1. Tuhan adalah Tuhan atas ciptaan, otoritas-Nya unik
Firman Tuhan yang Relevan:
Tuhan Menggunakan Firman untuk Menciptakan Segala Sesuatu
Kejadian 1:3-5 Dan Tuhan berfirman, "Jadilah terang." Dan terang pun jadi. Dan Tuhan melihat terang itu baik: lalu Dia memisahkan terang dari gelap. Dan Tuhan menyebut terang itu siang dan gelap itu malam. Jadilah malam dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Kejadian 1:6-7 Dan Tuhan berfirman, "Jadilah cakrawala di tengah air, untuk memisahkan air dari air." Maka Tuhan menciptakan cakrawala dan memisahkan air yang ada di bawah cakrawala dari air yang di atas cakrawala. Maka jadilah demikian.
Kejadian 1:9-11 Dan Tuhan berfirman, "Hendaklah air di bawah langit berkumpul di satu tempat, dan tanah yang kering terlihat." Maka jadilah demikian. Tuhan menyebut tanah yang kering itu Darat; dan air yang berkumpul itu disebut-Nya Laut: dan Tuhan melihat semuanya itu baik. Lalu Tuhan berfirman, "Hendaklah tanah menumbuhkan rumput, tanaman yang menghasilkan biji, dan pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji sesuai jenisnya di bumi." Maka jadilah demikian.
Kejadian 1:14-15 Dan Tuhan berfirman, "Jadilah benda-benda penerang di cakrawala di langit untuk memisahkan siang dari malam; dan biarlah mereka ada untuk menjadi penanda, yang menunjukkan musim, hari-hari, dan tahun-tahun. Biarlah benda-benda itu menjadi penerang di cakrawala di langit untuk menerangi bumi." Maka jadilah demikian.
Kejadian 1:20-21 Dan Tuhan berfirman, "Hendaklah air menghasilkan banyak makhluk yang bergerak dan bernyawa dan ada burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala di langit." Maka Tuhan menciptakan binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang ada di air, dan segala jenis burung bersayap, dan Tuhan melihat semuanya itu baik.
Kejadian 1:24-25 Dan Tuhan berfirman, "Hendaklah bumi mengeluarkan segala makhluk hidup sesuai jenisnya masing-masing, ternak dan binatang melata, dan binatang liar sesuai jenisnya masing-masing." Maka jadilah demikian. Dan Tuhan menciptakan segala jenis binatang liar sesuai jenisnya masing-masing, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di bumi sesuai jenisnya masing-masing: dan Tuhan melihat semuanya itu baik.
Pada Hari Pertama, Siang dan Malam Umat Manusia Dilahirkan dan Berdiri Teguh Berkat Otoritas Tuhan
Mari kita melihat nas pertama: "Dan Tuhan berfirman, 'Jadilah terang.' Dan terang pun jadi. Tuhan melihat terang itu baik: lalu Dia memisahkan terang dari gelap. Dan Tuhan menyebut terang itu siang dan gelap itu malam. Jadilah malam dan jadilah pagi, itulah hari pertama" (Kejadian 1:3-5). Nas ini menjelaskan tindakan pertama Tuhan di awal penciptaan, dan di hari pertama yang Tuhan lewati, di mana ada malam dan pagi. Namun, itu adalah hari yang luar biasa: Tuhan mulai mempersiapkan terang bagi segala sesuatu, dan, terlebih lagi, memisahkan terang dari gelap. Pada hari ini, Tuhan mulai berbicara, dan firman serta otoritas-Nya ada secara berdampingan. Otoritas-Nya mulai ditunjukkan di antara segala sesuatu, dan kuasa-Nya tersebar di antara segala sesuatu sebagai hasil dari firman-Nya. Mulai hari ini dan seterusnya, segala sesuatu terbentuk dan berdiri teguh karena firman Tuhan, otoritas Tuhan, dan kuasa Tuhan, dan semua itu mulai berfungsi berkat firman Tuhan, otoritas Tuhan, dan kuasa Tuhan. Saat Tuhan mengucapkan firman, "Jadilah terang," terang itu pun jadi. Tuhan tidak memulai program pekerjaan apa pun; terang itu muncul sebagai hasil dari firman-Nya. Inilah terang yang Tuhan sebut siang, dan manusia masih bergantung pada keberadaannya hingga hari ini. Atas perintah Tuhan, hakikat dan nilai terang tersebut tidak pernah berubah, dan terang itu tak pernah lenyap. Keberadaannya menunjukkan otoritas dan kuasa Tuhan, dan menyatakan keberadaan Sang Pencipta. Terang itu berulang kali menyatakan dengan tegas identitas dan status Sang Pencipta. Terang itu bukan tak berwujud, atau ilusi, tetapi merupakan cahaya nyata yang dapat dilihat oleh manusia. Sejak saat itu dan seterusnya, dalam dunia yang kosong ini, di mana "bumi tidak berbentuk dan kosong; dan kegelapan menutupi lautan yang dalam," dihasilkanlah hal materiel pertama. Hal ini berasal dari firman yang keluar dari mulut Tuhan, dan muncul dalam tindakan pertama penciptaan segala sesuatu oleh karena otoritas dan perkataan Tuhan. Segera setelah itu, Tuhan memerintahkan terang dan gelap untuk berpisah. ... Segala sesuatu berubah dan diselesaikan oleh karena firman Tuhan .... Tuhan menyebut terang ini "Siang," dan gelap itu disebut-Nya "Malam". Pada waktu itu, malam pertama dan pagi pertama dihasilkan di dunia yang ingin Tuhan ciptakan, dan Tuhan berfirman bahwa inilah hari yang pertama. Hari ini adalah hari pertama penciptaan segala sesuatu oleh Sang Pencipta, dan merupakan awal dari penciptaan segala sesuatu, dan merupakan pertama kalinya otoritas dan kuasa Sang Pencipta telah dipertunjukkan di dunia yang sudah Dia ciptakan ini.
Melalui firman ini, manusia mampu melihat otoritas Tuhan, dan otoritas firman Tuhan, serta kuasa Tuhan. Karena hanya Tuhan yang memiliki kuasa seperti itu, maka hanya Tuhan yang memiliki otoritas seperti itu; karena Tuhan memiliki otoritas seperti itu, maka hanya Tuhan yang memiliki kuasa seperti itu. Mungkinkah manusia atau objek apa pun memiliki otoritas dan kuasa seperti ini? Adakah jawaban di dalam hatimu? Selain Tuhan, adakah makhluk ciptaan atau bukan ciptaan yang memiliki otoritas seperti itu? Pernahkah engkau semua melihat contoh sesuatu seperti ini dalam buku atau publikasi apa pun? Apakah ada catatan bahwa seseorang menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu? Catatan seperti itu tidak muncul dalam buku atau catatan lain apa pun; ini, tentu saja, adalah satu-satunya firman yang otoritatif dan berkuasa tentang penciptaan dunia yang luar biasa oleh Tuhan, yang dicatat dalam Alkitab; firman ini membuktikan otoritas unik Tuhan, dan identitas unik Tuhan. Dapatkah dikatakan bahwa otoritas dan kuasa seperti itu melambangkan identitas unik Tuhan? Dapatkah dikatakan bahwa otoritas dan kuasa seperti itu dimiliki oleh Tuhan, dan hanya oleh Tuhan? Tak diragukan lagi, hanya Tuhan itu sendirilah yang memiliki otoritas dan kuasa seperti itu! Otoritas dan kuasa ini tidak dapat dimiliki atau digantikan oleh makhluk ciptaan atau bukan ciptaan mana pun! Apakah ini adalah salah satu karakteristik dari Tuhan yang unik itu sendiri? Pernahkah engkau semua menyaksikannya? Firman ini dengan cepat dan jelas memungkinkan orang-orang untuk memahami fakta bahwa Tuhan memiliki otoritas yang unik, dan kuasa yang unik, dan identitas serta status yang tertinggi. Dari persekutuan di atas, dapatkah engkau semua mengatakan bahwa Tuhan yang engkau semua percayai adalah Tuhan yang unik itu sendiri?
Pada Hari Kedua, Otoritas Tuhan Mengatur Air, dan Menciptakan Cakrawala, dan Ruang bagi Kelangsungan Hidup Manusia yang Paling Mendasar pun Muncul
Mari kita membaca nas kedua dari Alkitab: "Dan Tuhan berfirman, 'Jadilah cakrawala di tengah air, untuk memisahkan air dari air.' Maka Tuhan menciptakan cakrawala dan memisahkan air yang ada di bawah cakrawala dari air di atas cakrawala. Maka jadilah demikian" (Kejadian 1:6-7). Perubahan apa yang terjadi setelah Tuhan berfirman, "Jadilah cakrawala di tengah air, untuk memisahkan air dari air"? Dalam Kitab Suci, dikatakan: "Maka Tuhan menciptakan cakrawala dan memisahkan air yang ada di bawah cakrawala dari air di atas cakrawala." Apa hasilnya setelah Tuhan berfirman dan melakukan ini? Jawabannya terdapat di bagian terakhir dari nas tersebut: "maka jadilah demikian."
Dua kalimat pendek ini merekam peristiwa luar biasa, dan menggambarkan pemandangan yang menakjubkan—yakni perbuatan Tuhan yang luar biasa saat mengatur air, dan menciptakan ruang di mana manusia bisa hidup ...
Dalam gambar ini, air dan cakrawala muncul di hadapan Tuhan dalam sekejap, dan mereka dipisahkan oleh otoritas firman Tuhan, dan dipisahkan menjadi "yang di atas" dan "yang di bawah" dengan cara yang ditetapkan oleh Tuhan. Ini berarti, cakrawala yang diciptakan oleh Tuhan tidak hanya menutupi air yang di bawah, tetapi juga menopang air yang di atas .... Dalam hal ini, manusia tidak bisa melakukan apa pun kecuali menatap, tercengang, dan terkesiap kagum pada kekuatan otoritas-Nya dan pada kemegahan pemandangan di mana Sang Pencipta memindahkan dan memerintah air, dan menciptakan cakrawala. Melalui firman Tuhan, dan kuasa Tuhan, dan otoritas Tuhan, Tuhan melakukan perbuatan besar lainnya. Bukankah ini kekuatan dari otoritas Sang Pencipta? Mari kita gunakan kitab suci untuk menjelaskan perbuatan Tuhan: Tuhan mengucapkan firman-Nya, dan karena firman Tuhan ini ada cakrawala di tengah-tengah air. Pada saat yang sama, perubahan besar terjadi di alam semesta ini karena firman Tuhan ini, dan itu bukan perubahan dalam arti biasa, tetapi semacam substitusi, di mana tidak ada menjadi ada. Itu lahir dari pikiran Sang Pencipta, dan menjadi ada dari tidak ada karena firman yang diucapkan oleh Sang Pencipta, dan, terlebih lagi, mulai saat ini dan seterusnya, itu akan ada dan tetap ada, demi Sang Pencipta, dan akan bergeser, berubah, dan diperbarui sesuai dengan pikiran Sang Pencipta. Nas ini menggambarkan tindakan kedua Sang Pencipta dalam penciptaan seluruh dunia oleh-Nya. Itu adalah pengungkapan lain dari otoritas dan kuasa Sang Pencipta, perbuatan perintisan lain yang dilakukan oleh Sang Pencipta. Hari ini adalah hari kedua yang telah dilalui Sang Pencipta sejak dunia dijadikan, dan hari indah lain bagi-Nya: Dia berjalan di antara terang, Dia menghadirkan cakrawala, Dia menata serta mengatur air, dan perbuatan-Nya, otoritas-Nya, dan kuasa-Nya mulai bekerja di hari yang baru. ...
Apakah ada cakrawala di tengah air sebelum Tuhan mengucapkan firman-Nya? Tentu saja tidak! Dan bagaimana setelah Tuhan berkata, "Jadilah cakrawala di tengah air"? Hal-hal yang direncanakan oleh Tuhan muncul; ada cakrawala di tengah air, dan air terpisah karena Tuhan berfirman "Untuk memisahkan air dari air." Dengan cara ini, seturut firman Tuhan, dua objek baru, dua hal yang baru lahir, muncul di antara segala sesuatu sebagai hasil dari otoritas dan kuasa Tuhan. Bagaimana perasaanmu mengenai kemunculan dua hal baru ini? Apakah engkau merasakan kebesaran kuasa Sang Pencipta? Apakah engkau merasakan kekuatan Sang Pencipta yang unik dan luar biasa? Kebesaran dari kekuatan dan kuasa seperti itu adalah berkat otoritas Tuhan, dan otoritas ini adalah representasi dari Tuhan itu sendiri, dan karakteristik unik dari Tuhan itu sendiri.
Apakah nas ini sekali lagi memberimu pemahaman mendalam tentang keunikan Tuhan? Sebenarnya, ini jauh dari cukup; otoritas dan kuasa Sang Pencipta jauh melampaui ini. Keunikan-Nya bukan hanya karena Dia memiliki hakikat yang berbeda dengan hakikat makhluk apa pun, tetapi juga karena otoritas dan kuasa-Nya luar biasa, tak terbatas, berada di atas segalanya, dan berdiri di atas segalanya, dan, terlebih lagi, karena otoritas-Nya dan apa yang dimiliki-Nya dan siapa Dia dapat menciptakan kehidupan, menghasilkan keajaiban, dan menciptakan setiap menit dan detik yang spektakuler dan luar biasa. Pada saat yang sama, Dia mampu mengatur kehidupan yang Dia ciptakan, dan berdaulat atas mukjizat dan setiap menit dan detik yang Dia ciptakan.
Pada Hari Ketiga, Firman Tuhan Melahirkan Darat dan Laut, dan Otoritas Tuhan Menyebabkan Dunia Dipenuhi dengan Daya Hidup
Selanjutnya, mari kita membaca kalimat pertama dari Kejadian 1:9-11: "Dan Tuhan berfirman, 'Hendaklah air di bawah langit berkumpul di satu tempat, dan tanah yang kering terlihat.'" Perubahan apa yang terjadi setelah Tuhan hanya berfirman: "Hendaklah air di bawah langit berkumpul di satu tempat, dan tanah yang kering terlihat"? Dan apa yang ada dalam ruang ini selain terang dan cakrawala? Dalam Kitab Suci ada tertulis: "Dan Tuhan menyebut tanah yang kering itu Darat; dan air yang berkumpul itu disebut-Nya Laut: dan Tuhan melihat semuanya itu baik." Ini berarti, sekarang sekarang ada darat dan laut dalam ruang ini, dan darat serta laut dipisahkan. Kemunculan hal-hal baru ini seturut perintah dari mulut Tuhan, "maka jadilah demikian." Apakah Kitab Suci menggambarkan Tuhan sangat sibuk ketika Dia melakukan ini? Apakah Kitab Suci menggambarkan diri-Nya melakukan pekerjaan fisik? Jadi, bagaimana Tuhan melakukan hal ini? Bagaimana Tuhan membuat semua hal baru ini menjadi ada? Jelas sekali, Tuhan menggunakan firman untuk mencapai semua ini, untuk menciptakan keseluruhan hal ini.
Dalam ketiga nas di atas, kita telah belajar tentang terjadinya tiga peristiwa besar. Ketiga peristiwa besar ini terjadi dan menjadi ada melalui firman Tuhan, dan oleh karena firman-Nya, satu demi satu, peristiwa ini muncul di hadapan mata Tuhan. Jadi, dapat dilihat bahwa perkataan "Tuhan berfirman, maka semuanya terjadi: Dia memerintahkan, maka semuanya terlaksana" bukanlah perkataan kosong. Hakikat Tuhan ini dinyatakan dengan tegas pada saat pikiran terlahir dalam benak-Nya, dan ketika Tuhan membuka mulut-Nya untuk berfirman, hakikat-Nya tecermin sepenuhnya.
Mari kita lanjutkan ke kalimat terakhir dari nas ini: "Lalu Tuhan berfirman, 'Hendaklah tanah menumbuhkan rumput, tanaman yang menghasilkan biji, dan pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji sesuai jenisnya di bumi.' Maka jadilah demikian." Saat Tuhan berfirman, semua hal ini menjadi ada seturut pikiran Tuhan, dan seketika, berbagai macam bentuk kehidupan kecil yang lembut bergoyang-goyang menyembulkan kepala mereka dari dalam tanah, dan bahkan sebelum mereka sempat meluruhkan serpihan tanah dari tubuh mereka, mereka dengan penuh semangat saling melambaikan untuk menyapa, mengangguk, dan tersenyum pada dunia. Mereka berterima kasih kepada Sang Pencipta atas hidup yang Dia anugerahkan kepada mereka, dan mengumumkan pada dunia bahwa mereka adalah bagian dari segala sesuatu, dan bahwa mereka masing-masing akan mengabdikan hidup mereka untuk menunjukkan otoritas Sang Pencipta. Saat firman Tuhan diucapkan, tanah menjadi subur dan hijau, segala jenis herba yang dapat dinikmati oleh manusia bermunculan dan mencuat dari tanah, dan pegunungan serta dataran menjadi sangat dipadati oleh pepohonan dan hutan. ... Dunia yang gersang ini, yang di dalamnya tidak terdapat sedikit pun daya hidup, dengan cepat ditutupi oleh lebatnya rerumputan, herba dan pepohonan dan penuh dengan tanaman hijau. ... Keharuman rumput dan aroma tanah menyebar melalui udara, dan berbagai macam tanaman mulai bernapas seiring dengan sirkulasi udara, dan memulai proses bertumbuh. Pada saat yang sama, berkat firman Tuhan dan seturut dengan pikiran Tuhan, semua tanaman memulai siklus kehidupan yang tak ada hentinya, di mana mereka bertumbuh, mekar, berbuah, dan berkembang biak. Mereka mulai dengan ketat mengikuti alur hidup mereka masing-masing dan mulai melakukan peran mereka masing-masing di antara segala sesuatu. ... Mereka semua lahir, dan hidup, karena firman Sang Pencipta. Mereka terus menerima perbekalan dan pemeliharaan yang tak berkesudahan dari Sang Pencipta, dan akan selalu bertahan hidup dengan gigih di setiap penjuru bumi untuk menunjukkan otoritas dan kuasa Sang Pencipta, dan mereka akan selalu menunjukkan daya hidup yang dianugerahkan kepada mereka oleh Sang Pencipta. ...
Hidup Sang Pencipta luar biasa, pikiran-Nya luar biasa, dan otoritas-Nya luar biasa, dan karenanya, pada saat firman-Nya diucapkan, hasil akhirnya adalah "maka jadilah demikian." Jelaslah bahwa Tuhan tidak perlu bekerja dengan tangan-Nya ketika Dia bertindak; Dia hanya menggunakan pikiran-Nya untuk memerintah dan firman-Nya untuk mengatur, dan dengan cara inilah segala sesuatu tercapai. Pada hari ini, Tuhan mengumpulkan air di satu tempat, dan membiarkan tanah kering muncul, setelah itu Tuhan membuat rumput bertunas dari dalam tanah, dan tumbuhlah herba yang menghasilkan biji-bijian, dan pepohonan yang menghasilkan buah, dan Tuhan menggolongkan mereka masing-masing menurut jenisnya, dan membuat masing-masing mengandung benihnya sendiri. Semua ini terwujud sesuai dengan pikiran Tuhan dan perintah firman Tuhan, dan masing-masing muncul, satu demi satu, di dunia yang baru ini.
Saat Tuhan belum memulai pekerjaan-Nya, Dia sudah memiliki gambaran tentang apa yang ingin Dia capai dalam pikiran-Nya, dan pada saat Tuhan mulai melakukan hal-hal ini, yang juga merupakan saat ketika Tuhan membuka mulut-Nya untuk mengucapkan isi dari gambaran ini, perubahan dalam segala sesuatu mulai terjadi berkat otoritas dan kuasa Tuhan. Terlepas dari bagaimana Tuhan melakukannya, atau bagaimana Dia mengerahkan otoritas-Nya, semua telah tercapai langkah demi langkah sesuai dengan rencana Tuhan dan karena firman Tuhan, dan, langkah demi langkah, perubahan terjadi di antara langit dan bumi berkat firman dan otoritas Tuhan. Semua perubahan dan kejadian ini menunjukkan otoritas Sang Pencipta, dan keluarbiasaan serta kebesaran kuasa hidup Sang Pencipta. Pikiran-Nya bukanlah gagasan sederhana, atau gambaran kosong, melainkan otoritas yang memiliki daya hidup dan energi luar biasa, dan pikiran-Nya adalah kuasa yang menyebabkan segala sesuatu berubah, hidup kembali, diperbarui, dan binasa. Oleh karena ini, segala sesuatu berfungsi karena pikiran-Nya, dan, pada saat yang sama, tercapai oleh karena firman dari mulut-Nya ....
Sebelum segala sesuatu muncul, di pikiran Tuhan sebuah rencana lengkap telah lama terbentuk, dan sebuah dunia baru telah lama tercipta. Meskipun pada hari ketiga muncul segala macam tanaman di tanah, Tuhan tidak memiliki alasan untuk menghentikan langkah penciptaan-Nya atas dunia ini; Dia bermaksud untuk terus mengucapkan firman-Nya, untuk terus menciptakan setiap hal yang baru. Dia terus berfirman, terus mengeluarkan perintah-Nya, dan terus mengerahkan otoritas-Nya serta menunjukkan kuasa-Nya, dan Dia mempersiapkan setiap hal yang telah Dia rencanakan untuk mempersiapkan segala sesuatu dan umat manusia yang hendak Dia ciptakan. ...
Pada Hari Keempat, Terciptalah Musim, Hari, dan Tahun Umat Manusia saat Tuhan Sekali Lagi Mengerahkan Otoritas-Nya
Sang Pencipta menggunakan firman-Nya untuk menyelesaikan rencana-Nya, dan dengan cara ini Dia melewati tiga hari pertama dari rencana-Nya. Selama tiga hari ini, Tuhan tidak terlihat sibuk, atau membuat diri-Nya lelah; sebaliknya, Dia melewati tiga hari pertama yang indah dari rencana-Nya, dan berhasil melakukan upaya besar transformasi radikal dunia. Sebuah dunia baru muncul di depan mata-Nya, dan, sepotong demi sepotong, gambar indah yang telah terpatri dalam pikiran-Nya akhirnya dinyatakan dalam firman Tuhan. Kemunculan setiap hal baru adalah seperti kelahiran seorang bayi, dan Sang Pencipta merasa senang dengan gambar yang pernah ada dalam pikiran-Nya, tetapi yang sekarang sudah dihidupkan. Pada saat ini, hati-Nya mendapat sedikit kepuasan, tetapi rencana-Nya baru saja dimulai. Dalam sekejap mata, sebuah hari baru telah tiba—dan apa lembaran berikutnya dalam rencana Sang Pencipta? Apa yang Dia firmankan? Bagaimana Dia mengerahkan otoritas-Nya? Sementara itu, hal-hal baru apa yang tercipta di dunia baru ini? Dengan mengikuti tuntunan Sang Pencipta, pandangan kita tertuju pada hari keempat penciptaan segala sesuatu oleh Tuhan, hari yang merupakan awal baru yang lain. Tentu saja, bagi Sang Pencipta, hari itu tak diragukan lagi merupakan hari lain yang indah, dan hari lain yang paling penting bagi umat manusia zaman sekarang. Itu, tentu saja, adalah hari yang tak ternilai. Bagaimanakah indahnya hari itu, mengapa hari itu begitu penting, dan bagaimanakah tak ternilai hari itu? Mari kita dengarkan dahulu firman yang diucapkan oleh Sang Pencipta ....
"Dan Tuhan berfirman: 'Jadilah benda-benda penerang di cakrawala di langit untuk memisahkan siang dari malam; dan biarlah mereka ada untuk menjadi penanda, yang menunjukkan musim, hari-hari, dan tahun-tahun. Biarlah benda-benda itu menjadi penerang di cakrawala di langit untuk menerangi bumi'" (Kejadian 1:14-15). Ini adalah pengerahan lain otoritas Tuhan yang ditunjukkan oleh pelbagai makhluk setelah Dia menciptakan tanah yang kering dan tanaman di atasnya. Bagi Tuhan, tindakan seperti itu sama mudahnya dengan apa yang telah Dia lakukan, karena Tuhan memiliki kuasa seperti itu; Tuhan sama berkuasanya dengan firman-Nya, dan firman-Nya akan digenapi. Tuhan memerintahkan benda-benda penerang untuk muncul di langit, dan benda-benda penerang ini tidak hanya bersinar di langit dan di atas bumi, tetapi juga menandai siang dan malam, musim, hari, dan tahun. Dengan cara ini, ketika Tuhan mengucapkan firman-Nya, setiap tindakan yang ingin Tuhan capai digenapi sesuai dengan maksud Tuhan dan dengan cara yang ditetapkan oleh Tuhan.
Benda-benda penerang di langit adalah benda di langit yang dapat memancarkan cahaya; mereka dapat menerangi langit, dan dapat menerangi daratan dan lautan. Mereka berputar sesuai dengan irama dan frekuensi yang diperintahkan oleh Tuhan, dan menerangi jangka waktu yang berbeda di daratan, dan dengan cara ini siklus perputaran benda-benda penerang menyebabkan siang dan malam muncul di timur dan barat daratan, dan mereka bukan hanya menandai siang dan malam, tetapi melalui siklus yang berbeda ini mereka juga menandai berbagai perayaan dan hari-hari khusus umat manusia. Mereka adalah pelengkap dan pengiring yang sempurna bagi keempat musim—musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin—yang diciptakan oleh Tuhan, bersama dengan itu, benda-benda penerang secara harmonis berfungsi sebagai tanda yang teratur dan akurat untuk jangka waktu bulan, hari, dan tahun umat manusia. Meski hanya setelah kemunculan pertanian, barulah umat manusia mulai memahami dan menemukan pembagian jangka waktu bulan, hari, dan tahun yang disebabkan oleh benda-benda penerang yang diciptakan oleh Tuhan, sebenarnya jangka waktu bulan, hari, dan tahun yang dipahami manusia saat ini mulai dibuat sejak lama pada hari keempat penciptaan segala sesuatu oleh Tuhan, dan demikian pula siklus-siklus musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin yang silih berganti dialami oleh manusia sudah lama dimulai sejak hari keempat penciptaan Tuhan atas segala sesuatu. Benda-benda penerang yang diciptakan oleh Tuhan memungkinkan manusia untuk secara teratur, tepat, dan jelas membedakan antara siang dan malam, dan menghitung hari-hari, dan dengan jelas melacak jangka waktu bulan dan tahun. (Hari bulan purnama menandai berakhirnya satu bulan, dan dari inilah, manusia mengetahui bahwa cahaya yang memancar dari benda-benda penerang memulai sebuah siklus yang baru; hari bulan setengah menandai berakhirnya setengah bulan, yang memberi tahu manusia bahwa jangka waktu bulan baru dimulai, sehingga dapat disimpulkan ada berapa hari dan malam dalam jangka waktu satu bulan, berapa banyak jangka waktu bulan dalam satu musim, dan berapa banyak musim dalam setahun, dan semua itu dimunculkan dengan sangat teratur.) Maka, manusia dapat dengan mudah melacak jangka waktu bulan, hari, dan tahun yang ditandai oleh peredaran cahaya. Mulai saat ini dan seterusnya, umat manusia dan segala sesuatu tanpa sadar hidup di antara pertukaran siang dan malam yang teratur serta pergantian musim yang dihasilkan oleh peredaran benda-benda penerang. Ini adalah makna penting penciptaan benda-benda penerang oleh Sang Pencipta pada hari keempat. Demikian pula, tujuan dan makna penting dari tindakan Sang Pencipta ini tetap tak dapat dipisahkan dari otoritas dan kuasa-Nya. Jadi, benda-benda penerang yang diciptakan oleh Tuhan dan nilai yang segera mereka hadirkan bagi manusia adalah mahakarya lain yang dihasilkan oleh Sang Pencipta ketika Dia mengerahkan otoritas-Nya.
Di dunia baru ini, di mana umat manusia belum muncul, Sang Pencipta telah mempersiapkan malam dan pagi, cakrawala, daratan dan laut, rumput, herba dan berbagai jenis pohon, dan benda-benda penerang, musim, hari, dan tahun untuk kehidupan baru yang akan segera Dia ciptakan. Otoritas dan kuasa Sang Pencipta dinyatakan di setiap hal baru yang Dia ciptakan, dan firman serta pencapaian-Nya terjadi secara bersamaan, tanpa sedikit pun perbedaan, dan tanpa sedikit pun jeda. Kemunculan dan kelahiran semua hal baru ini adalah bukti otoritas dan kuasa Sang Pencipta: Dia sama berotoritas dan berkuasanya dengan firman-Nya, dan firman-Nya akan digenapi, dan apa yang Dia genapi bertahan untuk selamanya. Kenyataan ini tak pernah berubah: sebagaimana itu di masa lalu, seperti itu jugalah di masa sekarang, dan akan seperti itulah untuk selama-lamanya. Ketika engkau sekali lagi membaca firman tersebut dalam Kitab Suci, apakah semua itu terasa segar bagimu? Sudahkah engkau semua membaca isi yang baru, dan mendapatkan penemuan yang baru? Itu karena perbuatan Sang Pencipta telah menggerakkan hatimu, dan menuntun arah pengetahuanmu tentang otoritas serta kuasa-Nya, dan membuka pintu bagi pemahamanmu tentang Sang Pencipta, dan perbuatan serta otoritas-Nya telah mengaruniakan hidup ke dalam perkataan-perkataan ini. Jadi, di dalam perkataan ini manusia telah menyaksikan suatu pengungkapan otoritas Sang Pencipta yang nyata dan jelas, benar-benar menyaksikan supremasi Sang Pencipta, dan melihat keluarbiasaan otoritas dan kuasa Sang Pencipta.
Otoritas dan kuasa Sang Pencipta menghasilkan mukjizat demi mukjizat; Dia menarik perhatian manusia, dan manusia tidak bisa melakukan apa pun selain menatap terpaku pada perbuatan luar biasa yang lahir dari pengerahan otoritas-Nya. Kuasa-Nya yang fenomenal membawa kegembiraan demi kegembiraan, dan manusia menjadi terpesona dan penuh sukacita, tercengang karena kagum, terpesona, dan bersorak sorai; terlebih lagi, manusia terlihat tergerak, dan di dalam dirinya timbul rasa hormat, penghormatan, dan perasaan ingin melekat pada-Nya. Otoritas dan perbuatan Sang Pencipta memiliki dampak sangat besar, dan efek menahirkan pada roh manusia, dan, terlebih dari itu, otoritas and perbuatan-Nya memuaskan roh manusia. Setiap pikiran-Nya, setiap perkataan-Nya, dan setiap pengungkapan otoritas-Nya adalah mahakarya di antara segala sesuatu, dan merupakan upaya luar biasa yang paling layak untuk pemahaman dan pengetahuan mendalam umat manusia sebagai ciptaan. Ketika kita menghitung setiap makhluk ciptaan yang lahir dari firman Sang Pencipta, roh kita tertarik pada keajaiban kuasa Tuhan, dan kita mendapati diri kita mengikuti jejak langkah Sang Pencipta menuju hari selanjutnya: hari kelima Tuhan menciptakan segala sesuatu.
Mari kita lanjutkan membaca nas demi nas dalam Kitab Suci, sambil melihat lebih banyak lagi perbuatan Sang Pencipta.
Pada Hari Kelima, Kehidupan dalam Beragam dan Bermacam Bentuk Memperlihatkan Otoritas Sang Pencipta dengan Berbagai Cara
Kitab Suci mengatakan, "Dan Tuhan berfirman: 'Hendaklah air menghasilkan banyak makhluk yang bergerak dan bernyawa dan ada burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala di langit.' Maka Tuhan menciptakan binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang ada di air, dan segala jenis burung bersayap. Tuhan melihat semuanya itu baik" (Kejadian 1:20-21). Kitab Suci dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa, pada hari ini, Tuhan menciptakan makhluk di air dan burung di udara, yang berarti bahwa Dia menciptakan berbagai ikan dan burung, dan mengelompokkan mereka masing-masing menurut jenisnya. Dengan cara ini, bumi, langit, dan air diperkaya oleh ciptaan Tuhan ...
Saat firman Tuhan diucapkan, kehidupan baru yang segar, masing-masing dengan bentuk yang berbeda, langsung menjadi hidup di tengah firman Sang Pencipta. Mereka datang ke dunia berdesakan menempati posisinya, melompat, bermain-main penuh kegirangan. ... Ikan dalam segala bentuk dan ukuran berenang di air; segala jenis kerang-kerangan tumbuh dari pasir, makhluk bersisik, bercangkang, dan tak bertulang dengan cepat tumbuh dalam berbagai bentuk, baik besar maupun kecil, panjang maupun pendek. Demikian pula berbagai jenis rumput laut mulai tumbuh dengan cepat, bergoyang mengikuti gerakan berbagai biota air, naik turun, mendorong air yang stagnan, seolah-olah berkata kepada mereka: "Goyangkan kaki! Ajaklah juga kawan-kawanmu! Karena engkau tidak akan pernah sendirian lagi!" Sejak saat berbagai makhluk hidup yang Tuhan ciptakan muncul di air, setiap kehidupan baru yang segar membawa daya hidup bagi air yang telah lama diam, dan mengantarkan sebuah era baru .... Sejak saat itu dan seterusnya, mereka bersandar satu sama lain, dan saling menjaga satu sama lain, dan tidak ada jarak di antara mereka. Air itu ada untuk makhluk yang berada di dalamnya, memelihara setiap kehidupan yang berada dalam pelukannya, dan setiap kehidupan ada demi air karena makanannya. Masing-masing memberikan kehidupan kepada yang lain, dan pada saat yang sama, masing-masing, dengan cara yang sama, memberikan kesaksian tentang keajaiban dan kebesaran ciptaan Sang Pencipta, dan tentang kuasa otoritas Sang Pencipta yang tak tertandingi ...
Ketika laut tidak lagi sunyi, demikian juga kehidupan mulai mengisi langit. Satu demi satu, burung, besar dan kecil, terbang ke langit dari tanah. Tidak seperti makhluk laut, mereka memiliki sayap dan bulu yang menutupi tubuh mereka yang langsing dan anggun. Mereka mengepakkan sayap, dengan bangga dan angkuh memperlihatkan bulu-bulu cantik mereka serta fungsi dan keterampilan khusus yang dianugerahkan kepada mereka oleh Sang Pencipta. Mereka terbang tinggi dengan bebas, dan dengan terampil terbang ke atas ke bawah di antara langit dan bumi, melintasi padang rumput dan hutan. ... Mereka adalah mahkluk kesayangan di udara, mereka adalah mahkluk kesayangan segala sesuatu. Mereka akan segera menjadi pengikat antara langit dan bumi, dan akan menyampaikan pesan kepada segala sesuatu. ... Mereka bernyanyi, mereka menukik dengan penuh sukacita, mereka membawa sorak-sorai, tawa, dan semangat pada dunia yang dahulu kosong ini. ... Mereka menggunakan nyanyian mereka yang merdu dan jernih, menggunakan perkataan dalam hati mereka untuk memuji Sang Pencipta karena kehidupan yang dianugerahkan kepada mereka. Mereka dengan riang menari untuk menunjukkan kesempurnaan dan keajaiban ciptaan Sang Pencipta, dan akan mengabdikan seluruh hidup mereka untuk memberikan kesaksian tentang otoritas Sang Pencipta melalui kehidupan khusus yang telah Dia anugerahkan kepada mereka ...
Baik mereka yang ada di air, maupun yang ada di langit, atas perintah Sang Pencipta, kebanyakan dari makhluk hidup ini ada dalam konfigurasi kehidupan berbeda, dan atas perintah Sang Pencipta, mereka berkumpul bersama menurut spesies mereka masing-masing—dan hukum ini, aturan ini, tidak dapat diubah oleh makhluk apa pun. Mereka tidak pernah berani melampaui batas yang ditetapkan bagi mereka oleh Sang Pencipta, mereka juga tidak mampu melakukannya. Sebagaimana ditentukan oleh Sang Pencipta, mereka hidup dan berkembang biak, dan dengan ketat mematuhi jalan hidup dan hukum yang ditetapkan bagi mereka oleh Sang Pencipta, dan secara sadar mematuhi perintah-Nya yang tak terucapkan serta ketetapan dan aturan surgawi yang Dia berikan kepada mereka, dari dahulu sampai sekarang. Mereka berbincang dengan Sang Pencipta dengan cara khusus mereka sendiri, dan memahami maksud Sang Pencipta, dan menaati perintah-Nya. Tidak ada yang pernah melanggar otoritas Sang Pencipta, dan kedaulatan serta perintah-Nya kepada mereka yang dikeluarkan di dalam pikiran-Nya; tidak sepatah kata pun dikeluarkan, tetapi otoritas yang hanya dimiliki oleh Sang Pencipta mengendalikan segala sesuatu dalam keheningan yang tidak memiliki fungsi bahasa, dan yang berbeda dari umat manusia. Pengerahan otoritas-Nya dengan cara khusus ini mendorong manusia untuk memperoleh pengetahuan baru, dan membuat penafsiran baru tentang otoritas unik Sang Pencipta. Di sini, Aku harus memberitahukan kepadamu bahwa pada hari yang baru ini, pengerahan otoritas Sang Pencipta sekali lagi menunjukkan keunikan Sang Pencipta.
Selanjutnya, mari kita melihat kalimat terakhir dari nas Kitab Suci ini: "Tuhan melihat semuanya itu baik." Menurutmu apa maksud kalimat ini? Perasaan Tuhan terkandung dalam perkataan ini. Tuhan menyaksikan segala sesuatu yang telah Dia ciptakan menjadi terwujud dan tetap ada oleh karena firman-Nya, dan secara berangsur-angsur mulai berubah. Pada saat ini, apakah Tuhan puas dengan berbagai hal yang telah Dia ciptakan dengan firman-Nya, dan berbagai tindakan yang telah dicapai-Nya? Jawabannya adalah "Tuhan melihat semuanya itu baik." Apa yang engkau semua lihat di sini? Apa yang direpresentasikan oleh perkataan "Tuhan melihat semuanya itu baik"? Apa yang dilambangkan oleh perkataan ini? Maksud perkataan ini adalah bahwa Tuhan memiliki kuasa dan hikmat untuk mencapai apa yang telah Dia rencanakan dan tentukan, untuk mencapai tujuan yang telah Dia tentukan untuk dicapai. Ketika Tuhan telah menyelesaikan setiap tugas, apakah Dia merasa menyesal? Jawabannya tetap, yaitu bahwa, "Tuhan melihat semuanya itu baik." Dengan kata lain, Dia bukan saja tidak menyesal, tetapi sebaliknya, Dia merasa puas. Apa artinya bahwa Dia tidak merasa menyesal? Itu berarti bahwa rencana Tuhan sempurna, bahwa kuasa dan hikmat-Nya sempurna, dan bahwa hanya karena otoritas-Nya, kesempurnaan seperti itu dapat dicapai. Ketika manusia melakukan suatu tugas, dapatkah dia, seperti Tuhan, melihat bahwa itu baik? Bisakah semua yang manusia lakukan mencapai kesempurnaan? Bisakah manusia menyelesaikan sesuatu sekaligus dan untuk selama-lamanya? Sebagaimana yang manusia katakan: "tidak ada yang sempurna, yang ada hanya lebih baik," tidak ada yang manusia lakukan yang dapat mencapai kesempurnaan. Ketika Tuhan melihat bahwa semua yang telah Dia lakukan dan capai adalah baik, segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan ditentukan oleh firman-Nya, yang berarti bahwa, ketika "Tuhan melihat semuanya itu baik," semua yang telah Dia ciptakan memiliki bentuk permanen, digolongkan menurut jenisnya, dan diberi posisi, tujuan, dan fungsi yang tetap, sekaligus dan untuk selama-lamanya. Selain itu, peran mereka di antara segala sesuatu, dan perjalanan yang harus mereka ambil selama pengelolaan Tuhan atas segala sesuatu, telah ditentukan oleh Tuhan, dan tidak dapat diubah. Ini adalah hukum surgawi yang diberikan oleh Sang Pencipta bagi segala sesuatu.
"Tuhan melihat semuanya itu baik," perkataan sederhana yang kurang dihargai dan yang begitu sering diabaikan ini, adalah perkataan hukum surgawi dan ketetapan surgawi yang diberikan oleh Tuhan kepada semua makhluk ciptaan. Perkataan tersebut adalah perwujudan lain dari otoritas Sang Pencipta, yang lebih nyata, dan lebih mendalam. Melalui firman-Nya, Sang Pencipta tidak hanya mampu mendapatkan semua yang ingin Dia dapatkan, dan mencapai semua yang ingin Dia capai, tetapi juga bisa mengendalikan dalam tangan-Nya semua yang telah Dia ciptakan, dan memerintah segala sesuatu yang telah Dia ciptakan di bawah otoritas-Nya, dan, lebih jauh lagi, semua itu bersifat sistematis dan teratur. Segala sesuatu juga berkembang biak, ada, dan binasa oleh firman-Nya dan, terlebih lagi, oleh otoritas-Nya-lah semua itu ada di tengah hukum yang telah Dia tetapkan, dan tidak satu pun dikecualikan! Hukum ini dimulai tepat pada saat "Tuhan melihat semuanya itu baik," dan hukum ini akan ada, berlanjut, dan berfungsi demi rencana pengelolaan Tuhan sampai tiba waktunya hukum ini dicabut oleh Sang Pencipta! Otoritas unik Sang Pencipta diwujudkan bukan hanya dalam kemampuan-Nya untuk menciptakan segala sesuatu dan memerintahkan segala sesuatu untuk tercipta, tetapi juga dalam kemampuan-Nya untuk mengatur serta berdaulat atas segala sesuatu, dan menganugerahkan kekuatan serta daya hidup kepada segala sesuatu, dan, terlebih lagi, dalam kemampuan-Nya untuk menyebabkan, sekaligus dan untuk selamanya, segala sesuatu yang akan Dia ciptakan dalam rencana-Nya untuk muncul dan ada di dunia yang diciptakan oleh-Nya dalam bentuk yang sempurna, dan struktur kehidupan yang sempurna, dan peran yang sempurna. Otoritas-Nya itu juga diwujudkan dengan cara bahwa pikiran Sang Pencipta tidak tunduk pada batasan apa pun, tidak dibatasi oleh waktu, ruang, atau geografi. Sebagaimana otoritas-Nya, identitas unik Sang Pencipta tidak akan pernah berubah, dari kekekalan hingga kekekalan. Otoritas-Nya akan selalu menjadi representasi dan simbol identitas-Nya yang unik, dan otoritas-Nya akan terus ada berdampingan dengan identitas-Nya!
Pada Hari Keenam, Sang Pencipta Berfirman, dan Setiap Jenis Makhluk Hidup dalam Pikiran-Nya Muncul, Satu demi Satu
Tak terasa, pekerjaan Sang Pencipta untuk menciptakan segala sesuatu telah berlangsung selama lima hari, dan segera setelah itu, Sang Pencipta menyambut hari keenam penciptaan-Nya atas segala sesuatu. Hari ini adalah awal lain yang baru, dan hari luar biasa lainnya. Lalu, apa rencana Sang Pencipta menjelang hari baru ini? Makhluk baru apa yang akan Dia buat, yang akan Dia ciptakan? Dengar, inilah suara Sang Pencipta ....
"Dan Tuhan berfirman, 'Hendaklah bumi mengeluarkan segala makhluk hidup sesuai jenisnya masing-masing, ternak dan binatang melata, dan binatang liar sesuai jenisnya masing-masing.' Maka jadilah demikian. Dan Tuhan menciptakan segala jenis binatang liar sesuai jenisnya masing-masing, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di bumi sesuai jenisnya masing-masing: dan Tuhan melihat semuanya itu baik" (Kejadian 1:24-25). Makhluk hidup apa saja yang termasuk? Kitab Suci mengatakan: ternak, binatang melata, dan binatang liar di bumi sesuai jenisnya masing-masing. Yang berarti bahwa, pada hari ini, bukan saja tercipta segala jenis makhluk hidup di bumi, tetapi segala jenis makhluk itu juga diklasifikasikan menurut jenisnya, dan, juga, "Tuhan melihat semuanya itu baik."
Seperti selama lima hari sebelumnya, Sang Pencipta berfirman dengan nada yang sama dan memerintahkan kelahiran makhluk hidup yang Dia inginkan, dan mereka muncul di bumi, masing-masing menurut jenisnya. Ketika Sang Pencipta mengerahkan otoritas-Nya, tidak satu pun dari firman-Nya diucapkan dengan sia-sia, dan karenanya, pada hari keenam, setiap makhluk hidup yang hendak Dia ciptakan muncul pada waktu yang ditentukan. Sebagaimana Sang Pencipta katakan, "Hendaklah bumi mengeluarkan segala makhluk hidup sesuai jenisnya masing-masing," bumi seketika itu juga dipenuhi dengan daya hidup, dan di atas tanah, tiba-tiba muncul napas dari segala macam makhluk hidup. ... Di padang belantara berumput hijau, sapi gemuk, dengan mengibaskan ekornya ke sana kemari, muncul satu demi satu, domba-domba yang mengembik berkumpul dalam kawanan, dan kuda-kuda yang meringkik mulai berpacu. ... Dalam sekejap, hamparan luas padang rumput sunyi dipadati dengan daya hidup .... Kemunculan aneka ternak ini adalah pemandangan yang indah di padang rumput yang tenteram, dan membawa daya hidup tak terbatas .... Mereka akan menjadi sahabat dan penguasa padang rumput, masing-masing saling bergantung satu sama lain; mereka juga akan menjadi penjaga dan pengurus tanah ini, yang akan menjadi habitat permanen mereka, dan yang akan menyediakan semua yang mereka butuhkan, sumber makanan abadi bagi hidup mereka. ...
Pada hari yang sama saat berbagai ternak ini tercipta, oleh firman Sang Pencipta, sejumlah besar serangga juga muncul, satu demi satu. Meski mereka adalah makhluk hidup terkecil di antara semua makhluk, daya hidup mereka tetap merupakan ciptaan ajaib Sang Pencipta, dan mereka tidak datang terlambat. ... Beberapa serangga mengepakkan sayap kecil mereka, sementara yang lain perlahan-lahan merayap; ada yang melompat dan melonjak-lonjak, ada yang terhuyung-huyung; ada serangga yang bergerak maju, sementara yang lain bergerak mundur dengan cepat; ada yang bergerak menyamping, ada yang melompat tinggi dan rendah .... Semua sibuk berusaha menemukan rumah untuk mereka sendiri: ada serangga yang mencari jalan menuju rerumputan, ada yang menggali lubang di tanah, ada yang terbang ke pepohonan, tersembunyi di hutan-hutan .... Meski berukuran kecil, mereka tidak rela menahan siksaan perut kosong, dan setelah menemukan rumah mereka sendiri, mereka bergegas mencari makanan untuk diri mereka sendiri. Ada serangga yang naik ke atas rumput untuk memakan bilah-bilahnya yang lembut, ada yang meraup segenggam kotoran dan menelannya untuk mengenyangkan perut mereka, makan dengan penuh semangat dan kegembiraan (bagi mereka, bahkan kotoran adalah camilan yang lezat); beberapa serangga tersembunyi di hutan, tetapi mereka tidak berhenti untuk beristirahat, karena getah dalam daun hijau gelap yang mengkilap menyediakan makanan yang lezat .... Setelah kenyang, serangga tidak menghentikan aktivitas mereka; meski bertubuh kecil, mereka memiliki energi luar biasa dan kegembiraan tanpa batas, sehingga dari antara semua makhluk, merekalah yang paling aktif dan paling rajin. Mereka tak pernah malas, dan tak pernah menikmati istirahat. Setelah nafsu makan mereka terpuaskan, mereka tetap bekerja keras demi masa depan mereka, menyibukkan diri dan bergegas demi hari esok, demi kelangsungan hidup mereka. ... Mereka dengan lembut melantunkan balada dalam berbagai melodi dan irama untuk menyemangati dan mendorong diri mereka sendiri. Mereka juga menambahkan sukacita pada rumput, pepohonan, dan setiap jengkal tanah, menjadikan tiap hari, dan tiap tahun, unik .... Dengan bahasa mereka sendiri dan dengan cara mereka sendiri, mereka menyampaikan informasi kepada semua makhluk hidup di daratan. Dengan menggunakan jalur hidup khusus mereka sendiri, mereka menandai segala sesuatu, yang di atasnya mereka meninggalkan jejak. ... Mereka berhubungan erat dengan tanah, rumput, dan hutan, dan mereka mendatangkan kekuatan dan daya hidup pada tanah, rumput, dan hutan. Mereka membawakan nasihat dan salam Sang Pencipta kepada seluruh makhluk hidup. ...
Pandangan Sang Pencipta menyapu segala sesuatu yang telah Dia ciptakan, dan pada saat ini, mata-Nya berhenti pada hutan dan pegunungan, pikiran-Nya berputar. Pada saat firman-Nya diucapkan, di hutan yang lebat, dan di atas pegunungan, muncullah sejenis makhluk hidup yang belum pernah ada sebelumnya: mereka adalah binatang liar yang diucapkan oleh mulut Tuhan. Lama tertunda, mereka menggeleng-gelengkan kepala dan mengibaskan ekor mereka, masing-masing dengan wajah unik mereka sendiri. Ada yang memiliki mantel berbulu, ada yang berlapis baja, ada yang bertaring, ada yang menyeringai, ada yang berleher panjang, ada yang berekor pendek, ada yang bermata liar, ada yang memiliki tatapan malu-malu, ada yang membungkuk untuk makan rumput, ada yang dengan darah di mulut mereka, ada yang melonjak-lonjak dengan dua kaki, ada yang melangkah di atas keempat kukunya, ada yang memandang ke kejauhan di atas pohon, ada yang berbaring menunggu di hutan, ada yang mencari gua untuk beristirahat, ada yang berlari dan bermain-main di dataran, ada yang berkeliaran di hutan ...; ada yang meraung, ada yang melolong, ada yang menggonggong, ada yang mengaum ...; ada yang bersuara sopran, ada yang bariton, ada yang lantang, ada yang nyaring dan merdu ...; ada yang terlihat bengis, ada yang cantik, ada yang menjijikkan, ada yang menggemaskan, ada yang menakutkan, ada yang lugu menawan hati .... Satu demi satu, mereka masing-masing menampilkan diri. Lihat betapa tinggi dan perkasanya mereka, berjiwa bebas, dengan malas bersikap acuh tak acuh satu sama lain, tak mau repot-repot melirik satu sama lain .... Masing-masing membawa kehidupan tertentu yang dianugerahkan kepada mereka oleh Sang Pencipta, dan dengan keliaran dan kekasaran mereka sendiri, mereka muncul di hutan dan di pegunungan. Merendahkan semuanya, begitu angkuh—siapa yang menjadikan mereka penguasa sejati atas pegunungan dan hutan? Sejak saat kemunculan mereka ditetapkan oleh Sang Pencipta, mereka "mengeklaim" hutan dan pegunungan, karena Sang Pencipta telah mengesahkan batas-batas mereka dan menentukan ruang lingkup keberadaan mereka. Hanya merekalah penguasa sejati atas pegunungan dan hutan, dan itu sebabnya mereka begitu liar, begitu angkuh. Mereka disebut "binatang liar" semata-mata karena, dari semua makhluk, merekalah yang benar-benar liar, kasar, dan tak dapat dijinakkan. Mereka tak dapat dijinakkan, jadi mereka tidak dapat dipelihara, dan tidak bisa hidup harmonis dengan manusia atau bekerja mengatasnamakan manusia. Oleh karena mereka tidak bisa dipelihara, tidak bisa bekerja untuk manusia, maka mereka harus hidup jauh dari manusia, dan tidak bisa didekati oleh manusia. Namun justru karena mereka hidup jauh dari manusia, dan tidak dapat didekati oleh manusia, mereka mampu memenuhi tanggung jawab yang dianugerahkan kepada mereka oleh Sang Pencipta: menjaga pegunungan dan hutan. Keliaran mereka melindungi pegunungan dan menjaga hutan, dan merupakan perlindungan dan jaminan terbaik bagi keberadaan dan perkembangbiakan mereka. Pada saat yang sama, keliaran mereka mempertahankan dan memastikan keseimbangan di antara segala sesuatu. Kedatangan mereka mendatangkan dukungan dan menjadi pelabuhan bagi pegunungan dan hutan; kedatangan mereka menyuntikkan kekuatan dan daya hidup tanpa batas pada pegunungan dan hutan yang tenang dan kosong. Sejak saat ini dan seterusnya, pegunungan dan hutan menjadi habitat permanen mereka, dan mereka tidak akan pernah kehilangan rumah mereka, karena bagi merekalah, pegunungan dan hutan muncul dan ada; binatang liar terus memenuhi tugas mereka dan melakukan segala sesuatu yang bisa mereka lakukan untuk menjaga pegunungan dan hutan. Demikian juga dengan binatang liar, mereka terus teguh mematuhi nasihat Sang Pencipta untuk mempertahankan wilayah mereka, dan terus menggunakan sifat binatang mereka untuk menjaga keseimbangan segala sesuatu yang ditetapkan oleh Sang Pencipta, dan menunjukkan otoritas dan kuasa Sang Pencipta!
Di Bawah Otoritas Sang Pencipta, Segala Sesuatu Sempurna
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan, termasuk yang bisa bergerak dan yang tidak bisa bergerak, seperti burung dan ikan, seperti pepohonan dan bunga, dan termasuk ternak, serangga, dan binatang liar yang diciptakan pada hari keenam—mereka semuanya baik di mata Tuhan, dan, terlebih lagi, di mata Tuhan, hal-hal ini, sesuai dengan rencana-Nya, semuanya telah mencapai puncak kesempurnaan, dan telah mencapai standar yang ingin Tuhan capai. Selangkah demi selangkah, Sang Pencipta melakukan pekerjaan yang hendak Dia lakukan sesuai dengan rencana-Nya. Satu demi satu, hal-hal yang ingin Dia ciptakan muncul, dan kemunculan masing-masing adalah cerminan otoritas Sang Pencipta, kristalisasi otoritas-Nya; karena kristalisasi ini, semua makhluk mau tak mau hanya dapat bersyukur atas anugerah dan perbekalan dari Sang Pencipta. Saat perbuatan ajaib Tuhan terwujud, dunia ini berkembang, sepotong demi sepotong, seiring dengan diciptakannya segala sesuatu oleh Tuhan, dan dunia ini berubah dari kekacauan dan kegelapan menjadi kejelasan dan kecemerlangan, dari keheningan total menjadi keaktifan dan daya hidup tak terbatas. Di antara segala ciptaan, dari yang besar sampai yang kecil, dari yang kecil hingga yang mikroskopis, tidak ada yang tidak diciptakan oleh otoritas dan kuasa Sang Pencipta, dan terdapat kebutuhan dan nilai yang unik dan inheren pada keberadaan setiap makhluk. Terlepas dari perbedaan bentuk dan struktur mereka, mereka harus diciptakan oleh Sang Pencipta untuk berada di bawah otoritas Sang Pencipta. Kadang kala orang akan melihat serangga, seekor serangga yang sangat jelek, dan mereka akan berkata: "Serangga itu sangat mengerikan, tidak mungkin makhluk jelek semacam itu diciptakan oleh Tuhan—tidak mungkin Dia menciptakan sesuatu yang sedemikian jeleknya." Benar-benar pandangan yang bodoh! Yang seharusnya mereka katakan adalah, "Meski sangat jelek, serangga ini diciptakan oleh Tuhan, jadi ia pasti memiliki tujuan uniknya sendiri." Dalam pikiran Tuhan, Dia berkehendak memberikan setiap macam tampilan, dan segala macam fungsi dan kegunaan, kepada berbagai makhluk hidup yang Dia ciptakan, jadi tidak satu pun dari hal-hal yang Tuhan ciptakan memiliki tampilan yang sama. Dari tampilan luar mereka hingga komposisi internal mereka, dari kebiasaan hidup mereka hingga lokasi yang mereka tempati—masing-masing berbeda. Sapi memiliki tampilan sapi, keledai memiliki tampilan keledai, rusa memiliki tampilan rusa, dan gajah memiliki tampilan gajah. Dapatkah engkau mengatakan mana yang berpenampilan terbaik, dan mana yang terburuk? Dapatkah engkau mengatakan mana yang paling berguna, dan keberadaan mana yang paling tidak diperlukan? Beberapa orang menyukai tampilan gajah, tetapi tidak seorang pun menggunakan gajah untuk menanam ladang; beberapa orang menyukai tampilan singa dan harimau, karena penampilan mereka paling mengesankan di antara segala sesuatu, tetapi bisakah engkau menjadikan mereka sebagai hewan peliharaan? Singkatnya, mengenai banyak hal tentang ciptaan, manusia harus tunduk pada otoritas Sang Pencipta, yang berarti, tunduk pada tatanan yang ditetapkan oleh Sang Pencipta untuk segala sesuatu; inilah sikap yang paling bijaksana. Hanya sikap yang mencari dan taat pada maksud asli Sang Pencipta yang merupakan penerimaan dan keyakinan yang benar akan otoritas Sang Pencipta. Itu baik di mata Tuhan, jadi apa alasan manusia harus mencari-cari kesalahan?
Dengan demikian, segala sesuatu di bawah otoritas Sang Pencipta akan memainkan simfoni baru bagi kedaulatan Sang Pencipta, akan memulai suatu pendahuluan yang brilian bagi pekerjaan-Nya di hari yang baru, dan pada saat ini, Sang Pencipta juga akan membuka lembaran baru dalam pekerjaan pengelolaan-Nya! Menurut hukum yang ditetapkan oleh Sang Pencipta mengenai masa bertunas pada musim semi, pematangan pada musim panas, panen pada musim gugur, dan penyimpanan pada musim dingin segala sesuatu akan selaras dengan rencana pengelolaan Sang Pencipta, dan segala sesuatu akan menyambut hari baru, awal baru, juga perjalanan hidup baru mereka sendiri. Mereka akan terus hidup dan berkembang biak dalam suksesi tanpa akhir untuk menyambut setiap hari di bawah kedaulatan otoritas Sang Pencipta. ...
Dikutip dari "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Sejak Dia memulai penciptaan segala sesuatu, kuasa Tuhan mulai diungkapkan dan dinyatakan, karena Tuhan menggunakan firman untuk menciptakan segala sesuatu. Dengan cara apa pun Dia menciptakan semua itu, dengan alasan apa pun Dia menciptakan semua itu, segala sesuatu menjadi tercipta dan tetap bertahan dan ada oleh karena firman Tuhan; inilah otoritas unik Sang Pencipta. Pada waktu sebelum manusia muncul di dunia, Sang Pencipta menggunakan kuasa dan otoritas-Nya untuk menciptakan segala sesuatu bagi umat manusia, dan menggunakan metode-Nya yang unik untuk mempersiapkan lingkungan hidup yang cocok bagi umat manusia. Semua yang Dia lakukan adalah persiapan bagi umat manusia, yang akan segera menerima napas-Nya. Ini berarti, pada waktu sebelum manusia diciptakan, otoritas Tuhan diwujudkan dalam semua makhluk yang berbeda dari manusia, dalam hal-hal yang sebesar langit, benda-benda penerang, laut, dan darat, dan dalam hal-hal yang sekecil binatang dan burung, serta segala macam serangga dan mikroorganisme, termasuk berbagai bakteri yang tak terlihat oleh mata telanjang. Masing-masing dihidupkan oleh firman Sang Pencipta, masing-masing berkembang biak oleh karena firman Sang Pencipta, dan masing-masing hidup di bawah kedaulatan Sang Pencipta oleh karena firman-Nya. Meski mereka tidak menerima napas Sang Pencipta, mereka tetap menunjukkan vitalitas hidup yang dianugerahkan kepada mereka oleh Sang Pencipta melalui berbagai bentuk dan struktur mereka; meski mereka tidak menerima kemampuan untuk berbicara seperti yang diberikan kepada umat manusia oleh Sang Pencipta, mereka masing-masing menerima cara mengungkapkan hidup mereka yang dianugerahkan kepada mereka oleh Sang Pencipta, dan yang berbeda dari bahasa manusia. Otoritas Sang Pencipta tidak hanya memberikan vitalitas hidup pada objek-objek materiel yang tampak statis, sehingga mereka tidak akan pernah hilang, tetapi, Dia juga memberikan naluri untuk bereproduksi dan berkembang biak kepada setiap makhluk hidup, sehingga mereka tidak akan pernah lenyap, sehingga generasi demi generasi, mereka akan meneruskan hukum dan prinsip kelangsungan hidup yang dianugerahkan kepada mereka oleh Sang Pencipta. Cara yang digunakan oleh Sang Pencipta untuk mengerahkan otoritas-Nya tidak secara kaku mengikuti sudut pandang makro atau mikro, dan tidak terbatas pada bentuk apa pun; Dia mampu mengendalikan beroperasinya alam semesta dan berdaulat atas hidup dan mati segala sesuatu, dan, terlebih lagi, Dia sanggup mengatur segala sesuatu sehingga semua itu melayani-Nya; Dia dapat mengelola keseluruhan beroperasinya pegunungan, sungai, dan danau, dan mengatur segala sesuatu di dalamnya, dan lebih dari itu, Dia mampu menyediakan apa yang dibutuhkan oleh segala sesuatu. Inilah perwujudan dari otoritas unik Sang Pencipta di antara segala sesuatu selain manusia. Perwujudan seperti itu tidak hanya berlangsung seumur hidup; perwujudan seperti itu tidak akan pernah berhenti, atau beristirahat, dan tidak dapat diubah atau dirusak oleh orang atau benda apa pun, juga tidak dapat ditambahkan atau dikurangi oleh orang atau benda apa pun—karena tidak ada yang dapat menggantikan identitas Sang Pencipta, dan karena itulah, otoritas Sang Pencipta tak dapat digantikan oleh makhluk ciptaan apa pun; otoritas Sang Pencipta tak dapat dicapai oleh makhluk bukan ciptaan apa pun. Ambil contoh utusan dan malaikat Tuhan. Mereka tidak memiliki kuasa Tuhan, apalagi otoritas Sang Pencipta, dan alasan mengapa mereka tidak memiliki kuasa dan otoritas Tuhan adalah karena mereka tidak memiliki hakikat Sang Pencipta. Makhluk bukan ciptaan, misalnya utusan dan malaikat Tuhan, meskipun mereka bisa melakukan beberapa hal atas nama Tuhan, mereka tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Meski mereka memiliki kuasa yang tidak dimiliki oleh manusia, mereka tidak memiliki otoritas Tuhan, mereka tidak memiliki otoritas Tuhan untuk menciptakan segala sesuatu, dan memerintah segala sesuatu, dan berdaulat atas segala sesuatu. Jadi, keunikan Tuhan tidak dapat digantikan oleh makhluk bukan ciptaan apa pun, dan, demikian juga dengan otoritas dan kuasa Tuhan, itu tak dapat digantikan oleh makhluk bukan ciptaan apa pun. Dalam Alkitab, pernahkah engkau membaca tentang utusan Tuhan yang menciptakan segala sesuatu? Mengapa Tuhan tidak mengirimkan seorang utusan atau malaikat-Nya untuk menciptakan segala sesuatu? Itu karena mereka tidak memiliki otoritas Tuhan, dan karenanya, mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengerahkan otoritas Tuhan. Sama seperti semua makhluk ciptaan, mereka semua berada di bawah kedaulatan Sang Pencipta, dan di bawah otoritas Sang Pencipta, sehingga, dengan demikian Sang Pencipta adalah juga Tuhan mereka dan Penguasa mereka. Di antara mereka masing-masing—entah mereka berkedudukan tinggi atau rendah, entah memiliki kuasa yang besar atau kecil—tidak ada yang dapat melampaui otoritas Sang Pencipta, sehingga di antara mereka, tidak ada satu pun yang dapat menggantikan identitas Sang Pencipta. Mereka tidak akan pernah disebut Tuhan, dan tidak akan pernah bisa menjadi Sang Pencipta. Ini adalah kebenaran dan fakta yang tak dapat diubah!
Dikutip dari "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Dalam perkembangan umat manusia pada zaman sekarang, ilmu pengetahuan umat manusia dapat dikatakan berkembang pesat, dan pencapaian eksplorasi ilmiah manusia dapat dikatakan mengesankan. Kemampuan manusia, harus dikatakan, tumbuh jauh semakin besar, tetapi ada satu terobosan ilmiah yang tak mampu dicapai oleh umat manusia: umat manusia telah membuat pesawat terbang, kapal induk, dan bom atom, umat manusia telah pergi ke ruang angkasa, berjalan di bulan, menemukan Internet, dan mulai menjalani gaya hidup berteknologi tinggi, tetapi umat manusia tidak mampu menciptakan sesuatu yang hidup, yang bernapas. Naluri setiap makhluk hidup dan hukum yang berdasarkannya mereka hidup, serta siklus hidup dan mati setiap jenis makhluk hidup—semua ini melampaui kuasa ilmu pengetahuan manusia dan tidak dapat dikendalikan oleh hal tersebut. Pada titik ini, harus dikatakan bahwa setinggi apa pun pencapaian ilmu pengetahuan manusia, itu tak dapat dibandingkan dengan pikiran Sang Pencipta, dan itu tak mampu memahami keajaiban penciptaan Sang Pencipta, dan kekuatan otoritas-Nya. Ada begitu banyak samudera di muka bumi, tetapi samudera tak pernah melampaui batasnya dan datang ke daratan sesukanya, dan itu karena Tuhan menetapkan batas untuk mereka masing-masing; samudera tetap berada di tempat tertentu yang Dia perintahkan, dan tanpa seizin Tuhan, mereka tak dapat bergerak bebas. Tanpa seizin Tuhan, mereka tak boleh saling melanggar satu sama lain, dan hanya dapat bergerak ketika Tuhan mengatakan demikian, dan ke mana pun mereka pergi dan di mana pun mereka berada, itu ditentukan oleh otoritas Tuhan.
Sederhananya, "otoritas Tuhan" berarti bahwa itu terserah kepada Tuhan. Tuhan berhak untuk memutuskan cara melakukan sesuatu, dan dilakukan dengan cara apa pun yang Dia inginkan. Hukum segala sesuatu terserah kepada Tuhan, dan bukan terserah kepada manusia; itu juga tidak bisa diubah oleh manusia. Itu tidak bisa digerakkan oleh kehendak manusia, melainkan diubah oleh pikiran Tuhan, hikmat Tuhan, dan perintah Tuhan; ini adalah fakta yang tak dapat disangkal oleh siapa pun. Langit dan bumi dan segala sesuatu, alam semesta, langit berbintang, empat musim dalam setahun, apa yang terlihat dan tak terlihat oleh manusia—semuanya ada, berfungsi, dan berubah, tanpa kesalahan sedikit pun, di bawah otoritas Tuhan, sesuai dengan titah Tuhan, sesuai dengan perintah Tuhan, dan sesuai dengan hukum penciptaan pada mulanya. Tidak ada orang atau objek apa pun yang dapat mengubah hukum mereka, atau mengubah alur mendasar bagaimana mereka berfungsi; mereka terwujud oleh karena otoritas Tuhan, dan binasa oleh karena otoritas Tuhan. Ini adalah otoritas Tuhan yang sesungguhnya. Sekarang setelah sebanyak ini yang disampaikan, bisakah engkau merasakan bahwa otoritas Tuhan adalah simbol dari identitas dan status Tuhan? Bisakah otoritas Tuhan dimiliki oleh makhluk ciptaan atau makhluk bukan ciptaan? Bisakah otoritas Tuhan dicontoh, ditiru, atau digantikan oleh orang, hal, atau objek apa pun?
Dikutip dari "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Kuasa Tuhan mampu menciptakan sesuatu dalam bentuk apa pun yang bernyawa dan memiliki daya hidup, dan ini ditentukan oleh hidup Tuhan. Tuhan adalah hidup, jadi Dia adalah sumber dari semua makhluk hidup. Lebih jauh lagi, otoritas Tuhan dapat membuat semua makhluk hidup menaati setiap firman Tuhan, yaitu, menjadi terwujud sesuai dengan firman dari mulut Tuhan, dan hidup serta berkembang biak menurut perintah Tuhan, dan sesuai dengan otoritas-Nya itu Tuhan menguasai dan memerintah semua makhluk hidup, dan tidak akan pernah ada penyimpangan, selama-lamanya. Tidak ada orang atau objek apa pun yang memiliki hal-hal ini; hanya Sang Pencipta memiliki dan membawa kuasa semacam itu, sehingga itu disebut otoritas. Inilah keunikan Sang Pencipta. Dengan demikian, entah kata "otoritas" itu sendiri atau hakikat dari otoritas ini, masing-masing hanya dapat dikaitkan dengan Sang Pencipta, karena itu adalah simbol dari identitas dan hakikat unik Sang Pencipta, dan merepresentasikan identitas dan status Sang Pencipta; selain dari Sang Pencipta, tidak ada orang atau objek apa pun yang dapat dikaitkan dengan kata "otoritas." Inilah penjelasan mengenai otoritas unik Sang Pencipta.
Dikutip dari "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
"Aku akan menaruh busur-Ku di awan, dan itu akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi." Ini adalah firman yang murni diucapkan oleh Sang Pencipta kepada umat manusia. Saat Dia mengucapkan firman ini, sebuah pelangi muncul di depan mata manusia, dan pelangi itu tetap ada di sana hingga hari ini. Semua orang pernah melihat pelangi seperti itu, dan ketika engkau melihatnya, apakah engkau tahu bagaimana pelangi muncul? Ilmu pengetahuan tidak mampu membuktikannya, atau menemukan sumbernya, atau mengidentifikasi keberadaannya. Itu karena pelangi adalah sebuah tanda perjanjian yang ditetapkan antara Sang Pencipta dan manusia; pelangi tidak memerlukan dasar ilmiah, tidak dibuat oleh manusia, dan manusia juga tidak mampu mengubahnya. Pelangi merupakan kelanjutan dari otoritas Sang Pencipta setelah Dia mengucapkan firman-Nya. Sang Pencipta menggunakan metode khusus-Nya sendiri untuk menepati perjanjian-Nya dengan manusia dan janji-Nya, sehingga Dia menggunakan pelangi sebagai sebuah tanda perjanjian yang telah Dia tetapkan sebagai ketetapan dan hukum surgawi yang akan tetap tidak berubah untuk selamanya, baik bagi Sang Pencipta maupun bagi manusia ciptaan. Hukum yang tak dapat diubah ini, harus dikatakan sebagai perwujudan sejati lainnya dari otoritas Sang Pencipta setelah penciptaan-Nya atas segala sesuatu, dan harus dikatakan bahwa otoritas dan kuasa Sang Pencipta tidak terbatas; digunakannya pelangi oleh-Nya sebagai sebuah tanda adalah kelanjutan dan perpanjangan dari otoritas Sang Pencipta. Ini adalah tindakan lain yang dilakukan oleh Tuhan dengan menggunakan firman-Nya, dan merupakan tanda perjanjian yang telah Tuhan tetapkan dengan manusia dengan menggunakan firman. Dia memberitahukan kepada manusia apa yang bertekad Dia lakukan, dan dengan cara apa hal tersebut akan digenapi dan dicapai. Dengan cara inilah, hal ini digenapi sesuai dengan firman dari mulut Tuhan. Hanya Tuhan yang memiliki kuasa seperti itu, dan sekarang ini, beberapa ribu tahun setelah Dia mengucapkan firman tersebut, manusia masih bisa melihat pelangi yang diucapkan dari mulut Tuhan. Karena firman tersebut diucapkan oleh Tuhan, hal ini tetap tak berubah dan tak dapat diubah sampai hari ini. Tidak ada yang bisa menghilangkan pelangi ini, tidak ada yang bisa mengubah hukumnya, dan pelangi itu ada semata-mata karena firman Tuhan. Inilah tepatnya otoritas Tuhan. "Tuhan sama berotoritasnya dengan firman-Nya, dan firman-Nya akan digenapi, dan apa yang Dia genapi bertahan untuk selamanya." Firman seperti itulah yang dengan jelas diwujudkan di sini, dan inilah tanda dan karakteristik yang jelas dari otoritas dan kuasa Tuhan. Tanda atau karakteristik seperti itu tidak dimiliki dan tidak terlihat dalam makhluk ciptaan apa pun, juga tidak terlihat dalam makhluk bukan ciptaan apa pun. Itu hanya dimiliki oleh Tuhan yang unik, dan membedakan identitas serta hakikat yang hanya dimiliki oleh Sang Pencipta dari yang dimiliki oleh makhluk ciptaan. Pada saat yang sama, itu juga merupakan tanda dan karakteristik yang, selain oleh Tuhan itu sendiri, tidak pernah dapat dilampaui oleh makhluk ciptaan atau makhluk bukan ciptaan mana pun.
Tindakan Tuhan menetapkan perjanjian-Nya dengan manusia adalah tindakan yang sangat penting, tindakan yang hendak Dia gunakan untuk menyampaikan sebuah fakta kepada manusia dan untuk memberitahukan kehendak-Nya kepada manusia. Untuk tujuan ini, Dia menggunakan sebuah metode unik, menggunakan sebuah tanda khusus untuk menetapkan perjanjian dengan manusia, sebuah tanda yang merupakan janji perjanjian yang telah Dia tetapkan dengan manusia. Jadi, apakah penetapan perjanjian ini merupakan peristiwa yang luar biasa? Seberapa luar biasakah itu? Inilah tepatnya yang menjadikan perjanjian itu begitu istimewa: itu bukanlah perjanjian yang diadakan antara satu manusia dengan manusia lainnya, atau antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, atau antara satu negara dengan negara lainnya, melainkan sebuah perjanjian yang diadakan antara Sang Pencipta dengan seluruh umat manusia, dan perjanjian itu yang akan tetap berlaku hingga hari ketika Sang Pencipta menghapuskan segala sesuatu. Pelaksana perjanjian ini adalah Sang Pencipta, dan pemeliharanya juga adalah Sang Pencipta. Singkatnya, keseluruhan perjanjian pelangi yang ditetapkan dengan umat manusia digenapi dan dicapai sesuai dengan dialog antara Sang Pencipta dan umat manusia, dan tetap demikian hingga hari ini. Apa lagi yang bisa dilakukan oleh makhluk ciptaan selain tunduk, taat, percaya, menghargai, bersaksi, dan memuji otoritas Sang Pencipta? Karena hanya Tuhan yang unik yang memiliki kuasa untuk menetapkan perjanjian seperti itu. Munculnya pelangi yang berulang kali adalah pengumuman kepada umat manusia dan mengingatkan manusia pada perjanjian antara Sang Pencipta dan umat manusia. Melalui penampakan perjanjian antara Sang Pencipta dan umat manusia yang terus-menerus tersebut, apa yang dipertunjukkan kepada manusia bukanlah pelangi atau perjanjian itu sendiri, melainkan otoritas Sang Pencipta yang tidak dapat diubah. Kemunculan pelangi yang berulang kali mempertunjukkan perbuatan Sang Pencipta yang luar biasa dan ajaib di tempat tersembunyi, dan pada saat yang sama merupakan cerminan penting dari otoritas Sang Pencipta yang tidak akan pernah pudar, dan tidak akan pernah berubah. Bukankah ini sebuah pertunjukan aspek lain dari otoritas unik Sang Pencipta?
Dikutip dari "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Saat Tuhan berfirman, "Aku akan membuat keturunanmu bertambah banyak," ini adalah perjanjian yang Tuhan tetapkan bersama Abraham, dan seperti halnya perjanjian pelangi, perjanjian ini pun terlaksana untuk selamanya, dan perjanjian tersebut adalah juga janji yang dibuat oleh Tuhan kepada Abraham. Hanya Tuhan yang memenuhi syarat dan mampu membuat janji ini menjadi kenyataan. Entah manusia memercayainya atau tidak, entah manusia menerimanya atau tidak, dan bagaimanapun cara manusia melihat dan memandangnya, semua ini akan digenapi sampai sedetail-detailnya, sesuai dengan firman yang Tuhan ucapkan. Firman Tuhan tidak akan berubah oleh karena perubahan dalam kehendak atau gagasan manusia, dan tidak akan berubah oleh karena perubahan dalam diri seseorang, atau peristiwa, atau hal apa pun. Segala sesuatu dapat menghilang, tetapi firman Tuhan akan tetap untuk selamanya. Sesungguhnya, hari ketika segala sesuatu menghilang adalah tepat merupakan hari ketika firman Tuhan digenapi sepenuhnya, karena Dia adalah Sang Pencipta, Dia memiliki otoritas Sang Pencipta, kuasa Sang Pencipta, dan Dia mengendalikan segala sesuatu dan semua daya hidup; Dia mampu menyebabkan sesuatu ada dari ketiadaan, atau menyebabkan sesuatu menjadi tidak ada, dan Dia mengendalikan transformasi segala sesuatu dari yang hidup hingga yang mati; bagi Tuhan, tidak ada hal lebih sederhana daripada melipatgandakan keturunan seseorang. Ini terdengar fantastis bagi manusia, seperti dongeng, tetapi bagi Tuhan, apa yang Dia putuskan dan janjikan untuk terlaksana, tidaklah fantastis, juga bukan sebuah dongeng. Sebaliknya, itu adalah fakta yang telah Tuhan lihat, dan yang pasti akan tercapai. Apakah engkau semua menghargai hal ini? Apakah fakta-fakta membuktikan bahwa keturunan Abraham sangat banyak? Dan seberapa banyakkah itu? Apakah sebanyak "bintang di langit dan pasir di tepi laut" yang diucapkan oleh Tuhan? Apakah mereka tersebar di semua negara dan wilayah, di setiap tempat di dunia? Melalui apa fakta ini tercapai? Apakah tercapai melalui otoritas firman Tuhan? Selama ratusan atau ribuan tahun setelah firman Tuhan diucapkan, firman Tuhan terus digenapi, dan terus-menerus menjadi kenyataan; inilah kekuatan firman Tuhan, dan bukti otoritas Tuhan. Ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu pada mulanya, Tuhan berfirman, "Jadilah terang," maka terang pun jadi. Ini terjadi sangat cepat, digenapi dalam waktu sangat singkat, dan tidak ada penundaan dalam pencapaian dan penggenapannya; dampak dari firman Tuhan bersifat langsung. Keduanya merupakan peragaan otoritas Tuhan, tetapi ketika Tuhan memberkati Abraham, Dia mengizinkan manusia untuk melihat sisi lain dari hakikat otoritas Tuhan, dan fakta bahwa otoritas Sang Pencipta itu tidak terukur, dan terlebih lagi, Dia mengizinkan manusia untuk melihat sisi yang lebih nyata dan yang sangat indah dari otoritas Sang Pencipta.
Begitu firman Tuhan diucapkan, otoritas Tuhan mengambil alih pekerjaan ini, dan fakta yang dijanjikan oleh mulut Tuhan secara berangsur-angsur mulai menjadi kenyataan. Akibatnya, perubahan mulai muncul di antara segala sesuatu, sama seperti bagaimana pada saat kedatangan musim semi, rumput berubah menjadi hijau, bunga-bunga bermekaran, tunas mencuat dari pepohonan, burung mulai berkicau, angsa terbang pulang, dan ladang dipenuhi orang-orang. ... Dengan kedatangan musim semi, segala sesuatu diremajakan, dan ini adalah perbuatan ajaib Sang Pencipta. Ketika Tuhan memenuhi janji-Nya, segala sesuatu di langit dan di bumi diperbarui dan berubah sesuai dengan pikiran Tuhan—tidak ada yang dikecualikan. Ketika sebuah komitmen atau janji diucapkan dari mulut Tuhan, segala sesuatu berfungsi ke arah penggenapannya, dan digerakkan demi penggenapannya; semua makhluk ciptaan diatur dan dikelola di bawah kekuasaan Sang Pencipta, memainkan peran mereka masing-masing, dan menjalankan fungsi mereka masing-masing. Ini adalah perwujudan dari otoritas Sang Pencipta. Apa yang engkau lihat dalam hal ini? Bagaimana engkau mengetahui otoritas Tuhan? Apakah otoritas Tuhan ada batas jangkauannya? Apakah ada batasan waktu? Dapatkah dikatakan otoritas Tuhan memiliki ketinggian tertentu, atau panjang tertentu? Dapatkah dikatakan otoritas Tuhan memiliki ukuran atau kekuatan tertentu? Dapatkah itu diukur dengan dimensi manusia? Otoritas Tuhan tidak kadang menyala kadang padam, tidak datang dan pergi, dan tidak ada orang yang dapat mengukur sebesar apa otoritas-Nya itu. Seberapapun lamanya waktu berlalu, ketika Tuhan memberkati seseorang, berkat ini akan terus berlanjut, dan kelanjutannya akan menjadi kesaksian tentang otoritas Tuhan yang tak terkira, dan akan memungkinkan umat manusia untuk melihat kemunculan kembali daya hidup Sang Pencipta yang tak terpadamkan, dari waktu ke waktu. Setiap peragaan otoritas-Nya adalah peragaan sempurna dari firman yang keluar dari mulut-Nya, yang dipertunjukkan kepada segala sesuatu, dan kepada umat manusia. Terlebih dari itu, segala sesuatu yang dicapai oleh otoritas-Nya sangat indah, yang tak ada bandingannya, dan yang benar-benar sempurna. Dapat dikatakan bahwa pikiran-Nya, firman-Nya, otoritas-Nya, dan semua pekerjaan yang Dia capai adalah gambaran yang tak tertandingi keindahannya, dan bagi makhluk ciptaan, bahasa manusia tidak mampu mengartikulasikan makna penting dan nilainya. Ketika Tuhan membuat janji kepada seseorang, segala sesuatu tentang mereka diketahui dengan sangat baik oleh Tuhan, baik itu tentang di mana mereka tinggal, atau apa yang mereka lakukan, latar belakang mereka sebelum atau sesudah mereka menerima janji, atau seberapa hebat pergolakan yang telah terjadi di lingkungan hidup mereka. Seberapapun lamanya waktu telah berlalu setelah firman Tuhan diucapkan, bagi Dia, seolah-olah itu baru saja diucapkan. Ini berarti bahwa Tuhan memiliki kuasa, dan memiliki otoritas yang sedemikian rupa sehingga Dia dapat menindaklanjuti, mengendalikan, dan menggenapi setiap janji yang Dia buat untuk umat manusia, dan apa pun janji tersebut, seberapapun lamanya waktu yang diperlukan untuk janji tersebut digenapi sepenuhnya, dan, terlebih lagi, seluas apa pun cakupan pencapaiannya—misalnya, waktu, geografi, ras, dan sebagainya—janji ini akan dicapai dan digenapi, dan lebih jauh lagi, pencapaian dan penggenapannya tidak akan menuntut-Nya untuk melakukan upaya sedikit pun. Membuktikan apakah hal ini? Ini membuktikan bahwa luasnya otoritas dan kuasa Tuhan itu cukup untuk mengendalikan seluruh alam semesta, dan seluruh umat manusia. Tuhan menciptakan terang, tetapi itu tidak berarti Tuhan hanya mengelola terang, atau bahwa Dia hanya mengelola air karena Dia menciptakan air, dan bahwa segala sesuatu yang lain tidak berhubungan dengan Tuhan. Bukankah ini sebuah kesalahpahaman? Meski berkat Tuhan kepada Abraham secara berangsur-angsur memudar dari ingatan manusia setelah beberapa ratus tahun, bagi Tuhan janji ini tetaplah sama. Janji ini masih dalam proses pencapaian dan tidak pernah berhenti. Manusia tidak pernah tahu atau mendengar bagaimana Tuhan mengerahkan otoritas-Nya, bagaimana segala sesuatu diatur dan ditata, dan berapa banyak kisah indah terjadi di antara segala sesuatu dari ciptaan Tuhan selama waktu ini, tetapi setiap bagian indah dari peragaan otoritas Tuhan dan penyingkapan perbuatan-Nya diwariskan dan ditinggikan di antara segala sesuatu, segala sesuatu mempertunjukkan dan menceritakan tentang perbuatan ajaib Sang Pencipta, dan setiap kisah yang paling banyak diceritakan tentang kedaulatan Sang Pencipta atas segala sesuatu akan dinyatakan oleh segala sesuatu untuk selamanya. Otoritas yang digunakan Tuhan untuk mengatur segala sesuatu, dan kuasa Tuhan, menunjukkan kepada segala sesuatu bahwa Tuhan hadir di mana pun dan di setiap saat. Saat engkau telah menyaksikan kehadiran otoritas dan kuasa Tuhan di mana-mana, engkau akan melihat bahwa Tuhan hadir di mana-mana dan di segala waktu. Otoritas dan kuasa Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, wilayah, geografi, ruang, ataupun oleh orang, peristiwa atau hal apa pun. Luasnya otoritas dan kuasa Tuhan melampaui imajinasi manusia; itu tidak terselami oleh manusia, tidak terbayangkan oleh manusia, dan tidak akan pernah sepenuhnya diketahui oleh manusia.
Dikutip dari "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Meski Tuhan memiliki otoritas dan kuasa, Dia sangat teliti dan berprinsip dalam tindakan-Nya, dan tetap setia pada firman-Nya. Ketelitian-Nya, dan prinsip tindakan-Nya, menunjukkan sifat tak dapat dilanggar dari Sang Pencipta dan sifat tak terlampaui dari otoritas Sang Pencipta. Meski Dia memiliki otoritas tertinggi, dan segala sesuatu berada di bawah kekuasaan-Nya, dan meskipun Dia memiliki kuasa untuk mengatur segala sesuatu, Tuhan tidak pernah merusak atau mengacaukan rencana-Nya sendiri, dan setiap kali Dia mengerahkan otoritas-Nya, itu dilakukan secara ketat sesuai dengan prinsip-Nya sendiri, dan secara tepat mengikuti apa yang diucapkan dari mulut-Nya, dan mengikuti langkah dan tujuan dari rencana-Nya. Tentu saja, segala sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan juga mematuhi prinsip yang berdasarkannya otoritas Tuhan dikerahkan, dan tidak ada manusia atau hal apa pun yang dikecualikan dari pengaturan otoritas-Nya, mereka juga tidak dapat mengubah prinsip, yang dengannya otoritas-Nya dikerahkan. Di mata Tuhan, mereka yang diberkati menerima keberuntungan yang baik yang dibawa oleh otoritas-Nya, dan mereka yang dikutuk menerima hukuman mereka oleh karena otoritas Tuhan. Di bawah kedaulatan otoritas Tuhan, tidak ada manusia atau hal apa pun yang dikecualikan dari pengerahan otoritas-Nya, mereka juga tidak dapat mengubah prinsip, yang dengannya otoritas-Nya dikerahkan. Otoritas Sang Pencipta tidak diubah karena adanya perubahan dalam faktor apa pun, dan sama halnya dengan prinsip yang dengannya otoritas-Nya dikerahkan, itu tidak berubah karena alasan apa pun. Langit dan bumi mungkin mengalami pergolakan besar, tetapi otoritas Sang Pencipta tidak akan berubah; segala sesuatu bisa lenyap, tetapi otoritas Sang Pencipta tidak akan pernah hilang. Ini adalah hakikat dari otoritas Sang Pencipta yang tak dapat diubah dan tak dapat dilanggar, dan inilah keunikan sesungguhnya dari Sang Pencipta!
Dikutip dari "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"