Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 2

Firman Tuhan Harian: Kutipan 406

Cara orang percaya kepada Tuhan, mengasihi Tuhan, dan memuaskan Tuhan adalah dengan menyentuh Roh Tuhan dengan hati mereka dan dengan demikian memperoleh kepuasan-Nya, dan dengan menggunakan hati mereka untuk merenungkan firman Tuhan dan dengan demikian mereka digerakkan oleh Roh Tuhan. Jika engkau ingin mencapai kehidupan rohani yang normal dan membangun hubungan yang normal dengan Tuhan, engkau harus terlebih dahulu memberikan hatimu kepada-Nya. Setelah engkau menenangkan hatimu di hadapan Tuhan dan mencurahkan segenap hatimu kepada-Nya, barulah engkau dapat secara berangsur-angsur membangun kehidupan rohani yang normal. Jika dalam kepercayaan orang kepada Tuhan, mereka tidak memberikan hati mereka kepada-Nya dan jika hati mereka tidak berada di dalam Dia dan tidak memperlakukan beban-Nya sebagai beban mereka sendiri, maka segala sesuatu yang mereka lakukan adalah tindakan yang mendustai Tuhan, tindakan yang khas dilakukan oleh orang-orang agamawi, dan tidak dapat menerima pujian dari Tuhan. Tuhan tidak dapat memperoleh apa pun dari orang semacam ini; orang semacam ini hanya dapat berfungsi sebagai kontras bagi pekerjaan Tuhan, seperti dekorasi dalam rumah Tuhan, sesuatu yang berlebihan dan tidak berguna. Tuhan tidak memakai orang seperti ini. Dalam diri orang seperti ini, bukan saja tidak ada sedikit pun kesempatan bagi Roh Kudus untuk bekerja, tetapi mereka juga tidak bernilai sedikit pun untuk disempurnakan. Tipe orang ini, sebenarnya, adalah mayat berjalan. Orang-orang semacam itu tidak memiliki apa pun yang dapat digunakan oleh Roh Kudus, tetapi sebaliknya, mereka semua telah dikuasai dan sangat dalam dirusak oleh Iblis. Tuhan akan menyingkirkan orang-orang ini. Sekarang ini, dalam memakai manusia, Roh Kudus tidak hanya memakai bagian-bagian yang diinginkan dari mereka untuk menyelesaikan sesuatu, Dia juga menyempurnakan dan mengubah bagian-bagian yang tidak diinginkan dari mereka. Jika hatimu dapat dicurahkan kepada Tuhan dan tetap tenang di hadapan-Nya, engkau akan memiliki kesempatan dan kualifikasi untuk dipakai oleh Roh Kudus, untuk menerima pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan bahkan terlebih lagi, engkau akan memiliki kesempatan untuk Roh Kudus memperbaiki kekuranganmu. Ketika engkau memberikan hatimu kepada Tuhan, pada sisi positif, engkau bisa mencapai jalan masuk yang lebih dalam dan mendapatkan wawasan yang lebih tinggi; pada sisi negatif, engkau akan memiliki lebih banyak pemahaman mengenai kesalahan dan kekuranganmu sendiri, engkau akan lebih bersemangat dalam upayamu memuaskan kehendak Tuhan, dan engkau tidak akan pasif, melainkan akan masuk secara aktif. Dengan demikian, engkau akan menjadi orang yang tepat. Dengan asumsi bahwa hatimu mampu untuk tetap tenang di hadapan Tuhan, kunci mengenai apakah engkau menerima pujian dari Roh Kudus atau tidak dan apakah engkau menyenangkan Tuhan atau tidak, terletak pada apakah engkau dapat masuk secara aktif. Ketika Roh Kudus mencerahkan seseorang dan memakainya, hal itu tidak pernah membuat orang tersebut menjadi negatif, tetapi akan selalu membuat mereka maju secara aktif. Meskipun orang ini memiliki kelemahan, dia mampu menghindarkan dirinya agar tidak menjalani kehidupan berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut. Mereka mampu menghindarkan tertundanya pertumbuhan dalam hidup mereka, dan terus berupaya untuk memuaskan kehendak Tuhan. Ini adalah sebuah standar. Jika engkau mampu mencapai standar ini, itu cukup membuktikan bahwa engkau telah memperoleh hadirat Roh Kudus. Jika orang selalu negatif, dan jika bahkan setelah menerima pencerahan dan mulai mengenal diri sendiri, mereka tetap negatif dan pasif dan tidak mampu bangkit dan bertindak sejalan dengan Tuhan, maka orang jenis ini adalah orang yang sekadar menerima kasih karunia Tuhan, tetapi Roh Kudus tidak menyertai mereka. Ketika orang bersikap negatif, ini berarti bahwa hati mereka belum berbalik kepada Tuhan dan roh mereka belum digerakkan oleh Roh Tuhan. Hal ini seharusnya dipahami oleh semua orang.

Dikutip dari "Sangatlah Penting untuk Membangun Hubungan yang Normal dengan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 407

Dapat dilihat dari pengalaman bahwa salah satu persoalan terpenting adalah bahwa orang haruslah menenangkan hatinya di hadapan Tuhan. Ini adalah persoalan yang menyangkut kehidupan rohani manusia dan pertumbuhan mereka dalam kehidupan. Hanya jika hatimu damai di hadapan Tuhan, upayamu mengejar kebenaran dan perubahan dalam watakmu akan membuahkan hasil. Karena engkau datang ke hadapan Tuhan dengan membawa beban, dan karena engkau selalu merasa banyak sekali kekuranganmu, bahwa ada banyak kebenaran yang perlu kauketahui, banyak realitas yang perlu kaualami, dan bahwa engkau seharusnya memusatkan perhatianmu seluruhnya pada kehendak Tuhan—hal-hal ini selalu ada dalam pikiranmu. Seolah-olah semua itu menekanmu begitu kuat sampai engkau merasa sulit bernapas, dan karenanya engkau merasakan beban berat di hatimu (meskipun engkau tidak berada dalam keadaan negatif). Hanya orang-orang seperti inilah yang memenuhi syarat untuk menerima pencerahan dari firman Tuhan dan digerakkan oleh Roh Tuhan. Karena beban merekalah, karena hati mereka yang berat, dan, dapat dikatakan, karena harga yang telah mereka bayar serta siksaan yang telah mereka derita di hadapan Tuhanlah mereka menerima penerangan dan pencerahan-Nya. Karena Tuhan tidak memberi perlakuan khusus kepada siapa pun. Dia selalu adil dalam memperlakukan orang, tetapi Dia juga tidak memberi kepada orang secara asal-asalan atau tanpa syarat. Ini merupakan salah satu aspek dari watak-Nya yang benar. Dalam kehidupan nyata, kebanyakan orang belum mencapai ranah ini. Paling tidak, hati mereka belum sepenuhnya berbalik kepada Tuhan, dan dengan demikian belum terjadi perubahan besar dalam watak hidup mereka. Ini dikarenakan mereka sekadar hidup dalam kasih karunia Tuhan, tetapi belum memperoleh pekerjaan Roh Kudus. Kriteria yang harus dipenuhi manusia agar dipakai oleh Tuhan adalah sebagai berikut: hati mereka berpaling kepada Tuhan, mereka memikul beban firman Tuhan, mereka memiliki hati yang rindu, dan mereka memiliki tekad untuk mencari kebenaran. Hanya orang-orang seperti inilah yang bisa mendapatkan pekerjaan Roh Kudus dan sering memperoleh pencerahan serta penerangan. Orang-orang yang dipakai Tuhan secara lahiriah kelihatannya tidak rasional dan tidak memiliki hubungan yang normal dengan orang lain, walaupun mereka bertutur kata sopan, tidak bicara sembarangan, dan selalu mempertahankan hati yang tenang di hadapan Tuhan. Inilah justru jenis orang yang memadai untuk dipakai oleh Roh Kudus. Orang "tidak rasional" yang dibicarakan Tuhan ini kelihatannya tidak memiliki hubungan yang normal dengan orang lain dan mereka tidak menaruh perhatian pada kasih lahiriah atau tindakan lahiriah, tetapi ketika mereka menyampaikan hal-hal rohani, mereka dapat membuka hati dan tanpa pamrih membekali orang lain dengan penerangan dan pencerahan yang telah mereka peroleh dari pengalaman nyata mereka di hadapan Tuhan. Beginilah cara mereka mengungkapkan kasih mereka kepada Tuhan dan memuaskan kehendak Tuhan. Ketika orang lain memfitnah dan mengolok-olok mereka, mereka mampu menghindarkan diri mereka dari dikuasai oleh orang, kejadian, atau hal-hal di luar, dan tetap dapat tenang di hadapan Tuhan. Orang seperti itu tampaknya memiliki wawasan unik mereka sendiri. Apa pun yang orang lain lakukan, hati mereka tidak pernah meninggalkan Tuhan. Ketika orang lain sedang mengobrol penuh canda dan tawa riang, hati mereka tetap berada di hadapan Tuhan, merenungkan firman Tuhan atau dalam keheningan mereka berdoa dalam hati kepada Tuhan dan mencari maksud-maksud Tuhan. Mereka tidak pernah mementingkan tentang menjaga hubungan yang normal dengan orang lain. Orang seperti itu tampaknya tidak memiliki falsafah untuk hidup. Secara lahiriah, orang ini tampak lincah, membuat orang ingin menyayanginya, dan polos, tetapi ia pun memiliki ketenangan. Inilah gambaran dari jenis orang yang dipakai oleh Tuhan. Hal-hal seperti falsafah hidup atau "nalar biasa" sama sekali tidak bekerja dalam diri orang semacam ini; inilah tipe orang yang telah mencurahkan segenap hatinya untuk firman Tuhan, dan tampaknya hanya ada Tuhan di dalam hati mereka. Inilah tipe orang yang dimaksudkan Tuhan sebagai orang yang "tanpa nalar," dan justru orang seperti inilah yang dipakai oleh Tuhan. Tanda seseorang yang dipakai oleh Tuhan adalah: kapan pun dan di mana pun, hati mereka selalu berada di hadapan Tuhan, dan sehina apa pun orang lain atau sebanyak apa pun orang lain menuruti hawa nafsu dan keinginan daging mereka, hati orang ini tetap tidak pernah meninggalkan Tuhan dan mereka tidak ikut arus. Hanya tipe orang seperti ini yang cocok untuk dipakai Tuhan, dan hanya tipe orang ini yang disempurnakan oleh Roh Kudus. Kalau engkau tidak mampu mencapai hal-hal ini, engkau tidak memenuhi syarat untuk didapatkan oleh Tuhan dan disempurnakan oleh Roh Kudus.

Dikutip dari "Sangatlah Penting untuk Membangun Hubungan yang Normal dengan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 408

Jika engkau ingin memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan, hatimu harus berpaling kepada Tuhan. Dengan ini sebagai dasar, engkau juga akan memiliki hubungan yang normal dengan orang lain. Jika engkau tidak memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan, maka apa pun yang engkau lakukan untuk mempertahankan hubunganmu dengan orang lain, sekeras apa pun engkau bekerja, atau sebanyak apa pun energi yang engkau kerahkan, semua itu hanya berkaitan dengan falsafah hidup manusia. Engkau sedang mempertahankan posisimu di tengah khalayak melalui sudut pandang manusia dan falsafah manusia sehingga orang akan memujimu, tetapi engkau tidak sedang mengikuti firman Tuhan untuk membangun hubungan yang normal dengan orang lain. Jika engkau tidak berfokus pada hubunganmu dengan orang lain tetapi mempertahankan hubungan yang normal dengan Tuhan, jika engkau bersedia memberikan hatimu kepada Tuhan dan belajar menaati-Nya, maka secara alami hubunganmu dengan semua orang akan menjadi normal. Dengan demikian, hubungan ini tidak dibangun dalam daging, melainkan di atas dasar kasih Tuhan. Hampir tidak ada interaksi daging, tetapi di dalam roh ada persekutuan dan ada saling mengasihi, saling menghibur, dan saling membekali. Semua ini dilakukan di atas dasar hati yang memuaskan Tuhan. Hubungan ini tidak dipertahankan dengan mengandalkan falsafah hidup manusia, tetapi terbentuk secara alami melalui memikul beban bagi Tuhan. Hubungan ini tidak membutuhkan upaya manusia. Engkau hanya perlu melakukan penerapan sesuai dengan firman Tuhan prinsip-prinsip. Maukah engkau mempertimbangkan kehendak Tuhan? Maukah engkau menjadi seseorang "tanpa nalar" di hadapan Tuhan? Maukah engkau menyerahkan hatimu sepenuhnya kepada Tuhan, dan mengabaikan posisimu di tengah manusia? Dari antara semua orang yang berhubungan denganmu, dengan siapakah engkau memiliki hubungan terbaik? Dengan siapakah engkau memiliki hubungan terburuk? Apakah hubunganmu dengan orang lain normal? Apakah engkau memperlakukan semua orang dengan setara? Apakah hubunganmu dengan orang lain dipertahankan sesuai dengan falsafah hidupmu, ataukah dibangun di atas dasar kasih Tuhan? Jika orang tidak memberikan hatinya kepada Tuhan, roh mereka menjadi tumpul, mati rasa, dan tidak sadar. Orang semacam ini tidak akan pernah mengerti firman Tuhan dan tidak akan pernah memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan; watak orang semacam ini tidak akan pernah berubah. Perubahan watak seseorang merupakan proses memberikan hati sepenuhnya kepada Tuhan dan menerima pencerahan serta penerangan dari firman Tuhan. Pekerjaan Tuhan dapat memungkinkan orang untuk masuk secara aktif, juga memampukan mereka untuk membersihkan aspek negatif mereka setelah memperoleh pengetahuan tentang hal-hal itu. Ketika engkau mencapai titik di mana engkau memberikan hatimu kepada Tuhan, engkau akan mampu merasakan setiap gerakan halus dalam rohmu, dan engkau akan mengetahui setiap pencerahan dan penerangan yang engkau terima dari Tuhan. Berpeganglah pada hal ini, dan secara bertahap engkau akan memasuki jalan disempurnakan oleh Roh Kudus. Semakin hatimu dapat tenang di hadapan Tuhan, semakin rohmu peka dan lembut, dan semakin rohmu mampu merasakan bagaimana Roh Kudus menggerakkannya, dan kemudian hubunganmu dengan Tuhan akan menjadi semakin normal. Hubungan yang normal di antara manusia dibangun di atas dasar penyerahan hati mereka kepada Tuhan, dan bukan melalui upaya manusia. Tanpa Tuhan di dalam hati mereka, hubungan antarpribadi di antara manusia hanyalah hubungan daging. Hubungan itu tidak normal, melainkan menuruti hawa nafsu. Semua itu adalah hubungan yang dibenci Tuhan dan menjijikkan bagi Dia. Jika engkau mengatakan bahwa rohmu telah digerakkan, tetapi engkau selalu ingin bersekutu dengan orangorang yang kausukai, dengan siapa pun yang engkau kagumi, sedangkan jika ada orang yang sedang mencari tetapi engkau tidak menyukai mereka, engkau berprasangka buruk dan tidak ingin terlibat dengan mereka, ini semakin membuktikan bahwa engkau orang yang dikuasai emosimu dan engkau tidak sama sekali memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan. Engkau sedang berusaha membohongi Tuhan dan menutupi keburukanmu sendiri. Bahkan sekalipun engkau dapat membagikan sedikit pemahamanmu, tetapi jika niatmu salah, semua yang engkau lakukan hanya baik menurut standar manusia. Tuhan tidak akan memujimu—engkau sedang bertindak sesuai dengan keinginan daging, bukan sesuai dengan beban Tuhan. Jika engkau mampu menenangkan hatimu di hadapan Tuhan dan memiliki interaksi yang normal dengan semua orang yang mengasihi Tuhan, barulah engkau layak untuk dipakai oleh Tuhan. Dengan demikian, bagaimanapun caramu bergaul dengan orang lain, itu tidak akan berdasarkan pada falsafah kehidupan, melainkan itu berada di hadapan Tuhan, kehidupan dengan cara yang mempertimbangkan beban-Nya. Berapa banyak orang di antaramu yang seperti ini? Apakah hubunganmu dengan orang lain benar-benar normal? Atas dasar apakah hubungan itu dibangun? Berapa banyak falsafah hidup yang ada di dalam dirimu? Apakah falsafah itu sudah dibuang? Jika hatimu tidak dapat sepenuhnya berbalik kepada Tuhan, engkau bukan berasal dari Tuhan—engkau berasal dari Iblis, dan engkau akan dikembalikan kepada Iblis pada akhirnya. Engkau tidak layak menjadi salah satu umat Tuhan. Semua ini membutuhkan pertimbanganmu yang saksama.

Dikutip dari "Sangatlah Penting untuk Membangun Hubungan yang Normal dengan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 409

Dalam memercayai Tuhan, setidaknya engkau harus berusaha membina hubungan yang normal dengan Tuhan. Tanpa hubungan yang normal dengan Tuhan, maka makna kepercayaanmu kepada Tuhan pun hilang. Membina hubungan yang normal dengan Tuhan sepenuhnya dapat dicapai dengan menenangkan hatimu di hadirat Tuhan. Hubungan yang normal dengan Tuhan berarti mampu untuk tidak meragukan ataupun mengingkari pekerjaan Tuhan dan tunduk pada pekerjaan Tuhan itu. Itu berarti memiliki niat yang benar di hadirat Tuhan, tidak menyusun rencana sendiri, selalu menjadikan kepentingan keluarga Tuhan sebagai yang terpenting dalam segala hal; ini berarti menerima pemeriksaan Tuhan, dan menaati pengaturan-Nya. Engkau harus mampu menenangkan hatimu di hadirat Tuhan dalam segala hal yang engkau lakukan. Bahkan andaipun engkau tidak memahami kehendak Tuhan, engkau harus tetap memenuhi tugas dan tanggung jawab dengan sebaik mungkin. Begitu kehendak Tuhan telah diungkapkan kepadamu, bertindaklah, dan itu tidak akan terlambat. Apabila hubunganmu dengan Tuhan telah menjadi normal, engkau juga akan memiliki hubungan yang normal dengan orang-orang. Semuanya dibangun atas dasar firman Tuhan. Dengan makan dan minum firman Tuhan, kemudian menerapkan tuntutan Tuhan, arahkanlah sudut pandangmu dengan benar, dan jangan melakukan hal-hal yang melawan Tuhan atau mengacaukan gereja. Jangan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi kehidupan saudara-saudarimu, jangan mengucapkan hal-hal yang tidak berguna bagi orang lain, jangan melakukan hal-hal yang memalukan. Bersikaplah adil dan terhormat dalam segala hal yang kau lakukan, dan pastikan bahwa setiap tindakanmu layak di hadapan Tuhan. Meskipun daging terkadang lemah, engkau harus mampu mengutamakan kepentingan keluarga Tuhan, tanpa keserakahan untuk keuntungan pribadi, dan engkau harus mampu bertindak dengan benar. Apabila engkau dapat melakukan penerapan seperti ini, hubunganmu dengan Tuhan akan menjadi normal.

Dalam segala hal yang engkau lakukan, engkau harus memeriksa apakah niatmu sudah benar. Jika engkau mampu bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan, hubunganmu dengan Tuhan sudah normal. Inilah standar yang paling minim. Selidikilah niatmu, dan jika engkau menemukan timbulnya niat yang tidak benar, mampu meninggalkannya, dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan, maka engkau akan menjadi orang yang benar di hadapan Tuhan, yang pada gilirannya menunjukkan bahwa hubunganmu dengan Tuhan normal, dan bahwa semua yang engkau lakukan adalah demi Tuhan, dan bukan demi dirimu sendiri. Dalam segala hal yang engkau lakukan dan katakan, engkau harus mampu menetapkan hati yang lurus dan bertindak benar, dan tidak dituntun oleh emosi, maupun bertindak sesuai dengan kehendakmu sendiri. Inilah prinsip yang harus dimiliki orang-orang yang percaya kepada Tuhan dalam menjaga perilakunya. Hal-hal kecil dapat mengungkapkan niat dan tingkat pertumbuhan seseorang, oleh karena itu, agar seseorang dapat memasuki jalan penyempurnaan oleh Tuhan, dia harus terlebih dahulu meluruskan niatnya sendiri dan hubungannya dengan Tuhan. Hanya ketika hubunganmu dengan Tuhan normal, engkau bisa disempurnakan oleh Tuhan, dan baru setelah itu, penanganan, pemangkasan, pendisiplinan, dan pemurnian oleh Tuhan dapat mencapai dampak yang diinginkan atas dirimu. Dengan kata lain, jika manusia dapat memiliki Tuhan dalam hati mereka dan tidak mencari keuntungan pribadi atau memikirkan masa depan mereka sendiri (secara kedagingan), melainkan menanggung beban untuk memasuki hidup, melakukan yang terbaik untuk mengejar kebenaran, dan tunduk pada pekerjaan Tuhan—apabila engkau dapat melakukan ini, maka sasaran yang engkau kejar akan benar, dan hubunganmu dengan Tuhan akan menjadi normal. Dapat dikatakan, memperbaiki hubungan dengan Tuhan adalah langkah pertama dalam memasuki perjalanan rohani. Meski takdir manusia ada di tangan Tuhan, telah ditetapkan oleh Tuhan sejak semula dan tidak dapat diubah oleh mereka sendiri, soal apakah engkau dapat atau tidak dapat disempurnakan atau didapatkan oleh Tuhan akan bergantung pada apakah hubunganmu dengan Tuhan normal. Mungkin ada bagian-bagian yang lemah atau tidak taat pada dirimu—tetapi selama pandangan dan niatmu sudah tepat, dan selama hubunganmu dengan Tuhan benar dan normal, maka engkau memenuhi syarat untuk disempurnakan oleh Tuhan. Apabila engkau tidak memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan, dan bertindak demi daging atau demi keluargamu, maka seberapa pun kerasnya engkau bekerja, itu semua akan sia-sia. Apabila hubunganmu dengan Tuhan normal, segala sesuatu akan berjalan dengan lancar. Tuhan tidak melihat hal lain selain apakah pandanganmu dalam kepercayaan kepada Tuhan sudah benar: siapa yang engkau percayai, demi siapa engkau percaya, dan mengapa engkau percaya. Apabila engkau dapat melihat semua ini dengan jernih, dan melakukan penerapan dengan pandangan yang positif, maka hidupmu akan mengalami kemajuan, dan engkau pasti dapat memasuki jalur yang benar. Apabila hubunganmu dengan Tuhan tidak normal, dan pandanganmu tentang kepercayaan kepada Tuhan menyimpang, semua hal yang lain pun sia-sia, dan sebesar apa pun engkau beriman, engkau tidak akan meraih apa pun. Hanya setelah hubunganmu dengan Tuhan sudah normal, engkau akan dipuji oleh Tuhan di saat engkau meninggalkan daging, berdoa, menderita, bertahan, taat, membantu saudara-saudarimu, lebih banyak mengorbankan diri bagi Tuhan, dan seterusnya. Soal apakah perbuatanmu bermanfaat dan bermakna atau tidak, tergantung pada apakah niat dan sudut pandangmu sudah benar. Zaman sekarang, kepercayaan sebagian besar orang kepada Tuhan dapat diibaratkan seperti menatap jam dengan kepala dimiringkan—sudut pandang mereka menjadi menyimpang, dan mereka harus diluruskan lewat terobosan. Jika masalah ini diselesaikan, semua akan baik-baik saja; jika tidak, segalanya akan sia-sia. Ada orang-orang yang berperilaku baik di hadapan-Ku, tetapi di belakang-Ku, yang mereka lakukan hanyalah melawan-Ku. Ini adalah perwujudan kebengkokan dan tipu daya, dan orang seperti ini adalah hamba Iblis, mereka adalah jelmaan khas dari Iblis untuk menguji Tuhan. Engkau adalah orang yang benar hanya apabila engkau mampu tunduk pada pekerjaan-Ku dan firman-Ku. Selama engkau dapat makan dan minum firman Tuhan, selama semua yang engkau lakukan layak di hadapan Tuhan dan engkau bersikap adil dan terhormat dalam semua yang engkau lakukan; selama engkau tidak melakukan hal-hal yang memalukan, atau hal-hal yang dapat membahayakan hidup orang lain; selama engkau hidup dalam terang, dan tidak membiarkan dirimu diperalat oleh Iblis, maka hubunganmu dengan Tuhan berjalan dengan benar.

Dikutip dari "Bagaimana Hubunganmu dengan Tuhan?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 410

Percaya kepada Tuhan mengharuskanmu untuk mengatur niat dan sudut pandangmu dengan benar; engkau harus memiliki pemahaman yang benar dan perlakuan yang benar terhadap firman dan pekerjaan Tuhan, seluruh lingkungan yang Tuhan atur, manusia yang tentangnya Tuhan bersaksi, dan Tuhan yang nyata. Janganlah melakukan penerapan sesuai pikiranmu sendiri, atau menyusun rencana picikmu sendiri. Apa pun yang kau lakukan, engkau harus bisa mencari kebenaran, dan dalam posisimu sebagai ciptaan Tuhan, tunduklah pada semua pekerjaan Tuhan. Apabila engkau ingin mengejar untuk disempurnakan oleh Tuhan dan memasuki jalur hidup yang benar, hatimu harus senantiasa berada di hadirat Tuhan. Jangan cabul, jangan mengikuti Iblis, jangan memberi peluang apa pun kepada Iblis untuk melakukan pekerjaannya, dan jangan membiarkan Iblis memanfaatkanmu. Engkau harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan berkuasa atasmu.

Apakah engkau bersedia menjadi hamba Iblis? Apakah engkau bersedia diperalat oleh Iblis? Apakah engkau percaya kepada Tuhan dan mengejar Dia sehingga dapat disempurnakan oleh-Nya, atau agar engkau menjadi kontras untuk pekerjaan Tuhan? Apakah engkau lebih memilih kehidupan yang bermakna, yang di dalamnya engkau didapatkan oleh Tuhan, atau kehidupan yang tidak bermakna dan hampa? Apakah engkau lebih memilih dipakai oleh Tuhan, atau diperalat oleh Iblis? Apakah engkau lebih memilih untuk membiarkan firman dan kebenaran Tuhan memenuhi dirimu, atau membiarkan dosa dan Iblis memenuhimu? Pertimbangkan hal-hal ini baik-baik. Dalam kehidupan sehari-hari, engkau harus memahami kata-kata yang engkau ucapkan dan hal-hal yang engkau perbuat yang dapat mendatangkan ketidaknormalan dalam hubunganmu dengan Tuhan, kemudian perbaiki diri untuk berperilaku yang benar. Setiap saat, periksalah perkataanmu, tindakanmu, setiap gerak-gerikmu, serta pikiran dan gagasanmu. Pahamilah keadaanmu yang sebenarnya dan masuklah ke jalan pekerjaan Roh Kudus. Hanya dengan cara ini engkau bisa membina hubungan yang normal dengan Tuhan. Dengan menimbang apakah hubunganmu dengan Tuhan sudah normal atau belum, engkau akan dapat meralat niatmu, memahami natur esensi manusia, dan benar-benar memahami dirimu sendiri; dengan demikian, engkau akan dapat memasuki pengalaman nyata, benar-benar mengabaikan diri, dan mencapai keinginan untuk tunduk. Ketika engkau mengalami hal-hal ini, terkait apakah hubunganmu dengan Tuhan sudah normal atau belum, engkau akan menemukan kesempatan untuk disempurnakan oleh Tuhan dan dapat memahami berbagai keadaan di mana Roh Kudus bekerja. Engkau pun akan dapat mengenali berbagai siasat dan persekongkolan Iblis. Hanya inilah jalan untuk disempurnakan oleh Tuhan. Engkau haruslah memperbaiki hubungan dengan Tuhan sehingga engkau dapat tunduk pada semua rancangan Tuhan, dan agar engkau dapat memasuki pengalaman nyata secara lebih mendalam, dan mendapatkan lebih banyak pekerjaan Roh Kudus. Kala engkau berlatih membina hubungan yang normal dengan Tuhan, sering kali engkau akan berhasil mencapainya dengan meninggalkan daging dan lewat kerja sama yang sungguh-sungguh dengan Tuhan. Engkau harus memahami bahwa "tanpa hati yang mau bekerja sama, akan sulit untuk menerima pekerjaan Tuhan; apabila daging tidak mengalami penderitaan, tidak akan ada berkat dari Tuhan; apabila roh tidak berjuang, Iblis tidak akan dipermalukan." Apabila engkau menerapkan prinsip-prinsip ini dan memahaminya dengan jelas, maka pandanganmu tentang iman kepada Tuhan akan diluruskan. Dalam pengamalanmu sekarang ini, engkau sekalian haruslah menyingkirkan paham "mencari roti untuk menghilangkan rasa lapar," engkau sekalian harus menyingkirkan pandangan bahwa "segala sesuatu dilakukan oleh Roh Kudus dan manusia tidak bisa campur tangan." Mereka yang berbicara seperti ini berpikir, "Manusia dapat melakukan apa pun yang ingin mereka lakukan, dan ketika saatnya tiba, Roh Kudus akan bekerja. Manusia tidak perlu mengekang daging atau bekerja sama; yang penting hanyalah mereka digerakkan oleh Roh Kudus." Sudut pandang ini seluruhnya tidak masuk akal. Dalam keadaan seperti ini, Roh Kudus tidak mampu bekerja. Sudut pandang seperti inilah yang menjadi kendala besar bagi pekerjaan Roh Kudus. Sering kali, pekerjaan Roh Kudus dicapai melalui kerja sama manusia. Mereka yang tidak bekerja sama dan tidak memiliki keteguhan hati, tetapi ingin mengubah wataknya serta menerima pekerjaan Roh Kudus dan meraih pencerahan serta penerangan Tuhan, sungguh berpikiran muluk-muluk. Ini namanya "memanjakan diri dan mengampuni Iblis." Orang-orang seperti ini tidak membina hubungan yang normal dengan Tuhan. Engkau harus menemukan banyak pengungkapan dan perwujudan watak Iblis di dalam dirimu dan menemukan penerapan apa pun yang bertolak belakang dengan apa yang Tuhan tuntut saat ini. Apakah engkau dapat meninggalkan Iblis sekarang? Engkau harus menggapai hubungan yang normal dengan Tuhan, bertindak seturut kehendak Tuhan, dan menjadi pribadi baru dengan kehidupan yang baru. Jangan terus memikirkan pelanggaran di masa lalu; jangan terlalu penuh penyesalan; bangkitlah dan bekerjasamalah dengan Tuhan, dan laksanakan tugas yang harus engkau penuhi. Dengan cara ini, hubunganmu dengan Tuhan akan menjadi normal.

Dikutip dari "Bagaimana Hubunganmu dengan Tuhan?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 411

Apabila engkau hanya menerima firman-firman ini secara lisan setelah membacanya tetapi hatimu tidak tergerak, dan engkau tidak berupaya membina hubungan yang normal dengan Tuhan, itu berarti engkau tidak mengutamakan hubunganmu dengan Tuhan. Ini membuktikan bahwa sudut pandangmu belum diluruskan, niatmu masih belum diarahkan pada membiarkan Tuhan memperoleh dirimu dan mendatangkan kemuliaan bagi-Nya, tetapi justru diarahkan pada memungkinkan persekongkolan Iblis bisa menang dan mencapai tujuan pribadimu sendiri. Orang semacam ini memiliki niat dan sudut pandang yang keliru. Apa pun yang difirmankan Tuhan atau bagaimana pun itu diutarakan, mereka tidak peduli dan sama sekali tidak diubahkan. Hati mereka tidak gentar dan mereka tidak merasa malu. Orang semacam ini adalah orang yang bodoh tanpa jiwa. Bacalah setiap firman Tuhan dan terapkanlah begitu engkau memahaminya. Mungkin di masa lalu dagingmu lemah, atau engkau memberontak atau menolak; terlepas dari caramu bersikap di masa lalu, ini bukan masalah besar, dan ini tidak dapat menghalangi hidupmu untuk mencapai kematangan sekarang. Sepanjang engkau mampu membina hubungan yang normal dengan Tuhan pada hari ini, maka tetap ada harapan. Apabila setiap kali membaca firman Tuhan, engkau mengalami perubahan dan orang lain dapat melihat bahwa kehidupanmu telah berubah menjadi lebih baik, itu menunjukkan bahwa hubunganmu dengan Tuhan sudah normal, bahwa hubunganmu telah diluruskan. Tuhan tidak memperlakukan manusia berdasarkan pelanggaran mereka. Begitu engkau menjadi paham dan sadar, sepanjang engkau mampu untuk berhenti memberontak atau melawan, Tuhan akan tetap mengasihanimu. Ketika engkau memiliki pemahaman dan tekad untuk mengejar disempurnakan oleh Tuhan, maka keadaanmu di hadirat Tuhan akan menjadi normal. Apa pun yang engkau sedang lakukan, pertimbangkan hal ini saat tengah melakukannya: apa yang akan Tuhan pikirkan jika aku melakukan ini? Akankah hal ini bermanfaat bagi saudara-saudariku? Akankah hal ini bermanfaat bagi pekerjaan dalam rumah Tuhan? Periksalah niat-niatmu dalam doa, persekutuan, perkataan, pekerjaan, dan hubungan dengan orang-orang, dan ujilah apakah hubunganmu dengan Tuhan normal. Apabila engkau tidak dapat membedakan niat dan pikiranmu sendiri, artinya engkau tidak punya kemampuan membedakan, ini membuktikan bahwa engkau masih terlalu sedikit memahami kebenaran. Jika engkau mampu memiliki pemahaman yang jelas mengenai segala sesuatu yang dilakukan oleh Tuhan, dan memandang hal-hal melalui teropong firman Tuhan, dengan berdiri di pihak Tuhan, maka sudut pandangmu akan menjadi benar. Oleh karena itu, membina hubungan yang baik dengan Tuhan adalah prioritas utama bagi siapa pun yang percaya kepada Tuhan; setiap orang harus menjadikan ini sebagai tugas terpenting dan peristiwa utama dalam hidup mereka. Segala sesuatu yang engkau lakukan diukur dari apakah engkau memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan. Apabila hubunganmu dengan Tuhan normal dan niatmu juga benar, bertindaklah. Untuk memelihara hubungan yang normal dengan Tuhan, engkau tidak boleh takut kehilangan kepentingan pribadi; engkau tidak boleh membiarkan Iblis menang, engkau tidak boleh membiarkan Iblis menemukan apa pun untuk melawanmu, dan engkau tidak boleh membiarkan Iblis menjadikan dirimu bahan tertawaan. Memiliki niat seperti itu adalah tanda bahwa hubunganmu dengan Tuhan sudah normal—bukan untuk daging, melainkan untuk kedamaian jiwa, untuk mendapatkan pekerjaan Roh Kudus dan demi memenuhi kehendak Tuhan. Untuk memasuki keadaan yang benar, engkau harus membina hubungan yang baik dengan Tuhan dan meluruskan pandangan imanmu kepada Tuhan. Ini adalah agar Tuhan dapat memperoleh dirimu, dan agar Dia dapat mewujudkan buah-buah firman-Nya dalam dirimu, dan untuk mencerahkan dan menerangimu lebih lanjut. Dengan cara ini, engkau akan memasuki cara yang benar. Teruslah makan dan minum firman Tuhan yang sekarang ini, masukilah cara kerja Roh Kudus saat ini, bertindaklah sesuai tuntutan Tuhan saat ini, janganlah menaati metode penerapan yang sudah ketinggalan zaman, jangan berpaut pada cara-cara lama dalam bekerja, dan segera memasuki cara kerja hari ini. Dengan demikian, hubunganmu dengan Tuhan akan sepenuhnya normal dan engkau akan masuk ke jalur yang benar dalam kepercayaanmu kepada Tuhan.

Dikutip dari "Bagaimana Hubunganmu dengan Tuhan?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 412

Semakin seseorang menerima firman Tuhan, semakin tercerahkan diri mereka, dan semakin mereka lapar dan haus dalam pencarian mereka untuk mengenal Tuhan. Hanya mereka yang menerima firman Tuhan mampu memiliki pengalaman yang lebih kaya dan lebih mendalam, dan hanya merekalah yang hidupnya dapat terus bertumbuh bagaikan bunga wijen. Semua orang yang mengejar kehidupan harus menganggap hal ini sebagai pekerjaan penuh waktu; mereka harus merasa bahwa "tanpa Tuhan, aku tidak bisa hidup; tanpa Tuhan, aku tidak bisa mencapai apa pun; tanpa Tuhan, semuanya hampa." Demikian pula, mereka harus memiliki kebulatan hati bahwa "tanpa hadirat Roh Kudus, aku tidak akan melakukan apa pun, dan jika pembacaan firman Tuhan tidak memiliki pengaruh, aku akan masa bodoh untuk melakukan apa pun." Jangan menuruti kesenanganmu sendiri. Pengalaman hidup datang dari pencerahan dan bimbingan Tuhan, dan itu merupakan kristalisasi dari upayamu sendiri. Yang harus engkau semua tuntut dari dirimu sendiri adalah ini: "Dalam masalah pengalaman hidup, aku tidak bisa memberi diriku kebebasan penuh."

Terkadang, ketika dalam kondisi yang tidak biasa, engkau kehilangan hadirat Tuhan, dan tidak mampu merasakan Tuhan ketika engkau berdoa. Adalah normal untuk merasa takut pada saat-saat seperti itu. Engkau harus segera mulai mencari. Jika tidak, Tuhan akan menjadi semakin terpisah darimu, dan engkau tidak akan memiliki hadirat Roh Kudus—dan, terlebih lagi, pekerjaan Roh Kudus—selama sehari, dua hari, bahkan satu atau dua bulan. Dalam situasi ini, engkau menjadi benar-benar mati rasa dan sekali lagi ditawan oleh Iblis, sampai-sampai engkau bisa melakukan tindakan apa pun. Engkau mendambakan kekayaan, menipu saudara-saudarimu, menonton film dan video, bermain mahyong, bahkan merokok dan minum tanpa kedisiplinan. Hatimu telah menyimpang jauh dari Tuhan, engkau secara diam-diam telah menempuh jalanmu sendiri, dan engkau telah secara semena-mena menjatuhkan penghakiman atas pekerjaan Tuhan. Dalam beberapa kasus, orang merosot sedemikian hina sehingga mereka tidak merasakan aib atau rasa malu dalam melakukan dosa yang bersifat seksual. Orang seperti ini telah ditinggalkan oleh Roh Kudus; bahkan, pekerjaan Roh Kudus telah lama tidak ada pada orang seperti itu. Kita hanya bisa melihat mereka merosot semakin dalam lagi menuju kerusakan sementara tangan-tangan jahat terulur lebih jauh lagi. Pada akhirnya, mereka menyangkal adanya jalan ini, dan ditawan oleh Iblis ketika mereka melakukan dosa. Jika engkau mendapati bahwa engkau hanya memiliki hadirat Roh Kudus, tetapi tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus, itu sudah merupakan situasi yang berbahaya untuk berada di dalamnya. Ketika merasakan hadirat Roh Kudus saja engkau tidak mampu, engkau sudah berada di ambang kematian. Jika engkau tidak bertobat, engkau akan sepenuhnya kembali kepada Iblis, dan engkau akan berada di antara mereka yang tersingkir. Jadi, ketika engkau mendapati dirimu berada dalam keadaan di mana yang ada hanyalah hadirat Roh Kudus (engkau tidak melakukan dosa, engkau menahan diri, dan engkau tidak menentang Tuhan secara terang-terangan) tetapi engkau tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus (engkau tidak merasa tersentuh ketika engkau berdoa, engkau tidak mendapatkan pencerahan atau penerangan yang jelas ketika engkau makan dan minum firman Tuhan, engkau masa bodoh tentang makan dan minum firman Tuhan, tidak pernah ada pertumbuhan dalam hidupmu, dan engkau telah lama kehilangan penerangan yang besar)—pada saat-saat seperti itu, engkau harus lebih berhati-hati. Engkau tidak boleh menuruti kesenanganmu sendiri, engkau tidak boleh memberikan kebebasan terhadap karaktermu sendiri lebih jauh. Hadirat Roh Kudus bisa lenyap kapan saja. Inilah sebabnya mengapa situasi semacam itu sangat berbahaya. Jika engkau mendapati dirimu dalam keadaan seperti ini, cobalah untuk membalikkan keadaan sesegera mungkin. Pertama, engkau harus mengucapkan doa pertobatan dan memohon agar Tuhan memberikan belas kasihan-Nya atasmu sekali lagi. Berdoalah dengan lebih sungguh-sungguh, dan tenangkan hatimu untuk makan dan minum lebih banyak firman Tuhan. Dengan landasan ini, engkau harus meluangkan lebih banyak waktu dalam doa; lipatgandakan upayamu dalam bernyanyi, berdoa, makan dan minum firman Tuhan, dan melakukan tugasmu. Ketika engkau berada dalam keadaanmu yang paling lemah, hatimu paling mudah dikuasai oleh Iblis. Ketika itu terjadi, hatimu diambil dari Tuhan dan dikembalikan kepada Iblis, segera setelah itu engkau tidak akan memiliki hadirat Roh Kudus. Pada saat-saat seperti itu, teramat sulit untuk mendapatkan kembali pekerjaan Roh Kudus. Lebih baik untuk mencari pekerjaan Roh Kudus sementara Dia masih bersamamu, yang akan membuat Tuhan dapat memberikan lebih banyak pencerahan-Nya kepadamu dan membuat-Nya tidak meninggalkanmu. Berdoa, menyanyikan lagu-lagu pujian, menjalankan tugasmu, serta makan dan minum firman Tuhan—semua ini dilakukan agar Iblis tidak memiliki kesempatan untuk melakukan pekerjaannya, dan agar Roh Kudus dapat bekerja di dalam dirimu. Jika engkau tidak mendapatkan kembali pekerjaan Roh Kudus dengan cara ini, jika engkau hanya menunggu, maka mendapatkan kembali pekerjaan Roh Kudus tidak akan mudah ketika engkau telah kehilangan hadirat Roh Kudus, kecuali Roh Kudus telah secara khusus menggerakkanmu, atau secara khusus menerangi dan mencerahkanmu. Meskipun demikian, dibutuhkan waktu bukan hanya satu atau dua hari untuk memulihkan keadaanmu; terkadang bahkan enam bulan bisa lewat tanpa ada pemulihan sedikit pun. Ini semua karena manusia terlalu lunak pada diri mereka sendiri, tidak mampu mengalami perkara-perkara dengan cara yang normal dan karenanya ditinggalkan oleh Roh Kudus. Bahkan jika engkau mendapatkan kembali pekerjaan Roh Kudus, pekerjaan Tuhan saat ini mungkin tetap tidak terlalu jelas bagimu, karena engkau telah jauh tertinggal dalam pengalaman hidupmu, seolah-olah engkau telah tertinggal sangat jauh di belakang. Bukankah ini hal yang mengerikan? Meskipun demikian, Aku memberi tahu orang-orang seperti itu bahwa belum terlambat untuk bertobat sekarang, tetapi ada satu syarat: engkau harus bekerja lebih keras, dan tidak bersenang-senang dalam kemalasan. Jika orang lain berdoa lima kali dalam sehari, engkau harus berdoa sepuluh kali; jika orang lain makan dan minum firman Tuhan selama dua jam sehari, engkau harus melakukannya selama empat atau enam jam; dan jika orang lain mendengarkan nyanyian pujian selama dua jam, engkau harus mendengarkan setidaknya setengah hari. Sering-seringlah dalam damai di hadapan Tuhan dan pikirkanlah kasih Tuhan, sampai engkau tergerak, hatimu kembali kepada Tuhan, dan engkau tidak lagi berani menyimpang dari Tuhan—baru pada saat itulah penerapanmu akan menghasilkan buah; baru pada saat itulah engkau dapat memulihkan keadaanmu sebelumnya yang normal.

Dikutip dari "Bagaimana Masuk ke dalam Keadaan yang Normal" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 413

Engkau semua baru menempuh sebagian yang sangat kecil dari jalan orang yang percaya kepada Tuhan, dan belum masuk ke jalur yang benar, sehingga engkau semua masih jauh dari memenuhi standar Tuhan. Saat ini, tingkat pertumbuhanmu tidak memadai untuk memenuhi tuntutan-Nya. Karena kualitasmu dan naturmu yang rusak, engkau semua selalu memperlakukan pekerjaan Tuhan secara sembarangan; engkau tidak menganggapnya serius. Inilah kekuranganmu yang paling parah. Tentu saja tak seorang pun dapat dengan kepastian penuh memahami jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus; sebagian besar darimu tidak memahaminya dan tidak dapat melihatnya dengan jelas. Terlebih lagi, sebagian besar darimu tidak peduli terhadap perkara ini, apalagi memikirkannya dengan serius. Jika engkau melanjutkan seperti ini, yakni hidup dalam ketidaktahuan tentang pekerjaan Roh Kudus, jalan yang kaupilih sebagai orang percaya kepada Tuhan akan sia-sia. Ini karena engkau semua tidak melakukan segala upaya untuk berusaha memenuhi kehendak Tuhan dan karena engkau semua tidak melakukan kerja sama yang baik dengan Tuhan. Masalahnya bukanlah karena Tuhan belum bekerja di dalam dirimu, atau karena Roh Kudus belum menggerakkanmu. Masalahnya adalah engkau begitu ceroboh sehingga engkau tidak menganggap serius pekerjaan Roh Kudus. Engkau harus segera membalikkan situasi ini dan menempuh jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus. Inilah topik utama hari ini. "Jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus" merujuk pada mendapatkan pencerahan dalam roh; memiliki pengetahuan akan firman Tuhan; mendapatkan kejelasan tentang jalan ke depan; dapat masuk selangkah demi selangkah ke dalam kebenaran; dan mencapai pengetahuan yang lebih besar tentang Tuhan. Jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus pada dasarnya adalah jalan menuju pemahaman yang lebih jelas tentang firman Tuhan, bebas dari penyimpangan dan pemahaman yang salah, dan mereka yang menempuhnya berjalan lurus di sepanjang jalan tersebut. Untuk mencapainya, engkau semua perlu bekerja secara selaras dengan Tuhan, menemukan jalan yang benar untuk melakukannya, dan menempuh jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus. Ini melibatkan kerja sama di pihak manusia: yakni, apa yang engkau semua harus lakukan untuk memenuhi tuntutan Tuhan terhadapmu, dan bagaimana engkau harus berperilaku untuk masuk ke jalan yang benar dalam kepercayaan kepada Tuhan.

Melangkah ke jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus mungkin tampak rumit, tetapi engkau akan mendapati hal itu jauh lebih mudah ketika jalan untuk melakukannya jelas bagimu. Sebenarnya, manusia sanggup melakukan segala sesuatu yang dituntut Tuhan dari mereka—Tuhan bukanlah sedang mencoba memaksa orang melakukan apa yang tidak mampu mereka lakukan. Dalam segala situasi, Tuhan berupaya untuk menyelesaikan masalah manusia dan membereskan urusan mereka. Engkau semua harus memahami hal ini; jangan salah memahami Tuhan. Manusia dipimpin sesuai dengan firman Tuhan di sepanjang jalan yang ditempuh Roh Kudus. Seperti telah disebutkan sebelumnya, engkau harus menyerahkan hatimu kepada Tuhan. Inilah prasyarat untuk menempuh jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus. Engkau harus melakukan hal ini untuk masuk ke jalur yang benar. Bagaimana seseorang dengan sadar melakukan perbuatan menyerahkan hati mereka kepada Tuhan? Dalam kehidupanmu sehari-hari, ketika engkau semua mengalami pekerjaan Tuhan dan berdoa kepada-Nya, engkau melakukannya dengan sembarangan—engkau berdoa kepada Tuhan sementara engkau bekerja. Bisakah ini disebut menyerahkan hatimu kepada Tuhan? Engkau memikirkan urusan rumah tangga atau perkara-perkara daging; pikiranmu selalu mendua. Bisakah ini dianggap menenangkan hatimu di hadirat Tuhan? Ini karena hatimu selalu terpaku pada urusan lahiriah, dan tidak mampu kembali ke hadapan Tuhan. Jika engkau ingin hatimu benar-benar damai di hadapan Tuhan, engkau harus bekerjasama secara sadar. Ini artinya masing-masing dari engkau semua harus memiliki waktu untuk bersaat teduh, waktu di mana engkau mengesampingkan orang, peristiwa, dan hal-hal lainnya, menenangkan hatimu dan berdiam diri di hadapan Tuhan. Setiap orang harus memiliki catatan renungan pribadi, mencatat pengetahuan mereka tentang firman Tuhan dan bagaimana roh mereka digerakkan, terlepas apakah perenungan itu 'mendalam' atau 'dangkal'; setiap orang harus secara sadar menenangkan hati mereka di hadapan Tuhan. Jika engkau dapat mempersembahkan satu atau dua jam setiap hari bagi kehidupan rohani yang benar, kehidupanmu hari itu akan terasa diperkaya dan hatimu akan terang dan jernih. Jika engkau menjalani kehidupan rohani seperti ini setiap hari, hatimu akan dapat kembali menjadi milik Tuhan, rohmu semakin lama akan menjadi semakin kuat, keadaanmu akan terus meningkat, engkau akan menjadi lebih mampu menempuh jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus, dan Tuhan akan melimpahkan berkat yang lebih besar kepadamu. Tujuan dari kehidupan rohanimu adalah untuk dengan sengaja mendapatkan kehadiran Roh Kudus. Tujuannya bukanlah untuk menaati aturan ataupun melakukan ritual keagamaan, tetapi untuk sungguh-sungguh bertindak selaras dengan Tuhan, untuk sungguh-sungguh mendisiplinkan tubuhmu—inilah yang harus dilakukan manusia, jadi engkau semua harus melakukan hal ini dengan upaya maksimal. Semakin baik engkau bekerjasama dan semakin besar upaya yang kaulakukan, semakin hatimu akan mampu kembali kepada Tuhan dan semakin engkau akan mampu menenangkan hatimu di hadapan-Nya. Pada suatu saat nanti, Tuhan akan mendapatkan hatimu sepenuhnya. Tak seorang pun akan dapat memengaruhi atau merebut hatimu, dan engkau akan sepenuhnya menjadi milik Tuhan. Jika engkau menempuh jalan ini, firman Tuhan akan menyatakan dirinya kepadamu setiap saat dan mencerahkan dirimu mengenai segala sesuatu yang tidak engkau pahami—semua ini dapat dicapai melalui kerja sama darimu. Inilah sebabnya Tuhan selalu berkata, "Semua orang yang bertindak selaras dengan-Ku, Aku akan mengganjarnya dua kali lipat." Engkau semua harus memahami jalan ini dengan jelas. Jika engkau semua ingin menempuh jalan yang benar, engkau harus melakukan semua yang engkau bisa untuk memuaskan Tuhan. Engkau semua harus melakukan semua yang engkau bisa untuk mencapai kehidupan rohani. Pada awalnya, engkau mungkin tidak mencapai hasil yang besar dalam upaya ini, tetapi engkau tidak boleh membiarkan dirimu surut atau tenggelam dalam sikap yang negatif—engkau harus terus bekerja keras! Semakin engkau menjalani kehidupan rohani, semakin hatimu akan dipenuhi oleh firman Tuhan, selalu peduli dengan perkara-perkara ini, selalu memikul tanggung jawab ini. Setelah itu, ungkapkanlah kebenaran hatimu yang terdalam kepada Tuhan melalui kehidupan rohanimu; beritahukan kepada-Nya apa yang bersedia untuk engkau lakukan, apa yang sedang kau pikirkan, pemahaman dan pandanganmu tentang firman-Nya. Jangan menahan apa pun, bahkan sedikit pun tidak! Berlatihlah mengucapkan kata-kata itu dalam hatimu dan ungkapkanlah perasaanmu yang sesungguhnya kepada Tuhan; jika perasaan itu ada dalam hatimu, tentu saja, katakanlah itu. Semakin engkau berbicara dengan cara ini, semakin engkau akan merasakan keindahan Tuhan, dan Tuhan akan semakin menarik hatimu kepada-Nya. Ketika ini terjadi, engkau akan merasa bahwa Tuhan lebih berharga bagimu daripada siapa pun. Engkau tidak akan pernah meninggalkan Tuhan, apa pun yang terjadi. Jika engkau bersaat teduh seperti ini setiap hari dan tidak melepaskannya dari pikiranmu, tetapi menganggapnya sebagai hal yang sangat penting dalam hidupmu, firman Tuhan akan memenuhi hatimu. Inilah artinya dijamah oleh Roh Kudus. Seolah-olah hatimu selalu dimiliki oleh Tuhan, seolah-olah apa yang kaukasihi selalu ada di hatimu. Tak seorang pun bisa merenggutnya darimu. Ketika ini terjadi, Tuhan akan benar-benar hidup dalam dirimu dan memiliki tempat dalam hatimu.

dari "Kehidupan Rohani yang Normal Memimpin Orang menuju Jalan yang Benar" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 414

Iman di dalam Tuhan membutuhkan kehidupan rohani yang normal, yang merupakan dasar untuk mengalami firman Tuhan dan masuk ke dalam kenyataan. Apakah semua aktivitas rohanimu yang sekarang ini: berdoa, mendekat kepada Tuhan, menyanyikan lagu pujian, memuji Tuhan, perenungan, dan merenungkan firman Tuhan sama dengan "kehidupan rohani yang normal"? Sepertinya tak seorang pun dari antaramu yang tahu jawabannya. Kehidupan rohani yang normal tidak terbatas pada praktik-praktik seperti berdoa, menyanyikan lagu pujian, berpartisipasi dalam kehidupan bergereja, serta makan dan minum firman Tuhan. Sebaliknya, kehidupan rohani yang normal adalah hidup dalam kehidupan rohani yang baru dan penuh semangat. Yang penting bukanlah cara engkau mempraktikkannya, melainkan buah yang dihasilkan dari penerapanmu. Sebagian besar orang mengira bahwa kehidupan rohani yang normal tentunya melibatkan doa, menyanyikan lagu pujian, makan dan minum firman Tuhan, atau merenungkan firman-Nya, tanpa menghiraukan apakah praktik-praktik tersebut benar-benar memiliki efek atau menuntun pada pemahaman yang benar. Orang-orang ini berfokus pada mengikuti tata cara yang dangkal tanpa sedikit pun memikirkan hasilnya; mereka adalah orang-orang yang hidup dalam ritual keagamaan, bukan orang-orang yang hidup di dalam gereja, apalagi umat kerajaan. Doa, menyanyikan lagu pujian, serta makan dan minum firman Tuhan yang mereka lakukan semuanya sekadar mengikuti aturan, dilakukan karena keharusan dan sekadar mengikuti tren, bukan dilakukan dengan sukarela, juga bukan dari hati. Sebanyak apa pun orang-orang ini berdoa atau menyanyikan pujian, upaya mereka tidak akan membuahkan hasil, karena yang mereka lakukan hanyalah menjalankan aturan dan ritual keagamaan; mereka tidak benar-benar melakukan firman Tuhan. Mereka hanya berfokus menyibukkan diri tentang bagaimana cara mereka menerapkan, dan mereka memperlakukan firman Tuhan sebagai aturan untuk diikuti. Orang-orang semacam ini tidak menerapkan firman Tuhan; mereka sekadar memuaskan daging, dan melakukan banyak hal untuk pamer kepada orang lain. Ritual dan aturan keagamaan ini semuanya berasal dari manusia, bukan berasal dari Tuhan. Tuhan tidak mengikuti aturan, juga tidak tunduk pada hukum apa pun. Sebaliknya, Dia melakukan hal baru setiap hari dan melakukan pekerjaan yang nyata. Seperti halnya jemaat di Gereja Tiga Pendirian, yang membatasi diri mereka dengan praktik-praktik ibadah seperti menghadiri ibadah pagi setiap hari, menaikkan doa malam dan doa ucapan syukur sebelum makan, dan mengucap syukur dalam segala hal—sebanyak apa pun mereka melakukannya, atau seberapa pun lamanya mereka melakukan itu, mereka tidak akan memiliki pekerjaan Roh Kudus. Ketika orang-orang hidup di tengah berbagai aturan, dengan hati yang tertuju pada metode penerapan, Roh Kudus tidak dapat bekerja, karena hati mereka dikuasai oleh aturan-aturan dan gagasan manusia. Dengan demikian, Tuhan tidak dapat mengintervensi dan tidak dapat bekerja dalam diri mereka, dan mereka hanya dapat terus hidup di bawah kendali hukum Taurat. Orang-orang semacam ini tidak akan pernah bisa mendapatkan pujian dari Tuhan selamanya.

Kehidupan rohani yang normal adalah kehidupan yang dijalani di hadapan Tuhan. Ketika berdoa, orang dapat menenangkan hatinya di hadapan Tuhan, dan melalui doa, dia dapat mencari pencerahan Roh Kudus, mengenal firman Tuhan, dan memahami kehendak Tuhan. Dengan makan dan minum firman Tuhan, orang bisa mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dan lebih menyeluruh mengenai pekerjaan Tuhan sekarang ini. Mereka juga bisa mendapatkan jalan penerapan yang baru, dan tidak akan berpegang teguh pada jalan penerapan yang lama; semua yang mereka lakukan akan bertujuan untuk mencapai pertumbuhan dalam kehidupan. Adapun doa, itu bukanlah tentang mengucapkan beberapa kata yang terdengar indah atau menangis di hadapan Tuhan demi menunjukkan betapa merasa berutangnya dirimu; sebaliknya, tujuan doa adalah untuk melatih orang menggunakan rohnya, untuk menenangkan hatinya di hadapan Tuhan, untuk melatih orang mencari bimbingan dari firman Tuhan dalam segala hal, sehingga hatinya dapat ditarik kepada terang yang baru setiap hari, sehingga orang tersebut tidak akan menjadi pasif atau malas, dan akan berjalan di jalur penerapan firman Tuhan yang benar. Sekarang ini, sebagian besar orang berfokus pada cara penerapan, tetapi mereka melakukannya bukan untuk mengejar kebenaran dan mencapai pertumbuhan kehidupan. Di sinilah orang-orang telah menyimpang. Juga ada beberapa orang yang meskipun mereka mampu menerima terang yang baru, cara penerapan mereka tidak berubah. Mereka membawa serta gagasan keagamaan mereka yang usang pada saat mereka menanti untuk menerima firman Tuhan zaman sekarang, sehingga apa yang mereka terima tetap merupakan doktrin yang diwarnai dengan gagasan keagamaan; mereka sama sekali tidak menerima terang yang sekarang. Akibatnya, penerapan mereka tidak murni; semua itu adalah penerapan lama dalam kemasan baru. Sebagus apa pun mereka mempraktikkannya, mereka adalah orang munafik. Tuhan membimbing orang-orang untuk melakukan hal-hal baru setiap hari, menuntut mereka untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman baru setiap hari, serta mengharuskan mereka agar tidak kuno atau monoton. Jika engkau telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi cara-cara penerapanmu sama sekali belum berubah, jika engkau tetap bersemangat dan sibuk dengan perkara-perkara lahiriah, tetapi tidak memiliki hati yang tenang di hadapan Tuhan untuk menikmati firman-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan apa pun. Dalam hal menerima pekerjaan baru Tuhan, jika engkau tidak membuat perencanaanmu dengan cara berbeda, tidak mulai melakukan penerapanmu dengan cara yang baru, dan tidak mengejar pemahaman yang baru, melainkan berpegang teguh pada pemahaman yang lama dan hanya menerima sedikit terang baru yang terbatas, tanpa mengubah cara penerapanmu, maka orang-orang semacam itu, seperti halnya dirimu, berpura-pura berada dalam aliran ini; sebenarnya, mereka adalah orang-orang Farisi agamawi yang berada di luar aliran Roh Kudus.

Dikutip dari "Tentang Kehidupan Rohani yang Normal" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 415

Untuk menjalani kehidupan rohani yang normal, orang harus dapat menerima terang yang baru setiap hari dan mengejar pemahaman yang benar akan firman Tuhan. Orang harus memahami kebenaran dengan jelas, menemukan jalan penerapan dalam segala hal, menemukan pertanyaan-pertanyaan baru melalui pembacaan firman Tuhan setiap hari, dan menyadari kekurangannya sendiri sehingga dia dapat memiliki hati yang mencari dan rindu yang menggerakkan seluruh keberadaannya, dan agar dia dapat selalu tenang di hadapan Tuhan, sangat takut tertinggal. Orang yang memiliki hati yang sedemikian mencari dan rindu, yang bersedia untuk terus-menerus mendapatkan jalan masuk, adalah orang yang berada di jalur yang benar dalam kehidupan rohaninya. Mereka yang digerakkan oleh Roh Kudus, yang rindu untuk menjalani kehidupan rohani yang lebih baik, yang bersedia mengejar penyempurnaan oleh Tuhan, yang merindukan pemahaman yang semakin dalam akan firman Tuhan, yang tidak mengejar hal-hal supernatural melainkan benar-benar membayar harga, yang benar-benar peduli akan kehendak Tuhan, yang benar-benar mendapatkan jalan masuk sehingga pengalaman mereka semakin murni dan nyata, yang tidak mengejar kata-kata dan doktrin kosong atau berusaha merasakan hal-hal supernatural, yang tidak memuja orang hebat mana pun—orang-orang inilah yang telah masuk ke dalam kehidupan rohani yang normal. Segala sesuatu yang mereka lakukan dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan lebih lanjut dalam hidup dan membuat diri mereka segar dan bersemangat dalam roh, dan mereka selalu mampu untuk mendapatkan jalan masuk secara aktif. Tanpa menyadarinya, mereka mulai memahami kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan. Mereka yang memiliki kehidupan rohani yang normal menemukan kemerdekaan dan kebebasan roh setiap hari, dan mereka dapat menerapkan firman Tuhan dengan bebas untuk memuaskan-Nya. Bagi orang-orang ini, berdoa bukanlah sebuah formalitas atau tata cara; mereka mampu mengikuti terang baru setiap hari. Contohnya, orang-orang melatih diri untuk menenangkan hati mereka di hadapan Tuhan, dan hati mereka dapat benar-benar tenang di hadapan Tuhan, dan mereka tidak dapat diganggu oleh siapa pun. Tidak ada orang, peristiwa, atau hal apa pun yang dapat mengekang kehidupan rohani mereka yang normal. Latihan semacam itu dimaksudkan untuk membuahkan hasil; bukan untuk membuat orang-orang mengikuti aturan. Penerapan ini bukan tentang mengikuti aturan, melainkan tentang mendorong pertumbuhan dalam kehidupan orang-orang. Jika engkau memandang penerapan ini hanya sebagai aturan untuk diikuti, kehidupanmu tidak akan pernah berubah. Engkau mungkin melakukan penerapan yang sama dengan orang lain, tetapi sementara mereka akhirnya mampu mengikuti pekerjaan Roh Kudus, engkau tersingkir dari aliran Roh Kudus. Bukankah engkau sedang menipu dirimu sendiri? Tujuan dari firman ini adalah untuk memungkinkan orang menenangkan hati mereka di hadapan Tuhan, membalikkan hati mereka kepada Tuhan, sehingga pekerjaan Tuhan di dalam diri mereka tidak mengalami hambatan dan dapat menghasilkan buah. Baru pada saat itulah orang-orang dapat selaras dengan kehendak Tuhan.

Dikutip dari "Tentang Kehidupan Rohani yang Normal" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 416

Engkau sekalian tidak mementingkan doa dalam kehidupan sehari-harimu. Manusia selalu mengabaikan doa. Doa biasanya dipanjatkan asal-asalan, dan manusia melakukannya dengan acuh tak acuh di hadapan Tuhan. Tidak ada yang pernah sepenuhnya mempersembahkan hati mereka di hadapan Tuhan dan sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan. Manusia hanya berdoa kepada Tuhan ketika sesuatu terjadi pada mereka. Selama ini, pernahkah engkau sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan? Pernahkah engkau meneteskan air mata kepedihan di hadapan Tuhan? Pernahkah engkau mengenal dirimu sendiri di hadapan Tuhan? Pernahkah engkau berdoa dari hati ke hati dengan Tuhan? Doa datang melalui penerapan: jika engkau biasanya tidak berdoa di rumah, engkau tidak mungkin berdoa di gereja, dan jika engkau tidak biasa berdoa dalam persekutuan kecil, engkau tidak akan mampu berdoa di dalam persekutuan besar. Jika engkau tidak biasa mendekat kepada Tuhan atau merenungkan firman Tuhan, engkau tidak akan bisa mengucapkan apa pun ketika tiba waktunya berdoa, dan walaupun engkau berdoa, engkau hanya melakukannya di bibir saja; itu bukan doa yang benar.

Apa arti doa yang benar? Itu berarti menyampaikan isi hatimu kepada Tuhan, bersekutu dengan Tuhan setelah memahami kehendak-Nya, berkomunikasi dengan Tuhan lewat firman-Nya, merasa sangat dekat dengan Tuhan, merasa bahwa Dia ada di depanmu, dan bahwa ada sesuatu yang akan engkau katakan kepada-Nya. Hatimu merasa penuh dengan terang dan engkau merasakan betapa indahnya Tuhan itu. Engkau merasa sangat terinspirasi, dan mendengar kata-katamu, saudara-saudarimu merasa bersyukur. Mereka akan merasa bahwa kata-kata yang engkau ucapkan adalah kata-kata di dalam hati mereka, kata-kata yang ingin mereka ucapkan, seakan-akan perkataanmu mewakili apa yang akan mereka katakan. Inilah arti doa yang benar. Setelah engkau memanjatkan doa yang benar, di dalam hatimu engkau akan merasa damai dan bersyukur. Kekuatan untuk mengasihi Tuhan akan bangkit, dan engkau akan merasa bahwa tidak ada apa pun dalam hidup ini yang lebih berharga atau lebih penting daripada mengasihi Tuhan. Semua ini membuktikan bahwa doamu efektif. Pernahkah engkau berdoa dengan cara seperti itu?

Dan bagaimana dengan isi doa? Doamu harus berkembang secara bertahap, sesuai dengan keadaan hatimu yang sebenarnya dan pekerjaan Roh Kudus; engkau datang untuk bersekutu dengan Tuhan sesuai kehendak-Nya dan tuntutan-Nya terhadap manusia. Ketika engkau memulai penerapan doa, pertama-tama berikanlah hatimu kepada Tuhan. Jangan berusaha memahami kehendak Tuhan—usahakan mengucapkan kata-kata dalam hatimu saja kepada Tuhan. Ketika engkau datang ke hadapan Tuhan, katakanlah begini: "Ya Tuhan! Baru hari ini aku sadar bahwa aku dahulu tidak taat kepada-Mu. Aku benar-benar rusak dan penuh cela. Sebelumnya, aku hanya menyia-nyiakan hidupku. Mulai hari ini aku akan hidup untuk-Mu. Aku akan menjalani kehidupan yang bermakna, dan memenuhi kehendak-Mu. Kiranya Roh-Mu selalu bekerja di dalam diriku, selalu menerangi dan mencerahkan aku. Biarlah aku dapat memberikan kesaksian yang kuat dan agung di hadapan-Mu. Biarlah Iblis melihat kemuliaan-Mu, kesaksian-Mu, dan bukti kemenangan-Mu di dalam diri kami." Ketika engkau berdoa dengan cara demikian, hatimu akan sepenuhnya dibebaskan. Setelah berdoa dengan cara demikian, hatimu akan lebih dekat dengan Tuhan, dan dengan sering berdoa dengan cara demikian, Roh Kudus pasti akan bekerja di dalam dirimu. Jika engkau selalu berseru kepada Tuhan dengan cara demikian, dan bertekad di hadapan-Nya, saatnya akan tiba ketika tekadmu dapat diterima di hadapan Tuhan, ketika hatimu dan seluruh keberadaanmu didapatkan oleh Tuhan, dan engkau akhirnya disempurnakan oleh-Nya. Doa adalah hal yang paling penting bagi engkau sekalian. Ketika engkau berdoa dan engkau menerima pekerjaan Roh Kudus, hatimu akan dijamah oleh Tuhan, dan kekuatan untuk mengasihi Tuhan akan timbul di dalam dirimu. Jika engkau tidak berdoa dengan hatimu, jika engkau tidak membuka hatimu untuk bersekutu dengan Tuhan, Tuhan pun tidak mungkin bekerja di dalam dirimu. Jika, setelah berdoa dan mengucapkan perkataan di dalam hatimu, Roh Tuhan belum memulai pekerjaan-Nya dan engkau belum menerima inspirasi, ini menunjukkan bahwa hatimu kurang tulus, kata-katamu tidak benar, dan masih tidak suci. Jika, setelah berdoa, engkau merasa bersyukur, berarti doamu telah diterima oleh Tuhan dan Roh Tuhan sedang bekerja di dalam dirimu. Sebagai seseorang yang melayani di hadapan Tuhan, engkau tidak bisa tanpa doa. Jika engkau benar-benar memandang persekutuan dengan Tuhan sebagai sesuatu yang bermakna dan berharga, dapatkah engkau meninggalkan doa? Tidak ada orang yang bisa hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan. Tanpa doa, engkau hidup dalam daging, dalam belenggu Iblis; tanpa doa yang benar, engkau hidup di bawah pengaruh kegelapan. Aku berharap saudara dan saudari dapat memanjatkan doa yang benar setiap hari. Ini bukan perihal kepatuhan terhadap aturan, melainkan tentang mencapai hasil tertentu. Bersediakah engkau mengorbankan sedikit waktu tidur dan kesenangan agar dapat bangun awal untuk memanjatkan doa subuh dan menikmati firman Tuhan? Jika engkau berdoa dengan hati yang suci serta makan dan minum firman Tuhan seperti ini, engkau akan lebih diterima oleh Tuhan. Jika engkau melakukannya setiap pagi, jika setiap hari engkau berlatih memberikan hatimu kepada Tuhan, berbicara dan berhubungan dengan-Nya, pengetahuanmu tentang Tuhan pasti meningkat, dan engkau akan lebih mampu memahami kehendak Tuhan. Engkau mengatakan: "Ya Tuhan! Aku bersedia melaksanakan tugasku. Aku hanya mampu mempersembahkan seluruh hidupku kepada-Mu sehingga Engkau dapat memperoleh kemuliaan dari kami, sehingga Engkau dapat menikmati kesaksian yang kami berikan oleh kelompok kami. Kumohon agar Engkau bekerja di dalam diri kami sehingga aku dapat sungguh-sungguh mengasihi dan menyenangkan-Mu, serta menjadikan-Mu sebagai tujuan yang ingin kucapai." Ketika engkau mengambil beban ini, Tuhan pasti akan membuatmu sempurna. Engkau seharusnya tidak hanya berdoa untuk keuntungan dirimu sendiri, tetapi juga berdoa untuk melakukan kehendak Tuhan dan mengasihi Dia. Inilah doa yang paling benar. Apakah engkau adalah orang yang berdoa demi melakukan kehendak Tuhan?

Sebelumnya, engkau sekalian tidak tahu cara berdoa, dan mengabaikan doa. Sekarang, engkau harus melakukan usaha terbaikmu untuk melatih dirimu berdoa. Jika engkau tidak dapat membangkitkan kekuatan di dalam dirimu untuk mengasihi Tuhan, lalu bagaimana engkau bisa berdoa? Katakanlah: "Ya Tuhan! Hatiku tidak mampu sungguh-sungguh mengasihi-Mu, aku ingin mengasihi-Mu, tetapi aku kekurangan kekuatan. Apa yang harus aku lakukan? Kiranya Engkau membuka mata rohaniku dan kiranya Roh-Mu menjamah hatiku. Biarlah saat aku datang ke hadapan-Mu, aku melepaskan semua kenegatifan, tidak dihalangi oleh siapa pun, materi, atau benda apa pun, serta membuka hatiku sepenuhnya di hadapan-Mu, sedemikian rupa sehingga seluruh keberadaanku dapat kuserahkan di hadapan-Mu. Bagaimanapun Engkau ingin mengujiku, aku siap. Sekarang, aku tidak memikirkan prospek masa depanku, dan aku juga tidak terbeban oleh kematian. Dengan hati yang mengasihi-Mu, aku ingin mencari jalan kehidupan. Segala hal, segala sesuatu—semua ada di tangan-Mu; nasibku berada di tangan-Mu, dan Engkau memegang hidupku di tangan-Mu. Sekarang, aku berusaha mengasihi-Mu, dan terlepas dari apakah Engkau mengizinkan aku mengasihi-Mu, terlepas dari bagaimana Iblis mengganggu, aku bertekad untuk mengasihi-Mu." Ketika engkau menghadapi masalah ini, berdoalah dengan cara demikian. Jika engkau berdoa seperti ini setiap hari, kekuatan untuk mengasihi Tuhan secara bertahap akan meningkat.

Dikutip dari "Tentang Penerapan Doa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 417

Bagaimana cara seseorang memasuki doa yang benar?

Saat berdoa, hatimu harus damai di hadapan Tuhan, dan engkau harus memiliki hati yang tulus. Engkau sungguh-sungguh bersekutu dan berdoa dengan Tuhan—engkau tidak boleh berusaha membodohi Tuhan dengan kata-kata yang terdengar bagus. Doa harus berpusat pada apa yang Tuhan ingin selesaikan saat ini. Mintalah Tuhan untuk memberimu pencerahan dan penerangan yang lebih besar, bawalah keadaan dan masalahmu yang sebenarnya ke hadapan Tuhan saat berdoa, termasuk tekad yang kaubuat di hadapan Tuhan. Doa bukanlah mengikuti suatu prosedur tertentu, melainkan mencari Tuhan dengan hati yang tulus. Mintalah agar Tuhan melindungi hatimu, sehingga sering merasakan damai di hadapan Tuhan; sehingga dalam lingkungan tempat Dia menempatkanmu, engkau mampu mengenal diri sendiri, merendahkan dirimu sendiri, dan meninggalkan dirimu, sehingga memungkinkan engkau menjalin hubungan yang normal dengan Tuhan dan menjadi orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.

Apa pentingnya doa?

Doa adalah salah satu cara manusia bekerja sama dengan Tuhan, itulah cara yang melaluinya manusia berseru kepada Tuhan, dan itulah proses bagi manusia untuk dijamah oleh Roh Tuhan. Dapat dikatakan bahwa mereka yang tidak berdoa adalah orang mati tanpa roh, bukti bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk dijamah oleh Tuhan. Tanpa doa, orang tidak dapat mencapai kehidupan rohani yang normal, apalagi mengikuti karya Roh Kudus. Hidup tanpa doa berarti memutuskan hubungan dengan Tuhan, dan tidak mampu memenangkan pujian Tuhan. Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, semakin banyak engkau berdoa, yaitu semakin engkau dijamah oleh Tuhan, semakin kuat tekadmu dan semakin engkau mampu menerima pencerahan baru dari Tuhan. Sebagai hasilnya, orang-orang seperti ini dapat disempurnakan oleh Roh Kudus dengan sangat cepat.

Apa dampak yang dicapai dengan berdoa?

Orang-orang dapat menjalankan penerapan doa dan memahami pentingnya doa, tetapi agar doa bisa efektif, bukanlah masalah sederhana. Doa bukanlah urusan menjalankan formalitas, mengikuti prosedur, atau melafalkan firman Tuhan. Artinya, doa tidak berarti mengulang kata-kata dan meniru orang lain. Dalam doa, engkau harus mencapai kondisi di mana engkau dapat menyerahkan hatimu kepada Tuhan, membuka hatimu sehingga engkau dapat dijamah oleh Tuhan. Agar doamu efektif, maka doamu harus didasarkan pada pembacaan firman Tuhan. Hanya dengan berdoa berdasarkan firman Tuhan, engkau dapat menerima lebih banyak pencerahan dan penerangan. Perwujudan dari doa yang benar adalah memiliki hati yang merindukan segala hal yang Tuhan minta, dan terlebih lagi, memiliki hasrat untuk memenuhi tuntutan-Nya, membenci semua yang dibenci Tuhan, dan kemudian, dengan landasan ini, engkau memperoleh pemahaman tentangnya, serta memiliki pengetahuan dan kejernihan tentang kebenaran yang dijelaskan oleh Tuhan. Jika ada tekad, iman, pengetahuan, dan jalan penerapan setelah berdoa, barulah ini bisa disebut doa yang benar, dan hanya doa seperti ini yang bisa efektif. Namun, doa harus dibangun di atas dasar menikmati firman Tuhan, doa harus dilandaskan atas persekutuan dengan Tuhan dalam firman-Nya, dan hatimu harus mampu mencari Tuhan dan damai di hadapan-Nya. Doa seperti ini telah memasuki tahap persekutuan sejati dengan Tuhan.

Dikutip dari "Tentang Penerapan Doa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 418

Pengetahuan dasar tentang berdoa:

1. Jangan sembarang mengucapkan apa pun yang terlintas dalam pikiranmu. Harus ada beban di dalam hatimu, yang berarti, engkau harus memiliki tujuan ketika berdoa.

2. Doamu harus berisi firman Tuhan; doa harus didasarkan pada firman Tuhan.

3. Ketika berdoa, engkau tidak boleh mengulangi hal-hal yang sudah ketinggalan zaman. Doamu harus berhubungan dengan firman Tuhan di masa kini, dan ketika engkau berdoa, sampaikanlah kepada Tuhan pikiran dalam lubuk hatimu.

4. Doa bersama harus berfokus pada suatu inti, yaitu pekerjaan Roh Kudus hari ini.

5. Semua orang harus belajar doa syafaat. Ini juga merupakan salah satu wujud kepedulian terhadap kehendak Tuhan.

Kehidupan doa pribadi didasarkan pada pemahaman mengenai pentingnya doa dan pengetahuan dasar tentang doa. Dalam kehidupan sehari-hari, seringlah berdoa untuk kekuranganmu sendiri, berdoalah untuk menghasilkan perubahan watakmu dalam hidup, dan berdoalah berdasarkan pengetahuanmu akan firman Tuhan. Setiap orang harus membangun kehidupan doa mereka sendiri, mereka harus berdoa demi memahami firman Tuhan, dan mereka harus berdoa untuk mencari pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan. Ungkapkan keadaan pribadimu yang sebenarnya di hadapan Tuhan, dan bersikaplah jujur tanpa membingungkan tentang cara engkau berdoa, dan kuncinya adalah untuk mencapai pemahaman yang sejati, dan memperoleh pengalaman nyata tentang firman Tuhan. Orang yang berusaha mengejar jalan masuk kehidupan rohani harus dapat berdoa dengan berbagai cara. Doa dalam hati, merenungkan firman Tuhan, berusaha mengetahui pekerjaan Tuhan—semua ini merupakan contoh-contoh pekerjaan persekutuan rohani yang memiliki tujuan, demi mencapai jalan masuk ke dalam kehidupan rohani yang normal, yang membuat keadaanmu di hadapan Tuhan menjadi semakin baik, dan mendorongmu untuk maju semakin pesat dalam hidup. Singkatnya, semua yang engkau lakukan, apakah itu makan dan minum firman Tuhan, atau berdoa dalam hati, atau mengucapkan doa dengan nyaring, adalah untuk memungkinkanmu melihat dengan jelas firman Tuhan, pekerjaan-Nya, dan apa yang ingin Dia capai di dalam dirimu. Yang lebih penting, semua yang engkau perbuat dilakukan untuk mencapai standar yang Tuhan tuntut dan mengangkat hidupmu ke tingkat berikutnya. Standar terendah yang Tuhan tuntut dari manusia adalah bahwa mereka dapat membuka hati mereka kepada-Nya. Jika manusia memberikan hatinya yang sejati kepada Tuhan dan mengatakan yang sebenarnya ada dalam hatinya, Tuhan bersedia bekerja di dalam diri manusia. Tuhan tidak menginginkan hati manusia yang bengkok, melainkan hati yang murni dan tulus. Jika manusia tidak sungguh-sungguh menyampaikan isi hatinya kepada Tuhan, Tuhan tidak akan menjamah hati manusia, atau bekerja di dalam dirinya. Dengan demikian, hal yang paling penting dalam berdoa adalah berbicara kepada Tuhan dari dalam hatimu, memberi tahu Tuhan tentang kelemahan atau watak pemberontakmu, sepenuhnya membuka dirimu di hadapan Tuhan; hanya setelah itu, Tuhan akan tertarik pada doa-doamu, jika tidak, Tuhan akan menyembunyikan wajah-Nya darimu. Kriteria minimum untuk doa adalah engkau harus dapat menjaga hatimu tetap damai di hadapan Tuhan, dan hatimu tidak boleh menjauh dari Tuhan. Mungkin, selama periode ini, engkau belum mendapatkan wawasan yang lebih baru atau lebih tinggi, tetapi engkau harus terus menggunakan doa untuk menjaga semua hal sebagaimana adanya—engkau tidak boleh mundur. Ini target minimum yang harus engkau capai. Jika engkau bahkan tidak dapat mencapai target ini, itu membuktikan bahwa kehidupan rohanimu belum berada di jalur yang benar. Sebagai akibatnya, engkau tidak akan dapat berpegang teguh pada visi awalmu, engkau akan kehilangan iman kepada Tuhan, dan tekadmu akan perlahan-lahan menghilang. Salah satu tanda apakah engkau sudah memasuki kehidupan rohani atau belum adalah memeriksa apakah doa-doamu berada di jalur yang benar. Semua orang harus memasuki kenyataan ini; mereka semua harus melakukan usaha untuk secara sadar melatih diri mereka dalam doa, bukan menunggu secara pasif, tetapi secara sadar berusaha agar dijamah oleh Roh Kudus. Hanya dengan begitu mereka akan menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan.

Ketika engkau mulai berdoa, jangan terlalu memaksa diri dan berharap mencapai segalanya sekaligus. Engkau tidak boleh menyampaikan permintaan yang berlebihan, dengan harapan bahwa segera setelah engkau membuka mulut, engkau akan dijamah oleh Roh Kudus, atau engkau akan menerima pencerahan dan penerangan, atau Tuhan akan menghujanimu dengan kasih karunia. Itu tak akan terjadi; Tuhan tidak melakukan hal-hal yang supernatural. Tuhan mengabulkan doa manusia pada waktu-Nya sendiri dan kadang-kadang Dia menguji imanmu untuk melihat apakah engkau setia di hadapan-Nya. Ketika engkau berdoa, engkau harus memiliki iman, ketekunan, dan tekad. Ketika mulai melatih diri untuk berdoa, kebanyakan orang menjadi kecil hati karena tidak dijamah oleh Roh Kudus. Ini tidak akan berhasil! Engkau harus memiliki ketekunan; engkau harus berfokus untuk merasakan jamahan Roh Kudus, dan pada pencarian dan pendalaman. Terkadang, jalan penerapanmu salah, dan terkadang, niat dan pemahamanmu tidak mampu berdiri teguh di hadapan Tuhan, dan karena itulah Roh Tuhan tidak dapat menjamahmu. Terkadang, Tuhan melihat apakah engkau setia atau tidak. Singkatnya, dalam berlatih, engkau harus mencurahkan lebih banyak upaya. Jika engkau menemukan dirimu menyimpang dari jalan penerapanmu, engkau dapat mengubah caramu berdoa. Selama engkau berusaha dengan hati yang tulus dan ingin sekali menerima, Roh Kudus pasti akan membawamu ke dalam kenyataan ini. Terkadang engkau berdoa dengan hati yang tulus tetapi tidak merasa dijamah secara khusus. Pada saat seperti inilah engkau harus mengandalkan imanmu, dan percaya bahwa Tuhan memperhatikan doa-doamu; engkau harus memiliki ketekunan dalam doa-doamu.

Jadilah orang yang jujur; berdoalah kepada Tuhan untuk membersihkanmu dari kelicikan di dalam hatimu. Selalu sucikan dirimu melalui doa, biarlah Roh Tuhan menjamahmu dalam doa, dan watakmu akan berubah secara bertahap. Kehidupan rohani sejati adalah kehidupan doa—itu adalah kehidupan yang dijamah oleh Roh Kudus. Proses dijamah oleh Roh Kudus adalah proses mengubah watak manusia. Kehidupan yang tidak dijamah oleh Roh Kudus bukanlah kehidupan rohani, melainkan kehidupan dalam ritual keagamaan belaka. Hanya mereka yang sering dijamah oleh Roh Kudus, dan telah dicerahkan dan diterangi oleh Roh Kudus, adalah orang yang telah memasuki kehidupan rohani. Watak manusia terus berubah saat dia berdoa. Semakin Roh Tuhan menjamahnya, semakin proaktif dan taatlah dia. Jadi, hatinya juga akan disucikan secara berangsur-angsur, dan wataknya akan perlahan-lahan berubah. Itulah dampak dari doa yang benar.

Dikutip dari "Tentang Penerapan Doa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 419

Tidak ada langkah yang lebih penting untuk memasuki firman Tuhan selain dari menenangkan hatimu di hadirat-Nya. Ini adalah pelajaran yang sangat perlu untuk semua orang masuki saat ini. Jalan masuk untuk menenangkan hatimu di hadapan Tuhan adalah sebagai berikut:

1. Jauhkan hatimu dari hal-hal lahiriah. Tenanglah di hadapan Tuhan, dan arahkan segenap perhatianmu untuk berdoa kepada Tuhan.

2. Dengan hati yang tenang di hadapan Tuhan, makan, minum, dan nikmatilah firman Tuhan.

3. Pikirkan dan renungkanlah kasih Tuhan dan pertimbangkanlah pekerjaan Tuhan di dalam hatimu.

Pertama, mulailah dari aspek doa. Berdoalah dengan segenap perhatian dan pada waktu yang tetap. Bagaimanapun ketatnya waktumu, seberapa pun sibuknya pekerjaanmu, atau apa pun yang menimpa dirimu, berdoalah setiap hari seperti biasa, dan makan dan minumlah firman Tuhan seperti biasa. Selama engkau makan dan minum firman Tuhan, tidak peduli apa pun keadaan di sekitarmu, engkau akan memiliki kegembiraan yang besar di dalam rohmu, dan tidak akan terganggu oleh orang-orang, peristiwa, ataupun hal-hal di sekitarmu. Ketika engkau terbiasa merenungkan Tuhan di dalam hatimu, hal-hal yang terjadi di luar tidak dapat mengganggumu. Inilah yang dimaksud dengan memiliki tingkat pertumbuhan. Mulailah dengan doa: berdoa dengan tenang di hadapan Tuhan adalah hal yang paling bermanfaat. Setelah itu, makan dan minumlah firman Tuhan, carilah terang dalam firman Tuhan dengan mempertimbangkannya, carilah jalan penerapan, ketahuilah tujuan Tuhan dalam mengucapkan firman-Nya, dan pahamilah itu tanpa penyimpangan. Biasanya, seharusnya normal bagimu untuk dapat mendekat kepada Tuhan di dalam hatimu, untuk merenungkan kasih Tuhan, dan untuk mempertimbangkan firman Tuhan, tanpa diganggu oleh hal-hal lahiriah. Ketika hatimu telah mencapai tingkat ketenangan tertentu, engkau akan dapat merenung dalam hatimu dan, di dalam dirimu, merenungkan kasih Tuhan dan benar-benar mendekat kepada-Nya, terlepas dari keadaan sekelilingmu, sampai akhirnya engkau mencapai titik di mana puji-pujian meluap dari dalam hatimu, dan itu bahkan lebih baik daripada doa. Maka engkau akan memiliki tingkat pertumbuhan tertentu. Jika engkau mampu mencapai keadaan seperti yang dijelaskan di atas, itu akan menjadi bukti bahwa hatimu benar-benar tenang di hadapan Tuhan. Ini adalah pelajaran dasar pertama. Hanya setelah orang dapat tenang di hadapan Tuhan barulah mereka dapat dijamah oleh Roh Kudus, dan dicerahkan serta diterangi oleh Roh Kudus, dan hanya pada saat itulah mereka dapat memiliki persekutuan yang benar dengan Tuhan, serta memahami kehendak Tuhan dan tuntunan Roh Kudus. Mereka kemudian akan masuk ke jalan yang benar dalam kehidupan rohani mereka. Ketika pelatihan mereka untuk hidup di hadapan Tuhan telah mencapai kedalaman tertentu, dan mereka mampu meninggalkan diri mereka sendiri, membenci diri mereka sendiri, dan hidup dalam firman Tuhan, barulah hati mereka benar-benar tenang di hadapan Tuhan. Mampu membenci diri sendiri, mengutuk diri sendiri, dan meninggalkan diri sendiri adalah dampak yang dicapai oleh pekerjaan Tuhan, dan tidak dapat dilakukan oleh manusia dengan usahanya sendiri. Dengan demikian, penerapan menenangkan hati di hadapan Tuhan adalah pelajaran yang harus segera orang-orang masuki. Bagi sebagian orang, bukan saja mereka biasanya tidak dapat tenang di hadapan Tuhan, tetapi mereka juga tidak dapat menenangkan hati mereka di hadapan Tuhan bahkan ketika sedang berdoa. Ini terlalu jauh dari standar Tuhan! Jika hatimu tidak dapat tenang di hadapan Tuhan, dapatkah engkau digerakkan oleh Roh Kudus? Jika engkau adalah orang yang tidak bisa tenang di hadapan Tuhan, engkau cenderung mudah dialihkan ketika seseorang datang, atau ketika orang lain berbicara, dan pikiranmu dapat ditarik menjauh ketika orang lain melakukan sesuatu, dalam hal ini engkau tidak hidup di hadirat Tuhan. Jika hatimu benar-benar tenang di hadapan Tuhan, engkau tidak akan terganggu oleh apa pun yang terjadi di dunia luar, atau disibukkan oleh orang, peristiwa, atau hal apa pun. Jika engkau telah memasuki keadaan ini, keadaan-keadaan negatif itu dan semua hal yang negatif—yakni pemahaman manusia, falsafah kehidupan, hubungan abnormal antara manusia, gagasan dan pemikiran, dan lain sebagainya—secara alami akan lenyap. Karena engkau selalu merenungkan firman Tuhan, dan hatimu selalu mendekat kepada Tuhan dan selalu penuh dengan firman Tuhan yang sekarang ini, hal-hal negatif itu akan luruh darimu tanpa engkau sadari. Ketika hal-hal baru dan positif memenuhi dirimu, hal-hal lama yang negatif tidak akan punya tempat, jadi jangan perhatikan hal-hal negatif itu. Engkau tidak perlu berupaya untuk mengendalikan hal-hal negatif tersebut. Engkau harus berfokus pada menenangkan dirimu di hadapan Tuhan, makan, minum, dan nikmatilah firman Tuhan sebanyak mungkin, nyanyikanlah lagu-lagu pujian sebagai pujian kepada Tuhan sebanyak mungkin, dan biarkan Tuhan berkesempatan untuk mengerjakan dirimu, karena Tuhan sekarang ingin menyempurnakan manusia secara pribadi, dan Dia ingin mendapatkan hatimu; Roh-Nya menggerakkan hatimu dan jika, setelah mengikuti tuntunan Roh Kudus, engkau jadi hidup di hadirat Tuhan, engkau akan memuaskan Tuhan. Jika engkau memusatkan perhatian untuk hidup dalam firman Tuhan dan lebih terlibat dalam persekutuan tentang kebenaran untuk mendapatkan pencerahan dan penerangan Roh Kudus, maka gagasan keagamaanmu, dan sikap merasa dirimu paling benar dan paling penting, itu semuanya akan lenyap, dan engkau akan tahu cara mengorbankan diri untuk Tuhan, cara mengasihi Tuhan, dan cara memuaskan Tuhan. Dan tanpa engkau sadari, hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan Tuhan akan sepenuhnya lenyap dari kesadaranmu.

Dikutip dari "Tentang Menenangkan Hatimu di Hadapan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 420

Merenungkan dan berdoa berdasarkan firman Tuhan sambil makan dan minum firman-Nya pada masa sekarang adalah langkah pertama untuk tenang di hadapan Tuhan. Jika engkau benar-benar mampu untuk tenang di hadapan Tuhan, pencerahan dan penerangan Roh Kudus akan menyertaimu. Semua kehidupan rohani dicapai melalui keadaan tenang di hadirat Tuhan. Dalam berdoa, engkau harus tenang di hadapan Tuhan, dan hanya dalam keadaan itulah engkau dapat digerakkan oleh Roh Kudus. Ketika engkau tenang di hadapan Tuhan saat engkau makan dan minum firman Tuhan, engkau dapat dicerahkan dan diterangi, dan dapat mencapai pemahaman yang benar tentang firman Tuhan. Ketika, dalam aktivitas perenungan dan persekutuan yang biasa engkau lakukan dan ketika mendekat kepada Tuhan di dalam hatimu, engkau menjadi tenang di hadirat Tuhan, engkau akan dapat menikmati kedekatan yang sejati dengan Tuhan, memiliki pemahaman yang sejati tentang kasih Tuhan dan pekerjaan-Nya, dan menunjukkan perhatian dan kepedulian sejati terhadap maksud Tuhan. Semakin engkau dapat terbiasa tenang di hadapan Tuhan, semakin engkau akan diterangi dan semakin engkau dapat memahami watakmu sendiri yang rusak, apa yang kurang dalam dirimu, apa yang harus engkau masuki, fungsi apa yang harus engkau jalankan, dan di mana letak kekuranganmu. Semua ini dicapai dengan menjadi tenang di hadirat Tuhan. Jika engkau benar-benar mencapai kedalaman dalam ketenanganmu di hadapan Tuhan, engkau akan dapat memahami rahasia-rahasia tertentu dari roh, memahami apa yang ingin dilakukan oleh Tuhan sekarang ini dalam dirimu, mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang firman Tuhan, memahami intisari firman Tuhan, esensi firman Tuhan, perwujudan firman Tuhan, dan engkau akan dapat melihat jalan penerapan dengan lebih jelas dan akurat. Jika engkau gagal mencapai kedalaman yang memadai untuk menjadi tenang dalam rohmu, engkau hanya akan sedikit digerakkan oleh Roh Kudus; engkau akan merasa dikuatkan di dalam batin dan akan merasakan sejumlah kenikmatan dan kedamaian, tetapi engkau tidak akan memahami apa pun secara lebih mendalam. Aku telah katakan sebelumnya: jika orang-orang tidak menggunakan segenap kekuatan mereka, akan sulit bagi mereka untuk mendengar suara-Ku atau melihat wajah-Ku. Ini mengacu pada mencapai kedalaman dalam ketenangan seseorang di hadapan Tuhan, bukan berusaha melakukan upaya yang dangkal. Seseorang yang benar-benar dapat tenang di hadirat Tuhan mampu membebaskan dirinya dari semua ikatan duniawi, dan dapat dimiliki oleh Tuhan. Semua orang yang tidak mampu untuk tenang di hadirat Tuhan pasti tak bermoral dan tidak terkendali. Semua orang yang dapat tenang di hadapan Tuhan adalah mereka yang saleh di hadapan Tuhan, dan yang merindukan Tuhan. Hanya mereka yang tenang di hadapan Tuhanlah yang menghargai kehidupan, menghargai persekutuan dalam roh, haus akan firman Tuhan, dan mengejar kebenaran. Siapa pun yang tidak menghargai ketenangan di hadapan Tuhan dan tidak berlatih menjadi tenang di hadapan Tuhan adalah orang yang sombong dan dangkal, yang melekat pada dunia dan tidak memiliki kehidupan; seandainya pun mereka mengatakan bahwa mereka percaya kepada Tuhan, mereka mengucapkannya di bibir saja. Orang-orang yang pada akhirnya Tuhan sempurnakan dan lengkapi adalah mereka yang mampu untuk tenang di hadirat-Nya. Karena itu, mereka yang tenang di hadapan Tuhan dikaruniai berkat-berkat yang besar. Orang-orang yang jarang meluangkan waktu untuk makan dan minum firman Tuhan sepanjang hari, yang disibukkan dengan urusan lahiriah dan tidak menganggap penting jalan masuk menuju kehidupan—mereka semua adalah orang-orang munafik tanpa prospek pertumbuhan di masa depan. Hanya mereka yang bisa tenang di hadapan Tuhan dan benar-benar dapat bersekutu dengan Tuhanlah yang merupakan umat Tuhan.

Dikutip dari "Tentang Menenangkan Hatimu di Hadapan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 421

Untuk datang ke hadapan Tuhan untuk menerima firman-Nya sebagai kehidupanmu, engkau harus terlebih dahulu tenang di hadapan Tuhan. Hanya setelah engkau tenang di hadapan Tuhan, barulah Tuhan akan mencerahkanmu dan memberimu pengetahuan. Semakin tenang orang-orang di hadapan Tuhan, semakin mampu mereka menerima pencerahan dan penerangan Tuhan. Semua ini menuntut orang untuk memiliki kesalehan dan iman; hanya dengan demikianlah mereka dapat dijadikan sempurna. Pelajaran mendasar untuk memasuki kehidupan rohani adalah memiliki ketenangan di hadirat Tuhan. Hanya jika engkau dalam keadaan tenang di hadirat Tuhan barulah semua pelatihan rohanimu akan efektif. Jika hatimu tidak mampu untuk tenang di hadapan Tuhan, engkau tidak akan mampu menerima pekerjaan Roh Kudus. Jika hatimu tenang di hadapan Tuhan, terlepas dari apa pun yang sedang engkau lakukan, engkau adalah seseorang yang hidup di hadirat Tuhan. Jika hatimu dalam keadaan tenang di hadapan Tuhan dan mendekat kepada Tuhan, terlepas dari apa pun yang sedang engkau lakukan, ini membuktikan bahwa engkau adalah seorang yang tenang di hadapan Tuhan. Jika, ketika engkau sedang berbicara dengan orang lain, atau sedang berjalan, engkau mampu berkata, "Hatiku mendekat kepada Tuhan, dan tidak berfokus pada hal-hal lahiriah, dan aku dapat tenang di hadapan Tuhan," maka engkau adalah seseorang yang tenang di hadapan Tuhan. Jangan terlibat dengan apa pun yang menarik hatimu kepada hal-hal lahiriah, atau dengan orang-orang yang memisahkan hatimu dari Tuhan. Apa pun yang dapat mengalihkan hatimu sehingga tidak dekat dengan Tuhan, singkirkanlah, atau jauhilah itu. Ini akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupanmu. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk pekerjaan besar Roh Kudus, waktunya untuk Tuhan secara pribadi menyempurnakan manusia. Jika, pada saat ini, engkau tidak dapat tenang di hadapan Tuhan, engkau bukanlah seseorang yang akan kembali ke hadapan takhta Tuhan. Jika engkau mengejar hal-hal lain selain Tuhan, tidak mungkin bagimu untuk disempurnakan oleh Tuhan. Mereka yang dapat mendengar perkataan-perkataan dari Tuhan ini tetapi gagal untuk tenang di hadapan-Nya di masa sekarang adalah orang-orang yang tidak mencintai kebenaran dan tidak mengasihi Tuhan. Jika engkau tidak mau mempersembahkan dirimu pada saat ini, apa lagi yang engkau tunggu? Mempersembahkan diri berarti menenangkan hati di hadapan Tuhan. Itu tentu merupakan persembahan yang sejati. Siapa pun yang sekarang ini sungguh-sungguh mempersembahkan hatinya kepada Tuhan pasti akan disempurnakan oleh Tuhan. Tidak ada sesuatu, apa pun itu, yang dapat mengganggumu; entah itu untuk memangkasmu atau menanganimu, atau apakah engkau mengalami frustrasi atau kegagalan, hatimu harus selalu tenang di hadapan Tuhan. Terlepas dari cara orang-orang memperlakukanmu, hatimu harus tenang di hadapan Tuhan. Terlepas dari keadaan apa pun yang engkau hadapi—entah engkau ditimpa kesulitan, penderitaan, penganiayaan, atau berbagai ujian—hatimu harus selalu tenang di hadapan Tuhan; itulah jalan untuk dijadikan sempurna. Hanya ketika engkau benar-benar tenang di hadapan Tuhan, barulah firman Tuhan di masa sekarang menjadi jelas bagimu. Engkau kemudian dapat melakukan penerapan dengan lebih benar dan tanpa menyimpang dari penerangan dan pencerahan Roh Kudus, memahami dengan lebih jelas maksud Tuhan, yang akan memberi arah yang lebih jelas bagi pelayananmu, memahami dengan lebih akurat gerakan dan tuntunan Roh Kudus, dan berkeyakinan untuk hidup di bawah tuntunan Roh Kudus. Itulah efek yang diraih dengan benar-benar menjadi tenang di hadapan Tuhan. Ketika orang-orang tidak jelas tentang firman Tuhan, tidak memiliki jalan penerapan, gagal untuk memahami maksud Tuhan, atau tidak memiliki prinsip-prinsip penerapan, ini karena hati mereka tidak tenang di hadapan Tuhan. Tujuan tenang di hadapan Tuhan adalah untuk menjadi bersungguh-sungguh dan pragmatis, untuk mencari ketepatan dan transparansi dalam firman Tuhan, dan pada akhirnya untuk sampai pada pemahaman akan kebenaran dan mengenal Tuhan.

Jika hatimu tidak sering tenang di hadapan Tuhan, Tuhan pun tidak memiliki sarana untuk menyempurnakanmu. Tidak punya tekad sama saja dengan tidak punya hati, dan seseorang yang tidak punya hati tidak dapat tenang di hadapan Tuhan; orang seperti itu tidak tahu berapa banyak pekerjaan yang Tuhan lakukan, atau seberapa banyak Ia berfirman, dan mereka juga tidak tahu bagaimana cara melakukan pengamalan. Bukankah orang seperti ini adalah orang yang tidak punya hati? Bisakah seseorang yang tidak punya hati tenang di hadapan Tuhan? Tuhan tidak memiliki sarana untuk menyempurnakan manusia yang tidak punya hati—mereka tidak berbeda dari hewan pikul. Tuhan telah berbicara dengan sangat jelas dan transparan, tetapi hatimu tetap tidak tergerak, dan engkau tetap tidak bisa tenang di hadapan Tuhan. Bukankah engkau adalah binatang yang bodoh? Beberapa orang menyimpang dalam menerapkan ketenangan di hadirat Tuhan. Ketika tiba saatnya untuk memasak, mereka tidak memasak, dan ketika saatnya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, mereka tidak melakukannya, melainkan terus berdoa dan bermeditasi. Menjadi tenang di hadapan Tuhan bukan berarti tidak memasak atau melakukan tugas-tugas rumah tangga, atau tidak menjalani kehidupan; sebaliknya, itu berarti mampu menenangkan hati di hadapan Tuhan dalam semua keadaan yang normal, dan memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hati. Ketika engkau berdoa, engkau harus berlutut dengan benar di hadapan Tuhan untuk berdoa; ketika engkau melakukan pekerjaan rumah tangga atau menyiapkan makanan, tenangkan hatimu di hadapan Tuhan, renungkan firman Tuhan, atau nyanyikan lagu-lagu pujian. Tidak peduli dalam situasi apa pun engkau berada, engkau harus memiliki cara penerapanmu sendiri, engkau harus berusaha sebaik mungkin untuk mendekat kepada Tuhan, dan engkau harus berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan hatimu di hadapan Tuhan. Bila keadaan memungkinkan, berdoalah dengan satu pikiran; bila keadaan tidak memungkinkan, mendekatlah kepada Tuhan di dalam hatimu sambil melakukan tugas yang ada di hadapanmu. Ketika engkau bisa makan dan minum firman Tuhan, maka makan dan minumlah firman-Nya; ketika engkau bisa berdoa, maka berdoalah; ketika engkau dapat merenungkan Tuhan, maka renungkanlah Dia. Dengan kata lain, lakukan yang terbaik untuk melatih dirimu masuk sesuai dengan lingkunganmu. Beberapa orang dapat tenang di hadapan Tuhan ketika tidak ada masalah, tetapi begitu sesuatu terjadi, pikiran mereka mengembara. Itu bukanlah tenang di hadapan Tuhan. Cara yang benar untuk mengalaminya adalah ini: dalam keadaan apa pun, hati seseorang tidak boleh menjauh dari Tuhan, atau merasa terganggu oleh orang-orang, peristiwa, atau berbagai hal yang ada di luar, dan hanya pada saat itulah seseorang menjadi orang yang benar-benar tenang di hadapan Tuhan. Beberapa orang mengatakan bahwa, ketika mereka berdoa dalam ibadah, hati mereka dapat tenang di hadapan Tuhan, tetapi dalam persekutuan dengan orang lain, mereka tidak dapat tenang di hadapan Tuhan, dan pikiran mereka menjadi liar. Ini bukanlah tenang di hadapan Tuhan. Hari ini, kebanyakan orang berada dalam keadaan seperti ini, hati mereka tidak dapat selalu tenang di hadapan Tuhan. Jadi, engkau semua harus lebih berupaya melatih dirimu sendiri di bidang ini, masuklah, langkah demi langkah, di jalur pengalaman hidup yang benar, dan mulailah menempuh jalan untuk disempurnakan oleh Tuhan.

Dikutip dari "Tentang Menenangkan Hatimu di Hadapan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 422

Pekerjaan dan firman Tuhan bertujuan untuk menghasilkan perubahan dalam watakmu; tujuan-Nya bukan hanya membuat engkau sekalian memahami atau mengenal pekerjaan dan firman-Nya. Itu tidak cukup. Sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk memahami, engkau seharusnya tidak mengalami kesulitan dalam memahami firman Tuhan, karena sebagian besar firman Tuhan ditulis dalam bahasa manusia, dan Dia bicara dengan sangat gamblang. Misalnya, engkau sepenuhnya mampu mempelajari apa yang Tuhan kehendaki untuk engkau pahami dan lakukan. Ini hal yang seharusnya dapat dilakukan oleh orang biasa yang memiliki kemampuan untuk mencerna. Pada khususnya, firman yang disampaikan Tuhan saat ini sangat jelas dan transparan, dan Tuhan menunjukkan banyak hal yang belum pernah diperhitungkan manusia dan berbagai kondisi manusia. Firman-Nya mencakup segalanya, seterang cahaya bulan purnama. Jadi sekarang, orang memahami banyak hal, tetapi masih ada yang kurang—yaitu menerapkan firman-Nya. Orang harus mengalami seluruh aspek kebenaran secara terperinci, dan menyelidiki serta menggalinya dengan lebih terperinci, bukan hanya menunggu untuk menyerap apa pun yang disediakan bagi mereka; jika tidak, mereka menjadi tidak lebih dari sekadar parasit. Mereka tahu firman Tuhan, tetapi tidak menerapkannya. Orang semacam ini tidak memiliki kasih akan kebenaran, dan akhirnya akan disingkirkan. Menjadi seperti Petrus di dekade 1990-an berarti masing-masing dari antaramu haruslah menerapkan firman Tuhan, memiliki jalan masuk yang benar dalam pengalamanmu, dan memperoleh pencerahan yang bahkan jauh lebih besar dalam bekerja sama dengan Tuhan, yang akan memberikan lebih banyak pertolongan dalam hidupmu. Jika engkau semua telah banyak membaca firman Tuhan tetapi hanya memahami makna teks dan tidak memiliki pengetahuan langsung tentang firman Tuhan melalui pengalaman praktismu, engkau sekalian tidak akan mengenal firman Tuhan. Menurutmu, firman Tuhan bukanlah kehidupan, melainkan hanya huruf-huruf tertulis yang mati. Dan jika hanya menaati huruf-huruf tertulis yang mati, engkau tidak dapat meresapi esensi dari firman Tuhan, dan juga tidak akan mengetahui kehendak-Nya. Hanya jika engkau mengalami firman-Nya dalam pengalaman nyatamu maka makna rohani dari firman Tuhan itu akan tersingkap dengan sendirinya bagimu, dan hanya melalui pengalamanlah engkau dapat memahami makna rohani dari berbagai kebenaran, dan membuka misteri firman Tuhan. Jika engkau tidak menerapkannya, maka tidak peduli segamblang apa pun firman-Nya, satu-satunya hal yang engkau resapi hanyalah huruf-huruf tertulis dan doktrin kosong, yang telah menjadi aturan agamawi bagimu. Bukankah ini yang dilakukan orang-orang Farisi? Jika engkau sekalian melakukan dan mengalami firman Tuhan, maka firman-Nya itu menjadi nyata bagimu; jika engkau tidak berusaha melakukannya, maka firman Tuhan tidak lebih dari sekadar legenda surga tingkat ketiga bagimu. Kenyataannya, proses memercayai Tuhan adalah proses mengalami firman-Nya dan juga didapatkan oleh-Nya, atau lebih jelas lagi, percaya kepada Tuhan berarti memiliki pengetahuan dan pemahaman akan firman-Nya dan mengalami dan hidup dalam firman-Nya; itulah realitas di balik keyakinanmu kepada Tuhan. Jika engkau sekalian percaya kepada Tuhan dan mengharapkan hidup yang kekal tanpa berusaha menerapkan firman Tuhan sebagai sesuatu yang mengakar dalam dirimu, maka betapa bebalnya engkau sekalian. Ini tak ubahnya seperti pergi ke sebuah pesta perjamuan dan hanya menatap hidangan dan mengingat makanan lezat itu baik-baik tanpa sungguh-sungguh mencicipinya. Bukankah orang seperti itu sungguh bodoh?

Dikutip dari "Setelah Engkau Memahami Kebenaran, Engkau Harus Mengamalkannya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 423

Kebenaran yang perlu dipegang oleh manusia ditemukan dalam firman Tuhan, dan inilah kebenaran yang paling bermanfaat dan berguna bagi umat manusia. Firman-Nya adalah obat yang menguatkan dan makanan yang diperlukan tubuh manusia, yang membantu memulihkan kemanusiaannya yang normal, suatu kebenaran untuk memperlengkapi manusia. Semakin sering engkau semua melakukan firman Tuhan, semakin cepat hidupmu akan berkembang; kebenaran akan tampak semakin jelas. Saat tingkat pertumbuhanmu berkembang, engkau akan memahami segala sesuatu dari dunia rohani dengan lebih jelas, dan engkau semua akan memiliki kekuatan lebih besar untuk mengalahkan Iblis. Banyak dari kebenaran yang tidak engkau semua pahami akan menjadi jelas ketika engkau semua menerapkan firman Tuhan. Kebanyakan orang berpuas diri hanya dengan memahami teks firman Tuhan dan berfokus memperlengkapi diri mereka dengan berbagai doktrin, bukan memperdalam pengalaman mereka lewat penerapan; bukankah itu kebiasaan orang Farisi? Lantas, bagaimana mungkin kalimat, "Firman Tuhan adalah hidup" berlaku bagi mereka? Hanya ketika manusia menerapkan firman Tuhan, hidupnya dapat benar-benar berkembang; kehidupan tidak bisa bertumbuh semata-mata dengan membaca firman-Nya. Jika engkau yakin bahwa memahami firman Tuhan adalah satu-satunya yang diperlukan untuk memiliki kehidupan dan tingkat pertumbuhan, maka pemahamanmu itu keliru. Memahami firman Tuhan dengan sungguh-sungguh terjadi apabila engkau melakukan kebenaran, dan engkau harus mengerti bahwa "hanya dengan melakukan kebenaran maka kebenaran itu dapat dipahami." Sekarang ini, setelah membaca firman Tuhan, engkau hanya dapat mengatakan bahwa engkau tahu firman Tuhan, tetapi tidak bisa mengatakan bahwa engkau memahaminya. Beberapa orang berkata bahwa satu-satunya cara untuk melakukan kebenaran adalah dengan memahaminya terlebih dahulu, tetapi ini hanya separuh benar dan tidak sepenuhnya akurat. Sebelum memiliki pengetahuan tentang suatu kebenaran, engkau belum mengalami kebenaran itu. Merasa bahwa engkau memahami sesuatu yang engkau dengar dalam sebuah khotbah bukan merupakan pemahaman yang sesungguhnya, melainkan sekadar memiliki kata-kata kebenaran yang harfiah, dan tidak sama dengan memahami makna sebenarnya yang terkandung di dalamnya. Hanya karena memiliki pengetahuan yang dangkal tentang kebenaran tidak berarti engkau sangat memahami atau memiliki pengetahuan tentang kebenaran itu; makna kebenaran yang sejati berasal dari pengalaman. Oleh karena itu, hanya dengan mengalami kebenaran engkau dapat memahaminya, dan barulah engkau dapat memahami bagian-bagian yang tersembunyi di dalamnya. Mengalaminya secara mendalam adalah satu-satunya cara untuk menangkap makna kebenaran yang tersembunyi, dan untuk memahami inti sari kebenaran itu. Karena itu, engkau dapat melakukan segalanya dengan kebenaran, tetapi jika tidak ada kebenaran dalam dirimu, jangan berpikir untuk mencoba meyakinkan siapa pun, bahkan anggota keluargamu, apalagi kaum agamawi. Tanpa kebenaran, engkau akan seperti salju yang diterbangkan angin. Namun dengan kebenaran, engkau bisa bersukaria dan bebas, tanpa ada yang bisa menyerangmu. Sekuat apa pun suatu teori, tetap saja tidak bisa mengalahkan kebenaran. Dengan kebenaran, dunia itu sendiri dapat terguncang, gunung dan laut pun beranjak, sedangkan tanpa kebenaran, dinding-dinding kota yang kokoh pun akan menjadi puing-puing oleh belatung; inilah kenyataannya.

Dikutip dari "Setelah Engkau Memahami Kebenaran, Engkau Harus Mengamalkannya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 424

Yang penting pada tahap ini adalah pertama-tama mengetahui kebenaran, lalu melakukannya, dan memperlengkapi dirimu lebih jauh dengan makna kebenaran yang sejati. Itulah yang seharusnya menjadi tujuanmu. Alih-alih hanya membuat orang lain mengikuti perkataanmu, engkau harus membuat mereka meneladani tindakanmu. Hanya dengan cara ini engkau dapat menemukan sesuatu yang bermakna. Apa pun yang menimpamu, siapa pun yang engkau jumpai, selama engkau memiliki kebenaran, engkau akan mampu berdiri teguh. Firman Tuhanlah yang mendatangkan kehidupan kepada manusia, bukan kematian. Jika setelah membaca firman Tuhan engkau tidak menjadi hidup, tetapi masih mati, maka ada yang salah dengan dirimu. Jika setelah beberapa waktu lamanya engkau sudah membaca banyak firman Tuhan dan telah mendengar banyak khotbah praktis, tetapi masih berada dalam kondisi kematian, inilah bukti bahwa engkau bukan orang yang menjunjung tinggi kebenaran, juga bukan orang yang mengejar kebenaran. Jika engkau sekalian sungguh-sungguh berusaha mendapatkan Tuhan, maka engkau sekalian tidak akan berfokus untuk memperlengkapi dirimu sendiri dengan doktrin dan menggunakan doktrin yang muluk-muluk untuk mengajar orang lain, tetapi sebaliknya akan berfokus untuk mengalami firman Tuhan dan melakukan kebenaran. Bukankah itu yang harus engkau sekalian masuki saat ini?

Ada waktu yang terbatas bagi Tuhan untuk melakukan pekerjaan-Nya di dalam diri manusia, jadi apakah hasilnya jika engkau tidak bekerja sama dengan-Nya? Mengapa Tuhan selalu menghendaki engkau sekalian supaya menerapkan firman-Nya begitu engkau memahaminya? Itu karena Tuhan telah mengungkapkan firman-Nya kepada engkau sekalian, dan langkahmu berikutnya adalah benar-benar menerapkannya. Ketika engkau menerapkan firman ini, Tuhan akan mengerjakan pekerjaan pencerahan dan tuntunan-Nya. Jadi demikianlah. Firman Tuhan bertujuan membimbing manusia untuk bertumbuh dalam hidup dan tidak mengandung unsur yang dapat mengakibatkan manusia menyimpang atau menjadi pasif. Engkau menyatakan sudah membaca firman Tuhan dan menerapkannya, tetapi tetap belum mengalami pekerjaan Roh Kudus. Perkataanmu hanya dapat mendustai seorang bocah. Manusia mungkin tidak tahu apakah niatmu benar, tetapi engkau pikir Tuhan tidak akan tahu? Bagaimana mungkin orang lain menerapkan firman Tuhan dan menerima pencerahan Roh Kudus, sedangkan engkau menerapkan firman-Nya tetapi tidak menerima pencerahan Roh Kudus? Apakah Tuhan itu emosional? Jika niatmu sungguh-sungguh benar dan engkau bersikap kooperatif, maka Roh Tuhan akan menyertaimu. Sebagian orang selalu ingin menjadi pusat perhatian, tetapi mengapa Tuhan tidak membiarkan mereka bangkit dan memimpin gereja? Sebagian orang hanya memenuhi fungsi mereka dan menjalankan tugasnya, tetapi tanpa menyadarinya, mereka telah mendapatkan perkenanan Tuhan. Bagaimana itu bisa terjadi? Tuhan memeriksa hati manusia yang paling dalam, dan orang yang mengejar kebenaran harus melakukannya dengan niat yang benar. Orang yang tidak memiliki niat yang benar tidak dapat bertahan. Intinya, tujuanmu adalah membiarkan firman Tuhan berdampak dalam dirimu. Dengan kata lain, memiliki pemahaman yang benar tentang firman Tuhan dalam perbuatan. Mungkin kemampuanmu memahami firman Tuhan lemah, tetapi ketika engkau menerapkan firman Tuhan, Dia dapat melengkapi kelemahan ini, jadi engkau bukan saja harus tahu mengenai berbagai kebenaran, tetapi juga harus menerapkannya. Inilah fokus terutama yang tidak bisa diabaikan. Yesus menanggung banyak penghinaan dan penderitaan selama tiga puluh tiga setengah tahun. Dia menderita begitu berat hanya karena melakukan kebenaran, melakukan kehendak Tuhan dalam segala sesuatu, dan hanya memikirkan kehendak Tuhan. Penderitaan ini seharusnya tidak dialami-Nya jika Dia tahu kebenaran tanpa melakukannya. Jika Yesus mengikuti ajaran orang Yahudi dan menuruti orang-orang Farisi, maka tentu Dia tidak akan menderita sengsara. Engkau dapat belajar dari perbuatan Yesus, bahwa efektivitas pekerjaan Tuhan dalam diri manusia membutuhkan kerja sama manusia, dan inilah yang harus engkau sekalian pahami. Akankah Yesus menderita sengsara di kayu salib seandainya Dia tidak melakukan kebenaran? Mungkinkah Dia akan memanjatkan doa yang menyedihkan jika Dia tidak bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan? Oleh karena itu, engkau semua haruslah menderita demi melakukan kebenaran; inilah jenis penderitaan yang harus ditanggung seseorang.

Dikutip dari "Setelah Engkau Memahami Kebenaran, Engkau Harus Mengamalkannya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 425

Pada praktiknya, mematuhi perintah harus dikaitkan dengan melakukan kebenaran. Sambil mematuhi perintah, orang harus melakukan kebenaran. Ketika melakukan kebenaran, orang tidak boleh melanggar prinsip-prinsip perintah atau melawan perintah tersebut; engkau harus mengerjakan apa pun yang dituntut Tuhan darimu. Mematuhi perintah dan melakukan kebenaran adalah hal yang saling berkaitan, bukan saling bertentangan. Semakin banyak engkau melakukan kebenaran, semakin mampu engkau mematuhi esensi perintah Tuhan. Semakin banyak engkau melakukan kebenaran, semakin dalam engkau bisa memahami firman Tuhan sebagaimana diungkapkan dalam perintah-Nya. Melakukan kebenaran dan mematuhi perintah bukanlah tindakan yang saling bertentangan—keduanya saling berkaitan. Pada mulanya, hanya setelah manusia mematuhi perintah Tuhan, barulah ia dapat melakukan kebenaran dan memperoleh pencerahan dari Roh Kudus, tetapi ini bukanlah maksud Tuhan pada awalnya. Tuhan mengharuskanmu menyembah-Nya dengan hati, bukan hanya berperilaku baik. Akan tetapi, engkau harus tetap mematuhi perintah Tuhan, meskipun hanya secara dangkal. Perlahan-lahan, melalui pengalaman, setelah memperoleh pemahaman yang lebih jelas akan Tuhan, manusia akan berhenti memberontak dan melawan Tuhan, dan tidak lagi menyangsikan pekerjaan-Nya. Inilah satu-satunya cara bagi manusia untuk dapat menaati esensi perintah Tuhan. Oleh karena itu, sekadar mematuhi perintah, tanpa melakukan kebenaran, tidaklah efektif, dan bukan merupakan ibadah yang sejati kepada Tuhan, sebab engkau belum mencapai tingkat pertumbuhan yang nyata. Mematuhi perintah tanpa melakukan kebenaran berarti hanya mematuhi peraturan secara kaku. Dengan berbuat begitu, perintah Tuhan menjadi hukum bagimu, yang tidak akan membantumu bertumbuh dalam kehidupan. Sebaliknya, perintah itu justru akan menjadi beban bagimu dan akan mengikatmu erat-erat seperti hukum Taurat Perjanjian Lama sehingga engkau kehilangan hadirat Roh Kudus. Oleh karena itu, hanya dengan melakukan kebenaranlah engkau dapat mematuhi perintah Tuhan secara efektif, dan engkau memegang perintah Tuhan agar dapat melakukan kebenaran. Dalam proses memegang perintah, engkau justru akan melakukan lebih banyak kebenaran, dan ketika melakukan kebenaran, engkau pun akan memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang makna perintah Tuhan yang sebenarnya. Maksud dan tujuan di balik tuntutan Tuhan agar manusia mematuhi perintah-Nya bukanlah agar manusia mengikuti aturan, sebagaimana yang mereka sangka; sebaliknya, ini berkaitan dengan jalan masuk manusia ke dalam kehidupan. Tingkat pertumbuhanmu dalam kehidupan menentukan tingkat kemampuanmu untuk mematuhi perintah. Kendati perintah Tuhan diberikan kepada manusia untuk dipatuhi, esensi perintah Tuhan hanya menjadi jelas melalui pengalaman hidup manusia. Sebagian besar orang berpikir bahwa mematuhi perintah Tuhan dengan baik berarti mereka "sudah siap sedia, tinggal menunggu kesempatan." Ini merupakan gagasan yang berlebihan dan tidak sejalan dengan kehendak Tuhan. Mereka yang berkata seperti itu tidak ingin maju dan mengingini daging. Ini omong kosong! Ini tidak sesuai dengan kenyataan! Bukanlah kehendak Tuhan untuk melakukan kebenaran belaka tanpa benar-benar mematuhi perintah Tuhan. Mereka yang melakukan ini adalah orang cacat; mereka seperti orang berkaki satu. Semata-mata mematuhi perintah seakan-akan mematuhi aturan, tetapi tidak memiliki kebenaran—ini juga tidak mampu memenuhi kehendak Tuhan; bagai orang bermata satu, mereka yang melakukan hal ini juga menderita sejenis kecacatan. Dapat dikatakan bahwa, jika engkau mematuhi perintah Tuhan dengan baik dan memperoleh pengertian yang jelas akan Tuhan yang nyata, engkau akan memiliki kebenaran; secara relatif, engkau sudah mencapai tingkat pertumbuhan nyata. Jika engkau melakukan kebenaran yang harus kaulakukan, engkau juga akan mematuhi perintah Tuhan, dan kedua hal ini tidak saling bertentangan. Melakukan kebenaran dan mematuhi perintah merupakan dua sistem, dan keduanya merupakan bagian tak terpisahkan dari pengalaman hidup manusia. Pengalaman manusia harus merupakan perpaduan, bukan pemisahan, antara mematuhi perintah dan melakukan kebenaran. Meski demikian, ada perbedaan dan keterkaitan di antara kedua hal ini.

Dikutip dari "Mematuhi Perintah dan Melakukan Kebenaran" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 426

Pemakluman perintah Tuhan pada zaman baru merupakan suatu kesaksian atas fakta bahwa segenap manusia dalam aliran ini, semua orang yang mendengar suara Tuhan hari ini, telah memasuki zaman baru. Inilah awal baru bagi pekerjaan Tuhan dan saat dimulainya bagian terakhir dari pekerjaan dalam rencana pengelolaan Tuhan selama enam ribu tahun. Perintah zaman baru menandakan bahwa Tuhan dan manusia telah memasuki ranah surga baru dan bumi baru, dan bahwa Tuhan, sebagaimana Yahweh telah bekerja di antara orang Israel dan Yesus telah bekerja di antara orang Yahudi, akan melakukan lebih banyak pekerjaan yang nyata, dan melakukan pekerjaan yang lebih banyak serta lebih besar lagi di bumi. Perintah ini juga menandakan bahwa sekelompok manusia ini akan menerima amanat lebih banyak dan lebih besar dari Tuhan, dan juga akan dibekali, diberi makan, didukung, dipelihara, dan dilindungi secara nyata oleh-Nya, mereka akan diberi lebih banyak pelatihan praktis oleh-Nya, dan juga ditangani, dihancurkan, dan dimurnikan oleh firman Tuhan. Makna penting dari perintah zaman baru ini cukup dalam. Perintah ini menyiratkan bahwa Tuhan akan benar-benar menampakkan diri di bumi, dan dari bumi Dia akan menaklukkan seluruh alam semesta, serta menyingkapkan segala kemuliaan-Nya dalam wujud manusia. Perintah ini juga menyiratkan bahwa Tuhan yang nyata akan melakukan lebih banyak pekerjaan nyata di bumi untuk menyempurnakan semua orang yang telah dipilih-Nya. Terlebih lagi, Tuhan akan menyelesaikan segala sesuatu di bumi dengan firman dan mengejawantahkan ketetapan bahwa "Tuhan yang berinkarnasi akan naik ke tempat yang mahatinggi dan dimuliakan, dan segala suku serta segala bangsa akan sujud menyembah Tuhan Yang Mahabesar." Sekalipun perintah zaman baru harus dipegang oleh manusia, dan meskipun sudah menjadi tugas dan kewajiban manusia untuk melakukannya, makna yang diwakilinya terlalu dalam untuk dapat diungkapkan sepenuhnya dalam sepatah dua patah kata. Perintah zaman baru menggantikan hukum Taurat Perjanjian Lama dan ketetapan Perjanjian Baru, sebagaimana dimaklumkan oleh Yahweh dan Yesus. Ini merupakan pelajaran yang lebih dalam, tidak sesederhana yang dibayangkan manusia. Perintah zaman baru memiliki aspek makna yang nyata: perintah ini berperan sebagai antarmuka antara Zaman Kasih Karunia dan Zaman Kerajaan. Perintah zaman baru ini mengakhiri semua praktik dan ketetapan zaman lama, dan juga mengakhiri semua praktik dari zaman Yesus dan sebelumnya. Perintah zaman baru ini membawa manusia ke hadirat Tuhan yang lebih nyata dan memungkinkan manusia mulai menerima penyempurnaan secara pribadi dari Tuhan; inilah awal dari jalan untuk disempurnakan. Oleh karena itu, engkau sekalian harus memiliki sikap yang tepat sehubungan dengan perintah zaman baru dan tidak boleh mengikutinya secara sembarangan atau meremehkannya. Perintah zaman baru sangat menekankan satu hal penting: bahwa manusia harus menyembah Tuhan yang nyata itu Sendiri sekarang, termasuk tunduk kepada esensi Roh secara lebih nyata. Perintah zaman baru juga menekankan prinsip yang akan digunakan Tuhan untuk menghakimi manusia, yakni bersalah atau benar, setelah Dia menampakkan diri sebagai Surya Kebenaran. Perintah Tuhan memang lebih mudah dipahami daripada dilakukan. Dari hal ini, dapat dipahami bahwa jika Tuhan hendak menyempurnakan manusia, Dia harus melakukannya melalui firman dan tuntunan-Nya sendiri, dan manusia tidak dapat mencapai kesempurnaan melalui kecerdasan bawaannya semata. Bisa atau tidaknya manusia mematuhi perintah Tuhan pada zaman baru terkait dengan pengetahuan manusia akan Tuhan yang nyata. Karena itu, bisa atau tidaknya engkau mematuhi perintah Tuhan pada zaman baru bukanlah pertanyaan yang bisa terjawab dalam hitungan hari. Ini adalah pelajaran yang sangat dalam untuk dipelajari.

Dikutip dari "Mematuhi Perintah dan Melakukan Kebenaran" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 427

Penerapan kebenaran adalah jalan yang membuat kehidupan manusia dapat bertumbuh. Jika tidak melakukan kebenaran, engkau sekalian tidak akan memiliki apa pun selain teori dan tidak memiliki kehidupan yang nyata. Kebenaran adalah simbol tingkat pertumbuhan manusia, dan bisa atau tidaknya engkau melakukan kebenaran terkait dengan apakah engkau memiliki tingkat pertumbuhan yang nyata. Jika engkau tidak melakukan kebenaran, tidak bertindak secara benar, atau terombang-ambing oleh emosi dan mementingkan daging, berarti engkau jauh dari mematuhi perintah Tuhan. Inilah pelajaran yang paling dalam. Di setiap zaman, ada banyak kebenaran yang perlu dimasuki dan dipahami oleh manusia, tetapi dalam setiap zaman juga ada perintah yang berbeda-beda yang menyertai kebenaran itu. Kebenaran yang dilakukan manusia terkait dengan zaman tertentu, dan demikian juga perintah yang mereka patuhi. Setiap zaman memiliki kebenarannya sendiri untuk dilakukan dan perintahnya sendiri untuk dipatuhi. Namun demikian, berdasarkan perintah yang berbeda-beda yang dimaklumkan Tuhan—yaitu berdasarkan zaman yang berbeda-beda—tujuan dan dampak dari penerapan manusia akan kebenaran pun berbeda secara proporsional. Dapat dikatakan bahwa perintah mengabdi kepada kebenaran dan kebenaran ada untuk mempertahankan perintah. Jika hanya ada kebenaran, tak akan ada perubahan dalam pekerjaan Tuhan yang perlu dibicarakan. Akan tetapi, dengan mengacu pada perintah Tuhan, manusia dapat mengenali jangkauan tren dalam pekerjaan Roh Kudus, dan manusia dapat mengetahui zaman ketika Tuhan bekerja. Dalam agama, ada banyak orang yang dapat melakukan kebenaran yang dilakukan oleh orang pada Zaman Hukum Taurat. Akan tetapi, mereka tidak memiliki perintah zaman baru, ataupun mematuhi perintah-perintah tersebut. Mereka tetap mematuhi cara-cara lama dan tetap menjadi manusia purba. Mereka tidak disertai oleh cara kerja baru dan tidak dapat melihat perintah zaman baru. Dengan demikian, mereka tidak memiliki pekerjaan Tuhan. Mereka seolah-olah hanya memiliki cangkang telur kosong; jika tidak ada anak ayam di dalamnya, tidak ada roh. Lebih tepatnya, ini berarti mereka tidak memiliki kehidupan. Orang-orang seperti itu belum memasuki zaman baru dan tertinggal jauh di belakang. Oleh karena itu, sia-sialah jika orang memiliki kebenaran dari zaman lama, tetapi tidak memiliki perintah zaman baru. Banyak di antara engkau sekalian melakukan kebenaran zaman sekarang, tetapi tidak mematuhi perintah zaman sekarang. Engkau tidak akan mendapatkan apa pun, dan kebenaran yang engkau lakukan akan percuma dan tidak berarti, dan Tuhan tidak akan memujimu. Melakukan kebenaran harus dilakukan dalam batasan metode pekerjaan Roh Kudus saat ini; itu harus dilakukan sebagai respons terhadap suara Tuhan yang nyata saat ini. Tanpa melakukan ini, sia-sialah segalanya, ibarat menimba air menggunakan keranjang anyaman bambu. Ini juga merupakan makna nyata dari pemakluman perintah zaman baru. Jika orang harus mematuhi perintah, setidak-tidaknya mereka harus mengenal Tuhan yang nyata, yang menampakkan diri dalam daging, tanpa keraguan. Dengan kata lain, orang harus menghayati prinsip-prinsip kepatuhan terhadap perintah. Mematuhi perintah bukan berarti mengikutinya dengan serampangan atau sesuka hati, melainkan mematuhinya dengan suatu dasar, dengan tujuan, dan dengan prinsip. Hal pertama yang harus dicapai adalah kejernihan visi. Jika engkau memiliki pemahaman menyeluruh tentang pekerjaan Roh Kudus pada zaman sekarang dan jika engkau memasuki cara kerja saat ini, secara alami engkau akan memperoleh pemahaman yang jelas tentang mematuhi perintah Tuhan. Jika saatnya tiba, ketika engkau menyelami esensi perintah zaman baru dan dapat mematuhi perintah-perintahnya, pada saat itulah engkau telah disempurnakan. Inilah makna praktis dari melakukan kebenaran dan mematuhi perintah. Bisa atau tidaknya engkau melakukan kebenaran tergantung pada caramu memahami esensi perintah Tuhan pada zaman baru. Pekerjaan Roh Kudus akan terus dinyatakan bagi manusia dan Tuhan akan menuntut jauh lebih banyak lagi dari manusia. Oleh karena itu, kebenaran yang benar-benar dilakukan manusia akan semakin banyak dan semakin besar, dan dampak dari mematuhi perintah Tuhan akan semakin dalam. Oleh sebab itu, engkau sekalian harus segera melakukan kebenaran sekaligus mematuhi perintah. Tak seorang pun boleh mengabaikan hal ini; biarlah kebenaran baru dan perintah baru dimulai bersamaan di zaman baru ini.

Dikutip dari "Mematuhi Perintah dan Melakukan Kebenaran" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 428

Banyak orang dapat berbicara sedikit tentang penerapan dan mereka dapat membicarakan tentang kesan pribadi mereka, tetapi sebagian besar adalah penerangan yang diperoleh dari perkataan orang lain. Sama sekali tidak mencakup apa pun dari penerapan pribadi mereka sendiri, juga tidak mencakup apa yang mereka mengerti dari pengalaman mereka. Aku telah membedah masalah ini sebelumnya; jangan pikir Aku tidak tahu apa-apa. Engkau hanyalah macan kertas, tetapi engkau berbicara tentang menaklukkan Iblis, tentang memberikan kesaksian yang penuh kemenangan, dan tentang hidup dalam gambaran Tuhan? Semua ini omong kosong! Apa kau pikir semua perkataan yang diucapkan oleh Tuhan pada zaman sekarang adalah untuk kaukagumi? Mulutmu berbicara tentang meninggalkan dirimu yang lama dan menerapkan kebenaran, tetapi tanganmu melakukan perbuatan lain dan hatimu sedang merencanakan rencana lain—orang macam apa kau ini? Kenapa hati dan tanganmu tidak sejalan? Begitu banyak khotbah telah menjadi perkataan kosong; tidakkah ini memilukan hati? Jika engkau tidak sanggup menerapkan firman Tuhan, ini membuktikan bahwa engkau belum masuk ke dalam cara Roh Kudus bekerja, engkau belum memiliki pekerjaan Roh Kudus di dalam dirimu, dan engkau belum memiliki bimbingan-Nya. Jika engkau mengatakan bahwa engkau hanya mampu memahami firman Tuhan tetapi tidak dapat menerapkannya, berarti engkau adalah orang yang tidak mencintai kebenaran. Tuhan tidak datang untuk menyelamatkan orang semacam ini. Yesus menanggung penderitaan hebat ketika Dia disalibkan untuk menyelamatkan orang berdosa, untuk menyelamatkan orang miskin, dan untuk menyelamatkan semua orang yang rendah hati. Penyaliban-Nya berfungsi sebagai korban penghapus dosa. Jika engkau tidak dapat menerapkan firman Tuhan, engkau seharusnya pergi secepat mungkin; jangan tinggal di rumah Tuhan sebagai pembonceng. Banyak orang bahkan merasa sulit untuk menghentikan diri mereka dari melakukan hal-hal yang jelas-jelas menentang Tuhan. Bukankah mereka cari mati? Bagaimana mereka dapat berbicara tentang memasuki Kerajaan Tuhan? Akankah mereka memiliki keberanian untuk memandang wajah Tuhan? Makan makanan yang Tuhan sediakan untukmu, melakukan hal-hal menyimpang yang menentang Tuhan, bertindak jahat, berbahaya, dan licik, bahkan tatkala Tuhan mengizinkanmu menikmati berkat-berkat yang telah Dia limpahkan kepadamu—tidakkah engkau merasa tanganmu terbakar saat menerimanya? Apakah engkau tidak merasa wajahmu memerah? Setelah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Tuhan, setelah melakukan rencana licik untuk "menyimpang", tidakkah engkau merasa takut? Jika engkau tidak merasakan apa-apa, bagaimana engkau bisa berbicara tentang masa depan? Sudah lama tidak ada masa depan bagimu, jadi harapan lebih besar apa yang masih bisa kaumiliki? Jika engkau mengatakan sesuatu yang memalukan tetapi tidak merasa menyesal, dan hatimu tidak memiliki kesadaran, bukankah itu berarti engkau telah ditinggalkan oleh Tuhan? Berbicara dan bertindak dengan seenaknya dan tanpa kendali telah menjadi naturmu; bagaimana engkau bisa disempurnakan oleh Tuhan seperti ini? Apakah engkau mampu menjelajahi dunia? Siapakah yang dapat diyakinkan olehmu? Mereka yang mengenal naturmu yang sesungguhnya akan menjaga jarak denganmu. Bukankah ini hukuman Tuhan? Secara keseluruhan, jika hanya ada kata-kata tanpa penerapan, tidak ada pertumbuhan. Meskipun Roh Kudus mungkin bekerja dalam dirimu pada saat engkau berbicara, jika engkau tidak melakukan penerapan, Roh Kudus akan berhenti bekerja. Jika engkau terus seperti ini, bagaimana bisa ada pembicaraan tentang masa depan atau tentang memberikan seluruh keberadaanmu kepada pekerjaan Tuhan? Engkau hanya dapat berbicara tentang mempersembahkan seluruh keberadaanmu, tetapi engkau belum memberikan kasihmu yang sejati kepada Tuhan. Semua yang Tuhan terima darimu adalah pengabdian secara verbal; kepada-Nya tidak kauberikan niatmu untuk menerapkan kebenaran. Mungkinkah ini tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya? Jika engkau terus seperti ini, kapan engkau akan disempurnakan oleh Tuhan? Tidakkah engkau merasa cemas akan masa depanmu yang gelap dan suram? Apakah engkau tidak merasa bahwa Tuhan telah kehilangan harapan dalam dirimu? Apakah engkau tidak tahu bahwa Tuhan ingin menyempurnakan orang-orang yang lebih baru dan lebih banyak? Mungkinkah hal-hal lama dapat bertahan? Engkau tidak mengindahkan firman Tuhan zaman sekarang: apakah engkau sedang menunggu hari esok?

Dikutip dari "Orang yang Mendapatkan Keselamatan adalah Orang yang Bersedia Melakukan Kebenaran" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 429

Menjunjung tinggi firman Tuhan dan mampu menjelaskannya secara gamblang bukan berarti engkau memiliki realitas; segala sesuatu tidak sesederhana yang engkau bayangkan. Entah engkau memiliki realitas atau tidak bukan didasarkan pada apa yang engkau ucapkan, melainkan pada apa yang engkau hidupi. Hanya ketika firman Tuhan menjadi hidupmu dan ungkapan alamimu, barulah engkau disebut memiliki realitas, dan hanya dengan demikianlah engkau dianggap memiliki pemahaman sejati dan tingkat pertumbuhan yang nyata. Engkau harus mampu menanggung pemeriksaan untuk jangka waktu panjang, dan engkau harus dapat hidup dalam keserupaan yang Tuhan kehendaki. Itu bukan semata-mata tentang bersikap, melainkan harus mengalir secara alami dari dalam dirimu. Hanya dengan demikian, engkau akan benar-benar memiliki realitas, dan baru kemudian engkau akan memperoleh kehidupan. Izinkan Aku menggunakan contoh ujian bagi para pelaku pelayanan yang diketahui semua orang: siapa pun dapat menyajikan berbagai teori paling muluk-muluk tentang pelaku pelayanan, dan semua orang memiliki pemahaman yang memadai tentang pokok bahasan ini; mereka membicarakannya dan setiap penyampaian terbaru lebih hebat daripada penyampaian yang terakhir, seolah-olah suatu kompetisi. Namun, jika manusia belum mengalami ujian yang besar, sulit untuk mengatakan apakah dia memiliki kesaksian yang baik. Singkatnya, cara hidup manusia masih sangat kurang, dan ini sepenuhnya bertentangan dengan pemahamannya. Jadi, pengalaman itu belum menjadi tingkat pertumbuhan manusia yang sebenarnya, dan itu belum menjadi kehidupan manusia. Karena pemahaman manusia belum terwujud dalam realitas, tingkat pertumbuhannya masih seperti istana yang dibangun di atas pasir, goyah dan berada di ambang ambruk. Manusia memiliki terlalu sedikit realitas; hampir tidak mungkin menemukan realitas dalam diri manusia. Terlalu sedikit realitas yang secara alami mengalir dari diri manusia dan semua realitas yang mereka hidupi telah dipaksakan. Itulah sebabnya, Aku mengatakan bahwa manusia tidak memiliki realitas. Sekalipun manusia mengatakan bahwa kasih mereka kepada Tuhan tidak pernah berubah, ini hanyalah kata-kata yang biasa mereka ucapkan sebelum menghadapi ujian. Begitu mereka nanti tiba-tiba dihadapkan pada ujian, hal-hal yang mereka ucapkan sekali lagi menyimpang dari realitas, dan hal ini akan kembali membuktikan bahwa manusia tidak memiliki realitas. Bisa dikatakan bahwa setiap kali engkau menghadapi hal-hal yang tidak sesuai dengan pemikiranmu dan mengharuskanmu untuk mengesampingkan dirimu sendiri, itulah ujianmu. Sebelum kehendak Tuhan dinyatakan, semua orang menjalani ujian berat dan cobaan luar biasa. Dapatkah engkau menyelami hal ini? Ketika Tuhan ingin menguji manusia, Dia selalu membiarkan mereka menentukan pilihan sendiri sebelum kebenaran aktual terungkap. Artinya, ketika Tuhan sedang menguji orang, Dia tidak akan pernah memberitahukan kebenaran kepadamu; dengan cara inilah manusia disingkapkan. Inilah salah satu cara Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, untuk melihat apakah engkau memahami Tuhan zaman sekarang, dan apakah engkau memiliki realitas. Apakah engkau benar-benar bebas dari keraguan mengenai pekerjaan Tuhan? Akankah engkau dapat berdiri teguh ketika ujian besar menimpamu? Siapa yang berani mengatakan, "Kujamin tidak akan ada masalah"? Siapa yang berani mengatakan, "Orang lain mungkin ragu, tetapi aku tidak akan pernah ragu"? Sama seperti ketika Petrus dihadapkan pada ujian: ia selalu membual sebelum kebenaran diungkapkan. Ini bukan kelemahan pribadi yang hanya dimiliki Petrus; ini merupakan kesulitan terbesar yang dihadapi setiap orang saat ini. Jika Aku mengunjungi berbagai tempat, atau beberapa saudara dan saudari, untuk mengetahui pemahaman engkau sekalian tentang pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang, engkau sekalian pasti akan mampu banyak berbicara tentang pemahamanmu, dan tampaknya tidak ada keraguan dalam dirimu. Jika Aku bertanya: "Dapatkah engkau benar-benar memastikan bahwa pekerjaan dewasa ini dilakukan oleh Tuhan sendiri? Tanpa keraguan?" Engkau pasti akan menjawab: "Tidak diragukan lagi, pekerjaan itu dikerjakan oleh Roh Tuhan." Begitu engkau menjawab sedemikian rupa, engkau pasti tidak akan memiliki sedikit pun keraguan dan bahkan mungkin merasa sangat senang, mengira bahwa engkau telah memperoleh sedikit realitas. Mereka yang cenderung memahami segala sesuatu dengan cara demikian adalah mereka yang kurang memiliki realitas; semakin orang berpikir bahwa dia telah memperolehnya, semakin ia tidak mampu berdiri teguh dalam ujian. Celakalah mereka yang sombong dan congkak, dan celakalah mereka yang tidak memiliki pengetahuan tentang diri mereka sendiri; orang-orang seperti itu paling pintar berbicara tetapi paling buruk dalam mewujudkan kata-kata mereka dalam tindakan. Begitu ada sedikit saja tanda kesukaran, orang-orang ini mulai ragu dan pikiran untuk menyerah memasuki pikiran mereka. Mereka tidak memiliki realitas apa pun; yang mereka miliki hanyalah teori yang lebih muluk daripada agama, tanpa satu pun realitas yang Tuhan kehendaki saat ini. Aku paling muak terhadap orang-orang yang hanya berbicara tentang teori dan tidak memiliki realitas. Mereka berteriak paling nyaring ketika melakukan pekerjaan mereka, tetapi begitu dihadapkan pada realitas, mereka hancur berantakan. Bukankah itu menunjukkan bahwa orang-orang ini tidak memiliki realitas? Seberapa pun ganasnya angin dan ombak, jika engkau dapat tetap bertahan tanpa mengizinkan sedikit pun keraguan memasuki pikiranmu, serta dapat berdiri teguh dan tetap tidak menyangkal bahkan ketika tidak ada orang lain yang tersisa, maka engkau bisa dianggap memiliki pemahaman yang benar dan benar-benar memiliki realitas. Jika engkau condong ke arah mana pun angin bertiup—jika engkau mengikuti mayoritas dan belajar meniru omongan orang lain—sefasih apa pun engkau bicara, itu bukan bukti bahwa engkau memiliki realitas. Oleh karena itu, Aku menasihatimu agar engkau tidak buru-buru meneriakkan omong kosong. Apakah engkau tahu apa yang akan Tuhan perbuat? Janganlah bersikap seperti Petrus agar tidak mempermalukan diri sendiri dan tidak bisa lagi mengangkat kepala; ini tidak akan berguna bagi siapa pun. Kebanyakan orang tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang nyata. Sekalipun Tuhan telah melakukan banyak pekerjaan, Dia belum mendatangkan realitas atas manusia; lebih tepatnya, Dia tidak pernah secara pribadi menghajar siapa pun. Beberapa orang telah disingkapkan oleh ujian seperti itu, dengan tangan mereka yang berdosa terulur lebih jauh dan makin jauh, berpikir bahwa mereka dapat dengan mudahnya memanfaatkan Tuhan, bahwa mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan. Karena mereka bahkan tidak mampu menghadapi ujian semacam ini, ujian yang lebih menantang akan mustahil mereka hadapi, apa lagi memiliki realitas. Bukankah mereka sedang mencoba membodohi Tuhan? Memiliki realitas bukanlah sesuatu yang dapat dipalsukan, dan realitas juga bukan sesuatu yang dapat engkau peroleh lewat mengetahuinya. Itu tergantung pada tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya, dan apakah engkau mampu bertahan menghadapi semua ujian atau tidak. Pahamkah engkau sekarang?

Dikutip dari "Hanya Melakukan Kebenaranlah yang Berarti Memiliki Realitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 430

Tuhan tidak menuntut manusia untuk mampu berbicara tentang realitas; itu terlalu mudah, bukan begitu? Mengapa kemudian Tuhan berbicara tentang jalan masuk ke dalam kehidupan? Mengapa Dia berbicara tentang perubahan? Jika orang hanya mampu mengatakan omong kosong tentang realitas, dapatkah mereka mencapai perubahan watak? Laskar kerajaan yang baik bukan dilatih untuk menjadi sekelompok orang yang hanya mampu berbicara tentang realitas atau membual; sebaliknya, mereka dilatih untuk hidup dalam firman Tuhan setiap saat, pantang menyerah apa pun kemunduran yang mereka hadapi, dan selalu hidup sesuai dengan firman Tuhan serta tidak kembali kepada dunia. Inilah realitas yang Tuhan maksudkan; inilah tuntutan Tuhan terhadap manusia. Oleh karena itu, jangan memandang realitas yang diucapkan oleh Tuhan itu terlalu sederhana. Sekadar mengalami pencerahan Roh Kudus tidak sama artinya dengan memiliki realitas. Ini bukanlah tingkat pertumbuhan manusia—ini adalah anugerah Tuhan, dan manusia tidak memiliki sumbangsih di dalamnya. Setiap orang harus menanggung penderitaan Petrus, dan bahkan lebih lagi, memiliki kemuliaan Petrus, yang harus mereka hidupi setelah mereka memperoleh pekerjaan Tuhan. Hanya ini yang bisa disebut realitas. Jangan berpikir bahwa engkau memiliki realitas hanya karena engkau mampu membicarakannya; ini merupakan kekeliruan. Pemikiran semacam itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, dan tidak memiliki makna penting yang nyata. Jangan mengatakan hal-hal seperti itu di masa mendatang—hentikan perkataan seperti itu! Semua orang yang memiliki pemahaman yang salah akan firman Tuhan adalah orang yang tidak percaya. Mereka tidak memiliki pengetahuan nyata, apalagi tingkat pertumbuhan yang nyata; mereka hanyalah orang-orang bodoh tanpa realitas. Dengan kata lain, semua orang yang hidup di luar esensi firman Tuhan adalah orang-orang yang tidak percaya. Mereka yang dianggap orang tidak percaya oleh manusia adalah binatang buas di mata Tuhan, dan mereka yang dianggap orang tidak percaya oleh Tuhan adalah mereka yang tidak memiliki firman Tuhan sebagai hidup mereka. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa mereka yang tidak memiliki realitas firman Tuhan dan yang gagal untuk hidup dalam firman Tuhan adalah orang yang tidak percaya. Maksud Tuhan adalah untuk menjadikan setiap orang hidup dalam realitas firman Tuhan—bukan sekadar membuat setiap orang membicarakan realitas, tetapi lebih dari itu, untuk memungkinkan setiap orang untuk hidup dalam realitas firman-Nya. Yang manusia anggap sebagai realitas terlalu dangkal, tidak memiliki nilai dan tidak dapat memenuhi kehendak Tuhan. Realitas seperti itu terlalu rendah dan bahkan tidak layak disebutkan. Realitas seperti itu memiliki terlalu banyak kekurangan dan terlampau jauh dari standar tuntutan Tuhan. Engkau masing-masing akan menjalani pemeriksaan besar untuk mengetahui siapakah di antaramu sekalian yang hanya tahu bicara tentang pemahamanmu tetapi tidak dapat menunjukkan jalan, dan juga untuk menemukan siapakah di antaramu yang merupakan sampah yang tidak berguna. Ingatlah ini mulai sekarang! Jangan cuma berbicara tentang pemahaman kosong; bicarakanlah hanya jalan penerapan dan realitas. Beralihlah dari pengetahuan nyata kepada penerapan yang nyata, dan kemudian beralihlah dari penerapan menjadi hidup dalam realitas. Jangan menguliahi orang lain, dan jangan bicara tentang pengetahuan nyata. Jika pemahamanmu adalah sebuah jalan, bolehlah engkau bebas bicara tentang itu; jika itu bukan jalan, maka tutup mulutmu, dan berhentilah bicara! Apa yang engkau katakan tidak ada gunanya. Engkau membicarakan pemahaman untuk menipu Tuhan dan membuat orang lain iri kepadamu. Bukankah itu ambisimu? Bukankah engkau sengaja mempermainkan orang lain? Apakah ini ada nilainya? Jika engkau berbicara tentang pemahaman setelah mengalaminya, engkau tidak akan dianggap membual. Jika tidak, engkau hanya melontarkan perkataan sombong. Ada banyak hal dalam pengalaman nyatamu yang tidak mampu kau atasi, dan engkau tidak sanggup memberontak melawan dagingmu sendiri; engkau selalu melakukan apa pun yang kauinginkan, tidak pernah memuaskan kehendak Tuhan—tetapi engkau masih punya nyali untuk berbicara tentang pemahaman teoretis. Sungguh tidak tahu malu! Engkau masih memiliki keberanian untuk berbicara mengenai pemahamanmu tentang firman Tuhan. Betapa lancangnya! Berpidato dan membual telah menjadi naturmu, dan engkau telah menjadi begitu terbiasa melakukannya. Kapan pun engkau ingin bicara, engkau melakukannya dengan lancar, tetapi begitu harus melakukan pengamalan, engkau mengutamakan penampilan belaka. Bukankah ini cara membodohi orang lain? Engkau mungkin bisa menipu orang lain, tetapi Tuhan tidak bisa dibodohi. Manusia tidak tahu dan tidak memiliki kemampuan untuk membedakan dan memahami berbagai hal, tetapi Tuhan serius tentang hal-hal seperti itu, dan Dia tidak akan menyayangkan dirimu. Saudara dan saudarimu mungkin mendukungmu, memuji-muji pemahamanmu, dan menyanjungmu, tetapi jika engkau tidak memiliki realitas, Roh Kudus tidak akan mengampunimu. Mungkin Tuhan yang nyata tidak akan mencari kekuranganmu, tetapi Roh Tuhan akan mengabaikanmu, dan itu sudah cukup sulit bagimu untuk menanggungnya. Apakah engkau percaya ini? Bicaralah lebih banyak tentang realitas penerapan; apakah engkau sudah lupa? Bicaralah lebih banyak tentang jalan penerapan; apakah engkau sudah lupa? "Bicaralah lebih sedikit tentang teori-teori yang muluk atau omong besar yang tidak berharga; yang terbaik adalah memulai penerapan sejak sekarang." Sudahkah engkau lupa perkataan ini? Apakah engkau tidak memahami semua ini? Apakah engkau tidak memiliki pengertian akan kehendak Tuhan?

Dikutip dari "Hanya Melakukan Kebenaranlah yang Berarti Memiliki Realitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 431

Seharusnya engkau sekalian mendalami pelajaran-pelajaran yang lebih realistis. Tidak perlu berbicara muluk dan kosong yang membuat orang kagum. Ketika berbicara tentang pengetahuan, setiap orang lebih tinggi dari orang sebelumnya, tetapi mereka tetap belum memiliki jalan pengamalan. Berapa banyak orang yang telah memahami prinsip-prinsip pengamalan? Berapa yang telah mengerti pelajaran-pelajaran nyata? Siapa yang bisa bersekutu tentang kenyataan? Mampu berbicara tentang firman Tuhan bukan berarti bahwa engkau memiliki tingkat pertumbuhan sejati; itu cuma menunjukkan bahwa engkau terlahir cerdas dan berbakat. Apabila engkau tidak bisa menunjukkan jalan, hasilnya akan nihil, dan engkau pun hanya menjadi sampah yang tidak berguna! Bukankah engkau berpura-pura belaka apabila engkau tidak bisa berkata apa pun tentang jalan pengamalan yang nyata? Bukankah engkau hanya bersandiwara apabila engkau tidak dapat memberikan pengalaman-pengalaman nyatamu sendiri kepada orang lain, sehingga memberikan kepada mereka pelajaran-pelajaran yang dapat mereka pelajari atau jalan yang dapat mereka ikuti? Bukankah engkau hanya menjadi penipu? Nilai apa yang kaupunyai? Orang seperti itu hanya bisa menjadi "penemu teori sosialisme" alih-alih "kontributor perwujudan sosialisme". Tiadanya kenyataan berarti tiadanya kebenaran. Tiadanya kenyataan berarti tiada guna. Tiadanya kenyataan berarti menjadi mayat hidup. Tiadanya kenyataan berarti menjadi "pemikir Marxisme-Leninisme" tanpa nilai sebagai rujukan. Aku menyerukan agar setiap orang berhenti membahas teori dan sebagai gantinya membahas hal-hal yang nyata, hal-hal yang asli dan penting; pelajarilah "seni modern", sampaikan hal-hal yang realistis, berikan sumbangsih nyata, dan miliki semangat pengabdian. Hadapi kenyataan ketika berbicara; jangan tenggelam dalam omongan-omongan yang tidak realistis dan berlebihan untuk membuat orang senang atau agar mereka tertarik dan memandangmu dengan cara berbeda. Apa nilainya? Apa gunanya membuat orang memperlakukanmu dengan hangat? Bersikaplah "artistik" dalam tutur katamu, bersikaplah lebih adil dalam perilakumu, bersikaplah lebih masuk akal dalam caramu menangani berbagai hal, bersikaplah lebih praktis dalam perkataanmu, ingatlah untuk memberi manfaat kepada rumah Tuhan dalam setiap tindakanmu, dengarkan hati nurani saat engkau sedang emosi, jangan membalas kebaikan dengan kebencian, atau tidak berterima kasih terhadap kebaikan, dan jangan menjadi orang munafik, supaya engkau tidak menjadi pengaruh buruk. Ketika engkau makan dan minum firman Tuhan, hubungkan firman tersebut lebih dekat ke kenyataan, dan ketika engkau bersekutu, bicaralah lebih banyak tentang hal-hal yang realistis. Jangan bersikap merendahkan; ini tidak akan memuaskan Tuhan. Dalam interaksimu dengan orang lain, bersikaplah lebih toleran, lebih banyak mengalah, lebih murah hati, dan belajarlah dari "jiwa perdana menteri".[a] Apabila pikiranmu tidak baik, berlatihlah untuk lebih meninggalkan daging. Ketika engkau sedang bekerja, bicaralah lebih banyak tentang cara-cara yang realistis dan jangan berbicara terlalu tinggi, jika tidak, perkataanmu tidak akan dapat dicapai oleh banyak orang. Kurangi kenikmatan, perbanyak sumbangsih—tunjukkan semangat pengabdian tanpa pamrihmu. Bersikaplah lebih peduli terhadap maksud Tuhan, dengarkan hati nuranimu lebih banyak, berilah lebih banyak perhatian, dan jangan lupa bahwa Tuhan menasihati engkau semua setiap hari dengan sabar dan sungguh-sungguh. Lebih seringlah membaca "almanak lama". Perbanyak doa dan lebih sering bersekutu. Jangan melulu karut; bersikaplah lebih masuk akal dan peroleh wawasan. Ketika tangan dosamu terulur, tarik kembali; jangan biarkan ia menjangkau terlalu jauh. Itu tidak ada gunanya, dan apa yang engkau dapatkan dari Tuhan hanyalah kutukan, jadi berhati-hatilah. Biarlah hatimu mengasihani orang lain dan jangan senantiasa menyerang dengan senjata di tangan. Bersekutulah lebih banyak tentang pengetahuan akan kebenaran dan lebih seringlah berbicara tentang hidup, binalah semangat membantu orang lain. Perbanyak kerja dan kurangi bicara. Perbanyak pengamalan dan kurangi penelitian dan analisis. Jadikan dirimu sekalian lebih digerakkan oleh Roh Kudus, dan berikan lebih banyak kesempatan kepada Tuhan untuk menyempurnakanmu. Hilangkan lebih banyak unsur manusia; engkau masih memiliki terlalu banyak cara manusia dalam menangani berbagai hal, dan perbuatan serta perilakumu yang dangkal masih menjijikkan bagi orang lain: terus hilangkan semua itu. Keadaan mentalmu masih terlalu hina; luangkan lebih banyak waktu untuk mengubahnya. Engkau masih memberi manusia terlalu banyak status; berikan lebih banyak status kepada Tuhan dan jangan bersikap begitu tidak masuk akal. "Bait suci" sejak awal merupakan milik Tuhan dan semestinya tidak dirampas oleh manusia. Singkatnya, perbanyak fokus pada kebenaran dan kurangi emosi. Hal terbaik adalah menyingkirkan daging. Perbanyak berbicara tentang kenyataan dan kurangi tentang pengetahuan; dan yang terbaik adalah berdiam diri dan tidak mengatakan apa pun. Perbanyak bicara tentang jalan pengamalan dan kurangi omongan membangga-banggakan diri yang tidak berguna. Hal yang terbaik adalah mulai mengamalkan dari sekarang.

Dikutip dari "Lebih Fokus pada Kenyataan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Catatan kaki:

a. Jiwa perdana menteri: pepatah klasik Tiongkok untuk menggambarkan sosok yang berwawasan luas dan murah hati.


Firman Tuhan Harian: Kutipan 432

Tuntutan Tuhan bagi manusia tidaklah muluk. Apabila manusia berusaha sedikit saja, mereka bisa diberi "nilai lulus". Sebenarnya, memahami, mengetahui, dan menerima kebenaran itu lebih rumit daripada melakukan kebenaran. Mengetahui dan menerima kebenaran berlangsung setelah terlebih dahulu melakukan kebenaran; ini adalah langkah dan cara kerja Roh Kudus. Bagaimana bisa engkau tidak menaatinya? Apakah engkau dapat meraih pekerjaan Roh Kudus dengan bertindak menurut caramu sendiri? Apakah Roh Kudus bekerja menuruti kesenanganmu, atau berdasarkan kekuranganmu menurut firman Tuhan? Sia-sia saja apabila engkau tidak dapat memahami ini dengan jelas. Mengapa banyak orang telah berusaha keras membaca firman Tuhan, tetapi hanya mendapat pengetahuan dan tidak dapat mengatakan apa pun tentang jalan yang nyata sesudahnya? Apakah sangkamu memiliki pengetahuan berarti memiliki kebenaran? Bukankah itu sudut pandang yang membingungkan? Engkau dapat berbicara tentang pengetahuan sebanyak pasir di pantai, tetapi tidak ada yang memuat suatu jalan nyata. Dengan begini, bukankah engkau berusaha membodohi orang? Bukankah engkau sekadar pamer, tanpa memiliki hakikat untuk mendukungnya? Perilaku seperti ini berbahaya bagi orang lain! Semakin tinggi teorinya dan semakin hampa teori tersebut dalam hal kenyataan, semakin teori itu tidak mampu membawa orang ke dalam kenyataan; semakin tinggi teorinya, semakin teori itu membuatmu melawan dan menentang Tuhan. Jangan memperlakukan teori yang paling muluk bak harta karun; teori itu bersifat merusak dan tidak berguna! Mungkin ada orang yang dapat berbicara tentang teori-teori yang muluk—tetapi teori-teori semacam itu tidak mengandung kenyataan, karena orang-orang ini belum secara pribadi mengalaminya, dan dengan demikian mereka tidak memiliki jalan pengamalan. Orang-orang seperti itu tidak mampu membawa orang lain ke jalan yang benar dan hanya akan menyesatkan mereka. Bukankah ini berbahaya bagi orang? Paling tidak, engkau harus mampu memecahkan kesukaran saat ini dan memungkinkan orang untuk mencapai jalan masuk; hanya ini yang dianggap sebagai pengabdian, dan baru setelah itu engkau akan memenuhi syarat untuk bekerja bagi Tuhan. Jangan selalu berbicara muluk-muluk, berkata-kata fantastis, dan jangan menggunakan serangkaian penerapan yang tidak sesuai untuk mengikat orang agar menaatimu. Tidak ada gunanya melakukan ini, dan hanya dapat memperbesar kebingungan orang. Terus bersikap seperti ini akan menghasilkan banyak doktrin, yang akan membuat orang muak terhadapmu. Inilah kelemahan manusia, dan itu benar-benar memalukan. Karena itu, perbanyak bicara tentang masalah yang benar-benar ada. Jangan memperlakukan pengalaman orang lain sebagai hak milik pribadi dan menyampaikannya agar dapat dikagumi orang lain; engkau secara pribadi harus mencari jalan keluar. Inilah yang harus dilakukan oleh setiap orang.

Apabila apa yang engkau katakan dapat memberi jalan yang dapat ditempuh orang lain, maka itu berarti engkau memiliki kenyataan. Apa pun yang kaukatakan, engkau harus membawa orang ke dalam pengamalan dan memberi mereka semua jalan yang dapat mereka ikuti. Jangan sekadar memungkinkan mereka mendapatkan pengetahuan; hal yang lebih penting adalah tentang memiliki jalan yang dapat ditempuh. Agar orang percaya kepada Tuhan, mereka harus menempuh jalan yang diarahkan oleh Tuhan dalam pekerjaan-Nya. Artinya, proses percaya kepada Tuhan adalah proses menempuh jalan yang diarahkan oleh Roh Kudus bagimu. Oleh karena itu, engkau harus memiliki jalan yang dapat kautempuh, apa pun yang terjadi, dan engkau harus menapaki jalan penyempurnaan oleh Tuhan. Jangan tertinggal terlalu jauh, dan jangan memusingkan dirimu dengan terlalu banyak perkara. Hanya apabila engkau berjalan di jalan yang dituntun Tuhan tanpa menyebabkan gangguan, engkau dapat menerima pekerjaan Roh Kudus dan memiliki jalan masuk. Hanya inilah yang sesuai dengan maksud Tuhan dan memenuhi tugas manusia. Sebagai seorang pribadi dalam arus ini, setiap orang harus memenuhi tugasnya dengan benar, melakukan lebih banyak hal yang seharusnya dilakukan manusia, dan tidak bertindak sesuka hati. Orang yang melaksanakan pekerjaan harus menjadikan kata-kata mereka jelas, orang yang mengikuti harus lebih fokus pada ketabahan menghadapi kesulitan dan ketaatan, dan setiap orang harus tetap di tempat mereka dan tidak melangkah keluar garis. Harus jelas di hati setiap orang bagaimana mereka harus melakukan pengamalan dan peran apa yang harus mereka laksanakan. Ikuti jalan yang dituntun Roh Kudus; jangan menyimpang atau keliru. Engkau harus melihat pekerjaan hari ini dengan jelas. Memasuki cara kerja masa sekarang, itulah yang harus engkau terapkan. Ini hal pertama yang harus engkau masuki. Jangan lagi menyia-nyiakan kata-kata mengenai hal lain. Melaksanakan pekerjaan rumah Tuhan sekarang ini adalah tanggung jawabmu, memasuki cara kerja sekarang ini adalah tugasmu, dan melakukan kebenaran sekarang ini adalah beban engkau sekalian.

Dikutip dari "Lebih Fokus pada Kenyataan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 433

Tuhan adalah Tuhan yang nyata: semua pekerjaan-Nya nyata, semua perkataan yang diucapkan-Nya nyata, dan semua kebenaran yang diungkapkan-Nya nyata. Segala hal yang bukan merupakan perkataan-Nya adalah kosong, tidak ada, dan tidak benar. Pada zaman sekarang, Roh Kudus hendak menuntun manusia masuk ke dalam firman Tuhan. Jika orang ingin mengejar jalan masuk ke dalam kenyataan, mereka harus mencari kenyataan dan mengenal kenyataan, setelah itu mereka harus mengalami kenyataan dan hidup dalam kenyataan. Semakin orang mengenal kenyataan, mereka akan semakin mampu membedakan apakah perkataan-perkataan orang lain itu nyata atau tidak; semakin orang mengenal kenyataan, semakin sedikit gagasan yang mereka miliki; semakin orang mengalami kenyataan, semakin mereka akan mengetahui perbuatan Tuhan atas kenyataan, dan semakin mudah bagi mereka untuk melepaskan diri dari watak jahat mereka yang rusak; semakin banyak kenyataan yang orang miliki, semakin mereka mengenal Tuhan, dan semakin mereka membenci daging serta mencintai kebenaran; dan semakin banyak kenyataan yang orang miliki, semakin dekat mereka dengan standar tuntutan Tuhan. Orang-orang yang didapatkan oleh Tuhan adalah mereka yang memiliki kenyataan, yang mengenal kenyataan, dan yang mengetahui perbuatan nyata Tuhan melalui kenyataan yang mereka alami. Semakin engkau bekerja sama dengan Tuhan dalam cara yang nyata dan mendisiplin tubuhmu, semakin engkau akan memperoleh pekerjaan Roh Kudus, semakin engkau akan mendapatkan kenyataan, dan semakin engkau akan dicerahkan oleh Tuhan, dan dengan demikian, semakin besar pengetahuanmu mengenai perbuatan Tuhan yang nyata. Jika engkau dapat hidup di dalam terang Roh Kudus saat ini, jalan penerapan akan menjadi semakin jelas bagimu, dan engkau akan semakin mampu memisahkan dirimu dari pemahaman agamawi serta tradisi lama di masa lalu. Kenyataan zaman sekarang adalah fokusnya: semakin banyak kenyataan yang dimiliki orang, semakin jelas pengetahuan mereka tentang kebenaran, dan semakin besar pemahaman mereka akan kehendak Tuhan. Kenyataan mampu mengalahkan huruf-huruf yang tertulis dan doktrin, mampu mengalahkan semua teori dan keahlian, dan semakin banyak kenyataan yang orang fokuskan padanya, semakin mereka akan sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, dan merasa lapar serta haus akan firman-Nya. Jika engkau selalu memusatkan perhatian pada kenyataan, maka falsafah hidup, gagasan agamawi, dan karakter alamiahmu akan terhapus secara alami seturut dengan pekerjaan Tuhan. Mereka yang tidak mengejar kenyataan, dan tidak memiliki pengetahuan mengenai kenyataan, cenderung akan mengejar hal-hal supernatural, dan mereka dapat dengan mudah dikelabui. Roh Kudus tidak memiliki sarana untuk bekerja di dalam diri orang-orang semacam itu, sehingga mereka akan merasa hampa, dan kehidupan mereka tidak bermakna.

Roh Kudus hanya dapat bekerja di dalam dirimu jika engkau benar-benar berlatih, benar-benar mencari, benar-benar berdoa, dan rela menderita demi mencari kebenaran. Mereka yang tidak mencari kebenaran tidak memiliki apa pun selain huruf-huruf yang tertulis dan doktrin, serta teori kosong, dan mereka yang tidak memiliki kebenaran secara alami memiliki banyak gagasan mengenai Tuhan. Orang-orang semacam ini hanya ingin supaya Tuhan mengubah tubuh daging mereka menjadi tubuh rohani sehingga mereka dapat naik ke tingkat yang ketiga dari surga. Betapa bodohnya orang-orang ini! Semua orang yang mengatakan hal-hal seperti itu tidak memiliki pengetahuan tentang Tuhan, atau tentang kenyataan. Orang-orang semacam itu tidak mungkin dapat bekerja sama dengan Tuhan, dan hanya dapat menunggu secara pasif. Jika orang hendak memahami kebenaran, dan melihat kebenaran dengan jelas, dan lebih jauh lagi, jika mereka hendak masuk ke dalam kebenaran dan melakukannya, mereka harus benar-benar berlatih, benar-benar mencari, dan benar-benar merasa lapar dan haus. Ketika engkau merasa lapar dan haus, dan ketika engkau benar-benar bekerja sama dengan Tuhan, Roh Tuhan pasti akan menjamahmu dan bekerja di dalam dirimu, dan hal itu akan memberimu lebih banyak pencerahan, dan memberimu lebih banyak pengetahuan tentang kenyataan, dan dapat lebih membantu kehidupanmu.

Dikutip dari "Cara Mengenal Kenyataan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 434

Jika orang ingin mengenal Tuhan, mereka harus terlebih dahulu tahu bahwa Tuhan adalah Tuhan yang nyata, dan mereka harus mengetahui firman Tuhan, penampakan Tuhan yang nyata dalam daging, dan pekerjaan Tuhan yang nyata. Setelah mengetahui bahwa semua pekerjaan Tuhan itu nyata barulah engkau benar-benar dapat bekerja sama dengan Tuhan, dan hanya melalui jalan inilah engkau akan dapat mencapai pertumbuhan dalam kehidupanmu. Semua orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang kenyataan tidak memiliki sarana untuk mengalami firman Tuhan, mereka terjerat dalam gagasan mereka, hidup dalam imajinasi mereka, dan karena itu, mereka tidak memiliki pengetahuan tentang firman Tuhan. Semakin besar pengetahuanmu tentang kenyataan, semakin dekat engkau dengan Tuhan, dan semakin intim engkau dengan-Nya; semakin engkau mencari sesuatu yang samar, abstrak, dan doktrin, engkau akan semakin jauh menyimpang dari Tuhan, dan karena itu, engkau akan semakin merasa bahwa mengalami firman Tuhan itu berat dan sulit, dan bahwa engkau tidak sanggup masuk ke dalamnya. Jika engkau ingin masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, dan berada di jalur yang benar dalam kehidupan rohanimu, engkau harus mengenal kenyataan terlebih dahulu dan memisahkan dirimu dari hal-hal yang samar dan supernatural—artinya, engkau harus terlebih dahulu memahami bagaimana sebenarnya Roh Kudus mencerahkan dan menuntunmu dari dalam. Dengan demikian, jika engkau dapat benar-benar memahami pekerjaan Roh Kudus yang sesungguhnya di dalam dirimu, engkau akan masuk ke jalur yang benar untuk disempurnakan oleh Tuhan.

Pada zaman sekarang, segala sesuatu dimulai dari kenyataan. Pekerjaan Tuhan adalah yang paling nyata, dan bisa disentuh oleh manusia; itu adalah sesuatu yang dapat dialami dan dicapai manusia. Di dalam diri manusia terdapat banyak hal yang samar dan supernatural, yang menghentikan mereka dari pengenalan akan pekerjaan Tuhan saat ini. Jadi, dalam pengalamannya, mereka selalu menyimpang, dan selalu merasa bahwa segala sesuatunya sulit, dan semua ini disebabkan oleh pemahaman mereka. Manusia tidak dapat memahami prinsip-prinsip pekerjaan Roh Kudus, mereka tidak mengenal kenyataan, dan karena itu, mereka selalu bersikap negatif pada jalan masuk mereka. Mereka memandang tuntutan Tuhan dari kejauhan, tanpa mampu mencapainya; mereka hanya melihat bahwa firman Tuhan itu sungguh baik, tetapi tidak mampu menemukan jalan untuk masuk. Roh Kudus bekerja berdasarkan prinsip ini: melalui kerja sama manusia, dengan cara mereka secara aktif berdoa, mencari, dan mendekat kepada Tuhan, hasil-hasil dapat dicapai dan mereka dapat dicerahkan dan diterangi oleh Roh Kudus. Bukan berarti Roh Kudus bertindak secara sepihak, atau manusia bertindak secara sepihak. Kerja sama keduanya sangat diperlukan, dan semakin manusia bekerja sama, dan semakin mereka mengejar pencapaian standar tuntutan Tuhan, semakin dahsyat pekerjaan Roh Kudus. Hanya kerja sama yang nyata dari manusia, ditambah dengan pekerjaan Roh Kudus, yang dapat menghasilkan pengalaman nyata dan pengetahuan penting akan firman Tuhan. Secara berangsur-angsur, melalui pengalaman dengan cara ini, akhirnya tercipta pribadi yang sempurna. Tuhan tidak melakukan hal-hal yang supernatural; dalam pemahaman manusia, Tuhan itu mahakuasa, dan semuanya dilakukan oleh Tuhan—akibatnya, manusia menunggu secara pasif, tidak membaca firman Tuhan atau berdoa, dan hanya menunggu jamahan Roh Kudus. Namun, mereka yang memiliki pemahaman yang benar memercayai hal ini: tindakan Tuhan hanya dapat berjalan sejauh kerja samaku, dan dampak pekerjaan Tuhan di dalam diriku tergantung pada caraku bekerja sama. Saat Tuhan berbicara, aku harus berusaha semampuku untuk mencari dan berusaha mendekati firman Tuhan. Inilah yang harus kucapai.

Dikutip dari "Cara Mengenal Kenyataan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 435

Berapa banyak praktik keagamaan yang kaujalani? Berapa kali engkau telah memberontak terhadap firman Tuhan dan menjalani hidup dengan caramu sendiri? Berapa kali engkau telah melakukan firman Tuhan karena engkau sungguh-sungguh memperhatikan beban-Nya dan berusaha memuaskan kehendak-Nya? Engkau harus memahami firman Tuhan dan melakukannya dengan tepat. Berprinsiplah dalam semua tindakan dan perbuatanmu; meskipun ini bukan berarti mematuhi aturan atau melakukan sesuatu dengan enggan hanya untuk pertunjukan; sebaliknya, ini berarti menerapkan kebenaran dan hidup menurut firman Tuhan. Hanya penerapan seperti inilah yang memuaskan Tuhan. Tindakan apa pun yang menyenangkan Tuhan bukanlah aturan, melainkan penerapan kebenaran. Sebagian orang memiliki kecenderungan untuk menarik perhatian kepada diri mereka sendiri. Di hadapan saudara-saudarinya, mereka mungkin berkata mereka berutang kepada Tuhan, tetapi di belakangnya, mereka tidak melakukan kebenaran dan bertindak yang sama sekali berbeda. Bukankah ini adalah orang Farisi yang agamawi? Orang yang benar-benar mengasihi Tuhan dan memiliki kebenaran adalah orang yang setia kepada Tuhan, tetapi secara lahiriah tidak memamerkan diri seperti itu. Orang semacam itu bersedia melakukan kebenaran saat perkara-perkara muncul, dan tidak berbicara atau bertindak dengan cara yang bertentangan dengan hati nuraninya. Orang semacam itu menunjukkan hikmat saat masalah-masalah muncul, dan berprinsip dalam perbuatannya apa pun keadaannya. Orang semacam ini adalah orang dapat memberikan pelayanan sejati. Ada sebagian orang yang sering kali hanya sekadar di bibir saja tentang berutangnya mereka kepada Tuhan; mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan dahi berkerut penuh kekhawatiran, berperilaku seolah-olah engkau lebih baik dari orang lain, dan berpura-pura terlihat menyedihkan. Betapa hinanya! Jika engkau bertanya kepada mereka: "Dapatkah engkau memberitahuku tentang bagaimana engkau berutang kepada Tuhan?" maka mereka tidak akan dapat berkata-kata. Jika engkau setia kepada Tuhan, janganlah membicarakannya secara terbuka; sebaliknya, tunjukkanlah kasihmu kepada Tuhan dengan penerapan nyata, dan berdoalah kepada-Nya dengan hati yang tulus. Mereka yang berurusan dengan Tuhan hanya secara verbal dan acuh tak acuh, semuanya adalah orang munafik! Sebagian orang berbicara tentang berutang kepada Tuhan setiap kali mereka berdoa, dan mulai menangis setiap kali mereka berdoa, bahkan tanpa digerakkan Roh Kudus. Orang-orang semacam ini dikuasai oleh ritual dan gagasan keagamaan; mereka hidup seturut ritual dan gagasan tersebut, selalu percaya bahwa tindakan tersebut menyenangkan Tuhan dan bahwa Dia menyukai kesalehan yang dangkal atau air mata kesedihan. Kebaikan apa yang dapat muncul dari orang-orang absurd semacam itu? Untuk menunjukkan kerendahan hati, sebagian orang berpura-pura ramah saat berbicara di hadapan orang lain. Sebagian orang dengan sengaja merendahkan diri dan melayani di hadapan orang lain, bersikap seperti seekor domba tanpa kekuatan sedikit pun. Apakah ini sikap yang pantas dimiliki warga kerajaan? Warga kerajaan seharusnya penuh semangat dan bebas, polos dan terbuka, jujur dan menyenangkan, serta hidup dalam keadaan bebas. Mereka seharusnya memiliki integritas dan martabat serta mampu menjadi kesaksian ke mana pun mereka pergi; orang-orang semacam itu dikasihi baik oleh Tuhan maupun manusia. Mereka yang masih pemula dalam iman memiliki terlalu banyak penerapan lahiriah; mereka harus terlebih dahulu menjalani masa penanganan dan peremukan. Orang-orang yang memiliki iman kepada Tuhan jauh di lubuk hati mereka, secara lahiriah tidak dapat dibedakan dari orang lain, tetapi tindakan dan perbuatan mereka terpuji. Hanya orang-orang semacam itulah yang bisa dianggap hidup dalam firman Tuhan. Jika engkau mengkhotbahkan Injil setiap hari kepada berbagai orang dalam upaya untuk membawa mereka kepada keselamatan, tetapi pada akhirnya masih hidup seturut aturan dan doktrin, maka engkau tidak dapat membawa kemuliaan bagi Tuhan. Orang-orang semacam itu adalah para pemuka agama, sekaligus orang munafik.

............

Apa yang direpresentasikan oleh perbuatan baik manusia yang dangkal? Semua itu merepresentasikan daging, dan bahkan penerapan lahiriah yang terbaik pun tidak merepresentasikan kehidupan; itu hanya menunjukkan temperamen pribadimu sendiri. Penerapan lahiriah manusia tidak mampu memenuhi keinginan Tuhan. Engkau terus-menerus berbicara tentang berutang kepada Tuhan, tetapi engkau tidak dapat membekali kehidupan orang lain atau menginspirasi mereka untuk mengasihi Tuhan. Apakah kauyakin bahwa tindakanmu itu akan memuaskan Tuhan? Engkau merasa tindakanmu sejalan dengan kehendak Tuhan, dan bahwa tindakanmu itu berasal dari roh, tetapi sebenarnya, semua tindakan itu konyol! Engkau percaya bahwa apa yang menyenangkanmu dan apa yang bersedia kaulakukan adalah hal-hal yang Tuhan sukai. Dapatkah kesukaanmu merepresentasikan Tuhan? Dapatkah karakter seseorang merepresentasikan Tuhan? Apa yang menyenangkanmu justru merupakan hal yang tidak disukai Tuhan, dan kebiasaanmu adalah hal-hal yang Tuhan benci dan tolak. Jika engkau merasa berutang, pergi dan berdoalah di hadapan Tuhan; tidak perlu membicarakannya kepada orang lain. Jika engkau tidak berdoa di hadapan Tuhan, dan malah terus-menerus menjadikan dirimu pusat perhatian di hadapan orang lain, bisakah ini memuaskan kehendak Tuhan? Jika tindakan-tindakanmu selalu ada dalam tampilan yang kelihatan saja, ini berarti engkau adalah orang yang sangat sombong. Sikap Manusia macam apakah yang hanya melakukan perbuatan baik di permukaan saja dan tidak memiliki realitas? Orang semacam itu hanyalah orang Farisi dan pemuka agama yang munafik! Jika engkau semua tidak melepaskan penerapan lahiriahmu dan tidak mampu membuat perubahan, unsur-unsur kemunafikan di dalam dirimu akan semakin bertumbuh. Semakin besar unsur-unsur kemunafikanmu, semakin besar penentangan yang ada terhadap Tuhan. Pada akhirnya, orang-orang semacam itu pasti akan disingkirkan!

Dikutip dari "Dalam Iman, Orang Harus Berfokus pada Realitas—Terlibat dalam Ritual Keagamaan Bukanlah Iman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 436

Untuk memulihkan keserupaan dengan manusia normal, yaitu untuk mencapai kemanusiaan yang normal, manusia tidak bisa sekadar menyenangkan Tuhan dengan kata-kata mereka. Mereka hanya merugikan diri mereka sendiri jika melakukannya, dan ini tidak membawa manfaat untuk jalan masuk atau perubahan mereka. Oleh karena itu, untuk mencapai perubahan, manusia harus melakukan penerapan sedikit demi sedikit. Mereka harus masuk perlahan-lahan, mencari dan mengeksplorasi sedikit demi sedikit, masuk dari segi positif, dan menjalani kehidupan kebenaran yang nyata; kehidupan orang-orang kudus. Setelah itu, hal-hal nyata, peristiwa nyata, dan lingkungan nyata, memungkinkan manusia menjalani pelatihan praktis. Manusia tidak diwajibkan memanjatkan kata-kata indah; sebaliknya, mereka harus berlatih dalam lingkungan nyata. Manusia pertama-tama menyadari bahwa mereka berkualitas rendah, lalu mereka makan dan minum firman Tuhan dengan normal, serta masuk dan melakukan penerapan dengan normal; hanya dengan cara inilah mereka dapat mencapai realitas, dan dengan cara inilah jalan masuk dapat berlangsung semakin pesat. Untuk mengubah manusia, harus ada kepraktisan; mereka harus berlatih dengan hal-hal nyata, peristiwa nyata, dan lingkungan nyata. Bisakah orang memperoleh pelatihan nyata hanya dengan mengandalkan kehidupan bergereja? Bisakah manusia memasuki realitas dengan cara seperti ini? Tidak! Jika manusia tidak bisa masuk ke kehidupan nyata, mereka tidak bisa mengubah gaya hidup dan cara-cara lamanya dalam melakukan segala sesuatu. Ini bukan sepenuhnya disebabkan oleh kemalasan manusia atau tingkat ketergantungannya yang tinggi, melainkan hanya karena manusia tidak memiliki kapasitas untuk hidup, dan lebih dari itu, mereka tidak memiliki pemahaman akan standar Tuhan tentang keserupaan dengan manusia yang normal. Di masa lalu, manusia selalu mengobrol, berbicara, berkomunikasi—dan mereka bahkan menjadi "ahli pidato"—kendati demikian, tidak ada dari mereka yang mencari perubahan watak hidup; mereka malah membabi buta mencari teori mendalam. Oleh karena itu, manusia zaman sekarang harus mengubah gaya beragama dalam kepercayaan kepada Tuhan dalam hidup mereka. Mereka harus memasuki penerapan dengan berfokus pada satu peristiwa, satu hal, satu orang. Mereka harus melakukannya dengan fokus—hanya dengan begitu mereka bisa memperoleh hasil. Perubahan manusia dimulai dengan perubahan dalam hakikat mereka. Pekerjaan ini harus diarahkan kepada hakikat mereka, hidup mereka, dan pada kemalasan, ketergantungan, dan perbudakan manusia—hanya dengan cara inilah mereka bisa berubah.

Meskipun kehidupan bergereja bisa memberikan hasil dalam beberapa bidang, kuncinya tetap bahwa kehidupan nyata bisa mengubah manusia. Natur lama manusia tidak bisa diubah tanpa kehidupan nyata. Mari kita lihat pekerjaan Yesus selama Zaman Kasih Karunia, sebagai contoh. Ketika Yesus menghapuskan hukum Taurat yang berlaku sebelumnya dan menetapkan perintah-perintah zaman baru, Ia berbicara menggunakan contoh nyata dari kehidupan nyata. Ketika Yesus memimpin murid-murid-Nya melewati ladang gandum pada suatu hari Sabat, murid-murid-Nya merasa lapar dan memetik bulir gandum untuk dimakan. Orang-orang Farisi melihat ini dan berkata bahwa mereka tidak menghormati hari Sabat. Mereka juga berkata bahwa orang tidak diperbolehkan menyelamatkan anak lembu yang terjatuh ke parit di hari Sabat, dengan mengatakan bahwa tidak ada pekerjaan yang boleh dilakukan di hari Sabat. Yesus menggunakan kejadian-kejadian ini untuk secara bertahap menyebarluaskan perintah-perintah zaman baru. Saat itu, Ia menggunakan beragam persoalan nyata untuk membantu manusia mengerti dan berubah. Inilah prinsip yang Roh Kudus gunakan untuk melakukan karya-Nya, dan hanya cara inilah yang bisa mengubah manusia. Tanpa hal-hal nyata, manusia hanya bisa memperoleh pemahaman teoretis dan intelektual—ini bukanlah cara yang efektif untuk berubah. Jadi, bagaimana manusia dapat memperoleh hikmat dan wawasan melalui pelatihan? Bisakah manusia memperoleh hikmat dan wawasan hanya dari mendengar, membaca, dan meningkatkan pengetahuannya? Bagaimana hal ini mungkin terjadi? Manusia harus berusaha memahami dan mengalami dalam kehidupan nyata! Oleh karena itu, orang harus berlatih dan tidak boleh menjauh dari kehidupan nyata. Manusia harus memperhatikan berbagai aspek yang berbeda dan memiliki jalan masuk dalam berbagai aspek: tingkat pendidikan, keekspresifan, kemampuan untuk melihat berbagai hal, kemampuan membedakan dan memahami berbagai hal, kemampuan untuk memahami firman Tuhan, akal sehat, dan aturan kemanusiaan, serta hal-hal lain terkait dengan kemanusiaan yang dengannya manusia harus diperlengkapi. Setelah pemahaman diperoleh, manusia harus berfokus pada jalan masuk, dan baru setelah inilah perubahan bisa diperoleh. Jika seseorang telah memperoleh pemahaman, tetapi mengabaikan penerapan, bagaimana perubahan bisa terjadi? Sekarang manusia telah memahami banyak hal, tetapi mereka tidak hidup dalam realitas; dengan demikian, mereka hanya memiliki sedikit pemahaman substantif akan firman Tuhan. Engkau baru mengalami sedikit pencerahan; engkau hanya menerima sedikit penerangan dari Roh Kudus, tetapi engkau tidak memiliki jalan masuk ke dalam kehidupan nyata—atau bahkan tidak peduli tentang jalan masuk—dengan demikian, perubahanmu kurang. Setelah lama berselang, manusia telah banyak mengerti. Mereka mampu berbicara banyak tentang pengetahuan teori mereka, tetapi watak lahiriah mereka tetap sama, dan kualitas asli mereka sama saja, tanpa peningkatan sedikit pun. Jika demikian halnya, kapan engkau akhirnya akan masuk?

Dikutip dari "Membahas Kehidupan Bergereja dan Kehidupan Nyata" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 437

Kehidupan bergereja hanyalah satu jenis kehidupan di mana manusia berkumpul untuk mengecap firman Tuhan, dan hal ini hanya merupakan sebagian kecil dari kehidupan seseorang. Andaikan kehidupan nyata seseorang juga bisa seperti kehidupan bergerejanya—termasuk kehidupan rohani yang normal, mengecap firman Tuhan dengan normal, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Tuhan dengan normal, menjalani kehidupan nyata di mana semuanya dilakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, menjalani kehidupan nyata di mana segala sesuatu dilakukan selaras dengan kebenaran, menjalani kehidupan penerapan doa yang nyata, dan praktik menenangkan diri di hadapan Tuhan, berlatih menyanyikan kidung pujian dan menari—maka hanya kehidupan seperti inilah yang akan membawa manusia ke dalam kehidupan firman Tuhan. Kebanyakan orang hanya berfokus pada beberapa jam kehidupan bergereja mereka tanpa "memelihara" hidup mereka di luar jam-jam tersebut, seolah-olah hal ini bukan urusan mereka. Ada juga banyak orang yang hanya memasuki kehidupan orang-orang kudus ketika makan dan minum firman Tuhan, menyanyikan kidung pujian, atau berdoa, dan kemudian mereka kembali ke diri mereka yang lama di luar waktu-waktu tersebut. Hidup semacam ini tidak bisa mengubah manusia, apalagi menjadikan mereka mengenal Tuhan. Dalam memercayai Tuhan, jika manusia menginginkan perubahan watak, maka mereka tidak boleh melepaskan diri dari kehidupan nyata. Dalam kehidupan nyata, engkau harus mengenal dirimu, meninggalkan dirimu sendiri, melakukan kebenaran, serta mempelajari prinsip-prinsip, akal sehat, dan aturan-aturan berperilaku dalam segala hal sebelum engkau mampu mencapai perubahan bertahap. Jika engkau hanya berfokus pada pengetahuan teoretis dan hanya hidup dalam upacara keagamaan tanpa mendalami realitas, tanpa masuk ke dalam kehidupan nyata, engkau tidak akan pernah memasuki realitas, engkau tidak akan pernah mengenal dirimu sendiri, kebenaran, atau Tuhan, dan akan selamanya buta dan abai. Pekerjaan Tuhan dalam menyelamatkan manusia bukanlah untuk memungkinkan mereka menjalani kehidupan manusia yang normal setelah jangka waktu singkat, dan bukan pula untuk mengubah gagasan dan doktrin mereka yang salah. Sebaliknya, tujuan-Nya adalah untuk mengubah watak lama manusia, mengubah cara hidup lama mereka secara keseluruhan, dan mengubah semua cara berpikir dan pandangan mental mereka yang sudah ketinggalan zaman. Berfokus hanya pada kehidupan bergereja tidak akan mengubah kebiasaan lama dalam hidup seseorang atau mengubah cara-cara lama yang telah mereka jalani selama bertahun-tahun. Bagaimanapun juga, manusia tidak boleh melepaskan diri dari kehidupan nyata. Tuhan meminta manusia untuk hidup dalam kemanusiaan yang normal dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam kehidupan bergereja; agar mereka hidup dalam kebenaran dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam kehidupan bergereja; agar mereka memenuhi fungsi mereka dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam kehidupan bergereja. Untuk memasuki realitas, orang harus mengarahkan semuanya ke kehidupan nyata. Jika dalam memercayai Tuhan, manusia tidak dapat mengenal diri mereka sendiri melalui jalan masuk ke dalam kehidupan nyata, dan jika mereka tidak dapat hidup dalam kemanusiaan yang benar dalam kehidupan nyata, mereka akan menjadi orang yang gagal. Mereka yang tidak menaati Tuhan semuanya adalah orang yang tidak bisa memasuki kehidupan nyata. Merekalah manusia yang membicarakan kemanusiaan, tetapi hidup dalam natur setan. Mereka semua adalah orang-orang yang membicarakan kebenaran, tetapi justru hidup dalam doktrin. Mereka yang tidak bisa hidup dalam kebenaran dalam kehidupan nyata adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi dibenci dan ditolak-Nya. Engkau harus menerapkan jalan masukmu dalam kehidupan nyata, mengetahui kekuranganmu sendiri, ketidaktaatan dan kebodohanmu, serta mengenal kelemahan dan kemanusiaanmu yang tidak normal. Dengan begitu, pengetahuanmu akan menyatu ke dalam situasi dan kesulitan nyatamu. Hanya pengetahuan jenis inilah yang nyata dan dapat memungkinkanmu untuk benar-benar mengenal kondisimu dan mencapai perubahan watakmu.

Sekarang karena penyempurnaan manusia telah resmi dimulai, engkau harus memasuki kehidupan nyata. Oleh karena itu, untuk mencapai perubahan, engkau harus mulai dari jalan masuk ke dalam kehidupan nyata, dan berubah sedikit demi sedikit. Jika engkau menghindari kehidupan manusia yang normal dan hanya membicarakan hal-hal rohani, maka banyak hal akan menjadi kering dan datar; semua itu menjadi tidak nyata, jadi bagaimana mungkin manusia bisa berubah? Sekarang, engkau disuruh untuk memasuki kehidupan nyata untuk melakukan penerapan, guna membangun fondasi untuk memasuki pengalaman sejati. Ini merupakan salah satu aspek yang harus dilakukan manusia. Pekerjaan Roh Kudus terutama adalah membimbing, sedangkan sisanya tergantung pada penerapan dan jalan masuk manusia. Semua orang dapat memperoleh jalan masuk ke kehidupan nyata melalui berbagai jalan yang berbeda, sehingga mereka bisa membawa Tuhan ke kehidupan nyata, dan hidup dalam kemanusiaan normal yang sesungguhnya. Hanya inilah jenis kehidupan yang bermakna!

Dikutip dari "Membahas Kehidupan Bergereja dan Kehidupan Nyata" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 438

Sebelumnya, dikatakan bahwa memiliki hadirat Roh Kudus dan memiliki pekerjaan Roh Kudus adalah hal berbeda. Keadaan normal yaitu memiliki hadirat Roh Kudus diwujudkan dengan dimilikinya pikiran yang normal, nalar yang normal, dan kemanusiaan yang normal. Karakter seseorang akan tetap seperti sebelumnya, tetapi di dalam dirinya akan ada damai sejahtera, dan secara lahiriah ia akan memiliki tata krama orang suci. Ini akan terjadi ketika Roh Kudus menyertai mereka. Ketika Roh Kudus menyertai mereka, orang-orang memiliki pikiran yang normal. Ketika lapar, mereka ingin makan. Ketika haus, mereka ingin minum air. ... Manifestasi kemanusiaan yang normal seperti itu bukanlah pencerahan Roh Kudus; itu adalah pikiran normal manusia dan keadaan normal saat memiliki hadirat Roh Kudus. Beberapa orang keliru meyakini bahwa mereka yang memiliki hadirat Roh Kudus tidak mengenal rasa lapar, bahwa mereka tidak merasakan kelelahan, dan mereka tampaknya tidak memikirkan keluarga, setelah hampir sepenuhnya memisahkan diri dari kedagingan. Sebenarnya, semakin Roh Kudus menyertai manusia, semakin normal mereka. Mereka tahu menderita dan meninggalkan apa pun untuk Tuhan, mengorbankan diri untuk Dia, dan setia kepada-Nya. Terlebih lagi, mereka tahu cara untuk makan dan mengenakan pakaian. Dengan kata lain, mereka tidak kehilangan apa pun dari kemanusiaan normal yang seharusnya dimiliki manusia dan, sebaliknya, mereka terutama memiliki nalar. Terkadang, mereka membaca firman Tuhan dan merenungkan pekerjaan Tuhan, serta ada iman dalam hati mereka dan mereka bersedia mengejar kebenaran. Tentu saja, pekerjaan Roh Kudus didasarkan pada landasan ini. Jika manusia tidak memiliki pikiran yang normal, mereka tidak memiliki nalar—ini bukanlah keadaan yang normal. Ketika orang memiliki pikiran normal dan Roh Kudus menyertai mereka, mereka pasti memiliki nalar seorang manusia normal, yang dengan demikian, mereka pun memiliki keadaan yang normal. Dalam mengalami pekerjaan Tuhan, memiliki pekerjaan Roh Kudus terjadi kadang-kadang, sedangkan memiliki hadirat Roh Kudus terjadi hampir terus-menerus. Selama nalar dan pikiran manusia itu normal, dan selama keadaan mereka normal, Roh Kudus pasti beserta mereka. Ketika nalar dan pikiran manusia tidak normal, kemanusiaan mereka pun tidak normal. Jika, saat ini, pekerjaan Roh Kudus ada dalam dirimu, Roh Kudus pasti akan besertamu. Namun, jika Roh Kudus menyertaimu, tidak selalu bahwa Roh Kudus pasti sedang bekerja dalam dirimu, sebab Roh Kudus bekerja pada waktu-waktu khusus. Memiliki hadirat Roh Kudus hanya dapat mempertahankan keberadaan normal manusia, tetapi Roh Kudus hanya bekerja pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, jika engkau seorang pemimpin atau pekerja, ketika engkau menyirami dan memelihara gereja, Roh Kudus akan menerangimu tentang beberapa firman yang mendidik kerohanian orang lain dan dapat menyelesaikan sebagian masalah nyata dari saudara-saudarimu—pada saat-saat seperti itulah Roh Kudus bekerja. Kadang kala, ketika engkau sedang makan dan minum firman Tuhan, dan Roh Kudus mencerahkanmu dengan firman tertentu yang terutama relevan dengan pengalamanmu sendiri, memungkinkanmu untuk mendapat pengetahuan yang lebih besar tentang keadaanmu sendiri; ini juga merupakan pekerjaan Roh Kudus. Adakalanya, ketika Aku berfirman dan engkau sekalian mendengarkan serta mampu mengukur keadaanmu sendiri dengan firman-Ku, kadang-kadang engkau tersentuh atau terinspirasi; ini semua adalah pekerjaan Roh Kudus. Beberapa orang mengatakan bahwa Roh Kudus bekerja di dalam diri mereka setiap waktu. Ini tidak mungkin. Jika mereka mengatakan bahwa Roh Kudus selalu bersama mereka, itu akan realistis. Jika mereka mengatakan bahwa pemikiran dan indra mereka normal setiap saat, itu juga realistis, dan akan menunjukkan bahwa Roh Kudus menyertai mereka. Jika mereka mengatakan Roh Kudus selalu bekerja di dalam diri mereka, bahwa mereka diterangi oleh Tuhan dan dijamah oleh Roh Kudus setiap waktu, serta memperoleh pengetahuan baru setiap saat, maka ini sama sekali tidak normal! Itu sangat supernatural! Tidak diragukan lagi, orang-orang semacam ini adalah roh-roh jahat! Bahkan ketika Roh Tuhan mengambil rupa manusia, ada saat-saat ketika Dia harus makan dan harus beristirahat—apalagi manusia. Mereka yang telah dirasuki oleh roh jahat tampaknya tidak memiliki kelemahan daging. Mereka mampu mengabaikan dan menyerahkan segalanya, mereka tidak memiliki emosi, mampu menahan siksaan dan tidak merasakan kelelahan sedikit pun, seolah-olah mereka telah melampaui daging. Bukankah ini sangat supernatural? Pekerjaan roh jahat bersifat supernatural—tidak ada manusia dapat mencapai hal-hal seperti itu. Mereka yang tidak memiliki pemahaman merasa iri ketika melihat orang-orang seperti itu: mereka mengatakan bahwa orang-orang itu memiliki semangat luar biasa dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, memiliki iman yang sangat besar, dan tidak pernah memperlihatkan sedikit pun tanda-tanda kelemahan! Sebenarnya, semua ini merupakan manifestasi dari pekerjaan roh jahat. Karena, manusia normal pasti memiliki kelemahan manusia; inilah keadaan normal orang-orang yang memiliki hadirat Roh Kudus.

Dikutip dari "Penerapan (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 439

Apa artinya berdiri teguh dalam kesaksian seseorang? Beberapa orang mengatakan mereka hanya mengikut Tuhan seperti ini dan tidak menyibukkan diri dengan apakah mereka mampu memperoleh kehidupan; mereka tidak mengejar kehidupan, tetapi mereka juga tidak berbalik. Mereka hanya mengakui bahwa tahap pekerjaan ini dilakukan oleh Tuhan. Dalam semua ini, tidakkah mereka gagal dalam kesaksian mereka? Orang-orang semacam itu bahkan tidak memberikan kesaksian tentang ditaklukkan. Mereka yang telah ditaklukkan mampu mengikut tanpa mempertimbangkan semua hal yang lain dan mampu mengejar kehidupan. Mereka tidak hanya percaya kepada Tuhan yang praktis, tetapi juga tahu mengikuti semua pengaturan Tuhan. Demikianlah orang-orang yang memberikan kesaksian. Mereka yang tidak memberikan kesaksian tidak pernah mengejar kehidupan dan masih mengikut dengan penuh kekisruhan. Engkau boleh mengikut, tetapi ini tidak berarti engkau telah ditaklukkan, sebab engkau tidak tahu apa-apa tentang pekerjaan Tuhan hari ini. Ditaklukkan itu bersyarat. Tidak semua yang mengikut telah ditaklukkan, sebab di dalam hatimu, engkau tidak mengerti mengapa engkau harus mengikuti Tuhan zaman sekarang, engkau juga tidak tahu bagaimana engkau telah berhasil hingga hari ini, siapa yang telah meneguhkanmu hingga hari ini. Dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, beberapa orang selalu melakukannya dengan kacau dan bingung; dengan demikian, mengikut tidak selalu berarti engkau memberikan kesaksian. Apakah sebenarnya kesaksian yang benar? Kesaksian yang dibicarakan di sini memiliki dua bagian: salah satunya adalah kesaksian tentang ditaklukkan dan kesaksian lainnya adalah tentang disempurnakan (yang tentu saja adalah kesaksian setelah ujian yang lebih besar dan kesengsaraan di masa depan). Dengan kata lain, jika engkau mampu berdiri teguh selama kesengsaraan dan ujian, engkau telah memberikan langkah kesaksian kedua. Yang penting pada masa sekarang adalah langkah kesaksian pertama: mampu berdiri teguh selama setiap kejadian dari ujian hajaran dan penghakiman. Inilah kesaksian tentang ditaklukkan. Itu karena hari ini adalah waktu penaklukan. (Engkau harus tahu bahwa sekarang adalah waktu pekerjaan Tuhan di bumi; pekerjaan utama Tuhan yang berinkarnasi di bumi adalah penggunaan penghakiman dan hajaran untuk menaklukkan kelompok orang-orang di bumi yang mengikuti-Nya.) Apakah engkau mampu atau tidak mampu memberikan kesaksian tentang ditaklukkan tidak hanya tergantung pada apakah engkau mampu mengikut sampai akhir, tetapi, yang terlebih penting, apakah ketika engkau mengalami setiap langkah pekerjaan Tuhan, engkau mampu memiliki pengetahuan yang benar tentang hajaran dan penghakiman Tuhan, dan apakah engkau benar-benar memahami semua pekerjaan ini. Tidak benar bahwa engkau akan dapat mengatasinya semampumu jika engkau mengikut sampai akhir. Engkau harus bisa dengan rela menyerah dalam setiap peristiwa dari hajaran dan penghakiman, harus mampu memiliki pengetahuan yang benar tentang setiap langkah pekerjaan yang engkau alami, dan harus mampu mencapai pengetahuan, dan ketaatan pada watak Tuhan. Inilah kesaksian tertinggi tentang ditaklukkan yang dituntut darimu. Kesaksian tentang ditaklukkan terutama mengacu pada pengetahuanmu tentang inkarnasi Tuhan. Letak pentingnya langkah kesaksian ini adalah pada inkarnasi Tuhan. Tidak penting apa yang engkau lakukan atau katakan di hadapan orang-orang di dunia atau mereka yang memegang kekuasaan; yang terpenting di atas segalanya adalah apakah engkau mampu mematuhi seluruh firman yang terucap dari mulut Tuhan dan semua pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, langkah kesaksian ini ditujukan kepada Iblis dan semua musuh Tuhan—roh-roh jahat dan musuh yang tidak percaya bahwa Tuhan akan mengambil rupa manusia untuk kedua kalinya dan datang untuk melakukan pekerjaan yang lebih besar, dan lebih jauh lagi, tidak percaya pada kenyataan tentang kedatangan Tuhan kembali menjadi daging. Dengan kata lain, kesaksian ini ditujukan kepada semua antikristus—semua musuh yang tidak percaya kepada inkarnasi Tuhan.

Memikirkan Tuhan dan mendambakan Tuhan tidak membuktikan bahwa engkau telah ditaklukkan oleh Tuhan; itu tergantung pada apakah engkau percaya bahwa Dia adalah Firman yang menjadi manusia, apakah engkau percaya bahwa Firman itu telah menjadi manusia, dan apakah engkau percaya bahwa Roh telah menjadi Firman, dan Firman telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia. Ini adalah kesaksian kunci. Terlepas dari caramu mengikut atau mengorbankan dirimu; yang terpenting adalah apakah engkau dapat menemukan dari kemanusiaan normal ini bahwa Firman telah menjadi manusia dan Roh kebenaran telah diwujudkan dalam rupa manusia—bahwa seluruh kebenaran, jalan, dan hidup itu telah datang dalam rupa manusia, dan Roh Tuhan sesungguhnya telah tiba di bumi dan Roh telah datang dalam wujud manusia. Meskipun, secara dangkal, ini tampak berbeda dari dikandung oleh Roh Kudus, dalam pekerjaan ini engkau sekalian dapat melihat lebih jelas bahwa Roh telah diwujudkan dalam rupa manusia, dan, terlebih lagi, Firman telah menjadi manusia, dan Firman itu telah menampakkan diri dalam rupa manusia. Engkau dapat memahami makna sebenarnya dari firman berikut: pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan. Selain itu, engkau harus memahami bahwa Firman di masa sekarang adalah Tuhan, dan engkau harus memandang Firman yang menjadi manusia. Inilah kesaksian terbaik yang dapat engkau berikan. Ini membuktikan bahwa engkau memiliki pengetahuan sejati tentang Tuhan yang mengambil rupa manusia—engkau tidak hanya mampu mengenal Dia, tetapi juga mengetahui bahwa jalan yang engkau tempuh saat ini adalah jalan kebenaran dan hidup. Yesus mengerjakan suatu tahap pekerjaan yang hanya memenuhi substansi dari "Firman itu bersama-sama dengan Tuhan": kebenaran Tuhan ada bersama dengan Dia, dan Roh Tuhan ada bersama manusia dan tidak dapat dipisahkan dari-Nya, yaitu, inkarnasi daging Tuhan ada bersama Roh Tuhan, yang merupakan bukti lebih besar bahwa inkarnasi Yesus adalah inkarnasi Tuhan yang pertama. Tahap pekerjaan ini menggenapi makna inti dari "Firman menjadi manusia", memberikan makna yang lebih dalam pada "Firman itu bersama dengan Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan", dan memungkinkan engkau agar yakin memercayai firman bahwa "pada mulanya adalah Firman". Artinya, pada saat penciptaan, Tuhan memiliki firman, firman-Nya ada bersama-sama dengan Dia dan tidak dapat dipisahkan dari-Nya, dan pada zaman akhir, Dia bahkan semakin memperjelas kuasa dan otoritas firman-Nya, dan memungkinkan manusia untuk mengerti semua jalan-Nya—mendengar seluruh firman-Nya. Demikianlah pekerjaan dari zaman akhir. Engkau harus mulai menyelami firman Tuhan. Ini bukan masalah tentang mengenal daging, tetapi mengetahui tentang daging dan Firman. Inilah kesaksian yang harus engkau berikan, yang harus diketahui semua orang. Karena ini adalah pekerjaan inkarnasi kedua—dan merupakan terakhir kalinya Tuhan menjadi daging—ini sepenuhnya melengkapi makna penting inkarnasi, secara menyeluruh melaksanakan dan menyatakan seluruh pekerjaan Tuhan dalam daging, dan mengakhiri era keberadaan Tuhan dalam rupa manusia. Oleh karena itu, engkau harus paham makna inkarnasi. Yang penting bukan seberapa banyak engkau berkeliling, atau seberapa hebat engkau mengerjakan perkara lahiriah lainnya; yang penting adalah apakah engkau dapat sungguh-sungguh tunduk di hadapan inkarnasi Tuhan dan mengabdikan seluruh keberadaanmu kepada Tuhan, dan menaati segala yang difirmankan-Nya dengan mulut-Nya. Inilah yang harus engkau lakukan, dan yang harus engkau patuhi.

Langkah terakhir dari kesaksian adalah kesaksian tentang apakah engkau dapat disempurnakan—dengan kata lain, setelah memahami semua firman yang diucapkan dari mulut Tuhan yang berinkarnasi, engkau mulai memiliki pengetahuan tentang Tuhan dan menjadi yakin tentang Dia, engkau hidup dalam semua firman yang terucap dari mulut Tuhan, dan mencapai kondisi yang Tuhan kehendaki darimu—gaya Petrus dan iman Ayub—sedemikian rupa sehingga engkau bisa taat sampai mati, menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya, dan akhirnya mencapai gambar manusia yang sesuai dengan standar, yang berarti gambar seseorang yang telah ditaklukkan dan disempurnakan setelah mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan. Inilah kesaksian yang harus diberikan oleh seseorang yang pada akhirnya disempurnakan. Inilah dua langkah kesaksian yang harus engkau sekalian berikan, dan keduanya saling terkait, masing-masing sangat penting. Namun, ada satu hal yang harus engkau ketahui: kesaksian yang Aku kehendaki darimu hari ini tidak ditujukan kepada orang-orang di dunia, atau individu mana pun, tetapi pada apa yang Aku kehendaki darimu. Ini diukur dari apakah engkau mampu memuaskan Aku, dan apakah engkau dapat sepenuhnya memenuhi standar tuntutan-Ku terhadap masing-masing dari engkau sekalian. Inilah hal yang harus engkau mengerti.

Dikutip dari "Penerapan (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 440

Saat engkau mengalami sedikit kendala atau kesulitan, itu baik bagimu; jika engkau semua diberi kemudahan, engkau semua akan hancur, lalu bagaimana engkau dapat dilindungi? Sekarang ini, karena engkau semua dihajar, dihakimi, dan dikutuk, maka engkau diberi perlindungan. Oleh karena engkau semua telah banyak menderita, maka engkau dilindungi. Jika tidak, engkau pasti sudah lama jatuh ke dalam kebobrokan. Ini bukanlah mempersulitmu dengan sengaja—natur manusia sulit untuk diubah, dan harus dengan cara ini barulah watak manusia bisa berubah. Saat ini, engkau semua bahkan tidak memiliki nurani ataupun nalar yang dimiliki oleh Paulus, dan engkau juga tidak memiliki kesadaran dirinya. Engkau semua harus selalu ditekan, dan harus selalu dihajar dan dihakimi supaya semangatmu bangkit. Hajaran dan penghakiman adalah yang terbaik bagi hidupmu. Dan bila perlu, harus ada juga hajaran berbagai peristiwa yang menimpamu; hanya dengan demikian engkau semua akan sepenuhnya tunduk. Seperti itulah naturmu, sehingga tanpa hajaran dan kutukan, engkau tidak akan mau menundukkan kepala, tidak akan mau tunduk. Tanpa adanya berbagai fakta di hadapan matamu, tidak akan ada pengaruhnya. Sifatmu terlalu hina dan tidak berharga! Tanpa hajaran dan penghakiman, akan sulit bagi engkau semua untuk ditaklukkan, dan akan berat bagi ketidakbenaran dan ketidaktaatanmu untuk dikalahkan. Natur lamamu sudah begitu kuat berakar. Jika engkau semua ditempatkan di atas takhta, engkau tidak akan tahu tingginya surga dan dalamnya bumi, terlebih lagi ke mana arah tujuanmu. Engkau semua bahkan tidak tahu dari mana engkau berasal, jadi bagaimana engkau semua dapat mengenal Sang Pencipta? Tanpa hajaran dan kutukan zaman sekarang yang datang tepat pada waktunya, akhir hidupmu pasti sudah lama tiba. Belum lagi nasibmu—bukankah hal itu bahkan lebih terancam bahaya? Tanpa hajaran dan penghakiman yang datang tepat pada waktunya ini, siapa yang tahu akan menjadi seberapa congkaknya engkau semua, atau seberapa bejatnya engkau jadinya. Hajaran dan penghakiman ini telah membawamu sampai ke hari ini, dan hal itu telah mempertahankan kelangsungan hidupmu. Jika engkau semua masih "dididik" dengan menggunakan metode yang sama dengan metode "ayah"-mu, siapa yang tahu dunia macam apa yang akan engkau semua masuki! Engkau semua sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan memeriksa dirimu sendiri. Bagi orang-orang sepertimu, jika engkau sekadar mengikuti dan menaati tanpa menimbulkan gangguan atau kekacauan, tujuan-Ku akan tercapai. Bukankah lebih baik bagimu jika menerima hajaran dan penghakiman saat ini? Adakah pilihan lain bagimu?

Dikutip dari "Penerapan (6)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 441

Ketika memperlengkapi dirimu untuk kehidupan, engkau harus berfokus pada makan dan minum firman Tuhan, engkau harus mampu membicarakan pengetahuanmu tentang Tuhan, pandanganmu mengenai kehidupan manusia, dan yang terutama, pengetahuanmu tentang pekerjaan yang Tuhan lakukan selama akhir zaman. Karena engkau mengejar kehidupan, engkau harus memperlengkapi dirimu dengan perkara-perkara ini. Ketika engkau makan dan minum firman Tuhan, engkau harus mengukur realitas keadaanmu sendiri berdasarkan firman Tuhan. Artinya, ketika engkau menemukan kekurangan dalam perjalanan pengalaman nyatamu, engkau harus mampu menemukan jalan penerapan, mampu berpaling dari motivasi dan pemahamanmu yang salah. Jika engkau selalu berupaya melakukan hal-hal ini dan mencurahkan hatimu untuk mencapainya, engkau akan memiliki jalan untuk kauikuti, engkau tidak akan merasa hampa, dan dengan demikian engkau akan mampu mempertahankan keadaan yang normal. Hanya setelah itulah, engkau akan menjadi seseorang yang menanggung beban dalam hidupmu sendiri, seseorang yang memiliki iman. Mengapa beberapa orang, setelah membaca firman Tuhan, tidak mampu menerapkan firman Tuhan tersebut? Bukankah karena mereka tidak bisa memahami hal-hal yang terpenting? Bukankah karena mereka tidak menganggap serius kehidupan? Alasan mereka tidak dapat memahami hal-hal penting dan tidak memiliki jalan untuk menerapkannya adalah karena pada saat mereka membaca firman Tuhan, mereka tidak mampu menghubungkannya dengan keadaan mereka sendiri, mereka juga tidak dapat menguasai keadaan mereka sendiri. Beberapa orang berkata: "Aku membaca firman Tuhan dan menghubungkannya dengan keadaanku, dan aku tahu bahwa aku rusak dan berkualitas rendah, tetapi aku tidak mampu memuaskan kehendak Tuhan." Engkau baru melihat permukaannya saja; ada banyak hal nyata yang tidak kauketahui: bagaimana mengesampingkan kenikmatan daging, bagaimana mengesampingkan sikap merasa diri benar, bagaimana mengubah dirimu sendiri, bagaimana masuk ke dalam hal-hal ini, bagaimana meningkatkan kualitasmu, dan dari aspek mana engkau memulai. Engkau hanya memahami beberapa hal di permukaannya saja, dan satu-satunya yang engkau ketahui adalah bahwa engkau memang sangat rusak. Ketika bertemu dengan saudara-saudarimu, engkau berbicara tentang betapa rusaknya dirimu, dan tampaknya engkau mengenal dirimu sendiri serta memikul beban yang berat bagi hidupmu. Sebenarnya, watakmu yang rusak itu belum berubah, yang membuktikan bahwa engkau belum menemukan jalan penerapanmu. Jika engkau memimpin sebuah gereja, engkau harus mampu memahami keadaan saudara-saudari dan menunjukkannya kepada mereka. Akan berhasilkah jika engkau hanya mengatakan: "Kalian ini orang-orang yang tidak taat dan terbelakang!"? Tidak, engkau harus berbicara secara spesifik tentang bagaimana ketidaktaatan dan keterbelakangan mereka diwujudkan. Engkau harus berbicara tentang keadaan mereka yang tidak taat, perilaku mereka yang tidak taat, dan watak jahat mereka, dan engkau harus membicarakan hal-hal ini sedemikian rupa sehingga mereka sepenuhnya diyakinkan akan kebenaran dalam perkataanmu. Gunakan fakta dan contoh untuk menjelaskan poin-poinmu, dan katakan dengan tepat bagaimana mereka dapat melepaskan diri dari perilaku yang mereka yang memberontak, dan tunjukkan jalan penerapannya—inilah cara meyakinkan orang. Hanya mereka yang melakukan hal ini yang mampu memimpin orang lain; hanya merekalah yang memiliki kebenaran kenyataan.

Dikutip dari "Penerapan (7)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 442

Memberi kesaksian tentang Tuhan terutama adalah perihal mengatakan pengetahuanmu tentang pekerjaan Tuhan, tentang bagaimana Tuhan menaklukkan manusia, bagaimana Dia menyelamatkan manusia, bagaimana Dia mengubah manusia; memberi kesaksian adalah perihal mengatakan tentang bagaimana Dia menuntun manusia untuk masuk ke dalam kebenaran kenyataan, sehingga memungkinkan mereka untuk ditaklukkan, disempurnakan dan diselamatkan oleh-Nya. Memberi kesaksian berarti mengatakan tentang pekerjaan-Nya dan semua yang telah engkau alami. Hanya pekerjaan-Nya yang dapat merepresentasikan diri-Nya dan hanya pekerjaan-Nya yang dapat secara terbuka mengungkapkan diri-Nya, dalam keseluruhan-Nya; pekerjaan-Nya memberi kesaksian tentang diri-Nya. Pekerjaan dan perkataan-Nya secara langsung merepresentasikan Roh; pekerjaan yang Dia lakukan dilakukan oleh Roh, dan firman yang Dia ucapkan diucapkan oleh Roh. Hal-hal ini hanya diungkapkan melalui daging inkarnasi Tuhan, tetapi, pada kenyataannya, semua itu adalah ungkapan Roh. Semua pekerjaan yang Dia lakukan dan semua firman yang Dia ucapkan merepresentasikan esensi-Nya. Jika, setelah membungkus diri-Nya dalam daging dan datang di antara manusia, Tuhan tidak berfirman atau bekerja, lalu kemudian memintamu untuk mengetahui kenyataan diri-Nya, kenormalan-Nya, dan kemahakuasaan-Nya, akankah engkau mampu melakukannya? Akankah engkau mampu mengetahui apa hakikat dari Roh? Akankah engkau mampu mengetahui sifat-sifat daging-Nya? Hanya karena engkau semua telah mengalami setiap langkah pekerjaan-Nya, maka Dia memintamu untuk memberikan kesaksian tentang Dia. Jika engkau semua tidak memiliki pengalaman seperti itu, Dia tidak akan bersikeras memintamu untuk memberi kesaksian. Dengan demikian, ketika engkau memberi kesaksian tentang Tuhan, engkau bukan hanya bersaksi tentang penampilan luar kemanusiaan normal-Nya, tetapi juga pekerjaan yang Dia lakukan dan jalan yang dipimpin-Nya; engkau harus bersaksi tentang bagaimana engkau telah ditaklukkan oleh-Nya dan dalam aspek apa engkau telah disempurnakan. Inilah jenis kesaksian yang harus engkau berikan. Jika, ke mana pun engkau pergi, engkau berteriak: "Tuhan kami telah datang untuk bekerja, dan pekerjaan-Nya benar-benar nyata! Dia telah mendapatkan kami tanpa melakukan tindakan supernatural, tanpa mukjizat dan keajaiban sama sekali!" Orang lain akan bertanya: "Apa maksudmu mengatakan bahwa Dia tidak melakukan mukjizat dan keajaiban? Bagaimana Dia dapat menaklukkanmu tanpa melakukan mukjizat dan keajaiban?" Dan engkau menjawab: "Dia berfirman, dan tanpa memperlihatkan mukjizat dan keajaiban apa pun, Dia telah menaklukkan kami. Pekerjaan-Nya telah menaklukkan kami." Pada akhirnya, jika engkau tidak mampu mengatakan sesuatu yang substantif, jika engkau tidak dapat membicarakan tentang hal-hal yang spesifik, apakah ini kesaksian yang benar? Ketika Tuhan yang berinkarnasi menaklukkan manusia, firman ilahi-Nya-lah yang melakukannya. Kemanusiaan tidak dapat melakukan ini; ini bukan sesuatu yang dapat dicapai oleh makhluk fana mana pun, bahkan mereka yang berkualitas tertinggi di antara manusia biasa, mereka tak mampu melakukan ini, karena keilahian-Nya lebih tinggi daripada makhluk ciptaan mana pun. Ini adalah hal yang luar biasa bagi manusia; Sang Pencipta, bagaimanapun juga, adalah lebih tinggi daripada makhluk ciptaan mana pun. Makhluk ciptaan tidak bisa lebih tinggi daripada Sang Pencipta; jika engkau lebih tinggi daripada Dia, Dia tidak akan mampu menaklukkanmu, dan Dia hanya dapat menaklukkanmu karena Dia lebih tinggi daripadamu. Dia yang dapat menaklukkan semua manusia adalah Sang Pencipta, dan tidak seorang pun kecuali Dia yang dapat melakukan pekerjaan ini. Perkataan-perkataan ini adalah "kesaksian"—jenis kesaksian yang harus engkau berikan. Selangkah demi selangkah, engkau telah mengalami hajaran, penghakiman, pemurnian, ujian, kemunduran, dan kesengsaraan, dan engkau telah ditaklukkan; engkau telah mengesampingkan prospek dagingmu, motivasi pribadimu, dan kepentingan pribadi dagingmu. Dengan kata lain, firman Tuhan telah menaklukkan hatimu sepenuhnya. Meskipun dalam hidupmu, engkau belum bertumbuh sebanyak yang Tuhan tuntut, engkau mengetahui semua hal ini dan engkau sepenuhnya diyakinkan oleh apa yang Dia lakukan. Dengan demikian, ini dapat disebut sebagai kesaksian, kesaksian yang nyata dan benar. Pekerjaan yang telah Tuhan lakukan, pekerjaan penghakiman dan hajaran, dimaksudkan untuk menaklukkan manusia, tetapi Dia juga menyelesaikan pekerjaan-Nya, mengakhiri zaman, dan melaksanakan pekerjaan penyelesaian. Dia sedang mengakhiri seluruh zaman, menyelamatkan semua manusia, membebaskan manusia sepenuhnya dari dosa; Dia sepenuhnya mendapatkan manusia, yang Dia ciptakan. Engkau harus memberi kesaksian tentang semua ini. Engkau telah mengalami begitu banyak pekerjaan Tuhan, engkau telah melihatnya dengan matamu sendiri dan mengalaminya secara pribadi; saat engkau mencapai titik akhir, engkau tidak boleh sampai tak mampu melaksanakan fungsi yang menjadi tanggung jawabmu. Sayang sekali jika itu yang terjadi! Di masa depan, ketika Injil disebarkan, engkau harus mampu berbicara tentang pengetahuanmu sendiri, bersaksi tentang semua yang telah engkau peroleh dalam hatimu, dan bekerjalah sekeras mungkin. Inilah yang harus dicapai oleh makhluk ciptaan. Apa makna penting sebenarnya dari tahap pekerjaan Tuhan ini? Apa dampaknya? Dan, seberapa banyak dari pekerjaan Tuhan itu yang dilakukan dalam diri manusia? Apa yang harus orang lakukan? Pada saat engkau semua mampu berbicara dengan jelas mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi sejak Dia datang ke bumi, maka kesaksianmu itu lengkap. Pada saat engkau mampu berbicara dengan jelas tentang kelima hal ini: makna penting pekerjaan-Nya; isi pekerjaan-Nya; hakikat pekerjaan-Nya; watak yang direpresentasikan pekerjaan tersebut; dan prinsip-prinsip pekerjaan-Nya, maka ini akan membuktikan bahwa engkau mampu memberi kesaksian tentang Tuhan, bahwa engkau benar-benar memiliki pengetahuan. Tuntutan-Ku terhadap engkau semua tidak terlalu tinggi, dan dapat dicapai oleh semua orang yang benar-benar melakukan pengejarannya. Jika engkau bertekad menjadi salah seorang saksi Tuhan, engkau harus memahami apa yang Tuhan benci dan apa yang Tuhan kasihi. Engkau telah mengalami banyak pekerjaan-Nya; melalui pekerjaan ini, engkau harus semakin mengetahui watak-Nya, memahami kehendak-Nya, dan memahami apa yang dituntut-Nya dari manusia, lalu menggunakan pengetahuan ini untuk bersaksi tentang Dia dan melaksanakan tugasmu. Engkau mungkin hanya berkata: "Kami mengenal Tuhan. Penghakiman dan hajaran-Nya sangat berat. Firman-Nya sangat keras; firman-Nya itu benar dan megah, dan tidak dapat dilanggar oleh siapa pun," tetapi apakah firman ini pada akhirnya membekali manusia? Apa pengaruhnya dalam diri manusia? Apakah engkau sunguh-sungguh tahu bahwa pekerjaan penghakiman dan hajaran ini adalah yang paling bermanfaat bagimu? Penghakiman dan hajaran Tuhan menyingkapkan pemberontakan dan kerusakanmu, bukankah demikian? Penghakiman dan hajaran Tuhan mampu mentahirkan dan mengenyahkan watak yang kotor dan rusak dalam dirimu, bukankah demikian? Jika tidak ada penghakiman dan hajaran, akan menjadi apa dirimu? Apakah engkau benar-benar mengetahui fakta bahwa Iblis telah merusakmu hingga ke tingkat yang paling mendalam? Sekarang ini, engkau semua harus memperlengkapi dirimu dengan hal-hal ini dan mengetahui tentang hal-hal ini dengan baik.

Dikutip dari "Penerapan (7)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 443

Tahukah engkau semua dengan apakah engkau harus diperlengkapi sekarang? Salah satu aspeknya melibatkan penglihatan mengenai pekerjaan, dan aspek lainnya adalah penerapanmu. Engkau harus memahami kedua aspek tersebut. Kalau engkau tidak memiliki penglihatan dalam pencarianmu untuk membuat kemajuan dalam hidup, engkau tidak akan memiliki dasar. Kalau engkau hanya memiliki jalan penerapan tanpa penglihatan sedikit pun, dan tidak memiliki pengertian sama sekali tentang pekerjaan seluruh rencana pengelolaan, engkau tidaklah berguna. Engkau harus mengerti kebenaran yang melibatkan penglihatan, sedangkan mengenai kebenaran yang berhubungan dengan penerapan, engkau perlu menemukan jalan penerapan yang tepat setelah engkau memahaminya; engkau harus melakukan penerapan sesuai firman, dan masuk sesuai dengan keadaanmu. Penglihatan adalah dasarnya, dan jika engkau tidak memperhatikan fakta ini, engkau tidak akan bisa mengikut sampai akhir; mengalami dengan cara seperti ini akan membuatmu tersesat atau terjatuh dan gagal. Tidak mungkin engkau berhasil! Orang-orang yang tidak memiliki penglihatan yang besar sebagai dasar hanya akan gagal; mereka tidak bisa berhasil. Engkau tidak bisa berdiri teguh! Apakah engkau tahu melibatkan apakah percaya kepada Tuhan itu? Apakah engkau tahu apa artinya mengikuti Tuhan? Tanpa penglihatan, jalan mana yang akan engkau tempuh? Dalam pekerjaan sekarang ini, kalau tidak memiliki penglihatan, engkau sama sekali tidak akan bisa disempurnakan. Kepada siapakah engkau percaya? Mengapa engkau percaya kepada-Nya? Mengapa engkau mengikuti Dia? Apakah engkau memandang imanmu seperti suatu permainan? Apakah engkau memperlakukan hidupmu layaknya mainan? Tuhan zaman sekarang adalah penglihatan yang terbesar. Seberapa banyak tentang Dia yang engkau ketahui? Seberapa banyak tentang Dia yang sudah engkau lihat? Setelah melihat Tuhan zaman sekarang, apakah dasar imanmu kepada Tuhan kuat? Apakah kaupikir bahwa selama engkau mengikuti Tuhan dengan bingung seperti ini, engkau akan memperoleh keselamatan? Apakah kaupikir engkau bisa menangkap ikan di air yang keruh? Apakah sesederhana itu? Berapa banyak gagasan tentang firman yang Tuhan katakan sekarang yang sudah kauabaikan? Apakah engkau memiliki penglihatan mengenai Tuhan zaman sekarang? Di mana letak pengertianmu mengenai Tuhan zaman sekarang? Engkau selalu percaya bahwa engkau bisa mendapatkan Dia[a] hanya dengan mengikuti-Nya, atau hanya dengan melihat-Nya, dan tidak ada seorang pun yang bisa menyingkirkanmu. Jangan berpikir bahwa mengikuti Tuhan adalah hal yang mudah. Kuncinya adalah engkau harus mengenal Dia, engkau harus mengetahui tentang pekerjaan-Nya, dan engkau harus memiliki keinginan untuk menanggung kesukaran demi Dia, memiliki keinginan untuk mengorbankan hidupmu bagi Dia, dan memiliki keinginan untuk disempurnakan oleh Dia. Inilah penglihatan yang harus kaumiliki. Penglihatan ini tidak akan kaumiliki jika engkau selalu berpikir tentang menikmati kasih karunia. Jangan mengira bahwa Tuhan di sini hanya untuk kesenangan manusia, dan hanya untuk melimpahkan kasih karunia atas manusia. Pikiranmu itu salah! Jika orang tidak bisa mempertaruhkan hidupnya untuk mengikuti Dia, dan jika orang tidak bisa meninggalkan seluruh harta duniawinya untuk mengikuti Dia, mereka pasti tidak akan bisa terus mengikuti Dia sampai akhir! Engkau harus memiliki penglihatan sebagai dasar. Jika suatu hari kemalangan menimpamu, apa yang seharusnya kaulakukan? Akankah engkau masih bisa terus mengikuti Dia? Jangan dengan enteng mengatakan apakah engkau bisa mengikuti sampai akhir. Lebih baik engkau membuka dahulu matamu lebar-lebar untuk melihat waktu seperti apakah sekarang ini. Meskipun sekarang engkau semua mungkin seperti tiang-tiang bait, akan tiba waktunya ketika semua tiang itu akan digerogoti cacing, menyebabkan bait itu roboh, karena pada saat ini, ada banyak sekali penglihatan yang tidak kaumiliki. Engkau semua hanya memperhatikan dunia kecilmu sendiri, dan engkau tidak tahu cara pencarian yang paling dapat diandalkan dan paling tepat. Engkau semua tidak mengindahkan penglihatan tentang pekerjaan sekarang ini, dan engkau juga tidak menyimpan hal-hal ini di dalam hatimu. Apakah engkau pernah mempertimbangkan bahwa suatu hari nanti Tuhanmu akan menempatkanmu di suatu tempat yang sangat asing? Bisakah kaubayangkan akan menjadi apakah engkau suatu hari nanti ketika Aku mungkin merenggut semuanya darimu? Apakah kekuatanmu pada hari itu akan sama seperti kekuatanmu sekarang? Apakah imanmu akan timbul kembali? Dalam mengikuti Tuhan, engkau harus mengetahui penglihatan yang terbesar ini, yaitu "Tuhan". Ini adalah hal yang paling penting. Juga, jangan berpikir bahwa dengan berhenti bergaul dengan manusia duniawi untuk disucikan, engkau menjadi keluarga Tuhan. Hari-hari ini, Tuhan sendirilah yang bekerja di tengah-tengah ciptaan; Tuhanlah yang telah datang ke tengah-tengah manusia untuk melakukan pekerjaan-Nya sendiri—bukan untuk melakukan kampanye. Bahkan tidak banyak orang di antaramu yang bisa mengetahui bahwa pekerjaan pada zaman sekarang adalah pekerjaan Tuhan di surga yang telah menjadi daging. Ini bukan tentang membuatmu menjadi pribadi-pribadi berbakat yang luar biasa; tetapi ini untuk membantumu mengetahui makna penting dari hidup manusia, mengetahui tempat tujuan manusia, dan membantumu mengenal Tuhan dan keseluruhan-Nya. Engkau seharusnya mengetahui bahwa engkau adalah objek ciptaan di tangan Sang Pencipta. Apa yang seharusnya engkau mengerti, apa yang seharusnya kaulakukan, dan bagaimana seharusnya engkau mengikuti Tuhan—bukankah semua ini adalah kebenaran yang harus engkau mengerti? Bukankah itu semua adalah penglihatan yang seharusnya kaulihat?

Begitu orang memiliki penglihatan, mereka memiliki suatu dasar. Ketika engkau menerapkan sesuai dengan dasar ini, akan lebih mudah bagimu untuk masuk. Dengan demikian, engkau tidak akan memiliki keraguan begitu engkau memiliki dasar untuk masuk, dan akan sangat mudah bagimu untuk masuk. Aspek ini, yaitu memahami penglihatan dan mengenal pekerjaan Tuhan, sangatlah penting; engkau semua harus memiliki hal ini dalam perbendaharaanmu. Jika engkau tidak diperlengkapi dengan aspek kebenaran ini, dan hanya tahu bagaimana membicarakan tentang jalan penerapan, engkau akan menjdi sangat kurang. Aku telah menemukan bahwa banyak dari antaramu yang tidak menekankan aspek kebenaran ini, dan ketika engkau mendengarkan tentang aspek kebenaran ini, engkau sepertinya sedang mendengarkan perkataan-perkataan dan doktrin saja. Suatu hari nanti, engkau akan menderita kerugian. Ada beberapa perkataan sekarang ini yang tidak begitu engkau mengerti dan tidak kauterima; dalam hal ini, engkau harus mencari dengan sabar, dan harinya akan tiba ketika engkau akhirnya mengerti. Perlengkapilah dirimu sedikit demi sedikit dengan lebih banyak penglihatan. Meskipun jika engkau hanya mengerti sedikit doktrin rohani, itu lebih baik daripada tidak memperhatikan penglihatan dan masih lebih baik daripada tidak mengerti apa pun. Semua itu membantu jalan masukmu dan akan menyingkirkan keraguanmu. Itu lebih baik daripada dipenuhi dengan gagasan-gagasan. Akan lebih baik bagimu jika engkau memiliki visi-visi ini sebagai dasar. Engkau tidak akan memiliki keraguan sedikit pun, dan engkau akan bisa masuk dengan berani dan percaya diri. Mengapa direpotkan dengan selalu mengikuti Tuhan dalam keadaan bingung dan ragu-ragu? Bukankah itu bagai membenamkan kepala dalam pasir? Betapa indahnya masuk ke dalam kerajaan dengan kebanggaan dan percaya diri! Mengapa dipenuhi dengan keraguan? Bukankah engkau menyusahkan dirimu sendiri? Begitu engkau mendapatkan pemahaman mengenai pekerjaan Yahweh, mengenai pekerjaan Yesus, dan mengenai pekerjaan dalam tahap ini, engkau akan memiliki suatu dasar. Sekarang, engkau mungkin membayangkan bahwa hal ini sangat sederhana. Beberapa orang mengatakan, "Ketika waktunya tiba dan Roh Kudus memulai pekerjaan besar, aku akan mampu berbicara tentang semua hal ini. Kenyataan bahwa aku tidak begitu memahami sekarang ini adalah karena Roh Kudus belum memberiku banyak pencerahan." Hal ini tidak semudah itu. Bukan berarti jika engkau bersedia menerima kebenaran[b] sekarang, engkau akan menggunakannya dengan mahir ketika waktunya tiba. Bukan seperti itu! Engkau percaya bahwa engkau sekarang diperlengkapi dengan baik, dan engkau tidak akan ada masalah dalam menanggapi orang-orang agamawi itu dan para ahli teori terhebat, dan bahkan membantah mereka. Apakah engkau benar-benar akan sanggup melakukannya? Pemahaman apa yang bisa engkau katakan dengan pengalamanmu yang dangkal itu? Diperlengkapi dengan kebenaran, berjuang dalam peperangan kebenaran, dan memberi kesaksian bagi nama Tuhan bukanlah seperti apa yang kaupikirkan—bahwa selama Tuhan bekerja, semua akan tergenapi. Pada saat itu, engkau mungkin akan dibingungkan dengan beberapa pertanyaan, dan kemudian engkau akan tercengang. Kuncinya adalah apakah engkau memiliki pemahaman yang jelas mengenai tahap pekerjaan ini atau tidak, dan seberapa banyak yang sebenarnya engkau mengerti tentang hal ini. Jika engkau tidak bisa mengalahkan kekuatan musuh atau kekuatan agama, bukankah engkau akan menjadi seseorang yang tidak berguna? Engkau telah mengalami pekerjaan zaman sekarang, melihatnya dengan matamu sendiri, dan mendengarnya dengan telingamu sendiri, tetapi jika pada akhirnya, engkau tidak mampu menjadi saksi, apakah engkau masih punya kelancangan untuk melanjutkan hidup? Siapakah yang akan mampu kauhadapi? Jangan membayangkan sekarang bahwa hal ini akan semudah itu. Pekerjaan masa depan tidak akan sesederhana yang kaubayangkan; berjuang dalam peperangan kebenaran tidak semudah itu, tidak sesederhana itu. Sekarang, engkau perlu diperlengkapi; jika engkau tidak diperlengkapi dengan kebenaran, ketika saatnya tiba dan Roh Kudus tidak bekerja dengan cara yang supernatural, engkau pun akan kebingungan.

Dikutip dari "Engkau Semua Harus Mengerti Pekerjaan Tuhan—Jangan Mengikuti dalam Keadaan Bingung!" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Catatan kaki:

a. Naskah asli tidak mengandung kata "Dia".

b. Naskah asli tidak mengandung frasa "kebenaran".

Sebelumnya: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 1

Selanjutnya: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 3

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini