Misteri Tentang Alkitab

Firman Tuhan Harian: Kutipan 265

Selama bertahun-tahun, sarana kepercayaan tradisional orang (yaitu dalam Kekristenan, salah satu dari tiga agama besar dunia) adalah dengan membaca Alkitab; meninggalkan Alkitab artinya tidak percaya kepada Tuhan, meninggalkan Alkitab berarti murtad dan sesat, dan bahkan ketika orang membaca buku-buku lain, landasan dari buku-buku ini haruslah merupakan penjelasan isi Alkitab. Dengan kata lain, jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus membaca Alkitab, dan selain Alkitab, engkau tidak boleh memuja buku lain yang tidak ada kaitannya dengan Alkitab. Jika engkau melakukannya, artinya engkau mengkhianati Tuhan. Sejak adanya Alkitab, kepercayaan orang kepada Tuhan adalah kepercayaan kepada Alkitab. Alih-alih mengatakan bahwa orang percaya kepada Tuhan, lebih tepat mengatakan bahwa mereka percaya kepada Alkitab; daripada mengatakan bahwa mereka telah mulai membaca Alkitab, akan lebih tepat mengatakan mereka telah mulai percaya pada Alkitab; dan daripada mengatakan mereka telah kembali ke hadirat Tuhan, akan lebih tepat mengatakan mereka telah kembali ke hadirat Alkitab. Dengan cara ini, orang memuja Alkitab seakan-akan Alkitab adalah Tuhan, seakan-akan Alkitab itulah inti kehidupannya, dan kehilangan Alkitab sama artinya dengan kehilangan hidupnya. Orang menganggap Alkitab sama tingginya dengan Tuhan, bahkan ada orang yang menganggapnya lebih tinggi daripada Tuhan. Jika orang tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus, jika orang tidak bisa merasakan Tuhan, mereka tetap bisa hidup—tetapi begitu mereka kehilangan Alkitab, atau kehilangan pasal dan kata-kata terkenal dari Alkitab, mereka merasa seperti kehilangan hidup. Jadi, begitu orang mulai percaya kepada Tuhan, mereka mulai membaca Alkitab, dan menghafalkannya, dan semakin banyak mereka bisa menghafalkannya, semakin ini membuktikan bahwa mereka mengasihi Tuhan dan memiliki iman yang besar. Mereka yang telah membaca Alkitab dan bisa membicarakannya dengan orang lain akan dianggap sebagai saudara-saudari yang baik. Selama bertahun-tahun, iman dan kesetiaan orang kepada Tuhan diukur seturut tingkat pemahaman mereka terhadap Alkitab. Sebagian besar orang tidak mengerti mengapa mereka harus percaya kepada Tuhan, atau bagaimana cara percaya kepada Tuhan, dan mereka tidak berbuat apa pun selain mencari petunjuk untuk mengartikan pasal-pasal Alkitab dengan membabi buta. Orang tidak pernah mengejar petunjuk dari pekerjaan Roh Kudus; sejak dahulu, mereka tidak berbuat apa pun selain mati-matian mempelajari dan meneliti Alkitab, dan tidak ada yang pernah menemukan pekerjaan Roh Kudus yang lebih baru di luar Alkitab. Tak ada yang pernah meninggalkan Alkitab, ataupun berani melakukannya. Orang telah mempelajari Alkitab selama bertahun-tahun, mereka telah menghasilkan begitu banyak penjelasan, serta mencurahkan begitu banyak upaya; mereka juga memiliki banyak perbedaan pendapat tentang Alkitab, yang mereka perdebatkan tanpa akhir, sehingga sekarang ini telah terbentuk lebih dari dua ribu denominasi yang berbeda. Mereka semua ingin menemukan penjelasan yang istimewa, atau misteri yang lebih besar di dalam Alkitab, mereka ingin menyelidikinya, dan menemukan di dalamnya latar belakang pekerjaan Yahweh di Israel, atau latar belakang pekerjaan Yesus di Yudea, atau lebih banyak misteri yang tidak diketahui oleh orang lain. Pendekatan orang terhadap Alkitab adalah pendekatan obsesi dan iman, dan tidak seorang pun yang bisa sepenuhnya memahami kisah sebenarnya di balik Alkitab ataupun hakikatnya. Jadi, sekarang ini, orang masih memiliki perasaan takjub yang tak bisa dijelaskan tentang Alkitab; dan mereka bahkan semakin terobsesi olehnya, dan semakin beriman kepadanya. Sekarang ini, setiap orang ingin menemukan berbagai nubuatan tentang pekerjaan akhir zaman dalam Alkitab, mereka ingin menemukan pekerjaan apa yang dilakukan oleh Tuhan selama akhir zaman, dan apa sajakah tanda-tanda akhir zaman itu. Dengan demikian, pemujaan mereka kepada Alkitab menjadi lebih membara, dan semakin dekat akhir zaman, semakin besar kepercayaan buta yang mereka berikan kepada berbagai nubuatan dalam Alkitab, terutama tentang akhir zaman. Dengan kepercayaan buta akan Alkitab, dan keyakinan sedemikian rupa terhadap Alkitab, mereka tidak berhasrat untuk mencari pekerjaan Roh Kudus. Dalam pemahaman mereka, orang mengira bahwa hanya Alkitablah yang bisa mendatangkan pekerjaan Roh Kudus; hanya di dalam Alkitablah mereka bisa menemukan jejak-jejak langkah Tuhan; hanya di dalam Alkitablah tersembunyi misteri pekerjaan Tuhan; hanya Alkitablah—bukan buku atau orang lain—yang bisa menjelaskan segala sesuatu tentang Tuhan dan keseluruhan pekerjaan-Nya; Alkitab bisa mendatangkan pekerjaan surga ke bumi; dan Alkitab bisa memulai sekaligus mengakhiri zaman. Dengan pemahaman seperti ini, orang tidak memiliki kecenderungan untuk mencari pekerjaan Roh Kudus. Jadi, terlepas dari seberapa besar Alkitab telah membantu manusia di masa lalu, Alkitab telah menjadi rintangan bagi pekerjaan terbaru Tuhan. Tanpa Alkitab, orang bisa mencari jejak langkah Tuhan di tempat lain, tetapi di masa ini, jejak langkah-Nya telah dikungkung oleh Alkitab, menjadikan perluasan pekerjaan terbaru-Nya dua kali lipat lebih sulit dan merupakan pergumulan berat. Semua ini dikarenakan oleh pasal-pasal dan kata-kata terkenal dari Alkitab serta berbagai nubuatan di dalamnya. Alkitab telah menjadi berhala dalam benak orang, Alkitab telah menjadi teka-teki dalam otak mereka, dan mereka tidak sanggup untuk percaya bahwa Tuhan bisa bekerja di luar Alkitab, mereka tidak sanggup untuk percaya bahwa orang bisa menemukan Tuhan di luar Alkitab, apalagi percaya bahwa Tuhan bisa meninggalkan Alkitab selama melakukan pekerjaan terakhir dan memulai pekerjaan yang baru. Ini tidak terpikirkan oleh orang-orang; mereka tidak bisa memercayainya, dan mereka juga tidak bisa membayangkannya. Alkitab telah menjadi rintangan yang besar terhadap penerimaan orang akan pekerjaan baru Tuhan, dan menjadi penghalang bagi usaha Tuhan untuk memperluas pekerjaan baru ini.

Dikutip dari "Tentang Alkitab (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 266

Setelah Tuhan melakukan pekerjaan Zaman Hukum Taurat, Perjanjian Lama dibuat, dan barulah orang mulai membaca Alkitab. Setelah Yesus datang, Dia melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan para rasul-Nya menulis Perjanjian Baru. Demikianlah, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam Alkitab dibuat, dan bahkan hingga sekarang, semua orang yang percaya kepada Tuhan telah membaca Alkitab. Alkitab adalah buku sejarah. Tentu saja, buku ini juga mengandung beberapa nubuat para nabi, dan nubuat semacam ini bukanlah sejarah. Alkitab terdiri dari beberapa bagian—bukan hanya ada nubuatan, bukan hanya ada pekerjaan Yahweh, juga bukan hanya ada surat-surat Paulus. Engkau harus mengetahui ada berapa banyak bagian di dalam Alkitab; Perjanjian Lama terdiri dari Kejadian, Keluaran ..., dan ada juga kitab-kitab nubuat yang ditulis oleh para nabi. Pada akhirnya, Perjanjian Lama diakhiri dengan Kitab Maleakhi. Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Zaman Hukum Taurat, yang dipimpin oleh Yahweh; dari Kejadian sampai Maleakhi, ini merupakan catatan lengkap tentang semua pekerjaan di Zaman Hukum Taurat. Artinya, Perjanjian Lama mencatat semua yang dialami oleh orang-orang yang dipimpin oleh Yahweh di Zaman Hukum Taurat. Selama Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama, sejumlah besar nabi yang dibangkitkan oleh Yahweh untuk bernubuat bagi-Nya memberi petunjuk kepada berbagai suku dan bangsa, dan menubuatkan pekerjaan yang akan Yahweh lakukan. Semua orang yang telah dibangkitkan-Nya ini telah dikaruniai Roh nubuat oleh Yahweh: mereka bisa melihat penglihatan-penglihatan yang berasal dari Yahweh dan mendengar suara-Nya, dan dengan cara demikian mereka diilhami oleh-Nya dan mereka pun menuliskan nubuat-nubuat tersebut. Pekerjaan yang mereka lakukan adalah ungkapan dari suara Yahweh, ungkapan nubuat Yahweh, dan pekerjaan Yahweh pada saat itu hanyalah membimbing orang dengan menggunakan Roh; Dia tidak menjadi daging, dan orang-orang tidak melihat wajah-Nya. Oleh karena itulah, Dia membangkitkan banyak nabi untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan memberi mereka tutur kata-Nya yang kemudian mereka sampaikan kepada setiap suku dan kaum Israel. Pekerjaan mereka adalah bernubuat, dan beberapa di antara mereka menuliskan petunjuk Yahweh kepada mereka untuk ditunjukkan kepada orang lain. Yahweh mengangkat orang-orang ini untuk bernubuat, untuk memberitahukan pekerjaan di masa depan atau pekerjaan yang masih harus diselesaikan pada masa itu, agar orang-orang dapat memandang kehebatan dan hikmat Yahweh. Kitab-kitab nubuat ini sangat berbeda dari kitab-kitab lain di dalam Alkitab; kitab ini berisi perkataan-perkataan yang diucapkan atau ditulis oleh mereka yang telah dikaruniai Roh nubuat—yaitu mereka yang telah mendapat penglihatan atau mendengar suara Yahweh. Selain kitab-kitab nubuat ini, semua bagian yang lain dalam Perjanjian Lama terdiri dari catatan yang dibuat oleh orang-orang sesudah Yahweh menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kitab-kitab ini tidak bisa menggantikan nubuat yang diucapkan oleh nabi-nabi yang diangkat oleh Yahweh, sama seperti Kitab Kejadian dan Keluaran tidak bisa dibandingkan dengan Kitab Yesaya dan Kitab Daniel. Nubuatan-nubuatan itu diucapkan sebelum pekerjaan dilaksanakan; sedangkan kitab-kitab lain ditulis sesudah pekerjaan diselesaikan, karena hanya itu yang bisa orang lakukan. Para nabi pada masa itu diilhami oleh Yahweh dan mengucapkan beberapa nubuat, mereka mengucapkan banyak perkataan, dan mereka menubuatkan hal-hal yang akan terjadi pada Zaman Kasih Karunia, juga penghancuran dunia pada akhir zaman—yaitu pekerjaan yang Yahweh rencanakan. Kitab-kitab lainnya berisi catatan tentang pekerjaan yang telah Yahweh lakukan di Israel. Jadi, tatkala membaca Alkitab, engkau terutama sedang membaca tentang apa yang Yahweh lakukan di Israel; Alkitab Perjanjian Lama terutama mencatat pekerjaan Yahweh dalam membimbing Israel, bagaimana Dia memakai Musa untuk membimbing orang Israel keluar dari Mesir, membebaskan mereka dari belenggu Firaun, dan membawa mereka ke padang gurun, lalu setelah itu, mereka memasuki Kanaan, dan segala sesuatu sesudah ini adalah tentang kehidupan mereka di Kanaan. Selain semua ini, Perjanjian Lama terdiri dari catatan tentang pekerjaan Yahweh di seluruh Israel. Segala sesuatu yang tercatat di Perjanjian Lama adalah pekerjaan Yahweh di Israel, pekerjaan yang Yahweh telah lakukan di tanah tempat Dia menciptakan Adam dan Hawa. Dari saat ketika Tuhan resmi mulai menuntun manusia di bumi sesudah zaman Nuh, semua yang dicatat di Perjanjian Lama adalah pekerjaan Israel. Dan mengapa tidak ada catatan tentang pekerjaan di luar Israel? Karena tanah Israel adalah tempat kelahiran umat manusia. Pada mulanya, tidak ada negara lain selain Israel, dan Yahweh tidak bekerja di tempat lain. Dengan demikian, apa yang tercatat di dalam Alkitab Perjanjian Lama adalah murni pekerjaan Tuhan di Israel pada masa itu. Kata-kata yang diucapkan oleh para nabi, oleh Yesaya, Daniel, Yeremia, dan Yehezkiel ... kata-kata mereka menubuatkan pekerjaan Yahweh yang lainnya di muka bumi, yaitu menubuatkan pekerjaan Tuhan Yahweh itu sendiri. Semua ini berasal dari Tuhan, ini pekerjaan Roh Kudus, dan selain dari kitab-kitab para nabi ini, segala sesuatu yang tertulis adalah catatan tentang pengalaman manusia dalam pekerjaan Yahweh pada masa itu.

Pekerjaan penciptaan terjadi sebelum ada manusia, tetapi Kitab Kejadian hanya ada setelah umat manusia ada; ini adalah kitab yang ditulis oleh Musa selama Zaman Hukum Taurat. Ini seperti hal-hal yang terjadi padamu sekarang ini: setelah suatu peristiwa terjadi, engkau menuliskannya untuk ditunjukkan kepada orang-orang di masa depan, dan bagi orang-orang di masa depan, apa yang engkau catat adalah hal-hal yang telah terjadi di masa lalu—ini semua tidak lebih dari sejarah. Hal-hal yang dicatat di Perjanjian Lama adalah pekerjaan Yahweh di Israel, dan hal-hal yang dicatat di Perjanjian Baru adalah pekerjaan Yesus di Zaman Kasih Karunia; semuanya mendokumentasikan pekerjaan yang Tuhan lakukan di dua zaman yang berbeda. Perjanjian Lama mendokumentasikan pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat, dan dengan demikian, Perjanjian Lama adalah buku sejarah, sedangkan Perjanjian Baru adalah produk dari pekerjaan di Zaman Kasih Karunia. Ketika pekerjaan baru dimulai, itu juga menjadi kedaluwarsa—dengan demikian, Perjanjian Baru juga merupakan buku sejarah. Tentu saja Perjanjian Baru tidaklah sesistematis Perjanjian Lama dan juga tidak mencatat lebih banyak hal. Semua perkataan yang Yahweh ucapkan di Perjanjian Lama dicatat dalam Alkitab Perjanjian Lama, sedangkan hanya beberapa dari perkataan Yesus yang dicatat dalam keempat kitab Injil. Tentu saja, Yesus juga melakukan banyak pekerjaan, tetapi itu tidak dicatat secara rinci. Sedikitnya jumlah catatan yang tercatat dalam Perjanjian Baru disebabkan karena seberapa banyak pekerjaan yang Yesus lakukan; jumlah pekerjaan-Nya selama tiga setengah tahun di bumi ditambah dengan pekerjaan para rasul, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Yahweh. Oleh karenanya, jumlah kitab di Perjanjian Baru lebih sedikit dibandingkan Perjanjian Lama.

Dikutip dari "Tentang Alkitab (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 267

Buku seperti apakah Alkitab itu? Perjanjian Lama memuat pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat. Perjanjian Lama dari Alkitab mencatat semua pekerjaan Yahweh selama Zaman Hukum Taurat dan pekerjaan penciptaan-Nya. Seluruh isinya mencatat pekerjaan yang telah dilakukan oleh Yahweh, dan pada akhirnya, catatan tentang pekerjaan Yahweh ditutup dengan Kitab Maleakhi. Perjanjian Lama mencatat dua bagian pekerjaan yang telah Tuhan lakukan: yang pertama adalah pekerjaan penciptaan, dan yang kedua adalah penetapan hukum Taurat. Keduanya adalah pekerjaan yang Yahweh lakukan. Zaman Hukum Taurat merepresentasikan pekerjaan di bawah nama Tuhan Yahweh; ini adalah keseluruhan pekerjaan yang terutama dilaksanakan di bawah nama Yahweh. Jadi, Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Yahweh, sedangkan Perjanjian Baru mencatat pekerjaan Yesus, pekerjaan yang terutama dilakukan di bawah nama Yesus. Makna penting dari nama Yesus dan pekerjaan yang dilakukan-Nya sebagian besar dicatat di dalam Perjanjian Baru. Selama Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama, Yahweh membangun bait suci dan mezbah di Israel. Dia membimbing kehidupan orang Israel di bumi, membuktikan bahwa mereka adalah umat pilihan-Nya, yaitu kelompok orang pertama yang Dia pilih di muka bumi dan yang berkenan di hati-Nya, kelompok pertama yang dipimpin-Nya secara pribadi. Kedua belas suku Israel adalah orang-orang pilihan-Nya yang pertama, jadi Dia selalu bekerja di dalam mereka, sampai saat pekerjaan Yahweh di Zaman Hukum Taurat berakhir. Tahap kedua pekerjaan ini adalah pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia dari Perjanjian Baru, dan ini dilaksanakan di tengah-tengah kaum Yahudi, di antara salah satu dari kedua belas suku Israel. Cakupan pekerjaan itu lebih kecil karena Yesus adalah Tuhan yang menjadi daging. Yesus hanya bekerja di tanah Yudea, dan hanya melakukan pekerjaan selama tiga-setengah tahun; oleh karenanya, apa yang tercatat di Perjanjian Baru tidaklah bisa melampaui jumlah pekerjaan yang tercatat dalam Perjanjian Lama.

Dikutip dari "Tentang Alkitab (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 268

Jika engkau ingin melihat pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat, dan melihat bagaimana bangsa Israel mengikuti jalan Yahweh, engkau harus membaca Perjanjian Lama; jika engkau ingin memahami pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia, engkau harus membaca Perjanjian Baru. Namun bagaimana jika engkau ingin melihat pekerjaan pada akhir zaman? Engkau harus menerima kepemimpinan Tuhan pada zaman sekarang, dan memasuki pekerjaan pada zaman ini, karena inilah pekerjaan yang baru itu, yang belum pernah dicatat oleh siapa pun dalam Alkitab. Pada zaman ini, Tuhan telah menjadi daging dan memilih orang-orang pilihan lainnya di Tiongkok. Tuhan bekerja di dalam diri orang-orang ini, Dia melanjutkan pekerjaan-Nya di bumi, melanjutkan pekerjaan yang dilakukan-Nya dari Zaman Kasih Karunia. Pekerjaan pada zaman sekarang adalah jalan yang belum pernah ditempuh oleh manusia dan belum pernah dilihat oleh siapa pun. Ini adalah pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya—inilah pekerjaan terbaru Tuhan di muka bumi. Jadi, pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya bukanlah sejarah, karena masa kini adalah masa kini, dan belum menjadi masa lalu. Orang-orang tidak tahu bahwa Tuhan telah melakukan pekerjaan yang lebih besar, yang lebih baru di bumi, dan di luar Israel. Pekerjaan ini telah melampaui lingkup Israel, dan di luar nubuatan para nabi. Ini adalah pekerjaan yang baru dan menakjubkan di luar nubuatan, dan pekerjaan yang lebih baru di luar Israel, dan ini adalah pekerjaan yang tidak bisa dipahami atau dibayangkan orang. Mana mungkin Alkitab memuat catatan-catatan yang jelas mengenai pekerjaan seperti ini? Siapakah yang bisa terlebih dahulu mencatat setiap bagian pekerjaan Tuhan zaman ini, tanpa kelalaian? Siapa yang bisa mencatat pekerjaan yang lebih besar dan lebih bijaksana, yang menentang tradisi ini, dalam buku tua yang berjamur? Pekerjaan pada zaman ini bukanlah sejarah, dan karenanya, jika engkau ingin menapaki jalan baru pada hari ini, engkau harus beranjak dari Alkitab, engkau harus melangkah melampaui kitab-kitab nubuatan atau sejarah yang ada dalam Alkitab. Hanya dengan begitu engkau akan dapat menapaki jalan yang baru ini dengan benar, hanya dengan begitu engkau akan bisa memasuki dunia baru dan pekerjaan yang baru tersebut. Engkau harus mengerti mengapa pada hari ini engkau diminta untuk tidak membaca Alkitab, mengapa ada pekerjaan lain yang terpisah dari Alkitab, mengapa Tuhan tidak mencari penerapan yang lebih baru, lebih rinci, di dalam Alkitab, mengapa ada pekerjaan yang lebih besar di luar Alkitab. Inilah semua hal yang harus engkau sekalian pahami. Engkau harus mengetahui perbedaan antara pekerjaan lama dan pekerjaan baru, dan meskipun engkau tidak membaca Alkitab, engkau harus bisa membedahnya; jika tidak, engkau tetap akan menyembah Alkitab, dan akan sulit bagimu untuk memasuki pekerjaan yang baru dan mengalami perubahan-perubahan yang baru. Jika ada jalan yang lebih tinggi, mengapa mempelajari jalan yang rendah dan sudah kedaluwarsa? Jika ada perkataan yang lebih baru, dan pekerjaan yang lebih baru, mengapa hidup di antara catatan-catatan sejarah tua? Perkataan-perkataan baru ini dapat membekalimu, yang membuktikan bahwa ini adalah pekerjaan yang baru; catatan-catatan lama tidak dapat memuaskanmu, atau memuaskan kebutuhanmu di saat ini, yang membuktikan bahwa semua itu adalah sejarah, dan bukan pekerjaan di saat ini dan di sini. Jalan yang tertinggi adalah pekerjaan yang terbaru, dan dengan pekerjaan baru, setinggi apa pun jalan di masa lalu, jalan itu tetap merupakan sejarah yang dilihat kembali oleh orang-orang, dan terlepas dari nilainya sebagai rujukan, semuanya tetap merupakan jalan yang lama. Meskipun tercatat dalam "Kitab Suci", jalan yang lama tetap merupakan sejarah; meskipun tidak tercatat dalam "Kitab Suci", jalan yang baru adalah jalan yang terjadi di sini dan sekarang. Jalan ini bisa menyelamatkanmu, dan jalan ini bisa mengubahmu, karena ini adalah pekerjaan Roh Kudus.

Dikutip dari "Tentang Alkitab (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 269

Alkitab adalah sebuah buku sejarah, dan jika engkau makan dan minum Perjanjian Lama selama Zaman Kasih Karunia—jika engkau melakukan apa yang dituntut di zaman Perjanjian Lama selama Zaman Kasih Karunia—Yesus akan menolak dan mengutukmu; jika engkau menerapkan Perjanjian Lama pada pekerjaan Yesus, engkau akan menjadi orang Farisi. Jika hari ini engkau mencampur Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru untuk dimakan dan diminum, dan dilakukan, Tuhan masa kini akan mengutukmu; engkau akan tertinggal dari pekerjaan Roh Kudus hari ini! Jika engkau makan dan minum Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, engkau berada di luar aliran Roh Kudus! Selama masa Yesus hidup, Yesus memimpin orang Yahudi dan semua orang yang mengikuti-Nya selaras dengan pekerjaan Roh Kudus di dalam Dia di saat itu. Dia tidak menggunakan Alkitab sebagai landasan dari pekerjaan-Nya, tetapi bicara sesuai dengan pekerjaan-Nya; Dia tidak memedulikan apa yang dikatakan oleh Alkitab, Dia juga tidak mencari jalan untuk memimpin pengikut-Nya di dalam Alkitab. Sejak Dia mulai bekerja, Dia menyebarkan jalan pertobatan—kata yang sama sekali tidak disebut di dalam nubuat Perjanjian Lama. Dia bukan saja tidak bertindak sesuai dengan Alkitab, tetapi Dia juga membuka jalan yang baru, dan melakukan pekerjaan baru. Dia tidak pernah merujuk pada Alkitab ketika berkhotbah. Selama Zaman Hukum Taurat, tidak ada orang yang pernah bisa melakukan mukjizat-Nya dalam menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Demikian pula, pekerjaan-Nya, ajaran-Nya, otoritas-Nya, dan kuasa firman-Nya melampaui siapa pun selama Zaman Hukum Taurat. Yesus hanya melakukan pekerjaan yang lebih baru, dan meskipun banyak orang mengutuk-Nya dengan menggunakan Alkitab—dan bahkan menggunakan Perjanjian Lama untuk menyalibkan-Nya—pekerjaan-Nya melampaui Perjanjian Lama; jika tidak demikian, mengapa orang-orang memakukan-Nya ke kayu salib? Bukankah karena Perjanjian Lama tidak mengatakan apa pun tentang ajaran-Nya dan kemampuan-Nya untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan? Pekerjaan-Nya dimaksudkan untuk membuka jalan baru, bukan untuk sengaja melawan Alkitab, atau sengaja membuang Perjanjian Lama. Dia hanya datang untuk melakukan pelayanan-Nya, untuk mendatangkan pekerjaan baru bagi mereka yang merindukan dan mencari Dia. Dia bukan datang untuk menjelaskan Perjanjian Lama atau menegakkan pekerjaan dari masa Perjanjian Lama. Pekerjaan-Nya bukanlah dimaksudkan untuk melanjutkan perkembangan Zaman Hukum Taurat, karena pekerjaan-Nya tidak mempertimbangkan apakah Alkitab digunakan sebagai landasan pekerjaan itu; Yesus hanya datang untuk melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Dengan demikian, Dia tidak menjelaskan nubuat-nubuat dari Perjanjian Lama, Dia juga tidak bekerja menurut firman Perjanjian Lama dari Zaman Hukum Taurat. Dia mengabaikan apa yang dikatakan oleh Perjanjian Lama, Dia tidak peduli apakah Perjanjian Lama selaras atau tidak selaras dengan pekerjaan-Nya, dan tidak peduli pada apa yang orang lain ketahui tentang pekerjaan-Nya, atau bagaimana mereka mengutuk pekerjaan-Nya. Dia hanya terus melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan, walaupun banyak orang menggunakan nubuatan para nabi Perjanjian Lama untuk mengutuk-Nya. Bagi orang-orang, pekerjaan-Nya sepertinya tidak punya dasar, dan banyak dari pekerjaan-Nya yang tidak selaras dengan catatan dari Perjanjian Lama. Bukankah ini kekeliruan manusia? Apakah doktrin perlu diterapkan pada pekerjaan Tuhan? Dan haruskah pekerjaan Tuhan selaras dengan nubuatan para nabi? Lagipula, mana yang lebih besar: Tuhan atau Alkitab? Mengapa pekerjaan Tuhan harus selaras dengan Alkitab? Apakah Tuhan tidak punya hak untuk melampaui Alkitab? Tidak bisakah Tuhan meninggalkan Alkitab dan melakukan pekerjaan lain? Mengapa Yesus dan murid-murid-Nya tidak memelihara hari Sabat? Jika Dia harus bertindak dengan mempertimbangkan hari Sabat dan sesuai dengan perintah-perintah Perjanjian Lama, mengapa Yesus tidak memelihara hari Sabat setelah Dia datang, tetapi malah membasuh kaki, menutup kepala, memecah roti, dan minum anggur? Bukankah semua ini tidak tercantum di dalam perintah Perjanjian Lama? Jika Yesus menghormati Perjanjian Lama, mengapa Dia meninggalkan doktrin-doktrin ini? Engkau harus mengetahui mana yang ada lebih dahulu, Tuhan atau Alkitab! Sebagai Tuhan atas hari Sabat, tidak bisakah Dia juga menjadi Tuhan atas Alkitab?

Pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus selama zaman Perjanjian Baru telah membuka pekerjaan yang baru: Dia tidak bekerja sesuai dengan pekerjaan di Perjanjian Lama, Dia juga tidak menerapkan firman yang diucapkan oleh Yahweh dari masa Perjanjian Lama. Dia melakukan pekerjaan-Nya sendiri, dan Dia melakukan pekerjaan yang lebih baru, dan pekerjaan yang lebih tinggi daripada hukum Taurat. Oleh karena itu, Dia berkata: "Janganlah mengira bahwa Aku datang untuk melenyapkan Hukum Taurat atau kitab para nabi: Aku datang bukan untuk melenyapkannya, melainkan untuk menggenapinya." Jadi, selaras dengan apa yang telah dicapai-Nya, banyak doktrin yang terpatahkan. Pada hari Sabat ketika Dia membawa murid-murid melewati ladang gandum, mereka memetik dan memakan bulir-bulir gandum; Dia tidak memelihara hari Sabat, dan berkata: "Anak Manusia adalah Tuhan bahkan atas hari Sabat." Menurut aturan bangsa Israel di saat itu, siapa pun yang tidak memelihara hari Sabat akan dirajam sampai mati. Namun, Yesus tidak memasuki bait suci atau memelihara hari Sabat, dan pekerjaan-Nya belum pernah dilakukan oleh Yahweh selama masa Perjanjian Lama. Jadi, pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus melampaui hukum Perjanjian Lama, lebih tinggi darinya, dan tidak sesuai dengannya. Selama Zaman Kasih Karunia, Yesus tidak bekerja menurut hukum Perjanjian Lama, dan sudah memisahkan diri dari doktrin-doktrin itu. Namun, bangsa Israel dengan keras berpegang pada Alkitab dan mengutuk Yesus—bukankah ini berarti mengingkari pekerjaan Yesus? Sekarang, dunia keagamaan juga dengan keras berpegang pada Alkitab, dan sebagian orang mengatakan: "Alkitab adalah buku yang suci, dan harus dibaca." Beberapa orang mengatakan: "Pekerjaan Tuhan harus ditegakkan selamanya, Perjanjian Lama adalah perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel, dan tidak bisa disingkirkan, dan Sabat harus selalu dipelihara!" Bukankah mereka bersikap konyol? Mengapa Yesus tidak memelihara hari Sabat? Apakah Dia berbuat dosa? Siapa yang bisa memahami hal-hal seperti itu sepenuhnya? Terlepas dari bagaimana orang membaca Alkitab, akan mustahil untuk mengetahui pekerjaan Tuhan dengan menggunakan kekuatan pemahaman mereka. Mereka bukan saja tidak akan mendapatkan pengetahuan yang murni tentang Tuhan, tetapi gagasan-gagasan mereka akan menjadi semakin keliru, sedemikian rupa sehingga mereka akan mulai menentang Tuhan. Jika bukan karena inkarnasi Tuhan pada hari ini, orang akan terjerumus oleh gagasannya sendiri, dan mereka akan mati di tengah-tengah hajaran Tuhan.

Dikutip dari "Tentang Alkitab (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 270

Alkitab juga disebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Apakah engkau semua tahu apa yang dimaksud dengan "perjanjian"? "Perjanjian" dalam Perjanjian Lama berasal dari perjanjian Yahweh dengan bangsa Israel saat Dia membunuh orang-orang Mesir dan menyelamatkan orang-orang Israel dari Firaun. Tentu saja, bukti perjanjian ini adalah darah anak domba yang dioleskan pada ambang pintu, yang melaluinya Tuhan menetapkan sebuah perjanjian dengan manusia, perjanjian yang di dalamnya dikatakan bahwa semua orang yang memiliki darah anak domba di bagian atas dan samping ambang pintu adalah orang Israel, mereka adalah umat pilihan Tuhan, dan mereka semua akan diselamatkan oleh Yahweh (karena Yahweh pada waktu itu akan membunuh semua anak sulung orang Mesir serta anak-anak sulung domba dan ternak). Perjanjian ini memiliki dua tingkatan makna. Tidak satu pun orang atau ternak Mesir akan diselamatkan oleh Yahweh; Dia akan membunuh semua anak sulung mereka serta anak-anak sulung domba dan ternak. Jadi, dalam banyak kitab nubuat, dinubuatkan bahwa orang Mesir dihajar dengan berat sebagai hasil dari perjanjian Yahweh. Ini adalah tingkatan pertama dari makna perjanjian. Yahweh membunuh anak-anak sulung orang Mesir serta semua anak sulung ternak Mesir, dan Dia menyelamatkan semua orang Israel, yang berarti semua yang berada di tanah Israel dilindungi oleh Yahweh, dan semuanya akan diselamatkan; Dia ingin melakukan pekerjaan jangka panjang dalam diri mereka, dan menetapkan perjanjian dengan mereka dengan menggunakan darah anak domba. Sejak saat itu dan seterusnya, Yahweh tidak akan membunuh orang Israel, dan berkata bahwa mereka akan selamanya menjadi umat pilihan-Nya. Di antara kedua belas suku Israellah, Dia akan memulai pekerjaan-Nya di sepanjang Zaman Hukum Taurat, Dia akan menyingkapkan semua hukum-Nya kepada orang Israel, dan memilih di antara mereka para nabi dan hakim, dan mereka akan berada di pusat pekerjaan-Nya. Yahweh membuat sebuah perjanjian dengan mereka: kecuali zaman berubah, Dia hanya akan bekerja di antara umat pilihan. Perjanjian Yahweh tidak bisa diubah, karena dibuat dengan darah, dan ditetapkan bersama umat pilihan-Nya. Terlebih penting dari itu, Dia telah memilih ruang lingkup dan sasaran yang tepat untuk memulai pekerjaan-Nya untuk seluruh zaman, dan dengan demikian orang memandang perjanjian itu sebagai hal yang sangat penting. Inilah tingkatan kedua dari makna perjanjian tersebut. Dengan pengecualian pada kitab Kejadian, yang ada sebelum perjanjian dibuat, semua kitab lain dalam Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Tuhan di antara orang Israel setelah perjanjian ditetapkan. Tentu saja, sesekali ada kisah tentang bangsa-bangsa non-Yahudi, tetapi secara keseluruhan, Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Tuhan di Israel. Oleh karena perjanjian Yahweh dengan orang Israel, kitab-kitab yang ditulis selama Zaman Hukum Taurat disebut sebagai "Perjanjian Lama." Semua kitab tersebut dinamai berdasarkan perjanjian Yahweh dengan orang Israel.

Perjanjian Baru dinamai berdasarkan darah yang ditumpahkan oleh Yesus di kayu salib dan perjanjian-Nya dengan semua orang yang percaya kepada-Nya. Perjanjian Yesus adalah ini: orang semata-mata harus percaya kepada-Nya agar dosa-dosa mereka diampuni karena darah yang ditumpahkan-Nya, dan dengan demikian, mereka akan diselamatkan, dan dilahirkan kembali melalui Dia, dan tidak lagi menjadi orang berdosa; orang semata-mata harus percaya kepada-Nya untuk menerima anugerah-Nya, dan tidak akan menderita di neraka setelah mereka mati. Semua kitab yang ditulis selama Zaman Kasih Karunia muncul setelah perjanjian ini, dan semua kitab tersebut mencatat pekerjaan dan perkataan yang terkandung di dalamnya. Kitab-kitab itu tidak berbicara lebih dari penyelamatan melalui penyaliban Tuhan Yesus atau perjanjian; semua itu adalah kitab yang ditulis oleh saudara-saudara dalam Tuhan yang memiliki pengalaman. Jadi, kitab-kitab ini juga dinamai berdasarkan sebuah perjanjian: kitab-kitab ini disebut Perjanjian Baru. Kedua perjanjian ini mencakup hanya Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia, dan tidak berkaitan dengan zaman yang terakhir. Jadi, Alkitab tidak banyak berguna bagi orang-orang zaman sekarang yang hidup pada akhir zaman. Paling banter, Alkitab hanya berfungsi sebagai referensi sementara, tetapi pada dasarnya Alkitab memiliki sedikit nilai guna. Namun, orang-orang agamawi tetap sangat menghargainya. Mereka tidak mengetahui Alkitab; mereka hanya tahu bagaimana menjelaskan Alkitab, dan pada dasarnya tidak menyadari asal mulanya. Sikap mereka terhadap Alkitab adalah: segala sesuatu dalam Alkitab benar, tidak mengandung ketidakakuratan atau kesalahan. Karena mereka sudah terlebih dahulu menetapkan bahwa Alkitab benar, dan tanpa kesalahan, mereka pun mempelajari serta memeriksanya dengan sangat berminat. Tahap pekerjaan zaman sekarang tidak dinubuatkan dalam Alkitab. Tidak pernah disebutkan tentang pekerjaan penaklukan di tempat tergelap dari antara semua tempat, karena ini adalah pekerjaan yang terbaru. Karena zaman pekerjaan berbeda, bahkan Yesus itu sendiri tidak menyadari bahwa tahap pekerjaan ini akan dilakukan selama akhir zaman—jadi, bagaimana mungkin orang-orang pada akhir zaman menemukan tahap pekerjaan ini di dalam Alkitab dengan memeriksanya?

Dikutip dari "Tentang Alkitab (2)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 271

Tidak segala sesuatu di dalam Alkitab merupakan catatan perkataan yang diucapkan oleh Tuhan secara pribadi. Alkitab hanya mendokumentasikan dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, di mana satu bagian berupa catatan tentang nubuatan para nabi, dan satu bagian lagi merupakan pengalaman dan pengetahuan yang ditulis orang-orang yang dipakai Tuhan di sepanjang zaman. Pengalaman manusia dicemari oleh pendapat dan pengetahuan manusia, ini adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Di banyak kitab dalam Alkitab terdapat gagasan manusia, prasangka manusia, dan pemahaman manusia yang tidak masuk akal. Tentu saja, sebagian besar perkataan itu adalah hasil pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan merupakan pemahaman yang benar—tetapi tetap tidak dapat dikatakan bahwa perkataan tersebut seluruhnya merupakan pengungkapan kebenaran yang kurat. Pandangan mereka tentang hal-hal tertentu tidak lebih dari pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman pribadi, atau pencerahan Roh Kudus. Nubuat para nabi diberi petunjuk oleh Tuhan secara pribadi: nubuatan nabi-nabi seperti Yesaya, Daniel, Ezra, Yeremia, dan Yehezkiel berasal dari petunjuk langsung Roh Kudus; orang-orang ini adalah para pelihat, mereka telah menerima Roh nubuat, dan mereka semua adalah nabi Perjanjian Lama. Selama Zaman Hukum Taurat, orang-orang ini, yang telah menerima ilham dari Yahweh, menyampaikan banyak nubuat, yang secara langsung diberi petunjuk oleh Yahweh. Lalu, mengapa Yahweh melakukan pekerjaan dalam diri mereka? Karena orang Israel adalah umat pilihan Tuhan, dan pekerjaan para nabi harus dilakukan di antara mereka; itulah sebabnya para nabi mampu untuk menerima wahyu seperti itu. Sebenarnya, mereka sendiri tidak memahami wahyu Tuhan kepada mereka. Roh Kudus mengucapkan perkataan itu melalui mulut mereka supaya orang-orang di masa mendatang dapat memahami hal-hal itu, dan melihat bahwa hal-hal tersebut benar-benar pekerjaan Roh Tuhan, pekerjaan Roh Kudus, dan bukan berasal dari manusia, dan untuk memberikan kepada mereka konfirmasi mengenai pekerjaan Roh Kudus. Selama Zaman Kasih Karunia, Yesus itu sendiri melakukan semua pekerjaan ini menggantikan mereka, jadi orang tidak lagi bernubuat. Jadi, apakah Yesus seorang nabi? Yesus, tentu saja, seorang nabi, tetapi Dia juga mampu melakukan pekerjaan para rasul—Dia bisa bernubuat dan berkhotbah dan mengajar orang-orang di seluruh negeri. Namun pekerjaan yang Dia lakukan dan identitas yang Dia representasikan tidak sama. Dia datang untuk menebus seluruh umat manusia, untuk menebus manusia dari dosa; Dia adalah seorang nabi, dan rasul, tetapi lebih dari itu, Dia adalah Kristus. Seorang nabi dapat bernubuat, tetapi tidak bisa dikatakan bahwa nabi semacam itu adalah Kristus. Pada masa itu, Yesus mengucapkan banyak nubuat, jadi dapat dikatakan Dia adalah seorang nabi, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa karena Dia seorang nabi, maka Dia bukan Kristus. Itu karena Dia merepresentasikan Tuhan itu sendiri dalam melaksanakan sebuah tahap pekerjaan, dan identitas-Nya itu berbeda dari identitas Yesaya: Dia datang untuk menyelesaikan pekerjaan penebusan, dan Dia juga memberi hidup kepada manusia, dan Roh Tuhan turun ke atas-Nya secara langsung. Dalam pekerjaan yang Dia lakukan, tidak ada ilham dari Roh Tuhan ataupun petunjuk dari Yahweh. Sebaliknya, Roh Kudus bekerja secara langsung—yang cukup untuk membuktikan bahwa Yesus tidaklah sama dengan seorang nabi. Pekerjaan yang Dia lakukan adalah pekerjaan penebusan, dan yang kedua mengucapkan nubuat. Dia seorang nabi, rasul, tetapi terlebih dari itu, Dia adalah Penebus. Sedangkan para penubuat, mereka hanya bisa bernubuat, dan tak mampu merepresentasikan Roh Tuhan dalam melakukan pekerjaan lain apa pun. Karena Yesus melakukan banyak pekerjaan yang belum pernah dilakukan oleh manusia sebelumnya, dan melakukan pekerjaan menebus umat manusia, Dia dengan demikian berbeda dari orang-orang seperti Yesaya.

Dikutip dari "Tentang Alkitab (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 272

Sekarang ini, orang-orang percaya bahwa Alkitab adalah Tuhan, dan Tuhan adalah Alkitab. Jadi, mereka juga percaya bahwa semua perkataan dalam Alkitab adalah satu-satunya perkataan yang Tuhan ucapkan, dan bahwa semua perkataan itu diucapkan oleh Tuhan. Mereka yang percaya kepada Tuhan bahkan mengira meskipun enam puluh enam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru semuanya ditulis oleh manusia, semuanya itu diberikan oleh ilham dari Tuhan, dan merupakan catatan perkataan Roh Kudus. Ini adalah pemahaman manusia yang keliru, dan tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Sebenarnya, selain kitab-kitab nubuat, sebagian besar Perjanjian Lama adalah catatan sejarah. Beberapa surat dalam Perjanjian Baru berasal dari pengalaman orang, dan beberapa berasal dari pencerahan Roh Kudus; surat-surat Paulus, misalnya, muncul dari pekerjaan seorang manusia, surat-surat itu semuanya adalah hasil pencerahan Roh Kudus, dan dituliskan kepada jemaat-jemaat, dan merupakan kata-kata nasihat dan dorongan bagi saudara-saudari di jemaat-jemaat. Perkataan itu bukan perkataan yang diucapkan oleh Roh Kudus—Paulus tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus, dan ia juga bukan seorang nabi, apalagi melihat penglihatan yang Yohanes lihat. Surat-suratnya ditulis untuk jemaat-jemaat di Efesus, Filadelfia, Galatia, dan jemaat-jemaat lain. Dan dengan demikian, surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru adalah surat-surat yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat, dan bukan ilham dari Roh Kudus, juga bukan perkataan langsung Roh Kudus. Surat-surat itu hanyalah kata-kata nasihat, penghiburan, dan dorongan yang ia tuliskan kepada jemaat selama pekerjaannya. Jadi, surat-surat itu juga adalah catatan tentang sebagian besar pekerjaan Paulus pada masa itu. Surat-surat itu ditulis kepada semua orang, yang merupakan saudara-saudari di dalam Tuhan, sehingga saudara-saudari di jemaat-jemaat pada waktu itu akan mengikuti nasihatnya dan mematuhi jalan pertobatan Tuhan Yesus. Paulus sama sekali tidak mengatakan bahwa, baik jemaat-jemaat pada masa itu maupun masa yang akan datang, semuanya harus makan dan minum hal-hal yang dia tuliskan, ia juga tidak mengatakan semua perkataannya berasal dari Tuhan. Sesuai dengan keadaan jemaat pada masa itu, ia hanya berbicara kepada saudara dan saudari, dan menasihati mereka, dan menginspirasi kepercayaan dalam diri mereka, dan ia hanya berkhotbah atau mengingatkan orang-orang dan menasihati mereka. Kata-katanya didasarkan pada bebannya sendiri, dan ia mendukung orang melalui perkataan ini. Ia melakukan pekerjaan seorang rasul bagi jemaat pada masa itu, ia adalah seorang pekerja yang dipakai oleh Tuhan Yesus, dan karenanya, ia harus memenuhi tanggung jawab bagi jemaat-jemaat, dan harus menjalankan pekerjaan bagi jemaat, ia harus mengetahui tentang keadaan saudara dan saudari—dan karena ini, ia menulis surat kepada semua saudara-saudari di dalam Tuhan. Semua yang ia katakan yang mendidik kerohanian dan yang positif bagi orang-orang adalah benar, tetapi tidak merepresentasikan perkataan Roh Kudus, dan perkataan itu tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Adalah pemahaman yang sangat mengerikan, dan penghujatan yang sangat besar, jika orang memperlakukan catatan pengalaman seorang manusia dan surat-surat seorang rasul sebagai kata-kata yang diucapkan oleh Roh Kudus kepada jemaat-jemaat! Hal itu terutama benar berkenaan dengan surat-surat yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat, karena surat-suratnya ditulis kepada saudara-saudari sesuai dengan keadaan dan situasi masing-masing jemaat pada masa itu, dan untuk menasihati saudara-saudari di dalam Tuhan, supaya mereka dapat menerima kasih karunia dari Tuhan Yesus. Surat-suratnya ditulis untuk membangun saudara-saudari pada masa itu. Dapat dikatakan bahwa ini merupakan bebannya sendiri, juga beban yang ditanggungkan kepadanya oleh Roh Kudus; bagaimanapun juga, dia adalah seorang rasul yang memimpin jemaat-jemaat pada masa itu, yang menulis surat kepada jemaat-jemaat dan menasihati mereka—itu adalah tanggung jawabnya. Identitasnya semata-mata seorang rasul yang bekerja, dan ia semata-mata rasul yang diutus oleh Tuhan; ia bukan seorang nabi, atau seorang penubuat. Baginya, pekerjaannya sendiri dan kehidupan saudara-saudari adalah yang terpenting. Jadi, ia tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus. Perkataannya bukanlah perkataan Roh Kudus, terlebih lagi tidak bisa dikatakan sebagai perkataan Tuhan, karena Paulus tidak lebih dari makhluk ciptaan Tuhan, dan tentu saja bukan inkarnasi Tuhan. Identitasnya tidak sama dengan identitas Yesus. Perkataan Yesus adalah perkataan Roh Kudus, perkataan itu adalah firman Tuhan, karena identitas-Nya adalah identitas Kristus—Anak Tuhan. Bagaimana mungkin Paulus bisa setara dengan Dia? Jika orang memandang surat-surat atau perkataan Paulus sebagai perkataan Roh Kudus, dan menyembah perkataannya sebagai Tuhan, dapat dikatakan bahwa mereka terlalu sembarangan. Mengatakannya lebih tegas lagi, bukankah ini benar-benar penghujatan? Bagaimana mungkin seorang manusia berbicara atas nama Tuhan? Dan bagaimana mungkin orang tunduk pada catatan surat-surat Paulus dan perkataan yang ia ucapkan seolah-olah itu adalah kitab suci, atau kitab surgawi? Dapatkah firman Tuhan diucapkan oleh manusia dengan tidak serius? Bagaimana mungkin seorang manusia berbicara atas nama Tuhan? Jadi, bagaimana pendapatmu—mungkinkah surat-surat yang ia tulis kepada jemaat-jemaat tidak dicemari oleh gagasannya sendiri? Bagaimana mungkin surat-surat itu tidak dicemari oleh gagasan manusia? Ia menulis surat kepada jemaat-jemaat berdasarkan pengalaman pribadinya dan pengetahuannya sendiri. Misalnya, Paulus menulis surat kepada jemaat Galatia yang memuat pendapat tertentu, dan Petrus menulis surat yang lain, yang mengemukakan pendapat lainnya. Manakah di antara keduanya yang berasal dari Roh Kudus? Tidak seorang pun bisa mengatakan dengan pasti. Dengan demikian, yang dapat dikatakan hanyalah bahwa mereka keduanya menanggung beban bagi jemaat-jemaat, tetapi surat-surat mereka merepresentasikan tingkat pertumbuhan mereka, surat-surat itu merepresentasikan perbekalan dan dukungan mereka bagi saudara-saudari, dan beban mereka terhadap jemaat, dan surat-surat itu hanya merepresentasikan pekerjaan manusia—tidak sepenuhnya dari Roh Kudus. Jika engkau mengatakan bahwa surat-suratnya adalah perkataan Roh Kudus, engkau tidak masuk akal, dan engkau melakukan penghujatan! Surat-surat Paulus dan surat-surat lainnya dalam Perjanjian Baru setara dengan tulisan tokoh-tokoh rohani pada masa sekarang: surat-surat itu sejajar dengan buku-buku Watchman Nee atau pengalaman hidup Lawrence, dan lain-lain. Hanya saja, buku-buku tokoh rohani yang baru ini tidak dikumpulkan ke dalam Perjanjian Baru, tetapi hakikat orang-orang ini sama: mereka adalah orang-orang yang dipakai Roh Kudus selama waktu tertentu, dan mereka tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan.

Dikutip dari "Tentang Alkitab (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 273

Injil Matius dalam Perjanjian Baru mendokumentasikan silsilah Yesus. Pada awalnya, dikatakan Yesus adalah keturunan Abraham dan Daud, dan anak Yusuf; selanjutnya dikatakan Yesus dikandung dari Roh Kudus, dan lahir dari seorang perawan—yang berarti Dia bukan anak Yusuf atau keturunan Abraham dan Daud. Namun, silsilah itu bersikeras untuk mengaitkan Yesus dengan Yusuf. Selanjutnya, silsilah itu mulai mencatat proses kelahiran Yesus. Dikatakan bahwa Yesus dikandung dari Roh Kudus, bahwa Dia dilahirkan dari seorang perawan, dan bukan anak Yusuf. Namun dalam silsilah jelas tertulis Yesus adalah anak Yusuf, dan karena silsilah tersebut ditulis bagi Yesus, silsilah itu mencatat empat puluh dua generasi. Ketika sampai pada generasi Yusuf, dengan segera silsilah itu mengatakan Yusuf adalah suami Maria, perkataan yang diberikan untuk membuktikan bahwa Yesus adalah keturunan Abraham. Tidakkah ini sebuah kontradiksi? Silsilah dengan jelas mendokumentasikan garis keturunan Yusuf, ini jelas silsilah Yusuf, tetapi Matius bersikeras bahwa ini adalah silsilah Yesus. Bukankah hal ini menyangkal fakta tentang Yesus yang dikandung dari Roh Kudus? Dengan demikian, bukankah silsilah Matius adalah gagasan manusia? Hal ini sungguh konyol! Beginilah caramu mengetahui bahwa kitab ini tidak sepenuhnya berasal dari Roh Kudus. Mungkin ada beberapa orang yang berpikir bahwa Tuhan haruslah memiliki silsilah di bumi, sebagai akibatnya mereka menetapkan Yesus sebagai generasi ke empat puluh dua dari Abraham. Hal itu sungguh konyol! Setelah tiba di bumi, bagaimana mungkin Tuhan memiliki silsilah? Jika engkau mengatakan Tuhan memiliki silsilah, bukankah engkau menggolongkan-Nya setara dengan makhluk ciptaan Tuhan? Karena Tuhan bukan berasal dari bumi, Dia adalah Tuhan atas ciptaan, dan meskipun Dia berada dalam rupa manusia, Dia tidak memiliki esensi yang sama dengan manusia. Bagaimana engkau bisa menganggap Tuhan sejenis dengan makhluk ciptaan Tuhan? Abraham tidak dapat merepresentasikan Tuhan; ia hanyalah objek pekerjaan Yahweh pada masa itu, ia hanyalah seorang hamba setia yang diperkenan oleh Yahweh, dan ia adalah salah seorang dari antara umat Israel. Bagaimana mungkin ia merupakan nenek moyang dari Yesus?

Siapakah yang menulis silsilah Yesus? Apakah Yesus itu sendiri yang menuliskannya? Apakah Yesus berkata kepada mereka secara pribadi: "Tuliskanlah silsilah-Ku"? Silsilah itu dicatat oleh Matius setelah Yesus disalibkan. Pada waktu itu, Yesus telah melakukan banyak pekerjaan yang tidak dapat dipahami oleh para murid-Nya, dan Dia tidak memberikan penjelasan apa pun. Setelah Dia pergi, para murid mulai berkhotbah dan bekerja di mana-mana, dan demi tahap pekerjaan itu, mereka mulai menulis surat-surat rasul dan kitab-kitab Injil. Kitab-kitab Injil Perjanjian Baru dicatat dua puluh hingga tiga puluh tahun setelah Yesus disalibkan. Sebelumnya, orang Israel hanya membaca Perjanjian Lama. Itu berarti, pada awal Zaman Kasih Karunia, orang membaca Perjanjian Lama. Perjanjian Baru baru muncul selama Zaman Kasih Karunia. Perjanjian Baru belum ada ketika Yesus bekerja; orang-orang, setelah Dia bangkit dan naik ke surga, mencatat pekerjaan-Nya. Baru setelah itulah ada Empat Injil, di samping itu ada pula surat-surat Paulus dan Petrus, serta Kitab Wahyu. Lebih dari tiga ratus tahun setelah Yesus naik ke surga, generasi berikutnya menyusun dokumen-dokumen ini secara selektif, dan baru setelah itulah terdapat Alkitab Perjanjian Baru. Baru setelah pekerjaan ini selesai, ada Perjanjian Baru; Perjanjian Baru tidak ada sebelumnya. Tuhan telah melakukan semua pekerjaan itu, dan Paulus serta rasul-rasul lainnya telah menulis begitu banyak surat kepada jemaat-jemaat di berbagai lokasi. Orang-orang setelah mereka menggabungkan surat-surat mereka dan menambahkan penglihatan terbesar yang dicatat Yohanes di Pulau Patmos, yang di dalamnya dinubuatkan tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Orang membuat pengaturan ini, yang berbeda dari perkataan zaman sekarang. Apa yang dicatat pada zaman sekarang sesuai dengan langkah-langkah pekerjaan Tuhan; yang bersentuhan dengan orang-orang pada zaman sekarang adalah pekerjaan yang secara pribadi dilakukan oleh Tuhan dan firman yang secara pribadi diucapkan oleh-Nya. Engkau—manusia—tidak perlu ikut campur; firman, yang datang langsung dari Roh, telah disusun langkah demi langkah, dan berbeda dari pengaturan catatan manusia. Apa yang mereka catat, dapat dikatakan, sesuai dengan tingkat pendidikan mereka dan kualitas manusia. Apa yang mereka catat adalah pengalaman manusia, dan masing-masing memiliki cara mereka sendiri dalam mencatat dan mengetahui, dan setiap catatan pun berbeda. Jadi, jika engkau menyembah Alkitab sebagai Tuhan, engkau sangat bebal dan bodoh! Mengapa engkau tidak mencari pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang? Hanya pekerjaan Tuhan dapat menyelamatkan manusia. Alkitab tidak dapat menyelamatkan manusia, orang bisa membacanya selama ribuan tahun, dan tetap tidak ada sedikit pun perubahan dalam diri mereka, dan jika engkau menyembah Alkitab, engkau tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan Roh Kudus.

Dikutip dari "Tentang Alkitab (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 274

Banyak orang percaya bahwa memahami dan mampu menafsirkan Alkitab sama dengan menemukan jalan yang benar—tetapi, pada kenyataannya, apakah masalahnya sesederhana itu? Tidak seorang pun tahu kenyataan tentang Alkitab: bahwa Alkitab tidak lebih dari catatan sejarah tentang pekerjaan Tuhan, dan bukti atas dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, dan tidak memberi engkau pemahaman tentang tujuan pekerjaan Tuhan. Setiap orang yang telah membaca Alkitab tahu bahwa Alkitab mendokumentasikan dua tahap pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Perjanjian Lama membukukan sejarah Israel dan pekerjaan Yahweh sejak masa penciptaan hingga akhir Zaman Hukum Taurat. Perjanjian Baru mencatat pekerjaan Yesus di bumi, yang ada dalam Empat Injil, serta pekerjaan Paulus—bukankah itu catatan sejarah? Mengemukakan perkara-perkara zaman dahulu pada masa kini menjadikan semua itu sejarah, dan sungguhpun perkara-perkara itu sangat benar atau nyata, semuanya tetaplah sejarah—dan sejarah tidak dapat berurusan dengan masa kini, karena Tuhan tidak melihat kembali sejarah! Jadi, jika engkau hanya memahami Alkitab, dan tidak memahami apa pun tentang pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan saat ini, dan jika engkau percaya kepada Tuhan tetapi tidak mencari pekerjaan Roh Kudus, engkau tidak mengerti apa artinya mencari Tuhan. Jika engkau membaca Alkitab untuk mempelajari sejarah Israel, untuk meneliti sejarah penciptaan Tuhan atas langit dan bumi, berarti engkau tidak percaya kepada Tuhan. Akan tetapi saat ini, karena engkau percaya kepada Tuhan, dan mengejar kehidupan, mengejar pengenalan akan Tuhan, dan tidak mengejar hukum yang tertulis dan doktrin yang mati, atau pemahaman tentang sejarah, engkau harus mencari kehendak Tuhan di masa kini, dan harus mencari petunjuk pekerjaan Roh Kudus. Seandainya engkau seorang arkeolog, engkau dapat membaca Alkitab saja—tetapi engkau bukan arkeolog, engkau adalah salah satu dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan, dan engkau sebaiknya mencari kehendak Tuhan di masa kini. Dengan membaca Alkitab, paling-paling engkau hanya akan memahami sedikit tentang sejarah Israel, engkau akan belajar tentang kehidupan Abraham, Daud, dan Musa, engkau akan mengetahui bagaimana mereka menghormati Yahweh, bagaimana Yahweh menghanguskan orang-orang yang menentang Dia, dan bagaimana Dia berbicara kepada orang-orang pada zaman itu. Engkau hanya akan mengetahui tentang pekerjaan Tuhan di masa lalu. Catatan Alkitab berkaitan dengan bagaimana orang-orang Israel pada zaman dahulu menghormati Tuhan dan hidup di bawah bimbingan Yahweh. Karena orang Israel adalah umat pilihan Tuhan, dalam Perjanjian Lama engkau dapat melihat kesetiaan semua orang Israel kepada Yahweh dan bagaimana semua orang yang taat kepada Yahweh dipelihara dan diberkati oleh-Nya; engkau dapat belajar bahwa ketika Tuhan melakukan pekerjaan-Nya di Israel, Dia penuh rahmat dan kasih, serta memiliki kobaran api yang menyala-nyala, dan semua orang Israel, dari yang jelata sampai yang berkuasa, menghormati Yahweh, dan karena itulah seluruh negeri mereka diberkati oleh Tuhan. Demikianlah sejarah Israel yang dicatat dalam Perjanjian Lama.

Dikutip dari "Tentang Alkitab (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 275

Alkitab adalah catatan sejarah tentang pekerjaan Tuhan di Israel, dan mendokumentasikan banyak nubuat para nabi kuno serta beberapa ucapan Yahweh dalam pekerjaan-Nya pada masa itu. Dengan demikian, semua orang memandang kitab ini sebagai kitab suci (karena Tuhan itu kudus dan agung). Tentu saja, ini semua karena penghormatan mereka kepada Yahweh dan pemujaan mereka kepada Tuhan. Orang merujuk kepada kitab ini dengan cara demikian semata-mata hanya karena makhluk ciptaan Tuhan sangat menghormati dan memuja Pencipta mereka, bahkan ada orang-orang yang menyebut kitab ini kitab surgawi. Sebenarnya, kitab ini hanyalah catatan manusia. Kitab ini tidak dinamai oleh Yahweh secara pribadi, begitu pula bukan Yahweh yang membimbing pembuatannya secara pribadi. Dengan kata lain, penulis kitab ini bukanlah Tuhan, tetapi manusia. Alkitab hanyalah gelar kehormatan yang diberikan kepadanya oleh manusia. Gelar ini tidak diputuskan oleh Yahweh dan Yesus setelah Mereka berdua berdiskusi; gelar ini tidak lebih dari gagasan manusia. Karena, kitab ini tidak ditulis oleh Yahweh, apalagi Yesus. Sebaliknya, kitab ini adalah catatan yang disampaikan oleh banyak nabi, rasul, dan pelihat zaman dahulu, yang disusun oleh generasi-generasi selanjutnya, menjadi sebuah kitab tentang tulisan-tulisan kuno yang, bagi orang, tampaknya sangat kudus, sebuah kitab yang mereka yakini mengandung banyak misteri mendalam dan tak terselami, yang menunggu untuk disingkapkan oleh generasi-generasi mendatang. Dengan demikian, orang bahkan lebih cenderung untuk percaya kitab ini adalah kitab surgawi. Dengan penambahan Empat Injil dan Kitab Wahyu, sikap orang terhadap kitab ini sangat berbeda dari kitab lain mana pun, karena itu tidak ada yang berani membedah "kitab surgawi" ini karena kitab ini terlalu "sakral".

Mengapa, begitu membaca Alkitab, orang dapat menemukan jalan yang tepat untuk melakukan penerapan di dalamnya? Mengapa mereka bisa memperoleh banyak hal yang dahulu tidak mereka mengerti? Pada saat ini, Aku membedah Alkitab dengan cara ini dan hal itu tidak berarti Aku membencinya, atau menolak nilainya sebagai rujukan. Aku sedang menjelaskan dan menerangkan kepadamu tentang nilai yang melekat pada Alkitab dan asal-usul Alkitab agar engkau tidak tetap berada dalam gelap. Orang memiliki begitu banyak pandangan tentang Alkitab, dan kebanyakan pandangan itu salah; membaca Alkitab dengan cara ini bukan saja mencegah mereka memperoleh apa yang seharusnya mereka peroleh, tetapi, yang lebih penting, itu menghambat pekerjaan yang ingin Aku lakukan. Ini sangat mengganggu pekerjaan di masa yang akan datang, dan hanya menawarkan kekurangan, bukan keuntungan. Jadi, yang Aku ajarkan kepadamu hanyalah hakikat dan kisah yang sebenarnya terjadi di balik Alkitab. Aku tidak meminta agar engkau tidak membaca Alkitab, atau agar engkau pergi berkeliling sambil menyatakan bahwa Alkitab benar-benar tak bernilai, tetapi agar engkau memiliki pengetahuan dan pandangan yang benar tentang Alkitab. Jangan berat sebelah! Meskipun Alkitab adalah buku sejarah yang ditulis manusia, Alkitab juga mendokumentasikan banyak prinsip yang digunakan orang-orang suci dan nabi-nabi zaman dahulu untuk melayani Tuhan, serta pengalaman para rasul yang terakhir dalam melayani Tuhan—semua itu benar-benar dilihat dan dialami oleh orang-orang ini, dan dapat berfungsi sebagai rujukan bagi orang-orang zaman ini dalam mencari jalan yang benar. Dengan demikian, dengan membaca Alkitab, orang juga dapat memperoleh banyak jalan hidup yang tidak dapat ditemukan dalam kitab-kitab lain. Jalan ini adalah jalan hidup dari pekerjaan Roh Kudus yang dialami para nabi dan rasul zaman dahulu, dan banyak dari kata-kata itu yang berharga, dan dapat memberikan apa yang dibutuhkan orang. Jadi, semua orang suka membaca Alkitab. Karena ada begitu banyak perkara yang tersembunyi dalam Alkitab, pandangan orang terhadapnya tidaklah seperti pandangan mereka terhadap tulisan-tulisan para tokoh rohani besar. Alkitab adalah catatan dan kumpulan pengalaman dan pengetahuan orang-orang yang melayani Yahweh dan Yesus di zaman dahulu dan zaman baru, dan dengan demikian generasi selanjutnya dapat memperoleh banyak pencerahan, penerangan, dan jalan pengamalan darinya. Alasan mengapa Alkitab lebih tinggi dari tulisan-tulisan tokoh rohani besar mana pun adalah karena semua tulisan mereka bersumber dari Alkitab, pengalaman mereka semuanya berasal dari Alkitab, dan mereka semua menjelaskan Alkitab. Maka, meskipun orang dapat memperoleh pembekalan dari buku-buku tokoh-tokoh rohani besar, mereka masih menyembah Alkitab, karena Alkitab tampak sangat tinggi dan dalam bagi mereka! Meskipun Alkitab menyatukan beberapa kitab yang memuat kata-kata kehidupan, seperti surat-surat Paulus dan surat-surat Petrus, dan meskipun orang dapat dibekali dan ditolong oleh kitab-kitab ini, kitab-kitab ini tetaplah ketinggalan zaman, tetap tergolong kitab zaman dahulu, dan betapa pun bagusnya kitab-kitab ini, semuanya hanya sesuai untuk satu masa, dan tidak kekal. Pekerjaan Tuhan selalu berkembang, dan tidak dapat berhenti pada zaman Paulus dan Petrus, atau selalu tetap tinggal pada Zaman Kasih Karunia di mana Yesus disalibkan. Jadi, kitab-kitab ini hanya sesuai untuk Zaman Kasih Karunia, bukan untuk Zaman Kerajaan pada akhir zaman. Kitab-kitab ini hanya dapat membekali orang-orang percaya pada Zaman Kasih Karunia, bukan orang-orang suci pada Zaman Kerajaan, dan betapa pun bagusnya kitab-kitab ini, semuanya tetaplah usang. Sama halnya dengan pekerjaan penciptaan Yahweh atau pekerjaan-Nya di Israel: betapa pun hebatnya pekerjaan tersebut, itu tetap ketinggalan zaman, dan akan tiba saatnya pekerjaan itu berlalu. Pekerjaan Tuhan pun sama: pekerjaan ini hebat, tetapi akan tiba saatnya pekerjaan itu berakhir; pekerjaan itu tidak bisa selalu tinggal di tengah-tengah pekerjaan penciptaan, atau di tengah pekerjaan penyaliban. Betapa pun meyakinkannya pekerjaan penyaliban, betapa pun efektifnya pekerjaan itu dalam mengalahkan Iblis, pekerjaan tetaplah pekerjaan, dan zaman tetaplah zaman; pekerjaan tidak dapat selalu berada di atas landasan yang sama, dan zaman tidak mungkin tidak berubah, karena ada penciptaan dan pasti ada akhir zaman. Ini tidak terhindarkan! Jadi, pada masa kini, kata-kata kehidupan dalam Perjanjian Baru—surat-surat para rasul, dan Empat Injil—telah menjadi kitab-kitab sejarah dan almanak lama, dan bagaimana mungkin almanak lama dapat membawa orang ke dalam zaman baru? Sebesar apa pun kemampuan almanak ini untuk membekali orang dengan kehidupan, semampu apa pun almanak ini memimpin orang ke salib, tidakkah almanak tersebut telah ketinggalan zaman? Bukankah itu telah kehilangan nilainya? Jadi, Aku katakan, engkau tidak seharusnya memercayai almanak ini secara membabi buta. Almanak ini terlalu tua, tidak dapat mengantarkanmu ke dalam pekerjaan yang baru, serta hanya dapat membebani engkau. Almanak ini bukan saja tidak dapat membawa engkau ke pekerjaan yang baru dan jalan masuk yang baru, tetapi malah membawa engkau ke gereja-gereja agamawi zaman dahulu—jika demikian, bukankah engkau mundur dalam imanmu kepada Tuhan?

Dikutip dari "Tentang Alkitab (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 276

Sekarang, siapakah dari antaramu yang berani mengatakan bahwa perkataan yang diucapkan oleh orang-orang yang dipakai Roh Kudus itu semuanya berasal dari Roh Kudus? Adakah orang yang berani berkata demikian? Jika engkau berkata seperti itu, mengapa kitab nubuat Ezra dibuang, dan mengapa hal yang sama dilakukan pada kitab-kitab yang ditulis oleh orang-orang kudus dan para nabi di masa lampau? Jika semua itu berasal dari Roh Kudus, mengapa engkau semua berani membuat pilihan yang seenaknya begitu? Apakah engkau layak memilih pekerjaan Roh Kudus? Banyak cerita dari Israel juga dibuang. Jika engkau percaya bahwa tulisan-tulisan dari masa lalu ini semua berasal dari Roh Kudus, mengapa beberapa kitab dibuang? Jika semua itu berasal dari Roh Kudus, semua pasti harus dipertahankan, dan dikirim ke saudara-saudari di gereja-gereja untuk dibaca. Tulisan-tulisan itu tidak boleh dipilah-pilih atau dibuang seturut kehendak manusia; itu perbuatan yang salah. Mengatakan bahwa pengalaman Paulus dan Yohanes bercampur dengan wawasan pribadi mereka bukan berarti bahwa pengalaman dan pengetahuan mereka berasal dari Iblis, hanya saja ada hal-hal yang berasal dari pengalaman dan wawasan pribadi mereka. Pengetahuan mereka didasarkan pada latar belakang pengalaman nyata mereka pada waktu itu, dan siapa yang dapat berkata dengan yakin bahwa semua itu berasal dari Roh Kudus? Jika Keempat Injil semua berasal dari Roh Kudus, mengapa Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes masing-masing mengatakan hal yang berbeda tentang pekerjaan Yesus? Jika engkau semua tidak percaya hal ini, lihatlah catatan di Alkitab mengenai bagaimana Petrus menyangkal Yesus tiga kali: semuanya berbeda, dan masing-masing memiliki ciri-cirinya sendiri. Banyak orang bodoh berkata, "Tuhan yang berinkarnasi juga manusia, jadi, mungkinkah perkataan yang Dia katakan sepenuhnya berasal dari Roh Kudus? Jika perkataan Paulus dan Yohanes bercampur dengan kehendak manusia, apakah perkataan yang diucapkan-Nya benar-benar tidak bercampur dengan kehendak manusia?" Orang-orang yang mengatakan hal semacam itu buta dan bodoh! Bacalah Keempat Injil dengan saksama; bacalah apa yang dicatat Keempat Injil ini mengenai perkara-perkara yang dilakukan Yesus, dan perkataan yang diucapkan-Nya. Setiap catatan cukup berbeda, dan masing-masing memiliki sudut pandangnya sendiri. Jika hal yang ditulis oleh penulis-penulis kitab ini semua berasal dari Roh Kudus, catatan-catatan itu seharusnya sama dan konsisten. Lalu, mengapa ada perbedaan?

Dikutip dari "Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 277

Perkataan dan pekerjaan Yesus pada waktu itu tidak berpegang pada doktrin, dan Dia tidak melangsungkan pekerjaan-Nya berdasarkan pekerjaan hukum Taurat Perjanjian Lama. Itu dijalankan menurut pekerjaan yang harus dilakukan pada Zaman Kasih Karunia. Dia bekerja keras berdasarkan pekerjaan yang Dia adakan, berdasarkan rencana-Nya sendiri, dan berdasarkan pelayanan-Nya; Dia tidak bekerja berdasarkan hukum Taurat Perjanjian Lama. Tak ada satu pun hal yang Dia perbuat yang didasarkan pada hukum Taurat Perjanjian Lama, dan Dia tidak bekerja untuk menggenapi perkataan para nabi. Setiap tahap pekerjaan Tuhan bukan dilaksanakan untuk menggenapi nubuat-nubuat para nabi zaman dahulu, dan Dia tidak datang untuk mematuhi doktrin atau sengaja merealisasikan nubuat para nabi zaman dahulu. Namun, tindakan-tindakan-Nya tidak mengganggu nubuat para nabi zaman dahulu, atau mengusik pekerjaan yang Dia lakukan sebelumnya. Bagian terpenting pekerjaan-Nya tidak mematuhi doktrin mana pun, melainkan melakukan pekerjaan yang harus dilakukan-Nya sendiri. Dia bukanlah seorang nabi atau pelihat, tetapi seorang pelaku, yang sebenarnya datang untuk melakukan pekerjaan yang harus dilakukan-Nya, dan Dia datang untuk memulai zaman baru dan melakukan pekerjaan-Nya yang baru. Tentu saja, ketika Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia juga menggenapi banyak perkataan yang diucapkan para nabi zaman dahulu dalam Perjanjian Lama. Begitu pula, pekerjaan saat ini menggenapi nubuat-nubuat para nabi zaman dahulu dalam Perjanjian Lama. Hanya saja, Aku tidak berpegang pada "almanak tua yang sudah menguning", itu saja. Sebab ada lebih banyak pekerjaan yang harus Kulakukan, ada lebih banyak perkataan yang harus Kukatakan kepadamu, dan pekerjaan serta perkataan ini jauh lebih penting daripada menjelaskan perikop-perikop dari Alkitab, sebab pekerjaan seperti itu tidak memiliki makna penting atau nilai yang besar bagimu, dan tidak dapat menolongmu, ataupun mengubahmu. Maksud-Ku melakukan pekerjaan yang baru bukanlah demi menggenapi perikop-perikop apa pun dalam Alkitab. Jika Tuhan datang ke bumi hanya untuk menggenapi perkataan para nabi zaman dahulu di Alkitab, siapakah yang lebih besar, Tuhan yang berinkarnasi atau para nabi zaman dahulu itu? Lagi pula, para nabikah yang bertanggung jawab atas Tuhan, ataukah Tuhan yang bertanggung jawab atas para nabi? Bagaimana engkau menjelaskan perkataan ini?

Dikutip dari "Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 278

Semua orang Yahudi membaca Perjanjian Lama dan mengetahui nubuat Yesaya bahwa seorang bayi laki-laki akan dilahirkan di dalam sebuah palungan. Lalu, mengapa, meskipun menyadari sepenuhnya nubuat ini, mereka tetap menganiaya Yesus? Bukankah ini karena natur pemberontak mereka dan ketidaktahuan mereka tentang pekerjaan Roh Kudus? Pada zaman itu, orang Farisi percaya bahwa pekerjaan Yesus berbeda dari apa yang mereka ketahui tentang bayi laki-laki yang dinubuatkan itu, dan orang-orang pada zaman sekarang menolak Tuhan karena pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi tidak sesuai dengan Alkitab. Bukankah esensi pemberontakan mereka terhadap Tuhan sama saja? Dapatkah engkau menerima, tanpa keraguan, semua pekerjaan Roh Kudus? Jika ini adalah pekerjaan Roh Kudus, maka ini adalah aliran yang benar, dan engkau harus menerimanya tanpa keraguan sedikit pun; engkau tidak boleh memilah-milah apa yang harus diterima. Jika engkau mendapatkan lebih banyak pemahaman dari Tuhan dan bersikap lebih berhati-hati terhadap-Nya, bukankah ini tidak pantas? Engkau tidak perlu mencari bukti lebih lanjut dari Alkitab; jika ini adalah pekerjaan Roh Kudus, engkau harus menerimanya, karena engkau percaya kepada Tuhan untuk mengikuti Dia, dan engkau tidak boleh menyelidiki Dia. Engkau tidak boleh mencari bukti lain mengenai Aku untuk membuktikan bahwa Aku adalah Tuhanmu, tetapi harus mampu memahami apakah Aku bermanfaat bagimu atau tidak—inilah hal yang paling penting. Sekalipun engkau menemukan banyak bukti yang tak terbantahkan dalam Alkitab, hal itu tidak dapat membawamu sepenuhnya ke hadapan-Ku. Engkau hanya hidup dalam batasan Alkitab, dan bukan di hadapan-Ku. Alkitab tak dapat membantumu mengenal-Ku ataupun memperdalam kasihmu kepada-Ku. Meskipun Alkitab menubuatkan bahwa seorang bayi laki-laki akan dilahirkan, tak seorang pun dapat menyelami di dalam diri siapakah nubuat itu akan digenapi, karena manusia tidak mengetahui pekerjaan Tuhan, dan inilah yang menyebabkan orang Farisi menentang Yesus. Sebagian orang mengetahui bahwa pekerjaan-Ku adalah untuk kepentingan manusia, tetapi mereka terus meyakini bahwa Yesus dan Aku adalah dua pribadi yang sama sekali terpisah dan makhluk yang saling bertentangan satu sama lain. Pada waktu itu, Yesus hanya menyampaikan kepada murid-murid-Nya serangkaian khotbah pada Zaman Kasih Karunia tentang topik-topik seperti cara melakukan penerapan, cara berkumpul bersama, cara meminta dalam doa, cara memperlakukan orang lain, dan sebagainya. Pekerjaan yang dilakukan-Nya adalah pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan Dia hanya menjelaskan secara terperinci tentang bagaimana murid-murid dan orang-orang yang mengikuti-Nya harus melakukan penerapan. Dia hanya melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan sama sekali tidak melakukan pekerjaan akhir zaman. Ketika Yahweh menurunkan hukum Taurat Perjanjian Lama pada Zaman Hukum Taurat, mengapa pada waktu itu Dia tidak melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia? Mengapa Dia tidak menjelaskan terlebih dahulu pekerjaan Zaman Kasih Karunia? Bukankah itu akan membantu manusia untuk menerimanya? Dia hanya bernubuat bahwa seorang bayi laki-laki akan lahir dan berkuasa, tetapi Dia tidak terlebih dahulu melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia. Pekerjaan Tuhan pada setiap zaman memiliki batasan-batasan yang jelas; Dia hanya melakukan pekerjaan pada zaman yang bersangkutan, dan tidak pernah melakukan pekerjaan zaman selanjutnya terlebih dahulu. Hanya dengan cara inilah pekerjaan-Nya yang mewakili setiap zaman dapat dimunculkan. Yesus hanya berbicara tentang tanda-tanda akhir zaman, tentang bagaimana menjadi sabar dan bagaimana diselamatkan, tentang cara bertobat dan mengaku dosa, serta bagaimana memikul salib dan menanggung penderitaan; Dia tidak pernah berbicara tentang bagaimana manusia pada akhir zaman seharusnya memperoleh jalan masuk, atau bagaimana dia harus berusaha memuaskan kehendak Tuhan. Dengan demikian, bukankah bodoh untuk menyelidiki Alkitab tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman? Apa yang dapat engkau pahami dengan hanya memegang Alkitab? Entah itu penafsir Alkitab atau pengkhotbah, siapa yang bisa melihat pekerjaan zaman sekarang ini sebelumnya?

Dikutip dari "Bagaimana Mungkin Manusia yang Telah Membatasi Tuhan dalam Gagasannya Dapat Menerima Penyingkapan Tuhan?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 279

Alkitab telah menjadi bagian dari sejarah manusia selama beberapa ribu tahun. Lebih jauh lagi, manusia memperlakukan Alkitab seperti Tuhan, sampai-sampai pada akhir zaman ini, Alkitab telah menggantikan tempat Tuhan, sesuatu yang sangat memuakkan bagi Tuhan. Karena itu, ketika waktu mengizinkan, Tuhan merasa berkewajiban untuk menjelaskan asal-usul dan hal yang sebenarnya mengenai Alkitab; jika Dia tidak melakukan ini, Alkitab akan terus mengambil tempat Tuhan dalam hati manusia, dan mereka akan menggunakan kata-kata dalam Alkitab untuk mengukur dan mengutuk perbuatan Tuhan. Dengan menjelaskan esensi, penyusunan, dan ketidaksempurnaan Alkitab, Tuhan sama sekali tidak bermaksud menyangkal keberadaan Alkitab, Dia juga tidak mengutuknya; sebaliknya, Dia memberikan penjelasan yang tepat dan sesuai, yang memulihkan citra asli Alkitab, membahas kesalahpahaman orang terhadap Alkitab, dan memberi mereka pandangan yang benar mengenai Alkitab, sehingga mereka tidak lagi menyembah Alkitab, dan tidak lagi tersesat; dengan kata lain, agar mereka tidak lagi salah mengira iman mereka yang buta kepada Alkitab sebagai iman kepada Tuhan dan penyembahan kepada Tuhan, bahkan takut untuk menghadapi latar belakang Alkitab yang sebenarnya dan kekurangannya. Setelah orang memiliki pemahaman yang murni mengenai Alkitab, mereka akan mampu mengesampingkannya tanpa penyesalan dan dengan berani menerima firman Tuhan yang baru. Inilah tujuan Tuhan dalam beberapa bab ini. Kebenaran yang ingin Tuhan sampaikan kepada orang-orang adalah bahwa tidak ada teori ataupun fakta yang dapat menggantikan pekerjaan dan firman Tuhan zaman sekarang, dan tidak ada apa pun yang dapat menggantikan Tuhan. Jika orang tidak dapat melepaskan diri dari jerat Alkitab, mereka tidak akan pernah mampu untuk datang ke hadapan Tuhan. Jika mereka ingin datang ke hadapan Tuhan, mereka harus terlebih dahulu mentahirkan hati mereka dari apa pun yang dapat menggantikan Dia; baru setelah itulah mereka akan dapat memuaskan Tuhan. Meskipun Tuhan hanya menjelaskan Alkitab di sini, jangan lupa bahwa ada banyak hal keliru lainnya yang benar-benar manusia puja selain dari Alkitab; satu-satunya hal yang tidak mereka puja adalah hal-hal yang benar-benar berasal dari Tuhan. Tuhan hanya menggunakan Alkitab sebagai sebuah contoh untuk mengingatkan manusia agar tidak mengambil jalan yang salah, dan jangan kembali bertindak berlebih-lebihan dan jatuh ke dalam kebingungan sementara mereka percaya kepada Tuhan dan menerima firman-Nya.

Dikutip dari Pengantar "Firman Kristus saat Ia Berjalan di tengah Jemaat" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 280

Aku telah melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, di mana selama itu aku juga telah mengungkapkan banyak firman. Firman ini semuanya adalah demi keselamatan manusia dan diungkapkan agar manusia dapat menjadi sesuai dengan-Ku. Namun, Aku hanya mendapatkan segelintir orang di bumi yang sesuai dengan-Ku, karena itu Kukatakan bahwa manusia tidak menghargai perkataan-Ku—itu karena manusia tidak sesuai dengan-Ku. Dengan demikian, pekerjaan yang Kulakukan bukan sekadar supaya manusia dapat menyembah-Ku, yang lebih penting, supaya manusia dapat sesuai dengan-Ku. Manusia telah dirusak dan hidup dalam perangkap Iblis. Semua manusia hidup dalam daging, hidup dalam keinginan yang egois, dan tak seorang pun dari antara mereka yang sesuai dengan-Ku. Ada orang-orang yang mengatakan bahwa mereka sesuai dengan-Ku, tetapi orang-orang semacam itu semuanya menyembah berhala yang samar-samar. Meskipun mereka mengakui bahwa nama-Ku kudus, mereka menapaki jalan yang bertentangan dengan-Ku, dan perkataan mereka penuh dengan kecongkakan dan keyakinan diri. Ini karena, pada dasarnya, mereka semua menentang-Ku dan tidak sesuai dengan-Ku. Setiap hari mereka mencari jejak-Ku di dalam Alkitab dan menemukan perikop-perikop yang "cocok" secara acak yang tak habis-habisnya mereka baca ucapkan sebagai Kitab Suci. Mereka tidak tahu bagaimana menjadi sesuai dengan-Ku ataupun apa arti melawan-Ku. Mereka sekadar membaca Kitab Suci secara membabi buta. Di dalam Alkitab, mereka membatasi Tuhan yang samar yang belum pernah mereka lihat, dan yang tidak dapat mereka lihat, dan mengeluarkan Alkitab untuk dilihat di waktu senggang mereka. Mereka percaya kepada keberadaan-Ku hanya dalam ruang lingkup Alkitab, dan mereka menyamakan-Ku dengan Alkitab; tanpa Alkitab, Aku tidak ada, dan tanpa Aku, Alkitab tidak ada. Mereka tidak mengindahkan keberadaan atau tindakan-Ku, melainkan mencurahkan perhatian yang berlebihan dan khusus pada setiap kata dalam Kitab Suci. Lebih banyak lagi bahkan meyakini bahwa Aku tidak boleh melakukan apa pun yang Kuinginkan kecuali jika hal itu telah dinubuatkan dalam Kitab Suci. Mereka menganggap Kitab Suci terlalu penting. Dapat dikatakan bahwa mereka melihat kata-kata dan ungkapan sebagai sesuatu yang sangat penting, sampai-sampai mereka memakai ayat-ayat dari Alkitab untuk menilai setiap kata yang Kuucapkan dan untuk mengecam-Ku. Yang mereka cari bukanlah cara agar sesuai dengan-Ku atau cara agar sesuai dengan kebenaran, tetapi cara agar sesuai dengan perkataan Alkitab, dan mereka meyakini bahwa segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Alkitab, tanpa terkecuali, bukanlah pekerjaan-Ku. Bukankah orang-orang semacam ini adalah keturunan orang Farisi yang berbakti? Orang Farisi Yahudi menggunakan hukum Musa untuk mengecam Yesus. Mereka tidak berupaya untuk sesuai dengan Yesus pada waktu itu, tetapi dengan giat mematuhi hukum Taurat hingga ke huruf-hurufnya, sampai—setelah menuduh-Nya tidak mematuhi hukum Taurat dalam Perjanjian Lama dan menuduh-Nya bukan Mesias—mereka akhirnya memakukan Yesus yang tak berdosa itu ke kayu salib. Apa esensi mereka? Bukankah itu berarti mereka tidak mencari cara agar dapat sesuai dengan kebenaran? Mereka terobsesi dengan setiap kata dalam Kitab Suci tetapi tidak mengindahkan kehendak-Ku ataupun langkah serta cara-Ku bekerja. Mereka bukanlah orang yang mencari kebenaran, melainkan orang yang dengan kaku berpegang pada kata-kata; mereka bukanlah orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi orang yang percaya pada Alkitab. Intinya, mereka adalah anjing-anjing penjaga Alkitab. Untuk menjaga kepentingan Alkitab, menjunjung tinggi martabat Alkitab, dan melindungi reputasi Alkitab, mereka bahkan sampai memakukan Yesus yang penuh belas kasihan itu ke kayu salib. Hal ini mereka lakukan hanya demi membela Alkitab, dan demi mempertahankan status setiap kata dalam Alkitab di hati manusia. Jadi mereka memilih meninggalkan masa depan dan korban penghapus dosa mereka untuk menghukum Yesus, yang tidak sesuai dengan doktrin Kitab Suci, sampai mati. Bukankah mereka semua adalah kacung-kacung bagi setiap kata dalam Kitab Suci?

Lalu, bagaimana dengan orang-orang di zaman sekarang ini? Kristus telah datang untuk mengabarkan kebenaran, tetapi mereka lebih suka mengusir-Nya dari dunia ini sehingga mereka bisa mendapatkan jalan masuk ke dalam surga dan menerima kasih karunia. Mereka lebih suka sepenuhnya menolak datangnya kebenaran demi melindungi kepentingan Alkitab, dan mereka lebih suka memakukan lagi Kristus yang sudah datang kembali dalam daging ke kayu salib demi memastikan keberadaan Alkitab untuk selamanya. Bagaimana mungkin manusia dapat menerima keselamatan-Ku jika hatinya begitu jahat, dan naturnya begitu berlawanan dengan-Ku? Aku hidup di tengah manusia, tetapi manusia tidak mengetahui keberadaan-Ku. Saat Kupancarkan terang-Ku ke atas manusia, mereka tetap tidak mengetahui keberadaan-Ku. Saat Kulepaskan murka-Ku ke atas manusia, dia menyangkali keberadaan-Ku bahkan dengan semangat yang lebih besar. Manusia mencari kesesuaian dengan firman dan kesesuaian dengan Alkitab, tetapi tak seorang pun datang ke hadapan-Ku untuk mencari cara agar sesuai dengan kebenaran. Manusia menengadah kepada-Ku di surga dan mencurahkan perhatian khusus pada keberadaan-Ku di surga, tetapi tak seorang pun memedulikan diri-Ku dalam rupa manusia, karena diri-Ku yang hidup di antara manusia sama sekali terlalu tak berarti. Orang-orang yang hanya mencari kesesuaian dengan firman di Alkitab dan yang hanya mencari kesesuaian dengan Tuhan yang samar-samar menjadi pemandangan yang menyedihkan bagi-Ku. Itu karena apa yang mereka sembah adalah kata-kata yang mati, dan sesosok Tuhan yang mampu memberi mereka kekayaan yang tak terkira; yang mereka sembah adalah sesosok Tuhan yang menyerahkan diri-Nya pada belas kasihan manusia—sesosok Tuhan yang tidak ada. Lalu, apakah yang dapat diperoleh orang-orang semacam ini dari-Ku? Manusia terlalu rendah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Orang-orang yang menentang-Ku, yang membuat tuntutan tanpa batas kepada-Ku, yang tidak mencintai kebenaran, yang memberontak terhadap-Ku—bagaimana mungkin mereka bisa sesuai dengan-Ku?

Orang-orang yang menentangku adalah mereka yang tidak sesuai dengan-Ku. Begitu pula dengan orang-orang yang tidak mencintai kebenaran. Orang-orang yang memberontak terhadap-Ku bahkan lebih menentang-Ku dan tidak sesuai dengan-Ku. Kuserahkan ke dalam tangan si jahat semua orang yang tidak sesuai dengan-Ku, dan aku melepaskan mereka kepada kerusakan si jahat, memberi mereka keleluasaan penuh untuk mengungkapkan kejahatan mereka, dan akhirnya menyerahkan mereka kepada si jahat untuk ditelan. Aku tak peduli berapa banyak orang yang menyembah-Ku, dengan kata lain, Aku tak peduli berapa banyak orang yang percaya kepada-Ku. Satu-satunya yang penting bagi-Ku adalah berapa banyak orang yang sesuai dengan-Ku. Itu karena semua orang yang tidak sesuai dengan-Ku adalah orang jahat yang mengkhianati-Ku; mereka adalah musuh-musuh-Ku, dan Aku tidak akan "mengabadikan" musuh-musuh-Ku di dalam rumah-Ku. Orang-orang yang sesuai dengan-Ku akan melayani-Ku selamanya di dalam rumah-Ku, dan orang-orang yang menentang-Ku akan selamanya menderita hukuman-Ku. Orang-orang yang hanya peduli pada perkataan Alkitab dan yang tidak peduli dengan kebenaran ataupun mencari jejak langkah-Ku—mereka menentang-Ku, karena mereka membatasi-Ku menurut Alkitab, dan mengekang-Ku di dalam Alkitab, dan karena itu sangat menghujat-Ku. Bagaimana mungkin orang-orang semacam itu datang ke hadapan-Ku? Mereka tidak mengindahkan perbuatan-perbuatan-Ku, atau kehendak-Ku, atau kebenaran, melainkan terobsesi dengan kata-kata—kata-kata yang membunuh. Bagaimana mungkin orang-orang semacam itu dapat sesuai dengan-Ku?

Dikutip dari "Engkau Harus Mencari Cara agar Sesuai dengan Kristus" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Sebelumnya: Watak Tuhan dan Apa yang Dimiliki-Nya dan Siapa Dia

Selanjutnya: Menyingkapkan Gagasan Agamawi

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini