Tuhan menciptakan, mengendalikan, dan mengatur segala sesuatu adalah demi kelangsungan hidup umat manusia

03 Maret 2021

Kedua kisah yang baru saja Kuceritakan, sekalipun sedikit tidak biasa dalam isi dan cara pengungkapannya, yang disampaikan dengan cara agak istimewa, merupakan upaya-Ku untuk menggunakan bahasa langsung dan pendekatan sederhana untuk menolongmu mendapatkan dan menerima sesuatu secara lebih mendalam. Inilah tujuan-Ku satu-satunya. Dalam kisah-kisah kecil ini, dan gambaran yang kisah ini lukiskan, Aku ingin engkau semua melihat dan percaya bahwa Tuhan berdaulat atas semua ciptaan. Tujuan menceritakan kisah-kisah ini adalah memungkinkanmu untuk melihat dan mengetahui perbuatan Tuhan yang tak terbatas dalam batasan terbatas sebuah kisah. Mengenai kapan engkau akan sepenuhnya menyadari dan mencapai hasil ini dalam dirimu—itu tergantung pada pengalamanmu dan pengejaranmu sendiri. Jika engkau adalah seorang yang mengejar kebenaran dan berusaha untuk mengenal Tuhan, hal-hal ini akan berfungsi sebagai pengingat yang jauh lebih kuat; hal-hal ini akan memberimu kesadaran mendalam, kejelasan dalam pemahamanmu, yang lambat laun akan mendekatkan pemahamanmu akan perbuatan-perbuatan Tuhan yang nyata, dengan kedekatan yang tanpa jarak dan tanpa kesalahan. Namun, jika engkau bukan orang yang berusaha untuk mengenal Tuhan, kisah-kisah ini tidak akan merugikanmu. Hanya anggaplah ini sebagai kisah yang nyata.

renungan harian,renungan harian hidup

Sudahkah engkau semua mendapatkan pemahaman dari kedua kisah ini? Pertama, apakah kedua kisah ini terpisah dari pembahasan kita sebelumnya tentang kepedulian Tuhan terhadap umat manusia? Apakah ada hubungan yang inheren? Benarkah dalam kedua kisah ini kita melihat perbuatan Tuhan dan pertimbangan menyeluruh yang Dia berikan untuk segala sesuatu yang Dia rencanakan bagi umat manusia? Benarkah bahwa segala sesuatu yang Tuhan lakukan dan segala sesuatu yang Dia pikirkan adalah demi keberadaan umat manusia? (Ya.) Bukankah pemikiran dan pertimbangan Tuhan yang saksama bagi umat manusia sangat jelas? Manusia tidak perlu melakukan apa pun. Tuhan telah menyiapkan udara bagi manusia—satu-satunya yang perlu mereka lakukan adalah menghirupnya. Sayuran dan buah-buahan yang mereka makan sudah tersedia. Dari utara ke selatan, dari timur ke barat, setiap wilayah memiliki sumber daya alamnya sendiri. Berbagai tanaman, sayuran dan buah-buahan lokal semuanya telah disiapkan oleh Tuhan. Di lingkungan yang lebih besar, Tuhan menciptakan segala sesuatu untuk saling memperkuat, saling bergantung, saling menguatkan, saling menahan, dan hidup berdampingan. Inilah metode dan pengaturan-Nya untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan keberadaan segala sesuatu; dengan cara ini, umat manusia dapat bertumbuh dengan selamat dan tenteram di dalam lingkungan hidup ini, untuk berkembang biak dari satu generasi ke generasi selanjutnya, bahkan hingga hari ini. Dengan kata lain, Tuhan membawa keseimbangan pada lingkungan alam. Jika Tuhan tidak berdaulat dan memegang kendali, lingkungan, bahkan sekalipun itu telah diciptakan oleh Tuhan, akan berada di luar kemampuan siapa pun untuk memelihara dan mempertahankannya tetap seimbang. Di beberapa tempat tidak ada udara, dan umat manusia tidak bisa bertahan hidup di tempat-tempat seperti itu. Tuhan tidak mengizinkanmu untuk pergi ke sana. Jadi, jangan pergi melampaui batas yang semestinya. Ini adalah untuk perlindungan umat manusia—terdapat misteri di dalam hal ini. Setiap aspek lingkungan, panjang dan luasnya bumi, setiap makhluk di bumi—baik yang hidup maupun yang mati—dirancang dan dipersiapkan oleh Tuhan sebelumnya. Mengapa hal ini diperlukan? Mengapa hal itu tidak diperlukan? Apa tujuan memiliki hal ini di sini dan mengapa hal ini harus bergerak ke sana? Tuhan telah memikirkan dengan saksama semua pertanyaan ini, dan tidak perlu bagi manusia untuk memikirkan tentang semua itu. Ada beberapa orang bodoh yang selalu berpikir akan memindahkan gunung, tetapi alih-alih melakukan itu, mengapa mereka tidak pindah saja ke dataran? Jika engkau tidak menyukai gunung, mengapa engkau tinggal di dekat gunung? Bukankah itu bodoh? Apa yang akan terjadi jika engkau memindahkan gunung? Badai dan gelombang besar akan datang dan rumah-rumah penduduk akan hancur. Bukankah ini kebodohan? Manusia hanya mampu menghancurkan. Mereka bahkan tidak dapat mempertahankan satu-satunya tempat yang harus mereka tinggali, dan sekalipun demikian mereka ingin menyediakan kebutuhan segala sesuatu. Ini tidak mungkin.

Tuhan mengizinkan manusia mengelola segala sesuatu dan berkuasa atas semua itu, tetapi apakah manusia melakukan tugasnya dengan baik? Manusia menghancurkan apa pun yang bisa dihancurkannya. Manusia sama sekali tidak dapat menjaga segala sesuatu yang Tuhan ciptakan baginya untuk tetap dalam kondisi aslinya—dia telah melakukan yang sebaliknya dan menghancurkan ciptaan Tuhan. Umat manusia telah memindahkan gunung, mengambil kembali tanah dari laut dan mengubah dataran menjadi gurun pasir di mana tak satu pun manusia dapat hidup. Namun, di gurun pasirlah manusia telah mendirikan industri dan membangun pangkalan nuklir, menabur kehancuran di mana-mana. Sekarang sungai bukan lagi sungai, laut bukan lagi laut .... Setelah manusia menghancurkan keseimbangan lingkungan alam dan aturan-aturannya, hari kehancuran dan kematiannya pun tidak jauh lagi; itu tidak bisa dihindari. Ketika bencana datang, umat manusia akan tahu betapa berharganya segala sesuatu yang Tuhan ciptakan baginya dan betapa pentingnya itu bagi umat manusia. Bagi manusia, hidup di lingkungan yang angin dan hujannya turun pada waktunya adalah seperti hidup di surga. Manusia tidak menyadari bahwa ini adalah berkat, tetapi pada saat mereka kehilangan semua itu, mereka akan melihat betapa langka dan berharganya hal itu. Dan begitu sudah hilang, bagaimana manusia mendapatkannya kembali? Apa yang bisa manusia lakukan jika Tuhan tidak mau menciptakannya kembali? Adakah yang bisa engkau semua lakukan? (Tidak, tidak ada.) Sebenarnya, ada sesuatu yang bisa engkau lakukan. Ini sangat sederhana—ketika Aku memberitahukannya kepadamu apakah hal itu, engkau semua akan segera mengetahui bahwa hal itu bisa dilakukan. Bagaimana manusia bisa mendapati dirinya telah berada dalam keadaan keberadaannya saat ini? Apakah karena keserakahan dan penghancuran yang dilakukannya? Jika manusia mengakhiri penghancuran ini, bukankah lingkungan hidupnya lambat laun akan memperbaiki dirinya sendiri? Jika Tuhan tidak melakukan apa pun, jika Tuhan tidak lagi ingin melakukan apa pun bagi umat manusia—dengan kata lain, jika Dia tidak campur tangan dalam masalah ini—maka solusi terbaik umat manusia adalah menghentikan semua penghancuran dan membiarkan lingkungan hidup mereka untuk kembali ke keadaan alaminya. Menghentikan semua penghancuran berarti menghentikan perampasan dan perusakan hal-hal yang telah Tuhan ciptakan. Melakukannya akan memungkinkan lingkungan tempat manusia tinggal untuk pulih secara bertahap, sementara kegagalan untuk melakukannya akan menghasilkan lingkungan hidup yang jauh lebih menjijikkan yang kerusakannya akan berlangsung semakin cepat seiring waktu. Apakah solusi-Ku sederhana? Solusi-Ku itu sederhana dan bisa dilakukan, bukan? Memang sederhana, dan bisa dilakukan bagi beberapa orang—tetapi apakah itu bisa dilakukan bagi sebagian besar manusia di bumi? (Tidak.) Setidaknya bagi engkau semua, itu bisa dilakukan, bukan? (Ya.) Apa yang menyebabkan engkau semua menjawab "ya"? Dapatkah dikatakan bahwa jawaban itu berasal dari dasar pemahaman akan perbuatan Tuhan? Dapatkah dikatakan bahwa kondisi yang mendasari jawaban tersebut adalah ketaatan pada kedaulatan dan rencana Tuhan? (Ya.) Ada cara untuk mengubah banyak hal, tetapi itu bukanlah topik yang sedang kita bahas saat ini. Tuhan bertanggung jawab atas setiap kehidupan manuisa dan Dia bertanggung jawab sampai akhir. Tuhan menyediakan kebutuhanmu, dan meskipun, dalam lingkungan yang telah dihancurkan oleh Iblis ini, engkau telah menjadi sakit, tercemar atau terluka, itu tidak masalah—Tuhan akan menyediakan kebutuhanmu, dan Tuhan akan membiarkanmu terus hidup. Apakah engkau memiliki keyakinan dalam hal ini? (Ya.) Tuhan tidak akan begitu saja membiarkan seorang manusia mati.

Sekarang, sudahkah engkau semua merasakan sesuatu tentang pentingnya mengenali Tuhan sebagai sumber kehidupan bagi segala sesuatu? (Ya.) Perasaan apa yang engkau semua rasakan? Katakan kepada-Ku. (Di masa lalu, kami tidak pernah berpikir untuk menghubungkan gunung, laut, dan danau dengan tindakan-tindakan Tuhan. Setelah mendengarkan persekutuan Tuhan hari ini, barulah kami memahami bahwa di dalam hal-hal ini terkandung perbuatan dan hikmat Tuhan; kami melihat bahwa bahkan ketika Tuhan mulai menciptakan segala sesuatu, Dia telah memenuhi setiap hal dengan ketentuan dan niat baik-Nya. Segala sesuatu saling menguatkan dan saling bergantung dan umat manusia adalah penerima manfaat utama. Apa yang telah kami dengar hari ini terasa sangat segar dan baru—kami telah merasakan betapa nyata tindakan-tindakan Tuhan itu. Dalam dunia nyata, dalam kehidupan kami sehari-hari, dan dalam pertemuan kami dengan segala sesuatu, kami juga melihatnya.) Engkau telah sungguh-sungguh melihatnya, bukan? Tuhan tidak menyediakan kebutuhan umat manusia tanpa dasar yang kuat; penyediaan-Nya bukan sekadar beberapa firman yang singkat. Tuhan telah melakukan begitu banyak hal, bahkan hal-hal yang tidak engkau lihat, semuanya adalah untuk keuntunganmu. Manusia hidup di lingkungan ini, dalam segala sesuatu yang Tuhan ciptakan baginya, di mana manusia dan segala sesuatu saling bergantung satu sama lain. Sebagai contoh, tanaman menghembuskan gas yang memurnikan udara, dan manusia menghirup udara yang murni tersebut dan menarik manfaat darinya; namun beberapa tanaman beracun bagi manusia, sementara tanaman lainnya menangkal tanaman beracun tersebut. Inilah keajaiban ciptaan Tuhan! Namun, mari kita tinggalkan topik ini untuk saat ini; hari ini pembahasan kita terutama adalah tentang koeksistensi manusia dengan ciptaan lainnya, yang tanpanya manusia tidak bisa hidup. Apa makna penting Tuhan menciptakan segala sesuatu? Manusia tidak bisa hidup tanpa ciptaan lainnya, sama seperti manusia membutuhkan udara untuk hidup—jika engkau ditempatkan di ruang hampa udara, engkau akan segera mati. Ini adalah prinsip yang sangat sederhana yang menunjukkan bahwa manusia tidak bisa ada secara terpisah dengan ciptaan lainnya. Jadi, sikap apa yang seharusnya manusia miliki terhadap semua hal itu? Sikap yang menghargai, melindungi, dan memanfaatkan semua itu secara efisien, tidak menghancurkannya, tidak menyia-nyiakannya, dan tidak mengubah semua itu semaumu, karena segala sesuatu berasal dari Tuhan, semua itu adalah penyediaan-Nya bagi umat manusia, dan umat manusia harus memperlakukan semua itu dengan bertanggung jawab.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VII"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait