Bab Satu: Mereka Berusaha Memenangkan Hati Orang
Lampiran: Kebenaran Tambahan dalam Pengabaran Injil
Tema yang dibahas pada beberapa pertemuan sebelumnya adalah tentang melaksanakan tugas seseorang dengan baik. Kita telah mengategorikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh orang-orang serta personel yang terlibat. Apa saja kategori spesifiknya? (Kategori pertama adalah personel yang mengabarkan Injil, kategori kedua meliputi pemimpin dan pekerja di berbagai tingkatan dalam gereja, kategori ketiga mencakup personel yang melaksanakan berbagai tugas khusus, kategori keempat terdiri dari mereka yang melaksanakan tugas biasa, kategori kelima mencakup mereka yang melaksanakan tugas di waktu luangnya, dan kategori keenam adalah orang-orang yang tidak melaksanakan tugasnya.) Total ada enam kategori. Sebelumnya, kita telah membahas kategori pertama yang berhubungan dengan prinsip dan kebenaran yang berkaitan dengan tugas mengabarkan Injil. Pembahasan kita juga mencakup pokok persoalan dari semua aspek pengabaran Injil, termasuk poin-poin yang perlu diperhatikan, prinsip dan kebenaran yang relevan, masalah-masalah yang harus diwaspadai, serta kesalahan-kesalahan umum dan penyimpangan yang terjadi dalam proses pelaksanaan tugas ini. Setelah mendengarkan khotbah tentang tema tertentu, dapatkah engkau semua merangkum poin-poin utamanya? Jika engkau semua mampu memahami pokok pikiran suatu tema, menyerap kebenaran terkait dengan sepenuh hati, kemudian secara bertahap, selama proses melaksanakan tugasmu, mengubahnya menjadi kenyataanmu sendiri, kehidupanmu sendiri, dan jalan penerapanmu sendiri, itu berarti engkau semua sudah benar-benar menyerap isi dari tema yang Kupersekutukan selama ini. Jika setelah mempersekutukan tentang khotbah, engkau semua hanya memiliki gagasan umum atau mengingat peristiwa dan kisah tertentu, tetapi tidak memahami kebenaran dan prinsip yang mendasarinya, serta tidak memahami mengapa semua hal ini dibahas, apakah itu dianggap memiliki pemahaman? Apakah itu termasuk pemahaman kebenaran? (Tidak.) Itu tidak dihitung sebagai pemahaman kebenaran; artinya engkau tidak memahami kebenaran yang disampaikan; engkau tidak memahami dan tidak menerima kebenaran tersebut. Lalu, bisakah engkau semua membuat rangkumannya? Dapatkah seseorang memberi tahu Aku poin-poin utama dari persekutuan kita yang terakhir? (Kami telah merangkum tujuh poin: pertama, bagaimana mendefinisikan personel yang mengabarkan Injil; kedua, esensi dari tugas mengabarkan Injil; ketiga, sikap orang-orang terhadap tugas ini serta pandangan batin mereka; keempat, prinsip-prinsip penerapan spesifik untuk mengabarkan Injil, seperti siapa yang sesuai dengan prinsip pengabaran Injil dan siapa yang tidak; kelima, bagaimana memperlakukan mereka yang selaras dengan prinsip pengabaran Injil; keenam, konsekuensi ketika personel yang mengabarkan Injil meninggalkan tempatnya dan melarikan diri selama proses melaksanakan tugasnya; ketujuh, pengorbanan orang kudus sepanjang sejarah pengabaran Injil, dan bagaimana kita semestinya menghargai kesempatan saat ini untuk melaksanakan tugas kita dan segera membekali diri dengan kebenaran.) Rangkumanmu pada dasarnya mencakup aspek-aspek penting dari persekutuan kita sebelumnya—bagus sekali. Apakah ada yang terlewatkan? (Ada satu poin lagi: mengubah sudut pandang orang-orang sehingga mereka mengerti bahwa mengabarkan Injil bukan hanya tugas personel Injil, melainkan juga tanggung jawab yang tidak boleh diabaikan oleh semua orang yang percaya dan mengikuti Tuhan. Inilah kebenaran yang harus dipahami oleh umat pilihan Tuhan.) Mengabarkan Injil adalah tanggung jawab dan kewajiban setiap individu—ini juga salah satu aspek dari kebenaran. Apakah engkau semua tahu tujuan dari persekutuan tentang kebenaran ini? Tujuannya adalah untuk menangani pemahaman yang menyimpang dalam diri manusia. Apakah engkau tahu aspek mana yang menyimpang? (Aku tidak tahu.) Ketidaktahuan membuktikan bahwa engkau semua tidak mengerti aspek kebenaran tersebut. Jadi, mengapa Aku perlu menyampaikan persekutuan tentang kebenaran ini? Dari sisi positifnya, ini adalah satu aspek kebenaran yang harus dipahami orang-orang, sedangkan dari sisi negatifnya adalah untuk menangani pemahaman yang menyimpang dalam diri semua orang tentang pengabaran Injil.
Banyak orang memiliki pemahaman yang menyimpang tentang masalah pengabaran Injil ini. Sebagian orang menganggap, "Aku sedang melakukan tugas khusus. Jadi, mengabarkan Injil tidak ada kaitannya denganku. Itu bukan urusanku. Oleh karena itu, kebenaran, prinsip, dan tuntutan Tuhan yang perlu dipahami untuk mengabarkan Injil tidak ada kaitannya denganku. Aku tidak perlu memahami semua hal ini." Jadi, ketika aspek kebenaran tentang pengabaran Injil ini sedang dipersekutukan, mereka acuh tak acuh, tidak mempertimbangkan dengan serius, dan tidak memperhatikannya. Meskipun mereka mendengarkannya, mereka tidak tahu apa yang dibahas. Ada juga orang-orang yang berkata, "Setelah percaya kepada Tuhan, aku selalu menjadi pemimpin. Aku memiliki kualitas dan kemampuan untuk bekerja. Aku dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Tampaknya tugas inilah yang telah diberikan Tuhan kepadaku dan misi hidupku adalah menjadi pemimpin." Mereka secara tidak langsung menganggap bahwa mengabarkan Injil tidak ada kaitannya dengan mereka. Jadi, ketika kebenaran tentang pengabaran Injil sedang dipersekutukan, mereka tidak menanggapinya dengan serius. Ketika diminta merangkum materi yang dipersekutukan dalam pertemuan sebelumnya, sebagian orang menghabiskan banyak waktu membolak-balik catatan mereka dan masih tidak tahu. Mengapa hal ini terjadi? Apakah karena ingatan mereka buruk? (Tidak.) Apakah karena mereka terlalu memikirkan banyak hal? (Tidak.) Bukan itu penyebabnya. Hal ini menunjukkan bahwa sikap mereka terhadap kebenaran adalah sikap yang muak akan dan tidak mencintai kebenaran. Oleh karena itu, Aku memperingatkan semua orang dan memberitahukan bahwa mengabarkan Injil bukanlah tanggung jawab khusus untuk individu atau kelompok tertentu, tetapi ini adalah tanggung jawab setiap pengikut Tuhan. Mengapa orang-orang harus memahami kebenaran pengabaran Injil? Mengapa mereka harus mengetahui kebenaran ini? Sebagai makhluk ciptaan, sebagai salah seorang dari mereka yang mengikuti Tuhan, berapa pun umurmu, apa pun jenis kelamin, atau seberapa muda atau tua seseorang, mengabarkan Injil adalah sebuah misi dan tanggung jawab yang harus diterima semua orang. Jika misi ini menghampirimu dan menuntutmu untuk mengorbankan dirimu, membayar harga, atau bahkan menyerahkan nyawamu, apa yang harus kaulakukan? Engkau harus menerimanya sebagai kewajibanmu. Ini adalah kebenaran, ini adalah hal yang harus kaupahami. Ini bukanlah doktrin yang sederhana—ini adalah kebenaran. Mengapa Kukatakan bahwa ini adalah kebenaran? Karena, berapa kali pun waktu telah berubah, berapa dekade pun waktu telah berlalu, bagaimanapun tempat dan ruang berubah, mengabarkan Injil dan bersaksi bagi Tuhan akan selalu merupakan hal yang positif. Makna dan nilainya tidak akan pernah berubah: mengabarkan Injil sama sekali tidak dipengaruhi oleh perubahan waktu atau lokasi geografis. Mengabarkan Injil dan bersaksi bagi Tuhan adalah hal yang kekal, dan sebagai makhluk ciptaan, engkau harus menerima dan menerapkannya. Ini adalah kebenaran yang kekal. Sebagian orang berkata, "Mengabarkan Injil bukanlah tugas yang kulakukan." Namun, kebenaran yang terkait dengan pengabaran Injil ini adalah sesuatu yang harus dipahami manusia karena ini adalah kebenaran yang berkaitan dengan visi. Semua orang yang percaya kepada Tuhan harus memahaminya; ini adalah dasar keimanan kepada Tuhan dan bermanfaat bagi jalan masuk kehidupan. Lebih lanjut, apa pun tugas yang kaulakukan di dalam gereja, engkau akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan orang tidak percaya, dan karenanya, tanggung jawabmu adalah mengabarkan Injil kepada mereka. Setelah engkau memahami kebenaran pengabaran Injil, barulah engkau akan tahu di dalam hatimu, "Sudah menjadi tanggung jawabku untuk menyerukan pekerjaan baru Tuhan, untuk mengabarkan Injil pekerjaan Tuhan dalam menyelamatkan manusia. Kapan pun atau di mana pun aku berada, apa pun jabatan dan peran yang kumiliki, jika aku melayani sebagai pelaku, aku memiliki kewajiban untuk mengabarkan Injil; jika aku saat ini menjadi pemimpin gereja, aku juga memiliki kewajiban untuk mengabarkan Injil. Apa pun tugas yang saat ini kulakukan, aku memiliki kewajiban untuk menyerukan Injil kerajaan. Setiap kali ada kesempatan atau waktu luang, aku harus keluar dan mengabarkan Injil. Ini adalah tanggung jawab yang tidak boleh kuabaikan." Inikah pola pikir kebanyakan orang saat ini? (Tidak.) Lalu, apa yang dipikirkan kebanyakan orang? "Aku kini memiliki tugas tetap. Aku mempelajari dan mendalami profesi tertentu, sebuah cabang ilmu. Jadi, mengabarkan Injil tidak ada kaitannya denganku." Sikap macam apakah ini? Itu adalah sikap yang mengabaikan tanggung jawab dan misi seseorang, sikap yang negatif. Orang-orang semacam itu tidak peduli dengan maksud Tuhan, mereka memberontak terhadap-Nya. Siapa pun dirimu, jika engkau tidak memiliki beban untuk mengabarkan Injil, bukankah ini pertanda bahwa engkau tidak berhati nurani dan tidak bernalar? Jika engkau tidak bekerja sama secara aktif dan konstruktif, menerima tanggung jawab, dan tunduk, berarti engkau hanya melakukan tindakan secara pasif dan negatif—sikap ini tidak dapat diterima. Apa pun tugas yang kaulakukan, apa pun profesi dan cabang ilmu yang kaudalami, salah satu hasil utama yang kauperoleh seharusnya menjadi kemampuanmu untuk memberikan kesaksian dan menyerukan Injil pekerjaan Tuhan dalam menyelamatkan manusia. Ini adalah persyaratan minimum untuk makhluk ciptaan. Jika engkau bahkan tidak mampu memenuhi persyaratan minimum ini, apa yang telah kaudapatkan dari melaksanakan tugasmu selama bertahun-tahun engkau percaya kepada Tuhan? Apa yang telah kauperoleh? Apakah engkau memahami maksud Tuhan? Engkau telah melaksanakan tugasmu selama bertahun-tahun dan semakin mahir dengan profesimu, tetapi engkau tidak mampu mengucapkan atau mempersekutukan aspek apa pun tentang kebenaran ketika diminta untuk memberi kesaksian tentang Tuhan, apa masalahnya di sini? Masalahnya adalah engkau tidak memahami kebenaran. Sebagian orang mungkin mengira tidaklah pantas mengatakan bahwa mereka tidak memahami kebenaran. Mereka mungkin menganggap bahwa mereka telah melaksanakan tugas secara efektif, tetapi tidak memahami visi pekerjaan Tuhan dan maksud-Nya untuk menyelamatkan manusia. Apakah hal ini disebut memahami kebenaran? Setidaknya, engkau belum membangun dasar dengan cara yang benar dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Engkau tidak menanggung beban untuk menyerukan pekerjaan Tuhan dan Injil penyelamatan-Nya bagi manusia, engkau tidak memiliki wawasan, pengertian, atau pemahaman apa pun. Lantas, dapatkah engkau benar-benar dianggap sebagai orang yang mengikuti Tuhan? Sudahkah engkau menjalin hubungan yang normal dengan Tuhan? Jika engkau belum mampu meraih satu pun dari semua ini, berarti engkau tidak memiliki kenyataan kebenaran.
Sekarang, mari kembali ke topik yang telah kita bahas sebelumnya. Mengabarkan Injil adalah tanggung jawab dan kewajiban semua umat pilihan Tuhan. Setelah membahas aspek kebenaran ini, apa satu hal yang harus dipahami semua orang? Terlepas dari apakah seseorang membayar harga, meninggalkan keluarga dan pekerjaannya untuk mengorbankan dirinya bagi Tuhan, atau bahkan mempersembahkan hidupnya, pada kenyataannya, semua itu adalah hal-hal yang dangkal. Apa yang pada akhirnya Tuhan tuntut dari manusia? Yang Tuhan tuntut adalah seiring bertumbuhnya tingkat pertumbuhanmu dan makin matangnya kehidupanmu, seiring berjalannya waktu, engkau secara bertahap mulai memahami berbagai kebenaran tentang pekerjaan Tuhan dan maksud-Nya dalam menyelamatkan manusia. Bebanmu untuk mengabarkan Injil dan menjadi kesaksian bagi Tuhan akan makin jelas, tekadmu untuk menanggung tugas ini juga makin kuat. Jika seorang pemimpin gereja telah bekerja selama bertahun-tahun, tetapi seiring berjalannya waktu kepemimpinannya di gereja, mereka tidak lagi merasakan emosi, tidak lagi merasa tersentuh, atau tidak lagi terbebani untuk mengabarkan Injil, lalu seberapa baikkah mereka melakukan tugasnya? (Tidak baik.) Mengapa demikian? Apa masalah yang muncul dalam situasi seperti ini? Jika mereka berkembang atau hidup dalam keadaan seperti itu, setidaknya ada satu hal yang pasti: orang tersebut belum mengejar kebenaran selama bertahun-tahun dan belum melakukan pekerjaan apa pun yang nyata. Mereka layaknya kader birokrasi si naga merah yang sangat besar. Akibatnya, mereka tidak memiliki beban dan tidak memiliki wawasan untuk menyerukan nama Tuhan dan memberi kesaksian tentang pekerjaan-Nya. Bukankah ini hasilnya? (Ya.) Itulah hasil yang pasti terjadi. Berapa pun lamanya orang ini bekerja, meskipun mereka merasa memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, memikirkan beban Tuhan, dan mampu melayani sesuai dengan maksud Tuhan, tetapi dalam mengabarkan Injil, mereka mundur dan tidak tahu cara melakukannya. Ketika mereka menghadapi orang-orang yang sangat ingin melihat penampakan Tuhan dan datang untuk mencari dan menyelidiki jalan yang benar, mereka menjadi bungkam. Mereka tidak bisa berkata sepatah kata pun dan tidak tahu harus memulai dari mana. Apa masalahnya di sini? Masalahnya adalah mereka tidak memahami kebenaran dan belum memperoleh kebenaran sehingga tidak mampu menjadi kesaksian bagi Tuhan. Hanya orang-orang yang memahami kebenaranlah yang mampu menjadi kesaksian bagi Tuhan. Mengabarkan Injil dan menjadi kesaksian bagi Tuhan termasuk dalam ruang lingkup tugasmu. Jika engkau memahami kebenaran dan sudah memperolehnya, mengapa engkau tidak berkata sepatah kata pun ketika bertemu dengan orang-orang yang menyelidiki jalan yang benar? Bukankah ini masalah? Apakah engkau semua sering mengalami situasi seperti ini? (Ya.) Apa masalahnya di sini? Engkau tidak memiliki beban. Apakah tidak memiliki beban merupakan suatu masalah? Dapatkah engkau melaksanakan tugasmu tanpa beban? Sekalipun engkau melakukan tugasmu, dapatkah engkau melaksanakannya dengan setia? Dapatkah engkau melakukannya dengan memadai? Meskipun tidak memiliki beban bukan merupakan masalah yang fatal, tetap saja itu merupakan masalah yang serius karena hal tersebut memengaruhi seberapa baik engkau melaksanakan tugasmu. Bukankah masalah ini perlu dibereskan? (Ya, memang perlu.) Lantas, bagaimanakah engkau membereskan masalah tersebut? Engkau harus mengubah sudut pandangmu yang keliru tentang pengabaran Injil dan memahami kebenarannya. Semua pekerjaan yang saat ini engkau lakukan berkaitan langsung dengan pekerjaan pengabaran Injil dan termasuk dalam ruang lingkup pengabaran Injil. Pekerjaan ini bertujuan untuk menjadi kesaksian bagi Tuhan, menyebarluaskan pekerjaan Injil, bersaksi tentang nama Tuhan, dan menyerukan Injil pekerjaan Tuhan dalam menyelamatkan manusia sehingga makin banyak orang yang memahaminya, makin banyak orang yang datang ke hadirat Tuhan, menyambut penaklukan Tuhan, menerima penyelamatan Tuhan, dan pada akhirnya, jika mereka cukup beruntung menerima penyempurnaan dari Tuhan—itu akan lebih baik lagi. Apa yang dimaksud dengan makin banyak orang yang datang ke hadirat Tuhan, dan apa hasil akhir yang seharusnya dicapai? (Agar lebih banyak orang yang mendapatkan keselamatan dari Tuhan.) Mengapa tujuan ini harus dicapai? Karena ini adalah maksud Tuhan. Itulah sebabnya kami tak henti-hentinya menjelaskan kebenaran ini. Jika hal ini tidak ada kaitannya dengan maksud Tuhan, pembahasan tentang semua hal tersebut tidaklah berguna dan omong kosong. Karena ini adalah maksud Tuhan, kami memperjelasnya dan membantu semua orang memahaminya sehingga mereka tahu bahwa ini adalah kebenaran. Dengan begitu, setiap orang harus berupaya untuk masuk ke dalam kebenaran pengabaran Injil agar mereka memiliki wawasan semacam ini dan menumbuhkan beban seperti ini.
Pertanyaan berikutnya, mengapa kita harus membuat lebih banyak orang memahami maksud Tuhan sehingga mereka dapat mengabarkan Injil dan memenuhi tugasnya? Mengapa hal ini harus dilakukan? Sebagian mungkin berkata, "Tuhan ingin setiap orang diselamatkan dan tidak ingin seorang pun mengalami kebinasaan, jadi kami harus membuat lebih banyak orang menerima pekerjaan Tuhan." Pernyataan ini memang benar, tetapi bukan jawaban yang mendasar untuk pertanyaan tersebut. Jadi, apa jawaban yang mendasar untuk pertanyaan ini? Apakah engkau semua tahu? (Tuhan ingin mendapatkan sekelompok orang yang sehati dan sepemikiran dengan-Nya.) Tuhan ingin mendapatkan sekelompok orang yang sehati serta sepemikiran dengan-Nya, dan hal ini harus dicapai melalui penyebarluasan Injil. Pembahasan kita kali ini berhubungan dengan pengabaran Injil secara luas. Adakah perbedaan antara mengabarkan Injil secara luas dan mendapatkan sekelompok orang? (Ya.) Lalu, apa tujuan dari mengabarkan Injil secara luas? (Untuk menyelamatkan manusia sebanyak mungkin.) Untuk menyelamatkan manusia sebanyak mungkin adalah prinsip dari penyelamatan Tuhan, tetapi bukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Sejak pekerjaan ini dimulai, Aku telah berulang kali membahas tentang bagaimana kali ini Tuhan telah datang untuk melakukan pekerjaan dalam memulai sebuah zaman, membawa zaman yang baru dan mengakhiri zaman lama—untuk membawa Zaman Kerajaan dan mengakhiri Zaman Kasih Karunia. Semua manusia yang menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman telah menyaksikan fakta ini. Tuhan telah melakukan pekerjaan baru, mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi, menyucikan, dan menyelamatkan manusia. Injil kerajaan telah mulai tersebar di berbagai negara. Manusia ini telah keluar dari Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Mereka tidak lagi membaca Alkitab, tidak lagi menjalani kehidupan berdasarkan salib, dan tidak lagi memanggil nama Yesus Sang Juru Selamat. Sebaliknya, mereka berdoa atas nama Tuhan Yang Mahakuasa dan sekaligus menerima firman Tuhan saat ini sebagai prinsip, metode, dan tujuan untuk menjalani kehidupan mereka. Dalam hal ini, bukankah orang-orang ini sudah memasuki zaman yang baru? (Ya.) Mereka sudah memasuki zaman yang baru. Jadi, berada di zaman manakah orang-orang yang masih belum menerima Injil akhir zaman dan firman baru Tuhan? Mereka ada di Zaman Kasih Karunia. Jadi, apa tanggung jawabmu? Tanggung jawabmu adalah membawa mereka keluar dari Zaman Kasih Karunia dan masuk ke zaman yang baru. Mampukah engkau semua melaksanakan amanat Tuhan dengan hanya berdoa kepada Tuhan dan memanggil nama-Nya? Cukupkah dengan hanya memberitakan beberapa kalimat firman Tuhan? Sama sekali tidak cukup. Ini mengharuskanmu untuk terbeban melaksanakan amanat mengabarkan Injil, secara luas menyebarkan firman Tuhan, menyebarluaskan firman Tuhan dengan berbagai cara, dan memberitakan serta menyebarluaskan Injil Kerajaan. Apa yang dimaksud dengan menyebarluaskan? Itu berarti menyampaikan firman Tuhan kepada mereka yang belum menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, membuat lebih banyak orang tahu bahwa Tuhan telah melakukan pekerjaan baru, dan kemudian bersaksi tentang firman Tuhan kepada mereka, menggunakan pengalamanmu untuk bersaksi tentang pekerjaan Tuhan, dan juga membawa mereka memasuki zaman yang baru—dengan cara ini mereka akan memasuki zaman yang baru seperti halnya dirimu. Maksud Tuhan itu jelas. Maksud Tuhan bukan saja agar engkau semua yang telah mendengar firman-Nya, menerima firman itu, dan mengikuti Dia, untuk masuk ke zaman yang baru, tetapi Dia juga akan memimpin semua manusia masuk ke zaman yang baru ini. Inilah maksud Tuhan, dan inilah kebenaran yang harus dipahami oleh setiap orang yang sekarang ini sedang mengikut Tuhan. Tuhan tidak sedang memimpin sekelompok orang, faksi yang kecil, atau sekelompok etnis kecil tertentu memasuki zaman yang baru; melainkan Dia bermaksud memimpin semua manusia memasuki zaman yang baru. Bagaimana tujuan ini dapat dicapai? (Dengan menyebarkan Injil secara luas.) Benar, tujuan ini dapat dicapai dengan menyebarkan Injil secara luas, menggunakan berbagai metode dan cara untuk menyampaikan Injil secara luas. Membahas tentang menyebarkan Injil secara luas itu mudah, tetapi bagaimana cara spesifik untuk melakukannya? (Ini mengharuskan manusia untuk bekerja sama.) Benar, ini membutuhkan kerja sama manusia. Jika manusia selalu bergantung pada hal-hal lama di dalam hatinya, selalu menyimpan unsur-unsur tertentu yang menyimpang, berpegang teguh pada peraturan dan penerapan lama, tetapi tidak menanggapi pekerjaan Injil dengan serius dan tidak menerima amanat Tuhan, menganggap pekerjaan Injil tidak ada kaitannya dengan mereka, bisakah orang semacam ini dipromosikan dan dipakai oleh Tuhan? Mampukah mereka memiliki kualifikasi untuk menjalani hidup di hadirat Tuhan? Mampukah mereka mendapatkan perkenanan Tuhan? Sama sekali tidak. Oleh karena itu, Aku harus memperbaiki pemikiran engkau semua, mencatat tentang semua elemen yang tidak engkau semua pahami, dan tak henti-hentinya menjelaskan kebenaran yang relevan sampai engkau semua memahaminya. Terlepas dari betapa mati rasa dan bodohnya engkau semua, Aku harus terus berbicara kepada engkau semua dan membuat engkau semua memahami bahwa ini adalah maksud Tuhan, ini merupakan tugas yang harus engkau semua laksanakan, serta misi dan kewajiban engkau semua di dalam kehidupan ini. Jika engkau tidak memperhatikan perkataanKu atau tidak memahaminya, Aku harus tetap berbicara. Sekalipun engkau sudah jenuh dengan perkataanKu, Aku harus terus berbicara sampai engkau memahami kebenaran. Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Kebenaran adalah segala hal yang Tuhan ungkapkan, maksud Tuhan, tuntutan Tuhan untuk manusia, dan kenyataan kebenaran yang harus dimiliki oleh manusia di zaman yang baru. Bagaimana seharusnya mereka memperlakukan maksud Tuhan? Mereka harus menerima dengan sepenuh hati dan tanpa syarat, kemudian tunduk dan bekerja sama sehingga memenuhi maksud Tuhan. Ini adalah kewajiban seseorang. Apakah engkau semua memahami ketika Aku mengatakannya seperti ini? Mungkin ada sebagian yang berkata, "Aduh, Tuhan menuntut orang-orang untuk menerima amanat-Nya, tetapi apa hubungannya dengan kami yang hanyalah orang-orang tidak berarti?" Apakah engkau semua berpikir itu ada kaitannya dengan mereka? (Ya.) Apa kaitannya dengan mereka? Biar Kujelaskan. Tuhan adalah Sang Pencipta, dan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Apa hubungan antara "menciptakan" dan "diciptakan"? Ini adalah hubungan antara bertindak dan ditindaklanjuti, antara menciptakan dan diciptakan. Karena maksud Sang Pencipta telah diberitahukan kepadamu, bagaimana seharusnya sikapmu dalam menanggapinya? (Menerimanya dan bekerja sama dengan segenap kekuatanku.) Tepat sekali. Engkau harus tunduk kepada maksud Tuhan dan menerimanya, serta bekerja sama dengan segenap kekuatanmu, apa pun risikonya. Apakah kerja sama ini termasuk mencari kebenaran? Apakah hal ini termasuk memahami kebenaran? Kerja sama tersebut mencakup keduanya. Karena engkau memahami tuntutan dan amanat Tuhan, semua ini berkaitan dengan misimu, itu adalah tugasmu—karena engkau mengetahuinya, engkau harus menerimanya. Inilah yang harus dilakukan oleh orang yang memiliki hati nurani dan nalar. Jika engkau mengetahui tuntutan dan amanat Tuhan, tetapi tidak mau menerimanya, berarti engkau sama sekali tidak memiliki hati nurani dan nalar, engkau tidak layak disebut manusia. Sebagian orang mungkin masih belum paham, lalu berpikir, "Apa hubungannya maksud Tuhan dengan kita?" Jika maksud Tuhan tidak ada kaitannya denganmu, berarti engkau bukan pengikut Tuhan maupun anggota rumah Tuhan. Sebagai contoh, orang tuamu sudah melahirkan dan membesarkanmu selama bertahun-tahun; engkau sudah menikmati makanan mereka, hidup di rumah mereka, dan menggunakan uang mereka. Namun, ketika terjadi masalah di rumah, dan engkau berkata itu tidak ada kaitannya denganmu, lalu engkau mengabaikannya dan pergi begitu saja, manusia macam apa ini? Menyebutmu orang luar sepertinya menyenangkan; kenyataannya, engkau adalah seorang pemberontak, binatang yang berwujud manusia, bahkan lebih rendah dari binatang. Maksud Tuhan sudah diberitahukan dengan jelas kepadamu, dan Tuhan berfirman, "Engkau semua telah menerima tahap pekerjaan ini, dan Aku sudah menyampaikan firman ini kepada engkau semua pada awalnya agar engkau semua dapat mendengarnya terlebih dahulu, dan engkau semua sudah mendengar, mengerti, dan memahaminya. Sekarang, Aku juga akan memberitahukan kepada engkau semua maksud-Ku dan tuntutan-Ku. Engkau semua harus menyerukan pekerjaan-Ku, firman-Ku, dan hal-hal yang akan Kucapai agar semua manusia dapat mendengar suara-Ku; engkau harus menyebarluaskan Injil kerajaan-Ku agar semua manusia bergegas menerima pekerjaan Tuhan dan masuk ke dalam Zaman Kerajaan. Inilah maksud dan tuntutan Tuhan." Apa yang seharusnya engkau renungkan setelah mendengarnya? Sikap seperti apakah yang harus engkau miliki? Apa yang harus engkau pilih? Bagaimana seharusnya engkau memenuhi tugas yang semestinya dipenuhi oleh makhluk ciptaan? Sebagian orang mungkin merasa bahwa beban itu berat, tetapi perasaan saja tidaklah cukup; engkau memerlukan tindakan dan pemahaman yang benar. Engkau harus berdoa kepada Tuhan seperti ini: "Ya Tuhan, Engkau telah mengamanatkan tanggung jawab pengabaran Injil kepadaku—ini adalah peninggian-Mu terhadapku. Meskipun pemahamanku tentang kebenaran sangatlah sedikit, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi amanat ini. Aku telah mendengarkan begitu banyak khotbah dan memahami sejumlah kebenaran—semua ini adalah berkat dari-Mu. Aku kini memiliki tanggung jawab ini untuk memberikan kesaksian tentang firman dan pekerjaan Tuhan untuk memenuhi amanat ini." Benar sekali; ketika manusia memiliki hati yang tunduk kepada Tuhan, Dia memandu mereka. Tuhan sudah dengan jelas memberitahukan kepada manusia dan berkata bahwa mengabarkan Injil Tuhan adalah kewajiban dan tanggung jawab yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Ini adalah tugas seumur hidup, tugas setiap makhluk ciptaan. Apakah firman ini mengandung perintah dari Tuhan? Apakah firman ini mengandung nasihat-Nya? (Ya.) Apakah firman ini mengandung maksud Tuhan? (Ya.) Apakah firman ini mengandung kebenaran yang harus dipahami oleh manusia? (Ya.) Adakah prinsip dan jalan penerapan dalam firman tersebut yang dapat diikuti manusia? (Ya.) Secara keseluruhan, berapa banyak poin yang sudah Kusebutkan? (Empat poin: poin pertama adalah perintah dan nasihat Tuhan. Poin kedua adalah maksud Tuhan. Poin ketiga adalah kebenaran yang harus dipahami oleh setiap orang. Poin keempat adalah prinsip dan jalan penerapan yang harus diikuti oleh setiap orang.) Benar; Aku telah menyebutkan empat poin ini. Selanjutnya, mari kita persekutukan isi spesifik dari masing-masing poin.
Poin pertama adalah perintah Tuhan. Apakah perintah Tuhan itu? (Menyerukan Injil kerajaan.) Perintah Tuhan adalah mengabarkan Injil kerajaan secara luas. Poin kedua adalah maksud Tuhan. Apakah maksud Tuhan itu? Maksud Tuhan adalah memberi tahu lebih banyak orang bahwa Tuhan telah datang, Dia sedang melakukan pekerjaan baru, Tuhan bermaksud untuk mengubah zaman, mengakhiri zaman lama, dan memimpin manusia memasuki zaman yang baru. Inilah maksud Tuhan, bukan? Dapatkah seseorang berkata bahwa maksud Tuhan adalah menyebarluaskan Injil? Tak sesederhana itu. Menyebarluaskan Injil memiliki tujuan dan hasil akhir—apa tujuan dan hasil akhirnya? (Untuk memberi tahu lebih banyak orang bahwa Tuhan telah datang, Dia sedang melakukan pekerjaan baru, Dia bermaksud untuk mengakhiri zaman lama, dan memimpin semua manusia memasuki zaman yang baru.) Tepat sekali, memimpin semua manusia memasuki zaman yang baru. Apa dampaknya terhadap manusia? Manusia memasuki zaman yang baru; zaman telah berubah. Jadi, apa maksud Tuhan? Silakan ulangi. (Tuhan bermaksud untuk mengubah zaman, untuk mengakhiri zaman lama dan memimpin manusia memasuki zaman yang baru.) Engkau tidak boleh melewatkan apa pun—sudahkah engkau mencatat semuanya? (Ya.) Poin ketiga adalah kebenaran yang harus dipahami oleh setiap orang. Apa kebenaran ini? (Mengabarkan Injil adalah tugas dan tanggung jawab setiap makhluk ciptaan.) Itulah kebenarannya. Di dalam kebenaran tersebut, setiap orang harus menerima tugas pengabaran Injil, lalu mencari prinsip dan jalan penerapan dalam pernyataan ini. Pernyataan tersebut adalah kebenaran bagi setiap orang. Apa pernyataannya? (Mengabarkan Injil adalah tugas dan tanggung jawab setiap makhluk ciptaan.) Ini hendaknya menjadi tugas dan misi. Bagaimana pemahamanmu tentang tugas dan misi? Tugas adalah tanggung jawab yang harus dipenuhi seseorang, dan tanggung jawab yang harus dipenuhi tersebut juga menjadi tugasnya. Namun, beda halnya dengan misi; misi itu lebih besar, lebih relevan, dengan makna yang lebih dalam dan bobot yang lebih berat daripada tanggung jawab. Sudahkah engkau mencatatnya? (Ya.) Sekarang, Aku menyadari sesuatu; semua materi yang sedang kita bahas harus dicatat sebelum engkau semua memiliki ide tentang materi tersebut. Jika engkau tidak mencatatnya, hanya mendengarkan seperti ini, itu tidak akan berkesan sama sekali. Apa maksudnya? Ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak memahami kebenaran; mereka hanya memahami sedikit doktrin dan mengetahui definisi, konsep, dan garis besar dari kebenaran tertentu. Jika menyangkut detail spesifik dari kebenaran tersebut, bagaimana mempraktikkan kebenaran dan menerapkannya, mereka sama sekali tidak tahu, bukan? Bagi sebagian besar dari engkau semua, berbicara tentang doktrin selama dua atau tiga jam bukanlah hal yang sulit, tetapi ketika berbicara tentang menerapkan kebenaran untuk menyelesaikan situasi, menggunakan prinsip dan jalan penerapan yang telah engkau semua alami dan pahami—itulah yang sulit. Apa masalahnya di sini? Tidak memahami kebenaran, bukankah begitu? Sekarang, mari kita lanjutkan dengan poin keempat. Apa poin keempat? (Prinsip dan jalan penerapan yang harus diikuti oleh setiap orang.) Bagaimana prinsip dan jalan ini ditentukan? Prinsip dan jalan ditentukan berdasarkan dua hal: Yang pertama adalah maksud Tuhan, dan yang kedua adalah kebenaran. Kedua hal inilah yang harus dipahami oleh manusia. Sebagai contoh, jika engkau tidak mau mengabarkan Injil ketika diminta untuk melakukannya, tetapi Tuhan berkata bahwa mengabarkan Injil adalah maksud-Nya, apa yang harus engkau lakukan? Apa yang seharusnya menjadi prinsip penerapanmu? Bagaimana seharusnya sikapmu? Engkau harus tunduk dan menerimanya sepenuh hati tanpa menolaknya, tanpa menganalisis atau menyelidikinya, tanpa bertanya alasannya. Inilah ketundukan sejati. Ini adalah prinsip penting yang harus diikuti dalam menerapkan kebenaran. Ketika kita mendefinisikan maksud Tuhan, biasanya hal tersebut mengacu pada apa? Maksud Tuhan pada dasarnya adalah keinginan Tuhan, tujuan, sumber, dan titik awal untuk tindakan-Nya. Dari segi rohani, ini mengacu pada "maksud" atau "visi"-Nya. Ketika Tuhan menyingkapkan maksud-Nya kepadamu, Dia memberimu arahan secara umum, memberitahukan kepadamu maksud dari tindakan-Nya. Namun, jika Tuhan tidak memberikan detail spesifik atau prinsip-prinsipnya, apakah engkau mengetahui jalan dan arah yang tepat untuk diterapkan? Engkau tidak akan mengetahuinya. Itulah sebabnya mengapa ketika Aku menyuruh orang-orang untuk melakukan sesuatu, mereka yang cerdas serta memiliki hati dan jiwa akan segera mencari detailnya dan cara spesifik untuk melakukannya setelah menerima perintah tersebut. Sementara itu, mereka yang tidak cerdas serta tidak memiliki hati dan jiwa mungkin menganggap bahwa itu adalah hal yang mudah, lalu terburu-buru untuk bertindak tanpa menunggu detail lebih lanjut. Itulah yang dimaksud dengan tidak cerdas dan melakukan tugas dengan tanpa pemahaman. Ketika engkau menerima amanat dari Tuhan dan ingin memenuhi tugas dan menyelesaikan misimu, engkau harus terlebih dahulu memahami maksud Tuhan. Engkau harus tahu bahwa amanat ini berasal dari Tuhan, ini adalah maksud-Nya, dan engkau harus menerima dan memikirkannya, dan yang lebih penting, tunduk padanya. Kedua, engkau harus mencari kebenaran yang harus dipahami dalam melaksanakan tugas ini, prinsip yang harus diikuti, dan cara penerapannya agar bermanfaat bagi umat pilihan Tuhan dan pekerjaan rumah Tuhan. Semua itu adalah prinsip penerapan. Setelah memahami maksud Tuhan, engkau harus segera mencari dan memahami kebenaran yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas ini. Setelah memahami kebenaran, tentukan prinsip dan jalan untuk menerapkan kebenaran tersebut. Apa yang dimaksud dengan "prinsip"? Secara khusus, prinsip adalah sesuatu yang menjadi dasar dalam mencapai target atau memperoleh hasil ketika menerapkan kebenaran. Sebagai contoh, jika engkau diberi tugas untuk membeli barang, apa prinsip spesifik penerapannya? Pertama, engkau harus memahami spesifikasi dan model barang yang akan dibeli, standar kualitas yang harus dipenuhi, dan apakah harganya sesuai. Dalam proses mencarinya, engkau akan mendapatkan kejelasan tentang prinsip spesifik penerapan. Dengan prinsip ini, engkau akan mengetahui skala dan cakupannya—engkau akan baik-baik saja asalkan tetap berada dalam cakupan tersebut. Setelah engkau memahami prinsip dasar tentang spesifikasi, kualitas, dan harga barang, barulah engkau memahami standar yang diperlukan untuk tugas tersebut. Hal ini berarti bahwa pada dasarnya engkau telah mempelajari cara menerapkannya. Seseorang harus memahami prinsip ini untuk menerapkan kebenaran: Prinsip adalah elemen penting dan paling mendasar. Ketika engkau memahami prinsip dasar dalam melaksanakan tugasmu, itu menunjukkan bahwa engkau memahami standar yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tersebut. Menguasai prinsip ini setara dengan mengetahui cara menerapkan kebenaran. Jadi, berdasarkan apakah kemampuan penerapan ini dibangun? Kemampuan ini dibangun berdasarkan pemahaman tentang maksud Tuhan dan kebenaran. Apakah dianggap memahami kebenaran jika engkau hanya mengetahui satu kalimat dari apa yang Tuhan tuntut? Tidak. Standar apakah yang harus dipenuhi agar bisa dianggap memahami kebenaran? Engkau harus memahami makna dan nilai dari melaksanakan tugasmu, dan setelah engkau memiliki pemahaman yang jelas tentang kedua aspek ini, barulah engkau bisa dianggap memahami kebenaran dalam melaksanakan tugasmu. Lebih lanjut, setelah memahami kebenaran, engkau juga harus memahami prinsip dalam melaksanakan tugasmu dan jalan penerapan. Begitu engkau mampu memahami dan menerapkan prinsip dalam melaksanakan tugasmu, dan terkadang menerapkan sedikit kebijaksanaan, barulah engkau mampu memastikan efektivitasnya dalam melaksanakan tugasmu. Dengan memahami dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, engkau pasti mampu menerapkan kebenaran. Jika engkau melaksanakan tugasmu tanpa mencampurinya dengan segala bentuk keinginan manusia, jika ini dilakukan dengan tunduk sepenuhnya pada tuntutan Tuhan dan sesuai dengan pengaturan pekerjaan rumah Tuhan, sepenuhnya sejalan dengan firman Tuhan, berarti engkau telah memenuhi tugasmu dengan cara yang sepenuhnya memenuhi syarat. Meskipun mungkin terdapat perbedaan dalam hasilnya dibandingkan dengan tuntutan Tuhan, hal ini masih bisa dianggap memenuhi tuntutan-Nya. Jika engkau melaksanakan tugas sesuai dengan prinsip, jika engkau setia dan berupaya sekuat tenaga, berarti tugas yang engkau laksanakan sudah benar-benar sesuai dengan maksud Tuhan. Engkau telah memenuhi tugasmu sebagai makhluk ciptaan dengan sepenuh hati, pikiran, dan tenaga yang merupakan hasil yang diraih dengan menerapkan kebenaran. Jadi, untuk memahami prinsip dan jalan penerapan, apa yang harus engkau pahami terlebih dahulu untuk meraih hasil tersebut? (Pertama, kita harus memahami maksud Tuhan, lalu menerima dan sepenuhnya tunduk pada maksud-Nya tanpa penolakan.) Inilah penerapan dan sikap yang harus dimiliki manusia. Apa yang selanjutnya harus dipahami? Engkau harus memahami kebenaran, dan detail dalam kebenaran itu merupakan prinsip dan jalan. Untuk memahami prinsip dan jalan penerapan yang harus diikuti, engkau harus terlebih dahulu memahami maksud Tuhan, kemudian diikuti dengan kebenaran. Ini adalah dua poin utama, dan semua hal lainnya terdiri dari materi mendetail yang terkandung dalam poin-poin tersebut.
Kategori pertama yang berkaitan dengan orang-orang yang melaksanakan tugas mereka dalam mengabarkan Injil untuk sementara akan berakhir di sini. Hari ini, Aku telah memberikan sedikit informasi tambahan sebagai pengingat untuk pokok permasalahan yang dibahas sebelumnya. Selain itu, tambahan tersebut juga berfungsi sebagai peringatan agar semua orang memahami pentingnya kebenaran ini. Dengan demikian, setiap tugas yang diberikan kepadamu dan setiap tugas yang engkau laksanakan selaras dengan arah dan tujuan ini, serta dilaksanakan berdasarkan landasan tersebut—semuanya berkaitan dengan pengabaran Injil. Meskipun engkau tidak berada di barisan depan yang berinteraksi dengan calon penerima Injil, semua tugas yang saat ini engkau laksanakan dapat dikatakan berkaitan dengan pekerjaan Injil. Atas dasar ini, bukankah semua orang seharusnya memiliki pemahaman yang lebih jelas dan terang tentang kebenaran yang berkaitan dengan pengabaran Injil? (Ya.) Melalui tambahan hari ini, sudahkah engkau mendapatkan pandangan yang jelas tentang bobot dan pentingnya tugas pengabaran Injil? (Ya.) Lalu, sikap apakah yang paling sesuai dan tepat yang harus dimiliki terhadap kebenaran ini di masa mendatang? Menyebarluaskan Injil adalah maksud Tuhan. Tuhan bermaksud untuk mengakhiri zaman lama ini, dan memimpin lebih banyak orang di hadirat-Nya, keluar dari zaman lama dan memasuki zaman yang baru. Inilah maksud Tuhan dan ini adalah sesuatu yang harus dipahami oleh semua orang. Sebagian mungkin berkata, "Aku mengerti, tetapi aku tidak memiliki semangat yang diperlukan untuk mengabarkan Injil dan aku tidak memiliki keinginan untuk bekerja sama." Apa masalahnya di sini? (Kurangnya kemanusiaan.) Tepat sekali. Engkau mengakui dirimu sebagai makhluk ciptaan dan pengikut Tuhan, tetapi ketika menyangkut maksud Tuhan yang sering Dia peringatkan kepada setiap manusia, maksud-Nya yang mendesak diterangkan dengan jelas kepada semua orang, jika engkau tidak memperhatikan dan tidak mengindahkannya, lalu engkau itu manusia macam apa? Ini adalah perwujudan dari kurangnya kemanusiaan. Engkau ingin mengagungkan Tuhan dan berkata bahwa Dia adalah Tuhanmu dan Penciptamu, tetapi jika menyangkut maksud Tuhan, engkau tidak menunjukkan perhatian sedikit pun dan tidak memikirkannya sama sekali. Ini adalah perwujudan dari kurangnya kemanusiaan, dan orang seperti itu tidak punya hati. Topik ini berakhir sampai di sini.
Definisi Pemimpin dan Pekerja dan Alasan Menempatkan Mereka di Posisinya
Selanjutnya, mari kita bahas kategori kedua: orang-orang yang melaksanakan tugas sebagai pemimpin dan pekerja. Meskipun jumlahnya sedikit, orang-orang semacam ini memainkan peranan penting dalam hal natur pekerjaan mereka. Tugas pemimpin dan pekerja juga mencakup banyak kebenaran—bahkan lebih banyak kebenaran daripada sekadar mengabarkan Injil. Mengapa Aku berkata demikian? Karena ruang lingkup tugas ini sangatlah luas. Salah satu aspek dari tugas-tugas tersebut adalah pekerjaan mengabarkan Injil secara lahiriah. Aspek lainnya adalah menyirami dan membekali umat pilihan Tuhan secara batiniah, mengelola kehidupan gereja dengan baik, serta menangani persoalan gereja dan mengatasi segala bentuk masalah. Dengan kata lain, pemimpin dan pekerja harus memahami lebih banyak kebenaran, tuntutan yang lebih tegas diberlakukan pada mereka terkait prinsip penerapan tertentu, dan hubungan mereka dengan Tuhan harus lebih dekat. Menjadi pemimpin dan pekerja melibatkan penerapan dan jalan masuk ke dalam berbagai aspek kebenaran, jalan yang orang-orang tempuh, serta berbagai aspek lainnya. Dibandingkan dengan melaksanakan tugas untuk mengabarkan Injil, menjadi pemimpin atau pekerja lebih erat kaitannya dengan jalan masuk kehidupan dan juga membutuhkan pencapaian perubahan watak. Hal ini berarti bahwa kebenaran yang berkaitan dengan cara melakukan pekerjaan pemimpin dengan baik lebih besar dalam hal jumlah dan ruang lingkupnya. Namun, berapa pun jumlahnya, semuanya masih terbagi dalam beberapa tema utama, jadi mari kita bahas satu per satu, poin demi poin, dan engkau semua secara perlahan akan memahaminya. Mari kita mulai dengan membahas definisi pemimpin dan pekerja. Mengapa kita perlu mendefinisikannya? Sebuah definisi setara dengan memposisikan sesuatu, yakni memberi tahu orang-orang tentang natur dan ruang lingkup tanggung jawab dari tugas-tugas tersebut beserta jabatannya—dengan kata lain, apa sebutannya. Dengan mendefinisikan tugas ini secara akurat, orang-orang dapat memperoleh ketajaman mental mengenai kedudukan kategori seseorang di hadirat Tuhan, apa yang Tuhan tuntut dari mereka, dan persyaratan apa yang Tuhan berlakukan atas mereka untuk pelaksanaan tugas-tugas tersebut, jalan apa yang harus mereka tempuh, dan prinsip yang harus mereka terapkan. Entah mereka muda atau tua, memiliki posisi yang tinggi dan mulia, atau memiliki posisi yang rendah dan hina, apa pun latar belakang mereka, bagaimana pun juga, Tuhan telah mensyaratkan standar untuk orang-orang semacam itu. Dengan kata lain, ada kebenaran yang harus dipahami oleh orang-orang yang melaksanakan tugas tersebut; ada prinsip kebenaran yang harus mereka pahami dan terapkan, dan ada jalan tertentu yang harus mereka ikuti. Jadi, bagaimana biasanya orang-orang yang dipilih di antara para pengikut Tuhan untuk memimpin dan bekerja tersebut didefinisikan? Apa definisi tepatnya? Apa yang orang-orang yakini sebagai definisinya? Apa sebenarnya posisi orang-orang tersebut di hati orang lain? Bukankah hal ini berkaitan dengan mendefinisikan identitas dan status mereka? Bagaimana orang lain memosisikan kelompok orang ini di hati mereka? Apakah sebagai rasul? Bukan. Apakah sebagai murid? Bukan sebagai murid juga. Apakah ada orang yang menyebut mereka gembala? (Ya.) Apakah "gembala" sebutan yang tepat? (Tidak.) Mengapa tidak tepat? (Penyebutan tersebut keliru dalam menggambarkan posisi mereka.) Apakah manusia mampu melaksanakan peran gembala? (Tidak.) Karena mereka bukanlah rasul maupun murid, dan "gembala" juga tidak tepat, lalu apa nama yang paling sesuai untuk orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas tersebut? Istilah apakah yang lebih tepat? (Penjaga.) Apakah "penjaga" sebutan yang tepat? Aku tidak mendapati adanya perbedaan antara sebutan ini dan "gembala." Sebutan tersebut terdengar hebat, tetapi pekerjaan yang dilakukan orang-orang ini agak ringan. Tak satu pun dari sebutan ini yang sesuai. Jadi, berdasarkan natur tugas yang dilakukan orang-orang ini, sebutan dan definisi apakah yang lebih tepat? Apa saja prinsip-prinsip dalam mendefinisikan orang-orang tersebut? Definisinya harus sesuai dengan natur pekerjaan mereka, identitas dan statusnya, serta harus benar-benar tepat, dan tidak berlebihan. Jika kita mendefinisikan orang-orang ini sebagai "rasul", apakah itu berlebihan? (Ya.) Bagaimana dengan "penjaga"? (Itu bahkan terlalu berlebihan.) Apakah engkau mampu mengawasi orang? Jika tidak, engkau bukanlah penjaga. Bagaimana dengan "gembala"? Apa yang dimaksud dengan "gembala"? (Orang yang mengurus kawanan.) Gembala mengacu pada orang yang menggembalakan dan mengawasi kawanan domba. Berdasarkan natur pekerjaannya, nama ini sebenarnya cocok dengan kelompok ini. Namun, mengingat beban yang mampu dipikul manusia saat ini, pencapaian yang mampu diperoleh, dan watak rusaknya, apakah penyebutan "gembala" ini tepat? (Tidak.) Sebutan tersebut sedikit berlebihan. Mereka tidak mampu melakukannya, dan sebutan ini pun tidak sesuai dengan natur dan ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan orang-orang saat ini. Yang pasti, sebutan ini tidak tepat untuk mereka. Lalu, bagaimana mendefinisikan kategori orang-orang ini secara tepat? (Sebagai pemimpin dan pekerja.) Penyebutan ini relatif lebih tepat.
Apa penyebab munculnya kategori orang yang merupakan pemimpin dan pekerja? Bagaimana mereka muncul? Dalam skala besar, mereka diperlukan untuk pekerjaan Tuhan; dalam skala yang lebih kecil, mereka diperlukan untuk pekerjaan gereja, mereka diperlukan oleh umat pilihan Tuhan. Apa pun identitas atau status mereka, dan apa pun peran yang mereka mainkan, mereka setara dengan anggota biasa dari antara umat pilihan Tuhan; identitas dan status mereka di hadapan Tuhan sama. Meskipun istilah "pemimpin dan pekerja" ada di dalam gereja, dan meskipun orang-orang ini adalah para "pemimpin" dan "pekerja" yang melaksanakan tugas yang berbeda dari tugas saudara-saudari mereka, sebutan "makhluk ciptaan" yang mereka sandang di hadapan Tuhan tetaplah sama; dan identitas ini tidak akan pernah berubah. Perbedaan antara pemimpin dan pekerja dengan anggota biasa dari antara umat pilihan Tuhan hanyalah karakteristik khusus dalam tugas yang mereka laksanakan. Karakteristik khusus ini terutama terlihat dalam peran kepemimpinan mereka. Sebagai contoh, sebanyak apa pun jemaat yang dimiliki sebuah gereja, pemimpin adalah kepalanya. Jadi peran apa yang dimainkan pemimpin ini di antara para jemaat? Mereka memimpin semua umat pilihan Tuhan di gereja. Jadi apa pengaruh mereka terhadap seluruh jemaat? Jika pemimpin ini menempuh jalan yang salah, semua orang di gereja akan mengikuti mereka menempuh jalan yang salah, yang akan berdampak besar pada umat pilihan Tuhan di gereja. Misalnya Paulus. Dia memimpin banyak gereja yang dirintisnya dan umat pilihan Tuhan. Ketika Paulus tersesat, gereja-gereja dan umat pilihan Tuhan yang dipimpinnya juga tersesat. Jadi, ketika pemimpin sendiri menempuh jalan yang menyimpang, mereka bukan satu-satunya yang terkena dampaknya, gereja-gereja dan umat pilihan Tuhan yang mereka pimpin juga terkena dampaknya. Jika seorang pemimpin adalah orang yang tepat, orang yang sedang menempuh jalan yang benar dan mengejar serta menerapkan kebenaran, orang-orang yang dipimpinnya akan makan dan minum firman Tuhan secara normal dan mengejar kebenaran secara normal, dan pada saat yang sama, pengalaman hidup dan kemajuan pribadi pemimpin tersebut akan selalu terlihat oleh orang lain, dan akan memengaruhi orang lain. Jadi, jalan yang benar seperti apa yang harus ditempuh seorang pemimpin? Pemimpin harus mampu menuntun orang lain untuk memahami kebenaran dan masuk ke dalam kebenaran, dan memimpin orang lain ke hadapan Tuhan. Apakah jalan yang salah itu? Jalan yang salah adalah mengejar status, ketenaran, dan keuntungan, sering pamer dan bersaksi bagi diri mereka sendiri, tidak pernah bersaksi bagi Tuhan. Apa akibatnya terhadap umat pilihan Tuhan? (Membawa mereka ke hadapannya sendiri.) Mereka akan menyimpang jauh dari Tuhan dan berada di bawah kendali pemimpin ini. Jika engkau memimpin orang untuk datang ke hadapanmu, artinya engkau sedang memimpin mereka untuk datang ke hadapan orang yang rusak, dan engkau sedang memimpin mereka untuk datang ke hadapan Iblis, bukan ke hadapan Tuhan. Hanya memimpin orang untuk datang ke hadapan kebenaranlah yang berarti memimpin mereka untuk datang ke hadapan Tuhan. Para pemimpin dan pekerja, entah mereka menempuh jalan yang benar atau salah, memiliki pengaruh langsung terhadap umat pilihan Tuhan. Jika mereka belum memahami kebenaran, mayoritas umat pilihan Tuhan akan mengikuti secara membabi buta. Pemimpin bisa saja orang yang baik, dan mereka mengikutinya; pemimpin bisa saja orang yang jahat, dan mereka juga mengikutinya—mereka tidak membeda-bedakan. Mereka mengikuti saat dipimpin, siapa pun pemimpinnya. Oleh karena itu, sangatlah penting bahwa gereja memilih orang-orang yang baik untuk menjadi pemimpin mereka. Jalan yang ditempuh setiap orang yang percaya kepada Tuhan berkaitan langsung dengan jalan yang ditempuh oleh pemimpin mereka, dan dalam berbagai tingkatan, dapat dipengaruhi oleh pemimpin dan pekerja tersebut. Mari kita mulai dengan mempersekutukan berbagai kebenaran yang berkaitan dengan tugas para pemimpin dan pekerja ini dalam hal kedua jalan ini—jalan yang benar, di satu sisi, dan jalan yang salah, di sisi lainnya. Yang mana dari kedua jalan ini yang harus kita persekutukan terlebih dahulu? (Jalan yang salah.) Mengapa engkau memilihnya? Apakah lebih baik membahas jalan yang benar terlebih dahulu, ataukah jalan yang salah? (Jalan yang salah.) Keduanya sebenarnya benar, tetapi yang mana yang terlebih dahulu kita bahas akan membuahkan hasil yang berbeda. Jika kita memulai dengan membahas jalan yang salah, orang akan dapat menemukan lebih banyak hal tentang jalan yang benar di dalam jalan yang salah tersebut dan juga mengetahui banyak hal yang pasif dan negatif atau pengetahuan, yang dapat mereka gunakan untuk menasihati diri mereka sendiri. Mereka dapat memperoleh sesuatu yang positif dari hal ini, dan jika kemudian kita lanjutkan dengan membahas jalan yang benar, orang akan mampu memahami apa yang positif pada tingkat yang lebih mendalam dan lebih cepat. Pada dasarnya, pendekatan ini layak dan bermanfaat bagi orang-orang. Oleh karena itu, mari kita memulai dengan membahas jalan yang salah.
Cara-cara yang Digunakan Antikristus untuk Mengendalikan Orang
Ketika seseorang dipilih sebagai pemimpin atau pekerja dan mulai melaksanakan tugasnya, apakah mereka harus mengambil sikap tertentu? Sebagian orang bertanya "Sikap seperti apa? Apakah mereka harus menaiki awan atau mengendalikan angin dan hujan?" Keduanya tidak benar. Meskipun mereka tidak harus menaiki awan atau mengendalikan angin dan hujan, dan tentunya tidak harus berteriak dari atap, kenyataannya adalah sebagai manusia yang rusak dengan watak rusak dan esensi Iblis, pada saat seperti itu, setiap orang pasti merasakan kekuatan yang sangat besar di dalam dirinya. Mereka semua memiliki ambisi yang tinggi, dan merasakan dorongan untuk berhasil dalam karier, memamerkan keterampilan mereka, membuat gebrakan, dan berusaha sekuat tenaga. Untuk saat ini, kita tidak akan membahas apakah dorongan semacam ini benar atau salah. Ketika seseorang dipilih sebagai pemimpin atau pekerja, mereka menyimpan perasaan yang sangat kompleks di dalam lubuk hatinya. Apa yang Aku maksudkan dengan kata kompleks? Ada yang berpendapat bahwa tidaklah mudah untuk terpilih menjadi seorang pemimpin. Meskipun mereka tidak yakin apakah mereka mampu melakukan pekerjaan dengan baik, tidak tahu seperti apa jalan yang akan mereka tempuh di masa mendatang, sudah menjadi natur bawaan bahwa mereka begitu gembira mendapatkan kesempatan ini dan dengan senang hati menerima tanggung jawab yang mulia dan beban yang berat tersebut. Selain itu, di lubuk hatinya, mereka merasa beruntung dan sedikit puas akan diri sendiri. Mengapa mereka merasa beruntung? Mereka mengira, "Aku terpilih dari puluhan orang lainnya—Aku pasti sangat luar biasa dan cakap. Aku pasti lebih baik daripada orang kebanyakan, memiliki pengetahuan yang lebih unggul, dan pemahaman spiritual yang lebih dalam daripada kebanyakan orang. Aku sudah percaya kepada tuhan selama bertahun-tahun, sudah banyak berkorban, dan berupaya maksimal. Fakta ini membuktikan bahwa aku sudah memenuhi syarat untuk menjadi pemimpin di dalam gereja, membimbing manusia memasuki firman tuhan dan memahami kebenaran. Banyak orang yang lebih pintar, lebih berpendidikan, dan lebih pandai berbicara dibandingkan diriku, lalu mengapa aku yang dipilih bukan mereka? Ini menunjukkan bahwa aku mampu dan memiliki kemanusiaan yang baik. Ini adalah kasih karunia tuhan." Ini adalah monolog di dalam batin mereka. "Kasih karunia tuhan" ditambahkan di akhir, tetapi kenyataannya, pemikiran dan pemahaman mereka yang sebenarnya berada di bagian pertama dari apa yang mereka katakan. Mereka merasa, "Meskipun aku tidak bersaing atau memperjuangkannya, aku tetap dipilih. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak boleh mengecewakan semua orang dan harus berupaya sekuat tenaga!" Bagaimana mereka berupaya sekuat tenaga? Pada hari pertama bekerja, mereka meminta para pengawas dari setiap kelompok untuk berkumpul, dan mereka menunjukkan sikap dan energi tertentu. Energi seperti apa? Mereka bertindak dengan cepat dan tegas, serta bersungguh-sungguh dengan ucapannya, ingin sekali membuat awal yang mengesankan. Pertama, mereka berusaha menunjukkan kepada semua orang betapa cakapnya mereka, lalu berusaha membuat orang-orang mengenali dan meninggalkan pendahulunya. Mereka berkata: "Hari ini, mari kita luangkan waktu terlebih dahulu untuk menganalisis pendahuluku, misalnya, cara yang dia gunakan untuk mengekang orang, aspek-aspek pekerjaan di mana dia melakukan kesalahan atau kelalaian, dan sebagainya—kita bisa mempersekutukan semua hal ini. Setelah kita selesai mempersekutukannya, dan engkau semua memiliki pemahaman yang jelas tentang pemimpin sebelumnya, mampu meninggalkannya, tidak lagi terkekang olehnya, dan tidak lagi mendambakannya, barulah engkau semua bisa dianggap memiliki pemahaman, serta setia dan tunduk kepada tuhan. Pada pertemuan hari ini, kita akan memulai dengan mengkritik antikristus dan pemimpin palsu sebelumnya. Mari kita ungkapkan segala sesuatu tentang dia." Menanggapi hal ini, semua orang mengatakan bahwa mereka sudah mempersekutukan hal tersebut dan mengenali pendahulu mereka adalah antikristus dan pemimpin palsu, jadi tidak ada yang perlu diungkapkan. Namun, para pemimpin baru ini tidak setuju, lalu mereka mulai memilih orang-orang tertentu dan meminta mereka untuk menyampaikan persekutuan. Beberapa persekutuan dari orang-orang tersebut tidak membuat mereka puas sehingga mereka meminta salah satu dari saudara-saudari yang paling dekat dengan pemimpin sebelumnya untuk mengungkapkannya dan menganalisisnya. Namun, setelah mendengar persekutuan tersebut, para pemimpin baru ini berpikir, "Orang ini tidak mengenali pendahuluku dan mereka juga belum meninggalkannya. Tampaknya, dia masih memiliki tempat di hati orang ini. Itu tidak akan berhasil sama sekali; sekarang aku harus memikirkan cara untuk sepenuhnya mengungkapkan pendahuluku." Setelah itu, mereka meminta seseorang yang paling menentang pemimpin sebelumnya untuk berdiri dan mengungkap tentang dia. Begitu orang itu mengungkapkan pemimpin sebelumnya, mereka merasa puas dan menganggap orang tersebut layak dibina. Apa yang ingin mereka bina? Mereka ingin membina seorang kaki tangan dan memperkuat kekuasaannya sendiri. Inilah yang terjadi pada pertemuan pertama. Lalu apakah mereka mampu mencapai tujuannya setelah pertemuan ini? Tidak sepenuhnya atau tidak secepat itu. Apa yang mereka rencanakan di dalam hati mereka? "Tidak ada hal yang lebih sulit dipahami dan lebih jahat daripada hati manusia. Aku harus memastikan pendapat tiap orang tentang pendahuluku dan betul-betul mengetahui pendapat mereka tentang diriku, apakah mereka tahu tentang masa laluku dan seluk beluk tentang diriku, dan pada akhirnya, aku harus menunjukkan kepada mereka semua bahwa aku bukanlah orang yang bisa dipermainkan. Namun, aku harus memilih metode dan taktikku dengan cermat. Aku tidak boleh mengungkapkan maksudku; aku harus menyembunyikannya." Lalu dari manakah pemikiran, metode kerja, dan motif ini berasal? Natur Iblis mereka. Apakah engkau semua memiliki perwujudan semacam itu? Pada hari engkau semua dipilih sebagai pemimpin atau pekerja, engkau mungkin telah memulainya dengan memperingatkan dirimu sendiri untuk tidak memilih jalan yang salah, tidak menempuh jalan antikristus atau pemimpin palsu. Engkau mungkin telah memberi tahu dirimu sendiri bahwa engkau harus melepaskan status, tidak bekerja demi ketenaran, keuntungan, atau status pribadimu, atau didorong oleh keinginan saat engkau bekerja, melainkan bekerja keras untuk melaksanakan tugasmu dan setia kepada Tuhan. Namun, seiring berjalannya waktu, ada orang-orang yang tidak dapat menahan diri, dan begitu mereka berbicara atau bertindak, tujuan mereka menjadi sangat jelas—mereka langsung berusaha untuk memperkuat statusnya dan memenangkan hati orang. Begitu ada yang memperlihatkan sedikit saja tanda ketidakpuasan atau penentangan, mereka merasa terganggu. Meskipun mereka mungkin tidak secara terbuka mengucilkan atau menyerang orang tersebut, di lubuk hatinya, mereka sangat membencinya. Bagaimanakah mereka menunjukkan rasa benci ini? (Mereka mengabaikan orang tersebut.) Mengabaikan mereka adalah perwujudan yang samar, jadi tindakan spesifik apa yang berhubungan dengan rasa benci ini? Misalnya, mereka mempersilakan orang-orang yang mereka sukai untuk duduk di depan mereka saat pertemuan, dan mereka mencari alasan untuk menempatkan orang-orang yang tidak mereka sukai di pinggir. Apakah hal ini sebuah serangan? (Ya.) Ini adalah awal dari serangan mereka. Mereka sedang mengambil tindakan, bukan? (Ya.) Tindakan memang lebih berat dan lebih kejam daripada kata-kata maupun pemikiran. Mengapa tindakan lebih kejam? Memikirkan sesuatu tetapi tidak mengambil tindakan—hal ini hanya sebatas pikiran dan gagasan seseorang. Namun, begitu ada tindakan, itu menjadi sebuah fakta. Ketika hal tersebut menjadi perilaku, itu bukan sekadar watak rusak Iblis, melainkan perbuatan jahat. Setelah orang-orang dipilih menjadi pemimpin, mereka membawa keinginan, aspirasi, dan impian pribadinya ke dalam pekerjaan yang mereka lakukan dan tugas yang mereka laksanakan. Namun, apa perwujudan umum dari semua manusia yang memiliki watak rusak Iblis? Apa persamaan yang mereka semua miliki? Mereka berusaha meraih kekuasaan dan memperkuat statusnya sendiri. Dengan cara apa mereka berusaha meraih kekuasaan? Pertama, mereka mengamati secara berkelompok orang-orang yang berusaha menjilat dan mendekati mereka. Kemudian secara aktif mendekati orang-orang tersebut, baik melalui sanjungan atau pemberian sedikit bantuan, mereka menjalin hubungan dan mendekatkan diri dengan orang-orang ini agar memiliki kesamaan preferensi, minat, ambisi, atau natur yang sama dengan mereka—menjadi pengikut setia dan bergabung dengan mereka. Apa tujuannya membuat orang-orang ini bergabung dengan mereka? Untuk memperkuat statusnya dan memperluas ruang lingkup kekuatannya. Setelah mendapatkan kekuasaan, itu bukan hanya soal mereka menjadi penentu keputusan, lalu selesai—mereka juga ingin mendapatkan lebih banyak orang untuk mengikuti, mendukungnya, dan berbicara atas nama mereka. Dengan cara ini, sekalipun mereka mengatakan sesuatu yang salah, melakukan hal-hal yang buruk, atau menyerang dan membatasi orang lain, tetap akan ada orang-orang yang mengikuti perintah mereka dan menyetujui tindakan mereka. Inilah tujuannya. Kemudian, jika suatu hari nanti, Yang di Atas menyingkapkan masalah dalam dirinya dan mengganti mereka, akan tetap ada orang-orang yang berusaha sekuat tenaga untuk berbicara atas nama mereka, yang datang untuk membela dan berusaha melindungi reputasi mereka. Metode apa yang digunakan antikristus dalam tindakannya untuk mencapai hasil semacam ini? Memenangkan hati orang. Mereka menggunakan metode memenangkan hati orang untuk memperkuat statusnya dan memperluas ruang lingkup kekuatannya. Ini adalah salah satu metode yang digunakan antikristus untuk meraih kekuasaan.
Berikut teknik-teknik yang digunakan antikristus untuk memperkuat statusnya. Teknik pertama adalah memenangkan hati orang dan teknik kedua adalah menyerang dan mengucilkan para pembangkang. Memenangkan hati orang berarti mereka menggunakan metode untuk memenangkan orang-orang yang menjilat, yang mendekat kepada mereka, yang memercayai, dan yang mengikuti mereka tanpa peduli apakah mereka benar atau salah. Menyerang dan mengucilkan para pembangkang berarti mereka menganggap semua orang yang memahami kebenaran, dan yang pada akhirnya mampu mengenali mereka, yang tidak mau mengikuti mereka, dan yang menjauh dari mereka, sebagai musuh. Mereka memandang orang-orang ini sebagai batu sandungan dan duri dalam daging, maka teknik yang digunakan antikristus terhadap orang-orang ini adalah menyerang dan mengucilkan mereka. Sebagai contoh, katakanlah seorang antikristus mendapati bahwa setiap kali mereka menyampaikan persekutuan, orang-orang sangat antusias dengan menulis catatan dan merekamnya menggunakan alat perekam. Hanya ada satu saudari muda yang tidak pernah mencatat atau mengutarakan pendapatnya. Jadi, mereka berpikir: "Apakah dia memiliki masalah denganku? Atau apakah dia menganggap aku tidak menyampaikan persekutuan dengan baik? Terlebih lagi, setiap kali aku tiba, orang lain menyapaku dan mengangguk padaku dengan ramah, menuangkan air minum untukku dan menawari tempat duduk, tetapi dia tidak pernah memperlakukanku seperti itu. Sepertinya dia tidak tunduk padaku—aku harus memikirkan cara dan mencari kesempatan untuk memberinya pelajaran! Kesempatan seperti apa yang harus aku cari? Aku akan memberinya tugas untuk menangani suatu hal yang hasilnya pasti buruk—dengan begitu, aku punya alasan untuk menceramahinya. Ini adalah kesempatan terbaikku agar dia tunduk padaku." Pada akhirnya, mereka menugaskan saudari ini untuk bekerja di suatu tempat yang berbahaya. Mereka berpikir: "Aku akan memintanya pergi dan mengabarkan Injil ke pendeta religius tua yang agak bejat dan tidak mau menerima kebenaran. Lihat saja apakah dia mampu mengubah pendeta itu. Apa yang akan dia katakan kepada dirinya sendiri jika dia gagal? Jika dia tidak tunduk padaku, aku akan mengeluarkannya!" Kemudian, mereka berkata kepadanya: "Saat ini, sebagian besar saudara-saudari lainnya berharap besar darimu. Engkau telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun dan memahami banyak kebenaran. Ada seorang pendeta religius yang mengetahui Alkitab dengan baik, dan engkaulah orang yang paling tepat untuk menemuinya dan mengabarkan Injil kepadanya." Ketika saudari ini bertemu dengan pendeta itu, si pendeta melihat bahwa dia masih muda dan cantik, kemudian mulai menyukainya—bahkan dia memberi sedikit kebebasan kepadanya. Setelah kembali, saudari ini berkata bahwa dia tidak mau kembali ke tempat itu lagi. Kemudian, antikristus menjawab: "Gereja sudah menugaskanmu untuk mengabarkan Injil kepadanya. Ini sudah menjadi tugasmu, engkau harus pergi!" Setelah mendengarnya, tidak ada pilihan baginya selain mematuhinya. Akibatnya, dia menangis setiap kali selesai berkunjung. Pemimpin ini mampu melakukan hal-hal seperti itu untuk menyerang dan membalas dendam terhadap orang lain. Orang macam apakah ini? Orang jahat. Seandainya mereka perempuan, apakah mereka bersedia pergi dalam situasi seperti itu? (Tidak.) Tentu saja tidak. Mereka akan menghindarinya lebih dari siapa pun. Mereka tahu orang-orang yang tidak mereka senangi, yang mudah dijadikan sasaran, yang tidak tunduk pada mereka, yang tidak menjilat mereka, dan kemudian mencari kesempatan untuk menyusun rencana licik terhadap orang-orang tersebut dan membalas dendam kepada mereka. Katakan kepada-Ku, ketika seseorang memiliki niat buruk dan jahat, bukankah mereka mampu melakukan semua hal yang mengerikan? Bagaimanakah niat buruk dan jahat ini muncul? Salah satu alasan utamanya adalah esensi natur mereka sudah sangat buruk dan jahat, dan alasan lainnya adalah mereka tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Jika manusia tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, tidak ada satu pun hal yang mereka takuti; mereka tidak hanya akan mencelakai orang lain, tetapi juga melakukan hal-hal seperti menghakimi dan menjual Tuhan—bagi mereka, mencelakai orang bukanlah hal yang sulit. Sesering apa pun mereka mencelakai orang, mereka akan menganggapnya masalah sepele; mereka tidak memiliki simpati terhadap orang lain, dan hatinya sangat kejam. Lalu apa tujuan antikristus ini ketika mereka mendorong saudari muda ini ke dalam situasi yang sulit tersebut? Mereka tidak melakukannya untuk mengabarkan Injil dan mendapatkan orang-orang; tujuannya hanya untuk menyiksanya. Orang macam apakah yang mereka siksa? Jika orang itu menuruti dan mematuhi mereka, akankah mereka menyiksa orang itu? Tidak akan. Jadi, mengapa saudari ini harus menerima perlakuan seperti itu? (Karena dia tidak tunduk pada mereka.) Karena dia tidak tunduk, tidak menjilat, tidak mengikuti perintah mereka, atau tidak menganggap mereka penting, dan justru meremehkannya, dia diperlakukan seperti itu dan akhirnya dicelakai. Ketika antikristus mencelakai orang dengan cara seperti itu, bagaimanakah biasanya reaksi orang yang tingkat pertumbuhannya kecil dan tidak memahami kebenaran? Mereka akan berpikir: "Pejabat daerah memiliki kewenangan yang lebih besar daripada pejabat di tingkat pusat. Saat ini, kita berada di bawah kendali orang ini, jadi kita harus mengikuti apa yang mereka katakan dan pergi ke mana pun yang mereka perintahkan. Bagaimanapun orang lain bertindak terhadap mereka, begitulah seharusnya kita bertindak terhadap mereka. Kita mesti bersatu dengan kelompok ini. Kita harus menjilat mereka dengan cara yang sama seperti yang dilakukan orang lain, kita harus melakukannya dengan lebih baik, dan lebih penuh perhatian daripada orang lain. Hanya dengan begitu, kita bisa menjauhkan pemimpin ini dari kita. Pemimpin ini tidak mudah dilayani—kita tidak boleh macam-macam dengan mereka!" Bukankah ini justru hasil yang ingin dilihat oleh antikristus? (Ya.) Dalam hal ini, mereka telah mencapai tujuannya. Bukankah ini sama seperti teknik yang digunakan Iblis untuk mengeksploitasi manusia? (Ya.) Apa yang ditunjukkan oleh hal ini? Tindakan mereka merepresentasikan Iblis. Mereka sudah menjadi saluran dan wakil Iblis; mereka bertindak atas nama Iblis. Apakah melaksanakan tugas dengan cara seperti itu merupakan pelaksanaan tugas yang sebenarnya? Apakah itu melayani Tuhan? (Tidak.) Pemimpin seperti itu tidak layak disebut pemimpin—mereka adalah orang jahat dan Iblis.
Begitu antikristus menjadi pemimpin, hal pertama yang mereka lakukan adalah berusaha memenangkan hati orang, membuat orang-orang meyakini, memercayai, dan mendukung mereka. Ketika statusnya aman, mereka mulai menjadi tidak normal. Untuk melindungi status dan kekuasaannya, antikristus mulai menyerang dan mengucilkan para pembangkang. Terhadap para pembangkang—terutama terhadap orang-orang yang mengejar kebenaran—antikristus akan mengupayakan segala hal, menggunakan metode yang mantap, tepat, dan kejam untuk menindas, menyerang, dan menyiksa para pembangkang. Mereka baru merasa tenang setelah menjatuhkan dan memfitnah siapa pun yang mengancam status mereka. Setiap antikristus pasti seperti ini. Apa tujuan mereka menggunakan berbagai macam taktik yang amat banyak ini untuk memenangkan dan menindas orang-orang? Tujuan mereka adalah memperoleh kekuasaan, memperkuat status mereka, menyesatkan, dan mengendalikan orang-orang. Apa yang ditunjukkan oleh niat dan motif antikristus? Mereka ingin membangun kerajaan sendiri, mereka ingin melawan Tuhan. Esensi semacam ini jauh lebih menyedihkan daripada watak yang rusak: Ambisi dan rencana jahat Iblis telah sepenuhnya tersingkap. Ini bukanlah sekadar masalah penyingkapan watak yang rusak. Sebagai contoh, ketika seseorang bersikap sedikit congkak dan merasa diri benar, atau terkadang sedikit licik dan suka berbohong, ini hanyalah perwujudan watak yang rusak. Sementara itu, segala hal yang antikristus lakukan bertujuan untuk memenangkan hati orang, menyerang dan mengucilkan para pembangkang, memperkuat status mereka, memperoleh kekuasaan, dan mengendalikan orang-orang. Apa natur dari tindakan ini? Apakah mereka sedang menerapkan kebenaran? Apakah mereka memimpin umat pilihan Tuhan untuk masuk ke dalam firman Tuhan dan datang ke hadirat Tuhan? (Tidak.) Lalu, apa yang mereka lakukan? Mereka bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan umat pilihan-Nya, bersaing untuk memenangkan hati orang, dan berusaha membangun kerajaan mereka sendiri. Siapa yang seharusnya ada di hati setiap orang? Seharusnya ada tempat bagi Tuhan. Namun, apa pun yang antikristus lakukan sangat bertolak belakang dengan hal tersebut. Mereka tidak membiarkan Tuhan atau kebenaran memiliki tempat di hati manusia. Sebaliknya mereka menginginkan manusia, pemimpin yang seperti mereka, dan agar Iblis memiliki tempat di hati manusia. Begitu antikristus menyadari bahwa mereka tidak memiliki tempat di hati seseorang, orang tersebut tidak memperlakukan mereka layaknya pemimpin, antikristus menjadi sangat kesal dan mungkin akan berusaha menindas dan menyiksa orang itu. Apa pun yang antikristus lakukan dan ucapkan hanya seputar status dan reputasi mereka, dan bertujuan untuk membuat orang-orang menghormati mereka, membuat orang-orang iri dan memuja mereka—bahkan membuat orang-orang takut kepada mereka. Antikristus menginginkan umat pilihan Tuhan memperlakukan mereka layaknya Tuhan dengan beranggapan, "Di gereja mana pun aku berada, orang-orang harus mendengarkanku, mereka harus mengikuti petunjuk dariku. Siapa pun yang melaporkan suatu masalah kepada yang di atas, itu harus melalui aku, mereka hanya diperbolehkan untuk membuat laporan kepadaku, bukan langsung ke yang di atas. Jika ada yang berkata 'tidak' kepadaku, aku akan menghukumnya, sehingga semua orang yang memandangku merasa takut, merasa ngeri, dan gentar di dalam hatinya. Terlebih lagi, jika aku memberikan perintah atau menyatakan sesuatu, tak seorang pun yang boleh menentangnya; apa pun perkataanku, mereka harus mematuhinya. Mereka harus benar-benar mendengarkanku, mereka harus mematuhiku dalam segala hal, dan aku harus menjadi penentu keputusan di sana." Seperti inilah nada bicara antikristus, inilah suara antikristus, inilah cara yang digunakan antikristus untuk menguasai gereja. Jika umat pilihan Tuhan melakukan apa yang mereka katakan dan menaatinya, bukankah gereja semacam ini akan menjadi kerajaan antikristus? Mereka berkata, "Pengaturan pekerjaan yang dikeluarkan oleh yang di atas harus dikaji ulang olehku, aku harus bertanggung jawab atas engkau semua, aku harus menjadi orang yang menganalisis benar atau salah, hasil akhirnya ada di tanganku. Engkau semua tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup, dan engkau tidak cukup memenuhi syarat. Aku adalah pemimpin gereja dan segala keputusan ada di tanganku." Bukankah orang-orang yang mengatakan hal ini sangatlah angkuh? Mereka begitu congkak sehingga tidak memiliki nalar sama sekali! Bukankah mereka mencoba membangun kerajaan sendiri? Orang macam apakah yang akan berusaha menciptakan kerajaannya sendiri? Bukankah mereka adalah antikristus yang sesungguhnya? Bukankah segala hal yang antikristus katakan dan lakukan bertujuan untuk melindungi status mereka sendiri? Bukankah mereka sedang berusaha menyesatkan dan mengendalikan orang-orang? Mengapa mereka dijuluki antikristus? Apa arti dari kata "anti"? Artinya adalah pertentangan dan kebencian. Kata ini bermakna permusuhan terhadap Kristus, permusuhan terhadap kebenaran, dan permusuhan terhadap Tuhan. Apa arti dari kata "permusuhan"? Kata ini berarti berdiri di pihak yang berlawanan, memperlakukanmu sebagai musuh, seolah-olah dipenuhi dengan kebencian yang sangat besar dan mendalam; kata ini bermakna penentangan sepenuhnya terhadapmu. Seperti itulah mentalitas antikristus dalam memperlakukan Tuhan. Sikap apakah yang dimiliki orang-orang yang membenci Tuhan tersebut terhadap kebenaran? Apakah mereka mampu mencintai kebenaran? Apakah mereka mampu menerima kebenaran? Sama sekali tidak. Oleh karena itu, mereka yang menentang Tuhan adalah orang-orang yang membenci kebenaran. Hal pertama yang ditunjukkan oleh mereka adalah penolakan dan kebencian terhadap kebenaran. Begitu mereka mendengar kebenaran atau firman Tuhan, muncul kebencian di hati mereka, dan ketika ada orang yang membacakan firman Tuhan kepada mereka, ekspresi marah dan murka muncul di wajahnya, serupa dengan ketika firman Tuhan dibacakan kepada setan saat orang-orang mengabarkan Injil. Dalam hatinya, orang-orang yang menolak dan membenci kebenaran merasakan ketidaksukaan yang mendalam terhadap firman Tuhan dan kebenaran, sikap mereka adalah sikap penentangan, dan mereka bahkan sampai membenci siapa pun yang membacakan firman Tuhan atau menyampaikan persekutuan tentang kebenaran kepada mereka, bahkan memperlakukan orang tersebut sebagai musuh. Mereka sangat tidak suka terhadap berbagai kebenaran dan hal-hal positif. Semua kebenaran seperti ketundukan kepada Tuhan, melakukan tugas dengan loyal, menjadi orang yang jujur, mencari kebenaran dalam segala hal, dan sebagainya—apakah mereka memiliki sedikit saja kerinduan atau kasih yang personal? Tidak, sama sekali tidak. Oleh karena itu, dengan esensi natur yang seperti ini, mereka sudah berdiri di pihak yang menentang kebenaran dan menentang Tuhan. Tanpa ragu-ragu, di lubuk hatinya, orang-orang semacam ini tidak mencintai kebenaran atau hal positif, mereka bahkan muak akan kebenaran dan membencinya. Sebagai contoh, orang-orang yang menjadi pemimpin harus mau menerima pendapat yang berbeda dari saudara-saudarinya, mereka harus mau membuka diri dan mengungkapkan diri mereka yang sebenarnya kepada saudara-saudarinya, dan mau menerima teguran dan tidak boleh menegaskan statusnya. Apa pendapat antikristus tentang semua cara penerapan yang benar ini? Mereka akan berkata, "Jika aku mendengarkan pendapat saudara-saudari, apakah aku akan tetap menjadi pemimpin? Apakah aku akan tetap memiliki status dan gengsi? Jika aku tidak memiliki gengsi, pekerjaan apa yang bisa aku lakukan?" Inilah tepatnya watak yang dimiliki antikristus; mereka tidak menerima kebenaran, bahkan dalam bentuk yang paling kecil sekalipun, makin benar suatu cara penerapan, makin mereka menentangnya. Antikristus tidak menerima bahwa bertindak sesuai dengan prinsip merupakan penerapan kebenaran. Apa pendapat mereka tentang menerapkan kebenaran? Antikristus menganggap bahwa mereka harus menggunakan persekongkolan, tipu muslihat, dan kekerasan terhadap semua orang, bukannya mengandalkan firman Tuhan, kebenaran, atau kasih. Segala cara dan jalan mereka itu jahat. Semua ini menggambarkan esensi natur antikristus. Semua motif, pendapat, pandangan, dan niat yang sering kali mereka singkapkan merupakan watak penolakan dan kebencian terhadap kebenaran, yang merupakan esensi natur antikristus. Lalu, apa artinya berdiri di pihak yang menentang kebenaran dan menentang Tuhan? Ini berarti membenci kebenaran dan hal-hal positif. Sebagai contoh, ketika seseorang berkata, "Sebagai makhluk ciptaan, seseorang harus memenuhi tugas sebagai makhluk ciptaan. Apa pun yang Tuhan katakan, manusia harus tunduk, karena kita adalah makhluk ciptaan", bagaimana pendapat antikristus? "Tunduk? Memang benar jika aku adalah makhluk ciptaan, tetapi untuk tunduk, tergantung pada situasinya. Yang pertama dan yang paling utama, itu harus bermanfaat bagiku, aku tidak mau dirugikan dan kepentinganku harus diutamakan. Jika ada upah dan berkat besar yang bisa diperoleh, aku mau tunduk. Namun, kalau tidak ada upah dan tempat tujuannya, mengapa aku harus tunduk? Aku tidak mau tunduk." Ini adalah sikap yang tidak menerima kebenaran. Ketundukan mereka kepada Tuhan bersyarat, dan jika persyaratannya tidak dipenuhi, mereka bukan saja tidak mau tunduk, melainkan juga cenderung melawan dan menentang Tuhan. Sebagai contoh, Tuhan meminta manusia untuk bersikap jujur, tetapi antikristus ini menganggap bahwa hanya orang bodoh yang mau jujur, dan orang cerdas tidak akan berusaha untuk jujur. Apa esensi dari sikap seperti itu? Itu adalah kebencian terhadap kebenaran. Sikap ini adalah esensi antikristus, dan esensi mereka menentukan jalan yang mereka tempuh, dan jalan yang mereka tempuh menentukan segala hal yang mereka lakukan. Ketika antikristus memiliki esensi natur kebencian terhadap kebenaran dan Tuhan, hal-hal apa saja yang cenderung mereka lakukan? Mereka cenderung berusaha untuk memenangkan hati orang, menyerang dan mengucilkan para pembangkang, serta menyiksa orang-orang. Tujuan yang ingin mereka capai dengan melakukan semua hal ini adalah untuk memegang kekuasaan, mengendalikan umat pilihan Tuhan, dan membangun kerajaan mereka sendiri. Itu sudah pasti. Siapa pun yang setelah memiliki status tidak mampu tunduk sepenuhnya kepada Tuhan, tidak mampu mengikuti Tuhan, atau mengejar kebenaran, adalah seorang antikristus.
Apa yang dilakukan antikristus saat melakukan tugas pemimpin? Kita baru saja membahas tentang bagaimana mereka berusaha memenangkan hati orang dan juga menyerang dan mengucilkan para pembangkang, tetapi antikristus sama-sama memiliki perwujudan lain—bagaimana sikap mereka terhadap orang-orang yang mengejar kebenaran? (Benci.) Apa yang membuat mereka berbuat demikian? Apakah mereka membenci orang-orang tersebut begitu saja? Tidak, mereka mencari cara untuk mengucilkan dan menindasnya. Antikristus menyerang dan mengucilkan para pembangkang. Mereka ini mungkin tergolong orang-orang yang agak bingung, yang tidak tahu cara menjilat orang lain, atau memanfaatkan falsafah duniawi. Mereka juga bisa menjadi orang-orang yang relatif bersemangat dan cukup giat dalam mengejar kebenaran. Jadi, apa teknik ketiga yang digunakan antikristus? Mereka mengucilkan dan menyerang orang yang mengejar kebenaran. Ada satu lagi: Mereka berusaha mendapatkan tempat di hati orang-orang. Disebut apa ini? (Menempati hati orang-orang.) Inilah yang ingin mereka capai. Cara apa yang mereka gunakan untuk melakukannya? (Mereka meninggikan dan memberikan kesaksian tentang diri mereka sendiri.) Dan apa tujuan antikristus dalam meninggikan dan memberikan kesaksian tentang dirinya sendiri? Tujuannya adalah menempati hati orang-orang dan mengendalikannya. Hal-hal seperti apa yang biasanya dibahas orang-orang ketika mereka meninggikan dan memberikan kesaksian tentang diri sendiri? Salah satunya adalah kualifikasi mereka. Sebagai contoh, ada orang-orang yang membicarakan tentang bagaimana mereka telah menjamu sejumlah pemimpin gereja tingkat atas. Ada yang bahkan berkata, "Aku menjamu Tuhan itu Sendiri, dan Dia sangat baik kepadaku—Aku pasti akan disempurnakan." Apa maksud mereka dengan hal tersebut? (Mereka berusaha membuat orang lain mengaguminya.) Mereka memiliki tujuan saat mengatakan hal tersebut. Yang lain berkata, "Aku telah berinteraksi dengan Yang di Atas, mereka memiliki pendapat yang cukup tinggi tentang diriku dan mendorongku untuk bekerja keras dalam pengejaranku." Sebenarnya, tak seorang pun yang mengetahui pendapat Yang di Atas tentang mereka. Sebagian orang terlalu membesar-besarkan sesuatu dan bahkan terkadang mengarang cerita. Mereka tidak akan tahu apa yang harus dilakukan jika sekelompok orang berkumpul untuk membuktikan dan memeriksa cerita mereka. Yang di Atas mungkin akan berkata kepada seseorang, "Engkau memiliki kualitas yang baik dan kemampuan pemahaman. Engkau harus berlatih menulis kesaksian pengalamanmu. Setelah engkau memiliki pengalaman hidup, engkau bisa menjadi seorang pemimpin." Apa implikasinya di sini? Meskipun orang ini berbakat, mereka masih perlu berlatih dan mengalami hal-hal untuk sementara waktu. Ketika orang itu berlagak dan memamerkan diri sebelum berlatih atau mendapatkan pengalaman, apa natur dari hal tersebut? Mereka congkak, sombong, dan telah kehilangan nalarnya, bukan? Sekalipun Saudara Yang di Atas berkata bahwa orang ini memiliki kualitas dan berbakat, itu sekadar memberi mereka dorongan dan penilaian. Apa tujuan orang tersebut memamerkan diri seperti itu? Tujuannya adalah agar orang-orang mengagumi dan memujanya. Mereka pada dasarnya berkata, "Lihatlah—Saudara Yang di Atas mengagumiku, jadi mengapa engkau tidak? Setelah aku memberitahukan hal ini kepadamu, engkau juga seharusnya mengagumiku." Inilah tujuan yang ingin mereka capai. Ada juga yang berkata, "Dulu, aku adalah pemimpin. Aku adalah pemimpin dari suatu wilayah, suatu daerah, sebuah gereja—Aku berulang-kali jatuh dari tangga jabatan, lalu bangkit lagi—aku pernah dipromosikan dan diturunkan dari jabatan berkali-kali. Pada akhirnya, surga tersentuh dengan ketulusanku. Kini, aku kembali menjadi pemimpin tingkat atas, dan aku tidak pernah sekali pun bersikap negatif." Ketika engkau bertanya mengapa mereka tidak pernah bersikap negatif, mereka menjawab, "Aku yakin bahwa pada akhirnya, emas murni ditakdirkan untuk berkilau." Ini adalah kesimpulan yang mereka buat. Apakah ini kenyataan kebenaran? (Tidak.) Jika itu bukan kenyataan kebenaran, lalu apa? Itu adalah teori yang aneh; kita juga bisa menganggap bahwa itu adalah kekeliruan. Apa konsekuensinya jika mereka berbicara seperti itu? Sebagian orang mungkin berpendapat, "Orang ini benar-benar mengejar kebenaran. Mereka tidak menjadi negatif setelah dipromosikan dan diturunkan berkali-kali. Sekarang, mereka telah diangkat kembali sebagai pemimpin—emas murni pasti akan berkilau. Mereka hanya perlu menunggu waktu untuk disempurnakan." Bukankah ini yang ingin mereka tuju? Pada kenyataannya, memang inilah tujuan mereka. Bagaimanapun cara antikristus berbicara, itu selalu membuat orang mengagumi dan memuja mereka, untuk menempati tempat tertentu di hati mereka, bahkan untuk mengambil posisi Tuhan di sana—semua ini adalah tujuan yang ingin dicapai antikristus ketika mereka bersaksi tentang diri mereka sendiri. Setiap kali motivasi di balik apa yang orang katakan, khotbahkan, dan persekutukan adalah untuk membuat orang lain berpikir tinggi tentang mereka dan memuja mereka, perilaku seperti itu adalah meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri, hal ini dilakukan agar mendapat tempat di hati orang lain. Meskipun cara orang-orang ini berbicara tidak sepenuhnya sama, dalam tingkatan yang lebih besar atau lebih kecil, mereka memiliki dampak yang memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri dan membuat orang lain memuja mereka. Perilaku seperti itu ada pada hampir semua pemimpin dan pekerja dengan tingkatan yang berbeda-beda. Jika mereka mencapai titik tertentu di mana mereka tidak dapat menahan diri atau sulit untuk mengendalikan dirinya sendiri, dan mereka memendam niat dan tujuan yang sangat kuat dan jelas, ingin membuat orang-orang memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah Tuhan atau berhala sehingga bisa mencapai tujuan mereka untuk mengekang dan mengendalikan orang lain, dan membuat orang lain menaati dan memuja mereka, maka natur dari semua ini adalah meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri, dan ada sifat-sifat antikristus di dalamnya. Cara apa yang biasanya orang gunakan untuk meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri? (Mereka membicarakan tentang modal.) Apa sajakah yang termasuk membicarakan tentang modal? Membicarakan tentang berapa lama mereka telah percaya kepada Tuhan, seberapa besar penderitaan yang telah mereka alami, seberapa besar harga yang telah mereka bayar, seberapa banyak pekerjaan yang telah mereka lakukan, seberapa jauh perjalanan yang telah mereka tempuh, serta berapa banyak orang yang telah mereka dapatkan, dan seberapa besar penghinaan yang telah mereka tanggung selama mengabarkan Injil. Beberapa orang juga sering kali membicarakan tentang berapa kali mereka ditangkap dan dijebloskan ke penjara tanpa pernah mengkhianati gereja atau saudara-saudari, serta teguh dalam kesaksian mereka, dan sebagainya; semua hal ini termasuk berbicara tentang modal. Dengan kedok melakukan pekerjaan gereja, mereka menjalankan usahanya sendiri, memperkuat status, membangun kesan yang baik tentang diri mereka di hati orang-orang. Pada saat yang sama, mereka menggunakan berbagai macam metode dan tipu daya untuk memenangkan hati orang, bahkan sampai menyerang dan mengucilkan siapa pun yang memiliki pandangan yang berbeda dengan mereka, khususnya melakukan segala hal yang mereka bisa untuk mengucilkan dan menindas mereka yang mengejar kebenaran dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip. Dan terhadap mereka yang bodoh dan dungu, bingung dalam iman mereka, serta orang-orang yang belum lama percaya kepada Tuhan, dan yang tingkat pertumbuhannya kecil, metode apa yang mereka gunakan pada orang-orang ini? Mereka menyesatkan, membujuk dan bahkan mengancam orang-orang tersebut, menggunakan strategi-strategi ini untuk mencapai tujuan mereka, yakni memperkuat status mereka. Semua ini adalah taktik antikristus.
Hal semacam ini sering terjadi di gereja-gereja: sebagian saudara-saudari mendengarkan khotbah dan persekutuan di mana Yang di Atas mengatakan bahwa jika seorang pemimpin atau pekerja melakukan sesuatu yang melanggar pengaturan kerja rumah Tuhan, umat pilihan Tuhan berhak melaporkannya. Setelah mendengar hal ini dan mengetahui bahwa seorang pemimpin di gereja mereka bekerja dengan jalan yang tidak sesuai dengan pengaturan kerja, beberapa dari mereka memutuskan bahwa mereka mau melaporkan pemimpin tersebut. Kemudian, pemimpin itu mengetahui tentang hal ini, dan berpikir dalam hatinya, "Ternyata, masih ada orang-orang yang berani melaporkanku. Betapa beraninya mereka! Siapakah orang-orang ini?" Selanjutnya, mereka menyelidiki setiap orang dari antara beberapa puluh jemaat gereja. Sampai sejauh mana mereka melakukan penyelidikan ini? Mereka mencari tahu usia setiap orang, berapa lama mereka telah percaya kepada Tuhan, tugas apa yang telah mereka lakukan di masa lalu, apa tugas mereka saat ini, dengan siapa mereka berhubungan, apakah mereka dapat melakukan kontak dengan Yang di Atas atau tidak, dan seterusnya. Mereka mencari semua hal ini, mengerahkan upaya yang begitu besar dalam melakukannya. Setelah penyelidikan mereka yang menyeluruh selesai, mereka mendapati dua atau tiga orang tampak mencurigakan, jadi pada pertemuan berikutnya, pemimpin tersebut menyampaikan khotbah yang secara spesifik menargetkan masalah ini. Mereka berkata, "Orang harus memiliki hati nurani. Dalam imanmu kepada tuhan, siapa yang telah memimpinmu hingga saat ini? Engkau sekarang memahami begitu banyak kebenaran; jika aku tidak mengadakan pertemuan dan bersekutu denganmu, dapatkah engkau memahami kebenaran-kebenaran ini? Gereja kita telah membawa masuk begitu banyak orang dengan mengabarkan Injil kepada mereka, dan pekerjaan Injil kita telah mencapai kemajuan yang luar biasa. Jika aku tidak berada di sini untuk mengarahkannya, akankah engkau semua mampu membawa seorang pun masuk? Lagipula, siapa yang seharusnya engkau ucapkan terima kasih untuk semua ini?" Beberapa orang merenungkan hal ini dan berpikir, "Tuhan-lah satu-satunya yang kepada-Nya aku harus berterima kasih; kontribusi apa yang telah dibuat manusia?" Namun kemudian, pemimpin itu melanjutkan, dengan berkata, "Jika aku tidak membawa kembali buku-buku firman tuhan ini untukmu, apakah engkau semua dapat memperolehnya? Tanpa aku yang mengatur pertemuan, akankah engkau semua dapat berkumpul? Manusia harus memiliki hati nurani! Jadi, jika engkau memiliki hati nurani, apa yang seharusnya kaulakukan? Ketika pemimpinmu sesekali melakukan kesalahan kecil, sebaiknya engkau tidak menyelidikinya terlalu mendalam. Dengan berfokus pada kekurangan mereka dan tidak mau melupakannya, apakah engkau berusaha menentang mereka? Jika masalah kecil terjadi, kita harus menanganinya secara internal. Apa gunanya membuat laporan? Mereka yang melaporkan masalah adalah orang-orang yang tidak kompeten dan memiliki tingkat pertumbuhan yang kecil. Apakah pantas melaporkan segala hal kepada yang di atas? Bagaimana mungkin yang di atas memiliki waktu untuk menyelesaikan masalah-masalah semacam itu? Jika permasalahan tersebut harus diselesaikan, pemimpin gerejalah yang harus menyelesaikannya. Tak bisakah segala hal dibahas secara tertutup? Apakah engkau harus melaporkan segala hal kepada yang di atas? Bukankah hal tersebut hanya akan mengganggu yang di atas? Dengar, jika engkau melaporkan suatu hal kepadaku, aku akan dengan tenang dan bersahabat mencari solusi tanpa memangkasmu. Namun, tahukah engkau sikap yang di atas jika engkau melaporkannya kepada mereka? Yang di atas tidak bisa dianggap remeh—mereka seperti singa dan elang. Apakah orang-orang dengan tingkat pertumbuhan yang kecil seperti kita mampu menjangkau tingkatan mereka? Tidak ada gunanya bagimu melaporkan masalah kepada yang di atas; engkau pasti akan dipangkas. Aku sudah mengalaminya berkali-kali; apakah seseorang dengan tingkat pertumbuhan yang kecil seperti dirimu mampu mengatasinya? Engkau bahkan mungkin akan berhenti percaya, dan siapakah yang akan menanggung akibatnya? Jika engkau ingin melaporkan sesuatu, engkau akan menanggung akibatnya. Ketika tiba waktunya, dan engkau dipangkas menjadi negatif serta lemah, jangan menyalahkanku. Jika engkau ingin membuat laporan, aku tidak akan menghentikanmu. Lakukan saja; aku akan melihat siapa yang melaporkannya!" Adakah orang yang berani melapor ketika pemimpin tersebut begitu mengintimidasi? (Tidak.) Sebagian orang mungkin ingin melaporkannya, tetapi tidak berani. Apakah orang-orang ini tidak berguna? Apa yang mereka takutkan? Bagaimana mereka bisa begitu takut dengan pemimpin tersebut? Sekalipun pemimpin itu ingin menyiksa mereka hingga mati, hidup mereka tidak berada di tangan pemimpin tersebut; bagaimana mungkin pemimpin itu berani menyiksa mereka tanpa izin Tuhan? Setelah mendengar beberapa kata yang menakutkan dari pemimpin tersebut, ada orang yang sangat takut untuk membuat laporan; mereka akan berpikir, "Tuhan tidak terlihat di mana pun. Apakah Yang di Atas akan menangani pemimpin itu jika aku membuat laporan? Bagaimana jika mereka tidak menanganinya—apakah pemimpin itu akan balas dendam terhadapku? Apakah aku kemudian masih bisa melakukan tugasku secara normal? Kalau begitu, aku tidak boleh mengajukan laporan. Selain itu, persoalan ini bukanlah urusanku. Belum ada orang yang melaporkannya, jadi mengapa aku harus melaporkannya?" Mereka akan mundur, tidak memiliki keberanian untuk membuat laporan. Apakah mungkin seorang antikristus menunjukkan belas kasihan kepada orang tersebut? (Tidak.) Apa yang akan antikristus lakukan terhadap mereka? Begitu mereka tahu dengan pasti siapa yang berencana melaporkannya, yang tidak sepemikiran dengan mereka, antikristus mulai beranggapan: "Engkau selalu berulah; engkau selalu ingin mengumbar ide yang muluk-muluk, engkau selalu berusaha menimbulkan masalah, selalu ingin melaporkan masalahku—sungguh memalukan! Engkau telah mencari kesempatan untuk menghubungi yang di atas agar engkau dapat melaporkan kepada mereka tentang situasiku. Sekarang, engkau mundur, engkau tidak berani melakukannya; tetapi siapa tahu, jika engkau menemukan kesempatan yang tepat, engkau mungkin tetap melaporkan aku. Oh, aku pasti akan menangkapmu!" Jadi, antikristus akan mencari alasan dan kesempatan untuk menghina orang tersebut, membuat saudara-saudari merasa benci terhadapnya. Lalu, antikristus akan memikirkan segala macam cara untuk menjebak, menyulut masalah dan merusak reputasinya. Lalu, apa yang dipikirkan orang-orang setelahnya? "Ini sangat buruk! Aku tidak mematuhi pemimpin, aku dengan sembrono mencoba melaporkan mereka, dan sekarang aku dibuat menderita. Aku harus mengingat pelajaran ini: aku tidak boleh menyinggung pemimpin sama sekali! Saat ini, pemimpin inilah yang menjadi penentu keputusan. Jika mereka mengatakan 'timur,' aku tidak boleh mengatakan 'barat'; jika mereka mengatakan 'satu,' aku tidak boleh mengatakan 'dua.' Aku harus melakukan apa pun yang diperintahkan pemimpin. Aku sama sekali tidak boleh menghubungi Yang di Atas untuk melaporkan masalah. Ini sangat serius! Aku telah dibuat menderita oleh pemimpin, dan Yang di Atas tidak mengetahuinya—siapa yang akan membelaku? Seperti yang mereka katakan, 'Pejabat daerah memiliki kewenangan yang lebih besar daripada pejabat di tingkat pusat!'" Orang-orang ini telah menjadi negatif. Mereka tidak percaya bahwa kebenaranlah yang berkuasa di rumah Tuhan, mereka juga tidak percaya bahwa Tuhan berdaulat atas segala sesuatu. Apakah orang-orang tersebut masih memiliki Tuhan di dalam hatinya? Tidak, mereka tidak memiliki Tuhan di dalam hatinya. Orang-orang ini tidak memiliki iman yang sejati kepada Tuhan, mereka ingin melaporkan masalah, tetapi mereka takut dengan orang jahat, mereka sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk mengenali kekuatan jahat, mereka telah dibuat menderita oleh orang jahat tersebut di tempat di mana orang jahat tersebut memegang kekuasaan, dan mereka telah menjadi orang yang tidak berguna. Awalnya, orang-orang ini memiliki sedikit rasa keadilan, yakni kualitas yang dikehendaki, tetapi karena mereka tidak memahami kebenaran dan tidak tahu cara bertindak sesuai dengan prinsip, mereka dihancurkan oleh orang jahat, pemimpin palsu, dan antikristus tersebut, sampai pada taraf di mana mereka tidak lagi beriman; mereka tidak tahu cara bergantung pada Tuhan untuk mencari kebenaran atau bertindak berdasarkan kebijaksanaan. Kini mereka menjadi takut dan waswas setiap kali mereka melihat antikristus. Seberapa takutkah orang-orang tersebut? Mereka berpikir, "Orang-orang jahat memegang kekuasaan di dunia ini. Kelompok apa pun yang aku ikuti, aku harus menjaga sikap. Aku tidak sekejam dan seberani itu, jadi di mana pun aku berada, aku harus sanggup menanggung perlakuan buruk dan bersedia mematuhi orang lain—aku harus memperlakukan mereka seperti leluhur. Jika mereka mengatakan 'timur,' aku tidak boleh mengatakan 'barat.' Aku tidak boleh mengutarakan pendapat yang berbeda, aku tidak boleh membuat laporan tentang masalah orang lain, dan aku tidak boleh ikut campur dengan urusan orang lain. Aku hanya bisa fokus untuk percaya kepada Tuhan. Aku tidak boleh menyinggung pemimpin dan pekerja, mematuhi prinsip kebenaran, merindukan terang, atau mencintai keadilan—tidak ada penerangan atau keadilan di dunia ini. Aku hanya akan berkonsentrasi untuk bertahan hingga akhir, dan mengingat ke mana pun arah tujuanku kelak untuk selalu memprioritaskan menjaga kedamaian!" Inilah kesimpulan yang mereka capai. Bukankah mereka telah dikalahkan oleh antikristus? (Ya.) Apa yang menegaskan hal ini? Setelah ditindas oleh antikristus itu, mereka menjadi sangat ketakutan, mereka terlalu takut untuk mengatakan atau melakukan sesuatu. Mereka telah kehilangan keimanan sejati dan tidak lagi melakukan tugasnya dengan setia; di dalam hatinya, nyala kecil api cinta mereka terhadap keadilan telah padam, mereka telah ditaklukkan dan dikalahkan sepenuhnya oleh antikristus. Bukankah mereka orang-orang yang tidak berguna? Bukankah mereka pengecut? (Ya.) Bagaimana engkau bisa tahu? Jika engkau bertanya kepada mereka, "Bagaimana kabar si polan di gerejamu?" mereka akan menjawab, "Tidak buruk." Jika engkau bertanya, "Bagaimana dengan pemimpin gereja baru yang engkau semua pilih itu; apakah engkau mengenal mereka?" mereka akan menjawab, "Aku tidak begitu tahu tentang mereka." Jika engkau bertanya, "Bagaimana kehidupan gereja sekarang? Apakah ada orang yang membuat keributan?" mereka akan berkata, "Baik, semua baik-baik saja." Apa pun yang engkau tanyakan, mereka hanya akan menjawab dengan kata-kata tersebut. Bukankah itu karena mereka merasa ketakutan? Mengapa mereka begitu ketakutan? Hal itu karena mereka tidak mengetahui kebenaran Tuhan; mereka tidak mampu melihat kejahatan, kebengisan, kekejaman, dan kegelapan Iblis; mereka tidak mengetahui arti dari pernyataan kebenaranlah yang berkuasa dan juga tidak memahami apa pentingnya hal tersebut—karena itulah mereka takut. Oleh sebab itu, apa pun yang engkau tanyakan, jawaban mereka akan samar dan tidak jelas; engkau tidak akan memperoleh jawaban tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam gereja dari mereka, atau mengetahui apa yang sebenarnya mereka pikirkan. Mereka akan menutup diri dengan sangat rapat, engkau bahkan tidak akan yakin dengan apa yang mereka bicarakan. Mereka tidak akan mengatakan apa pun tentang masalah yang terjadi di dalam gereja, atau bagaimana sikap para pemimpin dan pekerja, dan engkau tidak akan mengetahui tentang kesulitan yang dihadapi umat pilihan Tuhan. Engkau tidak akan menemukan apa pun tentang hal tersebut—mereka hanya akan berbicara denganmu dengan cara ini. Apa yang akan engkau rasakan saat mendengarkan mereka? Engkau akan merasa bahwa ada sesuatu yang mengganjal di hati engkau berdua. Pola pikir mereka seperti ini: "Jangan coba-coba mencari tahu tentang diriku, aku tidak akan mengungkapkan informasi apa pun atau apa yang sebenarnya terjadi kepadamu. Menjauhlah dariku; jika engkau berusaha dan mencari tahu tentang apa yang terjadi di dalam gereja dariku, berarti engkau sedang berusaha membuat masalah denganku dan mengganggu lingkungan tempat tinggal, rutinitas, dan situasiku saat ini. Jangan ikut campur dalam setiap aspek kehidupanku; biarkan aku sendiri yang mengatasi semua ini." Orang-orang tersebut takut jika antikristus akan membuat mereka menderita atau membalas dendam terhadap mereka, dan mereka takut untuk melaporkan masalah apa pun tentang gereja mereka. Bukankah ini sikap yang menyerah kepada antikristus? Bukankah mereka telah disesatkan dan dikendalikan oleh antikristus? (Ya.) Antikristus pun senang melihat hal tersebut. Antikristus telah menyiksa orang-orang ini sampai pada taraf di mana mereka tidak berani lagi melaporkan masalahnya sehingga antikristus memiliki kendali yang besar terhadap gereja. Apakah banyak orang di dalam gereja yang dikendalikan oleh antikristus dengan cara ini? Apakah engkau semua pernah mencegah orang melaporkan suatu masalah? Engkau mungkin pernah melakukannya, tetapi tidak menyadarinya, atau mungkin kelak engkau akan melakukannya. Jadi, bisakah orang yang dimenangkan dan dikendalikan oleh antikristus dianggap masalah? (Ya.) Sebagian orang berkata: "Orang-orang tertentu di dalam gereja merasa takut dengan antikristus, tetapi mereka tidak percaya atau mengikuti antikristus tersebut, apalagi melayani mereka. Orang-orang itu hanya sedikit dikekang oleh antikristus, dan sedikit terhambat untuk memasuki jalan yang benar dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan. Mengapa Engkau mengatakan bahwa ini adalah masalah?" Di satu sisi, dengan melihat metode yang antikristus gunakan untuk memenangkan dan mengendalikan orang-orang, engkau seharusnya mampu melihat bahwa esensi natur mereka adalah esensi Iblis; itu adalah sikap yang memusuhi kebenaran dan Tuhan. Antikristus ingin berlomba dengan Tuhan untuk memenangkan orang-orang, bersaing untuk mendapatkan umat pilihan-Nya. Di sisi lain, metode dan cara yang digunakan antikristus memang berpengaruh terhadap orang yang bodoh, dungu, atau bingung, dan yang tidak memahami kebenaran. Antikristus memang bisa menyesatkan orang-orang tersebut, membuat mereka menjaga sikap di bawah kendali antikristus, dan memaksa mereka berkonsultasi dengan antikristus dan mematuhinya dalam segala hal. Antikristus tidak hanya membungkam orang-orang ini; mereka juga mengendalikan tindakan, memengaruhi pemikiran dan gagasannya, serta memengaruhi arah yang dituju orang-orang tersebut. Ini adalah dampak dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh tindakan antikristus terhadap orang-orang yang bodoh dan dungu.
Aku baru saja membahas berbagai kebenaran yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas seorang pemimpin atau pekerja. Aku juga memaparkan sejumlah masalah yang dihadapi para pemimpin dan pekerja, terutama berfokus pada perwujudan dari tipe orang yang paling ekstrem—dan orang macam apakah itu? (Antikristus.) Apa perwujudan umum yang dimiliki oleh semua antikristus? Mereka berusaha merebut kekuasaan untuk dirinya sendiri dan mengendalikan gereja. Keinginan mereka akan kekuasaan melebihi segalanya; kekuasaan adalah kehidupan mereka, akar mereka; itulah tema, arah, dan tujuan yang menjadi pusat segala tindakan mereka dalam hidup. Oleh karena itu, tindakan antikristus dan watak yang mereka singkapkan sama dengan taktik yang Iblis gunakan untuk menyesatkan, memenangkan, dan mengendalikan orang-orang. Dapat dikatakan bahwa segala hal yang dilakukan orang semacam ini betul-betul membuat mereka menjadi sebuah jalan keluar, perwujudan, dan ekspresi Iblis; tujuan utama dalam setiap tindakan dan semua perilaku mereka adalah memperoleh kekuasaan. Siapa yang ingin mereka kendalikan? Mereka ingin mengendalikan orang-orang yang mereka pimpin, para pengikut Tuhan, orang yang berada dalam cengkraman kekuasaan mereka, orang yang dapat mereka kendalikan. Sebelumnya, kita juga telah membahas cara-cara yang antikristus gunakan untuk mengendalikan orang-orang. Cara pertama adalah memenangkan hati orang; cara kedua adalah menyerang dan mengucilkan para pembangkang; cara ketiga adalah mengucilkan dan menyerang orang yang mengejar kebenaran; cara keempat adalah selalu meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri; dan cara kelima adalah menyesatkan, membujuk, mengancam, dan mengendalikan orang. Kelima perwujudan pokok ini merupakan cara dan metode mendasar yang digunakan oleh antikristus untuk memperoleh kekuasaan, serta memiliki dan mengendalikan orang lain. Ini adalah kategori secara umum. Berikutnya, kita akan menganalisis dan mempersekutukan tentang kategori yang umum ini secara lebih mendetail.
Analisis tentang Bagaimana Antikristus Berusaha Memenangkan Hati Orang
I. Memikat Hati Orang dengan Sedikit Kebaikan
Teknik pertama yang digunakan antikristus untuk mengendalikan orang adalah memenangkan hatinya. Ada berapa cara untuk memenangkan hati orang? Salah satunya adalah memikat hati mereka dengan sedikit kebaikan. Terkadang antikristus memberikan hal-hal yang menyenangkan, memberikan pujian, dan menjanjikan sesuatu kepada mereka. Dan terkadang, antikristus menganggap bahwa beberapa tugas dapat membuat orang menjadi pusat perhatian, atau orang lain menganggap tugas ini dapat mendatangkan manfaat bagi siapa saja yang melakukannya dan membuat setiap orang menghormati mereka. Antikristus memberikan tugas tersebut kepada orang-orang yang ingin mereka menangkan. "Sedikit kebaikan" mencakup banyak hal: kadang-kadang, kebaikan tersebut berupa hal-hal yang bersifat materiil; terkadang berupa hal-hal yang tak berwujud; kadang berupa kata-kata yang menyenangkan yang ingin didengar orang. Sebagai contoh, seseorang menjadi lemah ketika sesuatu menimpanya dan tidak termovitasi di dalam tugasnya. Ketika orang tersebut menggunakan kelemahannya sebagai dalih untuk menolak firman Tuhan, mereka menyadari bahwa itu adalah sikap yang tidak setia kepada Tuhan, keengganan untuk melakukan tugas, serta kurangnya ketundukan yang sejati, dan mereka merasa sangat ditegur. Seorang pemimpin yang melihat hal ini mungkin berkata, "Tingkat pertumbuhanmu belum mencukupi. Tuhan tidak akan memandang masalah ini dengan cara seperti itu. Engkau belum lama menjadi orang percaya. Engkau tidak bisa berharap banyak dari dirimu sendiri. Hal semacam ini memerlukan waktu—engkau tidak boleh terburu-buru. Tuhan tidak menuntut terlalu tinggi kepada manusia dan kepada dirimu, seseorang yang belum lama percaya kepada-Nya, kadang-kadang merasa sedikit lemah itu wajar dan engkau tidak perlu mengkhawatirkannya." Maksudnya adalah tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika engkau merasa lemah, apalagi khawatir akan terus berada dalam kelemahan tersebut, semua itu adalah kenegatifan yang normal, dan Tuhan tidak mengingatnya. Sebagian orang terlalu sentimental dan selalu terkekang oleh perasaannya ketika melakukan tugas, lalu pemimpin mereka berkata, "Ini karena tingkat pertumbuhanmu yang kecil, tak jadi masalah." Sebagian orang malas dan tidak setia dengan tugas mereka, tetapi pemimpin mereka tidak memarahinya, sebaliknya pemimpin tersebut selalu mengatakan hal-hal menyenangkan yang ingin didengar oleh orang-orang untuk membuat mereka senang dan agar dianggap baik oleh mereka, dan untuk memperlihatkan kepada orang-orang betapa pemimpin itu memahami dan mengasihi mereka. Orang-orang itu beranggapan, "Pemimpin kami seperti seorang ibu yang penuh kasih. Mereka sungguh mengasihi kami—mereka benar-benar mewakili Tuhan. Mereka benar-benar berasal dari Tuhan!" Implikasi yang tersembunyi dari ucapan ini adalah bahwa pemimpin mereka dapat bertindak sebagai juru bicara Tuhan, mereka mampu mewakili Tuhan. Apakah ini tujuan dari pemimpin tersebut? Mungkin hal ini tidak begitu jelas, tetapi salah satu tujuannya sangat jelas: Pemimpin itu ingin orang-orang berkata bahwa mereka adalah pemimpin yang luar biasa, peduli terhadap orang lain, bersimpati pada kelemahan orang, dan sangat memahami hati mereka. Ketika seorang pemimpin gereja melihat saudara-saudari melaksanakan tugas mereka dengan bersikap asal-asalan, dia mungkin tidak menegur mereka, padahal seharusnya dia melakukannya. Ketika dia dengan jelas melihat bahwa kepentingan rumah Tuhan sedang dirugikan, dia tidak peduli akan hal ini atau mengajukan pertanyaan apa pun, dan tidak sedikit pun menyinggung orang lain. Sebenarnya, dia tidak benar-benar menunjukkan kepedulian pada kelemahan orang lain; sebaliknya, niat dan tujuannya adalah untuk memenangkan hati orang. Dia sepenuhnya menyadari bahwa, "Asalkan aku melakukan hal ini dan tidak menyinggung siapa pun, mereka akan menganggapku pemimpin yang baik. Mereka akan berpendapat baik dan tinggi tentangku. Mereka akan menerimaku dan menyukaiku." Dia tidak peduli seberapa besar kerusakan yang terjadi pada kepentingan rumah Tuhan, atau seberapa besar kerugian yang ditimbulkan pada jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan, atau seberapa besar itu telah mengganggu kehidupan bergereja, dia hanya bertahan dalam falsafah Iblisnya dan tidak mau menyinggung siapa pun. Di dalam hatinya, dia tidak pernah menyalahkan dirinya sendiri. Ketika dia melihat ada seseorang yang menyebabkan kekacauan dan gangguan, paling-paling dia berbicara sedikit tentang hal itu dengannya, meremehkan masalahnya, dan menganggapnya sudah selesai. Dia tidak akan mempersekutukan kebenaran, atau menunjukkan esensi masalahnya kepada orang itu, apalagi menelaah keadaan orang itu, dan dia tidak akan pernah mempersekutukan maksud-maksud Tuhan. Pemimpin palsu tidak pernah menyingkapkan atau menelaah kesalahan yang sering orang lakukan, atau watak rusak yang sering orang perlihatkan. Mereka tidak membereskan masalah nyata apa pun, sebaliknya mereka malah selalu membiarkan penerapan keliru dan perwujudan kerusakan, dan betapa pun negatif dan lemahnya orang-orang, mereka tidak menganggapnya serius. Mereka hanya mengkhotbahkan beberapa kata dan doktrin, serta mengatakan beberapa perkataan nasihat untuk menangani keadaan dengan cara yang asal-asalan, berusaha menjaga keharmonisan. Akibatnya, umat pilihan Tuhan tidak tahu bagaimana merenungkan dan mengenal diri mereka sendiri, tidak ada penyelesaian untuk watak rusak apa pun yang mereka perlihatkan, dan mereka hidup di tengah kata-kata dan doktrin, gagasan dan imajinasi, tanpa jalan masuk kehidupan. Mereka bahkan yakin di dalam hatinya, "Pemimpin kita bahkan lebih memahami kelemahan kita daripada Tuhan. Tingkat pertumbuhan kita terlalu kecil untuk dapat memenuhi tuntutan Tuhan. Kita hanya perlu memenuhi tuntutan pemimpin kita; dengan tunduk kepada pemimpin kita, berarti kita sedang tunduk kepada Tuhan. Jika suatu hari nanti Yang di Atas memberhentikan pemimpin kita, kita akan menyuarakan isi hati kita; untuk mempertahankan pemimpin kita dan mencegahnya diberhentikan, kita akan bernegosiasi dengan Yang di Atas dan memaksa mereka untuk menyetujui tuntutan kita. Inilah cara kita melakukan hal yang benar untuk pemimpin kita." Ketika orang-orang memiliki pemikiran seperti ini di dalam hati mereka, ketika mereka telah menjalin hubungan seperti ini dengan pemimpin mereka, dan ketergantungan, rasa iri, dan pemujaan semacam ini telah muncul di hati mereka terhadap pemimpin mereka, itu berarti mereka jauh lebih percaya kepada pemimpin ini, dan selalu ingin mendengarkan perkataan pemimpin itu, bukannya mencari kebenaran di dalam firman Tuhan. Pemimpin seperti itu telah hampir mengambil tempat Tuhan di hati orang-orang. Jika seorang pemimpin bersedia mempertahankan hubungan semacam itu dengan umat pilihan Tuhan, jika dia merasakan kenikmatan dari hal ini di dalam hatinya, dan yakin bahwa umat pilihan Tuhan seharusnya memperlakukannya seperti ini, maka pemimpin ini tidak ada bedanya dengan Paulus, dia telah menginjakkan kakinya di jalan antikristus, dan umat pilihan Tuhan telah disesatkan oleh antikristus ini, dan sepenuhnya tidak memiliki pemahaman. Sebenarnya, pemimpin tersebut tidak memiliki kenyataan kebenaran, dan dia sama sekali tidak menanggung beban apa pun mengenai jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan. Dia hanya dapat mengkhotbahkan kata-kata dan doktrin, dan menjaga hubungannya dengan orang lain. Dia pandai memamerkan diri dengan menggunakan cara-cara yang munafik, perkataan dan tindakannya sesuai dengan gagasan manusia, dan dengan demikian dia menyesatkan orang. Dia tidak tahu bagaimana mempersekutukan kebenaran atau mengenal dirinya sendiri, dan ini membuatnya tidak mungkin memimpin orang lain ke dalam kenyataan kebenaran. Dia bekerja hanya demi reputasi dan status, dan dia hanya mengatakan perkataan yang terdengar menyenangkan untuk menjerat orang. Dia telah memperoleh hasilnya dengan membuat orang menyembah dan menghormati dirinya, dan dia telah secara serius memengaruhi dan menunda pekerjaan gereja dan jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan. Bukankah orang seperti ini adalah antikristus? Ada orang-orang yang bertindak dengan cara yang sama seperti antikristus, tetapi ketika mereka melihat antikristus disingkapkan, mereka mampu membandingkan diri mereka dengan antikristus tersebut. Mereka merasa bahwa jalan yang sedang mereka tempuh juga merupakan jalan antikristus, bahwa mereka harus mengendalikan diri mereka sendiri dari ambang bencana dan langsung bertobat kepada Tuhan, dan berhenti berfokus pada status dan citra pribadi mereka; mereka berpikir bahwa mereka harus meninggikan Tuhan dan bersaksi bagi Tuhan dalam segala hal, dan membiarkan orang-orang memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hati mereka, dan menghormati Tuhan karena kebesaran-Nya—mereka merasa bahwa hanya setelah itulah mereka akan mengetahui kedamaian sebenarnya di dalam hati mereka. Hanya orang yang melakukan ini adalah orang yang mencintai dan dapat menerima kebenaran. Jika seseorang memiliki natur antikristus, hatinya juga tidak akan merasa nyaman ketika mendengar firman yang menyingkapkan antikristus, tetapi dia tidak akan mampu menerima penghakiman dan hajaran firman Tuhan, atau membuka diri dan memperlihatkan watak rusaknya. Ini menunjukkan bahwa dia tidak dapat menerima kebenaran dan mustahil baginya untuk benar-benar bertobat. Dia akan bersikeras menegaskan status dirinya, menikmati manfaat dari statusnya, dan menikmati pemujaan dan penghormatan dari umat pilihan Tuhan terhadapnya. Ini menyebabkan mereka yang telah disesatkan olehnya menyimpang dari jalan yang benar dan dari firman Tuhan; mereka menjauhi Tuhan dan malah mengikuti orang tersebut. Namun, orang itu sama sekali tidak merenungkan dirinya sendiri. Tidak menyadari bahwa dia telah terjerumus ke dalam bahaya, dia masih menganggap dirinya cukup baik, dan terus menyesatkan orang lain dan memenangkan hati mereka. Selama orang-orang mengindahkan apa yang dia katakan dan menaatinya, maka betapa pun asal-asalan atau tidak bertanggung jawabnya orang-orang itu dalam melaksanakan tugas mereka, dia akan berpura-pura tidak tahu. Selain itu, dia akan menikmati pemujaan dan penghormatan orang-orang yang bebal dan bodoh itu, dan bahkan memberi mereka perlindungan, tidak mengizinkan siapa pun untuk menyingkapkan atau membedakannya. Dengan melakukan hal ini, bukankah antikristus sedang mendirikan kerajaan tersendiri untuk diri mereka? Seorang antikristus tidak melakukan pekerjaan nyata, mereka tidak mempersekutukan kebenaran untuk menyelesaikan masalah, mereka tidak membimbing orang dalam makan dan minum firman Tuhan dan masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Mereka bekerja hanya demi status, ketenaran, dan keuntungan, mereka hanya peduli untuk membangun diri mereka sendiri, melindungi tempat yang mereka miliki di hati orang-orang, dan membuat semua orang memuja mereka, menghormati mereka, dan mengikuti mereka sepanjang waktu; inilah tujuan yang ingin mereka capai. Dengan cara inilah antikristus berusaha memenangkan hati orang dan mengendalikan umat pilihan Tuhan—bukankah cara kerja seperti itu jahat? Sungguh sangat menjijikkan! Antikristus bekerja seperti ini untuk sementara waktu, membuat orang bersikap sopan terhadap mereka, memercayai mereka, dan bergantung pada mereka—tetapi apa konsekuensinya? Orang-orang itu bukan hanya tidak mampu memahami kebenaran, bukan saja tidak berkembang sama sekali dalam jalan masuk kehidupannya, melainkan mereka juga mengangkat antikristus sebagai orang tua rohaninya, sebagai pengganti Tuhan, membiarkan antikristus mengganti status Tuhan di dalam hati mereka. Ketika seseorang memiliki masalah, mereka tidak lagi datang ke hadirat Tuhan, dan apa pun masalah yang menimpanya, mereka tidak berdoa kepada Tuhan atau bersandar pada-Nya, mereka juga tidak mencari kebenaran dalam firman-Nya. Sebaliknya, mereka justru menanyakan hal tersebut kepada pemimpin ini. Mereka meminta pemimpin tersebut untuk menunjukkan jalan bagi mereka, dan terlebih lagi, mereka mengagumi pemimpin itu dan bergantung pada mereka. Mereka tidak mengetahui cara mencari Tuhan, mereka tidak mengetahui cara memuja-Nya, dan bersandar pada-Nya, apalagi bertindak sesuai dengan kebenaran dan prinsip. Apa pun yang menimpanya, mereka menunggu dengan penuh harap keputusan pemimpin tentang hal tersebut. Mereka melakukan perintah apa pun dan mematuhi setiap arahan yang diberikan pemimpin tersebut. Dengan menjerumuskan orang-orang hingga pada titik ini, bukankah antikristus sedang menyesatkan dan mengendalikan mereka? Mengapa umat pilihan Tuhan tidak mencari kebenaran dari Tuhan ketika sesuatu terjadi pada mereka? Mengapa umat pilihan Tuhan mematuhi perkataan pemimpin mereka begitu saja, tanpa memeriksa perkataannya atau berusaha mengenalinya? Mengapa umat pilihan Tuhan bisa langsung tunduk pada perkataan pemimpin mereka begitu mendengarnya, tetapi tidak mampu tunduk pada firman Tuhan? Orang-orang tersebut mencari keinginan pemimpin mereka, dan bukannya mencari keinginan Tuhan; mereka mengindahkan ucapan pemimpin mereka, bukannya mengindahkan firman Tuhan serta mencari dan tunduk pada kebenaran. Orang-orang ini bersandar pada pemimpin mereka untuk bertindak, mendukung mereka, berbicara atas nama mereka, serta membuat keputusan untuk mereka, dan bukannya bersandar pada Tuhan, memuja-Nya, dan tunduk kepada-Nya. Bukankah orang yang disebut pemimpin ini sudah menempati posisi tertentu di hati orang-orang? Inilah konsekuensinya ketika antikristus menyesatkan orang-orang dan menjerat mereka.
Ketika terjadi sesuatu pada sebagian orang dan engkau meminta mereka untuk berdoa kepada Tuhan, mereka mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan mereka sangat kecil dan tidak mengetahui cara mencari. Jika engkau meminta mereka untuk makan dan minum firman Tuhan, mereka mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kualitas dan tidak mampu memperoleh penerangan yang luar biasa. Jika engkau meminta mereka untuk mendengarkan khotbah, mereka mengatakan bahwa isi dari khotbah terlalu tinggi, terlalu mendalam, dan di luar kemampuan mereka. Orang-orang ini percaya bahwa jika seseorang memiliki kualitas yang buruk, memiliki kelemahan, dan tidak memadai dalam segala hal, berarti mereka harus mencari pemimpin. Katakanlah engkau bertanya kepada mereka, "Mengapa engkau harus mencari pemimpin? Mengapa engkau tidak mencari Tuhan dan datang ke hadirat-Nya?" Mereka berkata, "Sangat sulit bagi orang-orang untuk datang ke hadirat Tuhan: Kami memiliki gagasan, kualitas kami buruk, dan kami orang yang bodoh dan dungu. Firman Tuhan tidak selalu mengarah langsung ke intinya dan tidak ada contoh apa pun di dalam firman-Nya yang menunjukkan maknanya. Pemimpin kami langsung memberi tahu kami apa yang harus dilakukan dengan cara yang sangat lugas, seperti halnya satu ditambah satu sama dengan dua. Dalam hal membaca firman Tuhan, jika aku dapat membacanya dengan lantang, itu sudah cukup bagus bagiku, tetapi aku tidak tahu apa artinya, aku juga tidak tahu apa yang Tuhan tuntut dari manusia, atau bagaimana menerapkannya dengan cara yang sesuai dengan maksud-Nya. Aku tidak pernah bisa menemukan jawaban. Mengingat aku adalah orang yang memiliki kualitas buruk, orang yang memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat kecil, bodoh dan dungu, yang tidak mampu memahami segala hal, aku harus bertanya kepada pemimpin kami tentang segala hal yang terjadi, meminta mereka menjadi penentu keputusan. Pemimpin kami dapat menemukan jawaban untukku; aku bersedia melakukan segala hal yang mereka minta. Seperti itulah diriku—sederhana dan patuh." "Tidak ada yang salah dengan sikap sederhana dan patuh, tetapi apakah pemimpinmu benar-benar memiliki kenyataan kebenaran? Apakah mereka benar-benar orang yang tunduk kepada Tuhan? Jika yang bisa mereka lakukan hanyalah menyebarkan kata-kata serta doktrin, dan mereka bukanlah orang yang tunduk kepada Tuhan, apakah dengan tunduk kepada mereka berarti engkau tunduk kepada Tuhan?" Mereka menjawab, "Pemimpin kami memiliki kualitas yang tinggi, dan semua yang mereka katakan benar. Itu membuktikan bahwa mereka memahami kebenaran dan sejalan dengan maksud Tuhan." Ada sedikit penalaran logis tentang apa yang mereka katakan, bukan? Semua didasarkan pada perasaan pribadi mereka. Kualitas orang-orang ini buruk dan mereka tidak memiliki pemahaman, jadi jika memang ada yang salah dengan pemimpinnya, mereka tidak akan mampu melihatnya. Kebanyakan orang itu bodoh, dungu, dan memiliki kualitas buruk, tetapi mari kita kesampingkan alasan itu untuk sementara waktu. Dari sudut pandang pemimpin, ketika orang-orang memperlihatkan perwujudan tersebut, memiliki ketergantungan seperti itu pada pemimpinnya, serta memiliki pandangan dan sikap yang demikian terhadap mereka, bukankah hal itu berkaitan dengan taktik dan metode pemimpin untuk memenangkan hati orang? (Ya.) Seberapa besarkah kaitannya? Apakah hal itu berkaitan langsung dengan cara kerja pemimpin? Kita bisa memastikan adanya keterkaitan langsung yang mutlak, dan semua hal tersebut seratus persen berkaitan. Mengapa Aku mengatakan demikian? Banyak pemimpin yang dalam hal kehendak subjektifnya ingin membawa orang-orang ke hadirat Tuhan, tetapi karena mereka tidak memahami kebenaran, atau tidak mengetahui cara menangani berbagai masalah yang sebenarnya, hanya dapat menangani beberapa tugas administratif dan urusan umum, serta memamerkan diri agar orang-orang menghormatinya, mereka tanpa sadar menempuh jalan antikristus. Pemimpin tersebut menggunakan cara dan sarananya sendiri untuk terus berusaha memenangkan hati orang, dan mengendalikan hati, perilaku, dan pemikiran mereka agar orang-orang selalu melakukan apa yang mereka katakan dalam tindakannya, dalam penerapan kebenaran, dan dalam setiap aspek pelaksanaan tugasnya. Jika orang-orang tunduk kepada antikristus, dan tidak sunguh-sungguh tunduk kepada Tuhan—jika ketundukan mereka kepada antikristus jauh lebih besar daripada ketundukan mereka kepada Tuhan—pelaksanaan tugas mereka tidak menghasilkan apa pun, dan mereka tidak melakukan tugas manusia dengan baik, apakah orang-orang semacam ini yang akan diselamatkan? Orang-orang memiliki jalan penerapan yang "akurat" untuk mematuhi dan setia kepada pemimpin dan pekerja, tetapi mereka bahkan tidak menerapkannya secara akurat untuk tunduk kepada Tuhan dan setia kepada-Nya—tidak seorang pun yang mempersekutukan tentang hal ini, dan tidak ada yang melaksanakan aspek pekerjaan nyata ini. Semua orang suka berbicara dan bertindak demi status dan reputasinya sendiri, dan mereka berpikir keras dan lupa makan atau tidur untuk berusaha membuat umat pilihan Tuhan mematuhi dan memuja mereka. Tentu saja, mereka melakukan semua hal tersebut untuk mencapai tujuan mereka berkuasa di gereja sebagai pemimpin atau pekerja. Apa alasannya? Karena semua manusia yang rusak memiliki watak dan pilihan yang sama. Ketika seseorang menunjukkan jalan untukmu, dan engkau sangat ingin menerapkannya, hal itu bukan berarti bahwa engkau sedang menerapkan kebenaran—itu berarti engkau melakukan apa yang dikatakan orang tersebut dan mematuhinya. Jadi, mengapa orang-orang tidak bersedia datang ke hadirat Tuhan atau mencari-Nya? Karena tidak ada satu hal pun yang sesuai dengan kebenaran dalam kemanusiaan manusia. Apa yang orang-orang sukai, apa yang mereka dambakan, dan yang tersimpan di dalam hatinya, semuanya tidak sesuai dengan kebenaran dan bertentangan dengan kebenaran. Oleh karena itu, jika engkau meminta seseorang untuk mencari kebenaran ketika suatu hal menimpanya, mereka akan merasa lebih kesulitan daripada terbang ke bulan—tetapi jika engkau meminta mereka untuk mengikut seseorang, mereka akan merasa jauh lebih mudah. Itu membuktikan bahwa antikristus dapat mencapai hasil dengan sangat cepat ketika mereka menggunakan teknik memenangkan hati orang untuk mengendalikan mereka. Dengan komentar singkat saja, mereka bisa membuat seseorang memiliki pendapat yang baik tentang mereka; dengan komentar biasa yang mengandung niat atau sudut pandang tertentu saja, mereka dapat membuat seseorang melihat mereka dari perspektif baru, dengan sudut pandang yang baru. Hal ini menyingkapkan dengan jelas apa saja yang ada di dalam diri orang-orang. Artinya, jika engkau tidak mengejar kebenaran, dan sebaliknya menempuh jalan untuk mengejar status dan kekuasaan, dampak dan konsekuensi dari segala hal yang engkau lakukan akan berpengaruh pada setiap anggota manusia yang rusak, akan membuat mereka berpaling dari jalan yang benar, menghindari kebenaran, menjauhkan diri dari Tuhan, dan menolak Tuhan. Itulah satu-satunya konsekuensi serta kesudahannya, dan hal tersebut terlihat dengan jelas.
Perwujudan pertama dari antikristus yang berusaha memenangkan hati orang adalah memikat hati orang dengan sedikit kebaikan. Sedikit kebaikan bukan hanya berupa hal-hal materiil, tetapi mencakup berbagai hal. Terkadang, kebaikan ini berupa perkataan yang baik, pemenuhan keinginan atau pilihan seseorang, kadang-kadang itu adalah memahami pikiran seseorang dan mengatakan hal-hal yang terdengar menyenangkan yang ingin didengar seseorang, untuk membuat orang tersebut menganggap bahwa pemimpin mereka itu sangat baik dan sangat pengertian. Dengan kata lain, antikristus memupuk toleransi, kasih, kehangatan, dan pertimbangan untuk menutupi ambisi tersembunyi mereka dalam mengendalikan orang lain. Jika saudara-saudari pernah menyumbangkan barang-barang berharga, misalnya, antikristus mungkin akan membagikan sebagian barang tersebut dengan siapa saja yang memiliki hubungan baik dengan mereka. Antikristus menggunakan sedikit kebaikan ini untuk memenangkan hati orang dan menyuap mereka. Jika ada pekerjaan yang ringan di gereja, pekerjaan yang tidak melibatkan kondisi yang sulit, dan yang memungkinkan seseorang untuk menjadi pusat perhatian, antikristus akan meminta siapa saja yang memiliki hubungan baik dengan mereka untuk melakukannya. Mengapa antikristus mampu melakukan hal tersebut? Di satu sisi, mereka pada hakikatnya tidak mencintai kebenaran dan bertindak tanpa prinsip. Di sisi lain, mereka memberikan tugas yang baik ini untuk orang-orang yang memiliki hubungan baik dengan antikristus, dan kemudian mengatakan hal-hal yang menyenangkan kepada mereka sehingga orang-orang tersebut berterima kasih kepada antikristus. Dengan demikian, mereka berhasil mencapai tujuannya, yakni memenangkan hati orang tersebut. Taktik ini bukan hanya tentang memberikan hal-hal kecil dan mengatakan hal yang manis tentang ini dan itu—ada niat di dalamnya, sebuah tujuan. Apa tujuannya? Tujuannya adalah untuk meninggalkan kesan yang baik tentang mereka di hati orang-orang. Jika ada kelompok yang terdiri dari sepuluh orang, antikristus akan memulai dengan menilai mereka, "Dari kesepuluh orang ini, ada dua orang yang pandai menjilat orang lain. Aku tidak perlu repot-repot mengurusinya, mereka juga akan tetap memujiku. Kemudian, ada dua orang yang bingung; mereka akan melakukan apa pun sesuai perkataanku jika aku memberi mereka sedikit keuntungan. Dua orang lainnya adalah orang yang memiliki kualitas; selama aku menyampaikan sedikit khotbah yang muluk-muluk dan berbicara dengan kata-kata yang mengesankan, mereka akan tunduk kepadaku. Kemudian, ada tiga orang yang tampaknya mengejar kebenaran, jadi mereka akan sedikit sulit ditangani. Aku harus lebih memahami situasi mereka yang sebenarnya, mengetahui yang mereka butuhkan, dan kemudian memenuhinya. Jika ada di antara mereka yang tidak menerimanya dan tidak mematuhiku, pada akhirnya aku akan menangani dan mengeluarkan mereka. Meskipun kelompok yang terakhir ini menentangku, masalah yang mereka timbulkan terhadapku pastinya tidak begitu besar, dan mereka akan mudah ditangani." Dengan hanya sekali lirikan mata, antikristus dapat menentukan siapa dalam kelompok yang dapat mereka tangani dan siapa yang tidak dapat ditangani. Bagaimana antikristus bisa mengetahuinya secepat itu? Mereka mampu melakukannya karena hati mereka sudah dipenuhi dengan politik dan falsafah iblis. Prinsip-prinsip perilaku dan cara mereka bersikap serta berinteraksi dengan orang lain bukanlah tentang menjalin hubungan baik dengan orang-orang, atau memiliki hubungan antarpribadi yang normal, semuanya tidak berfokus pada membantu atau memenuhi kebutuhan orang lain, atau mendidik mereka, atau tentang berinteraksi dengan orang lain secara setara, atau menggunakan prinsip-prinsip kebenaran untuk menangani persoalan dan berurusan dengan orang lain. Antikristus sama sekali tidak memiliki prinsip-prinsip tersebut. Apa prinsip mereka? "Bagaimana pandangan setiap orang terhadapku di dalam hatinya? Aku tidak perlu ambil pusing dengan mereka yang mengagumiku, yang memilikiku di dalam hatinya, dan yang takut terhadapku, menghargaiku, dan menghormatiku. Berikut ini adalah hal-hal yang harus aku lakukan selanjutnya terhadap orang-orang yang tidak menghormatiku, dan inilah yang harus aku lakukan pada mereka yang menghormatiku, tetapi belum sepenuhnya tunduk kepadaku. Bagi mereka yang umumnya tidak begitu memperhatikan orang lain, inilah yang harus aku lakukan terhadap mereka." Antikristus memiliki prosedur langkah demi langkah untuk mengendalikan orang-orang. Mengapa mereka membuat langkah-langkah dan pemikiran ini? Karena keinginan akan kekuasaan di dalam hatinya tidak dapat dikendalikan. Jika mereka bergaul secara baik dengan orang-orang di dalam suatu kelompok, mereka akan merasa sangat tidak puas dan tidak bermartabat. Jadi, apa tujuan mereka? Untuk membuat setiap orang memiliki tempat untuk mereka di hatinya—jika bukan tempat yang pertama, bisa yang kedua, jika bukan yang kedua, bisa yang ketiga. Berinteraksi dengan orang lain dengan kedudukan yang setara, pasti tidak akan berhasil. Sebagai pemimpin, bisakah orang-orang ini mengindahkan pendapat yang berbeda dari orang lain? Mereka tidak bisa. Untuk apakah mereka melakukan semua hal tersebut? (Kekuasaan.) Segala hal yang antikristus lakukan hanya untuk mendapatkan kekuasaan. Apa saja yang mereka lakukan untuk mendapatkan kekuasaan? Pertama, antikristus akan menyelidiki hatimu dan memahaminya; yakni, mereka terlebih dahulu akan menyuapmu, dan membuatmu bersikap terbuka kepada mereka, antikristus akan menggali perasaanmu yang sebenarnya darimu, dan mencari tahu pendapatmu yang sebenarnya tentang mereka. Setelah memahami hal ini, antikristus akan menyesuaikan metodenya dengan setiap situasi, melakukan tindakan pada setiap kasus secara individu. Mereka ingin mengendalikan hati orang, dan ketika mereka menemukan seseorang yang tidak sepemikiran dengan mereka, tidak menghormatinya, tidak setia kepadanya, saat itulah mereka menyerang dan menyiksa orang tersebut. Jadi, tujuan antikristus untuk memenangkan hati orang adalah memperoleh kekuasaan. Lalu apa metode dan teknik yang mereka gunakan untuk memperoleh kekuasaan? Mereka sepenuhnya memahami, mengerti, dan mengendalikan hati orang-orang. Dengan apa pemikiran seseorang dikendalikan? Dengan hati dan naturnya. Ketika hati seseorang dikendalikan oleh antikristus, ide dan pemikiran orang tersebut tidak lagi menjadi perhatian. Begitu antikristus mengendalikan hati seseorang, barulah mereka mengendalikan orang tersebut sepenuhnya.
II. Memamerkan Kelebihan Mereka sehingga Orang akan Mengagumi Mereka
Selain menggunakan sedikit kebaikan yang baru saja kita bahas, apa cara lain yang umumnya atau biasa digunakan antikristus untuk memenangkan hati orang? Sebagai contoh, katakanlah setiap orang memiliki kesan yang buruk tentang seorang pemimpin. Orang-orang beranggapan bahwa pemimpin ini tidak berbakat, hanya bisa menyampaikan kata-kata dan doktrin, serta tidak memiliki pemahaman yang sejati tentang kebenaran. Jika pemimpin tersebut mendapati bahwa orang-orang memiliki kesan semacam itu tentangnya, apakah mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan kesalahan dan kekurangan ini? (Ya.) Apa yang akan mereka lakukan? Hal-hal seperti apa yang akan mereka katakan? Berpura-pura terbuka adalah salah satu aspeknya. Ada yang lain? (Mencari-cari alasan.) Mencari-cari alasan juga berfungsi sebagai cara untuk menutupi kesalahan dan kekurangan. Selain itu, pemimpin tersebut mungkin akan menggunakan kelebihannya dan hal-hal yang dianggap hebat oleh orang lain untuk menyembunyikan kekurangannya. Apakah ini cara yang umum? (Ya.) Sebagai contoh, seseorang berkata, "Aku percaya kepada Tuhan belum lama, lalu mengapa aku dipilih sebagai pemimpin? Itu karena aku pernah mengelola sebuah perusahaan di dunia yang sekuler, dan staf kami bertambah dari 10 menjadi 200 orang. Ini menunjukkan bahwa aku memiliki kemampuan kepemimpinan. Meskipun rumah Tuhan tidak menganggap penting persoalan tersebut, kemampuan ini berguna dalam situasi tertentu, bukan?" Ketika orang lain tidak setuju, orang tersebut melanjutkan pernyataannya dengan berkata, "Misalnya, jika engkau berbicara dengan karyawanmu, tetapi mereka tidak mendengarkan, apa yang harus engkau lakukan? Mereka akan mendengarkanmu ketika engkau mencapai hasil yang baik. Aku sudah membuktikannya: Perusahaanku sudah masuk bursa!" Awalnya, sebagian orang mungkin menganggap bahwa ini adalah karunia, bahwa begitulah cara orang tidak percaya melakukan sesuatu, tetapi tentu ada metode dan hasil tentang bagaimana orang ini bertindak sehingga sebagian orang berubah dari meragukannya, lama-kelamaan mulai memercayainya, lalu tanpa sadar, mulai memujanya seiring mereka bertindak. Selain itu, orang ini menyesatkan orang lain, dan menyembunyikan kekurangannya sendiri; tanpa disadari, hati orang-orang mulai terpikat padanya, orang-orang ini disesatkan olehnya, dan tunduk padanya. Bukankah ini sebuah cara? (Ya, memang.) Apa caranya? Caranya adalah berusaha sekuat tenaga untuk memamerkan keahlian dan karunia seseorang, serta membanggakan kemampuan serta keterampilannya. Apa tujuan dari tindakan ini? Tujuannya juga untuk memenangkan hati orang. Demi memenangkan hati orang, selain memberikan beberapa hal yang menyenangkan, mereka juga harus membuat orang lain menghargai mereka. Jika mereka hanya orang biasa, atau orang yang tidak terpelajar dengan tingkat pendidikan yang rendah, siapa yang mau menghargai mereka? Oleh karena itu, orang ini sengaja memamerkan ijazahnya agar orang-orang tahu bahwa mereka memiliki gelar dan kualifikasi akademik yang tinggi, dan akhirnya, mereka menyesatkan sebagian orang. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk memamerkan karunia, keahlian, dan kemampuan mereka untuk membuat orang lain memiliki pendapat yang tinggi dan kesan yang baik tentang mereka sehingga orang-orang pun sering berpikir atau terdorong untuk meminta saran mereka saat melakukan sesuatu. Bukankah segala hal yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan ini merupakan strategi untuk memenangkan hati orang? Ini adalah dua perwujudan antikristus dalam memenangkan hati orang. Perwujudan pertama, mereka menggunakan sedikit kebaikan. Yang kedua, mereka memamerkan kemampuan dan karunia mereka sendiri. Dengan kata lain, mereka menggunakan hal-hal yang membuat mereka unggul dan menggunakan metode ini untuk mengungguli orang lain sehingga mereka lebih menonjol dari yang lain. Hal ini membuat semua orang menghormati, memuja, dan dengan sukarela datang kepada mereka untuk mengikuti perintah dan menerima kepemimpinan mereka, dan bahkan bersedia menerima serta mematuhi semua pengaturan mereka. Bukankah ini suatu bentuk serangan psikologis? (Ya, benar.) Memenangkan hati orang adalah salah satu bentuk serangan psikologis. Apa yang dimaksud dengan "serangan psikologis"? Ini adalah cara yang digunakan Iblis untuk menempati dan mengendalikan hati manusia. Tuhan memeriksa kedalaman hati manusia. Dia menaklukkan dan memenangkan hati orang. Lalu mengapa frasa "memenangkan hati orang" tidak digunakan saat mengacu pada Iblis dan antikristus? Hal ini karena Iblis dan antikristus menggunakan cara yang menipu dan jahat untuk merebut, menyesatkan, membujuk, dan mengendalikan hati orang-orang sehingga mereka terdorong untuk membentuk opini yang tinggi tentang antikristus, serta sangat menghormati dan memujanya.
Kita baru saja mempersekutukan tentang dua taktik untuk memenangkan hati orang. Apa saja taktik-penting lainnya? Jika engkau semua belum mengetahui taktik dan metode yang digunakan antikristus untuk menyesatkan dan mengekang orang, engkau bisa melihat dirimu sendiri untuk mengetahui perbandingannya. Perhatikan apakah engkau memiliki perwujudan ini di dalam dirimu. Setiap orang yang hidup dengan watak yang rusak pasti memiliki hal-hal seperti ini. Memberikan sedikit kebaikan, menyesatkan orang, membujuk orang—bukankah ini hal-hal yang sering engkau lakukan? Lalu berusaha sekuat tenaga untuk memamerkan karunia dan kelebihanmu—bukankah ini juga sering engkau lakukan? (Ya, benar.) Khususnya, ketika engkau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran, ketika kelemahan dan kesalahanmu tersingkap, dan bahkan ketika engkau dipangkas, kehilangan muka, dan ketika seluruh gengsimu benar-benar hilang, bukankah engkau semua menggunakan metode dan teknik ini untuk mencoba memperbaiki situasi dan memulihkan posisi dan reputasimu di hati orang lain? (Kami memang melakukan hal-hal semacam itu.) Ketika engkau semua melakukan hal tersebut, apakah engkau sadar dan merasa bahwa ini adalah jalan yang salah dan engkau tidak boleh melakukannya? Apakah engkau merasa menyesal? Apakah engkau sering tidak menyadarinya, atau apakah engkau merasa menyesal, tetapi tetap melakukan hal tersebut meskipun dirimu tidak menginginkannya karena reputasi dan citramu begitu penting bagimu? Yang mana? (Kami tetap melakukannya meskipun kami tidak menginginkannya.) Engkau melakukannya meskipun engkau tidak menginginkannya—kalau begitu, apakah engkau merasa menyesal, atau apakah engkau tidak merasakannya sama sekali, tetapi menganggap remeh hal tersebut setelah engkau melakukannya, dan terus saja makan dan tidur seperti sebelumnya? (Kami merasa menyesal.) Jika engkau merasa sedikit menyesal, berarti itu tidak terlalu buruk. Itu membuktikan bahwa engkau belum sepenuhnya mati rasa—engkau masih memiliki kesadaran. Orang-orang yang punya kesadaran memiliki harapan untuk diselamatkan; sedangkan mereka yang tidak memiliki kesadaran, berarti tidak memiliki kemanusiaan, dan karenanya mereka berada dalam bahaya.
III. Menggunakan Kedok untuk Menyesatkan Orang dan Memenangkan Pendapat Baik Mereka
Apa teknik lain yang biasa digunakan antikristus untuk memenangkan hati orang? Ada hal lain, di mana apa pun yang antikristus lakukan, mereka tidak melakukannya di depan Tuhan, tetapi di depan orang-orang. Apa tujuannya melakukan hal tersebut? (Untuk membujuk orang.) Tujuannya adalah untuk membujuk hati orang. Secara lahiriah, antikristus lebih bersedia menderita dan membayar harga daripada orang lain; mereka terlihat lebih rohani dibandingkan yang lain, lebih setia kepada Tuhan, dan lebih serius dalam melakukan tugas. Namun, ketika tidak ada seorang pun yang melihat, mereka tidak berperilaku demikian. Mereka sebenarnya tidak bermaksud untuk berperilaku seperti itu; sebaliknya, mereka memiliki motif tersembunyi. Antikristus bersikap demikian di depan orang lain agar orang-orang itu melihat betapa baiknya perilaku mereka, dan betapa setianya mereka dalam melakukan tugas, padahal faktanya kesetiaan sama sekali bukan motivasi batin mereka. Tujuan antikristus adalah agar orang-orang memandang mereka sebagai orang yang setia dan bertanggung jawab. Mereka benar-benar meyakinkan orang lain dengan membayar harga dengan cara ini. Hasilnya, orang lain mau menerima kepemimpinan mereka, dan memaafkan mereka atas kesalahan apa pun yang diperbuat. Perilaku macam apakah ini? Ini adalah perilaku yang menggunakan kedok untuk menyesatkan orang. Apa yang dimaksud dengan "kedok" di sini? Ini mengacu pada perilaku dan tindakan baik yang tampaknya sesuai dengan kebenaran. Menggunakan kedok yang tampaknya sesuai dengan kebenaran untuk menyesatkan orang dan memenangkan pendapat baik mereka—ini merangkum karakteristik perilaku tersebut, bukan? Tujuan antikristus pada akhirnya adalah untuk memenangkan pendapat baik orang. Begitu orang-orang memiliki pendapat baik tentang antikristus, orang-orang ini akan menghormati mereka—antikristus akan menempati posisi tertentu di hati mereka dengan menggunakan metode ini. Sebagai contoh, ada tipe orang yang bersedia membayar harga dalam melaksanakan tugasnya, sebagian besar mengandalkan pengalaman dalam tindakan mereka, dan pada dasarnya tidak melanggar prinsip-prinsip penting apa pun, tetapi ketika engkau menyampaikan persekutuan dengan mereka tentang mencari prinsip kebenaran, apa pendapat mereka? "Engkau tidak perlu mempersekutukan hal ini denganku. Aku sudah memahami semuanya!" Ketika mereka benar-benar tertimpa masalah, mereka bukan hanya tidak mau mencari, melainkan juga menolak mendengarkan saran atau pendapat orang lain; mereka hanya melakukan apa pun yang menurut mereka baik. Ketika mereka membayar harga dan tindakan mereka terlihat cepat, tegas, dan memiliki sikap berwibawa, bagaimana pandangan orang lain terhadap mereka? Apakah orang-orang memiliki pendapat yang baik tentang mereka, atau tidak? Dari sudut pandang orang lain, mereka jelas-jelas tidak melanggar kebenaran dan sangat terampil dalam melakukan segala hal. Tingkat "kesetiaan" dan pengalaman mereka dalam melakukan tugasnya sudah cukup untuk meyakinkan orang lain. Orang-orang beranggapan, "Lihatlah orang itu: mereka telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, dan mereka memiliki pengalaman dalam melakukan tugas ini. Mereka sangat terampil. Kita tidak mampu melakukannya." Ketika orang-orang memiliki pandangan yang positif seperti itu tentang mereka, apakah mereka memikul beban yang besar atau kecil di hati orang-orang tersebut? (Besar.) Besar; mereka memikul beban dalam hati mereka. Sejumlah orang tidak pernah mencari kebenaran, sebagian karena mereka tidak memiliki pemahaman rohani, sebagian lagi karena mereka tidak tertarik dengan kebenaran, dan mereka sama sekali tidak mencintai kebenaran dan tidak memiliki pemahaman tentang prinsip-prinsip kebenaran. Mereka sepenuhnya mengandalkan antusiasme sesaat, niat baiknya sendiri, dan pengalamannya selama bertahun-tahun dalam melakukan tugas. Namun, mereka tidak ingin membiarkan orang lain mengetahui semua hal ini sehingga mereka berusaha sekuat tenaga dan membayar harga. Jika ada orang yang mengetahui bahwa mereka tidak memiliki pemahaman rohani, atau tidak memahami kebenaran, dan melakukan hal-hal tanpa prinsip, mereka bergegas menghasilkan prestasi agar orang-orang bisa melihatnya. Mereka berkata, "Lihat dan perhatikan apakah aku benar-benar memiliki pemahaman rohani atau tidak. Lihatlah; perhatikan apakah aku benar-benar bertindak sesuai dengan prinsip, apakah aku benar-benar memahami kebenaran atau tidak." Saat mereka bertindak demikian, cukup banyak orang yang disesatkan olehnya. Mereka berkata, "Orang-orang itu berpengalaman dalam melakukan tugasnya dan memahami prinsip-prinsip; kitalah yang tidak paham." "Kita adalah orang-orang yang tidak paham"—apa yang terungkap dari pernyataan ini? Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa di lubuk hatinya, mereka menyetujui perilaku baik lahiriah dari orang-orang tersebut. Apa maksudnya persetujuan ini? Maksudnya adalah mereka menganggap bahwa orang-orang ini adalah orang-orang yang menerapkan kebenaran, mencintai Tuhan, dan menerima penyempurnaan Tuhan terhadap dirinya. Bukankah orang lain menilai mereka demikian, itu berarti mereka menempati posisi tertentu di hati orang-orang? Lebih tepatnya, dapat dikatakan bahwa mereka memiliki semacam gengsi. Jadi apa yang mereka dapat dari gengsi tersebut? Itu membuat orang lain menghormati, menghargai, dan bahkan bergantung pada mereka. Bagaimana orang lain bergantung pada mereka? Begitu orang-orang mengalami masalah, mereka segera mencari pemimpin mereka. Katakanlah ada orang berkata, "Ini adalah masalah besar, dan kita tidak memahaminya; kita harus bertanya kepada Yang di Atas, bukan?" Sebagian orang kemudian berkata, "Tidak perlu. Kita hanya perlu bertanya kepada pemimpin. Pemimpin kita memahami semuanya." Setiap orang mengira bahwa pemimpin dan pekerja selalu sibuk bekerja dan tidak pernah melakukan kejahatan, dan akhirnya menganggap bahwa mereka memang orang yang memahami kebenaran dan bertindak sesuai dengan prinsip. Apa pendapatmu tentang pemikiran ini? Jika seseorang belum melakukan kejahatan secara lahiriah, apakah itu berarti mereka memahami kebenaran? Belum tentu. Ada keterbatasan dalam pemahaman setiap orang tentang kebenaran. Jika engkau, dengan asumsi bahwa pemimpin memahami segala hal, tidak berdoa kepada Tuhan, tidak mencari-Nya, atau tidak mencari di dalam firman-Nya apa pun masalah yang menimpamu, tetapi justru langsung menemui pemimpin untuk bertanya tentang hal tersebut, bukankah ini akan menghambat segalanya? Jika engkau selalu melakukan apa pun yang pemimpin katakan, selalu menghormati mereka, itu berarti mungkin ada sesuatu yang tidak beres, dan mungkin saja engkau akan menimbulkan kerugian pada pekerjaan gereja. Itulah sebabnya memuja dan menghormati orang adalah cara yang paling mudah untuk menjadi tersesat dan melakukan kesalahan, menimbulkan kerugian pada kehidupanmu sendiri, dan pada rumah Tuhan serta pekerjaan gereja.
Ada tiga perwujudan utama antikristus dalam memenangkan hati orang: Perwujudan pertama adalah memikat hati orang dengan sedikit kebaikan; perwujudan kedua adalah memamerkan kelebihan, karunia, dan bakat mereka; perwujudan ketiga adalah menggunakan kedok untuk menyesatkan orang dan memenangkan pendapat baik mereka. Semua perwujudan ini dapat dijumpai dalam diri setiap orang. Sebagian orang sering mengungkapkan beberapa gosip yang tidak diketahui orang lain, membahas segala macam topik, atau memberikan pendapat ahli yang unik. Disebut apakah ini? Ada pepatah yang berbunyi: "Wanita tua mengenakan lipstik untuk memberimu sesuatu untuk dilihat." Orang-orang ini selalu ingin memperlihatkan keterampilan mereka dan ingin dihargai. Namun, terkadang mereka tidak melakukannya dengan baik, dan orang-orang melihat kekurangan pada diri mereka sehingga mereka pada akhirnya melakukan segala cara untuk memperbaiki situasi dan membela diri. Apa pun perbuatan mereka yang bertentangan dengan hati nurani dan kebenaran, atau yang tidak berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya, mereka tidak pernah mau mengakui kesalahan, atau merenungkan diri sendiri dan bertobat, juga tidak pernah menyadari betapa seriusnya masalah ini. Sebaliknya, mereka berpikir keras dan mengerahkan segala upaya untuk membela diri dan menyelesaikan masalah. Mereka begitu bersemangat untuk meraih tujuannya sampai-sampai mereka tidak bisa makan dan tidur karena khawatir reputasinya akan merosot secara tiba-tiba dan drastis. Sebagian orang, misalnya, menganggap bahwa tulisan mereka bagus, mereka adalah penulis yang terampil; beberapa menganggap bahwa mereka adalah pemimpin yang baik, mereka adalah tiang yang menopang gereja; yang lain menganggap bahwa mereka adalah orang-orang yang baik. Begitu orang-orang ini kehilangan citra baiknya karena alasan tertentu atau hal lain, mereka menginvestasikan banyak pemikiran dan membayar harga untuk memulihkan citra mereka, berpikir keras mencoba memperbaiki situasi. Namun, mereka tidak pernah merasa malu, menyesal, atau merasa berhutang budi kepada Tuhan karena telah menempuh jalan yang salah, atau karena berbagai hal yang telah mereka perbuat yang bertentangan dengan kebenaran. Mereka tidak pernah memiliki perasaan seperti itu. Mereka menggunakan segala macam taktik untuk menyesatkan orang dan memenangkan hati mereka. Apakah ini yang disebut melakukan tugas sebagai makhluk ciptaan? Sama sekali bukan. Apakah itu pekerjaan yang harus dilakukan oleh pemimpin gereja? Tentu saja tidak. Mereka hidup dengan watak iblis, berbuat jahat dan mengganggu pekerjaan gereja, serta merusak dan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Mengingat tindakan dan perilaku mereka, jalan yang ditempuh, dan berbagai perilaku mereka yang menyesatkan orang dan mengendalikan mereka, orang ini tidak sedang melakukan tugas seorang pemimpin, tetapi menghancurkan dan mengganggu pekerjaan Tuhan dalam menyelamatkan manusia, menghalangi orang-orang datang ke hadirat Tuhan, dan berusaha mempertahankan kendali atas orang-orang, di bawah pengaruhnya. Bukankah ini tindakan dan perilaku antikristus? Tidak diragukan lagi. Hal ini cukup membuktikan bahwa antikristus benar-benar memainkan peran Iblis dengan sangat baik. Mengingat natur dari hal-hal yang mereka lakukan, mereka bukan hanya gagal melakukan dengan baik tugas yang seharusnya mereka lakukan, melainkan mereka juga memainkan peran Iblis. Segala hal yang mereka lakukan benar-benar bersaing dengan Tuhan untuk memenangkan umat pilihan-Nya. Domba milik Tuhan seharusnya mengikuti Tuhan dan didapatkan oleh-Nya, sebaliknya orang-orang ini menghalangi orang lain mengikuti Tuhan; mereka mengambil domba Tuhan dalam cengkeramannya dan mengendalikan mereka, dan membuat orang-orang memuja dan mengikuti mereka. Itulah natur dari tindakan mereka. Bisakah orang semacam ini disebut "pemimpin"? (Tidak.) Lalu, apa sebutannya? (Hamba jahat.) "Hamba jahat"—itulah nama yang tepat. "Antikristus," "hamba jahat"—kedua sebutan ini cocok, bukan? Orang-orang ini mengibarkan bendera menjalankan tugas sebagai pemimpin, tetapi mereka tidak bertindak layaknya pemimpin. Tindakan mereka sama sekali bukan pelaksanaan tugas pemimpin, mereka sedang memainkan peran antikristus, menjadi wakil Iblis untuk mengganggu dan menghancurkan pekerjaan rumah Tuhan, dan menyesatkan umat pilihan Tuhan sehingga menjauhi jalan yang benar dan menjauhi Tuhan. Semua tindakan dan perilaku mereka menyingkapkan watak dan natur Iblis, memperoleh hasil dengan membuat manusia menjauhi Tuhan, menolak kebenaran dan Tuhan, serta memuja dan mengikuti manusia. Suatu saat, setelah mereka sepenuhnya menyesatkan orang-orang dan mengendalikannya, orang-orang akan mulai memuja, mengikuti, dan mematuhi mereka. Kemudian, mereka akan meraih tujuannya dalam menjerat hati orang-orang. Mereka adalah pemimpin gereja, tetapi mereka tidak melakukan pekerjaan yang telah diamanatkan oleh Tuhan kepadanya; mereka tidak melakukan pekerjaan pemimpin dan pekerja. Sebaliknya, mereka memengaruhi umat pilihan Tuhan, menyesatkan, menjerat, dan mengendalikan mereka, mencengkeram domba yang jelas-jelas merupakan milik Tuhan di bawah kendali mereka. Bukankah mereka pencuri dan bandit? Dalam persaingannya dengan Tuhan untuk memenangkan umat pilihan Tuhan, bukankah mereka bertindak sebagai antek-antek Iblis? Bukankah antikristus semacam ini adalah musuh Tuhan? Bukankah mereka musuh umat pilihan Tuhan? (Ya, benar.) Mereka seratus persen adalah musuh Tuhan dan musuh umat pilihan-Nya; hal ini sudah tidak diragukan lagi.
Dulu, ketika Aku sedang berbicara dan bekerja di semua gereja di Tiongkok Daratan, ada seseorang di samping-Ku yang khusus bertanggung jawab untuk merekam suara dan menulis naskah khotbah. Orang ini sedikit berbakat, dia memiliki pikiran tajam dan cepat dalam merespon. Namun, ada satu hal tentang dirinya: Dia sangat lihai mengucapkan hal-hal yang terdengar menyenangkan yang ingin didengar orang. Jika engkau mengatakan sesuatu yang terdengar menyenangkan, dia akan berkata, "Engkau benar. Aku sudah mencobanya. Luar biasa." Jika engkau mengatakan cuacanya panas, dia akan berkata, "Betul sekali. Aku bahkan berkeringat." Jika engkau mengatakan cuacanya dingin, dia akan berkata, "Ya, memang dingin. Aku sudah memakai sepatu berlapis bulu." Dia jarang mengatakan sesuatu yang benar atau jujur. Dia tampak seperti pengejar kebenaran yang sejati, tetapi ketika terjadi sesuatu yang perlu dibayar dengan harga, dia bersembunyi. Dia penuh tipu daya dan licik. Seperti itulah dia. Sebagian orang mungkin berkata, "Baiklah, mengapa Engkau memilih orang seperti itu?" Aku tidak memilihnya—keadaan waktu itulah yang memaksaku memilihnya. Dulu, sulit sekali menemukan orang seperti dirinya, dan setidaknya dia cepat dalam merespon—dia akan menekan tombol "rekam" setiap kali Aku mulai berbicara. Dia mengikuti-Ku ke mana pun, merekam dan menulis naskah khotbah; dia melakukan pekerjaan yang nyata. Tetapi, caranya berperilaku di depan-Ku dan hal-hal yang dia lakukan di dalam gereja, seperti tindakan dari dua orang yang sama sekali berbeda. Di depan-Ku, dia bersikap patuh, berperilaku baik, dan tekun, teliti, dan bertanggung jawab—tetapi apakah dia seperti itu ketika melakukan tugasnya di gereja? Mengingat begitulah dia ketika berbicara dengan Yang di Atas, apakah dia juga seperti itu ketika berada di antara umat pilihan Tuhan? Apakah engkau berani memberikan jawaban yang pasti tentang hal tersebut? Tidak, engkau tidak akan berani. Jadi, bagaimana engkau bisa mengetahui situasi sebenarnya? Untuk mengetahuinya, engkau harus berinteraksi dengannya. Setelah engkau berinteraksi dengannya selama beberapa waktu, segala hal dalam esensi naturnya akan muncul. Dia sangat menyukai status dan sombong; setiap kali dia bersama dengan siapa pun, dia sangat suka membicarakan modalnya, memamerkan hal-hal yang dapat dilakukannya, hal-hal yang telah dilakukannya, betapa besar penderitaannya, dan betapa hebatnya dirinya. Dia sangat sering melakukan hal-hal ini dan berbicara seperti ini, dan menjadi orang yang sama sekali berbeda dibandingkan saat aku masih di dekatnya. Selain itu, siapa pun yang ada di dekatnya merasa terkekang dan diintimidasi, dan tidak berani mengatakan apa pun tentang hal tersebut. Apa masalah terbesarnya di sini? Dia mengambil sebagian pekerjaan yang sedang dia lakukan, sebagian tugas yang dia lakukan ini, dan memperlakukannya sebagai modal untuk dipamerkan ke mana pun dia pergi. Sampai sejauh mana dia memamerkannya? Semua orang menghormati, memuja, dan iri kepadanya. Akhirnya, mereka berkata, "Orang ini telah sangat menderita demi Tuhan. Lihatlah imannya dan kasihnya kepada Tuhan! Kita bahkan tidak bisa membandingkannya dengan sehelai rambut pun di kepalanya. Kita jauh lebih rendah darinya!" Dia selalu disebut-sebut oleh orang, dan mereka yang tidak dapat bertemu Aku berpikir bahwa bertemu dengannya sama baiknya dengan bertemu Aku. Pengaruhnya terhadap pengetahuan, pemikiran, dan jiwa orang akhirnya mencapai taraf ini. Untuk sampai pada titik ini, dia pasti telah mengatakan dan melakukan banyak hal, bukan? Dia tentu tidak hanya menggunakan beberapa patah kata untuk menyebutkan tugas-tugas yang telah dia lakukan, dan dia tentu berbicara dan membicarakan hal-hal ini secara panjang lebar; terlebih lagi, dia memiliki motif dan tujuan sendiri, dia mengatakan beberapa hal yang bisa membujuk dan menyesatkan orang, membuat orang-orang mengaguminya, dan pada akhirnya dia mencapai tujuannya. Apa pendapatmu tentang orang semacam ini? Dia bisa melakukan tugasnya di sisi-Ku adalah hal yang baik baginya, baik dalam hal dia belajar bagaimana bersikap atau mendapatkan kebenaran. Itu adalah kesempatan baginya untuk disempurnakan lebih awal. Sayangnya, dia tidak menghargai kesempatan ini. Dia tidak melihat betapa berharga dan pentingnya kesempatan ini, juga tidak melihat bahwa ini adalah jalan, landasan dan sumber untuk mendapatkan kebenaran dan memperoleh pengenalan akan Tuhan. Sebaliknya, dia menggunakan kesempatan ini untuk mencapai tujuannya sendiri, yaitu menonjol di antara orang banyak dan memenangkan hati orang. Hal tersebut menimbulkan masalah; dia sedang menempuh jalan yang salah. Katakan kepada-Ku, saat dia begitu gegabah berbicara tentang banyaknya kesulitan yang menimpanya, tentang bagaimana Tuhan membimbingnya, dan bagaimana Tuhan memperlakukannya, dan bagaimana Tuhan memercayainya, apakah dia mampu mengenali bahwa ada niat pribadi di dalamnya? (Ya.) Dia seharusnya mampu mengenalinya. Itu bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dikenali. Dia dapat mengenalinya—lalu mengapa dia tidak mampu mengekang perbuatan jahatnya? Karena dia tidak mencintai kebenaran; dia hanya menyukai pengaruh dan status. Ketika seseorang yang sangat mencintai kebenaran menyingkapkan kerusakan, ketika mereka memberi kesaksian tentang bagaimana mereka telah menderita, mereka merasa sangat menyesal dan menyalahkan diri sendiri. Mereka merasa bahwa perbuatannya sangat jahat, menentang Tuhan, dan mereka tidak boleh melakukannya lagi. Kelak ketika mereka ingin melakukannya lagi, mereka mampu mengekang dirinya dan berhenti melakukan tindakan seperti itu. Hal ini cukup wajar. Namun, pada saat-saat seperti itu, sekalipun hati nuraninya menegur, antikristus tidak dapat mengendalikan ambisi dan keinginannya, dan sekalipun mereka dipangkas, mereka tidak mau menerima kebenaran. Mengapa natur mereka semakin parah dan tidak dapat diperbaiki? (Karena mereka tidak mencintai kebenaran.) Dalam naturnya, antikristus tidak mencintai kebenaran. Lalu, apa yang mereka cintai? (Mereka mencintai status.) Apa yang akan dihasilkan status untuk mereka? Status akan membuat orang memuja, menghormati, dan iri kepada mereka. Akhirnya, tujuan mereka adalah untuk menikmati status dan perlakuan yang sama seperti Tuhan, serta kehormatan, kebahagiaan, dan kegembiraan yang mereka dapatkan karena status ini. Setelah mendengarkan semua yang baru saja Kukatakan, bukankah engkau merasa jijik? (Ya.) Ada hal lain yang dilakukan orang tersebut yang lebih menjijikkan. Kemudian, dia jatuh sakit dan kembali ke kampung halamannya, dan itu membuatnya semakin merasa bahwa dia pantas untuk menikmati keuntungan status. Menurutmu, bagaimana dia akan bertindak saat berada di bawah kendali pemikiran ini? Bukankah dia akan menuntut orang lain untuk memberinya perlakukan yang lebih baik? (Ya.) Mengapa dia menuntut hal ini? Apakah dia tidak merasa itu berlebihan atau tidak masuk akal? Dia merasa dia pantas mendapatkannya. Dia berpikir, "Aku telah sangat menderita demi tuhan dan demi saudara-saudariku. Aku memiliki hak untuk menikmati hal ini; aku jatuh sakit karena aku sangat menderita, jadi saudara-saudaraku harus melayaniku." Sementara dia sakit, dia tidak melakukan apa pun; dia hanya berbaring di tempat tidur sepanjang hari, membuat orang lain merawat dan memberinya makan. Setelah dia berbaring di sana untuk waktu yang lama, dia mulai semakin merasa bosan, jadi dia menyuruh orang membawakannya makanan dan minuman, dan pergi ke luar bersamanya untuk menghilangkan kebosanannya. Ini sangat menjijikkan, bukan? Jika dia benar-benar sakit parah, itu tidak menjadi masalah; jika dia tidak sesakit itu, maka tentu saja perilakunya itu sangat tidak masuk akal, bukan?
Sebagian orang terlihat cukup antusias dengan kepercayaan mereka kepada Tuhan. Mereka selalu peduli dan terlibat dalam urusan gereja, dan mereka selalu bergerak maju. Namun, secara tak terduga, mereka mengecewakan semua orang setelah menjadi pemimpin. Mereka tidak fokus dalam menyelesaikan masalah-masalah nyata umat pilihan Tuhan, tetapi justru berusaha sekuat tenaga untuk bertindak demi reputasi dan statusnya sendiri. Mereka suka memamerkan diri untuk membuat orang lain menghormatinya dan selalu berbicara tentang bagaimana mereka telah berkorban serta menderita untuk Tuhan, tetapi mereka tidak berusaha mengejar kebenaran dan jalan masuk kehidupan mereka. Ini adalah sesuatu yang tidak diduga oleh semua orang. Meskipun mereka menyibukkan dirinya dengan pekerjaan, memamerkan diri di setiap kesempatan, mengkhotbahkan kata-kata dan doktrin, memperoleh penghormatan dan pemujaan dari beberapa orang, menyesatkan hati orang, dan memperkuat status mereka, pada akhirnya, apa yang akan terjadi? Terlepas dari apakah orang-orang ini menggunakan sedikit kebaikan untuk menyuap orang lain, atau memamerkan karunia dan kemampuannya, atau menggunakan berbagai cara untuk menyesatkan orang dan dengan demikian memenangkan pendapat baik mereka, apa pun metode yang mereka gunakan untuk memenangkan hati orang dan menempati posisi di hati orang-orang, apa yang telah hilang dari mereka? Mereka telah kehilangan kesempatan untuk memperoleh kebenaran saat melaksanakan tugas sebagai pemimpin. Pada saat yang sama, karena berbagai perwujudan mereka, mereka juga telah mengumpulkan perbuatan jahat yang akan berakibat pada kesudahan akhir mereka. Entah mereka menggunakan sedikit kebaikan untuk menyogok atau memikat orang, atau memamerkan diri mereka, atau menggunakan kedok untuk menyesatkan orang, dan sebanyak apa pun manfaat dan kepuasan yang tampaknya orang peroleh secara lahiriah dari melakukan hal ini, jika dilihat dari hal ini, apakah ini adalah jalan yang benar? Apakah ini adalah jalan untuk mengejar kebenaran? Apakah ini adalah jalan untuk memperoleh keselamatan? Jelas bukan. Secerdas apa pun metode dan tipu daya ini, mereka tidak dapat menipu Tuhan, mereka semua pada akhirnya akan dikutuk dan dibenci oleh Tuhan karena tersembunyi di balik perilaku semacam itu terdapat ambisi manusia serta sikap dan esensi penentangan terhadap Tuhan. Di dalam hati-Nya, Tuhan sama sekali tidak akan pernah mengakui orang-orang ini sebagai orang yang melaksanakan tugas mereka, dan sebaliknya akan mendefinisikan mereka sebagai pelaku kejahatan. Putusan apa yang Tuhan berikan ketika menangani pelaku kejahatan? "Pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan." Ketika Tuhan berkata, "Pergilah daripada-Ku," ke manakah Dia ingin orang-orang semacam itu pergi? Dia menyerahkan mereka kepada Iblis, ke tempat-tempat yang dihuni oleh gerombolan Iblis. Apa konsekuensi akhir bagi mereka? Mereka akan disiksa sampai mati oleh roh-roh jahat, yang artinya mereka dimangsa oleh Iblis. Tuhan tidak menginginkan orang-orang ini, yang berarti Dia tidak akan menyelamatkan mereka, mereka bukan domba Tuhan, apalagi pengikut-Nya, jadi mereka bukan termasuk orang-orang yang akan Dia selamatkan. Seperti inilah orang-orang ini didefinisikan Tuhan. Jadi, apa sebenarnya natur dari upaya memenangkan hati orang? Naturnya adalah menempuh jalan antikristus; ini adalah perilaku dan esensi yang antikristus miliki. Yang jauh lebih parah adalah esensi bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan umat pilihan-Nya; orang-orang semacam itu adalah musuh Tuhan. Dengan cara inilah antikristus didefinisikan dan digolongkan dan ini sepenuhnya akurat.
22 Januari 2019