Apakah para pendeta dan penatua agamawi benar-benar ditempatkan oleh Tuhan atau tidak, dan apakah menaati pendeta dan penatua berarti menaati dan mengikuti Tuhan atau tidak

08 September 2019

Firman Tuhan yang Relevan:

Dalam memilih seseorang untuk melayani-Nya, Tuhan selalu memiliki prinsip-Nya sendiri. Melayani Tuhan sama sekali bukan sekadar masalah antusiasme seperti yang orang bayangkan. Pada zaman sekarang, engkau semua melihat bahwa semua orang yang melayani Tuhan melakukannya karena mereka memiliki tuntunan Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus, dan karena mereka adalah orang-orang yang mengejar kebenaran. Ini adalah syarat minimum bagi semua orang yang melayani Tuhan.

Melayani Tuhan bukan tugas yang sederhana. Mereka yang watak rusaknya tetap tidak berubah tidak akan pernah bisa melayani Tuhan. Jika watakmu belum dihakimi dan dihajar oleh firman Tuhan, watakmu masih merepresentasikan Iblis, yang membuktikan bahwa engkau melayani Tuhan karena niat baikmu sendiri, bahwa pelayananmu itu didasarkan pada natur Iblis dalam dirimu. Engkau melayani Tuhan dengan karakter alamimu dan berdasarkan pilihan pribadimu. Terlebih lagi, engkau selalu berpikir bahwa hal-hal yang engkau bersedia lakukan adalah hal yang menyenangkan Tuhan, dan hal-hal yang tidak ingin engkau lakukan adalah hal yang Tuhan benci; engkau bekerja sepenuhnya berdasarkan pilihanmu sendiri. Dapatkah ini disebut melayani Tuhan? Pada akhirnya, tidak akan ada sedikit pun perubahan dalam watak hidupmu; sebaliknya, pelayananmu akan membuatmu semakin keras kepala, jadi watak rusakmu akan semakin tertanam dalam dirimu, dan dengan demikian, di dalam dirimu akan terbentuk aturan-aturan mengenai pelayanan kepada Tuhan yang terutama didasarkan pada karaktermu sendiri, dan pengalaman yang diperoleh dari pelayananmu yang sesuai dengan watakmu sendiri. Ini adalah pengalaman dan pelajaran manusia. Ini adalah falsafah hidup manusia di dunia. Orang-orang seperti ini dapat digolongkan sebagai orang-orang Farisi dan tokoh agamawi. Jika mereka tidak pernah sadar dan bertobat, mereka pasti akan berubah menjadi Kristus-Kristus palsu dan antikristus yang memperdaya orang-orang pada akhir zaman. Para Kristus palsu dan antikristus yang dibicarakan ini akan muncul dari antara orang-orang semacam ini. Jika mereka yang melayani Tuhan mengikuti karakter mereka sendiri dan bertindak berdasarkan kehendak mereka sendiri, mereka berisiko disingkirkan kapan saja. Mereka yang menggunakan pengalaman yang mereka dapatkan selama bertahun-tahun melayani Tuhan untuk memenangkan hati orang lain, menceramahi dan mengendalikan mereka, serta menganggap diri mereka lebih hebat dari orang lain—dan yang tidak pernah bertobat, tidak pernah mengakui dosa mereka, tidak pernah melepaskan keuntungan dari kedudukan mereka—orang-orang ini akan jatuh di hadapan Tuhan. Mereka sejenis dengan Paulus, menyalahgunakan senioritas mereka dan memamerkan kualifikasi mereka. Tuhan tidak akan membawa orang-orang semacam ini menuju kesempurnaan. Pelayanan semacam ini mengganggu pekerjaan Tuhan. Manusia selalu berpaut pada yang lama. Mereka berpaut pada gagasan dari masa lalu, pada segala sesuatu dari masa yang lampau. Ini adalah rintangan yang besar dalam pelayanan mereka. Jika engkau tidak bisa menyingkirkannya, hal-hal ini akan menghambat seluruh hidupmu. Tuhan tidak akan memujimu, tidak sedikit pun, bahkan sekalipun kakimu patah ketika berlari atau punggungmu sakit karena bekerja keras, bahkan sekalipun engkau menjadi martir dalam pelayananmu kepada Tuhan. Malah sebaliknya: Dia akan berkata bahwa engkau adalah pelaku kejahatan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pelayanan Rohani Harus Dibersihkan"

Pekerjaan dalam pikiran manusia terlalu mudah dicapai oleh manusia. Pendeta dan pemimpin di kalangan keagamaan, misalnya, menggantungkan diri pada karunia dan kedudukan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka. Orang yang mengikuti mereka dalam jangka waktu panjang akan tertular oleh karunia mereka dan terpengaruh oleh sebagian dari keberadaan mereka. Mereka berfokus pada karunia, kemampuan, dan pengetahuan manusia, dan mereka memperhatikan hal-hal supranatural dan banyak doktrin mendalam yang tidak realistis (tentu saja, doktrin-doktrin mendalam ini tidak dapat dicapai). Mereka tidak berfokus pada perubahan pada watak manusia, melainkan pada melatih orang untuk berkhotbah dan bekerja, meningkatkan pengetahuan orang dan doktrin keagamaan mereka yang berlimpah. Mereka tidak berfokus pada sejauh mana watak orang diubahkan atau sejauh mana orang memahami kebenaran. Mereka tidak peduli tentang esensi manusia, apalagi berusaha mengetahui keadaan normal dan abnormal manusia. Mereka tidak menentang gagasan manusia atau mengungkapkan gagasan mereka, apalagi memangkas orang karena kekurangan atau kerusakan mereka. Sebagian besar orang yang mengikuti mereka melayani dengan menggunakan karunia mereka, dan segala hal yang mereka sampaikan adalah gagasan agamawi dan teori teologi, yang tidak bersentuhan dengan kenyataan dan sama sekali tidak dapat memberikan kehidupan kepada manusia. Kenyataannya, esensi dari pekerjaan mereka adalah mengasuh bakat, mengasuh orang yang tidak memiliki apa-apa menjadi lulusan seminari berbakat yang kemudian bekerja dan memimpin.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia"

Beberapa orang yang berdiri di mimbar itu semuanya telah mempelajari teologi, dilatih di seminari, memiliki pengetahuan dan teori teologi—semua itu pada dasarnya adalah pendukung utama Kekristenan. Kekristenan melatih orang-orang seperti itu untuk berkhotbah di mimbar, berkeliling menginjili dan bekerja. Mereka mengira bahwa nilai Kekristenan terletak pada orang-orang yang memiliki kemampuan seperti para mahasiswa teologi, para pendeta dan teolog yang berkhotbah ini; orang-orang ini adalah modal mereka. Jika pendeta sebuah gereja lulus dari seminari, pandai menguraikan Kitab Suci, telah membaca beberapa buku rohani, serta memiliki sedikit pengetahuan dan fasih berbicara, maka gereja itu akan berkembang, dan memiliki reputasi yang jauh lebih baik daripada gereja-gereja lainnya. Apa yang didukung oleh orang-orang dalam Kekristenan ini? Pengetahuan. Berasal dari mana pengetahuan ini? Pengetahuan ini telah diwariskan dari zaman kuno. Pada zaman kuno ada Kitab Suci, yang diwariskan dari generasi ke generasi, setiap generasi membaca dan mempelajarinya, sampai sekarang ini. Manusia membagi Alkitab ke dalam berbagai bagian dan menciptakan berbagai edisi untuk dibaca dengan teliti dan dipelajari. Namun yang mereka pelajari bukanlah bagaimana memahami kebenaran dan mengenal Tuhan, atau bagaimana memahami kehendak Tuhan serta memperoleh rasa takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan; sebaliknya, mereka mempelajari pengetahuan yang terkandung di dalamnya dengan teliti. Paling-paling, mereka menyelidiki misteri yang terkandung di dalamnya, mereka mengarahkan perhatian untuk melihat nubuat mana dari Kitab Wahyu yang digenapi dalam periode tertentu, kapan malapetaka yang besar akan datang, kapan masa seribu tahun akan tiba—inilah hal-hal yang mereka pelajari. Dan apakah hal-hal yang mereka pelajari berhubungan dengan kebenaran? Tidak. Mengapa mereka mempelajari hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran? Semakin banyak mereka mempelajarinya, semakin mereka mengira bahwa mereka memahaminya, dan semakin mereka memperlengkapi diri mereka dengan huruf-huruf yang tertulis dan doktrin. Modal mereka juga berkembang. Semakin tinggi kualifikasi mereka, semakin mereka mengira bahwa mereka memiliki kemampuan, semakin yakin mereka bahwa iman mereka kepada Tuhan semakin mantap, dan semakin besar kemungkinannya mereka berpikir bahwa mereka akan diselamatkan dan memasuki ke kerajaan surga.

Dikutip dari "Mereka Jahat, Berbahaya, dan Curang (III)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"

Semua orang Kristen yang mempelajari teologi, Kitab Suci, dan bahkan sejarah pekerjaan Tuhan—apakah mereka orang-orang percaya yang sejati? Apakah mereka berbeda dari orang-orang percaya dan para pengikut Tuhan yang Tuhan bicarakan? Di mata Tuhan, apakah mereka percaya kepada Tuhan? (Tidak.) Mereka mempelajari teologi, mereka mempelajari tentang Tuhan. Adakah perbedaan antara orang-orang yang mempelajari tentang Tuhan ini dan mereka yang mempelajari hal-hal lainnya? Tidak ada. Mereka sama saja dengan orang-orang yang mempelajari sejarah, filsafat, hukum, biologi, atau astronomi—hanya saja mereka tidak menyukai sains, atau biologi, atau mata pelajaran lainnya; mereka hanya menyukai teologi. Orang-orang ini mempelajari tentang Tuhan dengan mencari petunjuk-petunjuk dan informasi yang menyingkapkan pekerjaan Tuhan—dan apa hasil dari penelitian mereka? Dapatkah mereka menentukan apakah Tuhan itu ada atau tidak? Tidak akan pernah. Dapatkah mereka menentukan kehendak Tuhan? (Tidak). Mengapa? Karena mereka hidup di tengah-tengah kata-kata dan frasa, mereka hidup di tengah-tengah pengetahuan, mereka hidup di tengah-tengah filsafat, mereka hidup di tengah-tengah pikiran dan pemikiran manusia. Mereka tidak akan pernah bisa melihat Tuhan, mereka tidak akan pernah mendapatkan pencerahan Roh Kudus. Sebagai apa Tuhan mendefinisikan mereka? Sebagai orang-orang tidak percaya, sebagai orang-orang yang tidak beriman. Orang-orang yang tidak percaya dan tidak beriman ini berbaur dengan apa yang disebut sebagai komunitas Kristen, bertingkah seperti orang-orang yang percaya kepada Tuhan, bertingkah seperti orang-orang Kristen—tetapi apakah mereka sebenarnya sungguh-sungguh menyembah Tuhan? Apakah mereka sungguh-sungguh menaati-Nya? Tidak. Mengapa? Satu hal yang pasti: itu karena, di dalam hati mereka, mereka tidak percaya bahwa Tuhan menciptakan dunia, bahwa Dia berkuasa atas segala sesuatu, bahwa Dia dapat menjadi daging, apalagi percaya bahwa Tuhan itu ada. Apa yang ditunjukkan oleh ketidakpercayaan ini? Keraguan, penyangkalan, dan bahkan sikap mengharapkan nubuat-nubuat yang diucapkan oleh Tuhan—terutama nubuat-nubuat mengenai bencana—tidak menjadi kenyataan dan tidak digenapi. Dengan sikap inilah mereka memperlakukan kepercayaan kepada Tuhan, dan inilah juga esensi dan wajah yang sesungguhnya dari apa yang mereka sebut iman. Orang-orang ini mempelajari tentang Tuhan karena mereka memiliki minat khusus pada ilmu dan pengetahuan teologi, dan tertarik pada fakta-fakta sejarah mengenai pekerjaan Tuhan. Mereka tidak lebih daripada sekelompok intelektual yang sedang mempelajari teologi. Para "intelektual" ini tidak percaya akan keberadaan Tuhan, jadi apa yang mereka lakukan ketika Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan dan firman-Nya digenapi? Apa reaksi pertama mereka ketika mendengar bahwa Tuhan telah menjadi daging, dan sedang melakukan pekerjaan yang baru? "Mustahil!" Mereka mengutuk siapa pun yang memberitakan pekerjaan Tuhan yang baru, dan bahkan ingin membunuhnya. Perwujudan dari apakah ini? Bukankah ini perwujudan mereka sebagai antikristus yang sejati? Mereka memusuhi pekerjaan Tuhan dan penggenapan firman-Nya, terlebih lagi daging inkarnasi-Nya: "Jika Engkau tidak berinkarnasi dan firman-Mu tidak digenapi, Engkau adalah Tuhan. Jika firman-Mu telah digenapi dan Engkau berinkarnasi, Engkau bukanlah Tuhan." Apa makna yang tersembunyi dari hal ini? Maknanya adalah bahwa mereka tidak mengizinkan inkarnasi Tuhan selama mereka masih ada. Bukankah ini adalah antikristus yang sejati? Ini adalah antikristus yang sejati.

Dikutip dari "Mereka Jahat, Berbahaya, dan Curang (III)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"

Lihatlah para pemimpin setiap denominasi. Mereka semua congkak dan merasa benar sendiri, dan mereka menafsirkan Alkitab di luar konteks dan sesuai dengan imajinasi mereka sendiri. Mereka semua bergantung pada karunia dan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan mereka. Jika mereka tidak mampu berkhotbah, akankah orang-orang itu mengikuti mereka? Bagaimanapun, mereka memang memiliki suatu pengetahuan dan dapat berbicara sedikit tentang doktrin, atau tahu bagaimana merebut hati orang lain dan bagaimana menggunakan beberapa kelicikan, yang melaluinya mereka telah membawa orang ke hadapan mereka sendiri dan menipu mereka. Secara teori, orang-orang itu percaya kepada Tuhan—tetapi pada kenyataannya mereka mengikuti para pemimpin mereka. Jika mereka bertemu dengan seseorang yang mengkhotbahkan jalan yang benar, sebagian dari mereka akan berkata: "Kita harus berkonsultasi dengan pemimpin kita tentang iman kita." Iman mereka membutuhkan persetujuan manusia; bukankah itu masalah? Kalau begitu, menjadi apakah para pemimpin itu? Tidakkah mereka menjadi orang Farisi, gembala palsu, antikristus, dan batu sandungan bagi penerimaan orang akan jalan yang benar? ...

Dalam kepercayaan manusia kepada Tuhan, baik mereka dahulu mengikuti orang lain ataupun tidak memuaskan kehendak Tuhan, mereka pada akhirnya harus datang di hadapan Tuhan selama tahap akhir ini. Jika engkau telah memiliki landasan dalam melewati tahap pekerjaan ini, tetapi engkau terus mengikuti orang lain, engkau tidak akan terampuni, dan akan berakhir seperti Paulus.

Dikutip dari "Hanya Pengejaran Kebenaran merupakan Kepercayaan yang Sejati kepada Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Orang yang percaya kepada Tuhan harus menaati Tuhan dan menyembah-Nya. Jangan meninggikan atau memuja orang lain; Jangan menempatkan Tuhan di urutan pertama, orang yang kaupuja di urutan kedua, dan dirimu sendiri di urutan ketiga. Tak seorang pun boleh memiliki tempat di hatimu, dan engkau tidak boleh menganggap orang—terutama mereka yang kauhormati—sejajar dengan Tuhan, atau setara dengan-Nya. Ini tidak bisa ditoleransi oleh Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Sepuluh Ketetapan Administratif yang Harus Ditaati Umat Pilihan Tuhan pada Zaman Kerajaan"

Sebagian orang tidak bersukacita dalam kebenaran, apalagi dalam penghakiman. Sebaliknya, mereka bersukacita dalam kekuasaan dan kekayaan; orang-orang seperti itu disebut para pencari kekuasaan. Mereka hanya mencari denominasi-denominasi di dunia yang berpengaruh dan mereka mencari para pendeta serta pengajar yang berasal dari seminari. Meskipun telah menerima jalan kebenaran, mereka hanya separuh percaya; mereka tidak mampu menyerahkan segenap hati dan pikiran mereka, mulut mereka mengatakan tentang mempersembahkan diri bagi Tuhan, tetapi mata mereka berfokus pada para pendeta dan pengajar yang termasyhur, dan mereka memandang Kristus sebelah mata. Hati mereka terpaku pada ketenaran, kemakmuran, dan kemuliaan. Mereka berpikir tidak mungkin orang yang sedemikian kecilnya mampu menaklukkan begitu banyak orang, orang yang sedemikian biasa-biasa saja mampu menyempurnakan manusia. Mereka berpikir tidak mungkin orang-orang ini yang bukan siapa-siapa di antara debu dan tumpukan kotoran adalah orang-orang Tuhan pilih. Mereka percaya jika orang-orang seperti itu adalah sasaran penyelamatan Tuhan, maka langit dan bumi akan jungkir balik dan semua orang akan tertawa terbahak-bahak. Mereka percaya jika Tuhan memilih orang-orang yang sedemikian tidak ada apa-apanya untuk disempurnakan, berarti orang-orang hebat itu akan menjadi Tuhan itu sendiri. Perspektif mereka tercemar oleh ketidakpercayaan; lebih dari sekadar tidak percaya, mereka sesungguhnya adalah binatang buas yang tidak masuk akal. Karena mereka hanya menghargai status, gengsi, dan kekuasaan, dan mereka hanya menjunjung tinggi kelompok dan denominasi yang besar. Mereka tidak sedikit pun menghargai orang-orang yang dipimpin oleh Kristus; mereka benar-benar pengkhianat yang telah berpaling dari Kristus, dari kebenaran, dan hidup.

Apa yang engkau kagumi bukanlah kerendahhatian Kristus, melainkan gembala-gembala palsu yang berkedudukan menonjol. Engkau tidak memuja keindahan ataupun hikmat Kristus, melainkan memuja orang-orang cabul yang bersekutu dengan dunia yang keji. Engkau menertawakan penderitaan Kristus yang tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya, tetapi mengagumi mayat-mayat yang berburu persembahan dan hidup dalam pesta pora. Engkau tidak bersedia menderita bersama Kristus, tetapi dengan senang hati pergi ke pelukan para antikristus yang sembrono itu, meskipun mereka hanya memberimu daging, kata-kata, dan kendali. Bahkan sekarang pun, hatimu masih mengarah kepada mereka, pada reputasi mereka, status mereka, dan pengaruh mereka. Dan lagi engkau terus memiliki sikap yang menganggap pekerjaan Kristus terlalu berat untuk dipahami dan engkau tidak bersedia menerimanya. Inilah mengapa Aku berkata bahwa engkau tidak memiliki iman untuk mengakui Kristus. Alasanmu mengikut Dia sampai hari ini hanyalah karena engkau tidak punya pilihan lain. Di dalam hatimu, selamanya menjulang banyak gambaran mulia; engkau tidak dapat melupakan setiap kata dan perbuatan mereka, juga perkataan serta tangan mereka yang berpengaruh. Di dalam hatimu, mereka selamanya agung dan selamanya pahlawan. Namun tidaklah demikian bagi Kristus zaman sekarang. Di dalam hatimu, Dia selamanya tidak penting, dan selamanya tidak layak untuk dihormati. Karena Dia terlalu biasa, pengaruhnya terlalu kecil, dan jauh dari mulia.

Bagaimanapun juga, Aku mengatakan bahwa semua orang yang tidak menghargai kebenaran adalah orang-orang tidak percaya dan pengkhianat kebenaran. Orang-orang seperti itu tidak akan pernah menerima perkenanan Kristus. Sudahkah engkau sekarang mengetahui seberapa banyak ketidakpercayaan yang ada dalam dirimu, dan seberapa banyak pengkhianatan terhadap Kristus yang ada dalam dirimu? Dengan demikian, Aku menasihatimu: karena engkau telah memilih jalan kebenaran, maka engkau harus mengabdikan dirimu sepenuh hati; jangan bimbang atau setengah hati. Engkau harus memahami bahwa Tuhan bukanlah milik dunia atau siapa pun, melainkan milik semua orang yang benar-benar percaya kepada-Nya, semua orang yang menyembah-Nya, dan semua orang yang mengabdikan diri serta setia kepada-Nya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apakah Engkau Benar-benar Orang yang Percaya kepada Tuhan?"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait