Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 384

10 Maret 2021

Dalam mengukur apakah orang dapat menaati Tuhan atau tidak, hal utama yang harus dilihat adalah apakah mereka menginginkan sesuatu yang berlebihan dari Tuhan, dan apakah mereka memiliki niat terselubung atau tidak. Jika orang selalu mengajukan tuntutan kepada Tuhan, itu membuktikan bahwa mereka tidak taat kepada-Nya. Apa pun yang terjadi pada dirimu, jika engkau tidak bisa menerima hal itu dari Tuhan, tidak bisa mencari kebenaran, selalu berbicara berdasarkan penalaranmu sendiri yang subjektif dan selalu merasa bahwa hanya engkaulah yang benar, dan bahkan masih mampu meragukan Tuhan, maka engkau akan berada dalam kesulitan. Orang-orang seperti itu adalah yang paling congkak dan pemberontak terhadap Tuhan. Orang yang selalu mengajukan tuntutan kepada Tuhan tidak pernah bisa dengan tulus menaati-Nya. Jika engkau mengajukan tuntutan kepada Tuhan, ini membuktikan bahwa engkau sedang membuat kesepakatan dengan Tuhan, bahwa engkau sedang memilih pemikiranmu sendiri, dan bertindak menurut pemikiranmu sendiri. Dalam hal ini, engkau mengkhianati Tuhan, dan tidak memiliki ketaatan. Mengajukan tuntutan kepada Tuhan tidaklah masuk akal; jika engkau sungguh-sungguh percaya bahwa Dia adalah Tuhan, engkau tidak akan berani mengajukan tuntutan kepada-Nya, engkau juga tidak akan memenuhi syarat untuk mengajukan tuntutan kepada-Nya, baik tuntutanmu itu masuk akal atau tidak. Jika engkau memiliki iman yang sejati dan percaya bahwa Dia adalah Tuhan, engkau tidak akan punya pilihan selain menyembah dan menaati-Nya. Sekarang ini, manusia tidak hanya memiliki pilihan, tetapi bahkan menuntut agar Tuhan bertindak sesuai dengan pikirannya sendiri. Mereka memilih pikiran mereka sendiri dan menyuruh Tuhan bertindak menuruti kemauan mereka, dan mereka tidak menuntut dirinya untuk bertindak sesuai dengan pikiran Tuhan. Dengan demikian, tidak ada iman yang sejati di dalam diri mereka, juga tidak ada esensi apa pun pada iman mereka. Ketika engkau mampu mengurangi tuntutan terhadap Tuhan, imanmu yang sejati dan ketaatanmu akan bertumbuh, dan akal sehatmu juga akan menjadi relatif normal. Seringkali yang terjadi adalah bahwa semakin orang cenderung untuk bernalar, dan semakin banyak pembenaran yang mereka berikan, semakin sulit mereka untuk ditangani. Mereka tidak hanya memiliki banyak tuntutan, tetapi mereka juga bersikap "dikasih hati minta ampela". Ketika dipuaskan di satu bidang, mereka kemudian mengajukan tuntutan di bidang lain, mereka harus dipuaskan di segala bidang, dan jika tidak, mereka mulai mengeluh, dan menganggap diri mereka tidak ada harapan. Kemudian mereka merasa berutang dan menyesal, dan mereka dengan hati getir menangis tersedu, dan ingin mati. Apa gunanya bersikap seperti itu? Dapatkah ini menyelesaikan masalah? Jadi, sebelum sesuatu terjadi, engkau harus menganalisis naturmu sendiri—hal-hal apa yang ada di dalamnya, apa yang kausukai, dan apa yang ingin kaucapai dengan tuntutanmu. Sebagian orang, yakin bahwa mereka memiliki beberapa kualitas dan bakat, selalu ingin menjadi pemimpin, dan menjadi lebih baik daripada orang lain, dan karena itu mereka menuntut Tuhan memakai mereka. Dan jika Tuhan tidak memakai mereka, mereka berkata: "Tuhan, mengapa Engkau tidak memperkenan diriku? Pakailah aku dengan luar biasa, kujamin aku akan mengorbankan diriku untuk-Mu." Apakah motivasi seperti itu benar? Mengorbankan diri bagi Tuhan adalah hal yang baik, tetapi kesediaan mereka untuk mengorbankan diri bagi Tuhan menempati urutan kedua; di dalam hati mereka, yang mereka sukai adalah status—itulah yang mereka fokuskan. Jika engkau benar-benar mampu untuk taat, engkau akan mengikut Dia dengan satu hati dan pikiran entah Dia memakaimu atau tidak, dan engkau akan mampu mengorbankan diri untuk-Nya entah engkau memiliki status atau tidak. Baru setelah itulah engkau akan memiliki akal sehat dan menjadi seseorang yang menaati Tuhan.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Manusia Mengajukan Terlalu Banyak Tuntutan Terhadap Tuhan"

Lihat lebih banyak

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Bagikan

Batalkan