Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IX
Tuhan adalah Sumber Kehidupan bagi Segala Sesuatu (III)
Sepanjang waktu ini, kita telah membahas tentang banyak hal yang berkaitan dengan mengenal Tuhan, dan kita baru-baru ini membahas suatu topik yang berkaitan dengan hal ini, dan yang sangat penting. Apakah topik tersebut? (Tuhan adalah Sumber Kehidupan bagi Segala Sesuatu.) Tampaknya poin dan tema yang Aku bicarakan memberi kesan jelas kepada setiap orang. Terakhir kali, kita membahas sejumlah aspek lingkungan untuk kelangsungan hidup yang Tuhan ciptakan untuk umat manusia, juga tentang banyak jenis makanan yang dibutuhkan manusia untuk hidup, yang Tuhan telah sediakan bagi mereka. Sebenarnya, yang Tuhan lakukan tidak terbatas pada menyiapkan suatu lingkungan untuk kelangsungan hidup manusia, juga bukan pada menyiapkan makanan mereka sehari-hari. Melainkan, yang Tuhan lakukan terdiri dari menyelesaikan begitu banyak pekerjaan misterius dan penting yang melibatkan berbagai segi dan aspek untuk kelangsungan hidup dan bagi kehidupan umat manusia. Semua ini adalah perbuatan Tuhan. Semua perbuatan Tuhan ini tidak hanya terbatas pada disiapkan-Nya sebuah lingkungan untuk kelangsungan hidup manusia dan makanan mereka sehari-hari—perbuatan Tuhan memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas dari itu. Di samping kedua tipe pekerjaan ini, Dia juga menyiapkan banyak lingkungan dan kondisi bagi kelangsungan hidup yang penting bagi kehidupan manusia. Ini adalah topik yang akan kita bahas hari ini. Ini juga berkaitan dengan perbuatan Tuhan; jika tidak, membahas hal tersebut di sini tidak akan ada artinya. Jika orang ingin mengenal Tuhan, tetapi mereka hanya memiliki pemahaman harfiah akan "Tuhan" sebagai sebuah kata, atau tentang berbagai aspek dari apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Tuhan itu, maka itu bukanlah pemahaman yang benar. Jadi, apakah jalan pengenalan akan Tuhan itu? Itu adalah mengenal-Nya, melalui perbuatan-perbuatan-Nya dan mengenal-Nya dalam semua aspek-Nya yang banyak itu. Jadi, kita harus mempersekutukan lebih lanjut topik tentang perbuatan Tuhan pada saat Dia menciptakan segala sesuatu.
Sejak Tuhan menciptakan segala sesuatu, segala sesuatu telah berfungsi dan terus berkembang secara teratur dan sesuai dengan hukum yang Dia tentukan. Di bawah pengawasan-Nya, di bawah kekuasaan-Nya, segala sesuatu telah berkembang secara teratur, seiring dengan keberadaan manusia. Tidak ada satu hal pun yang mampu mengubah atau menghancurkan hukum-hukum ini. Oleh karena kekuasaan Tuhan, semua makhluk bisa berkembang biak, dan oleh karena kekuasaan serta pengelolaan Tuhan, semua makhluk bisa bertahan hidup. Jadi, di bawah kekuasaan Tuhan, semua makhluk menjadi ada, berkembang, lenyap, dan bereinkarnasi secara teratur. Ketika musim semi tiba, hujan gerimis menghadirkan perasaan musim yang segar dan melembapkan bumi. Tanah mulai gembur, dan rerumputan tumbuh keluar dari dalam tanah dan mulai bertunas, sementara pepohonan berangsur menjadi hijau. Semua makhluk hidup ini memberikan daya hidup yang segar bagi bumi. Seperti inilah pemandangan saat semua makhluk menjadi ada dan berkembang. Segala jenis hewan keluar dari liang mereka untuk merasakan kehangatan musim semi dan memulai tahun yang baru. Semua makhluk berjemur di bawah sinar mentari selama musim panas dan menikmati kehangatan yang dihadirkan oleh musim tersebut. Mereka tumbuh dengan cepat. Pepohonan, rumput, dan semua jenis tumbuhan tumbuh sangat cepat, hingga akhirnya, semuanya bermekaran dan berbuah. Semua makhluk sangat sibuk selama musim panas, termasuk manusia. Di musim gugur, hujan menghadirkan kesejukan musim gugur, dan semua jenis makhluk hidup mulai merasakan tibanya musim panen. Semua makhluk menghasilkan buah, dan manusia mulai memanen berbagai jenis buah ini untuk menyiapkan makanan untuk musim dingin. Di musim dingin, semua makhluk berangsur mulai tenang dalam kesunyian dan beristirahat saat cuaca dingin dimulai, dan orang juga berehat selama musim ini. Dari musim ke musim, peralihan dari musim semi ke musim panas ke musim gugur, dan ke musim dingin—semua perubahan ini terjadi menurut hukum yang ditetapkan oleh Tuhan. Dia menuntun segala sesuatu dan umat manusia dengan menggunakan hukum-hukum ini dan telah merancangkan bagi umat manusia sebuah cara hidup yang kaya dan penuh warna, menyiapkan sebuah lingkungan untuk kelangsungan hidup yang memiliki suhu dan musim berbeda. Oleh karenanya, di dalam lingkungan yang tertata untuk kelangsungan hidup seperti inilah, manusia bisa bertahan hidup dan berkembang biak secara teratur. Manusia tidak bisa mengubah hukum-hukum ini, dan tidak satu orang atau makhluk pun bisa melanggarnya. Meskipun perubahan yang tak terhitung jumlahnya telah terjadi—lautan telah menjadi ladang, sementara ladang telah menjadi lautan—hukum-hukum ini terus ada. Semua itu ada karena Tuhan ada, dan karena kekuasaan dan pengelolaan-Nya. Dengan tipe lingkungan yang tertata dan berskala besar ini, hidup manusia berlanjut di dalam hukum dan kekuasaan ini. Manusia dari generasi demi generasi dibesarkan di bawah semua hukum ini, dan manusia dari generasi demi generasi telah bertahan hidup di bawah semua hukum ini. Orang telah menikmati lingkungan yang tertata untuk kelangsungan hidup ini, juga semua dari banyak hal yang diciptakan oleh Tuhan bagi generasi demi generasi. Meski orang merasa bahwa tipe hukum ini adalah bawaan, meski mereka mengabaikannya begitu saja, dan meski mereka tidak mampu merasakan bahwa Tuhan mengatur semua hukum ini, bahwa Tuhan berkuasa atas semua hukum ini, apa pun yang terjadi, Tuhan senantiasa terlibat dalam pekerjaan yang tidak berubah ini. Tujuan-Nya dalam pekerjaan yang tidak berubah ini adalah kelangsungan hidup umat manusia, sehingga manusia dapat terus menjalani hidup.
Tuhan Menetapkan Batas untuk Segala Sesuatu untuk Memelihara Seluruh Umat Manusia
Sekarang, Aku akan membahas topik tentang bagaimanakah segala tipe hukum ini, yang telah Tuhan hadirkan bagi segala sesuatu, memelihara seluruh umat manusia. Ini adalah topik sangat besar, jadi, kita bisa membaginya ke dalam beberapa bagian dan mendiskusikannya satu per satu agar bisa digambarkan secara jelas untukmu. Dengan cara ini, akan lebih mudah bagimu untuk mengerti dan engkau semua akan mampu memahaminya secara bertahap.
Bagian Pertama: Tuhan Menetapkan Batas untuk Setiap Jenis Wilayah
Jadi, mari kita mulai dengan bagian yang pertama. Saat Tuhan menciptakan segala sesuatu, Dia membuat batas untuk pegunungan, dataran, gurun, perbukitan, sungai, dan danau. Di bumi, ada pegunungan, dataran, gurun, perbukitan, juga berbagai perairan. Bukankah semua itu tipe medan berbeda? Tuhan membuat batas antara seluruh jenis medan berbeda ini. Ketika kita membahas tentang menarik batas, itu berarti pegunungan memiliki garis batasnya, dataran memiliki garis batasnya sendiri, gurun memiliki batas tertentu, dan perbukitan memiliki area tetap. Juga ada perairan dengan kuantitas yang tetap seperti sungai dan danau. Itu berarti, saat Tuhan menciptakan segala sesuatu, Dia membagi segala sesuatu dengan sangat jelas. Tuhan telah menetapkan berapa kilometer seharusnya radius gunung tertentu, mana saja ruang lingkupnya. Dia juga telah menetapkan berapa kilometer seharusnya radius dataran tertentu dan mana saja ruang lingkupnya. Saat menciptakan segala sesuatu, Dia juga menetapkan batas-batas gurun, juga jangkauan bukit-bukit serta proporsinya, dan berbatasan dengan apa saja semua itu—semua ini ditetapkan oleh Dia. Dia menetapkan ruang lingkup sungai dan danau saat Dia menciptakannya—semua itu memiliki batas-batasnya sendiri. Jadi, apakah maksudnya saat kita membicarakan tentang "batas"? Kita baru saja membahas tentang bagaimana Tuhan berkuasa atas segala sesuatu dengan menetapkan hukum bagi segala sesuatu. Itu berarti, ruang lingkup dan batas pegunungan tidak akan bertambah atau berkurang karena rotasi bumi atau pergantian waktu. Semuanya tetap, tidak dapat berubah, dan Tuhanlah yang menetapkan 'ketidakberubahan' segala sesuatu. Mengenai area dataran, apa saja ruang lingkupnya, apa saja batasnya—ini telah ditetapkan oleh Tuhan. Semua memiliki batas-batasnya sendiri, dan karenanya tidaklah mungkin gundukan tanah akan muncul ke permukaan di tengah-tengah dataran sesukanya. Dataran tidak bisa tiba-tiba berubah menjadi sebuah gunung—ini tidak mungkin terjadi. Inilah yang dimaksud dengan hukum dan batas yang baru saja kita bahas. Mengenai gurun, kita tidak akan menyinggung fungsi spesifik dari gurun atau tipe medan atau lokasi geografis lain di sini, hanya batasnya. Di bawah kekuasaan Tuhan, ruang lingkup gurun juga tidak akan meluas. Ini karena Tuhan telah memberinya hukumnya, ruang lingkupnya. Seberapa luas areanya dan apa fungsinya, apa saja pembatasnya, dan di mana lokasinya—ini telah ditetapkan oleh Tuhan. Itu tidak akan melampaui ruang lingkupnya, menggeser posisinya, dan wilayahnya tidak akan meluas sesukanya. Meski aliran air seperti sungai dan danau semuanya tertata dan tak berkesudahan, semua itu tidak akan pernah bergerak di luar ruang lingkupnya atau melampaui batasnya. Semuanya mengalir dalam satu arah, mengalir ke arah yang semestinya, secara teratur. Jadi, di bawah hukum kekuasaan Tuhan, tidak satu pun sungai atau danau yang akan mengering sesukanya, atau mengubah arah atau kuantitas alirannya sesukanya karena rotasi bumi atau berlalunya waktu. Semua ini berada dalam pengendalian Tuhan. Yang berarti, segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan di tengah-tengah umat manusia ini memiliki tempat, area, dan batas-batasnya yang tetap. Yang berarti, ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, batasnya ditetapkan, dan batas-batas ini tidak bisa diganti, diperbarui, atau diubah sesukanya. Apakah maksud "sesukanya"? Maksudnya adalah semuanya itu tidak akan bergeser, meluas, atau mengubah bentuk aslinya secara acak karena cuaca, suhu, atau kecepatan rotasi bumi. Sebagai contoh, sebuah gunung memiliki ketinggian tertentu, dasarnya berada di area tertentu, memiliki ketinggian tertentu dari permukaan laut, dan memiliki jumlah tumbuhan tertentu. Semua ini direncanakan dan dihitung oleh Tuhan, dan itu tidak akan berubah begitu saja sesukanya. Mengenai dataran, sebagian besar manusia berdiam di dataran, dan pergeseran iklim tidak akan berdampak pada areanya atau nilai keberadaannya. Bahkan hal-hal yang terkandung dalam berbagai medan dan lingkungan geografis ini yang diciptakan oleh Tuhan tidak akan berubah sesukanya. Sebagai contoh, komposisi gurun, tipe endapan mineral di bawah tanah, jumlah pasir di gurun dan warna pasir tersebut, ketebalan gurun—semua ini tidak akan berubah sesukanya. Mengapa semuanya tidak akan berubah sesukanya? Ini karena kekuasaan Tuhan dan pengelolaan-Nya. Dalam semua medan dan lingkungan geografis berbeda yang diciptakan oleh Tuhan ini, Dia mengelola segalanya secara terencana dan tertata. Jadi, semua lingkungan geografis ini tetap ada dan masih menjalankan fungsinya beberapa ribu tahun dan bahkan puluhan ribu tahun setelah semuanya diciptakan oleh Tuhan. Meski ada periode tertentu di mana gunung berapi meletus, ada periode di mana gempa bumi terjadi, dan ada pergeseran besar pada tanah, Tuhan sama sekali tidak akan membiarkan tipe medan apa pun kehilangan fungsi hakikinya. Hanya karena pengelolaan Tuhan inilah, karena kekuasaan dan pengendalian-Nya atas hukum inilah, maka semua hal ini—semua hal yang terlihat dan dinikmati umat manusia—bisa bertahan hidup di bumi secara teratur. Jadi, mengapa Tuhan mengelola segala macam medan yang ada di bumi dengan cara seperti ini? Tujuan-Nya adalah agar semua makhluk hidup yang bertahan hidup dalam berbagai lingkungan geografis akan memiliki lingkungan yang stabil, dan agar mereka mampu melanjutkan hidup dan berkembang biak di dalam lingkungan yang stabil tersebut. Semua hal ini—hal-hal yang bergerak dan tidak bergerak, yang bernapas melalui lubang hidung dan yang tidak—membentuk lingkungan unik bagi kelangsungan hidup umat manusia. Hanya lingkungan semacam inilah yang mampu memelihara manusia dari generasi demi generasi, dan hanya lingkungan semacam inilah yang bisa memungkinkan manusia untuk terus bertahan hidup secara tenteram, generasi demi generasi.
Apa yang baru saja Aku bahas merupakan topik yang cukup besar, jadi, mungkin terdengar agak asing bagimu, tetapi Aku percaya engkau semua bisa memahaminya. Artinya, hukum Tuhan dalam kekuasaan-Nya atas segala sesuatu sangatlah penting—teramat penting! Apakah prasyarat bagi pertumbuhan semua makhluk di bawah hukum-hukum ini? Ini karena kekuasaan Tuhan. Oleh karena kekuasaan-Nyalah segala sesuatu menjalankan fungsi mereka masing-masing dalam kekuasaan-Nya. Sebagai contoh, pegunungan memelihara hutan, hutan kemudian memelihara dan melindungi berbagai burung dan satwa liar yang hidup di dalamnya. Dataran adalah panggung yang disiapkan bagi manusia untuk bercocok tanam juga bagi berbagai burung dan satwa liar. Semuanya memungkinkan sebagian besar umat manusia untuk hidup di tanah datar dan memberikan kemudahan dalam kehidupan orang. Dan dataran juga termasuk padang rumput—hamparan padang rumput yang begitu luas. Padang rumput menyediakan tanaman untuk menutupi permukaan bumi. Tanaman-tanaman itu melindungi tanah dan memelihara ternak, domba, dan kuda yang hidup di padang rumput. Gurun juga menjalankan fungsinya sendiri. Gurun bukanlah tempat untuk didiami manusia; perannya adalah membuat iklim lembap menjadi lebih kering. Aliran sungai dan danau memberi orang air minum dengan mudah. Ke mana pun sungai dan danau tersebut mengalir, orang akan memiliki air untuk diminum, dan kebutuhan segala sesuatu akan air akan terpuaskan dengan mudah. Semua ini adalah batas yang dibuat oleh Tuhan untuk berbagai medan.
Bagian Kedua: Tuhan Menetapkan Batas untuk Setiap Makhluk Hidup
Karena semua batas yang telah Tuhan buat ini, berbagai medan telah menghasilkan berbagai lingkungan untuk kelangsungan hidup, dan lingkungan untuk kelangsungan hidup ini telah memberi kemudahan bagi berbagai jenis burung dan satwa liar, juga menghadirkan ruang untuk bertahan hidup berbagai jenis burung dan satwa liar. Dari sini, batas lingkungan untuk kelangsungan hidup berbagai makhluk hidup telah dikembangkan. Inilah poin kedua yang akan kita bahas selanjutnya. Pertama-tama, di manakah burung-burung dan satwa liar serta serangga-serangga hidup? Apakah semuanya hidup di hutan dan belukar? Ini adalah tempat tinggal mereka. Jadi, selain menetapkan batas untuk berbagai lingkungan geografis, Tuhan juga membuat batas dan menetapkan hukum-hukum untuk berbagai burung dan satwa liar, ikan, serangga, dan semua tumbuhan. Karena perbedaan antara berbagai lingkungan geografis dan karena keberadaan lingkungan geografis yang berbeda, berbagai jenis burung dan satwa liar, ikan, serangga, dan tumbuhan memiliki lingkungan untuk kelangsungan hidup yang berbeda. Burung dan satwa liar serta serangga hidup di tengah-tengah aneka tumbuhan, ikan hidup dalam air, dan tumbuhan tumbuh di tanah. Tanah termasuk berbagai area seperti pegunungan, dataran, dan perbukitan. Begitu burung-burung dan satwa liar memiliki tempat tinggalnya yang tetap, burung-burung dan satwa liar tersebut tidak akan berkeliaran ke sana kemari. Tempat tinggalnya adalah hutan dan pegunungan. Jika, suatu hari, tempat tinggalnya dihancurkan, tatanan ini akan menjadi kacau. Segera setelah tatanan ini menjadi kacau, apa saja konsekuensinya? Siapakah yang pertama tersakiti? Umat manusia. Dalam hukum dan batasan yang telah Tuhan tetapkan ini, pernahkah engkau semua melihat fenomena aneh? Sebagai contoh, gajah berjalan masuk ke gurun. Pernahkah engkau melihat sesuatu seperti itu? Jika ini benar-benar terjadi, itu akan menjadi sebuah fenomena yang sangat aneh, karena gajah hidup di hutan, dan itulah lingkungan untuk kelangsungan hidup yang Tuhan siapkan untuk gajah. Gajah memiliki lingkungan untuk kelangsungan hidup dan rumah tetapnya sendiri, jadi, mengapa mereka berkeliaran? Adakah yang pernah melihat singa atau harimau berjalan di pesisir laut? Tidak, engkau tidak pernah melihatnya. Rumah singa dan harimau adalah hutan dan pegunungan. Adakah yang pernah melihat paus atau ikan hiu dari lautan berenang di gurun? Tidak, engkau tidak pernah melihatnya. Paus dan ikan hiu membangun rumahnya di lautan. Dalam lingkungan hidup manusia, adakah orang yang hidup berdampingan dengan beruang cokelat? Adakah orang yang selalu dikelilingi oleh merak atau burung-burung lain, di dalam dan di luar rumah mereka? Adakah yang pernah melihat elang atau angsa liar bermain bersama kera? (Tidak.) Semua ini akan menjadi fenomena aneh. Alasan Aku membicarakan semua hal yang sepertinya terdengar sangat aneh di telingamu ini adalah agar engkau semua memahami bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan—tidak peduli apakah ia menetap di satu tempat atau apakah mereka bisa bernapas melalui lubang hidung—semuanya memiliki hukumnya sendiri untuk kelangsungan hidup. Jauh sebelum Tuhan menciptakan semua makhluk hidup ini, Dia telah menyiapkan bagi semuanya tempat tinggalnya, dan lingkungan untuk kelangsungan hidupnya sendiri. Semua makhluk hidup ini memiliki lingkungan yang tetap untuk kelangsungan hidupnya sendiri, makanannya sendiri, tempat tinggal tetapnya sendiri, dan ia memiliki tempat tetap sendiri yang sesuai untuk kelangsungan hidupnya, tempat dengan suhu yang sesuai untuk kelangsungan hidupnya. Dengan cara itu, segala sesuatu tidak akan berkeliaran bagaimanapun caranya atau merongrong kelangsungan hidup umat manusia atau memengaruhi kehidupan mereka. Ini adalah cara Tuhan mengelola segala sesuatu, menyediakan bagi umat manusia lingkungan terbaik untuk kelangsungan hidup. Masing-masing makhluk hidup dalam segala sesuatu memiliki makanan penopang hidup dalam lingkungan untuk kelangsungan hidupnya sendiri. Dengan makanan tersebut, ia terikat dalam lingkungan asalnya untuk kelangsungan hidup. Dalam lingkungan semacam itu, ia terus bertahan hidup, bertambah banyak, dan melanjutkan hidup seturut hukum yang telah Tuhan tetapkan untuknya. Oleh karena berbagai macam hukum ini, berkat penentuan Tuhan sejak semula, segala sesuatu hidup dalam keharmonisan dengan umat manusia, dan umat manusia hidup berdampingan bersama dalam saling ketergantungan dengan segala sesuatu.
Bagian Ketiga: Tuhan Menopang Lingkungan dan Ekologi untuk Memelihara Umat Manusia
Tuhan menciptakan segala sesuatu dan menetapkan batas baginya; di antara segala sesuatu, Dia memelihara semua jenis makhluk hidup. Sementara itu, Dia juga menyiapkan berbagai metode kelangsungan hidup untuk manusia, jadi, engkau bisa melihat bahwa manusia tidak hanya memiliki satu cara untuk bertahan hidup, mereka juga tidak memiliki hanya satu tipe lingkungan untuk kelangsungan hidup. Kita telah berbicara sebelumnya tentang Tuhan menyiapkan berbagai jenis sumber makanan dan air bagi manusia, yang merupakan suatu hal yang sangat penting agar kehidupan umat manusia dalam daging bisa berkesinambungan. Akan tetapi, di antara umat manusia ini, tidak semua orang hidup dari biji-bijian. Orang memiliki cara bertahan hidup yang berbeda-beda karena perbedaan pada lingkungan dan medan geografis. Cara bertahan hidup ini telah disiapkan semuanya oleh Tuhan. Jadi, tidak semua manusia pada dasarnya bertani. Yang berarti, tidak semua orang mendapatkan makanan mereka dari bercocok tanam. Ini adalah poin ketiga yang akan kita bicarakan: batas-batas telah muncul karena berbagai gaya hidup umat manusia. Jadi, jenis gaya hidup lain apa yang manusia miliki? Dalam hal sumber makanan yang berbeda, jenis orang macam apa yang ada? Ada beberapa jenis utama.
Pertama, gaya hidup berburu. Setiap orang mengetahui apa itu. Apakah makanan orang yang hidup dari berburu? (Buruan.) Mereka memakan burung dan satwa liar dari hutan. "Buruan" adalah kata modern. Pemburu tidak menganggap itu sebagai buruan; mereka menganggap itu sebagai makanan, sebagai makanan sehari-hari mereka. Sebagai contoh, mereka mendapatkan seekor rusa. Ketika mereka mendapatkan rusa ini, itu sama seperti petani mendapatkan makanan dari tanah. Seorang petani mendapatkan makanan dari tanah, dan ketika dia melihat makanan ini, dia gembira dan merasa tenang. Keluarganya tidak akan kelaparan berkat hasil panen untuk dimakan. Hati petani tersebut tidak cemasdan dia merasa puas. Seorang pemburu juga merasa tenang dan puas saat melihat apa yang ditangkapnya karena dia tidak perlu khawatir tentang makanan lagi. Ada sesuatu untuk dimakan untuk santapan selanjutnya, dan tidak perlu kelaparan. Ini adalah seseorang yang berburu untuk hidup. Sebagian besar dari mereka yang hidup dari berburu berdiam di hutan pegunungan. Mereka tidak bertani. Tidaklah mudah mencari tanah subur di sana, jadi, mereka bertahan hidup dengan berbagai makhluk hidup, berbagai jenis mangsa. Ini adalah jenis gaya hidup pertama yang berbeda dari orang biasa.
Jenis kedua adalah gaya hidup penggembala ternak. Apakah mereka yang menggembalakan ternak untuk hidup juga bertani? (Tidak.) Jadi, apakah yang mereka lakukan? Bagaimana mereka hidup? (Sebagian besar, mereka menggembalakan sapi dan domba untuk hidup, dan mereka menyembelih serta memakan ternak mereka di musim dingin. Makanan pokok mereka adalah daging sapi dan domba, dan mereka minum teh susu. Meski penggembala sibuk selama empat musim, mereka makan berkecukupan. Mereka memiliki berlimpah susu, produk perahan, dan daging.) Orang yang menggembalakan hewan ternak sebagai mata pencaharian, utamanya memakan daging sapi dan domba, meminum susu domba dan susu sapi, dan menunggang sapi dan kuda untuk menggembalakan hewan ternak mereka di padang dengan angin meniup rambut mereka dan mentari menyinari wajah mereka. Mereka tidak merasakan stres kehidupan modern. Sepanjang hari, mereka memandang hamparan luas langit biru dan dataran berumput. Sebagian besar orang yang hidup dari menggembalakan ternak berdiam di padang rumput, dan mereka telah mampu melanjutkan gaya hidup nomaden mereka generasi demi generasi. Meski kehidupan di padang rumput sedikit kesepian, itu juga kehidupan yang begitu membahagiakan. Bukan gaya hidup yang buruk!
Jenis ketiga adalah gaya hidup menangkap ikan. Sejumlah kecil manusia hidup di tepi laut atau di pulau kecil. Mereka dikelilingi oleh air, menghadap lautan. Orang-orang ini menangkap ikan untuk hidup. Apa sumber makanan bagi mereka yang menangkap ikan untuk hidup? Sumber makanan mereka meliputi segala jenis ikan, sari laut, dan hasil laut lainnya. Orang yang menangkap ikan sebagai mata pencaharian tidak bertani, melainkan pergi menangkap ikan setiap hari. Makanan pokok mereka terdiri dari berbagai jenis ikan dan hasil laut. Mereka sesekali menukar ini dengan beras, tepung, dan kebutuhan sehari-hari. Ini adalah gaya hidup berbeda yang dijalani oleh orang yang hidup di dekat perairan. Hidup di dekat perairan, mereka bergantung pada hal itu untuk makanan mereka, dan mereka hidup dari menangkap ikan. Menangkap ikan tidak hanya memberi mereka sumber makanan, tetapi juga mata pencaharian.
Selain dari bertani, manusia hidup sebagian besar seturut dengan tiga gaya hidup berbeda yang disebutkan di atas. Namun, sebagian besar orang bertani untuk hidup, dan hanya sedikit kelompok orang yang hidup dari menggembalakan hewan ternak, menangkap ikan, dan berburu. Dan apakah yang dibutuhkan orang yang hidup dari bertani? Yang mereka butuhkan adalah tanah. Dari generasi ke generasi, mereka hidup dari bercocok tanam di tanah, dan entah mereka menanam sayuran, buah-buahan, atau biji-bijian, mereka mendapatkan makanan dan kebutuhan sehari-hari mereka dari bumi.
Apakah syarat dasar yang mendasari berbagai gaya hidup manusia ini? Bukankah benar-benar perlu bahwa lingkungan di mana mereka mampu bertahan hidup dilestarikan pada tingkat dasar? Yang berarti, jika mereka yang hidup dari berburu kehilangan hutan pegunungan atau burung-burung dan satwa liar, sumber mata pencaharian mereka akan hilang. Arah ke mana etnis ini dan orang-orang semacam ini harus pergi akan menjadi tidak pasti, dan mereka bahkan mungkin menghilang. Dan bagaimana halnya dengan mereka yang menggembalakan ternak sebagai pencaharian mereka? Apa yang mereka andalkan? Apa yang sebenarnya mereka andalkan bukanlah ternak mereka, tetapi lingkungan tempat ternak mereka mampu bertahan hidup—padang rumput. Jika tidak ada padang rumput, di mana para penggembala akan memberi makan ternak mereka? Apa yang akan dimakan oleh sapi dan domba? Tanpa ternak, orang-orang nomaden ini tidak akan punya mata pencaharian. Tanpa sumber bagi mata pencaharian mereka, ke manakah orang-orang tersebut akan pergi? Akan sulit bagi mereka untuk terus bertahan hidup; mereka tidak akan memiliki masa depan. Jika tidak ada sumber air, serta sungai dan danau sepenuhnya mengering, apakah semua ikan, yang mengandalkan air untuk hidup, tetap ada? Semua ikan tersebut tidak akan ada. Apakah orang-orang yang mengandalkan air dan ikan sebagai mata pencaharian mereka akan terus bertahan hidup? Ketika mereka tidak lagi memiliki makanan, ketika mereka tidak lagi memiliki sumber mata pencaharian mereka, orang-orang tersebut tidak akan dapat terus bertahan hidup. Yang berarti, jika etnis tertentu menghadapi suatu masalah dengan mata pencaharian mereka atau kelangsungan hidup mereka, etnis tersebut tidak akan lagi melanjutkan hidup, dan mereka bisa menghilang dari muka bumi dan menjadi punah. Dan jika mereka yang bertani sebagai mata pencaharian kehilangan tanah mereka, jika mereka tidak bisa menanam segala jenis tumbuhan dan mendapatkan makanan dari tumbuhan tersebut, akan seperti apa kesudahannya? Tanpa makanan, bukankah orang akan mati kelaparan? Jika orang mati kelaparan, bukankah ras manusia akan binasa? Jadi, inilah tujuan Tuhan mempertahankan berbagai macam lingkungan. Tuhan hanya memiliki satu tujuan dalam mempertahankan berbagai lingkungan dan ekosistem serta semua makhluk hidup yang berbeda-beda dalam setiap lingkungan dan ekosistem tersebut—dan itu untuk memelihara semua jenis orang, memelihara orang yang hidup dalam lingkungan geografis yang berbeda-beda.
Jika segala macam ciptaan kehilangan hukumnya sendiri, semua ciptaan tidak akan lagi ada; jika hukum segala sesuatu hilang, makhluk hidup di antara segala sesuatu tidak akan dapat melanjutkan hidup. Manusia juga akan kehilangan lingkungan yang mereka andalkan untuk kelangsungan hidup. Jika manusia kehilangan semua hal tersebut, mereka tidak akan mampu terus hidup, seperti yang telah mereka lakukan, untuk berkembang biak dan bertambah banyak dari generasi demi generasi. Alasan manusia telah bertahan hidup sampai sekarang adalah karena Tuhan telah membekali mereka dengan segala macamciptaan untuk memelihara mereka, memelihara umat manusia dalam berbagai cara. Hanya karena Tuhan memelihara umat manusia dalam berbagai cara, mereka bisa bertahan hidup sampai sekarang, hari ini. Dengan lingkungan yang tetap untuk kelangsungan hidup yang baik dan di mana hukum alam tertata dengan baik, semua jenis orang di bumi, semua jenis ras bisa bertahan hidup dalam wilayah yang telah ditentukan untuk mereka sendiri. Tidak seorang pun bisa melampaui wilayah-wilayah ini atau batas-batas di antara wilayah-wilayah tersebut karena Tuhanlah yang telah menetapkannya. Mengapa Tuhan menetapkan batas-batas dengan cara demikian? Ini merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh umat manusia—sungguh penting! Tuhan menetapkan ruang lingkup untuk setiap jenis makhluk hidup dan menetapkan metode kelangsungan hidup untuk setiap jenis manusia. Dia juga membagi berbagai jenis orang dan berbagai ras di bumi dan menetapkan ruang lingkup untuk mereka. Inilah yang akan kita bahas berikutnya.
Bagian Keempat: Tuhan Membuat Batas antara Berbagai Ras
Keempat, Tuhan membuat batas antara ras yang berbeda-beda. Di bumi, ada orang kulit putih, orang kulit hitam, orang kulit sawo matang, dan orang kulit kuning. Semua ini adalah berbagai jenis orang. Tuhan juga menetapkan ruang lingkup untuk kehidupan semua jenis orang yang berbeda ini, dan tanpa menyadarinya, orang hidup dalam lingkungan yang tepat untuk kelangsungan hidup di bawah pengelolaan Tuhan. Tidak seorang pun bisa melangkah keluar dari ini. Sebagai contoh, mari kita perhatikan orang kulit putih. Di rentang geografis mana mereka kebanyakan tinggal? Mereka kebanyakan tinggal di Eropa dan Amerika. Rentang geografis di mana sebagian besar orang kulit hitam tinggal adalah Afrika. Orang kulit sawo matang kebanyakan tinggal di Asia Tenggara dan Asia Selatan, di negara-negara seperti Thailand, India, Myanmar, Vietnam, dan Laos. Orang kulit kuning sebagian besar tinggal di Asia, yaitu, di negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Tuhan telah menyebarkan secara tepat semua jenis ras yang berbeda-beda ini sehingga semua ras yang berbeda-beda ini tersebar ke berbagai belahan dunia. Di berbagai belahan dunia yang berbeda-beda ini, Tuhan sudah lama menyiapkan sebuah lingkungan untuk kelangsungan hidup yang sesuai untuk setiap ras manusia yang berbeda-beda. Dalam semua lingkungan untuk kelangsungan hidup ini, Tuhan telah menyiapkan bagi mereka tanah dengan berbagai warna dan unsur. Dengan kata lain, unsur yang membentuk tubuh orang kulit putih tidaklah sama dengan unsur yang membentuk tubuh orang kulit hitam, dan juga berbeda dari unsur-unsur yang membentuk tubuh orang dari ras lain. Ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, Dia sudah menyiapkan lingkungan untuk kelangsungan hidup ras tersebut. Tujuan-Nya melakukan hal tersebut adalah agar ketika jenis orang tersebut mulai berkembang biak, ketika jumlah mereka mulai meningkat, mereka bisa tetap berada dalam ruang lingkup tersebut. Sebelum Tuhan menciptakan manusia, Dia telah memikirkan semuanya—Dia memberikan Eropa dan Amerika kepada orang kulit putih agar mereka dapat berkembang dan bertahan hidup. Jadi, ketika Tuhan menciptakan bumi, Dia sudah memiliki sebuah rencana, Dia memiliki maksud dan tujuan dalam menempatkan apa yang Dia tempatkan dalam bidang tanah tersebut, dan dalam memelihara apa yang Dia pelihara pada bidang tanah tersebut. Sebagai contoh, pegunungan apa, berapa dataran, berapa sumber air, jenis burung dan satwa liar apa, ikan apa, dan tumbuhan apa yang akan ada di tanah itu, Tuhan sudah lama menyiapkan semua itu. Saat menyiapkan lingkungan untuk kelangsungan hidup bagi satu jenis manusia tertentu, untuk sebuah ras tertentu, Tuhan butuh mempertimbangkan banyak masalah dari berbagai macam sudut: lingkungan geografis, unsur tanah, berbagai spesies burung dan satwa liar, ukuran aneka jenis ikan, unsur yang membentuk tubuh ikan, perbedaan kualitas air, serta semua jenis tumbuhan yang berbeda-beda .... Tuhan sudah lama menyiapkan semua itu. Lingkungan semacam itu adalah lingkungan untuk kelangsungan hidup yang Tuhan ciptakan dan siapkan untuk orang kulit putih dan yang secara inheren merupakan milik mereka. Sudahkah engkau semua mengerti bahwa ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, Dia memikirkannya secara matang dan bertindak dengan terencana? (Ya, kita sudah mengerti bahwa pertimbangan Tuhan untuk berbagai jenis orang sangatlah bijaksana. Untuk lingkungan untuk kelangsungan hidup yang Dia ciptakan bagi berbagai jenis manusia, jenis burung dan satwa liar serta ikan apa, berapa gunung, dan berapa dataran yang akan Dia siapkan, Dia pertimbangkan dengan penuh perhatian dan dan ketepatan.) Ambil orang kulit putih sebagai contoh. Makanan apa terutama dimakan orang kulit putih? Makanan yang dimakan orang kulit putih sangat berbeda dari makanan yang orang Asia makan. Makanan pokok yang dimakan orang kulit putih terutama terdiri dari daging, telur, susu, dan unggas. Biji-bijian seperti roti dan nasi umumnya adalah makanan tambahan yang diletakkan di sisi piring. Bahkan ketika makan salad sayuran, mereka cenderung memasukkan beberapa potong daging sapi panggang atau ayam ke dalamnya dan bahkan ketika mereka makan makanan berbahan dasar gandum, mereka cenderung menambahkan keju, telur, atau daging. Yang berarti, makanan pokok mereka terutama tidak terdiri dari makanan yang berbahan dasar gandum atau beras; mereka memakan banyak daging dan keju. Mereka sering minum air es karena makanan yang mereka makan sangat tinggi kalori. Jadi, orang kulit putih sangat kuat. Demikianlah sumber mata pencaharian dan lingkungan hidup mereka yang disiapkan oleh Tuhan bagi mereka, yang memungkinkan mereka untuk memiliki gaya hidup seperti itu; gaya hidup yang berbeda dengan gaya hidup orang dari ras lain. Tidak ada yang benar atau salah dalam gaya hidup ini—itu bawaan lahir, ditentukan sejak semula oleh Tuhan, dan muncul dari kekuasaan Tuhan dan pengaturan-Nya. Bahwa ras ini memiliki gaya hidup seperti ini dan sumber mata pencaharian yang seperti ini adalah karena ras mereka, serta karena lingkungan untuk kelangsungan hidup yang disiapkan oleh Tuhan bagi mereka. Engkau dapat mengatakan bahwa lingkungan untuk kelangsungan hidup yang Tuhan siapkan untuk orang kulit putih, dan makanan sehari-hari yang mereka dapatkan dari lingkungan itu, sangatlah kaya dan berlimpah.
Tuhan juga menyiapkan lingkungan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup bagi ras lain. Ada juga orang kulit hitam—di manakah orang kulit hitam berada? Mereka terutama berada di Afrika tengah dan selatan. Apa yang Tuhan siapkan bagi mereka dalam lingkungan untuk hidup yang seperti itu? Hutan hujan tropis, segala jenis burung dan satwa liar, juga gurun, dan semua jenis tumbuhan yang hidup berdampingan dengan manusia. Mereka memiliki sumber-sumber air, mata pencaharian mereka, dan makanan. Tuhan tidak berat sebelah terhadap mereka. Tidak peduli apa yang pernah mereka lakukan, kelangsungan hidup mereka tidak pernah menjadi masalah. Mereka juga menempati lokasi tertentu dan area tertentu di belahan dunia.
Sekarang, mari kita berbicara tentang orang kulit kuning. Orang kulit kuning terutama berada di Timur dunia. Apakah perbedaan antara lingkungan dan posisi geografis Timur dan Barat? Di Timur, sebagian besar tanahnya subur, dan kaya akan materi dan endapan mineral. Yang berarti, semua jenis sumber daya di atas tanah dan bawah tanah berlimpah. Dan bagi kelompok orang ini, untuk ras ini, Tuhan juga menyiapkan tanah serta iklim yang sesuai, dan berbagai lingkungan geografis yang sesuai untuk mereka. Meski ada perbedaan sangat besar antara lingkungan geografis itu dan lingkungan di Barat, makanan pokok, mata pencaharian, dan sumber-sumber untuk kelangsungan hidup orang juga disiapkan oleh Tuhan. Ini hanya lingkungan untuk hidup yang berbeda dari yang orang kulit putih miliki di Barat. Namun, satu hal apa yang perlu Aku beritahukan kepadamu? Jumlah orang ras Timur relatif banyak, sehingga Tuhan menambahkan banyak unsur di bagian bumi tersebut yang berbeda dari Barat. Di bagian dunia tersebut, Dia menambahkan banyak macam lanskap yang berbeda-beda dan semua jenis materi yang berlimpah. Sumber daya alam di sana sangat berlimpah; medannya juga bervariasi dan beragam, cukup untuk memelihara jumlah orang ras Timur yang sangat besar. Yang membedakan Timur dari Barat adalah di Timur—dari selatan ke utara, dari timur ke barat—iklimnya lebih baik daripada di Barat. Empat musimnya jelas berbeda, suhunya sesuai, sumber daya alamnya berlimpah, dan pemandangan alam serta jenis medannya jauh lebih baik daripada di Barat. Mengapa Tuhan melakukan ini? Tuhan menciptakan keseimbangan yang sangat rasional antara orang kulit putih dan orang kulit kuning. Apa artinya ini? Itu berarti bahwa semua aspek dari makanan orang kulit putih, hal yang mereka gunakan, dan hal-hal yang disediakan untuk kesenangan mereka jauh lebih baik daripada apa yang orang kulit kuning dapat nikmati. Akan tetapi, Tuhan tidak berat sebelah terhadap ras apa pun. Tuhan memberi orang kulit kuning lingkungan untuk kelangsungan hidup yang lebih indah dan lebih baik. Ini adalah keseimbangan.
Tuhan telah menentukan sejak semula jenis orang seperti apa yang harus hidup di bagian dunia mana; bisakah manusia melampaui batasan ini? (Tidak, mereka tidak bisa.) Ini sungguh hal yang ajaib! Bahkan jika ada perang atau penyerobotan wilayah selama berbagai era atau pada waktu yang tidak biasa, semua perang ini, penyerobotan ini sama sekali tidak bisa menghancurkan lingkungan untuk kelangsungan hidup yang telah ditentukan sejak semula oleh Tuhan untuk setiap ras. Yang berarti, Tuhan telah menetapkan jenis orang tertentu di bagian dunia tertentu, dan mereka tidak dapat keluar dari batasan tersebut. Bahkan jika orang memiliki suatu ambisi untuk mengubah atau memperluas wilayah mereka, tanpa seizin Tuhan, ini akan sangat sulit dicapai. Akan sangat sulit bagi mereka untuk berhasil. Sebagai contoh, orang kulit putih ingin memperluas wilayah mereka dan mereka menjajah beberapa negara lain. Orang Jerman menginvasi beberapa negara, dan Inggris pernah menduduki India. Bagaimanakah kesudahannya? Pada akhirnya, mereka gagal. Apa yang kita lihat dari kegagalan mereka? Apa yang telah Tuhan tetapkan sejak semula tidak diperkenankan untuk dihancurkan. Jadi, tidak peduli seberapa besar momentum yang mungkin telah engkau lihat dalam ekspansi Inggris, pada akhirnya, mereka tetap harus menarik diri, membiarkan tanah tersebut tetap menjadi milik India. Mereka yang hidup di tanah tersebut tetap orang India, bukan orang Inggris, karena Tuhan tidak membiarkan hal tersebut. Beberapa dari mereka yang meneliti sejarah atau politik telah menulis tesis tentang ini. Mereka memberi alasan mengapa Inggris gagal, dengan mengatakan bahwa bisa jadi karena etnis tertentu tidak bisa ditaklukkan, atau bisa jadi karena alasan manusiawi lain .... Semua ini bukanlah alasan sebenarnya. Alasan sebenarnya adalah karena Tuhan—Dia tidak mengizinkannya! Tuhan membiarkan suatu etnis hidup di tanah tertentu dan menempatkan mereka di sana, dan jika Tuhan tidak mengizinkan mereka untuk pindah dari tanah tersebut, mereka tidak akan pernah dapat pindah. Jika Tuhan menetapkan area tertentu untuk mereka, mereka akan hidup dalam area tersebut. Umat manusia tidak bisa melepaskan diri atau kabur dari area tertentu ini. Ini pasti. Tidak peduli seberapa hebat kekuatan para penyerobot atau seberapa lemah mereka yang diserobot, kesuksesan para penginvasi pada akhirnya bergantung pada Tuhan. Ini sudah ditentukan sejak semula oleh Dia, dan tidak seorang pun bisa mengubahnya.
Pembahasan di atas adalah cara Tuhan menyebarkan berbagai ras. Pekerjaan apa yang telah Tuhan lakukan untuk menyebarkan ras-ras tersebut? Pertama, Dia menyiapkan lingkungan geografis berskala besar, dengan mengalokasikan berbagai lokasi untuk manusia, yang kemudian generasi demi generasi bertahan hidup di sana. Ini sudah ditetapkan—area tertentu untuk kelangsungan hidup mereka telah ditetapkan. Dan kehidupan mereka, apa yang mereka makan, apa yang mereka minum, mata pencaharian mereka—Tuhan sudah lama menetapkan semua itu. Dan ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, Dia membuat persiapan berbeda untuk berbagai jenis orang: ada komposisi tanah yang berbeda, iklim yang berbeda, tumbuhan yang berbeda, dan lingkungan geografis yang berbeda. Tempat yang berbeda bahkan memiliki burung-burung dan satwa liar yang berbeda, perairan yang berbeda memiliki jenis ikan dan produk akuatik spesialnya sendiri. Bahkan jenis serangga ditentukan oleh Tuhan. Sebagai contoh, hal-hal yang tumbuh di benua Amerika semuanya sangat besar, sangat tinggi, dan sangat kukuh. Akar pepohonan di hutan pegunungan semuanya sangat dangkal, tetapi semuanya tumbuh sangat tinggi. Tumbuhan-tumbuhan tersebut bahkan bisa mencapai tinggi seratus meter atau lebih, tetapi pepohonan di hutan di Asia sebagian besar tidak begitu tinggi. Contohnya, tumbuhan lidah buaya. Di Jepang, tumbuhan tersebut sangat kecil dan sangat tipis, tetapi tumbuhan lidah buaya di AS sangat besar. Ada perbedaan di sini. Ini jenis tumbuhan yang sama dengan nama yang sama, tetapi di benua Amerika, lidah buaya tumbuh sangat besar. Perbedaan dalam berbagai aspek ini mungkin tidak dilihat atau dimengerti oleh orang, tetapi ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan segala sesuatu dan menyiapkan lingkungan geografis yang berbeda, medan yang berbeda, dan makhluk hidup yang berbeda untuk berbagai ras. Itu karena Tuhan menciptakan berbagai jenis orang dan Dia tahu apa yang masing-masing dari mereka butuhkan dan seperti apa gaya hidup mereka.
Tuhan Berkuasa atas Segalanya dan Menyediakan Segalanya, Dia adalah Tuhan atas Segala Sesuatu
Setelah berbicara tentang beberapa hal ini, sekarang apakah engkau semua merasa telah belajar sesuatu tentang topik utama yang baru saja kita bahas? Apakah engkau merasa mulai memahami hal tersebut? Aku yakin sekarang engkau semua seharusnya telah memiliki ide dasar mengapa Aku memilih untuk membicarakan aspek-aspek ini dalam topik lebih luas. Benarkah demikian? Mungkin engkau semua bisa berbicara sedikit tentang seberapa besar pemahamanmu akan hal tersebut. (Seluruh umat manusia telah dipelihara oleh hukum yang ditentukan oleh Tuhan untuk segala sesuatu. Ketika Tuhan menentukan hukum-hukum ini, Dia menyediakan berbagai ras dengan lingkungan yang berbeda, gaya hidup yang berbeda, makanan yang berbeda, dan iklim serta suhu yang berbeda. Ini agar semua umat manusia bisa menetap di bumi dan bertahan hidup. Dari sini, aku dapat melihat bahwa rencana Tuhan bagi kelangsungan hidup manusia sangatlah tepat dan aku dapat melihat hikmat dan kesempurnaan-Nya, serta kasih-Nya bagi kita manusia.) (Hukum dan ruang lingkup yang ditentukan oleh Tuhan tidak dapat diubah oleh orang, peristiwa, atau hal apa pun juga. Semuanya berada di bawah kekuasaan-Nya.) Melihat dari perspektif hukum yang ditentukan oleh Tuhan untuk pertumbuhan segala sesuatu, bukankah semua umat manusia, dalam segala variasinya, dibekali dan dipelihara oleh Tuhan? Jika hukum-hukum ini dihancurkan atau jika Tuhan tidak menetapkan hukum-hukum ini untuk umat manusia, akan seperti apakah masa depan mereka? Setelah manusia kehilangan lingkungan dasar untuk kelangsungan hidup mereka, akankah mereka memiliki sumber makanan? Ada kemungkinan bahwa sumber makanan akan menjadi masalah. Jika orang kehilangan sumber makanan mereka, yaitu, jika mereka tidak dapat memperoleh apa pun untuk dimakan, berapa hari mereka akan dapat bertahan? Kemungkinan mereka tidak akan bertahan bahkan untuk satu bulan pun, dan kelangsungan hidup mereka akan menjadi masalah. Jadi, setiap hal yang Tuhan lakukan untuk kelangsungan hidup orang, untuk kesinambungan keberadaan mereka, perkembangbiakan, dan penghidupan mereka sangatlah penting. Setiap hal yang Tuhan lakukan di antara hal-hal ciptaan-Nya terkait erat dan tidak dapat dipisahkan dari kelangsungan hidup manusia. Jika kelangsungan hidup manusia menjadi masalah, bisakah pengelolaan Tuhan berlanjut? Akankah pengelolaan Tuhan tetap ada? Pengelolaan Tuhan berjalan berdampingan dengan kelangsungan hidup semua umat manusia yang Dia pelihara, jadi, tidak peduli persiapan apa yang Tuhan buat untuk segala sesuatu ciptaan-Nya dan apa yang Dia lakukan untuk manusia, semua ini penting bagi-Nya, dan sangat penting bagi kelangsungan hidup umat manusia. Jika hukum-hukum ini yang Tuhan tentukan untuk segala sesuatu ditinggalkan, jika hukum-hukum ini dilanggar atau dikacaukan, segala sesuatu tidak akan lagi dapat bertahan, lingkungan untuk kelangsungan hidup umat manusia tidak akan terus ada, dan makanan sehari-hari mereka juga tidak akan ada lagi, demikian juga dengan manusia itu sendiri. Karena alasan ini, pengelolaan Tuhan atas keselamatan umat manusia juga tidak akan ada lagi.
Segala sesuatu yang telah kita bahas, setiap hal, setiap poin terkait erat dengan kelangsungan hidup setiap orang. Engkau semua mungkin berkata, "Apa yang Engkau bicarakan terlalu besar, itu bukan sesuatu yang dapat kami pahami," dan mungkin ada orang yang akan mengatakan, "Apa yang Engkau bicarakan tidak ada urusannya denganku." Akan tetapi, jangan lupa bahwa engkau hidup hanya sebagai bagian dari segala sesuatu; engkau adalah salah satu di antara semua ciptaan di bawah kekuasaan Tuhan. Semua ciptaan Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kekuasaan Tuhan, dan tidak seorang pun dapat memisahkan diri mereka dari kekuasaan-Nya. Kehilangan kekuasaan-Nya dan kehilangan perbekalan-Nya berarti bahwa kehidupan orang, kehidupan orang dalam daging akan lenyap. Inilah arti penting Tuhan menetapkan lingkungan untuk kelangsungan hidup bagi umat manusia. Tidak peduli engkau termasuk dalam ras apa atau di tanah mana engkau hidup, baik itu di Barat atau Timur—engkau tidak dapat memisahkan diri dari lingkungan untuk kelangsungan hidup yang telah Tuhan tetapkan untuk umat manusia, dan engkau tidak dapat memisahkan diri dari pemeliharaan dan perbekalan lingkungan untuk kelangsungan hidup yang telah Dia tetapkan untuk manusia. Tidak peduli apa mata pencaharianmu, apa yang engkau andalkan untuk hidup, dan apa yang engkau andalkan untuk menopang hidupmu dalam daging, engkau tidak dapat memisahkan diri dari kekuasaan Tuhan dan pengelolaan-Nya. Beberapa orang berkata: "Aku bukan seorang petani; aku tidak bercocok tanam untuk hidup. Aku tidak bergantung pada langit untuk makananku, jadi, kelangsungan hidupku tidak terjadi di lingkungan untuk kelangsungan hidup yang ditetapkan oleh Tuhan. Lingkungan semacam itu tidak memberiku apa pun." Benarkah ini? Engkau mengatakan bahwa engkau tidak bercocok tanam untuk hidupmu, tetapi tidakkah engkau memakan biji-bijian? Tidakkah engkau memakan daging dan telur? Tidakkah engkau memakan sayur dan buah? Semua yang engkau makan, semua hal ini yang engkau butuhkan, tidak dapat dipisahkan dari lingkungan untuk kelangsungan hidup yang ditetapkan oleh Tuhan bagi umat manusia. Dan sumber segala sesuatu yang umat manusia butuhkan tidak dapat dipisahkan dari semua hal yang diciptakan oleh Tuhan, yang dalam keutuhannya membentuk lingkungan untuk kelangsungan hidupmu. Air yang engkau minum, pakaian yang engkau kenakan, dan semua benda yang engkau gunakan—manakah dari semua ini yang tidak berasal dari segala sesuatu yang Tuhan ciptakan? Beberapa orang berkata: "Ada beberapa barang yang tidak diperoleh dari segala sesuatu yang Tuhan ciptakan. Engkau tahu, plastik adalah salah satu barang yang tidak diperoleh dari segala sesuatu yang Tuhan ciptakan. Plastik adalah benda kimiawi, barang buatan manusia." Benarkah ini? Plastik memang adalah buatan manusia, dan itu adalah benda kimiawi, tetapi dari manakah komponen asli plastik berasal? Komponen asli diperoleh dari materi yang diciptakan oleh Tuhan. Hal-hal yang engkau nikmati dan lihat, setiap hal yang engkau gunakan, semuanya diperoleh dari segala sesuatu yang telah diciptakan oleh Tuhan. Yang berarti, tidak peduli seseorang termasuk dalam ras apa, tidak peduli mata pencaharian apa, atau dalam jenis lingkungan untuk kelangsungan hidup seperti apa orang hidup, mereka tidak dapat memisahkan diri dari apa yang sudah Tuhan sediakan. Jadi, apakah semua yang telah kita bahas hari ini terkait dengan topik kita tentang "Tuhan adalah Sumber Kehidupan bagi Segala Sesuatu"? Apakah hal-hal yang telah kita bahas hari ini termasuk dalam topik yang lebih besar ini? (Ya.) Mungkin beberapa hal yang telah Aku bicarakan hari ini sedikit abstrak dan agak sulit untuk dibahas. Namun, Aku pikir engkau semua mungkin memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai hal itu sekarang.
Beberapa waktu terakhir ini dalam persekutuan, cakupan topik yang pernah kita persekutukan menjadi agak luas, dan ruang lingkupnya cukup luas, sehingga butuh upaya cukup besar bagimu untuk dapat mencernanya. Ini karena topik-topik ini adalah hal-hal yang belum pernah ditemui sebelumnya dalam kepercayaan orang kepada Tuhan. Beberapa orang mendengarnya sebagai misteri dan beberapa orang mendengarnya sebagai sebuah cerita—perspektif mana yang benar? Dari perspektif manakah engkau semua mendengar semua ini? (Kita sudah melihat betapa teraturnya cara Tuhan mengatur segala sesuatu yang Dia ciptakan dan bahwa segala sesuatu memiliki hukum, dan melalui firman ini kita dapat memahami lebih banyak perbuatan-perbuatan Tuhan dan pengaturan-Nya yang teliti untuk menyelamatkan umat manusia.) Sepanjang waktu ini dalam persekutuan, sudahkah engkau semua memahami sejauh mana ruang lingkup pengelolaan Tuhan atas segala sesuatu? (Atas semua umat manusia, atas setiap hal.) Apakah Tuhan adalah Tuhan dari satu ras saja? Apakah Dia adalah Tuhan dari satu jenis orang? Apakah Dia adalah Tuhan dari sebagian kecil umat manusia saja? (Bukan, Dia tidak seperti itu.) Karena bukan begitu, jika, dalam pengenalanmu akan Tuhan, Dia hanyalah Tuhan dari sebagian kecil umat manusia, atau jika Dia hanyalah Tuhanmu, apakah perspektif ini benar? Karena Tuhan mengelola dan berkuasa atas segala sesuatu, orang harus melihat perbuatan-Nya, hikmat-Nya, dan kemahakuasaan-Nya yang disingkapkan dalam kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. Ini adalah sesuatu yang harus orang ketahui. Jika engkau mengatakan bahwa Tuhan mengelola segala sesuatu, berkuasa atas segala sesuatu, dan berkuasa atas semua umat manusia, tetapi jika engkau tidak memiliki pemahaman atau wawasan ke dalam kekuasaan-Nya atas manusia, bisakah engkau benar-benar mengakui bahwa Dia berkuasa atas segala sesuatu? Engkau mungkin berpikir dalam hatimu, "Aku bisa, karena aku melihat bahwa kehidupanku ini sepenuhnya diatur oleh Tuhan." Namun, apakah Tuhan benar-benar sekecil itu? Tidak, Dia tidak sekecil itu! Engkau hanya melihat penyelamatan Tuhan untukmu dan pekerjaan-Nya dalam dirimu, dan hanya dari semua hal inilah engkau melihat kekuasaan-Nya. Ruang lingkup itu terlalu kecil, dan itu berdampak buruk pada prospek pengenalanmu yang murni akan Tuhan. Itu juga membatasi pengenalanmu yang murni akan kekuasaan Tuhan atas segala sesuatu. Jika engkau membatasi pengenalanmu akan Tuhan pada ruang lingkup apa yang Tuhan sediakan bagimu dan penyelamatan-Nya untukmu, engkau tidak akan pernah dapat mengenali bahwa Dia berkuasa atas setiap hal, bahwa Dia berkuasa atas segala sesuatu, dan berkuasa atas semua umat manusia. Ketika engkau gagal untuk mengenali semua ini, bisakah engkau benar-benar mengenali fakta bahwa Tuhan berkuasa atas nasibmu? Tidak, engkau tidak bisa. Dalam hatimu, engkau tidak akan pernah bisa mengenali aspek itu—engkau tidak akan pernah bisa mencapai tingkat pemahaman yang setinggi itu. Engkau mengerti apa yang Aku katakan, bukan? Sebenarnya, Aku tahu sejauh mana engkau semua dapat memahami topik ini, konten ini yang Aku bicarakan, jadi, mengapa Aku terus membicarakannya? Karena topik-topik ini adalah hal-hal yang harus dihargai oleh setiap pengikut Tuhan, setiap orang yang ingin diselamatkan oleh Tuhan—sangatlah penting untuk mengerti dan memahami topik-topik ini. Meski pada saat ini, engkau tidak memahaminya, suatu saat, ketika kehidupan dan pengalamanmu akan kebenaran mencapai tingkat tertentu, ketika perubahan dalam watak hidupmu mencapai tingkat tertentu dan engkau mencapai tingkat pertumbuhan tertentu, baru pada saat itulah, topik-topik ini, yang Aku sampaikan kepadamu dalam persekutuan akan benar-benar membekali dan memuaskan pengejaranmu akan pengenalan akan Tuhan. Jadi, firman ini menetapkan dasar, menyiapkanmu untuk pemahamanmu di masa depan bahwa Tuhan berkuasa atas segala sesuatu dan untuk pemahamanmu tentang Tuhan itu sendiri.
Seberapa pun banyaknya pengenalan akan Tuhan dalam hati orang, sebesar itu pula posisi yang Dia miliki dalam hati mereka. Seberapa pun besarnya pengenalan akan Tuhan dalam hati mereka, sebesar itulah Tuhan dalam hati mereka. Jika Tuhan yang engkau kenal itu kosong dan samar, Tuhan yang engkau percayai juga kosong dan samar. Tuhan yang engkau kenal terbatas pada ruang lingkupmu sendiri, dan tidak ada urusannya dengan Tuhan yang sejati itu sendiri. Dengan demikian, mengenal tindakan nyata Tuhan, mengenal kenyataan Tuhan dan kemahakuasaan-Nya, mengenal identitas sejati Tuhan itu sendiri, mengenal apa yang Dia miliki dan siapa Dia, mengenal tindakan-tindakan yang telah Dia tunjukkan di antara segala sesuatu yang Dia ciptakan—semua ini sangat penting bagi setiap orang yang mengejar pengenalan akan Tuhan. Semua itu berkaitan langsung pada apakah orang dapat memasuki kenyataan kebenaran. Jika engkau membatasi pengenalanmu akan Tuhan hanya pada kata-kata, jika engkau membatasinya pada pengalaman kecilmu sendiri, pada apa yang engkau perhitungkan sebagai kasih karunia Tuhan, atau sedikit kesaksianmu tentang Tuhan, maka Aku mengatakan bahwa Tuhan yang engkau percayai sama sekali bukanlah Tuhan yang sejati itu sendiri. Bukan hanya itu, tetapi bisa juga dikatakan bahwa Tuhan yang engkau percayai adalah Tuhan yang imajiner, bukan Tuhan yang sejati. Ini karena Tuhan yang sejati adalah Dia yang berdaulat atas segala sesuatu, yang berjalan di antara segala sesuatu, yang mengelola segala sesuatu. Dialah Pribadi yang memegang nasib seluruh umat manusia dan segala sesuatu di tangan-Nya. Pekerjaan dan tindakan Tuhan yang Aku bicarakan tidak hanya terbatas pada sebagian kecil orang. Yang berarti, pekerjaan dan tindakan-Nya tidak terbatas hanya pada orang-orang yang saat ini mengikuti-Nya. Tindakan-Nya ditunjukkan di antara segala sesuatu, dalam kelangsungan hidup segala sesuatu, dan dalam hukum perubahan segala sesuatu. Jika engkau tidak dapat melihat atau mengenali perbuatan-perbuatan Tuhan di antara segala sesuatu yang Dia ciptakan, engkau tidak dapat memberi kesaksian atas perbuatan-perbuatan-Nya. Jika engkau tidak dapat memberi kesaksian tentang Tuhan, jika engkau terus berbicara tentang hal kecil yang disebut "Tuhan" yang engkau kenal, yaitu Tuhan yang terbatas pada gagasanmu sendiri, dan hanya ada dalam pikiran sempitmu, jika engkau terus berbicara tentang Tuhan yang semacam itu, Tuhan tidak akan pernah memuji imanmu. Ketika engkau menjadi kesaksian bagi Tuhan, jika dalam kesaksianmu, engkau hanya bersaksi tentang bagaimana engkau menikmati kasih karunia Tuhan, menerima pendisiplinan dari Tuhan dan didikan-Nya, dan bagaimana engkau menikmati berkat-Nya, hal tersebut sangat tidak memadai dan jauh dari memuaskan-Nya. Jika engkau ingin menjadi saksi bagi Tuhan dengan cara yang sejalan dengan maksud-Nya, menjadi saksi bagi Tuhan yang sejati itu sendiri, engkau harus memahami apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Tuhan itu dari tindakan-Nya. Engkau harus melihat otoritas Tuhan dari kendali-Nya atas segala hal, dan melihat kebenaran tentang cara Dia membekali seluruh umat manusia. Jika engkau hanya mengakui bahwa makanan dan minumanmu sehari-hari dan kebutuhan hidupmu berasal dari Tuhan, tetapi engkau tidak melihat kebenaran bahwa Tuhan telah mengambil segala sesuatu yang Dia ciptakan untuk membekali seluruh umat manusia, dan bahwa Dia memimpin seluruh umat manusia dengan berkuasa atas segala sesuatu, engkau tidak akan pernah bisa menjadi saksi bagi Tuhan. Apa tujuan-Ku mengatakan semua ini? Itu supaya engkau semua tidak menganggap enteng hal ini, supaya engkau tidak menganggap topik-topik yang Kubahas ini tidak relevan dengan jalan masukmu sendiri ke dalam kehidupan, dan supaya engkau tidak menerima topik-topik ini hanya sebagai jenis pengetahuan atau doktrin. Jika engkau semua mendengarkan apa yang Aku katakan dengan sikap yang demikian, engkau semua tidak akan mendapatkan apa pun. Engkau semua akan kehilangan kesempatan besar ini untuk mengenal Tuhan.
Apa tujuan-Ku membicarakan tentang semua hal ini? Tujuan-Ku adalah agar orang mengenal Tuhan, agar orang memahami tindakan-tindakan praktis Tuhan. Begitu engkau memahami Tuhan dan mengetahui tindakan-tindakan-Nya, pada saat itulah, engkau memiliki kesempatan atau kemungkinan untuk mengenal-Nya. Jika, misalnya, engkau ingin memahami seseorang, bagaimana engkau akan memahaminya? Apakah dengan melihat penampilan luar mereka? Apakah dengan melihat apa yang mereka kenakan dan bagaimana mereka berpakaian? Apakah dengan melihat bagaimana mereka berjalan? Apakah dengan melihat ruang lingkup pengetahuan mereka? (Tidak.) Jadi, bagaimana engkau memahami seseorang? Engkau membuat penilaian berdasarkan ucapan dan perilaku seseorang, pikiran mereka danapa yang mereka ungkapkan dan singkapkan mengenai diri mereka. Inilah caramu mengenal seseorang, caramu memahami seseorang. Demikian juga, jika engkau ingin mengenal Tuhan, jika engkau ingin memahami sisi praktis-Nya, sisi sejati-Nya, engkau semua harus mengenal-Nya melalui perbuatan-perbuatan-Nya dan melalui setiap hal praktis yang Dia lakukan. Ini adalah cara terbaik, dan satu-satunya cara.
Tuhan Menyeimbangkan Hubungan Antara Segala Sesuatu untuk Memberi Umat Manusia Lingkungan untuk Kelangsungan Hidup yang Stabil
Tuhan memanifestasikan perbuatan-perbuatan-Nya di antara segala sesuatu, dan di antara segala sesuatu, Dia berkuasa dan mengendalikan hukum segala sesuatu. Kita baru saja berbicara tentang cara Tuhan berkuasa atas hukum segala sesuatu serta cara Dia membekali dan memelihara semua umat manusia di bawah hukum-hukum tersebut. Ini salah satu aspeknya. Selanjutnya, kita akan berbicara tentang aspek lain, yang merupakan salah satu cara yang Tuhan gunakan untuk mengendalikan segala hal. Aku berbicara tentang bagaimana, setelah menciptakan segala sesuatu, Tuhan menyeimbangkan hubungan antara segala sesuatu tersebut. Ini juga merupakan topik yang cukup besar bagimu. Menyeimbangkan hubungan antara segala sesuatu—apakah ini sesuatu yang dapat dicapai oleh manusia? Tidak, manusia tidak mampu melakukan hal semacam itu. Manusia hanya bisa menghancurkan. Mereka tidak bisa menyeimbangkan hubungan antara segala sesuatu; mereka tidak dapat mengelolanya, dan otoritas serta kuasa yang sebesar itu berada di luar jangkauan manusia. Hanya Tuhan sendirilah yang memiliki kuasa untuk melakukan hal semacam ini. Namun, apa tujuan Tuhan melakukan hal semacam ini—untuk apa? Ini juga berkaitan erat dengan kelangsungan hidup umat manusia. Setiap hal yang ingin Tuhan lakukan adalah penting—tidak ada hal yang boleh atau tidak boleh Tuhan lakukan. Agar Dia dapat menjaga kelangsungan hidup umat manusia dan memberi lingkungan yang kondusif untuk kelangsungan hidup mereka, ada beberapa hal esensial dan sangat penting yang harus Dia lakukan.
Dari arti harfiah frasa, "Tuhan menyeimbangkan segala sesuatu," itu terlihat seperti topik yang sangat luas. Pertama-tama, frasa itu memberi orang sebuah konsep bahwa "menyeimbangkan segala sesuatu" juga merujuk pada penguasaan Tuhan atas segala sesuatu. Apa arti kata "keseimbangan"? Pertama, "keseimbangan" merujuk pada tidak membiarkan sesuatu kehilangan keseimbangan. Ini sama seperti menggunakan timbangan untuk menimbang sesuatu. Untuk menyeimbangkan timbangan itu, bobot pada masing-masing sisi haruslah sama. Tuhan menciptakan banyak jenis hal yang berbeda: hal-hal yang tetap pada tempatnya, hal-hal yang bergerak, hal-hal yang hidup, hal-hal yang bernapas, serta hal-hal yang tidak bernapas. Apakah mudah bagi semua hal ini untuk mencapai suatu hubungan saling ketergantungan, saling terkait, di mana keduanya saling menguatkan dan saling mengendalikan? Tentunya ada prinsip-prinsip dalam semua ini, tetapi semuanya sangat rumit, bukan? Hal ini tidak sulit bagi Tuhan, tetapi bagi manusia, ini adalah perkara yang sangat rumit untuk dipelajari. Ini adalah sebuah kata yang sangat sederhana, "keseimbangan". Akan tetapi, jika orang mempelajarinya, dan jika orang perlu menciptakan keseimbangan sendiri, bahkan seandainya semua jenis akademisi menelitinya—ahli biologi, astronom, fisikawan, ahli kimia, dan bahkan sejarawan manusia—apa hasil akhir dari penelitian tersebut? Hasil akhirnya akan nihil. Ini karena penciptaan Tuhan atas segala sesuatu terlalu luar biasa, dan umat manusia tidak akan pernah bisa mengungkap rahasianya. Ketika menciptakan segala sesuatu, Tuhan menetapkan prinsip-prinsip di antaranya, menetapkan cara bertahan hidup yang berbeda untuk saling menahan, saling melengkapi, dan saling menghidupi. Berbagai metode ini sangat rumit, dan pastinya tidak sederhana atau satu arah. Ketika orang menggunakan pikiran mereka, pengetahuan yang telah mereka peroleh, dan fenomena yang telah mereka amati untuk mengonfirmasi atau mempelajari prinsip-prinsip di balik pengendalian Tuhan atas segala sesuatu, hal-hal ini sangatlah sulit ditemukan dan juga sangat sulit untuk mendapatkan hasil akhir apa pun. Benar-benar sukar bagi manusia untuk mendapatkan hasil apa pun; sangat sulit bagi mereka untuk mempertahankan keseimbangan mereka ketika mengandalkan pikiran dan pengetahuan manusia untuk mengatur segala sesuatu yang Tuhan ciptakan. Ini karena jika manusia tidak mengetahui prinsip-prinsip kelangsungan hidup segala sesuatu, mereka tidak akan tahu bagaimana melindungi jenis keseimbangan ini. Jadi, jika orang mengelola dan mengatur segala sesuatu, mereka akan sangat mungkin menghancurkan keseimbangan ini. Segera setelah keseimbangan dihancurkan, lingkungan untuk kelangsungan hidup manusia akan dihancurkan, dan ketika itu terjadi, akan diikuti oleh krisis kelangsungan hidup manusia. Itu akan membawa bencana. Ketika umat manusia hidup di tengah-tengah bencana, bagaimana masa depan mereka? Kesudahannya akan menjadi sangat sulit untuk dinilai, dan tidak mungkin untuk diprediksi dengan pasti.
Lalu bagaimana Tuhan menyeimbangkan hubungan antara segala sesuatu? Pertama, ada beberapa tempat di dunia yang tertutup es dan salju sepanjang tahun, sementara di beberapa tempat lainnya, keempat musim terasa seperti musim semi, dan musim dingin tidak pernah datang, dan di tempat seperti ini, engkau tidak akan pernah melihat sebongkah es atau butiran salju. Di sini, kita akan membicarakan tentang iklim yang lebih besar, dan contoh ini adalah salah satu cara yang Tuhan gunakan untuk menyeimbangkan hubungan antara segala sesuatu. Cara kedua adalah ini: sederetan pegunungan dipenuhi dengan tanaman rimbun, dengan semua jenis tumbuhan menyelimuti tanah, dan petak-petak hutan yang begitu lebat sehingga saat berjalan melewatinya, engkau bahkan tidak bisa melihat matahari di atas. Namun, melihat sederetan pegunungan yang lain, bahkan tidak ada satu helai rumput pun yang tumbuh, hanya lapisan demi lapisan pegunungan yang gersang dan tidak terawat. Dari penampakan luarnya, keduanya jenis pegunungan tersebut pada dasarnya adalah tumpukan tanah yang ditumpuk untuk membentuk pegunungan, tetapi yang satu tertutup hutan lebat, sementara yang lainnya tidak ada pertumbuhan, bahkan tanpa rumput sama sekali. Ini adalah cara kedua Tuhan menyeimbangkan hubungan antara segala sesuatu. Cara ketiga adalah ini: melihat ke satu sisi, engkau mungkin melihat padang rumput tak berujung, hamparan warna hijau yang melambai-lambai. Melihat sisi yang lainnya, mungkin sejauh mata memandang, engkau melihat gurun, gersang, tanpa satu pun makhluk hidup di tengah desiran pasir yang tertiup angin, apalagi sumber air. Cara keempat adalah ini: melihat ke satu sisi, segalanya tenggelam di bawah laut, perairan yang besar itu, sementara melihat ke sisi yang lainnya, engkau kesulitan menemukan bahkan setetes mata air tawar. Cara kelima adalah ini: di negeri sebelah sini, hujan gerimis sering terjadi serta iklimnya berkabut dan lembap, sementara di negeri sebelah sana, matahari yang terik sering menggantung di langit, dan merupakan peristiwa langka ketika setetes hujan turun. Cara keenam adalah ini: di satu tempat ada dataran tinggi di mana udaranya tipis dan sulit bagi manusia untuk bernapas, sementara di tempat lain ada rawa dan dataran rendah, yang berfungsi sebagai habitat bagi berbagai jenis burung migrasi. Ini adalah berbagai jenis iklim, atau iklim atau lingkungan yang sesuai dengan lingkungan geografis yang berbeda. Yang berarti, Tuhan menyeimbangkan lingkungan dasar manusia untuk kelangsungan hidup dalam hal lingkungan berskala besar, dari iklim hingga lingkungan geografis, dan dari berbagai unsur tanah sampai jumlah sumber air, semuanya guna mencapai keseimbangan udara, suhu, dan kelembapan lingkungan tempat orang bertahan hidup. Karena kekontrasan pada lingkungan geografis ini, orang memiliki udara yang stabil, dan suhu serta kelembapan di musim yang berbeda tetap stabil. Ini memungkinkan orang untuk melanjutkan hidup dalam lingkungan untuk kelangsungan hidup semacam itu seperti biasanya. Pertama, lingkungan berskala besar harus diseimbangkan. Hal ini dilakukan melalui pemanfaatan berbagai lokasi dan formasi geografis serta perubahan antara iklim yang berbeda-beda yang memungkinkan semuanya untuk saling membatasi dan mengendalikan guna mencapai keseimbangan yang Tuhan inginkan dan yang umat manusia butuhkan. Ini berbicara dari perspektif lingkungan berskala besar.
Sekarang, kita akan membicarakan tentang detail yang lebih kecil, seperti tetumbuhan. Bagaimana keseimbangannya dicapai? Yang berarti, bagaimana tetumbuhan dapat dimungkinkan untuk terus bertahan hidup dalam lingkungan yang seimbang untuk kelangsungan hidup? Jawabannya adalah dengan mengelola rentang hidup, laju pertumbuhan, dan laju reproduksi berbagai jenis tumbuhan guna menjaga lingkungan untuk kelangsungan hidup mereka. Mari kita mbil rumput kecil sebagai contoh—ada tunas musim semi, bunga musim panas, dan buah musim gugur. Buahnya jatuh ke tanah. Tahun berikutnya, benih dari buah bertunas dan berlanjut sesuai dengan hukum yang sama. Rentang hidup rumput sangat pendek; setiap biji jatuh ke tanah, menumbuhkan akar dan tunas, mekar dan menghasilkan buah, dan seluruh proses selesai hanya setelah tiga musim—musim semi, musim panas, dan musim gugur. Semua jenis pohon juga memiliki rentang hidupnya sendiri dan periode berbeda untuk bertunas dan berbuah. Beberapa pohon mati setelah 30 hingga 50 tahun saja—inilah rentang hidupnya. Namun, buahnya jatuh ke tanah, yang kemudian menumbuhkan akar dan tunas, bunga, dan menghasilkan buah, dan hidup selama 30 hingga 50 tahun lagi. Ini adalah tingkat pengulangannya. Pohon tua mati dan pohon muda tumbuh; inilah mengapa engkau dapat selalu melihat pohon tumbuh di hutan. Namun, pohon-pohon itu juga memiliki siklus yang normal dan proses kelahiran dan kematian. Beberapa pohon dapat hidup selama lebih dari seribu tahun, dan beberapa bahkan dapat hidup selama tiga ribu tahun. Apa pun jenis tumbuhan tersebut atau berapa lama rentang hidupnya, secara umum, Tuhan mengelola keseimbangannya berdasarkan berapa lama tumbuhan tersebut hidup, kemampuannya untuk bereproduksi, laju dan frekuensi reproduksinya, serta jumlah biji yang dihasilkannya. Ini memungkinkan tanaman, dari rerumputan hingga pepohonan, untuk dapat terus berkembang biak dan bertumbuh dalam lingkungan ekologi yang seimbang. Jadi, ketika engkau melihat hutan di bumi, semua yang tumbuh di dalamnya, pepohonan dan rerumputan, terus bereproduksi dan bertumbuh sesuai dengan hukumnya sendiri. Pepohonan dan rerumputan tersebut tidak membutuhkan tenaga tambahan atau bantuan dari manusia. Hanya karena tetumbuhan tersebut memiliki keseimbangan semacam ini, tetumbuhan tersebut dapat mempertahankan lingkungan untuk kelangsungan hidupnya sendiri. Hanya karena memiliki lingkungan untuk kelangsungan hidup yang cocok, hutan-hutan dan padang rumput dunia bisa terus bertahan hidup di bumi. Keberadaan keduanya memelihara manusia generasi demi generasi serta segala macam makhluk hidup generasi demi generasi yang memiliki habitat di hutan dan padang rumput—burung dan satwa liar, serangga, dan semua jenis mikroorganisme.
Tuhan juga mengendalikan keseimbangan antara semua jenis hewan. Bagaimana Dia mengendalikan keseimbangan ini? Ini serupa dengan tumbuhan—Dia mengelola keseimbangan hewan dan menentukan jumlahnya berdasarkan kemampuannya untuk bereproduksi, kuantitas serta frekuensi reproduksinya, dan peran yang dimainkannya di dunia hewan. Misalnya, singa memakan zebra, jadi, jika jumlah singa melebihi jumlah zebra, bagaimana nasib zebra nanti? Zebra akan punah. Dan jika zebra menghasilkan keturunan yang jauh lebih sedikit daripada singa, bagaimana nasibnya nanti? Ia juga akan punah. Jadi, jumlah zebra harus jauh lebih besar daripada jumlah singa. Ini karena zebra bukan hanya ada untuk dirinya sendiri, melainkan ia juga ada untuk singa. Engkau juga bisa mengatakannya seperti ini: setiap zebra adalah satu bagian dari keseluruhan zebra, tetapi ia juga mangsa bagi mulut singa. Laju reproduksi singa tidak pernah bisa melampaui laju reproduksi zebra, sehingga jumlahnya tidak pernah bisa lebih besar daripada jumlah zebra. Hanya dengan cara ini, sumber makanan singa dapat terjamin. Jadi, meski singa adalah musuh alami zebra, orang sering melihat kedua spesies ini beristirahat dengan santai dalam area yang sama. Zebra tidak akan pernah berkurang jumlahnya atau punah karena singa memburu dan memangsanya, dan singa tidak akan pernah meningkat jumlahnya karena statusnya sebagai "raja." Keseimbangan ini adalah sesuatu yang telah Tuhan tetapkan sejak lama. Yang berarti, Tuhan menetapkan hukum keseimbangan antara semua hewan agar semuanya dapat mencapai keseimbangan semacam ini, dan ini adalah sesuatu yang sering orang lihat. Apakah singa satu-satunya musuh alami zebra? Tidak, buaya juga memakan zebra. Zebra tampaknya menjadi jenis hewan yang sungguh tidak berdaya. Ia tidak memiliki keganasan singa, dan ketika menghadapi seekor singa, musuh yang tangguh ini, yang dapat ia lakukan hanya berlari. Ia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Ketika ia tidak bisa berlari lebih cepat dari singa, ia hanya bisa membiarkan dirinya dimakan oleh singa. Ini dapat sering dilihat di dunia hewan. Bagaimana perasaan dan pikiranmu ketika engkau semua melihat hal semacam ini? Apakah engkau merasa kasihan terhadap zebra? Apakah engkau membenci singa? Zebra terlihat sangat indah! Namun, kawanan singa selalu mengincar zebra dengan rakus. Dan bodohnya, zebra tidak berlari menjauh. Ia melihat singa di sana menantinya di bawah naungan pohon. Singa itu bisa datang dan memakannya kapan saja. Zebra tahu hal ini dalam hatinya, tetapi ia tetap tidak akan meninggalkan tanah itu. Ini adalah hal yang menakjubkan, hal menakjubkan yang menunjukkan predestinasi Tuhan dan kekuasaan-Nya. Engkau merasa kasihan terhadap zebra tersebut, tetapi engkau tidak dapat menyelamatkannya, dan engkau membenci singa tersebut, tetapi engkau tidak bisa menyingkirkannya. Zebra adalah makanan yang telah Tuhan siapkan untuk singa, tetapi tidak peduli berapa banyak singa memakannya, zebra tidak akan musnah. Jumlah keturunan yang dihasilkan oleh singa sangat kecil, dan ia bereproduksi sangat lambat, jadi, tidak peduli berapa banyak zebra yang singa makan, jumlah singa tidak akan lebih besar daripada jumlah zebra. Dalam hal ini, ada keseimbangan.
Apa tujuan Tuhan mempertahankan keseimbangan semacam ini? Ini berkaitan dengan lingkungan untuk kelangsungan hidup manusia serta kelangsungan hidup umat manusia. Jika zebra, atau mangsa singa lainnya—rusa atau hewan lain—bereproduksi terlalu lambat dan jumlah singa meningkat tajam, bahaya macam apa yang akan manusia hadapi? Singa memakan mangsanya merupakan fenomena yang normal, tetapi singa memakan orang merupakan suatu tragedi. Tragedi ini bukanlah sesuatu yang ditentukan sejak semula oleh Tuhan, itu bukan sesuatu yang terjadi di bawah kekuasaan-Nya, apalagi sesuatu yang telah Dia datangkan ke atas umat manusia. Sebaliknya, itu adalah sesuatu yang didatangkan manusia ke atas diri mereka sendiri. Jadi, sebagaimana Tuhan melihatnya, keseimbangan antara segala sesuatu sangatlah penting bagi kelangsungan hidup umat manusia. Entah itu tumbuhan atau hewan, tidak ada yang bisa kehilangan keseimbangannya yang tepat. Tumbuhan, hewan, pegunungan, dan danau—Tuhan telah menyiapkan suatu lingkungan ekologi yang teratur bagi umat manusia. Hanya setelah orang memiliki lingkungan ekologi semacam ini—yang seimbang—kelangsungan hidup mereka terjamin. Jika pepohonan atau rerumputan memiliki kemampuan bereproduksi yang buruk atau laju reproduksinya sangat lambat, bukankah tanah akan kehilangan kelembapannya? Jika tanah kehilangan kelembapannya, apakah ia masih sehat? Jika tanah kehilangan tumbuhan dan kelembapannya, ia akan terkikis dengan sangat cepat, dan pasir akan terbentuk sebagai gantinya. Ketika kualitas tanah menurun, lingkungan untuk kelangsungan hidup orang juga akan hancur. Banyak bencana akan menyertai kehancuran ini. Tanpa keseimbangan ekologi semacam ini, tanpa jenis lingkungan ekologi seperti ini, orang akan sering mengalami bencana karena ketidakseimbangan antara segala sesuatu. Misalnya, ketika ada ketidakseimbangan lingkungan yang menyebabkan kehancuran lingkungan ekologi katak, katak-katak tersebut berkumpul bersama, jumlahnya meningkat tajam, dan orang bahkan melihat sejumlah besar katak menyeberang jalan di kota. Jika sejumlah besar katak menempati lingkungan untuk kelangsungan hidup orang, akan disebut apakah itu? Sebuah bencana. Mengapa itu disebut bencana? Hewan-hewan kecil yang bermanfaat bagi umat manusia ini berguna bagi orang ketika ia tetap di tempat yang sesuai untuknya; hewan-hewan kecil tersebut dapat mempertahankan keseimbangan lingkungan untuk kelangsungan hidup orang. Namun, jika hewan-hewan tersebut menjadi bencana, ia akan berdampak pada ketertiban kehidupan orang-orang. Semua hal dan semua elemen yang dibawa katak dalam tubuhnya dapat memengaruhi kualitas hidup orang. Katak-katak tersebut bahkan dapat menyebabkan organ fisik manusia diserang—ini adalah salah satu jenis bencana. Jenis bencana lain, yang merupakan sesuatu yang sering manusia alami—adalah kemunculan sejumlah besar belalang. Bukankah ini sebuah bencana? Ya, ini sungguh sebuah bencana yang menakutkan. Tidak peduli seberapa mahir manusia—orang dapat membuat pesawat terbang, meriam, dan bom atom—tetapi ketika belalang menyerbu, solusi apa yang umat manusia miliki? Bisakah mereka menggunakan meriam untuk menghalau belalang-belalang tersebut? Bisakah mereka menembak belalang-belalang tersebut dengan senapan mesin? Tidak bisa. Lalu bisakah mereka menyemprotkan pestisida untuk menghalau belalang-belalang tersebut? Itu juga bukan tugas yang mudah. Apa yang dilakukan belalang-belalang kecil tersebut? Ia secara khusus memakan hasil panen dan biji-bijian. Ke mana pun belalang pergi, hasil panen benar-benar lenyap. Saat dilanda serbuan belalang, dalam sekejap mata, semua makanan yang para petani andalkan untuk setahun penuh dapat dihabiskan sepenuhnya oleh belalang. Bagi manusia, kedatangan belalang tidak hanya membuat kesal—tetapi itu adalah sebuah bencana. Jadi, kita tahu bahwa kemunculan sejumlah besar belalang adalah sejenis bencana, tetapi bagaimana dengan tikus? Jika tidak ada burung pemangsa yang memakan tikus, tikus akan berkembang biak dengan sangat cepat, lebih cepat daripada yang dapat engkau bayangkan. Dan jika tikus menyebar tanpa terkendali, dapatkah manusia menjalani kehidupan yang baik? Situasi macam apa yang akan dihadapi oleh manusia? (Epidemi.) Namun, apakah engkau pikir epidemi akan menjadi satu-satunya konsekuensi? Tikus akan mengunyah apa saja, dan ia bahkan akan menggerogoti kayu. Jika ada dua tikus dalam satu rumah, ia akan menjadi gangguan bagi setiap orang yang tinggal di situ. Terkadang ia mencuri minyak dan memakannya, dan terkadang ia memakan roti atau sereal. Dan hal-hal yang tidak dimakannya hanya ia kunyah dan membuat semuanya menjadi berantakan. Ia mengunyah pakaian, sepatu, perabotan—ia mengunyah semuanya. Terkadang ia akan memanjat ke atas lemari penyimpanan piring—masih bisakah piring-piring itu digunakan setelah diinjak-injak tikus? Bahkan jika engkau mendisinfeksi piring-piring itu, engkau masih tidak akan merasa nyaman, jadi, engkau membuangnya saja. Ini adalah gangguan yang didatangkan tikus bagi orang-orang. Meski tikus hanyalah makhluk yang kecil, orang tidak punya cara untuk menghadapinya, dan sebaliknya mereka justru harus tahan dengan perusakan tikus-tikus itu. Hanya sepasang tikus sudah cukup menyebabkan gangguan yang serius, apalagi gerombolan tikus dalam jumlah besar. Jika jumlah tikus-tikus itu membengkak dan ia menjadi bencana, konsekuensinya akan tidak terpikirkan. Bahkan makhluk sekecil semut dapat menjadi bencana. Dan jika itu terjadi, kerusakan yang akan semut buat bagi umat manusia juga tidak bisa diabaikan. Semut dapat menyebabkan kerusakan yang sedemikian parah terhadap rumah-rumah sampai rumah-rumah itu roboh. Kekuatan semut tidak boleh diabaikan. Bukankah akan menakutkan jika berbagai jenis burung menciptakan sebuah bencana? (Ya.) Dengan kata lain, kapan pun hewan atau makhluk hidup, apa pun jenisnya, kehilangan keseimbangannya, ia akan tumbuh, bereproduksi, dan hidup dalam ruang lingkup yang abnormal, ruang lingkup yang tidak teratur. Itu akan membawa konsekuensi yang tak terbayangkan bagi umat manusia. Itu tidak hanya akan berdampak pada kelangsungan hidup dan kehidupan orang, tetapi itu juga akan membawa bencana bagi umat manusia, bahkan sampai pada titik orang-orang menderita nasib pemusnahan dan kepunahan total.
Ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, Dia menggunakan segala macam metode dan cara untuk menyeimbangkannya, menyeimbangkan kondisi kehidupan pegunungan dan danau, menyeimbangkan kondisi kehidupan tumbuhan dan semua jenis hewan, burung, dan serangga. Tujuan-Nya adalah agar semua jenis makhluk hidup dapat hidup dan berkembang biak di bawah hukum yang telah Dia tetapkan. Tidak ada satu pun dari antara ciptaan yang dapat keluar dari hukum-hukum ini, dan hukum-hukum ini tidak dapat dilanggar. Hanya dalam jenis lingkungan dasar seperti ini, manusia bisa bertahan hidup dan berkembang biak dengan aman, generasi demi generasi. Jika ada makhluk hidup yang melampaui kuantitas atau ruang lingkup yang ditetapkan oleh Tuhan, atau jika makhluk hidup tersebut melebihi laju pertumbuhan, frekuensi reproduksi, atau jumlah yang ditentukan oleh-Nya, lingkungan untuk kelangsungan hidup umat manusia akan mengalami berbagai tingkat kehancuran. Dan pada saat bersamaan, kelangsungan hidup umat manusia akan terancam. Jika jumlah satu jenis makhluk hidup terlalu besar, ia akan merampok makanan manusia, menghancurkan sumber air manusia, dan merusak tanah air mereka. Dengan cara itu, reproduksi atau keadaan bertahan hidup umat manusia akan segera terkena dampak. Misalnya, air sangat penting bagi segala sesuatu. Jika ada terlalu banyak tikus, semut, belalang, katak, atau segala jenis hewan lain, semua hewan itu akan minum lebih banyak air. Karena jumlah air yang mereka minum meningkat, dalam ruang lingkup sumber air minum dan area berair yang tetap ini, sumber air minum dan sumber air manusia akan berkurang, dan mereka akan mengalami kekurangan air. Jika air minum manusia dihancurkan, tercemar, atau terhenti karena meningkatnya jumlah semua jenis hewan, dalam lingkungan untuk kelangsungan hidup yang keras semacam itu, kelangsungan hidup umat manusia akan serius terancam. Jika ada satu jenis saja atau beberapa jenis makhluk hidup yang melebihi jumlah yang pantas, udara, suhu, kelembapan, dan bahkan komposisi udara dalam ruang untuk kelangsungan hidup umat manusia akan teracuni dan dihancurkan hingga tingkatan yang berbeda-beda. Dalam keadaan ini, kelangsungan hidup dan nasib manusia juga akan menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh faktor-faktor ekologi tersebut. Jadi, jika keseimbangan-keseimbangan ini hilang, udara yang manusia hirup akan rusak, air yang mereka minum akan tercemar, dan suhu yang mereka butuhkan juga akan berubah dan terkena dampaknya hingga tingkatan yang berbeda-beda. Jika itu terjadi, lingkungan untuk kelangsungan hidup yang secara inheren merupakan milik umat manusia akan terkena dampak dan tantangan yang sangat besar. Dalam skenario semacam ini, di mana lingkungan dasar manusia untuk kelangsungan hidup telah dihancurkan, akan seperti apakah nasib dan masa depan umat manusia? Ini adalah masalah yang sangat serius! Karena Tuhan tahu untuk alasan apa masing-masing ciptaan ada untuk kepentingan umat manusia, apa peran setiap jenis hal yang Dia ciptakan, apa dampak setiap hal tersebut terhadap manusia, dan seberapa besar manfaat yang didatangkannya bagi umat manusia, karena di dalam hati Tuhan ada rencana untuk semua ini dan Dia mengelola setiap aspek dari semua hal yang Dia ciptakan, itulah mengapa setiap hal yang Dia lakukan sangat penting dan perlu bagi umat manusia. Jadi, mulai dari sekarang, kapan pun engkau mengamati beberapa fenomena ekologi di antara segala sesuatu yang Tuhan ciptakan, atau beberapa hukum alam yang sedang terjadi di antara segala sesuatu yang Tuhan ciptakan, engkau tidak akan lagi ragu akan perlunya setiap hal yang diciptakan oleh Tuhan. Engkau tidak akan lagi menggunakan perkataan yang bodoh untuk membuat penilaian sesukanya terhadap pengaturan Tuhan atas segala sesuatu dan berbagai cara Dia membekali umat manusia. Engkau juga tidak akan membuat kesimpulan sesukanya tentang hukum Tuhan untuk semua hal yang Dia ciptakan. Bukankah benar demikian?
Apakah semua yang baru saja kita bicarakan ini? Pikirkan itu untuk sesaat. Tuhan memiliki maksud-Nya sendiri dalam setiap hal yang Dia lakukan. Meski maksud Tuhan tidak dapat dipahami manusia, itu selalu sangat terkait erat dan kuat dengan kelangsungan hidup umat manusia. Maksud Tuhan mutlak diperlukan. Ini karena Tuhan tidak pernah melakukan sesuatu yang sia-sia. Prinsip-prinsip di balik setiap hal yang Dia lakukan dipenuhi dengan rencana-Nya dan hikmat-Nya. Tujuan dan maksud di balik rencana tersebut adalah untuk perlindungan bagi umat manusia, untuk membantu umat manusia mencegah bencana, perusakan oleh makhluk hidup lain, dan segala jenis bahaya bagi manusia yang disebabkan oleh hal-hal yang Tuhan ciptakan. Jadi, dapatkah dikatakan bahwa perbuatan-perbuatan Tuhan yang telah kita lihat dalam topik ini merupakan cara lain yang Tuhan gunakan untuk membekali umat manusia? Bisakah kita mengatakan bahwa, melalui perbuatan-perbuatan ini, Tuhan memberi makan dan menggembalakan umat manusia? (Ya.) Apakah ada hubungan yang kuat antara topik ini dan tema persekutuan kita: "Tuhan adalah Sumber Kehidupan bagi Segala Sesuatu"? (Ya.) Ada hubungan yang kuat, dan topik ini adalah salah satu aspeknya. Sebelum membicarakan tentang topik-topik ini, orang hanya memiliki imajinasi samar tentang Tuhan, tentang Tuhan itu sendiri, dan perbuatan-perbuatan-Nya—mereka tidak memiliki pemahaman yang sesungguhnya. Akan tetapi, saat orang diberitahu tentang perbuatan-perbuatan-Nya dan hal-hal yang telah Dia lakukan, mereka dapat memahami dan mencerna prinsip-prinsip dari apa yang Tuhan lakukan dan mereka dapat memperoleh pemahaman tentang semua itu dan dapat mencapai pemahaman itu. Meski dalam hati Tuhan ada segala macam teori, prinsip, dan aturan yang sangat rumit setiap kali Dia melakukan sesuatu, seperti menciptakan dan berkuasa atas segala sesuatu, apakah tidak mungkin bagimu untuk memperoleh pemahaman di dalam hatimu bahwa ini adalah perbuatan-perbuatan Tuhan, dan bahwa perbuatan-perbuatan itu sangat nyata, hanya dengan membiarkanmu mempelajari tentang satu bagian dari perbuatan-perbuatan itu dalam persekutuan? (Ya.) Lalu bagaimana pemahamanmu yang sekarang tentang Tuhan berbeda dari sebelumnya? Ini berbeda dalam esensinya. Sebelumnya, pemahamanmu terlalu hampa, terlalu samar, tetapi sekarang pemahamanmu mengandung banyak bukti konkret untuk memeriksa perbuatan-perbuatan Tuhan, untuk memeriksa apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Tuhan itu. Jadi, semua yang Aku katakan merupakan materi pendidikan yang bagus untuk pemahamanmu tentang Tuhan.
9 Februari 2014