Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 564

21 Februari 2021

Kunci untuk refleksi diri dan mengenal dirimu sendiri adalah ini: semakin engkau merasa bahwa di bidang-bidang tertentu engkau telah berhasil atau telah melakukan hal yang benar, dan semakin engkau berpikir engkau dapat memuaskan kehendak Tuhan atau mampu menyombongkan dirimu dalam bidang-bidang tertentu, semakin penting bagimu untuk mengenal dirimu sendiri dalam bidang-bidang tersebut dan semakin penting bagimu untuk menggalinya secara mendalam untuk melihat ketidakmurnian apa yang ada di dalam dirimu, serta hal-hal apa di dalam dirimu yang tidak dapat memuaskan kehendak Tuhan. Mari kita ambil Paulus sebagai contoh. Paulus secara khusus berpengetahuan luas, dan ia banyak menderita dalam pekerjaan berkhotbahnya. Ia terutama dikagumi oleh banyak orang. Sebagai akibatnya, setelah menyelesaikan banyak pekerjaan, ia beranggapan akan ada mahkota yang disediakan untuknya. Ini menyebabkan Paulus berjalan semakin jauh di jalan yang salah, sampai akhirnya ia dihukum oleh Tuhan. Dengan kata lain, Paulus belum berfokus mencari kebenaran dalam firman yang Tuhan Yesus ucapkan; ia hanya percaya pada pemikiran dan imajinasinya sendiri. Ia berpikir asalkan ia melakukan beberapa hal yang baik dan menunjukkan perilaku yang baik, ia akan dipuji dan diberi upah oleh Tuhan. Pada akhirnya, pemikiran dan imajinasinya sendiri membutakan rohnya dan menutupi wajah aslinya. Kalau saja, pada saat itu, ia telah merenungkan dirinya dan menyelidiki dirinya sendiri, ia tentu tidak akan berpikir demikian. Namun, orang tidak mengetahui hal ini, dan tanpa Tuhan menyingkapkan hal ini, mereka terus menetapkan Paulus sebagai standar untuk dicapai, teladan untuk menjalani hidup, dan menganggapnya sebagai orang yang mereka rindu untuk menjadi serupa dengannya. Paulus menjadi sasaran yang mereka kejar dan tujuan yang mereka tiru. Kisah tentang Paulus ini berfungsi sebagai peringatan bagi semua orang yang percaya kepada Tuhan, yakni bahwa setiap kali kita merasa bahwa kita telah berhasil dengan sangat baik, atau percaya bahwa kita secara khusus berbakat dalam hal tertentu, atau menyangka bahwa kita tidak perlu berubah atau perlu ditangani dalam beberapa hal; kita harus berusaha untuk merenungkan dan mengenali diri sendiri dengan lebih baik dalam hal tersebut; ini sangatlah penting. Ini karena engkau pasti belum menggali, memperhatikan, atau menyelidiki aspek-aspek dari dirimu yang engkau yakini sebagai hal yang baik, untuk melihat apakah aspek-aspek tersebut sesungguhnya mengandung sesuatu yang menentang Tuhan. Contohnya, ada orang-orang yang percaya bahwa diri mereka sangat baik hati. Mereka tidak pernah membenci atau membahayakan orang lain, dan mereka selalu menolong saudara-saudari yang keluarganya membutuhkan, jangan sampai masalah mereka tidak terselesaikan; mereka memiliki niat baik yang besar, dan melakukan segala sesuatu sekuat tenaga untuk menolong semua orang yang bisa mereka tolong. Apa hasil sikap yang menolong seperti itu? Mereka mengesampingkan hidup mereka sendiri, tetapi mereka cukup senang dengan diri mereka sendiri, dan sangat puas dengan semua yang telah mereka lakukan. Terlebih lagi, mereka sangat bangga akan hal itu, mereka percaya bahwa semua yang telah mereka lakukan pastilah cukup untuk memenuhi kehendak Tuhan, dan bahwa mereka adalah orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Mereka melihat kebaikan alami mereka sebagai sesuatu yang dapat dimanfaatkan, dan segera setelah mereka menganggapnya demikian, mereka pasti melihat hal itu sebagai kebenaran. Pada kenyataannya, semua yang mereka lakukan adalah kebaikan manusia. Mereka belum mencari kebenaran sedikit pun, dan semua tindakan mereka sia-sia, karena mereka melakukan semua itu di depan manusia, dan bukan di hadapan Tuhan, terlebih dari itu, mereka tidak melakukan penerapan sesuai dengan tuntutan Tuhan dan kebenaran. Tidak ada satu pun dari hal-hal yang mereka lakukan yang merupakan penerapan kebenaran, dan tidak ada satu pun yang merupakan penerapan firman Tuhan, apalagi mengikuti kehendak-Nya; sebaliknya, mereka menggunakan kebaikan manusia dan perilaku baik untuk menolong sesama. Kesimpulannya, mereka tidak mencari kehendak Tuhan dalam apa yang mereka lakukan, mereka juga tidak bertindak sesuai dengan tuntutan-Nya. Oleh karena itu, dari sudut pandang Tuhan, perilaku baik manusia terkutuk dan tidak pantas untuk diingat oleh-Nya.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mengenali Pandangannya yang Keliru Barulah Orang Dapat Benar-Benar Berubah"

Harap diperhatikan: semua video di kanal ini tersedia untuk ditonton secara gratis. Individu atau kelompok mana pun secara tegas dilarang mengunggah, memodifikasi, mengubah, atau mengutip video apa pun dari kanal YouTube Gereja Tuhan Yang Mahakuasa tanpa meminta izin sebelumnya. Gereja Tuhan Yang Mahakuasa berhak untuk mencari penyelesaian hukum jika terjadi pelanggaran terhadap persyaratan ini. Silakan hubungi kami terlebih dahulu dengan permohonan untuk menyebarkan video kepada publik.

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan