Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (2) Pasal Empat

Bab Tiga: Mempersekutukan Prinsip-prinsip Kebenaran yang Seharusnya Dipahami agar Dapat Melaksanakan Setiap Tugas dengan Baik (Bagian Satu)

Pemimpin Palsu Hanya Dapat Mengucapkan Kata-kata dan Doktrin untuk Menasihati Orang

Selanjutnya, kita akan mempersekutukan tanggung jawab ketiga dari pemimpin dan pekerja, yakni mempersekutukan prinsip-prinsip kebenaran yang seharusnya dipahami agar dapat melaksanakan setiap tugas dengan baik. Ini merupakan pekerjaan penting dan mendasar dari pemimpin dan pekerja, dan kita akan mempersekutukan serta menganalisis berbagai perwujudan dari pemimpin palsu berdasarkan tanggung jawab ini. Kemampuan seorang pemimpin atau pekerja untuk mempersekutukan secara jelas prinsip-prinsip kebenaran yang harus dipahami seseorang agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik adalah indikator terbaik apakah mereka memiliki kenyataan kebenaran, serta merupakan kunci untuk menentukan apakah mereka dapat melakukan pekerjaan yang nyata. Sekarang, mari kita lihat bagaimana pemimpin palsu menangani pekerjaan tersebut. Salah satu ciri para pemimpin palsu adalah ketidakmampuan mereka untuk menjelaskan atau mengklarifikasi secara menyeluruh masalah apa pun yang berkaitan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Jika orang mencari dari para pemimpin palsu, mereka hanya dapat memberi tahu orang-orang itu beberapa kata-kata dan doktrin kosong. Ketika dihadapkan pada masalah yang memerlukan penyelesaian, mereka sering kali merespons dengan pernyataan seperti, "Kalian semua ahli dalam melaksanakan tugas ini. Jika kalian memiliki masalah, kalian harus menyelesaikannya sendiri. Jangan bertanya kepadaku; aku bukan ahlinya, dan aku tidak mengerti. Tanganilah sendiri." Ada orang-orang yang mungkin menanggapi, "Kami bertanya kepadamu karena kami tidak mampu menyelesaikan masalah; kami tidak akan bertanya kepadamu jika kami mampu menyelesaikannya. Kami tidak memahami masalah yang berkaitan dengan prinsip-prinsip kebenaran ini." Para pemimpin palsu menjawab, "Bukankah aku sudah memberitahumu prinsip-prinsipnya? Laksanakan tugasmu sendiri dengan baik, dan jangan membuat kekacauan atau gangguan. Apa yang masih kautanyakan? Tanganilah sebagaimana yang kauanggap baik! Firman Tuhan telah diucapkan: Utamakan kepentingan rumah Tuhan." Orang-orang itu dibiarkan bingung sepenuhnya, berpikir, "Ini bukan solusi untuk masalahnya!" Beginilah cara para pemimpin palsu memperlakukan pekerjaan; mereka hanya memeriksanya, bersikap asal-asalan, dan tidak pernah mengatasi masalah. Masalah apa pun yang orang-orang kemukakan, para pemimpin palsu menyuruh mereka untuk mencari kebenaran sendiri. Mereka sering bertanya kepada orang-orang, "Apakah kau memiliki masalah? Bagaimana jalan masuk kehidupanmu? Apakah kau melaksanakan tugasmu dengan sikap yang asal-asalan?" Orang-orang itu menjawab, "Terkadang, aku mendapati diriku dalam keadaan asal-asalan, dan melalui doa, aku menyelesaikannya dan mengubah diriku, tetapi aku masih tidak memahami prinsip-prinsip kebenaran ketika melaksanakan tugasku." Para pemimpin palsu berkata, "Bukankah aku telah mempersekutukan prinsip-prinsip yang spesifik kepadamu di pertemuan terakhir? Aku bahkan memberimu beberapa bagian firman Tuhan. Bukankah seharusnya kau sudah mengerti sekarang?" Sebenarnya, mereka memahami semua doktrin, tetapi mereka tetap tidak mampu menyelesaikan masalah mereka. Para pemimpin palsu bahkan mengucapkan perkataan yang terdengar muluk, "Mengapa kau tidak mampu menyelesaikannya? Kau hanya belum membaca firman Tuhan secara menyeluruh. Jika kau lebih banyak berdoa dan membaca firman Tuhan, semua masalahmu akan terselesaikan. Kalian harus belajar untuk berdiskusi dan menemukan jalan bersama-sama, barulah masalah kalian pada akhirnya akan terselesaikan. Mengenai masalah profesional, jangan tanyakan kepadaku; tanggung jawabku adalah memeriksa pekerjaan. Aku telah menyelesaikan tugasku, dan sisanya berkaitan dengan masalah profesional yang tidak kupahami." Para pemimpin palsu sering kali menggunakan alasan dan dalih seperti, "Aku tidak mengerti, aku tidak pernah mempelajarinya, aku bukan ahlinya" untuk mengelabui orang-orang dan menghindari pertanyaan. Mereka mungkin kelihatannya rendah hati; tetapi, hal ini menyingkapkan adanya masalah serius dengan para pemimpin palsu itu. Mereka sama sekali tidak memahami masalah yang berkaitan dengan pengetahuan profesional dalam tugas-tugas tertentu, mereka merasa tidak berdaya dan tampak sangat canggung dan malu. Jadi, apa yang mereka lakukan? Mereka hanya dapat mengumpulkan beberapa bagian dari firman Tuhan untuk dipersekutukan kepada semua orang selama pertemuan, membahas beberapa doktrin untuk menasihati orang-orang. Para pemimpin dengan sedikit kebaikan mungkin menunjukkan kepedulian kepada orang-orang dan bertanya kepada mereka dari waktu ke waktu, "Apakah kau menghadapi kesulitan dalam kehidupanmu akhir-akhir ini? Apakah kau punya cukup pakaian untuk dipakai? Apakah ada di antaramu yang berperilaku buruk?" Jika semua orang berkata bahwa mereka tidak memiliki masalah-masalah tersebut, mereka menjawab, "Kalau begitu tidak ada masalah. Lanjutkan pekerjaanmu; aku ada urusan lain yang harus kukerjakan," dan buru-buru pergi, takut seseorang akan mengajukan pertanyaan dan meminta mereka untuk menjawabnya, sehingga menempatkan mereka dalam situasi yang memalukan. Seperti inilah cara kerja pemimpin palsu—mereka tidak mampu menyelesaikan masalah nyata apa pun. Bagaimana mereka bisa melaksanakan pekerjaan gereja secara efektif? Akibatnya, tumpukan masalah yang tidak terselesaikan pada akhirnya menghambat pekerjaan gereja. Inilah ciri dan perwujudan yang menonjol dari cara kerja para pemimpin palsu.

Dalam pekerjaannya, pemimpin palsu hanya bersemangat untuk berkhotbah, mereka paling suka mengucapkan kata-kata dan doktrin, serta mengucapkan perkataan yang menasihati dan menghibur orang lain. Pemimpin palsu beranggapan selama mereka dapat membuat orang bersemangat dan sibuk dalam melaksanakan tugasnya, itu artinya mereka telah melakukan pekerjaannya dengan baik. Selain itu, pemimpin palsu sangat peduli dengan keadaan kehidupan sehari-hari setiap orang, seringkali bertanya apakah ada kesulitan yang dihadapi, dan jika memang ada, mereka bersedia membantu menyelesaikannya. Pemimpin palsu benar-benar menyibukkan diri dengan urusan-urusan umum ini, terkadang sampai terlambat makan, sering tidur larut malam dan bangun pagi-pagi. Mengingat kesibukan dan kerja keras mereka, mengapa persoalan dalam pekerjaan gereja dan kesulitan yang dihadapi oleh umat pilihan Tuhan dalam melaksanakan tugasnya tetap tidak terselesaikan? Ini karena pemimpin palsu tidak pernah bisa menerangkan secara jelas prinsip-prinsip kebenaran yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas. Kata-kata dan doktrin, serta nasihat yang disampaikannya sama sekali tidak efektif dan tidak dapat menyelesaikan persoalan yang nyata. Sebanyak apa pun pemimpin itu berbicara atau betapa pun sibuk atau letihnya mereka, pekerjaan gereja tidak pernah mengalami kemajuan. Meskipun sekilas tampaknya setiap orang melaksanakan tugasnya, mereka tidak mencapai banyak hasil yang nyata karena pemimpin palsu tidak mampu mempersekutukan prinsip-prinsip kebenaran yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas, atau menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang nyata. Itulah sebabnya, mereka tidak mampu menyelesaikan banyak masalah yang timbul dalam pelaksanaan tugasnya. Misalnya, suatu saat rumah Tuhan perlu mencetak buku-buku firman Tuhan, dan pemimpin palsu harus memilih dua orang sebagai penanggung jawab untuk tugas ini. Standar apa yang digunakan untuk memilihnya? Mereka harus memiliki kemanusiaan yang relatif baik, dapat diandalkan, dan mampu menanggung risiko. Setelah kedua orang tersebut dipilih, pemimpin palsu berkata kepada mereka, "Hari ini, aku memanggil engkau berdua untuk memercayakan sebuah tugas kepadamu: Rumah Tuhan mempunyai sebuah buku yang perlu dicetak, dan aku ingin engkau berdua mencari percetakan, dan setelah semuanya dicetak, engkau harus segera membagikannya ke tangan umat pilihan Tuhan supaya mereka dapat makan dan minum firman Tuhan tanpa menundanya lagi. Apakah engkau berdua bertekad untuk melaksanakan tugas ini? Apakah engkau berdua bersedia menanggung beban dan risiko?" Kedua orang itu merasa yakin bahwa Tuhan sedang mengangkat mereka, jadi mereka menjawab ya. Lalu pemimpin itu bertanya kepada mereka, "Apakah engkau berdua bertekad untuk memenuhi amanat Tuhan? Apakah engkau bersedia untuk bersumpah?" Kedua orang itu kemudian bersumpah, dan berkata, "Jika kami tidak bisa memenuhi amanat Tuhan dan mengacaukan tugas ini, serta menyebabkan pekerjaan rumah Tuhan menderita kerugian, biarlah kami disambar petir dan guntur dari surga. Amin!" Pemimpin itu berkata, "Kita juga perlu mempersekutukan kebenaran. Apakah pekerjaan yang sedang kaulakukan sekarang dianggap sebagai bisnis? Apakah engkau semua diminta untuk bekerja sebagai karyawan?" Kedua orang itu menjawab, "Tidak, ini adalah tugas kami." Pemimpin itu berkata, "Karena ini adalah tugasmu berdua, engkau semua harus membalas kasih Tuhan. Engkau tidak boleh mengecewakan Tuhan atau membuat-Nya khawatir. Bersedia menanggung risiko saja tidak cukup; engkau harus melaksanakan tugasmu dengan setia. Ketika menghadapi masalah, engkau berdua harus merundingkannya dan lebih banyak berdoa. Jangan bertindak semaunya atau mengambil keputusan sendiri. Mengapa aku memasangkan engkau berdua? Supaya engkau berdua dapat mendiskusikan berbagai hal ketika timbul masalah sehingga mudah bagimu untuk mengambil tindakan. Jika engkau berdua tidak mencapai kesepakatan, berdoalah. Masing-masing harus mengesampingkan pendapat pribadinya, dan hanya bertindak ketika mencapai kesepakatan. Aku berharap engkau bisa menyelesaikan pekerjaan ini dengan sukses!" Akhirnya, pemimpin tersebut menemukan satu bagian firman Tuhan tentang bagaimana melaksanakan tugas dengan baik, dan mereka bertiga mendoa-bacakannya beberapa kali. Dengan demikian, pekerjaan tersebut dianggap telah dipercayakan kepada kedua orang itu, dan tanggung jawab pemimpin dianggap telah selesai. Bagaimana kinerja pemimpin tersebut dalam pekerjaan ini? Pemimpin tersebut merasa sangat puas, begitu pula dengan kedua orang itu. Orang-orang yang melihatnya berkomentar, "Pemimpin ini benar-benar tahu beberapa hal tentang menyelesaikan pekerjaan; ucapannya tersusun dengan baik dan cukup beralasan, dan mereka melakukan segala sesuatunya langkah demi langkah. Pertama, pemimpin tersebut memberikan tugas kepada kedua orang itu, kemudian menyelesaikan masalah terkait pemikiran dan pandangan mereka, dan terakhir, berbicara dengan tegas, menyuruh mereka bersumpah dan berjanji. Pemimpin itu benar-benar melakukan pekerjaannya secara sistematis, dan memang layak disebut pemimpin—berpengalaman dan memikul beban." Pada akhirnya pemimpin itu berkata kepada mereka, "Ingatlah ini: mencetak buku bukanlah tugas yang mudah, bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh orang biasa. Bukan aku atau rumah Tuhan yang memercayakan pekerjaan ini kepada engkau berdua; ini adalah amanat dari Tuhan. Engkau berdua tidak boleh mengecewakan-Nya. Selama engkau berdua menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik, hidupmu akan mengalami kemajuan, dan engkau akan memiliki kenyataan." Secara teoretis, pada prinsipnya tidak ada masalah dengan perkataan tersebut, dan perkataan itu pada dasarnya benar. Karena itu, mari kita menganalisis masalah ini dan memeriksa di mana letak "kepalsuan" yang terwujud dalam diri pemimpin palsu tersebut. Apakah ada arahan dari pemimpin palsu itu tentang berbagai persoalan yang mendetail, seperti aspek profesional dan teknis yang berkaitan dengan tugas ini? Apakah mereka mempersekutukan prinsip-prinsip kebenaran yang spesifik atau standar yang diperlukan? (Tidak.) Mereka hanya mengucapkan kata-kata kosong dan tidak berarti—perkataan yang sering diucapkan banyak orang, kata-kata yang tidak berbobot. Karena pemimpin itu yang berbicara secara langsung dan memberikan instruksi, orang-orang menganggap kata-kata tersebut lebih berbobot dari perkataan biasa, padahal kenyataannya, itu hanya pembicaraan yang tidak relevan dan sama sekali tidak ada pengaruhnya dalam menyelesaikan masalah sebenarnya terkait pencetakan buku. Jadi, apa saja persoalan-persoalan spesifik sehubungan dengan pencetakan buku? Kita sebaiknya membahasnya dan memeriksa apakah pekerjaan yang dilakukan pemimpin tersebut merupakan pekerjaan pemimpin palsu.

Pencetakan buku mencakup tata letak, kemudian memeriksa dan mengoreksi teks, pemformatan daftar isi dan teks utama, serta pemilihan berat kertas, warna, dan kualitasnya. Ada juga bahan sampul, apakah sampulnya harus lunak atau keras, serta desain, warna, pola, dan jenis huruf untuk sampul. Terakhir, ada proses penjilidan, apakah harus menggunakan perekat atau jahitan. Semua ini adalah persoalan yang termasuk dalam ruang lingkup pencetakan buku. Apakah pemimpin palsu membahas salah satu dari hal ini? (Tidak.) Masalah lainnya adalah menemukan perusahaan percetakan: apakah mesin percetakan dan penjilidannya sudah canggih, bagaimana kualitas pencetakan dan penjilidannya, serta bagaimana harganya—bukankah mereka seharusnya memberikan petunjuk untuk semua itu, juga prinsip dan ruang lingkupnya? Jika pemimpin berkata "Aku tidak mengerti semua itu; terserah saja," apakah mereka bisa menjadi pemimpin yang berguna? Apakah kata-kata tidak relevan yang mereka ucapkan bisa menggantikan berbagai masalah detail yang tercakup dalam pencetakan buku? (Tidak.) Namun, pemimpin palsu ini merasa yakin bahwa kata-kata itu bisa menggantikannya. Mereka berpikir, "Aku telah mempersekutukan begitu banyak kebenaran, dan aku telah memberitahu mereka semua prinsipnya. Mereka seharusnya mengerti hal-hal semacam ini!" Kata "seharusnya" ini adalah logika dan metode pemimpin palsu ini dalam memecahkan masalah. Pada akhirnya, ketika buku-buku itu dicetak, karena kertas yang berkualitas rendah dan terlalu tipis, teksnya terlihat di kedua sisi, membuatnya sangat sulit dan berat bagi orang tua atau mereka yang penglihatannya buruk untuk membacanya. Selain itu, ada masalah pada tahap terakhir, yaitu proses penjilidan—apakah proses penjilidannya memenuhi standar atau tidak memengaruhi kualitas dan umur buku secara keseluruhan. Karena pemimpin tidak memberikan instruksi, dan orang-orang yang melakukan pekerjaan tersebut tidak memiliki prinsip dan pengalaman, serta terlibat dalam tawar-menawar yang tidak bertanggung jawab, perusahaan percetakan melakukan pekerjaan yang buruk dan menggunakan material yang rendah mutunya untuk menghemat biaya. Akhirnya, ketika didistribusikan kepada saudara-saudari, buku-buku tersebut jilidannya mulai longgar dalam waktu dua bulan. Sampul dan halamannya lepas, dan seluruh pekerjaan pencetakan tersebut sia-sia. Siapa yang bertanggung jawab atas hal ini? Jika ada yang harus dimintai pertanggungjawaban, pihak yang harus bertanggung jawab secara langsung adalah dua orang yang ditugasi untuk mencetak buku-buku tersebut, dan tanggung jawab tidak langsung ada pada pemimpin palsu. Namun, pemimpin palsu itu masih saja mempunyai alasan, dan berkata: "Engkau tidak bisa menyalahkanku atas buruknya pekerjaan ini; aku juga tidak mengerti! Aku tidak pernah mencetak buku, dan aku tidak mempunyai perusahaan percetakan. Lalu bagaimana aku bisa tahu tentang semua ini?" Apakah alasan ini bisa dipertahankan? Sebagai seorang pemimpin, pekerjaan ini termasuk dalam lingkup tanggung jawabmu. Entah pekerjaan itu berkaitan dengan sebuah profesi, keterampilan, pengetahuan tertentu atau kebenaran, engkau tidak perlu memahami setiap bagiannya, tetapi apakah engkau sudah berusaha untuk mempelajari hal-hal yang tidak kauketahui? Apakah engkau sudah memenuhi tanggung jawabmu dengan serius dan penuh kesungguhan? Mungkin ada yang berkata, "Aku ingin memenuhi tanggung jawabku, tetapi aku juga tidak mengerti hal ini. Betapa pun kerasnya aku berusaha untuk belajar, aku tetap tidak dapat memahaminya!" Ini berarti sebagai pemimpin, engkau tidak memenuhi standar; engkau adalah pemimpin palsu yang sesungguhnya. Saudara-saudari merasa agak kesal karena kualitas buku yang buruk, dan berkata, "Meskipun buku-buku ini gratis, kualitasnya sangat buruk! Bagaimana pemimpin ini melaksanakan tugasnya? Bagaimana mereka melakukan pekerjaan ini?" Ketika mendengarnya, pemimpin itu merespons, "Mengapa engkau menyalahkan aku? Aku bukan pemilik percetakannya, dan aku bukan penentu keputusan. Lagipula, bukankah ini menghemat uang untuk rumah Tuhan? Apakah salah menghemat untuk rumah Tuhan?" Perkataan pemimpin itu benar, tidak salah; pemimpin tidak perlu bertanggung jawab secara hukum. Akan tetapi, ada satu masalah, yaitu uang yang dihabiskan untuk mencetak buku terbuang sia-sia. Buku-buku yang didistribusikan kepada saudara-saudari jilidannya mulai longgar dan halamannya lepas dalam dua bulan. Siapa yang harus menanggung akibatnya? Bukankah ini adalah tanggung jawab pemimpin? Hal ini terjadi dalam lingkup pekerjaanmu selama engkau menjabat sebagai pemimpin, jadi bukankah engkau seharusnya bertanggung jawab? Engkau harus menanggung kesalahan itu; engkau tidak bisa menghindar dari tanggung jawabmu! Bahkan ada yang mungkin berbicara dengan cara yang tidak masuk akal, dan berkata, "Aku belum pernah melakukan pekerjaan ini sebelumnya! Apakah aku tidak boleh melakukan kesalahan pada pekerjaan yang belum pernah kulakukan?" Dari pernyataan ini saja, engkau tidak layak untuk pekerjaanmu, dan engkau harus diberhentikan. Engkau tidak pantas menjadi pemimpin; engkau adalah pemimpin palsu yang sesungguhnya. Mengucapkan banyak kata yang terdengar menyenangkan, tetapi tidak melakukan pekerjaan nyata sedikit pun—inilah perwujudan paling jelas dari seorang pemimpin palsu.

Sejumlah pemimpin palsu tidak mampu melakukan setiap aspek pekerjaan nyata dengan baik dan konkret dengan cara yang membumi. Mereka hanya bisa menangani beberapa urusan umum, lalu merasa bahwa dirinya adalah pemimpin yang memenuhi standar, merasa dirinya hebat, dan mereka sering membanggakan diri dengan berkata, "Aku harus memikirkan segala hal di gereja dan harus menangani setiap masalah. Apakah gereja bisa berjalan tanpa diriku? Jika aku tidak mengadakan pertemuan untuk engkau semua, bukankah engkau semua akan menjadi seperti tumpukan pasir yang tercerai-berai? Jika aku tidak memantau dan membantu menjaga pekerjaan pembuatan film, bukankah akan selalu ada orang yang mengganggu? Apakah pekerjaan pembuatan film bisa berjalan dengan lancar? Meskipun aku bukan seorang ahli dalam membuat lagu pujian, jika aku tidak sering datang untuk memeriksa pekerjaan engkau semua, mendukungmu, dan mengadakan pertemuan untuk engkau semua, apakah engkau semua bisa menghasilkan lagu-lagu pujian itu? Berapa lama waktu yang akan engkau semua butuhkan untuk memahaminya?" Pernyataan-pernyataan tersebut mungkin tampak masuk akal dan benar, tetapi jika engkau perhatikan dengan saksama, bagaimana kemajuan berbagai pekerjaan profesional yang diawasi oleh pemimpin palsu ini? Apakah mereka mampu mempersekutukan prinsip kebenaran dengan jelas? (Tidak.) Suatu ketika, sebuah tim produksi film mencari solusi terkait warna kostum. Mereka mengambil beberapa foto tak bergerak, dengan latar belakang dan orang-orang dalam foto itu berbeda, tetapi warna kostumnya pada dasarnya dalam skema warna yang sama—semuanya bernuansa abu-abu tanah dan kuning tanah. Aku bertanya, "Apa yang terjadi? Mengapa mereka memakai warna-warna ini?" Mereka menjawab bahwa warna-warna itu sengaja dipilih, dan mereka mencarinya di pasar dengan susah payah. Aku bertanya, "Mengapa engkau memilih warna-warna itu? Apakah Yang di Atas memberikan instruksi tentang hal itu? Bukankah Yang di Atas menginstruksikanmu untuk menggunakan berbagai warna, dan warna-warna itu harus bermartabat dan pantas? Bagaimana hasilnya bisa seperti ini?" Akhirnya, setelah ditelusuri, ada yang berkata, "Warna-warna lain tidak tampak cukup bermartabat dan pantas, atau tidak seperti yang dikenakan oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan atau orang kudus. Hanya skema warna ini yang terlihat lebih sesuai dengan yang seharusnya dikenakan oleh orang percaya. Jadi, semua orang sepakat bahwa mengenakan pakaian dengan warna seperti ini adalah yang paling memuliakan Tuhan dan paling mewakili citra rumah Tuhan." Aku berkata, "Aku tidak pernah mengatakan kepada engkau semua untuk mengenakan pakaian dengan warna-warna ini. Ada banyak warna yang bermartabat dan pantas. Pikirkan betapa indahnya pelangi yang Tuhan tetapkan sebagai tanda perjanjian-Nya dengan umat manusia. Ada merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu—semua warna ada, kecuali warna yang engkau semua pakai. Mengapa engkau semua memilih warna-warna itu?" Apakah pemimpin mereka melakukan pekerjaan nyata dengan memeriksa persoalan tersebut? Aku berani mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak melakukannya. Jika pemimpin itu memiliki pemahaman yang murni dan sungguh-sungguh memahami kebenaran serta tuntutan Tuhan, anggota tim produksi film tidak akan memilih kostum seperti itu dan berkonsultasi kepada Yang di Atas tentang hal tersebut. Persoalan tentang kostum ini seharusnya dapat diselesaikan sendiri secara internal, tetapi pemimpin palsu itu tidak mampu menyelesaikannya, dan justru dengan tidak tahu malu meminta petunjuk kepada Yang di Atas tentang hal itu. Bukankah orang seperti itu seharusnya dipangkas? Masalah sesederhana ini saja tidak bisa diselesaikan oleh pemimpin palsu—apa gunanya mereka? Engkau hanyalah seonggok sampah! Engkau diminta untuk memuliakan Tuhan dan memberi kesaksian tentang Dia, tetapi pada akhirnya engkau justru mempermalukan Tuhan. Bukankah engkau memahami banyak hal? Bukankah engkau bisa berbicara banyak tentang pengetahuan dan doktrin? Lalu mengapa semua doktrin dan pengetahuan itu tidak berfungsi dalam situasi ini? Bagaimana bisa engkau gagal menyelesaikan dan melakukan pemeriksaan terkait masalah kostum ini? Apakah engkau telah berpengaruh sebagaimana yang seharusnya sebagai seorang pemimpin? Apakah engkau telah memenuhi tanggung jawab yang seharusnya sebagai seorang pemimpin? Ini adalah perwujudan dari pemimpin palsu. Dalam setiap tugas yang spesifik, pemimpin palsu tidak memiliki pemahaman tentang prinsip-prinsipnya. Mereka tidak mampu melakukan koreksi dan penyelesaian yang tepat waktu terhadap masalah-masalah yang disebabkan oleh pemahaman yang menyimpang tentang kebenaran, juga tidak mampu membuat orang-orang dapat menemukan arah dan jalan melalui masalah tersebut. Pemimpin palsu hanya mengucapkan kata-kata dan doktrin serta meneriakkan slogan, mereka tidak mampu melakukan pekerjaan nyata sedikit pun.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh

Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (2) Pasal Empat

00:00
00:00
Sebelumnya
Putar
Selanjutnya
Ulangi Semua
随机播放
Bisukan
Tonton Video