Lingkungan Hidup Dasar yang Diciptakan Tuhan bagi Umat Manusia:Udara

14 Mei 2019

Pertama, Tuhan menciptakan udara supaya manusia dapat bernapas. Udara adalah zat yang bersentuhan langsung dengan manusia setiap hari dan manusia menggantungkan diri padanya dari waktu ke waktu, bahkan selagi tidur. Udara yang Tuhan ciptakan sangat penting bagi umat manusia: itu penting bagi tiap helaan napas mereka dan bagi hidup itu sendiri. Zat ini, yang hanya dapat dirasa, tetapi tidak dapat dilihat, adalah anugerah pertama Tuhan kepada segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Namun, setelah menciptakan udara, apakah Tuhan berhenti, menganggap pekerjaan-Nya selesai? Atau apakah Tuhan memikirkan kerapatan udara itu? Apakah Tuhan memikirkan apa yang harus dikandung udara? (Ya.) Apa yang Tuhan pikirkan ketika Dia menciptakan udara? Mengapa Tuhan menciptakan udara, dan apa pemikiran-Nya? Manusia membutuhkan udara—mereka perlu bernapas. Pertama-tama, kerapatan udara harus sesuai untuk paru-paru manusia. Apakah ada yang tahu kerapatan udara? Sesungguhnya, tidak ada kepentingan khusus bagi orang untuk mengetahui angka atau data untuk menjawab pertanyaan ini, dan memang, tidak perlu tahu jawabannya―memiliki gagasan umum saja sudah cukup. Tuhan menciptakan udara dengan kerapatan yang paling cocok untuk paru-paru manusia bernapas. Artinya, Dia menciptakan udara agar itu dapat memasuki tubuh manusia dengan mudah melalui napas mereka, dan supaya itu tidak akan membahayakan tubuh saat bernapas. Inilah pertimbangan Tuhan saat Dia menciptakan udara. Selanjutnya, kita akan membicarakan tentang kandungan udara. Kandungan udara tidak beracun bagi manusia dan tidak akan merusak paru-paru atau bagian tubuh lain. Tuhan harus mempertimbangkan semua ini. Tuhan harus mempertimbangkan bahwa udara yang dihirup manusia harus keluar-masuk tubuh dengan lancar, dan bahwa, setelah dihirup, natur dan kuantitas substansi di dalam udara harus sedemikian rupa sehingga darah, dan udara buangan di paru-paru dan tubuh secara keseluruhan, bisa dimetabolisme dengan baik. Selain itu, Tuhan harus mempertimbangkan agar udara tidak mengandung racun sama sekali. Tujuan-Ku memberitahumu tentang kedua standar untuk udara ini bukan untuk menjejalimu dengan pengetahuan tertentu, tetapi untuk menunjukkan kepadamu bahwa Tuhan menciptakan setiap hal di dalam ciptaan-Nya sesuai dengan pertimbangan-Nya sendiri, dan semua yang diciptakan-Nya adalah yang terbaik yang memungkinkan. Lebih jauh lagi, mengenai jumlah debu di udara; dan jumlah debu, pasir, serta tanah di bumi; termasuk jumlah debu yang melayang turun dari langit ke bumi—Tuhan juga memiliki cara-Nya untuk mengelola semua ini, cara untuk membersihkannya atau membuatnya hancur. Sekalipun ada sejumlah debu, Tuhan membuatnya sedemikian rupa sehingga debu itu tidak akan mencelakai tubuh dan pernapasan manusia, dan Dia membuat ukuran partikel debu tersebut tidak akan sampai membahayakan tubuh. Tidakkah penciptaan Tuhan atas udara ini misterius? Apakah itu hal sederhana, seperti meniupkan udara dari mulut-Nya? (Tidak.) Bahkan dalam ciptaan-Nya yang paling sederhana pun, misteri, cara kerja pikiran-Nya, cara berpikir-Nya, dan hikmat-Nya jelas terlihat. Bukankah Tuhan itu praktis? (Ya, benar.) Ini berarti bahwa bahkan dalam menciptakan sesuatu yang sederhana, Tuhan memikirkan manusia. Pertama-tama, udara yang dihirup manusia itu bersih, dan kandungannya cocok untuk pernapasan manusia, tidak beracun dan tidak membahayakan manusia; demikian juga, kerapatannya tepat untuk pernapasan manusia. Udara ini, yang terus-menerus dihirup dan diembuskan manusia, penting bagi tubuh manusia, daging manusia. Inilah sebabnya manusia dapat bernapas dengan bebas, tanpa kendala atau kekhawatiran. Jadi, mereka dapat bernapas dengan normal. Udara adalah hal yang Tuhan ciptakan di awal dan hal yang sangat diperlukan untuk pernapasan manusia.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VIII"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Tinggalkan Balasan