e. Mengapa dikatakan bahwa kedua inkarnasi Tuhan melengkapi makna penting inkarnasi
Firman Tuhan Yang Mahakuasa pada Akhir Zaman
Inkarnasi pertama adalah untuk menebus manusia dari dosa melalui daging Yesus, yang artinya Dia menyelamatkan manusia dari salib. Namun watak Iblis yang rusak tetap ada dalam diri manusia. Inkarnasi kedua tidak lagi berfungsi sebagai korban penghapus dosa, melainkan bertujuan untuk sepenuhnya menyelamatkan mereka yang telah ditebus dari dosa. Ini dilakukan agar orang-orang yang telah diampuni dapat dibebaskan dari dosa-dosa mereka dan ditahirkan sepenuhnya, serta mencapai perubahan dalam watak mereka, terlepas dari pengaruh kegelapan si Iblis dan kembali ke hadapan takhta Tuhan. Hanya dengan cara inilah manusia dapat sepenuhnya disucikan. Tuhan memulai pekerjaan penyelamatan di Zaman Kasih Karunia setelah Zaman Hukum Taurat berakhir. Berlanjut hingga akhir zaman, dimana melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran-Nya atas manusia karena pemberontakan mereka, Tuhan akan sepenuhnya menyucikan umat manusia. Baru setelah itu Tuhan akan menyimpulkan pekerjaan penyelamatan dan memasuki hari perhentian-Nya. Oleh karena itu, dalam tiga tahap pekerjaan, hanya dua kali Tuhan sendiri menjadi daging untuk melakukan pekerjaan-Nya di antara manusia. Itu dikarenakan hanya satu dari ketiga tahap pekerjaan yang bertujuan untuk memimpin manusia dalam kehidupan mereka, sementara dua tahap lainnya adalah pekerjaan penyelamatan. Hanya jika Tuhan menjadi manusia, Dia dapat hidup berdampingan dengan manusia, mengalami penderitaan dunia dan hidup dalam daging yang normal. Hanya dengan cara inilah Dia dapat menyediakan bagi manusia jalan praktis yang mereka butuhkan sebagai makhluk ciptaan. Manusia menerima keselamatan penuh dari Tuhan karena Tuhan yang berinkarnasi, bukan langsung menerimanya dari surga dalam jawaban terhadap doa-doa mereka. Manusia adalah darah dan daging; mereka tidak mampu melihat Roh Tuhan, apalagi mendekati Roh-Nya, jadi mereka hanya dapat berhubungan dengan Tuhan yang berinkarnasi dalam daging. Hanya melalui Dia, manusia dapat memahami seluruh jalan dan kebenaran, serta menerima keselamatan penuh. Inkarnasi kedua memadai untuk menyingkirkan dosa manusia dan sepenuhnya menyucikan manusia. Oleh karena itu, inkarnasi kedua akan mengakhiri semua pekerjaan Tuhan dalam daging dan melengkapi makna inkarnasi Tuhan. Setelah itu, pekerjaan Tuhan dalam daging akan sepenuhnya berakhir. Setelah inkarnasi kedua, Dia tidak akan lagi menjadi daging untuk melakukan pekerjaan-Nya. Karena seluruh pengelolaan-Nya akan berakhir. Di akhir zaman, inkarnasi-Nya akan sepenuhnya memungkinkan Dia memenangkan umat pilihan-Nya, dan semua manusia di akhir zaman akan terbagi menurut jenis mereka. Dia tidak akan lagi melakukan pekerjaan penyelamatan, juga tidak akan kembali menjadi daging untuk melakukan pekerjaan apa pun.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"
Tatkala Yesus melakukan pekerjaan-Nya, pengetahuan manusia tentang Dia masih samar dan tidak jelas. Manusia selalu percaya bahwa Dia adalah anak Daud dan menyatakan-Nya sebagai nabi besar dan Tuhan yang penuh belas kasih yang menebus dosa manusia. Ada orang yang karena imannya, disembuhkan hanya dengan menyentuh ujung jubah-Nya; orang buta dapat melihat, bahkan orang mati hidup kembali. Namun, manusia tidak dapat menemukan watak Iblis yang jahat yang sudah berurat-akar di dalam dirinya dan tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana mengenyahkan watak tersebut. Manusia menerima banyak kasih karunia, seperti kedamaian dan kesenangan daging, berkat bagi seluruh keluarga karena iman satu orang, kesembuhan atas penyakit, dan lain sebagainya. Sisanya adalah perbuatan baik manusia dan penampilan saleh mereka; jika manusia bisa hidup berdasarkan hal-hal itu, dia dianggap orang percaya yang baik. Hanya orang-orang percaya semacam itu yang dapat masuk ke surga setelah meninggal, yang artinya mereka telah diselamatkan. Namun, semasa hidup, mereka sama sekali tidak mengerti jalan kehidupan. Mereka sekadar melakukan dosa dan mengakui dosa, terus begitu dalam siklus yang terus menerus berputar tanpa jalan untuk mengubah watak mereka; seperti itulah keadaan manusia di Zaman Kasih Karunia. Apakah manusia sudah menerima keselamatan yang lengkap? Tidak! Karena itu, setelah tahap itu selesai, masih ada pekerjaan penghakiman dan penghajaran. Tahap ini akan menyucikan manusia melalui firman sehingga manusia akan memiliki jalan untuk mereka ikuti. Tahap ini tidak akan berbuah atau bermakna jika dilanjutkan dengan pengusiran roh-roh jahat, karena sifat manusia yang berdosa tidak bisa diusir dan manusia hanya akan sekadar berhenti pada pengampunan dosa mereka. Melalui korban penghapus dosa, manusia telah diampuni dosa-dosanya, karena pekerjaan penyaliban telah berakhir dan Tuhan telah mengalahkan Iblis. Namun, watak manusia yang rusak tetap ada dalam dirinya dan manusia masih tetap dapat berbuat dosa dan melawan Tuhan; Tuhan belum mendapatkan umat manusia. Itulah mengapa pada tahap pekerjaan ini, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menyingkapkan watak manusia yang rusak, menyebabkan dirinya menerapkan menurut jalan yang benar. Tahap ini lebih bermakna dan lebih berbuah dibandingkan tahap sebelumnya, karena sekarang firman-lah yang secara langsung membekali hidup manusia dan memampukan watak manusia untuk sepenuhnya diperbarui. Ini adalah tahap pekerjaan yang lebih menyeluruh. Oleh karena itu, inkarnasi pada akhir zaman telah menyempurnakan arti penting dari inkarnasi Tuhan dan sepenuhnya menggenapi rencana pengelolaan Tuhan bagi keselamatan manusia.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"
Tuhan dalam inkarnasi-Nya yang pertama tidak menyelesaikan pekerjaan inkarnasi; Dia hanya menyelesaikan langkah pertama dari pekerjaan yang perlu Tuhan lakukan dalam daging. Jadi, untuk menyelesaikan pekerjaan inkarnasi, Tuhan telah kembali menjadi daging sekali lagi, hidup dalam semua kenormalan dan kenyataan daging, yaitu menjadikan firman Tuhan terwujud dalam daging yang sepenuhnya normal dan biasa, dan dengan demikian menyelesaikan pekerjaan yang belum Dia selesaikan dalam daging. Pada intinya, daging inkarnasi yang kedua serupa dengan yang pertama, tetapi jauh lebih nyata, jauh lebih normal daripada yang pertama. Sebagai konsekuensinya, penderitaan yang ditanggung oleh daging inkarnasi yang kedua lebih besar daripada yang pertama, tetapi penderitaan ini adalah akibat dari pelayanan-Nya dalam daging, yang berbeda dari penderitaan manusia yang rusak. Penderitaan ini juga berasal dari kenormalan dan kenyataan dari daging-Nya. Karena Dia melakukan pelayanan-Nya dalam daging yang benar-benar normal dan nyata, daging itu harus menanggung banyak kesukaran. Semakin normal dan nyata daging ini, semakin banyak Dia akan menderita dalam melakukan pelayanan-Nya. Pekerjaan Tuhan diungkapkan dalam daging yang sangat biasa, daging yang sama sekali tidak supranatural. Karena daging-Nya itu normal dan juga harus memikul pekerjaan menyelamatkan manusia, Dia menderita dalam ukuran yang jauh lebih besar daripada yang mampu ditanggung oleh daging yang supranatural—semua penderitaan ini berasal dari kenyataan dan kenormalan daging-Nya. Dari penderitaan yang telah dialami oleh kedua daging inkarnasi ketika melakukan pelayanan Mereka, manusia dapat melihat esensi dari daging inkarnasi. Makin normal daging, makin besar kesukaran yang harus Dia tanggung ketika melakukan pekerjaan; makin nyata daging yang melakukan pekerjaan, makin keras gagasan yang orang miliki, dan makin besar bahaya yang akan menimpa-Nya. Namun, makin nyata daging, dan makin daging memiliki kebutuhan dan nalar lengkap seorang manusia normal, makin mampu Dia melakukan pekerjaan Tuhan dalam daging. Daging Yesus-lah yang dipakukan di kayu salib, daging-Nyalah yang Dia korbankan sebagai korban penghapus dosa; melalui daging dengan kemanusiaan yang normallah Dia mengalahkan Iblis dan sepenuhnya menyelamatkan manusia dari salib. Dan sebagai daging sepenuhnya, Tuhan dalam inkarnasi-Nya yang kedua melakukan pekerjaan penaklukan dan mengalahkan Iblis. Hanya daging yang sepenuhnya normal dan nyata yang dapat melakukan pekerjaan penaklukan secara menyeluruh serta menjadi kesaksian yang kuat. Artinya, penaklukan manusia berhasil dilakukan melalui kenyataan dan kenormalan Tuhan dalam daging, bukan melalui mukjizat supranatural dan pewahyuan. Pelayanan Tuhan yang berinkarnasi ini adalah berfirman, dan melaluinya, Dia menaklukkan dan menyempurnakan manusia; dengan kata lain, pekerjaan Roh yang diwujudkan dalam daging, yaitu tugas daging, adalah berfirman, dan dengan demikian, Dia menaklukkan, menyingkapkan, menyempurnakan, dan menyingkirkan manusia sepenuhnya. Jadi, di dalam pekerjaan penaklukanlah, pekerjaan Tuhan dalam daging akan diselesaikan sepenuhnya. Pekerjaan awal penebusan hanyalah permulaan dari pekerjaan inkarnasi; daging yang melakukan pekerjaan penaklukan akan menyelesaikan seluruh pekerjaan inkarnasi. Secara gender, yang seorang adalah laki-laki dan yang lain adalah perempuan, sehingga melengkapi makna penting dari inkarnasi Tuhan dan menghalau gagasan manusia tentang Tuhan: Tuhan dapat menjadi laki-laki dan perempuan, dan esensi Tuhan yang berinkarnasi tidak bergender. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan, dan bagi-Nya, tidak ada pemisahan gender. Pada tahap pekerjaan ini, Tuhan tidak melakukan tanda-tanda dan mukjizat, sehingga pekerjaan akan mencapai hasilnya dengan menggunakan sarana firman. Alasan untuk ini, terlebih lagi, adalah karena pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi kali ini bukanlah untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat, tetapi untuk menaklukkan manusia dengan cara berfirman, yang berarti bahwa kemampuan asli yang dimiliki daging inkarnasi Tuhan ini adalah mengucapkan firman dan menaklukkan manusia, bukan menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat. Pekerjaan-Nya dalam kemanusiaan yang normal bukan untuk melakukan mukjizat, bukan untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat, tetapi untuk berfirman, dan dengan demikian, bagi orang-orang, daging inkarnasi yang kedua tampak jauh lebih normal daripada yang pertama. Orang melihat bahwa inkarnasi Tuhan bukan dusta; tetapi inkarnasi Tuhan ini berbeda dari Yesus yang berinkarnasi, dan meskipun Mereka keduanya adalah Tuhan yang berinkarnasi, Mereka tidak sepenuhnya sama. Yesus memiliki kemanusiaan yang normal, kemanusiaan biasa, tetapi Dia disertai dengan banyak tanda dan mukjizat. Dalam inkarnasi Tuhan yang ini, mata manusia tidak akan menyaksikan tanda-tanda atau mukjizat, penyembuhan orang sakit, pengusiran setan, berjalan di atas air, ataupun puasa selama empat puluh hari .... Dia tidak melakukan pekerjaan yang sama dengan yang Yesus lakukan, bukan karena daging-Nya secara esensi berbeda dengan daging Yesus, tetapi karena pelayanan-Nya bukanlah untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat. Dia tidak meruntuhkan pekerjaan-Nya sendiri, tidak mengganggu pekerjaan-Nya sendiri. Karena Dia menaklukkan manusia melalui firman-Nya yang nyata, tidak perlu menundukkannya dengan mukjizat, dan dengan demikian, tahap ini adalah untuk menyelesaikan pekerjaan inkarnasi.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan"
Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia datang dalam wujud laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, wujud-Nya adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa ciptaan Tuhan baik laki-laki maupun perempuan dapat digunakan dalam pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap memiliki makna pentingnya sendiri; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain. Pada saat itu, Yesus dalam melakukan pekerjaan-Nya disebut "Putra tunggal", dan "Putra" menyiratkan gender laki-laki. Lalu, mengapa Putra tunggal tidak disebutkan di tahap saat ini? Karena tuntutan pekerjaan mengharuskan adanya perubahan dalam gender yang berbeda dengan gender Yesus. Bagi Tuhan, tidak ada perbedaan gender. Dia melakukan pekerjaan-Nya seperti yang Dia inginkan, dan dalam melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak tunduk pada batasan apa pun, tetapi sangat bebas. Namun, setiap tahap pekerjaan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Tuhan menjadi daging dua kali, dan dengan sendirinya terbukti bahwa inkarnasi-Nya selama akhir zaman adalah untuk yang terakhir kalinya. Dia telah datang untuk membuat semua perbuatan-Nya diketahui. Jika di tahap ini Dia tidak menjadi daging untuk secara pribadi melakukan pekerjaan untuk disaksikan manusia, manusia akan selamanya berpegang teguh pada gagasan bahwa Tuhan itu hanya laki-laki, bukan perempuan. ...
Seandainya saja pekerjaan Yesus telah selesai, dan tidak dilengkapi dengan pekerjaan pada tahap akhir zaman ini, manusia akan selamanya berpegang teguh pada gagasan bahwa hanya Yesuslah satu-satunya Putra Tuhan, artinya, Tuhan hanya memiliki satu putra dan siapa pun yang datang setelahnya dengan memakai nama lain bukanlah Putra tunggal Tuhan itu, apalagi Tuhan itu sendiri. Manusia memiliki gagasan bahwa siapa pun yang melayani sebagai korban penghapus dosa atau yang mengambil alih kekuasaan atas nama Tuhan dan menebus semua umat manusia, adalah Putra tunggal Tuhan. Ada sebagian orang yang percaya bahwa asalkan Dia yang datang adalah laki-laki, Dia bisa dianggap sebagai Putra tunggal Tuhan dan representasi Tuhan. Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa Yesus adalah Putra Yahweh, Putra tunggal-Nya. Bukankah gagasan semacam itu sangat berlebihan? Jika tahap pekerjaan ini tidak dilakukan pada zaman terakhir, maka terhadap Tuhan, seluruh umat manusia akan diselubungi oleh bayangan gelap. Jika ini masalahnya, laki-laki akan menganggap dirinya lebih tinggi daripada perempuan, dan perempuan tidak akan pernah bisa mengangkat kepala mereka, dan kemudian, bahkan tak seorang perempuan pun yang bisa diselamatkan. Orang-orang selalu menganggap bahwa Tuhan adalah laki-laki, dan terlebih lagi, bahwa Dia selalu memandang rendah perempuan, dan tidak akan menganugerahkan keselamatan kepadanya. Jika demikian, bukankah benar bahwa semua perempuan, yang diciptakan Yahweh dan yang juga telah dirusak, tidak akan pernah punya kesempatan untuk diselamatkan? Kalau begitu, bukankah tidak ada gunanya bagi Yahweh untuk menciptakan perempuan, yaitu, menciptakan Hawa? Dan bukankah perempuan akan binasa untuk selamanya? Untuk alasan ini, tahap pekerjaan pada akhir zaman dilakukan untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, bukan hanya menyelamatkan perempuan. Jika ada orang yang berpikir bahwa jika Tuhan harus berinkarnasi sebagai perempuan, itu semata-mata demi menyelamatkan perempuan, maka orang itu benar-benar bodoh!
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"
Yesus mengerjakan suatu tahap pekerjaan yang hanya memenuhi substansi dari "Firman itu bersama-sama dengan Tuhan": kebenaran Tuhan ada bersama dengan Dia, dan Roh Tuhan ada bersama manusia dan tidak dapat dipisahkan dari-Nya, yaitu, inkarnasi daging Tuhan ada bersama Roh Tuhan, yang merupakan bukti lebih besar bahwa inkarnasi Yesus adalah inkarnasi Tuhan yang pertama. Tahap pekerjaan ini menggenapi makna inti dari "Firman menjadi manusia", memberikan makna yang lebih dalam pada "Firman itu bersama dengan Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan", dan memungkinkan engkau agar yakin memercayai firman bahwa "pada mulanya adalah Firman". Artinya, pada saat penciptaan, Tuhan memiliki firman, firman-Nya ada bersama-sama dengan Dia dan tidak dapat dipisahkan dari-Nya, dan pada zaman akhir, Dia bahkan semakin memperjelas kuasa dan otoritas firman-Nya, dan memungkinkan manusia untuk mengerti semua jalan-Nya—mendengar seluruh firman-Nya. Demikianlah pekerjaan dari zaman akhir. Engkau harus mulai menyelami firman Tuhan. Ini bukan masalah tentang mengenal daging, tetapi mengetahui tentang daging dan Firman. Inilah kesaksian yang harus engkau berikan, yang harus diketahui semua orang. Karena ini adalah pekerjaan inkarnasi kedua—dan merupakan terakhir kalinya Tuhan menjadi daging—ini sepenuhnya melengkapi makna penting inkarnasi, secara menyeluruh melaksanakan dan menyatakan seluruh pekerjaan Tuhan dalam daging, dan mengakhiri era keberadaan Tuhan dalam rupa manusia.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penerapan (4)"
Mengapa Aku katakan bahwa makna inkarnasi tidak diselesaikan dalam pekerjaan Yesus? Karena Firman tidak sepenuhnya menjadi daging. Apa yang Yesus lakukan hanyalah satu bagian dari pekerjaan Tuhan dalam daging; Dia hanya melakukan pekerjaan penebusan dan bukan pekerjaan untuk sepenuhnya mendapatkan manusia. Untuk alasan ini, Tuhan telah menjadi daging sekali lagi di akhir zaman. Tahap pekerjaan ini juga dilakukan dalam daging biasa; dilakukan oleh manusia yang benar-benar normal, yang kemanusiaannya sama sekali tidak transenden. Dengan kata lain, Tuhan telah menjadi manusia yang seutuhnya; Dia adalah orang yang identitasnya merupakan identitas Tuhan, seorang manusia yang utuh, daging yang utuh, yang melakukan pekerjaan. Mata manusia melihat tubuh jasmani yang sama sekali tidak transenden, seseorang yang sangat biasa yang dapat berbicara bahasa surgawi, yang tidak menunjukkan tanda-tanda ajaib, tidak melakukan mukjizat, apalagi mengungkapkan keadaan sebenarnya mengenai agama di aula-aula pertemuan besar. Bagi orang-orang, pekerjaan dari daging inkarnasi kedua tampak sama sekali berbeda dengan yang pertama, sedemikian berbedanya sehingga keduanya tampak tidak memiliki kesamaan sama sekali, dan tidak ada apa pun dari pekerjaan pertama yang dapat terlihat saat ini. Meskipun pekerjaan dari daging inkarnasi yang kedua berbeda dengan yang pertama, hal itu tidak membuktikan bahwa sumber Mereka bukanlah satu dan sama. Sama tidaknya sumber Mereka tergantung pada sifat dari pekerjaan yang dilakukan oleh kedua daging dan bukan pada wujud luar Mereka. Selama tiga tahap pekerjaan-Nya, Tuhan telah berinkarnasi dua kali, dan kedua pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi meresmikan dimulainya zaman yang baru, memulai pekerjaan yang baru; kedua inkarnasi saling melengkapi satu dengan yang lain. Tidaklah mungkin bagi mata manusia untuk mengetahui bahwa kedua daging sebenarnya berasal dari sumber yang sama. Jelas bahwa semua itu di luar kemampuan mata atau pikiran manusia. Namun, dalam esensi Keduanya, Mereka adalah sama, karena pekerjaan Mereka berasal dari Roh yang sama. Apakah kedua inkarnasi berasal dari satu sumber tidaklah dapat dinilai dari zaman dan tempat di mana Mereka dilahirkan, atau oleh faktor-faktor lain semacam itu, tetapi oleh pekerjaan ilahi yang diungkapkan oleh Mereka. Daging inkarnasi yang kedua tidak melakukan satu pun pekerjaan yang dilakukan Yesus, karena pekerjaan Tuhan tidak mematuhi aturan apa pun, tetapi membukakan jalan yang baru, setiap kali. Daging inkarnasi yang kedua tidak bertujuan untuk memperdalam atau memantapkan kesan daging yang pertama dalam pikiran manusia, tetapi untuk melengkapi dan menyempurnakannya, untuk memperdalam pengetahuan manusia akan Tuhan, mematahkan segala aturan yang ada dalam hati orang, dan menghapuskan gambaran yang keliru tentang Tuhan dalam hati mereka. Dapat dikatakan bahwa tidak ada satu tahap pun dari pekerjaan Tuhan sendiri yang dapat memberi manusia pengetahuan yang lengkap tentang Dia; masing-masing tahap pekerjaan hanya memberi sebagian, bukan keseluruhan. Meskipun Tuhan telah mengungkapkan watak-Nya secara penuh, oleh karena terbatasnya kemampuan manusia untuk memahami, pengetahuannya akan Tuhan masih tetap tidak lengkap. Tidak mungkin menyampaikan keseluruhan watak Tuhan dengan menggunakan bahasa manusia; lagi pula, bagaimana mungkin satu tahap dari pekerjaan-Nya bisa sepenuhnya mengungkapkan Tuhan? Dia bekerja dalam daging dalam kemanusiaan normal-Nya, dan orang hanya dapat mengenal-Nya melalui ungkapan keilahian-Nya, bukan melalui wujud tubuh-Nya. Tuhan datang dalam daging demi memungkinkan manusia mengenal-Nya melalui pekerjaan-Nya yang beragam, dan kedua tahap pekerjaan-Nya itu tidak serupa. Hanya dengan cara inilah, manusia dapat memiliki pengetahuan yang penuh tentang pekerjaan Tuhan dalam daging, tidak terbatas pada satu segi saja. Meskipun pekerjaan kedua daging inkarnasi berbeda, esensi dari daging, dan sumber pekerjaan Mereka, adalah identik; hanya saja, Mereka ada untuk melakukan dua tahap pekerjaan yang berbeda, dan muncul di dua zaman yang berbeda. Bagaimanapun juga, daging inkarnasi Tuhan memiliki esensi dan asal yang sama—ini adalah kebenaran yang tidak dapat disangkal oleh siapa pun.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan"
Pekerjaan pada zaman sekarang telah mendorong maju pekerjaan Zaman Kasih Karunia; artinya, pekerjaan di bawah seluruh rencana pengelolaan enam ribu tahun telah bergerak maju. Meskipun Zaman Kasih Karunia telah berakhir, telah ada kemajuan dalam pekerjaan Tuhan. Mengapa Kukatakan berulang kali bahwa tahap pekerjaan ini dibangun di atas Zaman Kasih Karunia dan Zaman Hukum Taurat? Karena pekerjaan pada zaman sekarang merupakan kelanjutan dari pekerjaan yang dilakukan pada Zaman Kasih Karunia, dan merupakan kelanjutan atas apa yang telah dilakukan pada Zaman Hukum Taurat. Ketiga tahap itu saling terkait erat, dengan setiap mata rantai terpaut erat dengan yang berikutnya. Mengapa Aku juga mengatakan bahwa tahap pekerjaan ini dibangun di atas pekerjaan yang telah Yesus lakukan? Seandainya tahap ini tidak dibangun di atas pekerjaan yang Yesus lakukan, penyaliban lain akan harus dilakukan di tahap ini, dan pekerjaan penebusan dari tahap sebelumnya harus dilakukan kembali. Semua ini akan menjadi tidak berarti. Jadi, ini bukan berarti bahwa pekerjaan itu sudah sepenuhnya selesai, tetapi zaman telah bergerak maju dan tingkat pekerjaan telah dinaikkan lebih tinggi dari sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa tahap pekerjaan ini dibangun di atas dasar Zaman Hukum Taurat dan di atas batu karang pekerjaan Yesus. Pekerjaan Tuhan dibangun tahap demi tahap, dan tahap ini bukanlah sebuah awal yang baru. Hanya gabungan dari ketiga tahap pekerjaan yang dapat dianggap sebagai rencana pengelolaan enam ribu tahun. Pekerjaan pada tahap ini dilakukan di atas dasar pekerjaan Zaman Kasih Karunia. Jika kedua tahap pekerjaan ini tidak terkait, lalu mengapa penyaliban tidak diulangi dalam tahap ini? Mengapa Aku tidak menanggung dosa manusia, melainkan datang untuk menghakimi dan menghajar manusia secara langsung? Jika pekerjaan-Ku untuk menghakimi dan menghajar manusia tidak mengikuti penyaliban, dengan kedatangan-Ku sekarang yang bukan dikandung dari Roh Kudus, maka Aku tidak memenuhi syarat untuk menghakimi dan menghajar manusia. Justru karena Aku dan Yesus adalah satu, maka Aku datang untuk secara langsung menghajar dan menghakimi manusia. Pekerjaan pada tahap ini dibangun sepenuhnya di atas pekerjaan tahap sebelumnya. Itulah sebabnya hanya pekerjaan semacam ini yang dapat membawa manusia, selangkah demi selangkah, ke dalam keselamatan. Yesus dan Aku berasal dari satu Roh. Walaupun Kami tidak terkait di dalam daging Kami, Roh Kami adalah satu; meskipun muatan dari apa yang Kami lakukan dan pekerjaan yang Kami lakukan tidak sama, Kami sama dalam esensi; daging Kami mengambil wujud yang berbeda, tetapi ini dikarenakan perubahan pada zaman dan kebutuhan yang berbeda dari pekerjaan Kami; pelayanan Kami tidak sama, jadi pekerjaan yang Kami hasilkan dan watak yang Kami ungkapkan kepada manusia pun berbeda. Itulah sebabnya apa yang manusia lihat dan pahami saat ini berbeda dengan apa yang mereka lihat dan pahami di masa lalu, yaitu karena perubahan pada zaman. Karena semua itu, Mereka berbeda dalam gender dan wujud daging Mereka, dan Mereka tidak terlahir di keluarga yang sama, apalagi pada periode waktu yang sama, Roh Mereka bagaimanapun juga adalah satu. Karena semua itu, daging Mereka tidak sedarah dan sama sekali tidak ada kaitan kekerabatan secara jasmani, tidak dapat disangkal bahwa Mereka adalah daging inkarnasi Tuhan pada dua periode waktu yang berbeda. Bahwa Mereka adalah daging inkarnasi Tuhan merupakan kebenaran yang tidak terbantahkan. Namun, Mereka tidak memiliki garis keturunan yang sama, dan tidak berbicara bahasa manusia yang sama (yang satu adalah seorang laki-laki yang berbicara bahasa orang Yahudi dan yang satunya lagi adalah seorang perempuan yang hanya berbicara bahasa Mandarin). Karena alasan-alasan inilah Mereka telah tinggal di negara yang berbeda untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh mereka masing-masing, dan pada periode waktu yang berbeda pula. Terlepas dari fakta bahwa Mereka adalah Roh yang sama, memiliki esensi yang sama, tidak ada kesamaan sama sekali di antara penampilan lahiriah daging Mereka. Yang sama-sama mereka miliki adalah kemanusiaan yang sama, tetapi dalam hal penampilan lahiriah daging Mereka dan keadaan kelahiran Mereka, Mereka tidak sama. Hal-hal ini tidak berdampak pada pekerjaan Mereka masing-masing atau pada pengetahuan yang manusia miliki tentang Mereka, karena sesungguhnya, Mereka adalah Roh yang sama dan tak seorang pun dapat memisahkan Mereka. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah, seluruh keberadaan Mereka berada dalam kendali Roh Mereka, yang mengalokasikan kepada Mereka pekerjaan yang berbeda pada periode waktu yang berbeda, dan daging Mereka berasal dari garis keturunan yang berbeda. Roh Yahweh bukanlah bapa dari Roh Yesus, dan Roh Yesus bukanlah anak dari Roh Yahweh: Mereka adalah satu dan Roh yang sama. Demikian pula, Tuhan yang berinkarnasi pada zaman sekarang dan Yesus tidak memiliki hubungan darah, tetapi Mereka adalah satu, ini karena Roh Mereka adalah satu. Tuhan dapat melakukan pekerjaan belas kasihan dan kasih setia, juga pekerjaan penghakiman yang adil dan hajaran terhadap manusia, serta pekerjaan mendatangkan kutuk atas manusia; dan pada akhirnya, Dia dapat melakukan pekerjaan memusnahkan dunia dan menghukum orang yang jahat. Bukankah Dia sendiri yang melakukan semuanya ini? Bukankah ini adalah kemahakuasaan Tuhan? Dia mampu menyebarluaskan hukum Taurat bagi manusia dan mengeluarkan perintah kepada manusia, dan Dia juga mampu memimpin orang Israel mula-mula untuk menjalani kehidupan mereka di bumi, dan membimbing mereka untuk membangun bait suci dan mezbah, memegang semua orang Israel di bawah kekuasaan-Nya. Karena otoritas-Nya, Dia tinggal di bumi bersama dengan orang Israel selama dua ribu tahun. Orang Israel tidak berani memberontak terhadap-Nya; semua orang takut akan Yahweh dan mematuhi perintah-Nya. Begitulah pekerjaan yang dilakukan dengan berdasarkan otoritas-Nya dan kemahakuasaan-Nya. Kemudian, selama Zaman Kasih Karunia, Yesus datang untuk menebus seluruh umat manusia yang telah jatuh (dan bukan hanya orang Israel). Dia menunjukkan belas kasihan dan kasih setia kepada manusia. Yesus yang manusia lihat pada Zaman Kasih Karunia dipenuhi dengan kasih setia dan selalu penuh kasih terhadap manusia, karena Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Dia mampu mengampuni dosa-dosa manusia hingga penyaliban-Nya sepenuhnya menebus umat manusia dari dosa. Selama periode ini, Tuhan menampakkan diri di hadapan manusia dengan belas kasihan dan kasih setia; artinya, Dia menjadi korban penghapus dosa bagi manusia dan disalibkan karena dosa-dosa manusia sehingga mereka dapat selamanya diampuni. Dia pengampun, welas asih, sabar, dan penuh kasih. Dan mereka semua yang mengikuti Yesus pada Zaman Kasih Karunia juga berusaha untuk sabar dan mengasihi dalam segala hal. Mereka panjang sabar, dan tidak pernah melawan bahkan ketika dipukul, dikutuk, atau dirajam. Namun selama tahap terakhir ini, itu tidak bisa lagi seperti itu. Pekerjaan Yesus dan Yahweh tidak sepenuhnya sama meskipun Mereka adalah satu Roh. Pekerjaan Yahweh tidak mengakhiri sebuah zaman, tetapi membimbing zaman, menuntun kehidupan umat manusia di bumi, dan pekerjaan zaman sekarang adalah untuk menaklukkan mereka yang berada di bangsa-bangsa lain yang telah dirusak sedemikian dalamnya, dan memimpin tidak hanya umat pilihan Tuhan di Tiongkok, tetapi memimpin seluruh alam semesta dan segenap umat manusia. Mungkin tampak bagimu bahwa pekerjaan ini hanya dilakukan di Tiongkok, tetapi sebenarnya pekerjaan ini sudah mulai meluas ke luar negeri. Mengapa orang di luar Tiongkok dari waktu ke waktu mencari jalan yang benar? Itu karena Roh sudah mulai bekerja, dan firman yang disampaikan sekarang ini ditujukan kepada orang-orang di seluruh alam semesta. Dengan ini, separuh pekerjaan sudah berjalan. Dari penciptaan dunia hingga saat ini, Roh Tuhan telah mengatur bergeraknya pekerjaan yang besar ini, dan terlebih lagi, Roh telah melakukan pekerjaan berbeda pada zaman yang berbeda dan di antara berbagai negara. Orang-orang dari setiap zaman melihat watak-Nya yang berbeda, yang secara alami diungkapkan melalui pekerjaan berbeda yang Dia lakukan. Dia adalah Tuhan, penuh dengan belas kasihan dan kasih setia; Dia bukan hanya korban penghapus dosa bagi manusia dan gembala manusia; tetapi Dia juga adalah penghakiman, hajaran, dan kutuk bagi manusia. Dia dapat memimpin manusia untuk hidup di bumi selama dua ribu tahun, dan Dia juga dapat menebus umat manusia yang rusak dari dosa. Pada zaman sekarang, Dia juga dapat menaklukkan umat manusia, yang tidak mengenal-Nya, dan membuat mereka sujud di bawah kekuasaan-Nya, sehingga semua orang akan tunduk kepada-Nya sepenuhnya. Pada akhirnya, Dia akan membakar semua yang najis dan fasik dalam diri manusia di seluruh alam semesta, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa Dia bukan hanya Tuhan yang pengampun dan penuh kasih, bukan hanya Tuhan yang penuh hikmat dan keajaiban, bukan hanya Tuhan yang kudus, tetapi terlebih lagi, Dia adalah Tuhan yang menghakimi umat manusia. Bagi orang-orang jahat di antara umat manusia, Dia adalah api yang membakar, menghakimi dan menghukum; bagi mereka yang akan disempurnakan, Dia adalah kesengsaraan, pemurnian, dan ujian, juga penghiburan, makanan rohani, pembekalan firman, dan pemangkasan. Dan bagi mereka yang disingkirkan, Dia adalah hukuman dan ganjaran. Katakan kepada-Ku, bukankah Tuhan itu Maha Kuasa? Dia mampu melakukan apa pun dan melakukan semua pekerjaan, bukan hanya penyaliban seperti yang kaubayangkan. Engkau terlalu meremehkan Tuhan! Apakah engkau percaya bahwa yang mampu Dia lakukan hanyalah menebus seluruh umat manusia melalui penyaliban-Nya, dan hanya itu saja? Dan setelah itu, engkau akan mengikuti-Nya ke surga untuk makan buah dari pohon kehidupan dan minum dari sungai kehidupan? ... Mungkinkah sesederhana itu? Katakan kepada-Ku, apa yang telah kaucapai? Apakah engkau memiliki kehidupan Yesus? Engkau memang telah ditebus oleh-Nya, tetapi penyaliban adalah pekerjaan Yesus sendiri. Tugas apakah yang telah kaupenuhi sebagai manusia? Engkau hanya memiliki kesalehan lahiriah, tetapi engkau tidak memahami jalan-Nya. Apakah seperti itu caramu mewujudkan diri-Nya? Jika engkau belum mendapatkan kehidupan Tuhan atau melihat keseluruhan watak-Nya yang benar, engkau tidak dapat mengaku sebagai orang yang telah memiliki kehidupan, dan engkau tidak layak untuk melewati gerbang kerajaan surga.
Tuhan bukan saja Roh, Dia juga bisa menjadi daging. Terlebih dari itu, Dia adalah tubuh kemuliaan. Yesus, meskipun engkau semua belum pernah melihat-Nya, telah disaksikan oleh orang-orang Israel—orang-orang Yahudi pada zaman itu. Dia pada mulanya adalah tubuh daging, tetapi setelah disalibkan, Dia menjadi tubuh kemuliaan. Dia adalah Roh yang mencakup segalanya dan dapat melakukan pekerjaan di segala tempat. Dia dapat menjadi Yahweh, atau Yesus, atau Mesias; pada akhirnya, Dia juga dapat menjadi Tuhan Yang Mahakuasa. Dia adalah kebenaran, penghakiman, dan hajaran; Dia adalah kutukan dan murka; tetapi Dia juga adalah Tuhan yang penuh belas kasihan dan kasih setia. Semua pekerjaan yang telah Dia lakukan mampu merepresentasikan diri-Nya. Seperti apakah Tuhan itu menurutmu? Engkau tidak mampu menjelaskannya. Jika engkau benar-benar tidak mampu menjelaskannya, engkau seharusnya tidak menarik kesimpulan tentang Tuhan. Jangan menarik kesimpulan bahwa Tuhan selamanya adalah Tuhan yang penuh belas kasihan dan kasih setia hanya karena Dia telah melakukan pekerjaan penebusan di satu tahap. Dapatkah engkau yakin bahwa Dia hanya Tuhan yang pengampun dan penuh kasih? Jika Dia hanyalah Tuhan yang pengampun dan penuh kasih, mengapa Dia akan mengakhiri suatu zaman pada akhir zaman ini? Mengapa Dia akan mengirimkan begitu banyak bencana? Menurut gagasan dan pemikiran manusia, Tuhan seharusnya penuh belas kasihan dan pengasih hingga kesudahannya, sehingga seluruh umat manusia hingga jiwa yang terakhir pun dapat diselamatkan. Namun, mengapa pada akhir zaman Dia mengirimkan bencana yang begitu dahsyat seperti gempa bumi, wabah, dan kelaparan untuk memusnahkan umat manusia yang jahat ini, yang memandang Tuhan sebagai seteru? Mengapa Dia mengizinkan manusia mengalami bencana-bencana ini? Mengenai seperti apakah Tuhan, tak seorang pun di antaramu yang berani mengatakannya, dan tak seorang pun yang mampu menjelaskannya. Dapatkah engkau yakin bahwa Dia adalah Roh? Beranikah engkau mengatakan bahwa Dia tidak lain adalah daging Yesus? Dan beranikah engkau mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang akan selamanya disalibkan demi manusia?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"
Kutipan Film Terkait
Mengapa Tuhan Dua Kali Menjadi Daging Untuk Menyelamatkan Umat Manusia?
Memahami Pentingnya Tuhan Dua Kali Menjadi Daging
Lagu Pujian Terkait
Kedua Inkarnasi Menyelesaikan Karya Tuhan di dalam Daging
Makna Inkarnasi Dilengkapi oleh Inkarnasi di Akhir Zaman