Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III

Otoritas Tuhan (II) Bagian Tujuh

Tidak Seorang pun Dapat Mengubah Fakta bahwa Tuhan Berdaulat Atas Nasib Manusia

Setelah mendengar semua yang Aku katakan, sudahkah pemikiranmu berubah? Bagaimana engkau memahami fakta kedaulatan Tuhan atas nasib manusia? Sederhananya, di bawah otoritas Tuhan, setiap orang secara aktif atau pasif menerima kedaulatan dan penataan-Nya, dan tidak peduli bagaimana seseorang bergumul dalam perjalanan hidupnya, tidak peduli seberapa bengkok jalan yang ia tapaki, pada akhirnya ia akan kembali kepada orbit nasib yang telah digariskan oleh Sang Pencipta terhadap dirinya. Inilah otoritas Sang Pencipta yang tidak terlampaui, inilah cara otoritas-Nya mengendalikan dan menguasai alam semesta. Sifat tidak terlampaui ini, wujud kendali dan pimpinan ini, yang bertanggung jawab atas hukum-hukum yang mengatur kehidupan segala hal, yang memungkinkan manusia berpindah-pindah berulang kali tanpa kendala, yang membuat dunia berputar secara teratur dan bergerak maju, hari demi hari, tahun demi tahun. Engkau sekalian telah menyaksikan semua fakta ini dan memahaminya, baik secara dangkal maupun mendalam; kedalaman pemahamanmu bergantung pada pengalaman dan pengetahuanmu akan kebenaran, serta pengenalanmu akan Tuhan. Seberapa baik engkau mengetahui realitas kebenaran, seberapa jauh engkau telah mengalami firman Tuhan, seberapa baik engkau mengenal hakikat dan watak Tuhan—hal-hal tersebut menunjukkan kedalaman pemahamanmu akan kedaulatan dan penataan Tuhan. Apakah keberadaan kedaulatan dan penataan Tuhan bergantung pada ketundukan manusia terhadapnya? Apakah fakta bahwa Tuhan memiliki otoritas demikian ditentukan oleh ketundukan manusia terhadapnya? Otoritas Tuhan ada terlepas dari segala kondisi dan keadaan; dalam situasi apa pun, Tuhan memerintah dan menata nasib setiap manusia dan segala hal lain berdasarkan pikiran-Nya dan keinginan-Nya. Ini hal yang tidak akan berubah hanya karena manusia berubah. Ini terpisah dari kehendak manusia, tidak bisa dipengaruhi oleh perubahan waktu, ruang, dan geografi, karena otoritas Tuhan itu sendirilah hakikat-Nya. Apakah manusia mampu mengenal dan menerima kedaulatan Tuhan, dan apakah ia dapat tunduk terhadap kedaulatan tersebut, ini sama sekali tidak mengubah fakta akan kedaulatan Tuhan terhadap nasib manusia. Dengan kata lain, tidak peduli bagaimana sikap manusia terhadap kedaulatan Tuhan, itu tidak dapat mengubah fakta bahwa Tuhan berdaulat atas nasib manusia dan atas segala hal. Bahkan bila engkau tidak tunduk kepada kedaulatan Tuhan, Ia masih memimpin nasibmu; bahkan bila engkau tidak mengenal kedaulatan-Nya, otoritas-Nya tetap ada. Otoritas Tuhan dan fakta akan kedaulatan Tuhan atas nasib manusia adalah hal yang terpisah dari kehendak manusia, yang tidak berubah menuruti kemauan dan pilihan manusia. Otoritas Tuhan berada di segala tempat, pada setiap jam, dan setiap saat. Kalaupun langit dan bumi musnah, otoritas-Nya tidak akan hilang, karena Ia adalah Tuhan itu Sendiri, Ia memiliki otoritas yang unik, otoritas-Nya tidak dibatasi atau dilarang oleh orang-orang, peristiwa, ruang atau geografi. Sepanjang waktu Tuhan memegang otoritas-Nya, menunjukkan kekuatan-Nya, melanjutkan pekerjaan pengelolaan-Nya seperti biasa; sepanjang waktu Ia memerintah di atas segala hal, membekali segala hal, mengatur segala hal, sebagaimana yang selalu Ia lakukan. Tidak ada yang dapat mengubahnya. Inilah fakta; kebenaran yang tidak pernah berubah sejak permulaan waktu!

Sikap dan Penerapan yang Benar bagi Seseorang yang Ingin Tunduk kepada Otoritas Tuhan

Dengan sikap seperti apa seharusnya manusia sekarang mengenal dan memandang otoritas Tuhan beserta fakta akan kedaulatan Tuhan atas nasib manusia? Inilah masalah nyata yang menghadang setiap orang. Ketika menghadapi masalah kehidupan sebenarnya, bagaimana harusnya engkau mengenal dan memahami otoritas Tuhan dan kedaulatan-Nya? Ketika engkau tidak tahu bagaimana memahami, mengatasi dan mengalami masalah-masalah ini, sikap bagaimana yang harus engkau ambil untuk menunjukkan niat, keinginan, dan realitas ketundukanmu terhadap kedaulatan dan penataan Tuhan? Pertama-tama, engkau harus belajar menunggu; selanjutnya engkau harus belajar mencari; kemudian engkau harus belajar tunduk. "Menunggu" berarti menunggu waktu Tuhan, menanti orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah ia atur bagimu, menanti kehendak-Nya untuk secara bertahap terungkap sendiri bagimu. "Mencari" berarti mengamati dan memahami kehendak bijaksana-Nya atasmu melalui orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah Ia tata, lalu memahami kebenaran melalui mereka, mengerti apa yang harus dicapai manusia dan jalan-jalan yang harus ia jaga, mengerti hasil seperti apa yang ingin diperoleh Tuhan di dalam manusia dan pencapaian seperti apa yang ingin Ia dapatkan dalam manusia. "Tunduk," tentunya, merujuk pada tindakan menerima orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah Tuhan atur, menerima kedaulatan-Nya, dan oleh hal-hal tersebut menjadi tahu bagaimana Tuhan mengatur nasib manusia, menjadi tahu bagaimana Ia membekali manusia dengan hidup-Nya, bagaimana Ia memasukkan kebenaran dalam manusia. Segala hal di bawah penataan dan kedaulatan Tuhan patuh terhadap hukum-hukum alam, dan apabila engkau memutuskan untuk membiarkan Tuhan menata dan mengatur semuanya bagimu, engkau harus belajar menunggu, engkau harus belajar mencari, dan engkau harus belajar tunduk. Inilah tindakan yang harus diambil oleh setiap orang yang ingin tunduk kepada otoritas Tuhan, inilah kualitas dasar yang harus dimiliki setiap orang yang ingin menerima kedaulatan dan penataan Tuhan. Demi mendapatkan sikap demikian, memiliki kualitas demikian, engkau sekalian harus bekerja lebih keras; dan hanya dengan begitu engkau sekalian dapat memasuki realitas sejati.

Menerima Tuhan Sebagai Tuanmu yang Unik adalah Langkah Pertama untuk Mendapatkan Keselamatan

Kebenaran mengenai otoritas Tuhan adalah kebenaran yang harus diperlakukan dengan serius oleh setiap orang, ia harus mengalami dan memahaminya dengan sepenuh hati; karena kebenaran ini berkaitan dengan hidup setiap orang, dengan masa lalu, masa kini, dan masa depannya, pada setiap titik peristiwa penting yang harus dilalui setiap orang dalam kehidupan, dengan pengetahuan manusia akan kedaulatan Tuhan dan sikap yang harus ia ambil untuk berhadapan dengan otoritas Tuhan. Dengan sendirinya, kebenaran ini juga berkaitan dengan tempat tujuan akhir setiap orang. Jadi dibutuhkan energi seumur hidup untuk mengenal dan memahami kebenaran itu. Ketika engkau menganggap serius otoritas Tuhan, ketika engkau menerima kedaulatan Tuhan, engkau secara bertahap akan sadar dan mengerti bahwa otoritas Tuhan sungguh ada. Akan tetapi jika engkau tidak pernah mengakui otoritas Tuhan, tidak pernah menerima kedaulatan-Nya, tidak peduli berapa tahun engkau habiskan dalam hidup, engkau tidak akan mendapatkan sedikit pun pengetahuan akan kedaulatan Tuhan. Apabila engkau tidak benar-benar mengenal dan memahami otoritas Tuhan, ketika engkau mencapai akhir jalan itu, bahkan ketika engkau telah percaya kepada Tuhan selama berpuluh-puluh tahun, engkau tidak akan punya apa-apa yang dapat ditunjukkan selama hidupmu, pengenalanmu akan kedaulatan Tuhan atas nasib manusia sudah pasti nol. Bukankah ini sangat menyedihkan? Jadi tidak peduli seberapa jauh perjalananmu dalam hidup, tidak peduli berapa umurmu sekarang, tidak peduli seberapa jauh lagi sisa perjalananmu, pertama-tama engkau harus mengakui otoritas Tuhan dan menganggapnya serius, menerima fakta bahwa Tuhan adalah Tuanmu yang unik. Mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang jelas dan akurat akan kebenaran mengenai kedaulatan Tuhan atas nasib manusia adalah pelajaran wajib bagi setiap orang, ini merupakan kunci mengetahui hidup manusia dan mendapatkan kebenaran, yaitu kehidupan dan pelajaran dasar akan pengenalan Tuhan yang dihadapi setiap orang setiap harinya, dan yang tidak bisa dihindari seorang pun. Jika sebagian dari engkau ingin mengambil jalan pintas menuju sasaran ini, Aku berkata kepada engkau, itu hal yang mustahil! Jika engkau ingin lari dari kedaulatan Tuhan, hal tersebut lebih mustahil lagi! Tuhan adalah satu-satunya Penguasa atas umat manusia, Tuhan adalah satu-satunya Tuan atas nasib manusia, sehingga mustahil bagi manusia untuk mengatur nasibnya sendiri, mustahil baginya untuk melampaui itu. Tidak peduli seberapa hebat kemampuan seseorang, ia tidak bisa memengaruhi, apalagi mengatur, menata, mengendalikan, atau mengubah nasib orang lain. Hanya Tuhan yang Unik yang bisa mengatur segala hal bagi manusia, karena Ia memiliki otoritas unik yang berdaulat atas nasib manusia; sehingga hanya Sang Pencipta itulah Tuan yang unik bagi manusia. Otoritas Tuhan tidak hanya berdaulat atas manusia ciptaan, tetapi juga atas makhluk bukan ciptaan yang tidak dapat dilihat manusia, jauh di atas bintang-bintang, di atas kosmos. Inilah fakta tak terbantahkan, fakta yang benar-benar ada, yang tidak bisa diubah oleh siapa pun atau apa pun. Jika sebagian dari engkau masih tidak puas dengan kondisi yang sekarang mereka hadapi, karena percaya bahwa engkau memiliki keterampilan atau kemampuan khusus, dan masih berpikir bahwa engkau punya kesempatan untuk mengubah keadaan di masa sekarang ataupun lari darinya; jika engkau mencoba mengubah nasibmu sendiri melalui usaha manusia, dan dengan demikian menonjol dari yang lain dan memenangkan ketenaran dan kekayaan; maka Aku berkata kepadamu, engkau hanya mempersulit dirimu sendiri, engkau hanya mencari masalah, engkau hanya menggali kuburanmu sendiri! Suatu hari kelak, cepat atau lambat, engkau akan menemukan bahwa pilihanmu salah, bahwa upayamu sia-sia. Ambisimu, hasratmu untuk bergumul melawan nasib, dan perilaku burukmu sendiri akan menuntunmu ke jalan tanpa dapat kembali, dan karenanya engkau akan membayar harga yang mahal. Walaupun saat ini engkau tidak melihat beratnya konsekuensinya, ketika engkau mengalami dan menghargai kebenaran lebih dalam lagi bahwa Tuhan adalah Tuan atas nasib, engkau perlahan-lahan akan menyadari apa yang Aku beritahukan saat ini dan implikasi sesungguhnya. Apakah engkau benar-benar memiliki hati dan roh, apakah engkau adalah orang yang mencintai kebenaran, semuanya ini bergantung pada bagaimana sikapmu terhadap kedaulatan Tuhan dan kebenaran. Dan sudah jelas juga bahwa ini menentukan apakah engkau dapat benar-benar mengenal dan memahami otoritas Tuhan. Jika dalam hidupmu engkau tidak pernah merasakan kedaulatan Tuhan dan penataan-Nya, apalagi mengakui dan menerima otoritas Tuhan, artinya engkau sama sekali tidak bernilai, tidak diragukan lagi engkau akan menjadi sasaran kebencian dan penolakan Tuhan, akibat jalan yang telah engkau tempuh dan pilihan yang engkau ambil. Akan tetapi orang-orang yang, dalam pekerjaan Tuhan, dapat menerima ujian-Nya, menerima kedaulatan-Nya, tunduk kepada otoritas-Nya, dan secara bertahap mendapatkan pengalaman nyata akan firman-Nya, dengan begini mereka telah mendapatkan pengetahuan sejati akan otoritas Tuhan, pemahaman sejati akan kedaulatan-Nya, dan telah menjadi hamba bagi Sang Pencipta. Hanya orang-orang demikian yang benar-benar telah diselamatkan. Karena mereka telah mengenal kedaulatan Tuhan, karena mereka telah menerimanya, penghargaan dan ketundukan mereka pada fakta akan kedaulatan Tuhan atas nasib manusia adalah benar dan tepat. Saat menghadapi ajal mereka, seperti Ayub, bisa memiliki pikiran yang tidak takut akan maut, tunduk kepada pengaturan dan penataan Tuhan terhadap segala hal, tanpa pilihan pribadi, tanpa hasrat pribadi. Hanya orang seperti ini yang dapat kembali ke sisi Sang Pencipta sebagai manusia ciptaan yang sejati.

17 Desember 2013

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait