Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 385

02 Januari 2021

Satu-satunya sikap yang makhluk ciptaan harus miliki terhadap Penciptanya adalah ketaatan, ketaatan tanpa syarat. Ini adalah sesuatu yang mungkin tidak mampu diterima oleh beberapa orang di masa kini. Mereka berkata: "Bagaimana bisa tanpa syarat? Firman Tuhan harus selalu masuk akal, dan Dia harus selalu memiliki alasan dalam melakukan sesuatu. Tuhan harus selalu memberi orang cara untuk bertahan hidup, Dia harus selalu bertindak secara masuk akal dan adil, dan Dia tidak boleh mengabaikan perasaan manusia." Jika engkau sanggup mengucapkan perkataan seperti ini, bahkan engkau sebenarnya berpikir seperti ini, maka engkau jauh dari mampu untuk menaati Tuhan. Sementara manusia menerima penyediaan dan penyiraman dari firman Tuhan, manusia sebenarnya sedang mempersiapkan satu hal. Apakah itu? Yakni bahwa pada akhirnya manusia akan mampu mencapai ketundukan yang mutlak dan tanpa syarat kepada Tuhan, di mana saat mencapai titik ini, engkau, ciptaan ini, telah mencapai standar yang dituntut darimu. Terkadang, Tuhan dengan sengaja melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan gagasanmu, yang bertentangan dengan apa yang engkau inginkan, atau yang bahkan tampak bertentangan dengan prinsip, atau dengan perasaan, kemanusiaan, atau sentimen manusia, membuatmu tidak mampu menerimanya dan tidak mampu memahaminya. Dari segi mana pun engkau melihatnya, itu terlihat tidak benar, engkau sama sekali tidak dapat menerimanya, dan engkau merasa apa yang Dia lakukan tidaklah masuk akal. Jadi apakah tujuan Tuhan melakukan hal-hal ini? Untuk mengujimu. Engkau tidak perlu mendiskusikan bagaimana dan mengapa Tuhan melakukan apa yang Dia lakukan; satu-satunya yang perlu engkau lakukan adalah mempertahankan keyakinanmu bahwa Dia adalah kebenaran, dan mengakui bahwa Dia adalah Penciptamu, bahwa Dia adalah Tuhanmu. Ini jauh lebih tinggi dari semua kebenaran, lebih tinggi dari semua hikmat dunia, dari apa yang manusia sebut moralitas, etika, pengetahuan, pendidikan, falsafah, atau budaya tradisional, dan bahkan lebih tinggi dari kasih sayang atau persahabatan, atau yang disebut cinta di antara manusia—ini sungguh lebih tinggi daripada semua hal lainnya. Jika engkau tidak dapat memahami hal ini, cepat atau lambat, ketika sesuatu terjadi atasmu, kemungkinan besar engkau akan memberontak terhadap Tuhan dan murtad, sebelum akhirnya bertobat dan menyadari keindahan Tuhan, dan menyadari arti pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam dirimu, atau, lebih buruk lagi, engkau mungkin tersandung dan jatuh karenanya. ... Terlepas dari berapa lama seseorang telah percaya kepada Tuhan, berapa jauh jalan yang telah mereka tempuh, berapa banyak pekerjaan yang telah mereka lakukan dan berapa banyak tugas yang telah mereka laksanakan, sepanjang waktu ini telah mempersiapkan mereka untuk satu hal: supaya engkau pada akhirnya mampu mencapai ketundukan yang mutlak dan tanpa syarat kepada Tuhan. Jadi apakah artinya "tanpa syarat"? Artinya mengabaikan pembenaran pribadimu, mengabaikan pemikiran objektifmu, dan tidak berbantah tentang apa pun: engkau adalah makhluk ciptaan, dan engkau tidak layak. Ketika engkau berbantah dengan Tuhan, engkau berada di posisi yang salah; ketika engkau berusaha untuk membenarkan dirimu sendiri di hadapan Tuhan, sekali lagi, engkau berada di posisi yang salah; ketika engkau berdebat dengan Tuhan, ketika engkau ingin bertanya alasannya, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, jika engkau tidak dapat taat tanpa memahami terlebih dahulu, dan hanya akan tunduk begitu semuanya jelas bagimu, engkau sekali lagi berada di posisi yang salah. Jika posisimu salah, apakah ketaatanmu kepada Tuhan mutlak? Apakah engkau merupakan makhluk ciptaan di pikiran Tuhan atau bukan? Apakah engkau memperlakukan Tuhan sebagaimana seharusnya Tuhan diperlakukan? Sebagai Tuhan atas segala ciptaan? Tidak, itulah sebabnya Tuhan tidak mengakui dirimu. Hal-hal apakah yang dapat memampukanmu untuk mencapai ketaatan yang mutlak dan tanpa syarat kepada Tuhan? Bagaimana hal ini dapat kaualami? Di satu sisi, sedikit hati nurani dan kemanusiaan yang normal diperlukan; di sisi lain, sembari engkau menyelesaikan tugasmu, setiap aspek kebenaran harus dipahami agar engkau dapat memahami kehendak Tuhan. Terkadang, kualitas manusia tidak memenuhi syarat dan manusia tidak memiliki kekuatan atau energi untuk memahami semua kebenaran. Namun, ada satu hal: terlepas dari lingkungan, orang, peristiwa, dan hal-hal yang menimpamu dan yang Tuhan telah aturkan bagimu, engkau harus selalu memiliki sikap taat. Jangan tanya alasannya—engkau harus memiliki sikap ini. Jika engkau bahkan tidak memiliki sikap ini, dan engkau senantiasa siap dengan "Aku harus mempertimbangkan apakah yang sedang Tuhan lakukan ini sungguh-sungguh benar. Mereka berkata Tuhan adalah kasih, mari kita lihat apakah ada kasih dalam apa yang Dia lakukan dengan diriku, dan apakah ini benar-benar kasih," jika engkau selalu memeriksa apakah yang Tuhan lakukan memenuhi semua standar, melihat apakah yang Tuhan lakukan adalah hal yang engkau suka, atau bahkan apakah itu sesuai dengan apa yang engkau percayai sebagai kebenaran, maka posisimu salah, dan ini akan mendatangkan masalah bagimu.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Tinggalkan Balasan

Bagikan

Batalkan