Batas-batas telah muncul karena berbagai gaya hidup umat manusia

20 Mei 2019

Tuhan menciptakan segala sesuatu dan menetapkan batas baginya; di antara segala sesuatu, Dia memelihara semua jenis makhluk hidup. Sementara itu, Dia juga menyiapkan berbagai metode kelangsungan hidup untuk manusia, jadi, engkau bisa melihat bahwa manusia tidak hanya memiliki satu cara untuk bertahan hidup, mereka juga tidak memiliki hanya satu tipe lingkungan untuk kelangsungan hidup. Kita telah berbicara sebelumnya tentang Tuhan menyiapkan berbagai jenis sumber makanan dan air bagi manusia, yang merupakan suatu hal yang sangat penting agar kehidupan umat manusia dalam daging bisa berkesinambungan. Akan tetapi, di antara umat manusia ini, tidak semua orang hidup dari biji-bijian. Orang memiliki cara bertahan hidup yang berbeda-beda karena perbedaan pada lingkungan dan medan geografis. Cara bertahan hidup ini telah disiapkan semuanya oleh Tuhan. Jadi, tidak semua manusia pada dasarnya bertani. Yang berarti, tidak semua orang mendapatkan makanan mereka dari bercocok tanam. Ini adalah poin ketiga yang akan kita bicarakan: batas-batas telah muncul karena berbagai gaya hidup umat manusia. Jadi, jenis gaya hidup lain apa yang manusia miliki? Dalam hal sumber makanan yang berbeda, jenis orang macam apa yang ada? Ada beberapa jenis utama.

Pertama, gaya hidup berburu. Setiap orang mengetahui apa itu. Apakah makanan orang yang hidup dari berburu? (Buruan.) Mereka memakan burung dan satwa liar dari hutan. "Buruan" adalah kata modern. Pemburu tidak menganggap itu sebagai buruan; mereka menganggap itu sebagai makanan, sebagai makanan sehari-hari mereka. Sebagai contoh, mereka mendapatkan seekor rusa. Ketika mereka mendapatkan rusa ini, itu sama seperti petani mendapatkan makanan dari tanah. Seorang petani mendapatkan makanan dari tanah, dan ketika dia melihat makanan ini, dia gembira dan merasa tenang. Keluarganya tidak akan kelaparan berkat hasil panen untuk dimakan. Hati petani tersebut tidak cemasdan dia merasa puas. Seorang pemburu juga merasa tenang dan puas saat melihat apa yang ditangkapnya karena dia tidak perlu khawatir tentang makanan lagi. Ada sesuatu untuk dimakan untuk santapan selanjutnya, dan tidak perlu kelaparan. Ini adalah seseorang yang berburu untuk hidup. Sebagian besar dari mereka yang hidup dari berburu berdiam di hutan pegunungan. Mereka tidak bertani. Tidaklah mudah mencari tanah subur di sana, jadi, mereka bertahan hidup dengan berbagai makhluk hidup, berbagai jenis mangsa. Ini adalah jenis gaya hidup pertama yang berbeda dari orang biasa.

Jenis kedua adalah gaya hidup penggembala ternak. Apakah mereka yang menggembalakan ternak untuk hidup juga bertani? (Tidak.) Jadi, apakah yang mereka lakukan? Bagaimana mereka hidup? (Sebagian besar, mereka menggembalakan sapi dan domba untuk hidup, dan mereka menyembelih serta memakan ternak mereka di musim dingin. Makanan pokok mereka adalah daging sapi dan domba, dan mereka minum teh susu. Meski penggembala sibuk selama empat musim, mereka makan berkecukupan. Mereka memiliki berlimpah susu, produk perahan, dan daging.) Orang yang menggembalakan hewan ternak sebagai mata pencaharian, utamanya memakan daging sapi dan domba, meminum susu domba dan susu sapi, dan menunggang sapi dan kuda untuk menggembalakan hewan ternak mereka di padang dengan angin meniup rambut mereka dan mentari menyinari wajah mereka. Mereka tidak merasakan stres kehidupan modern. Sepanjang hari, mereka memandang hamparan luas langit biru dan dataran berumput. Sebagian besar orang yang hidup dari menggembalakan ternak berdiam di padang rumput, dan mereka telah mampu melanjutkan gaya hidup nomaden mereka generasi demi generasi. Meski kehidupan di padang rumput sedikit kesepian, itu juga kehidupan yang begitu membahagiakan. Bukan gaya hidup yang buruk!

Jenis ketiga adalah gaya hidup menangkap ikan. Sejumlah kecil manusia hidup di tepi laut atau di pulau kecil. Mereka dikelilingi oleh air, menghadap lautan. Orang-orang ini menangkap ikan untuk hidup. Apa sumber makanan bagi mereka yang menangkap ikan untuk hidup? Sumber makanan mereka meliputi segala jenis ikan, sari laut, dan hasil laut lainnya. Orang yang menangkap ikan sebagai mata pencaharian tidak bertani, melainkan pergi menangkap ikan setiap hari. Makanan pokok mereka terdiri dari berbagai jenis ikan dan hasil laut. Mereka sesekali menukar ini dengan beras, tepung, dan kebutuhan sehari-hari. Ini adalah gaya hidup berbeda yang dijalani oleh orang yang hidup di dekat perairan. Hidup di dekat perairan, mereka bergantung pada hal itu untuk makanan mereka, dan mereka hidup dari menangkap ikan. Menangkap ikan tidak hanya memberi mereka sumber makanan, tetapi juga mata pencaharian.

Selain dari bertani, manusia hidup sebagian besar seturut dengan tiga gaya hidup berbeda yang disebutkan di atas. Namun, sebagian besar orang bertani untuk hidup, dan hanya sedikit kelompok orang yang hidup dari menggembalakan hewan ternak, menangkap ikan, dan berburu. Dan apakah yang dibutuhkan orang yang hidup dari bertani? Yang mereka butuhkan adalah tanah. Dari generasi ke generasi, mereka hidup dari bercocok tanam di tanah, dan entah mereka menanam sayuran, buah-buahan, atau biji-bijian, mereka mendapatkan makanan dan kebutuhan sehari-hari mereka dari bumi.

Apakah syarat dasar yang mendasari berbagai gaya hidup manusia ini? Bukankah benar-benar perlu bahwa lingkungan di mana mereka mampu bertahan hidup dilestarikan pada tingkat dasar? Yang berarti, jika mereka yang hidup dari berburu kehilangan hutan pegunungan atau burung-burung dan satwa liar, sumber mata pencaharian mereka akan hilang. Arah ke mana etnis ini dan orang-orang semacam ini harus pergi akan menjadi tidak pasti, dan mereka bahkan mungkin menghilang. Dan bagaimana halnya dengan mereka yang menggembalakan ternak sebagai pencaharian mereka? Apa yang mereka andalkan? Apa yang sebenarnya mereka andalkan bukanlah ternak mereka, tetapi lingkungan tempat ternak mereka mampu bertahan hidup—padang rumput. Jika tidak ada padang rumput, di mana para penggembala akan memberi makan ternak mereka? Apa yang akan dimakan oleh sapi dan domba? Tanpa ternak, orang-orang nomaden ini tidak akan punya mata pencaharian. Tanpa sumber bagi mata pencaharian mereka, ke manakah orang-orang tersebut akan pergi? Akan sulit bagi mereka untuk terus bertahan hidup; mereka tidak akan memiliki masa depan. Jika tidak ada sumber air, serta sungai dan danau sepenuhnya mengering, apakah semua ikan, yang mengandalkan air untuk hidup, tetap ada? Semua ikan tersebut tidak akan ada. Apakah orang-orang yang mengandalkan air dan ikan sebagai mata pencaharian mereka akan terus bertahan hidup? Ketika mereka tidak lagi memiliki makanan, ketika mereka tidak lagi memiliki sumber mata pencaharian mereka, orang-orang tersebut tidak akan dapat terus bertahan hidup. Yang berarti, jika etnis tertentu menghadapi suatu masalah dengan mata pencaharian mereka atau kelangsungan hidup mereka, etnis tersebut tidak akan lagi melanjutkan hidup, dan mereka bisa menghilang dari muka bumi dan menjadi punah. Dan jika mereka yang bertani sebagai mata pencaharian kehilangan tanah mereka, jika mereka tidak bisa menanam segala jenis tumbuhan dan mendapatkan makanan dari tumbuhan tersebut, akan seperti apa kesudahannya? Tanpa makanan, bukankah orang akan mati kelaparan? Jika orang mati kelaparan, bukankah ras manusia akan binasa? Jadi, inilah tujuan Tuhan mempertahankan berbagai macam lingkungan. Tuhan hanya memiliki satu tujuan dalam mempertahankan berbagai lingkungan dan ekosistem serta semua makhluk hidup yang berbeda-beda dalam setiap lingkungan dan ekosistem tersebut—dan itu untuk memelihara semua jenis orang, memelihara orang yang hidup dalam lingkungan geografis yang berbeda-beda.

Jika segala macam ciptaan kehilangan hukumnya sendiri, semua ciptaan tidak akan lagi ada; jika hukum segala sesuatu hilang, makhluk hidup di antara segala sesuatu tidak akan dapat melanjutkan hidup. Manusia juga akan kehilangan lingkungan yang mereka andalkan untuk kelangsungan hidup. Jika manusia kehilangan semua hal tersebut, mereka tidak akan mampu terus hidup, seperti yang telah mereka lakukan, untuk berkembang biak dan bertambah banyak dari generasi demi generasi. Alasan manusia telah bertahan hidup sampai sekarang adalah karena Tuhan telah membekali mereka dengan segala macamciptaan untuk memelihara mereka, memelihara umat manusia dalam berbagai cara. Hanya karena Tuhan memelihara umat manusia dalam berbagai cara, mereka bisa bertahan hidup sampai sekarang, hari ini. Dengan lingkungan yang tetap untuk kelangsungan hidup yang baik dan di mana hukum alam tertata dengan baik, semua jenis orang di bumi, semua jenis ras bisa bertahan hidup dalam wilayah yang telah ditentukan untuk mereka sendiri. Tidak seorang pun bisa melampaui wilayah-wilayah ini atau batas-batas di antara wilayah-wilayah tersebut karena Tuhanlah yang telah menetapkannya.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IX"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait