Melihat Tuhan Memelihara Umat Manusia dari Lingkungan Hidup Dasar yang Tuhan Ciptakan untuk Umat Manusia

14 Mei 2019

Dalam cara Tuhan mengatur lima kondisi dasar untuk kelangsungan hidup manusia ini, dapatkah engkau melihat bagaimana Dia memelihara umat manusia? (Ya.) Ini berarti, Tuhan adalah Pencipta semua kondisi paling mendasar demi kelangsungan hidup manusia, dan Tuhan juga mengelola serta mengendalikan hal-hal ini; bahkan sekarang, setelah ribuan tahun keberadaan manusia, Tuhan masih terus melakukan perubahan pada lingkungan hidup mereka, menyediakan lingkungan yang terbaik dan paling cocok bagi mereka sehingga hidup mereka dapat terpelihara dengan normal. Sampai kapankah situasi seperti itu dapat dipertahankan? Dengan kata lain, berapa lama Tuhan akan terus menyediakan lingkungan seperti itu? Itu akan berlangsung sampai Tuhan menyelesaikan pekerjaan pengelolaan-Nya sepenuhnya. Kemudian, Tuhan akan mengubah lingkungan hidup umat manusia. Mungkin Dia akan membuat perubahan-perubahan ini dengan metode-metode yang sama, atau mungkin juga dengan metode-metode yang berbeda, tetapi yang harus orang ketahui sekarang adalah Tuhan terus-menerus menyediakan kebutuhan-kebutuhan umat manusia; mengelola lingkungan hidup manusia; serta menjaga, melindungi dan memelihara lingkungan itu. Dengan lingkungan seperti itu, umat pilihan Tuhan mampu hidup secara normal dan menerima keselamatan, hajaran, dan penghakiman Tuhan. Segala sesuatu terus bertahan karena kedaulatan Tuhan, dan semua umat manusia terus bergerak maju karena penyediaan seperti itu dari Tuhan.

Apakah bagian terakhir dari persekutuan kita ini membawa pemikiran baru bagimu? Apakah engkau semua sekarang menyadari perbedaan terbesar antara Tuhan dan umat manusia? Pada akhirnya, siapakah penguasa segala sesuatu? Apakah manusia? (Bukan.) Lalu, apa perbedaan antara cara Tuhan dan manusia memperlakukan semua ciptaan? (Tuhan memerintah dan mengatur segala sesuatu, sementara manusia menikmati semuanya.) Apakah engkau semua setuju dengan ini? Perbedaan terbesar antara Tuhan dan umat manusia adalah Tuhan memerintah dan menyediakan untuk semua ciptaan. Dia adalah sumber dari segala sesuatu, dan sementara Tuhan menyediakan untuk semua ciptaan, umat manusia menikmatinya. Itu artinya, manusia menikmati segala sesuatu ketika dia menerima hidup yang Tuhan anugerahkan atas segala sesuatu. Tuhan adalah Penguasa, dan umat manusia menikmati hasil dari penciptaan Tuhan atas segala sesuatu. Lalu, dari sudut pandang segala sesuatu yang diciptakan Tuhan, apakah perbedaan antara Tuhan dan umat manusia? Tuhan dapat melihat dengan jelas hukum-hukum pertumbuhan segala sesuatu, dan Dia mengendalikan serta menguasai hukum-hukum ini. Artinya, segala sesuatu ada dalam pengamatan Tuhan dan dalam lingkup pengawasan-Nya. Dapatkah umat manusia melihat segala sesuatu? Apa yang dapat dilihat umat manusia terbatas pada apa yang tepat di depan mereka. Jika engkau mendaki gunung, yang engkau lihat hanyalah gunung itu. Engkau tidak dapat melihat apa yang ada di sisi lain gunung itu. Jika engkau pergi ke pantai, apa yang engkau lihat hanya satu sisi lautan, dan engkau tidak dapat mengetahui seperti apa sisi lautan yang lain. Jika engkau ke hutan, engkau dapat melihat tanaman yang di depanmu dan di sekelilingmu, tetapi engkau tidak dapat melihat lebih jauh ke depan. Manusia tidak dapat melihat tempat-tempat yang lebih tinggi, lebih jauh, dan lebih dalam. Yang bisa mereka lihat hanyalah apa yang tepat berada di depan mereka, dalam bidang penglihatan mereka. Bahkan meskipun manusia mengetahui hukum yang mengatur empat musim dalam setahun, atau hukum pertumbuhan segala sesuatu, mereka tetap tidak mampu mengelola atau menguasai segala sesuatu. Sebaliknya, cara Tuhan melihat semua ciptaan adalah seperti Dia melihat sebuah mesin yang Dia buat sendiri. Dia sangat mengenal tiap-tiap komponen dan setiap hubungan, prinsip-prinsipnya, polanya, dan tujuannya—Tuhan mengenal semua ini dengan sangat jelas. Oleh karena itu, Tuhan adalah Tuhan, dan manusia adalah manusia! Meskipun manusia mungkin mendalami penelitiannya atas ilmu pengetahuan dan hukum yang mengatur segala sesuatu, penelitian itu lingkupnya terbatas, sedangkan Tuhan mengendalikan segalanya. Bagi manusia, kendali Tuhan tidak terbatas. Manusia dapat menghabiskan seluruh hidupnya meneliti perbuatan terkecil Tuhan tanpa mencapai hasil yang nyata. Inilah sebabnya, jika engkau hanya menggunakan pengetahuan dan apa yang telah engkau pelajari untuk mempelajari Tuhan, engkau tidak akan pernah mampu mengenal Tuhan atau memahami Dia. Namun, jika engkau memilih cara untuk mencari kebenaran dan mencari Tuhan, serta memandang Tuhan dari sudut pandang untuk mengenal Tuhan, maka, suatu hari, engkau akan mengakui bahwa perbuatan-perbuatan dan hikmat Tuhan ada di mana-mana, dan engkau akan mengetahui mengapa Tuhan disebut Penguasa segala sesuatu dan sumber kehidupan bagi segala sesuatu. Semakin engkau memperoleh pemahaman seperti itu, semakin engkau akan memahami mengapa Tuhan disebut Penguasa segala sesuatu. Segala sesuatu dan semuanya, termasuk dirimu, secara terus-menerus menerima aliran penyediaan Tuhan yang stabil. Engkau juga akan mampu dengan jelas merasakan bahwa di dunia ini, dan di antara umat manusia ini, tidak ada seorang pun selain Tuhan yang memiliki kemampuan dan esensi untuk memerintah, mengelola, dan memelihara keberadaan segala sesuatu. Ketika engkau mencapai pemahaman ini, engkau akan sungguh-sungguh mengakui bahwa Tuhan itu adalah Tuhanmu. Ketika engkau mencapai titik ini, engkau akan menerima Tuhan dengan sungguh-sungguh dan mengizinkan Dia menjadi Tuhanmu dan Penguasamu. Ketika engkau telah memperoleh pemahaman seperti itu dan hidupmu telah mencapai titik seperti itu, Tuhan tidak akan mengujimu dan menghakimimu lagi, Dia juga tidak akan memberimu tuntutan apa pun, karena engkau akan memahami Tuhan, akan mengenal hati-Nya, dan telah menerima Dia dengan sungguh-sungguh di dalam hatimu. Ini adalah alasan penting untuk bersekutu tentang topik-topik kekuasaan dan pengelolaan Tuhan atas segala sesuatu ini. Melakukan hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman lebih kepada orang-orang—bukan hanya untuk membuatmu mengakui, tetapi juga untuk membuatmu mengetahui dan memahami perbuatan-perbuatan Tuhan dalam cara-cara yang lebih praktis.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VIII"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait