Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VII

Bagian Dua

Tuhan adalah Sumber Kehidupan bagi Segala Sesuatu (I)

Hari ini Aku akan bersekutu tentang topik baru dengan engkau sekalian. Apakah yang akan menjadi topiknya? Judul topiknya adalah "Tuhan Adalah Sumber Kehidupan bagi Segala Sesuatu." Bukankah ini topik yang cukup luas untuk dibicarakan? Apakah rasanya seperti sesuatu yang agak di luar jangkauan? Tuhan menjadi sumber kehidupan bagi segala sesuatu tampaknya seperti topik yang membuat manusia merasa terasing, tetapi semua orang yang mengikut Tuhan harus memahaminya. Sebab subjek ini terkait erat dengan setiap orang yang mengenal Tuhan, mampu memuaskan Dia, dan menghormati-Nya. Karena itu, topik ini harus disampaikan. Sebelumnya, beberapa orang mungkin memiliki pemahaman dasar tentang topik ini, atau mungkin ada yang menyadarinya. Mereka mungkin memiliki pengetahuan yang sederhana atau pemahaman yang dangkal tentang hal ini dalam pikiran mereka. Yang lain mungkin memiliki beberapa pengalaman khusus tentang ini; karena pengalaman unik mereka, di dalam hati mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentangnya. Tetapi apakah pengetahuan ini dalam atau dangkal, bagi engkau sekalian ini bersifat sepihak dan tidak cukup spesifik. Jadi, topik ini harus disampaikan, tujuannya adalah untuk memberi pemahaman yang lebih spesifik dan lebih mendalam kepada engkau sekalian. Aku akan menggunakan metode khusus untuk bersekutu tentang topik ini dengan engkau sekalian, metode yang belum pernah kita gunakan sebelumnya dan yang menurut engkau sekalian mungkin agak tidak lazim, atau sedikit tidak nyaman. Meskipun demikian, setelah engkau sekalian mendengarnya, engkau akan mengetahuinya, apa pun metodenya. Apakah engkau sekalian suka mendengarkan cerita? (Ya.) Sepertinya benar bila Aku memilih metode bercerita. Engkau sekalian suka mendengar cerita. Baiklah, mari kita mulai. Engkau sekalian tidak perlu menuliskan ini di catatanmu. Aku minta agar engkau sekalian tenang dan jangan gelisah. Engkau boleh menutup mata jika merasa matamu yang terbuka akan menyebabkan engkau terganggu oleh lingkungan atau orang-orang di sekitarmu. Aku punya cerita singkat yang menakjubkan untuk Kuceritakan kepada engkau sekalian. Inilah kisah tentang benih, tanah, pohon, sinar matahari, burung penyanyi, dan manusia. Kisah yang akan Kuceritakan memiliki karakter utama apa di dalamnya? (Benih, tanah, pohon, sinar matahari, burung penyanyi, dan manusia.) Akankah Tuhan ada di dalamnya? (Tidak.) Tetapi Aku yakin bahwa setelah cerita ini dikisahkan, engkau sekalian akan terasa tenang dan puas. Baiklah, engkau bisa mendengarkan dengan tenang.

Cerita 1. Benih, Tanah, Pohon, Sinar Matahari, Burung Penyanyi, dan Manusia

Sebutir benih kecil jatuh ke tanah. Sehabis hujan deras menerpa, benih itu menumbuhkan tunas yang rapuh dan akarnya menyebar perlahan ke tanah di bawahnya. Tunas itu tumbuh tinggi pada waktunya, menantang kejamnya angin dan derasnya terpaan hujan, menyaksikan perubahan musim sementara bulan berganti purnama dan mengecil. Di musim panas, tanah menghadiahkan banyak air sehingga tunas bisa bertahan menghadapi panas terik. Dan karena tanah itu, tunas tidak merasakan panas dan karena itu mampu bertahan dari teriknya musim panas. Kala musim dingin tiba, tanah menyelimuti tunas dalam dekapan hangatnya dan mereka saling berpagut erat. Karena kehangatan tanah, tunas itu selamat dari hawa dingin yang menggigit, tanpa terluka melewati cuaca dingin dan turunnya salju di musim itu. Dilindungi oleh tanah, tunas tumbuh dengan gagah berani dan bahagia. Ia tumbuh menjadi tinggi dan berbangga hati karena perawatan tanpa pamrih yang disediakan tanah. Tunas itu tumbuh dengan gembira. Ia bernyanyi kala hujan memercik turun seraya menari dan bergoyang kala angin bertiup. Dan demikianlah, tunas dan tanah bergantung satu sama lain ...

Tahun-tahun pun berlalu, dan tunas itu sekarang menjadi pohon yang menjulang tinggi. Pohon itu telah menumbuhkan cabang-cabang kuat dengan ujung dipenuhi dedaunan yang tak terhitung jumlahnya dan berdiri tegak di atas tanah. Akar pohon itu menghunjam ke dalam tanah seperti sebelumnya, tetapi kini terbenam makin jauh ke dalam tanah di bawahnya. Yang tadinya melindungi tunas sekarang menjadi dasar bagi pohon besar itu.

Seberkas sinar mentari menyinari pohon itu dan batangnya pun berguncang. Pohon itu meregangkan cabangnya dan menghirup dalam-dalam sinar tersebut. Tanah di bawahnya bernapas seirama dengan pohon itu, dan tanah pun merasa diperbarui. Tepat saat itulah angin segar bertiup di sela-sela ranting, dan pohon itu bergetar gembira, penuh dengan energi. Dan demikianlah, pohon dan sinar mentari bergantung satu sama lain ...

Orang-orang duduk di bawah naungan pohon yang sejuk dan mereka menikmati udara yang segar dan harum. Udara membersihkan hati dan paru-paru mereka, dan membersihkan darah di dalam tubuh. Orang-orang tidak lagi merasa lelah atau terbeban. Dan demikianlah, orang-orang dan pohon bergantung satu sama lain ...

Sekelompok burung penyanyi berkicau saat mereka hinggap di dahan pohon. Mungkin mereka sedang menghindari musuh, atau membiakkan dan membesarkan anak mereka, atau mungkin hanya beristirahat sebentar. Dan demikianlah, burung dan pohon bergantung satu sama lain ...

Akar pohon itu, berpilin dan berbelit-belit, menghunjam jauh ke dalam tanah. Batangnya melindungi tanah dari angin dan hujan dan cabangnya yang besar direntangkan untuk melindungi tanah di bawahnya, dan pohon melakukannya karena tanah adalah ibunya. Mereka hidup bersama, bergantung satu sama lain, dan tidak akan pernah tinggal terpisah ...

Jadi, ceritanya sudah berakhir. Engkau sekalian dapat membuka mata sekarang. Aku menceritakan sebuah kisah tentang benih, tanah, pohon, sinar matahari, burung penyanyi, dan manusia. Cerita ini hanya memiliki beberapa bagian. Perasaan apakah yang engkau sekalian rasakan? Setelah menceritakannya dengan cara ini, apakah engkau sekalian memahaminya? (Kami mengerti.) Bicaralah tentang perasaanmu sekalian. Jadi, apakah yang engkau sekalian rasakan setelah mendengar cerita ini? Pertama-tama Aku akan memberi tahu engkau sekalian bahwa segala hal yang Kusebutkan kepadamu sekalian dapat dilihat dan disentuh; semua ini hal nyata, bukan metafora. Aku ingin engkau sekalian meneruskannya dan memikirkan tentang hal yang Kudiskusikan. Tidak ada yang mendalam dari apa yang Kubahas, dan ada beberapa kalimat yang membentuk pokok utama cerita itu. (Cerita yang kita dengar melukiskan sebuah gambar yang indah: Benih itu menjadi hidup dan ketika tumbuh ia mengalami empat musim dalam setahun: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Tanah bagaikan seorang ibu dalam caranya merawat. Ia memberi kehangatan di musim dingin agar tunas dapat bertahan hidup dalam cuaca dingin. Setelah tunas sudah waktunya menjadi pohon, seberkas sinar mentari menyentuh cabang-cabangnya, mendatangkan sukacita besar bagi pohon itu. Kita melihat bahwa di antara semua ciptaan Tuhan, tanah itu hidup dan bergantung pada pohon. Kita juga melihat bahwa sinar mentari mendatangkan banyak kehangatan bagi pohon, dan meskipun burung adalah hal yang lazim dilihat, kita melihat bagaimana burung, pohon, dan manusia berkumpul bersama dalam keharmonisan. Ketika mendengar cerita ini, inilah perasaan yang kita miliki di dalam hati kita bahwa, sebenarnya, semua ciptaan Tuhan itu hidup.) Benar sekali! Adakah hal lain yang perlu ditambahkan? (Dalam cerita ini ketika benih bertunas dan tumbuh menjadi pohon yang menjulang tinggi, kita melihat hal-hal menakjubkan yang telah Tuhan kerjakan. Tuhan menjadikan segala sesuatu hidup dan bergantung satu sama lain dan mereka semua terhubung satu sama lain serta melayani satu sama lain. Kita menyaksikan hikmat Tuhan, keajaiban-Nya, dan kita melihat bahwa Dia adalah sumber kehidupan bagi segala sesuatu.)

Semua hal yang baru saja Kubicarakan adalah hal-hal yang telah engkau sekalian lihat sebelumnya, seperti benih, engkau tahu tentang ini, bukan? Benih yang tumbuh menjadi pohon mungkin bukan proses yang engkau lihat secara detail, tetapi engkau tahu bahwa itu adalah fakta, bukan? Engkau tahu tentang tanah dan sinar matahari. Gambaran burung penyanyi bertengger di pohon adalah sesuatu yang semua orang telah lihat, bukan? (Ya.) Dan orang-orang yang berteduh di bawah naungan pohon, engkau sekalian sudah melihatnya, bukan? (Kami telah melihatnya.) Jadi, perasaan apakah yang engkau rasakan ketika melihat semua contoh ini dalam satu gambar? (Harmoni.) Apakah semua contoh yang ada dalam gambaran ini berasal dari Tuhan? (Ya.) Karena semua itu berasal dari Tuhan, Tuhan tahu nilai dan makna dari beberapa contoh ini yang ada bersama-sama di bumi. Ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, Dia memiliki rencana untuk setiap benda, dan setiap hal yang Dia ciptakan menunjukkan maksud-Nya dan Dia menanamkan kehidupan di dalamnya. Dia menciptakan lingkungan hidup bagi umat manusia, yang didiskusikan dalam cerita yang baru saja kita dengar. Ini membahas saling ketergantungan antara benih dan tanah; tanah memelihara benih dan benih terikat ke tanah. Hubungan antara keduanya telah ditentukan oleh Tuhan sejak awal, bukan? (Ya.) Pohon, sinar matahari, burung penyanyi, dan manusia dalam gambaran ini, apakah itu contoh lingkungan hidup yang diciptakan Tuhan bagi umat manusia? (Ya.) Pertama, bisakah pohon meninggalkan tanah? (Tidak.) Dapatkah pohon itu tanpa sinar matahari? (Tidak.) Lalu apakah tujuan Tuhan menciptakan pohon? Bisakah kita mengatakan bahwa pohon itu hanya diciptakan untuk tanah? Bisakah kita mengatakan bahwa pohon itu hanya diciptakan untuk burung penyanyi? Bisakah kita mengatakan bahwa pohon itu hanya diciptakan untuk manusia? (Tidak.) Apakah hubungan di antara mereka? Hubungan antara mereka adalah salah satu keadaan saling ketergantungan yang membuat mereka tidak dapat dipisahkan. Artinya, tanah, pohon, sinar matahari, burung penyanyi, dan manusia saling mengandalkan dalam keberadaannya dan mereka memelihara satu sama lain. Pohon melindungi tanah sementara tanah memelihara pohon; sinar matahari memelihara pohon, sementara pohon menciptakan udara segar dari sinar matahari dan membantu menenangkan tanah dari panasnya sinar matahari. Siapa yang mendapat manfaat dari ini pada akhirnya? Manusia yang mendapat manfaat dari ini, bukan? Dan inilah salah satu prinsip di balik alasan Tuhan menciptakan lingkungan hidup bagi umat manusia dan salah satu tujuan utamanya. Meskipun ini adalah gambaran yang sederhana, kita dapat melihat hikmat Tuhan dan maksud-Nya. Manusia tidak bisa hidup tanpa tanah, atau tanpa pohon, atau tanpa burung penyanyi dan sinar matahari, bukan? Meskipun ini adalah sebuah cerita, inilah mikrokosmos dari ciptaan Tuhan semesta alam dan pemberian lingkungan hidup-Nya atas manusia.

Tuhan menciptakan langit dan bumi serta segala isinya bagi umat manusia dan Dia juga menciptakan lingkungan hidup. Pertama, pokok utama yang kita diskusikan dalam cerita ini adalah hubungan yang saling terkait dan keadaan saling tergantung dari segala sesuatu. Menurut prinsip inilah lingkungan hidup untuk umat manusia dilindungi, dapat terus bertahan dan berkelanjutan; karena keberadaan lingkungan hidup ini, umat manusia dapat bertambah banyak dan beranak cucu. Kita melihat pohon, tanah, sinar matahari, burung penyanyi, dan manusia dalam gambaran ini. Apakah Tuhan ada di sana juga? Manusia mungkin tidak melihatnya, bukan? Tetapi manusia dapat melihat aturan hubungan yang saling terkait di antara segala sesuatu dalam gambaran tersebut. Melalui aturan-aturan inilah orang dapat melihat bahwa Tuhan itu ada dan bahwa Dia adalah Penguasa. Tuhan menggunakan prinsip-prinsip dan aturan ini untuk mempertahankan kehidupan dan keberadaan segala sesuatu. Dengan cara inilah Dia memelihara segala sesuatu dan menyediakan kebutuhan manusia. Apakah cerita ini berhubungan dengan tema yang baru saja kita diskusikan? Dari permukaan sepertinya tidak ada satu pun, tetapi kenyataannya, segala aturan yang dibuat Tuhan sebagai Sang Pencipta dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu sangat berkaitan dengan keberadaan-Nya sebagai sumber kehidupan bagi segala sesuatu dan semua itu tidak dapat dipisahkan. Benar? (Ya.) Engkau sekalian telah belajar sedikit, bukan?

Tuhan adalah Penguasa atas segala aturan yang mengendalikan alam semesta. Dia mengendalikan berbagai aturan yang memerintah kelangsungan hidup segala sesuatu, dan Dia juga mengendalikan alam semesta dan segala isinya supaya dapat hidup bersama-sama. Dia membuat supaya semuanya tidak punah atau hilang sehingga manusia dapat terus bertahan, manusia dapat hidup dalam lingkungan seperti itu melalui pimpinan Tuhan. Aturan-aturan yang memerintah segala sesuatu ini berada di bawah kekuasaan Tuhan, dan manusia tidak dapat turut campur tangan serta tidak dapat mengubahnya; hanya Tuhan sendirilah yang tahu semua aturan ini dan hanya Dia sendirilah yang mengelolanya. Kapan pohon akan bertunas, kapan akan hujan, berapa banyak air dan berapa banyak nutrisi yang akan diberikan oleh tanah kepada tanaman, di musim apakah dedaunan akan gugur, di musim apakah pohon akan menghasilkan buah, berapa banyak energi yang akan diberikan sinar matahari kepada pepohonan, apa yang akan diembuskan oleh pepohonan dari energi yang mereka dapatkan dari sinar matahari—semua ini adalah hal-hal yang telah diatur Tuhan ketika Dia menciptakan alam semesta dan itulah hukum yang tidak dapat dilanggar oleh manusia. Hal-hal yang diciptakan oleh Tuhan—entah hidup atau tampaknya tidak hidup menurut manusia—semuanya ada di tangan Tuhan dan di bawah kekuasaan-Nya. Tidak seorang pun yang dapat mengubah atau melanggar aturan ini. Artinya, ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, Dia merumuskan bagaimana seharusnya semua itu. Pohon tidak bisa menurunkan akar, bertunas dan bertumbuh tanpa tanah. Jika tanah tidak memiliki pepohonan, ia akan mengering. Bukankah benar demikian? Pohon juga merupakan rumah bagi burung penyanyi, yaitu tempat mereka berlindung dari angin. Apakah akan baik-baik saja jika pohon bertahan tanpa sinar matahari? (Tidak akan.) Jika pohon hanya memiliki tanah, itu tidak akan berfungsi. Semua ini diciptakan untuk umat manusia dan demi kelangsungan hidup manusia. Manusia menerima udara segar dari pohon, dan hidup di tanah yang dilindungi oleh pohon. Manusia tidak dapat hidup tanpa sinar matahari, manusia tidak dapat hidup tanpa semua makhluk hidup yang beragam. Walaupun hubungan antara hal-hal ini rumit, engkau harus ingat bahwa Tuhan menciptakan berbagai aturan yang memerintah segala sesuatu sehingga semua dapat bertahan dengan cara saling terkait dan saling tergantung; setiap hal yang Dia ciptakan memiliki nilai dan makna. Jika Tuhan menciptakan sesuatu tanpa makna, Dia akan membiarkannya lenyap. Inilah salah satu metode yang Dia gunakan dalam pemeliharaan atas segala sesuatu. Mengacu pada apakah "memelihara" pada cerita ini? Apakah Tuhan pergi keluar dan menyirami pohon itu setiap hari? Apakah pohon itu membutuhkan pertolongan Tuhan untuk bernapas? (Tidak.) "Memelihara" dalam hal ini mengacu pada pengelolaan Tuhan atas segala sesuatu setelah penciptaan; semua yang Dia butuhkan hanyalah aturan untuk membuat semuanya berjalan lancar. Pohon itu tumbuh dengan sendirinya dengan ditanam di tanah. Berbagai kondisi agar pohon itu dapat tumbuh semuanya diciptakan oleh Tuhan. Dia menjadikan sinar matahari, air, tanah, udara, dan lingkungan sekitarnya, angin, es, salju, dan hujan, serta empat musim; inilah berbagai kondisi yang dibutuhkan pohon agar dapat bertumbuh, inilah hal-hal yang dipersiapkan Tuhan. Jadi, apakah Tuhan adalah sumber dari lingkungan hidup ini? (Ya.) Apakah Tuhan harus keluar setiap hari dan menghitung setiap daun di pohon? Tidak perlu, bukan? Tuhan juga tidak harus membantu pohon bernapas. Tuhan juga tidak perlu membangunkan sinar matahari setiap hari dengan mengatakan, "Sekarang saatnya menyinari pepohonan." Dia tidak perlu melakukan itu. Sinar matahari bersinar dengan sendirinya seperti yang ditentukan oleh aturan; ketika diperlukan, pohon menyerap sinar matahari, dan ketika sinar matahari tidak diperlukan, pohon masih hidup di dalam aturan itu. Engkau sekalian mungkin tidak mampu menjelaskan fenomena ini secara gamblang, tetapi inilah fakta yang dapat dilihat dan diakui semua orang. Yang perlu engkau lakukan hanyalah mengenali bahwa aturan untuk keberadaan segala sesuatu berasal dari Tuhan dan mengetahui bahwa pertumbuhan dan kelangsungan hidup semua itu berada di bawah kekuasaan Tuhan. Paham, kan?

Apakah metafora digunakan dalam cerita ini, sebagaimana orang akan menyebutnya? (Tidak.) Apakah ini antropomorfisme? (Bukan.) Yang Kubicarakan adalah kebenaran. Segala sesuatu yang hidup, semua yang bernyawa berada di bawah kekuasaan Tuhan. Semuanya diberi kehidupan setelah Tuhan menciptakannya; itulah kehidupan yang diberikan dari Tuhan, yang mengikuti hukum dan jalan yang Dia ciptakan untuknya. Ini tidak perlu diubah oleh manusia, dan tidak membutuhkan bantuan dari manusia; inilah cara Tuhan memelihara segala sesuatu. Paham, kan? Apakah engkau sekalian berpikir bahwa manusia perlu mengenali ini? (Ya.) Jadi, apakah cerita ini ada kaitannya dengan biologi? Apakah ada hubungannya dengan bidang pengetahuan atau sains? (Tidak.) Kita tidak sedang membahas biologi di sini dan tentu tidak melakukan penelitian biologi. Apakah pokok utama yang kita bicarakan di sini? (Bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan atas segala sesuatu.) Inilah pokok utamanya. Apakah yang engkau sekalian lihat di antara semua ciptaan? Pernahkah engkau melihat pepohonan? Pernahkah engkau melihat tanah? (Ya.) Engkau telah melihat sinar matahari, bukan? Pernahkah engkau melihat burung bertengger di pepohonan? (Pernah.) Apakah manusia senang hidup di lingkungan seperti itu? (Ia senang.) Artinya, Tuhan menggunakan segalanya—segala hal yang Dia ciptakan—untuk mempertahankan rumah manusia demi kelangsungan hidup dan melindungi rumah manusia, dan inilah cara Dia menyediakan kebutuhan manusia dan memelihara segala sesuatu.

Bagaimana perasaanmu sekalian tentang hal-hal yang Kubahas dengan cara ini dan penyampaian-Ku dengan cara ini? (Baik.) Apakah baik? Apa yang baik dari cara ini? (Sangat mudah dipahami dan ada contoh praktisnya.) Ini cara substantif untuk mendiskusikan sesuatu, bukan? Apakah kisah ini penting untuk membantu orang mengenali bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan atas segala sesuatu? (Ya.) Bila penting, kita akan meneruskan cerita selanjutnya. Isi cerita selanjutnya sedikit berbeda dan pokok utamanya juga sedikit berbeda. Hal-hal dalam cerita ini adalah apa yang bisa dilihat orang di antara ciptaan Tuhan.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait