1 Di Tiongkok, kota benteng setan, di mana Iblis memegang kekuasaan, hak asasi manusia tidak ada di sana. Saat menyebarkan Injil dan memberikan kesaksian tentang firman Tuhan, aku ditangkap oleh PKT. Polisi yang brutal dan jahat, menggunakan cara keras dan lembut, mencoba memaksaku untuk mengkhianati Tuhan. Penyiksaan yang kejam dan pemukulan yang keji memotong-motong tubuhku. Berdiri tepat di antara hidup dan mati, pilihan yang sulit: tetap setia atau berkompromi? Pikiranku lemah; aku memohon perlindungan Tuhan, agar Dia memberiku iman.

2 Dicerahkan oleh firman Tuhan, jauh di lubuk hati, aku memahami: hidup dan mati ada di tangan Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yang menikmati kasih-Nya, aku harus setia kepada-Nya. Mempertahankan dagingku sendiri itu egois dan hina, serta akan mengubahku menjadi Yudas yang memalukan. Jika aku harus menyerah kepada Iblis untuk menyelamatkan hidupku, aku pasti akan dihukum oleh Tuhan. Menderita demi kebenaran, aku tidak mengeluh; aku hanya ingin memuliakan Tuhan. Aku akan meniru Petrus, tunduk sampai mati, dan memberikan kesaksian yang lantang.

3 Tuhan sangat bijaksana; Dia telah menciptakan lingkungan ini untuk menguji dan menyempurnakanku. Firman Tuhan menempa iman sejati, dan kematian tidak menakutkan bagiku. Aku bertekad untuk mengasihi Tuhan tanpa mengeluh atau menyesal, hatiku tak tergoyahkan. Aku memberikan hidupku, tunduk pada pengaturan Tuhan, dan kepuasan Tuhan adalah yang terutama. Jalan menuju kerajaan surgawi itu panjang, setiap langkahnya berbahaya, tetapi aku berjanji memberikan hidupku untuk mengikut Tuhan. Aku akan mempermalukan Iblis, memuliakan Tuhan, dan tidak hidup dengan sia-sia.