Mengapa gereja-gereja dapat merosot menjadi agama?

19 Agustus 2021

Firman Tuhan yang Relevan:

Di setiap tahap pekerjaan Tuhan, terdapat pula persyaratan yang terkait bagi manusia. Semua orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus dikendalikan oleh hadirat dan disiplin Roh Kudus, sedangkan semua orang yang tidak berada di dalam aliran Roh Kudus berada di bawah kendali Iblis serta tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus. Orang-orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus adalah mereka yang menerima pekerjaan Tuhan yang baru, yang bekerja sama di dalam pekerjaan Tuhan yang baru. Jika orang-orang yang berada di dalam aliran ini tidak mampu bekerja sama dan tidak mampu melakukan kebenaran yang dituntut oleh Tuhan sekarang ini, mereka akan didisiplinkan dan kemungkinan terburuknya mereka akan ditinggalkan oleh Roh Kudus. ... Namun, tidak demikian halnya dengan orang-orang yang tidak mau menerima pekerjaan yang baru: Mereka berada di luar aliran Roh Kudus, dan disiplin serta teguran Roh Kudus tidak berlaku bagi mereka. Sepanjang hari, orang-orang seperti ini hidup di dalam kedagingan, mereka hidup di dalam pikiran mereka, dan segala sesuatu yang mereka lakukan adalah menurut doktrin yang muncul sebagai hasil dari analisis dan penelitian otak mereka sendiri. Ini bukanlah persyaratan yang dituntut dalam pekerjaan baru Roh Kudus, apalagi kerja sama dengan Tuhan. Mereka yang menolak pekerjaan Tuhan yang baru tidak memiliki hadirat Tuhan, dan lebih jauh lagi, tanpa berkat dan perlindungan Tuhan. Kebanyakan perkataan dan tindakan mereka berpegang pada persyaratan lama dalam pekerjaan Roh Kudus; semua itu adalah doktrin, bukan kebenaran. Doktrin dan peraturan semacam itu cukup membuktikan bahwa berkumpulnya orang-orang ini hanyalah agama; mereka itu bukanlah orang-orang yang terpilih atau objek pekerjaan Tuhan. Kumpulan orang-orang seperti ini hanya bisa disebut kongres besar agama, tidak bisa disebut gereja. Ini adalah fakta yang tidak bisa diubah. Mereka tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus yang baru. Yang mereka lakukan tampaknya berbau agama, yang mereka hidupi seolah-olah penuh dengan agama; tetapi mereka tidak memiliki hadirat dan pekerjaan Roh Kudus, dan mereka lebih-lebih lagi tidak layak menerima disiplin atau pencerahan dari Roh Kudus. Orang-orang ini adalah mayat-mayat tanpa kehidupan dan belatung yang sama sekali tanpa kerohanian. Mereka tidak memiliki pengetahuan akan sifat pemberontakan dan perlawanan manusia, tidak memiliki pengetahuan akan semua perbuatan jahat manusia, dan lebih-lebih lagi tidak mengenal semua pekerjaan Tuhan dan kehendak Tuhan di masa kini. Mereka semua orang-orang yang bodoh dan rendah, orang-orang hina yang tidak pantas disebut orang percaya!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia"

Jika, dalam iman mereka, manusia memperlakukan kebenaran sebagai seperangkat peraturan yang harus ditaati, bukankah iman mereka itu cenderung untuk berubah menjadi upacara keagamaan? Dan apa perbedaan antara upacara keagamaan semacam ini dengan kekristenan? Mereka mungkin lebih dalam dan lebih progresif dalam cara mereka mengatakan sesuatu, tetapi jika iman mereka telah menjadi hanya seperangkat peraturan dan sejenis upacara, apakah itu berarti itu telah berubah menjadi kekristenan? (Ya.) Ada perbedaan antara ajaran yang lama dan ajaran yang baru, tetapi jika ajaran itu tidak lebih dari semacam teori dan hanya menjadi suatu bentuk upacara, doktrin untuk orang-orang—dan juga, jika mereka tidak bisa mendapatkan kebenaran darinya atau tidak bisa masuk ke dalam kenyataan kebenaran, bukankah iman mereka sama saja dengan Kekristenan? Intinya, bukankah ini adalah kekristenan? (Ya.) Jadi, dalam perilakumu dan pelaksanaan tugasmu, dalam hal apa engkau memiliki pandangan dan keadaan yang sama atau serupa dengan orang percaya dalam kekristenan? (Dalam mematuhi peraturan, dan diperlengkapi dengan perkataan dan doktrin.) (Dalam berfokus pada penampilan sebagai seorang yang rohani dan memperlihatkan perilaku yang baik, dan dalam bersikap saleh dan rendah hati.) Engkau berusaha untuk memiliki perilaku lahiriah yang baik, melakukan yang terbaik untuk mengemas dirimu dalam semacam penampilan yang rohani, berbicara doktrin rohani, mengatakan hal-hal yang benar secara rohani, melakukan hal-hal yang relatif disetujui dalam gagasan dan imajinasi manusia, dan berpura-pura saleh. Engkau mengucapkan perkataan dan doktrin dari tempat tinggi, mengajar orang untuk berbuat baik, menjadi orang saleh, dan mengerti kebenaran; engkau menganggap dirimu lebih rohani dari orang lain, dan memancarkan spiritualitas yang dangkal dalam semua yang engkau katakan dan lakukan. Namun, dalam penerapannya, engkau tidak pernah mencari kebenaran; begitu menghadapi masalah, engkau bertindak sepenuhnya sesuai dengan kehendak manusia, mengesampingkan Tuhan. Engkau tidak pernah bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, engkau tidak pernah memahami apa yang dibicarakan dalam kebenaran, apa kehendak Tuhan, apa standar yang dituntut-Nya dari manusia—engkau tidak pernah menganggap serius atau membuat dirimu memikirkan tentang masalah-masalah ini. Apakah tindakan lahiriah dan keadaan batin manusia—artinya, jenis iman ini—merupakan rasa takut akan Tuhan dan usaha menjauhi kejahatan? Jika tidak ada hubungan antara iman manusia dan pengejaran mereka akan kebenaran, lalu apakah mereka percaya kepada Tuhan atau tidak? Tak peduli berapa tahun orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan pengejaran akan kebenaran ini percaya kepada Tuhan, dapatkah mereka benar-benar memiliki rasa hormat yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan? (Tidak, mereka tidak dapat.) Jadi apa artinya perilaku lahiriah orang-orang seperti itu? Jalan seperti apa yang dapat mereka tempuh? (Jalan orang Farisi.) Dengan apa mereka menghabiskan hari-hari mereka untuk memperlengkapi diri? Bukankah dengan perkataan dan teori? Bukankah mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan mempersenjatai diri, dengan membekali diri mereka dengan perkataan dan teori, untuk membuat diri mereka semakin seperti orang-orang Farisi, lebih rohani, dan lebih seperti orang-orang yang seharusnya melayani Tuhan? Sebenarnya apakah natur dari semua cara ini? Apakah menyembah Tuhan? Apakah iman yang tulus kepada-Nya? (Bukan.) Jadi apa yang sedang mereka lakukan? Mereka sedang menipu Tuhan; mereka hanya melakukan langkah-langkah suatu proses, dan terlibat dalam upacara keagamaan. Mereka mengibarkan bendera iman dan melakukan ritual keagamaan, berusaha menipu Tuhan untuk mencapai tujuan mereka agar diberkati. Mereka sama sekali tidak menyembah Tuhan. Pada akhirnya, bukankah sekelompok orang seperti ini akan berakhir seperti orang-orang di dalam gereja yang seharusnya melayani Tuhan, dan yang seharusnya percaya dan mengikuti Tuhan?

Dikutip dari "Hanya Jika Engkau Selalu Hidup di Hadirat Tuhan, Engkau Dapat Menempuh Jalan Keselamatan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"

Tuhan menyebut apa orang-orang yang percaya kepada Yahweh? Yudaisme. Mereka menjadi semacam kelompok agama. Dan bagaimana Tuhan mendefinisikan mereka yang percaya kepada Yesus? (Kekristenan.) Di mata Tuhan, Yudaisme dan Kekristenan adalah kelompok agama. Mengapa Tuhan mendefinisikan mereka demikian? Di antara semua yang merupakan anggota dari badan-badan keagamaan yang didefinisikan oleh Tuhan ini, adakah yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, melakukan kehendak Tuhan, dan mengikuti jalan Tuhan? (Tidak.) Ini membuatnya menjadi jelas. Di mata Tuhan, dapatkah mereka yang secara nama saja mengikuti Tuhan menjadi orang-orang yang Tuhan akui sebagai orang percaya? Apakah mereka semua memiliki hubungan dengan Tuhan? Dapatkah mereka semua menjadi sasaran penyelamatan Tuhan? (Tidak.) Jadi, akankah datang suatu hari ketika engkau hanya akan dilihat Tuhan sebagai kelompok agama? (Itu mungkin terjadi.) Dianggap hanya sebagai kelompok agama, itu tampaknya tak terbayangkan. Jika orang menjadi bagian dari kelompok agama di mata Tuhan, apakah mereka akan diselamatkan oleh-Nya? Apakah mereka anggota rumah Tuhan? (Tidak.) Jadi cobalah untuk menyimpulkan: orang-orang ini yang hanya secara nama saja percaya kepada Tuhan yang benar tetapi yang Tuhan anggap sebagai bagian dari kelompok agama—jalan apa yang mereka tempuh? Dapatkah dikatakan bahwa orang-orang ini menempuh jalan mengibarkan bendera iman tanpa pernah mengikuti jalan-Nya atau menyembah-Nya, dan sebaliknya meninggalkan Tuhan? Artinya, mereka menempuh jalan percaya kepada Tuhan tetapi menyembah Iblis, menjalankan pengelolaan mereka sendiri, dan mencoba membangun kerajaan mereka sendiri—apakah ini intinya? Apakah orang-orang seperti ini memiliki hubungan dengan rencana pengelolaan Tuhan untuk keselamatan manusia? (Tidak.) Tidak peduli berapa banyak orang yang percaya kepada Tuhan, begitu kepercayaan mereka didefinisikan oleh Tuhan sebagai agama atau kelompok, maka Tuhan telah menetapkan bahwa mereka tidak dapat diselamatkan. Mengapa Aku mengatakan ini? Dalam kelompok atau kerumunan orang yang tidak memiliki pekerjaan dan bimbingan Tuhan dan yang tidak menyembah Dia sama sekali, siapa yang mereka sembah? Siapa yang mereka ikuti? Di dalam hati mereka mengakui Tuhan, tetapi pada kenyataannya, mereka tunduk pada manipulasi dan kendali manusia. Kelihatannya, mereka mungkin mengikuti seseorang, tetapi pada dasarnya, mereka mengikuti Iblis, setan; mereka mengikuti kekuatan yang memusuhi Tuhan, yang berseteru dengan Tuhan. Akankah Tuhan menyelamatkan sekelompok orang seperti ini? (Tidak.) Mengapa? Apakah mereka mampu bertobat? (Tidak.) Mereka mengibarkan bendera iman, menjalankan usaha manusia, melakukan pengelolaan mereka sendiri, dan mereka bertentangan dengan rencana pengelolaan Tuhan untuk keselamatan umat manusia. Kesudahan akhir mereka adalah dibenci dan ditolak oleh Tuhan; Tuhan tidak mungkin menyelamatkan orang-orang ini, mereka tidak mungkin bertobat, mereka telah ditangkap oleh Iblis—mereka sepenuhnya berada di tangan Iblis. ... Dan bagi orang-orang di zaman ini, yang telah mendengar banyak kebenaran, dan telah memahami kehendak Tuhan, jika manusia tidak mampu mengikuti jalan Tuhan dan tidak mampu menempuh jalan keselamatan, apa yang akan menjadi kesudahan akhir mereka? Kesudahan akhir mereka akan sama dengan mereka yang percaya kepada agama Kristen dan agama Yahudi; tidak akan ada perbedaan. Inilah watak Tuhan yang benar! Terlepas dari berapa banyak khotbah yang pernah engkau dengar, dan berapa banyak kebenaran yang engkau pahami, jika akhirnya engkau tetap mengikuti manusia dan mengikuti Iblis, dan akhirnya, engkau masih tidak mampu mengikuti jalan Tuhan dan tidak mampu takut kepada Tuhan dan menjauhi kejahatan, orang seperti ini akan dibenci dan ditolak oleh Tuhan. Secara lahiriah, orang-orang yang dibenci dan ditolak oleh Tuhan ini dapat berbicara banyak tentang kata-kata tertulis dan doktrin, tetapi mereka tidak mampu menyembah Tuhan; mereka tidak mampu takut kepada Tuhan dan menjauhi kejahatan, dan tidak mampu untuk taat sepenuhnya kepada Tuhan. Di mata Tuhan, Tuhan mendefinisikan mereka sebagai agama, hanya sebagai sekelompok manusia, dan sebagai tempat tinggal Iblis. Mereka secara kolektif disebut sebagai komplotan Iblis, dan mereka benar-benar dibenci oleh Tuhan.

Dikutip dari "Hanya Jika Engkau Selalu Hidup di Hadirat Tuhan, Engkau Dapat Menempuh Jalan Keselamatan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"

Kutipan Khotbah dan Persekutuan untuk Referensi:

Apa yang kita maksudkan saat membahas tentang "mengikuti Tuhan"? Maksudnya adalah mengalami pekerjaan Tuhan dan menerima kebenaran. Jika engkau tidak menerima kebenaran, jika engkau tidak mengalami pekerjaan Tuhan, engkau tidak sedang mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan, yang berarti bahwa engkau tidak mengikuti Tuhan. Apa sebutan kita bagi orang-orang yang tidak mengikuti Tuhan tetapi percaya kepada Tuhan? Kita menyebut mereka sebagai orang-orang percaya yang religius. Bukankah ini jenis kepercayaan orang-orang yang percaya kepada Tuhan dalam dunia keagamaan? Mereka hanya percaya kepada Tuhan yang di surga, tetapi mereka tidak mengikuti Tuhan dan mereka tidak mengalami pekerjaan Tuhan, mereka hanya berpegang pada Alkitab, mereka hanya berpegang pada apa yang mereka sebut sebagai kitab suci. Setiap hari, mereka membaca satu paragraf dan berdoa dengan cara yang religius, itu saja. Hal itu tidak ada hubungannya dengan kehidupan mereka sendiri, dengan cara hidup mereka. Mereka hanya melakukan apa pun yang harus mereka lakukan. Inilah yang dikenal sebagai keyakinan religius. Mereka tidak menerima pekerjaan baru Tuhan, dan tidak mengalami pekerjaan Tuhan. Jadi, iman mereka hanya ada untuk mengisi kekosongan dalam roh mereka, untuk memuaskan hati mereka yang menderita, dan untuk mencari jenis asupan tertentu. Akankah orang dengan iman seperti ini mampu memberikan kesaksian yang indah dan bergema bagi Tuhan? Mereka tentunya tidak akan mampu memberikan kesaksian, karena mereka tidak berfokus pada mengorbankan diri mereka sendiri bagi Tuhan, maupun membayar harga, maupun kepatuhan terhadap Tuhan, maupun berfokus pada kehidupan. Karena itu, mereka tidak memberikan kesaksian. Jadi, kapan pun mereka dianiaya, hanya ada sedikit di antara mereka yang mampu berdiri teguh. Saat hidup mereka terancam, mereka semua mengkhianati Tuhan. Mungkin beberapa orang dari antaramu akan menyangkal ini, dan berkata: "Pada Zaman Kasih Karunia dan pada Zaman Hukum Taurat, bukankah ada banyak martir?" Itu tidak salah. Martir-martir itu mengalami pekerjaan Roh Kudus, mereka juga adalah pengikut Tuhan pada zaman-zaman tersebut. Keyakinan mereka bukanlah keyakinan religius. Mereka yang mengalami pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat adalah orang-orang yang mengikuti Tuhan pada Zaman Hukum Taurat. Mereka yang mengalami pekerjaan Tuhan selama Zaman Kasih Karunia adalah orang-orang yang mengikuti Tuhan pada Zaman Kasih Karunia. Pada Zaman Kerajaan, orang-orang di antara kita yang mengalami pekerjaan Tuhan di akhir zaman adalah pengikut Tuhan juga. Akan tetapi, selagi Tuhan yang berinkarnasi di akhir zaman sedang melakukan pekerjaan-Nya secara pribadi, orang-orang percaya yang masih hidup di Zaman Kasih Karunia dan yang masih hidup di Zaman Hukum Taurat tidak menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman ataupun mengikuti Kristus akhir zaman, dan demikianlah iman mereka kepada Tuhan telah berubah menjadi keyakinan religius.

Dikutip dari "Khotbah dan Persekutuan tentang Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan"

Pertama, kita harus mengerti bagaimanakah terbentuknya berbagai kalangan keagamaan dan apa perbedaan antara gereja dan agama. Sangatlah penting untuk menjelaskan hal-hal ini. Kita melihat dari Alkitab bahwa dalam setiap tahap pekerjaan Tuhan, umat pilihan Tuhan dipimpin dan digembalakan oleh orang-orang yang secara langsung ditetapkan dan ditunjuk oleh Tuhan. Sebagai contoh, selama Zaman Hukum Taurat, Tuhan secara langsung memakai Musa untuk memimpin orang Israel, dan Ia menyuruh Musa untuk mengatur sistem keimaman. Setelah pekerjaan Musa selesai, tidak ada lagi orang di bumi yang ditunjuk secara langsung oleh Tuhan untuk memimpin bangsa Israel. Para imam mulai dipilih oleh orang-orang. Ini adalah latar belakang terciptanya kalangan keagamaan Yahudi. Sejak saat itu, sistem keimaman di agama Yahudi telah dibentuk melalui pemilihan umum dari kalangan keagamaan. Sering kali kalangan keagamaan menjadi semakin rusak karena imam yang salah dipilih. Ketika Tuhan Yesus yang berinkarnasi menampakkan diri dan bekerja selama Zaman Kasih Karunia, kalangan keagamaan telah jatuh hingga ke tingkat di mana mereka melawan dan mengutuk Kristus dan menjadi seteru Tuhan. Ini adalah fakta yang disaksikan oleh semua orang pada zaman itu. Ketika Tuhan Yesus datang ke bumi untuk melakukan pekerjaan penebusan-Nya, Ia secara langsung memilih dua belas orang murid. Roh Kudus juga mulai bekerja saat itu, dan menyertai para murid Tuhan Yesus. Pada saat itu, sekumpulan orang di bumi yang menerima pekerjaan Tuhan Yesus disebut sebagai gereja, dan mereka sepenuhnya digembalakan oleh orang-orang yang ditunjuk oleh Tuhan, dengan kata lain, orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus. Pada saat itu, gereja yang sejati diciptakan, dan inilah sumber dari gereja. Selama tiga puluh tahun sejak Tuhan Yesus bangkit dan naik ke surga, sebagian besar dari kedua belas murid tersebut telah mati karena iman mereka, dan gereja di bumi tidak lagi digembalakan oleh murid-murid yang secara langsung ditunjuk oleh Tuhan Yesus. Jadi, berbagai jenis kelompok keagamaan dibentuk. Ini adalah latar belakang terciptanya kalangan keagamaan selama Zaman Kasih Karunia. Setelah itu, terlepas dari apakah orang-orang memiliki pekerjaan Roh Kudus, selama mereka bisa berbicara mengenai Alkitab, mereka bisa mengatur sebuah gereja. Selama mereka memiliki karunia, orang-orang akan setuju dengan mereka dan mengikuti mereka. Mereka dapat bekerja dan berkhotbah sesuka hati tanpa dibatasi oleh siapa pun, jadi berbagai denominasi pun mulai terbentuk. Apa itu gereja, dan apa itu agama? Kita dapat mengatakan bahwa kelompok-kelompok yang dipimpin dan digembalakan oleh orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus adalah gereja, sementara yang dipimpin dan digembalakan oleh orang-orang yang tidak dipakai oleh Roh Kudus adalah agama. Ini adalah pembagian yang paling sederhana dan benar. Gereja-gereja sejati memiliki pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan Roh Kudus sangat jarang muncul dalam agama, dan meskipun ada, hanya terdapat dalam diri beberapa orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan mengejar kebenaran. Inilah perbedaan antara gereja dan agama. Bagi gereja, gembala-gembala harus dikerjakan dan dipakai oleh Roh Kudus. Jika gembala adalah seseorang yang mengejar kebenaran dan menapaki jalan yang benar, pekerjaan Roh Kudus akan hadir. Jika gembala bukanlah seseorang yang mengejar kebenaran, melainkan menapaki jalan kaum Farisi, pekerjaan Roh Kudus tidak hadir. Selama orang-orang dapat membedakan gembala yang asli dari yang palsu, mereka dapat menemukan gereja yang sejati.

Dikutip dari "Persekutuan dari Atas"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.