat mengingatkan diri mereka untuk tidak ragu-ragu seperti Tomas, dan bahwa jika mereka memenuhi diri mereka sendiri dengan keraguan, mereka akan jatuh ke dalam kegelapan. Jika engkau mengikuti Tuhan, tetapi seperti halnya Tomas, engkau selalu ingin menyentuh lambung Tuhan dan merasakan bekas paku-Nya untuk meyakinkan, memastikan, berspekulasi tentang apakah Tuhan itu ada atau tidak, maka Tuhan akan meninggalkanmu. Jadi, Tuhan Yesus menuntut orang untuk tidak seperti Tomas, yang hanya percaya pada apa yang bisa dilihat dengan mata mereka sendiri, melainkan menjadi orang yang tulus, jujur, dan tidak menyimpan keraguan terhadap Tuhan, tetapi hanya percaya kepada-Nya dan mengikuti Dia. Orang yang seperti ini diberkati. Ini adalah tuntutan yang sangat kecil yang Tuhan Yesus ajukan kepada manusia, dan ini adalah sebuah peringatan bagi para pengikut-Nya.
—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III"
Ingin tahukah engkau apa sumber masalah yang menyebabkan orang Farisi menentang Yesus? Ingin tahukah engkau apa esensi orang-orang Farisi? Mereka penuh dengan khayalan tentang Mesias. Selain itu, mereka hanya percaya bahwa Mesias akan datang, tetapi mereka tidak mengejar kebenaran hidup. Jadi, sampai hari ini mereka masih menunggu kedatangan Mesias, karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang jalan kehidupan, dan tidak tahu apa yang dimaksud dengan jalan kebenaran. Menurutmu, bagaimana orang-orang bodoh, keras kepala, dan bebal seperti itu bisa mendapatkan berkat Tuhan? Bagaimana mungkin mereka dapat melihat Mesias? Mereka menentang Yesus karena mereka tidak mengetahui arah pekerjaan Roh Kudus, karena mereka tidak mengetahui jalan kebenaran yang Yesus ucapkan, dan terlebih lagi, karena mereka tidak mengenal Mesias. Dan karena mereka belum pernah melihat Mesias, dan tidak pernah bersama-Nya, mereka membuat kesalahan dengan berpaut pada nama Mesias sambil menentang esensi Mesias dengan segala cara yang memungkinkan. Orang-orang Farisi ini pada dasarnya keras kepala, congkak, dan tidak menaati kebenaran. Prinsip kepercayaan mereka kepada Tuhan adalah: sedalam apa pun khotbah-Mu, setinggi apa pun otoritas-Mu, Engkau bukan Kristus kecuali jika Engkau disebut Mesias. Bukankah keyakinan ini konyol dan tidak masuk akal? Biar Kutanyakan lebih lanjut kepadamu: bukankah sangat mudah bagimu untuk melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan orang Farisi mula-mula, mengingat engkau juga tidak sedikit pun mengenal Yesus? Mampukah engkau membedakan jalan kebenaran? Dapatkah engkau benar-benar menjamin bahwa engkau tidak akan menentang Kristus? Mampukah engkau mengikuti pekerjaan Roh Kudus? Jika engkau tidak tahu apakah engkau akan menentang Kristus atau tidak, maka Kuberitahukan kepadamu bahwa engkau sudah berada di ambang kematian. Mereka yang tidak mengenal Mesias semuanya mampu menentang Yesus, menolak Yesus, memfitnah Dia. Orang-orang yang tidak memahami Yesus semuanya mampu menolak-Nya dan mencerca-Nya. Terlebih dari itu, mereka mampu menganggap kedatangan kembali Yesus sebagai penyesatan Iblis, dan makin banyak orang akan mengutuk Yesus yang sudah datang kembali menjadi daging. Tidakkah semua ini membuatmu takut? Yang kauhadapi adalah penghujatan terhadap Roh Kudus, penghancuran firman yang Roh Kudus ucapkan kepada gereja-gereja, dan penolakan terhadap semua yang Yesus ungkapkan. Apa yang mampu kauperoleh dari Yesus jika engkau begitu bingung?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan kembali Langit dan Bumi"
Ayub Mendengar tentang Tuhan Hanya dari Kata Orang Saja
Ayub 9:11 Lihat, Dia melewati aku, namun aku tidak melihat-Nya: Dia juga berlalu di dekatku, tetapi aku tidak mengetahuinya.
Ayub 23:8-9 Lihatlah, aku maju, tetapi Dia tidak ada di sana; dan mundur, tetapi aku tidak bisa melihat Dia: kucari Dia di sebelah utara, tempat Dia melakukan pekerjaan-Nya, tetapi aku tidak bisa melihat-Nya: Dia menyembunyikan diri di sebelah selatan, sehingga aku tidak bisa melihat Dia.
Ayub 42:2-6 Aku tahu bahwa Engkau dapat melakukan segala sesuatu dan tidak ada pikiran yang tersembunyi dari-Mu. Siapakah dia yang bisa menyembunyikan nasihat tanpa pengetahuan? Karena itu aku mengakui bahwa aku tidak mengerti apa pun, hal-hal ini terlalu ajaib bagiku, dan aku tidak memahaminya. Dengarlah, Aku minta kepadamu, dan Aku akan berbicara: Aku akan menanyai engkau dan engkau akan menjawab Aku. Aku sudah mendengar tentang Engkau hanya dari kata orang saja: tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Karena itu aku membenci diriku sendiri dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.
Meskipun Tuhan Tidak Memperlihatkan Diri-Nya kepada Ayub, Ayub Percaya pada Kedaulatan Tuhan
Apa yang merupakan pokok pikiran dari ayat-ayat ini? Apakah ada di antaramu yang menyadari bahwa ada sebuah fakta di sini? Pertama, bagaimana Ayub mengetahui bahwa Tuhan itu ada? Lalu, bagaimana dia tahu bahwa langit dan bumi dan segala sesuatu diatur oleh Tuhan? Ada sebuah ayat yang menjawab dua pertanyaan ini: "Aku sudah mendengar tentang Engkau hanya dari kata orang saja: tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Karena itu aku membenci diriku sendiri dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu." Dari perkataan ini, kita mengetahui bahwa, alih-alih telah melihat Tuhan dengan matanya sendiri, Ayub telah mengenal Tuhan dari legenda. Dalam semua keadaan inilah dia mulai menempuh jalan mengikut Tuhan, di mana setelah itu dia mengakui keberadaan Tuhan dalam hidupnya, dan di antara segala sesuatu. Ada sebuah fakta yang tidak terbantahkan di sini—apakah fakta itu? Meskipun mampu mengikuti jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, Ayub tidak pernah melihat Tuhan. Dalam hal ini, bukankah Ayub itu sama seperti orang-orang zaman sekarang? Ayub tidak pernah melihat Tuhan, implikasinya adalah meski dia telah mendengar tentang Tuhan, dia tidak mengetahui di mana Tuhan berada, atau seperti apa Tuhan itu, atau apa yang Tuhan sedang lakukan. Semua ini merupakan faktor-faktor subjektif; secara objektif, meski Ayub mengikuti Tuhan, Tuhan tidak pernah menampakkan diri kepadanya atau berbicara kepadanya. Bukankah ini fakta? Meskipun Tuhan tidak berbicara kepada Ayub atau memberinya perintah apa pun, Ayub telah melihat keberadaan Tuhan dan memandang kedaulatan-Nya di antara segala sesuatu, dan dalam legenda yang melaluinya Ayub mendengar tentang Tuhan hanya dari kata orang saja, yang mana setelah mendengar hal itu, dia kemudian memulai hidup yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Seperti itulah asal mula dan proses Ayub mengikuti Tuhan. ...
Iman Ayub kepada Tuhan Tidak Tergoyahkan oleh Fakta bahwa Tuhan Tersembunyi darinya
Dalam ayat Alkitab berikut ini, Ayub kemudian berkata: "Lihatlah, aku maju, tetapi Dia tidak ada di sana; dan mundur, tetapi aku tidak bisa melihat Dia: kucari Dia di sebelah utara, tempat Dia melakukan pekerjaan-Nya, tetapi aku tidak bisa melihat-Nya: Dia menyembunyikan diri di sebelah selatan, sehingga aku tidak bisa melihat Dia" (Ayub 23:8-9). Dalam catatan ini, kita mengetahui bahwa dalam pengalaman Ayub, Tuhan tersembunyi darinya selama ini; Tuhan tidak secara terbuka menampakkan diri di hadapannya, dan Dia juga tidak secara terbuka berbicara kepadanya, tetapi di dalam hatinya, Ayub yakin akan keberadaan Tuhan. Dia selalu percaya bahwa Tuhan mungkin sedang berjalan di hadapannya, atau bertindak di sisinya, dan meskipun dia tidak dapat melihat Tuhan, Dia berada di sampingnya mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya. Ayub belum pernah melihat Tuhan, tetapi dia mampu untuk tetap setia pada imannya, sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh orang lain. Mengapa orang lain tidak bisa melakukan itu? Itu karena Tuhan tidak berbicara kepada Ayub atau menampakkan diri kepadanya, dan jika dia tidak sungguh-sungguh percaya, dia mungkin tidak terus melanjutkan, dan dia juga mungkin tidak tetap teguh di jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Bukankah ini benar? Bagaimana perasaanmu ketika engkau membaca Ayub mengucapkan perkataan ini? Apakah engkau merasa bahwa hidupnya yang tak bercela serta kejujuran, dan kebenaran Ayub di hadapan Tuhan, adalah benar, dan bukan pernyataan Tuhan tentang Ayub yang dilebih-lebihkan? Meskipun Tuhan memperlakukan Ayub sama seperti orang lain dan tidak menampakkan diri di hadapannya atau berbicara kepadanya, Ayub tetap memegang teguh kesalehannya, dia tetap percaya akan kedaulatan Tuhan, dan terlebih lagi, dia sering mempersembahkan korban bakaran dan berdoa di hadapan Tuhan sebagai hasil dari sikapnya yang takut menyinggung Tuhan. Dalam kemampuan Ayub untuk takut akan Tuhan tanpa melihat Tuhan, kita melihat seberapa besar dia mencintai hal-hal yang positif, dan seberapa teguh dan nyata imannya. Dia tidak menyangkal keberadaan Tuhan karena Tuhan tersembunyi darinya, dan dia juga tidak kehilangan imannya dan meninggalkan Tuhan karena dia belum pernah melihat-Nya. Sebaliknya, di tengah-tengah pekerjaan Tuhan yang tersembunyi dalam mengatur segala sesuatu, dia menyadari keberadaan Tuhan, dan merasakan kedaulatan dan kuasa Tuhan. Dia tidak berhenti bersikap jujur karena Tuhan tersembunyi, dan dia juga tidak meninggalkan jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan karena Tuhan tidak pernah menampakkan diri di hadapannya. Ayub tidak pernah meminta agar Tuhan secara terbuka menampakkan diri di hadapannya untuk membuktikan keberadaan-Nya, karena dia telah melihat kedaulatan Tuhan di antara segala sesuatu, dan dia percaya bahwa dia telah mendapatkan berkat dan kasih karunia yang tidak didapatkan orang lain. Meskipun Tuhan tetap tersembunyi darinya, iman Ayub kepada Tuhan tidak pernah tergoyahkan. Karena itu, dia menuai apa yang tidak dimiliki oleh siapa pun: perkenanan Tuhan dan berkat Tuhan.
—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"
Karena kita sedang mencari jejak langkah Tuhan, sudah seharusnya kita mencari maksud-maksud Tuhan, firman Tuhan, dan perkataan Tuhan—karena, di mana pun ada firman baru yang diucapkan Tuhan, suara Tuhan ada di sana, dan di mana pun ada jejak langkah Tuhan, perbuatan Tuhan ada di sana. Di mana pun ada pengungkapan Tuhan, di sanalah Tuhan menampakkan diri, dan di mana pun Tuhan menampakkan diri, di sanalah jalan, kebenaran, dan hidup ada. Dalam mencari jejak langkah Tuhan, engkau semua telah mengabaikan firman yang mengatakan bahwa "Tuhan adalah jalan, kebenaran, dan hidup". Itulah sebabnya, banyak orang, bahkan pada saat mereka menerima kebenaran, tidak percaya bahwa mereka telah menemukan jejak langkah Tuhan, apalagi mengakui penampakan Tuhan. Sungguh kesalahan yang sangat fatal! Penampakan Tuhan tidak dapat diselaraskan dengan gagasan manusia, terlebih lagi, Tuhan tidak dapat menampakkan diri atas permintaan manusia. Tuhan membuat pilihan-pilihan-Nya sendiri dan rencana-rencana-Nya sendiri saat Dia melakukan pekerjaan-Nya; lagipula, Dia memiliki tujuan-tujuan dan cara-cara-Nya sendiri. Apa pun pekerjaan yang dilakukan-Nya, Dia tidak perlu membahasnya dengan manusia atau meminta nasihat manusia, apalagi memberi tahu setiap orang mengenai pekerjaan-Nya. Inilah watak Tuhan, dan itu harus, terlebih lagi, dikenali oleh semua orang. Jika engkau ingin menyaksikan penampakan Tuhan, ingin mengikuti jejak langkah Tuhan, maka engkau harus terlebih dahulu meninggalkan gagasanmu sendiri. Engkau tidak boleh menuntut Tuhan melakukan ini atau itu, apalagi menempatkan-Nya dalam batas-batasmu sendiri dan membatasi-Nya dengan gagasanmu sendiri. Sebaliknya, engkau seharusnya menuntut dirimu sendiri tentang bagaimana engkau harus mencari jejak langkah Tuhan, bagaimana engkau harus menerima penampakan Tuhan, dan bagaimana engkau harus tunduk pada pekerjaan baru Tuhan: inilah yang seharusnya manusia lakukan. Karena manusia bukanlah kebenaran, dan tidak memiliki kebenaran, manusia harus mencari, menerima, dan tunduk.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 1: Penampakan Tuhan Telah Mengantarkan Zaman yang Baru"
Menyelidiki hal semacam ini tidaklah sulit, tetapi itu menuntut setiap kita untuk mengetahui satu kebenaran ini: Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriah-Nya. Jika manusia hanya memeriksa penampilan lahiriah-Nya, dan sebagai akibatnya mengabaikan esensi-Nya, ini menunjukkan bahwa manusia itu bodoh dan tidak tahu apa-apa. Penampilan lahiriah tidak dapat menentukan esensi; selain itu, pekerjaan Tuhan tidak pernah dapat sesuai dengan gagasan manusia. Bukankah penampilan lahiriah Yesus bertentangan dengan gagasan manusia? Bukankah raut wajah dan pakaian-Nya tidak dapat memberi petunjuk sedikit pun tentang jati diri-Nya yang sebenarnya? Bukankah alasan orang-orang Farisi mula-mula menentang Yesus justru karena mereka hanya melihat penampilan lahiriah-Nya, dan tidak memperhatikan perkataan yang Dia ucapkan?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Firman Tuhan yang Relevan: Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa...